SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Download to read offline
Nama : Hutria Angelina Mamentu, SE.
NIM : 55516120041
JELASKAN MENGAPA AUDITOR HARUS MEMPEROLEH BUKTI YANG TEPAT,
DAN MEMADAI.
Jawab :
Bukti Audit adalah informasi yang digunakan oleh Auditor dalam menentukan
apakah informasi yang diaudit telah dinyatakan sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan. Informasi ini sangat bervariasi sesuai kemampuannya dalam
meyakinkan Auditor bahwa laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip-
prinsip akuntansi yang berlaku umum. Bukti Audit mencakup informasi yang sangat
persuasif, misalnya perhitungan auditor atas sekuritas yang dapat diperjualbelikan,
dan informasi yang kurang persuasif, misalnya respons atas pertanyaan-pertanyaan
dari para karyawan klien.
Bukti audit didasarkan pada Standar pekerjaan lapangan ketiga yang berbunyi:
"Auditor harus memperoleh cukup bukti yang tepat dengan melakukan prosedur
audit agar memiliki dasar yang layak untuk memberikan pendapat menyangkut
laporan keuangan yang diaudit".
Perencanaan suatu perikatan atestasi mencakup penyusunan strategi menyeluruh
untuk pelaksanaan dan luas perikatan yang diharapkan. Untuk menyusun strategi
tersebut, Akuntan Publik memerlukan pengetahuan memadai untuk
memungkinkannya memahami dengan baik peristiwa, transaksi, dan praktik yang
menurut pertimbangannya memiliki pengaruh signifikan terhadap penyajian asersi.
Tujuan auditor adalah untuk merancang dan melaksanakan prosedur audit
sedemikian rupa untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk dapat
menarik kesimpulan memadai sebagai basis pendapat auditor. Kecukupan dan
ketepatan bukti audit saling berkaitan satu dengan lainnya. Kecukupan merupakan
ukuran kuantitas bukti audit sedangkan ketepatan merupakan ukuran kualitas bukti
audit. Kuantitas bukti audit yang dibutuhkan dipengaruhi oleh penilaian auditor atas
risiko kesalahan penyajian material (makin tinggi risiko, makin banyak bukti audit
yang dibutuhkan) dan kualitas bukti audit (makin baik kualitas bukti audit, makin
sedikit bukti yang dibutuhkan). Adanya keterbatasan waktu dan sumber daya dalam
pelaksanaan audit dapat mempengaruhi pertimbangan profesional dalam
menentukan kecukupan bukti audit.
Sebagian besar pekerjaan auditor dalam merumuskan pendapat auditor terdiri dari
pemerolehan dan pengevaluasian bukti audit. Prosedur audit untuk memperoleh
bukti audit dapat mencakup:
- Inspeksi;
- Observasi;
- Konfirmasi;
- Penghitungan kembali;
- Pelaksanaan ulang (reperformance);
- Prosedur analitis; dan
- Memadukan beberapa prosedur sebagai tambahan
Dari sekian banyak prosedur yang dilakukan oleh KAP untuk memperoleh bukti
tertulis pernyataan kepatuhan dan bukti yang cukup dan tepat sehinga menghasilkan
Laporan Audit yang berkualitas, maka KAP perlu mempertimbangkan hal tersebut
dengan keterbatasan waktu pelaksanaan audit sesuai ketentuan.
JELASKAN BAGAIMANA BUKTI TEPAT DIPEROLEH SELAMA AUDIT
BERLANGSUNG?
Jawab :
Secara keseluruhan proses audit dimulai dari merencanakan dan merancang
pendekatan audit, melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substabtif
atas transaksi, melaksanakan prosedur analitis dan pengujian pengendalian atas
rincian saldo, menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan audit. Setelah mereview
beberapa aspek dalam audit, juga diperlukan penyelesaian audit yang terdiri dari
tujuh tahap yaitu melaksanakan pengujian tambahan untuk penyajian dan
pengungkapan, mereview kewajiban kontijensi, mereview peristiwa selanjutnya,
mengumpulkan bukti akhir, mengevaluasi hasil, menerbitkan laporan
audit,berkomunikasi dengan komite audit dan manajemen, yang masing-masing
akan dijelaskan dengan rinci:
A. MELAKSANAKAN PENGUJIAN TAMBAHAN UNTUK PENYAJIAN DAN
PENGUNGKAPAN: (merancang dan melaksanakan pengujian audit yang
berhubungan dengan tujuan audit penyajian dan pengungkapan)
Auditor melakukan pendekatan untuk memperoleh bukti untuk tujuan audit yang
berhubungan dengan penyajian dan pegungkapan konsisten dengan
pendekatan dalam memperoleh bukti yang berkaitan dengan transaksi dan
saldo:
- Melakukan prosedur untuk mendapatkan pemahaman atas pengendalian
untuk tujuan penyajian dan pengungkapan sebagai bagian dari prosedur
penilaian resiko.
- Melakukan uji pengendalian yang berhubungan dengan pengungkapan
ketika penilaian awal resiko pengendalian berada di bawah maksimum.
- Melakukan prosedur subtantif untuk memperoleh jaminan bahwa semua
tujuan audit dicapai untuk informasi dan jumlah yang disajikan dan
diungkapkan dalam laporan keuangan.
Terdapat empat tujuan audit terkait penyajian dan pengungkapan yaitu:
keterjadian serta hak dan kewajiban, kelengkapan, klasifikasi dan kemampuan
untuk dipahami, ketepatan dan penilaian. Prosedur untuk tujuan penyajian dan
pengungkapan berhubungan dengan pengujian atas tujuan audit transaksi dan
saldo. Ditahap ini auditor mengevaluasi bukti yang diperoleh dari 3 tahap
pertama untuk menilai apakah diperlukan bukti tambahan untuk tujuan penyajian
dan pengungkapan. Auditor juga mengevaluasi apakah keseluruhan penyajian
dalam laporan keuangan dan penjelasan tambahan terkait telah mematuhi
prinsip akuntansi berlaku umum.
Salah satu perhatian utama auditor berhubungan dengan tujuan penyajian dan
pengungkapan adalah menentukan apakah manajemen sudah mengungkapkan
seluruh informasi yang diperlukan. Auditor harus mempertimbangkan informasi
yang diperoleh selama tiga tahap pertama dalam pengujian audit untuk
menentukan apakah mereka menyadari fakta dan situasi yang harus
diungkapkan.
Akibat sifat unik pengungkapan yang berhubungan dengan kewajiban kotijensi
dan kejadian setelah tanggal neraca, auditor sering kali memberikan penilaian
resiko tinggi karena tidak seluruh informasi yang dibutuhkan diungkapkan dalam
penjelasan tambahan. Oleh karena itu, auditor mendesain dan melakukan
prosedur pada setiap audit untuk menelaah kewajiban kotijensi dan kejadian
setelah tanggal neraca sebagai bagian dari pengujian tahap keempat.
B. REVIEW KEWAJIBAN KONTINJEN DAN KOMITMEN: (melaksankan review
untuk kewajiban kontinjen dan komitmen).
Kewajiban kontinjen adalah potensi kewajiban di masa depan kepada pihak luar
untuk jumlah yang tidak diketahui dari aktivitas yang telah dilakukan. Terdapat
tiga kondisi agar suatu kewajiban kontijensi ada:
 Terdapat potensi pembayaran kepada pihak luar atau penurunan nilai asset
yang dihasilkan dari kondisi sekarang.
 Terdapat ketidakpastian jumlah pembayaran atau kerusakan di masa
mendatang.
 Hasilnya akan diperoleh dari satu atau beberapa kejadian di masa
mendatang.
Ketidakpastian atas pembayaran di masa mendatang dapat bervariasi dari
sangat mungkin terjadi sampai kemungkinan besar tidak terjadi. Untuk
mengevaluasi apakah klien telah menerapkan perlakukan yang tepat, auditor
harus memberikan pertimbangan ynag snagat professional. Standar audit
menyatakan bahwa manajemen, bukan auditorlah, yang bertanggung jawab
atas identifikasi dan penetuan perlakuan akuntansi yang tepat untuk kewajiban
kontinjensi, sehingga auditor dalam mengungkapkan kontinjen dapat dilakukan
atas kerjasama dengan pihak manajemen dengan auditor.
Tujuan utama auditor dalam melakukan verifikasi kewajiban kontijensi adalah :
 Mengevaluasi perlakuan akuntansi atas kewajiban kontinjensi yang diketahui
untuk menentukan apakah manajemen telah mengklasifikasikan kontijensi
dengan benar (tujuan penyajian dan pengungkapan untuk klasifikasi).
 Mengidentifikasi sampai batasan praktis, setiap kontinjensi yang belum
diidentifikasi manajemen (tujuan penyajian dan pengungkapan untuk
kelengkapan).
Hal yang berhubungan erat dengan kewajiban kontinjensi adalah komitmen.
Karakteristik yang paling penting dalam komitmen adalah kesepakatan
perusahaan untuk memberikan komitmennya pada suatu rangkaian kondisi
tetap di masa depan, tanpa memperhatikan apa yang terjadi dengan laba
perusahaan atau perekonomian keseluruhan.
1. Prosedur audit untuk menemukan kewajiban kontinjensi
Perusahaan biasanya menjelaskan seluruh komitmen, baik dalam
penjelasan tambahan terpisah maupun digabungkan, dengan sebuah
catatan mengenai kontinjensi. Langkah pertama dalam melakukan audit
kontijensi adalah menentukan apakah terdapat kontijensi (tujuan penyajian
dan pengungkapan atas keterjadian). Seperti pada kenyataannya lebih sulit
menemukan transaksi yang tidak tercatat dari pada memverifikasi atas
informasi yang tercatat.
Begitu auditor mendapati kontijensi mereka akan melakukan evaluasi
Materialitas dan pengungkapan catatan kakinya biasanya dapat dilakukan
dengan memuaskan. Pengungkapan Penjelasan Tambahan. Berikut adalah
prosedur audit yang biasa digunakan oleh para auditor untuk mencari
kewajiban kontijensi, akan tetapi tidak semuanya dapat diterapkan:
 Mengajukan pertanyaan kepada manajemen (secara lisan maupun
tertulis) tentang kemungkinan kontijensi yang tidak tercatat.
 Mereview laporan agen pendapatan internal tahun ini dan tahun
sebelumnya untuk penyelesaian pajak penghasilan.
 Mereview notulensi pertemuan direksi dan pemegang saham bila untuk
indikasi tuntutan hukum atau kontijensi lainnya.
 Menelaah biaya hukum untuk periode audit dan mereview faktur dan
laporan dari penasihat hukum untuk terjadinya kewajiban kontijensi.
 Memperoleh surat dari pengacara utama yang memberi jasa hukum
untuk klien dalam tuntutannya atau kewajiban kontinjen lainnya.
 Mereview dokumentasi setiap informasi yang mengindikasikan
terjadinya kontijensi.
 Memeriksa latter of credit yang berlaku pada tanggal neraca dan
memperoleh konfirmasi untuk saldo yang digunakan atau tidak
digunakan.
2. Evaluasi Kewajiban Kontijen Yang Telah Diketahui
Jika auditor menyimpulkan bahwa terdapat kewajiban kontijensi, maka harus
mengevaluasi arti penting kewajiban yang potensial itu dan hakikat
pengungkapan yang diperlukan dalam laporan keuangan untuk memperoleh
