PROPOSAL PTK MULYADI PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA PENINGKATAN HA...Mulyadi907578
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMAHAMI MAKNA DAN MEMBACA QS. AL-KAFIRUN DENGAN MENGGUNAKAN
MODEL PEMBELAJARAN BASED LEARNING
PADA SISWA
KELAS VI SD
Disusun oleh :
MULYADI,S.Pd.I
UIN SYARIF HIDAYATULLOH
JAKARTA
PROPOSAL PTK MULYADI PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA PENINGKATAN HA...Mulyadi907578
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMAHAMI MAKNA DAN MEMBACA QS. AL-KAFIRUN DENGAN MENGGUNAKAN
MODEL PEMBELAJARAN BASED LEARNING
PADA SISWA
KELAS VI SD
Disusun oleh :
MULYADI,S.Pd.I
UIN SYARIF HIDAYATULLOH
JAKARTA
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
1. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Evaluasi merupakan subsistem yang sangat penting dan sangat di butuhkan
dalam setiap sistem pendidikan, karena evaluasi dapat mencerminkan seberapa
jauh perkembangan atau kemajuan hasil pendidikan. Dengan evaluasi, maka maju
dan mundurnya kualitas pendidikan dapat diketahui, dan dengan evaluasi pula,
kita dapat mengetahui titik kelemahan serta mudah mencari jalan keluar untuk
berubah menjadi lebih baik ke depan.Tanpa evaluasi, kita tidak bisa mengetahui
seberapa jauh keberhasilan siswa, dan tanpa evaluasi pula kita tidak akan ada
perubahan menjadi lebih baik, maka dari itu secara umum evaluasi adalah suatu
proses sistemik umtuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu program. Evaluasi
pendidikan dan pengajaran adalah proses kegiatan untuk mendapatkan informasi
data mengenai hasil belajar mengajar yang dialami siswa dan mengolah atau
menafsirkannya menjadi nilai berupa data kualitati atau kuantitati sesuai dengan
standar tertentu. Hasilnya diperlukan untuk membuat berbagai putusan dalam
bidang pendidikan dan pengajaran.
Ditjen Dikdasmen Depdiknas (2003 : 1) secara eksplisit mengemukakan
bahwa antara evaluasi dan penilaian mempunyai persamaan dan perbedaan.
Persamaannya adalah keduanya mempunyai pengertian menilai atau menentukan
nilai sesuatu. Adapun perbedaannya terletak pada konteks
penggunaannya. Penilaian (assessment) digunakan dalam konteks yang lebih
sempit dan biasanya dilaksanakan secara internal, yakni oleh orang-orang
yang menjadi bagian atau terlibat dalam sistem yang bersangkutan, seperti guru
menilai hasil belajar murid, atau supervisor menilai guru. Baik guru maupun
supervisor adalah orang-orang yang menjadi bagian dari sistem pendidikan.
Adapun evaluasi digunakan dalam konteks yang lebih luas dan biasanya
dilaksanakan secara eksternal, seperti konsultan yang disewa untuk mengevaluasi
suatu program, baik pada level terbatas maupun pada level yang luas.
Evaluasi Pembelajaran Kelompok 1 | 1
2. Fungsi Evaluasi Pendidikan. Sangat diperlukan dalam pendidikan antara lain
memberi informasi yang dipakai sebagai dasar untuk : 1. Membuat kebijaksanaan
dan keputusan. 2. Menilai hasil yang dicapai para pelajar. 3. Menilai kurikulum.
4. Memberi kepercayaan kepada sekolah. 5. Memonitor dana yang telah
diberikan. 6. Memperbaiki materi dan program pendidikan. Hasil evaluasi yang
didapat sampai sekarang tentang dunia pendidikan Nasional kita cukup
memperihatinkan, tidak hanya dalam segi kualitas tapi juga kegagalan dalam
membentuk karakter building generasi muda bangsa. Pendidikan menjadi
tanggung jawab semua pihak, dimana tujuan pendidikan adalah memanusiakan
manusia. membentuk SDM yang berkualitas. Namun sayang kebijakan
pendidikan yang ada sampai sekarang masih jauh dari harapan.
Dalam setiap pembelajaran, pendidik harus berusaha mengetahui hasil dari
proses pembelajaran yang ia lakukan. Hasil yang dimaksud adalah baik, tidak
baik, bermanfaat, atau tidak bermanfaat, dll. Pentingnya diketahui hasil ini karena
ia dapat menjadi salah satu patron bagi pendidik untuk mengetahui sejauh mana
proses pembelajran yang dia lakukan dapat mengembangkan potensi peserta
didik. Artinya, apabila pembelajaran yang dilakukannya mencapai hasil yang
baik, pendidik tentu dapat dikatakan berhasil dalam proses pembelajaran dan
demikian pula sebaliknya. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui
hasil yang telah dicapai oleh pendidik dalam proses pembelajaran adalah melalui
evaluasi. Evaluasi yang dilakukan oleh pendidik ini dapat berupa evaluasi hasil
belajar dan evaluasi pembelajaran.
Sudah menjadi kebiasaan dalam pembelajaran bahwa kegiatan evaluasi pasti
dilaksanakan kepada peserta didik baik itu bisa dilaksanakan setelah berakhirnya
suatu mata pelajaran tertentu atau bisa dilakukan setelah diakhir proses
pembelajaran yang tujuan utamanya adalah untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman peserta didik mengenai suatu mata pelajaran tertentu yang kemudian
bagi peserta didik bisa dijadikan sebagai dasar untuk memperbaiki proses
pembelajaran.
