tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
Sm, khoirul anwar, hapzi ali, business level strategi, strategi di tingkat unit bisnis dan evaluasinya, universitas mercu buana, 2018
1. Executive Summary “Business Level Strategi, Strategi di
Tingkat unit bisnis dan Evaluasinya”
Program Studi Magister Manajemen Universitas Mercu Buana
Dosen : Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, CMA
Mahasiswa : Khoirul Anwar
Strategi Korporat
Strategi korporat merupakan suatu strategi untuk mengarahkan perusahaan masuk atau
keluar dari bisnis, dan untuk menentukan bagaimana suatu perusahaan induk meningkatkan
nilai serta memberikan panduan bagaimana memanajemen portofolio bisnis dan arah
penciptaan value.
Strategi korporat bisa melakukan pengembangan pasar baru diluar pasar tradisional
maupun melakukan pengembangan produk baru melalui backward dan forward integrasi.
Analisis strategi tingkat Korporat menghasilkan keputusan yang melibatkan bisnis yang
akan ditambah, bisnis yang akan dipertahankan, bisnis yang akan ditekankan, bisnis yang
akan dikurangi perhatiannya, dan bisnis yang didivestasi.
Forward integrations adalah salah satu strategi yang dirumuskan oleh Porter dimana
sintegrasi ini disebut juga integrasi ke hilir yaitu integrasi yang melibatkan upaya untuk
memperoleh kepemilikan (saham perusahaan) lebih besar atau meningkatkan kontrol
terhadap para distributor dan peritel. Salah satu bentuk/cara efektif untuk melakukan strategi
ini adalah waralaba (franchising).
Sedangkan backward Integrations meruapakan integrasi Integrasi ke hulu dimana suatu
strategi yang mengupayakan kepemilikan atau meningkatkan kontrol terhadap perusahaan
pemasok. Hal ini dibutuhkan karena baik produsen maupun peritel selalu membeli bahan
baku dari perusahaan pemasok.
Ada tiga aspek utama dalam strategi korporat yang terdiri dari, yaitu:
a. Strategi Penentuan Arah
Strategi penentuan arah terdiri dari tiga strategi yaitu:
1) Strategi-Strategi Bertumbuh ( growth strategies) yaitu:
a) Konsentrasi (concentration)
Strategi ini mempertimbangkan bahwa produk atau bisnis yang dimiliki perusahaan
memiliki potensi untuk tumbuh.
Ada dua pilihan utama strategi kosentrasi yaitu:
1. Pertumbuhan Vertikal
Pertumbuhan vertikal dapat dicapai dengan mngambil ahli fungsi yang
dilakukan oleh pemasok/ supplier atau oleh distributor/pengecer. Dengan cara ini,
2. diharapkan perusahaan dapat lebih efisien, karena biaya berkurang dan bisa
mengawasi sepenuhnya fungsi-fungsi tersebut (misalnya mutu yang terjaga).
2. Pertumbuhan Horizontal
Perumbuhan horizontal adalah ekspansi perusahaan atas produk-produk ke area
geografis yang baru, dan/atau menambah rentang produk dan jasa yang ditawarkan
pada pasar (namun produknya masih sejenis).
b) Diversifikasi (diversification)
Selain integrasi, untuk tumbuh perusahaan dapat melakukan diversifikasi.
Diversifikasi dilakukan saat perusahaan berada pada industri yang telah
terkonsolidasi, dan pertumbuhannya menjadi terbatas. Dengan diversifikasi
perusahaan berpeluang tumbuh mnenjadi lebih besar lagi.
Ada dua jenis utama strategi diversifikasi, yaitu:
1. Diversifikasi Terkonsentrasi
Pertumbuhan dengan diversifikasi ini berarti perusahaan mengembangkan
usaha-usahanya pada bisnis yang terkait dengan bisnis utama perusahaan.
Biasanya ini bisa dilakukan perusahaan karena kondisi internal perusahaan
sangat kuat, misalnya kondisi financial perusahaan sangat kuat.
