SlideShare a Scribd company logo
1 of 43
ASUHAN KEPERAWATAN 
GANGGUAN INDERA 
PENDENGARAN 
OLEH: 
Ns. Hardin, S.Kep
IMPAKSI SERUMEN 
Pengertian 
Ad/ g3 pendengaran yg timbul akibat 
penumpukan serumen di liang telinga & 
menyebabkan rasa t’tekan yg m’ganggu. 
Faktor predisposisi 
 Dermatitis kronik liang telinga luar 
 Liang telinga sempit 
 Produksi serumen banyak & kental 
 Adax benda asing di liang telinga 
 T’dorongx serumen o/ jari tangan at/ handuk 
stlh mandi 
 Kebiasaan mengorek telinga
Manifestasi klinik 
 Telinga t’sumbat shg pendengaran b’kurang 
 Otalgia  serumen keras, m’batu & 
menekan dinding telinga 
 Rasa penuh dlm telinga 
 Tinitus  serumen menekan membran 
timpani
Penetalaksanaan 
Tindakan pengeluaran Serumen pd Kanal 
Auditorius 
 
Terlihat jelas 
 Serumen cair  kapas lidi 
 Serumen keras pengait 
 
bila serumen sukar dikeluarkan dpt ditetesi 
karbogliserin 10% selama 3 hari shg mjd 
lunak 
 Bila serumen t’lalu dlm shg m’dekati 
membaran timpani  irigasi telinga dgn air 
sesuai suhu tubuh klien m’cegah timbulx 
vertigo 

KORPUS ALEINUM TELINGA 
Deskripsi 
 Pd org dewasa  Benda asing dpt masuk 
tanpa sengaja ke dlm telinga ketika 
m’bersihkan kanalis eksternus at/ mengurangi 
rasa gatal. 
 Pd anak-anak  Sengaja memasukkan benda 
asing ke dlm telinga sendiri. 
 Benda asing spt serangga dpt masuk sendiri 
dlm kanal auditorius. 
 
Efekx dpt b’kisar dr tanpa gejala sampai gejala 
nyeri berat & penurunan pendengaran
Menifastasi klinis 
 Rasa tdk enak pd telinga spt tersumbat & 
pendengaran terganggu 
 Rasa nyeri akan timbul bila benda asing tsb 
ad/ serangga yg masuk & bergerak serta 
melukai dinding liang telinga 
 Pd inspeksi  tampak benda asing tsb
Penatalaksanaan 
Tiga metode pengambilan benda asing dr liang 
telinga 
 Irigasi 
 Pengisapan 
 Instrumentasi (pengait) 
 
Membutuhkan keahlian 
khusus 
 Benda asing spt kerikil, mainan, manik-manik at/ 
penghapus dpt diambil dgn irigasi, kecuali ada 
riwayat perforasi membran timpani 
 Benda asing tumbuhan (biji-bijian, kacang-kacangan) 
& serangga cenderung membengkak, 
maka irigasi mrpkn kontraindikasi. 
 
