SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
ANALISIS VEGETASI
( Laporan Praktikum Ekologi)
Disusun Oleh
Nama : Fitri Mulyana
NPM : 1211060062
Kelas : Biologi B / V
DosenI : Eko Kuswanto M.Si
DosenII : Lora Purnamasari, M.Si
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
2014
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Praktikum : Analisis Vegetasi
Tanggal Praktikum : 28 November 2014
Tempat : Halaman Belakang Jurusan Pendidikan Biologi IAIN
Raden Intan Lampung
Nama : Fitri Mulyana
NPM : 1211060062
Jurusan : Pendidikan Biologi
Kelas / Semester : Biologi B/V
Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan
Kelompok : I (satu)
Bandar Lampung, November 2014
Mengetahui
Asistan
Septia Astria
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis
yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan bersama tersebut
terdapat interaksi yang erat baik diantara sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun
dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta
dinamis.
Vegetasi (dari bahasa Inggris: vegetation) dalam ekologi adalah istilah untuk keseluruhan
komunitas tetumbuhan. Vegetasi merupakan bagian hidup yang tersusun dari tetumbuhan yang
menempati suatu ekosistem. Beraneka tipe hutan, kebun, padang rumput, dan tundra merupakan
contoh-contoh vegetasi. Analisis vegetasi biasa dilakukan oleh ilmuwan ekologi untuk
mempelajari kemelimpahan jenis serta kerapatan tumbuh tumbuhan pada suatu tempat.
Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komponen jenis) dan bentuk
(struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Pengamatan parameter vegetasi
berdasarkan bentuk hidup pohon, perdu, serta herba. Suatu ekosistem alamiah maupun binaan
selalu terdiri dari dua komponen utama yaitu komponen biotik dan abiotik. Vegetasi atau
komunitas tumbuhan merupakan salah satu komponen biotik yang menempati habitat tertentu
seperti hutan, padang ilalang, semak belukar dan lain-lain.
Konsepi dan metode analisis vegetasi sesungguhnya sangat beragam tergantun kepada
keadaan vegetasi itu sendiri dan tujuannya. Vegetasi menggambarkan perpaduan berbagai jenis
tumbuhan di suatu wilayah atau daerah. Suatu tipe vegetasi menggambarkan suatu daerah dari
segi penyebaran tumbuhan yang ada baik secara ruang dan waktu. Rawa-rawa, padang rumput
dan hutan merupakan suatu contoh vegetasi. Oleh karena itu, pada tanggal 28 november 2014
telah dilakukannya praktikum yang berjudul Analisis Vegetasi.
1.2 Tujuan Praktikum
Praktikum yang berjudul “Analisis Vegetasi” ini bertujuan untuk mempelajari struktur
dan komposisi vegetasi ( komunitas tumbuhan) dengan menganalisis karakter komunitas yang
meliputi kerapatan, frekuensi, dan dominasi dengan menggunakan metode kuadrat (plot). Untuk
peletakan plot dilakukan secara sistematis pada areal yang dikaji.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Analisis Vegetasi
Analisis vegetasi ialah suatu cara mempelajari susunan dan atau komposisi vegetasi
secara bentuk (struktur) vegetasi dari masyarakat tumbuh-tumbuhan. Unsur struktur vegetasi
adalah bentuk pertumbuhan, stratifikasi dan penutupan tajuk. Untuk keperluan analisis vegetasi
diperlukan data-data jenis, diameter dan tinggi untuk menentukan indeks nilai penting dari
penyusun komunitas hutan tersebut. Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh informasi
kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan (Michael,1994).
Analisis vegetasi merupakan cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk
(struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Analisis vegetasi dapat digunakan untuk
mempelajari susunan dan bentuk vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan: 1) Mempelajari
tegakan hutan, yaitu pohon dan permudaannya. 2) Mempelajari tegakan tumbuhan bawah, yang
dimaksud tumbuhan bawah adalah suatu jenis vegetasi dasar yang terdapat di bawah tegakan
hutan kecuali permudaan pohon hutan, padang rumput/alang-alang dan vegetasi semak belukar
(Dwisang,2008).
Dari segi floristis ekologis pengambilan sampling dengan cara “random sampling” hanya
mungkin digunakan apabila lapangan dan vegetasinya homogen, misalnya padang rumput dan
hutan tanaman. Pada umumnya untuk keperluan penelitian ekologi hutan lebih tepat dipakai
“systematic sampling”, bahkan “purposive sampling” pun boleh digunakan pada keadaan
tertentu. Luas daerah contoh vegetasi yang akan diambil datanya sangat bervariasi untuk setiap
bentuk vegetasi mulai dari 1 dm2 sampai 100 m2. Suatu syarat untuk daerah pengambilan .
Contoh haruslah representatif bagi seluruh vegetasi yang dianalisis. Keadaan ini dapat
dikembalikan kepada sifat umum suatu vegetasi yaitu vegetasi berupa komunitas tumbuhan yang
dibentuk oleh populasi-populasi. Jadi peranan individu suatu jenis tumbuhan sangat penting.
Sifat komunitas akan ditentukan oleh keadaan individu-individu tadi, dengan demikian untuk
melihat suatu komunitas sama dengan memperhatikan individu-individu atau populasinya dari
seluruh jenis tumbuhan yang ada secara keseluruhan. Ini berarti bahwa daerah pengambilan
contoh itu representatif bila didalamnya terdapat semua atau sebagian besar dari jenis tumbuhan
pembentuk komunitas tersebut (Rahardjanto, 2005).
2.2 Teknik Sampling Kuadrat
Dalam ilmu vegetasi telah dikembangkan berbagai metode untuk menganalisis suatu
vegetasi yang sangat membantu dalam mendekripsikan suatu vegetasi sesuai dengan tujuannya.
Dalam hal ini suatu metodologi sangat berkembang dengan pesat seiring dengan kemajuan dalam
bidang-bidang pengetahuan lainnya, tetapi tetap harus diperhitungkan berbagai kendala yang ada
(Syafei, 1990).
Teknik kuadrat umumnya dipergunakan untuk untuk memperoleh keterangan mengenai
bentuk komposisi (susunan) komunitas tumbuh-tumbuhan darat. Ukuran petak sample
ditentukan berdasarkan ukuran dan kerapatan tumbuh-tumbuhan yang dirisalah , serta dapat
mewakili semua individu yang terdapat dalam lokasi penelitian. Karakteristik pohon harus
dimasukkan di dalam kuadarat (Anonim, 2009a), dan memperhatikan : 1) distribusi pohon, 2)
ukuran dan bentuk kuadrat, 3) jumlah ulangan pengamatan yang bisa mewakili pendugaan
kepadatan. Setelah menetapkan vegetasi yang akan dihitung, pengamat harus menetapkan ukuran
dan bentuk kuadrat yang akan digunakan. Pada umumnya bentuk sample yang digunakan adalah
persegi panjang, persegi, dan lingkaran.
Metode kuadrat, bentuk percontoh atau sampel dapat berupa segi empat atau lingkaran
yang menggambarkan luas area tertentu. Luasnya bisa bervariasi sesuai dengan bentuk vegetasi
atau ditentukan dahulu luas minimumnya. Untuk analisis yang menggunakan metode ini
dilakukan perhitungan terhadap variabel-variabel kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi
(Rohman, 2001).
Kelimpahan setiap spesies individu atau jenis struktur biasanya dinyatakan sebagai suatu
persen jumlah total spesises yang ada dalam komunitas, dan dengan demikian merupakan
pengukuran yang relatife. Secara bersama-sama, kelimpahan dan frekuensi adalah sangat penting
dalam menentukan struktur komunitas (Michael, 1994).
2.3 Sistem Analisis Menggunakan Metode Kuadrat
Menurut Anonim (2009b) kerapatan, ditentukan berdasarkan jumlah individu suatu
