SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
MAKALAH KODE GENETIKA 
Disusun oleh : 
1. Febri Amalia 141540134270030 
2. Wika Agustin 141540134770080 
3. Sely Mizholla 141540134620065 
4. Nur Kholifah 131540128160059 
5. Yeni Indra Widiana 141540134780081 
6. Nur Eisah 141540134520055 
Kelas : 1A 
Prodi : D3 Kebidanan 
STIKES HARAPAN BANGSA PURWOKERTO 
TAHUN AJARAN 2014/2015 
0
BAB I 
PENDAHULUAN 
1 
A. Latar Belakang 
Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat 
pada organisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya 
'Percobaan mengenai Persilangan Tanaman'. Hukum ini terdiri dari dua 
bagian: 
Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai 
Hukum Pertama Mendel, dan Hukum berpasangan secara bebas (independent 
assortment) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Kedua Mendel. 
Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat 
pada organisme, yang kita kenal dengan hukum segregasi dan hukum asortasi 
bebas, yang telah di jabarkan oleh Gregor Johann Mendel . Mendel 
mengatakan bahwa pada pembentukan gamet (sel kelamin), kedua gen induk 
(Parent) yang merupakan pasangan alel akan memisah sehingga tiap-tiap 
gamet menerima satu gen dari induknya sebagaimana bunyi hukum mendel I, 
dan bunyi hukum mendel II, menyatakan bahwa bila dua individu mempunyai 
dua pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara bebas, 
tidak bergantung pada pasangan sifat yang lain. 
B. Rumusan Masalah 
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 
1. Apa latar belakang teori mendel? 
2. Apa bunyi hukum mendel I? 
3. Apa bunyi hukum mendel II? 
4. Apa teori pewarisan sifat? 
5. Apa saja percobaan mendel? 
6. Apa hereditas mamire? 
7. Apa dasar-dasar genetika? 
8. apa perbedaan DNA dan RNA?
2 
C. Tujuan 
1. Tujuan umum 
Tujuan umum dari penulisan makalah ini untuk melengkapi tugas 
dari mata kuliah Biologi. 
2. Tujuan Khusus 
a. Agar mahasiswa mengetahui latar belakang teori mendel. 
b. Agar mahasiswa mengetahui hukum mendel I. 
c. Agar mahasiswa mengetahui hukum mendel II. 
d. Agar mahasiswa mengetahui teori pewarisan sifat. 
e. Agar mahasiswa mengetahui percobaan mendel. 
f. Agar mahasiswa menegtahui hereditas mamire. 
g. agar mahasiswa mengetahui dasar-dasar genetika. 
h. agar mahasiswa menegetahui perbedaan DNA dan RNA.
BAB II 
PEMBAHASAN 
3 
A. Latar Belakang Teori Mendel 
Genetika adalah ilmu yang mempelajari pewarisan sifat dari induk 
kepada keturunannya. Gregor Johann mendel (1822-1884), seorang 
biarawan disebuah biara di Brunn, Austria menyilangkan kacang ercis (Pisum 
sativum), kemudian hasil persilangan ditanam dan di amati, mendel 
melakukannya selama 12 tahun. 
Alasan Mendel memilih kacang ercis sebagai bahan percobaan adalah : 
1. Memiliki pasangan sifat beda yang mencolok 
2. Melakukan penyerbukan sendiri 
3. Mudah dilakukan penyerbukan silang 
4. Waktu yang diperlukan untuk menghasilkan keturunan cepat 
5. Mempunyai keturunan banyak 
Langkah awal sebelum dilakukan perhitungan terhadap 
pengamatannya adalah menentukan galur murni jenis tanaman yang dijadikan 
percobaan. Tanaman galur murni adalah tanaman yang apabila dilakukan 
penyerbukan sendiri akan menghasilkan keturunan yang semuanya 
mempunyai sifat yang sama dengan induknya. Dalam percobaannya Mendel 
melakukan perkawinan silang dengan menyerbukkan sendiri antara dua 
varietas ercis yang berbeda sebagai induk-induknya. Turunan hasil 
perkawinan silang ini disebut hybrid, sedangkan prosesnya hibridisasi. 
Dari hasil percobaan yang diperolehnya, Mendel menyusun beberapa 
hipotesis, yaitu : 
1. Setiap sifat pada organisme dikendalikan oleh satu pasang factor 
keturunan, satu dari induk jantan dan satu induk betina. 
2. Setiap pasang factor keturunan menunjukkan bentuk alternative 
sesamanya, misalnya tinggi atau rendah, bulat atau keriput, kuning atau 
hijau. Kedua bentuk alternative ini disebut alel.
3. Bila pasangan factor itu terdapat bersama-sama dalam satu tanaman, 
factor dominasi akan menutup factor resesif. 
4. Pada waktu pembentukan gamet, pasangan factor atau masing-masing alel 
4 
akan memisah secara bebas. 
5. Individu murni mempunyai alel sama, yaitu dominan saja atau resesif 
saja. 
B. Hukum Mendel I 
Hukum Mendel I dikenal juga dengan Hukum Segregasi menyatakan: 
‘pada pembentukan gamet kedua gen yang merupakan pasangan akan 
dipisahkan dalam dua sel anak’. Hukum ini berlaku untuk persilangan 
monohibrid (persilangan dengan satu sifat beda). 
Secara garis besar, hukum ini mencakup tiga pokok: 
Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada 
karakter turunannya. Ini adalah konsep mengenai dua macam alel; alel resisif 
(tidak selalu nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf kecil, misalnya w 
dalam gambar), dan alel dominan (nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf 
besar, misalnya R). 
Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan 
(misalnya ww dalam gambar di samping) dan satu dari tetua betina (misalnya 
RR dalam gambar di samping). 
Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda, alel dominan 
akan selalu terekspresikan (nampak secara visual dari luar). Alel resesif yang 
tidak selalu terekspresikan, tetap akan diwariskan pada gamet yang dibentuk 
pada turunannya. 
C. Hukum Mendel II 
Hukum Mendell II dikenal dengan Hukum Independent Assortment, 
menyatakan: ‘bila dua individu berbeda satu dengan yang lain dalam dua 
pasang sifat atau lebih, maka diturunkannya sifat yang sepasang itu tidak
bergantung pada sifat pasangan lainnya’. Hukum ini berlaku untuk persilangan 
dihibrid (dua sifat beda) atau lebih. 
Seperti nampak pada gambar 1, induk jantan (tingkat 1) mempunyai 
genotipe ww (secara fenotipe berwarna putih), dan induk betina mempunyai 
genotipe RR (secara fenotipe berwarna merah). Keturunan pertama (tingkat 2 
pada gambar) merupakan persilangan dari genotipe induk jantan dan induk 
betinanya, sehingga membentuk 4 individu baru (semuanya bergenotipe 
wR).Selanjutnya, persilangan/perkawinan dari keturuan pertama ini akan 
membentuk indidividu pada keturunan berikutnya (tingkat 3 pada gambar) 
dengan gamet R dan w pada sisi kiri (induk jantan tingkat 2) dan gamet R dan 
w pada baris atas (induk betina tingkat 2). Kombinasi gamet-gamet ini akan 
membentuk 4 kemungkinan individu seperti nampak pada papan catur pada 
tingkat 3 dengan genotipe: RR, Rw, Rw, dan ww. Jadi pada tingkat 3 ini 
perbandingan genotipe RR , (berwarna merah) Rw (juga berwarna merah) dan 
ww (berwarna putih) adalah 1:2:1. Secara fenotipe perbandingan individu 
merah dan individu putih adalah 3:1. 
Kalau contoh pada gambar 1 merupakan kombinasi dari induk dengan 
satu sifat dominan (berupa warna), maka contoh ke-2 menggambarkan induk-induk 
dengan 2 macam sifat dominan: bentuk buntut dan warna kulit. 
Persilangan dari induk dengan satu sifat dominan disebut monohibrid, sedang 
persilangan dari induk-induk dengan dua sifat dominan dikenal sebagai 
dihibrid, dan seterusnya. 
Pada gambar 2, sifat dominannya adalah bentuk buntut (pendek 
dengan genotipe SS dan panjang dengan genotipe ss) serta warna kulit (putih 
dengan genotipe bb dan coklat dengan genotipe BB). Gamet induk jantan yang 
terbentuk adalah Sb dan Sb, sementara gamet induk betinanya adalah sB dan 
