Dokumen tersebut membahas beberapa konsep penting dalam manajemen strategis seperti visi dan misi perusahaan, tujuan jangka panjang, budaya perusahaan, dan tata kelola perusahaan. Visi dan misi perusahaan memberikan arahan untuk masa depan perusahaan, sementara tujuan jangka panjang berfokus pada hasil yang ingin dicapai dalam jangka panjang. Budaya perusahaan membentuk nilai dan perilaku karyawan. Tata kelola perus
1. Judul : Beberapa pengertian dan penjelasan mengenai:
1) Vision and Company Mission,
2) Longterm objective,
3) Corporate Culture,
4) Corporate Governance,
5) The Agency Theory,
Tugas : Quiz-2 Strategic Management
Nama Mahasiswa : Purwono Sutoyo
NIM : 55117110006
Dosen Pengampu : Prof. DR. Ir. H. Hapzi Ali, Pre-MSc, MM, CMA
1) Visi dan Misi Perusahaan (Vision and Company Mission).
Visi adalah suatu pernyataan tentang gambaran keadaan dan karakteristik yang
ingin di capai oleh suatu lembaga pada jauh dimasa yang akan datang. Banyak intepretasi
yang dapat keluar dari pernyataan keadaan ideal yang ingin dicapai lembaga tersebut. Visi
itu sendiri tidak dapat dituliskan secara lebih jelas menerangkan detail gambaran sistem
yang ditujunya, oleh kemungkinan kemajuan dan perubahan ilmu serta situasi yang sulit
diprediksi selama masa yang panjang tersebut. Pernyataan visi tersebut harus selalu
berlaku pada semua kemungkinan perubahan yang mungkin terjadi sehingga suatu visi
hendaknya mempunyai sifat / fleksibel.
Untuk itu ada beberapa persyaratan yang hendaknya dipenuhi oleh suatu pernyataan Visi:
- Berorientasi pada masa depan;
- Tidak dibuat berdasar kondisi atau tren saat ini;
- Mengekspresikan kreativitas;
- Berdasar pada prinsip nilai yang mengandung penghargaan bagi masyarakat;
- Memperhatikan sejarah, kultur, clan nilai organisasi meskipun ada
perubahan terduga;
- Mempunyai standard yang tinggi, ideal serta harapan bagi anggauta lembaga;
- Memberikan klarifikasi bagi manfaat lembaga serta tujuan-tujuannya;
- Memberikan semangat clan mendorong timbulnya dedikasi pada lembaga;
- Menggambarkan keunikan lembaga dalam kompetisi serta citranya;
- Bersifat ambisius serta menantang segenap anggota lembaga (Lewis & Smith 1994
Menurut Wibisono (2006, p. 43), visi merupakan rangkaian kalimat yang
menyatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di
2. masa depan. Atau dapat dikatakan bahwa visi merupakan pernyataan want to be dari
organisasi atau perusahaan. Visi juga merupakan hal yang sangat krusial bagi perusahaan
untuk menjamin kelestarian dan kesuksesan jangka panjang.
Dalam visi suatu organisasi terdapat juga nilai-nilai, aspirasi serta kebutuhan
organisasi di masa depan seperti yang diungkapkan oleh Kotler yang dikutip oleh Nawawi
(2000:122), Visi adalah pernyataan tentang tujuan organisasi yang diekspresikan
dalam produk dan pelayanan yang ditawarkan, kebutuhan yang dapat ditanggulangi,
kelompok masyarakat yang dilayani, nilai-nilai yang diperoleh serta aspirasi dan cita-cita
masa depan.
Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh lembaga dalam
usahanya mewujudkan visi. Dalam operasionalnya orang berpedoman pada pernyataan misi
yang merupakan hasil kompromi intepretasi Visi. Misi merupakan sesuatu yang nyata untuk
dituju serta dapat pula memberikan petunjuk garis besar cara pencapaian Visi.
Pernyataan Misi memberikan keterangan yang jelas tentang apa yang ingin dituju
serta kadang kala memberikan pula keterangan tentang bagaimana cara lembaga bekerja.
Mengingat demikian pentingnya pernyataan misi maka selama pembentukannya perlu
diperhatikan masukan-masukan dari anggota lembaga serta sumber-sumber lain yang
dianggap penting.
Untuk secara Iangsung pernyataan Misi belum dapat dipergunakan sebagai petunjuk
bekerja. Intepretasi lebih mendetail diperlukan agar pernyataan Misi dapat diterjemahkan
ke langkah-langkah kerja atau tahapan pencapaian tujuan sebagaimana tertulis dalam
pernyataan Misi.
Menurut Pearce dan Robinson yang dikutip dalam buku Manajemen Strategik, Ismail
Solihin (2012, p. 19) menyebutkan bahwa penyataan misi yang di buat perusahaan setidak-
tidaknya mengandung tiga komponen yaitu: sensitivitas terhadap keinginan pelanggan
(sensitivity to customer wants), perhatian terhadap masalah mutu/ kualitas (concern for
quality) dan pernyataan visi perusahaan (statements of company vision).
