SlideShare a Scribd company logo
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gregor Johann Mendel disepakati sebagai Bapak Pendiri Genetika.
Tinggal di Brno (Jerman: Brunn), Austria, ia adalah seorang rahib Katolik yang
juga mengajar di sekolah. Rasa ingin tahunya yang tinggi menuntun dia
melakukan pekerjaan persilangan dan pemurnian tanaman ercis. Melalui
percobaannya ini ia menyimpulkan sejumlah aturan ('hukum') mengenai
pewarisan sifat yang dikenal dengan nama Hukum Pewarisan Mendel.
Penemuan nya merupakan penumuan yang sangat besar dalam bidan
genetika pada masa nya maka dari itu dia di sepakati menjadi bapak pendiri
genetika. Pertama, Mendel mengetahui bahwa pada semua organisme hidup
terdapat "unit dasar" yang kini disebut gene yang secara khusus diturunkan oleh
orang tua kepada anak-anaknya. Dalam dunia tumbuh-tumbuhan yang diselidiki
Mendel, tiap ciri pribadi, misalnya warna benih, bentuk daun, ditentukan oleh
pasangan gene. Suatu tumbuhan mewariskan satu gene tiap pasang dari tiap
"induk"-nya.
Mendel menemukan, apabila dua gene mewariskan satu kualitas tertentu
yang berbeda akan menunjukkan dengan sendirinya dalam tumbuhan tertentu itu.
Tetapi, gen yang berciri lemah tidaklah terhancurkan dan mungkin diteruskan
kepada tumbuhan keturunannya. Hukum Mendel, meski sudah dilakukan
perubahan kecil, tetap merupakan titik tolak dari ilmu genetika modern
Genetika sebagai ilmu yang membahas tentang sifat yang menurun dan
variasinya, dapat dipelajari dengan beberapa cara, salah satu diantaranya dengan
biometrika7. Mendel mengemukakan bahwa “pemindahan sifat tidak selalu
meragukan tetapi mempunyai pola yang dapat diperkirakan“. Biometrika
merupakan proses perhitungan yang bersifat matematik, berguna untuk menyusun
data obyek genetika serta mengambil kesimpulan dari padanya.
2
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian Hukum Mendel I?
2. Bagaimana proses penyilangan monohybrid?
3. Bagaimana Proses Penyilangan Intermediet?
4. Apa manfaat persilangan bagi manusia ?
C. Tujuan Makalah
Tujuan pembuatan makalah ini yakni:
1. Menjelaskan Definisi Hukum Mendel I
2. Menjelaskan proses penyilangan monohybrid
3. Menjelaskan proses penyilangan intermediet.
4. Menjelaskan manfaat persilangan bagi manusia.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hukum Mendel
Gregor Johann Mendel (lahir di Hynčice (Heinzendorf bei Odrau),
Kekaisaran Austria , 20 Juli 1822 – meninggal di Brno, Kekaisaran Austria-
Hungaria , 6 Januari 1884 pada umur 61 tahun) disepakati sebagai Bapak Pendiri
Genetika. Tinggal di Brno (Jerman: Brunn), Austria, ia adalah seorang rahib
Katolik yang juga mengajar di sekolah. Rasa ingin tahunya yang tinggi menuntun
dia melakukan pekerjaan persilangan dan pemurnian tanaman ercis. Melalui
percobaannya ini ia menyimpulkan sejumlah aturan ('hukum') mengenai
pewarisan sifat yang dikenal dengan nama Hukum Pewarisan Mendel. Hukum
pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada organisme yang
dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya 'Percobaan mengenai
Persilangan Tanaman'. Hukum ini terdiri dari dua bagian:
1. Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum
Pertama Mendel, dan
2. Hukum berpasangan secara bebas (independent assortment) dari Mendel,
juga dikenal sebagai Hukum Kedua Mendel.
Pada tahun 1866 Mendell melaporkan hasil penyelidikannya selama
bertahun-tahun atas kacang ercis/kapri (Pisum sativum). Untuk mempelajari sifat
menurun Mendell menggunakan kacang ercis dengan alasan:
1. memiliki pasangan sifat yang menyolok
2. bisa melakukan penyerbukan sendiri
3. segera menghasilkan keturunan atau umurnya pendek
4. mampu menghasilkan banyak keturunan, dan
5. mudah disilangkan
4
Hukum Mendell I/Hukum Pemisahan Bebas
Hukum Mendell I dikenal juga dengan Hukum Segregasi menyatakan:
‘pada pembentukan gamet kedua gen yang merupakan pasangan akan dipisahkan
dalam dua sel anak’. Hukum ini berlaku untuk persilangan monohibrid (persilangan
dengan satu sifat beda).
Contoh dari terapan Hukum Mendell I adalah persilangan monohibrid
dengan dominansi. Persilangan dengan dominansi adalah persilangan suatu sifat
beda dimana satu sifat lebih kuat daripada sifat yang lain. Sifat yang kuat disebut sifat
dominan dan bersifat menutupi, sedangkan yang lemah/tertutup disebut sifat resesif.
B. Proses Persilangan dengan Satu Sifat Beda (Monohibrid)
Mendel menyilangkan tanaman kacang ercis berbunga merah galur murni
(MM) dengan kacang ercis berbunga putih galur murni (mm), dihasilkan keturunan
pertama (Filial) F1 yang semua berwarna merah dengan genotipe Mm. Bila sesama
F1 ini disilangkan akan menghasilkan keturunan II atau F2. Bagaimana sifat
keturunan kedua tersebut? Untuk itu perhatikan diagram berikut.
5
C. Persilangan Monohibrid Intermediet
Pada kesempatan lain, Mendel juga menyilangkan tanaman Antirrinum majus