sB (nampak pada huruf di bawah kotak). 
Kombinasi gamet ini akan membentuk 4 individu pada tingkat F1 
dengan genotipe SsBb (semua sama). Jika keturunan F1 ini kemudian 
dikawinkan lagi, maka akan membentuk individu keturunan F2. Gamet F1nya 
nampak pada sisi kiri dan baris atas pada papan catur. Hasil individu yang 
5
terbentuk pada tingkat F2 mempunyai 16 macam kemungkinan dengan 2 
bentuk buntut: pendek (jika genotipenya SS atau Ss) dan panjang (jika 
genotipenya ss); dan 2 macam warna kulit: coklat (jika genotipenya BB atau 
Bb) dan putih (jika genotipenya bb). 
Perbandingan hasil warna coklat:putih adalah 12:4, sedang 
perbandingan hasil bentuk buntut pendek:panjang adalah 12:4. Perbandingan 
detail mengenai genotipe SSBB:SSBb:SsBB:SsBb:SSbb:Ssbb:ssBB:ssBb: 
ssbb adalah 1:2:2:4:1:2:1:2:1 
6 
D. Teori Pewarisan Sifat 
Pewarisan sifat atau yang dikenal dengan Hereditas merupakan suatu 
pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya. Ilmu yang mempelajari 
tentang pewarisan sifat disebut dengan genetika. Pewarisan sifat itu dapat 
ditentukan oleh kromosom dan gen. Teori-teori tentang pewarisan sifat adalah 
sebagai berikut : 
1. Teori Embryo 
Teori ini dikemukanan oleh William Harvey, 1578-1657 yang 
menyatakan, bahwa semua hewan berasal dari telur. Pernyataan ini 
diperkuat oleh Reiner de Graaf (1641-1673) peneliti pertama yang 
mengenal bersatunya sel sperma dengan sel telur yang akan membentuk 
embrio. Reiner de Graaf menyatakan bahwa ovarium pada burung sama 
dengan ovarium pada kelinci. 
2. Teori Preformasi 
Teori ini dikemukakan oleh Jan Swammerdan, 1637-1689 yang 
menyatakan bahwa telur mengandung semua generasi yang akan dating 
sebagai miniature yang telah terbentuk sebelumnnya. 
3. Teori Epigenesis Embriologi 
Teori ini dikemukakan oleh C.F. Wolf, 1738-1794, yang 
menyatakan bahwa ada kekuatan vital dalam benih organiseme dengan 
kekuatan ini menyebabkan pertumbuhan embrio menurut pola 
perkembangan sebelumnya.
7 
4. Teori Plasma Nutfah 
Teori ini dikemukakan oleh J. B. Lamarck, 1744-1829 yang 
menyatakan bahwa sifat yang terjadi karena rangsangan dari luar 
(lingkungan) terhadap struktur fungsi organ yang diturunkan pada generasi 
berikutnya. 
5. Teori Pengenesis 
Teori ini dikemukakan oleh C. R. Darwin, yang menyatakan bahwa 
setiap bagian tubuh dewasa menghasilkan benih-benih kecil yang disebut 
gemuia. 
6. Teori Telegani 
Teori ini dikemukakan oleh Ernest Haeckel, menyatakan bahwa 
spermatozoa sebagian besar tersusun atas inti dan inti bertanggung jawab 
sebagai penurunan sifat. 
E. Percobaan Mendel 
1. Persilangan Dua Individu dengan Satu Sifat Beda 
a. Persilangan Monohibrid Dominan Penuh 
Persilangan dua individu dengan satu sifat beda 
menurun kan sifat dominan apabila sifat keturunannya sama dengan 
salah satu sifat induknya. 
Perhatikan contoh persilangan berikut. Contoh: Tanaman 
kacang ercis berbatang tinggi disilangkan dengan kacang ercis 
berbatang pendek. F1 semuanya berbatang tinggi. Kemudian F1 
dibiarkan melakukan penyerbukan sendiri . Hasil yang diperoleh 
yaitu F2 yang berbatang tinggi dan berbatang pendek dengan 
perbandingan 3 : 1. Persilangan ini dapat dilihat dalam bagan berikut 
: 
Parental 1 
(P1) 
Kacang ercis 
Batang Tinggi 
>< 
Kacang ercis 
Batang Pendek 
Genotipe T T >< t t 
Fenotipe Tinggi 
Pendek
8 
Gamet T dan T 
t dan t 
Filial (F1) 
T t 
Fenotipe : 
Batang Tinggi 
Parental 2 
(P2) 
Kacang ercis 
Batang Tinggi 
>< 
Kacang ercis 
Batang Tinggi 
Genotipe T t 
T t 
Gamet T dan t >< T dan t 
Kemungkinan kombinasi pada F2 adalah sebagai berikut : 
Gamet 
Gamet 
T t 
T TT (Tinggi) .1 Tt (Tinggi) .2 
T Tt (Tinggi) .3 Tt (pendek) .4 
Pada persilangan ini , gen untuk faktor Tinggi (T) dominan 
terhadap gen untuk faktor pendek (t). Maka Individu bergenotipe Tt 
(no. 2 dan 3) akan memiliki fenotipe tinggi. Perbandingan fenotipe F2 
pada persilangan monohibrid dominan penuh adalah : 
Tinggi : Pendek = 3 : 1 . Perbandingan Genotipe nya adalah : 
TT : Tt : tt = 1 : 2 : 1 
b. Persilangan Monohibrid Intermediet 
Persilangan ini tidak seperti salah satu fenotip galur murni, 
tetapi mempunyai fenotipe diantara kedua induknya. 
Perhatikan contoh : Tanaman Antihinum majus galur Murni 
merah (MM) disilangkan dengan galur murni putih (mm). Dari 
persilangan itu diperoleh hasil F1 yang semuanya berbunga merah 
muda . Jika F1 ini ditanam dan diadakan penyerbukan dengan 
sesamanya, maka F2 menghasilkan tanaman berbunga merah, merah
muda, dan putih dengan perbandingan : 1 : 2 : 1. Persilangannya 
dapat dilihat sebagai berikut : 
9 
P1 
Tanaman 
berbunga 
merah 
>< 
Tanaman 
berbunga putih 
Genotipe MM >< Mm 
Gamet M dan M 
m dan m 
F1 
Mm 
Fenotipe : berbunga merah 
muda 
P2 
Mm (merah 
muda) 
>< Mm (merah muda) 
Gamet M dan m >< M dan m 
Kemungkinan terjadinya kombinasi pada F2 adalah : 
Gamet 
Gamet 
M M 
M 
MM 
(Merah) 1 
Mm (merah muda) 2 
M Mm (merah muda) 3 Mm (putih) 4 
Perbandingan Fenotipe F2 pada persilangan monohibrid 
intermediet adalah : merah : merah muda : putih = 1 : 2 : 1. 
Perbandingan Genotipenya : MM : Mm : mm = 1 : 2 : 1 
2. Persilangan Dua Individu dengan Dua Sifat Beda (Dihibrid) 
Persilangan dua individu dengan dua sifat beda atau lebih 
menghasilkan keturunan dengan perbandingan fenotipe dan genotipe 
tertentu. Mendel dalam percobaannya menggunakan kacang ercis galur 
murni yang mempunyai biji bulat warna kuning dengan galur murni yang 
mempunyai biji keriput warna hijau. Karena bulat dan kuning dominan 
terhadap keriput dan hijau, maka F1 seluruhnya berupa kacang ercis
berbiji bulat dan warna biji kuning. Biji-biji F1 ini kemudian ditanam 
kembali dan dilakukan penyerbukan sesamanya untuk memperoleh F2. 
Keturunan kedua F2 yang diperoleh adalah sebagai berikut. Persilangan 
tersebut adalah persilangan dua individu dengan dua sifat beda yaitu 
bentuk biji dan warna biji. 
B = bulat, dominan terhadap keriput b=keriput, 
K = kuning, dominan terhadap hijau k= hijau 
Perhatikan bagan persilangan dua individu dengan dua sifat beda 
10 
(dihibrid) di bawah 
P1 
Kacang ercis berbiji 
bulat warna kuning 
>< 
Kacang ercis berbiji 
keriput warna hijau 
Genotipe BBKK >< Bbkk 
Gamet BK dan BK >< bk dan bk 
F1 
BbKk 
Fenotipe : berbiji bulat 
warna kuning 
P2 BbKk >< BbKk 
Gamet BK,B k,bK,bk >< BK,Bk,bK,bk 
Kemungkinan terjadinya kombinasi pada F2 adalah Sbb : 
F2 : 
Gamet 
Gamet 
BK Bk bK Bk 
BK BBKK 1 BBKk 2 BbKK 3 BbKk 4 
Bk BBKk 5 BBkk 6 BbKk 7 Bbkk 8 
bK BbKK 9 BbKk 10 bbKK 11 bbKk 12 
Bk BbKk 13 Bbkk 14 bbKk 15 Bbkk 16 
Individu yang mengandung B memiliki biji bulat dan individu 
yang mengandung K memiliki biji warna kuning, Fenotipe pada F2 adalah 
: 
a. bulat – kuning = nomor : 1 , 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 13 
b. bulat – hijau = nomor : 6, 18, 14 
c. keripit – kuing = nomor : 11, 12, 15
d. keriput – hijau = nomor : 16 
Perbandingan Fenotipe F2 adalah : 
bulat – kuning : bulat – hijau : keriput – kuning : keriput – hijau 
= 9 : 3 : 3 : 1 
Kemungkinan macam genotipe dan fenotipe pada dihibrid F2 : 
11 
Kemungkinan 
ke- 
Kotak nomor Genotipe Fenotipe 
1 1 BBKK Bulat kuning 
2 2, 5 BBKk Bulat kuning 
3 3, 9 BbKK Bulat kuning 
4 4,7, 10, 13 BbKk Bulat kuning 
5 6 BBkk Bulat hijau 
6 8, 14 Bbkk Bulat hijau 
7 11 bbKK Keriput kuning 
8 12, 15 bbKk Keriput kuning 
9 16 bbkk Keriput hijau 
