Dokumen tersebut membahas tentang penyimpangan hukum Mendel dalam warisan sifat akibat interaksi antar alel dan genetik, seperti dominansi tidak sempurna, kodominan, alel ganda, alel letal, atavisme, kriptomeri, polimeri, epistasis, hipostasis, dan komplementer. Interaksi-interaksi tersebut menyebabkan perbandingan fenotipe keturunan F2 yang berbeda dari perkuman hukum Mendel semula.
Ini adalah tentang gen ganda dan alel ganda. gen ganda dan alel ganda adalag dua hal yang berbeda. kamu bisa membuka dan membaca file ini untuk tahu lebih banyak tentang materi ini.
Ini adalah tentang gen ganda dan alel ganda. gen ganda dan alel ganda adalag dua hal yang berbeda. kamu bisa membuka dan membaca file ini untuk tahu lebih banyak tentang materi ini.
isolasi DNA yang dilakukan dengan metode kitcen preparation dengan memanfaatkan detergen dan garam dapur (NaCl) sebagai pengahncur memberan sel pada buah
PPT ini merupakan salah satu materi kuliah BIOTEKNOLOGI yang ditulis oleh Trianik Widyaningrum, M.Si. (dosen Pendidikan Biologi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta).
Butuh lebih banyak materi biologi..???
http://belajar-di-rumah.blogspot.com/
PPT ini merupakan salah satu materi kuliah BIOTEKNOLOGI yang ditulis oleh Trianik Widyaningrum, M.Si. (dosen Pendidikan Biologi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta).
Butuh lebih banyak materi biologi..???
http://belajar-di-rumah.blogspot.com/
PPT materi biologi kelas 12 pola pewarisan sifat. PPT ini berisi penjelesan tentang Hukum Mendel 1 dan 2, dan juga terdapat penyimpangan hukum mendel. semoga dapat membantu
isolasi DNA yang dilakukan dengan metode kitcen preparation dengan memanfaatkan detergen dan garam dapur (NaCl) sebagai pengahncur memberan sel pada buah
PPT ini merupakan salah satu materi kuliah BIOTEKNOLOGI yang ditulis oleh Trianik Widyaningrum, M.Si. (dosen Pendidikan Biologi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta).
Butuh lebih banyak materi biologi..???
http://belajar-di-rumah.blogspot.com/
PPT ini merupakan salah satu materi kuliah BIOTEKNOLOGI yang ditulis oleh Trianik Widyaningrum, M.Si. (dosen Pendidikan Biologi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta).
Butuh lebih banyak materi biologi..???
http://belajar-di-rumah.blogspot.com/
PPT materi biologi kelas 12 pola pewarisan sifat. PPT ini berisi penjelesan tentang Hukum Mendel 1 dan 2, dan juga terdapat penyimpangan hukum mendel. semoga dapat membantu
PPT ini menyajikan ulasan mengenai Penyimpangan yang terjadi pada pola hereditas
PPT ini juga dikerjakan untuk memenuhi tugas BIOLOGI kelas XII-IPA
semoga membantu para pembaca dalam menambah wawasan ataupun sebagai tugas yang akan datang .
thank you
by : viga olivia
tema by : WPSoffice2016
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Â
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
3. Meskipun hukum Mendel merupakan dasar dari perwarisan sifat,
penelitian lebih lanjut menemukan bahwa banyak gen yang tidak
sesuai hukum Mendel. Jika perbandingan dengan fenotipe F2 hasil
persilangan monohibrid dan dihibrid berdasarkan hukum Mendel
adalah 3:1 dan 9:3:3:1, penelitian lain menghasilkan perbandingan F2
yang berbeda. Misalnya, 9:3:4, 12:3:1, dan 9:7.
Penyimpangan semu hukum mendel ini terjadi karena interaksi
antar alel dan genetik.
4. INTERAKSI ALEL
Interaksi alel adalah interaksi yang terjadi hanya pada
monohibrid.
