SlideShare a Scribd company logo
Anti Inflamasi Steroid
Inflamasi (Radang)
• Radang atau inflamasi adalah satu dari respon utama sistem
kekebalan terhadap infeksi dan iritasi.
• Inflamasi distimulasi oleh faktor kimia (histamin, bradikinin,
serotonin, leukotrien, dan prostaglandin) yang dilepaskan
oleh sel yang berperan sebagai mediator radang di
dalam sistem kekebalan untuk melindungi jaringan sekitar
dari penyebaran infeksi.
mediator inflamasi
(misal terdapat luka)
Terdeteksi oleh tubuh Permeabilitas sel
meningkat
keluarnya cairan ke
tempat inflamasi
terjadi
pembengkakan
vasodilatasi (pelebaran)
pembuluh darah perifer
aliran darah dipacu ke
tempat tersebut
sehingga
timbul warna merah dan terjadi
migrasi sel-sel darah putih
Rangsangan yang tidak mengenakkan (Noxius Stimulus)
Gangguan membran sel
Fosfolipid
Asam Arakhidonat
Prostaglandin (COX2) Tromboxan (COX1)Leukotrien
Enzim Lipooksigenase Enzim Siklooksigenase (COX)
Enzim Fosfolipase
• Bagian tubuh yang mengalami peradangan memiliki tanda-
tanda sebagai berikut:
1. Kemerahan (rubor)
2. Rasa panas (kalor)
3. Rasa sakit (dolor)
4. Pembengkakan (tumor)
5. Fungsiolaesa
• Anti inflamasi adalah obat yang dapat menghilangkan radang
yang disebabkan bukan karena mikroorganisme (non infeksi)
Obat ini terbagi atas-dua golongan, yaitu:
1. Golongan anti inflamasi non steroid (AINS)
Contoh : Parasetamol, aspirin, antalgin/metampiron, asam
mefenamat, ibuprofen
2. Golongan steroid
Contoh : hidrokortison, deksametason, prednison
• Obat ini merupakan antiinflamasi yang sangat kuat, karena obat-obat
ini menghambat enzim phospholipase A2 sehingga tidak terbentuk
asam arakidonat. Asam arakidonat tidak terbentuk berarti
prostaglandin juga tidak akan terbentuk.
• Senyawa steroid adalah senyawa golongan lipid yang memiliki
struktur kimia tertentu yang memiliki tiga cincin sikloheksana dan
satu cincin siklopentana. Suatu molekul steroid yang dihasilkan secara
alami oleh korteks adrenal tubuh dikenal dengan nama senyawa
kortikosteroid.
• Kortikosteroid sendiri digolongkan menjadi dua berdasarkan
aktifitasnya, yaitu glukokortikoid dan mineralokortikoid.
Anti Inflamasi Steroid
• Glukokortikoid memiliki peranan pada metabolisme glukosa (kortisol
atau hidrokortisol)
• Mineralokortikosteroid memiliki retensi garam (aldosteron)
• Telah banyak disintetis glukokortikoid sintetik, yang termasuk
golongan obat yang penting karena secara luas digunakan terutama
untuk pengobatan penyakit-penyakit inflasi. Contohnya antara lain
adalah deksametason, prednison, metil prednisolon, triamsinolon dan
betametason.
• Kortikosteroid bekerja dengan mempengaruhi kecepatan sintetis
protein. Molekul hormon memasuki sel melewati membran plasma
secara difusi pasif. Hanya di jaringan target hormon ini bereaksi
dengan reseptor protein yang spesifik dalam sitoplasma sel dan
membentuk kompleks reseptor-steroid. Kompleks ini mengalami
perubahan komformasi, lalu bergerak menuju nukleus dan berikatan
dengan kromatin. Ikatan ini menstimulasi transkripsi RNA dan sintetis
protein spesifik.
• Mekanisme kerja obat dari golongan steroid adalah menghambat
enzim fospolifase sehingga menghambat pembentukan
prostaglandin maupun leukotriene
• Berdasarkan masa kerjanya golongan kortikosteroid dibagi menjadi :
1. Kortikosteroid kerja singkat dengan masa paruh < 12 jam, yang
termasuk golongan ini adalah kortisol/hidrokortison, kortison,
kortikosteron, fludrokortison
2. Kortikosteroid kerja sedang dengan masa paruh 12 – 36 jam, yaitu
metilprednisolon, prednison, prednisolon, dan triamsinolon.
3. Kortikosteroid kerja lama dengan masa paruh > 36 jam, adalah
parametason, betametason dan deksametason.
• Deksametason (dexamethasone) adalah obat steroid jenis
glukokortikoid sintetis yang digunakan sebagai agen anti alergi,
imunosupresan, anti inflamasi dan anti shock yang sangat kuat.
• Bentuk Sediaan: umumnya dipasarkan berupa tablet atau kaplet 0.5
mg atau 0.75 mg. Sediaan injeksi obat ini biasanya dengan kadar 5
mg / 5 ml.
Obat-obat Kortikosteroid (Dexamethason)
• Indikasi
Berbagai kondisi inflamasi, misalnya radang reumatik, radang usus, radang
pada ginjal, radang pada mata, radang karena asma dan radang pada
tempat lainnya
Menangani shock anafilaktik alergi dalam dosis tinggi
Mencegah terjadinya reaksi penolakan tubuh dalam proses pencakokkan
organ
Bisa juga digunakan untuk pasien kanker, sebagai terapi pendukung
kemoterapi. Obat ini bisa menangkal perkembangan edema pada pasien
tumor otak
diberikan pada ibu hamil yang memiliki resiko melahirkan secara prematur
Para pendaki gunung yang mengalami high-altitude cerebral edema
(HACE), atau high-altitude pulmonary edema (HAPE), sering menggunakan
obat ini
Diberikan secara injeksi sering digunakan sebagai pertolongan pada kondisi
darurat untuk penyelamatan nyawa
• Kontra Indikasi
Jangan menggunakan deksametason (dexamethasone) untuk
pasien yang memiliki riwayat hipersensitif pada obat golongan
kortikosteroid.
Sebaiknya tidak diberikan pada pasien yang menderita tukak
lambung, osteoporosis, diabetes melitus, infeksi jamur sistemik,
glaukoma, psikosis, psikoneurosis berat, penderita TBC aktif, herpes
zoster, herpes simplex, infeksi virus lain, sindroma Cushing dan
penderita dengan gangguan fungsi ginjal.
• Efek Samping
Meningkatkan pembentukan glukosa dari protein. Hal ini menyebabkan
peningkatan kadar gula dalam darah sehingga pemberian obat ini pada
penderita diabetes melitus sebaiknya dihindari.
Penggunaan protein dalam proses pembentukan glukosa, juga
menyebabkan pengeroposan tulang karena matriks protein penyusun
tulang menyusut drastis. Oleh karena itu penggunaan deksametason
(dexamethasone) pada pasien yang memiliki resiko besar seperti usia
lanjut sangat tidak dianjurkan. Untuk anak-anak, hal ini dapat
menghambat pertumbuhan, khususnya pertumbuhan tulang.
Mempengaruhi proses metabolisme lemak termasuk distribusinya di
dalam tubuh. Hal ini menyebabkan efek di beberapa bagian tubuh seperti
wajah yang kelihatan lebih tembem
Menurunkan fungsi limfa yang mengakibatkan sel limfosit berkurang dan
mengecil. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya penurunan sistem
kekebalan tubuh
• Dosis
Dosis lazim dewasa untuk anti inflamasi, asma akut dan mountain sickness akut
Oral, injeksi intravena dan intramuskular (sebagai natrium fosfat) : 0.75 - 9 mg / hari dalam
dosis terbagi setiap 6 – 12 jam
Dosis lazim dewasa untuk cerebral edema
Dosis awal : 10 mg injeksi intravena sekali, kemudian 4 mg intramuskular setiap 6 jam
sampai gejala cerebral edema mereda. Dosis boleh dikurangi setelah 2 – 4 hari, dan
dihentikan secara bertahap selama 5 – 7 hari.
Dosis lazim dewasa untuk mual atau muntah akibat kemoterapi atau pasca operasi
Pencegahan :10 mg – 20 mg secara oral atau injeksi intravena, 15 – 30 menit sebelum
pengobatan pada setiap hari pengobatan.
