SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
RESUME CHAPTER 9
Materialitas dan Risiko
Materialitas
Materialitas merupakan pertimbangan utama dalam menentukan ketepatan laporan audit yang harus
dikeluarkan. Materialitas menyebabkan pertimbangan seseorang yang mengandalkan informasi tersebut
mungkin akan berubah terpengaruh oleh materialitas tersebut. Apabila seorang auditor menemukan salah saji
yang material, maka ia harus menyampaikan kepada manajemen untuk melakukan koreksi. Jika klien menolak
melakukan koreksi, maka auditor akan mengeluarkan pendapat wajar dengan pengecualian atau tidak wajar,
tergantung tingkat materialitas.
Langkah dalam menerapkan materialitas
(i) Menetapkan materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan
Standar audit mengharuskan auditor untuk memutuskan jumlah salah saji gabungan yang material
pada awal audit. Hal ini disebut pertimbangan pendahuluan tentang materialitas (preliminary judgement
about materiality). Pertimbangan ini mungkin berubah selama proses audit dilaksanakan yang disebut
dengan pertimbangan revisi tentang materialitas yang direvisi (revised judgement about materiality).
Factor yang mempengaruhi pertimbangan materialitas
a. Materialitas adalah konsep yang bersifat relative ketimbang absolut
Bagi perusahaan kecil, salah saji USD 10 juta mungkin sangat material. Tetapi bagi perusahaan
besar, salah saji tersebut mungkin tidak material.
b. Tolak ukur yang dipertimbangkan untuk mengevaluasi materialitas
Untuk mengukut tingkat materialitas, diperlukan suatu tolak ukur tertentu. Tolak ukur yang biasa
digunakan adalah laba bersih sebelum pajak, penjualan bersih, total asset, asset lancer, kewajiban
lancer, dsb.
c. Factor kualitatif yang mempengaruhi materialitas
Factor material yang biasanya mempengaruhi adalah salah saji yang disebabkan karena
kecurangan atau kesengajaan, salah saji yang kecil tapi memberikan konsekuensi kontraktual, salah
saji yang mempengaruhi tren laba.
(ii) Menentukan materialitas kinerja
Materialitas kinerja adalah jumlah angka yang ditetapkan oleh auditor lebih kecil dari materialitas
laporan keuangan secara keseluruhan demi mengurangi probabilitas salah saji yang rendah dan tepat
melebihi salah saji laporan keuangan secara keseluruhan. Materialitas kinerja dikenal sebagai alokasi
pertimbangan pendahuluan tentang materialitas ke segmen-segmen dalam akun negara dan bukan pada
laba/rugi Karena pengaruh dari penggunaan double entry.
Contoh pertimbangan pendahuluan sebesar USD 442.000 (6% dari laba operasi) dialokasikan ke
piutang usaha (maksimal 60% dari pertimbangan pendahuluan) sebesar USD 265.000, hal berarti auditor
menganggap wajar bila salah saji dibawah USD 265.000.
(iii) Mengestimasi total salah saji dalam segmen
Dalam pelaksanaan audit, salah saji yang ditemukan oleh auditor dibagi menjadi dua :
a. Salah saji yang diketahui (known misstatement) – salah saji yang jumlahnya dapat ditentukan oleh
auditor.
b. Salah saji yang mungkin (likely misstatement) – salah saji yang disebabkan perbedaan pertimbangan
manajemen dengan auditor atau berdasarkan pengujian auditor.
Audit kemudian menggunakan salah saji tersebut untuk mengestimasi total salah saji yang mungkin
dalam suatu akun. Contoh salah saji yang ditemukan karena pengujian sampel barang untuk menentukan
persediaan.
(iv) Mengestimasi salah saji gabungan
Jumlah salah saji tersebut kemudian digabungkan dalam kertas kerja.
(v) Membandingkan estimasi salah saji gabungan dengan pertimbangan pendahuluan atau yang
merevisi tentang materialitas
Salah saji bangungan kemudian dibandingkan dengan pertimbangan pendahuluan materialitas. Sehingga
salah saji dapat diketahui apakah dapat diterima atau tidak dalah diterima. Salah saji dibagi menjadi dua :
a. Salah saji diketahui – salah saji ini terdeteksi langsung oleh auditor
b. Salah saji yang mungkin – salah saji ini menggunakan sampel sehingga ada peluang kesalahan
sampling.
Risiko Audit
Auditor mengakui bahwa ada risiko ketidakpastian yang melekat tentang ketepatan bukti, efektivitas
pengendalian internal, dan kewajaran laporan keuangan sehingga auditor perlu menangani risiko itu dengan
tepat.
Model Risiko Audit untuk perencanaan
𝑃𝐷𝑅 =
𝐴𝐴𝑅
𝐼𝑅 Γ— 𝐢𝑅
Keterangan :
PDR = risiko deteksi yang direncanakan (Planned detection risk)
AAR = risiko audit yang dapat diterima (acceptable audit risk)
IR = risiko inheren (inherent risk)
CR = risiko pengendalian (control risk)
Risiko deteksi yang direncanakan
Merupakan risiko bahwa bukti audit untuk suatu tujuan audit akan gagal mendeteksi salah saji yang melebihi
toleransi (materialitas kinerja). Jika ingin mengurangi risiko deteksi yang direncanakan, maka auditor harus
menambah jumlah bukti (sampel).
Risiko Inheren
Merupakan penilaian auditor atas kerentanan asersisalah saji material, dengan asumsitidak ada efektivitas
pengendalian internal. Penilaian didasarkan pada diskusi dengan manajemen, pengetahuan tentang
perusahaan, dan hasil audit sebelumnya. Risiko inheren berbanding terbalik dengan risiko deteksi yang
direncanakan.
Factor yang mempengaruhi risiko inheren :
1. Sifat bisnis klien – contohnya persediaan pada perusahaan elektronik akan lebih mudah usang karena
sifat barang dagangan yang selalu mengalami kemajuan.
2. Hasil audit sebelumnya – salah saji yang terjadi sebelumnya hendaknya diperbaiki pada periode
berikutnya.
3. Penugasan awal vs penugasan berulang – pengalaman auditor berbeda di saat penugasan pertama kali
dengan penugasan yang kesekian kalinya.
4. Pihak terkait – salah saji yang disebabkan oleh transaksi dengan pihak tidak independen.
5. Transaksi non rutin atau kompleks – kontrak tidak biasa dan komplek biasanya cenderung mudah untuk
salah saji.
6. Pertimbangan yang diperlukan untuk mencatat saldo akun dan transaksi – kesulitan yang dihadapi
dalam menentukan penyisihan, nilai wajar, atau nilai penggantian meningkatkan risiko salah saji.
7. Unsur-unsur populasi
8. Factor berkaitan kecurangan dan misapropriasi asset dalam laporan keuangan
Risiko Pengendalian
Merupakan penilaian auditor mengenai risiko bahwa salah saji material akan terjadi dalam suatu asersiatau
tidak dapat dicegah atau terdeteksi secara tepat waktu oleh pengendalian internal. Untuk mengetahui risiko
pengendalian, auditor perlu memahami pengendalian internal yang ada. Risiko pengendalian berbanding
terbalik dengan risiko deteksi yang direncanakan. Sehingga apabila pengendalian internal efektif, maka risiko
deteksi yang direncanakan dapat diperbesar dan bukti dapat dikurangi.
Risiko Audit yang dapat diterima
Merupakan tingkat ketersediaan auditor untuk menerima bahwa laporan keuangan mungkin mengandung
salah saji yang material setelah audit selesai, dan pendapat wajar tanpa pengecualian telah dikeluarkan. Risiko
audit yang dapat diterima berbanding lurus dengan dengan risiko deteksi yang direncanakan. Auditor tidak bisa
yakin penuh (risiko nol) mengenai akurasi laporan keuangan. Sehingga auditor sering menyebut audit assurance
(tingkat keterjaminan informasi).
Auditor harus dapat menentukan tingkat risiko audit yang dapat diterima, beberapa factor yang perlu
dipertimbangkan, sebagai berikut :
(i) Risiko penugasan – timbul apabila KAP akan memderita kerugian setelah audit, walaupun laporan audit
sudah benar.
(ii) Faktor yang mempengaruhi risiko audit dapat diterima :
a. Derajat ketergantungan pemakai laporan keuangan – apabila informasi sangat diandalkan, maka
auditor harus menurunkan risiko audit dapat diterima. Ditentukan oleh ukuran klien, distribusi
kepemilikan klien, dan sifat serta jumlah kewajiban klien.
b. Kemungkinan klien mengalami kesulitan keuangan setelah audit – terjadi ketika klien mengajukan
tuntutan terhadap KAP atas audit yang dilaksanakan, terlepas dari kelayakan audit tersebut. Kesulitan
keuangan klien dapat diketahui melalui posisi likuiditas, laba(rugi) tiap tahun, pertumbuhan utang, sifat
operasi klien, dan kompetensi manajemen.
c. Evaluasi auditor atas intergritas manajemen
Interigritas klien yang diragukan menyebabkan auditor risiko audit yang dapat diterima lebih rendah
(risiko tinggi).
Hubungan risiko dan materialitas dengan bukti audit

