3. Perencanaan Audit dan
Prosedur Analitis
Perencanaan
Standar auditing yang berlaku umum pertama untuk pekerjaan lapangan mengharuskan perencanaan yang
memadai.
Ada tiga alasan utama mengapa auditor harus merencanakan penugasan dengan tepat :
1. Untuk memungkinkan auditor mendapatkan bukti yang tepat yangmencukupi pada situasi yang dihadapi
2. Untuk membantu menjaga biaya audit tetap wajar
3. Untuk menghindarkan kesalahpahaman dengan klient
Dua istilah risiko yaitu risiko audit yang dapat diterima (acceptable audit risk) dan risiko inheren (inherent risk).
Kedua risiko jenis risiko ini sangat mempengaruhi pelaksaan dan biaya audit. Kebanyakan perencanaan awal
audit berkaitan dengan perolehan informasi untuk membantu auditor menilai risiko tersebut.
Risiko audit yang dapat diterima (acceptable audit risk) adalah ukuran seberapa besar audit bersedia menerima
bahwa laporan akan salah saji secara material setelah audit diselesaikan dan pendapat wajar tanpa
pengecualian telah dikeluarkan. Apabila auditor memutuskan untuk memilih risiko audit yang dapat diterima yang
lebih rendah, ini berarti auditor menginginkan kpastian yang lebih besar bahwa laporan keuangan tidak
mengandung salah saji secara material.
4. Risiko inheren adalah ukuran penilaian auditor atas kemungkinan adanya salah saji yang material dalam suatu
saldo akun sebelum mempertimbangkan keefektifan pengendalian internal.
Penilaian risiko audit yang dapat diterima inheren adalah bagian yang penting dari perencanaan audit, karena
hal itu membantu menentukan jumlah bukti yang harus dikumpulkan dan staf yang dibuutuhkan untuk
penugasan itu.
Dua faktor utama yang mempengaruhi risiko audit yang dapat diterima adalah pemakai laporan keuangan yang
mungkin dan dimaksudnya menggunakan laporan tersebut. Auditor mungkin akan mengumpulkan lebih banyak
bukti audit apabila laporan keuangan digunakan secara ekstensi, seperti yang sering terjadi pada perusahaan
terbuka, yang memiliki utang yang besar, dan perusahaan yang akan dijual dalam waktu dekat.
5.
6. Risiko bisnis klien adalah risiko bahwa klien akan gagal memenuhi tujuannya. Dalam tahun-
tahun terakhir ini, beberapa faktor telah meningkatkan arti penting dari pemahaman atas
bisnis dan indutri klient :
• Teknologi informasi yang menghubungkan perusahaan klien dengan pelanggan dan
pemasok utama
• Klien telah memperluas operasinya secara global, yang sering kali melalui joint venture
atau aliansi strategis.
• Teknologi informasi mempengaruhi proses internal klien, yang meningkatkan mutu dan
ketepatan waktu informasi akuntansi
• Semakin pentingnya modal manusia dan aktiva tidak berwujud lainnya telah
meningkatkan kerumitan akuntansi serta pentingnya penilaiandan estimasi manajemen.
• Auditor membutuhkan pemahaman yang lebih baik atas bisnis dan industri klien untuk
memberikan jasa bernilai tambah kepada klien.
7. Terdapat tiga alasan utama untuk mendapatkan pemahaman yang baik tentang
industri klien dan lingkungan eksternal adalah:
1. Risiko yang berkaitan dengan industri tertentu dapat mempengaruhi
penilaian auditor atas risiko bisnis klien dan risiko audit yang dapat diterima
bahkan dapat mempengaruhi auditor dalam menerima penugasan pada
industri yang lebih berisiko, seperti industri simpan pinjam dan asuransi
kesehatan.
2. Risiko inheren tertentu sudah umum bagi semua klien dalam industri
tertentu. Familiaritas dengan risiko-risiko tersebut akan membantu auditor
dalam menilai relevansinya bagi klien yang bersangkutan.
3. Banyak industri memiliki persyaratan akuntansi yang unik yang harus
dipahami auditor untuk mengevaluasi apakah laporan keuangan klien telah
sesuai dengan prinsip-prinsp akuntansi yang berlaku umum.
Industri dan Lingkungan Eksternal
8. Operasi dan Proses Bisnis
Auditor harus memahami faktor-faktor seperti sumber utama pendapatan, pelanggan dan
pemasok kunci, sumber pembiayaan, dan informasi tentang pihak terkait yang dapat
menunjukkan area dimana risiko bisnis klien meningkat.
