Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Laporan monohibrida
1. SIMULASI PERSILANGAN MONOHIBRIDA
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Membuktikan adanya prinsip segregasi secara bebas.
2. Membuktikan perbandingan Mendel pada F2 persilangan monohibrida, yaitu
perbandingan genotip 1 : 2 : 1 dan perbandingan fenotip 3 : 1
3. Dapat menggunakan uji Chi Square dalam analisis genetika mendel.
4. Menentukan perbandingan antara teoritis hukum mendel I dan hasil percobaan
sesuai atau tidak (Ho diterima).
5. Memahami pengertian dominan, resesif, genotipe, fenotipe, setelah dilakukannya
percobaan
B. LATAR BELAKANG
Genetika berasal dari kata bahasa Yunani genno, yang berarti
"melahirkan", genetika adalah cabang biologi yang mempelajari pewarisan sifat pada
organisme maupun suborganisme (seperti virus dan prion). Secara singkat dapat
juga dikatakan bahwa genetika adalah ilmu tentang gen dan segala aspeknya.
Genetika merupakan cabang biologi yang penting saat ini. Ilmu ini mempelajari
berbagai aspek yang menyangkut pewarisan sifat dan variasi pada organisme
maupun suborganisme. Terdapat sifat keturunan yang ditentukan oleh gen yang
terdapat Dalam autosom. Seperti halnya pada saat mempelajari menurunnya warna
bunga pada tanaman atau sifat albino pada manusia. Selain itu pada manusia, sifat-
sifat yang menurun dikenal dengan istilah hereditas. Biasanya gen dominan
memperlihatkan pengaruhnya pada individu laki-laki jantan atau betina. Baru dalam
keadaan homozigot resesif, pengaruh dominan itu akan menampakkan diri dalam
fenotipe. Orang yang pertama kali melakukan persilangan dengan menggunakan
tumbuhan sebagai bahan adalah orang berkebangsan Australia bernama George
Mendel (1822-1884) pada tahun 1866, Mendel melakukan eksperimen dengan
menanam tanaman kacang ercis.
Gen
Pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Hunt Morgan, ahli Genetika dan
Embriologi Amerika Serikat (1911), yang mengatakan bahwa substansi hereditas
yang dinamakan gen terdapat dalam lokus, di dalam kromosom.
Menurut W. Johansen, gen merupakan unit terkecil dari suatu makhluk hidup
yang mengandung substansi hereditas, terdapat di dalam lokus gen. Gen terdiri dari
protein dan asam nukleat (DNA dan RNA), berukuran antara 4 – 8 m (mikron).
Fungsi Gen
Fungsi gen antara lain:
a. Menyampaikan informasi kepada generasi berikutnya.
b. Sebagai penentu sifat yang diturunkan.
c. Mengatur perkembangan dan metabolisme.
Simbol-Simbol Gen
a. Gen dominan, yaitu gen yang menutupi ekspresi gen lain, sehingga sifat yang
dibawanya terekspresikan pada turunannya (suatu individu) dan biasanya
dinyatakan dalam huruf besar, misalnya A.
b. Gen resesif, yaitu gen yang terkalahkan (tertutupi) oleh gen lain (gen dominan)
sehingga sifat yang dibawanya tidak terekspresikan pada keturunannya.
KEGIATAN 1
2. c. Gen heterozigot , yaitu dua gen yang merupakan perpaduan dari sel sperma (A)
dan sel telur (a).
d. Gen homozigot, dominan, yaitu dua gen dominan yang merupakan perpaduan dari
sel kelamin jantan dan sel kelamin betina, misalnya genotipe AA.
e. Gen homozigot resesif, yaitu dua gen resesif yang merupakan hasil perpaduan
dua sel kelamin. Misalnya aa
f. Kromosom homolog, yaitu kromosom yang berasal dari induk betina berbentuk
serupa dengan kromosom yang berasal dari induk jantan.
g. Fenotipe, yaitu sifat-sifat keturunan pada F1, F2, dan F3 yang dapat dilihat, seperti
tinggi, rendah, warna, dan bentuk.
h. Genotipe, yaitu sifat-sifat keturunan yang tidak dapat dilihat, misalnya AA, Aa, dan
aa.