populasi jenis tumbuhan di dalam area tersebut. Kerimbunan ditentukan berdasarkan penutupan
daerah cuplikan oleh populasi jenis tumbuhan. Dalam praktikum ini, khusus untuk variabel
kerapatan dan kerimbunan, cara perhitungan yang dipakai dalam metode kuadrat adalah
berdasarkan kelas kerapatan dan kelas kerimbunan.
Sedangkan frekuensi ditentukan berdasarkan kekerapan dari jenis tumbuhan dijumpai
dalam sejumlah area sampel (n) dibandingkan dengan seluruh total area sampel yang dibuat (N),
biasanya dalam persen (%) (Syafei, 1990).
Keragaman spesies dapat diambil untuk menanadai jumlah spesies dalam suatu daerah
tertentu atau sebagai jumlah spesies diantara jumlah total individu dari seluruh spesies yang ada.
Hubungan ini dapaat dinyatakan secara numeric sebagai indeks keragaman atau indeks nilai
penting. Jumlah spesies dalam suatu komunitas adalah penting dari segi ekologi karena
keragaman spesies tampaknya bertambah bila komunitas menjadi makin stabil (Michael, 1994).
Nilai penting merupakan suatu harga yang didapatkan dari penjumlahan nilai relative dari
sejumlah variabel yang telah diukur (kerapatan relative, kerimbunan relative, dan frekuensi
relatif). Jika disususn dalam bentuk rumus maka akan diperoleh:
Nilai Penting = Kr + Dr + Fr
Harga relative ini dapat dicari dengan perbandingan antara harga suatu variabel yang
didapat dari suatu jenis terhadap nilai total dari variabel itu untuk seluruh jenis yang didapat,
dikalikan 100% dalam table. Jenis-jenis tumbuhan disusun berdasarkan urutan harga nilai
penting, dari yang terbesar sampai yang terkecil. Dan dua jenis tumbuhan yang memiliki harga
nilai penting terbesar dapat digunakan untuk menentukan penamaan untuk vegetasi tersebut
(Syafei, 1990).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum tentang analisis vegetasi ini meliputi tali
rafia, patok, kayu, meteran, alat hitung (counter), timbangan, dan alat tulis.
3.2 Cara Kerja
1. Memilih sebuah komunitas tumbuhan lalu menentukan batasan-batasan komunitas
tersebut.
2. Meletakkan kuadrat dengan ukuran 10x10 m, lalu didalam plot ini dibuat lagi sub-sub
plot 4x4 m, dan 1x1 m.
3. Untuk setiap kuadrat membuat daftar spesies yang ada di dalamnya.
4. Untuk setiap spesies yang ada dalam kuadrat :
5. Menghitung jumlah individu setiap spesies
6. Mencatat diameter tiap-tiap spesies
7. Untuk setiap spesies yang didapat menghitung nilai kerapatan, frekuensi, dominasi, serta
nilai pentingnya dengan menggunakan rumus yang telah ditentukan diatas.
8. Mendiskusikan dan menyimpulkan dari hasil praktikum yang dilakukan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBEHASAN
4.1 Hasil Praktikum
Praktikum diadakan pada hari jumat, 28 November 2014 di halaman belakang jurusan
pendidikan biologi, metode yang kami gunakan yaitu metode kuadrat karena metode ini sangat
efesien di gunakan, dilihat dari kemiringan tempat dan tipe vegetasinya serta berbentuk pohon .
Metode kuadrat adalah salah satu cara atau langkah untuk pengambilan data yang paling umum
digunakan dalam analisis vegetasi. Kuadrat yang dimaksud dalam metode ini adalah suatu
ukuran luas yang diukur dengan satuan kuadrat dengan besar ukuran dalam cm dan m.
Kami membuat 3 plot dengan ketentuan panjang paling luar plot 10x10 m, plot ke dua
panjang 4x4 m dan plot paling dalam 1x1 m. Membuat empat titik ujung sebagai titik
penghubung dengan menggunakan patok. Pada titik tiap ujung ini kami mengikatkan seutas tali
raffia dan berjalan lurus sehingga membentuk segi empat. Selanjutnya melakukan pengambilan
data yaitu menghitung tinggi pohon (kanopi), diameter daun, dan menganalisis jenis tumbuhan
yang hidup pada daerah tersebut. Kemudian kami menganalisis data yang telah didapat.
Berdasarkan dari panduan praktikum ekologi IAIN Raden Intan Lampung rumus yang
digunakan dalam teknik analisis data dalam menentukan Indeks Nilai Penting (INP) sebagai
berikut:
Kerapatan Jenis = Jumlah individu
Satuan luas plot
Frekuensi Jenis = Jumlah kemunculan = individu tiap plot
Jumlah plot
Dominansi Jenis = Luas bidang dasar
Luas Plot
Kerapatan Relatif = Kerapatan tiap individu X 100 %
Total kerapatan
Frekuensi Relatif = Frekwensi tiap individu X 100 %
Jumlah frekuensi
Dominansi Relatif = Dominansi tiap individu X 100 %
Jumlah dominansi
Indek Nilai Penting = Kerapatan Relatif (KR) + Frekwensi Relatif (FR) +Dominansi Relatif
(DR)
Luas Bidang Dasar = D X 3.14
4
4.2 Hasil Pengamatan dan Pembahasan
NO Plot Jenis Tanaman Nama Ilmiah Nama
daerah
Jumlah
1 10 x10
m
Pohon Acacia manggium
Pohon B
Akasia
-
1
1
2 4x4 m Perdu Melastoma candidum senggani 1
3 1x1 m Rumput A. Panicum
maximum
B. Imperata
cylindrica
C. Euphorbia hirta
D. Brachiaria
mutica
Rumput
benggala
Alang-alang
Patikan
kebo
Rumput
malela
1
1
1
1
Jumlah 7
Perhitungan plot 10x10 m
1. Rumus Kerapatan KR = Jumlah individu Kerapatan spesies A = 1/100 = 0.01
Luas Plot Kerapatan spesies B = 1/100 = 0.01
Kerapatan Relatif = 0,01+0,01 = 0,02
Kerapatan Relatif = Kerapatan pohon A x 100% KR = 0.01/0.02 x 100% = 50%
Total kerapatan seluruh spesies KR B = sama
2. Dominasi spesies i = Jumlah bidang dasar r = kanopi pohon A = 6.30 cm
Luas plot B = 5.18 cm
Dominai spesies A = 2πr/100 = 2x 3.14 x 6,30 /100 = 0,395
Dominasi spesiesB = 2πr/ 100= 2x 3.14 x 5.18/100 = 0.325
Dominasi Relatif = Dominasi spesies i x 100%
Total dominasi seluruh species
Dominasi Relatif = 0.395 + 0.325 = 0.72
DR = Dominsai pohon A x 100% DR = 0.395/0.72x 100% = 54.86%
Total dominasi seluruh species
DR = Dominasi pohon B x 100% DR = 0.325/0.72x 100% = 45.13%
Total dominasi seluruh species
Total DR = 99.99 = 100
3. Frekuensi spesies i = Jumlah plot ditemukannya spesies i
Jumlah seluruh plot
Frekuensi spesies A =1/3 = 0.33 Frekuensi spesies A+B = 0.33+0.33 = 0.66
Frekuensi spesis B = 1/3 = 0.33
Frekuensi relatif = Frekuensi spesis i x 100 %
Total Frekuensi seluruh spesies
FR = Frekuensi pohon A x 100 % FR = 0.33/0.66 x 100% = 50%
Total frekuensi seluruh spesies FR B = sama
4. Nilai Penting (NP) = KR + DR + FR
NP pohon akasia = 50 + 54.86 + 50 = 154.86
NP pohon b = 50 + 45.13 + 50 = 145.13
Perhitungan Plot 4x4 m (Perdu)
1. Rumus Kerapatan KR = Jumlah individu Kerapatan perdu A = 1/100 = 0.01
Luas Plot
Kerapatan Relatif = Kerapatan perdu A x 100% KR = 0.01/16 x 100% = 0.062%
Total kerapatan seluruh spesies
2. Dominasi spesies i = Jumlah bidang dasar r = diameter daun perdu A = 3 cm
Luas plot
Dominai perdu A = 2πr/14 = 2x 3.14 x 3cm /14 = 1.34
Dominasi Relatif = Dominasi spesies i x 100% DR = 1.34/14 x 100%= 9.57%
Total dominasi seluruh species
3. Frekuensi spesies i = Jumlah plot ditemukannya spesies i
Jumlah seluruh plot
Frekuensi perdu A =1/3 = 0.33
Frekuensi relatif = Frekuensi spesis i x 100 %
Total Frekuensi seluruh spesies
FR = Frekuensi perdu A x 100 % FR = 0.33/0.66 x 100% = 50%
Total frekuensi seluruh spesies
4. Nilai Penting (NP) = KR + DR + FR
NP = 50 + 9.57 + 50 = 109.57
Perhitungan Plot 1x1 ( Rumput)
1. Rumus Kerapatan KR = Jumlah individu Kerapatan rumput A = 1/100 = 0.01
Luas Plot Kerapatan rumput B,C, D = sama
Kerapatan Relatif = 0,01+0,01+0,01+0.01= 0,04
Kerapatan Relatif = Kerapatan pohon A x 100% KR = 0.01/0.04 x 100% =25%
