Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai penatalaksanaan gangguan pendengaran yang meliputi impaksi serumen, korpus alienum telinga, otitis media akut, otitis media kronik, dan labirintitis. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan gejala, penyebab, patofisiologi, dan penatalaksanaan dari berbagai gangguan pendengaran tersebut.
4. Penetalaksanaan
Tindakan pengeluaran Serumen pd Kanal
Auditorius
Terlihat jelas
Serumen cair kapas lidi
Serumen keras pengait
bila serumen sukar dikeluarkan dpt ditetesi
karbogliserin 10% selama 3 hari shg mjd
lunak
Bila serumen t’lalu dlm shg m’dekati
membaran timpani irigasi telinga dgn air
sesuai suhu tubuh klien m’cegah timbulx
vertigo
5. KORPUS ALEINUM TELINGA
Deskripsi
Pd org dewasa Benda asing dpt masuk
tanpa sengaja ke dlm telinga ketika
m’bersihkan kanalis eksternus at/ mengurangi
rasa gatal.
Pd anak-anak Sengaja memasukkan benda
asing ke dlm telinga sendiri.
Benda asing spt serangga dpt masuk sendiri
dlm kanal auditorius.
Efekx dpt b’kisar dr tanpa gejala sampai gejala
nyeri berat & penurunan pendengaran
6. Menifastasi klinis
Rasa tdk enak pd telinga spt tersumbat &
pendengaran terganggu
Rasa nyeri akan timbul bila benda asing tsb
ad/ serangga yg masuk & bergerak serta
melukai dinding liang telinga
Pd inspeksi tampak benda asing tsb
7. Penatalaksanaan
Tiga metode pengambilan benda asing dr liang
telinga
Irigasi
Pengisapan
Instrumentasi (pengait)
Membutuhkan keahlian
khusus
Benda asing spt kerikil, mainan, manik-manik at/
penghapus dpt diambil dgn irigasi, kecuali ada
riwayat perforasi membran timpani
Benda asing tumbuhan (biji-bijian, kacang-kacangan)
& serangga cenderung membengkak,
maka irigasi mrpkn kontraindikasi.
Metode penghisapan at/ instrumentasi
8. OTITIS MEDIA AKUT
Pengertian
Otitis media akut (OMA) ad/ peradangan akut
sebagian atau seluruh periosteum telinga.
Etiologi
Penyebab utama OMA ad/ masukx bakteri
patogenik ke dlm telinga tengah yg normalx
steril.
Bakteri yg umum ditemukan sbg organisme
penyebab ad/ streptococcus hemolyticus,
staphylococcus, pneumokok, H. influenza, E.
coli,
9. Patofisiologi
Tjd akibat faktor p’tahanan tubuh me yg
bertugas mjg kesterilan telinga tengah.
Faktor penyebab utama ad/ sumbatan tuba
eustachius shg pencegahan invasi kuman
terganggu. Pencetusx ad/ infeksi saluran nafas
atas.
Bakteri juga dpt masuk telinga tengah bila ada
perforasi membran tymphani. Eksudat purulen
biasax ada dlm telinga tengah & m’akibatkan
kehilangan pendengaran konduktif.
Penyakit ini mudah tjd pd bayi krn tuba
eustachiusx pendek, lebar dan letaknya agak
horizontal.
10. Manifestasi klinik
Gejala klinis OMA t’gantung pd stadium penyakit
& umur pasien. Stadium OMA berdasarkan
perubahan mukosa telinga yaitu :
Stadium oklusi tuba eustachius
• Tdp gambaran retraksi membran timpani
akibat tekanan negatif di dlm telinga tengah.
• Kadang berwarna normal at/ keruh pucat.
• Efusi tidak dapat dideteksi.
• Sukar dibedakan dengan otitis media serosa
akibat virus atau alergi.
11. Lanjutan…….
Stadium hiperemis (presupurasi)
Tampak pembuluh darah yg melebar di membran
timpani at/ seluruh membran timpani, tampak
hiperemis at/ edema. Sekret yg telah t’bentuk
mgkn masih b’sifat eksudat serosa sehingga
sukar t’lihat.
Stadium supurasi
Membran timpani menonjol kearah telinga luar
akibat edema yg hebat pd mukosa telinga tengah &
hancurx sel epitel serta t’bentukx eksudat purulen di
cavum timpani.
Pasien sangat sakit, nadi & suhu meningkat serta
nyeri di telinga bertambah hebat.
Apabila tekanan tdk b’kurang akan tjd iskemia,
tromboplebitis & nekrosis mukosa serta
submukosa. Nekrosis ini terlihat sbg daerah yg
lebih lembek & kekuningan pd membran timpani.