Dan dijelaskan pula oleh David, yang di kutip juga dalam buku Manajemen Strategik,
Ismail Solihin (2012, p. 19) bahwa memperluas komponen misi dengan menyebutkan
terdapat Sembilan karakteristik yang harus terangkum dalam suatu misi perusahaan, dan
karena misi perusahaan merupakan bagian dari proses strategic management yang akan di
publikasikan kepada masyarakat, maka misi perusahaan sebaiknya mencakup kesembilan
komponen pokok, yang terdiri dari:
Customers, secara eksplisit misi harus menyebutkan siapa yang menjadi pelanggan bagi
produk perusahaan
3. Products or services, secara spesifik perusahaan harus menyebutkan produk atau jasa
apa yang dihasilkan oleh perusahaan
Markets, pernyataan misi menetapkan dipasar mana produk perusahaan akan bersaing
dengan produk yang dihasilkan oleh bersaing.
Technology, penyataan misi menyebutkan arah pengembangan teknologi perusahaan
untuk memenuhi kebutuhan konsumen
Concern for survival, growth and profitability, penyataan misi menunjukkan secara
jelas komitmen perusahaan teradap kelangsungan hidup perusahaan, pertumbuhan dan
kemampuan untuk menghasilkan laba.
Philosophy, dalam hal ini penyataan penyataan misi akan menjelaskan kepercayaan
(beliefs, nilai (values), aspirasi dan prioritas etis dari perusahaan.
Self-concept, penyataan misi akan menjelaskan apa yang menjadi kompetensi unggulan
(distinctive competencies) dari perusahaan dibandingkan pesaingnya.
Concern for public image, pernyatan misi akan menunjukkan apakah perusahaan
memiliki respons terhadap masalah-masalah social, kemasyarakatan maupun terhadap
masalah lingkungan.
Concern for employees, penyataan misi akan menunjukkan apakah karyawan merupakan
asset yang berharga bagi perusahaan.
2) Tujuan Jangka Panjang (Longterm objective),
Tujuan jangka panjang didefinisikan sebagai hasil yang dicoba untuk dicapai oleh
perusahaan selama periode waktu tertentu, biasanya lima tahun. tujuan jangka panjang
lain nya, seharusnya dapat diterima, fleksibel, terukur seiring berjalannya waktu ,
memotivasi, sesuai, dapat dipahami, dan dapat dicapai.
Strategi utama didefinisikan sebagai pendekatan komprehensif yang mengarahkan
tindakan-tindakan utama yang dirancang untuk mencapai tujuan jangka panjang. Lima
Belas pilihan strategi utama yang dibahas : pertumbuhan terkonsentrasi, pengembangan
pasar, pengembangan produk, inovasi, integrasi horizontal, integrasi vartikal, diversifikasi
konsentris, diversifikasi konglomerasi, putar haluan, divestasi, likuidasi, kepailitan, usaha
patungan, aliansi strategis, dan konsorsium.
Kategori umum untuk tujuan jangka panjang bisnis meliputi :
- Profitability (Profitabilitas)
Kemampuan dari suatu perusahaan untuk beroperasi dalam jangka panjang bergantung
pada tingkat laba yang memadai. Perusahaan yang dikelola secara strategis pada umumnya
memiliki tujuan laba, yang dinyatakan dalam bentuk laba persaham.
4. - Employee development (Pengembangan Karyawan)
Karyawan menghargai pendidikan danpelatihan, sebagian karena hal tersebut mengarah
pada kompensasi dan jaminan kerja yang lebih tinggi. Menyajikan peluang semacam itu
sering kali meningkatkan produktivitas dan mengurangi perputaran karyawan. Oleh karena
itu para pembuat keputusan strategis sering kali memasukan tujuan pengembangan
karyawan kedalam rencana jangka panjang.
- Productivity (Produktifitas)
Para manager strategis secara terus mencoba meningkatkan produktivitas sistem mereka.
Perusahaan yang dapat memperbaiki hubungan input-output pada umumnya dapat
meningkatkan profitabilitas. Dengan demikian perusahaan-perusahaan hampir selalu
menyatakan suatu tujuan produktivitas. Tujuan produktivita yang umum digunakan adalah
jumlah barang yang diproduksi atau jumlah jasa yang diberikan perunit input.
- Technology leadership (Teknologi Kepemimpinan)
Perusahan harus memutuskan apakah akan menjadi pemimpin atau hanya jadi pengikut di
pasar. Setiap pendekatan dapat berhasil, tetapi masing-masing membutuhkan postur
strategi yang berbeda. Oleh karena itu banyak perusahaan menyatakan suatu tujuan
berkaitan dengan kepemimpinan teknologi
- Employee relations(Relasi Pekerja)
Apakah terikat dengan kontrak serikat pekerja atau tidak perusahaan-perusahaan secara
aktif mencoba untuk menggembangkan hubungan baik dengan karyawan. Bahkan langka-
langka proaktif dalam mengantisipasi kebutuhan dan harapan karyawan merupakan
karakteristik dari para manajer strategis. Para manajer strategis yakin bahwa produktivitas
hubungan dengan loyalitas karyawan dan apresiasi atas perhatian manajer terhadap
kesejahteraan karyawan.
