Dokumen tersebut membahas tentang hukum Mendel dan genetika ikan. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan bahwa Mendel mengembangkan konsep hereditas berdasarkan eksperimennya dengan pisang, dan menyimpulkan bahwa sifat-sifat diturunkan dalam bentuk unit-unit terpisah yang disebut gen. Dokumen tersebut juga membahas berbagai bentuk aksi gen seperti dominan komplet, non-komplet, aditif, serta inter
1. Dokumen tersebut membahas tentang pedoman pengkajian fenotip kualitatif dan kuantitatif dalam unit pembenihan ikan. Fenotip kualitatif seperti warna dan pola sisik dikendalikan oleh satu atau beberapa gen, sedangkan fenotip kuantitatif seperti bobot badan dipengaruhi banyak gen.
2. Dibahas pula cara membuat galur murni dari populasi dengan genotipe homozigot untuk mempertahankan fenotipe tert
Dokumen tersebut membahas tentang penyimpangan hukum Mendel dalam warisan sifat akibat interaksi antar alel dan genetik, seperti dominansi tidak sempurna, kodominan, alel ganda, alel letal, atavisme, kriptomeri, polimeri, epistasis, hipostasis, dan komplementer. Interaksi-interaksi tersebut menyebabkan perbandingan fenotipe keturunan F2 yang berbeda dari perkuman hukum Mendel semula.
1. Dokumen tersebut membahas tentang pedoman pengkajian fenotip kualitatif dan kuantitatif dalam unit pembenihan ikan. Fenotip kualitatif seperti warna dan pola sisik dikendalikan oleh satu atau beberapa gen, sedangkan fenotip kuantitatif seperti bobot badan dipengaruhi banyak gen.
2. Dibahas pula cara membuat galur murni dari populasi dengan genotipe homozigot untuk mempertahankan fenotipe tert
Dokumen tersebut membahas tentang penyimpangan hukum Mendel dalam warisan sifat akibat interaksi antar alel dan genetik, seperti dominansi tidak sempurna, kodominan, alel ganda, alel letal, atavisme, kriptomeri, polimeri, epistasis, hipostasis, dan komplementer. Interaksi-interaksi tersebut menyebabkan perbandingan fenotipe keturunan F2 yang berbeda dari perkuman hukum Mendel semula.
Dokumen tersebut membahas tentang pembentukan gamet menurut hukum-hukum Mendel, meliputi proses segregasi dan asortasi gen pada meiosis, jumlah dan macam gamet yang dihasilkan berdasarkan jumlah lokus dan keadaan tautan antar gen, serta soal uji kompetensi terkait materi tersebut.
Dokumen tersebut membahas mengenai prinsip-prinsip dasar pewarisan sifat menurut hukum Mendel beserta penjelasan mengenai penyimpangan-penyimpangannya. Juga dibahas mengenai upaya mempelajari pola pewarisan sifat pada manusia untuk mengidentifikasi penyakit dan kelainan.
Dokumen tersebut membahas berbagai pola hereditas semu seperti atavisme, epistasis, hipostasis, polimeri, kriptomeri, gen komplementer, pautan dan pindah silang, determinasi seks, serta penjelasan singkat tentang setiap pola hereditas tersebut."
Ini adalah ringkasan materi Biologi tentang mater ini. ini dibuat untuk mempermudah adik-adik dalam belajar, karena banyak sekali buku atau referensi yang dipakai akan membuat kita bingung harus membaca yang mana. apalagi dalam menghadapi UN dan USBN yang sudah didepan mata, kita harus membuat trik dan strategi yang cepat dan tepat dalam mengulang materi yang sudah lalu agar gampang untuk diingat dan dicerna. semoga bermanfaat, sehat dan sukses selalu.
