SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
Kelompok 4 : Feby Hanjani
Greenita Inggriani
Komala Sari Dewi
M. Ramadhani Rahman
 Glaucoma adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya peningkatan
tekanan intraokuler atau tekanan bola mata.
 Tekanan intraokuler disebabkan oleh ketidakseimbangan antara produksi cairan
dan pembuangan cairan dan dalam bola mata, tekanan yang tinggi dalam bola
mata dapat merusak jaringan-jaringan saraf halus yang ada disekitar retina.
 Glaucoma adalah penyebab utama kebutaan di Amerika Serikat dan penyebab
tersering kedua kebutaan di seluruh dunia.
TIO normal <20 mmHg
TIO glaucoma >23 mmHg (Tamsuri, anas : 71)
 Mata merupakan organ indra rumit, mata
disusun dari bercak sensitive cahaya primitive.
Dalam selubung perlindungannya mata
mempunyai lapisan reseptor, system lensa
pemfokusan cahaya atas resptor, dan
merupakan suatu system saraf.
 Adapun bagian-bagian mata diantaranya :
1. Aqueous humor berfungsi menjaga bentuk
kantong depan bola mata.
2. Vitreous humor berfungsi menyokong lensa
dan menolong dalam menjaga bentuk bola
mata.
3. Retina berfungsi meneruskan cahaya ke
saraf optik.
4. Lensa berfungsi memfokuskan pandangan
dengan mengubah bentuk lensa.
5. Iris berfungsi mengubah ukuran pupil.
6. Pupil, penting untuk akomodasi.
7. Otot siliaris penting dalam pengolahan
ransangan cahaya.
8. Sklera berfungsi sebagai lapisan jaringan ikat
protektif.
9. Koroid berperan penting dalam kemampuan
refraktif mata.
10.Kornea berfungsi menentukan warna mata
(syaifudin : 614)
Cairan bilik mata yang dihasilkan oleh epitel badan siliari akan masuk kedalam bilik mata
belakang dan berjalan melalui pupil ke bilik mata depan. Cairan bilik mata keluar dari bola mata
melalui anyaman trabekululum dalam canal schlemm yang terletak di sudut bilik mata. Dari
canal schlemm yang melingkar disekeliling sudut bilik mata cairan mata keluar dari canal
colektor dan masuk kedalam pembuluh darah vena episklera. Tekanan intaokuler akan naik bila :
 Badan siliar memproduksi terlalu banyak cairan mata sedangkan pengeluarannya pada
anyaman trabekulum normal.
 Hambatan pengaliran pada pupil waktu pengaliran cairan dari bilik mata belakang ke bilik
mata depan.
 Pengeluaran di sudut bilik mata terganggu.
Jadi bola mata yang dimasuki air terlalu banyak tidak akan meledak tetapi akan menggelembung
didaerah yang paling lemah pada pupil optic atau pada sclera tempat saraf optic keluar. Bila
tekanan bola mata naik, serabut saraf akan tertekan dan rusak serta mati. Kematian sel akan
mengakibatkan hilangnya penglihatan yang permanen.
1. Glaukoma primer
a. Glaucoma sudut terbuka
Merupakan sebagian besar dari
glaucoma (90%-95%), yang meliputi kedua
mata. Timbulnya kejadian dan kelainan
berkembang secara lambat. Disebut sudut
terbuka karena humor aqueus mempunyai
pintu terbuka ke jaringan trabekular.
Pengaliran dihambat oleh perubahan
degeneratif jaringan trabekular, saluran
scheelm, dan saluran yang berdekatan.
Perubahan saraf optic juga dapat terjadi.
Gejala awal biasanya tidak ada, kelainan
diagnose dengan peningkatan TIO dan sudut
ruang anterior normal. Peningkaan tekanan
dapat dihubungkan dengan nyeri mata yang
timbul.
b. Glaukoma sudut tertutup
Disebut sudut tertutup karena ruang
anterior secara anatomis menyempit sehingga
iris terdorong kedepan, menempel ke jaringan
trabekulear dan menghambat humor aqueus
mengalir ke saluran schleem. Pergerakan iris
ke depan dapat karena peningkatan tekanan
vitreus, penambahan cairan di ruang posterios
atau lensa yang mengeras karena usia tua.
Gejala yang timbul dari penutupan yang tiba-
tiba dan meningkatkan TIO, dapat berupa
nyeri mata berat, penglihatan yang kabur dan
terlihat halu. Penempelan iris menyebabkan
dilatasi pupil, bila tidak segera ditangani akan
terjadi kebutaan dan nyeri yang hebat.
Sumber: Ameliana, Dina. Online: http://eprints.undip.ac.id/
 Terdapat halu atau pelangi disekitar lampu yang dilihat.
 Gejala dapat mencakup pandangan kabur di sekitar cahaya, kesulitan
memfokuskan penglihatan perifer, rasa sakit atau ketidak nyamanan disekitar
mata dan sakit kepala.
 Edema kornea berat sehingga kornea terlihat keruh.
 Pupil lebar dengan reaksi terhadap sinar lambat.
 Tekanan bola mata yang tinggi.
1. Oftalmoskopi: untuk melihat fondus mata bagian dalam yaitu retina, discus optikus macula
dan pembuluh darah retina.
2. Tonometri: adalah alat untuk mengukur tekanan intraokuler, nilai yang mencurigakan
apakan berkisar antara 21-25 mmHg dan dianggap patologi bila melebihi 25 mmHg.
3. Parimetri: kerusakan nervus optikus memberikan gangguan lapang pandang yang khas pada
glaucoma. Secara sederhana, lapang pandang dapat diperiksa dengan tes konfrontasi.
