SlideShare a Scribd company logo
O + R/ O-R/
Obat Akan Mempunyai Efek Apabila Bereaksi Dengan Reseptor
Dengan Dosis Yang Tepat
Cara Pemberian Obat :
Oral Mulut Lambung Usus Hati
Parenteral (SC , IM , IV)
Sublingual , Inhalasi , Rektal Sirkulasi
FPE
Topikal
R/ Efek
FARMAKODINAMI :
 ANTASID
 ANTIHISTAMIN
 ANTIPIRETIKA
 ANTITUSIV
 ANTIBIOTIKA
Spektrum : Sempit ; Penisilin , Kloksasilin , Eritromisin
Luas ; Ampisilin , Tetrasiklin , klorampenikol
Golongan : Penisilin – Sefalosporin
Tetrasiklin – Klorampenikol
Aminoglikosida ; Streptomisin, Neomisin
Makrolida ; Eritromisin , Spiramisin
FARMAKOKINETIK
Obat terdiri dari Bahan Aktif dan Bahan Pembantu
Memberikan Efek adalah Bahan Aktif Obat yang Bebas untuk dapat
bereaksi dengan R/ (Reseptor)
Obat akan mengalami :
 LIBERASI Pelepasan Bahan Aktif
 ABSORBSI Bahan Aktif Obat masuk Sirkulasi
 DISTRIBUSI Bahan Aktif Obat beredar dalam Sirkulasi
untuk bereaksi dengan R/ (Reseptor)
 METABOLISME Bahan Aktif di Non aktifkan
 EKSKRESI Bahan Aktif di keluarkan dari Tubuh
AM AM
M H
H Keadaan Fisik Host
M Sifat Sifat Mikroba
AM Mekanisme Kerja Anti Mikroba
Dosis Anti Mikroba
Waktu Pemberian Anti Mikroba
Cara Pemberian Anti Mikroba
Lama Pemberian Anti Mikroba
R1 R2 OH R3 N(CH3)2
C C CH CH
CH C CH CH C – OH
CH C C C C – CO – NH2
C C C OH C
OH O OH O
R1 R2 R3
Klortetrasklin Cl CH3 , OH H
Oksitetrasiklin H CH3 , OH OH
Tetrasiklin H CH3 , OH H
Demeklosiklin Cl H , OH H
Doksisiklin H CH3 , H OH
Minosiklin N(CH3)2 H , H H
Klortetrasiklin HCl
Klortetrasiklin yg pertama ditemukan, diisolasi dari Streptomyces
aureofaciens .
AM, bakteriostatik
Larut dalam air (1 : 75), larutan 1 % (pH 2,3 -3,3)
Larutan dalam air (370C) hilang potensinya 50% selama 24 jam
dan pada pH netral dan alkalis cepat diinaktifasi.
Waktu paruh (t½) Klortetrasiklin 5,6 jam
Ikatan dengan protein 47 % ,
Ekskresi lebih banyak melalui Empedu, melalui urin 15 - 18 % ,
tidak dianjurkan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal
Bentuk sediaan obat, Oral, injeksi, mata, kulit.
Oksitetrasiklin HCl
Diisolasi dari streptomyces rimosus
Larut dalam air, larutan 1 % (pH 2,3-2,9)
Larutan dalam air menjadi keruh karena endapan oksitetrasiklin.
Kurang suka berikatan dengan gigi anak
AM, Bakteriostatik, aktifitasnya lebih besar terhadap
Pseudomonas aeruginosa, dan kurang terhadap beberapa Proteus
Waktu paruh (t½) Oksitetrasiklin 9,5 jam
Ikatan protein 20 – 35 % . Ekskresi 70 % melalui Urin
Bentuk sediaan obat, Oral, injeksi, kulit.
Tetrasiklin HCl (semisintetik)
Larut dalam air (1 : 10), Larutan air 1 % (pH 1,8-2,8), larutan dalam
air menjadi keruh, pada pH < 2,0 potensinya berkurang dan pada
pH > 7,0 rusak secara lambat, Absorbsinya tidak komplit dan
berkurang dgn adanya logam valensi 2 dan 3 serta membentuk
kompleks yang stabil dan inaktif dgn susu atau makanan
AM, bakteriostatik , Aktif terhdp bakteri Gram pos dan neg, aerob
dan anaerob . Juga aktif terhadap Spirochaeta, Mikoplasma,
Riketsia, Klamidia, Entamoeba histolytica, Tri chomonas
vaginalis, Treponema pallidum, Virus dan Protozoa tertentu serta
sensitif untuk N gonorhoe yang tidak menghasilkan penisilinase
Dapat digunakan sebagai pengganti Penisilin terhadap B antrhacis
Clostridium tetanie, Listeria monocytogenes.
Tetrasiklin tidak digunakan untuk Streptokokus yang aktif dengan
Penisilin G, Eritromisin, Sefalosporin kecuali Doksisiklin
Tetrasiklin resisten terhadap E coli, Klebsiella, Enterobacter,