Untuk kemoterapi melalui continuous infusion : 10 mg secara oral atau injeksi intavena
setiap 12 jam pada setiap hari pengobatan.
Untuk terapi emetogenikringan : 4 mg oral, injeksi intravena atau intramuskular setiap 4 – 6
jam.
Dosis lazim dewasa untuk Syok
Addisonian krisis / shock : 4-10 mg injeksi intravena sebagai dosis tunggal, ulangi jika perlu.
Unresponsif Syok : 1-6 mg/kg injeksi intravena sebagai dosis tunggal atau sampai dengan 40
mg sebagai dosis awal dan diulangi setiap 2 – 6 jam jika syok berlanjut.
• Dosis
Dosis lazim dewasa untuk multiple myeloma
Oral, injeksi intravena : 40 mg / hari, hari 1-4, 9-12, dan 17-20, diulang
setiap 4 minggu (tunggal atau sebagai bagian dari rejimen terapi).
Dosis lazim dewasa biasa untuk multiple sclerosis
Oral : 30 mg / hari selama 1 minggu, diikuti oleh 4 – 12 mg / hari selama 1
bulan.
Dosis lazim pediatric untuk cerebral edema
Dosis awal : 1-2 mg/kg sekali secara oral, intravena atau intamuskular.
Pemeliharaan : 1 – 1.5 mg/kg/hari, dalam dosis terbagi setiap 4 – 6 jam
selama 5 hari kemudian kurangi dosis secara bertahap selama 5 hari,
kemudian hentikan. Dosis maksimum: 16 mg/ hari.
Dosis lazim pediatric untuk anti inflamasi
0.08-0.3 mg / kg / hari atau 2.5-5 mg / m2 / hari dalam dosis terbagi setiap
6 – 12 jam.
Dosis lazim pediatric untuk Asma akut
Oral, intravena, intramuskular: 0.6 mg / kg sekali (dosis maksimum : 16 mg)
• Setelah seseorang menjalani operasi maka akan merasakan sakit yang
cukup hebat akibat luka operasi dan bius yang diberikan sudah mulai
lemah. Untuk mengatasi rasa sakit itu, para dokter biasanya
menggunakan satu jenis obat yang bernama tramadol. Tramadol bisa
mengatasi rasa nyeri dan sakit karena tramadol dapat mempengaruhi
otak dalam mengolah reaksi kimia yang mengakibatkan rasa sakit.
• Indikasi
Untuk mengatasi nyeri dengan intensitas menengah sampai berat,
seperti nyeri akibat trauma berat, nyeri setelah operasi, nyeri akibat
gangguan saraf.
Obat-obat Kortikosteroid (Tramadol)
• Kontra Indikasi
Pasien yang hipersensitif atau alergi terhadap tramal atau obat dengan
kandungan tramadol;
Pasien dengan kondisi intoksikasi zat opioid, alkohol, hipnotik sedatif,
narkotik, psikotropika, dan obat analgesik lain yang bekerja di sistem saraf
pusat;
Pasien dengan faktor risiko kejang, riwayat epilepsi, dan pasien yang sedang
menggunakan obat antidepresan golongan Selective Serotonin Reuptake
Inhibitors (SSRI) dan Tricyclic Antidepressants (TCA), obat anti-psikotik, obat
golongan Monoamine Oxydase (MAO) Inhibitors, dan obat lain yang
menurunkan ambang kejang akan meningkatkan risiko terjadinya kejang saat
menggunakan tramal;
• Kontra Indikasi
Pasien dengan berisiko bunuh diri, seperti pasien dengan gejala depresi
berat, pasien dengan riwayat gangguan mood, pasien dengan riwayat
penyalahgunaan zat, terutama alkohol, obat penenang, dan obat-
obatan lain yang bekerja pada sistem saraf pusat;
Pasien dengan risiko depresi napas disarankan untuk tidak
menggunakan obat ini. Penggunaan bersama dengan alkohol atau obat
lain yang memiliki efek depresi napas dapat mencetuskan atau
memperberat depresi napas;
Pasien yang mengalami trauma kepala dengan peningkatan tekanan
intrakranial;
Pasien anak dibawah umur 16 tahun;
Pasien ibu hamil, ibu bersalin, dan ibu menyusui.
• Efek Samping
Kemungkinan terjadinya efek samping pada penggunaan tramal akan
semakin meningkat dalam penggunaan jangka panjang. Efek samping
yang dapat terjadi adalah sebagai berikut:
 Gangguan neurologis, seperti pusing berputar, mengantuk, dan
nyeri kepala;
 Gangguan pencernaan, seperti mual-mual, muntah , sembelit,
kembung, dan diare;
 Gangguan mood, gugup, gelisah, agitasi, tremor, euforia, dan
halusinasi;
 Gangguan lain, seperti astenia, berkeringat, mulut kering.
• Dosis
Pemberian obat tramadol perlu diperhatikan karena dapat
disalahgunakan dan dapat menyebabkan kecanduan.
Penggunaan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal dan hati
perlu konsultasi dengan dokter untuk penyesuaian dosis.
Untuk pasien dengan nyeri kronis yang tidak memerlukan analgesik
kerja cepat dapat dimulai dengan dosis 50 mg kemudian dinaikkan
setiap 3 hari sampai 200 mg per hari (1 kapsul setiap 4 – 6 jam).
Untuk pasien yang membutuhkan penanganan nyeri segera,
digunakan 50 mg – 100 mg bila perlu setiap 4 – 6 jam dengan
maksimum dosis tidak boleh melebihi 400 mg/hari. Tramal 50 mg
kapsul digunakan secara oral. Penyerapan tramal tidak tergantung
makanan dan dapat digunakan tanpa harus makan terlebih dahulu.
• Obat ini digunakan untuk mengatasi rasa sakit yang terbilang parah
dan berkepanjangan atau kronis
• Meskipun memiliki manfaat besar, morfin juga dapat menyebabkan
ketergantungan. Risiko ketergantungan ini bahkan lebih tinggi pada
pasien yang di masa lalunya pernah kecanduan alkohol atau narkoba.
• Bentuk Sediaan
Morfin biasanya berbentuk tablet, kapsul, cairan yang diminum, dan
suntik
Obat-obat Kortikosteroid (Morfin)
• Dosis
Berikut ini adalah dosis awal pemberian morfin bagi orang dewasa atau
bagi yang telah memiliki berat badan lebih dari 50 kilogram.
Untuk morfin tablet, dosis yang diberikan biasanya berkisar antara
5-20 mg tiap empat jam sekali. Sedangkan untuk morfin suntik,
dosis yang diberikan biasanya berkisar antara 3-5 mg tiap empat
jam sekali. Dosis akan diberikan sesuai dengan tingkat keparahan
rasa sakit, kondisi pasien. Dosis akan direvisi secara teratur dan
disesuaikan dengan respons tubuh terhadap obat.
Mengenai pasien anak-anak, selain mempertimbangkan tingkat rasa
sakit dan kondisi, dosis morfin juga akan disesuaikan dengan berat
badan mereka.
• Efek Samping
 Mengantuk
 Pusing atau sakit kepala
 Mual
 Sembelit
 Sulit buang air kecil
 Gangguan tidur
 Mulut terasa kering
 Tubuh berkeringat
• Lidocain adalah obat anastesi lokal yang menyebabkan hilangnya
sensasi rasa sakit pada tubuh.
• Lidocain juga digunakan untuk meredakan rasa sakit dan rasa gatal
yang diakibatkan oleh sengatan matahari, gigitan atau sengatan
serangga, luka kecil, dan luka goresan.
• Bentuk Sediaan
Lidocain biasanya berbentuk obat oles.
Obat-obat Kortikosteroid (Lidocain)
• Dosis
Lidocaine diberikan sesuai kebutuhan dengan cara dioles pada
permukaan kulit yang perlu anastesi.
• Efek Samping
Ruam
Gatal-gatal
Kulit kering
Kulit memerah
Demam
Mati rasa atau kebas di area yang diobati
• Bentuk Sediaan
Tablet 5 mg, Kaplet 5 mg
• Kontra Indikasi
Infeksi jamur sistemik dan hipersensitivitas terhadap prednison atau komponen-
komponen obat lainnya.
• Efek Samping
Gangguan keseimbangan cairan dan
Gangguan jantung kongestif, hipertensi.
Gangguan muskuloskeletal
Gangguan Pencernaan
Gangguan Dermatologis
Gangguan metabolisme
Gangguan neurologis
Gangguan endokrin
Obat-obat Kortikosteroid (Prednison)
• Bentuk Sediaan
Tablet, Salep, Krim, Serbuk untuk Injeksi
• Indikasi