More Related Content

What's hot

Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
Β 
Analisis Laporan Keuangan (Pengantar)
Analisis Laporan Keuangan (Pengantar)Analisis Laporan Keuangan (Pengantar)
Analisis Laporan Keuangan (Pengantar)Annisa Galih Sarasati
Β 
PEMERIKSAAN SUBSEQUENT
PEMERIKSAAN SUBSEQUENTPEMERIKSAAN SUBSEQUENT
PEMERIKSAAN SUBSEQUENTEDIS BLOG
Β 
Makalah pengauditan siklus pendanaan/pembelanjaan
Makalah pengauditan siklus pendanaan/pembelanjaanMakalah pengauditan siklus pendanaan/pembelanjaan
Makalah pengauditan siklus pendanaan/pembelanjaanghiyats dewantara
Β 
Makalah audit terhadap siklus pendapatan : pengujian pengendalian
Makalah audit terhadap siklus pendapatan : pengujian pengendalianMakalah audit terhadap siklus pendapatan : pengujian pengendalian
Makalah audit terhadap siklus pendapatan : pengujian pengendalianIlham Akbar
Β 
Merancang pengujian atas rincian saldo ppt
Merancang pengujian atas rincian saldo pptMerancang pengujian atas rincian saldo ppt
Merancang pengujian atas rincian saldo pptRina Limiati
Β 
Tahap penyelesaian udit (tanggung jawab setelah penyelesaian audit)
Tahap penyelesaian udit (tanggung jawab setelah penyelesaian audit)Tahap penyelesaian udit (tanggung jawab setelah penyelesaian audit)
Tahap penyelesaian udit (tanggung jawab setelah penyelesaian audit)Dina Nurmariyani
Β 
Konstruksi Teori Akuntansi
Konstruksi Teori AkuntansiKonstruksi Teori Akuntansi
Konstruksi Teori AkuntansiSujatmiko Wibowo
Β 
Pengauditan siklus produksi persediaan
Pengauditan siklus produksi persediaanPengauditan siklus produksi persediaan
Pengauditan siklus produksi persediaanDina Nurmariyani
Β 
SIA-Pemrosesan Transaksi dan Proses Pengendalian Internal
SIA-Pemrosesan Transaksi dan Proses Pengendalian InternalSIA-Pemrosesan Transaksi dan Proses Pengendalian Internal
SIA-Pemrosesan Transaksi dan Proses Pengendalian InternalCinthya Tamara Paramitha Suherman
Β 
Bab 17 audit siklus pembiayaan
Bab 17 audit siklus pembiayaanBab 17 audit siklus pembiayaan
Bab 17 audit siklus pembiayaanDhita Arum
Β 
Bab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba Rugi
Bab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba RugiBab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba Rugi
Bab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba RugiAndiErwinGhozali
Β 
Bab 5 kertas kerja pemeriksaan
Bab 5 kertas kerja pemeriksaanBab 5 kertas kerja pemeriksaan
Bab 5 kertas kerja pemeriksaansony4de
Β 
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1Rose Meea
Β 
Perencanaan audit
Perencanaan auditPerencanaan audit
Perencanaan auditIsme Semangat
Β 