Total kerapatan seluruh spesies KR B,C,D = sama
2. Dominasi spesies i = Jumlah bidang dasar r = diamer rumput A = 2 cm C = 3 cm
Luas plot B = 3 cm D = 2.5 cm
Dominai rumput A = 2πr/1 = 2x 3.14 x 2 /1 = 12.56
Dominasi rumput B,C = 2πr/1 = 2x 3.14 x 3/1 = 18.84
Rumput D ` = 2πr/1 = 2x 3.14 x 2.5/1 = 15.70
Dominasi Relatif = Dominasi spesies i x 100%
Total dominasi seluruh species
Dominasi Relatif = 12.56 + 18.84+18.84+15.7 = 65.94
DR = Dominsai rumput A x 100% DR = 12.56/65.94x 100% = 19.04
Total dominasi seluruh species
DR = Dominasi rumput B,C x 100% DR = 18.84/65.94x100% = 28.57
Total dominasi seluruh species
DR = Total rumput D x 100% DR = 15.70/65.94x 100% = 23.81
Total dominasi seluruh spesies
Total DR = 99.99 = 100
3. Frekuensi spesies i = Jumlah plot ditemukannya spesies i
Jumlah seluruh plot
Frekuensi rumput A,B,C,D =1/3 = 0.33
Frekuensi spesies A+B+C+D = 0.33+0.33+0.33+0.33 =1.32
Frekuensi relatif = Frekuensi spesis i x 100 %
Total Frekuensi seluruh spesies
FR = Frekuensi rumput A x 100 % FR = 0.33/1.32 x 100% = 25%
Total frekuensi seluruh spesies FR B = sama
4. Nilai Penting (NP) = KR + DR + FR
NP rumput a = 25 + 19.04 + 25 = 69.04
Np rumput b,c = 25 + 28.57 + 25 = 78.57
Np rumput d = 25 + 23.81 + 25 = 73.81
Tabel diatas adalah tabel pengelompokan jenis pohon, perdu dan rumput didalam tabel
terdapat data jenis pohon yang ada di setiap plot (yang terdiri dari 3 plot), jumlah spesies setiap
plot, spesies total, luas bidang dasar (LBDS) yang sudah dijumlahkan pada masing- masing
individu. Dari data 3 plot yang sudah digabungkan seluruhnya terdapat 2 jenis ipohon dari 7
(tujuh) spesies yang berbeda. Spesies itu antara lain : Acacia manggium pohon A terdapat 1, dan
luas bidang dasarnya adalah 0,395 dan jenis pohon b hanya ada 1 dan luas bidang dasarnya
0.325. luas bidang untuk jenis pohon dihitung dengan menggukur kanopi daun titik terjauh daun
pada permukaan tanah. Sedangkan untuk jenis perdu, rumput menggunakan diameter daun, dan
untuk perdu hanya ada pada plot 4x4 dan tidak di temukan pada plot 10x10 m jenisnya
Melastoma candidum dengan luas bidang 9.57. untuk rumput lebih banyak didominasi pada plot
dengan ukuran 1x1 m terdapat 4 jenis rumput dengan spesies yang berbeda yaitu : Panicum
maximum,Imperata cylindrica, dan Euphorbia hirta Brachiaria mutica luas bidangnya setiap
spesies tidak menunjukkan ukuran yang relatif berbeda. Sedangkan untuk mencari nilai
kerapatan jenis, yaitu jumlah individu dibagi satuan luas plot. Dan untuk mencari nilai kerapatan
relatif yaitu kerapatan tiap individu dibagi dengan kerapatan total dikalikan dengan 100 % .
Dalam mencari nilai kerapatan pohon dengan cara membagi jumlah individu dengan satuan luas
plot, dalam hal ini luas seluruh plot adalah 100. Jadi jumlah individu masing-masing spesies
dibagi dengan 100, maka akan diperoleh nilai kerapatannya. Untuk pohon Acacia manggium dan
jenis pohon ke dua adalah 50%, perdu 25% dan rerumputan 25%.
Dominansi diperoleh dari luas bidang dasar individu dibagi dengan luas plot. Karena luas
plot 100 m2, maka luas bidang dasar individu dbagi dengan 100. Dan untuk memperoleh
dominansi relatif, dominansi tiap individu dibagi dengan jumlah dominansi, lalu dikalikan
dengan 100 %. Dalam nilai dominansi diperoleh melalui perhitunan luas bidang dasar dibagi
dengan luas plot. Selain dominansi ada juga dominansi relatifnya, dan untuk mencari nilai
dominansi relatif dengan cara : dominansi tiap individu dibagi dengan jumlah dominansi atau
dominansi total. Akasia dominansinya adalah 0,395 dan dominansi relatipnya adalah 54.86%
pohon jenis ke 2 dominansinya 0.325 dan dominansi relatifnya 45.13%. untuk perdu jenis
senggani dominansinya 1.34 dan relatirnya 9.57%. sedangkan pada rumput jenis Panicum
maximum dominansinya 12.56, relatifnya 19.04%, Imperata cylindrica, dan Euphorbia hirta
dominansinya 18.84, relatif 28.57 Brachiaria mutica dominansinya 15.70 relatif 23.81.
Frekuensi pohon diperoleh dari perhitungan jumlah kemunculan setiap individu pada
masing masing plot dibagi dengan jumlah plot. Karena jumlah plot ada tiga, maka jumlah
kemunculan setip individu dibagi tiga. Dalam pencarian frekwensi relatif dengan perhitungan
frekuensi tiap individu dibagi dengan frekuensi total lalu dikalikan dengan 100%. Hasilnya yang
sudah dijumlahkan Akasia dan jenis pohon b frekuensinya adalah 0.33 dan frekwensi relatifnya
adalah 50 %, perdu jenis senggani frekuensinya 0.33 dan frekuensi relatifnya 50% dan untuk
rerumputan dari ke 4 jenis frekuensi nya 1.32 dan frekuensi relatifnya 25%.
Indek nilai penting diperoleh dari hasil penjumlahan : kerapatan relatif ditambah
frekuensi relatif dan ditambah dominansi relatif, pada setiap individu. Indek nilai penting (INP)
diperoleh dengan cara menjumlahkan kerapatan reltif ditambah frekensi relatif, ditambah
dengan dominansi relatif. Dari data tersebut indek nilai penting dari Akasia adalah 154.86 , indek
nilai penting dari pohon 2 adalah 145.13 , indeks nilai penting dari jenis perdu senggani adalah,
109.57, indek nilai penting dari rerumputan Panicum maximum adalah 69.04, indek nilai penting
dari Imperata cylindrica, dan Euphorbia hirta adalah 78.57, dan indek nilai penting dari
Brachiaria mutica adalah 73.81.
Berdasarkan data hasil penelitian kami, tumbuhan yang mendominasi adalah pohon
Acacia manggiumyang memiliki Indek Niai Penting yang terbesar yaitu 154.86. Pohon akasia
sangat subur tumbuh di sana, karena daerah tersebut memiliki curah hujan yang tinggi
menyebabkan dapat air yang banyak, keadaan tanah yang subur yang menyediakan berbagai
unsur hara, cahaya matahari yang cukup membuat pohon ini tumbuh bebas dapat berfotosintesis
tanpa terganggu oleh tumbuhan lain. Pohon ini tumbuh di berbagai tempat di Indonesia jenis
spesies dari ketiga plot yang Indek Nilai Pentingnya paling sedikit dari data yang kami peroleh
adalah panicum maximum. yang nilainya 69.04. Ini disebabkan oleh kurangnya memperoleh
sinar matahari maupun unsur hara dalam persaingan. Jadi jika Indek Nilai Penting dari pohon
akasia sampai berkurang maka bisa dipastikan yang lain akan ikut berkurang, bahkan telah
punah. Untuk itu perlu upaya penanaman lagi agar lebih banyak jumlah individu baru, jadi
keanekaragaman hayati akan semakin tinggi.
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan mengenai analisis vegetasi dapat di simpulkan diantaranya sebagai
berikut :
1. Setiap tumbuhan memiliki kerapatan, frekuensi, serta dominasi yang tinggi dalam
lingkungannya.
2. Terdapat banyak jenis vegetasi dalam satu area, ini membuktikan bahwa tumbuhan tidak
dapat hidup sendiri.
3. Setiap tanaman dalam suatu daerah memiliki kerapatan relative frekuensi relative yang
berbeda.
4. Melalui analisis vegetasi, keanekaragaman tumbuhan dapat diketahui dari komunitas
wilayah tersebut.
5. Vegetasi di suatu tempat berbeda dengan vegetasi di tempat 1ain karena faktor
lingkungannya yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Odum. 1994. Dasar-dasar Ekologi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Rososoedarmo. 1990. Ekologi. Bandung: CV. Ramadja Karya.
Setiadi, Agus. 1990. Pengantar Ekologi. Bandung: CV. Publishing
VEGETASI