Dokumen tersebut membahas tentang pola-pola hereditas dan hukum-hukum genetika Mendel. Mendel melakukan percobaan dengan tanaman kacang kapri untuk menemukan hukum-hukum genetikanya, yaitu Hukum Mendel I tentang segregasi alel secara bebas dan Hukum Mendel II tentang pengelompokan gen secara bebas. Dokumen juga membahas tentang istilah-istilah genetika dan penyimpangan-penyimpangan dari h
PPT ini menyajikan ulasan mengenai Penyimpangan yang terjadi pada pola hereditas
PPT ini juga dikerjakan untuk memenuhi tugas BIOLOGI kelas XII-IPA
semoga membantu para pembaca dalam menambah wawasan ataupun sebagai tugas yang akan datang .
thank you
by : viga olivia
tema by : WPSoffice2016
Gen letal dapat menyebabkan kematian pada individu ketika berada dalam keadaan homozigot. Gen letal dapat berupa dominan ataupun resesif, dimana gen letal dominan akan menyebabkan kematian pada kondisi homozigot dominan, sedangkan gen letal resesif menyebabkan kematian pada kondisi homozigot resesif. Beberapa contoh gen letal pada manusia dan hewan dijelaskan.
Dokumen tersebut membahas tentang hukum-hukum pewarisan Mendel dan percobaan-percobaannya. Hukum pertama Mendel menyatakan bahwa gen akan terpisah pada pembentukan gamet, sedangkan hukum kedua menyatakan bahwa penurunan sifat tidak saling bergantung. Mendel melakukan berbagai percobaan silang pada tanaman kacang ercis untuk menguji hukum-hukum ini.
Penyimpangan fenotipe yang tidak sesuai dengan hukum Mendel dapat terjadi karena interaksi antar alel dan interaksi genetik seperti kodominan, dominansi tidak sempurna, alel ganda, alel letal, atavisme, epistasis, polimeri, kriptomeri dan komplementer.
Teks tersebut membahas tentang percobaan Mendel pada kacang kapri dan hukum-hukum pewarisan sifatnya, termasuk istilah-istilah dalam genetika dan prinsip-prinsip dasar genetika seperti segregasi alel, kombinasi alel, dominansi, resesivitas, rasio genotipe dan fenotipe, serta berbagai jenis persilangan.
Dokumen tersebut membahas tentang materi genetika yang mencakup struktur dan fungsi kromosom dan DNA, serta hukum-hukum genetika Mendel yang menjelaskan tentang pemisahan dan pengelompokan gen secara independen pada keturunan hasil persilangan.
Dokumen tersebut membahas tentang pembentukan gamet menurut hukum-hukum Mendel, meliputi proses segregasi dan asortasi gen pada meiosis, jumlah dan macam gamet yang dihasilkan berdasarkan jumlah lokus dan keadaan tautan antar gen, serta soal uji kompetensi terkait materi tersebut.
Dokumen tersebut membahas mengenai prinsip-prinsip dasar pewarisan sifat menurut hukum Mendel beserta penjelasan mengenai penyimpangan-penyimpangannya. Juga dibahas mengenai upaya mempelajari pola pewarisan sifat pada manusia untuk mengidentifikasi penyakit dan kelainan.
Dokumen tersebut membahas berbagai pola hereditas semu seperti atavisme, epistasis, hipostasis, polimeri, kriptomeri, gen komplementer, pautan dan pindah silang, determinasi seks, serta penjelasan singkat tentang setiap pola hereditas tersebut."
Ini adalah ringkasan materi Biologi tentang mater ini. ini dibuat untuk mempermudah adik-adik dalam belajar, karena banyak sekali buku atau referensi yang dipakai akan membuat kita bingung harus membaca yang mana. apalagi dalam menghadapi UN dan USBN yang sudah didepan mata, kita harus membuat trik dan strategi yang cepat dan tepat dalam mengulang materi yang sudah lalu agar gampang untuk diingat dan dicerna. semoga bermanfaat, sehat dan sukses selalu.
