Similar to SM, Purwono Sutoyo, Hapzi Ali, Executive summary mengenai: Long term- objective and Generic Strategy-implementasi, Universitas Mercu Buana, 2018.PDF
Sm, khoirul anwar, hapzi ali, business level strategi, strategi di tingkat un...khoirulanwar99
Similar to SM, Purwono Sutoyo, Hapzi Ali, Executive summary mengenai: Long term- objective and Generic Strategy-implementasi, Universitas Mercu Buana, 2018.PDF (20)
SM, Purwono Sutoyo, Hapzi Ali, Executive summary mengenai: Long term- objective and Generic Strategy-implementasi, Universitas Mercu Buana, 2018.PDF
1. Judul : Executive summary (kesimpulan) mengenai:
1. Long term- objective and
2. Generic Strategy
Tugas : Quiz-7 Strategic Management
Nama Mahasiswa : Purwono Sutoyo
NIM : 55117110006
Dosen Pengampu : Prof. DR. Ir. H. Hapzi Ali, Pre-MSc, MM, CMA
1. Tujuan Jangka Panjang (Longterm Objective)
Merupakan pernyataan dari hasil yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan
dalam periode tertentu yang umumnya tiga sampai lima tahun. Untuk
mencapai kemakmuran jangka panjang, para perencana strategis umumnya
menetapkan tujuan jangka panjang dalam 7 bidang yaitu:
a) Profitabilitas.
Kemampuan dari suatu perusahaan untuk beroprasi dalam jangka
panjang bergantung pada perolehan tingkat laba yang memadai yang
dimana umumnya memiliki tujuan laba dinyatakan dalam bentuk laba
perusahaan atau tingkat pengembalian atas ekuitas.
b) Produktivitas.
Perusahaan yang dapat memperbaiki hubungan input-output pada
umunya dapat meningkatkan produktivitas. Oleh karenanya perusahaan
menyatakan suatu tujuan produktivitas. Tujuan produktivitas yang umum
digunakan adalah jumlah barang yang diproduksi atau jumlah jasa yang
diberikan per unit input. Namun tujuan produktivitas kadang kala
dinyatakan dalam bentuk penurunan biaya yang diinginkan.
c) Posisi kompetitif.
Salah satu ukuran keberhasilan perusahaan adalah dominasi relatifnya di
pasar. Sering kali penjualan total atau pangsa pasar dijadikan sebagai
ukuran posisi kompetitif perusahaan. Tujuan yang berkaitan dengan
2. posisi kompetitif dapat mengindikasikan prioritas jangka panjang
perusahaan.
d) Pengembangan karyawan.
Karyawan menghargai pendidikan dan pelatihan sebagian karena hal
tersebut mengarah pada kompensasi dan jaminan kerja yang lebih tinggi.
Hal ini sering kali meningkatkan produktivitas dan mengurangi
perputaran karyawan. Oleh karena itu para pembuat keputusan strategis
sering kali memasukkan tujuan pengembangan karyawan dalam rencana
jangka panjangnya.
e) Hubungan dengan karyawan.
Para manajer strategis yakin produktivitas berhubungan dengan loyalitas
karyawan dan apresiasi atas perhatian manajer terhadap kesejahteraan
karyawan. Oleh karena itu mereka menetapkan tujuan untuk
memperbaiki hubungan dengan karyawan. Beberapa tujuan mencakup:
program keselamatan kerja, perwakilan pekerja dalam komitmen dan
rencana kompensasi berbasis saham.
f) Kepemimpinan Teknologi
Perusahaan harus memutuskan apakah akan menjadi pemimpin atau
hanya pengikut di pasar. Setiap pendekatan dapat berhasil, tetapi
masing-masing membutuhkan postur strategi yang berbeda. Oleh karena
itu banyak perusahaan menyatakan suatu tujuan berkaitan dengan
kepemimpinan teknologi.
g) Tanggung jawab kepada masyarakat
Banyak perusahaan mencoba untuk memenuhi tanggung jawab sosialnya
melampaui persyaratan pemerintah.Perusahaan itu bukan hanya bekerja
untuk mengembangkan reputasi sebagai produsen dari produk dan jasa
dengan harga yang layak melainkan juga menjadi warga negara yang
bertanggung jawab.
3. Kualitas Tujuan Jangka Panjang.
Dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang ada tujuh kriteria yang
sebaiknya digunakan dalam mempersiapkannya yaitu:
Dapat Diterima, kemungkinan besar manajer akan mangejar tujuan yang
konsisten dengan preferensi mereka.