Ketika kita membahas masalah evaluasi tidak terlepas dengan istilah lain
yang hampir sama tetapi sebenarnya berbeda dengan evaluasi. Istilah yang
Evaluasi Pembelajaran Kelompok 1 | 2
3. dimaksud diantaranya seperti pengukuran, penilaian, tes dan juga ketika menyebut
istilah evaluasi pendidikan, dengan evaluasi pembelajaran yang dimana istilah-
istilah tersebut tentu berbeda dalam beberapa seginya, pada fokus, pada ruang
lingkup serta pada penerapannya dalam kegiatan praktis.
Kegiatan evaluasi tidak hanya bermakna terbatas pada pekerjaan menilai
program pembelajaran dalam lingkup interaksi antara pendidik dan peserta didik
didalam kelas saja, tetapi kini istilah ini telah menjadi sebuah istilah umum yang
dipergunakan untuk menyebutkan suatu tindakan yang mengandung maksud
melakukan penilaian dalam semua aspek bidang kehidupan. Karena dengan
melakukan evaluasi maka kita akan mengetahui keberhasilan suatu kegiatan,
dimana dan bagian mana letak kelemahan, kekurangan dan kegagalannya serta
bagaimana cara atau strategi untuk mengatasinya, kemudian seberapa besar ruang
dan gerak yang dibutuhkan untuk melakukan perubahan tersebut, semua persoalan
tersebut bisa diperjelas dengan melakukan evaluasi.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka didapat rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Pengertian evaluasi, penilaian dan pengukuran
2. Kedudukan evaluasi dalam pembelajaran
3. Tujuan dan fungsi evaluasi pembelajaran
4. Ruang lingkup evaluasi pembelajaran
5. Prinsip-prinsip umum evaluasi
6. Jenis evaluasi pembelajaran
Evaluasi Pembelajaran Kelompok 1 | 3
4. C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk :
1. Mengetahui pengertian evaluasi, penilaian dan pengukuran
2. Menjelaskan kedudukan evaluasi dalam pembelajaran
3. Mengetahui tujuan dan fungsi evaluasi pembelajaran
4. Menjelaskan ruang lingkup evaluasi pembelajaran
5. Menjelaskan prinsip-prinsip umum evaluasi
6. Mengetahui jenis evaluasi pembelajaran
Evaluasi Pembelajaran Kelompok 1 | 4
5. BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Evaluasi, Penilaian dan Pengukuran
Pengukuran, penilaian dan evaluasi bersifat hierarki. Evaluasi didahului
dengan penilaian (assessment), sedangkan penilaian didahului dengan
pengukuran, pengukuran diartikan sebagai kegiatan membandingkan hasil
pengamalan dengan kriteria, penilaian merupakan kegiatan menafsirkan dan
mendeskripsikan hasil pengukuran, sedangkan evaluasi merupakan penetapan
nilai atau implikasi perilaku.
Evaluasi lebih luas ruang lingkupnya daripada peniaian, sedangkan penilaian
lebih terfokus pada aspek tertentu yang merupakan bagian dari ruang lingkup
tersebut. Jika evaluasi dan penilaian bersifat kualitatif, maka pengukuran bersifat
kuantitatif (skor/angka) yang diperoleh dengan menggunakan suatu alat ukur atau
instrument yang standar (baku).
1. Pengukuran
Menurut Ahmann dan Glock (dalam S. Hamid Hasan : 1998)
menjelaskan “in the last analysis measurement is only a part, although a very
substansial part of evaluation. It provides information upon which an
evaluation can be based…Educational measurement is the process that
attemps to obtain a quantified representation of a degree to which a trait is
possessed by a pupil” (Pengukuran merupakan langkah akhir dari analisis
yang bersifat substansial. Pengukuran memberikan informasi dimana evaluasi
dapat didasari oleh… pengukuran pembelajaran adalah proses penerimaan
untuk mendapatkan representasi yang diukur dari kriteria murid). Pendapat ini
hampir sama dengan pendapat Thorndike dan Hagen (1972), Mehrens dan
Hagen (1978), Nitko (1983), dan Walsh dan Betz (1985).
Sementara itu, menurut Wiersma dan Jurs (1985) mengemukakan,
“technically, measurement is the assigment of numerals to objects or events
according to rules that give numeral quantitative meaning.” (arti)
Evaluasi Pembelajaran Kelompok 1 | 5
6. Sedangkan menurut Ebel (1972), salah seorang tokoh terkenal dalam
dunia tes dan pengukuran mengemukakan “measurement is a process of
assigning numbers to the individual members of a set of objects or person for
the purpose of indicating differences among them in the degree to which they
possess the characteristic being measured. If any characteristic of person or
things can be defined clearly enough so observed differences between them
with respect to this characteristic can be consistenly verified, the
characteristic is measurable. A more refined type of measurement ivolves
comparison of some characteristic of a thing with a preestablished atandard
scale for measuring that characteristic.” (Arti)
Berdasarkan beberapa pengertian tentang pengukuran yang dikemukakan
di atas, dapat disimpulkan bahwa pengukuran adalah suatu proses atau
kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu. Dalam mengukur juga
menggunakan alat ukur, alat ukur tersebut harus standar, yaitu memiliki deraja
validitas dan reliabilitas yang tinggi.
2. Penilaian
Istilah penilaian merupakan alih bahasa dari istilah assessment, bukan
dari istilah evaluation. Depdikbud (1994) mengemukakan “penilaian adalah
suatu kegiatan untuk memberikan berbagai informasi secara berkesinambungan
dan menyeluruh tentang proses dan hasil yang telah dicapai siswa”.
Selanjutnya Gronlund mengartikan “penilaian adalah suatu proses yang
sistematis dari pengumpulan, analisis, dan interpretasi informasi/data untuk
menentukan sejauh mana peserta didik telah mencapai tujuan pembelajaran”.