Terapi topikal pruritus eritema dan pembengkakan dikaitkan dengan
dermatosis, dan sebagian lesi psoriasis.
• Kontraindikasi
Infeksi virus, seperti varisela dan vasinia, sirkulasi tak sempurna dengan
nyata. Tidak dianjurkan untuk pruritus dan jerawat.
• Efek Samping
Absorpsi melalui kulit dapat mensupresi adrenal dan sindrom cushing
tergantung luas permukaan kulit dan lama pengobatan. Pada kulit dapat
terjadi peningkatan lebar dan buruknya infeksi yang tidak diobati,
penipisan kulit dan perubahan struktur kulit, dermatitis kontak, dermatitis
perioral. Timbul jerawat atau memperparah jerawat, depigmentasi sedang
dan hipertrikosis.
Obat-obat Kortikosteroid (Betametason)
• Dosis
Pemberian Topikal :
Anak - anak :
< 12 tahun : penggunaannya tidak direkomendasikan.
> 13 tahun : gunakan seminimal mungkin untuk periode yang singkat
untuk menghindari supresi aksis HPA.
Krim : gunakan sekali atau dua kali sehari,pemakaian jangan melebihi
2 minggu atau 45 mg/minggu.
Lotion : gunakan sekali atau dua kali sehari, pemakaian jangan
melebihi 50 mL/minggu.
Dewasa :
Krim : gunakan sekali atau dua kali sehari,pemakaian jangan melebihi
2 minggu atau 45 mg/minggu.
Lotion : gunakan sekali atau dua kali sehari, pemakaian jangan
melebihi 50 mL/minggu.
• Hidrokortison memiliki efek imunosupresan, efek anti radang yang kuat, serta
meningkatkan tekanan darah dan kadar gula darah.
• Kontra Indikasi
Infeksi jamur sistemik, ileocolostomi pasca operasi, serta hipersensitivitas
terhadap hidrokortison atau komponen-komponen obat lainnya.
• Efek Samping
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
Gangguan jantung kongestif
Gangguan Muskuloskeletal
Gangguan Pencernaan
Gangguan penyembuhan luka
Gangguan Metabolisme
Gangguan Neurologis
Gangguan Endokrin
Obat-obat Kortikosteroid (Hidrokortison)
• Hidrokodon adalah opioid semisintetik derivat dari kodein dan
thebain. Pertama disintesis di Jerman tahun 1920 yang kemudian
digunakan secara luas sebagai terapi nyeri sedang hingga berat.
Opioid ini selain mempunyai kekuatan analgesik juga mempunyai
efekantitusif yang cukup kuat.
Obat-obat Kortikosteroid (Hidrokodon)
Interaksi deksametason (dexamethasone) dengan obat-obat lain :
• Aminoglutethimide : menurunkan kadar deksametason, melalui induksi
enzim mikrosomal sehingga mengurangi efek farmakologis
deksametason (dexamethasone).
• Agen Kalium-depleting : jika diberikan bersamaan dengan obat-obat
kalium-depleting agen (misalnya, amfoterisin B, diuretik), pengamatan
ketat harus dilakukan terhadap kemungkinan terjadinya hipokalemia
• Antibiotika makrolida : menurunkan klirensdeksametason
(dexamethasone) sehingga meningkatkan kadar/efek farmakologisnya.
• Antidiabetik : kortikosteroid dapat meningkatkan konsentrasi glukosa
darah, oleh karena itu penyesuaian dosis obat anti diabetes mungkin
diperlukan.
Interaksi Obat
Interaksi deksametason (dexamethasone) dengan obat-obat lain :
• Isoniazid : Konsentrasi serum isoniazid mungkin akan menurun jika
diberikan bersamaan dengan deksametason (dexamethasone).
• Cholestyramine dan efedrin : Cholestyramine meningkatkan
klirenskortikosteroid sehingga menurunkan kadar/efek
farmakologisnya.
• Vaksin hidup : deksametason (dexamethasone) menurunkan sistem
imun tubuh sehingga meningkatkan resiko terjadinya infeksi.
Penggunaan vaksin hidup pada pasien yang menggunakan
deksametason (dexamethasone) sebaiknya dihindari.
• Anti jamur azole seperti ketoconazole: mengurangi metabolisme
kortikosteroid sehingga dapat meningkatkan kadar dan efek
farmakologisnya.
• NSAID : aspirin atau NSAID lainnya meningkatkan resiko efek samping
pendarahan pada saluran pencernaan.
Interaksi prednison dengan obat-obat lain :
• Obat-obat yang menginduksi enzim-enzim hepatik, seperti
fenobarbital, fenitoin, dan rifampisin dapat meningkatkan klirens
kortikosteroid. Oleh sebab itu jika terapi kortikosteroid diberikan
bersama-sama obat-obat tersebut, maka dosis kortikosteroid harus
ditingkatkan untuk mendapatkan hasil sebagaimana yang
diharapkan
• Obat-obat seperti troleandomisin and ketokonazol dapat
menghambat metabolisme kortikosteroid, dan akibatnya akan
menurunkan klirens atau ekskresi kortikosteroid. Oleh sebab itu jika
diberikan bersamaan, maka dosis ; kortikosteroid harus disesuaikan
untuk menghindari toksisitas steroid
• Kortikosteroid dapat meningkatkan klirens aspirin dosis tinggi yang
diberikan secara kronis. Hal ini dapat menurunkan kadar salisilat di
dalam serum, dan apabila terapi kortikosteroid dihentikan akan
meningkatkan risiko toksisitas salisilat. Aspirin harus digunakan
secara berhati-hati apabila diberikan bersama-sama dengan
kortikosteroid pada pasien yang menderita hipoprotrombinemia
• Efek kortikosteroid pada terapi antikoagulan oral bervariasi.
Beberapa laporan menunjukkan adanya peningkatan dan laporan
lainnya menunjukkan adanya penurunan efek antikoagulan apabila
diberikan bersama-sama dengan kortikosteroid. Oleh sebab itu
indeks koagulasi harus selalu dimonitor untuk mempertahankan
efek antikoagulan sebagaimana yang diharapkan.
Interaksi hidrokortison dengan obat-obat lain :
Interaksi Makanan
Ketika dalam terapi dengan hidrokortison sistemik, sebaiknya kurangi
konsumsi garam, dan makan makanan yang banyak mengandung
kalium dan tinggi protein
Interaksi Obat
Obat-obat yang menginduksi enzim-enzim hepatik, seperti fenobarbital,
fenitoin, dan rifampisin dapat meningkatkan klirens kortikosteroid. Oleh
sebab itu jika terapi kortikosteroid diberikan bersama-sama obat-obat
tersebut, maka dosis kortikosteroid harus ditingkatkan untuk
mendapatkan hasil sebagaimana yang diharapkan. Obat-obat seperti
troleandomisin dan ketokonazol dapat menghambat metabolisme
kortikosteroid, dan akibatnya akan menurunkan klirens atau ekskresi
kortikosteroid. Oleh sebab itu jika diberikan bersamaan, maka dosis
kortikosteroid harus disesuaikan untuk menghindari toksisitas steroid.
Kortikosteroid dapat meningkatkan klirens aspirin dosis tinggi
yang diberikan secara kronis. Hal ini dapat menurunkan kadar
salisilat di dalam serum, dan apabila terapi kortikosteroid
dihentikan akan meningkatkan risiko toksisitas salisilat. Aspirin
harus digunakan secara berhati-hati apabila diberikan bersama-
sama dengan kortikosteroid pada pasien yang menderita
hipoprotrombinemia. Efek kortikosteroid pada terapi antikoagulan
oral bervariasi. Beberapa laporan menunjukkan adanya
peningkatan dan laporan lainnya menunjukkan adanya
penurunan efek antikoagulan apabila diberikan bersama-sama
dengan kortikosteroid. Oleh sebab itu indeks koagulasi harus
selalu dimonitor untuk mempertahankan efek antikoagulan
sebagaimana yang diharapkan.
pavivore.web.id
ndroidtek.web.id
gamgadget.com
chemicalhealth.blogspot.com
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan BioekivalensiBioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
Surya Amal
 
