Dokumen tersebut membahas tentang Gregor Mendel, bapak genetika, yang melakukan percobaan persilangan tanaman kacang ercis untuk mempelajari sifat-sifat yang diwariskan. Mendel menemukan hukum-hukum yang menjelaskan cara sifat diwariskan, termasuk hukum segregasi dan asortasi gen.
hello guys, ini made ini saya, semoga dapat membantu, masih banyak lagi modul buatan saya , boleh riques, slama masih dalam cakupan saya, yaitu biologi
hello guys, ini made ini saya, semoga dapat membantu, masih banyak lagi modul buatan saya , boleh riques, slama masih dalam cakupan saya, yaitu biologi
4. GREGOR J. MENDEL
Seorang tokoh yang berjasa
dalam mempelajari sifat-sifat
yang diwariskan dari induk
pada keturunannya ialah Gregor
J. Mendel (1822 - 1884)
sehingga ia dikenal sebagai
Bapak Genetika.
5. • Parental (P) artinya induk.
• Filial (F) artinya keturunan.
☯ Keturunan pertama (F1) = anak
☯ Keturunan kedua (F2) = cucu
• Gamet adalah sel kelamin dan berasal dari genotipe.
Contoh: genotipe Aa, gametnya A dan a.
• Dominan adalah sifat-sifat gen yang selalu nampak atau muncul,
disimbolkan dengan huruf besar.
Contoh: AA, BB, dan CC.
• Resesif adalah sifat-sifat gen yang tidak selalu nampak baru muncul apabila
bersama-sama gen resesif lain, disimbolkan dengan huruf kecil.
Contoh: aa, bb, dan cc.
ISTILAH
6. PERCOBAANMENDELL
Ilmu keturunan atau genetika adalah ilmu yang mempelajari tentang
sifat-sifat yang diwariskan, cara sifat diwariskan, dan variasinya yang terjadi
pada keturunannya disebut.
Dalam percobaannya, Mendel menggunakan tanaman kacang ercis
atau kacang kapri (Pisum sativum). Adapun alasan Mendel menggunakan
tanaman kacang ercis dalam percobaannya adalah:
1. Memiliki bunga yang sempurna sehingga dapat melakukan penyerbukan
sendiri.
2. Masa hidupnya tidak lama sehingga cepat menghasilkan keturunan.
3. Mudah melakukan penyerbukan silang.
4. Memiliki pasangan sifat beda yang menonjol.
5. Menghasilkan keturunan dalam jumlah banyak.
8. LANGKAH PERCOBAAN
Langkah awal yang dilakukan Mendel adalah menentukan
galur murni, yaitu tanaman yang apabila melakukan
penyerbukan sendiri senantiasa menghasilkan keturunan yang
sifatnya sama persis dengan sifat induknya, walaupun
penyerbukan tersebut dilakukan berulang-ulang hasilnya akan
tetap sama. Mendel melakukan persilangan dengan satu sifat
beda untuk setiap persilangan. Misalnya, tanaman berbiji bulat
disilangkan dengan tanaman berbatang pendek, dan seterusnya.
Dengan demikian, Mendel biasanya hanya melihat satu sifat
beda untuk setiap persilangan.
9. Pada saat Mendel melakukan percobaannya dengan
menyilangkan galur murni kacang kapri berbiji bulat dengan galur
murni kacang kapri berniji keriput, termyata semua keturunannya
adalah kacang kapri berbiji bulat. Kemudian dilakukan persilangan
lagi dengan sati sifat beda lainnya (seluruhnya 7 macam percobaan
untuk 7 sifat beda).
Ternyata semua keturunan pertama (F1) hanya menunjukkan
ciri-ciri yang sama dengan salah satu induknya. Dengan demikian
ada sifat yang muncul dan ada sifat yang tersembunyi. Sifat yang
mencul merupakan sifat dominan sedangkan sifat yangtersembunyi
merupakan sifat resesif.