Proteus indol pos, Pseudomonas, strepto β-hemolitikus, Streptok
pneumonie, Stafilok aureus, Shigella, Bacteriodes
Proses resisten bakteri terhadap tetrasiklin relative lambat.
Resisten terhadap strain Stafilokokus, Koliform basili Haemolitik,
Streptokokus,dan Pneumokokus adalah umum.
Bakteri yang resisten dengan satu tetrasiklin umumnya resisten
dengan tetrasiklin yang lain meskipun ada beberapa Stafilokok,
Streptokok dan koliform yang resisten tetrasiklin tetapi sensitive
dengan Minosiklin
Sintesis protein (dalam Ribosom) akan bekerjasama dgn mRNA
dan tRNA. Ribosom ada 2 subunit yaitu Ribosom 30 S dan 50 S,
kedua komponen ini akan berikatan dengan rantai mRNA
menjadi ribosom 70 S.
Tetrasiklin berikatan dgn ribosom 30 S, akan menghalangi
masuknya tRNA shg ribosom 70 S tdk terbentuk dan sintesis
portein tidak terjadi.
Efek Samping tetrasiklin :
GIT (mual, muntah, diare), iritasi mukosa , Anemia hemolitika,
eosinofilia, trombositopenia , defisiensi vitamin, warna gigi.
Fotosensitivitas, terutama dengan Demeklosiklin.
Jangan diberikan pada pasien kelainan ginjal dan ibu hamil
karena dapat merusak hepar secara fatal (pielonefritis) IV
Waktu paruh (t½) Tetrasiklin 8,5 jam
Ikatan protein bervariasi 20 – 90 %
Pengobatan infeksi CNS, Tetrasiklin lebih efektif dari
Klortetrasiklin atau Oksitetrasiklin karena difusi kedlm CSF lebih
baik. Ekskresi tetrasiklin melalui urin dan feces.
Bentuk sediaan obat, Oral, injeksi, mata,
Pemberian oral 250–500 mg setiap 6 jam menghasilkan
kadar plasma 1–5 mcg/ml, pemberian IV 250 – 500 mg
menghasilkan kadar plasma 20-30 mcg/ml (0,5 jam),
setelah 2 jam turun menjadi 4–10 mcg/ml dan setelah 12
jam masih ada 1-3 mcg/ml, pemberian IM 100 mg, kadar
plasma sampai 2 mcg/ml dan pemberian IM 250 mg,
kadar plasma 3,6 mcg/ ml dalam waktu 3 – 4 jam.
Demekloksiklin HCl
Larut dalam air (1 : 60), larutan 1 % (pH 2,0 – 3,0)
Efek samping : Lebih umum reaksi alergi , lebih sering terjadi
reaksi fototoksik dari tetrasiklin lainnya.
Absorbsi oral lebih cepat dan ekskresi lebih lambat dari
Tetrasiklin HCl, kadar maksimum dalam plasma dicapai 3 -6 jam,
kadar efektif dalam plasma 24–48 jam lebih lama dari Tetrasiklin
Pemberian oral Demekloksiklin HCl 300 mg 2 kali sehari atau
pemberian oral Tetrasiklin HCl 250 mg 4 kali sehari akan
menghasilkan kadar yang sama dalam plasma
Waktu paruh (t½) Demeklosiklin 17 jam
Ikatan Protein 50 %. Ekskresi melalui ginjal, empedu
Bentuk sediaan obat, Oral
Doksisiklin HCl
Mudah larut dalam air (1 : 3), larutan 1 % (pH 2,0 – 3,0)
Doksisiklin kurang menyebabkan warna gigi (kurang ber ikatan
dengan Ca).
Absorbsi lebih cepat, tidak dipengaruhi oleh makanan
menghasilkan kadar plama lebih tinggi dari Tetrasiklin
Ikatan Protein sampai 90 %
Waktu paruh (t½) 15 jam (dosis tunggal) dan 22 jam setelah
pemberian diulang
Ekskresi lambat melalui urin, tidak ada akumulasi dengan adanya
gangguan ginjal dan sampai 25 % di ekskresi melalui feces dalam
bentuk aktif.
Bentuk sediaan obat, Oral, injeksi
Minosiklin HCl
Larut dalam air.
AM, aktif terhadap beberapa Stafilokokus, Streptokokus dan
E.coli yang resisten dengan Tetrasiklin (invitro).
Efek Samping : vertigo atau dizziness, sedikit fotosensitif (Jangan
membawa mobil atau mengoperasikan mesin)
Absorbsi oral cepat, pemberian oral 200 mg dan diikuti 100 mg
setiap 12 jam, akan menghasilkan kadar plasma 1–3 mcg/ml
Distribusi luas dalam cairan dan jaringan termasuk CSF
Ikatan Protein 75 %