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKPENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
Surya Amal
 
Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solid
Dokter Tekno
 
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANlaporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
srinova uli
 
Obat obat anti jamur
Obat obat anti jamurObat obat anti jamur
Obat obat anti jamur
fikri asyura
 
Uji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan SuspensiUji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan Suspensi
'ekka' Siie Ceweggh Cancerr
 
Perhitungan dosis
Perhitungan dosisPerhitungan dosis
Perhitungan dosis
panal1
 
Analisis resep
Analisis resepAnalisis resep
Analisis resep
Dokter Tekno
 
Ppt bu anggun
Ppt bu anggunPpt bu anggun
Ppt bu anggun
Dokter Tekno
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Surya Amal
 
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrakPengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
CTie Lupy
 
Larutan ( solution )
Larutan ( solution )Larutan ( solution )
Larutan ( solution )
Ranny Rolinda R
 
Obat saluran pencernaan
Obat saluran pencernaanObat saluran pencernaan
Obat saluran pencernaan
Rizkythia_Andhara
 
makalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencit
makalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencitmakalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencit
makalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencitFaradina Kusumasdiyanti
 
Glikosida
GlikosidaGlikosida
Glikosida
Dokter Tekno
 
Interaksi obat
Interaksi obat Interaksi obat
Interaksi obat
Dedi Kun
 
Laporan resmi gel natrium diklofenak
Laporan resmi gel natrium diklofenakLaporan resmi gel natrium diklofenak
Laporan resmi gel natrium diklofenak
Kezia Hani Novita
 
236122612 makalah-aspirin
236122612 makalah-aspirin236122612 makalah-aspirin
236122612 makalah-aspirin
homeworkping3
 

What's hot (20)

Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan BioekivalensiBioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
 
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKPENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
 
Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solid
 
Laporan anestesi lokal
Laporan anestesi lokalLaporan anestesi lokal
Laporan anestesi lokal
 
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANlaporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
 
Obat obat anti jamur
Obat obat anti jamurObat obat anti jamur
Obat obat anti jamur
 
Uji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan SuspensiUji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan Suspensi
 
Perhitungan dosis
Perhitungan dosisPerhitungan dosis
Perhitungan dosis
 
Analisis resep
Analisis resepAnalisis resep
Analisis resep
 
Antihistamin
AntihistaminAntihistamin
Antihistamin
 
Ppt bu anggun
Ppt bu anggunPpt bu anggun
Ppt bu anggun
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
 
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrakPengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
 
Larutan ( solution )
Larutan ( solution )Larutan ( solution )
Larutan ( solution )
 
Obat saluran pencernaan
Obat saluran pencernaanObat saluran pencernaan
Obat saluran pencernaan
 
makalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencit
makalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencitmakalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencit
makalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencit
 
Glikosida
GlikosidaGlikosida
Glikosida
 
Interaksi obat
Interaksi obat Interaksi obat
Interaksi obat
 
Laporan resmi gel natrium diklofenak
Laporan resmi gel natrium diklofenakLaporan resmi gel natrium diklofenak
Laporan resmi gel natrium diklofenak
 
236122612 makalah-aspirin
236122612 makalah-aspirin236122612 makalah-aspirin
236122612 makalah-aspirin
 

Similar to Anti inflamasi steroid

242872084 injeksi-ketorolac
242872084 injeksi-ketorolac242872084 injeksi-ketorolac
242872084 injeksi-ketorolac
Septian Muna Barakati
 
Antiemetika
AntiemetikaAntiemetika
Praktek cd
Praktek cdPraktek cd
Praktek cd
Anisya Al Husna
 
Obat saluran pernafasan
Obat saluran pernafasan Obat saluran pernafasan
Obat saluran pernafasan
Dedi Kun
 
Chlorpheniramine Maleate - Kelompok 1 - 3A.pptx
Chlorpheniramine Maleate - Kelompok 1 - 3A.pptxChlorpheniramine Maleate - Kelompok 1 - 3A.pptx
Chlorpheniramine Maleate - Kelompok 1 - 3A.pptx
lila815029
 
Farmakologi Antelmintik
Farmakologi AntelmintikFarmakologi Antelmintik
Farmakologi Antelmintik
Fadhol Romdhoni
 
KULIAH ANTIBIOTIKA FARMASI DAN KEBIDANAN
KULIAH ANTIBIOTIKA FARMASI DAN KEBIDANANKULIAH ANTIBIOTIKA FARMASI DAN KEBIDANAN
KULIAH ANTIBIOTIKA FARMASI DAN KEBIDANAN
UDAYANA UNIVERSITY
 
ppt farmakologi kel 16 (1).pptx
ppt farmakologi kel 16 (1).pptxppt farmakologi kel 16 (1).pptx
ppt farmakologi kel 16 (1).pptx
ArifinHidayat11
 
Ppt mual muntah
Ppt mual muntahPpt mual muntah
Ppt mual muntah
atikah dwi utami
 
Obat psikoterapetik
Obat psikoterapetikObat psikoterapetik
Obat psikoterapetik
imasnurmalasari
 