Tiap sifat makhluk hidup dikendalikan oleh sepasang faktor keturunan yang
dikenal dengan nama gen. Sepasang gen ini satu berasal dari induk jantan dan yang
lainnya dari induk betina. Gen yang satu pasang ini disebut sebagai gen yang satu
alela. Menurut Mendel gen yang satu alela akan memisah pada waktu pembentukan
gamet, yang selanjutnya dikenal dengan prinsip segregasi secara bebas dan gen
akan berpasangan kembali pada waktu fertilisasi sehingga setiap individu akan
diploid. (Widianti, 2014)
Di waktu mendel mengawinkan tanaman ercis berbatang tinggi dengan yang
berbatang kerdil, hasil keturunan pertama seragam berbatang tinggi. Suatu tanda
bahwa sifat tinggi mengalahkan sifat kerdil. Sifat demikian disebut sifat dominan.
Sifat yang dikalahkan disebut sifat resesif. Ketika tanaman keturunan pertama
dibiarkan menyerbuk sendiri didapatkan tanaman keturunann kedua yang
mempelihatkan pemisahan dengan perbandingan kira-kira ¾ batang tinggi dan ¼
batang kerdil. (Suryo,1984)
Menurut hukum Mendel I atau hukum segregasi secara bebas (The Law of
Segregation of Allelic Genes ) menyebutkan bahwa pada pembentukan gamet, gen-
gen akan memisah secara bebas menjadi dua sel gamet. Dari hukum tersebut dapat
diketahui melalui percobaan persilangan monohibrida. Persilangan monohibida
merupakan persilangan dengan satu sifat beda. Dengan melakukan percobaan
persilangan monohibrid dapat mengetahui pola pewarisan sifat dari induk kepada
generasi berikutnya. Persilangan ini untuk membuktikan hukum Mendel I yang
menyatakan bahwa pasangan alel pada proses pembentukkan sel gamet dapat
memisah secara bebas.
Hukum segregasi bebas menyatakan bahwa pada pembentukan gamet (sel
kelamin), kedua gen induk (Parent) yang merupakan pasangan alel akan memisah
sehingga tiap-tiap gamet menerima satu gen dari induknya. Secara garis besar,
hukum ini mencakup tiga pokok :
1. Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada karakter
turunannya. Ini adalah konsep mengenai dua macam alel; alel resisif (tidak selalu
nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf kecil, misalnya w dalam gambar di
sebelah), dan alel dominan (nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf besar,
misalnya R).
2. Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan (misalnya ww
dalam gambar di sebelah) dan satu dari tetua betina (misalnya RR dalam gambar
di sebelah).
3. Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda (Sb dan sB pada gambar
2), alel dominan (S atau B) akan selalu terekspresikan (nampak secara visual dari
luar). Alel resesif (s atau b) yang tidak selalu terekspresikan, tetap akan
diwariskan pada gamet yang dibentuk pada turunannya. (Syafitra, 2013)
3. Contoh persilangan monohibrida dapat dilakukan dengan menyilangkan dua
tanaman yang memiliki satu sifat beda. Misalnya tanaman yang memiliki sifat batang
tinggi dengan tanaman yang bersifat batang pendek. Dari persilangan tersebut akan
menghasilkan keturunan pertama (F1) yang seragam yang semuanya berbatang
tinggi. Ketika dilakukan penyilangan antara F1 akan menghasilkan keturunan kedua
(F2) yang memiliki perbandingan genotip 1 : 2 : 1 dan perbandingan fenotip 3 : 1.
Untuk menguji teori Mendel tersebut, kami melakukan praktikum di
laboratorium genetika dengan menggunakan bantuan media kancing genetika.
Kancing genetika digunakan untuk mewakili gen dan sifat yang dimiliki tanaman yang
disilangkan. Kami menggunakan kancing genetika dengan dua warna yang berbeda
masing – masing sebanyak 50 buah.
Kami melakukan percobaan persilangan monohibrida dimana tanaman yang
kami misalkan adalah antara tanaman kacang berbiji Bulat (genotip KK) dengan
kacang yang berbiji keriput (genotip kk). Kancing genetika yang digunakan berwarna
merah untuk mewakili gen kacang berbiji bulat dan kancing berwarna putih untuk
mewakili kacang yang berbiji keriput.
