SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
OBAT MAKROLIDES Riza Amalia
PENDAHULUAN
Antibiotik adalah zat-zat kimia
yang dihasilkan oleh fungi dan
bakteri, yang berkhasiat untuk
mematikan atau menghambat
pertumbuhan kuman dan
toksisitasnya bagi manusia relatif
kecil. Namun obat ini baru
dikembangkan pada permulaan
Perang Dunia II untuk mengobati
luka-luka akibat pertempuran.
Mekanisme kerja dari antibiotika
adalah dengan cara merintangi
atau menghambat sintesa protein,
merintangi terhadap dinding sel,
merintangi membran sel,
menghambat asam nukleat.
Penggolongan antibiotik:
1. Penisilin
2. Sefalosporin
3. Aminoglikosida
4. Tetrasiklin
5. Makrolida
6. Linkomisin
7. Polipeptida
8. Dan antibiotika lainnya
PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA
Antibiotika digunakan untuk mengobati berbagai jenis infeksi akibat
kuman atau juga untuk prevensi infeksi, misalnya pada pembedahan
besar.
Diberikan pada pasien dengan sendi dan klep jantung buatan, juga
sebelum cabut gigi.
Pengobatan antibiotik berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi,
namun tidak efektif untuk menangani infeksi akibat virus, jamur atau
non bakteri lainnya.
PEMBAHASAN MAKROLIDA
Antibiotik makrolida pertama kali ditemukan adalah pikromisin,
diisolasi pada tahun 1950. Makrolida merupakan salah satu golongan
obat antimikroba yang menghambat sintesis protein mikroba.
Makrolida adalah sekelompok senyawa yang terkait erat dan memiliki
ciri khas adanya cincin lakton makrosiklik (biasanya mengandung 14
atau 16 atom) tempat melekatnya gula deoksi.
PENGGOLONGAN OBAT
MAKROLIDA
1. Eritromisin
2. Klaritromisin
3. Azitromisin
4. Ketolida (Telitromisin)
ERITROMISIN
Eritromisin efektif terhadap organisme gram-positif, terutama
pneumokokus, streptokokus, stafilokokus dan korinebakteria dalam
kadar plasma sebesar 0,02-2 mcg/mL.
Farmakokinetik: Eritromisin basa dihancurkan oleh asam lambung
sehingga harus diberikan dalam bentuk salut enterik. Eritromisin
tidak dibersihkan oleh dialisis. Sejumlah besar eritromisin yang
diberikan diekskresi dalam empedu dan hilang dalam feses, dan
hanya 5 % yang yang diekskresi dalam urine. Obat eritromisin
didistribusikan secara luas kecuali ke otak dan cairan serebrospinal.
Farmakodinamik: Erytromisin bersifat bakteristatik atau bakterisid
untuk organism-organism yang rentan pada konsentrasi tinggi.
Aktifitasnya meningkat pada alkali. Cara kerjanya menghambat
sintesis protein melalui ikatan ke RNA ribososm 50S.
Waktu paruh: Waktu paruh dalam serum normalnya sekitar 1,5 jam
dan 5 jam pada penderita anuria. Penyesuaian dosis tidak diperlukan
Dosis:
oral: DEWASA dan ANAK di atas 8 tahun, 250-500 mg tiap 6 jam atau 0,5-
1 g tiap 12 jam; pada infeksi berat dapat dinaikkan sampai 4 g/hari. ANAK
sampai 2 tahun, 125 mg tiap 6 jam; 2-8 tahun 250 mg tiap 6 jam. Untuk
infeksi berat dosis dapat digandakan. Sifilis stadium awal, 500 mg 4 kali
sehari selama 14 hari. Infus intravena: infeksi berat pada dewasa dan
anak, 50 mg/kg bb/hari secara infus kontinu atau dosis terbagi tiap 6
jam; infeksi ringan 25 mg/kg bb/hari bila pemberian per oral tidak
memungkinkan.
Interaksi obat: Metabolit eritromisin dapat menghambat enzim sitokrom
P450 sehingga meningkatkan konsentrasi berbagai obat dalam serum,
seperti teofilin, antikoagulan oral, siklosporin, dan metilprednisolon.
Efek samping: Efek pada saluran cerna: anoreksia, mual, muntah, dan
diare.
Penggunaan klinis: Eritromisin bermanfaat sebagai pengganti penisilin
pada individu yang alergi terhadap penisilin dengan infeksi stafilokokus
(dengan beraggapan bahwa stafilokokus yang diisolasi rentan), strepkokus
atau pneumokokus dan sebagai profilaksis terhadap endokarditis selama