12. Lanjutan……
Stadium perforasi
Krn pemberian antibiotik yg t’lambat at/ virulensi
kuman yg tinggi, dpt tjd ruptur membran timpani
& nanah keluar mengalir dr telinga tengah ke
telinga luar pasien yg semula galisah mjd tenang,
suhu badan turun & dpt tidur nyenyak.
Stadium resolusi
• Bila membran timpani tetap utuh, maka perlahan-lahan
akan normal kembali.
Sembu
h
• Bila tjd perforasi, maka sekret akan berkurang &
mengering.
• Bila sekret keluar terus menerus (1 ½ sampai 2
bulan) dpt b’lanjut mjd OMK
13. Gambaran umum OMA
Membran timpani merah, sering m’gelembung
tanpa tonjolan tulang yg dpt dilihat, tdk
bergerak pd otoskopi pneumatik & dpt
mengalami perforasi.
Otorrhea, bila tjd ruptur membran tmpani
Keluhan nyeri telinga (otalgia)
Demam
Anoreksia
Limfadenopati servikal anterior
14. Penatalaksanaan
Stadium oklusi
Terapi ditujukan utk m’buka kmbali tuba eustachius
shg tekanan negatif di telinga tengah hilang.
Diberikan obat tetes hidung HCl efedrin 0,5 % utk
anak < 12 thn at/ HCl efedrin 1% dlm larutan
fisiologis utk anak > 2 thn & dewasa.
Antibiotik diberikan bila penyebabnya kuman.
Stadium presupurasi
Diberikan antibiotik, obat tetes hidung dan
analgetik.
Bila membran timpani sdh terlihat hiperemis difus,
sebaikx dilakukan miringiotomi dilanjutkan
pemberian antibiotik gol. penicillin atau eritromisin.
Jika tdpt resistensi, dpt diberikan kombinasi dgn
asam klavulanat at/ sefalosporin.
Terapi awal diberikan penicillin IM agar
konsentrasix adekuat di dlm darah tdk tjd
mastoiditis terselubung.
Antibiotik diberikan minimal selama 7 hari.
15. Lanjutan…….
Stadium supuratif
Selain antibiotik, pasien hrs dirujuk utk dilakukan
miringiotomi bila membran timpani masih utuh shg
gejala cepat hilang & tdk tjd ruptur.
Stadium perforasi
Terlihat secret byk keluar, kadang sec. b’denyut
diberikan obat cuci telinga H2O2 3 % selama 3-5 hari
serta antibiotik yg adekuat sampai 3 minggu.
Biasax secret akan hilang & perforasi akan menutup
sendiri dlm 7-10 hari.
Stadium resolusi
Membran timpani b’langsung normal kembali, secret
tdk ada lagi & perforasi menutup. Antibiotik dapat
dilanjutkan sampai 3 minggu.
Bila tetap, mungkin telah terjadi mastoiditis.
16. OTITIS MEDIA KRONIK
Pengertian
OMK ad/ infeksi kronik telinga tengah dgn
perforasi membran tympani & keluarx secret dr
telinga tengah sec. terus-menerus at/ hilang
timbul.
Etiologi
Sbgn besar OMK mrpkn kelanjutan OMA yg
prosesx sdh b’jalan > 2 bulan.
Kuman penyebab dr OMK biasax gram positif
aerob, sdgkn pd infeksi yg b’langsung lama
sering juga tdpt gram negatif at/ anaerob.
17. Faktor penyebab
Terapi yg lambat & tdk adekuat
Virulensi kuman lebih tinggi
Daya tahan tubuh rendah
Kebersihan buruk
18. Patofisiologi
OMK dibagi dlm dua jenis yt: Benigna at/ tipe
mukosa & Maligna atau tipe tulang.
Berdasarkan secret yg keluar dari cavum
tympani sec. aktif juga dikenal tipe aktif &
tenang.
Pd OMK benigna yt: peradangan t’batas pd
mukosa saja, tdk mengenai tulang. Perforasi
t’letak di sentral & jarang menimbulkan
komplikasi b’bahaya & tdk tdpt kolesteatom.
Pd OMK maligna disertai kolesteatom. Perforasi
terletak marginal, subtotal at/ atik, srg
menimbulkan komplikasi yg berbahaya at/ fatal.
19. Manifestasi klinik
Otore : Pengeluaran secret dr dlm meatus
auditorius eksternal.
Vertigo : Perasaan berputar, pening, perasaan
subjektif ketidakseimbangan,
sering seperti berputar.
Tinitus : Suara b’denging at/ b’gemuruh di dlm
telinga.