- Competitive position (posisi kompetitif)
Salah satu ukuran keberhasilan perusahaan adalah salah satu dominasi relatifnya di pasar.
Perusahaan-perusahaan yang lebih besar pada umumnya menetapkan tujuan dalam hal
posisi konpetitif, sering kali menggunakan penjualan total atau pangsa pasar sebagai
ukuran posisi kompetitifnya.
- Responsibilities To society (Tanggung Jawab Untuk Masyarakat)
Para manajer memahami tanggung jawab mereka terhadap pelanggan dan masyarakat
secara umum. Bahkan banyak perusahaan mencoba untuk memenuhi tanggung jawab
sosialnya melampaui persyaratan pemerintah. Perusahaan-perusahaan tersebut bukan
hanya bekerja untuk mengembangkan reputasi sebagai produsen dari produk dan jasa
dengan harga yang layak, melainkan menjadi warganegara yang bertanggung jawab.
5. 3) Budaya Perusahaan (Corporate Culture),
Corporate culture atau budaya kerja adalah sebuah nilai-nilai yang tumbuh dan
berkembang dalam suatu organisasi, menjadi dasar cara berpikir, berperilaku dan bertindak
dari seluruh insan organisasi, dan diturunkan dari satu generasi ke generasi. Budaya kerja
dapat di daya gunakan sebagai daya dorong yang efektif dalam mencapai tujuan sesuai
dengan visi dan misi organisasi.
Budaya kerja yang efektif dapat menyatukan cara berpikir, berperilaku dan bertindak
seluruh insan organisasi/korporasi, mempermudah penetapan dan implementasi visi, misi
dan strategi dalam korporasi, dan mampu memperkuat kerjasama tim dalam korporasi,
serta menghilangkan friksi-friksi internal yang timbul. Pembentukan budaya korporatif yang
baik, yang paling menentukan adalah orang-orangnya. Sebaik apapun aturan atau sistem di
buat, tanpa ada keinginan dari manusia untuk berubah ke arah yang lebih baik, semuanya
menjadi tak berarti.
Pengertian Corporate Culture :
Budaya organisasi merupakan sistem nilai organisasi yang menyediakan aturan
untuk berbagi informasi, mencapai kesepakatan umum, dan bertindak atas
maknanya (Gorman, 2004).
Organizational culture atau corporate culture dideskripsikan sebagai kumpulan
norma, kepercayaan, prinsip dan cara berperilaku yang secara bersama – sama
menciptakan perilaku yang berbeda dari tiap – tiap organisasi (Willcoxson & Millett,
2000)
Corporate Culture adalah "pola nilai-nilai dan keyakinan bersama yang membantu
individu memahami fungsi organisasi dan dengan demikian menyediakan mereka
norma-norma perilaku dalam organisasi "(Deshpande dan Webster 1989,ppp.4)
4) Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance)
Istilah corporate governance pertamakali diperkenalkan oleh Cadbury Commitee,
Inggris pada tahun 1922 dalam laporannya yang bertajuk Cadbury Report (Sukrisno Agoes,
2006). Mereka kemudian mendefinisikan corporate governance sebagai seperangkat
peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola)
perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan, serta para pemegang kepentingan
internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka; atau
dengan kata lain suatu sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan.
6. Definisi:
Kerangka peraturan dan praktik dimana dewan direksi memastikan akuntabilitas, keadilan,
dan transparansi dalam hubungan perusahaan dengan semua pemangku kepentingannya
(pemodal, pelanggan, manajemen, karyawan, pemerintah, dan masyarakat).
Kerangka kerja tata kelola perusahaan terdiri dari (1) kontrak eksplisit dan implisit antara
perusahaan dan pemangku kepentingan untuk pembagian tanggung jawab, hak, dan
penghargaan, (2) prosedur untuk mendamaikan kepentingan stakeholder yang terkadang
bertentangan sesuai dengan tugas, hak istimewa, dan peran, dan (3) prosedur
pengawasan, pengendalian, dan arus informasi yang tepat untuk dijadikan sebagai sistem
checks and balances.
Tata kelola perusahaan (Corporate governance) adalah mekanisme, proses dan
hubungan dimana perusahaan dikendalikan dan diarahkan.
- Struktur dan asas tata pemerintahan mengidentifikasi distribusi hak dan tanggung jawab
di antara peserta yang berbeda dalam perusahaan (seperti dewan direksi, manajer,
pemegang saham, kreditor, auditor, regulator, dan pemangku kepentingan lainnya) dan
mencakup peraturan dan prosedur untuk membuat keputusan di perusahaan urusan.