• Kunjungan ke pabrik dan kantor
Kunjungan ke fasilitas klien dapat membantu auditor memperoleh pemahaman yang baik
atas kegiatan klien karena kunjungan tersebut akan memberikan kesempatan untuk
mengamati kegiatan perusahaan secara langsung dan bertemu dengan karyawan kunci.
• Mengidentifikasi pihak yang berkaitan
Transaksi dengan pihak terkait sangat penting bagi auditor karena prinsip-prinsip akuntansi
yang berlaku umum mengharuskan transaksi tersebut diungkapkan dalam laporan
keuangan jika material. Pihak yang berkaitan didefinisikan dalam SAS 45 (AU 334) sebagai
perusahaan afiliasi, pemilik utama perusahaan klien atau pihak lainnya yang bersangkutan
dengan klien itu, dimana salah satu pihak dapat mempengaruhi manajemen atau kebijakan
operasi pihak itu.
15. PROSEDUR ANALITIS
1. Prosedur analitis diwajibkan membantu dalam tahap
perencanaan untuk membantu menentukan sifat, luas dan
penetapan waktu prosedur audit
2. Prosedur analitis seringkali dilakukan selama tahap pengujian
audit sebagai pengujian substantif untuk mendukung saldo
akun. Pengujian ini seringkali dilakukan dalam hubungannya
dengan prosedur audit lainnya.
3. Prosedur analitis juga diwajibkan selama tahap penyelesaian
audit. Pengujian semacam ini berfungsi sebagai review akhir
atas salah saji yang material atau masalah keuangan, dan
membantu auditor mengambil pandangan objektif akhir pada
laporan keuangan yang telah diaudit.
16. LIMA JENIS PROSEDUR ANALITIS
Kegunaan prosedur analitis sebagai bukti audit sangat bergantung pada
auditor yang mengembangkan ekspetasi tentang berapa saldo akun atau rasio yang
harus dicatat, tanpa memperhatikan jenis prosedur analitis yang digunakan. Biasanya
auditor membandingkan saldo dan rasio klien dengan saldo dan rasio yang diharapkan
dengan menggunakan satu atau lebih jenis prosedur analitis berikut ini:
1. Data industry
2. Data periode sebelumnya yang serupa
3. Hasil yang diharapkan yang ditentukan auditor
4. Hasil yang diharapkan yang ditentukan klien
5. Hasil yang diharapkan dengan menggunakan metode nonkeuangan
17. CONTOH MELAKUKAN 5
JENIS PROSEDUR
ANALITIS
1. Data Industri
Manfaat dari perbandingan industry adalah membantu
memahami bisnis klien dan sebagai indikasi atas kemungkinan adanya
kegagalan keuangan, tetapi mungkin kurang membantu auditor dalam
mengidentifikasi salah saji yang potensial.
Namun, kelemahan utama penggunaan rasio industry dalam
auditing adalah perbedaan sifat informasi keuangan klien dengan
perusahaan yang membentuk total industry. Karena data industry adalah
rata-rata yang lebih luas, perbandingannya mungkin tidak berarti.
Seringkali, lini bisnis klien tidak sama seperti standar industry. Selain itu,
perusahaan yang berbeda menerapkan metode akuntansi yang juga
berbeda.
18. 2. Membandingkan Data Klien dengan Hasil yang diharapkan yang ditentukan
Klien.
Salah satu cara termudah untuk melaksanakan pengujian ini adalah
dengan mencantumkan hasil neraca saldo tahun lalu yang telah disesuaikan ke
dalam kolom terpisah dari spreadsheet neraca saldo tahun berjalan. Auditor
dapat dengan mudah membandingkan saldo tahun berjalan dengan saldo tahun
sebelumnya untuk memutuskan, secara dini dalam audit, apakah suatu akun
harus mendapat perhatian lebih dari biasanya karena terjadi perubahan yang
signifikan dalam saldo.
CONTOH MELAKUKAN 5
JENIS PROSEDUR ANALITIS
19. 3. Membandingkan Data Klien dengan Hasil yang Diharapkan yang
Ditentukan Auditor.
Perbandingan umum lainnya anatara data klien dengan hasil
yang diharapkan terjadi Ketika auditor menghitung saldo yang diharapkan
untuk membandingkan dengan saldo actual. Pada jenis prosedur analitis ini,
auditor membuat estimasi tentang saldo akun apa saja yang seharusnya
dengan mengubungkannya ke beberapa akun necara atau akun laporan laba
rugi lainnya, atau membuat proyeksi berdasarkan beberapa tren historis.
