Auditor harus memperoleh bukti yang cukup dan tepat selama proses audit untuk menyimpulkan pendapatnya. Bukti diperoleh melalui prosedur seperti inspeksi, observasi, konfirmasi, penghitungan kembali, pelaksanaan ulang, prosedur analitis, dan kombinasi prosedur. Prosedur khusus untuk memperoleh bukti terkait penyajian dan pengungkapan meliputi pengujian kewajiban kontinjensi, peristiwa setelah
1. Nama : Hutria Angelina Mamentu, SE.
NIM : 55516120041
JELASKAN MENGAPA AUDITOR HARUS MEMPEROLEH BUKTI YANG TEPAT,
DAN MEMADAI.
Jawab :
Bukti Audit adalah informasi yang digunakan oleh Auditor dalam menentukan
apakah informasi yang diaudit telah dinyatakan sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan. Informasi ini sangat bervariasi sesuai kemampuannya dalam
meyakinkan Auditor bahwa laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip-
prinsip akuntansi yang berlaku umum. Bukti Audit mencakup informasi yang sangat
persuasif, misalnya perhitungan auditor atas sekuritas yang dapat diperjualbelikan,
dan informasi yang kurang persuasif, misalnya respons atas pertanyaan-pertanyaan
dari para karyawan klien.
Bukti audit didasarkan pada Standar pekerjaan lapangan ketiga yang berbunyi:
"Auditor harus memperoleh cukup bukti yang tepat dengan melakukan prosedur
audit agar memiliki dasar yang layak untuk memberikan pendapat menyangkut
laporan keuangan yang diaudit".
Perencanaan suatu perikatan atestasi mencakup penyusunan strategi menyeluruh
untuk pelaksanaan dan luas perikatan yang diharapkan. Untuk menyusun strategi
tersebut, Akuntan Publik memerlukan pengetahuan memadai untuk
memungkinkannya memahami dengan baik peristiwa, transaksi, dan praktik yang
menurut pertimbangannya memiliki pengaruh signifikan terhadap penyajian asersi.
Tujuan auditor adalah untuk merancang dan melaksanakan prosedur audit
sedemikian rupa untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk dapat
menarik kesimpulan memadai sebagai basis pendapat auditor. Kecukupan dan
ketepatan bukti audit saling berkaitan satu dengan lainnya. Kecukupan merupakan
ukuran kuantitas bukti audit sedangkan ketepatan merupakan ukuran kualitas bukti
audit. Kuantitas bukti audit yang dibutuhkan dipengaruhi oleh penilaian auditor atas
risiko kesalahan penyajian material (makin tinggi risiko, makin banyak bukti audit
yang dibutuhkan) dan kualitas bukti audit (makin baik kualitas bukti audit, makin
sedikit bukti yang dibutuhkan). Adanya keterbatasan waktu dan sumber daya dalam
pelaksanaan audit dapat mempengaruhi pertimbangan profesional dalam
menentukan kecukupan bukti audit.
Sebagian besar pekerjaan auditor dalam merumuskan pendapat auditor terdiri dari
pemerolehan dan pengevaluasian bukti audit. Prosedur audit untuk memperoleh
bukti audit dapat mencakup:
- Inspeksi;
- Observasi;
- Konfirmasi;
2. - Penghitungan kembali;
- Pelaksanaan ulang (reperformance);
- Prosedur analitis; dan
- Memadukan beberapa prosedur sebagai tambahan
Dari sekian banyak prosedur yang dilakukan oleh KAP untuk memperoleh bukti
tertulis pernyataan kepatuhan dan bukti yang cukup dan tepat sehinga menghasilkan
Laporan Audit yang berkualitas, maka KAP perlu mempertimbangkan hal tersebut
dengan keterbatasan waktu pelaksanaan audit sesuai ketentuan.
JELASKAN BAGAIMANA BUKTI TEPAT DIPEROLEH SELAMA AUDIT
BERLANGSUNG?
