Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi AntiretroviralSurya Amal
Penemuan obat antiretroviral (ARV) pada tahun 1996 mendorong suatu revolusi dalam perawatan ODHA di negara maju. Meskipun belum mampu menyembuhkan penyakit dan menambah tantangan dalam hal efek samping serta resistensi kronis terhadap obat, namun secara dramatis terapi ARV menurunkan angka kematian dan kesakitan, meningkatkan kualitas hidup ODHA, dan meningkatkan harapan masyarakat, sehingga pada saat ini HIV dan AIDS telah diterima sebagai penyakit yang dapat dikendalikan dan tidak lagi dianggap sebagai penyakit yang menakutkan.
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi AntiretroviralSurya Amal
Penemuan obat antiretroviral (ARV) pada tahun 1996 mendorong suatu revolusi dalam perawatan ODHA di negara maju. Meskipun belum mampu menyembuhkan penyakit dan menambah tantangan dalam hal efek samping serta resistensi kronis terhadap obat, namun secara dramatis terapi ARV menurunkan angka kematian dan kesakitan, meningkatkan kualitas hidup ODHA, dan meningkatkan harapan masyarakat, sehingga pada saat ini HIV dan AIDS telah diterima sebagai penyakit yang dapat dikendalikan dan tidak lagi dianggap sebagai penyakit yang menakutkan.
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)NajMah Usman
Prevalensi adalah proporsi orang yang berpenyakit dari suatu populasi pada satu titik waktu atau periode waktu. Prevalensi juga dapat menunjukkanmasalah kesehatan lainnya atau kondisi tertentu misalnya prevalensi perilaku merokok. Prevalensi dapat dirumuskan sebagai berikut (2, 6, 8):
Prevalensi terbagi menjadi 2 jenis yaitu prevalens titik (point prevalence) dan prevalens periodik (periodic prevalance). Prevalens titik adalah Prevalensi yang menunjukkan proporsi individu yang sakit pada satu titik waktu tertentu. Sedangkan prevalens periodik adalah prevalens yang memuat prevalensi titik dan juga kasus baru (insidensi).
Prevalensi titik menggambarkan jumlah kasus (individu yang sakit) dibandingkan dengan populasi berisiko pada satu titik waktu tertentu(5, 8).
Misalnya hasil riset kesehatan dasar tahun 2007, menunjukkan prevalensi penderita hipertensi usia 18 sampai dengan 24 tahun berdasarkan hasil pengukuran pada riset ini adalah 12,2(9). Dari contoh ini terlihat bahwa numerator prevalensi titik adalah orang yang menderita hipertensi pada saat riset ini dilakukan. Titik waktu tidak hanya terbatas pada waktu berdasarkan kalender yang sama tetapi dapat juga berdasarkan peristiwa yang penting.Misalnya waktu hamil anak terakhir, saat diimunisasi, dan lain sebagainya.
Contoh prevalensi periode adalah prevalensi periode penyakit TB Paru yang didiagnosis oleh tenaga kesehatan pada kelompok masyarakat yang tinggal di pedesaan pada tahun 2010 adalah 0,75 %(10). Numerator pada contoh ini merupakan orang yang sakit TB Paru selama tahun 2010 baik kasus lama maupun kasus baru.
Insidensi menunjukkan kasus baru yang ada dalam populasi. Insidensi juga merupakan kejadian (kasus) yang baru saja memasuki fase klinik dalam riwayat alamiah penyakit. Insiden juga terbagi menjadi dua yaitu indensi kumulatif dan laju insidensi. Adapun rumus insiden adalah jumlah kejadian baru dibagi jumlah populasi berisiko dikali 1000.
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo Jakarta
Obat adalah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rokhaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia. (Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 193/kab/B.VII/71)
Penyakit Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, karena angka kesakitan dan kematian yang masih tinggi. Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari.