Dokumen tersebut membahas tentang pola-pola hereditas dan hukum-hukum genetika Mendel. Mendel melakukan percobaan dengan tanaman kacang kapri untuk menemukan hukum-hukum genetikanya, yaitu Hukum Mendel I tentang segregasi alel secara bebas dan Hukum Mendel II tentang pengelompokan gen secara bebas. Dokumen juga membahas tentang istilah-istilah genetika dan penyimpangan-penyimpangan dari h
PPT ini menyajikan ulasan mengenai Penyimpangan yang terjadi pada pola hereditas
PPT ini juga dikerjakan untuk memenuhi tugas BIOLOGI kelas XII-IPA
semoga membantu para pembaca dalam menambah wawasan ataupun sebagai tugas yang akan datang .
thank you
by : viga olivia
tema by : WPSoffice2016
Gen letal dapat menyebabkan kematian pada individu ketika berada dalam keadaan homozigot. Gen letal dapat berupa dominan ataupun resesif, dimana gen letal dominan akan menyebabkan kematian pada kondisi homozigot dominan, sedangkan gen letal resesif menyebabkan kematian pada kondisi homozigot resesif. Beberapa contoh gen letal pada manusia dan hewan dijelaskan.
Dokumen tersebut membahas tentang hukum-hukum pewarisan Mendel dan percobaan-percobaannya. Hukum pertama Mendel menyatakan bahwa gen akan terpisah pada pembentukan gamet, sedangkan hukum kedua menyatakan bahwa penurunan sifat tidak saling bergantung. Mendel melakukan berbagai percobaan silang pada tanaman kacang ercis untuk menguji hukum-hukum ini.
Penyimpangan fenotipe yang tidak sesuai dengan hukum Mendel dapat terjadi karena interaksi antar alel dan interaksi genetik seperti kodominan, dominansi tidak sempurna, alel ganda, alel letal, atavisme, epistasis, polimeri, kriptomeri dan komplementer.
Teks tersebut membahas tentang percobaan Mendel pada kacang kapri dan hukum-hukum pewarisan sifatnya, termasuk istilah-istilah dalam genetika dan prinsip-prinsip dasar genetika seperti segregasi alel, kombinasi alel, dominansi, resesivitas, rasio genotipe dan fenotipe, serta berbagai jenis persilangan.
Dokumen tersebut membahas tentang materi genetika yang mencakup struktur dan fungsi kromosom dan DNA, serta hukum-hukum genetika Mendel yang menjelaskan tentang pemisahan dan pengelompokan gen secara independen pada keturunan hasil persilangan.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi dan konsep dasar genetika seperti penurunan sifat, kromosom, interaksi antar alel, penurunan sifat rangkai seks, dan contoh penyakit genetika pada manusia.
Dokumen tersebut membahas tentang genetika dan evolusi. Terdapat beberapa topik utama seperti variasi genetik yang disebabkan oleh mutasi, hereditas Mendel, rekombinasi gen, dan mekanisme evolusi seperti hanyutan genetik dan efek pendiri.
Genetika mempelajari pewarisan sifat dari orang tua ke keturunan melalui sel kelamin. Mendel menemukan hukum pewarisan sifat melalui percobaan persilangan tanaman kacang ercis. Ia mengamati tujuh sifat seperti warna dan bentuk biji. Hasil persilangan monohibrid dan dihibrid menunjukkan perbandingan fenotip dan genotip tertentu pada keturunan.
Makalah ini membahas tentang kode genetika meliputi prinsip hukum Mendel, hukum segregasi dan asortasi bebas Mendel, serta hereditas yang berkaitan dengan DNA, RNA, dan sintesis protein.
Pewarisan sifat dapat diturunkan dari orang tua ke anak melalui gen yang terdapat pada kromosom di dalam sel. Terdapat beberapa istilah kunci seperti gen, kromosom, DNA, genotip, fenotip, dan lainnya yang berhubungan dengan pewarisan sifat.
Dokumen tersebut membahas tentang hukum-hukum pewarisan sifat Mendel beserta simbol-simbol dan konsep yang terkait. Termasuk di dalamnya adalah penjelasan tentang hukum Mendel pertama dan kedua yang didapat dari percobaan persilangan monohibrid dan dihibrid pada tanaman kacang ercis. Dokumen ini juga membahas berbagai penyimpangan yang dapat ter
Genetika dan hereditas membahas tentang penyebaran, ekspresi, dan evolusi gen serta prinsip-prinsip dasar warisan Mendel seperti hukum segregasi dan independent assortment. Faktor lingkungan dapat mempengaruhi ekspresi gen seperti pada kasus fenilketonuria."