Piridoksin pada wanita hamil dan menyusui
Piridoksin pada wanita hamil dan menyusuiPiridoksin pada wanita hamil dan menyusui
Piridoksin pada wanita hamil dan menyusuiElizabeth Pandiangan
 
242588458 jenis-obat
242588458 jenis-obat242588458 jenis-obat
242588458 jenis-obat
Septian Muna Barakati
 
Obat sistem endokrin
Obat sistem endokrin Obat sistem endokrin
Obat sistem endokrin
Dedi Kun
 
Obat yang lazim digunakan.pptx
Obat yang lazim digunakan.pptxObat yang lazim digunakan.pptx
Obat yang lazim digunakan.pptx
rahmansetiawan9
 
Farmakoterapi Pada Gangguan Kejiwaan (Acara Lampung - Indonesian Medical Cent...
Farmakoterapi Pada Gangguan Kejiwaan (Acara Lampung - Indonesian Medical Cent...Farmakoterapi Pada Gangguan Kejiwaan (Acara Lampung - Indonesian Medical Cent...
Farmakoterapi Pada Gangguan Kejiwaan (Acara Lampung - Indonesian Medical Cent...
AlexFabrigaz Apt
 
PPT FARTOKS YUSTAN 1.pptx
PPT FARTOKS YUSTAN 1.pptxPPT FARTOKS YUSTAN 1.pptx
PPT FARTOKS YUSTAN 1.pptx
Sahabatprinting5
 
DT1_Psikofarmaka_Herlangga Chaasndra.pptx
DT1_Psikofarmaka_Herlangga Chaasndra.pptxDT1_Psikofarmaka_Herlangga Chaasndra.pptx
DT1_Psikofarmaka_Herlangga Chaasndra.pptx
kontrakaniris
 
05tbc1
05tbc105tbc1
05tbc1teput
 
Obat hormon pdf
Obat hormon pdfObat hormon pdf
Obat hormon pdf
Anton Saja
 

Similar to Anti inflamasi steroid (20)

242872084 injeksi-ketorolac
242872084 injeksi-ketorolac242872084 injeksi-ketorolac
242872084 injeksi-ketorolac
 
Antiemetika
AntiemetikaAntiemetika
Antiemetika
 
Praktek cd
Praktek cdPraktek cd
Praktek cd
 
Obat saluran pernafasan
Obat saluran pernafasan Obat saluran pernafasan
Obat saluran pernafasan
 
Chlorpheniramine Maleate - Kelompok 1 - 3A.pptx
Chlorpheniramine Maleate - Kelompok 1 - 3A.pptxChlorpheniramine Maleate - Kelompok 1 - 3A.pptx
Chlorpheniramine Maleate - Kelompok 1 - 3A.pptx
 
Farmakologi Antelmintik
Farmakologi AntelmintikFarmakologi Antelmintik
Farmakologi Antelmintik
 
KULIAH ANTIBIOTIKA FARMASI DAN KEBIDANAN
KULIAH ANTIBIOTIKA FARMASI DAN KEBIDANANKULIAH ANTIBIOTIKA FARMASI DAN KEBIDANAN
KULIAH ANTIBIOTIKA FARMASI DAN KEBIDANAN
 
ppt farmakologi kel 16 (1).pptx
ppt farmakologi kel 16 (1).pptxppt farmakologi kel 16 (1).pptx
ppt farmakologi kel 16 (1).pptx
 
Ppt mual muntah
Ppt mual muntahPpt mual muntah
Ppt mual muntah
 
Obat psikoterapetik
Obat psikoterapetikObat psikoterapetik
Obat psikoterapetik
 
Piridoksin pada wanita hamil dan menyusui
Piridoksin pada wanita hamil dan menyusuiPiridoksin pada wanita hamil dan menyusui
Piridoksin pada wanita hamil dan menyusui
 
242588458 jenis-obat
242588458 jenis-obat242588458 jenis-obat
242588458 jenis-obat
 
242588458 jenis-obat
242588458 jenis-obat242588458 jenis-obat
242588458 jenis-obat
 
Obat sistem endokrin
Obat sistem endokrin Obat sistem endokrin
Obat sistem endokrin
 
Obat yang lazim digunakan.pptx
Obat yang lazim digunakan.pptxObat yang lazim digunakan.pptx
Obat yang lazim digunakan.pptx
 
Farmakoterapi Pada Gangguan Kejiwaan (Acara Lampung - Indonesian Medical Cent...
Farmakoterapi Pada Gangguan Kejiwaan (Acara Lampung - Indonesian Medical Cent...Farmakoterapi Pada Gangguan Kejiwaan (Acara Lampung - Indonesian Medical Cent...
Farmakoterapi Pada Gangguan Kejiwaan (Acara Lampung - Indonesian Medical Cent...
 
PPT FARTOKS YUSTAN 1.pptx
PPT FARTOKS YUSTAN 1.pptxPPT FARTOKS YUSTAN 1.pptx
PPT FARTOKS YUSTAN 1.pptx
 
DT1_Psikofarmaka_Herlangga Chaasndra.pptx
DT1_Psikofarmaka_Herlangga Chaasndra.pptxDT1_Psikofarmaka_Herlangga Chaasndra.pptx
DT1_Psikofarmaka_Herlangga Chaasndra.pptx
 
05tbc1
05tbc105tbc1
05tbc1
 
Obat hormon pdf
Obat hormon pdfObat hormon pdf
Obat hormon pdf
 

Recently uploaded

graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
RheginaSalsabila
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DamianLoveChannel
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
lala263132
 
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.pptGambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
ssusera85899
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
FiikFiik
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
ryskilahmudin
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
ortopedifk
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic DasarANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
MFCorp
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
hadijaul
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
nurulkarunia4
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ratnawulokt
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
arikiskandar
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
adhiwargamandiriseja
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
sulastri822782
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
adwinhadipurnadi
 

Recently uploaded (20)

graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
 
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.pptGambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic DasarANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
 