Metode penghisapan at/ instrumentasi
OTITIS MEDIA AKUT 
Pengertian 
Otitis media akut (OMA) ad/ peradangan akut 
sebagian atau seluruh periosteum telinga. 
Etiologi 
 Penyebab utama OMA ad/ masukx bakteri 
patogenik ke dlm telinga tengah yg normalx 
steril. 
 Bakteri yg umum ditemukan sbg organisme 
penyebab ad/ streptococcus hemolyticus, 
staphylococcus, pneumokok, H. influenza, E. 
coli,
Patofisiologi 
 Tjd akibat faktor p’tahanan tubuh me yg 
bertugas mjg kesterilan telinga tengah. 
 Faktor penyebab utama ad/ sumbatan tuba 
eustachius shg pencegahan invasi kuman 
terganggu. Pencetusx ad/ infeksi saluran nafas 
atas. 
 Bakteri juga dpt masuk telinga tengah bila ada 
perforasi membran tymphani. Eksudat purulen 
biasax ada dlm telinga tengah & m’akibatkan 
kehilangan pendengaran konduktif. 
 Penyakit ini mudah tjd pd bayi krn tuba 
eustachiusx pendek, lebar dan letaknya agak 
horizontal.
Manifestasi klinik 
Gejala klinis OMA t’gantung pd stadium penyakit 
& umur pasien. Stadium OMA berdasarkan 
perubahan mukosa telinga yaitu : 
 Stadium oklusi tuba eustachius 
• Tdp gambaran retraksi membran timpani 
akibat tekanan negatif di dlm telinga tengah. 
• Kadang berwarna normal at/ keruh pucat. 
• Efusi tidak dapat dideteksi. 
• Sukar dibedakan dengan otitis media serosa 
akibat virus atau alergi.
Lanjutan……. 
 Stadium hiperemis (presupurasi) 
Tampak pembuluh darah yg melebar di membran 
timpani at/ seluruh membran timpani, tampak 
hiperemis at/ edema. Sekret yg telah t’bentuk 
mgkn masih b’sifat eksudat serosa sehingga 
sukar t’lihat. 
 Stadium supurasi 
 Membran timpani menonjol kearah telinga luar 
akibat edema yg hebat pd mukosa telinga tengah & 
hancurx sel epitel serta t’bentukx eksudat purulen di 
cavum timpani. 
 Pasien sangat sakit, nadi & suhu meningkat serta 
nyeri di telinga bertambah hebat. 
 Apabila tekanan tdk b’kurang akan tjd iskemia, 
tromboplebitis & nekrosis mukosa serta 
submukosa. Nekrosis ini terlihat sbg daerah yg 
lebih lembek & kekuningan pd membran timpani.
Lanjutan…… 
 Stadium perforasi 
Krn pemberian antibiotik yg t’lambat at/ virulensi 
kuman yg tinggi, dpt tjd ruptur membran timpani 
& nanah keluar mengalir dr telinga tengah ke 
telinga luar pasien yg semula galisah mjd tenang, 
suhu badan turun & dpt tidur nyenyak. 
 Stadium resolusi 
• Bila membran timpani tetap utuh, maka perlahan-lahan 
akan normal kembali. 
Sembu 
h 
• Bila tjd perforasi, maka sekret akan berkurang & 
mengering. 
• Bila sekret keluar terus menerus (1 ½ sampai 2 
bulan) dpt b’lanjut mjd OMK
 Gambaran umum OMA 
 Membran timpani merah, sering m’gelembung 
tanpa tonjolan tulang yg dpt dilihat, tdk 
bergerak pd otoskopi pneumatik & dpt 
mengalami perforasi. 
 Otorrhea, bila tjd ruptur membran tmpani 