What's hot (20)

Surat perikatan-audit
Surat perikatan-auditSurat perikatan-audit
Surat perikatan-audit
Β 
Perbedaan Agen dan cabang
Perbedaan Agen dan cabangPerbedaan Agen dan cabang
Perbedaan Agen dan cabang
Β 
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Β 
Analisis Laporan Keuangan (Pengantar)
Analisis Laporan Keuangan (Pengantar)Analisis Laporan Keuangan (Pengantar)
Analisis Laporan Keuangan (Pengantar)
Β 
PEMERIKSAAN SUBSEQUENT
PEMERIKSAAN SUBSEQUENTPEMERIKSAAN SUBSEQUENT
PEMERIKSAAN SUBSEQUENT
Β 
Makalah pengauditan siklus pendanaan/pembelanjaan
Makalah pengauditan siklus pendanaan/pembelanjaanMakalah pengauditan siklus pendanaan/pembelanjaan
Makalah pengauditan siklus pendanaan/pembelanjaan
Β 
Perencanaan Audit
Perencanaan AuditPerencanaan Audit
Perencanaan Audit
Β 
Makalah audit terhadap siklus pendapatan : pengujian pengendalian
Makalah audit terhadap siklus pendapatan : pengujian pengendalianMakalah audit terhadap siklus pendapatan : pengujian pengendalian
Makalah audit terhadap siklus pendapatan : pengujian pengendalian
Β 
Merancang pengujian atas rincian saldo ppt
Merancang pengujian atas rincian saldo pptMerancang pengujian atas rincian saldo ppt
Merancang pengujian atas rincian saldo ppt
Β 
Tahap penyelesaian udit (tanggung jawab setelah penyelesaian audit)
Tahap penyelesaian udit (tanggung jawab setelah penyelesaian audit)Tahap penyelesaian udit (tanggung jawab setelah penyelesaian audit)
Tahap penyelesaian udit (tanggung jawab setelah penyelesaian audit)
Β 
PROSEDUR AUDIT
PROSEDUR AUDITPROSEDUR AUDIT
PROSEDUR AUDIT
Β 
Konstruksi Teori Akuntansi
Konstruksi Teori AkuntansiKonstruksi Teori Akuntansi
Konstruksi Teori Akuntansi
Β 
Pengauditan siklus produksi persediaan
Pengauditan siklus produksi persediaanPengauditan siklus produksi persediaan
Pengauditan siklus produksi persediaan
Β 
SIA-Pemrosesan Transaksi dan Proses Pengendalian Internal
SIA-Pemrosesan Transaksi dan Proses Pengendalian InternalSIA-Pemrosesan Transaksi dan Proses Pengendalian Internal
SIA-Pemrosesan Transaksi dan Proses Pengendalian Internal
Β 
Bab 17 audit siklus pembiayaan
Bab 17 audit siklus pembiayaanBab 17 audit siklus pembiayaan
Bab 17 audit siklus pembiayaan
Β 
Subsequent events
Subsequent eventsSubsequent events
Subsequent events
Β 
Bab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba Rugi
Bab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba RugiBab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba Rugi
Bab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba Rugi
Β 
Bab 5 kertas kerja pemeriksaan
Bab 5 kertas kerja pemeriksaanBab 5 kertas kerja pemeriksaan
Bab 5 kertas kerja pemeriksaan
Β 
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1
Β 
Perencanaan audit
Perencanaan auditPerencanaan audit
Perencanaan audit
Β 