Ekskresi melalui ginjal 7 – 10 % dan melalui feces 34 %.
Bentuk sediaan obat, Oral, injeksi.
CH CH OH CH2OH
R – C C – CH – CH – NH – CO – CHCl2
CH CH
Kloramfenikol R = NO2
Tiamfenikol R = CH3SO2
Kloramfenikol
Streptomyces venezuelae (1947)
Larut dalam air (1:400), Suspensi 0,5 % (pH 5,0 – 7,5)
Untuk Obat tetes mata dan tetes hidung harus diguna
kan Propilen glikol sebagai pelarut karena pelarut air
akan memberikan rasa terbakar
AM, broad spectrum, Bakteriostatik, efektif terhadap
Bakteri Gram pos., Gram neg.
Mekanisme kerja, menghambat proses sintesis protein
dengan menghambat enzim peptidil transferase sebagai
katalisator pada pembentukan ikatan peptida
Efek toksik Kloramfenikol adalah depresi sumsum
tulang belakang, ada 2 bentuk
1. Berhubungan dengan dosis, depresi reversibel terjadi
bila kadar dalam plasma 25 – 35 mcg/ml, terjadi
perobahan morfologi sumsum tulang (spesifik),
kekurangan zat besi, anemia sedang, leukopenia dan
trombositopenia, efek ini menyebabkan hambatan
sintesis protein dlm mitokondria sel sumsum tulang.
2. Tidak berhubungan dengan perobahan morfologi
sumsum tulang, toksiksitasnya berat, Irreversibel dan
sering terjadi anemia aplastik (insidennya 1 : 20.000
sampai 1 : 100.000) dan 80 % dari pasien bisa meninggal
Anemia hemolitika terjadi pada pasien kekurangan
enzim glukosa-6-pospat dehidrogenase (Genetik)
Bayi prematur atau baru lahir dapat terjadi Grey
Sindrom pada dosis tinggi (dosis 25 mg/KgBB sehari),
dgn gejala hipotermia, pernafasan irregular, sianosis,
shock dan diikuti dengan kematian dalam beberapa jam
atau hari
Pemberian oral Kloramfenikol dgn waktu yang lama
dapat menimbukan pendarahan karena depresi sumsum
tulang, pengurangan flora usus (kurang sintesis vitamin
K) atau perpanjangan waktu Protrombin.
Resisten silang yang lemah terjadi antara
Kloramfenikol–Eritromisin atau Kloramfenikol-
Tetrasiklin.
Ikatan Protein 60 %
Ekskresi utama melalui urine 80 %, empedu , feces
Bentuk sediaan obat, Oral, injeksi, mata
Enzim asetil transferase spesifik yg dibentuk oleh bakteri
(perantaraan faktor R) dapat merusak Kloramfenikol
Absorbsi baik, pemberian oral 1 gram, kadar dalam
darah 10 mcg/ml (2 jam) dan pemberian 500 mg setiap 6
jam kadar dalam darah dapat dipertahankan > 4 mcg/ml
Distribusi luas dalam jaringan tubuh sampai CSF yang
kadarnya 30 – 50 % kadar dalam darah dan dapat difusi
kedalam pleura fluid, masuk plasenta dan masuk
sirkulasi darah janin.
Dalam hati Kloramfenikol mengalami konyugasi dengan asam
glukoronat oleh enzim glukuronil transferase.
Waktu paruh kloramfenikol memanjnag pada pasien gangguan
faal hati
Waktu paruh kloramfenikol akan memendek apabila
dikombinasikan dengan Fenobarbital atau Rifampisin
Kloramfenikol dapat menghambat biotransformasi
Tolbutamid, Fenitoin, Dikumarol dan obat lain yang
dimetabolisme oleh enzim Mikrosom hati, sehingga
toksisitas obat ini lebih tinggi
Kloramfenikol Palmitat
Tidak larut dlm air, dihidrolisa dlm GIT menjadi Kloramfenik
Kloramfenikol Na Suksinat
Larut dalam air, larutan 25 % (pH 6,4-7,0)
Tidak ada efek AM sampai terbentuk Kloramfenikol
(hidrolisa).
Tiamfenikol
Sukar larut dalam air, larutan jenuh (pH 5,8-7,5)
Tiamfenikol Glisinat HCl
Mudah larut dalam air, larutan 5 % (pH 3,0-4,5).
AM, spektrum luas
Kurang depresi sumsum tulang, aplasi sangat jarang
Absorbsi baik melalui GIT
Ekskresi terutama melalui urin dan sebagian empedu
Ab tetrasiklin 2, power point presentation