prosedur gigi pada pederita penyakit katup jantung.
KLARITROMISIN
Klaritromisin diturunkan dari eritromisin melalui penambahan satu
gugus metil dan memiliki stabilitas asam serta absorpsi oral yang
lebih baik daripada eritromisin.
Mekanisme kerja menghambat sintesis protein melalui ikatan ke RNA
ribososm 50S.
Waktu paruh: klaritromisin memiliki waktu paruh yang lebih panjang
(6 jam) daripada eritromisin yang memungkinkan pemberian dosis
sebanyak dua kali sehari.
Metabolisme: klaritromisin dimetabolisme di dalam hati.
Interaksi obat: klaritromisin memiliki interaksi obat yang sama
dengan interaksi obat pada eritromisin.
KLARITROMISIN
Indikasi: infeksi saluran napas bagian atas (seperti
faringitis/tonsillitis yang disebabkan oleh staphylococus pyogenes
dan sinusitis maxillary akut yang disebabkan oleh streptococcus
pneumoniae), infeksi ringan dan sedang pada kulit dan jaringan
lunak.
Efek samping: dispepsia, sakit kepala, gangguan indra perasa dan
penciuman, hilangnya warna gigi dan lidah, stomatitis, glossitis dan
sakit kepala.
AZITROMISIN
Azitromisin adalah suatu senyawa cincin makrolida lakton 15 atom,
diturunkan dari eritromisin melalui penambahan nitrogen termetilasi
ke dalam cairan lakton.
Waktu paruh: obat dilepaskan secara lambat dari jaringan (waktu
paruh dalam jaringan adalah sebesar 2-4 hari) dan menghasilkan
waktu paruh eliminasi yang mendekati 3 hari.
Indikasi: infeksi-infeksi yang disebakan oleh organisme yang peka,
infeksi saluran nafas atas (tonsillitis, pharingitis), infeksi saluran
nafas bawah (bronchitis, pneumonia), infeksi kulit dan jaringan lunak,
penyakit hubungan seksual, urethritis, cervicitis yang berkaitan
dengan chlamydia trachomatis, ureaplasma urealyticum dan neisseria
gonnorhoeae.
Kontraindikasi: gangguan pada fungsi hati.
AZITROMISIN
Dosis: 500 mg dosis azitromisin menghasilkan kadar dalam serum
yang relatif rendah sekitar 0,4 mcg/ml.
Efek samping: anoreksia, dyspepsia, flatulens, konstipasi,
pankreatitis, hepatitis, pusing, sakit kepala, mengantuk, agitasi,
ansietas, hiperaktivitas.
Azitromisin lebih efektif terhadap Mycobacterium avium kompleks
dan Toxoplasma gondii dan sedikit kurang aktif daripada eritromisin
dan klaritromisin terhadap stafilokokus dan streptokokus serta
sedikit lebih aktif terhadap H influenzae.
KETOLIDA (TELITROMISIN)
Ketolida merupakan makrolida semisintesis berbentuk cincin beranggotakan
14 atom, yang berbeda dengan eritromisin karena adanya substitusi gugus
3-keto untuk gula netral 1-kladinosa.
Telitromisin disetujui untuk penggunaan klinis. Obat ini aktif terhadap
streptococus pyogenes, s. Pneumoniae, s. Aureus, h. Influenzae, moraxella
cattarhalis, mikroplasma, legionella sp, chlamydia sp, H pylori, N
gonnorhoeae, B fragilis, T gondii dan mikrobacteria nontuberkulosis.
Metabolisme: telitromisin dimetabolisme dalam hati dan dieliminasi oleh
kombinasi jalur ekskresi empedu dan urine.
Dosis: obat ini diberikan dalam dosis sekali sehari sebesar 800 mg, dan
memunculkan kadar puncak dalam serum sekitar 2 mcg/ml.
Kontraindikasi: pasien dengan disfungsi hepatik dan penurunan fungsi
ginjal.
PENUTUP
Makrolida adalah sekelompok senyawa yang terkait erat dan memiliki
ciri khas adanya cincin lakton makrosiklik (biasanya mengandung 14
atau 16 atom) tempat melekatnya gula deoksi. Obat prototipe
golongan ini yaitu eritromisin, yang tersusun atas 2 gugus gula yang
melekat pada cincin lakton 14-atom, ditemukan tahun 1952 dari
Streptomyces erythreus. Klaritromisin dan azitromisin merupakan
turunan semisintesis eritromisin.
Mekanisme kerja golongan makrolida adalah menghambat sintesis
protein bakteri pada ribosomnya dengan jalan berikatan secara
reversibel dengan ribosom subunit 50S.