Similar to (Pert 2) bab 9 materialitas dan risiko audit

Konsep Materialitas dan Resiko Dalam Audit Serta Pertimbangan Pengendalian In...
Konsep Materialitas dan Resiko Dalam Audit Serta Pertimbangan Pengendalian In...Konsep Materialitas dan Resiko Dalam Audit Serta Pertimbangan Pengendalian In...
Konsep Materialitas dan Resiko Dalam Audit Serta Pertimbangan Pengendalian In...KevryRamdany1
Β 
Pengauditan Lanjutan, Sandy Setiawan, Materialitas dan Risiko, Universitas Me...
Pengauditan Lanjutan, Sandy Setiawan, Materialitas dan Risiko, Universitas Me...Pengauditan Lanjutan, Sandy Setiawan, Materialitas dan Risiko, Universitas Me...
Pengauditan Lanjutan, Sandy Setiawan, Materialitas dan Risiko, Universitas Me...Sandy Setiawan
Β 
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Hubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti auditHubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti audit
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti auditSyafdinal Ncap
Β 
Yenny farlina yoris, yudhi herliansyah, audit lanjutan, materialitas, resiko ...
Yenny farlina yoris, yudhi herliansyah, audit lanjutan, materialitas, resiko ...Yenny farlina yoris, yudhi herliansyah, audit lanjutan, materialitas, resiko ...
Yenny farlina yoris, yudhi herliansyah, audit lanjutan, materialitas, resiko ...yenny yoris
Β 
Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit Pendahuluan
Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit PendahuluanMaterialitas, Risiko, dan Strategi Audit Pendahuluan
Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit PendahuluanDwi Wahyu
Β 
Presentation auditing
Presentation auditingPresentation auditing
Presentation auditingguspitasari
Β 
UAS AUDIT YUKI.pdf
UAS AUDIT YUKI.pdfUAS AUDIT YUKI.pdf
UAS AUDIT YUKI.pdfyuki darma
Β 
Audit berbasis risiko quiz 3
Audit berbasis risiko quiz 3Audit berbasis risiko quiz 3
Audit berbasis risiko quiz 3ADE NURZEN
Β 
(Pert 3) bab 8 perencanaan audit dan prosedur analitis
(Pert 3) bab 8 perencanaan audit dan prosedur analitis(Pert 3) bab 8 perencanaan audit dan prosedur analitis
(Pert 3) bab 8 perencanaan audit dan prosedur analitisIlham Sousuke
Β 
4. Tuanakotta Bab 18-20 (Risk Assesment).pdf
4. Tuanakotta Bab 18-20 (Risk Assesment).pdf4. Tuanakotta Bab 18-20 (Risk Assesment).pdf
4. Tuanakotta Bab 18-20 (Risk Assesment).pdfDZATIHYASMINNURHAWA1
Β 
Week 2 Praktik Pengauditan-1 Persiapan Pelaksanaan Audit.pptx
Week 2 Praktik Pengauditan-1 Persiapan Pelaksanaan Audit.pptxWeek 2 Praktik Pengauditan-1 Persiapan Pelaksanaan Audit.pptx
Week 2 Praktik Pengauditan-1 Persiapan Pelaksanaan Audit.pptxandrekrisdyansen1
Β 
Pengendalian Intern dan Penaksiran Resiko Pengendalian
Pengendalian Intern dan Penaksiran Resiko PengendalianPengendalian Intern dan Penaksiran Resiko Pengendalian
Pengendalian Intern dan Penaksiran Resiko PengendalianPoliteknik Harapan Bersama Tegal
Β 
Sifat siklus investasi dan pembiayaan
Sifat siklus investasi dan pembiayaanSifat siklus investasi dan pembiayaan
Sifat siklus investasi dan pembiayaanRahmah Yuni Sakinah
Β 
metodologi pengujian audit
metodologi pengujian auditmetodologi pengujian audit
metodologi pengujian auditmas ijup
Β 
(Pert 4) bab 15 penyelesaian siklus penjualan dan penagihan
(Pert 4) bab 15 penyelesaian siklus penjualan dan penagihan(Pert 4) bab 15 penyelesaian siklus penjualan dan penagihan
(Pert 4) bab 15 penyelesaian siklus penjualan dan penagihanIlham Sousuke
Β 
Materi RPL ACPA - PAA - Bapak Fiantonius Sihotang.pdf
Materi RPL ACPA - PAA - Bapak Fiantonius Sihotang.pdfMateri RPL ACPA - PAA - Bapak Fiantonius Sihotang.pdf
Materi RPL ACPA - PAA - Bapak Fiantonius Sihotang.pdfAbuBakar612366
Β 
Pengauditan bab 8 Penaksiran Risiko dan Desain Pengujian
Pengauditan bab 8  Penaksiran Risiko dan Desain PengujianPengauditan bab 8  Penaksiran Risiko dan Desain Pengujian
Pengauditan bab 8 Penaksiran Risiko dan Desain Pengujianwafa khairani
Β 
PPT The risk-based approach to audit.pptx
PPT The risk-based approach to audit.pptxPPT The risk-based approach to audit.pptx
PPT The risk-based approach to audit.pptxRATIKAANINDIATY
Β 
Kel. 5 Pengantar Pengauditan tri.pptx
Kel. 5 Pengantar Pengauditan tri.pptxKel. 5 Pengantar Pengauditan tri.pptx
Kel. 5 Pengantar Pengauditan tri.pptxWidyaRomadhan
Β 
Risiko audit, bukti audit dan materialitas.pptx
Risiko audit, bukti audit dan materialitas.pptxRisiko audit, bukti audit dan materialitas.pptx
Risiko audit, bukti audit dan materialitas.pptxMinangOutdoor
Β 

Similar to (Pert 2) bab 9 materialitas dan risiko audit (20)

