Resep tersebut mengandung 3 obat yaitu metronidazol, amoxan, dan ostelox untuk mengobati infeksi periodontitis. Analisis menunjukkan ketiga obat tersebut sesuai secara administrasi, farmaseutik, dan klinis untuk pengobatan pasien tanpa interaksi antar obat.
2. Persyaratan Administrasi
Nama dan alamat dokter
SIP -
Tanggal penulisan resep
Tanda tangan/paraf dokter
penulis resep
-
Nama, alamat, umur, jenis kelamin
dan berat badan pasien -
Nama obat , potensi, dosis, jumlah
yang minta
Cara pemakaian yang jelas -
Pembacaan Resep
R/ Metronidazole 500 XII
s 3 dd 1 tab
Amoxan 500 XII
s 3 dd 1 cap
Ostelox 7.5 V
s 2 dd 1 tab
4. Metronidazole
Sifat Fisikokimia Dalam perdagangan metronidazol terdapat dalam bentuk basa dan garam
hidroklorida. Metronidazol hidroklorida sangat larut dalam air dan larut
dalam alkohol, dalam perdagangan berupa serbuk berwarna putih.
Golongan/ Kelas terapi Anti Infeksi
Indikasi Infeksi anaerobik (termasuk gigi) , lihat pada bagian dosis, infeksi protozoa,
eradikasi Helicobacter pylori; infeksi kulit.
Dosis Infeksi anaerobik (pengobatan biasanya selama 7 hari dan 10 hari untuk
penggunaan antibiotika pada pengobatan kolitis), peroral dengan dosis awal
800 mg kemudian 400 mg setiap 8 jam atau 500 mg setiap 8 jam; anak-anak
7,5 mg/kg setiap 8 jam; Ulser pada lengan : peroral 400 mg setiap 8 jam
selama 7 hari; Bacterial vaginosis : peroral 400 – 500 mg dua kali sehari
selama 5 – 7 hari atau 2 gram sebagai dosis tunggal. Inflamasi pelviks :
peroral 400 mg dua kali sehari selama 14 hari; Acute ulcerative gingivitis :
peroral 200-250 mg setiap 8 jam selama 3 hari; anak-anak 1-3 tahun 50 mg
setiap 8 jam selama 3 hari; 3 – 7 tahun 100 mg setiap 12 jam; 7 – 10 tahun
100 mg setiap 8 jam. Infeksi oral akut : peroral 200 mg setiap 8 jam selama 3
– 7 hari ; anak-anak 1-3 tahun 50 mg setiap 8 jam selama 3 – 7 hari, 3 – 7
tahun 100 mg setiap 12 jam; 7 – 10 tahun 100 mg setiap 8 jam
5. Farmakokinetik Absorbsi : Oral : diabsorbsi dengan baik; topikal : konsentrasi yang dicapai secara
sistemik setelah penggunaan 1 g secara topikal 10 kali lebih kecil dari pada
penggunaan dengan 250 mg peroral. Distribusi : ke saliva, empedu, cairan mani, air
susu, tulang, hati dan abses hati , paru-paru dan sekresi vagina; menembus
plasenta dan sawar darah otak (blood- brain barrier) ; Ikatan protein : < 20%;
Metabolisme : Hepatik (30%-60%); T½ eliminasi : neonatus : 25-75 jam ; yang lain :
6-8 jam, terjadi perpanjangan pada kerusakan hepar; gagal ginjal terminal : 21 jam;
Waktu untuk mencapai kadar puncak, serum: segera : 1-2 jam; Ekskresi : urin (20%
hingga 40% dalam bentuk obat yang tidak berubah): feses (6% hingga 15%)
Stabilitas
Penyimpanan
Injeksi metronidazol harus disimpan pada 15°C hingga 30°C dan dilindungi dari
cahaya. Produk dapat disimpan dalam refrigerator namun akan terbentuk kristal,
kristal dapat dilarutkan kembali dengan menghangatkannya pada suhu kamar.
Paparan cahaya dalam jangka waktu panjang dapat menyebabkan warna produk
menjadi gelap. Namun demikian paparan cahaya yang normal pada ruangan dalam
jangka pendek tidak mempengaruhi stabilitas metronidazol.
Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap metronidazol, turunan nitroimidazol, atau komponen
yang ada dalam sediaan, kehamilan (trimester pertama – didapatkan efek
karsinogenik pada tikus) masuk kategori B.