More Related Content

What's hot

PENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKPENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKSurya Amal
 
Antibiotik dan golongannya
Antibiotik dan golongannyaAntibiotik dan golongannya
Antibiotik dan golongannyaArwinAr
 
Farmakokinetik Klinik Digoxin
Farmakokinetik Klinik DigoxinFarmakokinetik Klinik Digoxin
Farmakokinetik Klinik DigoxinTaofik Rusdiana
 
Pengantar farmakokinetika klinik-TDM
Pengantar farmakokinetika klinik-TDMPengantar farmakokinetika klinik-TDM
Pengantar farmakokinetika klinik-TDMTaofik Rusdiana
 
Dosis Pediatrik & Geriatrik
Dosis Pediatrik & GeriatrikDosis Pediatrik & Geriatrik
Dosis Pediatrik & GeriatrikTaofik Rusdiana
 
Perhitungan dosis
Perhitungan dosisPerhitungan dosis
Perhitungan dosispanal1
 
Macrolides fix pdf
Macrolides fix pdfMacrolides fix pdf
Macrolides fix pdfRhiza Amalia
 
Farmakologi (prinsip terapeutika) bagian ii
Farmakologi  (prinsip terapeutika) bagian iiFarmakologi  (prinsip terapeutika) bagian ii
Farmakologi (prinsip terapeutika) bagian iiSurya Amal
 
Obat antihipertensi
Obat antihipertensiObat antihipertensi
Obat antihipertensiDenindra Tea
 
Alat Kesehatan (Alkes) dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
Alat Kesehatan (Alkes) dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)Alat Kesehatan (Alkes) dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
Alat Kesehatan (Alkes) dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)Abulkhair Abdullah
 
Daftar obat esensial nasional 2013
Daftar obat esensial nasional 2013Daftar obat esensial nasional 2013
Daftar obat esensial nasional 2013Ulfah Hanum
 

What's hot (20)

Farmakokinetika Aminoglikosida
Farmakokinetika AminoglikosidaFarmakokinetika Aminoglikosida
Farmakokinetika Aminoglikosida
 
Pengenalan resep
Pengenalan resepPengenalan resep
Pengenalan resep
 
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKPENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
 
Farmakologi Antelmintik
Farmakologi AntelmintikFarmakologi Antelmintik
Farmakologi Antelmintik
 
Pedoman farmakoekonomi
Pedoman farmakoekonomiPedoman farmakoekonomi
Pedoman farmakoekonomi
 
Hipertensi
HipertensiHipertensi
Hipertensi
 
SWAMEDIKASI
SWAMEDIKASISWAMEDIKASI
SWAMEDIKASI
 
Antibiotik dan golongannya
Antibiotik dan golongannyaAntibiotik dan golongannya
Antibiotik dan golongannya
 
Farmakokinetik Klinik Digoxin
Farmakokinetik Klinik DigoxinFarmakokinetik Klinik Digoxin
Farmakokinetik Klinik Digoxin
 
Memahami Autoimun
Memahami AutoimunMemahami Autoimun
Memahami Autoimun
 
Pengantar farmakokinetika klinik-TDM
Pengantar farmakokinetika klinik-TDMPengantar farmakokinetika klinik-TDM
Pengantar farmakokinetika klinik-TDM
 
Dosis Pediatrik & Geriatrik
Dosis Pediatrik & GeriatrikDosis Pediatrik & Geriatrik
Dosis Pediatrik & Geriatrik
 
Perhitungan dosis
Perhitungan dosisPerhitungan dosis
Perhitungan dosis
 
Macrolides fix pdf
Macrolides fix pdfMacrolides fix pdf
Macrolides fix pdf
 
Farmakologi (prinsip terapeutika) bagian ii
Farmakologi  (prinsip terapeutika) bagian iiFarmakologi  (prinsip terapeutika) bagian ii
Farmakologi (prinsip terapeutika) bagian ii
 
PPT DAGUSIBU.ppt
PPT DAGUSIBU.pptPPT DAGUSIBU.ppt
PPT DAGUSIBU.ppt
 
Obat antihipertensi
Obat antihipertensiObat antihipertensi
Obat antihipertensi
 
Alat Kesehatan (Alkes) dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
Alat Kesehatan (Alkes) dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)Alat Kesehatan (Alkes) dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
Alat Kesehatan (Alkes) dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
 
Hipnotik sedativ
Hipnotik sedativHipnotik sedativ
Hipnotik sedativ
 
Daftar obat esensial nasional 2013
Daftar obat esensial nasional 2013Daftar obat esensial nasional 2013
Daftar obat esensial nasional 2013
 

Viewers also liked

Antibiotika%20 dalam%20kehamilan
Antibiotika%20 dalam%20kehamilanAntibiotika%20 dalam%20kehamilan
Antibiotika%20 dalam%20kehamilanAnom Anjasmara
 
Biosintesis antibiotik
Biosintesis antibiotikBiosintesis antibiotik
Biosintesis antibiotikAntony Weng
 