Jawab :
Secara keseluruhan proses audit dimulai dari merencanakan dan merancang
pendekatan audit, melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substabtif
atas transaksi, melaksanakan prosedur analitis dan pengujian pengendalian atas
rincian saldo, menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan audit. Setelah mereview
beberapa aspek dalam audit, juga diperlukan penyelesaian audit yang terdiri dari
tujuh tahap yaitu melaksanakan pengujian tambahan untuk penyajian dan
pengungkapan, mereview kewajiban kontijensi, mereview peristiwa selanjutnya,
mengumpulkan bukti akhir, mengevaluasi hasil, menerbitkan laporan
audit,berkomunikasi dengan komite audit dan manajemen, yang masing-masing
akan dijelaskan dengan rinci:
A. MELAKSANAKAN PENGUJIAN TAMBAHAN UNTUK PENYAJIAN DAN
PENGUNGKAPAN: (merancang dan melaksanakan pengujian audit yang
berhubungan dengan tujuan audit penyajian dan pengungkapan)
Auditor melakukan pendekatan untuk memperoleh bukti untuk tujuan audit yang
berhubungan dengan penyajian dan pegungkapan konsisten dengan
pendekatan dalam memperoleh bukti yang berkaitan dengan transaksi dan
saldo:
- Melakukan prosedur untuk mendapatkan pemahaman atas pengendalian
untuk tujuan penyajian dan pengungkapan sebagai bagian dari prosedur
penilaian resiko.
- Melakukan uji pengendalian yang berhubungan dengan pengungkapan
ketika penilaian awal resiko pengendalian berada di bawah maksimum.
- Melakukan prosedur subtantif untuk memperoleh jaminan bahwa semua
tujuan audit dicapai untuk informasi dan jumlah yang disajikan dan
diungkapkan dalam laporan keuangan.
Terdapat empat tujuan audit terkait penyajian dan pengungkapan yaitu:
keterjadian serta hak dan kewajiban, kelengkapan, klasifikasi dan kemampuan
untuk dipahami, ketepatan dan penilaian. Prosedur untuk tujuan penyajian dan
pengungkapan berhubungan dengan pengujian atas tujuan audit transaksi dan
saldo. Ditahap ini auditor mengevaluasi bukti yang diperoleh dari 3 tahap
3. pertama untuk menilai apakah diperlukan bukti tambahan untuk tujuan penyajian
dan pengungkapan. Auditor juga mengevaluasi apakah keseluruhan penyajian
dalam laporan keuangan dan penjelasan tambahan terkait telah mematuhi
prinsip akuntansi berlaku umum.
Salah satu perhatian utama auditor berhubungan dengan tujuan penyajian dan
pengungkapan adalah menentukan apakah manajemen sudah mengungkapkan
seluruh informasi yang diperlukan. Auditor harus mempertimbangkan informasi
yang diperoleh selama tiga tahap pertama dalam pengujian audit untuk
menentukan apakah mereka menyadari fakta dan situasi yang harus
diungkapkan.
Akibat sifat unik pengungkapan yang berhubungan dengan kewajiban kotijensi
dan kejadian setelah tanggal neraca, auditor sering kali memberikan penilaian
resiko tinggi karena tidak seluruh informasi yang dibutuhkan diungkapkan dalam
penjelasan tambahan. Oleh karena itu, auditor mendesain dan melakukan
prosedur pada setiap audit untuk menelaah kewajiban kotijensi dan kejadian
setelah tanggal neraca sebagai bagian dari pengujian tahap keempat.
B. REVIEW KEWAJIBAN KONTINJEN DAN KOMITMEN: (melaksankan review
untuk kewajiban kontinjen dan komitmen).
Kewajiban kontinjen adalah potensi kewajiban di masa depan kepada pihak luar
untuk jumlah yang tidak diketahui dari aktivitas yang telah dilakukan. Terdapat
tiga kondisi agar suatu kewajiban kontijensi ada:
Terdapat potensi pembayaran kepada pihak luar atau penurunan nilai asset
yang dihasilkan dari kondisi sekarang.
Terdapat ketidakpastian jumlah pembayaran atau kerusakan di masa
mendatang.
Hasilnya akan diperoleh dari satu atau beberapa kejadian di masa
mendatang.
Ketidakpastian atas pembayaran di masa mendatang dapat bervariasi dari
sangat mungkin terjadi sampai kemungkinan besar tidak terjadi. Untuk
mengevaluasi apakah klien telah menerapkan perlakukan yang tepat, auditor
harus memberikan pertimbangan ynag snagat professional. Standar audit
menyatakan bahwa manajemen, bukan auditorlah, yang bertanggung jawab
atas identifikasi dan penetuan perlakuan akuntansi yang tepat untuk kewajiban
kontinjensi, sehingga auditor dalam mengungkapkan kontinjen dapat dilakukan
atas kerjasama dengan pihak manajemen dengan auditor.
