SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Download to read offline
QUIZ - PENGAUDITAN LANJUTAN
DOSEN : DR. YUDHI HERLIANSYAH, AK,M.SI,CA,CSRA,CPAI
TENTANG
MATERIALITAS DAN RESIKO
OLEH :
SANDY SETIAWAN
55516120017
MAGISTER AKUNTANSI
PROGRAM PASCASARJANA (S2)
UNIVERSITAS MERCUBUANA
TAHUN 2017
Pertanyaan :
Sebutkan, Jelaskan, dan Simpulkan Materialitas menurut Standar Audit (2015) serta
lakukan analisis beberapa celah yang mungkin dapat mengurangi kualitas audit
akuntan publik.
Jawab :
Materialitas adalah pertimbangan utama dalam menentukan ketepatan laporan audit
yang harus dikeluarkan. FASB 2 mendefinisikan materialitas sebagai besarnya penghapusan
atau salah saji informasi keuangan yang, demgan memperhitungkan situasinya, menyebabkan
pertimbangan seseorang yang bijaksana yang mengandalakan informasi tersebut mungkin
akan berubah atau terpengaruh oleh penghapusan atau salah saji tersebut.
Sementara itu, berdasarkan Standar Audit 450 IAPI, materialitas didefinisikan sebagai
kesalahan penyajian, termasuk penghilangan, dianggap material bila kesalahan penyajian
tersebut, secara individual atau agregat, diperkirakan dapat mempengaruhi keputusan
ekonomi yang diambil berdasarkan laporan keuangan oleh pengguna laporan keuangan
tersebut.
Karena auditor bertanggung jawab apakah laporan keuangan terdapat salah saji secara
material, maka auditor harus berdasarkan temuan salah saji yang material dan jika ada salah
saji material maka menyampaikannya kepada klien sehingga bisa dilakukan tindakan koreksi.
Jika definisi materialitas tersebut dibaca dengan cermat, akan terungkap kesulitan yang
dihadapi auditor dalam menerapkan konsep materialitas dalam praktik. Meskipun definisi
tersebut menekankan pada pemakai yang bijaksana yang mengandalkan laporan keuangan
untuk membuat keputusan, auditor harus memiliki pengetahuan mengenai siapa saja pemakai
laporan keuangan klien serta keputusan apa yang akan dibuat.
Menentukan Materialitas Kinerja
 Materialitas Kinerja didefinisikan sebagai jumlah yang ditetapkan oleh auditor pada
angka yang lebih kecil dari materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan demi
menguranginya ke tingkat probabilitas yang rendah dan tepat bahwa jumlah agrerat dari
salah saji yang belum dikoreksi atau tidak terdeteksi melebihi materialitas untuk laporan
keuangan secara keseluruhan.
 Penentuan materialitas kinerja perlu dilakukan oleh auditor karena auditor
mengumpulkan bukti persegmen dan bukan untuk laporan keuangan secara keseluruhan,
serta tingkat materialitas kinerja akan membantu auditor dalam memutuskan bukti audit
yang tepat yang harus dikumpulkan.
Auditor menghadapi tiga kesulitan utama dalam mengalokasikan materialitas pada
akun-akun neraca :
1. Auditor memperkirakan akun-akun tertentu mengandung lebih banyak salah saji
dibandingkan akun-akun lainnya.
2. Baik lebih saji maupun kurang saji harus dipertimbangkan.
3. Biaya audit relatif mempengaruhi pengalokasian ini.
Dengan adanya Tingkat Materialitas Kinerja yang disajikan persegmen akun dapat mencegah
auditor untuk mengalokasikan semua total materialitas ke satu akun saja. Boleh saja
penjumlahan materialitas kinerja melebihi materialitas secara keseluruhan dikarenakan :
1. Tidak mungkin bahwa semua akun akan mengandung salah saji sebesar jumlah
materialitas kinerja.
2. Beberapa akun mungkin saja dilebih sajikan, sementara akun – akun lainnya mungkin
kurang saji
Singkatnya, tujuan mengalokasikan pertimbangan pendahuluan tentang materialitas ke akun-
akun neraca adalah membantu auditor memutuskan bukti yang tepat yang harus dikumpulkan
bagi setiap akun dalam neraca maupun laporan laba rugi.
Mengestimasi Salah Saji dan Membandingkan dengan Pertimbangan Pendahuluan
Ketika melaksanakan prosedur audit untuk setiap segmen audit, auditor membuat kertas
kerja untuk mencatat semua salah saji yang ditemukan. Salah saji yang ditemukan dalam