Tugas dan fungsi Duta Promprev
Memberikan edukasi dan melakukan sosialisasi kepada peserta/keluarga mengenai pentingnya pelaksanaan program promprev dalam rangka menjaga dan meningkatkan pemeliharaan kesehatan
Melatih dan meningkatkan kemandirian peserta terhadap pengelolaan penyakit yang disandang peserta
Melatih dan meningkatkan kemandirian peserta dalam perilaku hidup sehat
Melakukan monitoring terhadap pelaksanaan promotif preventif peserta yang menjadi binaannya
90 % orang berusia di atas 55 tahun berisiko hipertensi
Lebih dari 2/3 penderita hipertensi tidak mengetahui tekanan darahnya meningkat karena biasanya tanpa gejala
Pentingnya pemeriksaan tekanan darah berkala
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)NajMah Usman
Prevalensi adalah proporsi orang yang berpenyakit dari suatu populasi pada satu titik waktu atau periode waktu. Prevalensi juga dapat menunjukkanmasalah kesehatan lainnya atau kondisi tertentu misalnya prevalensi perilaku merokok. Prevalensi dapat dirumuskan sebagai berikut (2, 6, 8):
Prevalensi terbagi menjadi 2 jenis yaitu prevalens titik (point prevalence) dan prevalens periodik (periodic prevalance). Prevalens titik adalah Prevalensi yang menunjukkan proporsi individu yang sakit pada satu titik waktu tertentu. Sedangkan prevalens periodik adalah prevalens yang memuat prevalensi titik dan juga kasus baru (insidensi).
Prevalensi titik menggambarkan jumlah kasus (individu yang sakit) dibandingkan dengan populasi berisiko pada satu titik waktu tertentu(5, 8).
Misalnya hasil riset kesehatan dasar tahun 2007, menunjukkan prevalensi penderita hipertensi usia 18 sampai dengan 24 tahun berdasarkan hasil pengukuran pada riset ini adalah 12,2(9). Dari contoh ini terlihat bahwa numerator prevalensi titik adalah orang yang menderita hipertensi pada saat riset ini dilakukan. Titik waktu tidak hanya terbatas pada waktu berdasarkan kalender yang sama tetapi dapat juga berdasarkan peristiwa yang penting.Misalnya waktu hamil anak terakhir, saat diimunisasi, dan lain sebagainya.
Contoh prevalensi periode adalah prevalensi periode penyakit TB Paru yang didiagnosis oleh tenaga kesehatan pada kelompok masyarakat yang tinggal di pedesaan pada tahun 2010 adalah 0,75 %(10). Numerator pada contoh ini merupakan orang yang sakit TB Paru selama tahun 2010 baik kasus lama maupun kasus baru.
Insidensi menunjukkan kasus baru yang ada dalam populasi. Insidensi juga merupakan kejadian (kasus) yang baru saja memasuki fase klinik dalam riwayat alamiah penyakit. Insiden juga terbagi menjadi dua yaitu indensi kumulatif dan laju insidensi. Adapun rumus insiden adalah jumlah kejadian baru dibagi jumlah populasi berisiko dikali 1000.
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo Jakarta
Obat adalah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rokhaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia. (Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 193/kab/B.VII/71)
Penyakit Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, karena angka kesakitan dan kematian yang masih tinggi. Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari.
Tugas dan fungsi Duta Promprev
Memberikan edukasi dan melakukan sosialisasi kepada peserta/keluarga mengenai pentingnya pelaksanaan program promprev dalam rangka menjaga dan meningkatkan pemeliharaan kesehatan
Melatih dan meningkatkan kemandirian peserta terhadap pengelolaan penyakit yang disandang peserta
Melatih dan meningkatkan kemandirian peserta dalam perilaku hidup sehat
Melakukan monitoring terhadap pelaksanaan promotif preventif peserta yang menjadi binaannya
90 % orang berusia di atas 55 tahun berisiko hipertensi
Lebih dari 2/3 penderita hipertensi tidak mengetahui tekanan darahnya meningkat karena biasanya tanpa gejala
Pentingnya pemeriksaan tekanan darah berkala
Pengertian Antibiotik
Antibiotik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme , khususnya dalam prosesinfeksi oleh bakteri.
Prinsip Dasar Penggunaan Antibiotika Rasional
1. Tepat indikasi
2. Tepat penderita
3. Tepat pemilihan jenis antibiotika
4. Tepat dosis
5. Efek samping minima
6. Bila di perlukan : Kombinasi yang tepat
7. Ekonomik
Farmakoterapi Pada Kehamilan Dan Menyusui.pptxKetutWidyani
Farmakoterapi pada kondisi hamil dan menyusui. Tata laksana terapi pada kondisi hamil dan menyusui. Obat obatan yang aman digunakan dan kontraindikasi saat hamil dan menyusui.