Tujuan utama auditor dalam melakukan verifikasi kewajiban kontijensi adalah :
Mengevaluasi perlakuan akuntansi atas kewajiban kontinjensi yang diketahui
untuk menentukan apakah manajemen telah mengklasifikasikan kontijensi
dengan benar (tujuan penyajian dan pengungkapan untuk klasifikasi).
Mengidentifikasi sampai batasan praktis, setiap kontinjensi yang belum
diidentifikasi manajemen (tujuan penyajian dan pengungkapan untuk
kelengkapan).
4. Hal yang berhubungan erat dengan kewajiban kontinjensi adalah komitmen.
Karakteristik yang paling penting dalam komitmen adalah kesepakatan
perusahaan untuk memberikan komitmennya pada suatu rangkaian kondisi
tetap di masa depan, tanpa memperhatikan apa yang terjadi dengan laba
perusahaan atau perekonomian keseluruhan.
1. Prosedur audit untuk menemukan kewajiban kontinjensi
Perusahaan biasanya menjelaskan seluruh komitmen, baik dalam
penjelasan tambahan terpisah maupun digabungkan, dengan sebuah
catatan mengenai kontinjensi. Langkah pertama dalam melakukan audit
kontijensi adalah menentukan apakah terdapat kontijensi (tujuan penyajian
dan pengungkapan atas keterjadian). Seperti pada kenyataannya lebih sulit
menemukan transaksi yang tidak tercatat dari pada memverifikasi atas
informasi yang tercatat.
Begitu auditor mendapati kontijensi mereka akan melakukan evaluasi
Materialitas dan pengungkapan catatan kakinya biasanya dapat dilakukan
dengan memuaskan. Pengungkapan Penjelasan Tambahan. Berikut adalah
prosedur audit yang biasa digunakan oleh para auditor untuk mencari
kewajiban kontijensi, akan tetapi tidak semuanya dapat diterapkan:
Mengajukan pertanyaan kepada manajemen (secara lisan maupun
tertulis) tentang kemungkinan kontijensi yang tidak tercatat.
Mereview laporan agen pendapatan internal tahun ini dan tahun
sebelumnya untuk penyelesaian pajak penghasilan.
Mereview notulensi pertemuan direksi dan pemegang saham bila untuk
indikasi tuntutan hukum atau kontijensi lainnya.
Menelaah biaya hukum untuk periode audit dan mereview faktur dan
laporan dari penasihat hukum untuk terjadinya kewajiban kontijensi.
Memperoleh surat dari pengacara utama yang memberi jasa hukum
untuk klien dalam tuntutannya atau kewajiban kontinjen lainnya.
Mereview dokumentasi setiap informasi yang mengindikasikan
terjadinya kontijensi.
Memeriksa latter of credit yang berlaku pada tanggal neraca dan
memperoleh konfirmasi untuk saldo yang digunakan atau tidak
digunakan.
2. Evaluasi Kewajiban Kontijen Yang Telah Diketahui
Jika auditor menyimpulkan bahwa terdapat kewajiban kontijensi, maka harus
mengevaluasi arti penting kewajiban yang potensial itu dan hakikat
pengungkapan yang diperlukan dalam laporan keuangan untuk memperoleh
bukti mengenai tujuan keterjadian dan hak, serta kewajiban penyajian dan
pengungkapan.
3. Prosedur Audit Untuk Menemukan Komitmen
Penelitian untuk mencari komitmen yang belum diketahui biasanya
dilakukan sebagai bagian dari audit setiap bidang audit. Auditor seharusnya
5. waspada akan kemungkinan komitmen ketika membaca risalah, kontrak dan
file korespondensi.
C. MENGAJUKAN PERTANYAAN DENGAN PENGACARA KLIEN:
(Memperoleh dan mengevaluasi surat dari pengacara klien)
Merupakan prosedur utama yang digunakan auditor untuk mengevaluasi
tuntutan hukum yang diketahui atau klaim lain terhadap klien dan
mengidentifikasi tuntutan tambahan. Auditor mengandalkan keahlian dan
pengetahuan pengacara klien mengenai masalah hukum. Banyak KAP
menganalisis kewajiban hukm sepanjang tahun dan meminta klien mengirimkan
surat standar kepada setiap pengacara yang pernah terlibat dengan klien tahun
ini atau tahun sebelumnya. Jika pengacara menolak menyediakan informasi
nengenai tuntutan hukum yang ada yang material, maka auditor harus
memodifikasi laporan audit mereka untuk merefleksikan kurangnya bukti yang
tersedia.