Konsep Materialitas dan Resiko Dalam Audit Serta Pertimbangan Pengendalian In...
Konsep Materialitas dan Resiko Dalam Audit Serta Pertimbangan Pengendalian In...Konsep Materialitas dan Resiko Dalam Audit Serta Pertimbangan Pengendalian In...
Konsep Materialitas dan Resiko Dalam Audit Serta Pertimbangan Pengendalian In...
Β 
Pengauditan Lanjutan, Sandy Setiawan, Materialitas dan Risiko, Universitas Me...
Pengauditan Lanjutan, Sandy Setiawan, Materialitas dan Risiko, Universitas Me...Pengauditan Lanjutan, Sandy Setiawan, Materialitas dan Risiko, Universitas Me...
Pengauditan Lanjutan, Sandy Setiawan, Materialitas dan Risiko, Universitas Me...
Β 
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Hubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti auditHubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti audit
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Β 
Yenny farlina yoris, yudhi herliansyah, audit lanjutan, materialitas, resiko ...
Yenny farlina yoris, yudhi herliansyah, audit lanjutan, materialitas, resiko ...Yenny farlina yoris, yudhi herliansyah, audit lanjutan, materialitas, resiko ...
Yenny farlina yoris, yudhi herliansyah, audit lanjutan, materialitas, resiko ...
Β 
Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit Pendahuluan
Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit PendahuluanMaterialitas, Risiko, dan Strategi Audit Pendahuluan
Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit Pendahuluan
Β 
Presentation auditing
Presentation auditingPresentation auditing
Presentation auditing
Β 
UAS AUDIT YUKI.pdf
UAS AUDIT YUKI.pdfUAS AUDIT YUKI.pdf
UAS AUDIT YUKI.pdf
Β 
Audit berbasis risiko quiz 3
Audit berbasis risiko quiz 3Audit berbasis risiko quiz 3
Audit berbasis risiko quiz 3
Β 
(Pert 3) bab 8 perencanaan audit dan prosedur analitis
(Pert 3) bab 8 perencanaan audit dan prosedur analitis(Pert 3) bab 8 perencanaan audit dan prosedur analitis
(Pert 3) bab 8 perencanaan audit dan prosedur analitis
Β 
4. Tuanakotta Bab 18-20 (Risk Assesment).pdf
4. Tuanakotta Bab 18-20 (Risk Assesment).pdf4. Tuanakotta Bab 18-20 (Risk Assesment).pdf
4. Tuanakotta Bab 18-20 (Risk Assesment).pdf
Β 
Week 2 Praktik Pengauditan-1 Persiapan Pelaksanaan Audit.pptx
Week 2 Praktik Pengauditan-1 Persiapan Pelaksanaan Audit.pptxWeek 2 Praktik Pengauditan-1 Persiapan Pelaksanaan Audit.pptx
Week 2 Praktik Pengauditan-1 Persiapan Pelaksanaan Audit.pptx
Β 
Pengendalian Intern dan Penaksiran Resiko Pengendalian
Pengendalian Intern dan Penaksiran Resiko PengendalianPengendalian Intern dan Penaksiran Resiko Pengendalian
Pengendalian Intern dan Penaksiran Resiko Pengendalian
Β 
Sifat siklus investasi dan pembiayaan
Sifat siklus investasi dan pembiayaanSifat siklus investasi dan pembiayaan
Sifat siklus investasi dan pembiayaan
Β 
metodologi pengujian audit
metodologi pengujian auditmetodologi pengujian audit
metodologi pengujian audit
Β 
(Pert 4) bab 15 penyelesaian siklus penjualan dan penagihan
(Pert 4) bab 15 penyelesaian siklus penjualan dan penagihan(Pert 4) bab 15 penyelesaian siklus penjualan dan penagihan
(Pert 4) bab 15 penyelesaian siklus penjualan dan penagihan
Β 
Materi RPL ACPA - PAA - Bapak Fiantonius Sihotang.pdf
Materi RPL ACPA - PAA - Bapak Fiantonius Sihotang.pdfMateri RPL ACPA - PAA - Bapak Fiantonius Sihotang.pdf
Materi RPL ACPA - PAA - Bapak Fiantonius Sihotang.pdf
Β 
Pengauditan bab 8 Penaksiran Risiko dan Desain Pengujian
Pengauditan bab 8  Penaksiran Risiko dan Desain PengujianPengauditan bab 8  Penaksiran Risiko dan Desain Pengujian
Pengauditan bab 8 Penaksiran Risiko dan Desain Pengujian
Β 
PPT The risk-based approach to audit.pptx
PPT The risk-based approach to audit.pptxPPT The risk-based approach to audit.pptx
PPT The risk-based approach to audit.pptx
Β 
Kel. 5 Pengantar Pengauditan tri.pptx
Kel. 5 Pengantar Pengauditan tri.pptxKel. 5 Pengantar Pengauditan tri.pptx
Kel. 5 Pengantar Pengauditan tri.pptx
Β 
Risiko audit, bukti audit dan materialitas.pptx
Risiko audit, bukti audit dan materialitas.pptxRisiko audit, bukti audit dan materialitas.pptx
Risiko audit, bukti audit dan materialitas.pptx
Β 