Anti inflamasi steroid

  • 2. Inflamasi (Radang) • Radang atau inflamasi adalah satu dari respon utama sistem kekebalan terhadap infeksi dan iritasi. • Inflamasi distimulasi oleh faktor kimia (histamin, bradikinin, serotonin, leukotrien, dan prostaglandin) yang dilepaskan oleh sel yang berperan sebagai mediator radang di dalam sistem kekebalan untuk melindungi jaringan sekitar dari penyebaran infeksi. mediator inflamasi (misal terdapat luka) Terdeteksi oleh tubuh Permeabilitas sel meningkat keluarnya cairan ke tempat inflamasi terjadi pembengkakan vasodilatasi (pelebaran) pembuluh darah perifer aliran darah dipacu ke tempat tersebut sehingga timbul warna merah dan terjadi migrasi sel-sel darah putih
  • 3. Rangsangan yang tidak mengenakkan (Noxius Stimulus) Gangguan membran sel Fosfolipid Asam Arakhidonat Prostaglandin (COX2) Tromboxan (COX1)Leukotrien Enzim Lipooksigenase Enzim Siklooksigenase (COX) Enzim Fosfolipase
  • 4. • Bagian tubuh yang mengalami peradangan memiliki tanda- tanda sebagai berikut: 1. Kemerahan (rubor) 2. Rasa panas (kalor) 3. Rasa sakit (dolor) 4. Pembengkakan (tumor) 5. Fungsiolaesa • Anti inflamasi adalah obat yang dapat menghilangkan radang yang disebabkan bukan karena mikroorganisme (non infeksi) Obat ini terbagi atas-dua golongan, yaitu: 1. Golongan anti inflamasi non steroid (AINS) Contoh : Parasetamol, aspirin, antalgin/metampiron, asam mefenamat, ibuprofen 2. Golongan steroid Contoh : hidrokortison, deksametason, prednison
  • 5. • Obat ini merupakan antiinflamasi yang sangat kuat, karena obat-obat ini menghambat enzim phospholipase A2 sehingga tidak terbentuk asam arakidonat. Asam arakidonat tidak terbentuk berarti prostaglandin juga tidak akan terbentuk. • Senyawa steroid adalah senyawa golongan lipid yang memiliki struktur kimia tertentu yang memiliki tiga cincin sikloheksana dan satu cincin siklopentana. Suatu molekul steroid yang dihasilkan secara alami oleh korteks adrenal tubuh dikenal dengan nama senyawa kortikosteroid. • Kortikosteroid sendiri digolongkan menjadi dua berdasarkan aktifitasnya, yaitu glukokortikoid dan mineralokortikoid. Anti Inflamasi Steroid
  • 6. • Glukokortikoid memiliki peranan pada metabolisme glukosa (kortisol atau hidrokortisol) • Mineralokortikosteroid memiliki retensi garam (aldosteron) • Telah banyak disintetis glukokortikoid sintetik, yang termasuk golongan obat yang penting karena secara luas digunakan terutama untuk pengobatan penyakit-penyakit inflasi. Contohnya antara lain adalah deksametason, prednison, metil prednisolon, triamsinolon dan betametason. • Kortikosteroid bekerja dengan mempengaruhi kecepatan sintetis protein. Molekul hormon memasuki sel melewati membran plasma secara difusi pasif. Hanya di jaringan target hormon ini bereaksi dengan reseptor protein yang spesifik dalam sitoplasma sel dan membentuk kompleks reseptor-steroid. Kompleks ini mengalami perubahan komformasi, lalu bergerak menuju nukleus dan berikatan dengan kromatin. Ikatan ini menstimulasi transkripsi RNA dan sintetis protein spesifik.
  • 7. • Mekanisme kerja obat dari golongan steroid adalah menghambat enzim fospolifase sehingga menghambat pembentukan prostaglandin maupun leukotriene • Berdasarkan masa kerjanya golongan kortikosteroid dibagi menjadi : 1. Kortikosteroid kerja singkat dengan masa paruh < 12 jam, yang termasuk golongan ini adalah kortisol/hidrokortison, kortison, kortikosteron, fludrokortison 2. Kortikosteroid kerja sedang dengan masa paruh 12 – 36 jam, yaitu metilprednisolon, prednison, prednisolon, dan triamsinolon. 3. Kortikosteroid kerja lama dengan masa paruh > 36 jam, adalah parametason, betametason dan deksametason.
  • 8. • Deksametason (dexamethasone) adalah obat steroid jenis glukokortikoid sintetis yang digunakan sebagai agen anti alergi, imunosupresan, anti inflamasi dan anti shock yang sangat kuat. • Bentuk Sediaan: umumnya dipasarkan berupa tablet atau kaplet 0.5 mg atau 0.75 mg. Sediaan injeksi obat ini biasanya dengan kadar 5 mg / 5 ml. Obat-obat Kortikosteroid (Dexamethason)
  • 9. • Indikasi Berbagai kondisi inflamasi, misalnya radang reumatik, radang usus, radang pada ginjal, radang pada mata, radang karena asma dan radang pada tempat lainnya Menangani shock anafilaktik alergi dalam dosis tinggi Mencegah terjadinya reaksi penolakan tubuh dalam proses pencakokkan organ Bisa juga digunakan untuk pasien kanker, sebagai terapi pendukung kemoterapi. Obat ini bisa menangkal perkembangan edema pada pasien tumor otak diberikan pada ibu hamil yang memiliki resiko melahirkan secara prematur Para pendaki gunung yang mengalami high-altitude cerebral edema (HACE), atau high-altitude pulmonary edema (HAPE), sering menggunakan obat ini Diberikan secara injeksi sering digunakan sebagai pertolongan pada kondisi darurat untuk penyelamatan nyawa
  • 10. • Kontra Indikasi Jangan menggunakan deksametason (dexamethasone) untuk pasien yang memiliki riwayat hipersensitif pada obat golongan kortikosteroid. Sebaiknya tidak diberikan pada pasien yang menderita tukak lambung, osteoporosis, diabetes melitus, infeksi jamur sistemik, glaukoma, psikosis, psikoneurosis berat, penderita TBC aktif, herpes zoster, herpes simplex, infeksi virus lain, sindroma Cushing dan penderita dengan gangguan fungsi ginjal.
  • 11. • Efek Samping Meningkatkan pembentukan glukosa dari protein. Hal ini menyebabkan peningkatan kadar gula dalam darah sehingga pemberian obat ini pada penderita diabetes melitus sebaiknya dihindari. Penggunaan protein dalam proses pembentukan glukosa, juga menyebabkan pengeroposan tulang karena matriks protein penyusun tulang menyusut drastis. Oleh karena itu penggunaan deksametason (dexamethasone) pada pasien yang memiliki resiko besar seperti usia lanjut sangat tidak dianjurkan. Untuk anak-anak, hal ini dapat menghambat pertumbuhan, khususnya pertumbuhan tulang. Mempengaruhi proses metabolisme lemak termasuk distribusinya di dalam tubuh. Hal ini menyebabkan efek di beberapa bagian tubuh seperti wajah yang kelihatan lebih tembem Menurunkan fungsi limfa yang mengakibatkan sel limfosit berkurang dan mengecil. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya penurunan sistem kekebalan tubuh
  • 12. • Dosis Dosis lazim dewasa untuk anti inflamasi, asma akut dan mountain sickness akut Oral, injeksi intravena dan intramuskular (sebagai natrium fosfat) : 0.75 - 9 mg / hari dalam dosis terbagi setiap 6 – 12 jam Dosis lazim dewasa untuk cerebral edema Dosis awal : 10 mg injeksi intravena sekali, kemudian 4 mg intramuskular setiap 6 jam sampai gejala cerebral edema mereda. Dosis boleh dikurangi setelah 2 – 4 hari, dan dihentikan secara bertahap selama 5 – 7 hari. Dosis lazim dewasa untuk mual atau muntah akibat kemoterapi atau pasca operasi Pencegahan :10 mg – 20 mg secara oral atau injeksi intravena, 15 – 30 menit sebelum pengobatan pada setiap hari pengobatan. Untuk kemoterapi melalui continuous infusion : 10 mg secara oral atau injeksi intavena setiap 12 jam pada setiap hari pengobatan. Untuk terapi emetogenikringan : 4 mg oral, injeksi intravena atau intramuskular setiap 4 – 6 jam. Dosis lazim dewasa untuk Syok Addisonian krisis / shock : 4-10 mg injeksi intravena sebagai dosis tunggal, ulangi jika perlu. Unresponsif Syok : 1-6 mg/kg injeksi intravena sebagai dosis tunggal atau sampai dengan 40 mg sebagai dosis awal dan diulangi setiap 2 – 6 jam jika syok berlanjut.