Perbandingan Genotipe nya : 
BBKK : BBKk : BbKK : BbKk : BBkk : Bbkk : bbKK : bbKk : 
bbkk 
1 : 2 : 2 : 4 : 1 : 2 : 1 : 2 :1 
3. Persilangan dua Individu dengan Tiga Sifat Beda (Trihibrid) 
Misalnya persilangan kacang ercis dengan tiga sifat beda yaitu 
:Batang tinggi, biji bulat dan biji warna kuning, dengan batang pendek, biji 
keriput, warna biji hijau. Keturunan F1 yang dihasilkan adalah : Bagan 
persilangan Trihibrid 
P1 TTKKBB >< Ttkkbb 
Fenotipe Tinggi,kuning,bulat >< Pendek,keriput,hijau 
Genotipe TKB >< Tkb 
F1 
TtKkBb
Fenotipe : 
Tinggi,kuning,bulat 
P2 TtKkBb >< TtKkBb 
Gamet 
TKB,TKb,TkB,Tkb,tKB,tKb, 
tkB,tkb 
Hubungan sifat beda dan jumlah kemungkinan fenotipe dan 
12 
genotipe pada F2 
Jumlah 
Sifat 
Beda 
Jumlah 
Macam 
Gamet 
Jumlah 
Macam 
Genotipe 
F2 
Jumlah 
Macam 
Fenotipe 
F2 
Perbandingan 
Fenotipe F2 
Jumlah 
Individu 
F2 
1 21 = 2 3 2 3 : 1 4 
2 22 = 4 9 4 9 : 3 : 3 : 1 16 
3 23 = 8 27 8 27:9:9:9:3:3:3:1 64 
N 2n 3n 2n 
4n
BAB II 
PEMBAHASAN 
13 
A. HEREDITAS 
Keturunan memperoleh gen dari orang tua melalui pewarisan 
kromosom. Kita sering melihat ada seorang anak memiliki kemiripan dengan 
orang tuanya misalnya seorang anak memiliki bintik-bintik yang sama 
dengan ibunya, dan mata seorang anak mirip dengan mata ayahnya. Tapi 
oraang tua tidak secara harpiah mewariskan suatu sipat kepada anak. 
Dibawah ini akan dijelaskan tentang pewwarisan sifat. 
Pewarisan sifat pada gen. orang tua memberikan sifat terkode pada 
anak-anaknya dalam bentuk unik herediter yang disebut gen. gen-gen yang 
kita warisi dari orang tua merupakan tautan-tautan genetic kita dengan orang 
tua, dan gen-genlan yang menebabkan kemiripan pada keluarga. Gen-gen 
kita mewariskan sifat-sifat spesifik yang muncul saat kita berkembang dari 
sel yang berfertilisasi menjadi dewasa, sel-sel menerjemahkan sifat-sifat 
yang diwariskan dari orangtua. 
Pewarisan sifa-sifat herediter memiliki basis molekuler pada reflikasi 
DNA secara tepat. Yang menghasilkan salinan gen – gen yang dapat 
diwariskan dari orang tua kepada anak. Setiap spesies memiliki jumlah 
kromosom yang khas, misalnya manusia memiliki 46 kromosom dihampir 
semua selnya. Setiap kromosom terdidi atas satu DNA tunggal yang panjang 
yang terkumpar secara rumit bersama dengan berbagai protein. Suatu 
kromosom mengandung ratusan atau bahkan ribuan gen, yang masing-masing 
merupakan sekuens spesifik nukleotida dalam molekul. 
Mendel dan gagasan tentang gen 
Genetika modern terlahir disuatu biara, tempat seorang biarawan 
bernama Groger Mendel mendokumentasikan mekanisme pertikulat untuk 
pewarisan sifat. Mendel menemukan prinsif-prinsif tentang pewarisan sifat 
dengan cara membiakan ercis kebun, dalam percobaan – percobaan yang 
secara hati-hati. Dan kita akan melihat bagaimana model penelitian mendel
berlaku untuk pewarisan sifat variasi manusia termasuk kelainan herediter 
seperti penyakit sel-sabit. 
Model menndel 
Ada empat Model mendel yang digunakan dalam hereditas yang 
saling mendukung dengan hokum sebelumnya, yaitu: 
Yang pertama versi alternative gen menyebabkan vaiasi yang 
14 
diwarisi. 
Kedua untuk setiap karakter organisme mewarisi dua alel, satu dari 
masing – masing induk. 
Ketiga jika dua alel pada suatu lokus berbeda, maka salah satunya 
adalah alel dominan, nenentukan kenampakan organism, yang satu lagi alel 
resesif. 
Dan yang keempat hokum segresi menyatakan : bahwa ada dua alel 
untuk satu karakter terwariskan bersegresi (memisah) selama pembentukan 
gamet dan akhirnya berada dalam gamet-gamet berbeda. 
Dengan demikian sel telur atau sel seperma hanya memperoleh salah 
satu dari kedua alel yang ada dalam sel-sel somatic dari organism pembuat 
gamet tersebut. 
Homozigot adalah suatu organism yang memiliki sepasang alel 
identik untuk suatu karakter (gen). 
PP = ercis bunga ungu untuk alel dominan 
pp = ercis bunga pitih untuk alel resesif terjadi pada persilangan galur murni 
Heterozigot adalah suatu organism yang memiliki dua alel yang 
brbeda untuk suatu gen (Pp). 
Hereditas pada manusia mempelajari mengenai macam penurunan 
sifat atau kelainan pada manusia. 
Penurunan sifat pada manusia dibedakan menjadi dua yaitu: 
1. autosomal sifat yang terpaut koromosom tubuh, Sifat yang autosomal 
manifestasinya dapat muncul baik pada anak laki-laki maupun 
perempuan.
2. gonosomal sifat yang terpaut kromosom sex, sifat yang gonosomal 
manifestasinya dipengaruhi oleh jenis kelamin, bisa hanya muncul pada 
anak laki-laki saja atau perempuan saja. 
15 
B. DASAR GENETIKA 
Keragaman yang terdapat dalam jenis atau spesies disebabkan dua 
faktor antara lain keragaman yang disebabkan oleh lingkungan dan 
keragaman yang disebabkan sifat-sifat yang diwariskan atau genetik. 
Dalam menilai keragaman genetik dalam satu spesies (jenis) 
dihadapkan pada pertentangan bentuk dari suatu sifat atau karakter, seperti 
tinggi dan rendah, pewarnaan, umur, dan sebagainya. Karakter tersebut 
ditentukan oleh gen-gen tertentu yang terdapat pada kromosom, interaksi 
gen-gen dengan lingkungan (Makmur, 1988). 
Gen adalah bahan dasar genetik berupa DNA (Deoxyribo Nucleic 
Acid) yang mengontrol penampilan seperti sifat-sifat yang diwariskan dari 
suatu generasi ke generasi berikutnya. DNA berperan dalam menimbulkan 
keragaman dan sekarang merupakan senyawa kimia yang banyak dipelajari 
dengan intensif dan menentukan perkembangan genetika modern dengan 
memanipulasi serta merekayasa (Hartana, 1992). 
DNA merupakan persenyawaan kimia yang paling penting pada 
makhluk hidup yang membawa keterangan genetik dari sel khususnya atau 
dari makhluk hidup dalam keseluruhanmya dari suatu generasi ke generasi 
berikutnya. Dalam sel, asam nucleat bergabung dengan molekul protein 
membentuk molekul yang lebih besar yaitu nucleoprotein yang dianggap 
sebagai molekul pembawa informasi genetika. DNA umumnya terdapat pada 
semua mahluk hidup. Maka terbukti disini bahwa molekul DNA dengan 
urutan nucleotidanya merupakan penentu struktur dasar kehidupan.
16 
C. PERBEDAAN DNA DAN RNA 
DNA : 
Letaknya di inti sel, 
Bentuk pita spiral ganda, 
Komponen gula deoksiribosa, 
Ukuran sangat panjang, 
Basa nitrogen purin:adenin, guanin:sitosint-imin, 
Kadar tidak dipengaruhi oleh kecepatan sintesis protein, 
Fungsi mengendalikan faktor keturunan dan sintesis protein. 
RNA : 
Letaknya di intisel,sitopla-sma, ribosom, 
Bentuk pita tunggal, 
Komponen gula ribosa, 
Ukuran pendek, 
Basa nitrogen purin:adenin, GuaninPirimidin- : Sitosin, Urasil, 
Kadar Berubah-ubah menurutkecepata-n sintesis protein 
Fungsi sintesis protein
BAB III 
PENUTUP 
17 
Kesimpulan 
Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada 
organisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya 
'Percobaan mengenai Persilangan Tanaman'. Hukum ini terdiri dari dua bagian: 
Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai 
Hukum Pertama Mendel, dan Hukum berpasangan secara bebas (independent 
assortment) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Kedua Mendel.
DAFTAR PUSTAKA 
http://biologimediacentre.com/genetika-hukum-mendel/#sthash.C7PN7wAX.dpuf 
http://www.scribd.com/doc/84672312/Pewarisan-Sifat-Sifat-Keturunan 
http://endick.wordpress.com/2008/01/30/percobaan-mendel-2/ 
http://smointi.blogspot.com/2010/12/makalah-hukum-mendel.html 
18