berbunga merah galur murni (MM) dengan bunga putih galur murni (mm). Ternyata
seluruh keturunan pertama berbunga merah muda (Mm). Warna merah muda ini
terjadi karena pengaruh gen dominan yang tidak sempurna (kodominan). Untuk
memperoleh F2 maka Mendel menyilangkan sesama F1.
6
Ada beberapa istilah yang perlu diketahui untuk menjelaskan prinsip-prinsip
pewarisan sifat. Seperti telah disebutkan di atas, P adalah individu tetua, F1 adalah
keturunan generasi pertama, dan F2 adalah keturunan generasi ke dua. Selanjutnya,
gen D dikatakan sebagai gen atau alel dominan, sedang gen d merupakan gen atau
alel resesif. Alel adalah bentuk alternatif suatu gen yang terdapat pada lokus (tempat)
tertentu. Gen D dikatakan dominan terhadap gen d, karena ekpresi gen D akan
menutupi ekspresi gen d jika keduanya terdapat bersama-sama dalam satu individu
(Dd). Dengan demikian, gen dominan adalah gen yang ekspresinya menutupi ekspresi
alelnya. Sebaliknya, gen resesif adalah gen yang ekspresinya ditutupi oleh ekspresi
alelnya.
Individu Dd dinamakan individu heterozigot, sedang individu DD dan dd
masing-masing disebut sebagai individu homozigot dominan dan homozigot resesif.
Sifat-sifat yang dapat langsung diamati pada individu-individu tersebut, yakni tinggi
atau pendek, dinamakan fenotipe. Jadi, fenotipe adalah ekspresi gen yang langsung
dapat diamati sebagai suatu sifat pada suatu individu. Sementara itu, susunan genetik
yang mendasari pemunculan suatu sifat dinamakan genotipe. Pada contoh tersebut di
atas, fenotipe tinggi (D-) dapat dihasilkan dari genotipe DD atau Dd, sedang fenotipe
pendek (dd) hanya dihasilkan dari genotipe dd. Nampak bahwa pada individu
homozigot resesif, lambang untuk fenotipe sama dengan lambang untuk genotipe.
Selain konsep-konsep di atas Anda harus menguasai dengan baik istilah
berikut ini:
1. Alel –> pasangan gen pada kromosom homolog yang memberikan sifat
yang berbeda atau sama pada suatu karakter.
2. Gamet –> sel kelamin
3. Genotip –> gen yang mempengaruhi karakter
4. Fenotip –> hasil ekspresi gen yang dapat ditangkap dengan panca indera
manusia. atau dengan kata lain adalah kenampakan morfologi yang
dapat diamati.
7
5. Parental –> induk yang akan dikawinkan atau disilangkan atau
hibridisasi.
6. Filial –> hasil dari proses perkawinan/persilangan/hibridisasi.
 F1 = keturunan I
 F2 =Keturunan II
 Fn = keturunan ke-n
7. Sifat dominan –> sifat alel yang pengaruhnya sangat kuat pada sebuah
karakter
8. Sifat resesif –> sifat alel yang pengaruhnya dikalahkan oleh sifat
dominan
9. Homozigot –> alel dengan sifat yang sama
10. Heterozigot –> alel dengan sifat yang berbeda
Setelah Anda pahami dengan baik konsep dan istilah di atas mari kita pelajari
mengenai persilangan monohidbrid. Untuk itu sebaiknya kita pelajari apa yang telah
dilakukan oleh bapak Genetika kita yaitu Gregor Mendel. GM adalah seorang
biarawan yang melakukan penelitian disebuah kebun. Penelitian yang dilakukannya
adalah persilangan pada tanaman Pisum sativum (kacang kapri). Dari penelitiannya
itu disilangan antara tanaman yang memiliki :
 biji (bulat dan keriput),
 warna kulit biji (kuning dan hijau)
 warna bunga (ungu dan putih)
 tinggi tanaman ( tinggi danpendek) ……. (karakter yang
ditulis di sini hanya sebagian saja dari karakter yang diteliti oleh Mendel,
masih ada karakter yang lain)
8
gambar 1. 7 karakter yang diteliti Mendel
Pada persilangan pertama dihasilkan semua karakter anakan(F1) 100%bulat,
kuning, ungu dan tinggi. Bisa disimpulkan sifat-sifat tersebut mendominasi
dibandingkan sifat lainnya. Akan tetapi pada keturunan kedua diperoleh hasil yang
berbeda untuk setiap karakternya menghasilkan perbandingan dominan : resesif
adalah 3:1
Hal ini berarti dalam keturunan pertama (F1) pada kromosomnya membawa 2
sifat yang berbeda pada masing-masing alel-nya. Artinya Individu induknya
(parental) masing-masing hanya terdiri dari alel yang membawa sifat yang sama.
Jantan membawa sifat dominan dan individu betina membawa sifat karakter resesif
ataupun sebaliknya. Jadi ketika sesama F1 dikawinkan akan memunculkan karakter
yang bersifat resesif. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut.
9
gambar 2. persilangan monohibrid dengan menggunakan karakter tinggi tanaman
Perhatikan di gambar 2 untuk bagian generasi parental. Pada gambar tersebut
terlihat dua individu yang disilangkan, masing-masing bersifat homozigot. Satu
tanaman homozigot resesif (tt)sedangkan tanaman yang lain homozigot dominan
(TT).
Sebagai akibatnya setiap individu akan mengalami meiosis dan akan
menghasilkan 1 macam gamet. Homozigot dominan akan menghasilkan gamet tinggi
dominan (T), sedangkan individu yang lain akan menghasilkan gamet pendek resesif
(t). dan ketika terjadi persilangan gamet jantan dan gamet betina akan bertemu dan