4. Pemeriksaan ultrasonografi: adalah gelombang suara yang dapat digunakan untuk mengukur
dimensi dan strutur okuler. (Nurarif, Amin Huda:254)
1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan intraokuler
(TIO) yang ditandai dengan mual dan muntah
2. Ansietas berhubungan dengan factor fisiologis, perubahan status
kesehatan, adanya nyeri, kemungkinan/kenyataan kehilangan
penglihatan ditandai dengan ketakutan, ragu-ragu, menyatakan
masalah tentang perubahan kejadian hidup
DIAGNOSA PREOPERASI
1. Resiko infeksi berhubungan dengan luka post operasi
2. Resiko jatuh berhubungan dengan usia lebih 65 tahun, penyakit
akut, sulit penglihatan
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penyakit yang di
derita penyakit yang di derita
Melakukan pemeriksaan fisik bagian mata
Melakukan tes ketajaman mata dan lapang pandang
Melakukan pengukuran gonioskopi untuk membantu membedakan glaucoma sudut
terbuka atau sudut tertutup.
Melakukan pemeriksaan darah lengka, LED
Tes toleransi glukosa pasien
instruksikan klien untuk tidak berbaring pada posisi operatif
Diagnosa Preoperasi
Intervensi Rasional
1. Kaji tingkat nyeri Untuk mengidentifikasi kemajuan atau
penyimpangan dari hasil yang diharapkan.
2. Anjurkan istirahat ditempat tidur dalam
ruangan yang tenang
Stress mental atau emosi dapat meningkatkan
TIO
3. Pertahankan tirah baring pada posisi
semi fowler
Pada tekanan mata sudut ditingkatkan bila
sudah datar
4. Kolaborasi pemberian analgetik sesuai
program
Untuk mengurangi nyeri
intervensi Rasional
1. Identifikasi tingkat kecemasan Mengetahui tingkat kecemasan pasien
2. Bantu pasien mengenal situasi yang
menimbulkan kecemasan
Membantu mengurangi kecemasan pasien
3. Intruksikan pasien menggunakan teknik
relaksasi
Agar pasien merasa lebih rileks
4. Berikan informasi yang akurat dan jujur Agar pasien dan keluarga tidak cemas
5. Dorong keluarga untuk menemani pasien Agar pasien merasa lebih semangat karena
selalu mendapat dukungan dari keluarga
Diagnosa Preoperasi
Diagnosa Post operasi
Intervensi Rasional
1. Cek kondisi luka bekas operasi Agar luka ternkontrol, tidak terjadi infeksi
2. Pertahankan tindakana aseptic Meminimalisir terjadinya INOS
3. Tempatkan klien pada tempat tidur yang lebih
rendah dananjurkan untuk membatasi pergerakan
mendadak, serta menggerakkan kepala berlebih.
Istirahat mutlakdiberikan 12-24 jam pasca
operasi.
4. Bantu aktifitas selama fase istirahat. Ambulasi
dilakukan dengan hati-hati.
Mencegah/menurunkan risiko komplikasi
cedera
5. Amati kondisi mata setiap 6 jam pasca operasi
atau seperlunya
Berbagai kondisi seperti luka menonjol, bilik
mata depan menonjol, nyeri mendadak,
hipertemia, serta hipopion mungkin
menunjukan cederamata pasca operasi.
Intervensi Rasional
1. Dorong klien mengungkapkan
perasaannya
Mengetahui tingkat kepercayaan
diri klien setelah di operasi
2. Monitor frekuensi mengkritik dirinya Membantu klien untuk mengubah
pikirannya menjadi kearah yang
positif
3. Kolaborasi obat dan jelaskan
kemajuan kondisi klien
Supaya klien menjadi percaya diri
dengan kondisi dirinya yang
sekarang.
Diagnosa Post operasi
Diagnosa Post operasi
Intervensi Rasional
1. Ukur tanda-tanda vital mengetahui keadaan pasien.
2. Monitor kemampuan aktivitas pasien mengetahui kemampuan pasien
3. Anjurkan untuk cukup istirahat mempercepat pemulihan kondisi
4. Kolaborasi/lanjutkan penggunaan alat
bantu penglihatan/tongkat
Menghindari kesalahpahaman persepsi pasien
A. Di Rumah Sakit
 Diadakan pemeriksaan mata;
 Pemberian antibiotik
subkonjungtiva oleh ahli
oftalmologis
 Tinggikan bagian kepala tempat
tidur 15-20 derajat
 instruksikan klien untuk tidak
berbaring pada posisi operatif
 Jika perlu, diterapkan penutup
mata.
B. Di Rumah
Pastikan untuk mengikuti petunjuk dokter.
 Jika Anda telah ditumpangkan penutup mata atau
perban, Anda perlu memakainya, seperti yang
ditunjukkan oleh dokter;
 Gunakan tetes mata, seperti yang ditentukan oleh
dokter Anda. Tetesan ini sering membantu
mencegah infeksi dan peradangan;
 Hindari kegiatan, di mana mata bisa mendapatkan
air; Tanyakan kepada dokter Anda tentang,
bagaimana mencuci muka dan kapan waktu yang
aman untuk mandi atau mandi;
 Menahan diri dari berat, aktivitas berat atau
mengemudi, sampai diperbolehkan untuk dokter.
Tamsuri, Anas. 2011. klien gangguan mata dan penglihatan. Jakarta: EGC.
Nurarif, Amin Huda. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarankan Diagnosis Medis &
Nanda NIC-NOC. Jakarta: MediAction.
Syaifuddin. 2016. Anatomi Fisiologi. Jakarta : EGC
Brunner & Suddart. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
http://omedicine.info/id/glaukoma-operatsiya-po-lecheniyu-glaukomy.html
TERIMA KASIHHH…
Xiexie…
Gracias…