Efek Samping Mual, muntah, gangguan pengecapan, lidah kasar dan gangguan saluran
pencernaan; rash ;mengantuk (jarang terjadi), sakit kepala, pusing , ataksia, urin
berwarna gelap, eritema multiform, pruritus, urtikaria, angioedema dan anafilaksis;
juga dilaporkan abnormalitas tes fungsi hati, hepatitis, jaundice, trombositopenia,
anemia aplastic, myalgia, athralgia; pada pengobatan intensif dan jangka panjang
dapat terjadi peripheral neuropathy, transient epilepsi-form seizure dan leukopenia.
6. Interaksi dengan
obat lain
Efek Cytochrome P450 : menghambat CYP2C8/9 (lemah), 3A4 (moderate);
Meningkatkan efek/toksisitas : Etanol dapat menyebabkan reaksi seperti
disulfiram. Warfarin dan metronidazol dapat meningkatkan bleeding time
(PT) yang menyebabkan perdarahan. Simetidin dapat meningkatkan kadar
metronidazol. Metronidazol dapat menghambat metabolisme cisaprid,
menyebabkan potensial aritmia; hindari penggunaan secara bersamaan.
Metronidazol dapat meningkatkan efek/toksisitas lithium, benzodiazepin
tertentu, calcium channel blocker, siklosporin, turunan ergot, HMG-Coa
reduktase inhibitor tertentu, mirtazapine, nateglinid, nefazodon, sildenafil (
dan PDE-5 inhibitor yang lain), takrolimus, venlafaxine, dan substrat CYP3A4
yang lain. Menurunkan efek: fenobabital, fenobarbital (inducer enzim yang
lain), dapat menurunkan efek dan waktu paro metronidazol
Dengan makanan Konsentrasi puncak serum antibiotik diturunkan dan terjadi delay
(terlambat), tetapi jumlah total obat yang diabsorbsi tidak dipengaruhi.
Mekanisme kerja Setelah berdifusi kedalam organisma, berinteraksi dengan DNA menyebabkan
hilangnya struktur helix DNA dan kerusakan untaian DNA. Hal ini lebih jauh
menyebabkan hambatan pada syntesa protein dan kematian sel organisma.
(Drug Information Handbook)
7. Amoxan ( Amoxicillin)
Sifat Fisikokimia Secara komersial, sediaan amoksisilin tersedia dalam bentuk trihidrat.
serbuk hablur, dan larut dalam air. Sukar larut dalam air dan methanol;
tidak larut dalam benzena, dalam karbontetraklorida dan dalam
kloroform.
Golongan/ Kelas terapi Anti Infeksi
Indikasi Amoksisilin digunakan untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri
gram negatif (Haemophilus Influenza, Escherichia coli, Proteus mirabilis,
Salmonella). Amoksisilin juga dapat digunakan untuk mengatasi infeksi yang
disebabkan oleh bakteri positif (seperti; Streptococcus pneumoniae,
enterococci, nonpenicilinase-producing staphylococci, Listeria) tetapi
walaupun demikian, aminophenisilin, amoksisilin secara umum tidak dapat
digunakan secara sendirian untuk pengobatan yang disebabkan oleh infeksi
streprococcus dan staphilococcal
Dosis Untuk Dewasa - Umum: Rentang dosis antara 250 – 500 mg setiap 8 jam
atau 500 – 875 mg dua kali sehari.Khusus: Infeksi telinga, hidung,
tenggorokan, saluran kemih, kulit: Ringan sampai sedang: 500 mg setiap 12
jam atau 250 mg setiap 8 jam.Berat: 875 mg setiap 12 jam atau 500 mg
setiap 8 jam.Infeksi saluran nafas bawah: 875 mg setiap 12 jam atau 500 mg
setiap 8 jam.Endocarditis profilaxis: 2 g sebelum prosedur operasi. Eradikasi
Helicobacter pylori: 1000 mg dua kali sehari, dikombinasikan dengan satu
antibiotik lain dan dengan proton pump inhibitor atau H2 bloker
8. Farmakokinetik Absorbsi : cepat dan hampir sempurna, tidak dipengaruhi oleh makanan. Distribusi :
secara luas terdistribusi dalam seluruh cairan tubuh serta tulang; penetrasi lemah
kedalam sel mata dan menembus selaput otak; konsentrasi tinggi dalam urin; mampu
menembus placenta; konsentrasi rendah dalam air susu ibu. Ikatan protein : 17-20%;
Metabolisme : secara parsial melalui hepar. T ½ Dewasa: fungsi ginjal normal 0.7-1,4
jam. ClCr <10 mL/menit: 7-12 jam. Time Peak; kapsul 2 jam; suspensi 1 jam. Eksresi:
urin (80% bentuk utuh); pada neonates eksresi lebih rendah
Stabilitas
Penyimpanan
Stabilitas obat: amoksilin 125 dan 250 mg kapsul, chewable tablet, dan serbuk suspensi
oral harus disimpan dalam suhu 20°C atau lebih rendah. Amosisilin 200 dan 400 mg
chewable tablet dan salut tipis disimpan pada suhu 25°C atau lebih rendah
Kontraindikasi Kontraindikasi untuk pasien yang hipersensitif terhadap amoksisilin, penisilin, atau
komponen lain dalam obat.