More Related Content

What's hot

Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air  jaringanPenetapan potensial air  jaringan
Penetapan potensial air jaringanEkal Kurniawan
 
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan serangga
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan seranggaLaporan Praktikum Keanekaragaman hewan serangga
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan seranggaGoogle
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGIEDIS BLOG
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...UNESA
 
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi TanamanLaporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanamanshafirasalsa11
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik SterilisasiRukmana Suharta
 
Laporan praktikum 2 daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 2   daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 2   daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 2 daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 
Struktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan BenihStruktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan BenihNur Haida
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan BijiPPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan BijiAgustin Dian Kartikasari
 
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 
Botani uas pertemuan ke 1 (bunga)
Botani uas pertemuan ke  1 (bunga)Botani uas pertemuan ke  1 (bunga)
Botani uas pertemuan ke 1 (bunga)Dokter Tekno
 
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...Biology Education
 
Pertemuan 6 (senesens & absisi)
Pertemuan 6 (senesens & absisi)Pertemuan 6 (senesens & absisi)
Pertemuan 6 (senesens & absisi)f' yagami
 
Laporan praktikum 8 akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 8  akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 8  akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 8 akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 
Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daunLaporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daunSandi Purnama Jaya
 
Laporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar airLaporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar airTidar University
 

What's hot (20)

Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air  jaringanPenetapan potensial air  jaringan
Penetapan potensial air jaringan
 
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan serangga
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan seranggaLaporan Praktikum Keanekaragaman hewan serangga
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan serangga
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...
 