DART: The German Strategy for Combating Superbugs
DART: The German Strategy for Combating SuperbugsDART: The German Strategy for Combating Superbugs
DART: The German Strategy for Combating Superbugsmarshallcurtis
 
Reçete yazma (fazlası için www.tipfakultesi.org )
Reçete yazma (fazlası için www.tipfakultesi.org )Reçete yazma (fazlası için www.tipfakultesi.org )
Reçete yazma (fazlası için www.tipfakultesi.org )www.tipfakultesi. org
 
antibiotik penghambat sintesa protein
antibiotik penghambat sintesa proteinantibiotik penghambat sintesa protein
antibiotik penghambat sintesa proteinDectectif Dccd
 
C21 Mekanisme Kerja Obat
C21 Mekanisme Kerja ObatC21 Mekanisme Kerja Obat
C21 Mekanisme Kerja ObatCatatan Medis
 
Interaksi obat makanan baru
Interaksi obat makanan baruInteraksi obat makanan baru
Interaksi obat makanan baruNisa Azzahra
 
Penislin,sefalosporin dan antibiotik beta laktam
Penislin,sefalosporin dan antibiotik beta  laktamPenislin,sefalosporin dan antibiotik beta  laktam
Penislin,sefalosporin dan antibiotik beta laktamfikri asyura
 
Di̇ş heki̇mli̇ği̇ prati̇ği̇nde kullanilan i̇laçlar ve reçete bi̇lgi̇si̇
Di̇ş heki̇mli̇ği̇ prati̇ği̇nde kullanilan i̇laçlar ve reçete bi̇lgi̇si̇Di̇ş heki̇mli̇ği̇ prati̇ği̇nde kullanilan i̇laçlar ve reçete bi̇lgi̇si̇
Di̇ş heki̇mli̇ği̇ prati̇ği̇nde kullanilan i̇laçlar ve reçete bi̇lgi̇si̇ÖZAN DENTAL KLİNİK
 
Materi Injeksi untuk Perawat
Materi Injeksi untuk PerawatMateri Injeksi untuk Perawat
Materi Injeksi untuk Perawatarymita
 
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas PekalonganKimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas PekalonganAnna Lisstya
 
Cara Pemberian Antibiotik untuk Perawat
Cara Pemberian Antibiotik untuk PerawatCara Pemberian Antibiotik untuk Perawat
Cara Pemberian Antibiotik untuk Perawatarymita
 
Tum receteler (fazlası için www.tipfakultesi.org)
Tum receteler (fazlası için www.tipfakultesi.org)Tum receteler (fazlası için www.tipfakultesi.org)
Tum receteler (fazlası için www.tipfakultesi.org)www.tipfakultesi. org
 
Injeksi intravena
Injeksi intravenaInjeksi intravena
Injeksi intravenaADHP
 

Viewers also liked (20)

Persentasi copy
Persentasi   copyPersentasi   copy
Persentasi copy
 
Antibiotika%20 dalam%20kehamilan
Antibiotika%20 dalam%20kehamilanAntibiotika%20 dalam%20kehamilan
Antibiotika%20 dalam%20kehamilan
 
Biosintesis antibiotik
Biosintesis antibiotikBiosintesis antibiotik
Biosintesis antibiotik
 
MATERI INJEKSI 2
MATERI INJEKSI 2MATERI INJEKSI 2
MATERI INJEKSI 2
 
DART: The German Strategy for Combating Superbugs
DART: The German Strategy for Combating SuperbugsDART: The German Strategy for Combating Superbugs
DART: The German Strategy for Combating Superbugs
 
Reçete yazma (fazlası için www.tipfakultesi.org )
Reçete yazma (fazlası için www.tipfakultesi.org )Reçete yazma (fazlası için www.tipfakultesi.org )
Reçete yazma (fazlası için www.tipfakultesi.org )
 
Poliketida
PoliketidaPoliketida
Poliketida
 
antibiotik penghambat sintesa protein
antibiotik penghambat sintesa proteinantibiotik penghambat sintesa protein
antibiotik penghambat sintesa protein
 
C21 Mekanisme Kerja Obat
C21 Mekanisme Kerja ObatC21 Mekanisme Kerja Obat
C21 Mekanisme Kerja Obat
 
Pemebrian obat melalui Intravena
Pemebrian obat melalui IntravenaPemebrian obat melalui Intravena
Pemebrian obat melalui Intravena
 
Interaksi obat makanan baru
Interaksi obat makanan baruInteraksi obat makanan baru
Interaksi obat makanan baru
 
Penislin,sefalosporin dan antibiotik beta laktam
Penislin,sefalosporin dan antibiotik beta  laktamPenislin,sefalosporin dan antibiotik beta  laktam
Penislin,sefalosporin dan antibiotik beta laktam
 