menghasilkan individu dengan gamet Tt. Artinya individu baru ini akan memiliki
10
kenampakan tanaan tinggi. Contoh ini dapat digunakan untuk menjelaskan mengenai
genotip dan fenotip . sifat tinggi adalah fenotip,sedangkan Tt adalah genotip.
Pada persilangan berikutnya saya akan menjelasan mengenai hukum Mendel
I. perhatikan persilangan ke-2. Pada persilangan kedua dilakukan persilangan antara
F1 dengan F1 yang lain. Artinya tanaman tinggi dengan genotip Tt disilangkan
dengan tanaman tinggi yang bergenotipTt juga. Kembali kita ingat Hukum Mendel I
yaitu bahwa alel akan berpisah secara bebas. Artinya Alel pada setiap individu yang
akan disilangkan dengan komposisi Tt (membawa sifat tinggi dan rendah) akan
memisah pada waktu proses meiosis menjadi T dan t.
Kemudian setelah terbentuk gamet (hukum Mendel I) kita akan melanjutkan
ke hukum Mendel II yaitu hukum penyusunan alel terjadi secara bebas. T dan t dari
individu jantan akan bertemu dengan T dan t dari individu betina. proses penyusunan
alelnya terjadi secara bebas.
Jadi pada akhir pembuahan bisa dihasilkan individu dengan karakter genotip
TT, Tt dan tt. Hanya saja nilai kemungkinannya atau persentasenya saja yang
berbeda. Untuk spesies yang menghasilkan keturunan yang banyak dalam sekali
perkawinan maka digunakan persentase sedangkan jika spesiesnya manusia yang
umumnya menghasilkan sati individu dalam setiap perkawinannya maka digunakan
istilah kemungkinan.
Pada contoh gambar diatas maka kemungkinan yang terjadi dari hasil
perkawinan untuk genotip TT adalah 1 diantara 4, Tt adalah 2 diantara 4, tt 1 diantara
4. darihasil perkawinan dihasilkan persentase :
 genotip TT adalah 1/4 x 100% = 25% (tanaman tinggi homozigot)
 genotip Tt adalah 2/4 x 100% = 50% (tanaman tinggi heterozigot)
 genotip tt adalah 1/4 x 100% = 25% (tanaman rendah)
Sedangkan fenotipnya adalah TT dan TT akan menghasilkan tanaman tinggi
dan tt akan menghasikan tanaman pendek. Dari penjelasan di atas dapat diketahui
bahwa tanaman tinggi memiliki dua genotip yaitu dalam bentuk homozigot dominan
dan dalam bentuk heterozigot sedangkan tanaman pendek hanya ada dalam 1 bentuk
11
homozigot resesif. Jadi perbandiingan fenotipnya adalah 3 tanaman tinggi dan 1
tanaman pendek. atau dapat disajikan tanaman tinggi : tanaman pendek = 3:1.
D. Manfaat Persilangan bagi Manusia
Persilangan tumbuhan atau hewan ini sangat bermanfaat karena dapat memilih
sifat-sifat yang baik dan menghilangkan sifat-sifat yang kurang baik, dengan
demikian persilangan dapat digunakan untuk memperoleh bibit unggul atau
menghasilkan keturunan dengan sifat-sifat yang unggul atau yang baik, dengan
demikian manfaat persilangan antara lain:
a. Menghasilkan keturunan dengan sifat-sifat yang baik.
b. Menghasilkan bibit unggul baik pada tumbuhan maupun hewan, misalnya
varietas tanaman jenis unggul hasil persilangan PB5, PB8, IR22, IR24, juga
pada ternak, misalnya sapi Santa gertrudis, hasil persilangan sapi brahman
dengan sapi shorthorn.
12
BAB III
KESIMPULAN
Hukum Mendell I dikenal juga dengan Hukum Segregasi menyatakan: ‘pada
pembentukan gamet kedua gen yang merupakan pasangan akan dipisahkan dalam
dua sel anak’. Hukum ini berlaku untuk persilangan monohibrid (persilangan dengan
satu sifat beda).
Persilangan monohibrid dengan dominansi. Persilangan dengan dominansi
adalah persilangan suatu sifat beda dimana satu sifat lebih kuat daripada sifat yang
lain. Sifat yang kuat disebut sifat dominan dan bersifat menutupi, sedangkan yang
lemah/tertutup disebut sifat resesif.
Sifat intermediet adalah sifat yang sama kuat, jadi tidak ada yang dominan
ataupun resesif. Contoh: disilangkan antara mawar merah dengan mawar putih
Manfaat persilangan antara lain: Menghasilkan keturunan dengan sifat-sifat
yang baik dan Menghasilkan bibit unggul baik pada tumbuhan maupun hewan,
misalnya varietas tanaman jenis unggul hasil persilangan PB5, PB8, IR22, IR24, juga
pada ternak, misalnya sapi Santa gertrudis, hasil persilangan sapi brahman dengan
sapi shorthorn.
13
DAFTAR PUSTAKA
Bagod Sudjadi. 2006. Biologi Sains dalam Kehidupan. Jakarta : Yudhistira
Pratiwi, dkk. 2007. Biologi Untuk SMA Kelas XII. Jakarta : Erlangga
Begawan Muria. Pewarisan Sifat. Diakses dari
http://www.slideshare.net/begawan_muria/pewarisan-sifat-8994370 pada tanggal 07
April 2013
Dewi Ganawati. 2009. Pewarisan Sifat. Diakses dari
:http://www.crayonpedia.org/mw/PEWARISAN_SIFAT_9.1_DEWI_GANAWATI
pada tanggal 07 April 2013.
Endick. 2008. Percobaan Mendel -2. Diakses dari
:http://endick.wordpress.com/2008/01/30/percobaan-mendel-2/ pada tanggal 07 April
2013.
Diakses dari :http://kamusq.blogspot.com/2012/03/hukum-mendel-pertama-hukum-
segregasi.html pada tanggal 07 April 2013.
Diakses dari :http://konsepbiologi.wordpress.com/2012/09/19/persilangan-
monohibrid-hukum-mendel-i/ pada tanggal 14 April 2013

