SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
EPISTASI &
HIPOSTASIS
KOMPLEMENTER

POLIMERI
KRIPTOMERI
ATAVISME
KOMPLEMENTER
Fenomena gen komplementer kali pertama diamati oleh .
Bateson dan R.C. Punnet saat mengamati persilangan bunga
athyrus odoratus. Komplementer merupakan interaksi gen
yang saling melengkapi. Jika salah satu gen tidak muncul,
sifat yang dimaksud juga tidak muncul atau tidak sempurna.
Pada bunga athyrus odoratus, terdapat dua gen yang saling
berinteraksi dalam memunculkan pigmen pada bunga.
Gen C : membentuk pigmen warna
Gen c : tidak membentuk pigmen warna
Gen P : membentuk enzim pengaktif pigmen
Gen p : tidak membentuk enzim pengaktif pigmen
Generasi
F2 
menghasilk
an
perbanding
an fenotipe
ungu dan
putih
sebesar

9:7
POLIMERI

Elson Ehle membuktikan polimeri ketika
menyilangkan gandum kulit merah dengan kulit
putih. Generasi F1 hasil perbandingan tersebut
menghasilkan 100% gandum kulit merah.
Persilangan F1 menghasilkan generasi F2
dengan perbandingan kulit merah dan putih
sebesar 15:1. Dari perbandingan tersebut
dapat diduga bahwa persilangan yang
dilakukan merupakan persilangan dihibrid.
Generasi
F2 
menghasilk
an
perbanding
an fenotipe
merah dan
putih
sebesar

15:1
ATAVISME
Fenomena ini diungkapkan kali pertama oleh William
Bateson dan R.C Punnett. Mereka mengawinkan berbagai
macam ayam dengan memerhatikan bentuk jengger.
Persilangan antara ayam berjengger tipe rose (mawar)
dengan tipe pea (ercis) menghasilkan 100% ayam
berjengger walnut. Semula, munculnya ayam berjengger
alnut diduga merupakan sifat intermedier (sifat antara)
yang muncul jika gennya heterozigot. Akan tetapi, jika
ayam F1 berjengger walnut tersebut dikawinkan
sesamanya, dihasilkan empat fenotipe dengan
perbandingan 9:3:3:1. Selain fenotipe jengger ayam rose,
pea, dan walnut muncul satu sifat baru lain, yakni single
(tunggal).
Generasi
F2 
menghasilk
an
perbanding
an fenotipe
walnut,
pea, rose,
dan tunggal
sebesar

9:3:3:1
Sepasang alel (RR) menentukan tipe
jengger rose dan sepasang alel (PP)
menentukan tipe jengger pea. Interaksi
antar gen rose dan pea menghasilkan
fenotipe alnut (R-P-) dan single (rrpp). Gen
R dominan terhadap alel r dan gen P
dominan terhadap p. Satu atau sepasang
gen R dominan terhadap gen r, dalam hal
ini menghasilkan fenotipe baru, yakni
walnut. Sepasang gen rrpp menghasilkan
fenotipe baru, single. Meskipun terdapat
dominansi antara gen P dan gen R, gengen tersebut bukanlah gen sealel (Suryo,
2001: 131).
Gen komplementer & atavisme

More Related Content

What's hot (20)

Hukum hardy weinberg
Hukum hardy weinbergHukum hardy weinberg
Hukum hardy weinberg
 
No.39 soal un 2012 biologi pewarisan sifat
No.39 soal un 2012 biologi pewarisan sifatNo.39 soal un 2012 biologi pewarisan sifat
No.39 soal un 2012 biologi pewarisan sifat
 
Protein
ProteinProtein
Protein
 
PPT M2 KB4
PPT M2 KB4PPT M2 KB4
PPT M2 KB4
 
Bab 6 pewarisan sifat
Bab 6 pewarisan sifatBab 6 pewarisan sifat
Bab 6 pewarisan sifat
 
5. lkpd mendel
5. lkpd mendel5. lkpd mendel
5. lkpd mendel
 
Persilangan monohibrid
Persilangan monohibridPersilangan monohibrid
Persilangan monohibrid
 
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANGKROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
 
Hereditas pada mansia
Hereditas pada mansiaHereditas pada mansia
Hereditas pada mansia
 
Transkripsi, translasi dan replikasi
Transkripsi, translasi dan replikasiTranskripsi, translasi dan replikasi
Transkripsi, translasi dan replikasi
 