More Related Content

What's hot

Uji Disolusi
Uji DisolusiUji Disolusi
Uji Disolusi
Ilma Nurhidayati
 
4 Menghitung kadar syrup.pptx
4 Menghitung kadar syrup.pptx4 Menghitung kadar syrup.pptx
4 Menghitung kadar syrup.pptx
AzmilAbidah
 
FARMAKOKINETIK NON LINIER
FARMAKOKINETIK NON LINIERFARMAKOKINETIK NON LINIER
FARMAKOKINETIK NON LINIER
Taofik Rusdiana
 
Anti inflamasi steroid
Anti inflamasi steroidAnti inflamasi steroid
Anti inflamasi steroid
rula25
 
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode ImunokromatografiPemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
PatriciaGitaNaully
 
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Filania Kanja
 
Teknologi formulasi iii infus dekstrosa
Teknologi formulasi iii infus dekstrosaTeknologi formulasi iii infus dekstrosa
Teknologi formulasi iii infus dekstrosa
wulannsftri
 
Ppt antibiotik
Ppt antibiotikPpt antibiotik
Ppt antibiotik
rula25
 
Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)
Taofik Rusdiana
 
Laporan sirup
Laporan sirupLaporan sirup
Laporan sirup
sisabihi
 
Pemberian Obat Pada Lansia
Pemberian Obat Pada LansiaPemberian Obat Pada Lansia
Pemberian Obat Pada Lansia
Fitria Anwarawati
 
Penentuan dosis-Dose Adjustment
Penentuan dosis-Dose AdjustmentPenentuan dosis-Dose Adjustment
Penentuan dosis-Dose Adjustment
Taofik Rusdiana
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Surya Amal
 
Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Trie Marcory
 
Presentasi kempa langsung
Presentasi kempa langsungPresentasi kempa langsung
Presentasi kempa langsung
Zidny Ilmayaqin
 
Ppt mual muntah
Ppt mual muntahPpt mual muntah
Ppt mual muntah
atikah dwi utami
 
Bcs
BcsBcs
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKALAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
RezkyNurAziz
 

What's hot (20)

Uji Disolusi
Uji DisolusiUji Disolusi
Uji Disolusi
 
4 Menghitung kadar syrup.pptx
4 Menghitung kadar syrup.pptx4 Menghitung kadar syrup.pptx
4 Menghitung kadar syrup.pptx
 
FARMAKOKINETIK NON LINIER
FARMAKOKINETIK NON LINIERFARMAKOKINETIK NON LINIER
FARMAKOKINETIK NON LINIER
 
Anti inflamasi steroid
Anti inflamasi steroidAnti inflamasi steroid
Anti inflamasi steroid
 
Rkk22
Rkk22Rkk22
Rkk22
 
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode ImunokromatografiPemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
 
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
 
Teknologi formulasi iii infus dekstrosa
Teknologi formulasi iii infus dekstrosaTeknologi formulasi iii infus dekstrosa
Teknologi formulasi iii infus dekstrosa
 
Ppt antibiotik
Ppt antibiotikPpt antibiotik
Ppt antibiotik
 
Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)
 
Laporan sirup
Laporan sirupLaporan sirup
Laporan sirup
 
Pemberian Obat Pada Lansia
Pemberian Obat Pada LansiaPemberian Obat Pada Lansia
Pemberian Obat Pada Lansia
 
Penentuan dosis-Dose Adjustment
Penentuan dosis-Dose AdjustmentPenentuan dosis-Dose Adjustment
Penentuan dosis-Dose Adjustment
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
 
Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi
 
Presentasi kempa langsung
Presentasi kempa langsungPresentasi kempa langsung
Presentasi kempa langsung
 
Ppt mual muntah
Ppt mual muntahPpt mual muntah
Ppt mual muntah
 
Ppt proposal 1
Ppt proposal 1Ppt proposal 1
Ppt proposal 1
 
Bcs
BcsBcs
Bcs
 
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKALAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
 

Similar to Ab tetrasiklin 2, power point presentation

Farmakologi di blok nefrouropoetika
Farmakologi di blok nefrouropoetikaFarmakologi di blok nefrouropoetika
Farmakologi di blok nefrouropoetika
Fadhol Romdhoni
 
31 89-1-pb
31 89-1-pb31 89-1-pb
31 89-1-pb
ladfian_1
 
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitikObat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
NegustinNegustin
 
Tugas so
Tugas soTugas so
Tugas so
Zacky Zacky
 
Antibiotika
AntibiotikaAntibiotika
Antibiotika
junaedy bonggaupa
 
Farmakologi
FarmakologiFarmakologi
FarmakologiCahya
 
Antibiotik penghambat sintesis asam nukleat
Antibiotik penghambat sintesis asam nukleatAntibiotik penghambat sintesis asam nukleat
Antibiotik penghambat sintesis asam nukleat
cynthiaanggipradita
 
AH2-PPI.pptx
AH2-PPI.pptxAH2-PPI.pptx
AH2-PPI.pptx
ssuserdfe591
 
Dasar Terapi Antidotum.ppt
Dasar Terapi Antidotum.pptDasar Terapi Antidotum.ppt
Dasar Terapi Antidotum.ppt
AhmadSofyanAtsauri
 
21. dr. iit farmakologi obat topikal mata
21. dr. iit   farmakologi obat topikal mata21. dr. iit   farmakologi obat topikal mata
21. dr. iit farmakologi obat topikal mata
Dede Basofi
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
ssuser1cc42a
 
Pertemuan III & IV _ Infeksi (1).pptx
Pertemuan III & IV _ Infeksi (1).pptxPertemuan III & IV _ Infeksi (1).pptx
Pertemuan III & IV _ Infeksi (1).pptx
AhmadSofyanAtsauri
 
Endoparasit (vina r. 066112072)
Endoparasit (vina r. 066112072)Endoparasit (vina r. 066112072)
Endoparasit (vina r. 066112072)Vina Ramdhiani
 
Obat makrolides
Obat makrolidesObat makrolides
Obat makrolides
Rhiza Amalia
 
_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt
_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt
_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt
FitriAyuWahyuni1
 
Interaksi Obat.pdf
Interaksi Obat.pdfInteraksi Obat.pdf
Interaksi Obat.pdf
Tika995824
 