Obat, suplemen, vitamin yang penting untuk menunjang kesehatan saat hamil dan menyusui
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
3. PENGGUNAAN UTEROTONIK
Pemilihan yang tepat dan penggunaan yang
benar dari satu atau 2 agen uterotonik
mengontrol PPH dan mengurangi kematian
ibu sampai 40%
Agen yang paling banyak digunakan :
Oksitosin, Metil ergonovin, Misoprostol atau
Carboprost
5. Mekanisme kerja uterotonik
Uterotonik menyebabkan kontraksi otot polos
uterus
Uterus dipersarafi oleh saraf adrenergik dan
kolinergik.
Perangsangan saraf atau pemberian obat
respon oleh miometrium
Kontraksi dikendalikan oleh :
- ion Na : berperan pd proses depolarisasi
- ion Ca : berperan pada proses excitation
contraction coupling
6. Alkaloid ergot
Dikenal 3 jenis alkaloid ergot :
1. alkaloid asam amino, ex: ergotamin
2. dihidro alkaloid asam amino, ex:
dihidroergotamin
3. alkaloid amin, ex : ergonovin
7. Methylergonovine Maleate (Methergine)
untuk pencegahan dan penanganan postpartum and postabortion
hemorrhage (PPH) yang disebabkan oleh atonia uteri ( kegagalan otot
miometrium utk berkontraksi)
Dosis oral: tablet 0.2 mg diberikan sebanyak 0.2 mg 3-4 kali/hari selama 2-7
hari. Onset MM adalah 5 – 10 menit dengan bioavalabilitas 60%.
Dosis IM adalah 0.2 mg setelah persalinan yang dapat diulangi dengan
interval 2-4 jam. Onset setelah pemberian IM adalah 2 - 5 menit dengan BA
78%.
8. Methylergonovine Maleate (Methergine)
KI:
pengkonsumsi obat penghambat enzim
sitokrom (CYP450) tipe 3A4 seperti
penghambat protease, antijamur gol. Azole,
dan antibiotik makrolid
pasien dengan hipertensi dan hamil.
FK : masuk ke kelenjar susu retardasi
pertumbuhan pd fetus
9. Oksitosin
Oksitosin merangsang otot polos uterus dengan
meningkatkan frekuensi dan kekuatan kontraksinya
menyebabkan kontraksi mioepitel susu mengalir
dari saluran alveolar ke dalam sinus yang besar
mudah dihisap oleh bayi (ejeksi susu)
Diproduksi oleh hipofisis posterior
Sensitivitas uterus terhadap oksitosin meningkat
dengan bertambahnya umur kehamilan
10. Oksitosin
Diberikan secara parenteral dan intranasal
Diekresikan melalui hati dan ginjal
Waktu paruh oksitosin :12-17 menit
Pitocin mengandung 10 unit USP/ml (im dan iv)
Sediaan intranasal mengandung 40 unit USP/ml
Sediaan sublingual berisi 200 unit USP/ml
Sediaan
FK:
11. Prostaglandin
PG yg berperan pd proses persalinan adalah
PGE dan PGF
PGF merangsang kontraksi uterus baik hamil
maupun tidak
PGE2 merelaksasi uterus tidak hamil tetapi
bersifat oksitosik pd trimester ke-2 dan 3
dengan efek lebih kuat dari PGF2
12. Misoprostol (Cytotec)
Misoprostol adalah zat sintetik yang merupakan analog
prostaglandin E1
Tersedia dalam bentuk tablet mengandung 100- and 200-mcg zat
aktif
Meningkatkan atoni uterus dan mengurangi pendarahan postpartum.
Digunakan untuk :
1. Abortus terapeutik
misoprostol 400 mcg diberikan secara oral is administered orally
2. Induksi partus
Intravaginal: 25 mcg (1/4 dari100-mcg tablet); dapat diulangi
dengan interval 3 sampai 6 jam
13. Misoprostol (Cytotec)
Misoprostol larut air dan absorpsi baik (SL, Or,Vag dan rectal).
Metode paling umum utk PPH : rektal dosis 800 - 1,000 mcg.
Pemberian melalui rektal memberikan kadar plasma yg lebih tinggi daripada
pemberian sublingual.
Misoprostol oral dimetabolisme menjadi analog prostaglandin F.
tidak memperparah bronkospasme pada pasien asma (berbeda dengan carboprost)
Efek samping : diare, sakit kepala, menggigil dan demam
14. Carboprost
Prostaglandin yang paling sering digunakan adalah 15-
methyl prostaglandin F 2a (Hemabate).