More Related Content

What's hot

Laporan praktikum Morfologi tumbuhan(limited edition)
Laporan praktikum Morfologi tumbuhan(limited edition)Laporan praktikum Morfologi tumbuhan(limited edition)
Laporan praktikum Morfologi tumbuhan(limited edition)
Malikul Mulki
 
Laporan hasil praktikum
Laporan hasil praktikumLaporan hasil praktikum
Laporan hasil praktikum
Virgiana Anggi
 

What's hot (20)

ALEL GANDA DAN GEN GANDA
ALEL GANDA DAN GEN GANDAALEL GANDA DAN GEN GANDA
ALEL GANDA DAN GEN GANDA
 
Makalah hukum mendel
Makalah hukum mendelMakalah hukum mendel
Makalah hukum mendel
 
Laporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasiLaporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasi
 
Penyimpangan Semu Hukum Mendel
Penyimpangan Semu Hukum MendelPenyimpangan Semu Hukum Mendel
Penyimpangan Semu Hukum Mendel
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Jenis dan Bagian Bunga
PPT Morfologi Tumbuhan - Jenis dan Bagian BungaPPT Morfologi Tumbuhan - Jenis dan Bagian Bunga
PPT Morfologi Tumbuhan - Jenis dan Bagian Bunga
 
Tugas BIOLOGI KELAS XI SEMESTER 1 - Jaringan Epidermis
Tugas BIOLOGI KELAS XI SEMESTER 1 - Jaringan Epidermis Tugas BIOLOGI KELAS XI SEMESTER 1 - Jaringan Epidermis
Tugas BIOLOGI KELAS XI SEMESTER 1 - Jaringan Epidermis
 
Blastulasi dan segmentasi
Blastulasi dan segmentasiBlastulasi dan segmentasi
Blastulasi dan segmentasi
 
Morfologi Batang
Morfologi BatangMorfologi Batang
Morfologi Batang
 
Ekologi Tumbuhan
Ekologi Tumbuhan Ekologi Tumbuhan
Ekologi Tumbuhan
 
Gymnospermae - Anatomy
Gymnospermae - AnatomyGymnospermae - Anatomy
Gymnospermae - Anatomy
 
Gymnospermae (Tumbuhan berbiji terbuka) PPT
Gymnospermae (Tumbuhan berbiji terbuka) PPTGymnospermae (Tumbuhan berbiji terbuka) PPT
Gymnospermae (Tumbuhan berbiji terbuka) PPT
 
4. Morfologi Bunga
4. Morfologi Bunga4. Morfologi Bunga
4. Morfologi Bunga
 
Laporan praktikum Morfologi tumbuhan(limited edition)
Laporan praktikum Morfologi tumbuhan(limited edition)Laporan praktikum Morfologi tumbuhan(limited edition)
Laporan praktikum Morfologi tumbuhan(limited edition)
 
Laporan genetika bab awal
Laporan genetika bab awalLaporan genetika bab awal
Laporan genetika bab awal
 
3. Morfologi Daun
3. Morfologi Daun3. Morfologi Daun
3. Morfologi Daun
 
Coelenterata meandrina meandrites
Coelenterata meandrina meandritesCoelenterata meandrina meandrites
Coelenterata meandrina meandrites
 
Sumber Bukti Taksonomi
Sumber Bukti TaksonomiSumber Bukti Taksonomi
Sumber Bukti Taksonomi
 
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
 
Laporan hasil praktikum
Laporan hasil praktikumLaporan hasil praktikum
Laporan hasil praktikum
 
Family Moraceae - Botani Tumbuhan Tinggi
Family Moraceae - Botani Tumbuhan TinggiFamily Moraceae - Botani Tumbuhan Tinggi
Family Moraceae - Botani Tumbuhan Tinggi
 

Viewers also liked

Transtornos hipofisiarios
Transtornos hipofisiariosTranstornos hipofisiarios
Transtornos hipofisiarios
Nora Carriquiry
 
Penyimpangan semu hukum mendel
Penyimpangan semu hukum mendelPenyimpangan semu hukum mendel
Penyimpangan semu hukum mendel
Nur Afdaliyah A
 
Pewarisan sifat hk mendel
Pewarisan sifat hk mendelPewarisan sifat hk mendel
Pewarisan sifat hk mendel
Izmoend Dy
 
Model Konsep & Teori Keperawatan
Model Konsep & Teori KeperawatanModel Konsep & Teori Keperawatan
Model Konsep & Teori Keperawatan
Uwes Chaeruman
 
model konseptual keperawatan
model konseptual keperawatanmodel konseptual keperawatan
model konseptual keperawatan
younkOyounk
 

Viewers also liked (20)

Buku Hukum Mendel
Buku Hukum MendelBuku Hukum Mendel
Buku Hukum Mendel
 
Transtornos hipofisiarios
Transtornos hipofisiariosTranstornos hipofisiarios
Transtornos hipofisiarios
 
Hukum mendel
Hukum mendel Hukum mendel
Hukum mendel
 
Skpi isi
Skpi isiSkpi isi
Skpi isi
 
Sapi Zebu non India & Sapi inggris
Sapi Zebu non India & Sapi inggrisSapi Zebu non India & Sapi inggris
Sapi Zebu non India & Sapi inggris
 
Penyimpangan semu hukum mendel
Penyimpangan semu hukum mendelPenyimpangan semu hukum mendel
Penyimpangan semu hukum mendel
 
Pewarisan sifat hk mendel
Pewarisan sifat hk mendelPewarisan sifat hk mendel
Pewarisan sifat hk mendel
 
Dasar dasar-pewarisan-mendel
Dasar dasar-pewarisan-mendelDasar dasar-pewarisan-mendel
Dasar dasar-pewarisan-mendel
 
Hukum mendel
Hukum mendelHukum mendel
Hukum mendel
 
Makalah genetika
Makalah genetikaMakalah genetika
Makalah genetika
 
Model Konsep & Teori Keperawatan
Model Konsep & Teori KeperawatanModel Konsep & Teori Keperawatan
Model Konsep & Teori Keperawatan
 
OESOPHAGEAL ATRESIA
OESOPHAGEAL ATRESIAOESOPHAGEAL ATRESIA
OESOPHAGEAL ATRESIA
 
model konseptual keperawatan
model konseptual keperawatanmodel konseptual keperawatan
model konseptual keperawatan
 
Kelainan genetik perkembangan sistem digestif
Kelainan genetik perkembangan sistem digestifKelainan genetik perkembangan sistem digestif
Kelainan genetik perkembangan sistem digestif
 
Skl 33. penyimpangan semu hukum mendel
Skl 33. penyimpangan semu hukum mendelSkl 33. penyimpangan semu hukum mendel
Skl 33. penyimpangan semu hukum mendel
 
Teori dan model_keperawatan
Teori dan model_keperawatanTeori dan model_keperawatan
Teori dan model_keperawatan
 