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptPPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
HenryAdhySantoso
 
Nacl, ngt, ameprozol, kasus resep
Nacl, ngt, ameprozol, kasus resepNacl, ngt, ameprozol, kasus resep
Nacl, ngt, ameprozol, kasus resep
Aprillia Indah Fajarwati
 
_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt
_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt
_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt
FitriAyuWahyuni1
 

Similar to Ab tetrasiklin 2, power point presentation (20)

Farmakologi di blok nefrouropoetika
Farmakologi di blok nefrouropoetikaFarmakologi di blok nefrouropoetika
Farmakologi di blok nefrouropoetika
 
31 89-1-pb
31 89-1-pb31 89-1-pb
31 89-1-pb
 
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitikObat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
 
Tugas so
Tugas soTugas so
Tugas so
 
Antibiotika
AntibiotikaAntibiotika
Antibiotika
 
Farmakologi
FarmakologiFarmakologi
Farmakologi
 
Antibiotik penghambat sintesis asam nukleat
Antibiotik penghambat sintesis asam nukleatAntibiotik penghambat sintesis asam nukleat
Antibiotik penghambat sintesis asam nukleat
 
AH2-PPI.pptx
AH2-PPI.pptxAH2-PPI.pptx
AH2-PPI.pptx
 
Dasar Terapi Antidotum.ppt
Dasar Terapi Antidotum.pptDasar Terapi Antidotum.ppt
Dasar Terapi Antidotum.ppt
 
21. dr. iit farmakologi obat topikal mata
21. dr. iit   farmakologi obat topikal mata21. dr. iit   farmakologi obat topikal mata
21. dr. iit farmakologi obat topikal mata
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
Pertemuan III & IV _ Infeksi (1).pptx
Pertemuan III & IV _ Infeksi (1).pptxPertemuan III & IV _ Infeksi (1).pptx
Pertemuan III & IV _ Infeksi (1).pptx
 
Endoparasit (vina r. 066112072)
Endoparasit (vina r. 066112072)Endoparasit (vina r. 066112072)
Endoparasit (vina r. 066112072)
 
Amoksisillin
AmoksisillinAmoksisillin
Amoksisillin
 
Obat makrolides
Obat makrolidesObat makrolides
Obat makrolides
 
_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt
_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt
_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt
 
Interaksi Obat.pdf
Interaksi Obat.pdfInteraksi Obat.pdf
Interaksi Obat.pdf
 
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptPPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
 
Nacl, ngt, ameprozol, kasus resep
Nacl, ngt, ameprozol, kasus resepNacl, ngt, ameprozol, kasus resep
Nacl, ngt, ameprozol, kasus resep
 
_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt
_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt
_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt
 

More from fikri asyura

Angina pectoris stabil
Angina pectoris stabilAngina pectoris stabil
Angina pectoris stabil
fikri asyura
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
fikri asyura
 
Transfusi darah
Transfusi darahTransfusi darah
Transfusi darah
fikri asyura
 
Toksoplasmosis 3 a
Toksoplasmosis 3 aToksoplasmosis 3 a
Toksoplasmosis 3 a
fikri asyura
 
Sistosomiasis
SistosomiasisSistosomiasis
Sistosomiasis
fikri asyura
 
Reaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitasReaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitas
fikri asyura
 
Rabies
RabiesRabies
Rabies
fikri asyura
 
Lupus eritematosus sistemik
Lupus eritematosus sistemikLupus eritematosus sistemik
Lupus eritematosus sistemik
fikri asyura
 
Filariasis
FilariasisFilariasis
Filariasis
fikri asyura
 
Demam reumatik
Demam reumatikDemam reumatik
Demam reumatik
fikri asyura
 
Askariasis
AskariasisAskariasis
Askariasis
fikri asyura
 
Artritis reumatoid
Artritis reumatoidArtritis reumatoid
Artritis reumatoid
fikri asyura
 
Artritis gout
Artritis goutArtritis gout
Artritis gout
fikri asyura
 
Ankilostomiasis
AnkilostomiasisAnkilostomiasis
Ankilostomiasis
fikri asyura
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
fikri asyura
 
P petri dbd
P petri dbdP petri dbd
P petri dbd
fikri asyura
 
P petri tifoid
P petri tifoidP petri tifoid
P petri tifoid
fikri asyura
 
P petri sepsis
P petri sepsisP petri sepsis
P petri sepsis
fikri asyura
 
P petri malaria
P petri malariaP petri malaria
P petri malaria
fikri asyura
 

More from fikri asyura (20)

Angina pectoris stabil
Angina pectoris stabilAngina pectoris stabil
Angina pectoris stabil
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Tb
TbTb
Tb
 
Transfusi darah
Transfusi darahTransfusi darah
Transfusi darah
 
Toksoplasmosis 3 a
Toksoplasmosis 3 aToksoplasmosis 3 a
Toksoplasmosis 3 a
 
Sistosomiasis
SistosomiasisSistosomiasis
Sistosomiasis
 
Reaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitasReaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitas
 
Rabies
RabiesRabies
Rabies
 
Lupus eritematosus sistemik
Lupus eritematosus sistemikLupus eritematosus sistemik
Lupus eritematosus sistemik
 