suatu akun dapat dibedakan menjadi 2 jenis :
1. Salah saji yang diketahui ( known misstatement ) adalah salah saji dalam akun yang
jumlahnya dapat ditentukan oleh auditor. Sebagai contoh , ketika mangaudit property ,
pabrik , dan peralatan, auditor mungkin mengidentifikasikan lease peralatan yang
dikapitalisasi, padahal seharusnya dibebankan karena merupakan lease operasi.
2. Salah saji yang mungkin terjadi ( likely misstatement ) terbagi menjadi dua jenis :
a. Salah saji yang berasal dari perbedaan antara pertimbangan manajemen dan
auditor tentang estimasi saldo akun. Contohnya adalah estimasi penyisihan untuk
piutang tak tertagih atau kewajiban garansi.
b. Proyeksi salah saji berdasarkan pengujian auditor atas sampel dari suatu populasi,
dengan menggunakan sampel dapat diketahui total kemungkinan salah saji yang
terjadi terhadap akun tersebut, total kemungkinan salah saji ini disebut Estimasi
atau “ proyeksi “ atau “ ekstrapolasi “ Estimasi salah saji ini disyaratkan oleh SAS
111 (AU).
Contoh:
Salah saji dalam sampel persediaan $ 5.000
Total Sampel persediaan $ 100.000
Total nilai persediaan yang tercatat $ 1.000.000
Berapa estimasi kemungkinan salah saji persediaan?
Auditor dapat menghitung estimasi dengan cara :
Salah saji x Total nilai populasi = Estimasi salah saji
Total Sampel
$ 5.000 x $ 1.000.000 = $. 50.000,-
$ 100.000
Tabel 1.1
Ilustrasi Perbandingan Estimasi Salah Saji Total dengan Perbandingan
Pendahuluan tentang Materialitas
Materialitas
Kinerja
Salah Saji
Diketahui &
Proyeksi
Langsung
Kesalahan
Sampling
Total
Kas $ 15,000 $ 3.000 - $ 18.000
Piutang Dagang $ 30.000 $ 15.000 $ 7.000 $ 22.000
Persediaan $ 45.000 $ 35.000 $ 20.000 $ 55.000
Total Jumlah estimasi
salah saji Pertimbangan
Pendahuluan tentang
Materialitas Rp.65.000,-
$ 53.000 $ 27.000 $ 95.000
Tabel diatas menunjukan bahwa total estimasi salah saji yang mungkin sebesar $ 95.000
melebihi pertimbangan pendahuluan tentang materialitas sebesar $65.000. Bidang utama
yang sulit adalah persediaan, dimana estimasi salah saji sebesar $ 55.000 jauh lebih besar dari
materialitas kinerja sebesar $ 45.000. Karena estimasi salah saji gabungan melebihi
pertimbangan pendahuluan, laporan keuangan tidak dapat diterima, Dengan itu Auditor dapat
menentukan apakah estimasi salah saji yang mungkin benar-benar melebihi $ 65.000 dengan
melaksanakan prosedur audit tambahan, atau mewajibkan klien untuk menyesuaikan estimasi
salah saji tersebut, jika iya auditor akan berkonsentrasi pada bidang akun persediaan.
Analisis beberapa celah yang mungkin dapat mengurangi kualitas audit akuntan publik
1. Auditor kurang memahami bisnis dan industri klien
Auditor dituntut untuk memahami ruang lingkup bisnis klien pada saat ingin
melaksanakan suatu audit, karena dengan memahami bisnis dan industry klien,
auditor memiliki pengetahuan tentang industry dan lingkungan eksternal klien,
operasi dan proses bisnis klien, manajemen dan tata kelola klien, tujuan dan strategi
bisnis klien, serta pengukuran dan kinerja klien. Hal ini guna menilai suatu risiko
bisnis klien sebelum melaksanakan suatu audit. Jika auditor kurang memahami ruang
lingkup bisnis dan industri klien, maka terdapat keraguan dalam penilaian resiko
bisnis yang dilakukan oleh auditor, karena kurangnya pemahaman auditor terhadap
bisnis kliennya.
2. Auditor kurang memahami internal control klien
Auditor harus memahami system pengendalian internal klienya, guna menetapkan
resiko-resiko audit yang akan muncul. Karena jika system pengendalian internal klien
dirasa buruk, maka hal ini tentu sangat berpengaruh dalam menetapkan tingkat
materialitas salah saji pada laporan keuangan. Jika auditor kurang memahami Internal
Control kliennya, tingkat materialitas yang ditetapkan oleh auditor menjadi kurang
tepat. Hal ini berdampak pada menurunnya kualitas audit dari seorang akuntan publik.