2. Diversifikasi Konglomerat
Perusahaan yang merasa industri yang terkait dalam bidang bisninya sudah tidak
menarik lagi, maka ia masuk ke bisnis yang sama sekali tidak ada kaitan dengan
bisnis intinya.
2) Strategi Stabilitas
Strategi stabilitas merupakan kelompok strategi korporasi yang berusaha untuk
mengupayakan keberhasilan penyelenggaraan perusahaan korporasi dalam lingkungan
yang dapat diprediksi dan masuk akal. Pemilihan strategi stabilitas akan sangat bermanfaat
dalam jangka waktu pendek, tetapi akan sangat berbahaya jika terus diberlakukan untuk
jangka panjang.
Ada berapa pilihan dari strategi ini yaitu:
a. Pause/istirahat dan waspada
Perusahaan melakukan jeda setelah mengalami pertumbuhan yang pesat, dan
hanya melakukan perubahan-perubahan yang kecil.
b. No change/tanpa perubahan
Tidak melakukan perubahan apa-apa. Perusahaan tetap melakukan strategi yang telah
dijalankan.
c. Profit strategi/laba
Strategi ini pada dasarnya tidak mengubah apa-apa yang telah dijalankan, ditengah
kondisi lingkungan yang merosot. Perusahaan mungkin bisa mendapatkan
keuntungan dalam jangka waktu pendek, tetapi belum tentu memperoleh
keuntungan dalam jangka panjang.
3) Strategi Penciutan atau Penghematan
3. Strategi penciutan merupakan strategi korporasi untuk mengurangi tingkat kegiatan
perusahaan agar dapat diupayakan berubah ke keadaan profitabilitas. Strategi
penciutan dipilih untuk dijalankan, bila perusahaan mempunyai posisi atau kedudukan
bersaing yang lemah untuk seluruh atau beberapa lini produknya, sehingga hal ini
mengakibatkan hasil kinerja perusahaan tidak baik atau buruk, yang terlihat dari penjualan
perusahaan yang terus menurun dan laba mengarah pada rugi.
Ada empat pilihan strategi yang bisa diambil perusahaan dalam melakukan penghematan
yaitu:
a. Turnaroud strategy
Strategi ini lebih menekankan pada peningkatan efisiensi. Biasanya kondisi
perusahaan belum tentu parah dan ada kemungkinan untuk bisa diselamatkan.
b. Captive strategy Perusahaan mengurangi beberapa fungsi yang dianggap tidak
penting.
Sementara itu, fungsi lain yang dapat membuat perusahaan kembali normal
ditingkatkan efektivitasnya. Apalagi bila ada investor lain yang terlibat.
c. Sell-out/ divestment
Keadaan perusahan yang semakin parah, dengan menjual saham yang dimiliki
perusahaan, sehingga perusahaan yang membeli saham tersebut dapat
memperbaiki keadaan perusahaan
d. Bankruptcy/ liquidation
Perusahaan mengajukan pailit ke pengadilan, sehingga ada kewajibankewajiban
yang dapat dihindarkan oleh perusahaan.
Business Level Strategi
Business Level Strategi adalah langkah yang ditempuh oleh para manager dalam
memanfaatkan sumberdaya dan kompetensi perusahaan untuk menciptakan keunggulan
kompetitif terhadap pesaing di dalam suatu industri. Dasar perumusan BLS ialah kebutuhan
pelanggan (apa yang diinginkan), kelompok pelanggan (siapa yang membutuhkan), dan
distinctive competencies (kompetensi yang menonjol) untuk merespons kebutuhan
pelanggan. Strategi level bisnis bisa berbentuk:
1. Diferensiasi Produk berdasarkan Kebutuhan Pelanggan
Kebutuhan pelanggan adalah keinginan pelanggan yang dapat dipuaskan dengan barang
atau jasa. Diferensiasi produk adalah proses penciptaan keunggulan kompetitif melalui
disain produk atau jasa; setiap perusahaan sampai batas tertentu harus berupaya
memproduksi produk dalam berbagai bentuk, mutu, disain dsb. sesuai keinginan berbagai
kelompok masyarakat yang tingkat pendapatan dan seleranya berbeda-beda.