More from Ilham Sousuke

(Pert 14) chapter 20
(Pert 14) chapter 20(Pert 14) chapter 20
(Pert 14) chapter 20Ilham Sousuke
Β 
Pajak Internasional atas Penghasilan dari Aset Tidak Bergerak
Pajak Internasional atas Penghasilan dari Aset Tidak BergerakPajak Internasional atas Penghasilan dari Aset Tidak Bergerak
Pajak Internasional atas Penghasilan dari Aset Tidak BergerakIlham Sousuke
Β 
Pajak Internasional atas Capital Gain (Pengalihan Aset Tetap)
Pajak Internasional atas Capital Gain (Pengalihan Aset Tetap)Pajak Internasional atas Capital Gain (Pengalihan Aset Tetap)
Pajak Internasional atas Capital Gain (Pengalihan Aset Tetap)Ilham Sousuke
Β 
Pajak Internasional atas Dividen
Pajak Internasional atas DividenPajak Internasional atas Dividen
Pajak Internasional atas DividenIlham Sousuke
Β 
Pajak Internasional atas Bunga
Pajak Internasional atas BungaPajak Internasional atas Bunga
Pajak Internasional atas BungaIlham Sousuke
Β 
Hubungan Istimewa (associated enterprises) dalam Pajak Internasional
Hubungan Istimewa (associated enterprises) dalam Pajak InternasionalHubungan Istimewa (associated enterprises) dalam Pajak Internasional
Hubungan Istimewa (associated enterprises) dalam Pajak InternasionalIlham Sousuke
Β 
Pajak Internasional atas Jasa Independen
Pajak Internasional atas Jasa IndependenPajak Internasional atas Jasa Independen
Pajak Internasional atas Jasa IndependenIlham Sousuke
Β 
Pajak Internasional atas Laba Usaha (Bussiness Profit)
Pajak Internasional atas Laba Usaha (Bussiness Profit)Pajak Internasional atas Laba Usaha (Bussiness Profit)
Pajak Internasional atas Laba Usaha (Bussiness Profit)Ilham Sousuke
Β 
Bentuk Usaha Tetap dalam Pajak Internasional (Permanent Establishment)
Bentuk Usaha Tetap dalam Pajak Internasional (Permanent Establishment)Bentuk Usaha Tetap dalam Pajak Internasional (Permanent Establishment)
Bentuk Usaha Tetap dalam Pajak Internasional (Permanent Establishment)Ilham Sousuke
Β 
Residensi dalam Pajak Internasional
Residensi dalam Pajak InternasionalResidensi dalam Pajak Internasional
Residensi dalam Pajak InternasionalIlham Sousuke
Β 
Lingkup Material dalam Pajak Internasional
Lingkup Material dalam Pajak InternasionalLingkup Material dalam Pajak Internasional
Lingkup Material dalam Pajak InternasionalIlham Sousuke
Β 
Keringanan Pajak (Tax Relief) dalam Pajak Internasional
Keringanan Pajak (Tax Relief) dalam Pajak InternasionalKeringanan Pajak (Tax Relief) dalam Pajak Internasional
Keringanan Pajak (Tax Relief) dalam Pajak InternasionalIlham Sousuke
Β 
Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda
Perjanjian Penghindaran Pajak BergandaPerjanjian Penghindaran Pajak Berganda
Perjanjian Penghindaran Pajak BergandaIlham Sousuke
Β 
Kedudukan Hukum dan Interpretasi P3B
Kedudukan Hukum dan Interpretasi P3BKedudukan Hukum dan Interpretasi P3B
Kedudukan Hukum dan Interpretasi P3BIlham Sousuke
Β 
Pajak Berganda dalam Pajak Internasional
Pajak Berganda dalam Pajak InternasionalPajak Berganda dalam Pajak Internasional
Pajak Berganda dalam Pajak InternasionalIlham Sousuke
Β 
Pajak Internasional atas Royalti
Pajak Internasional atas RoyaltiPajak Internasional atas Royalti
Pajak Internasional atas RoyaltiIlham Sousuke
Β 
Mengenal Pajak Internasional
Mengenal Pajak InternasionalMengenal Pajak Internasional
Mengenal Pajak InternasionalIlham Sousuke
Β 
(Pert 7) bab 20 audit payroll and personnel cycles
(Pert 7) bab 20 audit payroll and personnel cycles(Pert 7) bab 20 audit payroll and personnel cycles
(Pert 7) bab 20 audit payroll and personnel cyclesIlham Sousuke
Β 
(Pert 6) bab 22 siklus akuisisi capital dan repayment
(Pert 6) bab 22 siklus akuisisi capital dan repayment(Pert 6) bab 22 siklus akuisisi capital dan repayment
(Pert 6) bab 22 siklus akuisisi capital dan repaymentIlham Sousuke
Β 

More from Ilham Sousuke (20)

(Pert 14) chapter 20
(Pert 14) chapter 20(Pert 14) chapter 20
(Pert 14) chapter 20
Β 
Pajak Internasional atas Penghasilan dari Aset Tidak Bergerak
Pajak Internasional atas Penghasilan dari Aset Tidak BergerakPajak Internasional atas Penghasilan dari Aset Tidak Bergerak
Pajak Internasional atas Penghasilan dari Aset Tidak Bergerak
Β 
Pajak Internasional atas Capital Gain (Pengalihan Aset Tetap)
Pajak Internasional atas Capital Gain (Pengalihan Aset Tetap)Pajak Internasional atas Capital Gain (Pengalihan Aset Tetap)
Pajak Internasional atas Capital Gain (Pengalihan Aset Tetap)
Β 
Pajak Internasional atas Dividen
Pajak Internasional atas DividenPajak Internasional atas Dividen
Pajak Internasional atas Dividen
Β 
Pajak Internasional atas Bunga
Pajak Internasional atas BungaPajak Internasional atas Bunga
Pajak Internasional atas Bunga
Β 
Hubungan Istimewa (associated enterprises) dalam Pajak Internasional
Hubungan Istimewa (associated enterprises) dalam Pajak InternasionalHubungan Istimewa (associated enterprises) dalam Pajak Internasional
Hubungan Istimewa (associated enterprises) dalam Pajak Internasional
Β 
Pajak Internasional atas Jasa Independen
Pajak Internasional atas Jasa IndependenPajak Internasional atas Jasa Independen
Pajak Internasional atas Jasa Independen
Β 
Pajak Internasional atas Laba Usaha (Bussiness Profit)
Pajak Internasional atas Laba Usaha (Bussiness Profit)Pajak Internasional atas Laba Usaha (Bussiness Profit)
Pajak Internasional atas Laba Usaha (Bussiness Profit)
Β 
Bentuk Usaha Tetap dalam Pajak Internasional (Permanent Establishment)
Bentuk Usaha Tetap dalam Pajak Internasional (Permanent Establishment)Bentuk Usaha Tetap dalam Pajak Internasional (Permanent Establishment)
Bentuk Usaha Tetap dalam Pajak Internasional (Permanent Establishment)
Β 
Residensi dalam Pajak Internasional
Residensi dalam Pajak InternasionalResidensi dalam Pajak Internasional
Residensi dalam Pajak Internasional
Β 
Lingkup Material dalam Pajak Internasional
Lingkup Material dalam Pajak InternasionalLingkup Material dalam Pajak Internasional
Lingkup Material dalam Pajak Internasional
Β 
Keringanan Pajak (Tax Relief) dalam Pajak Internasional
Keringanan Pajak (Tax Relief) dalam Pajak InternasionalKeringanan Pajak (Tax Relief) dalam Pajak Internasional
Keringanan Pajak (Tax Relief) dalam Pajak Internasional
Β 
Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda
Perjanjian Penghindaran Pajak BergandaPerjanjian Penghindaran Pajak Berganda
Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda
Β 
Kedudukan Hukum dan Interpretasi P3B
Kedudukan Hukum dan Interpretasi P3BKedudukan Hukum dan Interpretasi P3B
Kedudukan Hukum dan Interpretasi P3B
Β 
Stuktur P3B
Stuktur P3BStuktur P3B
Stuktur P3B
Β 
Pajak Berganda dalam Pajak Internasional
Pajak Berganda dalam Pajak InternasionalPajak Berganda dalam Pajak Internasional
Pajak Berganda dalam Pajak Internasional
Β 
Pajak Internasional atas Royalti
Pajak Internasional atas RoyaltiPajak Internasional atas Royalti
Pajak Internasional atas Royalti
Β 
Mengenal Pajak Internasional
Mengenal Pajak InternasionalMengenal Pajak Internasional
Mengenal Pajak Internasional
Β 
(Pert 7) bab 20 audit payroll and personnel cycles
(Pert 7) bab 20 audit payroll and personnel cycles(Pert 7) bab 20 audit payroll and personnel cycles
(Pert 7) bab 20 audit payroll and personnel cycles
Β 
(Pert 6) bab 22 siklus akuisisi capital dan repayment
(Pert 6) bab 22 siklus akuisisi capital dan repayment(Pert 6) bab 22 siklus akuisisi capital dan repayment
(Pert 6) bab 22 siklus akuisisi capital dan repayment
Β 