Digunakan untuk indikasi berikut:
1. Refractory postpartum uterine bleeding:
dosis IM, inisial: 250 mcg; jika diperlukan dapat diulangi
dengan interval 15- 90 menit dan dosis total 2 mg (8 dosis).
15. Carboprost
2. Abortus
dosis IM: 250 mcg, kemudian 250 mcg pada interval
1.5 sampai 3.5 jam, tergatung respon uterus .
Dosis 500-mcg dapat diberikan jika respon tidak
adekuat setelah beberapa kali pemberain 250 mcg
dengan tidak melebihi dosis total 12 mg total dose
or continuous administration for >2 days.6
16. Carboprost
Tidak diberikan secara IV karena dapat
menyebabkan bronkospasme, hipertensi,
muntah dan anafilaksis.
Efek samping : mual, muntah, diare,
bronkospasme dan hipertensi
17. Tokolitik
Tujuan terapi :untuk mencegah dan
menghentikan terjadinya kontraksi uterus
sampai janin mempunyai maturitas paru yang
dinggap cukup mampu untuk hidup di luar
kandungan
20. β AGONIS
Ritodrin danTerbutalin waktu paruh 6-9 menit
(parenteral atau oral)
21. β AGONIS: Ritodrin
1. pemberian intravena dengan dosis awal 50-
100μg/m dan ditingkatkan 50μg/m setiap 15-20
menit sampai kontraksi uterus berhenti, dengan
DM 350μg/m
2. oral : 10 mg setiap 2 jam atau 20 mg setiap 4 jam
selama 24-48 jam dengan DM 120 mg/hari
( Huddleston JF, Ramos LS, Huddleston KW.Acute Management of Preterm Labor. Clin Perinatol. 2003;30:803-824 dan
Boyle JG. Beta-AdrenergikAgonist. Clinical Obstetrics and Gynecology. 1995; 38:688-96 )
22. β AGONIS :Terbutalin
Intravena :2,5μg/m setiap 20 menit sampai
kontraksi uterus berhenti atau dosis maximum
sebanyak 20 μg/m tercapai
subkutan dengan dosis 250 μg setiap 3 jam
oral sudah harus diberikan sebanyak 2,5-5mg
setiap 2-4 jam paling lambat dalam 24-48 jam
( Huddleston JF, Ramos LS, Huddleston KW.Acute Management of Preterm Labor. Clin Perinatol. 2003;30:803-824 dan
Boyle JG. Beta-AdrenergikAgonist. Clinical Obstetrics and Gynecology. 1995; 38:688-96 )
23. ANTI INFLAMASI NON STEROID
- Mekanisma kerja :
Prostaglandin mencetus kontraksi uterus maka para
peneliti menganggap bahwa prostaglandin synthetase
inhibitor dapat digunakan untuk mencegah persalinan.
- Indomethacin menembus plasenta, dalam 2 jam kadar
dalam darah bayi 50% dari kadar dalam darah ibu dan akan
menjadi sama dalam 6 jam.
- Waktu paruh indomethacin pada fetus adalah 14,7 jam
Indomethacin dapat dapat diberikan peroral atau peranal
150-300 mg/hari, dengan dosis awal adalah 100-200 mg
peranal atau 50-100 mg peroral dan kemudian 25-50 mg
setiap 4 -6 jam
(Gordon MC, Samuel P. Indomethacin. Clinical Obstetrics and Gynecology. 1995; 38:697-705)
24. AINS : Indometasin
Indomethacin dikontraindikasikan untuk ibu-ibu yang menderita
kerusakan ginjal, hati, asma, oligohidramnion, ulkus peptikum
dan alergi
efek samping maternal : minimal dan jarang terjadi jika
dibandingkan tokolitik lain. Efek yang sering terjadi : iritasi sal.
Cerna seperti mual, sakit lambung, heartburn, dan muntah
Pemberian Indomethacin dengan β bloker menyebabkan
hipertensi yang berat pada ibu
terapi yg melebihi waktu 48 jam, akan menyebabkan
peningkatan resiko kematian pada bayi
(Management of Preterm Labor. URL: http://www.guideline.gov.