Sementara itu Anthony J. Nitko (1996: 4), menjelaskan, “assessment is a
broad term defined as a process for obtaining information that is used for
making decision about students, curricula and programs, and educational
policy”. Penilaian adalah tindakan mengambil keputusan terhadap sesuatu
dengan ukuran-ukuran yang bersifat kualitatif (baik buruk, panjang pendek,
dsb).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penilaian adalah suatu proses
atau kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan
Evaluasi Pembelajaran Kelompok 1 | 6
7. informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik dalam rangkan
membuat keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu.
Keputusan tentang peserta didik meliputi juga pengelolaan belajar,
penempatan peserta didik sesuai dengan jenjang atau jenis program pendidikan,
bimbingan dan konseling, dan menyeleksi peserta didik untuk pendidikan lebih
lanjut. Keputusan penilaian dapat dibuat oleh guru, sesame peserta didik (peer)
atau oleh dirinya sendiri (self-assessment). Pengambilan keputusa perlu
menggunakan pertimbangan yang berbeda-beda dan membandingkan hasil
penilaian. Pengambilan keputusan harus membimbing peserta didik untuk
melakukan perbaikan pencapaian hasil belajar.
Kegiatan penilaian harus dapat memberikan informasi kepada guru untuk
meningkatkan kemampuan mengajarnya dan membantu peserta didik mencapai
perkembangan belajarnya secara optimal. Implikasinya adalah kegiatan
penilaian harus digunakan sebagai cara atau teknik untuk mendidik sesuai
dengan prinsip pedagogis. Guru harus menyadari bahwa kemajuan belajar
peserta didik merupakan salah satu indicator keberhasilannya dalam
pembelajaran.
3. Evaluasi
Evaluasi merupakan istilah serapan yang berasal dari istilah dalam
bahasa inggris yaitu “evaluation”. Evaluation sendiri berasal dari akar kata
“value” yang berarti nilai. Selanjutnya dari kata nilai terbentuklah kata
“Penilaian” yang dalam perbincangan sering digunakan sebagai padanan dari
istilah evaluasi, padahal secara kosepsional, penilaian bukan merupakan alih
bahasa dari sitilah evaluasi. Selanjutnya secara lebih jauh berikut ini diungkap
beberapa pengertian evaluasi, antara lain :
a. Stufflebeam et.al (1971), “evaluation is the process of delineating,
obtaining, and providing useful information for judging decision
alternatives”, evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh
dan menyajikan informasi yang berguna untuk menilai alternative
keputusan.
Evaluasi Pembelajaran Kelompok 1 | 7
8. b. Guba dan Lincoln (1985: 35), process for describing an evaluand and
judging its merit and worth “ dan Gilbert Sax (1980: 18), Evaluation is a
process through which a value judgment or decision is made from a
variety of observations and from the background and training of the
evaluator”. Dua rumusan tentang evaluasi tersebut menjelaskan, bahwa
pada hakikatnya evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan
berkelanjutan untuk menentukan kualitas (nilai dan arti) dari pada sesuatu,
berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka mengambil
suatu keputusan.
c. Nana Sudjana (dalam Sobry sutikno : 2013) menjelaskan bahwa evaluasi
pada dasarnya memberikan pertimbangan atau harga atau nilai berdasarkan
kriteria tertentu. Tujuan tersebut dinyatakan dalam rumusan tingkah laku
yang diharapkan dimiliki siswa setelah menyelesaikan pengalaman
belajarnya.
Jadi, evaluasi adalah suatu proses untuk menggambarkan peserta didik
dan menimbangnya dari segi nilai dan arti.
Antara penilaian dan evaluasi sebenarnya memiliki persamaan dan
perbedaan. Persamaannya adalah keduanya mempunyai pengertian menilai
atau menentukan nilai sesuatu, juga alat yang digunakan untuk mengumpulkan
data nya. Sedangkan perbedaannya terletak pada ruang lingkup dan
pelaksanaannya. Ruang lingkup penilaian lebih sempit dan biasanya hanya
terbatas pada salah satu komponen atau aspek saja. Sedangkan ruang lingkup
evaluasi lebih luas, mencakup semua komponen dalam suatu sistem.
4. Pengertian Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis,
berkelanjutan, dan menyeluruh dalam rangka pengendalian, penjaminan, dan
penetapan kualitas (nilai dan arti) pembelajaran terhadap berbagai komponen
pembelajaran, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu.
Evaluasi Pembelajaran Kelompok 1 | 8
9. B. Kedudukan Evaluasi dalam Pembelajaran
Proses pendidikan merupakan proses pemanusiaan manusia, dimana di
dalamnya terjadi proses membudayakan dan memperadabkan manusia. Agar
terbentuk manusia yang berbudaya dan beradab, maka diperlukan transformasi
kebudayaan dan peradaban. Masukan dalam proses pendidikan adalah siswa
dengan segala karakteristik dan keunikannya.
Untuk memastikan karakteristik dan keunikan siswa yang akan masuk
dalam transformasi, diperlukan evaluasi terhadap masukakan. Tranformasi dalam
proses pendidikan adalah proses untuk membudayakan dan memberadabkan
siswa. Keberhasilan transformasi untuk menghasilkan keluaran seperti yang
duharapakan dipengaruhi dan atau ditentukan oleh bekerjabya komponen/usur
yang ada didalam lembaga pendidikan.
Unsur-unsur transformasi dalam proses pendidikan meliputi :
a. Pendidikan dan personal lainnya
b. Isi pendidikan
c. Teknik
d. Sistem evaluasi
e. Sarana pendidikan
f. Sistem administrasi
Untuk mengetahui efesiensi dan efektivitas transformasi dalam proses
pendidikan perlu dilaksanakan evaluasi terhadap bekerjanya unsure-unsur
transformasi. Keluaran dalam proses pendidikan adalah siswayang semakin
berbudaya dan beradap sesuai dengan tujuan yang ditatapkan. Umpan balik dalam
proses pendidikan adalah segala informasi yang berhasil diperoleh selama proses
pendidikan yang digunakan sebagai badan pertimbangan untuk perbaikan
masukan dan transformasi yang ada dalam proses. Adanya umpan balik yang
akurat sebagai hasil evaluasi yang akurat pula, akan memudahkan kegiatan
perbaikan proses pendidikan.