bukti mengenai tujuan keterjadian dan hak, serta kewajiban penyajian dan
pengungkapan.
3. Prosedur Audit Untuk Menemukan Komitmen
Penelitian untuk mencari komitmen yang belum diketahui biasanya
dilakukan sebagai bagian dari audit setiap bidang audit. Auditor seharusnya
waspada akan kemungkinan komitmen ketika membaca risalah, kontrak dan
file korespondensi.
C. MENGAJUKAN PERTANYAAN DENGAN PENGACARA KLIEN:
(Memperoleh dan mengevaluasi surat dari pengacara klien)
Merupakan prosedur utama yang digunakan auditor untuk mengevaluasi
tuntutan hukum yang diketahui atau klaim lain terhadap klien dan
mengidentifikasi tuntutan tambahan. Auditor mengandalkan keahlian dan
pengetahuan pengacara klien mengenai masalah hukum. Banyak KAP
menganalisis kewajiban hukm sepanjang tahun dan meminta klien mengirimkan
surat standar kepada setiap pengacara yang pernah terlibat dengan klien tahun
ini atau tahun sebelumnya. Jika pengacara menolak menyediakan informasi
nengenai tuntutan hukum yang ada yang material, maka auditor harus
memodifikasi laporan audit mereka untuk merefleksikan kurangnya bukti yang
tersedia.
D. REVIEW TERHADAP PERISTIWA KEMUDIAN: (melaksanakan review pasca
tanggal neraca untuk peristiwa kemudian)
Auditor harus mereview transaksi dan peristiwa yang muncul setelah tanggal
neraca untuk menentukan apakah terdapat transaksi atau peristiwa yang muncul
yang mungkin mempengaruhi penyajian dan pengungkapan wajar dari laporan
periode saat ini. Tanggung jawab auditor atas telaah kejadian setelah tanggal
neraca biasanya terbatas pada periode awal dan berakhir pada tanggal laporan
auditor.
Jenis peristiwa kemudian
Terdapat dua jenis peristiwa kemudian yang memerlukan pertimbangan
manajemen dan evaluasi auditor:
1. Peristiwa yang memiliki dampak langsung terhadap laporan keuangan dan
memerlukan penyesuaian, yaitu peristiwa yang setelah tanggal neraca
memberikan informasi tambahan kepada manajemen yang mambantu
mereka menentukan penyajian yang wajar atas saldo akun pada tanggal
neraca. Informasi ini membantu auditor dalam melakukan verifikasi saldo.
Kejadian setelah tanggal neraca seperti berikut ini, memerlukan
penyesuaian atas saldo akun pada laporan keuangan tahun berjalan jika
jumlahnya material:
 Pernyataan kebangkrutan oleh pelanggan atas saldo piutang dagang
yang beredar karena kondisi keuangan memburuk.
 Penyelesaian tuntutan hukum dengan jumlah yang berbeda dari yang
tercatat pada pembukuan.
 Penghentian peralatan yang tidak digunakan dalam operasi dengan
harga di bawah nilai buku saat ini.
 Penjualan investasi dengan harga di bawah biaya yang tercatat.
Auditor harus memisahkan antara kondisi pada tanggal neraca dan kondisi
setelah akhir tahun. Informasi setelah tanggal neraca seharunya tidak
dimasukkan dalam laporan jika kondisi yang menyebabkan perubahan
dalam penilaian terjadi setelah akhir tahun. Jika auditor menyimpulkan
peristiwa kelemahan yang material terjadi pada akhir tahun, maka harus
membuat pendapat tidak wajar atas pengendalian intenal terhadap laporab
keuangan.
2. Peristiwa yang tidak memiliki dampak langsung terhadap laporan keuangan
tetapi memerlukan pengungkapan, persitiwa jenis ini menyediakan bukti dari
kondisi yang tidak ada pada tanggal neraca dilaporkan tetapi sangat
signifikan sehingga peristiwa ini memerlukan pengungkapan walaupun tidak
memerlukan penyesuaian akun. Kejadian atau transaksi yang terjadi setelah
tanggal neraca yang memerlukan pengungkapan, bukan hanya penyesuaian
dalam laporan keuangan termasuk:
 Penurunan nilai pasar atas sekuritas yang dipegang perusahaan untuk
investasi sementara atau dijual kembali.
 Penerbitan obligasi atau sekuritas.
 Penurunan nilai pasar dari persediaan sebagai konsekuensi dari
tindakan pemerintah yang membatasi penjualan lebih lanjut dari suatu
produk
 Kerugian persediaan yang tidak diasuransikan akibat kebakaran
 Merger atau akuisisi.
Auditor perusahaan publikmungkin juga mengidentifikasi kejadian yang
berhubungan dengan pengendalian internal terhadap laporan keuangan
yang muncul setelah akhir tahun. Jika auditor menentukan bahwa kejadian
setelah tanggal neraca ini memiliki dampak yang material pada
pengendalian internal atas laporan keuangan perusahaan, maka laporan
auditor harus memasukkan paragraf penjelasan, baik yang menjelaskan
kejadian dan dampaknya atau pun yang langsung mengarahkan pembaca
kepada pengungkapan laporan manajemen dalam pengendalian internal
mengenai peristiwa dan dampaknya.
Pengujian Audit
Terdapat dua kategori prosedur audit untuk mereview peristiwa kemudian yaitu:
1. Prosedur yang biasanya terintegrasi sebagai bagian dari verifikasi saldo akun
akhir tahun: meliputi pengujian pisah batas dan penilaian yang dilakukan
sebagai bagian dari pengujian perincian saldo.
2. Prosedur yang dilakukan terutama untuk tujuan mengungkapkan peristiwa atau
transaksi yang harus diakui sebagai peristiwa lanjutan: merupakan pengujian
khusus menyediakan informasi untuk menguji saldo akun tahun berjalan atau
catatan kaki sebagai pengujian kelengkapan untuk tujuan penyajian dan
pengungkapan. Pengujian tersebut meliputi:
a. Pengajuan pertanyaan kepada manajemen: pengajuan pertanyaaan
kepada manajemen mengenai peristiwa setelah tanggal neraca harus
kemudian harus dilakukan dengan pihak klien yang tepat untuk
mendapatkan jawaban yang memadai.
b. Berkoresondensi dengan pengacara: auditor biasanya meminta
pengacara untuk memberikan tanggal dan mengirimkan surat pada
tanggal penyelesaian pekerjaan lapangan untuk memenuhi kewajiban
auditor terhadap peristiwa kemudian.
c. Mereview laporan internal yang dibuat setelah tanggal neraca: dalam
mereview auditor menekankan perubahan pada bisnis perusahaan
dibandingkan dengan hasil untuk periode audit dan perubahan setelah
akhir tahun. Auditor seharusnya membahas laporan intern dengan
manajemen untuk menentukan apakah laporan itu dibuat dengan dasar
yang sama dengan laporan periode berjalan dan melakukan pertanyaan
mengenai perubahan signifikan dalam hasil operasi.
d. Mereview catatan yang disiapkan setelah tanggal neraca: Auditor harus
mereview jurnal dan buku besar untuk menentukan keberadaan dan sifat
dari transaksi signifikan yang berhubungan dengan tahun berjalan.
e. Pemeriksaan risalah yang diterbitkan pada tanggal neraca: Auditor harus
memeriksa notulensi pertemuan pemegang saham dan pertemuan direksi
setelah tanggal neraca untuk peristiwa kemudian yang memengaruhi
laporan keuangan periode saat ini.
f. Memeperoleh letter of representation: Surat yang ditulis oleh manajemen
klien kepada auditor yang menyatakan adanya perbedaan hal-hal selama
masa audit, termasuk pembahasan mengenai kejadian setelah tanggal
neraca. Surat ini harus dibuat dan mencakup persoalan lain yang relevan.
Penanggalan Ganda
Terkadang auditor menentukan bahwa kejadian setelah tanggal neraca yang
memengaruhi laporan keuangan periode berjalan terjadi setelah pekerjaan lapangan
selesai, tetapi sebelum laporan audit diterbitkan. Auditor disyaratkan untuk
memperluas pengujian audit pada kejadian setelah tanggal neraca yang baru
ditemukan untuk memastikan hal itu sudah diungkapkan. Auditor memiliki dua
pilihan atas perluasan pengujian kejadian setelah tanggal neraca, yaitu:
1. Memperluas semua pengujian peristiwa kemudia hingga ke tanggal yang baru:
auditor hanya mengubah tanggal laporan audit ke tanggal yang baru.
2. Membatasi review peristiwa kemudian pada persoalan yang berhubungan
dengan peristiwa lanjutan yang baru: auditor menerbitkan laporan audit pada
tanggal ganda, tanggal pertama pada saat pekerjaan lapangan selesai, tangga
kedua yang selalu lebih lambat untuk pengecualian.
E. AKUMULASI BUKTI AKHIR (merancang dan melaksanakan langkah
terakhir dalam pengumpulan bukti audit)
Terdapat lima langkah dalam pengumpulan bukti terkahir yaitu:
1. Melakukan Prosedur Analitis Akhir
Ketika melaksanakan prosedur analitis tahap review akhir yang diharuskan
oleh standar audit, pertner pada umunya membaca laporan keuangan,
termasuk catatan kakidan mempertimbangkannya:
 Kecukupan bukti yang dikumpulkan atas saldo akun yang tidak biasa
atau tidak diharapkan atau hubungan yang teridentifikasi selama
perencanaan atau selama pelaksanaan audit.
 Saldo akun yang tidak lazim atau tidak diharapkan atau hubungan yang
tidak teridentifikasi sebelumnya.
Hasil dari prosedur analitis akhir mungkin menunjukkan bukti audit
tambahan jika diperlukan.
2. Mengevaluasi Asumsi Going-Concern
Auditor melakukan penilaian awalnya sebagai bagian dari perencanaan akan
tetapi mungkin merevisinya jika memperoleh informasi yang baru. Auditor
menggunakan prosedur analitis, mendiskusikan dengan manajemen
mengenai kemungkinan adanya kesulitan keuangan, dan mengumpulkan
informasi mengenai bisnis klien selama masa audit agar dapat memberikan
penilaian terhadap kemungkinan kesulitan keuangan pada tahun depan.
Penilaian akhir atas kelangsungan usaha dipertimbangkan setelah seluruh
bukti dikumpulkan dan penyesuaian audit yang diusulkan telah dimasukkan
dalam laporan keuangan. Saat auditor menetapkan asumsi kelangsungan
usaha, mereka harus mengevaluasi rencana manajemen dalam menghindari
kebangkrutan dan mengevaluasi kelayakan dalam realisasi rencana tersebut.
3. Memperoleh Surat Representasi Manajemen
Terdapat tiga tujuan suat representasi klien tersebut adalah :
 Utuk menekankan kepada manajemen tanggungjawabnya atas asersi
dalam laporan keuangan.
 Untuk mengingatkan manajemen potensi salahs aji atau penghapusan
dalam laporan keuangan.
 Untuk mendokumentasikan respon dari manajemen untuk mengajukan
pertanyaan nengenai berbagai aspek dari audit. Karena sifatnya yang
lebih formal dari komunikasi lisan, surat representasi membantu
mengurangi kesalahpahaman antara manajemen dan auditor.
Standar audit menyarankan empat kategori persoalan khusus yang harus
dimasukkan:
a. Laporan keuangan
 Pengakuan manajemen atas tanggungjawabnya untuk penyajian