More Related Content

What's hot

Laporan monohibrida
Laporan monohibridaLaporan monohibrida
Laporan monohibridaRizki Putrii
 
Makalah Genetika Alel Ganda_Dewi Setiyana
Makalah Genetika Alel Ganda_Dewi SetiyanaMakalah Genetika Alel Ganda_Dewi Setiyana
Makalah Genetika Alel Ganda_Dewi Setiyanadewisetiyana52
 
Versi cetak modul kuliah (revisi)
Versi cetak modul kuliah (revisi)Versi cetak modul kuliah (revisi)
Versi cetak modul kuliah (revisi)Alponsin Ce
 
Bab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPA
Bab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPABab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPA
Bab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPATezzara Clara Sutjipto
 
Pola pola hereditas materi-kelas_12_biologi
Pola pola hereditas materi-kelas_12_biologiPola pola hereditas materi-kelas_12_biologi
Pola pola hereditas materi-kelas_12_biologimassonie44
 
Genetika materi kelas_12_biologi
Genetika materi kelas_12_biologiGenetika materi kelas_12_biologi
Genetika materi kelas_12_biologimassonie44
 
Pertemuan 6 pewarisan sifat pada mahluk hidup
Pertemuan 6 pewarisan sifat pada mahluk hidupPertemuan 6 pewarisan sifat pada mahluk hidup
Pertemuan 6 pewarisan sifat pada mahluk hidupAhmad Nawawi, S.Kom
 
Buku xii bab 4 (Pewarisan Sifat)
Buku xii bab 4 (Pewarisan Sifat)Buku xii bab 4 (Pewarisan Sifat)
Buku xii bab 4 (Pewarisan Sifat)Muhamad Toha
 
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen LetalGagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen LetalMuhamad Dzaki Albiruni
 
Pola pola hereditas
Pola pola hereditasPola pola hereditas
Pola pola hereditasIsmail Fizh
 
Gagal berpisah (reviana elita & ayustina ozyanti)
Gagal berpisah (reviana elita & ayustina ozyanti)Gagal berpisah (reviana elita & ayustina ozyanti)
Gagal berpisah (reviana elita & ayustina ozyanti)Devia Rahayu
 

What's hot (20)

Laporan monohibrida
Laporan monohibridaLaporan monohibrida
Laporan monohibrida
 
Makalah Genetika Alel Ganda_Dewi Setiyana
Makalah Genetika Alel Ganda_Dewi SetiyanaMakalah Genetika Alel Ganda_Dewi Setiyana
Makalah Genetika Alel Ganda_Dewi Setiyana
 
Versi cetak modul kuliah (revisi)
Versi cetak modul kuliah (revisi)Versi cetak modul kuliah (revisi)
Versi cetak modul kuliah (revisi)
 
Pewarisan sifat
Pewarisan sifatPewarisan sifat
Pewarisan sifat
 
Bab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPA
Bab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPABab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPA
Bab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPA
 
Pewarisan sifat
Pewarisan sifatPewarisan sifat
Pewarisan sifat
 
Buku Hereditas
Buku HereditasBuku Hereditas
Buku Hereditas
 
Pola pola hereditas materi-kelas_12_biologi
Pola pola hereditas materi-kelas_12_biologiPola pola hereditas materi-kelas_12_biologi
Pola pola hereditas materi-kelas_12_biologi
 
Genetika materi kelas_12_biologi
Genetika materi kelas_12_biologiGenetika materi kelas_12_biologi
Genetika materi kelas_12_biologi
 
Pertemuan 6 pewarisan sifat pada mahluk hidup
Pertemuan 6 pewarisan sifat pada mahluk hidupPertemuan 6 pewarisan sifat pada mahluk hidup
Pertemuan 6 pewarisan sifat pada mahluk hidup
 
Bab 5 bioteknologi 9i
Bab 5 bioteknologi 9iBab 5 bioteknologi 9i
Bab 5 bioteknologi 9i
 
Buku xii bab 4 (Pewarisan Sifat)
Buku xii bab 4 (Pewarisan Sifat)Buku xii bab 4 (Pewarisan Sifat)
Buku xii bab 4 (Pewarisan Sifat)
 
Hereditas
HereditasHereditas
Hereditas
 
Bab 4 hukum hereditas, penerapan - Kelas 3 SMA
Bab 4   hukum hereditas, penerapan - Kelas 3 SMABab 4   hukum hereditas, penerapan - Kelas 3 SMA
Bab 4 hukum hereditas, penerapan - Kelas 3 SMA
 
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen LetalGagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
 
Pola pola hereditas
Pola pola hereditasPola pola hereditas
Pola pola hereditas
 
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANGKROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
 
Gagal berpisah (reviana elita & ayustina ozyanti)
Gagal berpisah (reviana elita & ayustina ozyanti)Gagal berpisah (reviana elita & ayustina ozyanti)
Gagal berpisah (reviana elita & ayustina ozyanti)
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Book slide
Book slideBook slide
Book slide
 

Viewers also liked

Makalah genetika
Makalah genetikaMakalah genetika
Makalah genetikaWarnet Raha
 
Makalah (pro) pangan rekayasa genetika
Makalah (pro) pangan rekayasa genetikaMakalah (pro) pangan rekayasa genetika
Makalah (pro) pangan rekayasa genetikaRohmad_ Putra
 
Kode genetik dan sintesis protein
Kode genetik dan sintesis proteinKode genetik dan sintesis protein
Kode genetik dan sintesis proteinImam Ridwan
 

Viewers also liked (6)

Makalah genetika
Makalah genetikaMakalah genetika
Makalah genetika
 
SUBSTANSI GENETIKA
SUBSTANSI GENETIKASUBSTANSI GENETIKA
SUBSTANSI GENETIKA
 
Makalah (pro) pangan rekayasa genetika
Makalah (pro) pangan rekayasa genetikaMakalah (pro) pangan rekayasa genetika
Makalah (pro) pangan rekayasa genetika
 
Kode genetik dan sintesis protein
Kode genetik dan sintesis proteinKode genetik dan sintesis protein
Kode genetik dan sintesis protein
 
Dasar-dasar Genetika
Dasar-dasar GenetikaDasar-dasar Genetika
Dasar-dasar Genetika
 
Sintesis Protein
Sintesis ProteinSintesis Protein
Sintesis Protein
 

Similar to KodeGenetika

BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptx
BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptxBAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptx
BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptxXIISMANSADAIPS
 
Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1
Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1
Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1Hariyatunnisa Ahmad
 
Kls 9 pewarisan_sifat_(_26_agst_2020)
Kls 9 pewarisan_sifat_(_26_agst_2020)Kls 9 pewarisan_sifat_(_26_agst_2020)
Kls 9 pewarisan_sifat_(_26_agst_2020)AlImamIslamicSchool
 