D. REVIEW TERHADAP PERISTIWA KEMUDIAN: (melaksanakan review pasca
tanggal neraca untuk peristiwa kemudian)
Auditor harus mereview transaksi dan peristiwa yang muncul setelah tanggal
neraca untuk menentukan apakah terdapat transaksi atau peristiwa yang muncul
yang mungkin mempengaruhi penyajian dan pengungkapan wajar dari laporan
periode saat ini. Tanggung jawab auditor atas telaah kejadian setelah tanggal
neraca biasanya terbatas pada periode awal dan berakhir pada tanggal laporan
auditor.
Jenis peristiwa kemudian
Terdapat dua jenis peristiwa kemudian yang memerlukan pertimbangan
manajemen dan evaluasi auditor:
1. Peristiwa yang memiliki dampak langsung terhadap laporan keuangan dan
memerlukan penyesuaian, yaitu peristiwa yang setelah tanggal neraca
memberikan informasi tambahan kepada manajemen yang mambantu
mereka menentukan penyajian yang wajar atas saldo akun pada tanggal
neraca. Informasi ini membantu auditor dalam melakukan verifikasi saldo.
Kejadian setelah tanggal neraca seperti berikut ini, memerlukan
penyesuaian atas saldo akun pada laporan keuangan tahun berjalan jika
jumlahnya material:
Pernyataan kebangkrutan oleh pelanggan atas saldo piutang dagang
yang beredar karena kondisi keuangan memburuk.
Penyelesaian tuntutan hukum dengan jumlah yang berbeda dari yang
tercatat pada pembukuan.
Penghentian peralatan yang tidak digunakan dalam operasi dengan
harga di bawah nilai buku saat ini.
Penjualan investasi dengan harga di bawah biaya yang tercatat.
Auditor harus memisahkan antara kondisi pada tanggal neraca dan kondisi
setelah akhir tahun. Informasi setelah tanggal neraca seharunya tidak
6. dimasukkan dalam laporan jika kondisi yang menyebabkan perubahan
dalam penilaian terjadi setelah akhir tahun. Jika auditor menyimpulkan
peristiwa kelemahan yang material terjadi pada akhir tahun, maka harus
membuat pendapat tidak wajar atas pengendalian intenal terhadap laporab
keuangan.
2. Peristiwa yang tidak memiliki dampak langsung terhadap laporan keuangan
tetapi memerlukan pengungkapan, persitiwa jenis ini menyediakan bukti dari
kondisi yang tidak ada pada tanggal neraca dilaporkan tetapi sangat
signifikan sehingga peristiwa ini memerlukan pengungkapan walaupun tidak
memerlukan penyesuaian akun. Kejadian atau transaksi yang terjadi setelah
tanggal neraca yang memerlukan pengungkapan, bukan hanya penyesuaian
dalam laporan keuangan termasuk:
Penurunan nilai pasar atas sekuritas yang dipegang perusahaan untuk
investasi sementara atau dijual kembali.
Penerbitan obligasi atau sekuritas.
Penurunan nilai pasar dari persediaan sebagai konsekuensi dari
tindakan pemerintah yang membatasi penjualan lebih lanjut dari suatu
produk
Kerugian persediaan yang tidak diasuransikan akibat kebakaran
Merger atau akuisisi.
Auditor perusahaan publikmungkin juga mengidentifikasi kejadian yang
berhubungan dengan pengendalian internal terhadap laporan keuangan
yang muncul setelah akhir tahun. Jika auditor menentukan bahwa kejadian
setelah tanggal neraca ini memiliki dampak yang material pada
pengendalian internal atas laporan keuangan perusahaan, maka laporan
auditor harus memasukkan paragraf penjelasan, baik yang menjelaskan
kejadian dan dampaknya atau pun yang langsung mengarahkan pembaca
kepada pengungkapan laporan manajemen dalam pengendalian internal
mengenai peristiwa dan dampaknya.
Pengujian Audit
Terdapat dua kategori prosedur audit untuk mereview peristiwa kemudian yaitu:
1. Prosedur yang biasanya terintegrasi sebagai bagian dari verifikasi saldo akun
akhir tahun: meliputi pengujian pisah batas dan penilaian yang dilakukan
sebagai bagian dari pengujian perincian saldo.