Skl 33. penyimpangan semu hukum mendel
Skl 33. penyimpangan semu hukum mendelSkl 33. penyimpangan semu hukum mendel
Skl 33. penyimpangan semu hukum mendel
 
Kromosom
KromosomKromosom
Kromosom
 
Hormon
HormonHormon
Hormon
 
MUTASI pada GENOM
MUTASI pada GENOMMUTASI pada GENOM
MUTASI pada GENOM
 
PPT Interaktif Hukum Mendel
PPT Interaktif Hukum MendelPPT Interaktif Hukum Mendel
PPT Interaktif Hukum Mendel
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
 
Genetika penentuan jenis kelamin
Genetika penentuan jenis kelaminGenetika penentuan jenis kelamin
Genetika penentuan jenis kelamin
 
Transkripsi eukariot-prokariot
Transkripsi eukariot-prokariotTranskripsi eukariot-prokariot
Transkripsi eukariot-prokariot
 
Interaksi antar-gen
Interaksi antar-genInteraksi antar-gen
Interaksi antar-gen
 
Kelenjar gonad
Kelenjar gonadKelenjar gonad
Kelenjar gonad
 

Viewers also liked

Viewers also liked (6)

Penyimpangan semu hukum mendel
Penyimpangan semu hukum mendelPenyimpangan semu hukum mendel
Penyimpangan semu hukum mendel
 
Polimeri
PolimeriPolimeri
Polimeri
 
Polimer
PolimerPolimer
Polimer
 
Polimer
PolimerPolimer
Polimer
 
Polimer
PolimerPolimer
Polimer
 
Polimeri 1
Polimeri 1Polimeri 1
Polimeri 1
 

Similar to Gen komplementer & atavisme

Penyimpangan Pola Hereditas
Penyimpangan Pola HereditasPenyimpangan Pola Hereditas
Penyimpangan Pola Hereditasvigaoliv
 
7. Interaksi Gen New.pptx
7. Interaksi Gen New.pptx7. Interaksi Gen New.pptx
7. Interaksi Gen New.pptxMiatiBana
 
Bab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptx
Bab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptxBab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptx
Bab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptxNairaParsa
 
Interaksi antara gen-gen
Interaksi antara gen-genInteraksi antara gen-gen
Interaksi antara gen-genIntan Aiia'
 
pola-heriditas.ppt
pola-heriditas.pptpola-heriditas.ppt
pola-heriditas.pptMeinaLegista
 
Pola Hereditas
Pola HereditasPola Hereditas
Pola HereditasDa Idaa
 

Similar to Gen komplementer & atavisme (9)

Penyimpangan Pola Hereditas
Penyimpangan Pola HereditasPenyimpangan Pola Hereditas
Penyimpangan Pola Hereditas
 
7. Interaksi Gen New.pptx
7. Interaksi Gen New.pptx7. Interaksi Gen New.pptx
7. Interaksi Gen New.pptx
 
PPT POLA POLA HEREDITAS.pptx
PPT POLA POLA HEREDITAS.pptxPPT POLA POLA HEREDITAS.pptx
PPT POLA POLA HEREDITAS.pptx
 
Bab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptx
Bab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptxBab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptx
Bab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptx
 
Interaksi antara gen-gen
Interaksi antara gen-genInteraksi antara gen-gen
Interaksi antara gen-gen
 
Pola-pola Hereditas.ppt
Pola-pola Hereditas.pptPola-pola Hereditas.ppt
Pola-pola Hereditas.ppt
 