Recently uploaded

PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
Β 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
Β 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
Β 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
Β 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
Β 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
Β 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
Β 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
Β 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
Β 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
Β 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
Β 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
Β 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
Β 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
Β 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
Β 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
Β 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
Β 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
Β 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
Β 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
Β 

Recently uploaded (20)

PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
Β 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
Β 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Β 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Β 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
Β 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
Β 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
Β 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
Β 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Β 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Β 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Β 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Β 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
Β 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Β 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
Β 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Β 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
Β 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
Β 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Β 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Β 

(Pert 2) bab 9 materialitas dan risiko audit

  • 1. RESUME CHAPTER 9 Materialitas dan Risiko Materialitas Materialitas merupakan pertimbangan utama dalam menentukan ketepatan laporan audit yang harus dikeluarkan. Materialitas menyebabkan pertimbangan seseorang yang mengandalkan informasi tersebut mungkin akan berubah terpengaruh oleh materialitas tersebut. Apabila seorang auditor menemukan salah saji yang material, maka ia harus menyampaikan kepada manajemen untuk melakukan koreksi. Jika klien menolak melakukan koreksi, maka auditor akan mengeluarkan pendapat wajar dengan pengecualian atau tidak wajar, tergantung tingkat materialitas. Langkah dalam menerapkan materialitas (i) Menetapkan materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan Standar audit mengharuskan auditor untuk memutuskan jumlah salah saji gabungan yang material pada awal audit. Hal ini disebut pertimbangan pendahuluan tentang materialitas (preliminary judgement about materiality). Pertimbangan ini mungkin berubah selama proses audit dilaksanakan yang disebut dengan pertimbangan revisi tentang materialitas yang direvisi (revised judgement about materiality). Factor yang mempengaruhi pertimbangan materialitas a. Materialitas adalah konsep yang bersifat relative ketimbang absolut Bagi perusahaan kecil, salah saji USD 10 juta mungkin sangat material. Tetapi bagi perusahaan besar, salah saji tersebut mungkin tidak material. b. Tolak ukur yang dipertimbangkan untuk mengevaluasi materialitas Untuk mengukut tingkat materialitas, diperlukan suatu tolak ukur tertentu. Tolak ukur yang biasa digunakan adalah laba bersih sebelum pajak, penjualan bersih, total asset, asset lancer, kewajiban lancer, dsb. c. Factor kualitatif yang mempengaruhi materialitas Factor material yang biasanya mempengaruhi adalah salah saji yang disebabkan karena kecurangan atau kesengajaan, salah saji yang kecil tapi memberikan konsekuensi kontraktual, salah saji yang mempengaruhi tren laba. (ii) Menentukan materialitas kinerja Materialitas kinerja adalah jumlah angka yang ditetapkan oleh auditor lebih kecil dari materialitas laporan keuangan secara keseluruhan demi mengurangi probabilitas salah saji yang rendah dan tepat melebihi salah saji laporan keuangan secara keseluruhan. Materialitas kinerja dikenal sebagai alokasi pertimbangan pendahuluan tentang materialitas ke segmen-segmen dalam akun negara dan bukan pada laba/rugi Karena pengaruh dari penggunaan double entry.