2. Prosedur yang dilakukan terutama untuk tujuan mengungkapkan peristiwa atau
transaksi yang harus diakui sebagai peristiwa lanjutan: merupakan pengujian
khusus menyediakan informasi untuk menguji saldo akun tahun berjalan atau
catatan kaki sebagai pengujian kelengkapan untuk tujuan penyajian dan
pengungkapan. Pengujian tersebut meliputi:
a. Pengajuan pertanyaan kepada manajemen: pengajuan pertanyaaan
kepada manajemen mengenai peristiwa setelah tanggal neraca harus
kemudian harus dilakukan dengan pihak klien yang tepat untuk
mendapatkan jawaban yang memadai.
b. Berkoresondensi dengan pengacara: auditor biasanya meminta
pengacara untuk memberikan tanggal dan mengirimkan surat pada
7. tanggal penyelesaian pekerjaan lapangan untuk memenuhi kewajiban
auditor terhadap peristiwa kemudian.
c. Mereview laporan internal yang dibuat setelah tanggal neraca: dalam
mereview auditor menekankan perubahan pada bisnis perusahaan
dibandingkan dengan hasil untuk periode audit dan perubahan setelah
akhir tahun. Auditor seharusnya membahas laporan intern dengan
manajemen untuk menentukan apakah laporan itu dibuat dengan dasar
yang sama dengan laporan periode berjalan dan melakukan pertanyaan
mengenai perubahan signifikan dalam hasil operasi.
d. Mereview catatan yang disiapkan setelah tanggal neraca: Auditor harus
mereview jurnal dan buku besar untuk menentukan keberadaan dan sifat
dari transaksi signifikan yang berhubungan dengan tahun berjalan.
e. Pemeriksaan risalah yang diterbitkan pada tanggal neraca: Auditor harus
memeriksa notulensi pertemuan pemegang saham dan pertemuan direksi
setelah tanggal neraca untuk peristiwa kemudian yang memengaruhi
laporan keuangan periode saat ini.
f. Memeperoleh letter of representation: Surat yang ditulis oleh manajemen
klien kepada auditor yang menyatakan adanya perbedaan hal-hal selama
masa audit, termasuk pembahasan mengenai kejadian setelah tanggal
neraca. Surat ini harus dibuat dan mencakup persoalan lain yang relevan.
Penanggalan Ganda
Terkadang auditor menentukan bahwa kejadian setelah tanggal neraca yang
memengaruhi laporan keuangan periode berjalan terjadi setelah pekerjaan lapangan
selesai, tetapi sebelum laporan audit diterbitkan. Auditor disyaratkan untuk
memperluas pengujian audit pada kejadian setelah tanggal neraca yang baru
ditemukan untuk memastikan hal itu sudah diungkapkan. Auditor memiliki dua
pilihan atas perluasan pengujian kejadian setelah tanggal neraca, yaitu:
1. Memperluas semua pengujian peristiwa kemudia hingga ke tanggal yang baru:
auditor hanya mengubah tanggal laporan audit ke tanggal yang baru.
2. Membatasi review peristiwa kemudian pada persoalan yang berhubungan
dengan peristiwa lanjutan yang baru: auditor menerbitkan laporan audit pada
tanggal ganda, tanggal pertama pada saat pekerjaan lapangan selesai, tangga
kedua yang selalu lebih lambat untuk pengecualian.
E. AKUMULASI BUKTI AKHIR (merancang dan melaksanakan langkah
terakhir dalam pengumpulan bukti audit)
Terdapat lima langkah dalam pengumpulan bukti terkahir yaitu:
1. Melakukan Prosedur Analitis Akhir
Ketika melaksanakan prosedur analitis tahap review akhir yang diharuskan
oleh standar audit, pertner pada umunya membaca laporan keuangan,
termasuk catatan kakidan mempertimbangkannya:
Kecukupan bukti yang dikumpulkan atas saldo akun yang tidak biasa
atau tidak diharapkan atau hubungan yang teridentifikasi selama
perencanaan atau selama pelaksanaan audit.
8. Saldo akun yang tidak lazim atau tidak diharapkan atau hubungan yang
tidak teridentifikasi sebelumnya.
Hasil dari prosedur analitis akhir mungkin menunjukkan bukti audit
tambahan jika diperlukan.