Oesophageal atresia
Oesophageal atresiaOesophageal atresia
Oesophageal atresia
 
Lipoma and liposarcoma
Lipoma and liposarcoma Lipoma and liposarcoma
Lipoma and liposarcoma
 
Keperawatan komunitas 3
Keperawatan komunitas 3Keperawatan komunitas 3
Keperawatan komunitas 3
 
Rpp 9 sm 2 1617
Rpp 9 sm 2 1617Rpp 9 sm 2 1617
Rpp 9 sm 2 1617
 

Similar to Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1

hukum_mendel_1_monohibrid_intermediet.pptx
hukum_mendel_1_monohibrid_intermediet.pptxhukum_mendel_1_monohibrid_intermediet.pptx
hukum_mendel_1_monohibrid_intermediet.pptx
avita12
 
BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptx
BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptxBAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptx
BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptx
XIISMANSADAIPS
 
Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2
farharahma
 
Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2
farharahma
 
Bab 6 ~ Pewarisan sifat
Bab 6 ~ Pewarisan sifatBab 6 ~ Pewarisan sifat
Bab 6 ~ Pewarisan sifat
dionadya p
 

Similar to Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1 (20)

Hukum i medel (zulfatun mahmudah)
Hukum i medel (zulfatun mahmudah)Hukum i medel (zulfatun mahmudah)
Hukum i medel (zulfatun mahmudah)
 
hukum_mendel_1_monohibrid_intermediet.pptx
hukum_mendel_1_monohibrid_intermediet.pptxhukum_mendel_1_monohibrid_intermediet.pptx
hukum_mendel_1_monohibrid_intermediet.pptx
 
BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptx
BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptxBAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptx
BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptx
 
Ppt kelompok 2 Genetika 2.pdf
Ppt kelompok 2 Genetika 2.pdfPpt kelompok 2 Genetika 2.pdf
Ppt kelompok 2 Genetika 2.pdf
 
Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2
 
Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2
 
Makalah kode genetika
Makalah kode genetikaMakalah kode genetika
Makalah kode genetika
 
Hukum Mendel.ppt
Hukum Mendel.pptHukum Mendel.ppt
Hukum Mendel.ppt
 
mendelian-rosial18feb.ppt
mendelian-rosial18feb.pptmendelian-rosial18feb.ppt
mendelian-rosial18feb.ppt
 
hukum mendel
hukum mendelhukum mendel
hukum mendel
 
Power poin pewarisan sifat
Power poin pewarisan sifatPower poin pewarisan sifat
Power poin pewarisan sifat
 
Pewarisan sifat
Pewarisan sifatPewarisan sifat
Pewarisan sifat
 
Teori Genetika Mendel dan Persilangan Monohibrid
Teori Genetika Mendel dan Persilangan MonohibridTeori Genetika Mendel dan Persilangan Monohibrid
Teori Genetika Mendel dan Persilangan Monohibrid
 
PPT GENETIKA TANAMAN (1).pptx
PPT GENETIKA TANAMAN (1).pptxPPT GENETIKA TANAMAN (1).pptx
PPT GENETIKA TANAMAN (1).pptx
 
Kls 9 pewarisan_sifat_(_26_agst_2020)
Kls 9 pewarisan_sifat_(_26_agst_2020)Kls 9 pewarisan_sifat_(_26_agst_2020)
Kls 9 pewarisan_sifat_(_26_agst_2020)
 
Bab 6 ~ Pewarisan sifat
Bab 6 ~ Pewarisan sifatBab 6 ~ Pewarisan sifat
Bab 6 ~ Pewarisan sifat
 
PERSILANGAN MONOHIBRIDA.pptx
PERSILANGAN MONOHIBRIDA.pptxPERSILANGAN MONOHIBRIDA.pptx
PERSILANGAN MONOHIBRIDA.pptx
 
(Hukum mendel si)
(Hukum mendel si)(Hukum mendel si)
(Hukum mendel si)
 
PEWARISAN SIFAT MANUSIA KELAS 9.pptx
PEWARISAN SIFAT MANUSIA KELAS 9.pptxPEWARISAN SIFAT MANUSIA KELAS 9.pptx
PEWARISAN SIFAT MANUSIA KELAS 9.pptx
 
Laporan monohibrida
Laporan monohibridaLaporan monohibrida
Laporan monohibrida
 

More from Hariyatunnisa Ahmad

More from Hariyatunnisa Ahmad (20)

Model Lesson Study di Jepang
Model Lesson Study di JepangModel Lesson Study di Jepang
Model Lesson Study di Jepang
 
Media Ajar 3 Dimensi
Media Ajar 3 DimensiMedia Ajar 3 Dimensi
Media Ajar 3 Dimensi
 
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen PendidikanMini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
 
Hakikat Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Hakikat Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra IndonesiaHakikat Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Hakikat Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
 
Analisis Wacana
Analisis WacanaAnalisis Wacana
Analisis Wacana
 
Sastra Anak
Sastra AnakSastra Anak
Sastra Anak
 
Perangkat Pembelajaran Sebagai Suatu SIstem
Perangkat Pembelajaran Sebagai Suatu SIstemPerangkat Pembelajaran Sebagai Suatu SIstem
Perangkat Pembelajaran Sebagai Suatu SIstem
 
Pembuktian Fonem
Pembuktian FonemPembuktian Fonem
Pembuktian Fonem
 
Pemikiran Ki Hajar Dewantara
Pemikiran Ki Hajar DewantaraPemikiran Ki Hajar Dewantara
Pemikiran Ki Hajar Dewantara
 
Filsafat Pendidikan Pancasila
Filsafat Pendidikan PancasilaFilsafat Pendidikan Pancasila
Filsafat Pendidikan Pancasila
 
Filsafat Pendidikan Esensialisme
Filsafat Pendidikan EsensialismeFilsafat Pendidikan Esensialisme
Filsafat Pendidikan Esensialisme
 
Filsafat Pendidikan
Filsafat PendidikanFilsafat Pendidikan
Filsafat Pendidikan
 
Membaca
MembacaMembaca
Membaca
 
Duga Daya Simak Diri
Duga Daya Simak DiriDuga Daya Simak Diri
Duga Daya Simak Diri
 