PPT PEWARISAN SIFAT HENITA SILMI KHAVATA.pptx
PPT PEWARISAN SIFAT HENITA SILMI KHAVATA.pptxPPT PEWARISAN SIFAT HENITA SILMI KHAVATA.pptx
PPT PEWARISAN SIFAT HENITA SILMI KHAVATA.pptxhenitasilmikhavata
 
Ppt kelompok 2 Genetika 2.pdf
Ppt kelompok 2 Genetika 2.pdfPpt kelompok 2 Genetika 2.pdf
Ppt kelompok 2 Genetika 2.pdfWandraApriyoza
 
Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2farharahma
 
Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2farharahma
 
PPT GENETIKA TANAMAN (1).pptx
PPT GENETIKA TANAMAN (1).pptxPPT GENETIKA TANAMAN (1).pptx
PPT GENETIKA TANAMAN (1).pptxNurhidayah456018
 
hukum_mendel_1_monohibrid_intermediet.pptx
hukum_mendel_1_monohibrid_intermediet.pptxhukum_mendel_1_monohibrid_intermediet.pptx
hukum_mendel_1_monohibrid_intermediet.pptxavita12
 
Hukum i medel (zulfatun mahmudah)
Hukum i medel (zulfatun mahmudah)Hukum i medel (zulfatun mahmudah)
Hukum i medel (zulfatun mahmudah)Devia Rahayu
 
Pewarisan Sifat
Pewarisan SifatPewarisan Sifat
Pewarisan SifatIsma Jihan
 
4._Pertemuan_4_(Genetika_dan_Hereditas)_.pptx
4._Pertemuan_4_(Genetika_dan_Hereditas)_.pptx4._Pertemuan_4_(Genetika_dan_Hereditas)_.pptx
4._Pertemuan_4_(Genetika_dan_Hereditas)_.pptx1023LeoniRannuMangir
 
BAB_06_HEREDITAS_kelas_12_pelajaran_biol.ppt
BAB_06_HEREDITAS_kelas_12_pelajaran_biol.pptBAB_06_HEREDITAS_kelas_12_pelajaran_biol.ppt
BAB_06_HEREDITAS_kelas_12_pelajaran_biol.pptriyanardiansyah4
 
Hukum Mendel.ppt
Hukum Mendel.pptHukum Mendel.ppt
Hukum Mendel.pptOmry Adi
 

Similar to KodeGenetika (20)

BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptx
BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptxBAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptx
BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptx
 
Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1
Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1
Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1
 
Kls 9 pewarisan_sifat_(_26_agst_2020)
Kls 9 pewarisan_sifat_(_26_agst_2020)Kls 9 pewarisan_sifat_(_26_agst_2020)
Kls 9 pewarisan_sifat_(_26_agst_2020)
 
PPT PEWARISAN SIFAT HENITA SILMI KHAVATA.pptx
PPT PEWARISAN SIFAT HENITA SILMI KHAVATA.pptxPPT PEWARISAN SIFAT HENITA SILMI KHAVATA.pptx
PPT PEWARISAN SIFAT HENITA SILMI KHAVATA.pptx
 
Ppt kelompok 2 Genetika 2.pdf
Ppt kelompok 2 Genetika 2.pdfPpt kelompok 2 Genetika 2.pdf
Ppt kelompok 2 Genetika 2.pdf
 
Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2
 
Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2
 
PPT GENETIKA TANAMAN (1).pptx
PPT GENETIKA TANAMAN (1).pptxPPT GENETIKA TANAMAN (1).pptx
PPT GENETIKA TANAMAN (1).pptx
 
Genetika dasar files-of-drsmed
Genetika dasar files-of-drsmedGenetika dasar files-of-drsmed
Genetika dasar files-of-drsmed
 
hukum_mendel_1_monohibrid_intermediet.pptx
hukum_mendel_1_monohibrid_intermediet.pptxhukum_mendel_1_monohibrid_intermediet.pptx
hukum_mendel_1_monohibrid_intermediet.pptx
 
Hukum i medel (zulfatun mahmudah)
Hukum i medel (zulfatun mahmudah)Hukum i medel (zulfatun mahmudah)
Hukum i medel (zulfatun mahmudah)
 
hukum mendel
hukum mendelhukum mendel
hukum mendel
 
Pewarisan Sifat
Pewarisan SifatPewarisan Sifat
Pewarisan Sifat
 
BIOLOGI_M4KB1
BIOLOGI_M4KB1BIOLOGI_M4KB1
BIOLOGI_M4KB1
 
4._Pertemuan_4_(Genetika_dan_Hereditas)_.pptx
4._Pertemuan_4_(Genetika_dan_Hereditas)_.pptx4._Pertemuan_4_(Genetika_dan_Hereditas)_.pptx
4._Pertemuan_4_(Genetika_dan_Hereditas)_.pptx
 
Bab 06 hereditas
Bab 06 hereditasBab 06 hereditas
Bab 06 hereditas
 
BAB_06_HEREDITAS_kelas_12_pelajaran_biol.ppt
BAB_06_HEREDITAS_kelas_12_pelajaran_biol.pptBAB_06_HEREDITAS_kelas_12_pelajaran_biol.ppt
BAB_06_HEREDITAS_kelas_12_pelajaran_biol.ppt
 
Hukum Mendel.ppt
Hukum Mendel.pptHukum Mendel.ppt
Hukum Mendel.ppt
 
mendelian-rosial18feb.ppt
mendelian-rosial18feb.pptmendelian-rosial18feb.ppt
mendelian-rosial18feb.ppt
 
EVOLUSI BIOLOGI - 3 SMA
EVOLUSI BIOLOGI - 3 SMAEVOLUSI BIOLOGI - 3 SMA
EVOLUSI BIOLOGI - 3 SMA
 

More from Sentra Komputer dan Foto Copy

Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”
Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”
Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”Sentra Komputer dan Foto Copy
 
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasional
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasionalMakalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasional
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasionalSentra Komputer dan Foto Copy
 
Makalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpm
Makalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpmMakalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpm
Makalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpmSentra Komputer dan Foto Copy
 

More from Sentra Komputer dan Foto Copy (20)

Makalah solusio plasenta
Makalah solusio plasentaMakalah solusio plasenta
Makalah solusio plasenta
 
Makalah study bpm kebidanan dasar
Makalah study bpm  kebidanan dasar Makalah study bpm  kebidanan dasar
Makalah study bpm kebidanan dasar
 
Makalah deteksi patologi persalinan
Makalah deteksi patologi persalinanMakalah deteksi patologi persalinan
Makalah deteksi patologi persalinan
 
Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”
Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”
Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”
 
Makalah agama tentang dzikir dan doa
Makalah agama tentang dzikir dan doaMakalah agama tentang dzikir dan doa
Makalah agama tentang dzikir dan doa
 
Makalah hak & kewajiban warga negara
Makalah hak & kewajiban warga negaraMakalah hak & kewajiban warga negara
Makalah hak & kewajiban warga negara
 
Makalah konseling
Makalah konselingMakalah konseling
Makalah konseling
 
Makalalah demokrasi pancasila
Makalalah  demokrasi pancasilaMakalalah  demokrasi pancasila
Makalalah demokrasi pancasila
 
Makalah aborsi dan menstrual regulation
Makalah aborsi dan menstrual regulationMakalah aborsi dan menstrual regulation
Makalah aborsi dan menstrual regulation
 
Makalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraanMakalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraan
 
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasional
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasionalMakalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasional
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasional
 
Makalah sterilasasi alat alat kesehatan
Makalah sterilasasi alat alat kesehatanMakalah sterilasasi alat alat kesehatan
Makalah sterilasasi alat alat kesehatan
 
Makalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpm
Makalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpmMakalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpm
Makalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpm
 
Makalah sterilisasi alat kesehatan di bpm
Makalah sterilisasi alat kesehatan di bpmMakalah sterilisasi alat kesehatan di bpm
Makalah sterilisasi alat kesehatan di bpm
 
Makalah psikologi
Makalah psikologiMakalah psikologi
Makalah psikologi
 
Makalah konsep mikrobiologi (print)
Makalah konsep mikrobiologi (print)Makalah konsep mikrobiologi (print)
Makalah konsep mikrobiologi (print)
 
Makalah hormon reproduksi wanita
Makalah hormon reproduksi wanitaMakalah hormon reproduksi wanita
Makalah hormon reproduksi wanita
 
Makalah hormon–hormon reproduksi pada wanita
Makalah hormon–hormon reproduksi pada wanitaMakalah hormon–hormon reproduksi pada wanita
Makalah hormon–hormon reproduksi pada wanita
 
