1. Nama : Yusdi Pratama
Nim : 07 2114 095
Kelas : A
Tugas : Pengauditan Internal
Survey Audit Pendahuluan Survey pendahuluan merupakan proses yang bertujuan untuk
mendapatkan pemahaman yang mendalam mengenai risiko dari suatu unit yang akan diperiksa. Oleh
karena itu survey pendahuluan di sini meliputi langkah-langkah analisis terhadap risiko mikro yang
terkait dalam suatu unit yang akan diaudit. Survey pendahuluan dapat dilakukan dengan sejumlah teknik
audit. Penggunaan berbagai teknik audit tersebut dimaksudkan agar tercapai kombinasi optimal dari
berbagai upaya untuk memperoleh dan menganalisis informasi yang relevan dengan penilaian risiko
secara efisien dan efektif.
Terdapat dua klasifikasi utama dari teknik-teknik audit pada tahap survey pendahuluan, yaitu
yang berkaitan dengan langkah-langkah survey pendahuluan di kantor unit auditor internal (on desk/off
site audit), dan di lokasi unit yang diaudit (on site audit).
Audit pendahuluan dilakukan dalam rangka mempersiapkan audit lebih dalam. Audit ini lebih
ditekankan pada usaha untuk memperoleh informasi latar belakang tentang objek audit. Beberapa hal
penting yang harus diperhatikan berkaitan dengan pelaksanaan audit ini, antara lain:
1. Pemahaman auditor terhadap objek audit
2. Penentukan tujuan audit
3. Penentuan ruang lingkup
4. Review terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berkaitan dengan objek audit.
5. Pengembangan kriteria awaldalam audit
1. Pemahaman auditor terhadap objek audit
Kebanyakan pendokumentasian dan proses perolehan pemahaman diselesaikan bahkan sebelum auditor
melakukan audit. Studi awal yang dilakukan auditor mencakup penelaahan atas kertas kerja tahun
sebelumnya, temuan-temuan audit, bagan organisasi, dan dokumen-dokumen lain yang akan membantu
untuk lebih memahami subyek audit. Pada banyak kondisi, studi awalakan dilakukan di kantor pusat,
meskipun banyak auditor saat ini dapat mengakses informasi secara elektronik dari lokasi yang jauh. Jika
audit merupakan satu di antara serangkaian penugasan rutin, auditor akan terlebih dahulu melihat
dokumen permaen untuk operasi tertentu. Dokumen permanen berisi salinan laporan audit terdahulu dan
2. jawaban-jawaban serta informasi relevan lainnya tentang aktivitas yang akan diaudit. Dokumen tersebut
memberikan semacam pandangan menyeluruh bagi auditor, masalah-masalah yang sebelumnya
ditemukan, dan langkah-langkah yang diambil atau janji-janji untuk menyelesaikannya. Bila audit
merupakan bagian penugasan rutin atau merupakan penugasan baru, penelaahan literature yang ada
mengenai subjek tersebut merupakan hal penting. Literatur mengenai audit telah berkembang dengan
cepat,dan cakupan yang terdapat dalam buku teks audit, hasil-hasil penelitian dan tulisan-tulisan terus-
menerus meningkat. Banyak auditor juga mencari buku dan penelitian di bidang audit, khususnya untuk
topik-topik terbaru. Misalnya, jika auditor sedang melaksanakan audit untuk pertama kali untuk beberapa
aspek operasi sebuah agensi periklanan, bacaan yang relevan untuk ditelaah bisa jadi mencakup bacaan
yang terkait dengan industry periklanan, dan juga literature audit lainnya yang sesuai.
