Pendapatan dan beban perusahaan harus dicatat menggunakan metode akrual sesuai standar akuntansi. Auditor melakukan tes untuk memastikan pendapatan dan beban dicatat sesuai dengan transaksi yang terjadi dan dilaporkan sesuai standar akuntansi. Auditor juga memeriksa fluktuasi dan kesesuaian dengan anggaran serta peraturan perpajakan terkait.
2. Perkiraan laba Rugi (profit & loss Account)
terdiri atas perkiraan harga pokok penjualan, beban operasi,
pendapatan dan beban luar operasi dan pos luar biasa.
Menurut SAK ETAP (IAI,2009:114)
Entitas harus mengukur pendapatan berdasarkan nilai wajar atas
pembayaran yang diterima .Nilai wajar tersebut tidak termasuk
jumlah diskon penjualan dan pemotongan volume.
3. Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi
yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode
jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang
tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
4. 1.Prinsip Convertissm dalam pengakuan pendapatan dan beban
a. Beban yang belum pasti terjadi tapi diperkirakan akan
menjadi beban perusahaan pada periode yang diperiksa,
jumlahnya bisa diestimasi dan cukup material harus dicatat
menjadi beban Misal : Garansi untuk penjualan produk
perusahaan.
b. pendapatan yang belum pasti terjadi, belum boleh dicatat
sebagai pendapatan perusahaan.
Pendapatan umumnya dikui pada saat penyerahan
barang(p.dagang/industri)pada saat penyerahan jasa / pada
saat dibuatkan faktur.
a. Diakui saat penerimaan uang(tunai/cicilan)
b. Untuk perusahaan kontraktor ada 2 pilihan pengakuan
pendapatan yaitu metode kontrak selesai dan persentase
penyelesaian ( percentage of compilation method).
5. C. jenis kebtuhan barang yang harga jualnya sudah pasti (emas
dan padi,pendapatan bisa diakui pada saat selesainya produksi.
2. Konsep Matching Cost Againt Revenue
Menurut SAK ETAP IFRS /PSAK : pendapatan harus dicatat
dengan metode accrual basis bukan dasar kas.
3. Waktu yang digunakan untuk memeriksa perkiraan pendapatan
dan beban (pos pos laporan posisi keuangan /neraca).karena
berbagai alasan sbb.
a. pada saat melakukan pemeriksaan laporan posisi keuangan
(neraca) sekaligus dengan post laba/rugi yang bersangkutan
6. Pos Laporan Posisi Keuangan
(neraca)
Pos Laba Rugi
Kas Selisih Kas, Selisih Kurs
Bank Selisih Kurs, Biaya Bank, Jasa Giro
Piutang Selisih Kurs, Bad Debt Expenses
Persediaan
Selisih Stock Opname, Harga
Pokok Penjualan
Prepayment Rent Expenses, Insurance Expense
Marketable Security
Interest Income, Deviden Income,
L/R penjualan Surat Berharga
Fixed Asset
Biaya Penyusutan,Gain or Lost
Disposal Of Fixed Asset
Intangiable Asset Biaya Amortisasi
Accured Expenses Macam2 Biaya,
Short Term Loan Biaya Bunga, Selisih Kurs
7. Misalkan PT.Bunot mempunyai saldo piutang dari PT. Daya per 31
desember 2016 sebesar US$100.000 yang berasal dari penjualan
barang dagangan tanggal 17 oktober 2016.
Kurs 1 US$ tanggal 7 oktober 2016 misalnya Rp. 2.200 sehingga saldo
pper tanggal 31 desember 2016 tercatat Rp. 220.000.000, Misalkan
Kurs Bank Indonesia per 31 desember adalah kurs beli Rp. 2.290 dan
Kurs Jual Rp. 2.310, berarti Kurs Tengah 1 US$ = Rp. 2.300.
◦ Pada Tanggal 31 Desember 2016 harus dibuat jurnal koreksi untuk
penyesuaian selisih Kurs sbb :
~PT. Bunot
Piutang Rp. 10.000.000
Laba Rugi Selisih Kurs Rp. 10.000.000
~PT. Daya
Laba Rugi Selisih Kurs Rp. 10.000.000
Utang Rp. 10.000.000
8. 2. Pada waktu melakukan transaksi (test of recorded
transactions ) sekaligus diperiksa pos laba rugi
Jenis tes transaksi
Pos laba rugi
Cash Disbursement Test Biaya & pembelian Tunai
Cash Receipt Test Pendapatan dan Penjualan Tunai
Sales Test
Penjualan Dan Harga Pokok
Penjualan
Purchase Test Pembelian
Payroll Test Gaji & upah
Jurnal Voucher Test
Amortisasi, Selisih Kurs, Gain on
sales of Fixed Asset
9. 1. Untuk Mengetahui apakah terdapat internal control yang baik atas
pendapatan dan Beban, termasuk apakah perusahaan menggunakan
accrual basis untuk mencatat pendapatan dan beban
2. Untuk memeriksa apakah pendapatan yang dicatat perusahaan
telah dicatat dibuku perusahaan
3. untuk mencatat apakah semua biaya yang menjadi beban
perusahaan yang telah dicatat di buku perusahaan
4. untuk memeriksa apakah terdapat fluktuasi yang besar dalam
perkiraan pendapatan dan beban jika dibanding tahun sebelumnya
/dibandingkan dengan anggaran pendapatan beban.
5. untuk memeriksa apakah pendapatan dan beban telah dilaporkan
sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan ETAP/IFRS/PSAK.
10. 1. pelajari dan evaluasi internal control atas pendapatan
dan biaya
2. Minta Rincian Laporan Laba/rugi untuk periode yang
diperiksa dengan periode sebelumnya.
3. minta rincian laba rugi untuk periode yang diperiksa,
dibandingkan untuk budget untuk periode yang sama,
hitung variance yang yerjadi dalam rupiah maupun
persen, dari variance tersebut dapat di analisis
kemungkinan adanya angka yang tidak sebenarnya.
Misaalnya window dressing penjualan, pergeseran mata
anggaran, & pergeseran waktu pencatatan.
4. Minta rincian penjualan menurut jenis barangnya
/menurut area penjualanya yang mencantumkan
kualitas barang yang dijual maupun nilai uangnya
selama setahun (dibuat perbulan).
11. 5. Periksa cut- off penjualan,untuk mengetahui ada / tidaknya
pergeseran waktu pencatatan penjualan
6. periksa subsequent payment untuk mengetahui adanya
unrecorded liabilities berikut unrecorded receivable
7. buat analisis terhadap beberapa perkiraan biaya /pendapatan
yang kemungkinan bisa dinyatakan oleh pihak pajak/
diperlukan dalam pengisian SPT untuk membuat koreksi fiskal
/memungkinkan timbulnya kontingen liability.
8. untuk biaya pendapatan yang ada kaitanya dengan pajak
harus diperiksa apakah peraturan perpajakan yang berlaku
telah ditaati
9. khusus untuk biaya gaji :
◦ -periksa biaya PPH21 terutang
◦ -bandingkan dengan total biaya gaji yang tercantum dalam perhitunganlaba
rugi dengan SPT pph 21
10. Periksa apakah penyajian pos laba rugi sudah sesuai dengan SAK
ETAP/IFRS/PSAK.