Buah (fructus)
Buah (fructus)Buah (fructus)
Buah (fructus)
 
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi TanamanLaporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
 
Laporan praktikum 2 daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 2   daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 2   daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 2 daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
 
Struktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan BenihStruktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan Benih
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan BijiPPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
 
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
 
Botani uas pertemuan ke 1 (bunga)
Botani uas pertemuan ke  1 (bunga)Botani uas pertemuan ke  1 (bunga)
Botani uas pertemuan ke 1 (bunga)
 
Morfologi Batang
Morfologi BatangMorfologi Batang
Morfologi Batang
 
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...
 
Pertemuan 6 (senesens & absisi)
Pertemuan 6 (senesens & absisi)Pertemuan 6 (senesens & absisi)
Pertemuan 6 (senesens & absisi)
 
Laporan praktikum 8 akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 8  akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 8  akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 8 akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)
 
Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daunLaporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
 
ASAS ASAS DASAR ILMU LINGKUNGAN
ASAS ASAS DASAR ILMU LINGKUNGANASAS ASAS DASAR ILMU LINGKUNGAN
ASAS ASAS DASAR ILMU LINGKUNGAN
 
Botani 3 Daun Majemuk
Botani 3 Daun MajemukBotani 3 Daun Majemuk
Botani 3 Daun Majemuk
 
Laporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar airLaporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar air
 

Similar to VEGETASI

LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI-LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI.docx
LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI-LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI.docxLAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI-LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI.docx
LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI-LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI.docxAgathaHaselvin
 
Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"
Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"
Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"Biology Education
 
Tugas praktikum pak wihartio 1 fiks
Tugas praktikum pak wihartio 1 fiksTugas praktikum pak wihartio 1 fiks
Tugas praktikum pak wihartio 1 fiksPhuz-Pha Exanfa
 
Analisa vegetasi laporan
Analisa vegetasi laporanAnalisa vegetasi laporan
Analisa vegetasi laporanPedi Anyoy
 
7. laporan praktikum biologi analisis vegetasi di hutan wanagama
7. laporan praktikum biologi analisis vegetasi di hutan wanagama7. laporan praktikum biologi analisis vegetasi di hutan wanagama
7. laporan praktikum biologi analisis vegetasi di hutan wanagamaSofyan Dwi Nugroho
 
Laporan aplikasi metode pengukuran vegetasi
Laporan aplikasi metode pengukuran vegetasiLaporan aplikasi metode pengukuran vegetasi
Laporan aplikasi metode pengukuran vegetasiFirlita Nurul Kharisma
 
Ektum kel 9 metode analisis vegetasi
Ektum kel 9 metode analisis vegetasiEktum kel 9 metode analisis vegetasi
Ektum kel 9 metode analisis vegetasiasnaini marlis
 
Petunjuk Teknis Survei Keanekaragaman Hayati
Petunjuk Teknis Survei Keanekaragaman HayatiPetunjuk Teknis Survei Keanekaragaman Hayati
Petunjuk Teknis Survei Keanekaragaman HayatiWado Surono
 
5. ANALISIS VEGETASI.pdf
5. ANALISIS VEGETASI.pdf5. ANALISIS VEGETASI.pdf
5. ANALISIS VEGETASI.pdftaufikawaludin3
 
Laporan Praktikum Ekologi Tanaman Sekitar Pantai Pangandaran
Laporan Praktikum Ekologi Tanaman Sekitar Pantai PangandaranLaporan Praktikum Ekologi Tanaman Sekitar Pantai Pangandaran
Laporan Praktikum Ekologi Tanaman Sekitar Pantai PangandaranNurma Fauzaniar
 
Abstrak penelitian keanekaragaman jenis tumbuhan obat di taman nasional tanju...
Abstrak penelitian keanekaragaman jenis tumbuhan obat di taman nasional tanju...Abstrak penelitian keanekaragaman jenis tumbuhan obat di taman nasional tanju...
Abstrak penelitian keanekaragaman jenis tumbuhan obat di taman nasional tanju...Nasibah Mamas
 
Abstrak penelitian keanekaragaman jenis tumbuhan obat di taman nasional tanju...
Abstrak penelitian keanekaragaman jenis tumbuhan obat di taman nasional tanju...Abstrak penelitian keanekaragaman jenis tumbuhan obat di taman nasional tanju...
Abstrak penelitian keanekaragaman jenis tumbuhan obat di taman nasional tanju...Nasibah Mamas
 
makalah-POPULASI-160428044647.pdf-makalah-POPULASI-160428044647.pdf
makalah-POPULASI-160428044647.pdf-makalah-POPULASI-160428044647.pdfmakalah-POPULASI-160428044647.pdf-makalah-POPULASI-160428044647.pdf
makalah-POPULASI-160428044647.pdf-makalah-POPULASI-160428044647.pdfAgathaHaselvin
 
edoc.site_makalah-ekologi-hewan-edoc.site_makalah-ekologi-hewan.pdf.pdf
edoc.site_makalah-ekologi-hewan-edoc.site_makalah-ekologi-hewan.pdf.pdfedoc.site_makalah-ekologi-hewan-edoc.site_makalah-ekologi-hewan.pdf.pdf
edoc.site_makalah-ekologi-hewan-edoc.site_makalah-ekologi-hewan.pdf.pdfAgathaHaselvin
 
Pertemuan 1 Pengantar ekologi hewan.pptx
Pertemuan 1 Pengantar ekologi hewan.pptxPertemuan 1 Pengantar ekologi hewan.pptx
Pertemuan 1 Pengantar ekologi hewan.pptxKelasBiologi2
 
RPP BIOLOGI KELAS X IPA KEANEKARAGAMAN HAYATI
RPP BIOLOGI KELAS X IPA KEANEKARAGAMAN HAYATIRPP BIOLOGI KELAS X IPA KEANEKARAGAMAN HAYATI
RPP BIOLOGI KELAS X IPA KEANEKARAGAMAN HAYATIalmansyahnis .
 
pdfdokumen.com_panduan-survey-kehati.pdf
pdfdokumen.com_panduan-survey-kehati.pdfpdfdokumen.com_panduan-survey-kehati.pdf
pdfdokumen.com_panduan-survey-kehati.pdfHeriHermawan66
 

Similar to VEGETASI (20)

LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI-LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI.docx
LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI-LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI.docxLAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI-LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI.docx
LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI-LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI.docx
 
Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"
Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"
Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"
 
Tugas praktikum pak wihartio 1 fiks
Tugas praktikum pak wihartio 1 fiksTugas praktikum pak wihartio 1 fiks
Tugas praktikum pak wihartio 1 fiks
 
Analisa vegetasi laporan
Analisa vegetasi laporanAnalisa vegetasi laporan
Analisa vegetasi laporan
 
7. laporan praktikum biologi analisis vegetasi di hutan wanagama
7. laporan praktikum biologi analisis vegetasi di hutan wanagama7. laporan praktikum biologi analisis vegetasi di hutan wanagama
7. laporan praktikum biologi analisis vegetasi di hutan wanagama
 
Laporan aplikasi metode pengukuran vegetasi
Laporan aplikasi metode pengukuran vegetasiLaporan aplikasi metode pengukuran vegetasi
Laporan aplikasi metode pengukuran vegetasi
 
Ektum kel 9 metode analisis vegetasi
Ektum kel 9 metode analisis vegetasiEktum kel 9 metode analisis vegetasi
Ektum kel 9 metode analisis vegetasi
 
Petunjuk Teknis Survei Keanekaragaman Hayati
Petunjuk Teknis Survei Keanekaragaman HayatiPetunjuk Teknis Survei Keanekaragaman Hayati
Petunjuk Teknis Survei Keanekaragaman Hayati
 
5. ANALISIS VEGETASI.pdf
5. ANALISIS VEGETASI.pdf5. ANALISIS VEGETASI.pdf
5. ANALISIS VEGETASI.pdf
 
Laporan Praktikum Ekologi Tanaman Sekitar Pantai Pangandaran
Laporan Praktikum Ekologi Tanaman Sekitar Pantai PangandaranLaporan Praktikum Ekologi Tanaman Sekitar Pantai Pangandaran
Laporan Praktikum Ekologi Tanaman Sekitar Pantai Pangandaran
 
Abstrak penelitian keanekaragaman jenis tumbuhan obat di taman nasional tanju...
Abstrak penelitian keanekaragaman jenis tumbuhan obat di taman nasional tanju...Abstrak penelitian keanekaragaman jenis tumbuhan obat di taman nasional tanju...
Abstrak penelitian keanekaragaman jenis tumbuhan obat di taman nasional tanju...
 
