4. Merencanakan
luas pengujian
Langkah
1
Langkah
4
Langkah
5
Langkah
2
Langkah
3
Menetapkan pertimbangan pendahuluan tentang
materialitas
Membandingkan salah saji gabungan dengan pertimbangan
pendahuluan atau yang direvisi tentang materialitas
Memperkirakan salah saji gabungan
Mengestimasi total salah sajidalam segmen
Mengalokasikan pertimbangan pendahuluantentang
materialitas ke segmen-segmen
Mengevaluasi
hasil-hasil
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pertimbangan :
1.Materialitas adalah konsep yang bersifat
relatif ketimbang absolut
Salah saji dalam jumlah tertentu mengkin
saja material bagi perusahaan kecil, tetapi
dapat saja tidak material bagi perusahaan
besar. Jadi, tidak mungkin menetapkan
pedoman nilai dolar bagi pertimbangan
pendahuluan tentang materialitas yang dapat
diterapkan pada semua klien audit.
6. 2. Dasar yang diperlukan untuk mengevaluasi materialitas
Karena materialitas bersifat relatif, diperlukan dasar untuk
menentukan apakah salah saji material. laba bersih sebelum
pajak sering kali menjadi dasar utama untuk menentukan berapa
jumlah yang material bagi perusahaan yang berorientasi laba,
karena jumlah inni dianggap sebagai item informasi yang penting
bagi para pemakai.
3. Faktor-faktor kualitatif yang juga mempengaruhi materialitas
Jenis salah saji tertentu mungkin lebih penting bagi para pemakai
dibandingkan salah saji lainnya, sekalipun nilai dolarnya sama.
7. Pedoman Umum Materialitas
1. Gabungan total salah saji dalam laporan keuangan yang melebihi 6
persen biasanya dianggap material. Nilai total gabungan yang
lebih kecil dari 3 persen dianggap tidak material jika tidak ada
faktor-faktor kualitatif. Salah saji gabungan antara 3 persen dan 6
persen membutuhkan pertimbangan profesional terbanyak untuk
menentukan materialitasnya
2. Jumlah 3 persen hingga 6 persen ini harus diukur dengan
kaitannya dengan dasar yang tepat. Sering kali terdapat lebih dari
satu dasar yang dapat digunakan untuk dibandingkan dengan
salah saji.
3. Faktor-faktor kualitatif harus dievaluasi secara cermat pada semua
audit. Dalam banyak kasus, faktor-faktor ini lebih penting
ketimbang pedoman yang diterapkan pada laporan laba rugi dan
neraca. Tujuan pemakaian laporan keuangan serta sifat informasi
dalam laporan itu, termasuk catatan kaki, harus dievaluasi dengan
cermat
8. Auditor menghadapi tiga kesulitan utama dalam
mengalokasikan materialitas pada akun-akun
neraca yaitu :
1. Auditor memeperkirakan akun-akun tertentu
mengandung lebih banyak salah saji
dibandingkan akun-akun lainnya
2. Baik lebih saji maupun kurang saji harus
dipertimbangkan
3. Biaya audit relatif memepengaruhi
pengalokasian ini
9. Mengestimasi Salah Saji dan Membandingkan
Dengan Pertimbangan Pendahuluan
Salah saji yang ditemukan dalam suatu akun dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1. salah saji yang diketahui
adalah salah saji dalam akun yang jumlahnya dapat
ditentukan oleh auditor.
2. Salah saji yang mungkin
Terbagi lagi menjadi dua jenis. Jenis yang pertama adalah
salah saji yang berasal dari perbedaan antara
pertimbangan manajemen dan auditor tentang estimasi
saldo akun. Jenis yang kedua adalah proyeksi salah saji
berdasarkan pengujian auditor atas sampel dari suatu
populasi.
10. Jenis-Jenis Risiko ada 4 yaitu :
Risiko deteksi yang direncanakan
Risiko Inheren
Risiko pengendalian
Risiko audit yang dapat diterima
11. Faktor-faktor yang mempengaruhi risiko audit
yang dapat diterima, yaitu:
1. Derajat ketergantungan pemakai eksternal pada laporan
keuangan
Jika pemakai eksternal sangat tergantung pada laporan
keuangan, maka tepat untuk mengurangi risiko audit yang
dapat diterima. Ada beberapa faktor yang merupakan
indikator yang baik mengenai derajat ketergantungan
pemakai ekstern pada laporan keuangan :
o Ukuran klien.
o Distribusi kepemilikan.
o Sifat dan jumlah kewajiban.
12. 2. Kemungkinan bahwa kline akan mengalami kesulitan
keuangan setelah laporan audit dikeluarkan.
Ada beberapa faktor yang merupakan indikator yang baik
bahwa probabilitasnya meningkat yaitu:
Posisi likuiditas
Laba/rugi tahun-tahun sebelumnya
Metode pembiayaan pertumbuhan
Sifat operasi kline
Kempetensi manajemen
3. Evaluasi auditor atas integritas manajemen.
13. Auditor harus mempertimbangkan beberapa
faktor utama ketika menilai risiko inheren yaitu:
1. Sifat bisnis klien
2. Hasil audit sebelumnya
3. Penugasan awal versus penugasan berulang
4. Pihak-pihak yang terkait
5. Pertimbangan yang diperlukan untuk mencatat saldo akun
dan transaksi dengan tepat
6. Transaksi nonrutin
7. Unsur-unsur populasi
8. Faktor-faktor yang berkaitan dengan pelaporan keuangan
yang curangdan misapropriasi
14. • Penugasan mungkin memebutuhkan staf yang lebih
berpengalaman. Untuk setiap penugasan, kantor
akuntan publik harus menugas staf yang
berkualitas.
• Penugasan akan diriview secara lebih seksama dari
pada biasanya. Kantor akuntan publik harus
memastikan bahwa file audit yang
mendokumentasikan rencana auditor, bukti yang
dikumpulkan serta kesimpulan, dan maslah-
masalah lain dlam auidt, diriview dengan memadai.
15. Mengevaluasi Hasil
• Setelah auditor merencanakan penugasan dan
pengumpulan bukti audit, hasil-hasilnya dapat juga
dinyatakan dalam versi evaluasi model risiko audit.
Model risiko audit untuk mengevaluasi hasil-hasil audit
dinyatakan dalam SAS 17 sebagai:
Dimana :
AcAR = risiko yang dicapai
IR = risiko inheren
CR = risiko pengendalian
AcDR = risiko deteksi yang dicapai
16. Rumusan tersebut menunjukan tiga car
tertentu untuk mengurangi risiko audit yang
dicapai ketingkat yang dapat diterima :
Mengurangi resiko inheren
Mengurangi risiko pengendalian
Mengurangi risiko deteksi yang dicapai dengan
meningkatkan pengujian audit substantif
17. Merevisi risiko dan bukti
auditor harus berhati-hati sewaktu mengambil keputusan,
berdasarkan bukti yang dikumpulkan, bahwa penilian awal
atas risiko pengendalian atau risiko inheren, ditetapkan
terlalu rendah atau risiko audit yang dapat diterima
diterapkan terlalu tinggi. Dalam keadaan seperti ini, auditor
harus mengikuti pendekatan dua langkah yaitu:
Auditor harus merevisi penilaian awal atas tingkatan risiko
yang tepat. Jika auditor mengetahui bahwa penilaian
awalnya tidak tepat tetapi dibiarkan tidak berubah, itu
melanggar satndar kemahiran.
Auditor harus mempertimbangkan dampak revisi tersebut
terhadap kebutuhan bukti, tanpa menggunakan model risiko
audit.