- Tata kelola perusahaan mencakup proses di mana tujuan perusahaan ditetapkan dan
dijalankan dalam konteks lingkungan sosial, peraturan dan pasar. Mekanisme tata kelola
meliputi pemantauan tindakan, kebijakan, praktik, dan keputusan perusahaan, agen
mereka, dan pemangku kepentingan yang terkena dampak. Praktik tata kelola perusahaan
dipengaruhi oleh upaya untuk menyelaraskan kepentingan pemangku kepentingan.
- Minat terhadap praktik tata kelola perusahaan modern, terutama yang berkaitan dengan
pertanggungjawaban, meningkat menyusul runtuhnya profil tinggi sejumlah perusahaan
besar selama 2001-2002, yang sebagiannya melibatkan kecurangan akuntansi; dan
kemudian kembali setelah krisis keuangan baru-baru ini di tahun 2008.
5) Teori Keagenan (The Agency Theory)
Teori keagenan merupakan mengasumsikan bahwa semua
individu bertindak untuk kepentingannya sendiri. Pemegang saham sebagai diasumsikan
hanya bertindak terhadap hasil keuangan perusahaan sebagai peningkat investasi,
sedangkan agendiasumsikan sebagai penerima kepuasan yang berupa kompensasi
keuangan beserta syarat-syaratnya.
Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham (shareholders)
sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen. Manajemen merupakan pihak yang
dikontrak oleh pemegang saham untuk bekerja demi kepentingan pemegang saham. Karena
7. mereka dipilih, maka pihak manejemen harus mempertanggungjawabkan semua
pekerjaannya kepada pemegang saham.
Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan hubungan keagenan sebagai “agency
relationship as a contract under which one or more person (the principals) engage another
person (the agent) to perform some service on their behalf which involves delegating some
decision making authority to the agent”. Hubungan keagenan merupakan suatu kontrak
dimana satu atau lebih orang (prinsipal) memerintah orang lain (agen) untuk melakukan
suatu jasa atas nama prinsipal serta memberi wewenang kepada agen membuat keputusan
yang terbaik bagi prinsipal. Jika kedua belah pihak tersebut mempunyai tujuan yang sama
untuk memaksimumkan nilai perusahaan, maka diyakini agen akan bertindak dengan cara
yang sesuai dengan kepentingan prinsipal.
Masalah keagenan potensial terjadi apabila bagian kepemilikan manajer atas saham
perusahaan kurang dari seratus persen (Masdupi, 2005). Dengan proporsi kepemilikan yang
hanya sebagian dari perusahaan membuat manajer cenderung bertindak untuk kepentingan
pribadi dan bukan untuk memaksimumkan perusahaan. Inilah yang nantinya akan
menyebabkan biaya keagenan (agency cost). Jensen dan Meckling (1976)
mendefinisikan agency cost sebagai jumlah dari biaya yang dikeluarkan prinsipal untuk
melakukan pengawasan terhadap agen. Hampir mustahil bagi perusahaan untuk
memiliki zero agency cost dalam rangka menjamin manajer akan mengambil keputusan
yang optimal dari pandangan shareholders karena adanya perbedaan kepentingan yang
besar diantara mereka.
Agency Theory merupakan bidang yang populer akhir-akhir ini. Pemisahan
pemilik dan manajemen di dalam literatur akuntansi disebut dengan Agency Theory (teori
keagenan). Teori ini merupakan salah satu teori yang muncul dalam perkembangan riset
akuntansi yang merupakan modifikasi dari perkembangan model akuntansi keuangan
dengan menambahkan aspek perilaku manusia dalam model ekonomi. Teori agensi
mendasarkan hubungan kontrak antara pemegang saham/pemilik dan
manajemen/manajer. Menurut teori ini hubungan antara pemilik dan manajer pada
hakekatnya sukar tercipta karena adanya kepentingan yang saling bertentangan.
Salah satu hipotesis dalam teori keagenan ini adalah bahwa manajemen
akan mencoba memaksimalkan kesejahteraannya sendiri dengan cara
meminimalisir berbagai biaya keagenan (agency cost). Je n s e n d an M e ckl i n g
( 19 76 ) m en d e fi n isi k an a g en c y c os t s e ba gai ju ml ah da ri biaya yang
dikeluarkan prinsipal untuk melakukan pengawasan terhadap agen. Hipotesis ini tidak sama
artinya dengan hipotesis yang menyebutkan bahwa manajemen mencoba memaksimalkan
8. nilai perusahaan (value of the firm). Oleh karena itu manajemen di asumsikan memilih
prinsip akuntansi yang sesuai dengan tujuannya memaksimalkan kepentingannya, bukan
untuk memaksimalkan nilai perusahaan.
Laporan akuntansi berupa laporan keuangan memang dimaksudkan untuk
digunakan oleh berbagai pihak, termasuk manajemen perusahaan sendiri. Namun yang
paling berkepentingan dengan laporan keuangan sebenarnya adalah para pengguna
eksternal (diluar manajemen). Informasi akuntansi ini penting bagi pengguna eksternal
terutama sekali karena kelompok ini berada dalam kondisi yang paling besar
ketidakpastiannya.