 Keluhan nyeri telinga (otalgia) 
 Demam 
 Anoreksia 
 Limfadenopati servikal anterior
Penatalaksanaan 
 Stadium oklusi 
Terapi ditujukan utk m’buka kmbali tuba eustachius 
shg tekanan negatif di telinga tengah hilang. 
Diberikan obat tetes hidung HCl efedrin 0,5 % utk 
anak < 12 thn at/ HCl efedrin 1% dlm larutan 
fisiologis utk anak > 2 thn & dewasa. 
Antibiotik diberikan bila penyebabnya kuman. 
 Stadium presupurasi 
Diberikan antibiotik, obat tetes hidung dan 
analgetik. 
Bila membran timpani sdh terlihat hiperemis difus, 
sebaikx dilakukan miringiotomi dilanjutkan 
pemberian antibiotik gol. penicillin atau eritromisin. 
Jika tdpt resistensi, dpt diberikan kombinasi dgn 
asam klavulanat at/ sefalosporin. 
Terapi awal diberikan penicillin IM agar 
konsentrasix adekuat di dlm darah tdk tjd 
mastoiditis terselubung. 
Antibiotik diberikan minimal selama 7 hari.
Lanjutan……. 
 Stadium supuratif 
Selain antibiotik, pasien hrs dirujuk utk dilakukan 
miringiotomi bila membran timpani masih utuh shg 
gejala cepat hilang & tdk tjd ruptur. 
 Stadium perforasi 
Terlihat secret byk keluar, kadang sec. b’denyut 
diberikan obat cuci telinga H2O2 3 % selama 3-5 hari 
serta antibiotik yg adekuat sampai 3 minggu. 
Biasax secret akan hilang & perforasi akan menutup 
sendiri dlm 7-10 hari. 
 Stadium resolusi 
Membran timpani b’langsung normal kembali, secret 
tdk ada lagi & perforasi menutup. Antibiotik dapat 
dilanjutkan sampai 3 minggu. 
Bila tetap, mungkin telah terjadi mastoiditis.
OTITIS MEDIA KRONIK 
Pengertian 
OMK ad/ infeksi kronik telinga tengah dgn 
perforasi membran tympani & keluarx secret dr 
telinga tengah sec. terus-menerus at/ hilang 
timbul. 
Etiologi 
 Sbgn besar OMK mrpkn kelanjutan OMA yg 
prosesx sdh b’jalan > 2 bulan. 
 Kuman penyebab dr OMK biasax gram positif 
aerob, sdgkn pd infeksi yg b’langsung lama 
sering juga tdpt gram negatif at/ anaerob.
Faktor penyebab 
 Terapi yg lambat & tdk adekuat 
 Virulensi kuman lebih tinggi 
 Daya tahan tubuh rendah 
 Kebersihan buruk
Patofisiologi 
 OMK dibagi dlm dua jenis yt: Benigna at/ tipe 
mukosa & Maligna atau tipe tulang. 
 Berdasarkan secret yg keluar dari cavum 
tympani sec. aktif juga dikenal tipe aktif & 
tenang. 
 Pd OMK benigna yt: peradangan t’batas pd 
mukosa saja, tdk mengenai tulang. Perforasi 
t’letak di sentral & jarang menimbulkan 
komplikasi b’bahaya & tdk tdpt kolesteatom. 
 Pd OMK maligna disertai kolesteatom. Perforasi 
terletak marginal, subtotal at/ atik, srg 
menimbulkan komplikasi yg berbahaya at/ fatal.
Manifestasi klinik 
 Otore : Pengeluaran secret dr dlm meatus 
auditorius eksternal. 
 Vertigo : Perasaan berputar, pening, perasaan 
subjektif ketidakseimbangan, 
sering seperti berputar. 
 Tinitus : Suara b’denging at/ b’gemuruh di dlm 
telinga. 
 
