Ini adalah sebuah resume dari buku International Tax Policy And Double Tax Treaties oleh Kevin Holmes. I do not own the copyrights, it's only for educational purposes.
Hubungan Istimewa (associated enterprises) dalam Pajak Internasional
1. Chapter 11
Associated Enterprises
Pengenalan
Berdasarkan Chapter 10, Sebuah perusahaan bisa menggeser atau memanipulasi profit dari
PE dengan tujuan untuk meminimalkan pajak terutang secara global dari perusahaan. Hal ini
dilakukan dengan memperhatikan tax rate di negara residen dengan di negara sumber,
sebagai berikut :
Jika tarif pajak di negara R lebih rendah dari negara S, maka perusahaan akan
meningkatkan pembiayaan internal (internal charges) untuk barang dan jasa yang
disediakan oleh kantor pusat kepada PE untuk menggeser profit dari tarif pajak tinggi
di negara S ke negara R.
Artinya, jika perusahaan pusat memperbesar pengeluaran-pengeluaran atas barang
dan jasa yang ia sediakan kepada PE, maka Profit dari PE akan jauh berkurang tetapi
pembayaran tersebut akan masuk ke dalam kas kantor pusat dan menjadi objek pajak
di kantor pusat atau di negara R dengan tarif pajak yang lebih rendah.
Jika tarif pajak di negara R lebih tinggi dari negara S, maka perusahaan akan
meningkatkan pembiayaan internal (internal charges) untuk barang dan jasa yang
disediakan oleh PE kepada kantor pusat.
Artinya, jika PE di negara S memperbesar pengeluaran-pengeluaran atas barang dan
jasa yang ia sediakan kepada Kantor Pusat, maka profit PE akan meningkat
sedangkan profit dari Kantor Pusat akan mengecil sehingga pembayaran tersebut
menjadi penghasilan bagi PE dan dikenakan pajak di Negara S yang tarif pajaknya
lebih rendah.
Kegiatan untuk menggeser profit seperti diatas biasanya dilakaukan pada satu entitas dimana
Kantor Pusat dengan PE adalah satu kesatuan entitas. Sedangkan dalam praktiknya,
kegiatan untuk menggeser profit tersebut sering dilakukan pada perusahaan yang terpisah,
yaitu antara perusahaan induk dengan subsidiary atau sister subsidiary (disebut Associated
Enterprises).
Negara biasanya memasukkan ketentuan anti-avoidance dalam hukum domestik untuk
mencegah hal-hal diatas. Biasanya apabila transaksi antara pihak terkait terjadi, maka negara
akan mensubstitusi nilai transaksi (arm’s length prices) dengan nilai jika dilakukan kepada
pihak ketiga independent untuk menghitung pajak terutangnya.
2. Transfer Pricing dalam Ketentuan Domestik
Ketika barang, jasa, dan Aset tetap dibeli atau dijual diantara perusahaan yang saling terkait
atau antar divisi dari satu perushaan, yang terletak di juridiksi pajak yang berbeda, makaharga
yang diberlakukan dalam transaksi tersebut tidak merefleksikan harga wajar yang
sebenarnya. Transaksi ini dilakukan untuk memanipulasi pendapatan dan beban yang
menghasilkan pajak terutang yang lebih rendah.
Untuk mencegah transaksi ini, diberlakukan ketentuan mengenai transfer pricing dalam
ketentuan pajak, yang menetapkan harga pasar wajar sebagai harga transaksi arm’s length
berdasarkan transaksi serupa yang dilakukan dalam keadaan serupa dengan pihak yang
independent.
Contoh :
Perusahaan US (Company U) menghadapi tarif pajak 35%, mempunyai subsidiary (Company
L) di Latvia dengan tarif pajak 15%. Jika Company L membeli barang dengan nilai pasar USD
1 milair dari Company U dengan membayar USD 500 ribu, maka terdapat penghematan pajak
sebesar USD 100 ribu.
Sebelum Transfer Pricing Setelah Transfer Pricing
Company U
Sales 1.000.000 500.000
US Tax (35%) 350.000 175.000
Company L
Purchase Price 1.000.000 500.000
Latvian tax Benefit (15%) (150.000) (75.000)
Net Tax cost 200.000 100.000
*) Negara US kehilangan pendapatan sebesar USD 175 ribu (350.000 – 175.000) karena
adanya pengaturan harga transfer, sedangkan negara L mendapatkan benefit berupa beban
yang boleh dibebankan menjadi lebih kecil yang akan meningkatkan laba Company L
sehingga penerimaan pajaknya menjadi lebih besar.
Ketentuan mengenai harga transfer ini memberikan kewenangan bagi administrasi pajak
untuk menetapkan kembali harga transaksi berdasarkan harga pasar wajar sehingga
penggeseran pendapatan dapat dicegah, dimana negara tempat aktivitas ekonomi tidak
dilakukan (Company L) tidak mendapatkan benefit dari meningkatnya penerimaan pajak.
Termasuk dalam contoh ini adalah pembayaran kepada karyawan yang tidak merefleksikan
service aktual dan Ketika manpulasi pembayaran terjadi antara pihak terkait atas suatu
services.