Di̇ş heki̇mli̇ği̇ prati̇ği̇nde kullanilan i̇laçlar ve reçete bi̇lgi̇si̇
Di̇ş heki̇mli̇ği̇ prati̇ği̇nde kullanilan i̇laçlar ve reçete bi̇lgi̇si̇Di̇ş heki̇mli̇ği̇ prati̇ği̇nde kullanilan i̇laçlar ve reçete bi̇lgi̇si̇
Di̇ş heki̇mli̇ği̇ prati̇ği̇nde kullanilan i̇laçlar ve reçete bi̇lgi̇si̇
 
Materi Injeksi untuk Perawat
Materi Injeksi untuk PerawatMateri Injeksi untuk Perawat
Materi Injeksi untuk Perawat
 
Ppt kdpk
Ppt kdpkPpt kdpk
Ppt kdpk
 
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas PekalonganKimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
 
Cara Pemberian Antibiotik untuk Perawat
Cara Pemberian Antibiotik untuk PerawatCara Pemberian Antibiotik untuk Perawat
Cara Pemberian Antibiotik untuk Perawat
 
Tum receteler (fazlası için www.tipfakultesi.org)
Tum receteler (fazlası için www.tipfakultesi.org)Tum receteler (fazlası için www.tipfakultesi.org)
Tum receteler (fazlası için www.tipfakultesi.org)
 
Pemberian obat melalui selang intravena
Pemberian obat melalui selang intravenaPemberian obat melalui selang intravena
Pemberian obat melalui selang intravena
 
Injeksi intravena
Injeksi intravenaInjeksi intravena
Injeksi intravena
 

Similar to MAKROLIDA SEBAGAI ANTIBIOTIKA

Farmakologi : penggolongan antibiotik
Farmakologi : penggolongan antibiotikFarmakologi : penggolongan antibiotik
Farmakologi : penggolongan antibiotikaantanzilali
 
Antibiotik adalah zat yang dihasilkan mikroba
Antibiotik adalah zat yang dihasilkan mikrobaAntibiotik adalah zat yang dihasilkan mikroba
Antibiotik adalah zat yang dihasilkan mikrobaYuli Yati
 
Pengelompokan dan pengenalan golongan antibiotik
Pengelompokan dan pengenalan golongan antibiotikPengelompokan dan pengenalan golongan antibiotik
Pengelompokan dan pengenalan golongan antibiotikChanra Sirait
 
05tbc1
05tbc105tbc1
05tbc1teput
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
demam typoid
demam typoiddemam typoid
demam typoidsryast
 
KULIAH ANTIBIOTIKA FARMASI DAN KEBIDANAN
KULIAH ANTIBIOTIKA FARMASI DAN KEBIDANANKULIAH ANTIBIOTIKA FARMASI DAN KEBIDANAN
KULIAH ANTIBIOTIKA FARMASI DAN KEBIDANANUDAYANA UNIVERSITY
 
Antibiotik penghambat sintesis asam nukleat
Antibiotik penghambat sintesis asam nukleatAntibiotik penghambat sintesis asam nukleat
Antibiotik penghambat sintesis asam nukleatcynthiaanggipradita
 
Obat obat yang digunakan pada kemoterapi tuberkulosis
Obat obat yang digunakan pada kemoterapi tuberkulosisObat obat yang digunakan pada kemoterapi tuberkulosis
Obat obat yang digunakan pada kemoterapi tuberkulosisfikri asyura
 

Similar to MAKROLIDA SEBAGAI ANTIBIOTIKA (20)

Farmakologi
FarmakologiFarmakologi
Farmakologi
 
Farmakologi
FarmakologiFarmakologi
Farmakologi
 
Anti jamur
Anti jamurAnti jamur
Anti jamur
 
PPT FARTOKS YUSTAN 1.pptx
PPT FARTOKS YUSTAN 1.pptxPPT FARTOKS YUSTAN 1.pptx
PPT FARTOKS YUSTAN 1.pptx
 
Farmakologi : penggolongan antibiotik
Farmakologi : penggolongan antibiotikFarmakologi : penggolongan antibiotik
Farmakologi : penggolongan antibiotik
 
Antibiotik adalah zat yang dihasilkan mikroba
Antibiotik adalah zat yang dihasilkan mikrobaAntibiotik adalah zat yang dihasilkan mikroba
Antibiotik adalah zat yang dihasilkan mikroba
 
Antibiotik done
Antibiotik doneAntibiotik done
Antibiotik done
 
Pengelompokan dan pengenalan golongan antibiotik
Pengelompokan dan pengenalan golongan antibiotikPengelompokan dan pengenalan golongan antibiotik
Pengelompokan dan pengenalan golongan antibiotik
 