Para pengguna internal (para manajamen memiliki kontak langsung dengan entitas
atau perusahaannya dan mengetahui peristiwa-peristiwa signifikan yang terjadi., sehingga
tingkat ketergantungannya terhadap informasi akuntansi tidak sebesar pengguna eksternal
(Irfan, 2002:88). Sehingga untuk mengurangi asimetri informasi dan mencegah terjadinya
konflik keagenan, sudah menjadi kewajiban bagi pihak manajemen untuk melaporkan
laporan keuangan secara tepat waktu.
Demikian penjelasannya, terimakasih.
Sumber Pustaka:
1. Ismail Solihin, Manajemen Strategik, 2012, penerbit Erlangga, Jakarta, (14 Maret 2018,
jam 21.03)
2. Albaghir, 2011, http://albaghir.blogspot.co.id/2011/02/pengertian-visi-dan-misi.html,
(14 Maret 2018, jam 21.35)
9. 3. Satrio Akbar, 2015, http://sharecatatanku.blogspot.co.id/2015/04/tujuan-jangka-
panjang-long-term.html, (14 Maret 2018, jam 22.08)
4. Pelatihan-sdm.NET, http://www.pelatihan-sdm.net/building-corporate-culture/, (14
Maret 2018, jam 22.45)
5. Anonim1, 2017, http://sakinahadikalfeta.blogspot.co.id/2017/05/corporate-culture-
budaya-perusahaan.html, (15 Maret 2018, jam 21.58)
6. Gunawan Graha, 2014, http://www.pengertianilmu.com/2016/05/pengertian-corporate-
governance.html, (15 Maret 2018, jam 22.17)
7. WebFinance Inc, 2018, http://www.businessdictionary.com/definition/corporate-
governance.html, (15 Maret 2018, jam 22.30)
8. Wikipedia, 2018, https://en.wikipedia.org/wiki/Corporate_governance, (15 Maret 2018,
jam 22.50)
9. Rahadi Amuba,https://www.scribd.com/doc/299394605/Pengertian-Agency-Theory, (16
Maret 2018, jam 22.13)
10. Dewa Tirtayana, https://www.scribd.com/document/332648403/Pengertian-teori-
keagenan, (16 Maret 2018, jam 22.25)
11. Blog Pendidikan Indonesia, 2016, http://www.sarjanaku.com/2012/06/teori-keagenan-
agency-theory.html, (17 Maret 2018, jam 09.18)
10. Judul : Implementasi pada perusahaan yang di amati
berdasarkan teori pada quiz tersebut di atas.
Tugas : Forum-2 Strategic Management
Nama Mahasiswa : Purwono Sutoyo
NIM : 55117110006
Dosen Pengampu : Prof. DR. Ir. H. Hapzi Ali, Pre-MSc, MM, CMA
1. Visi dan Misi di MNC Group
Visi MNC Group
Dalam visinya, secara jelas MNC Group menyatakan bahwa ia adalah sebuah bisnis yang
berfokus pada jasa pertelevisian. MNC Group berusaha untuk mencapai integrasi antar unit
bisnisnya agar dapat memenuhi permintaan pasar yang fluktuatif sesuai dengan
perkembangan teknologi yang paling sesuai sebagai media penyampaiannya.
Visi umumnya dibuat dengan berlandaskan pada pertanyaan “what is our business?”, “what
will our business be?”, dan “what do we want to become?”. Berdasarkan pada pertanyaan-
pertanyaan ini, maka visi MNC Group sebenarnya sudah cukup mencakup inti dan harapan
perusahaan.
Pertanyaan “what is our business?” terjawab dalam kalimat “fokus pada penyiaran
pertelevisian dan menyediakan konten yang berkualitas”. Kalimat ini menyatakan dengan
jelas bahwa MNC Group adalah perusahaan media yang mempunyai inti bisnis penyiaran
pertelevisian.
Jawaban dari pertanyaan “what will our business be?” dapat diidentifikasi dari visi yaitu
menjadi grup media yang terintegrasi yang dapat memberikan tayangan pertelevisian yang
berkualitas yang sesuai dengan permintaan pasar. Dari hal ini tersirat bahwa MNC Group
berusaha untuk menjadi grup media yang peka terhadap tren yang terjadi di masyarakat.
“What do we want to become?” berkaitan dengan pertanyaan “what will our business be?”.
“What do we want to become?” dapat dianalisis dari keseluruhan kalimat yang menyusun
visi MNC Group. Jawaban dari “what do we want to become?” dalam visi MNC Group yang
jelas terlihat adalah menjadi grup multimedia dan media yang terintegrasi dan berkualitas
serta mengikuti perkembangan teknologi dan peka dalam menanggapi permintaan pasar.