Apabila kita perhatikan uraian sebelumnya, kita melihat bahwa setiap unsur
yang ada pada proses transformasi pendidikan membutuhkan kegiatan evaluasi.
Dengan demikian jelaslah bahwa kedudukan evaluasi dalam proses pendidikan
Evaluasi Pembelajaran Kelompok 1 | 9
10. bersifat integrative. Artinya setiap ada proses pendidikan pasti ada evaluasi mulai
sejak siswa akan memasuki proses pendidikan, selama proses pendidikan, dan
berfikir pada satu tahap proses pendidikan.
Untuk mengetahui dan menetapkan siswa apakah sudah sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan lembaga pendidikan atau belum, diperlukan juga
kegiatan evaluasi. Sehingga dengan adanya evaluasi tersebut juga akan dihasilkan
umpan balik, yang mana maksud dari umpan balik ini adalah segala informasi
yang berhasil diperoleh selama proses pendidikan yang digunakan sebagai bahan
petimbangan untuk perbaikan masukan dan transformasi yang ada dalam proses.
Dimana umpan balik ini berfungsi sebagai bahan pertimbangan untuk
perbaikan masukan dan transformasi yang ada dalam proses. Dari penjelasan
tersebut dapat kita ketahui bahwa kedudukan evaluasi dalam pendidikan sangatlah
penting, karena dalam setiap proses pendidikan memerlukan kegiatan evaluasi
untuk tujuannya masing-masing.
C. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pembelajaran
1. Tujuan Evaluasi Pembelajaran
a. Menilai ketercapaian tujuan.
Ada keterkaitan antara tujuan belajar, metode evaluasi, dan cara
belajar siswa. Cara evaluasi biasanya akan menentukan cara belajar siswa,
sebaliknya tujuan evaluasi akan menentukan metode evaluasi yang
digunakan oleh seorang guru.
b. Mengukur macam-macam aspek pelajaran yang bervariasi.
Belajar dikategorikan sebagai kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Batasan tersebut umumnya dikaitak sebagai pengetahuan, keterampilan,
dan nilai. Semua tipe belajar sebaiknya dievaluasi dalam proporsi yang
tepat. Jika guru menyatakan proporsi sama maka siswa dapat menekankan
dalam belajar dengan proporsi yang digunakan guru dalam mengevaluasi
sehingga mereka dapat menyesuaikan dalam belajar. Guru memilih sarana
evaluasi pada umumnya sesuai dengan tipe tujuan. Proses ini menjadikan
Evaluasi Pembelajaran Kelompok 1 | 10
11. lebih mudah dilaksanakan, jika seorang guru menyatakan tujuan dan
merencanakan evaluasi secara berkaitan.
c. Memotivasi belajar siswa.
Evaluasi jyga harus dapat memotivasi belajar siswa. Guru harus
menguasai bermacam-macam teknik memotivasi, tetapi masih sedikit di
antara guru-guru yang mengetahui teknik motivasi yang berkaitan dengan
evaluasi. Dari penelitian menunjukkan bahwa evaluasi memotivasi belajar
siswa sesaat memang betul, tetapi untuk jangka panjang masih diragukan,
Hasil evaluasi menstimulasi tindakan siswa. Rating hasil evaluasi yang
baik dapat menimbulkan semangat atau dorongan untuk meningkatkan
atau mempertahankannya yang akhirnya memotivasi belajar siswa secara
kontinu.
d. Menjadikan hasil evaluasi sebagai dasar perubahan kurikulum.
Keterkaitan evaluasi dengan instruksional adalah sangat erat. Hal ini
karena evaluasi merupakan bagian dari instruksional. Di samping itu,
antara instruksional dengan kurikulum saling berkaitan. Beberapa guru
seringkali mengubah prosedur evaluasi dan metode mengajar yang
menurut mereka penting dan cocok, perubahan itu akan tepat, jika
memang didasarkan pada hasil evaluasi secara luas.
e. Menentukan tindak lanjut hasil penilaian.
Yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program
pendidikan dan pengajaran serta strategi pelaksanaannya. Kegagalan para
siswa dalam hasil belajar yang dicapainya hendaknya tidak dipandang
sebagai kekurangan pada diri siswa semata-mata, tetapi juga bias
disebabkan oleh kesalahan strategi dalam melaksanakan program
pengajaran. Misalnya kekurangtepatan dalam memilih metode dan alat
bantu mengajar.
2. Fungsi Evaluasi Pembelajaran
a. Untuk perbaikan dan pegembangan sistem pembelajaran.
Pembelajaran sebagai suatu sistem memiliki berbagai komponen,
seperti tujuan, materi, metoda, media, sumber belajar, lingkungan,
Evaluasi Pembelajaran Kelompok 1 | 11
12. guru dan peserta. Dengan demikian, perbaikan dan pengembangan
pembelajaran bukan hanya terhadap proses dan hasil belajar melainkan
harus diarahkan pada semua komponen pembelajaran tersebut.
b. Untuk akreditasi. Dalam UU No.20/2003 Bab I Pasal 1 Ayat 22
dijelaskan bahwa “akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan
program dalam satuan pendidikan berdasarkan kritera yang telah
ditetapkan”. Salah satu komponen akreditasi adalah pembelajaran.
Artinya, fungsi akreditasi dapat dilaksanakan jika hasil evaluasi
pembelajaran digunakan sebagai dasar akreditasi lembaga pendidikan.
D. Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran
Ruang lingkup evaluasi berkaitan dengan objek evaluasi itu sendiri. Jadi,
jika objek tersebut tentang pembelajaran, maka semua hal yang berkaitan dengan
pembelajaran menjadi ruang lingkup evaluasi pembelajaran. Ruang lingkup
evaluasi pembelajaran dapat ditinjau dari berbagai perspekttif, yaitu domain hasil
belajar, sistem pembelajaran, proses dan hasil belajar, serta kompetensi.
1. Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran dalam Perspektif Domain Hasil
Belajar
Menurut Benyamin S. Bloom, dkk hasil belajar dapat di kelompokkan ke
dalam tiga domain ,yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Adapun rincian
domain tersebut, antara lain:
a. Domain kognitif (cognitive domain). domain ini memiliki enam jenjang
kemampuan, yaitu:
1) Pengetahuan (knowledge) yaitu jenjang kemampuan yang menuntut
siswa mengetahui adanya konsep, fakta atau istilah tanpa harus
mengerti atau dapat menggunakannya. Kata kerja yang dapat di
gunakan, antara lain: mengidentifikasi, membuat garis besar,
menyusun daftar dll.
2) Pemahaman (comprehension) yaitu jenjang kemampuan yang
menuntut siswa memahami atau mengerti tentang materi pelajaran
yang disampaikan dan dapat memanfaatkannya. Kata kerja yang
Evaluasi Pembelajaran Kelompok 1 | 12
13. dapat digunakan antara lain menjelaskan, menyimpulkan, memberi
contoh dll.
3) Penerapan (application) yaitu jenjang kemampuan yang menuntut
peserta didik menggunakan ide-ide umum, metode, prinsip, dan teori
dalam situasi yang baru dan konkret. Kata kerja yang digunakan
diantaranya mengungkapkan, mendemonstrasikan, menunjukkan dll.
4) Analisis (analysis), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta
didik menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu ke dalam
komponen pembentuknya. Kata kerja yang digunakan diantaranya
menggambarkan kesimpulan, membuat garis besar, menghubungkan
dll.
5) Sintesis (synthesis) yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta
didik menghasilkan sesuatu yang baru dengan cara menggabungkan
berbagai faktor. Hasilnya bisa berupa tulisan, rencana atau meanisme.
Kata kerja yang digunakan diantaranya menyusun, menggolongkan,
menggabungkan dll.
6) Evaluasi (evaluation) yaitu jenjang kemampuan yang menuntut
peserta didik dapat mengevaluasi suatu situasi, keadaan, pernyataan
atau konsep berdasaran kriteria tertentu. Kata kerja yang digunakan
diantaranya menilai, membandingkan, menduga dll.
Dalam Taksonomi Bloom yang direvisi oleh David R. Krathwohl
di jurnal Theory into Practice, aspek kognitif dibedakan atas enam
jenjang yang diurutkan sebagai berikut:
1) Mengingat (remembering)
Mengingat merupakan proses kognitif paling rendah
tingkatannya. Untuk mengkondisikan agar “mengingat” bisa menjadi
bagian belajar bermakna, tugas mengingat hendaknya selalu
dikaitkan dengan aspek pengetahuan yang lebih luas dan bukan
sebagai suatu yang lepas dan terisolasi. Kategori ini mencakup dua
macam proses kognitif yaitu mengenali (recognizing) dan
mengingat. Kata operasional mengetahui yaitu mengutip,
Evaluasi Pembelajaran Kelompok 1 | 13
14. menjelaskan, menggambar, menyebutkan, membilang,
mengidentifikasi, memasangkan, menandai, dan menamai.
2) Memahami (understanding).
Pertanyaan pemahaman menuntut siswa menunjukkan bahwa
mereka telah mempunyai pengertian yang memadai untuk
mengorganisasikan dan menyusun materi-materi yang telah
diketahui. Siswa harus memilih fakta-fakta yang cocok untuk
menjawab pertanyaan. Jawaban siswa tidak sekedar mengingat
kembali informasi, namun harus menunjukkan pengertian terhadap
materi yang diketahuinya. Kata operasional memahami yaitu
menafsirkan, meringkas, mengklasifikasikan, membandingkan,
menjelaskan, dan membeberkan.
3) Menerapkan (applying).
Pertanyaan penerapan mencakup penggunaan suatu prosedur
guna menyelesaikan masalah atau mengerjakan tugas. Oleh karena
itu, mengaplikasikan berkaitan erat dengan pengetahuan prosedural.
Namun tidak berarti bahwa kategori ini hanya sesuai untuk
pengetahuan prosedural saja. Kategori ini mencakup dua macam
proses kognitif yaitu menjalankan dan mengimplementasikan. Kata
kerjanya melaksanakan, menggunakan, menjalankan, melakukan,
mempraktekan, memilih, menyusun, memulai, menyelesaikan, dan
mendeteksi.
4) Menganalisis (analyzing).
Pertanyaan analisis menguraikan suatu permasalahan atau obyek
ke unsur-unsurnya dan menentukan bagaimana saling keterkaitan
antar unsur-unsur tersebut. Kata kerjanya yaitu menguraikan,
membandingkan, mengorganisir, menyusun ulang, mengubah
struktur, mengerangkakan, mengintegrasikan, membedakan,
menyamakan, dan membandingkan.
Evaluasi Pembelajaran Kelompok 1 | 14
15. 5) Mengevaluasi (evaluating).
Mengevaluasi membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria
dan standar yang ada. Ada dua macam proses kognitif yang tercakup
dalam kategori ini adalah memeriksa dan mengkritik. Kata kerjanya
yaitu menyusun hipotesi, mengkritik, memprediksi, menilai,
menguji, membenarkan, dan menyalahkan.
6) Mencipta (creating).