A. Dominansi Tidak Sempurna
Alel dominan tidak dapat menutupi alel resesif
sepenuhnya, akibatnya, individu yang heterozigot
memiliki sifat yang setengah dominan dan setengah
resesif dengan kata lain gen yang dominan tidak terlalu
mendominasi seperti teori mendel. Misalnya tanaman bunga
merah (MM) disilangkan dengan tanaman bunga putih (mm)
menghasilkan anakan dengan bunga merah muda (Mm).
5. B. Kodominan
Kodominan adalah dua alel suatu gen yang
menghasilkan produk berbeda dengan alel yang
satu tidak dipengaruhi oleh alel yang lain
dengan kata lain menghasilkan sifat baru.
Misalnya sapi dengan warna merah (RR) yang
kodominan terhadap putih (rr) menghasilkan
anakan sapi dengan warna kemerahan atau
kekuningan dengan sedikit percikan warna putih
(Rr).
6. C. Alel Ganda
Alel ganda merupakan fenomena adanya tiga atau
lebih alel dari suatu gen. Umumnya satu gen tersusun dari
dua alel alternatifnya. Alel ganda dapat terjadi karena
mutasi. Mutasi akan menghasilkan banyak variasi alel.
Berapapun jumlah anggota alel ganda, hanya dua yag
terdapat dalam sel somatik dan hanya satu didalam gamet.
Dengan bertambahnya jumlah anggota alel, bertambah
pula kemungkinan genotip bagi masing-masing fenotip,
terutama bagi yang paling dominan. Gejala adanya dua
atau lebih fenotip yang muncul dalam suatu populasi
dinamakan polimorfisme.
7. D. Alel Letal
Alel letal adalah merupakan alel yang dapat
menyebabkan kematian bagi individu yang
memilikinya. Kematian terjadi pada individu
tersebut karena tugas aslinya adalah untuk
menumbuhkan karakter atau bagian tubuh yag
sangat penting.
Adanya gen letal akan membuat pertumbuhan
karakter atau bagian tubuh vital terganggu dan
menyebabkan individu mati. Alel letal terjadi pada
kedaan homozigot, jika alel dalam keadaan
heterozigot biasanya mengakibatkan subletal atau
hidup sehat sampai dewasa. Alel letal dibagi atas:
8. a. Alel Letal Resesif
Alel letal resesif adalah alel dalam keadaan homozigot
resesif dapat menyebabkan kematian . Pada alel letal resesif ,
individu yang memiliki alel dalam keadaan heterozigot dapat
hidup normal dan tidak memperlihatkan kelainan, namun jika
homozigot resesif maka akan mati. Contohnya pada albino dan
pada sapi bulldog.
b. Alel letal dominan
Alel letal dominan adalah alel yang dalam keadaan
homozigot dominan dapat menyebabkan kematian. Berbeda
dengan alel letal resesif , pada alel latel dominan, individu yang
dalam keadaan heterozigot dapat menyebabkan subletal, atau
dapat hidup sehat hingga dewasa. Contoh kasus alel letal
dominan pada ayam berjambul
9. INTERAKSI GENETIK
a. Atavisme
Atavisme atau interaksi bentuk pada pial (jengger)
ayam tidak hanya diatur oleh satu gen, tetapi oleh dua gen
yang saling berinteraksi.
Pada beberapa jenis ayam, gen R mengatur jengger
untuk bentuk ros, gen P untuk fenotipe pea, gen R dan gen
P jika bertemu membentuk fenotipe walnut. Adapun gen r
bertemu p menimbulkan fenotipe singel.
10.
11.
12. b. Kriptomeri
Kriptomeri yaitu gen dengan sifat dominan yang hanya akan
muncul jika hadir bersama dengan gen dominan lainnya. Peristiwa
ini pertama kali diamati oleh Correns pada saat pertama kali
mendapatkan hasil perbandingan persilangan bunga Linaria
maroccana dari galur alaminya yaitu warna merah dan putih. Hasil
F1 dari persilangan tersebut ternyata menghasilkan bunga
berwarna ungu seluruhnya.