Pd saat dilakukan tind. operasi, diagnosis dpt 
ditegakkan sec. pasti dgn tanda klinis yt: perforasi 
pd marginal at/ atik, abses at/ fiskel 
retroaurokuler, polip at/ jar. granulasi di liang 
telinga luar yg berasal dr telinga tengah, 
kolesteatom pd telinga tengah, sekret b’bentuk
Penatalaksanaan 
 OMK Benigna 
 Prinsip terapi OMK benigna ad/ konservatif at/ 
medikamentosa. 
Bila secret keluar terus, beri obat cuci telinga yt: 
larutan H2O2 3% selama 3 -5 hari. 
Setelah sekret b’kurang, dilanjutkan obat tetes 
telinga yg mengandung antibiotik dan 
kortikosteroid selama 1 minggu. 
Antibiotik oral dr gol. ampisilin at/ eritromisin 
diberikan sebelum hasil test resistensi diterima. 
Pasien dianjurkan tdk berenang & m’hindari 
masukx air ke dlm telinga. 
Bila sekret tlh kering namun perforasi tetap ada 
stlh diobservasi selama 2 bulan, maka harus 
dirujuk untuk miringoplasti atau timpanoplasti.
Lanjutan…… 
 OMK Maligna 
Prinsip terapi OMK maligna ad/ pembedahan 
yt: mastoidektomi dgn at/ tanpa timpanoplasti 
 m’perkecil resiko komplikasi. 
Terapi medikamentosa hanya b’sifat sementara 
sblm pembedahan. 
Bila tdpt abses subperiosteal retroaurikular, 
maka dilakukan insisi abses t’sendiri sblm 
masteodektomi.
Penyebab OMK terapix sering lama & 
harus berulang-ulang 
 Adax perforasi membran tympani yg permanen 
 Terdapat sumber infeksi di faring, nasofaring, 
hidung & sinus paranasal 
 Telah t’bentuk jar. patologik yg iriversibel dlm 
rongga mastoid 
 Gizi dan kebersihan yang kurang
LABIRINTITIS 
Pengertian 
Labirintitis ad/ st/ proses radang yg melibatkan 
mekanisme telinga dlm yg disebabkan o/ bakteri 
at/ virus. 
Etiologi 
 Labirintitis bakterial 
Meskipun jarang sejak dikenalx antibiotika, paling 
sering tjd sbg komplikasi meningitis bakterial. 
Infeksi b’kembang ke telinga dlm mll kanalis 
auditorius internus at/ aquaduct koklear. 
Infeksi bakteri yg disebabkan OM at/ kolesteoma 
dpt memasuki telinga tengah dgn menembus 
membran jendela bulat at/oval.
Lanjutan……. 
 Labirintitis viral 
Mrpkn diagnosis medis yg sering, namun hanya 
sedikit yg diketahui mengenai kelainan ini, 
mempengaruhi baik keseimbangan maupun 
pendengaran. 
Virus penyebab yg paling sering t’identifikasi ad/ 
gondongan, rubella dan influenza. 
Penyakit viral sal. napas atas juga diketahui sbgi 
penyebab penyakit labirintitis.
Klasifikasi 
Macam Labirintitis Patologi Gambaran Klinik 
1. Paralabirintitis 
2. Labirintitis serosa 
3. Labirintitis 
supuratif 
Mukoperiosteum 
kanal tetapi tdk ada 
sel diperilimfatik. 
Terdapat eksudat 
serosa 
diperilimfatik. 
Nanah di labirin. 
Tanda fistula positif. 
Mual dan muntah spontan 
dengan nistagmus iritatif 
disisi yang 
terreleversibel. 
Gejala kegagalan keseim-bangan 
dengan nistagmus 
paralitik menjauhi sisi 
yang terinfeksi 
iriversibel.
Manifestasi klinik 
 Labirintitis ditandai oleh awitan mendadak 
vertigo yg melumpuhkan, biasax disertai o/ 
mual & muntah, kehilangan pendengaran 
derajat tertentu & mgkn tinitus. 
 Episode pertama biasax serangan mendadak 
paling berat, yg biasax tjd periode selama bbrp 
minggu sampai bulan yg lebih ringan. 
 Gejala umum yg sering didapati yt: tuli 
mendadak yg hilang timbul, vertigo, mgkn tdpt 
cairan di telinga tengah, test fistula mgkn 
positif. 
 Audiogram nada murni m’perlihatkan adax tuli 
sensori-neural at/ tuli campuran.
Penatalaksanaan 
 Labirintitis bakterial 
Meliputi terapi antibiotik IV, penggantian cairan 
& p’berian supresan vestibular maupun obat 
anti muntah. 
 Labirintitis viral 
Pengobatan simptomatik dgn m’gunakan obat 
anti muntah & anti vertigo.
PENYAKIT MENIERE 
Pengertian 
 Penyakit meniere ad/ st/ penyakit kronis kanalis 