Membuat adalah menggabungkan beberapa unsur menjadi suatu
bentuk kesatuan. Ada tiga macam proses kognitif yang tergolong
dalam kategori ini yaitu membuat, merencanakan, dan memproduksi.
Kata oprasionalnya yaitu merancang, membangun, merencanakan,
memproduksi, menemukan, membaharui, menyempurnakan,
memperkuat, memperindah, dan menggubah.
b. Domain afektif (affective domain)
Yaitu internalisasi sikap yang menunjuk ke arah pertumbuhan
batiniah dan terjadi bila peserta didik sadar tentang nilai yang diterima,
kemudian mengambil sikap sehingga menjadi bagian darinya dalam
membentu nilai dan tingkah laku. Domain afektif terdiri atas beberapa
jenjang kemampuan, yaitu :
1) Kemauan menerima (receiving) yaitu jenjang kemampuan yang
menuntut peserta didik peka terhadap eksistensi fenomena atau
rangsangan tertentu. Kata kerja yang digunakan diantaranya
menanyakan, memilih, menggambarkan dll.
2) Kemauan menanggapi atau menjawab (responding) yaitu jenjang
kemampuan yang menuntut peserta didik tidak hanya peka terhadap
suatu fenomena, tetapi juga bereaksi terhadap salah satu cara.
Penekanannya pada kemauan peserta didik untuk menjawab secara
sukarela, membaca tanpa ditugaskan. Kata kerja yang digunakan
diantaranya membaca, mengemukakan, mendiskusikan dll.
3) Menilai (valuing) yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta
didik menilai suatu objek, fenomena atu tingah laku secara
Evaluasi Pembelajaran Kelompok 1 | 15
16. konsisten. Kata kerja yang digunakan diantaranya melengkapi,
menerangkan, mengusulkan dll.
4) Organisasi (organization) yaitu jenjang kemampuan yang menuntut
peserta didik menyatukan nilai yang berbeda, memecahkan masalah.
Kata kerja yang digunakan diantaranya mengubah, mengatur,
membandingkan dll.
5) Menjadi pola hidup yaitu kemampuan seseorang untuk menerapkan
setiap yang dipelajari dalam tindakan sehari-hari.
c. Domain psikomotor (psychomotor domain)
Yaitu kemampuan peserta didik yang berkaitan dengan gerak tubuh
atau bagiannya. Kata kerja yang digunakan harus sesuai dengan
kelompok ketrampilan masing-masing, yaitu :
1) Meniru merupakan kemampuan untuk melakukan sesuatu sesuai
dengan contoh yang diamatinya walaupun belum mengerti makna
atau hakikat dari keterampilan itu. Contoh kata kerja operasional
yang biasa digunakan untuk mengukur aspek ini adalah
mengkonstruksi, menggabungkan, mengatur, mnyesuaikan, dan
sebagainya.
2) Memanipulasi merupakan kemampuan dalam melakukan suatu
tindakan seperti yang diajarkan, dalam arti mampu memilih yang
diperlukan. Kata kerja yang sering digunakan dalam mengukur aspek
ini adalah menempatkan, membuat, memanipulasi, merancang, dan
sebagainya.
3) Pengalamiahan merupakan suatu penampilan tindakan dimana hal-
hal yang diajarkan (sebagai contoh) telah menjadi suatu kebiasaan
dan gerakan-gerakan yang ditampilkan lebih meyakinkan. Contoh
kata kerja operasional yang biasa digunakan untuk mengukur aspek
ini diantaranya adalah memutar, memindahkan, menarik,
mendorong, dan sebagainya.
4) Artikulasi merupakan suatu tahap dimana seseorang dapat
melakukan suatu keterampilan yang lebih komplek terutama yang
Evaluasi Pembelajaran Kelompok 1 | 16
17. berhubungan dengan gerakan interpretatif. Contoh kata kerja
operasional yang biasa digunakan untuk mengukur aspek ini adalah
menggunakan, mensketsa, menimbang, menjeniskan, dan
sebagainya.
Berdasarkan taksonomi Bloom di atas, maka kemampuan peserta didik
dibagi menjadi dua, yaitu tingkat tinggi dan tingkat rendah. kemampuan tingkat
rendah terdiri atas pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi, sedangkan kemampuan
tingkat tinggi meliputi analisis, sintesis, evaluasi dan kreatifitas.
2. Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran dalam Perspektif Sistem
Pembelajaran
a. Program pembelajaran yang meliputi :
1) Tujuan pembelajaran umum atau kompetensi dasar, yaitu target yang
harus dikuasai peserta didik dalam setiap pokok atau bahasan.
2) Isi atau materi pembelajaran, yaitu isi kurikulum yang berupa topik
atau pokok bahasan beserta perinciannya dalam setiap bidang studi.
3) Metode pembelajaran, yaitu cara guru menyampaikan materi
pelajaran, seperti metode ceramah, tanya jawab diskusi dll.
4) Media pembelajaran yaitu alat-alat yang membantu untuk
mempermudah guru dalam menyampaikan isi atau materi pelajaran.
Media dibagi menjadi 3, yaitu media audio, media visual, media
audio-visual.
5) Sumber belajar, yang meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik dan
latar.
6) Lingkungan, terutama lingkungan sekolah dan keluarga.
7) Penilaian proses dan hasil belajar, baik menggunakan tes ataupun non
tes.
b. Program pelaksanaan pembelajaran, meliputi :
1) Kegiatan, yang meliputi jenis kegiatan, prosedur pelaksanaan, sarana
pendukung dll.
2) Guru, terutama dalam hal menyampaikan materi, kesulitan guru dll.
Evaluasi Pembelajaran Kelompok 1 | 17
18. 3) Peserta didik, terutama peran peserta dalam kegiatan belajar, keaktifan,
kesulitan belajar dll.
c. Hasil pembelajaran, baik untuk jangka pendek, jangka menengah, dan
jangka panjang.
3. Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran dalam Perspektif Penilaian
Proses dan Hasil Belajar
a. Sikap, kebiasaan, motivasi, minat dan bakat.
b. Pengetahuan dan pemahaman peserta didik terhadap bahan pelajaran.
c. Kecerdasan peserta didik .
d. Perkembangan jasmani atau kesehatan.
e. Keterampilan
4. Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran dalam Perspektif Penilaian
Berbasis Kelas
Sesuai Kurikulum Berbasis Kompetensi 2004, maka ruang lingkup
penilaian berbasis kelas adalah sebagai berikut :
a. Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
Kompetensi ini pada hakikatnya ialah pengetahuan, ketrampilan,
sikap, dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan
bertindak setelah peserta didik menyelesaikan suatu aspek atau subjek
mata pelajaran tertentu.
b. Kompetensi Rumpun Pelajaran
Rumpun pelajaran merupakan kumpulan dari mata pelajaran yang
lebih spesifik.
c. Kompetensi Lintas Kurikulum
Kompetensi ini merupakan kompetensi yang harus dikuasai peserta
didik melalui seluruh rumpun pelajaran dalam kurikulum.
d. Kompetensi Tamatan
Kompetensi ini merupakan pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai-
nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak setelah
peserta didik menyelesaikan jenjang pendidikan tertentu.
Evaluasi Pembelajaran Kelompok 1 | 18
19. e. Pencapaian Keterampilan Hidup
Penguasaan berbagai kompetensi dasar, kompetensi lintas kurikulum,
kompetensi rumpun pelajaran, dan kompetensi tamatan melalui berbagai
pengalaman belajar dapat memberikan efek posistif dalam bentu
kecakapan hidup (life skills).
E. Prinsip-prinsip Umum Evaluasi
1. Kontinuitas
Evaluasi tidak boleh dilakukan secara incidental karena pembelajaran itu
sendiri adalah suatu proses yang kontinu. Oleh sebab itu, evaluasi pun harus
dilakukan secara kontinu. Hasil evaluasi yang diperoleh pada suatu waktu
harus senantiasa dihubungkan dengan hasil – hasil pada waktu sebelumnya,
sehingga dapat diperoleh gambaran yang jelas dan berarti tentang
perkembangan peserta didik. Perkembangan belajar peserta didik tidak dapat
dilihat dari dimensi produk saja, tetapi juga dimensi proses bahkan dari
dimensi input.
2. Komprehensif
Dalam melakukan evaluasi terhadap suatu objek, guru harus mengambil
seluruh objek tersebut sebagai bahan evaluasi. Misalnya, jika objek evaluasi
itu adalah peserta didik, maka seluruh aspek kepribadian peserta didik itu
harus dievaluasi, baik menyangkut kognitif, afektif, maupun psikomotor.
Begitu juga objek evaluasi yang lain.
3. Adil dan objektif
Dalam melaksanakan evaluasi terhadap suatu objek, guru harus berlaku
adil tanpa pilih kasih.
Semua peserta didik harus dperlakukan sama tanpa “pandang bulu”.
Guru juga hendaknya bertindak objektif, apa adanya sesuai kemampuan
peserta didik. Oleh sebab itu, sikap like dan dislike, perasaan, keninginan,
dan prasangka yang bersifat negative harus dihilangkan. Evaluasi harus
didasarka pada data dan fakta yang sebenarnya, bukan hasil rekayasa.
Evaluasi Pembelajaran Kelompok 1 | 19
20. 4. Kooperatif
Dalam kegiatan evaluasi guru hendaknya bekerja sama dengan semua
pihak, seperti orang tua peserta didik, sesame guru, kepala sekolah, dan
termasuk peserta didik itu sendiri. Hal ini dimaksudkan agar semua pihak
merasa puas dengan hasil evaluasi dan pihak – pihak tersebut merasa
dihargai.
5. Praktis
Praktis disini bermakna mudah digunakan, baik oleh guru itu sendiri
yang menyusun alat evaluasi maupun orang lain yang menggunakan alat
tersebut. Untuk itu harus diperhatikan bahasa dan petunjuk soal.
F. Jenis-jenis Evaluasi Pembelajaran
Sebagai suatu program, evaluasi pembelajaran dibagi menjadi lima jenis,
yaitu:
1. Evaluasi perencanaan dan pengembangan
Hasil evaluasi ini sangat diperlukan untuk mendesain program pembelajaran.
Sasaran utamanya adalah memberikan bantuan tahap awal dalam penyusunan
program pembelajaran. Persoalan yang disoroti menyangkut tentang
kelayakan dan kebutuhan. Hasil evaluasi ini dapat meramalkan kemungkinan
implementasi program dan tercapainya keberhasilan program pembelajaran.
Pelaksanaan evaluasi dilakukan sebelum program sebenarnya disusun dan
dikembangkan.
2. Evaluasi monitoring
Evaluasi ini dimaksudkan untuk memeriksa apakah program pembelajaran
mencapai sasaran secara efektif dan apakah program pembelajaran terlaksana
sebagaimana mestinya. Hasil evaluasi ini sangat baik untuk mengetahui
kemungkinan pemborosan sumber-sumber dan waktu pelaksanaan
pembelajaran, sehingga dapat dihindarkan.
Evaluasi Pembelajaran Kelompok 1 | 20
21. 3. Evaluasi dampak
Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh
suatu program pembelajaran. Dampak ini dapat diukur berdasarkan kriteria
keberhasilan sebagai indikator ketercapaian tujuan program pembelajaran.