Menyimak
MenyimakMenyimak
Menyimak
 
Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran
Konsep Dasar Evaluasi PembelajaranKonsep Dasar Evaluasi Pembelajaran
Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran
 
Imbuhan bebarengan Bahasa Daerah (Jawa)
Imbuhan bebarengan Bahasa Daerah (Jawa)Imbuhan bebarengan Bahasa Daerah (Jawa)
Imbuhan bebarengan Bahasa Daerah (Jawa)
 
Konsep Dasar Manajemen Kelas
Konsep Dasar Manajemen KelasKonsep Dasar Manajemen Kelas
Konsep Dasar Manajemen Kelas
 
Analisis Butir Soal
Analisis Butir SoalAnalisis Butir Soal
Analisis Butir Soal
 
Analisis Pengembangan Kurikulum PKn
Analisis Pengembangan Kurikulum PKnAnalisis Pengembangan Kurikulum PKn
Analisis Pengembangan Kurikulum PKn
 

Recently uploaded

PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
muhammadyudiyanto55
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptxPresentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
 
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxBUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
 
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptxSolusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
 
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNaufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaiKonflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
 
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNajwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptxModul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docxCONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
 

Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gregor Johann Mendel disepakati sebagai Bapak Pendiri Genetika. Tinggal di Brno (Jerman: Brunn), Austria, ia adalah seorang rahib Katolik yang juga mengajar di sekolah. Rasa ingin tahunya yang tinggi menuntun dia melakukan pekerjaan persilangan dan pemurnian tanaman ercis. Melalui percobaannya ini ia menyimpulkan sejumlah aturan ('hukum') mengenai pewarisan sifat yang dikenal dengan nama Hukum Pewarisan Mendel. Penemuan nya merupakan penumuan yang sangat besar dalam bidan genetika pada masa nya maka dari itu dia di sepakati menjadi bapak pendiri genetika. Pertama, Mendel mengetahui bahwa pada semua organisme hidup terdapat "unit dasar" yang kini disebut gene yang secara khusus diturunkan oleh orang tua kepada anak-anaknya. Dalam dunia tumbuh-tumbuhan yang diselidiki Mendel, tiap ciri pribadi, misalnya warna benih, bentuk daun, ditentukan oleh pasangan gene. Suatu tumbuhan mewariskan satu gene tiap pasang dari tiap "induk"-nya. Mendel menemukan, apabila dua gene mewariskan satu kualitas tertentu yang berbeda akan menunjukkan dengan sendirinya dalam tumbuhan tertentu itu. Tetapi, gen yang berciri lemah tidaklah terhancurkan dan mungkin diteruskan kepada tumbuhan keturunannya. Hukum Mendel, meski sudah dilakukan perubahan kecil, tetap merupakan titik tolak dari ilmu genetika modern Genetika sebagai ilmu yang membahas tentang sifat yang menurun dan variasinya, dapat dipelajari dengan beberapa cara, salah satu diantaranya dengan biometrika7. Mendel mengemukakan bahwa “pemindahan sifat tidak selalu meragukan tetapi mempunyai pola yang dapat diperkirakan“. Biometrika merupakan proses perhitungan yang bersifat matematik, berguna untuk menyusun data obyek genetika serta mengambil kesimpulan dari padanya.
  • 2. 2 B. Rumusan Masalah Dalam makalah ini merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apa pengertian Hukum Mendel I? 2. Bagaimana proses penyilangan monohybrid? 3. Bagaimana Proses Penyilangan Intermediet? 4. Apa manfaat persilangan bagi manusia ? C. Tujuan Makalah Tujuan pembuatan makalah ini yakni: 1. Menjelaskan Definisi Hukum Mendel I 2. Menjelaskan proses penyilangan monohybrid 3. Menjelaskan proses penyilangan intermediet. 4. Menjelaskan manfaat persilangan bagi manusia.
  • 3. 3 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Hukum Mendel Gregor Johann Mendel (lahir di Hynčice (Heinzendorf bei Odrau), Kekaisaran Austria , 20 Juli 1822 – meninggal di Brno, Kekaisaran Austria- Hungaria , 6 Januari 1884 pada umur 61 tahun) disepakati sebagai Bapak Pendiri Genetika. Tinggal di Brno (Jerman: Brunn), Austria, ia adalah seorang rahib Katolik yang juga mengajar di sekolah. Rasa ingin tahunya yang tinggi menuntun dia melakukan pekerjaan persilangan dan pemurnian tanaman ercis. Melalui percobaannya ini ia menyimpulkan sejumlah aturan ('hukum') mengenai pewarisan sifat yang dikenal dengan nama Hukum Pewarisan Mendel. Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada organisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya 'Percobaan mengenai Persilangan Tanaman'. Hukum ini terdiri dari dua bagian: 1. Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Pertama Mendel, dan 2. Hukum berpasangan secara bebas (independent assortment) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Kedua Mendel. Pada tahun 1866 Mendell melaporkan hasil penyelidikannya selama bertahun-tahun atas kacang ercis/kapri (Pisum sativum). Untuk mempelajari sifat menurun Mendell menggunakan kacang ercis dengan alasan: 1. memiliki pasangan sifat yang menyolok 2. bisa melakukan penyerbukan sendiri 3. segera menghasilkan keturunan atau umurnya pendek 4. mampu menghasilkan banyak keturunan, dan 5. mudah disilangkan