semi sirkularis & labirin telinga dlm. 
 Penyakit meniere ad/ st/ kelainan labirin yg 
etiologix blm diketahui & m’punyai trias gejala 
khas, yt: gangguan pendengaran, tinitus & 
serangan vertigo. 
Etiologi 
Belum diketahui, namun tdpt b’bagai teori 
t’masuk pengaruh neurokimia & hormon 
abnormal pd aliran darah yg menuju ke labirin, 
reaksi alergi & gangguan autoimun.
Patofisiologi 
 Hidrops (pembengkakan) endolimfe akibat 
penyerapan endolimfe dlm skala media o/ stria 
vaskularis t’hambat. 
 Penyakit meniere  ketidakseimbangan cairan 
telinga tengah yg abnormal  disebabkan o/ 
malabsobsi dlm sakus endolimfatikus. 
 Bukti menunjukkan bhw byk org menderita 
penyakit meniere mengalami sumbatan pd 
duktus endolimfatikus.
Tipe Penyakit Meniere 
No No TiTpiepe GejalaG&e jTaalan &da Tanda 
1 Penyakit Meniere 
Vestibular 
 Vertigo hanya b’sifat episodik 
 Pe respon vestibular at/ tak ada 
respon total pada telinga yg sakit 
 Tak ada gejala koklear 
 Tak ada kehilangan pendengaran 
objektif 
 Kelak dpt m’alami gejala & tanda 
koklear 
2 Penyakit Meniere 
Klasik 
 Mengeluh vertigo 
 Kehilangan pendengaran sensoneural 
b’fluktuasi 
 Tinitus 
3 Penyakit Meniere 
Koklea 
 Kehilangan pendengaran b’fluktuasi 
 Tekanan at/ rasa penuh aural 
 Kehilangan pendengaran t’lihat pd tes 
hasil uji 
 Tak ada vertigo 
 Uji labiran vestibuler normal
Manifestasi klinik 
 Kehilangan pendengaran sensoneural 
progresif & b’fluktuatif 
 Tinitus at/ suara berdenging 
 Perasaan adanya tekanan at/ rasa penuh 
dlm telinga 
 Vertigo yg tak tertahankan, episodik yg 
sering disertai mual & muntah
Penatalaksanaan 
 Anti histamin spt: Meklizin (Antivert)  menekan 
sistem vestibular 
 Tranquelizer spt: Diazepam (Valium)  m’bantu 
mengontrol vertigo 
 Anti emetik spt: Supositoria Prometazin 
(Phenergan)  mengurangi mual & muntah, 
sekaligus mengontrol vertigo krn efek anti 
histaminnya. 
 Diuretika (Dyazide at/ Hidroklortiazid)  
menurunkan tekanan dlm sistem endolimfe. 
 Pasien hrs diingatkan u/ makan makanan yg 
mengandung kalium spt: pisang, tomat & jeruk 
ketika menggunakan diuretik yg menyebabkan 
kehilangan kalium.
PENGKAJIAN 
 Riwayat kes meluputi: penggambaran lengkap 
mslh telinga, t’masuk infeksi, otalgia, otorea, tinitus, 
vertigo & kehilangan pendengaran. 
 Data dikumpulkan mengenai durasi & intensitas 
mslh, penyebab & penanganan sebelumx. 
 Informasi perlu diperoleh mengenai mslh kes lain & 
semua obat yg diminum pasien. Selain itu, 
pertanyaan mengenai alergi obat & riwayat 
keluarga penyakit telinga hrs ditanyakan. 
 Pengkajian fisik meliputi: observasi adax eritema, 
edema, otorea, lesi & bau cairan yg keluar. 
 Hasil audiogram hrs dikaji.
DIAGNOSA KEPERAWATAN 
 Nyeri b/d inflamasi pada jaringan telinga 
 Perubahan sensori-persepsi (auditorius) b/d 
gangguan penghantaran bunyi pada organ 
pendengaran 
 Ansietas b/d prosedur pembedahan: 
miringoplasty/ mastoidektomi 
 Risiko tinggi cedera b/d perubahan mobilitas 
krn gangguan cara jalan & vertigo 
 Koping individu tdk efektif b/d kepekaan diri & 
harapan keteguhan yg tak tercapai
INTERVENSI KEPERAWATAN 
Nyeri b/d inflamasi pada jaringan telinga 
1. Kaji tingkat intensitas klien & mekanisme 
koping klien 
2. Alihkan perhatian klien dgn menggunakan 
teknik-teknik relaksasi, distraksi & imajinasi 
terbimbing 
3. Anjurkan pd klien & keluarga utk tdk 
m’gerakkan kepala klien. 
4. Pertahankan tirah baring selama fase akut. 
5. Berikan analgetik sesuai indikasi
Lanjutan…… 
Perubahan sensori-persepsi (auditorius) b/d 
gangguan penghantaran bunyi pada organ 
pendengaran 
1. Mengurangi kegaduhan pd lingk klien 
2. Memandang klien ketika sedang berbicara 