05tbc1
05tbc105tbc1
05tbc1
 
Antibiotika
AntibiotikaAntibiotika
Antibiotika
 
Power point farmakologi klmpk 2
Power point farmakologi klmpk 2Power point farmakologi klmpk 2
Power point farmakologi klmpk 2
 
Analisis resep
Analisis resepAnalisis resep
Analisis resep
 
Antibiotika & kemoterapetika
Antibiotika & kemoterapetikaAntibiotika & kemoterapetika
Antibiotika & kemoterapetika
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
Tugas so
Tugas soTugas so
Tugas so
 
demam typoid
demam typoiddemam typoid
demam typoid
 
KULIAH ANTIBIOTIKA FARMASI DAN KEBIDANAN
KULIAH ANTIBIOTIKA FARMASI DAN KEBIDANANKULIAH ANTIBIOTIKA FARMASI DAN KEBIDANAN
KULIAH ANTIBIOTIKA FARMASI DAN KEBIDANAN
 
Antibiotika
AntibiotikaAntibiotika
Antibiotika
 
Antibiotik penghambat sintesis asam nukleat
Antibiotik penghambat sintesis asam nukleatAntibiotik penghambat sintesis asam nukleat
Antibiotik penghambat sintesis asam nukleat
 
Obat obat yang digunakan pada kemoterapi tuberkulosis
Obat obat yang digunakan pada kemoterapi tuberkulosisObat obat yang digunakan pada kemoterapi tuberkulosis
Obat obat yang digunakan pada kemoterapi tuberkulosis
 

More from Rhiza Amalia

Makalah penanganan hewan coba
Makalah penanganan hewan cobaMakalah penanganan hewan coba
Makalah penanganan hewan cobaRhiza Amalia
 
Rancangan formula suppositoria aminofilin
Rancangan formula suppositoria aminofilinRancangan formula suppositoria aminofilin
Rancangan formula suppositoria aminofilinRhiza Amalia
 
Hubungan struktur-aspek stereokimia-dan-aktivitas-biologi-vitamin c-kimia med...
Hubungan struktur-aspek stereokimia-dan-aktivitas-biologi-vitamin c-kimia med...Hubungan struktur-aspek stereokimia-dan-aktivitas-biologi-vitamin c-kimia med...
Hubungan struktur-aspek stereokimia-dan-aktivitas-biologi-vitamin c-kimia med...Rhiza Amalia
 
Hubungan struktur-aspek stereokimia-kimia-dan-aktivitas-biologi obat-kimia me...
Hubungan struktur-aspek stereokimia-kimia-dan-aktivitas-biologi obat-kimia me...Hubungan struktur-aspek stereokimia-kimia-dan-aktivitas-biologi obat-kimia me...
Hubungan struktur-aspek stereokimia-kimia-dan-aktivitas-biologi obat-kimia me...Rhiza Amalia
 
RANCANGAN FORMULA TABLET ASAM ASKORBAT
RANCANGAN FORMULA TABLET ASAM ASKORBATRANCANGAN FORMULA TABLET ASAM ASKORBAT
RANCANGAN FORMULA TABLET ASAM ASKORBATRhiza Amalia
 
Validasi Metode Analisis
Validasi Metode AnalisisValidasi Metode Analisis
Validasi Metode AnalisisRhiza Amalia
 
Respirasi Pada Tumbuhan
Respirasi Pada TumbuhanRespirasi Pada Tumbuhan
Respirasi Pada TumbuhanRhiza Amalia
 

More from Rhiza Amalia (9)

Vaksin n sera
Vaksin n seraVaksin n sera
Vaksin n sera
 
Makalah penanganan hewan coba
Makalah penanganan hewan cobaMakalah penanganan hewan coba
Makalah penanganan hewan coba
 
Rancangan formula suppositoria aminofilin
Rancangan formula suppositoria aminofilinRancangan formula suppositoria aminofilin
Rancangan formula suppositoria aminofilin
 
Hubungan struktur-aspek stereokimia-dan-aktivitas-biologi-vitamin c-kimia med...
Hubungan struktur-aspek stereokimia-dan-aktivitas-biologi-vitamin c-kimia med...Hubungan struktur-aspek stereokimia-dan-aktivitas-biologi-vitamin c-kimia med...
Hubungan struktur-aspek stereokimia-dan-aktivitas-biologi-vitamin c-kimia med...
 
Hubungan struktur-aspek stereokimia-kimia-dan-aktivitas-biologi obat-kimia me...
Hubungan struktur-aspek stereokimia-kimia-dan-aktivitas-biologi obat-kimia me...Hubungan struktur-aspek stereokimia-kimia-dan-aktivitas-biologi obat-kimia me...
Hubungan struktur-aspek stereokimia-kimia-dan-aktivitas-biologi obat-kimia me...
 