More Related Content

What's hot

Kode Etik Profesi Akuntan Publik ppt
Kode Etik Profesi Akuntan Publik pptKode Etik Profesi Akuntan Publik ppt
Kode Etik Profesi Akuntan Publik ppt
Fuad Rahardi
 
Makalah sistem akuntansi pemerintah daerah
Makalah sistem akuntansi pemerintah daerahMakalah sistem akuntansi pemerintah daerah
Makalah sistem akuntansi pemerintah daerah
Marobo United
 
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditKonsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Dian Rahmah
 
Perekayasaan pelaporan keuangan
Perekayasaan pelaporan keuanganPerekayasaan pelaporan keuangan
Perekayasaan pelaporan keuangan
Ratna Agnezious
 
Profesi Akuntan Publik pada Masa depan
Profesi Akuntan Publik pada Masa depanProfesi Akuntan Publik pada Masa depan
Profesi Akuntan Publik pada Masa depan
Diah Fitri
 
Ch05 - accounting intermediate - IND
Ch05 - accounting intermediate - INDCh05 - accounting intermediate - IND
Ch05 - accounting intermediate - IND
Maiya Maiya
 
Contoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiContoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasi
Fransisco Laben
 
Ch04_ IND_ accounting intermediate
Ch04_ IND_ accounting intermediateCh04_ IND_ accounting intermediate
Ch04_ IND_ accounting intermediate
Maiya Maiya
 

What's hot (20)

Kode Etik Profesi Akuntan Publik ppt
Kode Etik Profesi Akuntan Publik pptKode Etik Profesi Akuntan Publik ppt
Kode Etik Profesi Akuntan Publik ppt
 
Ch2 kerangka (framework) kieso ifrs
Ch2  kerangka (framework) kieso ifrsCh2  kerangka (framework) kieso ifrs
Ch2 kerangka (framework) kieso ifrs
 
Subsequent events
Subsequent eventsSubsequent events
Subsequent events
 
Makalah sistem akuntansi pemerintah daerah
Makalah sistem akuntansi pemerintah daerahMakalah sistem akuntansi pemerintah daerah
Makalah sistem akuntansi pemerintah daerah
 
BAB 3 KERTAS KERJA AUDIT DAN PROGRAM AUDIT, BAB 4 PELAPORAN
BAB 3 KERTAS KERJA AUDIT DAN PROGRAM AUDIT, BAB 4 PELAPORANBAB 3 KERTAS KERJA AUDIT DAN PROGRAM AUDIT, BAB 4 PELAPORAN
BAB 3 KERTAS KERJA AUDIT DAN PROGRAM AUDIT, BAB 4 PELAPORAN
 
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditKonsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
 
Perekayasaan pelaporan keuangan
Perekayasaan pelaporan keuanganPerekayasaan pelaporan keuangan
Perekayasaan pelaporan keuangan
 
Profesi Akuntan Publik pada Masa depan
Profesi Akuntan Publik pada Masa depanProfesi Akuntan Publik pada Masa depan
Profesi Akuntan Publik pada Masa depan
 
Ch1 standar akuntansi kieso ifrs
Ch1  standar akuntansi kieso ifrsCh1  standar akuntansi kieso ifrs
Ch1 standar akuntansi kieso ifrs
 
akuisisi antar perusahaan dan investasi pada entitas lain
akuisisi antar perusahaan dan investasi pada entitas lainakuisisi antar perusahaan dan investasi pada entitas lain
akuisisi antar perusahaan dan investasi pada entitas lain
 
Laporan Audit
Laporan AuditLaporan Audit
Laporan Audit
 
Pencegahan penghindaran pajak
Pencegahan penghindaran pajakPencegahan penghindaran pajak
Pencegahan penghindaran pajak
 
Pemeriksaan Keuangan Negara - Keuangan Negara
Pemeriksaan Keuangan Negara - Keuangan NegaraPemeriksaan Keuangan Negara - Keuangan Negara
Pemeriksaan Keuangan Negara - Keuangan Negara
 