yang wajar dari laporan keuangan.
 Keyakinan manajemen bahwa laporan keuangan disajikan dengan
wajar dan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.
b. Kelengkapan informasi
 Ketersediaan seluruh pencatatan akuntansi dan data terkait.
 Kelengkapan dan ketersediaan seluruh notulensi pertemuan
pemegang saham, direktur, dan dewan direksi.
c. Pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan
 Keyakinan manajemen bahwa dampak dari salah saji laporan
keuangan yang tidak dikoreksi adalah tidak material bagi laporan
keuangan keseluruhan.
 Informasi berkenaan kecurangan melibatkan: manajemen, karyawan
yang berperan penting dalam pengendalian internal, atau orang lain
dimana kecurangan dapat berdampak material dalam laporan
keuangan.
 Informasi berkenaan transaksi pihak terkait dan jumlah piutang dan
terutang dari dan kepada pihak terkait.
 Klaim atau penilaian yang belum dinilai yang menurut nasihat
pengacara perusahaan adalah asesri yang mungkin dan harus
diungkapkan sesuai ketentuan akuntansi untuk kontingensi.
d. Kejadian setelah tanggal neraca
 Kebangkrutan konsumen utama dengan piutang dagang berjumlah
besar pada tanggal neraca.
 Merger atau akuisisi setelah tanggal neraca.
Surat representasi klien adalah pernyataan tertulis dari sumber yang tidak
independen, karena itu tidak dapat dianggap sebagai bukti yang bisa
diandalkan. Akan tetapi, surat tersebut merupakan dokumen dimana
manajemen ditanyai dengan pertanyaan tertentu untuk memastikan bahwa
manajemen memahami tanggung jawabnya dan untuk melindungi auditor jika
manajemen mengajukan tuntutan terhadap auditor.
Mempertimbangkan Informasi yang Menyertai Laporan Keuangan Dasar
Auditor harus membedakan dengan jelas tanggungjawab auditnya dan
tanggungjawab pelaporan untuk laporan keuangan utama dan untuk informasi
tambahan. Biasanya, auditor tidak melakukan audit terperinci yang memadai untuk
menyesuaikan opini atas informasi tambahan, tetapi dalam kondisi tertentu auditor
dapat saja mengandalkan bahwa informasi tersebut disajikan dengan wajar. Standar
pelaporan profesi mensyaratkan auditor untuk membuat pernyataan yang jelas
mengenai tingkat tanggung jawab yang diambil atas informasi tambahan ini. Dua
jenis opini yang diperbolehkan: opini positif yang mengindikasikan tingkat keyakinan
yang tinggi atau tidak memberikan pendapat yang mengindikasikan tidak adanya
keyakinan.
Ketika auditor mengeluarkan pendapat atas informasi tambahan yang menyertai
laporan keuangan., materialitasnya sama dengan yang digunakan dalam membuat
opini terhadap laporan keuangan dasar. Auditor memberikan tambahan kata-kata
pada laporan standar auditor saat menyatakan opini untuk tambahan informasi.
Membaca Informasi Lain Dalam laporan Tahunan
Standar audit mengharuskan auditor untuk membaca informasi lain yang
dimasukkan dalam laporan tahunan. Auditor harus membandingkan informas lain
dengan laporan keuangan untuk memastikan bahwa data tersebut sama. Standar
hanya menyebutkan informasi yang bukan bagian dari laporan keuangan, tapi
diterbitkan bersama laporan keuangan.
F. MENGEVALUASI HASIL: (mengintegrasikan bukti audit yang dikumpulkan
dan mengevaluasi hasil audit secara keseluruhan)
Setelah melaksanakan seluruh prosedur audit dalam setiap bidang audit, auditor
harus mengintergrasikan hasilnya menjadi satu kesimpulan secara keseluruhan
mengenai laporan keuangan. Pada akhirnya, auditor harus memutuskan apakah
bukti audit sudah memadai dan tepat untuk diakumulasikan untuk menjamin
kesimpulan bahwa laporan keuanga disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi
diterima umum. Auditor perusahaan publik juga harus membuat kesimpulan
secara keseluruhan mengenai keefektifan pengendalian internal terhadap
pelaporan keuangan. Terdapat lima aspek utama dalam mengevaluasi hasil
yaitu:
1. Bukti yang tepat yang mencukupi:
Auditor mereview dokumentasi atas audit keseluruhan untuk menentukan
apakah seluruh hal material dari transaksi, akun dan pengungkapan sudah
diuji secara memadai, dengan mempertimbangkan seluruh kondisi audit.
Bagian review yang penting adalah memastikan bahwa seluruh bagian dari
program audit program telah diselesaikan dan didokumentasikan secara
akurat, serta semua tujuan audit telah terpenuhi.
Untuk membantu dalam memutuskan apakah audit sudah memadai, auditor
sering menggunakan suatu penyelesaian daftar pemeriksaan audit. Jika
auditor memutuskan bahwa bukti yang memadai tidak terpenuhi dalam
untuk memutuskan apakah laporan keuangan disajikan secara wajar, auditor
memiliki dua pilihan: mengumpulkan bukti tambahan atau menerbitkan
pendapat dengan pengecualian atau menolak memberikan pendapat. Jika
auditor percaya bahwa terdapat kecukupan bahan bukti tetapi tidak
menjamin kesimpulan mengenai penyajian laporan keuangan yang wajar,
auditor sekali lagi mempunyai dua pilihan: laporan harus direvisi untuk
memenuhi keinginan auditor atau memberikan pendapat wajar dengan
pengecualian atau menolak untuk memberikan pendapat
2. Pengungkapan laporan keuangan
Sebagai bagian dari review akhir terhadap pengungkapan laporan
keuangan, banyak KAP mensyaratkan penyelesaian daftar pemeriksaan
pengungkapan laporan keuangan untuk setiap audit.
3. Telaah dokumentasi audit
Ada tiga alasan mengapa anggota KAP yang berpengalaman harus meneliti
dengan seksama review dokumentasi audit pada penyelesaian audit:
a. Untuk mengevalusi kinerja karyawan yang belum berpengalaman.
b. Untuk memastikan bahwa proses audit memenuhi standar kinerja KAP.
c. Untuk mengatasi bias yang seringkali merecoki pertimbangan auditor.
4. Review independen
Pada tahap penyelesaian audit yang lebih besar, sudah hal yang umum
untuk memberikan laporan keuangan dan seluruh rangkaian file audit review
oleh reviewer independen yang tidak berpartisipasi dalam melakukan audit,,
tetapi merupakan anggota KAP yang melakukan audit.
5. Ikhtisar evaluasi bukti
Auditor mengevaluasi kecukupan dan kelayakan bukti dengan pertama kali
mengevaluasi risiko audit yang dapat dicapai, kemudian melakukan evaluasi
yang sama atas laporan keuangan secara keseluruhan. Auditor juga
mengevaluasi pakah bukti itu mendukung pendapat audit dengan pertama
kali mengestimasi salah saji dalam setiap akun dan kemudian untuk laporan
keuangan keseluruhan.
Menerbitkan Laporan Audit
Auditor harus menunggu untuk menentukan laporan audit yang tepat akan
diterbitkan hingga semua bukti terkumpul dan dievaluasi. Sebagian besar auditor
menerbitkan laporan standar tanpa pengecualian dengan kata-kata standar. Apabila
KAP memutuskan bahwa laporan standar tanpa pengecualian tidak tepat, aka nada
pembahasan yang ekstensif. Sebagaian besar KAP memiliki manual laporan audit
komprehensif yang membantu mereka dalam memilih kata-kata yang tepat dalam
laporan yang akan diterbitkan.
G. BERKOMUNIKASI DENGAN KOMITE AUDIT DAN MANAJEMEN:
(Berkomunikasi secara efektif dengan komite audit dan manajemen)
Terdapat tiga komunikasi pertama yang diwajibkan oleh standar auditing yaitu:
1. Mengomunikasikan kecurangan dan tindakan legal
Tujuan komunikasinya adalah membantu komite audit dalam melakukan
tugas pengawasan atas laporan keuangan yang dapat diandalkan.
2. Mengomunikasikan definisi pengendalian internal
Auditor harus menyampaikan secara tertulis perihal kurangnya pengendalian
internal dan kelemahan material dalam perancangan atau pengoperasian
pengendalian internal kepada pihak yang berhak.
3. Komunikasi lain dengan komite audit
Tujuan dari komunikasi ini adalah agar komite audit dan pihak lain dan pihak
yang berhak tetap memperoleh informasi relevan dan signifikan mengenai
proses laporan keuangan dan memberikan kesempatan kepada komite audit
untuk mengkomunikasikan persoalan penting dengan auditor. Ada empat
tujuan utama dari komunikasi yang diwajibkan.
 Untuk mengkomunikasikan tanggungjawab auditor dalam audit atas
laporan keuangan
 Untuk menyediakan tinjuan mengenai lingkup dan penetapan waktu audit.
 Untuk menyediakan pihak yang berhak atas temuan signifikan selama
audit.
 Untuk memperoleh informasi yang relevan dengan audit dari pihak yang
berhak
4. Surat Manajemen
Surat manajemen ditujukan untuk menginformasikan kepada klien mengenai
rekomendasi KAP guna meningkatkan bisnis klien. Rekomendasi biasanya
berfokus pada efisiensi pengoperasian perusahaan. Surat manajemen
merupakan suatu opsi dan ditujukan untuk membantu klien dalam
mengoperasikan bisnisnya lebih efektif.
H. PENEMUAN FAKTA-FAKTA LEBIH LANJUT: (Mengidentifikasi anggung
jawab auditor ketika fakta yang mempengaruhi laporan audit diungkapkan
setelah laporan diterbitkan)
Terkadang auditor menemukan bahwa setelah audit laporan keuangan
diterbitkan terjadi salah saji material dalam laporan keuangan. Ketika penemuan
fakta lebih lanjut terjadi, auditor berkewajiban memastikan bahwa para pemakai
yang mengandalkan laporan keuangan diberitahu mengenai salha saji tersebut.
Jika auditor menemukan bahwa terdapat kekeliruan dalam laporan keuangan
setelah diterbitkan, maka tindakan yang paling tepat adalah meminta klien untuk
menerbitkan revisi laporan keuangan yang memasukkan penjelasan atas
alasannya.
Jika klien menolak mengungkapkan salah saji ke dalam laporan, maka auditor
harus menginformasikan kepada dewan direksi dan harus mengingatkan kepada
regulator bahwa laporan keuangan tidak lagi disajikan wajar dan jika
memungkinkan, menyampaikan kepada semua pihak yang mengandalkan
laporan keuangan. Tanggung jawab auditor atas review kejadian setelah tanggal
neraca berakhir pada tanggal penyelesaian pekerjaan lapangan. Auditor tidak
bertanggung jawab untuk mencari fakta-fakta, tetapi jika mereka menemukan
bahwa laporan keuangan tidak dinyatakan dengan wajar, maka mereka harus
mengoreksinya.
Sumber :
Arens, Alvin A. Elder, Randal J. Beasley. Mark S. Auditing and Assurance
Services; An Integrated Approach, Edisi 15, Pearson Education Limited 2014