RANCANGAN FORMULA TABLET ASAM ASKORBAT
RANCANGAN FORMULA TABLET ASAM ASKORBATRANCANGAN FORMULA TABLET ASAM ASKORBAT
RANCANGAN FORMULA TABLET ASAM ASKORBAT
 
Validasi Metode Analisis
Validasi Metode AnalisisValidasi Metode Analisis
Validasi Metode Analisis
 
Obat imidapril
Obat imidaprilObat imidapril
Obat imidapril
 
Respirasi Pada Tumbuhan
Respirasi Pada TumbuhanRespirasi Pada Tumbuhan
Respirasi Pada Tumbuhan
 

Recently uploaded

Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 

Recently uploaded (20)

Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 

MAKROLIDA SEBAGAI ANTIBIOTIKA

  • 2. PENDAHULUAN Antibiotik adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri, yang berkhasiat untuk mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman dan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil. Namun obat ini baru dikembangkan pada permulaan Perang Dunia II untuk mengobati luka-luka akibat pertempuran. Mekanisme kerja dari antibiotika adalah dengan cara merintangi atau menghambat sintesa protein, merintangi terhadap dinding sel, merintangi membran sel, menghambat asam nukleat. Penggolongan antibiotik: 1. Penisilin 2. Sefalosporin 3. Aminoglikosida 4. Tetrasiklin 5. Makrolida 6. Linkomisin 7. Polipeptida 8. Dan antibiotika lainnya
  • 3. PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA Antibiotika digunakan untuk mengobati berbagai jenis infeksi akibat kuman atau juga untuk prevensi infeksi, misalnya pada pembedahan besar. Diberikan pada pasien dengan sendi dan klep jantung buatan, juga sebelum cabut gigi. Pengobatan antibiotik berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi, namun tidak efektif untuk menangani infeksi akibat virus, jamur atau non bakteri lainnya.
  • 4. PEMBAHASAN MAKROLIDA Antibiotik makrolida pertama kali ditemukan adalah pikromisin, diisolasi pada tahun 1950. Makrolida merupakan salah satu golongan obat antimikroba yang menghambat sintesis protein mikroba. Makrolida adalah sekelompok senyawa yang terkait erat dan memiliki ciri khas adanya cincin lakton makrosiklik (biasanya mengandung 14 atau 16 atom) tempat melekatnya gula deoksi.
  • 5. PENGGOLONGAN OBAT MAKROLIDA 1. Eritromisin 2. Klaritromisin 3. Azitromisin 4. Ketolida (Telitromisin)
  • 6. ERITROMISIN Eritromisin efektif terhadap organisme gram-positif, terutama pneumokokus, streptokokus, stafilokokus dan korinebakteria dalam kadar plasma sebesar 0,02-2 mcg/mL. Farmakokinetik: Eritromisin basa dihancurkan oleh asam lambung sehingga harus diberikan dalam bentuk salut enterik. Eritromisin tidak dibersihkan oleh dialisis. Sejumlah besar eritromisin yang diberikan diekskresi dalam empedu dan hilang dalam feses, dan hanya 5 % yang yang diekskresi dalam urine. Obat eritromisin didistribusikan secara luas kecuali ke otak dan cairan serebrospinal. Farmakodinamik: Erytromisin bersifat bakteristatik atau bakterisid untuk organism-organism yang rentan pada konsentrasi tinggi. Aktifitasnya meningkat pada alkali. Cara kerjanya menghambat sintesis protein melalui ikatan ke RNA ribososm 50S. Waktu paruh: Waktu paruh dalam serum normalnya sekitar 1,5 jam dan 5 jam pada penderita anuria. Penyesuaian dosis tidak diperlukan
  • 7. Dosis: oral: DEWASA dan ANAK di atas 8 tahun, 250-500 mg tiap 6 jam atau 0,5- 1 g tiap 12 jam; pada infeksi berat dapat dinaikkan sampai 4 g/hari. ANAK sampai 2 tahun, 125 mg tiap 6 jam; 2-8 tahun 250 mg tiap 6 jam. Untuk infeksi berat dosis dapat digandakan. Sifilis stadium awal, 500 mg 4 kali sehari selama 14 hari. Infus intravena: infeksi berat pada dewasa dan anak, 50 mg/kg bb/hari secara infus kontinu atau dosis terbagi tiap 6 jam; infeksi ringan 25 mg/kg bb/hari bila pemberian per oral tidak memungkinkan. Interaksi obat: Metabolit eritromisin dapat menghambat enzim sitokrom P450 sehingga meningkatkan konsentrasi berbagai obat dalam serum, seperti teofilin, antikoagulan oral, siklosporin, dan metilprednisolon. Efek samping: Efek pada saluran cerna: anoreksia, mual, muntah, dan diare. Penggunaan klinis: Eritromisin bermanfaat sebagai pengganti penisilin pada individu yang alergi terhadap penisilin dengan infeksi stafilokokus (dengan beraggapan bahwa stafilokokus yang diisolasi rentan), strepkokus atau pneumokokus dan sebagai profilaksis terhadap endokarditis selama prosedur gigi pada pederita penyakit katup jantung.