CONTOH MELAKUKAN 5
JENIS PROSEDUR ANALITIS
20. 4. Membandingkan Data Klien dengan Hasil yang Diharapkan dengan
Menggunakan Data Nonkeuangan
Sebagai contoh menghitung pendapatan hotel berdasarkan
jumlah kamar dan tarifnya, pendekatan yang sama juga dapat diterapkan
untuk melakukan estimasi dalam situasi lain, seperti pendapatan uang kuliah
di universitas (rata-rata uang kuliah dikali pendaftar), penggajian pabrik (total
jam kerja dikali tarif rupiah), dan biaya bahan yang dijual (unit yang terjual
dikali biaya bahan per unit).
Namun, keperntingan utama adalah menggunakan data
nonkeuangan terletak pada keakuratan data.
CONTOH MELAKUKAN 5
JENIS PROSEDUR ANALITIS
21. RASIO KEUANGAN YANG
UMUM
Prosedur analitis auditor seringkali meliputi penggunaan rasio keuangan
yang umum selama tahap perencanaan dan review akhir atas laporan keuangan yang
telah diaudit. Hal ini berguna untuk memahami peristiwa terkini dan status keuangan
perusahaan serta menelaah laporan itu dari perspektif pemakai.
Analisis keuangan yang umum dapat mengidentifikasi secara efektif
bidang permasalahan yang mungkin, di mana auditor dapat melakukan analisis
tambahan dan pengujian audit, serta bidang permasalahan yang dihadapi perusahaan
diman auditor harus memastikan untuk melakukan perbandingan yang tepat.
Perbandingan yang paling penting adalah bagi perusahaan tersebut dalam tahun-
tahun terdahulu dan terhadap rata-rata industry atau perusahaan serupa untuk tahun
yang sama.
22. CONTOH RASIO KEUANGAN
SECARA UMUM
1. Kemampuan Membayar Utang Jangka Pendek
Perusahaan membutuhkan tingkat likuiditas yang wajar untuk
membayar utangnya Ketika jatuh tempo, dan ada 3 jenis rasio untuk mengukur
likuiditas yaitu rasio kas, rasio cepat dan rasio lancar.
Jadi dengan menelaah ketiga rasio itu akan terlihat bahwa rasio kas
mungkin berguna untuk mengevaluasi kemampuan membayar utang dengan
segera, sedangkan rasio lancar memerlukan konversi asset seperti persediaan
dan piutang usaha menjadi kas sebelum utang dapat dibayar. Perbedaan yang
paling penting antara rasio cepat dan rasio lancar ialah pencantuman persediaan
dalam asset lancar untuk rasio lancar.
23. CONTOH RASIO KEUANGAN
SECARA UMUM
2. Rasio Aktivitas Likuiditas
Jika sebuah perusahaan tidak memiliki kas dam item yang mirip
dengan kas yang mencukupi untuk memenuhi kewajibannya, kunci bagi
kemampuan membayar utangnya adalah waktu yang dibutuhkan perusahaan
untuk mengkonversi aktiva lancar yang kurang likuid menjadi kas. Hal ini diukur
dengan rasio aktivitas likuiditas
rasio aktivitas untuk piutang usaha dan persediaan terutama berguna
bagi auditor, yang seringkali menggunakan trend dalam rasio perputaran piutang
usaha untuk menilai kelayakan penyisihan piutang tak tertagih.
24. CONTOH RASIO KEUANGAN
SECARA UMUM
3. Kemampuan Untuk Memenuhi Kewajiban Jangka Panjang
Solvensi jangka Panjang perusahaan bergantung pada keberhasilan operasi dna
kemampuan yang untuk memperoleh modal guna perluasan, serta kemampuannya untuk
melakukan pembayaran pokok dan bunga. Kedua rasio ini merupakan ukuran kunci yang
digunakan oelh para kreditor dan investor untuk menilai kemampuan perusahaan membayar
utang.
25. CONTOH RASIO KEUANGAN
SECARA UMUM
4. Rasio Profitabilitas
Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas demi membayar kewajiban
perluasan dan deviden sangat bergantung pada profitabilitas. Rasio profitabiltas yang paling
umum digunakan adalah laba per saham. Auditor menghitung rasio tambahan untuk
memberikan pandangan lebih jauh tentang operasi perusahaan.
presentase laba kotor memperlihatkan bagian penjualan yang tersedia untuk
menutupi semua beban dan laba setelah dikurangi biaya produk.