Mendelisme1
Mendelisme1Mendelisme1
Mendelisme1
 
pola-heriditas.ppt
pola-heriditas.pptpola-heriditas.ppt
pola-heriditas.ppt
 
Pola Hereditas
Pola HereditasPola Hereditas
Pola Hereditas
 

Gen komplementer & atavisme

  • 2. KOMPLEMENTER Fenomena gen komplementer kali pertama diamati oleh . Bateson dan R.C. Punnet saat mengamati persilangan bunga athyrus odoratus. Komplementer merupakan interaksi gen yang saling melengkapi. Jika salah satu gen tidak muncul, sifat yang dimaksud juga tidak muncul atau tidak sempurna. Pada bunga athyrus odoratus, terdapat dua gen yang saling berinteraksi dalam memunculkan pigmen pada bunga. Gen C : membentuk pigmen warna Gen c : tidak membentuk pigmen warna Gen P : membentuk enzim pengaktif pigmen Gen p : tidak membentuk enzim pengaktif pigmen
  • 4. POLIMERI Elson Ehle membuktikan polimeri ketika menyilangkan gandum kulit merah dengan kulit putih. Generasi F1 hasil perbandingan tersebut menghasilkan 100% gandum kulit merah. Persilangan F1 menghasilkan generasi F2 dengan perbandingan kulit merah dan putih sebesar 15:1. Dari perbandingan tersebut dapat diduga bahwa persilangan yang dilakukan merupakan persilangan dihibrid.
  • 6. ATAVISME Fenomena ini diungkapkan kali pertama oleh William Bateson dan R.C Punnett. Mereka mengawinkan berbagai macam ayam dengan memerhatikan bentuk jengger. Persilangan antara ayam berjengger tipe rose (mawar) dengan tipe pea (ercis) menghasilkan 100% ayam berjengger walnut. Semula, munculnya ayam berjengger alnut diduga merupakan sifat intermedier (sifat antara) yang muncul jika gennya heterozigot. Akan tetapi, jika ayam F1 berjengger walnut tersebut dikawinkan sesamanya, dihasilkan empat fenotipe dengan perbandingan 9:3:3:1. Selain fenotipe jengger ayam rose, pea, dan walnut muncul satu sifat baru lain, yakni single (tunggal).
  • 7.
  • 9. Sepasang alel (RR) menentukan tipe jengger rose dan sepasang alel (PP) menentukan tipe jengger pea. Interaksi antar gen rose dan pea menghasilkan fenotipe alnut (R-P-) dan single (rrpp). Gen R dominan terhadap alel r dan gen P dominan terhadap p. Satu atau sepasang gen R dominan terhadap gen r, dalam hal ini menghasilkan fenotipe baru, yakni walnut. Sepasang gen rrpp menghasilkan fenotipe baru, single. Meskipun terdapat dominansi antara gen P dan gen R, gengen tersebut bukanlah gen sealel (Suryo, 2001: 131).

Editor's Notes

  1. biologi-indonesia.blogspot.com/2013/10/penjelasan-tentang-penyimpangan-semu.html
  2. Berdasarkan gen-gen tersebut, warna pada bunga hanya akan timbul jika kedua gen, penghasil pigmen (C) dan penghasil enzim pengaktif pigmen (P), muncul. Jika salah satu atau kedua gen tidak muncul, bunga tidak berwarna (putih). Perhatikan persilangan berikut.
  3. Berdasarkan hasil persilangan, generasi F2 menghasilkan perbandingan fenotipe ungu dan putih sebesar 9:7. Sepintas, tampak hal tersebut tidak sesuai hukum Mendel. Akan tetapi, sebenarnya perbandingan 9:7 tersebut hanya modifikasi dari perbandingan 9 : (3+3+1).
  4. Perbandingan 15:1 merupakan modifikasi dari hukum Mendel mengenai persilangan dihibrid. Perbandingan 15:1 dihasilkan dari modifikasi perbandingan (9+3+3) : 1. Penelitian lebih lanjut memperlihatkan bahwa gen pembawa sifat merah adalah dominan dan terdapat dua pasang alel yang menentukan sifat kulit merah. Perhatikan persilangan berikut.
  5. Berdasarkan hasil generasi F2, diketahui bahwa terdapat 15 dari 16 kemungkinan perkawinan menghasilkan fenotipe merah, karena mengandung gen dominan M. Adapun satu kemungkinan menghasilkan fenotipe putih karena tidak memiliki gen dominan M. Hasil generasi F2 juga mengungkapkan bahwa semakin banyak gen dominan M, semakin tua warna kulit gandum tersebut. Jika terjadi sebaliknya, warna kulit gandum semakin putih.Dari percobaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa polimeri merupakan peristiwa dipengaruhinya satu ciri oleh banyak gen yang berdiri sendiri dan terjadi secara akumulatif. Semakin banyak gen yang memengaruhi, semakin nyata perbedaannya. Contoh lain polimeri terjadi pada warna iris mata manusia dan warna kulit.
  6. Jengger tipe walnut dan single merupakan tipe jengger baru yang muncul dan tidak dijumpai pada kedua induk. Hal ini disebabkan oleh adanya interaksi antargen. Adanya empat sifat beda dengan perbandingan 9:3:3:1 memberikan petunjuk bahwa terdapat dua pasang alel yang berbeda ikut mempengaruhi bentuk jengger ayam.