Efek Samping Susunan Saraf Pusat : Hiperaktif, agitasi, ansietas, insomnia, konfusi, kejang, perubahan
perilaku, pening. Kulit : Acute exanthematous pustulosis, rash, erytema multiform,
sindrom stevens-johnson, dermatitis, tixic ephidermal necrolisis, hypersensitif vasculitis,
urticaria. GI : Mual, muntah, diare, hemorrhagic colitis, pseudomembranous colitis,
hilangnya warna gigi. Hematologi : Anemia, anemia hemolitik, trombisitopenia,
trombositopenia purpura, eosinophilia, leukopenia, agranulositosi. Hepatic : AST (SGOT)
dan ALT (SGPT) meningkat, cholestatic joundice, hepatic cholestatis, acute cytolitic
hepatitis. Renal : Cristalluria
Interaksi dengan
obat lain
Meningkatkan efek toksik: Disulfiram ,probenezid dan walfarin. Secara teori, jika
diberikan dengan allopurinol dapat meningkatkan efek ruam kulit.
Menurunkan efek:. Kloramfenikol dan tetrasiklin . Dicurigai amoksisilin juga dapat
menurunkan efek obat kontrasepsi oral.
9. Ostelox (Meloksikam)
Sifat Fisikokimia Serbuk berwarna kuning pucat. Praktis tidak larut dalam air, sedikit larut
dalam aseton, larut dalam dimetilformamida.
Golongan/ Kelas terapi Anti Inflamasi Non Steroid
Indikasi terapi simptomatik untuk eksaserbasi akutdari OA, RA dan spondolitis
ankilosa
Dosis Osteoartritis : Dosis awal & pemeliharaan Pasien dewasa adalah dosis
tunggal 7,5mg/hari. Dosis tertinggi adalah 15mg sekali sehari.
Mekanisme Kerja Menghambat sintesa prostaglandin dengan menghambat kerja isoenzim
COX-1 & COX-2 (lebih banyak ke arah COX-2)
Kontraindikasi Hipersensitif terhadap Meloxicam, atau komponen lain dalam formulasi
sediaan meloxicam Adanya riwayat gatal-gatal, angioedem, bronchospasm,
rhinitis berat, atau syok oleh Aspirin atau golongan AINS lain. Pasien hamil
trimester ke-3 Pasien menyusui (atau hentikan menyusui) kategori C;D
menjelang persalinan
10. Efek samping Dispepsi, sakit kepala, mual, diare, infeksi saluran cerna atas, sakit abdomen,
pusing, bengkak, kembung, kemerahan. Efek pada saluran cerna dan hati.
Interaksi
dengan obat
lain
ACE Inhibitor : Menurunkan efek antihipertensi (antagonis) Bile acid sequestrants
(cholestyramine) Meningkatkan eliminasi/clearence meloxicam . Lithium :
Meningkatkan konsentrasi plasma Lithium . AINS : Meningkatkan efek samping .
Warfarin : Meningkatkan efek samping pendarahan
Dengan
makanan
Sebaiknya dimakan dengan makanan
Efek Samping Mual, muntah, gangguan pengecapan, lidah kasar dan gangguan saluran
pencernaan; rash ;mengantuk (jarang terjadi), sakit kepala, pusing , ataksia, urin
berwarna gelap, eritema multiform, pruritus, urtikaria, angioedema dan anafilaksis;
juga dilaporkan abnormalitas tes fungsi hati, hepatitis, jaundice, trombositopenia,
anemia aplastic, myalgia, athralgia; pada pengobatan intensif dan jangka panjang
dapat terjadi peripheral neuropathy, transient epilepsi-form seizure dan leukopenia.