Filariasis
FilariasisFilariasis
Filariasis
 
Demam reumatik
Demam reumatikDemam reumatik
Demam reumatik
 
Askariasis
AskariasisAskariasis
Askariasis
 
Artritis reumatoid
Artritis reumatoidArtritis reumatoid
Artritis reumatoid
 
Artritis gout
Artritis goutArtritis gout
Artritis gout
 
Ankilostomiasis
AnkilostomiasisAnkilostomiasis
Ankilostomiasis
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
 
P petri dbd
P petri dbdP petri dbd
P petri dbd
 
P petri tifoid
P petri tifoidP petri tifoid
P petri tifoid
 
P petri sepsis
P petri sepsisP petri sepsis
P petri sepsis
 
P petri malaria
P petri malariaP petri malaria
P petri malaria
 

Recently uploaded

Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
ryskilahmudin
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DamianLoveChannel
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
arikiskandar
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
LisnaKhairaniNasutio
 
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic DasarANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
MFCorp
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ratnawulokt
 
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.pptGambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
ssusera85899
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
FiikFiik
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
adhiwargamandiriseja
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
adwinhadipurnadi
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
RheginaSalsabila
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
hadijaul
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
ortopedifk
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
nurulkarunia4
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
lala263132
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
MuhammadAuliaKurniaw1
 

Recently uploaded (20)

Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
 
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic DasarANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.pptGambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
 