Misi MNC Group
Dari pernyataan misi MNC Group, jelas bahwa MNC Group bergerak dalam bidang hiburan
keluarga. Konsumen utamanya adalah masyarakat Indonesia. MNC Group menawarkan
saluran televisi, radio, dan media cetak (majalah, tabloid) yang dapat menjadi alternatif
hiburan dan sumber informasi.bagi keluarga Indonesia. MNC Group ingin menjadi market
11. leader dalam hal media publik dan hal ini hendak dicapai dengan menawarkan konten yang
menarik, mendidik, dan relevan terhadap kondisi masyarakat atau fenomena sosial saat ini.
Menurut Pearce dan Robinson (2005) terdapat sembilan komponen misi dalam suatu
pernyataan misi, yaitu customers; products or services; markets; technology; concern for
survival, growth, and profitability; philosophy; self-concept; concern for public image;
concern for employee.
Misi MNC Group memuat komponen customers, yaitu keluarga Indonesia. Komponen
products or services juga ada, yaitu penyedia konsep hiburan yang komprehensif dan
sumber informasi dan berita. Markets yang dituju MNC Group mencakup wilayah Indonesia.
Sedangkan dalam komponen concern for survival, growth, and profitability, MNC Group
menjawabnya dengan berusaha menyediakan konsep hiburan yang komprehensif dan
sumber informasi yang terpercaya untuk publik. Philosophy yang dianut oleh MNC Group
adalah komprehensif dan terpercaya. Self-concept yang berusaha ditonjolkan oleh MNC
Group adalah reliabilitasnya yang paling tinggi dari media lain di Indonesia. MNC Group
berusaha memenuhi komponen concern for public image dengan menyatakan dalam
misinya bahwa ia menekankan pada kontennya yang komprehensif dan dapat dipercaya.
Dari sembilan komponen misi oleh Pearce dan Robinson (2005), hanya komponen
technology dan concern for employee yang tidak ada dalam pernyataan misi MNC Group.
Namun jika ditelisik lebih dalam, sebenarnya komponen concern for employee dapat
disimpulkan terkait upaya MNC Group dalam menjadikan sumberdaya manusianya menjadi
karyawan yang memiliki kreativitas dan kredibilitas. Sedangkan komponen technology
sebenarnya dapat dilihat dari pernyataan visi, yaitu menggunakan teknologi yang sesuai
artinya teknologi yang tengah digemari dan yang banyak digunakan oleh masyarakat.
2. Tujuan jangka panjang MNC Group
MNC Group bertujuan untuk menjadi market leader, dalam artian MNC Group ingin menjadi
yang terdepan dalam segmen bisnis yang digelutinya. Indikator jika menjadi market leader
dapat dilihat dari rating penonton acara-acara saluran televisi MNC Group, tingkat penjualan
home shopping dibandingkan jika home shopping lainnya, tingkat pengunjung portal berita
online MNC Group, dan lain-lain.
Tujuan Jangka Panjang :
Menjadi grup media yang tak hanya terbesar di Indonesia, tapi juga di Asia
Tenggara, dalam artian area siar dan distribusinya mencakup seluruh Asia Tenggara
Tujuan ini dapat dicapai bilamana MNC Group bersedia dan berani untuk memperluas area
siarnya hingga ke luar Indonesia. MNC Group dapat mengadopsi strategi yang dilakukan
12. CNN, yaitu dengan bekerja sama dengan media lokal dan konten acaranya pun disesuaikan
dengan isu-isu di wilayah geografis dan karakteristik demografik area siarnya.
Menyediakan konten yang berkualitas yang layak ekspor
Tujuan ini akan berhasil diwujudkan jika MNC Group mulai berpikir serius tentang konten
saluran televisinya. Konten dibuat semenarik mungkin dan realistis. Jangan hanya karena
rating tinggi lalu konten menjadi tidak realistis dan tidak sesuai dengan format awal.
Melakukan CSR campaign berskala internasional
CSR campaign yang berskala internasional dapat menjadikan MNC Group menjadi dikenal di
mata dunia. Hal ini dapat tercapai jika CSR berkaitan dengan isu-isu yang tidak hanya
terjadi di Indonesia, namun juga di dunia. Dan seluruh lapisan manajerial MNC Group harus
berpartisipasi dan mendukung penuh acara ini. CSR yang berskala besar ini juga pastinya
akan membutuhkan kerja sama dan partisipasi pihak di luar MNC Group, sehingga MNC
Group harus dapat menjalin dan menjaga relasi dengan banyak pihak.
3. Nilai Budaya Perusahaan pada MNC Group
Vision : Pandangan ke masa depan untuk menciptakan kesempatan usaha dan
memenangkan pasar (menjadi market leader).
Quality : Totalitas untuk menjadi yang terbaik.
Speed : Selalu memberikan karya lebih cepat dan lebih cerdas untuk menjadi yang
terdepan.