Objek audit meliputi keseluruhan perusahaan dan/atau kegiatan yang dikelola oleh perusahaan tersebut
dalam rangka mencapai tujuannnya. Setiap objek audit memiliki wewenang dan tanggung jawab yang
berbeda-beda sesuaidengan karakteristik dan system pendelegasian wewenang yang diselenggarakan
pada perusahaan tersebut. Dalam suatu divisi yang dikelola secara terdesantralisasi, manajer divisi
memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk mengatur divisi tersebut seperti suatu perusahaan yang
berdiri sendiri. Perencanaan,pengelolaan, pengendalian, pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
divisi tersebut menjadi wewenang dan tanggung jawab manajer divisi, yang akan dipertanggungjawabkan
bersamaan dengan penyajian laporan divisi kepada manajemen pusat. Suatu divisi dapat berupa anak
perusahaan,segmen bisnis atau cabang dari suatu perusahaan. Departemen dalam suatu perusahaan
memiliki wewenang dan tanggung jawab utama pada departemen tersebut. Manajer pemasaran memiliki
keputusan di bidang pemasaran.
Untuk mencapai tujuannya, objek audit menetapkan berbagai program yang pelaksanaannya dijabarkan
ke dalam berbagai bentuk kegiatan. Setiap program-program/aktivitas yang diselenggarakan pada setiap
departemen/divisi harus selaras dengan tujuan perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena itu, auditor
harus memahami tujuan perusahaan dan berbagai program/aktivitas yang diselenggarakan untuk
mendapatkan pemahaman tentang keselarasan tujuan tersebut.
Dalam pemahaman terhadap objek audit, auditor harus mendapatkan informasi tentang sumber daya
(kapasitas aktivitas) yang dimiliki objek audit dalam melaksanakan berbagai kegiatan. Di samping itu,
metode operasi (cara pelaksanaan kegiatan) juga harus menjadi perhatian penting karena dari hubungan
antara metode operasi dengan ketersediaan sumber daya, auditor akan mendapatkan informasi awal
apakah suatu kegiatan telah dilaksanakan dengan ekonomis, efisien dan efektif dalam mencapai
tujuannya.
Pendokumentasian merupakan beberapa langkah yang akan mengarah pada pertemuan awal antara
auditor dengan manajer klien. Pembuatan daftar pengingat dan daftar isi awal untuk kertas-kerja
3. merupakan beberapa hal yang dilakukan pada saat pendokumentasian. Auditor juga membuat kuesioner
yang akan digunakan dalam wawancara dan diskusi dengan manajer klien dan yang lainnya.
Dalam setiap permulaan audit, auditor kadang kala bingung, “ Apa yang akan dikerjakan selanjutnya? “
Meskipun setiap penugasan audit tidak sama,namun terdapat langkah-langkah awal tertentu yang berlaku
untuk setiap audit. Langkah-langkah ini harus dicatat dalam daftar pengingat, sehingga memudahkan
pekerjaan. Sebelum auditor mulai melakukan instruksi-instruksi yang terdapat pada daftar,sebaiknya
disiapkan dulu daftar isi dibagian pertama kertas kerja. Langkah ini dilakukan sebelum tahap perencanaan
audit. Daftar isi akan memaksa auditor untuk (1) mendaftar masalah-masalah tertentu yang harus
ditangani seiring dengan kemajuan penugasan dan (2) membuat acuan kertas kerja.
Penelaahan awalyang dilakukan auditor akan memberikan pandangan yang cukup bagi auditor untuk
menghasilkan pertanyaan-pertanyaann yang cerdas tentang entitas yang diaudit. Tak seorang pun
mengharapkan auditor menjadi ahli pada aktivitas yang diaudit, namun diharapkan setidaknya mereka
memiliki pemahaman umum mengenai aktivitas tersebut. Penelaahan umumnya akan menghasilkan
sebuah daftar yang dikembangkan dari catatan-catatan berikut : dokumen permanen, laporan audit dan
kertas kerja tahun sebelumnya. Dari bahan-bahan ini, auditor dapat merancang kuesioner untuk (1)
memenuhi tujuan audit mereka dan (2) bertemu manajer klien pada pertemuan awal.