More Related Content

What's hot (7)

Modul b3 pemeriksaan saraf kranialis
Modul b3   pemeriksaan saraf kranialisModul b3   pemeriksaan saraf kranialis
Modul b3 pemeriksaan saraf kranialis
 
Glaukoma
GlaukomaGlaukoma
Glaukoma
 
Glaukoma AKPER PEMKAB MUNA
Glaukoma AKPER PEMKAB MUNA Glaukoma AKPER PEMKAB MUNA
Glaukoma AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep glukoma
Askep glukomaAskep glukoma
Askep glukoma
 
Glaukoma cidera
Glaukoma cideraGlaukoma cidera
Glaukoma cidera
 
Dr. srinagar :-seminar glaukoma utk awam-
Dr. srinagar :-seminar glaukoma utk awam-Dr. srinagar :-seminar glaukoma utk awam-
Dr. srinagar :-seminar glaukoma utk awam-
 
Dr.amyta : "apakah saya menderita glaukoma?"
Dr.amyta : "apakah saya menderita glaukoma?"Dr.amyta : "apakah saya menderita glaukoma?"
Dr.amyta : "apakah saya menderita glaukoma?"
 

Viewers also liked

บทความวิชาการ ธรรมาภิบาลในองค์การภาคเอกชน : ธุรกิจภาคบริการ
บทความวิชาการ ธรรมาภิบาลในองค์การภาคเอกชน : ธุรกิจภาคบริการบทความวิชาการ ธรรมาภิบาลในองค์การภาคเอกชน : ธุรกิจภาคบริการ
บทความวิชาการ ธรรมาภิบาลในองค์การภาคเอกชน : ธุรกิจภาคบริการDevelopment Science College Puey Ungphakorn,Thammasat University
 
Funcionalidad e importancia del powerpoint en derecho
Funcionalidad e importancia del powerpoint en derechoFuncionalidad e importancia del powerpoint en derecho
Funcionalidad e importancia del powerpoint en derechoDioselys Mota
 
Summary of topic 7.3
Summary of topic 7.3Summary of topic 7.3
Summary of topic 7.3Michael Smith
 
Summary of topic 7.2
Summary of topic 7.2Summary of topic 7.2
Summary of topic 7.2Michael Smith
 
ความรู้เบื้องต้นเกี่ยวกับละเมิด
ความรู้เบื้องต้นเกี่ยวกับละเมิดความรู้เบื้องต้นเกี่ยวกับละเมิด
ความรู้เบื้องต้นเกี่ยวกับละเมิดChacrit Sitdhiwej
 
Summary of topic 7.1
Summary of topic 7.1Summary of topic 7.1
Summary of topic 7.1Michael Smith
 
Asuhan Keperawatan Wanita Hamil HIV-AIDS
Asuhan Keperawatan Wanita Hamil HIV-AIDSAsuhan Keperawatan Wanita Hamil HIV-AIDS
Asuhan Keperawatan Wanita Hamil HIV-AIDSFransiska Oktafiani
 
Perspektif Keperawatan Maternitas
Perspektif Keperawatan MaternitasPerspektif Keperawatan Maternitas
Perspektif Keperawatan MaternitasFransiska Oktafiani
 
Asuhan Keperawatan pada Pasien Post Partum Normal atas Indikasi Ketuban Pecah...
Asuhan Keperawatan pada Pasien Post Partum Normal atas Indikasi Ketuban Pecah...Asuhan Keperawatan pada Pasien Post Partum Normal atas Indikasi Ketuban Pecah...
Asuhan Keperawatan pada Pasien Post Partum Normal atas Indikasi Ketuban Pecah...Fransiska Oktafiani
 

Viewers also liked (20)

Tumor Orbita
Tumor OrbitaTumor Orbita
Tumor Orbita
 
OMA & OMSK
OMA & OMSKOMA & OMSK
OMA & OMSK
 
Diabetes Militus
Diabetes MilitusDiabetes Militus
Diabetes Militus
 
Kelainan Refraksi
Kelainan RefraksiKelainan Refraksi
Kelainan Refraksi
 
บทความวิชาการ ธรรมาภิบาลในองค์การภาคเอกชน : ธุรกิจภาคบริการ
บทความวิชาการ ธรรมาภิบาลในองค์การภาคเอกชน : ธุรกิจภาคบริการบทความวิชาการ ธรรมาภิบาลในองค์การภาคเอกชน : ธุรกิจภาคบริการ
บทความวิชาการ ธรรมาภิบาลในองค์การภาคเอกชน : ธุรกิจภาคบริการ
 