Dengan melakukan percobaan persilangan monohibrid, kami berharap dapat
membuktikan apakah ada prinsip segregasi bebas seperti yang telah disampaikan
Mendel yaitu Hukum Mendel I. Kemudian kami juga dapat membuktikan apakah
persilangan antara keturunan pertama (F1) dari galur murni menghasilkan keturunan
(F2) dengan perbandingan genotip 1 : 2 : 1 dan perbandingan fenotip 3 : 1.
Perbandingan fenotip yang ditemukan dalam persilangan monohibrid tidak
sepenuhnya merupakan perbandingan yang pasti. Dalam kejadian nyata terdapat
penyimpangan atau deviasi. Perbandingan hasil persilangan di dalam kenyataan
berbeda atau memiliki selisih dengan perhitungan. Maka dari itu perlu diadakan
evaluasi. Cara evaluasi tersebut adalah dengan mengadakan chi-square test(χ2)
(Suryo, 1990).
C. PERMASALAHAN
1. Membuktikan adanya prinsip segregasi secara bebas (Hukum mendel I)
2. Membuktikan perbandingan mendel pada F2 persilangan monohibrida yaitu
perbandingan genotip 1:2:1 dan perbandingan fenotip 3:1 .
3. Menganalisis hasil perhitungan percobaan hukum mendel I menggunakan Chi-
Square
4. Menentukan perbandingan antara teoritis hukum mendel I dan hasil percobaan
sesuai atau tidak (Ho diterima).
5. Menyimpulkan pengertian dominan, resesif, genotipe, fenotipe, setelah
dilakukannya percobaan.
D. METODE KERJA
1. Alat dan Bahan
No. Alat Bahan
1. Kantung (Kantung plastik atau kantung
baju)
50 kancing genetika warna Merah
2. Alat Tulis 50 kancing genetika warna Putih
4. 2. Langkah Kerja
a. Menyiapkan dua buah warna kancing genetika masing-masing sebanyak 50
buah, yakni kancing berwarna merah dan kancing berwarna putih.
b. Membagi masing-masing kancing menjadi dua bagian, yang terdiri dari 25
buah gamet jantan dan 25 gamet betina.
c. Satukan 25 buah kancing warna merah dengan 25 buah kancing warna putih
sebagai gamet jantan kemudian masukkan kedalam kantung. Lakukan hal
yang sama pada 25 buah sisa kancing warna merah dan 25 buah sisa
kancing warna putih kedalam kantung yang lainnya.
d. Ambil secara acak satu persatu kancing dari dalam kantung baju secara
bersama-sama. Satu dari kantung pertama dan satu dari kantung ke dua,
pertemukan diatas meja.
e. Lakukan hal yang sama secara terus menerus sampai tidak ada kancing
yang tersisa.
f. Catat hasil perbandingan yang diperoleh dari percobaan, baik perbandingan
genotip maupun fenotip.
g. Uji hasil perbandingan yang dilakukan dengan Chi-Square
E. HASIL
1. Data Kelompok
Misalkan menyilangkan kacang berbiji bulat dengan kacang berbiji keriput.
K= kacang berbiji bulat
k= kacang berbiji keriput
Kombinasi
kancing
(kombinasi gen)
Fenotip Tally Frekuensi Jumlah hasil
percobaan
(∑)
Bulat-Bulat (KK) Bulat 1 : IIIII IIIII IIII 14 26
2 : IIIII IIIII II 12
Bulat-Keriput (Kk) Bulat 1 : IIIII IIIII IIIII
IIIII
II
22 48
2 : IIIII IIIII IIIII
IIIII
IIIII I
26
Keriput-Keriput
(kk)
Keriput 1 : IIIII IIIII IIII 14 26
2 : IIIII IIIII II 12
Perbandingan Genotip = KK : Kk : kk = 26 : 48 : 26