Fleksibel, tujuan sebaiknya harus dapat disesuaikan terhadap perubahan
yang sebelumnya tidak diketahui atau yang sifatnya luar biasa dalam
ramalan kompetitif atau lingkungan perusahaan tersebut.
Terukur, tujuan harus dengan jelas dan konkret menyatakan apa yang
akan dicpai dan kapan hal itu akan dicapai.
Memotivasi, orang biasanya akan bekerja paling produktif jika tujuan
ditetapkan pada tingkat yang memotivasi yaitu tingkat yang cukup tinggi
sehingga menantang tetapi tidak terlalu tinggi sehingga membuat frustasi
atau terlalu rendah sehingga mudah dicapai.
Sesuai, tujuan harus disesuaikan dengan sasaran luas dari suatu
perusahaan, yang dinyatakan dalam pernyamisi.
Dapat Dipahami, para manajer strategis pada semua tingkatan harus
memahami apa yang harus dicapai.
Dapat Dicapai, terakhir tujuan harus dapat dicapai. Hali ini lebih mudah
dikatakan daripada dilakukan.
2. Strategi Umum (Generic Strategy)
Merupakan gagasan inti mengenai bagaimana suatu perusahaan dapat
paling baik bersaing di pasar. Banyak perencana yakin bahwa strategi
jangka panjang sebaiknya diturunkan dari usaha perusahaan untuk mencari
keunggulan kompetitif berdasarkan salah satu dari tiga strategi umum,
yaitu:
1. Berjuang untuk mencapai keunggulan biaya rendah secara keseluruhan
dalam industri.
4. 2. Berjuang menciptakan dan memasarkan produk-produk unik untuk
beragam kelompok pelanggan melalui diferensiasi.
3. Berjuang memiliki daya tarik khusus bagi satu atau lebih kelompok
pelanggan atau pembeli industri dengan berfokus pada biaya atau
diferensiasi.
Penggunaan Strategi Generik Porter
Dalam analisanya tentang strategi bersaing (competitive strategy atau
disebut juga Porter’s Five Forces) suatu perusahaan, Michael A. Porter
memperkenalkan 3 jenis strategi generik, yaitu:
a. Strategi Biaya Rendah (cost leadership)
Strategi ini menekankan pada upaya memproduksi produk standar (sama
dalam segala aspek) dengan biaya per unit yang sangat rendah. Produk ini
(barang maupun jasa) biasanya ditujukan kepada konsumen yang relatif
mudah terpengaruh oleh pergeseran harga (price sensitive) atau
menggunakan harga sebagai faktor penentu keputusan. Dari sisi perilaku
pelanggan, strategi jenis ini amat sesuai dengan kebutuhan pelanggan yang
termasuk dalam kategori perilaku low-involvement,ketika konsumen tidak
(terlalu) peduli terhadap perbedaan merek, (relatif) tidak membutuhkan
pembedaan produk, atau jika terdapat sejumlah besar konsumen memiliki
kekuatan tawar-menawar yang signifikan.
Sehingga strategi ini membuat perusahaan mampu bertahan terhadap
persaingan harga bahkan menjadi pemimpin pasar (market leader) dalam
menentukan harga dan memastikan tingkat keuntungan pasar yang tinggi
(di atas rata-rata) dan stabil melalui cara-cara yang agresif dalam efisiensi
dan kefektifan biaya.
Untuk dapat menjalankan strategi biaya rendah, sebuah perusahaan harus
mampu memenuhi persyaratan di dua bidang, yaitu: sumber daya
(resources) dan organisasi. Strategi ini hanya mungkin dijalankan jika
5. dimiliki beberapa keunggulan dibidang sumber daya perusahaan, yaitu:
kuat akan modal, trampil pada rekayasa proses (process engineering),
pengawasan yang ketat, mudah diproduksi, serta biaya distribusi dan
promosi rendah. Sedangkan dari bidang organisasi, perusahaan harus
memiliki: kemampuan mengendalikan biaya dengan ketat, informasi
pengendalian yang baik, insentif berdasarkan target (alokasi insentif
berbasis hasil), (Umar, 1999). Contoh adalah implemetasi JIT (Just in Time)
pada Toyota, sehingga proses produksi bisa dipotong, dan efisiensi dapat
tercapai.
b. Strategi Pembedaan Produk (differentiation)
Pada strategi ini adalah mendorong perusahaan untuk sanggup menemukan
keunikan tersendiri dalam pasar yang jadi sasarannya. Keunikan produk
(barang atau jasa) yang dikedepankan ini memungkinkan suatu perusahaan
untuk menarik minat sebesar-besarnya dari konsumen potensialnya.
