Dokumen tersebut membahas konsep pengendalian intern dan risiko audit, termasuk unsur-unsur seperti materialitas, risiko bawaan, risiko pengendalian, dan risiko deteksi. Dokumen tersebut juga menjelaskan hubungan antara konsep-konsep tersebut dan bagaimana mereka berdampak pada jumlah bukti audit yang dikumpulkan.
3. PENGENDALIAN
INTERN
Adalah suatu proses yang
dijalankan oleh dewan
komisaris, manajemen, dan
personil lain yang di desain
untuk memberikan
keyakinan memadai tentang
pencapaian tujuan yaitu
keandalan pelaporan
keuangan, kepatuhan
terhadap hukum dan
peraturan yang berlaku,
serta efektivitas dan
efisiensi operasi.
3Pemahaman tentang pengendalian
intern klien
Pemahaman atas pengendalian
intern
Pemahaman atas lingkungan
pengendalian
Pemahaman atas penaksiran resiko
Pemahaman atas informasi dan
komunikasi
Pemahaman atas lingkungan
pengendalian
Pemahaman atas pemantauan
5. A. Materialitas
adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang
dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atas
atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakan kepercayaan
terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji itu.
5
7 Fase Materialitas dan Resiko :
1. Menerima klien dan melakukan perencanaan audit awal
2. Memahami bisnis dan industri klien
3. Menilai resiko bisnis klien
4. Melaksanakan prosedur analisis awal
5. Menetapkan materialitas dan menilai resiko akseptibilitas audit
serta risiko inheren
6. Mentpkan pengendalian intern dan menilai resiko
pengendalian
7. Menyusun seluruh rencana serta program audit
6. Fungsi Materialitas
1. Sebagai batas (materiality border) untuk menentukan apakah salah saji material/
perlu dikoreksi apa tidak.
2. Sering juga disebut sebagai Tolerable Error (kesalahan yang masih bisa ditoleransi).
6
Tingkat Materialitas
Tingkat materialitas yang paling sering digunakan adalah 5% dari laba sebelum pajak.
B. Konsep Materialitas
Dari definisi materialitas, mengharuskan auditor untuk mempertimbangkan baik
(1) keadaan yang berkaitan dengan entitas dan (2) kebutuhan informasi pihak yang akan
meletakan kepercayaan atas laporan keuangan auditing.
7. Materialitas pada tingkat saldo akun adalah salah saji minimum yang
mungkin terdapat dalam saldo akun yang di pandang sebagai salah saji
material.
7
E. Materialitas pada Tingkat Saldo Akun
Konsep materialitas pada tingkat saldo akun tidak boleh di campur adukan dengan istilah
saldo akun material. Saldo akun material adalah besarnya saldo akun yang dicatat,
sedangkan konsep materialitas berkaitan dengan jumlah salah saji yang dapat
mempengaruhi keputusan pemakai informasi keuangan.
Dalam mempertimbangkan materialitas pada tingkat saldo akun, auditor harus
mempertimbangkan hubungan antara materialitas tersebut dengan materialitas laporan
keuangan. Pertimbangan ini mengarah auditor untuk material secara individu, namun jika
digabungkan dengan salah saji dalam saldo akun yang lain, dapat material laporan
keuangan secara keseluruhan.
1. Alokasi materialitas laporan keuangan akun
2. Penggunaan materialitas dalam mengevaluasi bukti audit
8. “
Tujuannya adalah untuk membatasi risiko audit pada tingkat saldo
akun sedemikian rupa sehingga pada akhir proses audit, risiko audit
dalam menyatakan pendapat atas laporan keuangan sebagai
keseluruhan akan berada pada tingkat yang rendah.
8
D. Resiko Audit
risiko audit adalah risiko bagi
auditor untuk membuat kesalahan dalam
memberikan pendapat atas laporan keuangan, karena gagal mengungkap
salah saji material.
9. E. Risiko Audit
pada Tingkat
Laporan
Keuangan dan
Tingkat Saldo
Akun
9
Auditor tidak dapat memberikan jaminan
tentang ketepatan informasi yang disajikan
oleh klien dalam laporan keuangan
mengaharuskan auditor membertimbangkan
baik materialitas maupun risiko audit, tanpa
disadari, tidak memodifikasi pendapatnya
sebagaimana mestinya, atau suatu laporan
keuangan yang mengandung salah saji
material.
Risiko audit seperti materialitas , dibagi
menjadi dua bagian;
1. risiko audit keseluruhan
2. risiko audit individual
11. Risiko deteksi mempunyai hubungan yang terbalik dengan
risiko bawaan dan risiko pengendalian. Semakin kecil
risiko bawaan dan risiko pengendalian yang diyakini oleh
auditor, semakin besar risiko deteksi yang diterima.
Sebaliknya, semakin besar adanya risiko bawaan dan
risiko pengendalian yang diyakini auditor, semakin kecil
tingkat risiko deteksi yang diterima.
11
G. Hubungan Antar unsur Risiko
12. A. Hubungan antara Materialitas, Risiko Audit, dan
Bukti Audit
a) Jika auditor mempertahankan risiko audit konstan dan tingkat materialitas
dikurangi, auditor harus menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan.
b) Jika auditor mempertahankan tingkat materialitas konstan dan mengurangi
bukti audit yang dikumpulkan, risiko audit menjadi meningkat.
c) Jika auditor menginginkan untuk mengurangi resiko audit, auditor dapat
menempuh salah satu dari tiga cara berikut ini :
1) Menambah tingkat materialitas, sementara itu mempertahankan jumlah
bukti audit yang dikumpulkan.
2) Menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan, sementara itu tingkat
materialitas tetap dipertahankan.
3) Menambah sedikit jumlah bukti audit yang dikumpulkan dan
tingkat materialitas secara bersama-sama.
12