PPT BIOLOGI POLA-POLA HEREDITAS KELOMPOK 5.pdfShafrinaLee
Dokumen tersebut membahas mengenai genetika dan hukum-hukum pewarisan sifat menurut Gregor Mendel. Terdapat penjelasan mengenai hukum segregasi, asortasi, uji silang, silang balik, penyilangan resiprok, menghitung gamet, dan penyimpangan hukum Mendel.
Bab 5 membahas pola-pola hereditas dan hukum-hukum warisan sifat Mendel. Hukum pertama Mendel menyatakan bahwa alel segregasi secara bebas saat pembentukan gamet. Hukum kedua menyatakan bahwa alel bergabung secara acak saat pembuahan untuk membentuk kombinasi genotipe baru. Bab ini juga membahas berbagai pola interaksi alel, tautan gen, penentuan jenis kelamin, dan kelainan genetika p
Istilah-istilah dalam Materi Pewarisan Sifat (Terms in Inheritance Subject Ma...Gita Puspita
Dokumen tersebut membahas tentang istilah-istilah yang berkaitan dengan pewarisan sifat seperti genotipe, fenotipe, gen dominan, gen resesif, persilangan monohibrid dan dihibrid, hukum Mendel, dan pewarisan sifat yang terpaut seks seperti buta warna dan golongan darah. Dokumen ini juga berisi soal-soal untuk menguji pemahaman tentang konsep-konsep tersebut.
Gaya Lorentz adalah gaya yang dialami oleh partikel bermuatan atau arus listrik yang bergerak dalam medan magnet. Gaya ini timbul akibat interaksi medan magnetik dengan arus listrik atau muatan yang bergerak. Dokumen ini menjelaskan konsep dasar gaya Lorentz beserta rumus-rumus yang terkait dan beberapa aplikasinya seperti galvanometer, motor listrik, pengeras suara, spektrometer massa, dan siklotron.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep-konsep gerak lurus dan gerak vertikal, termasuk gerak lurus beraturan, gerak lurus berubah beraturan, gerak jatuh bebas, gerak naik, dan gerak turun. Dijelaskan pula besaran-besaran yang terkait seperti jarak, kecepatan, percepatan, serta hubungan antara besaran-besaran tersebut. Grafik yang mewakili konsep-konsep gerak tersebut juga dijelaskan.
Gelombang elektromagnetik terdiri atas medan listrik dan magnet yang saling tegak lurus dan merambat bersama-sama tanpa memerlukan medium. Spektrum gelombang elektromagnetik meliputi gelombang radio, mikro, inframerah, cahaya tampak, ultraviolet, sinar-X, dan gamma, yang masing-masing memiliki sifat dan fungsi tersendiri dalam kehidupan sehari-hari.
Dokumen tersebut membahas beberapa teori evolusi, termasuk Teori Evolusi Sintesis yang menggabungkan pandangan Darwin dengan genetika, serta kritik terhadap Teori Darwin seperti ketidakmampuannya menjelaskan mekanisme genetis evolusi. Juga dibahas implikasi teori evolusi dalam konservasi satwa liar di Indonesia dan peningkatan hasil pertanian melalui seleksi buatan.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
2.
Selama abad 19 berkembang konsep tentang
heriditas Lamarck
Hipotesa Darwin ‘Pangenesis”
germ sel mengandung semua komponen sel dari
keseluruhan tubuh, yang artinya materi genetik
pada germ sell sama dengan materi genetik yang
ada pada tubuh
Konsep maternal.>< Paternal
3. EKsperiment Darwin
fenotif suatu tanaman (Pisum sativoum), yang
memiliki sifat
bentuk biji (bundar& keriput),
Warna Biji (Kuning& hijau),
Warna bungga (Putih &merah-unggu),
Perbedaan Bentuk polong (Mengembung & keriput),
Perbedaan kedudukan bunga (Aksial dan terminal)
serta
perbedaan tinggi Tanaman.
4.
Pada tahap awal Mendel Mengisolasi semua jenis
tanaman tersebut dalam tempat yang terpisah dan
melakukan seleksi fenotif (galur murni)
Kemudian dilakukan uji peryerbukan buatan antar
varietas untuk mendapatkan filial pertamanya
berdasarkan pasangan tetuanya. Selanjutnya F1
tersebut ditanam kembali dan dibiarkan terjadi
peryerbukan secara alami untuk mendapatkan F2.
berdasarkan sifat sifat yang muncul dari F2, sifat F3,
dari perkawinan antar F 2. dsb, Mendel menyusun
teori hereditasnya.