= 1 : 1,8 : 1
Perbandingan Fenotip = Bulat : Keriput = 74 : 26
= 2,8 : 1
2. Data Kelas
No. Homozigot Heterozigot Resesif Perbandingan
Genotip
Perbandingan
Fenotip
5. 1. 28 44 28 1 : 1,57 : 1 2,57 : 1
2. 26 48 26 1 : 1,8 : 1 2,58 : 1
3. 24 52 24 1 : 2,17 : 1 3,17 : 1
4. 28 46 26 1,07 : 1,64 : 1 2,84 : 1
5. 27 47 26 1,03 : 1,8 : 1 2,83 : 1
6. 27 46 27 1 : 1,7 : 1 2,7 : 1
7. 19 62 19 1 : 3,2 : 1 4,2 : 1
8. 27 46 27 1 : 1,7 : 1 2,7 : 1
9. 25 50 25 1 : 2 : 1 3 : 1
10 22 56 22 1 : 2,54 : 1 3,54 : 1
F. ANALISIS DATA
Ho : Percobaan sesuai dengan Hukum Mendel 1
Ha : Percobaan tidak sesuai Hukum Mendel 1
Rumus Khi-kuadrat : 𝒙 𝟐
=
(𝒇𝒐−𝒇𝒉) 𝟐
𝒇𝒉
1. Daftar Rekapitulasi Uji-Chi Kuadrat (X2) Persilangan Monohibrid untuk Data
Kelompok 2
Genotip fo Fh (fo-fh) (fo-fh)2 𝒙 𝟐
=
(𝒇𝒐 − 𝒇𝒉) 𝟐
𝒇𝒉
Homozigot
dominan
26 25 1 1 0,04
Heterozigot 48 50 -2 4 0,08
Homozigot
resesif
26 25 1 1 0,04
∑𝑋2
hitung 0,16
α = 0,05
db = n-1 = 3-1 = 2
Kriteria Pengujian
Ho diterima bila X2hitung X2(0,05 ; 2)
X2hitung X 2
(0,05;2 ) = 0,16 5,99
Kesimpulan Ho diterima
Jadi percobaan yang dilakukan sesuai dengan Hukum Mendel 1
2. Daftar Rekapitulasi Uji-Chi Kuadrat (X2) Persilangan Monohibrid untuk Data
Kelas
0,16
Ho diterima
X2
(0,05;2) = 5,99
6. Genotip fo Fh (fo-fh) (fo-fh)2
𝒙 𝟐
=
(𝒇𝒐 − 𝒇𝒉) 𝟐
𝒇𝒉
Homozigot
dominan
253 250 3 9 0,036
Heterozigot 497 500 -3 9 0,018
Homozigot
resesif
250 250 0 0 0
∑𝑋2
hitung 0,054
α = 0,05
db = n-1 = 3-1 = 2
Kriteria Pengujian
Ho diterima bila X2hitung X2(0,05 ; 2)
X2hitung X 2
(0,05;2 ) = 0,054 5,99
Kesimpulan Ho diterima
Jadi percobaan yang dilakukan sesuai dengan Hukum Mendel 1
G. PEMBAHASAN
Pada percobaan yang dilakukan praktikan dengan menggunakan masing-
masing 50 buah kancing berwarna berbeda (merah dan putih) sebagai model gen,
kami melakukan percobaan persilangan monohibrida dimana tanaman yang kami
misalkan adalah antara tanaman kacang berbiji Bulat (genotip KK) dengan kacang
yang berbiji keriput (genotip kk). Kancing genetika yang digunakan berwarna merah
untuk mewakili gen kacang berbiji bulat dan kancing berwarna putih untuk mewakili
kacang yang berbiji keriput. Jadi praktikan menggunakan 1 sifat beda ( kacang berbiji
bulat dan berbiji keriput) untuk membuktikan hukum mendel 1.
Jumlah 50 dari masing-masing warna kancing ini melambangkan jumlah alel.
Setiap 1 kancing berwarna diibaratkan sebagai 1 gamet. Yang mana jika dihitung
berarti ada 25 genotip (25 pasang kancing dengan warna sama). Kemudian 25
pasangan kancing ini, akan memisah pada waktu pembentukan gamet, yang
selanjutnya dikenal dengan prinsip segregasi secara bebas, dan gen akan
berpasangan kembali pada waktu fertilisasi sehingga setiap individu bersifat diploid,
hal ini ditunjukkan dengan 25 buah kancing genetika warna merah dan 25 buah
kancing genetika warna putih dimasukkan di dalam salah satu kantong (A) dan 25
buah kancing genetika warna merah dan 25 buah kancing genetika warna putih
dimasukkan dalam kantong yang lainnya (B).