4. Evaluasi efisiensi-ekonomis
Evaluasi ini dimaksudkan untuk menilai tingkat efisiensi pelaksanaan
program pembelajaran. Untuk itu, diperlukan perbandingan antara jumlah
biaya, tenaga dan waktu yang diperlukan dalam suatu program pembelajaran
dengan program lainnya yang memiliki tujuan yang sama.
5. Evaluasi program komprehensif
Evaluasi ini dimaksudkan untuk menilai program pembelajaran secara
menyeluruh, seperi perencanaan program, pelaksanaan program, monitoring
pelaksanaan, dampak program, tingkat keefektifan dan efisiensi.
Menurut S. Hamid Hasan (1988) dalam perspektif kurikulum, evaluasi
dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu :
1. Evaluasi reflektif
Jenis evaluasi ini mengkaji tentang ide yang dikembangkan dan dijadikan
landasan bagi kurikulum. Ada beberapa kemungkinan pelaksanaan evaluasi
reflektif, yaitu : (a) pada waktu pertama kali ide dikemukakan, (b) pada waktu
terjadi proses deliberasi ketika suatu kurikulum sebagai rencana akan
dikembangkan oleh suatu tim, (c) pada waktu kurikulum sebagai rencana
telah selesai ditulis, atau (d) pada waktu kurikulum sebagai kegiatan sedang
dikembangkan.
2. Evaluasi rencana
Evaluasi rencana banyak digunakan orang ketika inovasi mulai diperkenalkan
dalam pengembangan kurikulum dan setelah teknologi pengembangan
kurikulum sebagai rencana menghasilkan format-format tertentu. Pelaksanaan
jenis evaluasi ini dapat dilakukan ketika proses penulisan kurikulum sebagai
rencana sedang berlangsung maupun pada waktu penulisan itu telah selesai
dikerjakan.
Evaluasi Pembelajaran Kelompok 1 | 21
22. 3. Evaluasi proses
Evaluasi proses sering disebut dengan evaluasi implementasi kurikulum.
Istilah proses digunakan untuk memperkuat pengertian kurikulum sebagai
suatu proses, sesuatu yang terjadi disekolah. Asumsi evaluasi proses adalah
suatu proses banyak menentukan keberhasilan kurikulum. Jenis evaluasi ini
lebih banyak mecurahkan perhatiannya terhadap dimensi kurikulum sebagai
kegiatan termasuk factor-faktor yang mempengaruhinya, seperti kepala
sekolah, guru, peserta didik, sarana prasarana, sistem supervise dan
monitoring, lingkungan, orang tua, dan sebagainya.
4. Evaluasi hasil
Evaluasi hasil disebut sebagai penilaian hasil belajar. Hasil yang
dimaksudkan dalam evaluasi hasil adalah hasil belajar dalam pengertian
pengetahuan. Evaluasi hasil banyak digunakan, misalnya evaluasi terhadap
proyek CBSA dengan membandingkan hasi belajar peserta didik berdasarkan
skor EBTANAS.
Evaluasi Pembelajaran Kelompok 1 | 22
23. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengukuran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas
sesuatu. Penilaian adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan
berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil
belajar peserta didik dalam rangkan membuat keputusan-keputusan berdasarkan
kriteria dan pertimbangan tertentu. Evaluasi adalah suatu proses untuk
menggambarkan peserta didik dan menimbangnya dari segi nilai dan arti.
Jadi, evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan yang
sistematis, berkelanjutan, dan menyeluruh dalam rangka pengendalian,
penjaminan, dan penetapan kualitas (nilai dan arti) pembelajaran terhadap
berbagai komponen pembelajaran, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu.
Kedudukan evaluasi dalam proses pendidikan bersifat integrative. Artinya
setiap ada proses pendidikan pasti ada evaluasi mulai sejak siswa akan memasuki
proses pendidikan, selama proses pendidikan, dan berfikir pada satu tahap proses
pendidikan.
Tujuan evaluasi pembelajaran diantaranya yaitu menilai ketercapaian
tujuan, mengukur macam-macam aspek pelajaran yang bervarias, memotivasi
belajar siswa, menjadikan hasil evaluasi sebagai dasar perubahan kurikulum, dan
menentukan tindak lanjut hasil penilaian. Fungsi evaluasi pembelajaran terbagi
menjadi dua yaitu untuk perbaikan dan pengembangan sistem pembelajaran serta
untuk akreditasi.
Ruang lingkup dibagi menjadi empat bidang, yaitu ruang lingkup evaluasi
pembelajaran dalam perspektif domain hasil belajar, ruang lingkup evaluasi
pembelajaran dalam perspektif sistem pembelajaran, ruang lingkup evaluasi
pembelajaran dalam perspektif penilaian proses dan hasil belajar, ruang lingkup
evaluasi pembelajaran dalam perspektif penilaian berbasis kelas.
Evaluasi Pembelajaran Kelompok 1 | 23
24. Prinsip evaluasi pembelajaran mencakup kontinuitas, komprehensif, adil
dan objektif, kooperatif dan praktis. Jenis-jenis evaluasi pembelajaran, sebagai
suatu program terbagi menjadi lima jenis yaitu evaluasi perencanaan dan
pengembangan, evaluasi monitoring, evaluasi dampak, evaluasi efisiensi-
ekonomis dan evaluasi program komprehensif. Sedangkan evaluasi dalam
perspektif kurikulum terbagi menjadi empat jenis, yaitu evaluasi reflektif, evaluasi
perencanaan, evaluasi proses dan evaluasi hasil.
B. Saran
Sebagai seorang calon guru, kita sebaiknya mengerti dan memahami arti
dan makna dari evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan di
masa depan. Evaluasi pembelajaran sangat mempengaruhi perubahan kurikulum
dimasa depan, oleh karena itu pemilihan evaluasi dalam pembelajaranpun sangat
dibutuhkan.
Evaluasi Pembelajaran Kelompok 1 | 24