Pd saat dilakukan tind. operasi, diagnosis dpt
ditegakkan sec. pasti dgn tanda klinis yt: perforasi
pd marginal at/ atik, abses at/ fiskel
retroaurokuler, polip at/ jar. granulasi di liang
telinga luar yg berasal dr telinga tengah,
kolesteatom pd telinga tengah, sekret b’bentuk
20. Penatalaksanaan
OMK Benigna
Prinsip terapi OMK benigna ad/ konservatif at/
medikamentosa.
Bila secret keluar terus, beri obat cuci telinga yt:
larutan H2O2 3% selama 3 -5 hari.
Setelah sekret b’kurang, dilanjutkan obat tetes
telinga yg mengandung antibiotik dan
kortikosteroid selama 1 minggu.
Antibiotik oral dr gol. ampisilin at/ eritromisin
diberikan sebelum hasil test resistensi diterima.
Pasien dianjurkan tdk berenang & m’hindari
masukx air ke dlm telinga.
Bila sekret tlh kering namun perforasi tetap ada
stlh diobservasi selama 2 bulan, maka harus
dirujuk untuk miringoplasti atau timpanoplasti.
21. Lanjutan……
OMK Maligna
Prinsip terapi OMK maligna ad/ pembedahan
yt: mastoidektomi dgn at/ tanpa timpanoplasti
m’perkecil resiko komplikasi.
Terapi medikamentosa hanya b’sifat sementara
sblm pembedahan.
Bila tdpt abses subperiosteal retroaurikular,
maka dilakukan insisi abses t’sendiri sblm
masteodektomi.
22. Penyebab OMK terapix sering lama &
harus berulang-ulang
Adax perforasi membran tympani yg permanen
Terdapat sumber infeksi di faring, nasofaring,
hidung & sinus paranasal
Telah t’bentuk jar. patologik yg iriversibel dlm
rongga mastoid
Gizi dan kebersihan yang kurang
23. LABIRINTITIS
Pengertian
Labirintitis ad/ st/ proses radang yg melibatkan
mekanisme telinga dlm yg disebabkan o/ bakteri
at/ virus.
Etiologi
Labirintitis bakterial
Meskipun jarang sejak dikenalx antibiotika, paling
sering tjd sbg komplikasi meningitis bakterial.
Infeksi b’kembang ke telinga dlm mll kanalis
auditorius internus at/ aquaduct koklear.
Infeksi bakteri yg disebabkan OM at/ kolesteoma
dpt memasuki telinga tengah dgn menembus
membran jendela bulat at/oval.
24. Lanjutan…….
Labirintitis viral
Mrpkn diagnosis medis yg sering, namun hanya
sedikit yg diketahui mengenai kelainan ini,
mempengaruhi baik keseimbangan maupun
pendengaran.
Virus penyebab yg paling sering t’identifikasi ad/
gondongan, rubella dan influenza.
Penyakit viral sal. napas atas juga diketahui sbgi
penyebab penyakit labirintitis.
25. Klasifikasi
Macam Labirintitis Patologi Gambaran Klinik
1. Paralabirintitis
2. Labirintitis serosa
3. Labirintitis
supuratif
Mukoperiosteum
kanal tetapi tdk ada
sel diperilimfatik.
Terdapat eksudat
serosa
diperilimfatik.
Nanah di labirin.
Tanda fistula positif.
Mual dan muntah spontan
dengan nistagmus iritatif
disisi yang
terreleversibel.
Gejala kegagalan keseim-bangan
dengan nistagmus
paralitik menjauhi sisi
yang terinfeksi
iriversibel.
26. Manifestasi klinik
Labirintitis ditandai oleh awitan mendadak
vertigo yg melumpuhkan, biasax disertai o/
mual & muntah, kehilangan pendengaran
derajat tertentu & mgkn tinitus.
Episode pertama biasax serangan mendadak
paling berat, yg biasax tjd periode selama bbrp
minggu sampai bulan yg lebih ringan.
Gejala umum yg sering didapati yt: tuli
mendadak yg hilang timbul, vertigo, mgkn tdpt
cairan di telinga tengah, test fistula mgkn
positif.
Audiogram nada murni m’perlihatkan adax tuli
sensori-neural at/ tuli campuran.
27. Penatalaksanaan
Labirintitis bakterial
Meliputi terapi antibiotik IV, penggantian cairan
& p’berian supresan vestibular maupun obat
anti muntah.
Labirintitis viral
Pengobatan simptomatik dgn m’gunakan obat
anti muntah & anti vertigo.