  • 13. • Dosis Dosis lazim dewasa untuk multiple myeloma Oral, injeksi intravena : 40 mg / hari, hari 1-4, 9-12, dan 17-20, diulang setiap 4 minggu (tunggal atau sebagai bagian dari rejimen terapi). Dosis lazim dewasa biasa untuk multiple sclerosis Oral : 30 mg / hari selama 1 minggu, diikuti oleh 4 – 12 mg / hari selama 1 bulan. Dosis lazim pediatric untuk cerebral edema Dosis awal : 1-2 mg/kg sekali secara oral, intravena atau intamuskular. Pemeliharaan : 1 – 1.5 mg/kg/hari, dalam dosis terbagi setiap 4 – 6 jam selama 5 hari kemudian kurangi dosis secara bertahap selama 5 hari, kemudian hentikan. Dosis maksimum: 16 mg/ hari. Dosis lazim pediatric untuk anti inflamasi 0.08-0.3 mg / kg / hari atau 2.5-5 mg / m2 / hari dalam dosis terbagi setiap 6 – 12 jam. Dosis lazim pediatric untuk Asma akut Oral, intravena, intramuskular: 0.6 mg / kg sekali (dosis maksimum : 16 mg)
  • 14. • Setelah seseorang menjalani operasi maka akan merasakan sakit yang cukup hebat akibat luka operasi dan bius yang diberikan sudah mulai lemah. Untuk mengatasi rasa sakit itu, para dokter biasanya menggunakan satu jenis obat yang bernama tramadol. Tramadol bisa mengatasi rasa nyeri dan sakit karena tramadol dapat mempengaruhi otak dalam mengolah reaksi kimia yang mengakibatkan rasa sakit. • Indikasi Untuk mengatasi nyeri dengan intensitas menengah sampai berat, seperti nyeri akibat trauma berat, nyeri setelah operasi, nyeri akibat gangguan saraf. Obat-obat Kortikosteroid (Tramadol)
  • 15. • Kontra Indikasi Pasien yang hipersensitif atau alergi terhadap tramal atau obat dengan kandungan tramadol; Pasien dengan kondisi intoksikasi zat opioid, alkohol, hipnotik sedatif, narkotik, psikotropika, dan obat analgesik lain yang bekerja di sistem saraf pusat; Pasien dengan faktor risiko kejang, riwayat epilepsi, dan pasien yang sedang menggunakan obat antidepresan golongan Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRI) dan Tricyclic Antidepressants (TCA), obat anti-psikotik, obat golongan Monoamine Oxydase (MAO) Inhibitors, dan obat lain yang menurunkan ambang kejang akan meningkatkan risiko terjadinya kejang saat menggunakan tramal;
  • 16. • Kontra Indikasi Pasien dengan berisiko bunuh diri, seperti pasien dengan gejala depresi berat, pasien dengan riwayat gangguan mood, pasien dengan riwayat penyalahgunaan zat, terutama alkohol, obat penenang, dan obat- obatan lain yang bekerja pada sistem saraf pusat; Pasien dengan risiko depresi napas disarankan untuk tidak menggunakan obat ini. Penggunaan bersama dengan alkohol atau obat lain yang memiliki efek depresi napas dapat mencetuskan atau memperberat depresi napas; Pasien yang mengalami trauma kepala dengan peningkatan tekanan intrakranial; Pasien anak dibawah umur 16 tahun; Pasien ibu hamil, ibu bersalin, dan ibu menyusui.
  • 17. • Efek Samping Kemungkinan terjadinya efek samping pada penggunaan tramal akan semakin meningkat dalam penggunaan jangka panjang. Efek samping yang dapat terjadi adalah sebagai berikut:  Gangguan neurologis, seperti pusing berputar, mengantuk, dan nyeri kepala;  Gangguan pencernaan, seperti mual-mual, muntah , sembelit, kembung, dan diare;  Gangguan mood, gugup, gelisah, agitasi, tremor, euforia, dan halusinasi;  Gangguan lain, seperti astenia, berkeringat, mulut kering.
  • 18. • Dosis Pemberian obat tramadol perlu diperhatikan karena dapat disalahgunakan dan dapat menyebabkan kecanduan. Penggunaan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal dan hati perlu konsultasi dengan dokter untuk penyesuaian dosis. Untuk pasien dengan nyeri kronis yang tidak memerlukan analgesik kerja cepat dapat dimulai dengan dosis 50 mg kemudian dinaikkan setiap 3 hari sampai 200 mg per hari (1 kapsul setiap 4 – 6 jam). Untuk pasien yang membutuhkan penanganan nyeri segera, digunakan 50 mg – 100 mg bila perlu setiap 4 – 6 jam dengan maksimum dosis tidak boleh melebihi 400 mg/hari. Tramal 50 mg kapsul digunakan secara oral. Penyerapan tramal tidak tergantung makanan dan dapat digunakan tanpa harus makan terlebih dahulu.
  • 19. • Obat ini digunakan untuk mengatasi rasa sakit yang terbilang parah dan berkepanjangan atau kronis • Meskipun memiliki manfaat besar, morfin juga dapat menyebabkan ketergantungan. Risiko ketergantungan ini bahkan lebih tinggi pada pasien yang di masa lalunya pernah kecanduan alkohol atau narkoba. • Bentuk Sediaan Morfin biasanya berbentuk tablet, kapsul, cairan yang diminum, dan suntik Obat-obat Kortikosteroid (Morfin)
  • 20. • Dosis Berikut ini adalah dosis awal pemberian morfin bagi orang dewasa atau bagi yang telah memiliki berat badan lebih dari 50 kilogram. Untuk morfin tablet, dosis yang diberikan biasanya berkisar antara 5-20 mg tiap empat jam sekali. Sedangkan untuk morfin suntik, dosis yang diberikan biasanya berkisar antara 3-5 mg tiap empat jam sekali. Dosis akan diberikan sesuai dengan tingkat keparahan rasa sakit, kondisi pasien. Dosis akan direvisi secara teratur dan disesuaikan dengan respons tubuh terhadap obat. Mengenai pasien anak-anak, selain mempertimbangkan tingkat rasa sakit dan kondisi, dosis morfin juga akan disesuaikan dengan berat badan mereka.
  • 21. • Efek Samping  Mengantuk  Pusing atau sakit kepala  Mual  Sembelit  Sulit buang air kecil  Gangguan tidur  Mulut terasa kering  Tubuh berkeringat
  • 22. • Lidocain adalah obat anastesi lokal yang menyebabkan hilangnya sensasi rasa sakit pada tubuh. • Lidocain juga digunakan untuk meredakan rasa sakit dan rasa gatal yang diakibatkan oleh sengatan matahari, gigitan atau sengatan serangga, luka kecil, dan luka goresan. • Bentuk Sediaan Lidocain biasanya berbentuk obat oles. Obat-obat Kortikosteroid (Lidocain)
  • 23. • Dosis Lidocaine diberikan sesuai kebutuhan dengan cara dioles pada permukaan kulit yang perlu anastesi. • Efek Samping Ruam Gatal-gatal Kulit kering Kulit memerah Demam Mati rasa atau kebas di area yang diobati
  • 24. • Bentuk Sediaan Tablet 5 mg, Kaplet 5 mg • Kontra Indikasi Infeksi jamur sistemik dan hipersensitivitas terhadap prednison atau komponen- komponen obat lainnya. • Efek Samping Gangguan keseimbangan cairan dan Gangguan jantung kongestif, hipertensi. Gangguan muskuloskeletal Gangguan Pencernaan Gangguan Dermatologis Gangguan metabolisme Gangguan neurologis Gangguan endokrin Obat-obat Kortikosteroid (Prednison)