  • 4. 4 Hukum Mendell I/Hukum Pemisahan Bebas Hukum Mendell I dikenal juga dengan Hukum Segregasi menyatakan: ‘pada pembentukan gamet kedua gen yang merupakan pasangan akan dipisahkan dalam dua sel anak’. Hukum ini berlaku untuk persilangan monohibrid (persilangan dengan satu sifat beda). Contoh dari terapan Hukum Mendell I adalah persilangan monohibrid dengan dominansi. Persilangan dengan dominansi adalah persilangan suatu sifat beda dimana satu sifat lebih kuat daripada sifat yang lain. Sifat yang kuat disebut sifat dominan dan bersifat menutupi, sedangkan yang lemah/tertutup disebut sifat resesif. B. Proses Persilangan dengan Satu Sifat Beda (Monohibrid) Mendel menyilangkan tanaman kacang ercis berbunga merah galur murni (MM) dengan kacang ercis berbunga putih galur murni (mm), dihasilkan keturunan pertama (Filial) F1 yang semua berwarna merah dengan genotipe Mm. Bila sesama F1 ini disilangkan akan menghasilkan keturunan II atau F2. Bagaimana sifat keturunan kedua tersebut? Untuk itu perhatikan diagram berikut.
  • 5. 5 C. Persilangan Monohibrid Intermediet Pada kesempatan lain, Mendel juga menyilangkan tanaman Antirrinum majus berbunga merah galur murni (MM) dengan bunga putih galur murni (mm). Ternyata seluruh keturunan pertama berbunga merah muda (Mm). Warna merah muda ini terjadi karena pengaruh gen dominan yang tidak sempurna (kodominan). Untuk memperoleh F2 maka Mendel menyilangkan sesama F1.
  • 6. 6 Ada beberapa istilah yang perlu diketahui untuk menjelaskan prinsip-prinsip pewarisan sifat. Seperti telah disebutkan di atas, P adalah individu tetua, F1 adalah keturunan generasi pertama, dan F2 adalah keturunan generasi ke dua. Selanjutnya, gen D dikatakan sebagai gen atau alel dominan, sedang gen d merupakan gen atau alel resesif. Alel adalah bentuk alternatif suatu gen yang terdapat pada lokus (tempat) tertentu. Gen D dikatakan dominan terhadap gen d, karena ekpresi gen D akan menutupi ekspresi gen d jika keduanya terdapat bersama-sama dalam satu individu (Dd). Dengan demikian, gen dominan adalah gen yang ekspresinya menutupi ekspresi alelnya. Sebaliknya, gen resesif adalah gen yang ekspresinya ditutupi oleh ekspresi alelnya. Individu Dd dinamakan individu heterozigot, sedang individu DD dan dd masing-masing disebut sebagai individu homozigot dominan dan homozigot resesif. Sifat-sifat yang dapat langsung diamati pada individu-individu tersebut, yakni tinggi atau pendek, dinamakan fenotipe. Jadi, fenotipe adalah ekspresi gen yang langsung dapat diamati sebagai suatu sifat pada suatu individu. Sementara itu, susunan genetik yang mendasari pemunculan suatu sifat dinamakan genotipe. Pada contoh tersebut di atas, fenotipe tinggi (D-) dapat dihasilkan dari genotipe DD atau Dd, sedang fenotipe pendek (dd) hanya dihasilkan dari genotipe dd. Nampak bahwa pada individu homozigot resesif, lambang untuk fenotipe sama dengan lambang untuk genotipe. Selain konsep-konsep di atas Anda harus menguasai dengan baik istilah berikut ini: 1. Alel –> pasangan gen pada kromosom homolog yang memberikan sifat yang berbeda atau sama pada suatu karakter. 2. Gamet –> sel kelamin 3. Genotip –> gen yang mempengaruhi karakter 4. Fenotip –> hasil ekspresi gen yang dapat ditangkap dengan panca indera manusia. atau dengan kata lain adalah kenampakan morfologi yang dapat diamati.
  • 7. 7 5. Parental –> induk yang akan dikawinkan atau disilangkan atau hibridisasi. 6. Filial –> hasil dari proses perkawinan/persilangan/hibridisasi.  F1 = keturunan I  F2 =Keturunan II  Fn = keturunan ke-n 7. Sifat dominan –> sifat alel yang pengaruhnya sangat kuat pada sebuah karakter 8. Sifat resesif –> sifat alel yang pengaruhnya dikalahkan oleh sifat dominan 9. Homozigot –> alel dengan sifat yang sama 10. Heterozigot –> alel dengan sifat yang berbeda Setelah Anda pahami dengan baik konsep dan istilah di atas mari kita pelajari mengenai persilangan monohidbrid. Untuk itu sebaiknya kita pelajari apa yang telah dilakukan oleh bapak Genetika kita yaitu Gregor Mendel. GM adalah seorang biarawan yang melakukan penelitian disebuah kebun. Penelitian yang dilakukannya adalah persilangan pada tanaman Pisum sativum (kacang kapri). Dari penelitiannya itu disilangan antara tanaman yang memiliki :  biji (bulat dan keriput),  warna kulit biji (kuning dan hijau)  warna bunga (ungu dan putih)  tinggi tanaman ( tinggi danpendek) ……. (karakter yang ditulis di sini hanya sebagian saja dari karakter yang diteliti oleh Mendel, masih ada karakter yang lain)
  • 8. 8 gambar 1. 7 karakter yang diteliti Mendel Pada persilangan pertama dihasilkan semua karakter anakan(F1) 100%bulat, kuning, ungu dan tinggi. Bisa disimpulkan sifat-sifat tersebut mendominasi dibandingkan sifat lainnya. Akan tetapi pada keturunan kedua diperoleh hasil yang berbeda untuk setiap karakternya menghasilkan perbandingan dominan : resesif adalah 3:1 Hal ini berarti dalam keturunan pertama (F1) pada kromosomnya membawa 2 sifat yang berbeda pada masing-masing alel-nya. Artinya Individu induknya (parental) masing-masing hanya terdiri dari alel yang membawa sifat yang sama. Jantan membawa sifat dominan dan individu betina membawa sifat karakter resesif ataupun sebaliknya. Jadi ketika sesama F1 dikawinkan akan memunculkan karakter yang bersifat resesif. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut.