Downloaded from National Guideline Clearinghouse, February
12, 2006. )
25. MAGNESIUM SULFAT (MgSO4)
murah, mudah cara pemakaiannya dan
memiliki efek samping yang minimal
terhadap ibu, janin dan neonatal
Magnesium dikeluarkan dari tubuh melalui
ginjal
Mekanisme kerja :
- menurunkan pelepasan asetilkolin oleh
motor and plates pada neuromuskular junction
mencegah masuknya kalsium,
- antagonis kalsium pada sel dan ekstrasel
26. MAGNESIUM SULFAT (MgSO4)
dosis awal 4-6 gr secara intravana yang
diberikan selama 15-30 menit dan diikuti
dengan dosis 2-4 gr/jam selama 24 jam
( Gordon MC, Iams JD. Magnesium Sulfat. ClinicalObstetrics and Gynecology. 1995; 38:706-12)
- Efek samping yang paling signifikan dari terapi
magnesium sulfat adalah berkembangnya edema
pulmonal pd ibu dan abnormalitas tulang pd bayi
27. CALCIUM CHANNEL BLOCKER
(NIFEDIPINE)
menghambat aktivitas uterus dengan
mengurangi influks kalsium melalui kanal
kalsium
Nifedipin diabsorbsi cepat di saluran pencernaan
setelah pemberial oral ataupun sublingual.
Konsentrasi maksimal pada plasma umumnya
dicapai setelah 15-90 menit setelah pemberian
oral, dengan pemberian sublingual konsentrasi
dalam plasma dicapai setelah 5 menit
pemberian.
28. CALCIUM CHANNEL BLOCKER
(NIFEDIPINE)
Lama kerja obat pada pemberian dosis
tunggal dapat sampai 6 jam dan tidak terjadi
efek komulatif pada pemberian oral setiap 6
jam.
Absorpsi secara oral tergantung dari
keasaman lambung.
Nifedipine dimetabolisme di hepar, 70-80%
hasil metabolismenya dieksresikan ke ginjal
dan sisanya melalui feses
29. CALCIUM CHANNEL BLOCKER
(NIFEDIPINE)
Oral :dosis inisial 30mg atau 30mg dgn
tambahan 20mg dalam 90 menit atau
Sublingual :10mg /20 menit, dengan diikuti
oleh 4 dosis tambahan sebanyak 20mg
peroral setiap 4-8 jam. Sebagai dosis
perawatan 10-20mg setiap 4-12 jam.
Efek samping : hipotensi sistemik pada ibu
Dyson D, Ray D.Calcium Channel Blockers. Clinical Obstetrics and Gynecology. 1995; 38:713-21
30. ANTAGONIS OKSITOSIN : Atosiban
Atosiban ({1-deamino-2-D-Tyr(Oet)-4-Thr-8-Orn}-
oxytosin) adalah antagonis reseptor oksitosin yang
mampu menghambat aktivitas oksitosin (agen yang
menginduksi terjadinya kontraksi uterus)
Dosis :
- initial dose : bolus 6,75 mg selama lebih dari 1 menit,
- dosis lanjutan : infus 18 mg/jam selama 3 jam dan
6mg/jam selama 45 jam.
- Lama pemberian : tidak lebih dari 48 jam,
- dosis maksimum: 330 mg
Sulistiari R. Atosiban Sebagai Tokolitik.: Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada.
Yogyakarta
Draycott TJ, Mahmood TA, Fisk N, Marlow N, Tuffnel DJ, Wan Po. Tocolytic Drug for Women in Preterm Labour: Clinical
guidelines no. 1(B), Royal College of Obstetricians and Gynecologists. 2002.
31. Kasus 1
Ny Rina, 33 tahun, hamil 32 minggu, datang ke Rumah Sakit dengan keluhan mulas-mulas
yang semakin sering sejak + 8 jam sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengaku tidak ada
keluar lendir darah dan air. Gerak janin masih dirasakan oleh pasien. Lebih kurang 1 minggu
terakhir pasien mengaku mengalami keputihan, gatal (+), bau (-), warna putih kekuningan.
Dari pemeriksaan didapatkan kontraksi rahim (+) dan regular. Pasien didiagnosa dengan
persalinan preterm terancam + candidiasis vulvovaginal.
Obat yang tersedia adalah:
Magnesium sulfat
Terbutalin sulfat
Nifedipin
Misoprostol
Oksitosin
Ergometrin
Dexamethason
Prednison
Klindamisin
Ciprofloxacin
Nistatin
Metronidazol
32. Kasus 2
Ny Siti, 28 tahun, hamil 37 minggu, telah mengalami ketuban pecah sejak 1
hari yang lalu. Pasien mengaku tidak ada keluar lendir darah dan air.
Kontraksi pada rahim tidak dirasakan oleh pasien. Pemeriksaan oleh dokter
didapatkan denyut jantung janin normal dan kontraksi rahim sangat lemah.