5.
Gregor mendel mengembangkan konsep sistim
hereditas dari suatu ekprimen,
bahwa material heriditas berasal dari kedua
induknya (Maternal-Paternal) dalam bentuk unit
terpisah
dimana akan berekspresi dalam anakan pada
generasi berikutnya.
Dari hasil penemuan tentang konsep hereditas ini
mendel disebut sebagai peletak pertama konsep
genetika
6. hipotesa mendel
Informasi untuk semua sifat (Warna) adalah
faktor tertentu yang diwariskan oleh (Gen)
Gen berada dalam bentuk berpasangan
yang disebut alel.
Pada organisme diploid, alel dominan suatu
gen mungkin menutupi ekspresi alel resesif
7.
Mc Lord ,Avery dan dan Mc Carty.
Disebut sebagai tonggak kedua perkembangan ilmu
genetik karena penjelasannya bahwa gen itu adalah
DNA.
DNA merupakan senyawa nukleotida yang mampu
mengadakan self reproduktif menghasilkan copi
duplikasi
Struktur DNA berhasil ditemukan seiring dengan
perkembangan miskroskop elektron
Watson dan Crik menunjukkan model heliksrangkap dari DNA.
8. Sifat Pewarisan materi
genetik
Hukum Mendel I & II
Penjelasan lebih lanjut
Bentuk aksi gen dalam
pewarisan suatu fenotif
Dilihat dari jumlah gen pengaur
Aksi gen Tunggal
fenotif
Aksi dua gen
aditif
komplet
Tidak komnplit
Aksi banyak gen
epistatik
9. GENETIKA IKAN
Ikan memiliki varisi fenotif yang beragam. Ada dua tipe
variasi fenotif:
Kuantitati variasi, variasi fenotif yang terukur; panjang,
berat.
Kualitatif variasi, variasi fenotif yang tidak terukur, disebut
juga sebagai fenotif (warna, spot, miror dll)
Kualitatif fenotif sering disebut sebagai genetik mendel..
Gen bisa berada dalam autosom maupun kromoson sex,.
Secara umum Ekspresi gen autosom terdiri atas:
Aditif
: tiap alel menghasilkan efek fenotif yang seimbang
Non adiftif : apabila salah satu alel menghasilkan ekpresi
fenotif yang lebih kuat dari alel yang lain
10. WARNA IKAN
Pada ikan warna yang muncul merupakan pengabungan dari
beberapa tipe pigmentasi:
pigmen hitam dan melanin ada pada melanophore
pigmen kuning ada pada xanthophore
pigmen merah ada pada erythophore
pigmen silver ada pad iridocyte pada sel ephithel
biru pada guanophore
ikan yang kekurangan pigmen melanin/ hitam, terjadi
reduksi/ pengurangan pigmen yang lain sehingga akan
berwarna putih/pale cream dan ikannya disebut sebagai
albino.
11. BENTUK AKSI GEN
SINGLE GENOTIF
COMPLET DOMINAN
Aksi dominan muncul jika suatu alel berekspresi
lebih kuat dari alel lainnya. Alel yang memiliki
ekspresi lebih kuat disebut dominan,
sedang yang ekspresinya lemah disebut resesif.
Jika bentuk aksi gen bersifat komplet dominan,
maka hanya ada dua feotif,
12.
Ikan F1 akan menghasilkan ikan berwarna (heterozigot) dan albino,
apabila dikawinkan sesamannya. F2 terdiri dari 3 genotif dan 2
fenotif, dominasi alel warna terhadap alel resesif albino terlihat pada
genotif heterozigot Aa yan menghasilkan fenotif ikan berwarna .