  • 8. KLARITROMISIN Klaritromisin diturunkan dari eritromisin melalui penambahan satu gugus metil dan memiliki stabilitas asam serta absorpsi oral yang lebih baik daripada eritromisin. Mekanisme kerja menghambat sintesis protein melalui ikatan ke RNA ribososm 50S. Waktu paruh: klaritromisin memiliki waktu paruh yang lebih panjang (6 jam) daripada eritromisin yang memungkinkan pemberian dosis sebanyak dua kali sehari. Metabolisme: klaritromisin dimetabolisme di dalam hati. Interaksi obat: klaritromisin memiliki interaksi obat yang sama dengan interaksi obat pada eritromisin.
  • 9. KLARITROMISIN Indikasi: infeksi saluran napas bagian atas (seperti faringitis/tonsillitis yang disebabkan oleh staphylococus pyogenes dan sinusitis maxillary akut yang disebabkan oleh streptococcus pneumoniae), infeksi ringan dan sedang pada kulit dan jaringan lunak. Efek samping: dispepsia, sakit kepala, gangguan indra perasa dan penciuman, hilangnya warna gigi dan lidah, stomatitis, glossitis dan sakit kepala.
  • 10. AZITROMISIN Azitromisin adalah suatu senyawa cincin makrolida lakton 15 atom, diturunkan dari eritromisin melalui penambahan nitrogen termetilasi ke dalam cairan lakton. Waktu paruh: obat dilepaskan secara lambat dari jaringan (waktu paruh dalam jaringan adalah sebesar 2-4 hari) dan menghasilkan waktu paruh eliminasi yang mendekati 3 hari. Indikasi: infeksi-infeksi yang disebakan oleh organisme yang peka, infeksi saluran nafas atas (tonsillitis, pharingitis), infeksi saluran nafas bawah (bronchitis, pneumonia), infeksi kulit dan jaringan lunak, penyakit hubungan seksual, urethritis, cervicitis yang berkaitan dengan chlamydia trachomatis, ureaplasma urealyticum dan neisseria gonnorhoeae. Kontraindikasi: gangguan pada fungsi hati.
  • 11. AZITROMISIN Dosis: 500 mg dosis azitromisin menghasilkan kadar dalam serum yang relatif rendah sekitar 0,4 mcg/ml. Efek samping: anoreksia, dyspepsia, flatulens, konstipasi, pankreatitis, hepatitis, pusing, sakit kepala, mengantuk, agitasi, ansietas, hiperaktivitas. Azitromisin lebih efektif terhadap Mycobacterium avium kompleks dan Toxoplasma gondii dan sedikit kurang aktif daripada eritromisin dan klaritromisin terhadap stafilokokus dan streptokokus serta sedikit lebih aktif terhadap H influenzae.
  • 12. KETOLIDA (TELITROMISIN) Ketolida merupakan makrolida semisintesis berbentuk cincin beranggotakan 14 atom, yang berbeda dengan eritromisin karena adanya substitusi gugus 3-keto untuk gula netral 1-kladinosa. Telitromisin disetujui untuk penggunaan klinis. Obat ini aktif terhadap streptococus pyogenes, s. Pneumoniae, s. Aureus, h. Influenzae, moraxella cattarhalis, mikroplasma, legionella sp, chlamydia sp, H pylori, N gonnorhoeae, B fragilis, T gondii dan mikrobacteria nontuberkulosis. Metabolisme: telitromisin dimetabolisme dalam hati dan dieliminasi oleh kombinasi jalur ekskresi empedu dan urine. Dosis: obat ini diberikan dalam dosis sekali sehari sebesar 800 mg, dan memunculkan kadar puncak dalam serum sekitar 2 mcg/ml. Kontraindikasi: pasien dengan disfungsi hepatik dan penurunan fungsi ginjal.
  • 13. PENUTUP Makrolida adalah sekelompok senyawa yang terkait erat dan memiliki ciri khas adanya cincin lakton makrosiklik (biasanya mengandung 14 atau 16 atom) tempat melekatnya gula deoksi. Obat prototipe golongan ini yaitu eritromisin, yang tersusun atas 2 gugus gula yang melekat pada cincin lakton 14-atom, ditemukan tahun 1952 dari Streptomyces erythreus. Klaritromisin dan azitromisin merupakan turunan semisintesis eritromisin. Mekanisme kerja golongan makrolida adalah menghambat sintesis protein bakteri pada ribosomnya dengan jalan berikatan secara reversibel dengan ribosom subunit 50S.