Ab tetrasiklin 2, power point presentation

  • 1.
  • 2. O + R/ O-R/ Obat Akan Mempunyai Efek Apabila Bereaksi Dengan Reseptor Dengan Dosis Yang Tepat Cara Pemberian Obat : Oral Mulut Lambung Usus Hati Parenteral (SC , IM , IV) Sublingual , Inhalasi , Rektal Sirkulasi FPE Topikal R/ Efek
  • 3. FARMAKODINAMI :  ANTASID  ANTIHISTAMIN  ANTIPIRETIKA  ANTITUSIV  ANTIBIOTIKA Spektrum : Sempit ; Penisilin , Kloksasilin , Eritromisin Luas ; Ampisilin , Tetrasiklin , klorampenikol Golongan : Penisilin – Sefalosporin Tetrasiklin – Klorampenikol Aminoglikosida ; Streptomisin, Neomisin Makrolida ; Eritromisin , Spiramisin
  • 4. FARMAKOKINETIK Obat terdiri dari Bahan Aktif dan Bahan Pembantu Memberikan Efek adalah Bahan Aktif Obat yang Bebas untuk dapat bereaksi dengan R/ (Reseptor) Obat akan mengalami :  LIBERASI Pelepasan Bahan Aktif  ABSORBSI Bahan Aktif Obat masuk Sirkulasi  DISTRIBUSI Bahan Aktif Obat beredar dalam Sirkulasi untuk bereaksi dengan R/ (Reseptor)  METABOLISME Bahan Aktif di Non aktifkan  EKSKRESI Bahan Aktif di keluarkan dari Tubuh
  • 5. AM AM M H H Keadaan Fisik Host M Sifat Sifat Mikroba AM Mekanisme Kerja Anti Mikroba Dosis Anti Mikroba Waktu Pemberian Anti Mikroba Cara Pemberian Anti Mikroba Lama Pemberian Anti Mikroba
  • 6.
  • 7. R1 R2 OH R3 N(CH3)2 C C CH CH CH C CH CH C – OH CH C C C C – CO – NH2 C C C OH C OH O OH O R1 R2 R3 Klortetrasklin Cl CH3 , OH H Oksitetrasiklin H CH3 , OH OH Tetrasiklin H CH3 , OH H Demeklosiklin Cl H , OH H Doksisiklin H CH3 , H OH Minosiklin N(CH3)2 H , H H
  • 8. Klortetrasiklin HCl Klortetrasiklin yg pertama ditemukan, diisolasi dari Streptomyces aureofaciens . AM, bakteriostatik Larut dalam air (1 : 75), larutan 1 % (pH 2,3 -3,3) Larutan dalam air (370C) hilang potensinya 50% selama 24 jam dan pada pH netral dan alkalis cepat diinaktifasi. Waktu paruh (t½) Klortetrasiklin 5,6 jam Ikatan dengan protein 47 % , Ekskresi lebih banyak melalui Empedu, melalui urin 15 - 18 % , tidak dianjurkan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal Bentuk sediaan obat, Oral, injeksi, mata, kulit.
  • 9. Oksitetrasiklin HCl Diisolasi dari streptomyces rimosus Larut dalam air, larutan 1 % (pH 2,3-2,9) Larutan dalam air menjadi keruh karena endapan oksitetrasiklin. Kurang suka berikatan dengan gigi anak AM, Bakteriostatik, aktifitasnya lebih besar terhadap Pseudomonas aeruginosa, dan kurang terhadap beberapa Proteus Waktu paruh (t½) Oksitetrasiklin 9,5 jam Ikatan protein 20 – 35 % . Ekskresi 70 % melalui Urin Bentuk sediaan obat, Oral, injeksi, kulit.
  • 10. Tetrasiklin HCl (semisintetik) Larut dalam air (1 : 10), Larutan air 1 % (pH 1,8-2,8), larutan dalam air menjadi keruh, pada pH < 2,0 potensinya berkurang dan pada pH > 7,0 rusak secara lambat, Absorbsinya tidak komplit dan berkurang dgn adanya logam valensi 2 dan 3 serta membentuk kompleks yang stabil dan inaktif dgn susu atau makanan AM, bakteriostatik , Aktif terhdp bakteri Gram pos dan neg, aerob dan anaerob . Juga aktif terhadap Spirochaeta, Mikoplasma, Riketsia, Klamidia, Entamoeba histolytica, Tri chomonas vaginalis, Treponema pallidum, Virus dan Protozoa tertentu serta sensitif untuk N gonorhoe yang tidak menghasilkan penisilinase Dapat digunakan sebagai pengganti Penisilin terhadap B antrhacis Clostridium tetanie, Listeria monocytogenes. Tetrasiklin tidak digunakan untuk Streptokokus yang aktif dengan Penisilin G, Eritromisin, Sefalosporin kecuali Doksisiklin
  • 11. Tetrasiklin resisten terhadap E coli, Klebsiella, Enterobacter, Proteus indol pos, Pseudomonas, strepto β-hemolitikus, Streptok pneumonie, Stafilok aureus, Shigella, Bacteriodes Proses resisten bakteri terhadap tetrasiklin relative lambat. Resisten terhadap strain Stafilokokus, Koliform basili Haemolitik, Streptokokus,dan Pneumokokus adalah umum. Bakteri yang resisten dengan satu tetrasiklin umumnya resisten dengan tetrasiklin yang lain meskipun ada beberapa Stafilokok, Streptokok dan koliform yang resisten tetrasiklin tetapi sensitive dengan Minosiklin Sintesis protein (dalam Ribosom) akan bekerjasama dgn mRNA dan tRNA. Ribosom ada 2 subunit yaitu Ribosom 30 S dan 50 S, kedua komponen ini akan berikatan dengan rantai mRNA menjadi ribosom 70 S. Tetrasiklin berikatan dgn ribosom 30 S, akan menghalangi masuknya tRNA shg ribosom 70 S tdk terbentuk dan sintesis portein tidak terjadi.
  • 12. Efek Samping tetrasiklin : GIT (mual, muntah, diare), iritasi mukosa , Anemia hemolitika, eosinofilia, trombositopenia , defisiensi vitamin, warna gigi. Fotosensitivitas, terutama dengan Demeklosiklin. Jangan diberikan pada pasien kelainan ginjal dan ibu hamil karena dapat merusak hepar secara fatal (pielonefritis) IV Waktu paruh (t½) Tetrasiklin 8,5 jam Ikatan protein bervariasi 20 – 90 % Pengobatan infeksi CNS, Tetrasiklin lebih efektif dari Klortetrasiklin atau Oksitetrasiklin karena difusi kedlm CSF lebih baik. Ekskresi tetrasiklin melalui urin dan feces. Bentuk sediaan obat, Oral, injeksi, mata,
  • 13. Pemberian oral 250–500 mg setiap 6 jam menghasilkan kadar plasma 1–5 mcg/ml, pemberian IV 250 – 500 mg menghasilkan kadar plasma 20-30 mcg/ml (0,5 jam), setelah 2 jam turun menjadi 4–10 mcg/ml dan setelah 12 jam masih ada 1-3 mcg/ml, pemberian IM 100 mg, kadar plasma sampai 2 mcg/ml dan pemberian IM 250 mg, kadar plasma 3,6 mcg/ ml dalam waktu 3 – 4 jam.