Abstrak penelitian keanekaragaman jenis tumbuhan obat di taman nasional tanju...
Abstrak penelitian keanekaragaman jenis tumbuhan obat di taman nasional tanju...Abstrak penelitian keanekaragaman jenis tumbuhan obat di taman nasional tanju...
Abstrak penelitian keanekaragaman jenis tumbuhan obat di taman nasional tanju...
 
Laporan
LaporanLaporan
Laporan
 
Ekologi Hewan
Ekologi HewanEkologi Hewan
Ekologi Hewan
 
makalah-POPULASI-160428044647.pdf-makalah-POPULASI-160428044647.pdf
makalah-POPULASI-160428044647.pdf-makalah-POPULASI-160428044647.pdfmakalah-POPULASI-160428044647.pdf-makalah-POPULASI-160428044647.pdf
makalah-POPULASI-160428044647.pdf-makalah-POPULASI-160428044647.pdf
 
Analisis vegetasi
Analisis vegetasiAnalisis vegetasi
Analisis vegetasi
 
edoc.site_makalah-ekologi-hewan-edoc.site_makalah-ekologi-hewan.pdf.pdf
edoc.site_makalah-ekologi-hewan-edoc.site_makalah-ekologi-hewan.pdf.pdfedoc.site_makalah-ekologi-hewan-edoc.site_makalah-ekologi-hewan.pdf.pdf
edoc.site_makalah-ekologi-hewan-edoc.site_makalah-ekologi-hewan.pdf.pdf
 
Pertemuan 1 Pengantar ekologi hewan.pptx
Pertemuan 1 Pengantar ekologi hewan.pptxPertemuan 1 Pengantar ekologi hewan.pptx
Pertemuan 1 Pengantar ekologi hewan.pptx
 
RPP BIOLOGI KELAS X IPA KEANEKARAGAMAN HAYATI
RPP BIOLOGI KELAS X IPA KEANEKARAGAMAN HAYATIRPP BIOLOGI KELAS X IPA KEANEKARAGAMAN HAYATI
RPP BIOLOGI KELAS X IPA KEANEKARAGAMAN HAYATI
 
pdfdokumen.com_panduan-survey-kehati.pdf
pdfdokumen.com_panduan-survey-kehati.pdfpdfdokumen.com_panduan-survey-kehati.pdf
pdfdokumen.com_panduan-survey-kehati.pdf
 

More from Google

Tugas kelompok pencemaran suara.
Tugas kelompok pencemaran suara.Tugas kelompok pencemaran suara.
Tugas kelompok pencemaran suara.Google
 
RPP sistem peredaran Darah pada Manusia
RPP sistem peredaran Darah pada ManusiaRPP sistem peredaran Darah pada Manusia
RPP sistem peredaran Darah pada ManusiaGoogle
 
Makalah berpikir Kritis
Makalah berpikir KritisMakalah berpikir Kritis
Makalah berpikir KritisGoogle
 
Melacak filogeni
Melacak filogeni Melacak filogeni
Melacak filogeni Google
 
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah Serangga
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah SeranggaSiklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah Serangga
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah SeranggaGoogle
 
Penilaian formatif sumatif
Penilaian formatif sumatifPenilaian formatif sumatif
Penilaian formatif sumatifGoogle
 
TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...
TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...
TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...Google
 
Laporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologiLaporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologiGoogle
 
LKPD Materi Plantae Kurikulum 2013
LKPD Materi Plantae Kurikulum 2013LKPD Materi Plantae Kurikulum 2013
LKPD Materi Plantae Kurikulum 2013Google
 
Laporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur TiramLaporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur TiramGoogle
 
Laporan PKL Kultur Jaringan di UIN SUKA
Laporan PKL Kultur Jaringan di UIN SUKALaporan PKL Kultur Jaringan di UIN SUKA
Laporan PKL Kultur Jaringan di UIN SUKAGoogle
 
Unsur Hara Esensial Tumbuhan
Unsur Hara Esensial TumbuhanUnsur Hara Esensial Tumbuhan
Unsur Hara Esensial TumbuhanGoogle
 
Laporan PKL Pembuatan Taksidermis di UGM
Laporan PKL Pembuatan Taksidermis di UGMLaporan PKL Pembuatan Taksidermis di UGM
Laporan PKL Pembuatan Taksidermis di UGMGoogle
 
Laporan PKL di Ragunan
Laporan PKL di RagunanLaporan PKL di Ragunan
Laporan PKL di RagunanGoogle
 
Laporan PKL Taksonomi Vertebrata
Laporan PKL Taksonomi VertebrataLaporan PKL Taksonomi Vertebrata
Laporan PKL Taksonomi VertebrataGoogle
 
Laporan praktikum kompetensi dan allelopati
Laporan praktikum kompetensi dan allelopatiLaporan praktikum kompetensi dan allelopati
Laporan praktikum kompetensi dan allelopatiGoogle
 
Makalah Ekosistem Laut
Makalah Ekosistem LautMakalah Ekosistem Laut
Makalah Ekosistem LautGoogle
 
Laporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur TiramLaporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur TiramGoogle
 
Rpp ktsp sistem ekskresi
Rpp ktsp sistem ekskresiRpp ktsp sistem ekskresi
Rpp ktsp sistem ekskresiGoogle
 
Taenia solium.
Taenia solium.Taenia solium.
Taenia solium.Google
 

More from Google (20)

Tugas kelompok pencemaran suara.
Tugas kelompok pencemaran suara.Tugas kelompok pencemaran suara.
Tugas kelompok pencemaran suara.
 
RPP sistem peredaran Darah pada Manusia
RPP sistem peredaran Darah pada ManusiaRPP sistem peredaran Darah pada Manusia
RPP sistem peredaran Darah pada Manusia
 
Makalah berpikir Kritis
Makalah berpikir KritisMakalah berpikir Kritis
Makalah berpikir Kritis
 
Melacak filogeni
Melacak filogeni Melacak filogeni
Melacak filogeni
 
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah Serangga
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah SeranggaSiklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah Serangga
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah Serangga
 
Penilaian formatif sumatif
Penilaian formatif sumatifPenilaian formatif sumatif
Penilaian formatif sumatif
 
TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...
TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...
TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...
 
Laporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologiLaporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologi
 
LKPD Materi Plantae Kurikulum 2013
LKPD Materi Plantae Kurikulum 2013LKPD Materi Plantae Kurikulum 2013
LKPD Materi Plantae Kurikulum 2013
 
Laporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur TiramLaporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
 
Laporan PKL Kultur Jaringan di UIN SUKA
Laporan PKL Kultur Jaringan di UIN SUKALaporan PKL Kultur Jaringan di UIN SUKA
Laporan PKL Kultur Jaringan di UIN SUKA
 
Unsur Hara Esensial Tumbuhan
Unsur Hara Esensial TumbuhanUnsur Hara Esensial Tumbuhan
Unsur Hara Esensial Tumbuhan
 
Laporan PKL Pembuatan Taksidermis di UGM
Laporan PKL Pembuatan Taksidermis di UGMLaporan PKL Pembuatan Taksidermis di UGM
Laporan PKL Pembuatan Taksidermis di UGM
 
Laporan PKL di Ragunan
Laporan PKL di RagunanLaporan PKL di Ragunan
Laporan PKL di Ragunan
 
Laporan PKL Taksonomi Vertebrata
Laporan PKL Taksonomi VertebrataLaporan PKL Taksonomi Vertebrata
Laporan PKL Taksonomi Vertebrata
 
Laporan praktikum kompetensi dan allelopati
Laporan praktikum kompetensi dan allelopatiLaporan praktikum kompetensi dan allelopati
Laporan praktikum kompetensi dan allelopati
 
Makalah Ekosistem Laut
Makalah Ekosistem LautMakalah Ekosistem Laut
Makalah Ekosistem Laut
 
Laporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur TiramLaporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
 
Rpp ktsp sistem ekskresi
Rpp ktsp sistem ekskresiRpp ktsp sistem ekskresi
Rpp ktsp sistem ekskresi
 
Taenia solium.
Taenia solium.Taenia solium.
Taenia solium.
 