Berbagai kemudahan pemeliharaan, features tambahan, fleksibilitas,
kenyamanan dan berbagai hal lainnya yang sulit ditiru lawan merupakan
sedikit contoh dari diferensiasi. Strategi jenis ini biasa ditujukan kepada para
konsumen potensial yang relatif tidak mengutamakan harga dalam
pengambilan keputusannya (price insensitive). Contoh penggunaan strategi
ini secara tepat adalah pada produk barang yang bersifat tahan lama
(durable) dan sulit ditiru oleh pesaing.
Pada umumnya strategi biaya rendah dan pembedaan produk diterapkan
perusahaan dalam rangka mencapai keunggulan bersaing (competitive
advantage) terhadap para pesaingnya pada semua pasar. (Lihat David,
1998; Fournier dan Deighton, 1997; Pass dan Lowes, 1997; Porter, 1980
dan 1985). Secara umum, terdapat dua bidang syarat yang harus dipenuhi
untuk memutuskan memanfaatkan strategi ini ; bidang sumber daya
(resources) dan bidang organisasi. Dari sisi sumber daya perusahaan,
maka untuk menerapkan strategi ini dibutuhkan kekuatan-kekuatan yang
6. tinggi dalam hal: pemasaran produk, kreativitas dan bakat, perekayasaan
produk (product engineering), riset pasar, reputasi perusahaan, distribusi,
dan ketrampilan kerja. Sedangkan dari sisi bidang organisasi, perusahaan
harus kuat dan mampu untuk melakukan: koordinasi antar fungsi
manajemen yang terkait, merekrut tenaga yang berkemampuan tinggi, dan
mengukur insentif yang subyektif di samping yang obyektif. (Umar,1999).
Contoh Perusahaan menggunakan strategi Differensial: Starbuck dengan
kopinya yang dengan coffe shop lain, sehingga pengunjung betah berlama-
lama dan rela mengeluarkan harga yang cukup mahal dari yang lain.
c. Strategi Fokus (focus)
Strategi fokus digunakan untuk membangun keunggulan bersaing dalam
suatu segmen pasar yang lebih sempit. Strategi jenis ini ditujukan untuk
melayani kebutuhan konsumen yang jumlahnya relatif kecil dan dalam
pengambilan keputusannya untuk membeli relatif tidak dipengaruhi oleh
harga. Dalam pelaksanaannya – terutama pada perusahaan skala menengah
dan besar, strategi fokus diintegrasikan dengan salah satu dari dua strategi
generik lainnya: strategi biaya rendah atau strategi pembedaan karakteristik
produk. Strategi ini biasa digunakan oleh pemasok “niche market” (segmen
khusus/khas dalam suatu pasar tertentu; disebut pula sebagai ceruk pasar)
untuk memenuhi kebutuhan suatu produk — barang dan jasa — khusus.
Syarat bagi penerapan strategi ini adalah adanya besaran pasar yang cukup
(market size), terdapat potensi pertumbuhan yang baik, dan tidak terlalu
diperhatikan oleh pesaing dalam rangka mencapai keberhasilannya (pesaing
tidak tertarik untuk bergerak pada ceruk tersebut). Strategi ini akan menjadi
lebih efektif jika konsumen membutuhkan suatu kekhasan tertentu yang
tidak diminati oleh perusahaan pesaing. Biasanya perusahaan yang bergerak
dengan strategi ini lebih berkonsentrasi pada suatu kelompok pasar tertentu
(niche market), wilayah geografis tertentu, atau produk — barang atau jasa
— tertentu dengan kemampuan memenuhi kebutuhan konsumen secara
7. baik, excellent delivery. Contoh Perusahaan: Apple, yang berfokus kepada
produknya selama bertahun tahun tanpa terpengaruh pasar.
Demikian penjelasannnya, terimakasih.