11. Kesesuaian Farmaseutika
• Bentuk sediaan yang diberikan adalah tablet
metronidazole, kapsul amoxan, tablet osteloz
• Pasien berumur 31 tahun (dewasa) maka
pemberian bentuk sediaan sesuai. Karena
tidak dicampur dalam penggerusan, tidak ada
inkompatibilitas secara fisika dan kimia
• Berdasarkan data uraian obat ketiga obat
tersebut tidak menunjukkan adanya interaksi
terapetik satu sama lain.
• Stabilitas penyimpanan pada suhu 15-20
12. Pertimbangan Klinis
• Berdasarkan literatur, 3 komponen obat tersebut tidak mengalami
interaksi secara terapetik.
• Resep diberikan oleh dokter gigi, dilihat dari komposisi resep diduga
ditujukan untuk periodontitis
• Kombinasi antibiotika metronidazol dan amoksisilin untuk mengatasi
infeksi yang melibatkan bakteri berspektrum luas. Metronidazole
mencakup bakteri anaerob dan amoksisilin mencakup bakteri fakultatif
aerob yang terlibat dalam infeksi.
• Metronidazole yang dikombinasikan dengan amoksisilin efektif terhadap
perawatan kasus-kasus periodontitis lanjut, terutama yang berhubungan
dengan infeksi Actinobacillus actinomycetemcomitans. Penelitian lain yang
dilakukan juga menunjukkan kombinasi amoksisilin dengan metronidazole
dapat menahan perkembangan periodontitis kronis, dan juga
meningkatkan parameter klinis penyakit secara signifikan serta
mengurangi jumlah sisi yang terinfeksi Porphyromonas gingivalis, dan
Prevotella intermedia.
13. • Beberapa kelompok penggolongan penggunaan kombinasi
amoksisilin dan metronidazole adalah 375 mg amoksisilin ditambah
250 mg metronidazole 3 kali sehari selama 7 hari dan 500 mg
amoksisilin ditambah 250 mg metronidazole 3 kali sehari selama 7.
• Jika dilihat dari resep, penggunaan kombinasi dengan metronidazole
500 mg 3 kali sehari dan amoksisilin 500 mg 3 kali sehari masih
rasional mengikuti dosis masing-masing obat. Karena keduanya
memiliki target yang berbeda meskipun sama-sama sebagai
antiinfeksi.
• Lama pemberian untuk 4 hari, meskipun berbeda dengan acuan yang
biasanya 7 hari tapi lama pemberian antibiotik minimal adalah
selama 3 hari sehingga pemberian selama 4 hari masih rasional.
• Periodontitis adalah peradangan atau infeksi pada jaringan
penyangga gigi (= jaringan periodontium). Yang termasuk jaringan
penyangga gigi adalah gusi, tulang yang membentuk kantong tempat
gigi berada, dan ligamen periodontal (selapis tipis jaringan ikat yang
memegang gigi dalam kantongnya dan juga berfungsi sebagai media
peredam antara gigi dan tulang). Meloksikam digunakan untuk
meredakan nyeri dan/atau peradangan akibat periodontitis.
14. Konseling Pasien
• Obat antibiotik dapat diminum bersama dengan
makanan, dan diminum sesuai aturan sampai
habis.(Metronidazol dapat menyebabkan gangguan
pada saluran cerna (GI upset); jika hal ini terjadi
gunakan bersama makanan. Sedangkan Amoksisilin
dapat diberikan bersama makanan agar diabsorpsi
lebih baik dan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada saluran cerna)
• Untuk Ostelox diminum sesuai aturan dan dapat
diminum bersama makanan jika timbul rasa tidak
nyaman pada GI , bila peradangan sudah berhenti
dapat dihentikan penggunaannya.
15. • Pasien senantiasa menjaga kebersihan mulut,
dapat dengan memakai obat kumur.
• Pemakaian obat kumur anti bakteri untuk
mengurangi pertumbuhan bakteri dalam mulut,
misalnya obat kumur yang mengandung
chlorhexidine. Lakukan konsultasi terlebih dahulu
dengan dokter gigi Anda dalam penggunaan obat
kumur tersebut.
• Berhenti merokok (jika pasien perokok)
• Lakukan kunjungan secara teratur ke dokter gigi
setiap 6 bulan sekali untuk kontrol rutin dan
pembersihan.