Recently uploaded

PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 

VEGETASI

  • 1. ANALISIS VEGETASI ( Laporan Praktikum Ekologi) Disusun Oleh Nama : Fitri Mulyana NPM : 1211060062 Kelas : Biologi B / V DosenI : Eko Kuswanto M.Si DosenII : Lora Purnamasari, M.Si PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 2014
  • 2. LEMBAR PENGESAHAN Judul Praktikum : Analisis Vegetasi Tanggal Praktikum : 28 November 2014 Tempat : Halaman Belakang Jurusan Pendidikan Biologi IAIN Raden Intan Lampung Nama : Fitri Mulyana NPM : 1211060062 Jurusan : Pendidikan Biologi Kelas / Semester : Biologi B/V Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan Kelompok : I (satu) Bandar Lampung, November 2014 Mengetahui Asistan Septia Astria
  • 3. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat baik diantara sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis. Vegetasi (dari bahasa Inggris: vegetation) dalam ekologi adalah istilah untuk keseluruhan komunitas tetumbuhan. Vegetasi merupakan bagian hidup yang tersusun dari tetumbuhan yang menempati suatu ekosistem. Beraneka tipe hutan, kebun, padang rumput, dan tundra merupakan contoh-contoh vegetasi. Analisis vegetasi biasa dilakukan oleh ilmuwan ekologi untuk mempelajari kemelimpahan jenis serta kerapatan tumbuh tumbuhan pada suatu tempat. Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komponen jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Pengamatan parameter vegetasi berdasarkan bentuk hidup pohon, perdu, serta herba. Suatu ekosistem alamiah maupun binaan selalu terdiri dari dua komponen utama yaitu komponen biotik dan abiotik. Vegetasi atau komunitas tumbuhan merupakan salah satu komponen biotik yang menempati habitat tertentu seperti hutan, padang ilalang, semak belukar dan lain-lain. Konsepi dan metode analisis vegetasi sesungguhnya sangat beragam tergantun kepada keadaan vegetasi itu sendiri dan tujuannya. Vegetasi menggambarkan perpaduan berbagai jenis tumbuhan di suatu wilayah atau daerah. Suatu tipe vegetasi menggambarkan suatu daerah dari segi penyebaran tumbuhan yang ada baik secara ruang dan waktu. Rawa-rawa, padang rumput dan hutan merupakan suatu contoh vegetasi. Oleh karena itu, pada tanggal 28 november 2014 telah dilakukannya praktikum yang berjudul Analisis Vegetasi. 1.2 Tujuan Praktikum Praktikum yang berjudul “Analisis Vegetasi” ini bertujuan untuk mempelajari struktur dan komposisi vegetasi ( komunitas tumbuhan) dengan menganalisis karakter komunitas yang meliputi kerapatan, frekuensi, dan dominasi dengan menggunakan metode kuadrat (plot). Untuk peletakan plot dilakukan secara sistematis pada areal yang dikaji.
  • 4. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Vegetasi Analisis vegetasi ialah suatu cara mempelajari susunan dan atau komposisi vegetasi secara bentuk (struktur) vegetasi dari masyarakat tumbuh-tumbuhan. Unsur struktur vegetasi adalah bentuk pertumbuhan, stratifikasi dan penutupan tajuk. Untuk keperluan analisis vegetasi diperlukan data-data jenis, diameter dan tinggi untuk menentukan indeks nilai penting dari penyusun komunitas hutan tersebut. Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan (Michael,1994). Analisis vegetasi merupakan cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Analisis vegetasi dapat digunakan untuk mempelajari susunan dan bentuk vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan: 1) Mempelajari tegakan hutan, yaitu pohon dan permudaannya. 2) Mempelajari tegakan tumbuhan bawah, yang dimaksud tumbuhan bawah adalah suatu jenis vegetasi dasar yang terdapat di bawah tegakan hutan kecuali permudaan pohon hutan, padang rumput/alang-alang dan vegetasi semak belukar (Dwisang,2008). Dari segi floristis ekologis pengambilan sampling dengan cara “random sampling” hanya mungkin digunakan apabila lapangan dan vegetasinya homogen, misalnya padang rumput dan hutan tanaman. Pada umumnya untuk keperluan penelitian ekologi hutan lebih tepat dipakai “systematic sampling”, bahkan “purposive sampling” pun boleh digunakan pada keadaan tertentu. Luas daerah contoh vegetasi yang akan diambil datanya sangat bervariasi untuk setiap bentuk vegetasi mulai dari 1 dm2 sampai 100 m2. Suatu syarat untuk daerah pengambilan . Contoh haruslah representatif bagi seluruh vegetasi yang dianalisis. Keadaan ini dapat dikembalikan kepada sifat umum suatu vegetasi yaitu vegetasi berupa komunitas tumbuhan yang dibentuk oleh populasi-populasi. Jadi peranan individu suatu jenis tumbuhan sangat penting. Sifat komunitas akan ditentukan oleh keadaan individu-individu tadi, dengan demikian untuk melihat suatu komunitas sama dengan memperhatikan individu-individu atau populasinya dari seluruh jenis tumbuhan yang ada secara keseluruhan. Ini berarti bahwa daerah pengambilan
  • 5. contoh itu representatif bila didalamnya terdapat semua atau sebagian besar dari jenis tumbuhan pembentuk komunitas tersebut (Rahardjanto, 2005). 2.2 Teknik Sampling Kuadrat Dalam ilmu vegetasi telah dikembangkan berbagai metode untuk menganalisis suatu vegetasi yang sangat membantu dalam mendekripsikan suatu vegetasi sesuai dengan tujuannya. Dalam hal ini suatu metodologi sangat berkembang dengan pesat seiring dengan kemajuan dalam bidang-bidang pengetahuan lainnya, tetapi tetap harus diperhitungkan berbagai kendala yang ada (Syafei, 1990). Teknik kuadrat umumnya dipergunakan untuk untuk memperoleh keterangan mengenai bentuk komposisi (susunan) komunitas tumbuh-tumbuhan darat. Ukuran petak sample ditentukan berdasarkan ukuran dan kerapatan tumbuh-tumbuhan yang dirisalah , serta dapat mewakili semua individu yang terdapat dalam lokasi penelitian. Karakteristik pohon harus dimasukkan di dalam kuadarat (Anonim, 2009a), dan memperhatikan : 1) distribusi pohon, 2) ukuran dan bentuk kuadrat, 3) jumlah ulangan pengamatan yang bisa mewakili pendugaan kepadatan. Setelah menetapkan vegetasi yang akan dihitung, pengamat harus menetapkan ukuran dan bentuk kuadrat yang akan digunakan. Pada umumnya bentuk sample yang digunakan adalah persegi panjang, persegi, dan lingkaran. Metode kuadrat, bentuk percontoh atau sampel dapat berupa segi empat atau lingkaran yang menggambarkan luas area tertentu. Luasnya bisa bervariasi sesuai dengan bentuk vegetasi atau ditentukan dahulu luas minimumnya. Untuk analisis yang menggunakan metode ini dilakukan perhitungan terhadap variabel-variabel kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi (Rohman, 2001). Kelimpahan setiap spesies individu atau jenis struktur biasanya dinyatakan sebagai suatu persen jumlah total spesises yang ada dalam komunitas, dan dengan demikian merupakan pengukuran yang relatife. Secara bersama-sama, kelimpahan dan frekuensi adalah sangat penting dalam menentukan struktur komunitas (Michael, 1994). 2.3 Sistem Analisis Menggunakan Metode Kuadrat Menurut Anonim (2009b) kerapatan, ditentukan berdasarkan jumlah individu suatu populasi jenis tumbuhan di dalam area tersebut. Kerimbunan ditentukan berdasarkan penutupan
  • 6. daerah cuplikan oleh populasi jenis tumbuhan. Dalam praktikum ini, khusus untuk variabel kerapatan dan kerimbunan, cara perhitungan yang dipakai dalam metode kuadrat adalah berdasarkan kelas kerapatan dan kelas kerimbunan. Sedangkan frekuensi ditentukan berdasarkan kekerapan dari jenis tumbuhan dijumpai dalam sejumlah area sampel (n) dibandingkan dengan seluruh total area sampel yang dibuat (N), biasanya dalam persen (%) (Syafei, 1990). Keragaman spesies dapat diambil untuk menanadai jumlah spesies dalam suatu daerah tertentu atau sebagai jumlah spesies diantara jumlah total individu dari seluruh spesies yang ada. Hubungan ini dapaat dinyatakan secara numeric sebagai indeks keragaman atau indeks nilai penting. Jumlah spesies dalam suatu komunitas adalah penting dari segi ekologi karena keragaman spesies tampaknya bertambah bila komunitas menjadi makin stabil (Michael, 1994). Nilai penting merupakan suatu harga yang didapatkan dari penjumlahan nilai relative dari sejumlah variabel yang telah diukur (kerapatan relative, kerimbunan relative, dan frekuensi relatif). Jika disususn dalam bentuk rumus maka akan diperoleh: Nilai Penting = Kr + Dr + Fr Harga relative ini dapat dicari dengan perbandingan antara harga suatu variabel yang didapat dari suatu jenis terhadap nilai total dari variabel itu untuk seluruh jenis yang didapat, dikalikan 100% dalam table. Jenis-jenis tumbuhan disusun berdasarkan urutan harga nilai penting, dari yang terbesar sampai yang terkecil. Dan dua jenis tumbuhan yang memiliki harga nilai penting terbesar dapat digunakan untuk menentukan penamaan untuk vegetasi tersebut (Syafei, 1990).
  • 7. BAB III METODE PRAKTIKUM 3.1 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum tentang analisis vegetasi ini meliputi tali rafia, patok, kayu, meteran, alat hitung (counter), timbangan, dan alat tulis. 3.2 Cara Kerja 1. Memilih sebuah komunitas tumbuhan lalu menentukan batasan-batasan komunitas tersebut. 2. Meletakkan kuadrat dengan ukuran 10x10 m, lalu didalam plot ini dibuat lagi sub-sub plot 4x4 m, dan 1x1 m. 3. Untuk setiap kuadrat membuat daftar spesies yang ada di dalamnya. 4. Untuk setiap spesies yang ada dalam kuadrat : 5. Menghitung jumlah individu setiap spesies 6. Mencatat diameter tiap-tiap spesies 7. Untuk setiap spesies yang didapat menghitung nilai kerapatan, frekuensi, dominasi, serta nilai pentingnya dengan menggunakan rumus yang telah ditentukan diatas. 8. Mendiskusikan dan menyimpulkan dari hasil praktikum yang dilakukan.
  • 8. BAB IV HASIL DAN PEMBEHASAN 4.1 Hasil Praktikum Praktikum diadakan pada hari jumat, 28 November 2014 di halaman belakang jurusan pendidikan biologi, metode yang kami gunakan yaitu metode kuadrat karena metode ini sangat efesien di gunakan, dilihat dari kemiringan tempat dan tipe vegetasinya serta berbentuk pohon . Metode kuadrat adalah salah satu cara atau langkah untuk pengambilan data yang paling umum digunakan dalam analisis vegetasi. Kuadrat yang dimaksud dalam metode ini adalah suatu ukuran luas yang diukur dengan satuan kuadrat dengan besar ukuran dalam cm dan m. Kami membuat 3 plot dengan ketentuan panjang paling luar plot 10x10 m, plot ke dua panjang 4x4 m dan plot paling dalam 1x1 m. Membuat empat titik ujung sebagai titik penghubung dengan menggunakan patok. Pada titik tiap ujung ini kami mengikatkan seutas tali raffia dan berjalan lurus sehingga membentuk segi empat. Selanjutnya melakukan pengambilan data yaitu menghitung tinggi pohon (kanopi), diameter daun, dan menganalisis jenis tumbuhan yang hidup pada daerah tersebut. Kemudian kami menganalisis data yang telah didapat. Berdasarkan dari panduan praktikum ekologi IAIN Raden Intan Lampung rumus yang digunakan dalam teknik analisis data dalam menentukan Indeks Nilai Penting (INP) sebagai berikut: Kerapatan Jenis = Jumlah individu Satuan luas plot Frekuensi Jenis = Jumlah kemunculan = individu tiap plot Jumlah plot Dominansi Jenis = Luas bidang dasar Luas Plot Kerapatan Relatif = Kerapatan tiap individu X 100 % Total kerapatan Frekuensi Relatif = Frekwensi tiap individu X 100 % Jumlah frekuensi