(warna)
AA
AA
F2 (3:1)
><
aa (albino)
Aa
>< Aa
AA
Aa
(F1)
aa
13. Non komplit dominan
V gen mmenunjukkan jumlah guanophore yang mempengaruhi warna tubuh,
karena dominasinya yang tidak komplit, genotif heterozigotnya menghasilkan
Adalah bentuk dominasi alel
dominan terhadap alel resesif,
tetapi tidak cukup mempengaruhi
fenotif pada kondisi genotif
hetorozigot. Gen yang memiliki
alel non komplit dominan
menghasilkan 3 genotif dan
fenotif.
Pada kondisi heteozigot kedua
alel saling mempengaruhi
membentuk fenotif baru.
Mendekati gen dominan Contoh:
pada ikan Siamese finging fish.
fenotif yang mendekati warna fenotif dominan, dimana pengaruhnya lebih besar
dari pada fenotid resesif sehingga menghasilkan warna yang khas.
Genotif
VV
Vv
vv
Fenotif
Biru tua
Blue
hijau
Hal menarik lagi dari fenomena non komplit dominan terjadi pada Tilapia aureta
yang memiliki gene S sebagai sekspresi gen lethal dominant. Apabila kita
mengawinkan dua ikan seddle back, maka
rasio genotif dan fenotif yang
diharapkan adalah (1:2:1) karena homozigot dominan akan mati maka yang
terlihat hanya (2S+: 1++)
Genotif
SS
S+
++
Fenotif
death
Saddleback (abnormal Dorsal .fin)
normal
14. C. Aditif
Sifat ini muncul Jika kedua alel sama sama dominan. Kontribusi
pengaruh kedua alel dalam kondisi seimbang terhadap fenotif.
Fenotif Heterozigot adalah intermediat antara dua fenotif
homozigot.
Contoh fenomena aditif pada rainbow trout. Yang memiliki gen G menghasilkan
fenotif golden, palomonia, normal pigmen
Genotif
Fenotif
G’G’
G G’
GG
Golden
palomonia
Normal pigmen
15. Aksi Dua Gen pada Autosom
Jika dua atau lebih gen independen (autosom), masing2
gen mempengaruhi fenotif, gen tersebut bisa merupakan
bagian dari fenotif atau kombinasi fenotif. Tiap gen
diwariskan secara independen,
DOMINAN
G menghasilkan grey guppies, resesif alel g menghasilkan gold
gupy. Gen Cu mempengaruhi bentuk spine, Cu alel dominan
untuk normal spine, resesif alel cu menghasilkan bentuk spine
curvatur.
16. Jika dua heterozigot grey gupy dengan normal spine (Gg,Cucu) dikawinkan:
Jantan-betina
G,Cu
G,cu
G,Cu
g,cu
G,Cu
G,cu
G,Cu
g,cu
G : grey
Cu : normal Spine
g : gold
cu Curve spine
Rasio fenotif (9:3:3:1 (Grey-normal S, grey curve S, gold nolmal S, gold Cuve
S) ) karena aksi gen G dan Cu adalah komplit dominan (lihat tabel punnet).
17. B.
Aditif
Interaksi gen aditif dengan 2 atau lebih loci yang sama dengan aksi
gen tungal. maka ada lebih banyak kemungkinan fenotif karena ada
banyak kemungkinan genotif.
Contoh , warna tubuh melanistik pada stock domestifikasi dari ikan Moly.
Fenotif dikontol oleh gen M dan N. Fenotif melanistik diatur oleh banyaknya
jumlah alel warna M dan N dari pasangan alel (MM,Mm, mm, NN.Nn.nn).
Genotif
Jumlah
Klas warna
alel warna
MM,NN
4
IV b
MM,Nn; MmNN:
3
IV a
Mm,Nn:
2
IIIb
MM,nn; mm,NN
2
IIIa
Mm,nn; mm,Nn
1
II
mm,nn
0
I
18. Apabila kita mengawinkan dua heterozigot Mm,Nn, frekwensi
fenotif anaknya adalah (Lihat tabel Punet)
..1: 4: 6: 4:1 ( IVb : Iva: III: II: I)
Genotif : 1:2:2:4:1:2:1:2:1
Manual prosedur:
Jantan-betina
MN
Mn
mN
NN
MN
Mn
mN
mn
19. Epistatik
Epistatic adalah interaksi alel dari dua loci atau lebih yang
menghasilkan fenotif yang berbeda dengan produk gen itu
sendiri. Jika kombinasi spesifik alel dari 2 gen menghasilkan
suatu fenotif, maka interaksi normal antara 2 loci menghasilkan
F2. 9:3:3:1 (Lihat tabel Punnet). Jika ada model interaksi
epistatic jumlah fenotif yang muncul berkurang menjadi 2 atau 3
tergantung tipe epistaticnya.