Ch05 - accounting intermediate - IND
Ch05 - accounting intermediate - INDCh05 - accounting intermediate - IND
Ch05 - accounting intermediate - IND
 
Contoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiContoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasi
 
TUGAS DAN WEWENANG DALAM STRUKTUR HIERARKI PERUSAHAAN DAGANG
TUGAS DAN WEWENANG DALAM STRUKTUR HIERARKI PERUSAHAAN DAGANGTUGAS DAN WEWENANG DALAM STRUKTUR HIERARKI PERUSAHAAN DAGANG
TUGAS DAN WEWENANG DALAM STRUKTUR HIERARKI PERUSAHAAN DAGANG
 
Ch04_ IND_ accounting intermediate
Ch04_ IND_ accounting intermediateCh04_ IND_ accounting intermediate
Ch04_ IND_ accounting intermediate
 
Surat perikatan-audit
Surat perikatan-auditSurat perikatan-audit
Surat perikatan-audit
 
Ekuitas
EkuitasEkuitas
Ekuitas
 
Audit Siklus Persediaan Dan Pergudangan
Audit Siklus Persediaan Dan PergudanganAudit Siklus Persediaan Dan Pergudangan
Audit Siklus Persediaan Dan Pergudangan
 

Viewers also liked

Jenis jenis data dan teknik pengumpulan data
Jenis jenis data dan teknik pengumpulan dataJenis jenis data dan teknik pengumpulan data
Jenis jenis data dan teknik pengumpulan data
Firman Marine
 

Viewers also liked (20)

SI-PI,Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Informasi, Organisasi dan Strategi, U...
SI-PI,Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Informasi, Organisasi dan Strategi, U...SI-PI,Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Informasi, Organisasi dan Strategi, U...
SI-PI,Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Informasi, Organisasi dan Strategi, U...
 
What is CRM ( Customer Relationship Management )
What is CRM ( Customer Relationship Management ) What is CRM ( Customer Relationship Management )
What is CRM ( Customer Relationship Management )
 
Pengumpulan data
Pengumpulan dataPengumpulan data
Pengumpulan data
 
Customer Relationship Management (Crm) By Ravinder Tulsiani
Customer Relationship Management (Crm) By Ravinder TulsianiCustomer Relationship Management (Crm) By Ravinder Tulsiani
Customer Relationship Management (Crm) By Ravinder Tulsiani
 
Customer Relationship Management
Customer Relationship ManagementCustomer Relationship Management
Customer Relationship Management
 
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KI...
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KI...PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KI...
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KI...
 
CRM - Customer relationship management
CRM - Customer relationship managementCRM - Customer relationship management
CRM - Customer relationship management
 
Strategic Customer Relationship Management(SCRM)
Strategic Customer Relationship Management(SCRM)Strategic Customer Relationship Management(SCRM)
Strategic Customer Relationship Management(SCRM)
 
Auditing
AuditingAuditing
Auditing
 
Pedoman audit kinerja ukm (kuesioner)
Pedoman audit kinerja ukm (kuesioner)Pedoman audit kinerja ukm (kuesioner)
Pedoman audit kinerja ukm (kuesioner)
 
statistika dan macam macam data
statistika dan macam   macam datastatistika dan macam   macam data
statistika dan macam macam data
 
CRM Marketing
CRM MarketingCRM Marketing
CRM Marketing
 
teknik Pengumpulan data (metodologi penelitian)
teknik Pengumpulan data (metodologi penelitian)teknik Pengumpulan data (metodologi penelitian)
teknik Pengumpulan data (metodologi penelitian)
 
Bab 5 auditing
Bab 5 auditingBab 5 auditing
Bab 5 auditing
 
Jenis jenis data dan teknik pengumpulan data
Jenis jenis data dan teknik pengumpulan dataJenis jenis data dan teknik pengumpulan data
Jenis jenis data dan teknik pengumpulan data
 
Financial audit
Financial auditFinancial audit
Financial audit
 
Audit presentation
Audit presentationAudit presentation
Audit presentation
 
Customer relationship management
Customer relationship managementCustomer relationship management
Customer relationship management
 
Customer Relationship Management (With examples)
Customer Relationship Management (With examples)Customer Relationship Management (With examples)
Customer Relationship Management (With examples)
 
Customer Relationship Management (CRM)
Customer Relationship Management (CRM)Customer Relationship Management (CRM)
Customer Relationship Management (CRM)
 

Similar to Pengauditan Lanjutan, Sandy Setiawan, Materialitas dan Risiko, Universitas Mercu Buana, 2017