28. PENYAKIT MENIERE
Pengertian
Penyakit meniere ad/ st/ penyakit kronis kanalis
semi sirkularis & labirin telinga dlm.
Penyakit meniere ad/ st/ kelainan labirin yg
etiologix blm diketahui & m’punyai trias gejala
khas, yt: gangguan pendengaran, tinitus &
serangan vertigo.
Etiologi
Belum diketahui, namun tdpt b’bagai teori
t’masuk pengaruh neurokimia & hormon
abnormal pd aliran darah yg menuju ke labirin,
reaksi alergi & gangguan autoimun.
29. Patofisiologi
Hidrops (pembengkakan) endolimfe akibat
penyerapan endolimfe dlm skala media o/ stria
vaskularis t’hambat.
Penyakit meniere ketidakseimbangan cairan
telinga tengah yg abnormal disebabkan o/
malabsobsi dlm sakus endolimfatikus.
Bukti menunjukkan bhw byk org menderita
penyakit meniere mengalami sumbatan pd
duktus endolimfatikus.
30. Tipe Penyakit Meniere
No No TiTpiepe GejalaG&e jTaalan &da Tanda
1 Penyakit Meniere
Vestibular
Vertigo hanya b’sifat episodik
Pe respon vestibular at/ tak ada
respon total pada telinga yg sakit
Tak ada gejala koklear
Tak ada kehilangan pendengaran
objektif
Kelak dpt m’alami gejala & tanda
koklear
2 Penyakit Meniere
Klasik
Mengeluh vertigo
Kehilangan pendengaran sensoneural
b’fluktuasi
Tinitus
3 Penyakit Meniere
Koklea
Kehilangan pendengaran b’fluktuasi
Tekanan at/ rasa penuh aural
Kehilangan pendengaran t’lihat pd tes
hasil uji
Tak ada vertigo
Uji labiran vestibuler normal
31. Manifestasi klinik
Kehilangan pendengaran sensoneural
progresif & b’fluktuatif
Tinitus at/ suara berdenging
Perasaan adanya tekanan at/ rasa penuh
dlm telinga
Vertigo yg tak tertahankan, episodik yg
sering disertai mual & muntah
32. Penatalaksanaan
Anti histamin spt: Meklizin (Antivert) menekan
sistem vestibular
Tranquelizer spt: Diazepam (Valium) m’bantu
mengontrol vertigo
Anti emetik spt: Supositoria Prometazin
(Phenergan) mengurangi mual & muntah,
sekaligus mengontrol vertigo krn efek anti
histaminnya.
Diuretika (Dyazide at/ Hidroklortiazid)
menurunkan tekanan dlm sistem endolimfe.
Pasien hrs diingatkan u/ makan makanan yg
mengandung kalium spt: pisang, tomat & jeruk
ketika menggunakan diuretik yg menyebabkan
kehilangan kalium.
33. PENGKAJIAN
Riwayat kes meluputi: penggambaran lengkap
mslh telinga, t’masuk infeksi, otalgia, otorea, tinitus,
vertigo & kehilangan pendengaran.
Data dikumpulkan mengenai durasi & intensitas
mslh, penyebab & penanganan sebelumx.
Informasi perlu diperoleh mengenai mslh kes lain &
semua obat yg diminum pasien. Selain itu,
pertanyaan mengenai alergi obat & riwayat
keluarga penyakit telinga hrs ditanyakan.
Pengkajian fisik meliputi: observasi adax eritema,
edema, otorea, lesi & bau cairan yg keluar.
Hasil audiogram hrs dikaji.
34. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri b/d inflamasi pada jaringan telinga
Perubahan sensori-persepsi (auditorius) b/d
gangguan penghantaran bunyi pada organ
pendengaran
Ansietas b/d prosedur pembedahan:
miringoplasty/ mastoidektomi
Risiko tinggi cedera b/d perubahan mobilitas
krn gangguan cara jalan & vertigo
Koping individu tdk efektif b/d kepekaan diri &
harapan keteguhan yg tak tercapai
35. INTERVENSI KEPERAWATAN
Nyeri b/d inflamasi pada jaringan telinga
1. Kaji tingkat intensitas klien & mekanisme
koping klien
2. Alihkan perhatian klien dgn menggunakan
teknik-teknik relaksasi, distraksi & imajinasi
terbimbing
3. Anjurkan pd klien & keluarga utk tdk
m’gerakkan kepala klien.