Kantong A dan B diibaratkan sebagai lokus pada kromosom induk betina dan
jantan. Pada tahapan ini percobaan telah menemukan adanya F1 yaitu tanaman
kacang berbiji Bulat (genotip Kk). Kemudian dilanjutkan dengan persilangan F1
dengan sesamanya yang dilakukan dengan mengambil 1 kancing pada kantong A
dan mengambil 1 kancing pada kantong B secara acak sampai kancing-kancing
yang terdapat dalam masing- masing kantong habis. Hasil yang diperoleh kemudian
0,054
Ho diterima
X2
(0,05;2) = 5,99
7. dicatat, hal ini menggambarkan pasangan genotip yang terbentuk akibat persilangan
monohibrid (segregasi bebas)
.
1. Data Kelompok
Pada percobaan yang telah dilakukan, berdasarkan data analisis kelompok 2
dapat dilihat bahwa dari 100 sampel, terdapat 26 pasang kancing yang mewakili
sifat homozigot dominan. Namun jika sesuai dengan hukum Mendel 1, yaitu yang
mengatakan bahwa ketika F1 dari persilangan monohibrid dikawinkan, diperoleh
perbandingan genotip 1:2:1, seharusnya jumlah pasangan kancing yang homozigot
dominan adalah 25. Hal ini mungkin disebabkan oleh kurang homogennya
pengocokan kancing dalam kantong dan waktu pengeluaran kancing dari dalam
kantong yang tidak bersamaan. Tapi selisih antara angka 26 dengan 25 tidak terlalu
jauh, sehingga bisa dianggap angka 26 ini mendekati angka 25 (sesuai hukum
Mendel).
Demikian halnya data untuk pasangan kancing yang mewakili sifat heterozigot
diperoleh sebanyak 48 pasang, tapi berdasarkan perbandingan Mendel seharusnya
dari 100 sampel diperoleh 50 pasang kancing yang mewakili sifat heterozigot. Hal ini
tidak masalah, karena selisih antara 48 dan 50 tidak terpaut jauh. Sama halnya
dengan sifat homozigot dominan, kekurang tepatan ini kemungkinan disebabkan
oleh pengocokan yang kurang homogen pula.
Untuk data pasangan kancing yang mewakili sifat homozigot resesif diperoleh
sebanyak 26 pasang. Padahal jika dilihat dengan hukum Mendel, dari 100 sampel
seharusnya ada 25 pasang kancing homozigot resesif untuk memperoleh
perbandingan 1:2:1. Namun meskipun angka yang diperoleh tidak sama persis
dengan teori, setidaknya angka ini mendekati.
Dari semua data yang diperoleh, jika dibuat perbandingan genotip homozigot
dominan (KK) : heterozigot (Kk) : homozigot resesif (kk) = 26 : 48 : 26. Setelah
disederhanakan diperoleh perbandingan 1 : 1,85 : 1. Kemudian untuk perbandingan
fenotip yaitu kacang berbiji bulat : kacang berbiji keriput = 74 : 26, jika
disederhanakan diperoleh 2,85 : 1. Perbandingan ini mendekati hukum Mendel I
atau hukum segregasi dimana pada persilangan antar keturunan F1 tampak bahwa
perbandingan hasil perkawinan antar faktor dominan dan resesif pada genotifnya
adalah 1 : 2 : 1 dan perbandingan fenotifnya adalah 3 : 1.
Dan jika kita menuliskan persilangannya juga akan sesuai dengan hukum
Mendel tersebut, yaitu:
P: ♀KK >< ♂ kk
(Bulat) ↓ (Keriput)
F1: Kk
(Bulat)
F1>< F1: ♀ Kk >< ♂ Kk
(Bulat) ↓ (Bulat)
G: K , k K, k
8. F2 :
Fenotip (Genotip) Bulat (K) Keriput (k)
Bulat (K) KK Kk
Keriput (k) Kk kk
Jadi berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, didapatkan hasil
persilangan dengan perbandingan yaitu sebagai berikut:
- Rasio Genotifnya = KK : Kk : kk
26 : 48 : 26 → 1 : 1,85 : 1
- Rasio Fenotifnya = Bulat : Keriput
74 : 26 → 2,85 : 1
Uji Chi Square berguna untuk menguji hubungan atau pengaruh dua buah
variabel nominal dan mengukur kuatnya hubungan antara variabel yang satu
dengan variabel nominal lainnya (C = Coefisien of contingency). Karakteristik
Chi‐Square yaitu nilai Chi‐Square selalu positip, terdapat beberapa keluarga
distribusi Chi‐Square, yaitu distribusi Chi‐Square dengan DK=1, 2, 3, dst dan bentuk
distribusi Chi‐Square adalah menjulur positip (Widjayanto, 2009).