  • 2. Contoh pertimbangan pendahuluan sebesar USD 442.000 (6% dari laba operasi) dialokasikan ke piutang usaha (maksimal 60% dari pertimbangan pendahuluan) sebesar USD 265.000, hal berarti auditor menganggap wajar bila salah saji dibawah USD 265.000. (iii) Mengestimasi total salah saji dalam segmen Dalam pelaksanaan audit, salah saji yang ditemukan oleh auditor dibagi menjadi dua : a. Salah saji yang diketahui (known misstatement) – salah saji yang jumlahnya dapat ditentukan oleh auditor. b. Salah saji yang mungkin (likely misstatement) – salah saji yang disebabkan perbedaan pertimbangan manajemen dengan auditor atau berdasarkan pengujian auditor. Audit kemudian menggunakan salah saji tersebut untuk mengestimasi total salah saji yang mungkin dalam suatu akun. Contoh salah saji yang ditemukan karena pengujian sampel barang untuk menentukan persediaan. (iv) Mengestimasi salah saji gabungan Jumlah salah saji tersebut kemudian digabungkan dalam kertas kerja. (v) Membandingkan estimasi salah saji gabungan dengan pertimbangan pendahuluan atau yang merevisi tentang materialitas Salah saji bangungan kemudian dibandingkan dengan pertimbangan pendahuluan materialitas. Sehingga salah saji dapat diketahui apakah dapat diterima atau tidak dalah diterima. Salah saji dibagi menjadi dua : a. Salah saji diketahui – salah saji ini terdeteksi langsung oleh auditor b. Salah saji yang mungkin – salah saji ini menggunakan sampel sehingga ada peluang kesalahan sampling. Risiko Audit Auditor mengakui bahwa ada risiko ketidakpastian yang melekat tentang ketepatan bukti, efektivitas pengendalian internal, dan kewajaran laporan keuangan sehingga auditor perlu menangani risiko itu dengan tepat. Model Risiko Audit untuk perencanaan 𝑃𝐷𝑅 = 𝐴𝐴𝑅 𝐼𝑅 Γ— 𝐢𝑅 Keterangan : PDR = risiko deteksi yang direncanakan (Planned detection risk) AAR = risiko audit yang dapat diterima (acceptable audit risk) IR = risiko inheren (inherent risk) CR = risiko pengendalian (control risk) Risiko deteksi yang direncanakan
  • 3. Merupakan risiko bahwa bukti audit untuk suatu tujuan audit akan gagal mendeteksi salah saji yang melebihi toleransi (materialitas kinerja). Jika ingin mengurangi risiko deteksi yang direncanakan, maka auditor harus menambah jumlah bukti (sampel). Risiko Inheren Merupakan penilaian auditor atas kerentanan asersisalah saji material, dengan asumsitidak ada efektivitas pengendalian internal. Penilaian didasarkan pada diskusi dengan manajemen, pengetahuan tentang perusahaan, dan hasil audit sebelumnya. Risiko inheren berbanding terbalik dengan risiko deteksi yang direncanakan. Factor yang mempengaruhi risiko inheren : 1. Sifat bisnis klien – contohnya persediaan pada perusahaan elektronik akan lebih mudah usang karena sifat barang dagangan yang selalu mengalami kemajuan. 2. Hasil audit sebelumnya – salah saji yang terjadi sebelumnya hendaknya diperbaiki pada periode berikutnya. 3. Penugasan awal vs penugasan berulang – pengalaman auditor berbeda di saat penugasan pertama kali dengan penugasan yang kesekian kalinya. 4. Pihak terkait – salah saji yang disebabkan oleh transaksi dengan pihak tidak independen. 5. Transaksi non rutin atau kompleks – kontrak tidak biasa dan komplek biasanya cenderung mudah untuk salah saji. 6. Pertimbangan yang diperlukan untuk mencatat saldo akun dan transaksi – kesulitan yang dihadapi dalam menentukan penyisihan, nilai wajar, atau nilai penggantian meningkatkan risiko salah saji. 7. Unsur-unsur populasi 8. Factor berkaitan kecurangan dan misapropriasi asset dalam laporan keuangan Risiko Pengendalian Merupakan penilaian auditor mengenai risiko bahwa salah saji material akan terjadi dalam suatu asersiatau tidak dapat dicegah atau terdeteksi secara tepat waktu oleh pengendalian internal. Untuk mengetahui risiko pengendalian, auditor perlu memahami pengendalian internal yang ada. Risiko pengendalian berbanding terbalik dengan risiko deteksi yang direncanakan. Sehingga apabila pengendalian internal efektif, maka risiko deteksi yang direncanakan dapat diperbesar dan bukti dapat dikurangi. Risiko Audit yang dapat diterima Merupakan tingkat ketersediaan auditor untuk menerima bahwa laporan keuangan mungkin mengandung salah saji yang material setelah audit selesai, dan pendapat wajar tanpa pengecualian telah dikeluarkan. Risiko audit yang dapat diterima berbanding lurus dengan dengan risiko deteksi yang direncanakan. Auditor tidak bisa
  • 4. yakin penuh (risiko nol) mengenai akurasi laporan keuangan. Sehingga auditor sering menyebut audit assurance (tingkat keterjaminan informasi). Auditor harus dapat menentukan tingkat risiko audit yang dapat diterima, beberapa factor yang perlu dipertimbangkan, sebagai berikut : (i) Risiko penugasan – timbul apabila KAP akan memderita kerugian setelah audit, walaupun laporan audit sudah benar. (ii) Faktor yang mempengaruhi risiko audit dapat diterima : a. Derajat ketergantungan pemakai laporan keuangan – apabila informasi sangat diandalkan, maka auditor harus menurunkan risiko audit dapat diterima. Ditentukan oleh ukuran klien, distribusi kepemilikan klien, dan sifat serta jumlah kewajiban klien. b. Kemungkinan klien mengalami kesulitan keuangan setelah audit – terjadi ketika klien mengajukan tuntutan terhadap KAP atas audit yang dilaksanakan, terlepas dari kelayakan audit tersebut. Kesulitan keuangan klien dapat diketahui melalui posisi likuiditas, laba(rugi) tiap tahun, pertumbuhan utang, sifat operasi klien, dan kompetensi manajemen. c. Evaluasi auditor atas intergritas manajemen Interigritas klien yang diragukan menyebabkan auditor risiko audit yang dapat diterima lebih rendah (risiko tinggi). Hubungan risiko dan materialitas dengan bukti audit