More Related Content

What's hot

Tugas pengauditan audit internal
Tugas pengauditan audit internalTugas pengauditan audit internal
Tugas pengauditan audit internalMhd. Abdullah Hamid
 
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1Rose Meea
 
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2Ratih Anjilni
 
Konsep hutang dan ekuitas
Konsep hutang dan ekuitasKonsep hutang dan ekuitas
Konsep hutang dan ekuitasRose Meea
 
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
 
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
 
Bab 5- teori akuntansi-teori- pengukuran
Bab 5- teori akuntansi-teori- pengukuranBab 5- teori akuntansi-teori- pengukuran
Bab 5- teori akuntansi-teori- pengukuranFergieta Prahasdhika
 
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaNony Saraswati Gendis
 
Audit Siklus Akuisisi Modal Dan Pembayaran Kembali
Audit Siklus Akuisisi Modal Dan Pembayaran KembaliAudit Siklus Akuisisi Modal Dan Pembayaran Kembali
Audit Siklus Akuisisi Modal Dan Pembayaran KembaliLuthfi Nk
 
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditKonsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditDian Rahmah
 
Rangkuman mata kuliah auditing i (audit siklus pendapatan i) jiantari kel. 4
Rangkuman mata kuliah auditing i (audit siklus pendapatan i) jiantari kel. 4Rangkuman mata kuliah auditing i (audit siklus pendapatan i) jiantari kel. 4
Rangkuman mata kuliah auditing i (audit siklus pendapatan i) jiantari kel. 4Jiantari Marthen
 
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
 
Pengauditan siklus pengeluaran
Pengauditan siklus pengeluaranPengauditan siklus pengeluaran
Pengauditan siklus pengeluaranDina Nurmariyani
 
Psak 65 laporan keuangan konsolidasian 05032015
Psak 65 laporan keuangan konsolidasian 05032015Psak 65 laporan keuangan konsolidasian 05032015
Psak 65 laporan keuangan konsolidasian 05032015PPA FEUI
 
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2iyandri tiluk wahyono
 

What's hot (20)

Tugas pengauditan audit internal
Tugas pengauditan audit internalTugas pengauditan audit internal
Tugas pengauditan audit internal
 
Analisis aktivitas operasi
Analisis aktivitas operasiAnalisis aktivitas operasi
Analisis aktivitas operasi
 
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1
 
Present bab 13 auditing
Present bab 13 auditingPresent bab 13 auditing
Present bab 13 auditing
 
TEORI AKUNTANSI KEWAJIBAN
TEORI AKUNTANSI KEWAJIBANTEORI AKUNTANSI KEWAJIBAN
TEORI AKUNTANSI KEWAJIBAN
 
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
 
Konsep hutang dan ekuitas
Konsep hutang dan ekuitasKonsep hutang dan ekuitas
Konsep hutang dan ekuitas
 
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
 
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
 
Bab 5- teori akuntansi-teori- pengukuran
Bab 5- teori akuntansi-teori- pengukuranBab 5- teori akuntansi-teori- pengukuran
Bab 5- teori akuntansi-teori- pengukuran
 
Perbedaan PSAK dan SAK ETAP
Perbedaan PSAK dan SAK ETAPPerbedaan PSAK dan SAK ETAP
Perbedaan PSAK dan SAK ETAP
 
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
 
Audit Siklus Akuisisi Modal Dan Pembayaran Kembali
Audit Siklus Akuisisi Modal Dan Pembayaran KembaliAudit Siklus Akuisisi Modal Dan Pembayaran Kembali
Audit Siklus Akuisisi Modal Dan Pembayaran Kembali
 
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditKonsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
 
Rangkuman mata kuliah auditing i (audit siklus pendapatan i) jiantari kel. 4
Rangkuman mata kuliah auditing i (audit siklus pendapatan i) jiantari kel. 4Rangkuman mata kuliah auditing i (audit siklus pendapatan i) jiantari kel. 4
Rangkuman mata kuliah auditing i (audit siklus pendapatan i) jiantari kel. 4
 
Auditing 1
Auditing 1Auditing 1
Auditing 1
 
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
 
Pengauditan siklus pengeluaran
Pengauditan siklus pengeluaranPengauditan siklus pengeluaran
Pengauditan siklus pengeluaran
 
Psak 65 laporan keuangan konsolidasian 05032015
Psak 65 laporan keuangan konsolidasian 05032015Psak 65 laporan keuangan konsolidasian 05032015
Psak 65 laporan keuangan konsolidasian 05032015
 
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
 

Similar to BUKTI TEPAT

Similar to BUKTI TEPAT (20)

Auditing
AuditingAuditing
Auditing
 
(Pert 3) bab 24 penyelesaian audit
(Pert 3) bab 24 penyelesaian audit(Pert 3) bab 24 penyelesaian audit
(Pert 3) bab 24 penyelesaian audit
 
Pra audit
Pra auditPra audit
Pra audit
 
Tugas auditing no.3
Tugas auditing no.3Tugas auditing no.3
Tugas auditing no.3
 
Standard Auditing
Standard AuditingStandard Auditing
Standard Auditing
 
Keputusan Bahan Bukti Audit
Keputusan Bahan Bukti AuditKeputusan Bahan Bukti Audit
Keputusan Bahan Bukti Audit
 
Pemahaman mengenai entitas dan lingkungannya
Pemahaman mengenai entitas dan lingkungannyaPemahaman mengenai entitas dan lingkungannya
Pemahaman mengenai entitas dan lingkungannya
 
Auditing
AuditingAuditing
Auditing
 
Audit Report
Audit ReportAudit Report
Audit Report
 
Merancang pengujian atas rincian saldo ppt
Merancang pengujian atas rincian saldo pptMerancang pengujian atas rincian saldo ppt
Merancang pengujian atas rincian saldo ppt
 
Resume Auditing Bab I - IV Buku I
Resume Auditing Bab I - IV Buku IResume Auditing Bab I - IV Buku I
Resume Auditing Bab I - IV Buku I
 
tanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan audittanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan audit
 
Uji pengendalian dan subtantive
Uji pengendalian dan subtantiveUji pengendalian dan subtantive
Uji pengendalian dan subtantive
 
1.tugas makalah auditing 2
1.tugas makalah auditing 21.tugas makalah auditing 2
1.tugas makalah auditing 2
 
(Pert 1) bab 1 definisi audit
(Pert 1) bab 1 definisi audit(Pert 1) bab 1 definisi audit
(Pert 1) bab 1 definisi audit
 
Sepuluh standar auditing
Sepuluh standar auditingSepuluh standar auditing
Sepuluh standar auditing
 
Review audit i nanda rizki nugraha 41801042
Review audit i nanda rizki nugraha 41801042Review audit i nanda rizki nugraha 41801042
Review audit i nanda rizki nugraha 41801042
 
sum3.docx
sum3.docxsum3.docx
sum3.docx
 
Tm 1-sap-auditing-i
Tm 1-sap-auditing-iTm 1-sap-auditing-i
Tm 1-sap-auditing-i
 
Resume silabus 9
Resume silabus 9Resume silabus 9
Resume silabus 9
 

More from Hutria Angelina Mamentu

Si pi, hutria angelina mamentu, hapzi ali, membandingkan kerangka pengendalia...
Si pi, hutria angelina mamentu, hapzi ali, membandingkan kerangka pengendalia...Si pi, hutria angelina mamentu, hapzi ali, membandingkan kerangka pengendalia...
Si pi, hutria angelina mamentu, hapzi ali, membandingkan kerangka pengendalia...Hutria Angelina Mamentu
 
Si pi, hutria angelina mamentu, hapzi ali, siklus proses bisnis, universitas ...
Si pi, hutria angelina mamentu, hapzi ali, siklus proses bisnis, universitas ...Si pi, hutria angelina mamentu, hapzi ali, siklus proses bisnis, universitas ...
Si pi, hutria angelina mamentu, hapzi ali, siklus proses bisnis, universitas ...Hutria Angelina Mamentu
 