Dokter mendiagnosa dengan ketuban pecah dini dan merencanakan untuk
terminasi kehamilan pervaginam.
Obat yang tersedia adalah:
Magnesium sulfat
Terbutalin sulfat
Nifedipin
Misoprostol
Oksitosin
Ergometrin
Dexamethason
Prednison
Klindamisin
Ciprofloxacin
Nistatin
Metronidazol
34. Obat-Obat Kontrasepsi
Pencegahan kehamilan dapat dilakukan
dengan:
- penggunaan alat dalam saluran reproduksi
(kondom, AKDR)
- operasi (tubektomi, vasektomi)
- spermisid
- penggunaan obat secara oral, suntikan atau
intravaginal paling banyak digunakan
karena efektif
36. Siklus menstruasi
Pelepasan hormon terjadi dengan mekanisme feedback
negatif
Rendahnya kadar estrogen dalam darah merangsang
hipotalamus utk melapaskan GnRH pelepasan FSH yang
berperan pd perkembangan folikel dan sintesis hormon
estrogen dan progesteron
Estrogen bekerja utk penebalan endometrium
Ovulasi terjadi di bawah pengaruh LH
Sisa folikel berkembang menjadi corpus luteum m’btk
progesteron
Progesteron menstimulasi pertumbuhan lebih lanjut pada
endometrium
Jika tidak terjadi pembuahan produksi progesteron berhenti
dan terjadi pendarahan
37. Siklus menstruasi pada penggunaan
kontrasepsi hormonal
Pemberian hormon eksternal melalui
kontrasepsi oral bertujuan:
Mengatur konsentrasi estrogen
dan progesteron yang beredar
dalm darah agar tetapTINGGI,
Sehingga :
Tidak disekresikannya LH dan
FSH
Dengan demikian:
Ovulasi tidak terjadi
Ket: (a) Siklus normal; (b) siklus setelah konsumsi
KO
hijau=LH; kuning=FSH; biru=estrogen;
ungu=progesteron
38. Kontrasepsi Hormonal
KH mengandung estrogen dan progestin
dengan berbagai kombinasi
Mekanisme kerja, melalui :
penghambatan sintesis FSH dan LH
(=menghambat ovulasi)
mempengaruhi konsistensi lendir yg
dihasilkan oleh serviks menjadi lebih liat dan
kental
39. Jenis dan cara penggunaan KH
A. Kontrasepsi oral (KO), dikenal 4 tipe
1. tipe kombinasi : 21-22 pil mgd derivat
estrogen dan progestin
2. tipe sekuensial : 14-15 pil mgd derivat
estrogen, 7 pil berikutnya mengandung
kombinasi estrogen dan progestin
3. tipe pil mini : hanya berisi derivat progestin,
noretindron atau norgestrel dosis kecil
4. pil pascasenggama : dietilstilbestrol 25 mg
(2x1)diminum kurang dari 72 jam
pascasenggama
40. Jenis dan cara penggunaan KH
B. Kontrasepsi suntikan : berisi
medroksiprogesteron asetat 150 mg (IM tiap
12 mgg) dan dlm btk depo noretindron
enantat 200 mg (IM tiap 8 mgg)
C. Kontrasepsi implantasi: berisi 60 mg 3-keto-
desogestrel ditanam SK dan melepaskan zat
aktifnya 30μg/hari (cukup utk 3 tahun)
41. Obat-Obat Kontrasepsi :
Mekanisme kerja
Perintangan ovulasi estrogen menekan
sekresi FSH dan progestagen menghambat
sekresi LH
Pengentalan lendir cervix progestagen
mengakibatkan lendir menjadi lebih kental
dan liat yg menghambat masuknya
spermatozoa ke dalam rahim
Perintangan pertumbuhan endometrium
42. Farmakodinamik KH
Penggunaan KH utk waktu lama menyebabkan:
- Fungsi ovarium menurun
- Hipertrofi miometrium
- Perubahan aktivitas fisiologik tuba falopi
- Jumlah lendir serviks berkurang dan konsistensinya mjd lebih kental dan liat
- Pembesaran kelenjar payudara
- Gangguan siklus haid
- Hambatan sekresi empedu, ekskresi bilirubin dan asam empedu
- Gangguan penggunaan glukosa
- Peningkatan kolesterol total
- Gangguan sistem kardiovaskular hipertensi