Ketika dilakukan uji chi-kuadrat diperoleh X2
senilai 0,16. Sedangkan syarat agar
hipotesis diterima adalah nilai X2
hitungharus X2
tabel. Sedangkan untuk nilai X2
tabel
sendiri adalah 5,99. Sudah pasti X2
hitung ini berada di sebelah kiri 5,99. Berarti
hipotesis diterima yaitu percobaan yang dilakukan sesuai dengan hukum Mendel 1.
2. Data Kelas
Berdasarkan data analisis terlihat bahwa untuk semua kelompok praktikan
menunjukkan data yang hampir sama yaitu mendekati perbandingan 1:2:1 untuk
perbandingan genotip dan 3:1 untuk perbandingan fenotip. Kecuali pada kelompok 8
yang datanya sedikit berbeda dengan kelompok lain, selisih perbandingan fenotip
yang diperoleh sedikit terpaut jauh dengan perbandingan 3:1. Hal ini mungkin terjadi
karena kelompok delapan dalam mengocok kancing kurang homogeny, sehingga
mempengaruhi hasil persilangan acak.
Meskipun demikian dari data kelas, yang jika diakumulasikan ada 1000 sampel
sudah cukup mewakili untuk membuktikan hukum Mandel 1. Dimana hasil yang
diperoleh yaitu, jika F1 dari persilangan monohibrid disilangkan akan menghasilkan
keturunan dengan perbandingan genotip 1:2:1 ataupun mendekati serta
perbandingan fenotip 3:1 atau mendekati.
Ketika dihitung dengan uji chi square yaitu menghitung besar perbedaan antara
nilai pengamatan (observed frequencies) dengan nilai harapan
(expectedfrequencies). Dengan persyaratan banyak sel dengan expected frequency
< 5 tidak lebih dari 20% dari banyak sel seluruhnya (Rakhma, 2010).
Ternyata dalam analisis diperoleh nilai X2
senilai 0,054. Sedangkan syarat agar
hipotesis diterima adalah nilai X2
hitung harus X2
tabel. Sedangkan untuk nilai X2
tabel
9. sendiri adalah 5,99. Sudah pasti X2
hitung ini berada di sebelah kiri 5,99. Berarti
hipotesis diterima yaitu percobaan yang dilakukan sesuai dengan hukum Mendel 1.
H. KESIMPULAN
1. Prinsip segregasi secara bebas memang benar adanya dengan dilakukannya
percobaan pemisahan 25 pasang kancing dengan jumlah sama besar dan di
silangkan dengan 25 buah kancing berbeda warna yang lainnya kemudian
disilangkan kembali secara acak yang kemudian menghasilkan keturunan F1
dan F2 dengan adanya perbandingan tertentu yang cenderung stabil.
2. Terbukti bahwa perbandingan Mendel pada F2 persilangan monohibrida, yaitu
perbandingan genotip 1 : 2 : 1 dan perbandingan fenotip 3 : 1 atau hampir
mendekati yang dibuktikan dengan uji Chi-Square dan hasilnya Ho diterima.
3. Uji Chi Square dalam analisis genetika Mendel dapat digunakan secara efektif
untuk membuktikan kebenaran dari perbandingan hasil percobaan sehingga data
dan hasil yang didapat semakin valid dan akurat.
4. Perbandingan antara teoritis hukum mendel I dan hasil percobaan yang
dilakukan sesuai, yaitu data kelompok maupun data kelas menyatakan bahwa
Ho diterima dan mebuktikan bahwa percobaan yang dilakukan berhasil.