Funcionalidad e importancia del powerpoint en derecho
Funcionalidad e importancia del powerpoint en derechoFuncionalidad e importancia del powerpoint en derecho
Funcionalidad e importancia del powerpoint en derecho
 
Summary of topic 7.3
Summary of topic 7.3Summary of topic 7.3
Summary of topic 7.3
 
Summary of topic 7.2
Summary of topic 7.2Summary of topic 7.2
Summary of topic 7.2
 
ความรู้เบื้องต้นเกี่ยวกับละเมิด
ความรู้เบื้องต้นเกี่ยวกับละเมิดความรู้เบื้องต้นเกี่ยวกับละเมิด
ความรู้เบื้องต้นเกี่ยวกับละเมิด
 
Summary of topic 7.1
Summary of topic 7.1Summary of topic 7.1
Summary of topic 7.1
 
Asuhan Keperawatan Wanita Hamil HIV-AIDS
Asuhan Keperawatan Wanita Hamil HIV-AIDSAsuhan Keperawatan Wanita Hamil HIV-AIDS
Asuhan Keperawatan Wanita Hamil HIV-AIDS
 
Anatomi Panggul
Anatomi PanggulAnatomi Panggul
Anatomi Panggul
 
Anfis Payudara
Anfis PayudaraAnfis Payudara
Anfis Payudara
 
Perspektif Keperawatan Maternitas
Perspektif Keperawatan MaternitasPerspektif Keperawatan Maternitas
Perspektif Keperawatan Maternitas
 
Asuhan Keperawatan pada Pasien Post Partum Normal atas Indikasi Ketuban Pecah...
Asuhan Keperawatan pada Pasien Post Partum Normal atas Indikasi Ketuban Pecah...Asuhan Keperawatan pada Pasien Post Partum Normal atas Indikasi Ketuban Pecah...
Asuhan Keperawatan pada Pasien Post Partum Normal atas Indikasi Ketuban Pecah...
 
Konsep Dasar Sectio Caesarea
Konsep Dasar Sectio CaesareaKonsep Dasar Sectio Caesarea
Konsep Dasar Sectio Caesarea
 
Anatomi Perkemihan
Anatomi Perkemihan Anatomi Perkemihan
Anatomi Perkemihan
 
Anatomi Sistem Reproduksi Pria
Anatomi Sistem Reproduksi PriaAnatomi Sistem Reproduksi Pria
Anatomi Sistem Reproduksi Pria
 
Konjungtivitis
KonjungtivitisKonjungtivitis
Konjungtivitis
 
Katarak
KatarakKatarak
Katarak
 

Similar to Glaukoma Mata

GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptx
GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptxGANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptx
GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptxNURULMUMINAH
 
Askep truma-mata
Askep truma-mataAskep truma-mata
Askep truma-mataSurya Yama
 
Askep glaukoma.pptx
Askep glaukoma.pptxAskep glaukoma.pptx
Askep glaukoma.pptxssuser01dbde
 
Askep ablasio retina
Askep ablasio retinaAskep ablasio retina
Askep ablasio retinaStiawan Akbar
 
MAKALAH PEMERIKSAAN FISIK PERSEPSI SENSORIK KATARAK.pdf
MAKALAH PEMERIKSAAN FISIK PERSEPSI SENSORIK KATARAK.pdfMAKALAH PEMERIKSAAN FISIK PERSEPSI SENSORIK KATARAK.pdf
MAKALAH PEMERIKSAAN FISIK PERSEPSI SENSORIK KATARAK.pdf1130016076ZAHROTULJA
 
refleksi kasus ilmu penyakit mata kedokt
refleksi kasus ilmu penyakit mata kedoktrefleksi kasus ilmu penyakit mata kedokt
refleksi kasus ilmu penyakit mata kedoktSriNaharindahNaharin
 
CR Glaukoma Simpleks.pptx
CR Glaukoma Simpleks.pptxCR Glaukoma Simpleks.pptx
CR Glaukoma Simpleks.pptxkharismaMr1
 
Contoh makalah rabun jauh
Contoh makalah rabun jauhContoh makalah rabun jauh
Contoh makalah rabun jauhalfan syahrizal
 
Makalah pengobatan mata
Makalah pengobatan mataMakalah pengobatan mata
Makalah pengobatan mataWarnet Raha
 
Penggunaan Refraksi Siklopegik pada kelainan refraksi anak (astigmatisme).pptx
Penggunaan Refraksi Siklopegik pada kelainan refraksi anak (astigmatisme).pptxPenggunaan Refraksi Siklopegik pada kelainan refraksi anak (astigmatisme).pptx
Penggunaan Refraksi Siklopegik pada kelainan refraksi anak (astigmatisme).pptxMuhammadReza735642
 
SGL Mata Merah - TEMPLATE SLIDE FK UMI NEW (1).pptx
SGL Mata Merah - TEMPLATE SLIDE FK UMI NEW (1).pptxSGL Mata Merah - TEMPLATE SLIDE FK UMI NEW (1).pptx
SGL Mata Merah - TEMPLATE SLIDE FK UMI NEW (1).pptxAmaliYahILm
 

Similar to Glaukoma Mata (20)