Dari hasil persilangan antara generasi F1 berwarna ungu ini,
dihasilkan generasi Linaria maroccana dengan perbandingan F2
keseluruhan antara bunga warna ungu : merah : putih adalah 9 : 3 :
4. Setelah dilakukan penelitian, warna bunga merah ini disebabkan
oleh antosianin, yakni suatu pigmen yang berada dalam bunga.
Bunga berwarna merah diidentifikasi sebagai bunga yang tidak
memiliki antosianin. Dari penelitian lebih jauh, ternyata warna
merah disebabkan oleh antosianin yang hadir dalam kondisi sel
yang asam dan jika hadir dalam kondisi basa akan dihasilkan bunga
dengan warna ungu. Bunga tanpa antosianin akan tetap berwarna
putih jika hadir dalam kondisi asam ataupun basa. Bunga merah ini
bersifat dominan terhadap bunga putih yang tidak berantosianin.
13. Jika kita misalkan bunga dengan antosianin adalah A dan bunga
tanpa antosianin adalah a, sedangkan pengendali sifat sitoplasma
basa adalah B dan pengendali sitoplasma bersuasana asam adalah
b, persilangan antara bunga putih dengan bunga merah hingga
dihasilkan keturunan kedua adalah sebagai berikut.
14.
15.
16. c. Polimeri
Salah satu tujuan dari persilangan adalah
menghasilkan varietas yang diinginkan atau hadirnya
varietas baru. Dari persilangan yang dilakukan oleh Nelson
Ehle pada gandum dengan warna biji merah dengan putih,
ia menemukan variasi warna merah yang dihasilkan pada
keturunannya. Peristiwa ini mirip dengan persilangan
dihibrid tidak dominan sempurna yang menghasilkan
warna peralihan seperti merah muda. Hanya saja, warna
yang dihasilkan ini tidak hanya dikontrol oleh satu pasang
gen saja, melainkan oleh dua gen yang berbeda lokus,
namun masih memengaruhi terhadap sifat yang sama.
Peristiwa ini dinamakan dengan polimeri.
Pada contoh kasus persilangan antara biji gandum
berwarna merah dengan biji gandum berwarna putih
dapat Anda perhatikan pada bagan berikut.
17.
18. Hasil persilangan di atas menghasilkan perbandingan
fenotipe 15 kulit biji berwarna merah dan hanya satu kulit
biji berwarna putih. Warna merah dihasilkan oleh gen
dominan yang terkandung di dalam gandum tersebut, baik
M1 maupun M2.
Pada kenyataannya, warna merah yang dihasilkan
sangat bervariasi, mulai dari warna merah tua, merah
sedang, merah muda, hingga merah pudar mendekati
putih. Semakin banyak gen dominan yang menyusunnya,
semakin merah juga warna kulit gandum tersebut.
19. Peristiwa polimeri ini melibatkan beberapa gen yang berada
di dalam lokus berbeda namun memengaruhi satu sifat yang
sama. Pada kasus warna kulit biji gandum ini, efek dari hadirnya
gen dominan bersifat akumulatif terhadap penampakan warna
merah. Jadi, semakin banyak gen dominan pada organisme, akan
semakin merah juga dihasilkan warna kulit biji gandumnya.
20. d. Epistasis dan Hipostasis
Dalam interaksi beberapa gen ini, kadang salah satu gen bersifat menutupi
baik terhadap alelnya dan alel lainnya. Sifat ini dikenal dengan nama epistasis
dan hipostatis. Epistasis adalah sifat yang menutupi, sedangkan hipostasis
adalah sifat yang ditutupi.
Pasangan gen yang menutup sifat lain tersebut dapat berupa gen resesif
atau gen dominan. Apabila pasangan gen dominan yang menyebabkan epistasis,
prosesnya dinamakan dengan epistasis dominan, sedangkan jika penyebabnya
adalah pasangan gen resesif, prosesnya dinamakan dengan epistasis resesif.
Peristiwa epistasis ini dapat ditemukan pada pembentukan warna biji
tanaman sejenis gandum dan pembentukan warna kulit labu (Cucurbita pepo).
Pada pembentukan warna kulit biji gandum, Nelson Ehle menyilangkan
dua varietas gandum warna kulit biji hitamdengan warna kulit biji kuning.