  • 9. 9 gambar 2. persilangan monohibrid dengan menggunakan karakter tinggi tanaman Perhatikan di gambar 2 untuk bagian generasi parental. Pada gambar tersebut terlihat dua individu yang disilangkan, masing-masing bersifat homozigot. Satu tanaman homozigot resesif (tt)sedangkan tanaman yang lain homozigot dominan (TT). Sebagai akibatnya setiap individu akan mengalami meiosis dan akan menghasilkan 1 macam gamet. Homozigot dominan akan menghasilkan gamet tinggi dominan (T), sedangkan individu yang lain akan menghasilkan gamet pendek resesif (t). dan ketika terjadi persilangan gamet jantan dan gamet betina akan bertemu dan menghasilkan individu dengan gamet Tt. Artinya individu baru ini akan memiliki
  • 10. 10 kenampakan tanaan tinggi. Contoh ini dapat digunakan untuk menjelaskan mengenai genotip dan fenotip . sifat tinggi adalah fenotip,sedangkan Tt adalah genotip. Pada persilangan berikutnya saya akan menjelasan mengenai hukum Mendel I. perhatikan persilangan ke-2. Pada persilangan kedua dilakukan persilangan antara F1 dengan F1 yang lain. Artinya tanaman tinggi dengan genotip Tt disilangkan dengan tanaman tinggi yang bergenotipTt juga. Kembali kita ingat Hukum Mendel I yaitu bahwa alel akan berpisah secara bebas. Artinya Alel pada setiap individu yang akan disilangkan dengan komposisi Tt (membawa sifat tinggi dan rendah) akan memisah pada waktu proses meiosis menjadi T dan t. Kemudian setelah terbentuk gamet (hukum Mendel I) kita akan melanjutkan ke hukum Mendel II yaitu hukum penyusunan alel terjadi secara bebas. T dan t dari individu jantan akan bertemu dengan T dan t dari individu betina. proses penyusunan alelnya terjadi secara bebas. Jadi pada akhir pembuahan bisa dihasilkan individu dengan karakter genotip TT, Tt dan tt. Hanya saja nilai kemungkinannya atau persentasenya saja yang berbeda. Untuk spesies yang menghasilkan keturunan yang banyak dalam sekali perkawinan maka digunakan persentase sedangkan jika spesiesnya manusia yang umumnya menghasilkan sati individu dalam setiap perkawinannya maka digunakan istilah kemungkinan. Pada contoh gambar diatas maka kemungkinan yang terjadi dari hasil perkawinan untuk genotip TT adalah 1 diantara 4, Tt adalah 2 diantara 4, tt 1 diantara 4. darihasil perkawinan dihasilkan persentase :  genotip TT adalah 1/4 x 100% = 25% (tanaman tinggi homozigot)  genotip Tt adalah 2/4 x 100% = 50% (tanaman tinggi heterozigot)  genotip tt adalah 1/4 x 100% = 25% (tanaman rendah) Sedangkan fenotipnya adalah TT dan TT akan menghasilkan tanaman tinggi dan tt akan menghasikan tanaman pendek. Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa tanaman tinggi memiliki dua genotip yaitu dalam bentuk homozigot dominan dan dalam bentuk heterozigot sedangkan tanaman pendek hanya ada dalam 1 bentuk
  • 11. 11 homozigot resesif. Jadi perbandiingan fenotipnya adalah 3 tanaman tinggi dan 1 tanaman pendek. atau dapat disajikan tanaman tinggi : tanaman pendek = 3:1. D. Manfaat Persilangan bagi Manusia Persilangan tumbuhan atau hewan ini sangat bermanfaat karena dapat memilih sifat-sifat yang baik dan menghilangkan sifat-sifat yang kurang baik, dengan demikian persilangan dapat digunakan untuk memperoleh bibit unggul atau menghasilkan keturunan dengan sifat-sifat yang unggul atau yang baik, dengan demikian manfaat persilangan antara lain: a. Menghasilkan keturunan dengan sifat-sifat yang baik. b. Menghasilkan bibit unggul baik pada tumbuhan maupun hewan, misalnya varietas tanaman jenis unggul hasil persilangan PB5, PB8, IR22, IR24, juga pada ternak, misalnya sapi Santa gertrudis, hasil persilangan sapi brahman dengan sapi shorthorn.
  • 12. 12 BAB III KESIMPULAN Hukum Mendell I dikenal juga dengan Hukum Segregasi menyatakan: ‘pada pembentukan gamet kedua gen yang merupakan pasangan akan dipisahkan dalam dua sel anak’. Hukum ini berlaku untuk persilangan monohibrid (persilangan dengan satu sifat beda). Persilangan monohibrid dengan dominansi. Persilangan dengan dominansi adalah persilangan suatu sifat beda dimana satu sifat lebih kuat daripada sifat yang lain. Sifat yang kuat disebut sifat dominan dan bersifat menutupi, sedangkan yang lemah/tertutup disebut sifat resesif. Sifat intermediet adalah sifat yang sama kuat, jadi tidak ada yang dominan ataupun resesif. Contoh: disilangkan antara mawar merah dengan mawar putih Manfaat persilangan antara lain: Menghasilkan keturunan dengan sifat-sifat yang baik dan Menghasilkan bibit unggul baik pada tumbuhan maupun hewan, misalnya varietas tanaman jenis unggul hasil persilangan PB5, PB8, IR22, IR24, juga pada ternak, misalnya sapi Santa gertrudis, hasil persilangan sapi brahman dengan sapi shorthorn.
  • 13. 13 DAFTAR PUSTAKA Bagod Sudjadi. 2006. Biologi Sains dalam Kehidupan. Jakarta : Yudhistira Pratiwi, dkk. 2007. Biologi Untuk SMA Kelas XII. Jakarta : Erlangga Begawan Muria. Pewarisan Sifat. Diakses dari http://www.slideshare.net/begawan_muria/pewarisan-sifat-8994370 pada tanggal 07 April 2013 Dewi Ganawati. 2009. Pewarisan Sifat. Diakses dari :http://www.crayonpedia.org/mw/PEWARISAN_SIFAT_9.1_DEWI_GANAWATI pada tanggal 07 April 2013. Endick. 2008. Percobaan Mendel -2. Diakses dari :http://endick.wordpress.com/2008/01/30/percobaan-mendel-2/ pada tanggal 07 April 2013. Diakses dari :http://kamusq.blogspot.com/2012/03/hukum-mendel-pertama-hukum- segregasi.html pada tanggal 07 April 2013. Diakses dari :http://konsepbiologi.wordpress.com/2012/09/19/persilangan- monohibrid-hukum-mendel-i/ pada tanggal 14 April 2013