3. Berbicara jelas & tegas pd klien tanpa perlu 
berteriak 
4. Memberikan pencahayaan yg memadai bila klien 
b’gantung pd gerak bibir 
5. Menggunakan tanda-tanda nonverbal (mis: 
ekspresi wajah, menunjuk at/ gerakan tubuh) & 
bentuk komunikasi lainnya. 
6. Instruksikan kpd keluarga at/ org t’dekat klien ttg 
bgmn teknik komunikasi yg efektif shg mereka dpt 
saling b’interaksi dgn klien 
7. Lakukan irigasi pd telinga dgn m’gunakan H2O2 
3%.
Lanjutan…… 
Ansietas b/d prosedur pembedahan: 
miringoplasty/ mastoidektomi 
1. Kaji tingkat kecemasan klien & anjurkan klien 
utk m’ungkapkan kecemasan serta 
keprihatinanx mengenai pembedahan. 
2. Berikan upaya kenyamanan & hindari aktivitas 
yg menye-babkan stress. 
3. Informasi mengenai pembedahan & lingk 
ruang operasi penting utk diketahui klien sblm 
pembedahan 
4. Mendiskusikan harapan pasca operatif dpt 
m’bantu mengurangi ansietas mengenai hal-hal 
yg tdk diketahui klien.
Lanjutan….. 
Risiko tinggi cedera b/d perubahan mobilitas krn 
gangguan cara jalan & vertigo 
1. Lakukan pengkajian u/ g3 keseimbangan at/ 
vertigo dgn menarik riwayat & dgn 
pemeriksaan adax nistagmus, romberg positif 
& ketidakmampuan melakukan romberg 
tandem. 
2. Bantu ambulasi jika ada indikasi. 
3. Lakukan pengkajian ketajaman penglihatan 
dan defisit proprioseptif 
4. Dorong peningkatan tk. aktivitas dgn tanpa 
m’gunakan alat bantu. 
5. Bantu m’identifikasi bahaya di lingkungan 
rumah.
Lanjutan….. 
Koping individu tdk efektif b/d kepekaan diri & 
harapan keteguhan yg tak tercapai 
1. Kaji penilain kognitif klien mengenai penyakitx & 
faktor yg mgkn m’perberat ketidakmampuan klien 
mengembangkan koping. 
2. Berikan informasi faktual mengenai penanganan & 
status kes di masa depan. 
3. Dorong & bantu klien berpartisipasi p’buatan 
keputusan mengenai penyesuaian gaya hidup. 
4. Bantu klien m’identifikasi kekuatan personal & 
kembangkan strategi koping b’dasar pd 
pengalaman positif t’dahulu dlm m’hadapi stress & 
dukungan situasional.
PROSEDUR PEMBERIAN OBAT TETES 
TELINGA 
 Tinjau ulang kembali program obat dari dokter, 
meliputi nama klien, nama obat, konsentrasi obat, 
waktu pemberian, jumlah tetesan, telinga 
kanan/kiri yg akan menerima obat. 
Cuci tangan 
 Siapkan peralatan 
 Botol obat dan alat tetes. 
 Kartu, format, huruf, cetak nama obat 
 Lidi kapas 
 Tisu 
 Bola kapas 
 Sarung tangan
Lanjutan…. 
 Periksa/identifikasi klien 
 Kenakan sarung tangan 
 Kaji kondisi sturuktur telinga luar & saluranx 
 Jelaskan prosedur pada klien 
 Minta klien mengambil posisi miring dgn telinga 
yg akan diobati berada diatas 
 Jika serumen at/ drainase menyumbat bagian 
paling luar sal. telinga, seka dgn lembut 
m’gunakan lidi kapas. Jgn m’dorong serumen ke 
dlm yg dpt menyumbat sal. telinga. 
 Luruskan sal. telinga dgn menarik daun telinga 
kebawah & kebelakang (anak-anak) 
 Masukkan obat tetesan obat yg diresepkan, 
pegang alat tetes 1 cm di atas sal.
Lanjutan….. 
 Minta klien posisi miring selama 2-3 menit. 
 Beri pijatan at/ tekanan lembut pd tragus telinga 
dgn m’gunakan jari tangan 
 Kadang-kadang dokter m’intruksikan penempatan 
kapas ke bagian t’luar sal. telinga, jgn menekan 
kapas kebagian t’dalam saluran 
 Lepaskan kapas dlm 15 menit 
 Buang sarung tangan kotor & cuci tangan 
 Bantu klien mengambil posisi yg nyaman stlh 
tetesan diabsorbsi 
 Evaluasi kondisi telinga luar di antara pemasukan 
obat 
 Catat obat, konsentrasix, jml tetesan, waktu 
pemberian 
 Catat kondisi sal. telinga pd catatan kep.
SEKIAN 
& 
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Peradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengahPeradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengah
 