Budaya Perusahaan
Secara umum, budaya perusahaan dibentuk dari nilai-nilai utama Perseroan yang menjadi
landasan pelaksanaan kegiatan manajemen Perseroan dan seluruh jajaran unit kerjanya.
Namun pada penerapannya, budaya perusahaan juga diharapkan menjadi panduan bagi
seluruh karyawan dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya untuk mencapai
tujuan yang ditetapkan Perseroan. Pokok-pokok nilai utama Perseroan yang diharapkan
akan menjadi budaya perusahaan tersebut adalah:
- Jujur, loyal dan berdedikasi
- Tegas dan ramah
- Kerjasama dan sinergi
- Adil
- Berjiwa sosial
- Sistem Pelaporan Pelanggaran
13. 4. Tatakelola Perusahaan MNC Group
Perusahaan dalam hal ini adalah MNC Group (“Perseroan”) memandang bahwa
implementasi penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate
Governance) yang selanjutnya disingkat “GCG”, merupakan hal yang mutlak diperlukan bagi
kelangsungan usaha Perseroan. Untuk itulah Perseroan berupaya menerapkan prinsip-
prinsip GCG secara bertahap dan berkelanjutan.
Manfaat penerapan prinsip-prinsip GCG selain menjaga kelangsungan usaha juga
menjaga kepercayaan para pemangku kepentingan dan menumbuhkan integritas Perseroan.
Perusahaan terus berupaya mengikuti perkembangan praktik prinsip GCG yang terbaik,
selain mengikuti regulasi yang sudah ditetapkan oleh pihak berwenang.
Penerapan prinsip-prinsip GCG secara konsisten dan berkesinambungan merupakan
komitmen Perseroan dalam pengelolaan perusahaan dengan menjaga kepentingan
pemegang saham maupun pemangku kepentingan lainnya. Dengan melakukan praktik GCG
secara konsisten dan berkesinambungan akan meningkatkan kinerja Perseroan dengan
terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi
operasional Perseroan serta peningkatkan pelayanan kepada stakeholders.
Perusahaan berkomitmen untuk menyempurnakan penerapan Tata Kelola
Perusahaan dengan terus melakukan pengkajian, pengembangan Pedoman Tata Kelola
Perusahaan dan penyempurnaan pada struktur tata kelola, proses dan pelaporan.
Penerapan Asas GCG
Pelaksanaan GCG di Perseroan dijalankan dengan senantiasa memperhatikan prinsip yang
mendasari pelaksanaan GCG yang meliputi keterbukaan informasi, akuntabilitas,
pertanggungjawaban, kemandirian, dan kesetaraan & kewajaran. Seluruh unsur di dalam
sosialisasi Perseroan dilibatkan, mulai dari tahap persiapan, internalisasi, implementasi,
hingga evaluasi.
5. Teori Keagenan di MNC Group
Hubungan antara pemegang saham (shareholders) sebagai prinsipal dan manajemen
sebagai agen. Manajemen merupakan pihak yang dikontrak oleh pemegang saham untuk
bekerja demi kepentingan pemegang saham. Karena mereka dipilih, maka pihak
manejemen harus mempertanggungjawabkan semua pekerjaannya kepada pemegang
saham.
GlobalTV atau GTV sebagai bagian dari MNC Media Group dalam menjalankan proses
audit dipimpin oleh Bapak Harangan Pokki Pangaribuan yang ditunjuk berdasarkan Surat
Keputusan Direksi No.021/IP-GGOD/MCOM/XI/2015 dan telah dilaporkan kepada Kepala
14. Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berdasarkan surat No. 100-
OJK/MNC-CS/INT/XII/2015 tertanggal 4 Desember 2015.
Sesuai dengan Piagam Unit Audit Internal Perseroan, secara garis besar tugas dan
tanggung jawab Unit Audit Internal antara lain:
Menyusun serta melaksanakan rencana audit internal tahunan
Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan sistem pengendalian internal dan
manajemen risiko sesuai dengan kebijakan perusahaan
Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas di bidang
keuangan, akuntansi, operasional, sumber daya manusia, pemasaran, teknologi
informasi, dan kegiatan lainnya
Melakukan pemeriksaan kepatuhan terhadap peraturan perundangan terkait.
Memberi saran perbaikan dan informasi yang objektif mengenai kegiatan yang
diperiksa pada seluruh tingkat manajemen.
Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut kepada Direktur
Utama dan Dewan Komisaris.
Memantau, menganalisa dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang
telah disarankan.
Bekerja sama dengan Komite Audit/ mendukung pelaksanaan tugas Komite Audit.
Menyusun program untuk mengevaluasi mutu Audit Internal.
Melakukan pemeriksaan khusus apabila diperlukan.
Penugasan audit dilakukan dengan menggunakan pendekatan risiko (risk based
audit) dan berpegang teguh pada kode etik profesi, mengacu pada International Standards
for The Professional Practices of Internal Auditing yang dibuat oleh The Institute of Internal
Auditors, antara lain mencakup integritas, objektifitas, kerahasiaan, dan kompetensi.