Quiz 7 audit sistem informasi terkomputerisasi
Quiz 7   audit sistem informasi terkomputerisasiQuiz 7   audit sistem informasi terkomputerisasi
Quiz 7 audit sistem informasi terkomputerisasiHutria Angelina Mamentu
 
Si pi, hutria angelina mamentu, hapzi ali, coso enterprise risk management (c...
Si pi, hutria angelina mamentu, hapzi ali, coso enterprise risk management (c...Si pi, hutria angelina mamentu, hapzi ali, coso enterprise risk management (c...
Si pi, hutria angelina mamentu, hapzi ali, coso enterprise risk management (c...Hutria Angelina Mamentu
 
Quiz 6 pengendalian internal dan evaluasinya
Quiz 6   pengendalian internal dan evaluasinyaQuiz 6   pengendalian internal dan evaluasinya
Quiz 6 pengendalian internal dan evaluasinyaHutria Angelina Mamentu
 
Si pi, hutria angelina mamentu, hapzi ali, sistem informasi, konsep dasar pen...
Si pi, hutria angelina mamentu, hapzi ali, sistem informasi, konsep dasar pen...Si pi, hutria angelina mamentu, hapzi ali, sistem informasi, konsep dasar pen...
Si pi, hutria angelina mamentu, hapzi ali, sistem informasi, konsep dasar pen...Hutria Angelina Mamentu
 
Si pi, hutria angelina mamentu, hapzi ali, implementasi sistem informasi di p...
Si pi, hutria angelina mamentu, hapzi ali, implementasi sistem informasi di p...Si pi, hutria angelina mamentu, hapzi ali, implementasi sistem informasi di p...
Si pi, hutria angelina mamentu, hapzi ali, implementasi sistem informasi di p...Hutria Angelina Mamentu
 
SI-PI, HUTRIA ANGELINA MAMENTU, HAPZI ALI, INFRASTRUKTUR TI DAN TEKNOLOGI BAR...
SI-PI, HUTRIA ANGELINA MAMENTU, HAPZI ALI, INFRASTRUKTUR TI DAN TEKNOLOGI BAR...SI-PI, HUTRIA ANGELINA MAMENTU, HAPZI ALI, INFRASTRUKTUR TI DAN TEKNOLOGI BAR...
SI-PI, HUTRIA ANGELINA MAMENTU, HAPZI ALI, INFRASTRUKTUR TI DAN TEKNOLOGI BAR...Hutria Angelina Mamentu
 
Si pi, hutria angelina mamentu, hapzi ali, isu sosial dan etika dalam sistem ...
Si pi, hutria angelina mamentu, hapzi ali, isu sosial dan etika dalam sistem ...Si pi, hutria angelina mamentu, hapzi ali, isu sosial dan etika dalam sistem ...
Si pi, hutria angelina mamentu, hapzi ali, isu sosial dan etika dalam sistem ...Hutria Angelina Mamentu
 
SI-PI, HUTRIA ANGELINA MAMENTU, HAPZI ALI, SISTEM INFORMASI, ORGANISASI DAN S...
SI-PI, HUTRIA ANGELINA MAMENTU, HAPZI ALI, SISTEM INFORMASI, ORGANISASI DAN S...SI-PI, HUTRIA ANGELINA MAMENTU, HAPZI ALI, SISTEM INFORMASI, ORGANISASI DAN S...
SI-PI, HUTRIA ANGELINA MAMENTU, HAPZI ALI, SISTEM INFORMASI, ORGANISASI DAN S...Hutria Angelina Mamentu
 
SI PI, Hutria Angelina Mamentu, Hapzi Ali, Sistem Informasi Dalam Kegiatan Bi...
SI PI, Hutria Angelina Mamentu, Hapzi Ali, Sistem Informasi Dalam Kegiatan Bi...SI PI, Hutria Angelina Mamentu, Hapzi Ali, Sistem Informasi Dalam Kegiatan Bi...
SI PI, Hutria Angelina Mamentu, Hapzi Ali, Sistem Informasi Dalam Kegiatan Bi...Hutria Angelina Mamentu
 

More from Hutria Angelina Mamentu (12)

Si pi, hutria angelina mamentu, hapzi ali, membandingkan kerangka pengendalia...
Si pi, hutria angelina mamentu, hapzi ali, membandingkan kerangka pengendalia...Si pi, hutria angelina mamentu, hapzi ali, membandingkan kerangka pengendalia...
Si pi, hutria angelina mamentu, hapzi ali, membandingkan kerangka pengendalia...
 
Si pi, hutria angelina mamentu, hapzi ali, siklus proses bisnis, universitas ...
Si pi, hutria angelina mamentu, hapzi ali, siklus proses bisnis, universitas ...Si pi, hutria angelina mamentu, hapzi ali, siklus proses bisnis, universitas ...
Si pi, hutria angelina mamentu, hapzi ali, siklus proses bisnis, universitas ...
 
Quiz 7 audit sistem informasi terkomputerisasi
Quiz 7   audit sistem informasi terkomputerisasiQuiz 7   audit sistem informasi terkomputerisasi
Quiz 7 audit sistem informasi terkomputerisasi
 
Si pi, hutria angelina mamentu, hapzi ali, coso enterprise risk management (c...
Si pi, hutria angelina mamentu, hapzi ali, coso enterprise risk management (c...Si pi, hutria angelina mamentu, hapzi ali, coso enterprise risk management (c...
Si pi, hutria angelina mamentu, hapzi ali, coso enterprise risk management (c...
 
Forum 6 kerangka coso
Forum 6   kerangka cosoForum 6   kerangka coso
Forum 6 kerangka coso
 
Quiz 6 pengendalian internal dan evaluasinya
Quiz 6   pengendalian internal dan evaluasinyaQuiz 6   pengendalian internal dan evaluasinya
Quiz 6 pengendalian internal dan evaluasinya
 
Si pi, hutria angelina mamentu, hapzi ali, sistem informasi, konsep dasar pen...
Si pi, hutria angelina mamentu, hapzi ali, sistem informasi, konsep dasar pen...Si pi, hutria angelina mamentu, hapzi ali, sistem informasi, konsep dasar pen...
Si pi, hutria angelina mamentu, hapzi ali, sistem informasi, konsep dasar pen...
 
Si pi, hutria angelina mamentu, hapzi ali, implementasi sistem informasi di p...
Si pi, hutria angelina mamentu, hapzi ali, implementasi sistem informasi di p...Si pi, hutria angelina mamentu, hapzi ali, implementasi sistem informasi di p...
Si pi, hutria angelina mamentu, hapzi ali, implementasi sistem informasi di p...
 
SI-PI, HUTRIA ANGELINA MAMENTU, HAPZI ALI, INFRASTRUKTUR TI DAN TEKNOLOGI BAR...
SI-PI, HUTRIA ANGELINA MAMENTU, HAPZI ALI, INFRASTRUKTUR TI DAN TEKNOLOGI BAR...SI-PI, HUTRIA ANGELINA MAMENTU, HAPZI ALI, INFRASTRUKTUR TI DAN TEKNOLOGI BAR...
SI-PI, HUTRIA ANGELINA MAMENTU, HAPZI ALI, INFRASTRUKTUR TI DAN TEKNOLOGI BAR...
 
Si pi, hutria angelina mamentu, hapzi ali, isu sosial dan etika dalam sistem ...
Si pi, hutria angelina mamentu, hapzi ali, isu sosial dan etika dalam sistem ...Si pi, hutria angelina mamentu, hapzi ali, isu sosial dan etika dalam sistem ...
Si pi, hutria angelina mamentu, hapzi ali, isu sosial dan etika dalam sistem ...
 
SI-PI, HUTRIA ANGELINA MAMENTU, HAPZI ALI, SISTEM INFORMASI, ORGANISASI DAN S...
SI-PI, HUTRIA ANGELINA MAMENTU, HAPZI ALI, SISTEM INFORMASI, ORGANISASI DAN S...SI-PI, HUTRIA ANGELINA MAMENTU, HAPZI ALI, SISTEM INFORMASI, ORGANISASI DAN S...
SI-PI, HUTRIA ANGELINA MAMENTU, HAPZI ALI, SISTEM INFORMASI, ORGANISASI DAN S...
 
SI PI, Hutria Angelina Mamentu, Hapzi Ali, Sistem Informasi Dalam Kegiatan Bi...
SI PI, Hutria Angelina Mamentu, Hapzi Ali, Sistem Informasi Dalam Kegiatan Bi...SI PI, Hutria Angelina Mamentu, Hapzi Ali, Sistem Informasi Dalam Kegiatan Bi...
SI PI, Hutria Angelina Mamentu, Hapzi Ali, Sistem Informasi Dalam Kegiatan Bi...
 

Recently uploaded

Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 

Recently uploaded (20)

Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 

BUKTI TEPAT

  • 1. Nama : Hutria Angelina Mamentu, SE. NIM : 55516120041 JELASKAN MENGAPA AUDITOR HARUS MEMPEROLEH BUKTI YANG TEPAT, DAN MEMADAI. Jawab : Bukti Audit adalah informasi yang digunakan oleh Auditor dalam menentukan apakah informasi yang diaudit telah dinyatakan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Informasi ini sangat bervariasi sesuai kemampuannya dalam meyakinkan Auditor bahwa laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip- prinsip akuntansi yang berlaku umum. Bukti Audit mencakup informasi yang sangat persuasif, misalnya perhitungan auditor atas sekuritas yang dapat diperjualbelikan, dan informasi yang kurang persuasif, misalnya respons atas pertanyaan-pertanyaan dari para karyawan klien. Bukti audit didasarkan pada Standar pekerjaan lapangan ketiga yang berbunyi: "Auditor harus memperoleh cukup bukti yang tepat dengan melakukan prosedur audit agar memiliki dasar yang layak untuk memberikan pendapat menyangkut laporan keuangan yang diaudit". Perencanaan suatu perikatan atestasi mencakup penyusunan strategi menyeluruh untuk pelaksanaan dan luas perikatan yang diharapkan. Untuk menyusun strategi tersebut, Akuntan Publik memerlukan pengetahuan memadai untuk memungkinkannya memahami dengan baik peristiwa, transaksi, dan praktik yang menurut pertimbangannya memiliki pengaruh signifikan terhadap penyajian asersi. Tujuan auditor adalah untuk merancang dan melaksanakan prosedur audit sedemikian rupa untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk dapat menarik kesimpulan memadai sebagai basis pendapat auditor. Kecukupan dan ketepatan bukti audit saling berkaitan satu dengan lainnya. Kecukupan merupakan ukuran kuantitas bukti audit sedangkan ketepatan merupakan ukuran kualitas bukti audit. Kuantitas bukti audit yang dibutuhkan dipengaruhi oleh penilaian auditor atas risiko kesalahan penyajian material (makin tinggi risiko, makin banyak bukti audit yang dibutuhkan) dan kualitas bukti audit (makin baik kualitas bukti audit, makin sedikit bukti yang dibutuhkan). Adanya keterbatasan waktu dan sumber daya dalam pelaksanaan audit dapat mempengaruhi pertimbangan profesional dalam menentukan kecukupan bukti audit. Sebagian besar pekerjaan auditor dalam merumuskan pendapat auditor terdiri dari pemerolehan dan pengevaluasian bukti audit. Prosedur audit untuk memperoleh bukti audit dapat mencakup: - Inspeksi; - Observasi; - Konfirmasi;
  • 2. - Penghitungan kembali; - Pelaksanaan ulang (reperformance); - Prosedur analitis; dan - Memadukan beberapa prosedur sebagai tambahan Dari sekian banyak prosedur yang dilakukan oleh KAP untuk memperoleh bukti tertulis pernyataan kepatuhan dan bukti yang cukup dan tepat sehinga menghasilkan Laporan Audit yang berkualitas, maka KAP perlu mempertimbangkan hal tersebut dengan keterbatasan waktu pelaksanaan audit sesuai ketentuan. JELASKAN BAGAIMANA BUKTI TEPAT DIPEROLEH SELAMA AUDIT BERLANGSUNG? Jawab : Secara keseluruhan proses audit dimulai dari merencanakan dan merancang pendekatan audit, melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substabtif atas transaksi, melaksanakan prosedur analitis dan pengujian pengendalian atas rincian saldo, menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan audit. Setelah mereview beberapa aspek dalam audit, juga diperlukan penyelesaian audit yang terdiri dari tujuh tahap yaitu melaksanakan pengujian tambahan untuk penyajian dan pengungkapan, mereview kewajiban kontijensi, mereview peristiwa selanjutnya, mengumpulkan bukti akhir, mengevaluasi hasil, menerbitkan laporan audit,berkomunikasi dengan komite audit dan manajemen, yang masing-masing akan dijelaskan dengan rinci: A. MELAKSANAKAN PENGUJIAN TAMBAHAN UNTUK PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN: (merancang dan melaksanakan pengujian audit yang berhubungan dengan tujuan audit penyajian dan pengungkapan) Auditor melakukan pendekatan untuk memperoleh bukti untuk tujuan audit yang berhubungan dengan penyajian dan pegungkapan konsisten dengan pendekatan dalam memperoleh bukti yang berkaitan dengan transaksi dan saldo: - Melakukan prosedur untuk mendapatkan pemahaman atas pengendalian untuk tujuan penyajian dan pengungkapan sebagai bagian dari prosedur penilaian resiko. - Melakukan uji pengendalian yang berhubungan dengan pengungkapan ketika penilaian awal resiko pengendalian berada di bawah maksimum. - Melakukan prosedur subtantif untuk memperoleh jaminan bahwa semua tujuan audit dicapai untuk informasi dan jumlah yang disajikan dan diungkapkan dalam laporan keuangan. Terdapat empat tujuan audit terkait penyajian dan pengungkapan yaitu: keterjadian serta hak dan kewajiban, kelengkapan, klasifikasi dan kemampuan untuk dipahami, ketepatan dan penilaian. Prosedur untuk tujuan penyajian dan pengungkapan berhubungan dengan pengujian atas tujuan audit transaksi dan saldo. Ditahap ini auditor mengevaluasi bukti yang diperoleh dari 3 tahap
  • 3. pertama untuk menilai apakah diperlukan bukti tambahan untuk tujuan penyajian dan pengungkapan. Auditor juga mengevaluasi apakah keseluruhan penyajian dalam laporan keuangan dan penjelasan tambahan terkait telah mematuhi prinsip akuntansi berlaku umum. Salah satu perhatian utama auditor berhubungan dengan tujuan penyajian dan pengungkapan adalah menentukan apakah manajemen sudah mengungkapkan seluruh informasi yang diperlukan. Auditor harus mempertimbangkan informasi yang diperoleh selama tiga tahap pertama dalam pengujian audit untuk menentukan apakah mereka menyadari fakta dan situasi yang harus diungkapkan. Akibat sifat unik pengungkapan yang berhubungan dengan kewajiban kotijensi dan kejadian setelah tanggal neraca, auditor sering kali memberikan penilaian resiko tinggi karena tidak seluruh informasi yang dibutuhkan diungkapkan dalam penjelasan tambahan. Oleh karena itu, auditor mendesain dan melakukan prosedur pada setiap audit untuk menelaah kewajiban kotijensi dan kejadian setelah tanggal neraca sebagai bagian dari pengujian tahap keempat. B. REVIEW KEWAJIBAN KONTINJEN DAN KOMITMEN: (melaksankan review untuk kewajiban kontinjen dan komitmen). Kewajiban kontinjen adalah potensi kewajiban di masa depan kepada pihak luar untuk jumlah yang tidak diketahui dari aktivitas yang telah dilakukan. Terdapat tiga kondisi agar suatu kewajiban kontijensi ada:  Terdapat potensi pembayaran kepada pihak luar atau penurunan nilai asset yang dihasilkan dari kondisi sekarang.  Terdapat ketidakpastian jumlah pembayaran atau kerusakan di masa mendatang.  Hasilnya akan diperoleh dari satu atau beberapa kejadian di masa mendatang. Ketidakpastian atas pembayaran di masa mendatang dapat bervariasi dari sangat mungkin terjadi sampai kemungkinan besar tidak terjadi. Untuk mengevaluasi apakah klien telah menerapkan perlakukan yang tepat, auditor harus memberikan pertimbangan ynag snagat professional. Standar audit menyatakan bahwa manajemen, bukan auditorlah, yang bertanggung jawab atas identifikasi dan penetuan perlakuan akuntansi yang tepat untuk kewajiban kontinjensi, sehingga auditor dalam mengungkapkan kontinjen dapat dilakukan atas kerjasama dengan pihak manajemen dengan auditor. Tujuan utama auditor dalam melakukan verifikasi kewajiban kontijensi adalah :  Mengevaluasi perlakuan akuntansi atas kewajiban kontinjensi yang diketahui untuk menentukan apakah manajemen telah mengklasifikasikan kontijensi dengan benar (tujuan penyajian dan pengungkapan untuk klasifikasi).  Mengidentifikasi sampai batasan praktis, setiap kontinjensi yang belum diidentifikasi manajemen (tujuan penyajian dan pengungkapan untuk kelengkapan).
  • 4. Hal yang berhubungan erat dengan kewajiban kontinjensi adalah komitmen. Karakteristik yang paling penting dalam komitmen adalah kesepakatan perusahaan untuk memberikan komitmennya pada suatu rangkaian kondisi tetap di masa depan, tanpa memperhatikan apa yang terjadi dengan laba perusahaan atau perekonomian keseluruhan. 1. Prosedur audit untuk menemukan kewajiban kontinjensi Perusahaan biasanya menjelaskan seluruh komitmen, baik dalam penjelasan tambahan terpisah maupun digabungkan, dengan sebuah catatan mengenai kontinjensi. Langkah pertama dalam melakukan audit kontijensi adalah menentukan apakah terdapat kontijensi (tujuan penyajian dan pengungkapan atas keterjadian). Seperti pada kenyataannya lebih sulit menemukan transaksi yang tidak tercatat dari pada memverifikasi atas informasi yang tercatat. Begitu auditor mendapati kontijensi mereka akan melakukan evaluasi Materialitas dan pengungkapan catatan kakinya biasanya dapat dilakukan dengan memuaskan. Pengungkapan Penjelasan Tambahan. Berikut adalah prosedur audit yang biasa digunakan oleh para auditor untuk mencari kewajiban kontijensi, akan tetapi tidak semuanya dapat diterapkan:  Mengajukan pertanyaan kepada manajemen (secara lisan maupun tertulis) tentang kemungkinan kontijensi yang tidak tercatat.  Mereview laporan agen pendapatan internal tahun ini dan tahun sebelumnya untuk penyelesaian pajak penghasilan.  Mereview notulensi pertemuan direksi dan pemegang saham bila untuk indikasi tuntutan hukum atau kontijensi lainnya.  Menelaah biaya hukum untuk periode audit dan mereview faktur dan laporan dari penasihat hukum untuk terjadinya kewajiban kontijensi.  Memperoleh surat dari pengacara utama yang memberi jasa hukum untuk klien dalam tuntutannya atau kewajiban kontinjen lainnya.  Mereview dokumentasi setiap informasi yang mengindikasikan terjadinya kontijensi.  Memeriksa latter of credit yang berlaku pada tanggal neraca dan memperoleh konfirmasi untuk saldo yang digunakan atau tidak digunakan. 2. Evaluasi Kewajiban Kontijen Yang Telah Diketahui Jika auditor menyimpulkan bahwa terdapat kewajiban kontijensi, maka harus mengevaluasi arti penting kewajiban yang potensial itu dan hakikat pengungkapan yang diperlukan dalam laporan keuangan untuk memperoleh bukti mengenai tujuan keterjadian dan hak, serta kewajiban penyajian dan pengungkapan. 3. Prosedur Audit Untuk Menemukan Komitmen Penelitian untuk mencari komitmen yang belum diketahui biasanya dilakukan sebagai bagian dari audit setiap bidang audit. Auditor seharusnya