Otitis media akut & kronik
Otitis media akut & kronikOtitis media akut & kronik
Otitis media akut & kronik
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
Otalgia kita
Otalgia kitaOtalgia kita
Otalgia kita
 
Asuhan keperawatan gg. pendengaran&amp;wicara
Asuhan keperawatan gg. pendengaran&amp;wicaraAsuhan keperawatan gg. pendengaran&amp;wicara
Asuhan keperawatan gg. pendengaran&amp;wicara
 
OMA OMSK
OMA OMSKOMA OMSK
OMA OMSK
 
IPE Pancaindra otalgia (skenario 3)
IPE Pancaindra otalgia (skenario 3)IPE Pancaindra otalgia (skenario 3)
IPE Pancaindra otalgia (skenario 3)
 
Otitis media akut
Otitis  media  akutOtitis  media  akut
Otitis media akut
 
Penumpukan serumen AKPER PEMKAB MUNA
Penumpukan serumen AKPER PEMKAB MUNA Penumpukan serumen AKPER PEMKAB MUNA
Penumpukan serumen AKPER PEMKAB MUNA
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
otitis media supuratif kronik tipe maligna
otitis media supuratif kronik tipe malignaotitis media supuratif kronik tipe maligna
otitis media supuratif kronik tipe maligna
 
Otitis Media Akut
Otitis Media AkutOtitis Media Akut
Otitis Media Akut
 
Anatomi telinga tengah ruptur mt oma
Anatomi telinga tengah ruptur mt omaAnatomi telinga tengah ruptur mt oma
Anatomi telinga tengah ruptur mt oma
 
TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)
TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)
TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)
 
Askep serumen
Askep serumenAskep serumen
Askep serumen
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)
 
Anis furunkel AKPER PEMKAB MUNA
Anis furunkel AKPER PEMKAB MUNAAnis furunkel AKPER PEMKAB MUNA
Anis furunkel AKPER PEMKAB MUNA
 
Omsk
OmskOmsk
Omsk
 
Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA
Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA
Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA
 
CBD rhinitis alergi
CBD rhinitis alergiCBD rhinitis alergi
CBD rhinitis alergi
 

Viewers also liked

Viewers also liked (20)

Dian
DianDian
Dian
 
Askep klien dengan addison AKPER SUBANG
Askep klien dengan addison AKPER SUBANGAskep klien dengan addison AKPER SUBANG
Askep klien dengan addison AKPER SUBANG
 
Penyakit meniere
Penyakit menierePenyakit meniere
Penyakit meniere
 
Asuhan keperawatan pada dekubitus
Asuhan keperawatan pada dekubitusAsuhan keperawatan pada dekubitus
Asuhan keperawatan pada dekubitus
 
Lp askep otitis media kronik
Lp askep otitis media kronikLp askep otitis media kronik
Lp askep otitis media kronik
 
Addison disease
Addison diseaseAddison disease
Addison disease
 
Perawatan Dekubitus
Perawatan DekubitusPerawatan Dekubitus
Perawatan Dekubitus
 
Askep addison disease
Askep addison diseaseAskep addison disease
Askep addison disease
 
Kelainan Refraksi dan Lasik
Kelainan Refraksi dan LasikKelainan Refraksi dan Lasik
Kelainan Refraksi dan Lasik
 
Konjungtivitis
KonjungtivitisKonjungtivitis
Konjungtivitis
 
Pulstaile tinitus radiology
Pulstaile tinitus radiologyPulstaile tinitus radiology
Pulstaile tinitus radiology
 
1. tajam penglihatan dan kelainan refraksi
1. tajam penglihatan dan kelainan refraksi1. tajam penglihatan dan kelainan refraksi
1. tajam penglihatan dan kelainan refraksi
 
289902682 kelainan-refraksi
289902682 kelainan-refraksi289902682 kelainan-refraksi
289902682 kelainan-refraksi
 
Kelainan refraksi
Kelainan refraksiKelainan refraksi
Kelainan refraksi
 
Katarak Imatur
Katarak ImaturKatarak Imatur
Katarak Imatur
 
Asma pada anak
Asma pada anakAsma pada anak
Asma pada anak
 
WOC penyakit mata Glaukoma
WOC penyakit mata GlaukomaWOC penyakit mata Glaukoma
WOC penyakit mata Glaukoma
 
SOP Irigasi telinga dan mata
SOP Irigasi telinga dan mataSOP Irigasi telinga dan mata
SOP Irigasi telinga dan mata
 
Katarak upt puskesmas bantarsari
Katarak upt puskesmas bantarsariKatarak upt puskesmas bantarsari
Katarak upt puskesmas bantarsari
 