Perbedaan antara dna dengan rna
Perbedaan antara dna dengan rnaPerbedaan antara dna dengan rna
Perbedaan antara dna dengan rna
 
Makalah negara dan konstitusii
Makalah negara dan konstitusiiMakalah negara dan konstitusii
Makalah negara dan konstitusii
 

Recently uploaded

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 

Recently uploaded (20)

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 

KodeGenetika

  • 1. MAKALAH KODE GENETIKA Disusun oleh : 1. Febri Amalia 141540134270030 2. Wika Agustin 141540134770080 3. Sely Mizholla 141540134620065 4. Nur Kholifah 131540128160059 5. Yeni Indra Widiana 141540134780081 6. Nur Eisah 141540134520055 Kelas : 1A Prodi : D3 Kebidanan STIKES HARAPAN BANGSA PURWOKERTO TAHUN AJARAN 2014/2015 0
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada organisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya 'Percobaan mengenai Persilangan Tanaman'. Hukum ini terdiri dari dua bagian: Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Pertama Mendel, dan Hukum berpasangan secara bebas (independent assortment) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Kedua Mendel. Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada organisme, yang kita kenal dengan hukum segregasi dan hukum asortasi bebas, yang telah di jabarkan oleh Gregor Johann Mendel . Mendel mengatakan bahwa pada pembentukan gamet (sel kelamin), kedua gen induk (Parent) yang merupakan pasangan alel akan memisah sehingga tiap-tiap gamet menerima satu gen dari induknya sebagaimana bunyi hukum mendel I, dan bunyi hukum mendel II, menyatakan bahwa bila dua individu mempunyai dua pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara bebas, tidak bergantung pada pasangan sifat yang lain. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apa latar belakang teori mendel? 2. Apa bunyi hukum mendel I? 3. Apa bunyi hukum mendel II? 4. Apa teori pewarisan sifat? 5. Apa saja percobaan mendel? 6. Apa hereditas mamire? 7. Apa dasar-dasar genetika? 8. apa perbedaan DNA dan RNA?
  • 3. 2 C. Tujuan 1. Tujuan umum Tujuan umum dari penulisan makalah ini untuk melengkapi tugas dari mata kuliah Biologi. 2. Tujuan Khusus a. Agar mahasiswa mengetahui latar belakang teori mendel. b. Agar mahasiswa mengetahui hukum mendel I. c. Agar mahasiswa mengetahui hukum mendel II. d. Agar mahasiswa mengetahui teori pewarisan sifat. e. Agar mahasiswa mengetahui percobaan mendel. f. Agar mahasiswa menegtahui hereditas mamire. g. agar mahasiswa mengetahui dasar-dasar genetika. h. agar mahasiswa menegetahui perbedaan DNA dan RNA.
  • 4. BAB II PEMBAHASAN 3 A. Latar Belakang Teori Mendel Genetika adalah ilmu yang mempelajari pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya. Gregor Johann mendel (1822-1884), seorang biarawan disebuah biara di Brunn, Austria menyilangkan kacang ercis (Pisum sativum), kemudian hasil persilangan ditanam dan di amati, mendel melakukannya selama 12 tahun. Alasan Mendel memilih kacang ercis sebagai bahan percobaan adalah : 1. Memiliki pasangan sifat beda yang mencolok 2. Melakukan penyerbukan sendiri 3. Mudah dilakukan penyerbukan silang 4. Waktu yang diperlukan untuk menghasilkan keturunan cepat 5. Mempunyai keturunan banyak Langkah awal sebelum dilakukan perhitungan terhadap pengamatannya adalah menentukan galur murni jenis tanaman yang dijadikan percobaan. Tanaman galur murni adalah tanaman yang apabila dilakukan penyerbukan sendiri akan menghasilkan keturunan yang semuanya mempunyai sifat yang sama dengan induknya. Dalam percobaannya Mendel melakukan perkawinan silang dengan menyerbukkan sendiri antara dua varietas ercis yang berbeda sebagai induk-induknya. Turunan hasil perkawinan silang ini disebut hybrid, sedangkan prosesnya hibridisasi. Dari hasil percobaan yang diperolehnya, Mendel menyusun beberapa hipotesis, yaitu : 1. Setiap sifat pada organisme dikendalikan oleh satu pasang factor keturunan, satu dari induk jantan dan satu induk betina. 2. Setiap pasang factor keturunan menunjukkan bentuk alternative sesamanya, misalnya tinggi atau rendah, bulat atau keriput, kuning atau hijau. Kedua bentuk alternative ini disebut alel.
  • 5. 3. Bila pasangan factor itu terdapat bersama-sama dalam satu tanaman, factor dominasi akan menutup factor resesif. 4. Pada waktu pembentukan gamet, pasangan factor atau masing-masing alel 4 akan memisah secara bebas. 5. Individu murni mempunyai alel sama, yaitu dominan saja atau resesif saja. B. Hukum Mendel I Hukum Mendel I dikenal juga dengan Hukum Segregasi menyatakan: ‘pada pembentukan gamet kedua gen yang merupakan pasangan akan dipisahkan dalam dua sel anak’. Hukum ini berlaku untuk persilangan monohibrid (persilangan dengan satu sifat beda). Secara garis besar, hukum ini mencakup tiga pokok: Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada karakter turunannya. Ini adalah konsep mengenai dua macam alel; alel resisif (tidak selalu nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf kecil, misalnya w dalam gambar), dan alel dominan (nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf besar, misalnya R). Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan (misalnya ww dalam gambar di samping) dan satu dari tetua betina (misalnya RR dalam gambar di samping). Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda, alel dominan akan selalu terekspresikan (nampak secara visual dari luar). Alel resesif yang tidak selalu terekspresikan, tetap akan diwariskan pada gamet yang dibentuk pada turunannya. C. Hukum Mendel II Hukum Mendell II dikenal dengan Hukum Independent Assortment, menyatakan: ‘bila dua individu berbeda satu dengan yang lain dalam dua pasang sifat atau lebih, maka diturunkannya sifat yang sepasang itu tidak
  • 6. bergantung pada sifat pasangan lainnya’. Hukum ini berlaku untuk persilangan dihibrid (dua sifat beda) atau lebih. Seperti nampak pada gambar 1, induk jantan (tingkat 1) mempunyai genotipe ww (secara fenotipe berwarna putih), dan induk betina mempunyai genotipe RR (secara fenotipe berwarna merah). Keturunan pertama (tingkat 2 pada gambar) merupakan persilangan dari genotipe induk jantan dan induk betinanya, sehingga membentuk 4 individu baru (semuanya bergenotipe wR).Selanjutnya, persilangan/perkawinan dari keturuan pertama ini akan membentuk indidividu pada keturunan berikutnya (tingkat 3 pada gambar) dengan gamet R dan w pada sisi kiri (induk jantan tingkat 2) dan gamet R dan w pada baris atas (induk betina tingkat 2). Kombinasi gamet-gamet ini akan membentuk 4 kemungkinan individu seperti nampak pada papan catur pada tingkat 3 dengan genotipe: RR, Rw, Rw, dan ww. Jadi pada tingkat 3 ini perbandingan genotipe RR , (berwarna merah) Rw (juga berwarna merah) dan ww (berwarna putih) adalah 1:2:1. Secara fenotipe perbandingan individu merah dan individu putih adalah 3:1. Kalau contoh pada gambar 1 merupakan kombinasi dari induk dengan satu sifat dominan (berupa warna), maka contoh ke-2 menggambarkan induk-induk dengan 2 macam sifat dominan: bentuk buntut dan warna kulit. Persilangan dari induk dengan satu sifat dominan disebut monohibrid, sedang persilangan dari induk-induk dengan dua sifat dominan dikenal sebagai dihibrid, dan seterusnya. Pada gambar 2, sifat dominannya adalah bentuk buntut (pendek dengan genotipe SS dan panjang dengan genotipe ss) serta warna kulit (putih dengan genotipe bb dan coklat dengan genotipe BB). Gamet induk jantan yang terbentuk adalah Sb dan Sb, sementara gamet induk betinanya adalah sB dan sB (nampak pada huruf di bawah kotak). Kombinasi gamet ini akan membentuk 4 individu pada tingkat F1 dengan genotipe SsBb (semua sama). Jika keturunan F1 ini kemudian dikawinkan lagi, maka akan membentuk individu keturunan F2. Gamet F1nya nampak pada sisi kiri dan baris atas pada papan catur. Hasil individu yang 5