Pertemuan auditor dengan manajer klien memberi peluang bagi auditor untuk menjelaskan tujuan dan
pendekatan audit yang akan dilakukan. Dalam pembahasan dengan manajer dan supervisor, auditor
menjelaskan tujuan, sasaran,standar operasi, serta risiko bawaannya. Waktu dan pertemuan harus diatur
terlebih dahulu. Jika memungkinkan, hindari kunjungan mendadak, meskipun audit yang tidak
diberitahukan terlebih dahulu mungkin perlu untuk dilakukan dalam audit kas, audit keamanan, atau hal-
hal lain yang cukup rawan. Klien yang siap akan memberikan lebih banyak informasi, dan kesalahan
informasi yang disengaja oleh klien akan cenderung dideteksi dalam pelaksanaan audit sesungguhnya.
Mungkin tidak ada keahlian yang lebih penting bagi auditor dari wawancara. Teknik-teknik wawancara
yang baik membuat orang merasa nyaman, membuat mereka ingin memberi informasi, bekerjasama
dalam audit, dan mudah-mudahan membuat penugasan audit berhasil. Survey pendahuluan akan
berlangsung lancar dan sistematis jika auditor memiliki pandangan yang jelas mengenai apa yang ingin
dicapai. Dalam kebanyakan audit, informasi penting dapat diklasifikasikan ke dalam empat fungsi dasar
manajemen: perencanaan,pengorganisasian, pengarahan dan control. Pengamatan dalam arti umum, terus
dilakukan selama audit pendahuluan. Melalui pengamatan yang gigih dan Tanya jawab yang cerdas,
Auditor harus membuat kesimpulan sementara secara umum atas pemahamannya terhadap objek audit.
Berbagai informasi yang diperoleh dalam tahap ini, termasuk indikasi adanya kelemahan-kelemahan yang
perlu diperbaiki menjadi dasar dalam membuat kesimpulan tersebut. Walaupun kesimpulan ini bersifat
sementara,berbagai temuan yang diperoleh pada tahap ini terutama indikasi adanya kelemahan-
4. kelemahan yang perlu diperbaiki, dapat digunakan sebagai dasar sementara untuk menentukan tujuan,
ruang lingkup, tujuan audit dan penentuan kriteria serta bukti-bukti yang diperlukan.
Auditor harus mengomunikasikan dengan atasan pengelola objek atau pemberi tugas audit tentang
pemahamannya terhadap berbagai program/aktivitas objek audit untuk menghindari terjadinya
kesalahpahaman. Komunikasi ini lebih efektif jika dilakukan secara tertulis, dengan meminta tanggapan
pemberi tugas audit tentang hal-hal berikut:
1. Informasi yang mendukung tujuan audit.
2. Informasi yang mengarahkan ruang lingkup audit.
3. Informasi yang mengarah pada tujuan audit
Di samping mendapatkan tanggapan tentang hal-hal tersebut, auditor juga harus mendapatkan tanggapan
tentang kesimpulan umum yang telah diajukannya untuk memantapkan hasil kesimpulan auditor.
2. Penentuan Tujuan Audit
Selama survey pendahuluan, Auditor harus menentukan tujuan aktivitas yang diaudit-bukan tujuan audit
yang akan ditetapkan selanjutnya, melainkan tujuan aktivitas itu sendiri. Tujuan audit harus mengacu
pada alasan mengapa harus dilakukan pada objek audit dan didasarkan pada penugasan audit. Jika tujuan-
tujuan ini tidak dipahami dengan baik, maka audit bisa kehilangan manfaatnya. Mendapatkan gambaran
tujuan aktivitas yang tepat dan kesesuaian misinya dengan sasaran strategis perusahaan merupakan
cerminan profesionalisme auditor. Penugasan audit biasanya memberikan tujuan audit dalam lingkup
yang luas. Terhadap hal ini auditor harus menggunakan keahlian professionalnya untuk merumuskan
tujuan audit yang lebih rinci. Beberapa alasan yang mendasari diperlukannya audit manajemen termasuk
di antaranya:
1. Terjadinya pemborosan dan ketidakefisienan penggunaan sumber daya perusahaan.
2. Tujuan yang telah ditetapkan tidak tercapai.
3. Adanya alternative yang lebih baik dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
4. Terjadinya penyimpangan dalam penggunaan sumber daya
5. Adanya penyimpangan terhadap peraturan dan kebijaksanaan perusahaan.
6. Sistem informasi dan pelaporan kurang baik.
Dalam merumuskan tujuan ini, auditor dapat melakukannya dengan cara sebagaiberikut:
1. Mengindentifikasi tujuan yang ada, mungkin mempunyai arti penting pada pemberi tugas.
2. Mempertimbangkan tujuan audit yang telah ditetapkan pada masa sebelumnya.
3. Membahas dengan pemberi tugas dan pengelola objek audit
Jika auditor memiliki wewenang yang besar untuk menentukan tujuan audit, harus memperhatikan
5. dengan cermat tentang arti penting dan risiko yang berkaitan dengan audit tersebut. Kedua hal ini dapat
memberikan petunjuk/indikasi tentang bidang-bidang yang harus diuji dalam audit. Dalam penentuan
tujuan audit, auditor harus memperkirakan dan mengukur dengan cermat apakah:
1. Sasaran dapat memungkinkan untuk diaudit.
2. Sumber daya cukup tersedia untuk melaksanakan audit.
3. Waktu pelaksanaan yang tersedia cukup untuk audit.
Faktor-faktor ini memberikan gambaran kepada auditor tentang apakah audit dapat dilaksanakan dan
dapat terselesaikan dalam waktu yang ditentukan.
Auditor harus membedakan tujuan, sasaran dan standar. Tujuan berasal dari bahasa latin objectum, yang
secara harfiah berartisesuatu yang dilontarkan sebelum (pikiran).
Arti penting program/aktivitas sangat berpengaruh dalam rangka penentuan tujuan audit. Besarnya
anggaran yang dikelola dalam program/aktivitas, kebijakan-kebijakan penting yang mendasarinya dan
adanya aktivitas yang memerlukan perbaikan harus diperhatikan dengan baik. Dalam menentukan tujuan
audit, auditor harus lebih menekankan pada aktivitas yang memerlukan perbaikan.
Penentuan tujuan audit harus memerhatikan berbagai risiko kegagalan yang mungkin terjadi, baik risiko
tidak tercapainya tujuan objek audit maupun tujuan audit itu sendiri. Beberapa halberikut ini
mengandung risiko kegagalan tinggi terhadap keberhasilan pencapaian tujuan audit yang harus
diperhatikan auditor:
1. Tujuan objek audit yang beraneka ragam dan tidak konsisten.
2. Tujuan objek audit yang kurang jelas.
3. Kegiatan objek audit yang rumit dan kompleks
4. Pengendalian yang lemah
5. Perubahan-perubahan yang tidak terencana dan perputaran karyawan yang tinggi
6. Perubahan lingkungan objek audit.
Tujuan audit yang ditentukan auditor harus sesuaidengan yang diinginkan pemberi tugas. Hasil dari
berbagai analisis yang dilakukan terhadap factor-faktor yang mempengaruhi penentuan tujuan audit, harus
dikomunikasikan kepada pemberi tugas audit untuk
mendapatkan kesamaan sudut pandang dalam penentuan tujuan audit.
3.Penentuan Ruang lingkup
Ruang lingkup audit menunjukkan luas (area) dari tujuan audit. Beberapa halpenting yang merupakan
keinginan dari pemberi tugas harus diperhatikan dalam menentukan ruang lingkup audit. Di samping itu,
penentuan ruang lingkup audit harus mengacu pada tujuan audit yang telah ditetapkan. Tujuan audit
adalah target yang akan diaudit. Dalam target ini terkandung pertanyaan auditor yang jawabannya akan
6. diperoleh melalui proses dan kesimpulan hasil audit.
4.Penelaahan terhadap Peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan objek audit
Penelaaan ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang peraturan-peraturan yang berhubungaan
dengan objek audit baik bersifat umum maupun yang berhubungan khusus dengan berbagai
program/aktivitas yang diselenggarakan pada objek audit. Dalam penelaahan ini auditor dapat memahami
bata-batas wewenang objek audit dan berbagai program yang dilaksanakan dalam mencapai tujuannya.