Di tahun 2015, Unit Audit Internal telah menjalankan penugasan audit sesuai dengan
rencana pemeriksaan tahun 2015, yang meliputi seluruh unit usaha. Total penyelesaian
penugasan sebanyak 40 penugasan audit yang mencakup aktivitas pemeriksaan operasional
(40%), pemeriksaan finansial (23%) dan project (37%).
Untuk mendukung koordinasi antara Perseroan sebagai induk perusahaan dengan unit-unit
usaha, di samping proses supervisi selama proses penugasan, Unit Audit Internal secara
berkala melakukan rapat bulanan untuk membahas proses audit di semua unit usaha, rapat
bulanan dengan Direksi, serta rapat kuartalan dengan Komite Audit.
Laporan hasil pemeriksaan beserta rekomendasi perbaikannya telah disampaikan
kepada Dewan Komisaris dan Direksi dalam pertemuan kuartalan. Pengawasan atas
15. pelaksanaan rencana tindak lanjut dari pemilik proses terkait dengan temuan Unit Audit
Internal dilakukan setiap bulan untuk memastikan telah dilakukan tindak perbaikan.
Pada perusahaan tempat saya bekerja, direksi melakukan evaluasi efektivitas
pengendalian internal melalui Unit Audit Internal dan Auditor Eksternal. Dalam upaya
meningkatkan pengendalian internal Perseroan, seiring dengan semakin berkembangnya
bisnis dan kegiatan operasional Grup, di akhir tahun 2015 Perseroan memulai proyek
Compliance & Control Self Assessment (CCSA). Pada saat proyek diimplementasikan,
diharapkan Unit Usaha dapat membantu Grup dalam mengantisipasi risiko-risiko, terutama
untuk risiko yang memiliki dampak material pada Perseroan.
Implementasi Sistem Pengendalian Internal (SPI) pada MNC Media Group
Sistem pengendalian internal bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
operasional, kelayakan atas laporan keuangan, serta kepatuhan terhadap peraturan
perundangan yang berlaku dan kebijakan manajemen yang telah ditetapkan. Dalam
kegiatan sehari-hari sistem pengendalian internal ditujukan untuk menjaga keamanan aset
Perseroan serta memastikan keakuratan data Perseroan yang menjadi sumber informasi
penting dalam pengambilan keputusan. Sistem pengendalian internal diwujudkan melalui
formalisasi kebijakan dan prosedur Perseroan oleh Group Corporate Policy Division (GCP)
yang dilakukan melalui kajian dan persetujuan sampai dengan tingkat otorisasi yang telah
ditetapkan. Kebijakan dan prosedur Perseroan dikelompokkan ke dalam 5 (lima) kategori,
yaitu finansial, operasional, produksi, dan program, penjualan serta pemasaran dan SDM.
Sistem pengendalian internal juga diwujudkan dalam beberapa langkah Perseroan
antara lain sebagai berikut:
• Penerapan nilai, etika, integritas karyawan yang diformalisasikan dalam code of conduct
yang dapatdiakses oleh seluruh karyawan melalui media intranet (portal) Perseroan.
• Penggunaan program komputer yang terintegrasi dalam transaksi keuangan dan
operasional (penjualan, programming dan sumber daya manusia).
• Dijalankannya fungsi supervisi oleh atasan masing-masing pihak terkait.
• Adanya pemisahan fungsi maker, checker dan approval sesuai tugas, tanggung jawab dan
kewenangan dalam struktur organisasi Perseroan dan unit usaha.
Direksi melakukan evaluasi efektivitas pengendalian internal melalui Unit Audit Internal dan
Auditor Eksternal.
Dalam upaya meningkatkan pengendalian internal Perseroan, seiring dengan
semakin berkembangnya bisnis dan kegiatan operasional Grup, di akhir tahun 2015
16. Perseroan memulai proyek Compliance & Control Self Assessment (CCSA). Pada saat proyek
diimplementasikan, diharapkan Unit Usaha dapat membantu Grup dalam mengantisipasi
risiko-risiko, terutama untuk risiko yang memiliki dampak material pada Perseroan.
Demikian penjelasannya, terimakasih.
Sumber Pustaka:
1. Heyimaini, 2016, https://ainiwidya.wordpress.com/2016/01/18/rekomendasi-strategi-
spesifik-dan-tujuan-jangka-panjang-mnc-group-2/, (17 Maret 2018, jam 09.53)
2. Laporan tahunan, 2016, globalmediacom, http://www.mncgroup.com/page/about/filosofi-
perusahaan, (17 Maret 2018, jam 10.18)
3. Laporan tahunan, 2016, globalmediacom, http://www.mncgroup.com/page/corporate-
governance/tata-kelola-perusahaan, (17 Maret 2018, jam 10.23)
4. Blog Pendidikan Indonesia, 2016, http://www.sarjanaku.com/2012/06/teori-keagenan-
agency-theory.html, (17 Maret 2018, jam 09.18)