  • 14. Demekloksiklin HCl Larut dalam air (1 : 60), larutan 1 % (pH 2,0 – 3,0) Efek samping : Lebih umum reaksi alergi , lebih sering terjadi reaksi fototoksik dari tetrasiklin lainnya. Absorbsi oral lebih cepat dan ekskresi lebih lambat dari Tetrasiklin HCl, kadar maksimum dalam plasma dicapai 3 -6 jam, kadar efektif dalam plasma 24–48 jam lebih lama dari Tetrasiklin Pemberian oral Demekloksiklin HCl 300 mg 2 kali sehari atau pemberian oral Tetrasiklin HCl 250 mg 4 kali sehari akan menghasilkan kadar yang sama dalam plasma Waktu paruh (t½) Demeklosiklin 17 jam Ikatan Protein 50 %. Ekskresi melalui ginjal, empedu Bentuk sediaan obat, Oral
  • 15. Doksisiklin HCl Mudah larut dalam air (1 : 3), larutan 1 % (pH 2,0 – 3,0) Doksisiklin kurang menyebabkan warna gigi (kurang ber ikatan dengan Ca). Absorbsi lebih cepat, tidak dipengaruhi oleh makanan menghasilkan kadar plama lebih tinggi dari Tetrasiklin Ikatan Protein sampai 90 % Waktu paruh (t½) 15 jam (dosis tunggal) dan 22 jam setelah pemberian diulang Ekskresi lambat melalui urin, tidak ada akumulasi dengan adanya gangguan ginjal dan sampai 25 % di ekskresi melalui feces dalam bentuk aktif. Bentuk sediaan obat, Oral, injeksi
  • 16. Minosiklin HCl Larut dalam air. AM, aktif terhadap beberapa Stafilokokus, Streptokokus dan E.coli yang resisten dengan Tetrasiklin (invitro). Efek Samping : vertigo atau dizziness, sedikit fotosensitif (Jangan membawa mobil atau mengoperasikan mesin) Absorbsi oral cepat, pemberian oral 200 mg dan diikuti 100 mg setiap 12 jam, akan menghasilkan kadar plasma 1–3 mcg/ml Distribusi luas dalam cairan dan jaringan termasuk CSF Ikatan Protein 75 % Ekskresi melalui ginjal 7 – 10 % dan melalui feces 34 %. Bentuk sediaan obat, Oral, injeksi.
  • 17.
  • 18. CH CH OH CH2OH R – C C – CH – CH – NH – CO – CHCl2 CH CH Kloramfenikol R = NO2 Tiamfenikol R = CH3SO2
  • 19. Kloramfenikol Streptomyces venezuelae (1947) Larut dalam air (1:400), Suspensi 0,5 % (pH 5,0 – 7,5) Untuk Obat tetes mata dan tetes hidung harus diguna kan Propilen glikol sebagai pelarut karena pelarut air akan memberikan rasa terbakar AM, broad spectrum, Bakteriostatik, efektif terhadap Bakteri Gram pos., Gram neg. Mekanisme kerja, menghambat proses sintesis protein dengan menghambat enzim peptidil transferase sebagai katalisator pada pembentukan ikatan peptida
  • 20. Efek toksik Kloramfenikol adalah depresi sumsum tulang belakang, ada 2 bentuk 1. Berhubungan dengan dosis, depresi reversibel terjadi bila kadar dalam plasma 25 – 35 mcg/ml, terjadi perobahan morfologi sumsum tulang (spesifik), kekurangan zat besi, anemia sedang, leukopenia dan trombositopenia, efek ini menyebabkan hambatan sintesis protein dlm mitokondria sel sumsum tulang. 2. Tidak berhubungan dengan perobahan morfologi sumsum tulang, toksiksitasnya berat, Irreversibel dan sering terjadi anemia aplastik (insidennya 1 : 20.000 sampai 1 : 100.000) dan 80 % dari pasien bisa meninggal
  • 21. Anemia hemolitika terjadi pada pasien kekurangan enzim glukosa-6-pospat dehidrogenase (Genetik) Bayi prematur atau baru lahir dapat terjadi Grey Sindrom pada dosis tinggi (dosis 25 mg/KgBB sehari), dgn gejala hipotermia, pernafasan irregular, sianosis, shock dan diikuti dengan kematian dalam beberapa jam atau hari Pemberian oral Kloramfenikol dgn waktu yang lama dapat menimbukan pendarahan karena depresi sumsum tulang, pengurangan flora usus (kurang sintesis vitamin K) atau perpanjangan waktu Protrombin.
  • 22. Resisten silang yang lemah terjadi antara Kloramfenikol–Eritromisin atau Kloramfenikol- Tetrasiklin. Ikatan Protein 60 % Ekskresi utama melalui urine 80 %, empedu , feces Bentuk sediaan obat, Oral, injeksi, mata Enzim asetil transferase spesifik yg dibentuk oleh bakteri (perantaraan faktor R) dapat merusak Kloramfenikol Absorbsi baik, pemberian oral 1 gram, kadar dalam darah 10 mcg/ml (2 jam) dan pemberian 500 mg setiap 6 jam kadar dalam darah dapat dipertahankan > 4 mcg/ml Distribusi luas dalam jaringan tubuh sampai CSF yang kadarnya 30 – 50 % kadar dalam darah dan dapat difusi kedalam pleura fluid, masuk plasenta dan masuk sirkulasi darah janin.
  • 23. Dalam hati Kloramfenikol mengalami konyugasi dengan asam glukoronat oleh enzim glukuronil transferase. Waktu paruh kloramfenikol memanjnag pada pasien gangguan faal hati Waktu paruh kloramfenikol akan memendek apabila dikombinasikan dengan Fenobarbital atau Rifampisin Kloramfenikol dapat menghambat biotransformasi Tolbutamid, Fenitoin, Dikumarol dan obat lain yang dimetabolisme oleh enzim Mikrosom hati, sehingga toksisitas obat ini lebih tinggi
  • 24. Kloramfenikol Palmitat Tidak larut dlm air, dihidrolisa dlm GIT menjadi Kloramfenik Kloramfenikol Na Suksinat Larut dalam air, larutan 25 % (pH 6,4-7,0) Tidak ada efek AM sampai terbentuk Kloramfenikol (hidrolisa). Tiamfenikol Sukar larut dalam air, larutan jenuh (pH 5,8-7,5) Tiamfenikol Glisinat HCl Mudah larut dalam air, larutan 5 % (pH 3,0-4,5). AM, spektrum luas Kurang depresi sumsum tulang, aplasi sangat jarang Absorbsi baik melalui GIT Ekskresi terutama melalui urin dan sebagian empedu