Nelson Ehle adalah seorang peneliti yang pertama kali mengamati pengaruh
epistasis dan hipostatis pada pembentukan warna kulit biji gandum. Hasil
pengamatannya menunjukkan bahwa 100% warna kulit biji yang dihasilkan
adalah hitam.
21. Pada persilangan sesama F2, dihasilkan gandum
dengan kulit biji berwarna hitam, kuning, dan putih.
Perbandingan fenotipenya dapat diperhatikan pada
diagram persilangan berikut ini.
22.
23. Dari diagram tersebut dapat kita peroleh
perbandingan fenotipenya, yaitu 12 hitam : 3 kuning : 1
putih. Dapat dilihat pada persilangan ini, setiap
kemunculan gen H dominan maka fenotipe yang
dihasilkannya adalah langsung warna biji hitam. Warna biji
kuning hanya akan hadir apabila gen dominan K bertemu
dengan gen resesif h, sedangkan warna putih disebabkan
oleh interaksi sesama gen resesif.
Dengan demikian, gen dominan H bersifat epistasis
terhadap gen K sehingga peristiwa ini dinamakan dengan
epistasis dominan.
24. Peristiwa epistasis lainnya dapat ditemukan pada
pembentukan warna rambut tikus. Warna hitam pada rambut
tikus disebabkan oleh adanya gen R dan C bersama, sedangkan
warna krem disebabkan oleh rr dan C. Apabila terdapat gen
cc, akan dihasilkan warna albino. Perhatikan diagram berikut.
25.
26. Persilangan antar tikus berwarna hitam homozigot
dengan tikus berwarna albino menghasilkan generasi
pertama F1 tikus berwarna hitam semua. Berdasarkan
hasil persilangan kedua, ternyata dihasilkan rasio fenotipe
9 hitam : 3 krem : 4 albino.
Kita dapat melihat, adanya gen resesif cc
menyebabkan semua warna rambut tikus albino. Adapun
kombinansi gen dominan menyebabkan warna hitam.
Hadirnya gen dominan C menyebabkan warna rambut
tikus krem.
27. e. Komplementer
Salah satu tipe interaksi gen-gen pada organisme
adalah saling mendukung munculnya suatu fenotipe atau
sifat. W. Bateson dan R.C. Punnet yang bekerja pada
bunga Lathyrus adoratus menemukan kenyataan ini. Mereka
melakukan persilangan sesama bunga putih dan
menghasilkan keturunan F2 bunga berwana ungu
seluruhnya.
Pada persilangan bunga-bunga berwarna ungu F2,
ternyata dihasilkan bunga dengan warna putih dalam
jumlah yang banyak dan berbeda dengan perkiraan
sebelumnya, baik hukum Mendel atau sifat kriptomeri.
28. Penelitian lebih lanjut yang dilakukan oleh keduanya
mengungkapkan. Ada dua gen yang berinteraksi memengaruhi
warna bunga, yakni gen yang mengontrol munculnya bahan
pigmen (C) dan gen yang mengaktifkan bahan tersebut (P). Jika
keduanya tidak hadir bersamaan, tentu tidak saling melengkapi
antara sifat satu dengan yang lainnya dan menghasilkan bunga
dengan warna putih (tidak berpigmen).
Apabila tidak ada bahan pigmen, tentu tidak akan muncul
warna, meskipun ada bahan pengaktif pigmennya. Begitupun
sebaliknya, apabila tidak ada pengaktif pigmen maka pigmen yang
telah ada tidak akan dimunculkan dan tetap menghasilkan bunga
tanpa pigmen (berwarna putih).
Persilangan yang dilakukan oleh Bateson dan Punnet dapat
diamati pada diagram berikut ini.
29.
30. Sifat yang dihasilkan oleh interaksi gen yang saling
melengkapi dan bekerja sama ini dinamakan dengan
komplementer. Ketidakhadiran sifat dominan pada suatu
pasangan gen tidak akan memunculkan sifat fenotipe dan
hanya akan muncul apabila hadir bersama-sama dalam
pasangan gen dominannya.