3. Arm’s Length Principle dalam Model DTA
Dalam hukum domestik, Ketika terjadi transfer pricing, diharuskan untuk mengganti nilai
transaksi arm’s length (yang digunakan untuk menghindari pajak) dengan menggunakan
harga pasar wajar. Di dalam Pasal 7 dan 9 OECD Model DTA juga diharuskan untuk
menggunakan arm’s length approach untuk transaksi (1) antara dua divisi internasional dari
satu entitas yang sama dan Pe-nya atau antara PE-nya, (2) antara dua perusahaan berbeda
tetapi saling terkait. Harga pasar wajar yang digunakan adalah harga yang ditetapkan jika
transaksi tersebut dilakukan dengan pihak yang independent.
Contoh :
Perusahaan Kanada (Company C) menjual software package ke pelanggan pihak ketiga
dengan harga CND 100 per satuan tetapi ia menjualnya dengan harga CND 70 per satuan
kepada Warswa Branch. Berdasarkan ketentuan Pasal 7(2) DTA, maka harga yang
digunakan ditetapkan adalah CND 100 per satuan.
Associated Enterprises
Pasal 9 OECD Model DTA, menegaskan mengenai transaksi antara entitas hukum yang
terpisah tetapi saling terhubung satu sama lain, contohnya antara perusahaan induk dengan
subsidiary-nya atau antara dua subsidiary. Dalam pasal 9(1) disebutkan sebagai betikut :
Ketika sebuah perusahaan (country R) berpartisipasi langsung maupun tidak langsung
dalam manajemen, pengendalian, atau modal sebuah perusahaan (Country S) atau
Ketika seorang yang sama berpartisipasi langsung maupun tidak langsung dalam
manajemen, pengendalian, atau modal sebuah perusahaan (Country R) dan (Country
S). >> satu orang ini menguasai kedua perusahaan.
Dalam hal satu atau dua hal diatas terpenuhi atau terjadi diantara dua perusahaan didalam
hubungan komersial atau finansial mereka yang menyebabkan perberbedaan (harga)
dengan yang terjadi antara perusahaan independent, maka setiap profit yang seharusnya
diakui pada salah satu perusahaan tetapi karena andanya kondisi tersebut diatas menjadi
belum diakui, akan dimasukkan sebagai profit dan dikenakan pajak semestinya.
Pasal ini bersifat umum dan berfungsi sebagai anti-avoidance untuk menangkap berbagai
upaya penghindaran pajak. Dalam pasal tersebut ditegaskan mengenai penyesuaian atas
profit berdasarkan harga pasar wajar (primary adjustment) yang diperoleh dari comparable
uncontrolled transactions and terms and conditions. Jika transaksi tersebut tidak
menggunakan harga yang berbeda atau perlakuan yang berbeda, maka tidak perlu dilakukan
adjustment.
4. Compensating Adjustment
Dalam menerapkan ketentuan diatas, muncul suatu masalah yaitu economic double taxation,
dimana satu jenis penghasilan dikenakan pajak dua kali ditempat yang berbeda. Contohnya
dalam kasus diatas Ketika Company C (Kanada) menjual softwareke Company P – subsidiary
(Poland) dengan harga CND 70 per satuan daripada CND 100 per satuan. Maka Otoritas
pajak di Kanada akan menyesuaian penjualan dari Company C, tetapi tidak dengan Otoritas
pajak di Poland (tidak menyesuaikan beban yang boleh dibebankan), sebagai berikut :
Transfer
Pricing
After primary
adjustment
After
Compensatory
Adjustment
Company C
Sales 70 100 100
Canada Tax (39%) 27,3 39 39
Company P
Purchased Price 70 70 100
Poland Tax benefit (19%) (13,3) (13,3) (19)
Net Tax Cost to group 14 25,7 20
Sesuai dalam contoh dapat dilihat bahwa Company C telah dikenai pajak berdasarkan CND
100 dimana ia hanya menerimapembayaran dari Company P sebesarCND70 saja. Sehingga
atas selisih transaksi CND30 tersebut telah dikenai pajak dua kali yaitu pada Company C dan
pada Company P melalui pengurang penghasilan yang lebih kecil (hanya 70) sehingga
economic double taxations muncul.
Sales Price asserted in Canada CND 100
Less : cost price deductions allowed in Poland (CND 70)
Income Subject to Double taxation CND 30
Poland tax rate (19%) CND 5,7 >> Economic Double Taxations
Untuk menghilangkan economic double taxation, berdasarkanpasal 9(1) dan (2) OECDModel
DTA menyediakan Compensating Adjustment dimana otoritas pajak dari masing-masing
negara yang berkontrak harus saling berkonsultasi satu sama lain untuk menentuka
adjustment. Dalam contoh untuk menghilangkan economic double taxation sebesar 5,7 maka
Poland melakukanpenyesuaian harga pembelian dari CND70 menjadi CND100 (ingat kedua
perusahaan merupakan perusahaan yang saling terkait sehingga seolah transaksi ini terjadi
dengan diri sendiri)