Peraturan dan kebijakan yang ditetapkan oleh objek audit dapat berupa adopsi terhadap peraturan yang
ditetapkan pemerintah atau yang secara penuh di kembangkan dalam objek audit sebagai penjabaran
strategi dalam meningkatkan kemampuan bersaingnya.
5.Pengembangan Kriteria Awaldalam audit
Kriteria adalah norma atau standar yang merupakan pedoman bagi setiap individu maupun kelompok
dalam melakukan aktivitasnya di dalam perusahaan. Faktor yang mempengaruhi kriteria yang akan
digunakan dalam audit antara lain:
1. Tujuan dari kegiatan yang diaudit
2. Pendekatan audit
3. Aktivitas tujuan audit
Karakteristik kriteria yang baik antara lain:
1.Realistis
2.Dapat dipercaya
3.Bebas dari pengaruh kelemahan manusia
4.Mengarah pada temuan-temuan dan kesimpulan untuk memenuhi kebutuhan informasi pemberi tugas
audit.
5.Dirumuskan secara jelas dan tidak mengandung arti ganda yang dapat menimbulkan interpretasi yang
berbeda.
6.Dapat dibandingkan
7.Diterima semua pihak
8.Lengkap
9.Memerhatikan adanya rentang waktu pada saat suatu kejadian/kegiatan berlangsung.
Dalam pengembangan kriteria ini, auditor dapat mengacu pada beberapa sumber, antara lain :
1.Undang-undang (peraturan) yang berlaku
2.Kebijakan-kebijakan yang ditetapkan dalam objek audit
7. 3.Norma yang sudah mendapat pengakuan secara umum
4.Kriteria yang digunakan pada objek audit sejenis
5.Pengalaman auditor dalam tugas-tugas audit sebelumnya pada objek audit sejenis
6. Kesimpulan Hasil audit
Dari hasil audit pendahuluan, auditor harus membuat kesimpulan atas hasil audit pendahuluan yang telah
dilakukan. Kesimpulan ini menjadi dasar dalam menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam
tahapan audit selanjutnya. Audit pendahuluan yang dilakukan dengan baik biasanya menghasilkan
sejumlah informasi yang bermanfaat. Data yang dikumpulkan dapat mengindentifikasi hal-hal penting
dan masalah-masalah yang ada serta membantu auditor memutuskan apakah pemeriksaan lanjutan
diperlukan.
Pada tahap ini pula auditor seharusnya sudah menetapkan tujuan audit walaupun masih bersifat
sementara. Kesimpulan hasil audit pendahuluan memuat tentang hal-hal sebagaiberikut :
1. Daftar bidang/kegiatan yang mengandung kelemahan, yang akan dijadikan tujuan audit pada tahap
audit selanjutnya.
2. Alasan mengapa bidang/kegiatan tersebut memerlukan audit lanjutan
3.Temuan-temuan sementara yang diperoleh berkaitan dengan bidang/kegiatan yang termasuk dalam
daftar bidang/kegiatan yang masih mengandung kelemahan, berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
4.Rekomendasi sementara yang diajukan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada.
5.Tindakan-tindakan perbaikan yang sudah dilakukan objek audit berdasarkan rekomendasi sementara
yang diberikan auditor sebelumnya.
6.Bukti-bukti yang diperoleh pada audit selanjutnya berkaitan dengan tujuan audit sementara yang telah
ditetapkan.
Jika audit pendahuluan memberi keyakinan adanya system, control, pengawasan,dan manajemen yang
baik, maka bisa menjadi dasar keputusan tidak dilakukannya audit. Sumber daya audit biasanya langka,
dan kebanyakan organisasi audit memiliki lebih banyak proyek dibandingkan auditor yang akan
melakukannya. Tidak masuk akal untuk menghabiskan waktu audit yang berharga hanya untuk mengejar
pengujian transaksijika kelihatannta system control itu sendiri akan menunjukkan semua transaksi yang
memiliki kelemahan material.
Dalam situasi program audit akan disiapkan dan pekerjaan lapangan akan dilakukan, mungkin berguna
untuk membuat ringkasan hasil survey dan melaporkan secara informal ke manajemen.