Ppt glaukoma
Ppt glaukomaPpt glaukoma
Ppt glaukoma
 
GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptx
GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptxGANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptx
GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptx
 
Askep truma-mata
Askep truma-mataAskep truma-mata
Askep truma-mata
 
Askep glaukoma.pptx
Askep glaukoma.pptxAskep glaukoma.pptx
Askep glaukoma.pptx
 
Keratitis mata
Keratitis mataKeratitis mata
Keratitis mata
 
Askep ablasio retina
Askep ablasio retinaAskep ablasio retina
Askep ablasio retina
 
Trauma mata AKPER PEMKAB MUNA
Trauma mata AKPER PEMKAB MUNA Trauma mata AKPER PEMKAB MUNA
Trauma mata AKPER PEMKAB MUNA
 
Trauma mata
Trauma mataTrauma mata
Trauma mata
 
Asuhan keperawatan trauma mata
Asuhan keperawatan trauma mataAsuhan keperawatan trauma mata
Asuhan keperawatan trauma mata
 
MAKALAH PEMERIKSAAN FISIK PERSEPSI SENSORIK KATARAK.pdf
MAKALAH PEMERIKSAAN FISIK PERSEPSI SENSORIK KATARAK.pdfMAKALAH PEMERIKSAAN FISIK PERSEPSI SENSORIK KATARAK.pdf
MAKALAH PEMERIKSAAN FISIK PERSEPSI SENSORIK KATARAK.pdf
 
refleksi kasus ilmu penyakit mata kedokt
refleksi kasus ilmu penyakit mata kedoktrefleksi kasus ilmu penyakit mata kedokt
refleksi kasus ilmu penyakit mata kedokt
 
Bab i mte
Bab i mte Bab i mte
Bab i mte
 
Eyes injury
Eyes injuryEyes injury
Eyes injury
 
CR Glaukoma Simpleks.pptx
CR Glaukoma Simpleks.pptxCR Glaukoma Simpleks.pptx
CR Glaukoma Simpleks.pptx
 
Makalah pengobatan mata
Makalah pengobatan mataMakalah pengobatan mata
Makalah pengobatan mata
 
Dry Eye Syndrome
Dry Eye SyndromeDry Eye Syndrome
Dry Eye Syndrome
 
Contoh makalah rabun jauh
Contoh makalah rabun jauhContoh makalah rabun jauh
Contoh makalah rabun jauh
 
Makalah pengobatan mata
Makalah pengobatan mataMakalah pengobatan mata
Makalah pengobatan mata
 
Penggunaan Refraksi Siklopegik pada kelainan refraksi anak (astigmatisme).pptx
Penggunaan Refraksi Siklopegik pada kelainan refraksi anak (astigmatisme).pptxPenggunaan Refraksi Siklopegik pada kelainan refraksi anak (astigmatisme).pptx
Penggunaan Refraksi Siklopegik pada kelainan refraksi anak (astigmatisme).pptx
 
SGL Mata Merah - TEMPLATE SLIDE FK UMI NEW (1).pptx
SGL Mata Merah - TEMPLATE SLIDE FK UMI NEW (1).pptxSGL Mata Merah - TEMPLATE SLIDE FK UMI NEW (1).pptx
SGL Mata Merah - TEMPLATE SLIDE FK UMI NEW (1).pptx
 

More from Fransiska Oktafiani

Satuan acara penyuluhan dan leaflet diare pada anak
Satuan acara penyuluhan dan leaflet diare pada anakSatuan acara penyuluhan dan leaflet diare pada anak
Satuan acara penyuluhan dan leaflet diare pada anakFransiska Oktafiani
 
Format asuhan keperawatan anak 2018
Format asuhan keperawatan anak 2018Format asuhan keperawatan anak 2018
Format asuhan keperawatan anak 2018Fransiska Oktafiani
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 17 BULAN (TODDLER) DENGAN DIARE
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 17 BULAN (TODDLER) DENGAN DIARE ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 17 BULAN (TODDLER) DENGAN DIARE
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 17 BULAN (TODDLER) DENGAN DIARE Fransiska Oktafiani
 
Proposal Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan pada Anak Todler dengan Diare
Proposal Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan pada Anak Todler dengan DiareProposal Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan pada Anak Todler dengan Diare
Proposal Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan pada Anak Todler dengan DiareFransiska Oktafiani
 
Buku Panduan Karya Tulis Ilmiah Berbasis Studi Kasus 2018
Buku Panduan Karya Tulis Ilmiah Berbasis Studi Kasus 2018Buku Panduan Karya Tulis Ilmiah Berbasis Studi Kasus 2018
Buku Panduan Karya Tulis Ilmiah Berbasis Studi Kasus 2018Fransiska Oktafiani
 
DIAGNOSTIK INVASIF DAN INTERVENSI NON BEDAH
DIAGNOSTIK INVASIF DAN INTERVENSI NON BEDAHDIAGNOSTIK INVASIF DAN INTERVENSI NON BEDAH
DIAGNOSTIK INVASIF DAN INTERVENSI NON BEDAHFransiska Oktafiani
 
Defibrillation || DC (Dirrect Current) Shock
Defibrillation || DC (Dirrect Current) ShockDefibrillation || DC (Dirrect Current) Shock
Defibrillation || DC (Dirrect Current) ShockFransiska Oktafiani
 
Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) atau Resusitasi Jantung Paru-paru
Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) atau Resusitasi Jantung Paru-paruCardiopulmonary Resuscitation (CPR) atau Resusitasi Jantung Paru-paru
Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) atau Resusitasi Jantung Paru-paruFransiska Oktafiani
 
Konsep keperawatan keluarga 2017
Konsep keperawatan keluarga 2017Konsep keperawatan keluarga 2017
Konsep keperawatan keluarga 2017Fransiska Oktafiani
 
penyajian data hasil karya tulis ilmiah
 penyajian data hasil karya tulis ilmiah  penyajian data hasil karya tulis ilmiah
penyajian data hasil karya tulis ilmiah Fransiska Oktafiani
 

More from Fransiska Oktafiani (20)

Satuan acara penyuluhan dan leaflet diare pada anak
Satuan acara penyuluhan dan leaflet diare pada anakSatuan acara penyuluhan dan leaflet diare pada anak
Satuan acara penyuluhan dan leaflet diare pada anak
 
Format asuhan keperawatan anak 2018
Format asuhan keperawatan anak 2018Format asuhan keperawatan anak 2018
Format asuhan keperawatan anak 2018
 
Patofisiologi diare pada anak
Patofisiologi diare pada anakPatofisiologi diare pada anak
Patofisiologi diare pada anak
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 17 BULAN (TODDLER) DENGAN DIARE
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 17 BULAN (TODDLER) DENGAN DIARE ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 17 BULAN (TODDLER) DENGAN DIARE
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 17 BULAN (TODDLER) DENGAN DIARE
 
Proposal Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan pada Anak Todler dengan Diare
Proposal Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan pada Anak Todler dengan DiareProposal Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan pada Anak Todler dengan Diare
Proposal Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan pada Anak Todler dengan Diare
 
Buku Panduan Karya Tulis Ilmiah Berbasis Studi Kasus 2018
Buku Panduan Karya Tulis Ilmiah Berbasis Studi Kasus 2018Buku Panduan Karya Tulis Ilmiah Berbasis Studi Kasus 2018
Buku Panduan Karya Tulis Ilmiah Berbasis Studi Kasus 2018
 
Sejarah Obat Herbal Indonesia
Sejarah Obat Herbal IndonesiaSejarah Obat Herbal Indonesia
Sejarah Obat Herbal Indonesia
 
DIAGNOSTIK INVASIF DAN INTERVENSI NON BEDAH
DIAGNOSTIK INVASIF DAN INTERVENSI NON BEDAHDIAGNOSTIK INVASIF DAN INTERVENSI NON BEDAH
DIAGNOSTIK INVASIF DAN INTERVENSI NON BEDAH
 
Drugs And Defibrillation
Drugs And DefibrillationDrugs And Defibrillation
Drugs And Defibrillation
 
Sindroma Koroner Akut
Sindroma Koroner AkutSindroma Koroner Akut
Sindroma Koroner Akut
 
Defibrillation || DC (Dirrect Current) Shock
Defibrillation || DC (Dirrect Current) ShockDefibrillation || DC (Dirrect Current) Shock
Defibrillation || DC (Dirrect Current) Shock
 
Ambulans Keperawatan
Ambulans KeperawatanAmbulans Keperawatan
Ambulans Keperawatan
 
Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) atau Resusitasi Jantung Paru-paru
Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) atau Resusitasi Jantung Paru-paruCardiopulmonary Resuscitation (CPR) atau Resusitasi Jantung Paru-paru
Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) atau Resusitasi Jantung Paru-paru
 
Diagnosis & Penanganan Syok
Diagnosis & Penanganan SyokDiagnosis & Penanganan Syok
Diagnosis & Penanganan Syok
 
proses keperawatan jiwa 2017
proses keperawatan jiwa 2017proses keperawatan jiwa 2017
proses keperawatan jiwa 2017
 
konsep dasar karya tulis ilmiah
konsep dasar karya tulis ilmiahkonsep dasar karya tulis ilmiah
konsep dasar karya tulis ilmiah
 
Konsep keperawatan keluarga 2017
Konsep keperawatan keluarga 2017Konsep keperawatan keluarga 2017
Konsep keperawatan keluarga 2017
 
penyajian data hasil karya tulis ilmiah
 penyajian data hasil karya tulis ilmiah  penyajian data hasil karya tulis ilmiah
penyajian data hasil karya tulis ilmiah
 
Skenario penyegaran kader
Skenario penyegaran kaderSkenario penyegaran kader
Skenario penyegaran kader
 
Bagian inti BABI KTI
Bagian inti BABI KTIBagian inti BABI KTI
Bagian inti BABI KTI
 

Recently uploaded

Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfAyundaHennaPelalawan
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxCahyaRizal1
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 

Recently uploaded (20)

Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 

Glaukoma Mata

  • 1. Kelompok 4 : Feby Hanjani Greenita Inggriani Komala Sari Dewi M. Ramadhani Rahman
  • 2.  Glaucoma adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya peningkatan tekanan intraokuler atau tekanan bola mata.  Tekanan intraokuler disebabkan oleh ketidakseimbangan antara produksi cairan dan pembuangan cairan dan dalam bola mata, tekanan yang tinggi dalam bola mata dapat merusak jaringan-jaringan saraf halus yang ada disekitar retina.  Glaucoma adalah penyebab utama kebutaan di Amerika Serikat dan penyebab tersering kedua kebutaan di seluruh dunia. TIO normal <20 mmHg TIO glaucoma >23 mmHg (Tamsuri, anas : 71)
  • 3.  Mata merupakan organ indra rumit, mata disusun dari bercak sensitive cahaya primitive. Dalam selubung perlindungannya mata mempunyai lapisan reseptor, system lensa pemfokusan cahaya atas resptor, dan merupakan suatu system saraf.  Adapun bagian-bagian mata diantaranya : 1. Aqueous humor berfungsi menjaga bentuk kantong depan bola mata. 2. Vitreous humor berfungsi menyokong lensa dan menolong dalam menjaga bentuk bola mata. 3. Retina berfungsi meneruskan cahaya ke saraf optik. 4. Lensa berfungsi memfokuskan pandangan dengan mengubah bentuk lensa. 5. Iris berfungsi mengubah ukuran pupil. 6. Pupil, penting untuk akomodasi. 7. Otot siliaris penting dalam pengolahan ransangan cahaya. 8. Sklera berfungsi sebagai lapisan jaringan ikat protektif. 9. Koroid berperan penting dalam kemampuan refraktif mata. 10.Kornea berfungsi menentukan warna mata (syaifudin : 614)
  • 4. Cairan bilik mata yang dihasilkan oleh epitel badan siliari akan masuk kedalam bilik mata belakang dan berjalan melalui pupil ke bilik mata depan. Cairan bilik mata keluar dari bola mata melalui anyaman trabekululum dalam canal schlemm yang terletak di sudut bilik mata. Dari canal schlemm yang melingkar disekeliling sudut bilik mata cairan mata keluar dari canal colektor dan masuk kedalam pembuluh darah vena episklera. Tekanan intaokuler akan naik bila :  Badan siliar memproduksi terlalu banyak cairan mata sedangkan pengeluarannya pada anyaman trabekulum normal.  Hambatan pengaliran pada pupil waktu pengaliran cairan dari bilik mata belakang ke bilik mata depan.  Pengeluaran di sudut bilik mata terganggu. Jadi bola mata yang dimasuki air terlalu banyak tidak akan meledak tetapi akan menggelembung didaerah yang paling lemah pada pupil optic atau pada sclera tempat saraf optic keluar. Bila tekanan bola mata naik, serabut saraf akan tertekan dan rusak serta mati. Kematian sel akan mengakibatkan hilangnya penglihatan yang permanen.
  • 5. 1. Glaukoma primer a. Glaucoma sudut terbuka Merupakan sebagian besar dari glaucoma (90%-95%), yang meliputi kedua mata. Timbulnya kejadian dan kelainan berkembang secara lambat. Disebut sudut terbuka karena humor aqueus mempunyai pintu terbuka ke jaringan trabekular. Pengaliran dihambat oleh perubahan degeneratif jaringan trabekular, saluran scheelm, dan saluran yang berdekatan. Perubahan saraf optic juga dapat terjadi. Gejala awal biasanya tidak ada, kelainan diagnose dengan peningkatan TIO dan sudut ruang anterior normal. Peningkaan tekanan dapat dihubungkan dengan nyeri mata yang timbul. b. Glaukoma sudut tertutup Disebut sudut tertutup karena ruang anterior secara anatomis menyempit sehingga iris terdorong kedepan, menempel ke jaringan trabekulear dan menghambat humor aqueus mengalir ke saluran schleem. Pergerakan iris ke depan dapat karena peningkatan tekanan vitreus, penambahan cairan di ruang posterios atau lensa yang mengeras karena usia tua. Gejala yang timbul dari penutupan yang tiba- tiba dan meningkatkan TIO, dapat berupa nyeri mata berat, penglihatan yang kabur dan terlihat halu. Penempelan iris menyebabkan dilatasi pupil, bila tidak segera ditangani akan terjadi kebutaan dan nyeri yang hebat.
  • 6. Sumber: Ameliana, Dina. Online: http://eprints.undip.ac.id/
  • 7.  Terdapat halu atau pelangi disekitar lampu yang dilihat.  Gejala dapat mencakup pandangan kabur di sekitar cahaya, kesulitan memfokuskan penglihatan perifer, rasa sakit atau ketidak nyamanan disekitar mata dan sakit kepala.  Edema kornea berat sehingga kornea terlihat keruh.  Pupil lebar dengan reaksi terhadap sinar lambat.  Tekanan bola mata yang tinggi.
  • 8. 1. Oftalmoskopi: untuk melihat fondus mata bagian dalam yaitu retina, discus optikus macula dan pembuluh darah retina. 2. Tonometri: adalah alat untuk mengukur tekanan intraokuler, nilai yang mencurigakan apakan berkisar antara 21-25 mmHg dan dianggap patologi bila melebihi 25 mmHg. 3. Parimetri: kerusakan nervus optikus memberikan gangguan lapang pandang yang khas pada glaucoma. Secara sederhana, lapang pandang dapat diperiksa dengan tes konfrontasi. 4. Pemeriksaan ultrasonografi: adalah gelombang suara yang dapat digunakan untuk mengukur dimensi dan strutur okuler. (Nurarif, Amin Huda:254)