5. Dominan, yaitu gen yang menutupi ekspresi gen lain, sehingga sifat yang
dibawanya terekspresikan pada turunannya (suatu individu) yang
dilambangkan dengan K
b. Resesif, yaitu gen yang terkalahkan (tertutupi) oleh gen lain (gen dominan)
sehingga sifat yang dibawanya tidak terekspresikan pada keturunannya yang
dilambangkan dengan k
c. Fenotipe, yaitu sifat-sifat keturunan pada F1 dan F2 yang dapat dilihat, seperti
bulat dan keriput
d. Genotipe, yaitu sifat-sifat keturunan yang tidak dapat dilihat, misalnya KK, Kk,
kk
I. DAFTAR PUSTAKA
http://www.ut.ac.id/html/suplemen/biol4219/biol4219a/hukum_mendel/hukum_mende
l.htm diakses pada tanggal 12 September 2014
Rakhma.2010.Chi Square Test.Online:
http://fkm.unair.ac.id/s2k3/files/mk/statistik/chisquare.pdf diakses pada tanggal
13 September 2014
Suryo. 1984. Genetika. Yogyakarta : Gajah Mada University Press
Syafitra. 2013. Genetika. Mataram : IKIP Mataram Press
Widianti, Tuti dan Noor Aini H. 2014. Petunjuk Praktikum Genetika. Semarang :
Jurusan Biologi FMIPA Unnes.
Widjayanto.2009.Uji Chi Square.Online: http://6796/1/CHI-
KUADRAT.pdf/eprints.undip.ac.id/ diakses pada tanggal 13 September 2014
10. J. Jawaban Pertanyaan
1. Perbandingan genotip dan fenotip yang saya peroleh adalah
Perbandingan Genotip = KK : Kk : kk = 26 : 48 : 26
= 1 : 1,8 : 1
Perbandingan Fenotip = Bulat : Keriput = 74 : 26
= 2,8 : 1
2. Hasil kelompok kami dibandingkan kelompok lain hampir sama karena setelah uji
chi-square yang dilakukan, didapatkan hasil yang sama yaitu Ho diterima. Hasil
yang ami peroleh yaitu X2hitung < X 2
(0,05;2 ) = 0,16 < 5,99
3. Hasil perbandingan yang kami peroleh dapat dipercaya kebenarannya dan sesuai
dari yang diharapkan karena dengan Uji Chi-Square, hasil data kelompok kami ho
diterima yangmana hal ini membuktikan kebenaran dan keberhasilan kami dalam
membuktikan Hukum Mendel I.
4. Diagram Persilangan
P: ♀KK >< ♂ kk
(Bulat) ↓ (Keriput)
F1: Kk
(Bulat)
F1>< F1: ♀ Kk >< ♂ Kk
(Bulat) ↓ (Bulat)
G: K , k K, k
F2 :
Fenotip (Genotip) Bulat (K) Keriput (k)
Bulat (K) KK Kk
Keriput (k) Kk kk
5. Kesimpulan dari kegiatan :
1. Prinsip segregasi secara bebas memang benar adanya dengan dilakukannya
percobaan pemisahan 25 pasang kancing dengan jumlah sama besar dan di
silangkan dengan 25 buah kancing berbeda warna yang lainnya kemudian
disilangkan kembali secara acak yang kemudian menghasilkan keturunan F1
dan F2 dengan adanya perbandingan tertentu yang cenderung stabil.
2. Terbukti bahwa perbandingan Mendel pada F2 persilangan monohibrida, yaitu
perbandingan genotip 1 : 2 : 1 dan perbandingan fenotip 3 : 1 atau hampir
mendekati yang dibuktikan dengan uji Chi-Square dan hasilnya Ho diterima.
11. 3. Uji Chi Square dalam analisis genetika Mendel dapat digunakan secara efektif
untuk membuktikan kebenaran dari perbandingan hasil percobaan sehingga data
dan hasil yang didapat semakin valid dan akurat.
4. Perbandingan antara teoritis hukum mendel I dan hasil percobaan yang
dilakukan sesuai, yaitu data kelompok maupun data kelas menyatakan bahwa
Ho diterima dan mebuktikan bahwa percobaan yang dilakukan berhasil.
5. Dominan, yaitu gen yang menutupi ekspresi gen lain, sehingga sifat yang
dibawanya terekspresikan pada turunannya (suatu individu) yang
dilambangkan dengan K
b. Resesif, yaitu gen yang terkalahkan (tertutupi) oleh gen lain (gen dominan)
sehingga sifat yang dibawanya tidak terekspresikan pada keturunannya yang
dilambangkan dengan k
c. Fenotipe, yaitu sifat-sifat keturunan pada F1 dan F2 yang dapat dilihat, seperti
bulat dan keriput
d. Genotipe, yaitu sifat-sifat keturunan yang tidak dapat dilihat, misalnya KK, Kk,
kk