2. Mengevaluasi Asumsi Going-Concern
Auditor melakukan penilaian awalnya sebagai bagian dari perencanaan akan
tetapi mungkin merevisinya jika memperoleh informasi yang baru. Auditor
menggunakan prosedur analitis, mendiskusikan dengan manajemen
mengenai kemungkinan adanya kesulitan keuangan, dan mengumpulkan
informasi mengenai bisnis klien selama masa audit agar dapat memberikan
penilaian terhadap kemungkinan kesulitan keuangan pada tahun depan.
Penilaian akhir atas kelangsungan usaha dipertimbangkan setelah seluruh
bukti dikumpulkan dan penyesuaian audit yang diusulkan telah dimasukkan
dalam laporan keuangan. Saat auditor menetapkan asumsi kelangsungan
usaha, mereka harus mengevaluasi rencana manajemen dalam menghindari
kebangkrutan dan mengevaluasi kelayakan dalam realisasi rencana tersebut.
3. Memperoleh Surat Representasi Manajemen
Terdapat tiga tujuan suat representasi klien tersebut adalah :
Utuk menekankan kepada manajemen tanggungjawabnya atas asersi
dalam laporan keuangan.
Untuk mengingatkan manajemen potensi salahs aji atau penghapusan
dalam laporan keuangan.
Untuk mendokumentasikan respon dari manajemen untuk mengajukan
pertanyaan nengenai berbagai aspek dari audit. Karena sifatnya yang
lebih formal dari komunikasi lisan, surat representasi membantu
mengurangi kesalahpahaman antara manajemen dan auditor.
Standar audit menyarankan empat kategori persoalan khusus yang harus
dimasukkan:
a. Laporan keuangan
Pengakuan manajemen atas tanggungjawabnya untuk penyajian
yang wajar dari laporan keuangan.
Keyakinan manajemen bahwa laporan keuangan disajikan dengan
wajar dan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.
b. Kelengkapan informasi
Ketersediaan seluruh pencatatan akuntansi dan data terkait.
Kelengkapan dan ketersediaan seluruh notulensi pertemuan
pemegang saham, direktur, dan dewan direksi.
c. Pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan
Keyakinan manajemen bahwa dampak dari salah saji laporan
keuangan yang tidak dikoreksi adalah tidak material bagi laporan
keuangan keseluruhan.
9. Informasi berkenaan kecurangan melibatkan: manajemen, karyawan
yang berperan penting dalam pengendalian internal, atau orang lain
dimana kecurangan dapat berdampak material dalam laporan
keuangan.
Informasi berkenaan transaksi pihak terkait dan jumlah piutang dan
terutang dari dan kepada pihak terkait.
Klaim atau penilaian yang belum dinilai yang menurut nasihat
pengacara perusahaan adalah asesri yang mungkin dan harus
diungkapkan sesuai ketentuan akuntansi untuk kontingensi.
d. Kejadian setelah tanggal neraca
Kebangkrutan konsumen utama dengan piutang dagang berjumlah
besar pada tanggal neraca.
Merger atau akuisisi setelah tanggal neraca.
Surat representasi klien adalah pernyataan tertulis dari sumber yang tidak
independen, karena itu tidak dapat dianggap sebagai bukti yang bisa
diandalkan. Akan tetapi, surat tersebut merupakan dokumen dimana
manajemen ditanyai dengan pertanyaan tertentu untuk memastikan bahwa
manajemen memahami tanggung jawabnya dan untuk melindungi auditor jika
manajemen mengajukan tuntutan terhadap auditor.
Mempertimbangkan Informasi yang Menyertai Laporan Keuangan Dasar
Auditor harus membedakan dengan jelas tanggungjawab auditnya dan
tanggungjawab pelaporan untuk laporan keuangan utama dan untuk informasi
tambahan. Biasanya, auditor tidak melakukan audit terperinci yang memadai untuk
menyesuaikan opini atas informasi tambahan, tetapi dalam kondisi tertentu auditor
dapat saja mengandalkan bahwa informasi tersebut disajikan dengan wajar. Standar
pelaporan profesi mensyaratkan auditor untuk membuat pernyataan yang jelas
mengenai tingkat tanggung jawab yang diambil atas informasi tambahan ini. Dua
jenis opini yang diperbolehkan: opini positif yang mengindikasikan tingkat keyakinan
yang tinggi atau tidak memberikan pendapat yang mengindikasikan tidak adanya
keyakinan.