  • 9. Dominansi Relatif = Dominansi tiap individu X 100 % Jumlah dominansi Indek Nilai Penting = Kerapatan Relatif (KR) + Frekwensi Relatif (FR) +Dominansi Relatif (DR) Luas Bidang Dasar = D X 3.14 4 4.2 Hasil Pengamatan dan Pembahasan NO Plot Jenis Tanaman Nama Ilmiah Nama daerah Jumlah 1 10 x10 m Pohon Acacia manggium Pohon B Akasia - 1 1 2 4x4 m Perdu Melastoma candidum senggani 1 3 1x1 m Rumput A. Panicum maximum B. Imperata cylindrica C. Euphorbia hirta D. Brachiaria mutica Rumput benggala Alang-alang Patikan kebo Rumput malela 1 1 1 1 Jumlah 7 Perhitungan plot 10x10 m 1. Rumus Kerapatan KR = Jumlah individu Kerapatan spesies A = 1/100 = 0.01 Luas Plot Kerapatan spesies B = 1/100 = 0.01 Kerapatan Relatif = 0,01+0,01 = 0,02 Kerapatan Relatif = Kerapatan pohon A x 100% KR = 0.01/0.02 x 100% = 50% Total kerapatan seluruh spesies KR B = sama 2. Dominasi spesies i = Jumlah bidang dasar r = kanopi pohon A = 6.30 cm Luas plot B = 5.18 cm Dominai spesies A = 2πr/100 = 2x 3.14 x 6,30 /100 = 0,395 Dominasi spesiesB = 2πr/ 100= 2x 3.14 x 5.18/100 = 0.325 Dominasi Relatif = Dominasi spesies i x 100%
  • 10. Total dominasi seluruh species Dominasi Relatif = 0.395 + 0.325 = 0.72 DR = Dominsai pohon A x 100% DR = 0.395/0.72x 100% = 54.86% Total dominasi seluruh species DR = Dominasi pohon B x 100% DR = 0.325/0.72x 100% = 45.13% Total dominasi seluruh species Total DR = 99.99 = 100 3. Frekuensi spesies i = Jumlah plot ditemukannya spesies i Jumlah seluruh plot Frekuensi spesies A =1/3 = 0.33 Frekuensi spesies A+B = 0.33+0.33 = 0.66 Frekuensi spesis B = 1/3 = 0.33 Frekuensi relatif = Frekuensi spesis i x 100 % Total Frekuensi seluruh spesies FR = Frekuensi pohon A x 100 % FR = 0.33/0.66 x 100% = 50% Total frekuensi seluruh spesies FR B = sama 4. Nilai Penting (NP) = KR + DR + FR NP pohon akasia = 50 + 54.86 + 50 = 154.86 NP pohon b = 50 + 45.13 + 50 = 145.13 Perhitungan Plot 4x4 m (Perdu) 1. Rumus Kerapatan KR = Jumlah individu Kerapatan perdu A = 1/100 = 0.01 Luas Plot Kerapatan Relatif = Kerapatan perdu A x 100% KR = 0.01/16 x 100% = 0.062% Total kerapatan seluruh spesies 2. Dominasi spesies i = Jumlah bidang dasar r = diameter daun perdu A = 3 cm Luas plot Dominai perdu A = 2πr/14 = 2x 3.14 x 3cm /14 = 1.34 Dominasi Relatif = Dominasi spesies i x 100% DR = 1.34/14 x 100%= 9.57% Total dominasi seluruh species 3. Frekuensi spesies i = Jumlah plot ditemukannya spesies i Jumlah seluruh plot Frekuensi perdu A =1/3 = 0.33 Frekuensi relatif = Frekuensi spesis i x 100 % Total Frekuensi seluruh spesies FR = Frekuensi perdu A x 100 % FR = 0.33/0.66 x 100% = 50% Total frekuensi seluruh spesies 4. Nilai Penting (NP) = KR + DR + FR NP = 50 + 9.57 + 50 = 109.57
  • 11. Perhitungan Plot 1x1 ( Rumput) 1. Rumus Kerapatan KR = Jumlah individu Kerapatan rumput A = 1/100 = 0.01 Luas Plot Kerapatan rumput B,C, D = sama Kerapatan Relatif = 0,01+0,01+0,01+0.01= 0,04 Kerapatan Relatif = Kerapatan pohon A x 100% KR = 0.01/0.04 x 100% =25% Total kerapatan seluruh spesies KR B,C,D = sama 2. Dominasi spesies i = Jumlah bidang dasar r = diamer rumput A = 2 cm C = 3 cm Luas plot B = 3 cm D = 2.5 cm Dominai rumput A = 2πr/1 = 2x 3.14 x 2 /1 = 12.56 Dominasi rumput B,C = 2πr/1 = 2x 3.14 x 3/1 = 18.84 Rumput D ` = 2πr/1 = 2x 3.14 x 2.5/1 = 15.70 Dominasi Relatif = Dominasi spesies i x 100% Total dominasi seluruh species Dominasi Relatif = 12.56 + 18.84+18.84+15.7 = 65.94 DR = Dominsai rumput A x 100% DR = 12.56/65.94x 100% = 19.04 Total dominasi seluruh species DR = Dominasi rumput B,C x 100% DR = 18.84/65.94x100% = 28.57 Total dominasi seluruh species DR = Total rumput D x 100% DR = 15.70/65.94x 100% = 23.81 Total dominasi seluruh spesies Total DR = 99.99 = 100 3. Frekuensi spesies i = Jumlah plot ditemukannya spesies i Jumlah seluruh plot Frekuensi rumput A,B,C,D =1/3 = 0.33 Frekuensi spesies A+B+C+D = 0.33+0.33+0.33+0.33 =1.32 Frekuensi relatif = Frekuensi spesis i x 100 % Total Frekuensi seluruh spesies FR = Frekuensi rumput A x 100 % FR = 0.33/1.32 x 100% = 25% Total frekuensi seluruh spesies FR B = sama 4. Nilai Penting (NP) = KR + DR + FR NP rumput a = 25 + 19.04 + 25 = 69.04 Np rumput b,c = 25 + 28.57 + 25 = 78.57 Np rumput d = 25 + 23.81 + 25 = 73.81
  • 12. Tabel diatas adalah tabel pengelompokan jenis pohon, perdu dan rumput didalam tabel terdapat data jenis pohon yang ada di setiap plot (yang terdiri dari 3 plot), jumlah spesies setiap plot, spesies total, luas bidang dasar (LBDS) yang sudah dijumlahkan pada masing- masing individu. Dari data 3 plot yang sudah digabungkan seluruhnya terdapat 2 jenis ipohon dari 7 (tujuh) spesies yang berbeda. Spesies itu antara lain : Acacia manggium pohon A terdapat 1, dan luas bidang dasarnya adalah 0,395 dan jenis pohon b hanya ada 1 dan luas bidang dasarnya 0.325. luas bidang untuk jenis pohon dihitung dengan menggukur kanopi daun titik terjauh daun pada permukaan tanah. Sedangkan untuk jenis perdu, rumput menggunakan diameter daun, dan untuk perdu hanya ada pada plot 4x4 dan tidak di temukan pada plot 10x10 m jenisnya Melastoma candidum dengan luas bidang 9.57. untuk rumput lebih banyak didominasi pada plot dengan ukuran 1x1 m terdapat 4 jenis rumput dengan spesies yang berbeda yaitu : Panicum maximum,Imperata cylindrica, dan Euphorbia hirta Brachiaria mutica luas bidangnya setiap spesies tidak menunjukkan ukuran yang relatif berbeda. Sedangkan untuk mencari nilai kerapatan jenis, yaitu jumlah individu dibagi satuan luas plot. Dan untuk mencari nilai kerapatan relatif yaitu kerapatan tiap individu dibagi dengan kerapatan total dikalikan dengan 100 % . Dalam mencari nilai kerapatan pohon dengan cara membagi jumlah individu dengan satuan luas plot, dalam hal ini luas seluruh plot adalah 100. Jadi jumlah individu masing-masing spesies dibagi dengan 100, maka akan diperoleh nilai kerapatannya. Untuk pohon Acacia manggium dan jenis pohon ke dua adalah 50%, perdu 25% dan rerumputan 25%. Dominansi diperoleh dari luas bidang dasar individu dibagi dengan luas plot. Karena luas plot 100 m2, maka luas bidang dasar individu dbagi dengan 100. Dan untuk memperoleh dominansi relatif, dominansi tiap individu dibagi dengan jumlah dominansi, lalu dikalikan dengan 100 %. Dalam nilai dominansi diperoleh melalui perhitunan luas bidang dasar dibagi dengan luas plot. Selain dominansi ada juga dominansi relatifnya, dan untuk mencari nilai dominansi relatif dengan cara : dominansi tiap individu dibagi dengan jumlah dominansi atau dominansi total. Akasia dominansinya adalah 0,395 dan dominansi relatipnya adalah 54.86% pohon jenis ke 2 dominansinya 0.325 dan dominansi relatifnya 45.13%. untuk perdu jenis senggani dominansinya 1.34 dan relatirnya 9.57%. sedangkan pada rumput jenis Panicum maximum dominansinya 12.56, relatifnya 19.04%, Imperata cylindrica, dan Euphorbia hirta dominansinya 18.84, relatif 28.57 Brachiaria mutica dominansinya 15.70 relatif 23.81.
  • 13. Frekuensi pohon diperoleh dari perhitungan jumlah kemunculan setiap individu pada masing masing plot dibagi dengan jumlah plot. Karena jumlah plot ada tiga, maka jumlah kemunculan setip individu dibagi tiga. Dalam pencarian frekwensi relatif dengan perhitungan frekuensi tiap individu dibagi dengan frekuensi total lalu dikalikan dengan 100%. Hasilnya yang sudah dijumlahkan Akasia dan jenis pohon b frekuensinya adalah 0.33 dan frekwensi relatifnya adalah 50 %, perdu jenis senggani frekuensinya 0.33 dan frekuensi relatifnya 50% dan untuk rerumputan dari ke 4 jenis frekuensi nya 1.32 dan frekuensi relatifnya 25%. Indek nilai penting diperoleh dari hasil penjumlahan : kerapatan relatif ditambah frekuensi relatif dan ditambah dominansi relatif, pada setiap individu. Indek nilai penting (INP) diperoleh dengan cara menjumlahkan kerapatan reltif ditambah frekensi relatif, ditambah dengan dominansi relatif. Dari data tersebut indek nilai penting dari Akasia adalah 154.86 , indek nilai penting dari pohon 2 adalah 145.13 , indeks nilai penting dari jenis perdu senggani adalah, 109.57, indek nilai penting dari rerumputan Panicum maximum adalah 69.04, indek nilai penting dari Imperata cylindrica, dan Euphorbia hirta adalah 78.57, dan indek nilai penting dari Brachiaria mutica adalah 73.81. Berdasarkan data hasil penelitian kami, tumbuhan yang mendominasi adalah pohon Acacia manggiumyang memiliki Indek Niai Penting yang terbesar yaitu 154.86. Pohon akasia sangat subur tumbuh di sana, karena daerah tersebut memiliki curah hujan yang tinggi menyebabkan dapat air yang banyak, keadaan tanah yang subur yang menyediakan berbagai unsur hara, cahaya matahari yang cukup membuat pohon ini tumbuh bebas dapat berfotosintesis tanpa terganggu oleh tumbuhan lain. Pohon ini tumbuh di berbagai tempat di Indonesia jenis spesies dari ketiga plot yang Indek Nilai Pentingnya paling sedikit dari data yang kami peroleh adalah panicum maximum. yang nilainya 69.04. Ini disebabkan oleh kurangnya memperoleh sinar matahari maupun unsur hara dalam persaingan. Jadi jika Indek Nilai Penting dari pohon akasia sampai berkurang maka bisa dipastikan yang lain akan ikut berkurang, bahkan telah punah. Untuk itu perlu upaya penanaman lagi agar lebih banyak jumlah individu baru, jadi keanekaragaman hayati akan semakin tinggi.
  • 14. BAB V KESIMPULAN Dari hasil pembahasan mengenai analisis vegetasi dapat di simpulkan diantaranya sebagai berikut : 1. Setiap tumbuhan memiliki kerapatan, frekuensi, serta dominasi yang tinggi dalam lingkungannya. 2. Terdapat banyak jenis vegetasi dalam satu area, ini membuktikan bahwa tumbuhan tidak dapat hidup sendiri. 3. Setiap tanaman dalam suatu daerah memiliki kerapatan relative frekuensi relative yang berbeda. 4. Melalui analisis vegetasi, keanekaragaman tumbuhan dapat diketahui dari komunitas wilayah tersebut. 5. Vegetasi di suatu tempat berbeda dengan vegetasi di tempat 1ain karena faktor lingkungannya yang berbeda.
  • 15. DAFTAR PUSTAKA Odum. 1994. Dasar-dasar Ekologi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Rososoedarmo. 1990. Ekologi. Bandung: CV. Ramadja Karya. Setiadi, Agus. 1990. Pengantar Ekologi. Bandung: CV. Publishing