  • 25. • Bentuk Sediaan Tablet, Salep, Krim, Serbuk untuk Injeksi • Indikasi Terapi topikal pruritus eritema dan pembengkakan dikaitkan dengan dermatosis, dan sebagian lesi psoriasis. • Kontraindikasi Infeksi virus, seperti varisela dan vasinia, sirkulasi tak sempurna dengan nyata. Tidak dianjurkan untuk pruritus dan jerawat. • Efek Samping Absorpsi melalui kulit dapat mensupresi adrenal dan sindrom cushing tergantung luas permukaan kulit dan lama pengobatan. Pada kulit dapat terjadi peningkatan lebar dan buruknya infeksi yang tidak diobati, penipisan kulit dan perubahan struktur kulit, dermatitis kontak, dermatitis perioral. Timbul jerawat atau memperparah jerawat, depigmentasi sedang dan hipertrikosis. Obat-obat Kortikosteroid (Betametason)
  • 26. • Dosis Pemberian Topikal : Anak - anak : < 12 tahun : penggunaannya tidak direkomendasikan. > 13 tahun : gunakan seminimal mungkin untuk periode yang singkat untuk menghindari supresi aksis HPA. Krim : gunakan sekali atau dua kali sehari,pemakaian jangan melebihi 2 minggu atau 45 mg/minggu. Lotion : gunakan sekali atau dua kali sehari, pemakaian jangan melebihi 50 mL/minggu. Dewasa : Krim : gunakan sekali atau dua kali sehari,pemakaian jangan melebihi 2 minggu atau 45 mg/minggu. Lotion : gunakan sekali atau dua kali sehari, pemakaian jangan melebihi 50 mL/minggu.
  • 27. • Hidrokortison memiliki efek imunosupresan, efek anti radang yang kuat, serta meningkatkan tekanan darah dan kadar gula darah. • Kontra Indikasi Infeksi jamur sistemik, ileocolostomi pasca operasi, serta hipersensitivitas terhadap hidrokortison atau komponen-komponen obat lainnya. • Efek Samping Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit Gangguan jantung kongestif Gangguan Muskuloskeletal Gangguan Pencernaan Gangguan penyembuhan luka Gangguan Metabolisme Gangguan Neurologis Gangguan Endokrin Obat-obat Kortikosteroid (Hidrokortison)
  • 28. • Hidrokodon adalah opioid semisintetik derivat dari kodein dan thebain. Pertama disintesis di Jerman tahun 1920 yang kemudian digunakan secara luas sebagai terapi nyeri sedang hingga berat. Opioid ini selain mempunyai kekuatan analgesik juga mempunyai efekantitusif yang cukup kuat. Obat-obat Kortikosteroid (Hidrokodon)
  • 29. Interaksi deksametason (dexamethasone) dengan obat-obat lain : • Aminoglutethimide : menurunkan kadar deksametason, melalui induksi enzim mikrosomal sehingga mengurangi efek farmakologis deksametason (dexamethasone). • Agen Kalium-depleting : jika diberikan bersamaan dengan obat-obat kalium-depleting agen (misalnya, amfoterisin B, diuretik), pengamatan ketat harus dilakukan terhadap kemungkinan terjadinya hipokalemia • Antibiotika makrolida : menurunkan klirensdeksametason (dexamethasone) sehingga meningkatkan kadar/efek farmakologisnya. • Antidiabetik : kortikosteroid dapat meningkatkan konsentrasi glukosa darah, oleh karena itu penyesuaian dosis obat anti diabetes mungkin diperlukan. Interaksi Obat
  • 30. Interaksi deksametason (dexamethasone) dengan obat-obat lain : • Isoniazid : Konsentrasi serum isoniazid mungkin akan menurun jika diberikan bersamaan dengan deksametason (dexamethasone). • Cholestyramine dan efedrin : Cholestyramine meningkatkan klirenskortikosteroid sehingga menurunkan kadar/efek farmakologisnya. • Vaksin hidup : deksametason (dexamethasone) menurunkan sistem imun tubuh sehingga meningkatkan resiko terjadinya infeksi. Penggunaan vaksin hidup pada pasien yang menggunakan deksametason (dexamethasone) sebaiknya dihindari. • Anti jamur azole seperti ketoconazole: mengurangi metabolisme kortikosteroid sehingga dapat meningkatkan kadar dan efek farmakologisnya. • NSAID : aspirin atau NSAID lainnya meningkatkan resiko efek samping pendarahan pada saluran pencernaan.
  • 31. Interaksi prednison dengan obat-obat lain : • Obat-obat yang menginduksi enzim-enzim hepatik, seperti fenobarbital, fenitoin, dan rifampisin dapat meningkatkan klirens kortikosteroid. Oleh sebab itu jika terapi kortikosteroid diberikan bersama-sama obat-obat tersebut, maka dosis kortikosteroid harus ditingkatkan untuk mendapatkan hasil sebagaimana yang diharapkan • Obat-obat seperti troleandomisin and ketokonazol dapat menghambat metabolisme kortikosteroid, dan akibatnya akan menurunkan klirens atau ekskresi kortikosteroid. Oleh sebab itu jika diberikan bersamaan, maka dosis ; kortikosteroid harus disesuaikan untuk menghindari toksisitas steroid
  • 32. • Kortikosteroid dapat meningkatkan klirens aspirin dosis tinggi yang diberikan secara kronis. Hal ini dapat menurunkan kadar salisilat di dalam serum, dan apabila terapi kortikosteroid dihentikan akan meningkatkan risiko toksisitas salisilat. Aspirin harus digunakan secara berhati-hati apabila diberikan bersama-sama dengan kortikosteroid pada pasien yang menderita hipoprotrombinemia • Efek kortikosteroid pada terapi antikoagulan oral bervariasi. Beberapa laporan menunjukkan adanya peningkatan dan laporan lainnya menunjukkan adanya penurunan efek antikoagulan apabila diberikan bersama-sama dengan kortikosteroid. Oleh sebab itu indeks koagulasi harus selalu dimonitor untuk mempertahankan efek antikoagulan sebagaimana yang diharapkan.
  • 33. Interaksi hidrokortison dengan obat-obat lain : Interaksi Makanan Ketika dalam terapi dengan hidrokortison sistemik, sebaiknya kurangi konsumsi garam, dan makan makanan yang banyak mengandung kalium dan tinggi protein Interaksi Obat Obat-obat yang menginduksi enzim-enzim hepatik, seperti fenobarbital, fenitoin, dan rifampisin dapat meningkatkan klirens kortikosteroid. Oleh sebab itu jika terapi kortikosteroid diberikan bersama-sama obat-obat tersebut, maka dosis kortikosteroid harus ditingkatkan untuk mendapatkan hasil sebagaimana yang diharapkan. Obat-obat seperti troleandomisin dan ketokonazol dapat menghambat metabolisme kortikosteroid, dan akibatnya akan menurunkan klirens atau ekskresi kortikosteroid. Oleh sebab itu jika diberikan bersamaan, maka dosis kortikosteroid harus disesuaikan untuk menghindari toksisitas steroid.
  • 34. Kortikosteroid dapat meningkatkan klirens aspirin dosis tinggi yang diberikan secara kronis. Hal ini dapat menurunkan kadar salisilat di dalam serum, dan apabila terapi kortikosteroid dihentikan akan meningkatkan risiko toksisitas salisilat. Aspirin harus digunakan secara berhati-hati apabila diberikan bersama- sama dengan kortikosteroid pada pasien yang menderita hipoprotrombinemia. Efek kortikosteroid pada terapi antikoagulan oral bervariasi. Beberapa laporan menunjukkan adanya peningkatan dan laporan lainnya menunjukkan adanya penurunan efek antikoagulan apabila diberikan bersama-sama dengan kortikosteroid. Oleh sebab itu indeks koagulasi harus selalu dimonitor untuk mempertahankan efek antikoagulan sebagaimana yang diharapkan.