Ketika auditor mengeluarkan pendapat atas informasi tambahan yang menyertai
laporan keuangan., materialitasnya sama dengan yang digunakan dalam membuat
opini terhadap laporan keuangan dasar. Auditor memberikan tambahan kata-kata
pada laporan standar auditor saat menyatakan opini untuk tambahan informasi.
Membaca Informasi Lain Dalam laporan Tahunan
Standar audit mengharuskan auditor untuk membaca informasi lain yang
dimasukkan dalam laporan tahunan. Auditor harus membandingkan informas lain
dengan laporan keuangan untuk memastikan bahwa data tersebut sama. Standar
hanya menyebutkan informasi yang bukan bagian dari laporan keuangan, tapi
diterbitkan bersama laporan keuangan.
F. MENGEVALUASI HASIL: (mengintegrasikan bukti audit yang dikumpulkan
dan mengevaluasi hasil audit secara keseluruhan)
10. Setelah melaksanakan seluruh prosedur audit dalam setiap bidang audit, auditor
harus mengintergrasikan hasilnya menjadi satu kesimpulan secara keseluruhan
mengenai laporan keuangan. Pada akhirnya, auditor harus memutuskan apakah
bukti audit sudah memadai dan tepat untuk diakumulasikan untuk menjamin
kesimpulan bahwa laporan keuanga disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi
diterima umum. Auditor perusahaan publik juga harus membuat kesimpulan
secara keseluruhan mengenai keefektifan pengendalian internal terhadap
pelaporan keuangan. Terdapat lima aspek utama dalam mengevaluasi hasil
yaitu:
1. Bukti yang tepat yang mencukupi:
Auditor mereview dokumentasi atas audit keseluruhan untuk menentukan
apakah seluruh hal material dari transaksi, akun dan pengungkapan sudah
diuji secara memadai, dengan mempertimbangkan seluruh kondisi audit.
Bagian review yang penting adalah memastikan bahwa seluruh bagian dari
program audit program telah diselesaikan dan didokumentasikan secara
akurat, serta semua tujuan audit telah terpenuhi.
Untuk membantu dalam memutuskan apakah audit sudah memadai, auditor
sering menggunakan suatu penyelesaian daftar pemeriksaan audit. Jika
auditor memutuskan bahwa bukti yang memadai tidak terpenuhi dalam
untuk memutuskan apakah laporan keuangan disajikan secara wajar, auditor
memiliki dua pilihan: mengumpulkan bukti tambahan atau menerbitkan
pendapat dengan pengecualian atau menolak memberikan pendapat. Jika
auditor percaya bahwa terdapat kecukupan bahan bukti tetapi tidak
menjamin kesimpulan mengenai penyajian laporan keuangan yang wajar,
auditor sekali lagi mempunyai dua pilihan: laporan harus direvisi untuk
memenuhi keinginan auditor atau memberikan pendapat wajar dengan
pengecualian atau menolak untuk memberikan pendapat
2. Pengungkapan laporan keuangan
Sebagai bagian dari review akhir terhadap pengungkapan laporan
keuangan, banyak KAP mensyaratkan penyelesaian daftar pemeriksaan
pengungkapan laporan keuangan untuk setiap audit.
3. Telaah dokumentasi audit
Ada tiga alasan mengapa anggota KAP yang berpengalaman harus meneliti
dengan seksama review dokumentasi audit pada penyelesaian audit:
a. Untuk mengevalusi kinerja karyawan yang belum berpengalaman.
b. Untuk memastikan bahwa proses audit memenuhi standar kinerja KAP.
c. Untuk mengatasi bias yang seringkali merecoki pertimbangan auditor.
4. Review independen
Pada tahap penyelesaian audit yang lebih besar, sudah hal yang umum
untuk memberikan laporan keuangan dan seluruh rangkaian file audit review
11. oleh reviewer independen yang tidak berpartisipasi dalam melakukan audit,,
tetapi merupakan anggota KAP yang melakukan audit.
5. Ikhtisar evaluasi bukti
Auditor mengevaluasi kecukupan dan kelayakan bukti dengan pertama kali
mengevaluasi risiko audit yang dapat dicapai, kemudian melakukan evaluasi
yang sama atas laporan keuangan secara keseluruhan. Auditor juga
mengevaluasi pakah bukti itu mendukung pendapat audit dengan pertama
kali mengestimasi salah saji dalam setiap akun dan kemudian untuk laporan
keuangan keseluruhan.