Presentation auditing
Presentation auditingPresentation auditing
Presentation auditing
guspitasari
 
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Hubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti auditHubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti audit
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Syafdinal Ncap
 
Tanggung jawab auditor
Tanggung jawab auditorTanggung jawab auditor
Tanggung jawab auditor
resa_putra
 
Tugas auditing no.3
Tugas auditing no.3Tugas auditing no.3
Tugas auditing no.3
Sophia Ririn
 
1.tugas makalah auditing 2
1.tugas makalah auditing 21.tugas makalah auditing 2
1.tugas makalah auditing 2
DIANA LESTARI
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN PIUTANG USAHA.pdf
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN PIUTANG USAHA.pdfMENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN PIUTANG USAHA.pdf
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN PIUTANG USAHA.pdf
GideonGimsonTamba
 
resiko audit
resiko auditresiko audit
resiko audit
mas ijup
 

Similar to Pengauditan Lanjutan, Sandy Setiawan, Materialitas dan Risiko, Universitas Mercu Buana, 2017 (20)

Presentation auditing
Presentation auditingPresentation auditing
Presentation auditing
 
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Hubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti auditHubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti audit
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
 
Konsep Materialitas dan Resiko Dalam Audit Serta Pertimbangan Pengendalian In...
Konsep Materialitas dan Resiko Dalam Audit Serta Pertimbangan Pengendalian In...Konsep Materialitas dan Resiko Dalam Audit Serta Pertimbangan Pengendalian In...
Konsep Materialitas dan Resiko Dalam Audit Serta Pertimbangan Pengendalian In...
 
(Pert 2) bab 9 materialitas dan risiko audit
(Pert 2) bab 9 materialitas dan risiko audit(Pert 2) bab 9 materialitas dan risiko audit
(Pert 2) bab 9 materialitas dan risiko audit
 
Yenny farlina yoris, yudhi herliansyah, audit lanjutan, materialitas, resiko ...
Yenny farlina yoris, yudhi herliansyah, audit lanjutan, materialitas, resiko ...Yenny farlina yoris, yudhi herliansyah, audit lanjutan, materialitas, resiko ...
Yenny farlina yoris, yudhi herliansyah, audit lanjutan, materialitas, resiko ...
 
6 etika profesi akuntan
6 etika profesi akuntan6 etika profesi akuntan
6 etika profesi akuntan
 
(Pert 3) bab 8 perencanaan audit dan prosedur analitis
(Pert 3) bab 8 perencanaan audit dan prosedur analitis(Pert 3) bab 8 perencanaan audit dan prosedur analitis
(Pert 3) bab 8 perencanaan audit dan prosedur analitis
 
Kel. 5 Pengantar Pengauditan tri.pptx
Kel. 5 Pengantar Pengauditan tri.pptxKel. 5 Pengantar Pengauditan tri.pptx
Kel. 5 Pengantar Pengauditan tri.pptx
 
Pemahaman mengenai entitas dan lingkungannya
Pemahaman mengenai entitas dan lingkungannyaPemahaman mengenai entitas dan lingkungannya
Pemahaman mengenai entitas dan lingkungannya
 
Tanggung jawab auditor
Tanggung jawab auditorTanggung jawab auditor
Tanggung jawab auditor
 
(Pert 4) bab 15 penyelesaian siklus penjualan dan penagihan
(Pert 4) bab 15 penyelesaian siklus penjualan dan penagihan(Pert 4) bab 15 penyelesaian siklus penjualan dan penagihan
(Pert 4) bab 15 penyelesaian siklus penjualan dan penagihan
 
UAS AUDIT YUKI.pdf
UAS AUDIT YUKI.pdfUAS AUDIT YUKI.pdf
UAS AUDIT YUKI.pdf
 
Makalah audit maeriality
Makalah audit maerialityMakalah audit maeriality
Makalah audit maeriality
 
Tugas auditing no.3
Tugas auditing no.3Tugas auditing no.3
Tugas auditing no.3
 
1.tugas makalah auditing 2
1.tugas makalah auditing 21.tugas makalah auditing 2
1.tugas makalah auditing 2
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN PIUTANG USAHA.pdf
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN PIUTANG USAHA.pdfMENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN PIUTANG USAHA.pdf
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN PIUTANG USAHA.pdf
 
Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit Pendahuluan
Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit PendahuluanMaterialitas, Risiko, dan Strategi Audit Pendahuluan
Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit Pendahuluan
 
sum3.docx
sum3.docxsum3.docx
sum3.docx
 
resiko audit
resiko auditresiko audit
resiko audit
 
Audit Report
Audit ReportAudit Report
Audit Report
 

More from Sandy Setiawan

More from Sandy Setiawan (20)

13. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Mendukung Buku Bes...
13. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Mendukung Buku Bes...13. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Mendukung Buku Bes...
13. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Mendukung Buku Bes...
 
15. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal, Mercu Bua...
15. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal, Mercu Bua...15. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal, Mercu Bua...
15. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal, Mercu Bua...
 
14. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporti...
14. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporti...14. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporti...
14. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporti...
 
13. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Mendukung Buku Bes...
13. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Mendukung Buku Bes...13. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Mendukung Buku Bes...
13. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Mendukung Buku Bes...
 
12. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Review Atas Proses...
12. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Review Atas Proses...12. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Review Atas Proses...
12. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Review Atas Proses...
 
11. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Informasi dan Pengendalian Inter...
11. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Informasi dan Pengendalian Inter...11. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Informasi dan Pengendalian Inter...
11. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Informasi dan Pengendalian Inter...
 
9. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Konsep Dasar Pengendalian Internal, Univ...
9. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Konsep Dasar Pengendalian Internal, Univ...9. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Konsep Dasar Pengendalian Internal, Univ...
9. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Konsep Dasar Pengendalian Internal, Univ...
 
7. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Implementasi Sistem Informasi Berbasis E...
7. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Implementasi Sistem Informasi Berbasis E...7. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Implementasi Sistem Informasi Berbasis E...
7. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Implementasi Sistem Informasi Berbasis E...
 
6. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Intelegensi Bisnis, Universitas Mercu Bu...
6. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Intelegensi Bisnis, Universitas Mercu Bu...6. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Intelegensi Bisnis, Universitas Mercu Bu...
6. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Intelegensi Bisnis, Universitas Mercu Bu...
 
5. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Infrastruktur TI dan Teknologi Baru, Uni...
5. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Infrastruktur TI dan Teknologi Baru, Uni...5. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Infrastruktur TI dan Teknologi Baru, Uni...
5. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Infrastruktur TI dan Teknologi Baru, Uni...
 
4. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Isu Sosial, Etika Dalam Sistem Informasi...
4. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Isu Sosial, Etika Dalam Sistem Informasi...4. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Isu Sosial, Etika Dalam Sistem Informasi...
4. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Isu Sosial, Etika Dalam Sistem Informasi...
 
3. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Informasi, Organisasi dan Strateg...
3. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Informasi, Organisasi dan Strateg...3. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Informasi, Organisasi dan Strateg...
3. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Informasi, Organisasi dan Strateg...
 
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporting, ...
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporting, ...SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporting, ...
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporting, ...
 
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal, Mercu Buana, ...
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal, Mercu Buana, ...SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal, Mercu Buana, ...
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal, Mercu Buana, ...
 
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporting, ...
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporting, ...SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporting, ...
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporting, ...
 
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Mendukung Buku Besar d...
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Mendukung Buku Besar d...SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Mendukung Buku Besar d...
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Mendukung Buku Besar d...
 
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Review Atas Proses Bis...
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Review Atas Proses Bis...SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Review Atas Proses Bis...
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Review Atas Proses Bis...
 
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Informasi dan Pengendalian Internal,...
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Informasi dan Pengendalian Internal,...SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Informasi dan Pengendalian Internal,...
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Informasi dan Pengendalian Internal,...
 
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Konsep Dasar Pengendalian Internal, Univers...
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Konsep Dasar Pengendalian Internal, Univers...SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Konsep Dasar Pengendalian Internal, Univers...
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Konsep Dasar Pengendalian Internal, Univers...
 
SI-PI,Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Implementasi Sistem Informasi Berbasis ERP, ...
SI-PI,Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Implementasi Sistem Informasi Berbasis ERP, ...SI-PI,Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Implementasi Sistem Informasi Berbasis ERP, ...
SI-PI,Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Implementasi Sistem Informasi Berbasis ERP, ...
 