Sumber Pustaka:
1. Hapzi Ali, Modul kuliah 07, Strategic Management, 2018, Longterm
Objective and Generic Strategic, (20 April’18 jam 19.15)
2. John A. Pearce II-Richard B Robinson Jr, 2014, Manajemen Strategis:
Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian, edisi12 buku 1, penerbit
Salemba Empat, Jakarta (20 April 2018, jam 21.48)
3. Anonim, 2012,
https://leadtheant.wordpress.com/2012/12/12/strategi-generik/
(21 April 2018, jam 20.15)
8. Judul : Implementasi pada perusahaan yang di
amati berdasarkan teori pada quiz
tersebut di atas mengenai Long term-
objective and Generic Strategy
Tugas : Forum-7 Strategic Management
Nama Mahasiswa : Purwono Sutoyo
NIM : 55117110006
Dosen Pengampu : Prof. DR. Ir. H. Hapzi Ali, Pre-MSc, MM,
CMA
Tujuan Jangka Panjang dan Penerapan Generic Strategy pada Air
Asia
Visi, Misi dan Nilai AirAsia
Visi:
Menjadi maskapai penerbangan berbiaya hemat di Asia dan melayani 3 juta
orang yang sekarang dilayani dengan konektivitas yang kurang baik dan
tarif yang mahal.
Misi:
Menjadi perusahaan terbaik untuk bekerja, di mana para karyawan
dianggap sebagai anggota keluarga besar
Menciptakan brand ASEAN yang diakui secara global
Mencapai tarif terhemat sehingga semua orang bisa terbang dengan
AirAsia
Mempertahankan produk berkualitas tinggi, menggunakan teknologi
untuk mengurangi pembiayaan dan meningkatkan kualitas layanan
Nilai-nilai:
Kami adalah Allstars, dan kami ...
9. SENANG
Senang artinya kami menikmati hidup. Kami tertawa riang, tersenyum
lebar, dan dapat menjadi diri sendiri Kami adalah sekelompok orang
yang senang bersosialisasi dan menikmati berbagi ide dan solusi untuk
membuat segalanya lebih baik. Lagipula, kesenangan memang
sebaiknya disebarkan.
PEDULI
Kepedulian adalah perasaan yang hangat dan ramah, maka kami
memanjakan tamu dengan berbagai cara supaya mereka merasa
nyaman.
BERSEMANGAT
Bersemangat artinya melangkah lebih jauh untuk mencapai tujuan
yang lebih besar daripada tujuan kami sekarang ini. Katanya, orang
yang bersemangat dapat mengubah dunia dan itulah yang kami
pegang teguh dalam hati kami.
PENUH INTEGRITAS
Kami percaya bahwa segala hal yang patut dilakukan, lakukanlah
dengan serius. Intinya bertindak hal yang benar setiap saat.
SADAR SELAMAT
Penerbangan yang aman adalah yang membahagiakan. Keselamatan
penumpang adalah prioritas, sehingga kami bekerja dengan hati-hati.
Karena setiap kali ada hal yang menyangkut keselamatan, semua hal
kecil akan kami perhatikan.
BEKERJA KERAS
Artinya dalam satu tim, bekerja bersama untuk mencapai tujuan
utama. Baik memenuhi waktu pertukaran penerbangan 25 menit atau
memastikan Anda membayar tiket penerbangan termurah ke tempat
tujuan, segalanya kami lakukan sebagai tim. Semua untuk satu. Satu
untuk semua.
10. Strategi Bisnis untuk Tujuan Jangka Panjang
Dalam merebut pasar, AirAsia melakukan strategi bisnis sebagai
berikut:
1. Perkuat armada
Hingga saat ini, armada yang dimiliki AirAsia memang masih kalah jika
dibandingkan dengan Lion Air. Tapi maskapai asal Malaysia ini tidak
segan untuk membeli pesawat baru. Penambahan pesawat ini dilakukan
untuk menghubungkan AirAsia dengan daerah-daerah tujuannya yang
berada di berbagai negara.
2. Tambah rute penerbangan
Selain mendatangkan pesawat baru untuk memperkuat armadanya,
strategi lain adalah penambahan rute penerbangan lokal maupun
internasional.
3. Promosi tiket
Salah satu strategi bisnis AirAsia menguasai pasar penerbangan murah
adalah dengan promosi tiket penerbangan. Tiket penerbangan murah
masih menjadi daya tarik bagi penumpang.
4. Pasar Modal, BEI
Strategi lain yang diambil AirAsia untuk menancapkan kuku bisnisnya di
Indonesia adalah masuk ke pasar modal, yakni BEI. AirAsia melakukan
penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO). Langkah
IPO tersebut untuk menunjang ekspansi perseroan yang berencana
meningkatkan pendapat dari tahun-tahun yang lalu.