Menerbitkan Laporan Audit
Auditor harus menunggu untuk menentukan laporan audit yang tepat akan
diterbitkan hingga semua bukti terkumpul dan dievaluasi. Sebagian besar auditor
menerbitkan laporan standar tanpa pengecualian dengan kata-kata standar. Apabila
KAP memutuskan bahwa laporan standar tanpa pengecualian tidak tepat, aka nada
pembahasan yang ekstensif. Sebagaian besar KAP memiliki manual laporan audit
komprehensif yang membantu mereka dalam memilih kata-kata yang tepat dalam
laporan yang akan diterbitkan.
G. BERKOMUNIKASI DENGAN KOMITE AUDIT DAN MANAJEMEN:
(Berkomunikasi secara efektif dengan komite audit dan manajemen)
Terdapat tiga komunikasi pertama yang diwajibkan oleh standar auditing yaitu:
1. Mengomunikasikan kecurangan dan tindakan legal
Tujuan komunikasinya adalah membantu komite audit dalam melakukan
tugas pengawasan atas laporan keuangan yang dapat diandalkan.
2. Mengomunikasikan definisi pengendalian internal
Auditor harus menyampaikan secara tertulis perihal kurangnya pengendalian
internal dan kelemahan material dalam perancangan atau pengoperasian
pengendalian internal kepada pihak yang berhak.
3. Komunikasi lain dengan komite audit
Tujuan dari komunikasi ini adalah agar komite audit dan pihak lain dan pihak
yang berhak tetap memperoleh informasi relevan dan signifikan mengenai
proses laporan keuangan dan memberikan kesempatan kepada komite audit
untuk mengkomunikasikan persoalan penting dengan auditor. Ada empat
tujuan utama dari komunikasi yang diwajibkan.
Untuk mengkomunikasikan tanggungjawab auditor dalam audit atas
laporan keuangan
Untuk menyediakan tinjuan mengenai lingkup dan penetapan waktu audit.
Untuk menyediakan pihak yang berhak atas temuan signifikan selama
audit.
Untuk memperoleh informasi yang relevan dengan audit dari pihak yang
berhak
12. 4. Surat Manajemen
Surat manajemen ditujukan untuk menginformasikan kepada klien mengenai
rekomendasi KAP guna meningkatkan bisnis klien. Rekomendasi biasanya
berfokus pada efisiensi pengoperasian perusahaan. Surat manajemen
merupakan suatu opsi dan ditujukan untuk membantu klien dalam
mengoperasikan bisnisnya lebih efektif.
H. PENEMUAN FAKTA-FAKTA LEBIH LANJUT: (Mengidentifikasi anggung
jawab auditor ketika fakta yang mempengaruhi laporan audit diungkapkan
setelah laporan diterbitkan)
Terkadang auditor menemukan bahwa setelah audit laporan keuangan
diterbitkan terjadi salah saji material dalam laporan keuangan. Ketika penemuan
fakta lebih lanjut terjadi, auditor berkewajiban memastikan bahwa para pemakai
yang mengandalkan laporan keuangan diberitahu mengenai salha saji tersebut.
Jika auditor menemukan bahwa terdapat kekeliruan dalam laporan keuangan
setelah diterbitkan, maka tindakan yang paling tepat adalah meminta klien untuk
menerbitkan revisi laporan keuangan yang memasukkan penjelasan atas
alasannya.
Jika klien menolak mengungkapkan salah saji ke dalam laporan, maka auditor
harus menginformasikan kepada dewan direksi dan harus mengingatkan kepada
regulator bahwa laporan keuangan tidak lagi disajikan wajar dan jika
memungkinkan, menyampaikan kepada semua pihak yang mengandalkan
laporan keuangan. Tanggung jawab auditor atas review kejadian setelah tanggal
neraca berakhir pada tanggal penyelesaian pekerjaan lapangan. Auditor tidak
bertanggung jawab untuk mencari fakta-fakta, tetapi jika mereka menemukan
bahwa laporan keuangan tidak dinyatakan dengan wajar, maka mereka harus
mengoreksinya.
Sumber :
Arens, Alvin A. Elder, Randal J. Beasley. Mark S. Auditing and Assurance
Services; An Integrated Approach, Edisi 15, Pearson Education Limited 2014