  • 5. waspada akan kemungkinan komitmen ketika membaca risalah, kontrak dan file korespondensi. C. MENGAJUKAN PERTANYAAN DENGAN PENGACARA KLIEN: (Memperoleh dan mengevaluasi surat dari pengacara klien) Merupakan prosedur utama yang digunakan auditor untuk mengevaluasi tuntutan hukum yang diketahui atau klaim lain terhadap klien dan mengidentifikasi tuntutan tambahan. Auditor mengandalkan keahlian dan pengetahuan pengacara klien mengenai masalah hukum. Banyak KAP menganalisis kewajiban hukm sepanjang tahun dan meminta klien mengirimkan surat standar kepada setiap pengacara yang pernah terlibat dengan klien tahun ini atau tahun sebelumnya. Jika pengacara menolak menyediakan informasi nengenai tuntutan hukum yang ada yang material, maka auditor harus memodifikasi laporan audit mereka untuk merefleksikan kurangnya bukti yang tersedia. D. REVIEW TERHADAP PERISTIWA KEMUDIAN: (melaksanakan review pasca tanggal neraca untuk peristiwa kemudian) Auditor harus mereview transaksi dan peristiwa yang muncul setelah tanggal neraca untuk menentukan apakah terdapat transaksi atau peristiwa yang muncul yang mungkin mempengaruhi penyajian dan pengungkapan wajar dari laporan periode saat ini. Tanggung jawab auditor atas telaah kejadian setelah tanggal neraca biasanya terbatas pada periode awal dan berakhir pada tanggal laporan auditor. Jenis peristiwa kemudian Terdapat dua jenis peristiwa kemudian yang memerlukan pertimbangan manajemen dan evaluasi auditor: 1. Peristiwa yang memiliki dampak langsung terhadap laporan keuangan dan memerlukan penyesuaian, yaitu peristiwa yang setelah tanggal neraca memberikan informasi tambahan kepada manajemen yang mambantu mereka menentukan penyajian yang wajar atas saldo akun pada tanggal neraca. Informasi ini membantu auditor dalam melakukan verifikasi saldo. Kejadian setelah tanggal neraca seperti berikut ini, memerlukan penyesuaian atas saldo akun pada laporan keuangan tahun berjalan jika jumlahnya material:  Pernyataan kebangkrutan oleh pelanggan atas saldo piutang dagang yang beredar karena kondisi keuangan memburuk.  Penyelesaian tuntutan hukum dengan jumlah yang berbeda dari yang tercatat pada pembukuan.  Penghentian peralatan yang tidak digunakan dalam operasi dengan harga di bawah nilai buku saat ini.  Penjualan investasi dengan harga di bawah biaya yang tercatat. Auditor harus memisahkan antara kondisi pada tanggal neraca dan kondisi setelah akhir tahun. Informasi setelah tanggal neraca seharunya tidak
  • 6. dimasukkan dalam laporan jika kondisi yang menyebabkan perubahan dalam penilaian terjadi setelah akhir tahun. Jika auditor menyimpulkan peristiwa kelemahan yang material terjadi pada akhir tahun, maka harus membuat pendapat tidak wajar atas pengendalian intenal terhadap laporab keuangan. 2. Peristiwa yang tidak memiliki dampak langsung terhadap laporan keuangan tetapi memerlukan pengungkapan, persitiwa jenis ini menyediakan bukti dari kondisi yang tidak ada pada tanggal neraca dilaporkan tetapi sangat signifikan sehingga peristiwa ini memerlukan pengungkapan walaupun tidak memerlukan penyesuaian akun. Kejadian atau transaksi yang terjadi setelah tanggal neraca yang memerlukan pengungkapan, bukan hanya penyesuaian dalam laporan keuangan termasuk:  Penurunan nilai pasar atas sekuritas yang dipegang perusahaan untuk investasi sementara atau dijual kembali.  Penerbitan obligasi atau sekuritas.  Penurunan nilai pasar dari persediaan sebagai konsekuensi dari tindakan pemerintah yang membatasi penjualan lebih lanjut dari suatu produk  Kerugian persediaan yang tidak diasuransikan akibat kebakaran  Merger atau akuisisi. Auditor perusahaan publikmungkin juga mengidentifikasi kejadian yang berhubungan dengan pengendalian internal terhadap laporan keuangan yang muncul setelah akhir tahun. Jika auditor menentukan bahwa kejadian setelah tanggal neraca ini memiliki dampak yang material pada pengendalian internal atas laporan keuangan perusahaan, maka laporan auditor harus memasukkan paragraf penjelasan, baik yang menjelaskan kejadian dan dampaknya atau pun yang langsung mengarahkan pembaca kepada pengungkapan laporan manajemen dalam pengendalian internal mengenai peristiwa dan dampaknya. Pengujian Audit Terdapat dua kategori prosedur audit untuk mereview peristiwa kemudian yaitu: 1. Prosedur yang biasanya terintegrasi sebagai bagian dari verifikasi saldo akun akhir tahun: meliputi pengujian pisah batas dan penilaian yang dilakukan sebagai bagian dari pengujian perincian saldo. 2. Prosedur yang dilakukan terutama untuk tujuan mengungkapkan peristiwa atau transaksi yang harus diakui sebagai peristiwa lanjutan: merupakan pengujian khusus menyediakan informasi untuk menguji saldo akun tahun berjalan atau catatan kaki sebagai pengujian kelengkapan untuk tujuan penyajian dan pengungkapan. Pengujian tersebut meliputi: a. Pengajuan pertanyaan kepada manajemen: pengajuan pertanyaaan kepada manajemen mengenai peristiwa setelah tanggal neraca harus kemudian harus dilakukan dengan pihak klien yang tepat untuk mendapatkan jawaban yang memadai. b. Berkoresondensi dengan pengacara: auditor biasanya meminta pengacara untuk memberikan tanggal dan mengirimkan surat pada
  • 7. tanggal penyelesaian pekerjaan lapangan untuk memenuhi kewajiban auditor terhadap peristiwa kemudian. c. Mereview laporan internal yang dibuat setelah tanggal neraca: dalam mereview auditor menekankan perubahan pada bisnis perusahaan dibandingkan dengan hasil untuk periode audit dan perubahan setelah akhir tahun. Auditor seharusnya membahas laporan intern dengan manajemen untuk menentukan apakah laporan itu dibuat dengan dasar yang sama dengan laporan periode berjalan dan melakukan pertanyaan mengenai perubahan signifikan dalam hasil operasi. d. Mereview catatan yang disiapkan setelah tanggal neraca: Auditor harus mereview jurnal dan buku besar untuk menentukan keberadaan dan sifat dari transaksi signifikan yang berhubungan dengan tahun berjalan. e. Pemeriksaan risalah yang diterbitkan pada tanggal neraca: Auditor harus memeriksa notulensi pertemuan pemegang saham dan pertemuan direksi setelah tanggal neraca untuk peristiwa kemudian yang memengaruhi laporan keuangan periode saat ini. f. Memeperoleh letter of representation: Surat yang ditulis oleh manajemen klien kepada auditor yang menyatakan adanya perbedaan hal-hal selama masa audit, termasuk pembahasan mengenai kejadian setelah tanggal neraca. Surat ini harus dibuat dan mencakup persoalan lain yang relevan. Penanggalan Ganda Terkadang auditor menentukan bahwa kejadian setelah tanggal neraca yang memengaruhi laporan keuangan periode berjalan terjadi setelah pekerjaan lapangan selesai, tetapi sebelum laporan audit diterbitkan. Auditor disyaratkan untuk memperluas pengujian audit pada kejadian setelah tanggal neraca yang baru ditemukan untuk memastikan hal itu sudah diungkapkan. Auditor memiliki dua pilihan atas perluasan pengujian kejadian setelah tanggal neraca, yaitu: 1. Memperluas semua pengujian peristiwa kemudia hingga ke tanggal yang baru: auditor hanya mengubah tanggal laporan audit ke tanggal yang baru. 2. Membatasi review peristiwa kemudian pada persoalan yang berhubungan dengan peristiwa lanjutan yang baru: auditor menerbitkan laporan audit pada tanggal ganda, tanggal pertama pada saat pekerjaan lapangan selesai, tangga kedua yang selalu lebih lambat untuk pengecualian. E. AKUMULASI BUKTI AKHIR (merancang dan melaksanakan langkah terakhir dalam pengumpulan bukti audit) Terdapat lima langkah dalam pengumpulan bukti terkahir yaitu: 1. Melakukan Prosedur Analitis Akhir Ketika melaksanakan prosedur analitis tahap review akhir yang diharuskan oleh standar audit, pertner pada umunya membaca laporan keuangan, termasuk catatan kakidan mempertimbangkannya:  Kecukupan bukti yang dikumpulkan atas saldo akun yang tidak biasa atau tidak diharapkan atau hubungan yang teridentifikasi selama perencanaan atau selama pelaksanaan audit.
  • 8.  Saldo akun yang tidak lazim atau tidak diharapkan atau hubungan yang tidak teridentifikasi sebelumnya. Hasil dari prosedur analitis akhir mungkin menunjukkan bukti audit tambahan jika diperlukan. 2. Mengevaluasi Asumsi Going-Concern Auditor melakukan penilaian awalnya sebagai bagian dari perencanaan akan tetapi mungkin merevisinya jika memperoleh informasi yang baru. Auditor menggunakan prosedur analitis, mendiskusikan dengan manajemen mengenai kemungkinan adanya kesulitan keuangan, dan mengumpulkan informasi mengenai bisnis klien selama masa audit agar dapat memberikan penilaian terhadap kemungkinan kesulitan keuangan pada tahun depan. Penilaian akhir atas kelangsungan usaha dipertimbangkan setelah seluruh bukti dikumpulkan dan penyesuaian audit yang diusulkan telah dimasukkan dalam laporan keuangan. Saat auditor menetapkan asumsi kelangsungan usaha, mereka harus mengevaluasi rencana manajemen dalam menghindari kebangkrutan dan mengevaluasi kelayakan dalam realisasi rencana tersebut. 3. Memperoleh Surat Representasi Manajemen Terdapat tiga tujuan suat representasi klien tersebut adalah :  Utuk menekankan kepada manajemen tanggungjawabnya atas asersi dalam laporan keuangan.  Untuk mengingatkan manajemen potensi salahs aji atau penghapusan dalam laporan keuangan.  Untuk mendokumentasikan respon dari manajemen untuk mengajukan pertanyaan nengenai berbagai aspek dari audit. Karena sifatnya yang lebih formal dari komunikasi lisan, surat representasi membantu mengurangi kesalahpahaman antara manajemen dan auditor. Standar audit menyarankan empat kategori persoalan khusus yang harus dimasukkan: a. Laporan keuangan  Pengakuan manajemen atas tanggungjawabnya untuk penyajian yang wajar dari laporan keuangan.  Keyakinan manajemen bahwa laporan keuangan disajikan dengan wajar dan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. b. Kelengkapan informasi  Ketersediaan seluruh pencatatan akuntansi dan data terkait.  Kelengkapan dan ketersediaan seluruh notulensi pertemuan pemegang saham, direktur, dan dewan direksi. c. Pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan  Keyakinan manajemen bahwa dampak dari salah saji laporan keuangan yang tidak dikoreksi adalah tidak material bagi laporan keuangan keseluruhan.