Recently uploaded

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
 

Recently uploaded (20)

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 

Pengauditan Lanjutan, Sandy Setiawan, Materialitas dan Risiko, Universitas Mercu Buana, 2017

  • 1. QUIZ - PENGAUDITAN LANJUTAN DOSEN : DR. YUDHI HERLIANSYAH, AK,M.SI,CA,CSRA,CPAI TENTANG MATERIALITAS DAN RESIKO OLEH : SANDY SETIAWAN 55516120017 MAGISTER AKUNTANSI PROGRAM PASCASARJANA (S2) UNIVERSITAS MERCUBUANA TAHUN 2017
  • 2. Pertanyaan : Sebutkan, Jelaskan, dan Simpulkan Materialitas menurut Standar Audit (2015) serta lakukan analisis beberapa celah yang mungkin dapat mengurangi kualitas audit akuntan publik. Jawab : Materialitas adalah pertimbangan utama dalam menentukan ketepatan laporan audit yang harus dikeluarkan. FASB 2 mendefinisikan materialitas sebagai besarnya penghapusan atau salah saji informasi keuangan yang, demgan memperhitungkan situasinya, menyebabkan pertimbangan seseorang yang bijaksana yang mengandalakan informasi tersebut mungkin akan berubah atau terpengaruh oleh penghapusan atau salah saji tersebut. Sementara itu, berdasarkan Standar Audit 450 IAPI, materialitas didefinisikan sebagai kesalahan penyajian, termasuk penghilangan, dianggap material bila kesalahan penyajian tersebut, secara individual atau agregat, diperkirakan dapat mempengaruhi keputusan ekonomi yang diambil berdasarkan laporan keuangan oleh pengguna laporan keuangan tersebut. Karena auditor bertanggung jawab apakah laporan keuangan terdapat salah saji secara material, maka auditor harus berdasarkan temuan salah saji yang material dan jika ada salah saji material maka menyampaikannya kepada klien sehingga bisa dilakukan tindakan koreksi. Jika definisi materialitas tersebut dibaca dengan cermat, akan terungkap kesulitan yang dihadapi auditor dalam menerapkan konsep materialitas dalam praktik. Meskipun definisi tersebut menekankan pada pemakai yang bijaksana yang mengandalkan laporan keuangan untuk membuat keputusan, auditor harus memiliki pengetahuan mengenai siapa saja pemakai laporan keuangan klien serta keputusan apa yang akan dibuat. Menentukan Materialitas Kinerja  Materialitas Kinerja didefinisikan sebagai jumlah yang ditetapkan oleh auditor pada angka yang lebih kecil dari materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan demi menguranginya ke tingkat probabilitas yang rendah dan tepat bahwa jumlah agrerat dari salah saji yang belum dikoreksi atau tidak terdeteksi melebihi materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan.  Penentuan materialitas kinerja perlu dilakukan oleh auditor karena auditor mengumpulkan bukti persegmen dan bukan untuk laporan keuangan secara keseluruhan,
  • 3. serta tingkat materialitas kinerja akan membantu auditor dalam memutuskan bukti audit yang tepat yang harus dikumpulkan. Auditor menghadapi tiga kesulitan utama dalam mengalokasikan materialitas pada akun-akun neraca : 1. Auditor memperkirakan akun-akun tertentu mengandung lebih banyak salah saji dibandingkan akun-akun lainnya. 2. Baik lebih saji maupun kurang saji harus dipertimbangkan. 3. Biaya audit relatif mempengaruhi pengalokasian ini. Dengan adanya Tingkat Materialitas Kinerja yang disajikan persegmen akun dapat mencegah auditor untuk mengalokasikan semua total materialitas ke satu akun saja. Boleh saja penjumlahan materialitas kinerja melebihi materialitas secara keseluruhan dikarenakan : 1. Tidak mungkin bahwa semua akun akan mengandung salah saji sebesar jumlah materialitas kinerja. 