  • 7. terbentuk pada tingkat F2 mempunyai 16 macam kemungkinan dengan 2 bentuk buntut: pendek (jika genotipenya SS atau Ss) dan panjang (jika genotipenya ss); dan 2 macam warna kulit: coklat (jika genotipenya BB atau Bb) dan putih (jika genotipenya bb). Perbandingan hasil warna coklat:putih adalah 12:4, sedang perbandingan hasil bentuk buntut pendek:panjang adalah 12:4. Perbandingan detail mengenai genotipe SSBB:SSBb:SsBB:SsBb:SSbb:Ssbb:ssBB:ssBb: ssbb adalah 1:2:2:4:1:2:1:2:1 6 D. Teori Pewarisan Sifat Pewarisan sifat atau yang dikenal dengan Hereditas merupakan suatu pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya. Ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat disebut dengan genetika. Pewarisan sifat itu dapat ditentukan oleh kromosom dan gen. Teori-teori tentang pewarisan sifat adalah sebagai berikut : 1. Teori Embryo Teori ini dikemukanan oleh William Harvey, 1578-1657 yang menyatakan, bahwa semua hewan berasal dari telur. Pernyataan ini diperkuat oleh Reiner de Graaf (1641-1673) peneliti pertama yang mengenal bersatunya sel sperma dengan sel telur yang akan membentuk embrio. Reiner de Graaf menyatakan bahwa ovarium pada burung sama dengan ovarium pada kelinci. 2. Teori Preformasi Teori ini dikemukakan oleh Jan Swammerdan, 1637-1689 yang menyatakan bahwa telur mengandung semua generasi yang akan dating sebagai miniature yang telah terbentuk sebelumnnya. 3. Teori Epigenesis Embriologi Teori ini dikemukakan oleh C.F. Wolf, 1738-1794, yang menyatakan bahwa ada kekuatan vital dalam benih organiseme dengan kekuatan ini menyebabkan pertumbuhan embrio menurut pola perkembangan sebelumnya.
  • 8. 7 4. Teori Plasma Nutfah Teori ini dikemukakan oleh J. B. Lamarck, 1744-1829 yang menyatakan bahwa sifat yang terjadi karena rangsangan dari luar (lingkungan) terhadap struktur fungsi organ yang diturunkan pada generasi berikutnya. 5. Teori Pengenesis Teori ini dikemukakan oleh C. R. Darwin, yang menyatakan bahwa setiap bagian tubuh dewasa menghasilkan benih-benih kecil yang disebut gemuia. 6. Teori Telegani Teori ini dikemukakan oleh Ernest Haeckel, menyatakan bahwa spermatozoa sebagian besar tersusun atas inti dan inti bertanggung jawab sebagai penurunan sifat. E. Percobaan Mendel 1. Persilangan Dua Individu dengan Satu Sifat Beda a. Persilangan Monohibrid Dominan Penuh Persilangan dua individu dengan satu sifat beda menurun kan sifat dominan apabila sifat keturunannya sama dengan salah satu sifat induknya. Perhatikan contoh persilangan berikut. Contoh: Tanaman kacang ercis berbatang tinggi disilangkan dengan kacang ercis berbatang pendek. F1 semuanya berbatang tinggi. Kemudian F1 dibiarkan melakukan penyerbukan sendiri . Hasil yang diperoleh yaitu F2 yang berbatang tinggi dan berbatang pendek dengan perbandingan 3 : 1. Persilangan ini dapat dilihat dalam bagan berikut : Parental 1 (P1) Kacang ercis Batang Tinggi >< Kacang ercis Batang Pendek Genotipe T T >< t t Fenotipe Tinggi Pendek
  • 9. 8 Gamet T dan T t dan t Filial (F1) T t Fenotipe : Batang Tinggi Parental 2 (P2) Kacang ercis Batang Tinggi >< Kacang ercis Batang Tinggi Genotipe T t T t Gamet T dan t >< T dan t Kemungkinan kombinasi pada F2 adalah sebagai berikut : Gamet Gamet T t T TT (Tinggi) .1 Tt (Tinggi) .2 T Tt (Tinggi) .3 Tt (pendek) .4 Pada persilangan ini , gen untuk faktor Tinggi (T) dominan terhadap gen untuk faktor pendek (t). Maka Individu bergenotipe Tt (no. 2 dan 3) akan memiliki fenotipe tinggi. Perbandingan fenotipe F2 pada persilangan monohibrid dominan penuh adalah : Tinggi : Pendek = 3 : 1 . Perbandingan Genotipe nya adalah : TT : Tt : tt = 1 : 2 : 1 b. Persilangan Monohibrid Intermediet Persilangan ini tidak seperti salah satu fenotip galur murni, tetapi mempunyai fenotipe diantara kedua induknya. Perhatikan contoh : Tanaman Antihinum majus galur Murni merah (MM) disilangkan dengan galur murni putih (mm). Dari persilangan itu diperoleh hasil F1 yang semuanya berbunga merah muda . Jika F1 ini ditanam dan diadakan penyerbukan dengan sesamanya, maka F2 menghasilkan tanaman berbunga merah, merah
  • 10. muda, dan putih dengan perbandingan : 1 : 2 : 1. Persilangannya dapat dilihat sebagai berikut : 9 P1 Tanaman berbunga merah >< Tanaman berbunga putih Genotipe MM >< Mm Gamet M dan M m dan m F1 Mm Fenotipe : berbunga merah muda P2 Mm (merah muda) >< Mm (merah muda) Gamet M dan m >< M dan m Kemungkinan terjadinya kombinasi pada F2 adalah : Gamet Gamet M M M MM (Merah) 1 Mm (merah muda) 2 M Mm (merah muda) 3 Mm (putih) 4 Perbandingan Fenotipe F2 pada persilangan monohibrid intermediet adalah : merah : merah muda : putih = 1 : 2 : 1. Perbandingan Genotipenya : MM : Mm : mm = 1 : 2 : 1 2. Persilangan Dua Individu dengan Dua Sifat Beda (Dihibrid) Persilangan dua individu dengan dua sifat beda atau lebih menghasilkan keturunan dengan perbandingan fenotipe dan genotipe tertentu. Mendel dalam percobaannya menggunakan kacang ercis galur murni yang mempunyai biji bulat warna kuning dengan galur murni yang mempunyai biji keriput warna hijau. Karena bulat dan kuning dominan terhadap keriput dan hijau, maka F1 seluruhnya berupa kacang ercis
  • 11. berbiji bulat dan warna biji kuning. Biji-biji F1 ini kemudian ditanam kembali dan dilakukan penyerbukan sesamanya untuk memperoleh F2. Keturunan kedua F2 yang diperoleh adalah sebagai berikut. Persilangan tersebut adalah persilangan dua individu dengan dua sifat beda yaitu bentuk biji dan warna biji. B = bulat, dominan terhadap keriput b=keriput, K = kuning, dominan terhadap hijau k= hijau Perhatikan bagan persilangan dua individu dengan dua sifat beda 10 (dihibrid) di bawah P1 Kacang ercis berbiji bulat warna kuning >< Kacang ercis berbiji keriput warna hijau Genotipe BBKK >< Bbkk Gamet BK dan BK >< bk dan bk F1 BbKk Fenotipe : berbiji bulat warna kuning P2 BbKk >< BbKk Gamet BK,B k,bK,bk >< BK,Bk,bK,bk Kemungkinan terjadinya kombinasi pada F2 adalah Sbb : F2 : Gamet Gamet BK Bk bK Bk BK BBKK 1 BBKk 2 BbKK 3 BbKk 4 Bk BBKk 5 BBkk 6 BbKk 7 Bbkk 8 bK BbKK 9 BbKk 10 bbKK 11 bbKk 12 Bk BbKk 13 Bbkk 14 bbKk 15 Bbkk 16 Individu yang mengandung B memiliki biji bulat dan individu yang mengandung K memiliki biji warna kuning, Fenotipe pada F2 adalah : a. bulat – kuning = nomor : 1 , 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 13 b. bulat – hijau = nomor : 6, 18, 14 c. keripit – kuing = nomor : 11, 12, 15