5. Kualitas pelayanan
AirAsia beranggapan salah satu strategi untuk merebut hati penumpang
pesawat adalah peningkatan kualitas pelayanan. Utamanya pada tingkat
keamanan dan kenyamanan bagi calon penumpang. AirAsia mengaku
bakal meningkatkan On Time Performance (OTP). Dengan ketepatan
waktu penerbangan, mampu membuat nyaman calon penumpang.
11. Budaya AirAsia memberikan pelayanan yang terbaik, kenyamanan dan
keamanan.
6. Kuasai Asia Tenggara
Sejak tahun 2001, AirAsia didirikan dengan dua pesawat saja. Yang
kemudian dilanjutkan dengan membangun hubungan dengan Thailand,
Indonesia, Filipina, dan Jepang. Setelah menguasai pasar Malaysia,
AirAsia beralih fokus ke pasar Indonesia, kemudian India dan Myanmar.
Dan sekarang Jepang akan menjadi sasaran berikutnya.
7. Strategi marketing
Biasanya, maskapai dengan tarif standar akan bergantung pada agen
travel untuk menjual tiketnya. Namun, menurut AirAsia itu hanyalah
memboroskan ongkos distribusi. Oleh karena itu, AirAsia melakukan
hubungan kerja sama dengan penyedia kartu kredit karena dapat
menghemat ongkos. Selain itu, maskapai asal Malaysia ini juga
mengedepankan penjualan melalui internet. Terbukti penjualan melalui
internet meraup 65 persen dari total konsumen. AirAsia juga
membangun sedikit kantor penjualan dan tidak bekerjasama dengan
agen travel. Bahkan, tiket juga bisa dibeli melalui call centre.
Program Kesetiaan AirAsia ‘BIG’
BIG adalah program kesetiaan global "satu-satunya di dunia" di mana
pelanggan dapat mengumpulkan BIG Points dengan setiap transaksi untuk
ditukarkan dengan penerbangan AirAsia GRATIS*. Anggota juga akan
menikmati prioritas melakukan pembelian, tawaran khusus dan diskon
eksklusif sebagai Anggota Kesetiaan BIG AirAsia.
12. Penggunaan Strategi Generik Porter
Dalam analisanya tentang strategi bersaing (competitive strategy atau
disebut juga Porter’s Five Forces) suatu perusahaan, maka 3 strategi generik
yang digunakan oleh AirAsia, yaitu:
1. COST LEADERSHIP (Strategy Biaya Rendah)
Strategi ini hanya mungkin dijalankan jika dimiliki beberapa keunggulan di
bidang sumber daya perusahaan, yaitu: kuat akan modal, trampil pada
rekayasa proses (process engineering), pengawasan yang ketat, mudah
diproduksi, serta biaya distribusi dan promosi rendah. Sedangkan dari
bidang organisasi, perusahaan harus memiliki: kemampuan mengendalikan
biaya dengan ketat, informasi pengendalian yang baik, insentif berdasarkan
target (alokasi insentif berbasis hasil). (Umar, 1999).)
Air Asia menerapkan strategi penerapan harga murah (low cost carier / LCC)
dibandingkan dengan kompetitornya. Strategi ini dipilih karena sesuai
dengan target market yang dipilih oleh Air Asia yaitu konsumen
penerbangan yang sangat peduli terhadap harga dan hanya membutuhkan
maanfat utama dari produk dan pelayanan industri penerbangan yaitu
transportasi yang memindahkan konsumen dari satu tempat ke tempat lain.
Dalam hal ini Air Asia memanfaatkan Internet dengan menggunakan
website www.AirAsia.com dalam menjual tiket. Pelanggan didorong untuk
membeli tiket lewat internet sehingga Air Asia dapat menghemat biaya yang
harus dikeluarkan untuk menyewa tempat penjualan tiket beserta stafnya.
Penghematan lainnya adalah tidak ada tiket yang dicetak. Pelanggan cukup
mencetak sendiri kode penerbangan beserta rinciannya.
Hal – Hal lain yang merupakan strategi air asia dalam menekan biaya
sehingga harga tiket Air Asia dapat dibuat serendah mungkin :
13. 1) AirAsia meniadakan makanan dan minuman di dalam pesawat.
Penumpang yang membutuhkan makanan dan minuman tetap dapat
memesannya di dalam pesawat.
2) Rute perjalanan Air Asia pada umumnya butuh waktu antara 3 – 3,5
jam. Hal ini membuat Air Asia dapat menggunakan awak kabin yang sama
untuk penerbangan balik dari tujuan kedatangan kembali ke tujuan
pemberangkatan sambil membawa penumpang baru dengan demikian biaya
gaji awak kabin dapat dikurangi.