  • 9.  Informasi berkenaan kecurangan melibatkan: manajemen, karyawan yang berperan penting dalam pengendalian internal, atau orang lain dimana kecurangan dapat berdampak material dalam laporan keuangan.  Informasi berkenaan transaksi pihak terkait dan jumlah piutang dan terutang dari dan kepada pihak terkait.  Klaim atau penilaian yang belum dinilai yang menurut nasihat pengacara perusahaan adalah asesri yang mungkin dan harus diungkapkan sesuai ketentuan akuntansi untuk kontingensi. d. Kejadian setelah tanggal neraca  Kebangkrutan konsumen utama dengan piutang dagang berjumlah besar pada tanggal neraca.  Merger atau akuisisi setelah tanggal neraca. Surat representasi klien adalah pernyataan tertulis dari sumber yang tidak independen, karena itu tidak dapat dianggap sebagai bukti yang bisa diandalkan. Akan tetapi, surat tersebut merupakan dokumen dimana manajemen ditanyai dengan pertanyaan tertentu untuk memastikan bahwa manajemen memahami tanggung jawabnya dan untuk melindungi auditor jika manajemen mengajukan tuntutan terhadap auditor. Mempertimbangkan Informasi yang Menyertai Laporan Keuangan Dasar Auditor harus membedakan dengan jelas tanggungjawab auditnya dan tanggungjawab pelaporan untuk laporan keuangan utama dan untuk informasi tambahan. Biasanya, auditor tidak melakukan audit terperinci yang memadai untuk menyesuaikan opini atas informasi tambahan, tetapi dalam kondisi tertentu auditor dapat saja mengandalkan bahwa informasi tersebut disajikan dengan wajar. Standar pelaporan profesi mensyaratkan auditor untuk membuat pernyataan yang jelas mengenai tingkat tanggung jawab yang diambil atas informasi tambahan ini. Dua jenis opini yang diperbolehkan: opini positif yang mengindikasikan tingkat keyakinan yang tinggi atau tidak memberikan pendapat yang mengindikasikan tidak adanya keyakinan. Ketika auditor mengeluarkan pendapat atas informasi tambahan yang menyertai laporan keuangan., materialitasnya sama dengan yang digunakan dalam membuat opini terhadap laporan keuangan dasar. Auditor memberikan tambahan kata-kata pada laporan standar auditor saat menyatakan opini untuk tambahan informasi. Membaca Informasi Lain Dalam laporan Tahunan Standar audit mengharuskan auditor untuk membaca informasi lain yang dimasukkan dalam laporan tahunan. Auditor harus membandingkan informas lain dengan laporan keuangan untuk memastikan bahwa data tersebut sama. Standar hanya menyebutkan informasi yang bukan bagian dari laporan keuangan, tapi diterbitkan bersama laporan keuangan. F. MENGEVALUASI HASIL: (mengintegrasikan bukti audit yang dikumpulkan dan mengevaluasi hasil audit secara keseluruhan)
  • 10. Setelah melaksanakan seluruh prosedur audit dalam setiap bidang audit, auditor harus mengintergrasikan hasilnya menjadi satu kesimpulan secara keseluruhan mengenai laporan keuangan. Pada akhirnya, auditor harus memutuskan apakah bukti audit sudah memadai dan tepat untuk diakumulasikan untuk menjamin kesimpulan bahwa laporan keuanga disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi diterima umum. Auditor perusahaan publik juga harus membuat kesimpulan secara keseluruhan mengenai keefektifan pengendalian internal terhadap pelaporan keuangan. Terdapat lima aspek utama dalam mengevaluasi hasil yaitu: 1. Bukti yang tepat yang mencukupi: Auditor mereview dokumentasi atas audit keseluruhan untuk menentukan apakah seluruh hal material dari transaksi, akun dan pengungkapan sudah diuji secara memadai, dengan mempertimbangkan seluruh kondisi audit. Bagian review yang penting adalah memastikan bahwa seluruh bagian dari program audit program telah diselesaikan dan didokumentasikan secara akurat, serta semua tujuan audit telah terpenuhi. Untuk membantu dalam memutuskan apakah audit sudah memadai, auditor sering menggunakan suatu penyelesaian daftar pemeriksaan audit. Jika auditor memutuskan bahwa bukti yang memadai tidak terpenuhi dalam untuk memutuskan apakah laporan keuangan disajikan secara wajar, auditor memiliki dua pilihan: mengumpulkan bukti tambahan atau menerbitkan pendapat dengan pengecualian atau menolak memberikan pendapat. Jika auditor percaya bahwa terdapat kecukupan bahan bukti tetapi tidak menjamin kesimpulan mengenai penyajian laporan keuangan yang wajar, auditor sekali lagi mempunyai dua pilihan: laporan harus direvisi untuk memenuhi keinginan auditor atau memberikan pendapat wajar dengan pengecualian atau menolak untuk memberikan pendapat 2. Pengungkapan laporan keuangan Sebagai bagian dari review akhir terhadap pengungkapan laporan keuangan, banyak KAP mensyaratkan penyelesaian daftar pemeriksaan pengungkapan laporan keuangan untuk setiap audit. 3. Telaah dokumentasi audit Ada tiga alasan mengapa anggota KAP yang berpengalaman harus meneliti dengan seksama review dokumentasi audit pada penyelesaian audit: a. Untuk mengevalusi kinerja karyawan yang belum berpengalaman. b. Untuk memastikan bahwa proses audit memenuhi standar kinerja KAP. c. Untuk mengatasi bias yang seringkali merecoki pertimbangan auditor. 4. Review independen Pada tahap penyelesaian audit yang lebih besar, sudah hal yang umum untuk memberikan laporan keuangan dan seluruh rangkaian file audit review
  • 11. oleh reviewer independen yang tidak berpartisipasi dalam melakukan audit,, tetapi merupakan anggota KAP yang melakukan audit. 5. Ikhtisar evaluasi bukti Auditor mengevaluasi kecukupan dan kelayakan bukti dengan pertama kali mengevaluasi risiko audit yang dapat dicapai, kemudian melakukan evaluasi yang sama atas laporan keuangan secara keseluruhan. Auditor juga mengevaluasi pakah bukti itu mendukung pendapat audit dengan pertama kali mengestimasi salah saji dalam setiap akun dan kemudian untuk laporan keuangan keseluruhan. Menerbitkan Laporan Audit Auditor harus menunggu untuk menentukan laporan audit yang tepat akan diterbitkan hingga semua bukti terkumpul dan dievaluasi. Sebagian besar auditor menerbitkan laporan standar tanpa pengecualian dengan kata-kata standar. Apabila KAP memutuskan bahwa laporan standar tanpa pengecualian tidak tepat, aka nada pembahasan yang ekstensif. Sebagaian besar KAP memiliki manual laporan audit komprehensif yang membantu mereka dalam memilih kata-kata yang tepat dalam laporan yang akan diterbitkan. G. BERKOMUNIKASI DENGAN KOMITE AUDIT DAN MANAJEMEN: (Berkomunikasi secara efektif dengan komite audit dan manajemen) Terdapat tiga komunikasi pertama yang diwajibkan oleh standar auditing yaitu: 1. Mengomunikasikan kecurangan dan tindakan legal Tujuan komunikasinya adalah membantu komite audit dalam melakukan tugas pengawasan atas laporan keuangan yang dapat diandalkan. 2. Mengomunikasikan definisi pengendalian internal Auditor harus menyampaikan secara tertulis perihal kurangnya pengendalian internal dan kelemahan material dalam perancangan atau pengoperasian pengendalian internal kepada pihak yang berhak. 3. Komunikasi lain dengan komite audit Tujuan dari komunikasi ini adalah agar komite audit dan pihak lain dan pihak yang berhak tetap memperoleh informasi relevan dan signifikan mengenai proses laporan keuangan dan memberikan kesempatan kepada komite audit untuk mengkomunikasikan persoalan penting dengan auditor. Ada empat tujuan utama dari komunikasi yang diwajibkan.  Untuk mengkomunikasikan tanggungjawab auditor dalam audit atas laporan keuangan  Untuk menyediakan tinjuan mengenai lingkup dan penetapan waktu audit.  Untuk menyediakan pihak yang berhak atas temuan signifikan selama audit.  Untuk memperoleh informasi yang relevan dengan audit dari pihak yang berhak
  • 12. 4. Surat Manajemen Surat manajemen ditujukan untuk menginformasikan kepada klien mengenai rekomendasi KAP guna meningkatkan bisnis klien. Rekomendasi biasanya berfokus pada efisiensi pengoperasian perusahaan. Surat manajemen merupakan suatu opsi dan ditujukan untuk membantu klien dalam mengoperasikan bisnisnya lebih efektif. H. PENEMUAN FAKTA-FAKTA LEBIH LANJUT: (Mengidentifikasi anggung jawab auditor ketika fakta yang mempengaruhi laporan audit diungkapkan setelah laporan diterbitkan) Terkadang auditor menemukan bahwa setelah audit laporan keuangan diterbitkan terjadi salah saji material dalam laporan keuangan. Ketika penemuan fakta lebih lanjut terjadi, auditor berkewajiban memastikan bahwa para pemakai yang mengandalkan laporan keuangan diberitahu mengenai salha saji tersebut. Jika auditor menemukan bahwa terdapat kekeliruan dalam laporan keuangan setelah diterbitkan, maka tindakan yang paling tepat adalah meminta klien untuk menerbitkan revisi laporan keuangan yang memasukkan penjelasan atas alasannya. Jika klien menolak mengungkapkan salah saji ke dalam laporan, maka auditor harus menginformasikan kepada dewan direksi dan harus mengingatkan kepada regulator bahwa laporan keuangan tidak lagi disajikan wajar dan jika memungkinkan, menyampaikan kepada semua pihak yang mengandalkan laporan keuangan. Tanggung jawab auditor atas review kejadian setelah tanggal neraca berakhir pada tanggal penyelesaian pekerjaan lapangan. Auditor tidak bertanggung jawab untuk mencari fakta-fakta, tetapi jika mereka menemukan bahwa laporan keuangan tidak dinyatakan dengan wajar, maka mereka harus mengoreksinya. Sumber : Arens, Alvin A. Elder, Randal J. Beasley. Mark S. Auditing and Assurance Services; An Integrated Approach, Edisi 15, Pearson Education Limited 2014