2. Beberapa akun mungkin saja dilebih sajikan, sementara akun – akun lainnya mungkin kurang saji Singkatnya, tujuan mengalokasikan pertimbangan pendahuluan tentang materialitas ke akun- akun neraca adalah membantu auditor memutuskan bukti yang tepat yang harus dikumpulkan bagi setiap akun dalam neraca maupun laporan laba rugi. Mengestimasi Salah Saji dan Membandingkan dengan Pertimbangan Pendahuluan Ketika melaksanakan prosedur audit untuk setiap segmen audit, auditor membuat kertas kerja untuk mencatat semua salah saji yang ditemukan. Salah saji yang ditemukan dalam suatu akun dapat dibedakan menjadi 2 jenis : 1. Salah saji yang diketahui ( known misstatement ) adalah salah saji dalam akun yang jumlahnya dapat ditentukan oleh auditor. Sebagai contoh , ketika mangaudit property , pabrik , dan peralatan, auditor mungkin mengidentifikasikan lease peralatan yang dikapitalisasi, padahal seharusnya dibebankan karena merupakan lease operasi. 2. Salah saji yang mungkin terjadi ( likely misstatement ) terbagi menjadi dua jenis : a. Salah saji yang berasal dari perbedaan antara pertimbangan manajemen dan auditor tentang estimasi saldo akun. Contohnya adalah estimasi penyisihan untuk piutang tak tertagih atau kewajiban garansi. b. Proyeksi salah saji berdasarkan pengujian auditor atas sampel dari suatu populasi, dengan menggunakan sampel dapat diketahui total kemungkinan salah saji yang
  • 4. terjadi terhadap akun tersebut, total kemungkinan salah saji ini disebut Estimasi atau “ proyeksi “ atau “ ekstrapolasi “ Estimasi salah saji ini disyaratkan oleh SAS 111 (AU). Contoh: Salah saji dalam sampel persediaan $ 5.000 Total Sampel persediaan $ 100.000 Total nilai persediaan yang tercatat $ 1.000.000 Berapa estimasi kemungkinan salah saji persediaan? Auditor dapat menghitung estimasi dengan cara : Salah saji x Total nilai populasi = Estimasi salah saji Total Sampel $ 5.000 x $ 1.000.000 = $. 50.000,- $ 100.000 Tabel 1.1 Ilustrasi Perbandingan Estimasi Salah Saji Total dengan Perbandingan Pendahuluan tentang Materialitas Materialitas Kinerja Salah Saji Diketahui & Proyeksi Langsung Kesalahan Sampling Total Kas $ 15,000 $ 3.000 - $ 18.000 Piutang Dagang $ 30.000 $ 15.000 $ 7.000 $ 22.000 Persediaan $ 45.000 $ 35.000 $ 20.000 $ 55.000 Total Jumlah estimasi salah saji Pertimbangan Pendahuluan tentang Materialitas Rp.65.000,- $ 53.000 $ 27.000 $ 95.000 Tabel diatas menunjukan bahwa total estimasi salah saji yang mungkin sebesar $ 95.000 melebihi pertimbangan pendahuluan tentang materialitas sebesar $65.000. Bidang utama yang sulit adalah persediaan, dimana estimasi salah saji sebesar $ 55.000 jauh lebih besar dari materialitas kinerja sebesar $ 45.000. Karena estimasi salah saji gabungan melebihi
  • 5. pertimbangan pendahuluan, laporan keuangan tidak dapat diterima, Dengan itu Auditor dapat menentukan apakah estimasi salah saji yang mungkin benar-benar melebihi $ 65.000 dengan melaksanakan prosedur audit tambahan, atau mewajibkan klien untuk menyesuaikan estimasi salah saji tersebut, jika iya auditor akan berkonsentrasi pada bidang akun persediaan. Analisis beberapa celah yang mungkin dapat mengurangi kualitas audit akuntan publik 1. Auditor kurang memahami bisnis dan industri klien Auditor dituntut untuk memahami ruang lingkup bisnis klien pada saat ingin melaksanakan suatu audit, karena dengan memahami bisnis dan industry klien, auditor memiliki pengetahuan tentang industry dan lingkungan eksternal klien, operasi dan proses bisnis klien, manajemen dan tata kelola klien, tujuan dan strategi bisnis klien, serta pengukuran dan kinerja klien. Hal ini guna menilai suatu risiko bisnis klien sebelum melaksanakan suatu audit. Jika auditor kurang memahami ruang lingkup bisnis dan industri klien, maka terdapat keraguan dalam penilaian resiko bisnis yang dilakukan oleh auditor, karena kurangnya pemahaman auditor terhadap bisnis kliennya. 2. Auditor kurang memahami internal control klien Auditor harus memahami system pengendalian internal klienya, guna menetapkan resiko-resiko audit yang akan muncul. Karena jika system pengendalian internal klien dirasa buruk, maka hal ini tentu sangat berpengaruh dalam menetapkan tingkat materialitas salah saji pada laporan keuangan. Jika auditor kurang memahami Internal Control kliennya, tingkat materialitas yang ditetapkan oleh auditor menjadi kurang tepat. Hal ini berdampak pada menurunnya kualitas audit dari seorang akuntan publik.