3) Tidak ada biaya yang diperlukan untuk akomodasi awak kabin di
tujuan kedatangan karena mereka kembali ke rumah pada hari yang sama,
setelah 8-10 jam. Waktu tersebut sama dengan waktu normal orang
kantoran biasa bekerja.
4) Air Asia mencari landasan udara termurah. Sebagai contoh Air Asia
lebih memilih landasan udara Macau yang lebih murah dibandingkan
Hongkong. Dari Macau penumpang dapat menaiki hovercraft ke Hongkong.
Jika dalam sebuah negara tidak terdapat pilihan landasan udara murah,
maka Air Asia memilih untuk tidak menggunakan semua fasilitas dalam
bandara tersebut semisal jembatan layang yang menghubungkan ruang
tunggu dengan pesawat. Penumpang dapat berjalan kaki langsung menuju
pesawat.
5) AirAsia hanya menggunakan 1 jenis pesawat sajayaitu Air Bus 320. Hal ini
dapat menghemat biaya pelatihan awak kabin karena mereka hanya perlu
mempelajari 1 jenis pesawat saja.
6) AirAsia melakukan hedging terhadap biaya bahan bakar. Bahan bakar
menghabiskan 60 persen dari total biaya operasional AirAsia. Maskapai
udara tersebut membayar bahan bakar di depan untuk menjaga harga
terendah, sehingga bisa meminimalkan resiko fluktuasi harga bahan bakar.
14. 2. DIFFERENTIATION (Strategi Pembedaan Produk)
Pada umumnya strategi biaya rendah dan pembedaan produk diterapkan
perusahaan dalam rangka mencapai keunggulan bersaing (competitive
advantage) terhadap para pesaingnya pada semua pasar. (Lihat David,
1998; Fournier dan Deighton, 1997; Pass dan Lowes, 1997; Porter, 1980
dan 1985).
AirAsia mempunyai keunggulan produk yang berbeda dari para
kompetitornya yaitu dengan memberikan tawaran tiket perjalanan murah
yang cukup menarik banyak peminat. Dengan memanfaatkan website di
www.AirAsia.com kita dapat mengetahui tarif – tarif unggulan yang selalu
di update oleh pihak management Air Asia.
Perbedaan lainnya di dalam website AirAsia ada fitur penerbangan dan hotel
yang membantu dan memberi kemudahan serta kepraktisan bagi para calon
penumpang yang ingin berwisata di tempat yang akan dituju.
3. FOCUS ( Strategi Fokus)
Perusahaan yang bergerak dengan strategi ini lebih berkonsentrasi pada
suatu kelompok pasar tertentu (niche market), wilayah geografis tertentu,
atau produk — barang atau jasa — tertentu dengan kemampuan memenuhi
kebutuhan konsumen secara baik, excellent delivery. (Lihat David, 1998;
Fournier dan Deighton, 1997; Pass dan Lowes, 1997; Porter, 1980 dan
1985).
AirAsia berfokus pada kebutuhan pelanggan di wilayah Asia, terutama
wilayah Asia tenggara (pasar lokal) . Hal ini sangat berkaitan dengan
strategi cost leadership dan differentiation, dimana mereka
memperhitungkan tentang kondisi wilayah, kebutuhan dan pendapatan
perkapita penduduk dikawasan tersebut. Karena itu dalam
www.AirAsia.com kita hanya melihat jadwal keberangkatan dan daerah
tujuan di wilayah Asia terutama Asia tenggara. Walaupun dikatakan hanya
15. daerah sekitar Asia terutama Asia tenggara itu bukanlah hal kecil karena
jumlah penduduk yang dikawasan tersebut sangat besar , hal ini sangat
menguntungkan dan membuat unggul pihak AirAsia dalam menghadapi para
kompetitornya.
Demikian penjelasannya, terimakasih
Sumber Pustaka:
1. Anonim, 2012, https://leadtheant.wordpress.com/ (21 April 2018,
jam 20.15)
1. AirAsia wesite, 2018, https://www.airasia.com/id/id/about-us/airasia-
mission-vision-values.page (21 April 2018, jam 21.13)
2. Lely Efrianti, 2018,
https://www.academia.edu/8371197/AirAsia_selaku_Perusahaan_Low
_Cost_Carrier (21 April 2018, jam 22.20)