20. Dominan epistatik
Jika alel dominan pada satu lokus (lokus epistatik), menghasilkan suatu
fenotif tertentu (Khas), Gen kedua dapat berekspresi menghasilkan fenotif
jika locus pertama(epistatik) resesif homozigot. Gen kedua ini
menghasilkan dua fenotif tambahan. Rasio fenotif dominan epistatic F2.
12:3:1 (tabel punnet)
Contoh: kejadian albino pada ikan Goldfish. Yang di kontrol oleh
dominan epistatic. Gen M adalah lokus epistatik mengekspresikan
“dark goldfish”, jika lokus M homozigot (mm), lokus S dapat
menghasilkan pewarnaan “light”(SS dan Ss) dan albino (ss), jika
dua ikan heretozigot dikawinkan (Mm,Ss) maka:
22.
Tipe sisik ikan mas diatur oleh gen S dan N dengan aksi gen
dominan epistatik terhadap gen N, (dominan epistatik lethal). Jika
N lokus homozigot maka ikan mati.
Gen S complet dominan terhadap s. Resesif fenotif diatur oleh alel s
dimana akan terjadi penurunan jumlah sisik dan pembesaran sisik
(miror).
Satu alel N merubah sisik ikan menjadi pola garis (leather).
Satu alel S dan N meyebabkan sisik terbatas pada dorsal, ventral dan
lateral line)
Genotif
SS,nn: Ss,nn
Ss nn
SS,Nn: Ss,Nn
Ss,Nn
SS,NN:Ss,NN: ss NN
Fenotif
Scaled
mirror
Line
Leather
Death
23. Jika heterozigot saling dikawinkan, maka
Jantan-betina
SN
Sn
SN
Sn
nS
ns
Rasio genotif : 1:2:2:4:1:2:1:2:1
Rasio fenotif: 4:6:2:3:1 (death, line, lether, scaled, miror)
nS
ns
24. C.2. Resesif epistatik
Terjadi jika genotif resesif pada suatu lokus (lokus
epiststik) menekan ekspresi fenotif lokus lain, genotif
pada lokus kedua hanya dapat berekspresi jika ada alel
dominan pada lokus epistatik(pertama)
Contoh pada warna bola mata ikan Mexican, warna
‘black, brown dan pink pada mata ikan ini diatur oleh gen
ab dan bw. ab lokus epistatik, abab menghasilkan genotif
warna mata pink tampa memperdulikan alel bw, suatu
alel dominan ab(+) diikuti bw menghasilkan fenotif
warna mata brown.
25. Jika heterozigot saling dikawinkan, maka
Jantan-betina
++
+bw
ab+
abbw
++
+bw
ab+
abbw
Rasio genotif : 1:2:2:4:1:2:1:2:1 Rasio fenotif: 9:3:4 (black: brown:pink)
26. Tabel . Punnet square.
Rasio fenotif F2
Tipe gen aksi
Single autosom gene
3:1
Complet dominan
1:2:1
Incomplite dominan: additiv: codominan
Two autosomal genes, each producing different phenotypes
9:3:3:1
Two genes with complete dominan
3:6:3:1:2:1
Two genes : one complete dominance; the other with either
additive, incomplete dominan or codominn gene action
1:2:1:2:4:2:1:2:1 Two genes, any combination of genes with additive,
codominant or incomplete dominan gene action
Two autosomal genes producing the phenotype thraugh additive interaction
1:4:6:4:1
additive
Two autosomal genes producing the phenotype through epistatik interaction
12:3:1
dominan epistasis
9:3:4
recessive epistasis
9:6:1
duplicate genes with cumulative effects
15:1
duplicate dominace genes
9:7
Duplicate recessive
13:3
Dominan and recessive interaction