  • 9. 1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan intraokuler (TIO) yang ditandai dengan mual dan muntah 2. Ansietas berhubungan dengan factor fisiologis, perubahan status kesehatan, adanya nyeri, kemungkinan/kenyataan kehilangan penglihatan ditandai dengan ketakutan, ragu-ragu, menyatakan masalah tentang perubahan kejadian hidup DIAGNOSA PREOPERASI
  • 10. 1. Resiko infeksi berhubungan dengan luka post operasi 2. Resiko jatuh berhubungan dengan usia lebih 65 tahun, penyakit akut, sulit penglihatan 3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penyakit yang di derita penyakit yang di derita
  • 11. Melakukan pemeriksaan fisik bagian mata Melakukan tes ketajaman mata dan lapang pandang Melakukan pengukuran gonioskopi untuk membantu membedakan glaucoma sudut terbuka atau sudut tertutup. Melakukan pemeriksaan darah lengka, LED Tes toleransi glukosa pasien instruksikan klien untuk tidak berbaring pada posisi operatif
  • 12. Diagnosa Preoperasi Intervensi Rasional 1. Kaji tingkat nyeri Untuk mengidentifikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan. 2. Anjurkan istirahat ditempat tidur dalam ruangan yang tenang Stress mental atau emosi dapat meningkatkan TIO 3. Pertahankan tirah baring pada posisi semi fowler Pada tekanan mata sudut ditingkatkan bila sudah datar 4. Kolaborasi pemberian analgetik sesuai program Untuk mengurangi nyeri
  • 13. intervensi Rasional 1. Identifikasi tingkat kecemasan Mengetahui tingkat kecemasan pasien 2. Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan Membantu mengurangi kecemasan pasien 3. Intruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi Agar pasien merasa lebih rileks 4. Berikan informasi yang akurat dan jujur Agar pasien dan keluarga tidak cemas 5. Dorong keluarga untuk menemani pasien Agar pasien merasa lebih semangat karena selalu mendapat dukungan dari keluarga Diagnosa Preoperasi
  • 14. Diagnosa Post operasi Intervensi Rasional 1. Cek kondisi luka bekas operasi Agar luka ternkontrol, tidak terjadi infeksi 2. Pertahankan tindakana aseptic Meminimalisir terjadinya INOS 3. Tempatkan klien pada tempat tidur yang lebih rendah dananjurkan untuk membatasi pergerakan mendadak, serta menggerakkan kepala berlebih. Istirahat mutlakdiberikan 12-24 jam pasca operasi. 4. Bantu aktifitas selama fase istirahat. Ambulasi dilakukan dengan hati-hati. Mencegah/menurunkan risiko komplikasi cedera 5. Amati kondisi mata setiap 6 jam pasca operasi atau seperlunya Berbagai kondisi seperti luka menonjol, bilik mata depan menonjol, nyeri mendadak, hipertemia, serta hipopion mungkin menunjukan cederamata pasca operasi.
  • 15. Intervensi Rasional 1. Dorong klien mengungkapkan perasaannya Mengetahui tingkat kepercayaan diri klien setelah di operasi 2. Monitor frekuensi mengkritik dirinya Membantu klien untuk mengubah pikirannya menjadi kearah yang positif 3. Kolaborasi obat dan jelaskan kemajuan kondisi klien Supaya klien menjadi percaya diri dengan kondisi dirinya yang sekarang. Diagnosa Post operasi
  • 16. Diagnosa Post operasi Intervensi Rasional 1. Ukur tanda-tanda vital mengetahui keadaan pasien. 2. Monitor kemampuan aktivitas pasien mengetahui kemampuan pasien 3. Anjurkan untuk cukup istirahat mempercepat pemulihan kondisi 4. Kolaborasi/lanjutkan penggunaan alat bantu penglihatan/tongkat Menghindari kesalahpahaman persepsi pasien
  • 17. A. Di Rumah Sakit  Diadakan pemeriksaan mata;  Pemberian antibiotik subkonjungtiva oleh ahli oftalmologis  Tinggikan bagian kepala tempat tidur 15-20 derajat  instruksikan klien untuk tidak berbaring pada posisi operatif  Jika perlu, diterapkan penutup mata. B. Di Rumah Pastikan untuk mengikuti petunjuk dokter.  Jika Anda telah ditumpangkan penutup mata atau perban, Anda perlu memakainya, seperti yang ditunjukkan oleh dokter;  Gunakan tetes mata, seperti yang ditentukan oleh dokter Anda. Tetesan ini sering membantu mencegah infeksi dan peradangan;  Hindari kegiatan, di mana mata bisa mendapatkan air; Tanyakan kepada dokter Anda tentang, bagaimana mencuci muka dan kapan waktu yang aman untuk mandi atau mandi;  Menahan diri dari berat, aktivitas berat atau mengemudi, sampai diperbolehkan untuk dokter.
  • 18. Tamsuri, Anas. 2011. klien gangguan mata dan penglihatan. Jakarta: EGC. Nurarif, Amin Huda. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarankan Diagnosis Medis & Nanda NIC-NOC. Jakarta: MediAction. Syaifuddin. 2016. Anatomi Fisiologi. Jakarta : EGC Brunner & Suddart. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC http://omedicine.info/id/glaukoma-operatsiya-po-lecheniyu-glaukomy.html TERIMA KASIHHH… Xiexie… Gracias…