10. TABEL PERCOBAAN MENDEL DARI PERSILANGAN
DENGAN SATU SIFAT BEDA
NO SIFAT BEDA F1
1. Batang panjang >< batang pendek Batang panjang
2. Bunga di ketiak batang >< di ujung batang Bunga di ketiak batang
3. Polong hakus >< polong berlekuk Polong halus
4. Polong hijau >< polong kuning Polong hijau
5. Kulit b iji berwarna >< kulit hijau putih Kulit biji berwarna
6. Biji bulat >< biji keriput Biji bulat
7. Biji kuning >< biji hijau Biji kuning
11. Selanjutnya Mendel mengulang percobaannya dengan
menyilangkan sesama hasil persilangan pertama, yaitu keturunan
pertama (F1) dijadikan induk (P2). Persilangan tersebut ternyata
menghasilkan keturunan (F2) yang beragam.
Sebagai contoh, pada saat menyilangkan sesama tanaman
kapri berbiji bulat hasil keturunan pertama (F1) sebagai induk
(P2), ternyata menghasilkan kacang kapri berbiji bulat dan berbiji
keriput. Dengan demikian, sifat resesif yang tidak muncul pada
keturunan pertama ternyata muncul pada keturunan kedua (F2).
12. Mendel berpendapat bahwa faktor sifat beda yang diturunkan dari
induk ke anaknya terdapat berpasangan. Pada saat persilangan, tiap-tiap
induk memberikan satu faktor sifat kepada anaknya. Dengan demikian
anak menerima dua faktor sifat dari kedua induknya.
Setiap anak pada keturunan pertama (F1) mewarisi satu faktor
bulat (B) dan satu faktor keriput sehingga faktor keriput tidak tampak
pada keturunan pertama.
Mendel menjelaskan bahwa tanaman berbiji bulat yang menjadi
induk (P2) mempunyai faktor bulat (B) dan keriput (b). Dengan
demikian, jika dikawinkan keturunannya ada yang mempunyai dua faktor
keriput (bb). Individu inilah yang berbiji keriput.
13. KESIMPULAN
Dari persilangan tersebut, Mendel mengemukakan beberapa kesimpulan
yang kemudian disebut Hukum Mendel:
1. Setiap individu hasil persilangan mengandung gamet dari kedua
induknya (bersifat diploid = 2n), misalnya induk jantan berwarna
merah (MM) dan betina (mm) maka keturunannya memiliki gen
Mm.
2. Pada proses pembentukan gamet, gen berpisah secara acak (Hukum
Segregasi secara bebas) atau dikenal sebagai Hukum Mendel I. Jadi
Mm akan berpisah menjadi dua gamet, yaitu M dan m.
3. Pada proses pembuahan (fertilisasi) gamet akan bertemu secara acak
pula (asortasi) atau dikenal sebagai Hukum Mendel II. Dalam kasus
di atas gamet M dapat membuahi gamet lainnya, misalnya M atau
dapat juga m.
14. JENIS PERSILANGAN
1. Persilangan Monohibrid
Persilangan dengan memperhatikan satu sifat beda.
2. Persilangan Dihibrid
Persilangan dengan memperhatikan dua sifat beda.
3. Persilangan Trihibrid
Persilangan dengan memperhatikan tiga sifat beda.
4. Persilangan Polihibrid
Persilangan dengan memperhatikan lebih dari tiga sifat beda.
15. PERSILANGAN MONOHIBRID
Misalnya persilangan antara kacang kapri berbiji bulat disilangkan dengan
kacang kapri berbiji keriput.
Persilangan P2 dan hasil F2 dapat digambarkan dengan papan catur :
Perbandingan genotipe pada F2 adalah :
1 : 2 : 1
BB : Bb : bb
Perbandingan fenotipe pada F2 adalah :
3 : 1
bulat : keriput
Pada persilangan tersebut, gen untuk faktor bulat (B) dominan terhadap
gen untuk faktor keriput (b). Dengan demikian, individu bergenotipe Bb
mempunyai fenotipe biji bulat.
B b
B BB (bulat) Bb (bulat)
b Bb (bulat) bb (keriput)