  • 12. d. keriput – hijau = nomor : 16 Perbandingan Fenotipe F2 adalah : bulat – kuning : bulat – hijau : keriput – kuning : keriput – hijau = 9 : 3 : 3 : 1 Kemungkinan macam genotipe dan fenotipe pada dihibrid F2 : 11 Kemungkinan ke- Kotak nomor Genotipe Fenotipe 1 1 BBKK Bulat kuning 2 2, 5 BBKk Bulat kuning 3 3, 9 BbKK Bulat kuning 4 4,7, 10, 13 BbKk Bulat kuning 5 6 BBkk Bulat hijau 6 8, 14 Bbkk Bulat hijau 7 11 bbKK Keriput kuning 8 12, 15 bbKk Keriput kuning 9 16 bbkk Keriput hijau Perbandingan Genotipe nya : BBKK : BBKk : BbKK : BbKk : BBkk : Bbkk : bbKK : bbKk : bbkk 1 : 2 : 2 : 4 : 1 : 2 : 1 : 2 :1 3. Persilangan dua Individu dengan Tiga Sifat Beda (Trihibrid) Misalnya persilangan kacang ercis dengan tiga sifat beda yaitu :Batang tinggi, biji bulat dan biji warna kuning, dengan batang pendek, biji keriput, warna biji hijau. Keturunan F1 yang dihasilkan adalah : Bagan persilangan Trihibrid P1 TTKKBB >< Ttkkbb Fenotipe Tinggi,kuning,bulat >< Pendek,keriput,hijau Genotipe TKB >< Tkb F1 TtKkBb
  • 13. Fenotipe : Tinggi,kuning,bulat P2 TtKkBb >< TtKkBb Gamet TKB,TKb,TkB,Tkb,tKB,tKb, tkB,tkb Hubungan sifat beda dan jumlah kemungkinan fenotipe dan 12 genotipe pada F2 Jumlah Sifat Beda Jumlah Macam Gamet Jumlah Macam Genotipe F2 Jumlah Macam Fenotipe F2 Perbandingan Fenotipe F2 Jumlah Individu F2 1 21 = 2 3 2 3 : 1 4 2 22 = 4 9 4 9 : 3 : 3 : 1 16 3 23 = 8 27 8 27:9:9:9:3:3:3:1 64 N 2n 3n 2n 4n
  • 14. BAB II PEMBAHASAN 13 A. HEREDITAS Keturunan memperoleh gen dari orang tua melalui pewarisan kromosom. Kita sering melihat ada seorang anak memiliki kemiripan dengan orang tuanya misalnya seorang anak memiliki bintik-bintik yang sama dengan ibunya, dan mata seorang anak mirip dengan mata ayahnya. Tapi oraang tua tidak secara harpiah mewariskan suatu sipat kepada anak. Dibawah ini akan dijelaskan tentang pewwarisan sifat. Pewarisan sifat pada gen. orang tua memberikan sifat terkode pada anak-anaknya dalam bentuk unik herediter yang disebut gen. gen-gen yang kita warisi dari orang tua merupakan tautan-tautan genetic kita dengan orang tua, dan gen-genlan yang menebabkan kemiripan pada keluarga. Gen-gen kita mewariskan sifat-sifat spesifik yang muncul saat kita berkembang dari sel yang berfertilisasi menjadi dewasa, sel-sel menerjemahkan sifat-sifat yang diwariskan dari orangtua. Pewarisan sifa-sifat herediter memiliki basis molekuler pada reflikasi DNA secara tepat. Yang menghasilkan salinan gen – gen yang dapat diwariskan dari orang tua kepada anak. Setiap spesies memiliki jumlah kromosom yang khas, misalnya manusia memiliki 46 kromosom dihampir semua selnya. Setiap kromosom terdidi atas satu DNA tunggal yang panjang yang terkumpar secara rumit bersama dengan berbagai protein. Suatu kromosom mengandung ratusan atau bahkan ribuan gen, yang masing-masing merupakan sekuens spesifik nukleotida dalam molekul. Mendel dan gagasan tentang gen Genetika modern terlahir disuatu biara, tempat seorang biarawan bernama Groger Mendel mendokumentasikan mekanisme pertikulat untuk pewarisan sifat. Mendel menemukan prinsif-prinsif tentang pewarisan sifat dengan cara membiakan ercis kebun, dalam percobaan – percobaan yang secara hati-hati. Dan kita akan melihat bagaimana model penelitian mendel
  • 15. berlaku untuk pewarisan sifat variasi manusia termasuk kelainan herediter seperti penyakit sel-sabit. Model menndel Ada empat Model mendel yang digunakan dalam hereditas yang saling mendukung dengan hokum sebelumnya, yaitu: Yang pertama versi alternative gen menyebabkan vaiasi yang 14 diwarisi. Kedua untuk setiap karakter organisme mewarisi dua alel, satu dari masing – masing induk. Ketiga jika dua alel pada suatu lokus berbeda, maka salah satunya adalah alel dominan, nenentukan kenampakan organism, yang satu lagi alel resesif. Dan yang keempat hokum segresi menyatakan : bahwa ada dua alel untuk satu karakter terwariskan bersegresi (memisah) selama pembentukan gamet dan akhirnya berada dalam gamet-gamet berbeda. Dengan demikian sel telur atau sel seperma hanya memperoleh salah satu dari kedua alel yang ada dalam sel-sel somatic dari organism pembuat gamet tersebut. Homozigot adalah suatu organism yang memiliki sepasang alel identik untuk suatu karakter (gen). PP = ercis bunga ungu untuk alel dominan pp = ercis bunga pitih untuk alel resesif terjadi pada persilangan galur murni Heterozigot adalah suatu organism yang memiliki dua alel yang brbeda untuk suatu gen (Pp). Hereditas pada manusia mempelajari mengenai macam penurunan sifat atau kelainan pada manusia. Penurunan sifat pada manusia dibedakan menjadi dua yaitu: 1. autosomal sifat yang terpaut koromosom tubuh, Sifat yang autosomal manifestasinya dapat muncul baik pada anak laki-laki maupun perempuan.
  • 16. 2. gonosomal sifat yang terpaut kromosom sex, sifat yang gonosomal manifestasinya dipengaruhi oleh jenis kelamin, bisa hanya muncul pada anak laki-laki saja atau perempuan saja. 15 B. DASAR GENETIKA Keragaman yang terdapat dalam jenis atau spesies disebabkan dua faktor antara lain keragaman yang disebabkan oleh lingkungan dan keragaman yang disebabkan sifat-sifat yang diwariskan atau genetik. Dalam menilai keragaman genetik dalam satu spesies (jenis) dihadapkan pada pertentangan bentuk dari suatu sifat atau karakter, seperti tinggi dan rendah, pewarnaan, umur, dan sebagainya. Karakter tersebut ditentukan oleh gen-gen tertentu yang terdapat pada kromosom, interaksi gen-gen dengan lingkungan (Makmur, 1988). Gen adalah bahan dasar genetik berupa DNA (Deoxyribo Nucleic Acid) yang mengontrol penampilan seperti sifat-sifat yang diwariskan dari suatu generasi ke generasi berikutnya. DNA berperan dalam menimbulkan keragaman dan sekarang merupakan senyawa kimia yang banyak dipelajari dengan intensif dan menentukan perkembangan genetika modern dengan memanipulasi serta merekayasa (Hartana, 1992). DNA merupakan persenyawaan kimia yang paling penting pada makhluk hidup yang membawa keterangan genetik dari sel khususnya atau dari makhluk hidup dalam keseluruhanmya dari suatu generasi ke generasi berikutnya. Dalam sel, asam nucleat bergabung dengan molekul protein membentuk molekul yang lebih besar yaitu nucleoprotein yang dianggap sebagai molekul pembawa informasi genetika. DNA umumnya terdapat pada semua mahluk hidup. Maka terbukti disini bahwa molekul DNA dengan urutan nucleotidanya merupakan penentu struktur dasar kehidupan.
  • 17. 16 C. PERBEDAAN DNA DAN RNA DNA : Letaknya di inti sel, Bentuk pita spiral ganda, Komponen gula deoksiribosa, Ukuran sangat panjang, Basa nitrogen purin:adenin, guanin:sitosint-imin, Kadar tidak dipengaruhi oleh kecepatan sintesis protein, Fungsi mengendalikan faktor keturunan dan sintesis protein. RNA : Letaknya di intisel,sitopla-sma, ribosom, Bentuk pita tunggal, Komponen gula ribosa, Ukuran pendek, Basa nitrogen purin:adenin, GuaninPirimidin- : Sitosin, Urasil, Kadar Berubah-ubah menurutkecepata-n sintesis protein Fungsi sintesis protein
  • 18. BAB III PENUTUP 17 Kesimpulan Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada organisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya 'Percobaan mengenai Persilangan Tanaman'. Hukum ini terdiri dari dua bagian: Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Pertama Mendel, dan Hukum berpasangan secara bebas (independent assortment) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Kedua Mendel.
  • 19. DAFTAR PUSTAKA http://biologimediacentre.com/genetika-hukum-mendel/#sthash.C7PN7wAX.dpuf http://www.scribd.com/doc/84672312/Pewarisan-Sifat-Sifat-Keturunan http://endick.wordpress.com/2008/01/30/percobaan-mendel-2/ http://smointi.blogspot.com/2010/12/makalah-hukum-mendel.html 18