4. Pertahankan tirah baring selama fase akut.
5. Berikan analgetik sesuai indikasi
36. Lanjutan……
Perubahan sensori-persepsi (auditorius) b/d
gangguan penghantaran bunyi pada organ
pendengaran
1. Mengurangi kegaduhan pd lingk klien
2. Memandang klien ketika sedang berbicara
3. Berbicara jelas & tegas pd klien tanpa perlu
berteriak
4. Memberikan pencahayaan yg memadai bila klien
b’gantung pd gerak bibir
5. Menggunakan tanda-tanda nonverbal (mis:
ekspresi wajah, menunjuk at/ gerakan tubuh) &
bentuk komunikasi lainnya.
6. Instruksikan kpd keluarga at/ org t’dekat klien ttg
bgmn teknik komunikasi yg efektif shg mereka dpt
saling b’interaksi dgn klien
7. Lakukan irigasi pd telinga dgn m’gunakan H2O2
3%.
37. Lanjutan……
Ansietas b/d prosedur pembedahan:
miringoplasty/ mastoidektomi
1. Kaji tingkat kecemasan klien & anjurkan klien
utk m’ungkapkan kecemasan serta
keprihatinanx mengenai pembedahan.
2. Berikan upaya kenyamanan & hindari aktivitas
yg menye-babkan stress.
3. Informasi mengenai pembedahan & lingk
ruang operasi penting utk diketahui klien sblm
pembedahan
4. Mendiskusikan harapan pasca operatif dpt
m’bantu mengurangi ansietas mengenai hal-hal
yg tdk diketahui klien.
38. Lanjutan…..
Risiko tinggi cedera b/d perubahan mobilitas krn
gangguan cara jalan & vertigo
1. Lakukan pengkajian u/ g3 keseimbangan at/
vertigo dgn menarik riwayat & dgn
pemeriksaan adax nistagmus, romberg positif
& ketidakmampuan melakukan romberg
tandem.
2. Bantu ambulasi jika ada indikasi.
3. Lakukan pengkajian ketajaman penglihatan
dan defisit proprioseptif
4. Dorong peningkatan tk. aktivitas dgn tanpa
m’gunakan alat bantu.
5. Bantu m’identifikasi bahaya di lingkungan
rumah.
39. Lanjutan…..
Koping individu tdk efektif b/d kepekaan diri &
harapan keteguhan yg tak tercapai
1. Kaji penilain kognitif klien mengenai penyakitx &
faktor yg mgkn m’perberat ketidakmampuan klien
mengembangkan koping.
2. Berikan informasi faktual mengenai penanganan &
status kes di masa depan.
3. Dorong & bantu klien berpartisipasi p’buatan
keputusan mengenai penyesuaian gaya hidup.
4. Bantu klien m’identifikasi kekuatan personal &
kembangkan strategi koping b’dasar pd
pengalaman positif t’dahulu dlm m’hadapi stress &
dukungan situasional.
40. PROSEDUR PEMBERIAN OBAT TETES
TELINGA
Tinjau ulang kembali program obat dari dokter,
meliputi nama klien, nama obat, konsentrasi obat,
waktu pemberian, jumlah tetesan, telinga
kanan/kiri yg akan menerima obat.
Cuci tangan
Siapkan peralatan
Botol obat dan alat tetes.
Kartu, format, huruf, cetak nama obat
Lidi kapas
Tisu
Bola kapas
Sarung tangan
41. Lanjutan….
Periksa/identifikasi klien
Kenakan sarung tangan
Kaji kondisi sturuktur telinga luar & saluranx
Jelaskan prosedur pada klien
Minta klien mengambil posisi miring dgn telinga
yg akan diobati berada diatas
Jika serumen at/ drainase menyumbat bagian
paling luar sal. telinga, seka dgn lembut
m’gunakan lidi kapas. Jgn m’dorong serumen ke
dlm yg dpt menyumbat sal. telinga.
Luruskan sal. telinga dgn menarik daun telinga
kebawah & kebelakang (anak-anak)
Masukkan obat tetesan obat yg diresepkan,
pegang alat tetes 1 cm di atas sal.
42. Lanjutan…..
Minta klien posisi miring selama 2-3 menit.
Beri pijatan at/ tekanan lembut pd tragus telinga
dgn m’gunakan jari tangan
Kadang-kadang dokter m’intruksikan penempatan
kapas ke bagian t’luar sal. telinga, jgn menekan
kapas kebagian t’dalam saluran
Lepaskan kapas dlm 15 menit
Buang sarung tangan kotor & cuci tangan
Bantu klien mengambil posisi yg nyaman stlh
tetesan diabsorbsi
Evaluasi kondisi telinga luar di antara pemasukan
obat
Catat obat, konsentrasix, jml tetesan, waktu
pemberian
Catat kondisi sal. telinga pd catatan kep.