2. Segmentasi Pasar yg muncul oleh adanya Kelompok Pelanggan
4. Segmentasi pasar adalah pengelompokan pelanggan berdasar kebutuhan atau preferensi
(keinginan). Ini diadopsi dalam strategi penciptaan keunggulan kompetitif. Misalnya,
General Motors mengelompokkan pelanggan berdasar income dan membuat mobil sesuai
dengan income tersebut.
Pada dasarnya terdapat 3 strategi untuk segmentasi pasar:
(a) Mengabaikan perbedaan kebutuhan pelanggan, semua pelanggan sama.
(b) Mengelompokkan pasar dan membuat produk untuk setiap kelompok.
(c) Memperhatikan kelompok pelanggan dan memilih satu kelompok sebagai target.
3. Distinctive competencies adalah kompetensi menonjol dan unik yang dimiliki
perusahaan, dan dapat dimanfaatkan untuk memenangkan persaingan dalam memuaskan
pelanggan. Kompetensi ini meliputi efisiensi, mutu, inovasi, dan respon pada pelanggan.
Strategi Tingkat Unit Bisnis
Strategi tingkat unit bisnis merupakan suatu strategi bagaimana suatu/masing-masing unit
bisnis yangdimiliki korporasi tumbuh dan berkembang. Untuk itu ada beberapa pilihan yang
dapat dilakukanmanajemen pada tingkat unit bisnis yaitu : competitive, cooperation, dan
coopetition
SBU memiliki pengertian yang berbeda untuk setiap perusahaan yang berbeda (Haspeslagh,
1982; Wind dan Mahajan, 1981). Jadi, SBU dapat meliputi satu atau lebih divisi, lini produk,
atau berupa satu jenis produk atau merek saja.
Konsep strategi berkembang mulai dari sekedar alat untuk mencapai tujuan (Chandler)
kemudian berkembang menjadi alat menciptakan keunggulan bersaing (Porter, Learned,
Christensen), dan selanjutnya menjadi tindakan dinamis untuk memberi respons terhadap
kekuatan-kekuatan internal dan eksternal (Mintzberg, Steiner), sampai menjadi alat untuk
memberikan kekuatan motivasi kepada stakeholder agar perusahaan tersebut dapat
memberikan kontribusi secara optimal. Menjelang akhir abad ke-20, konsep strategi berubah
menjadi pemahaman keinginan konsumen di masa yang akan datang dengan memperhatikan
konsep dinamik dan pengembangan perencanaan strategis untuk merebut peluang dengan
menggunakan konsep Kompetensi Inti.
Evaluasi Strategi
Evaluasi strategi adalah tahap akhir dalam manajemen strategis. Para manajer sangat perlu
mengetahui kapan strategi tertentu tidak berfungsi dengan baik, evaluasi strategi berarti usaha
untuk memperoleh informasi ini. Semua strategi dapat dimodifikasi di masa depan karena
faktor-faktor eksternal dan internal selalu berubah. Tiga macam aktivitas mendasar untuk
mengevaluasi strategi adalah :
5. 1. Meninjau faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi yang digunakan
saat ini
2. Mengukur prestasi
3. Mengambil tindakan korektif. Aktivitas perumusan strategi, implementasi dan evaluasi
terjadi di tiga tingkat hirarki dalam organisasi yang besar, korporasi, divisi atau unit bisnis
strategis, dan fungsional
Daftar Pustaka :
- Ali, Hapzi. (2018). MODUL PERKULIAHAN STRATEGIC MANAGEMENT: Business Level
Strategi, Strategi diTingkat unit bisnis dan Evaluasinya. Universitas Mercu Buana
- Aswan, Kholil, Mukhamad. 2016. http://kholilaswan14.blogspot.com/2016/02/5-level-strategi-
bisnis.html. 22 Februari 2016
- Gizta, Aulia, Dewi. 2015. https://www.scribd.com/document/355009697/Strategi-Corporate-
Dan-Strategi-Unit-Bisnis