Konjungtivitis gonoredan penatalaksanaannya
Konjungtivitis gonoredan penatalaksanaannyaKonjungtivitis gonoredan penatalaksanaannya
Konjungtivitis gonoredan penatalaksanaannya
 

Similar to Askep indera pendengaran

OTITIS_MEDIA_AKUT_OMA.pptx
OTITIS_MEDIA_AKUT_OMA.pptxOTITIS_MEDIA_AKUT_OMA.pptx
OTITIS_MEDIA_AKUT_OMA.pptxZulAme
 
Otitis_Eksterna_Maligna_Cecilia_b23_ppt.pptx
Otitis_Eksterna_Maligna_Cecilia_b23_ppt.pptxOtitis_Eksterna_Maligna_Cecilia_b23_ppt.pptx
Otitis_Eksterna_Maligna_Cecilia_b23_ppt.pptxjonathan9410
 
Askep otitis media akut 2222222222 AKPER PEMDA MUN
Askep otitis media akut 2222222222 AKPER PEMDA MUNAskep otitis media akut 2222222222 AKPER PEMDA MUN
Askep otitis media akut 2222222222 AKPER PEMDA MUNOperator Warnet Vast Raha
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA) ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA) pjj_kemenkes
 
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARmater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARGregoryStevanusGulto
 
fdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.ppt
fdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.pptfdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.ppt
fdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.pptRandiDoank2
 
Askep pada otitis eksterna atau furunkel AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada otitis eksterna atau furunkel AKPER PEMKAB MUNA Askep pada otitis eksterna atau furunkel AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada otitis eksterna atau furunkel AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Askep pada otitis eksterna atau furunkel AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada otitis eksterna atau furunkel  AKPER PEMKAB MUNA Askep pada otitis eksterna atau furunkel  AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada otitis eksterna atau furunkel AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
THT Bimbingan [Autosaved].pptx
THT Bimbingan [Autosaved].pptxTHT Bimbingan [Autosaved].pptx
THT Bimbingan [Autosaved].pptxLettaCoffee
 
otitismediaakut-170326050829.pptx
otitismediaakut-170326050829.pptxotitismediaakut-170326050829.pptx
otitismediaakut-170326050829.pptxZulAme
 
oma (otitis media akut)
oma (otitis media akut)oma (otitis media akut)
oma (otitis media akut)Riedha Poenya
 

Similar to Askep indera pendengaran (20)

OTITIS_MEDIA_AKUT_OMA.pptx
OTITIS_MEDIA_AKUT_OMA.pptxOTITIS_MEDIA_AKUT_OMA.pptx
OTITIS_MEDIA_AKUT_OMA.pptx
 
Otitis_Eksterna_Maligna_Cecilia_b23_ppt.pptx
Otitis_Eksterna_Maligna_Cecilia_b23_ppt.pptxOtitis_Eksterna_Maligna_Cecilia_b23_ppt.pptx
Otitis_Eksterna_Maligna_Cecilia_b23_ppt.pptx
 
Askep otitis media akut 2222222222 AKPER PEMDA MUN
Askep otitis media akut 2222222222 AKPER PEMDA MUNAskep otitis media akut 2222222222 AKPER PEMDA MUN
Askep otitis media akut 2222222222 AKPER PEMDA MUN
 
otitis Media Akut.pptx
otitis Media Akut.pptxotitis Media Akut.pptx
otitis Media Akut.pptx
 
Klp cerdas
Klp cerdasKlp cerdas
Klp cerdas
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA) ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)
 
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARmater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
 
fdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.ppt
fdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.pptfdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.ppt
fdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.ppt
 
Askep pada otitis eksterna atau furunkel
Askep pada otitis eksterna atau furunkelAskep pada otitis eksterna atau furunkel
Askep pada otitis eksterna atau furunkel
 
Belajar THT.pdf
Belajar THT.pdfBelajar THT.pdf
Belajar THT.pdf
 
Askep pada otitis eksterna atau furunkel AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada otitis eksterna atau furunkel AKPER PEMKAB MUNA Askep pada otitis eksterna atau furunkel AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada otitis eksterna atau furunkel AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep pada otitis eksterna atau furunkel
Askep pada otitis eksterna atau furunkelAskep pada otitis eksterna atau furunkel
Askep pada otitis eksterna atau furunkel
 
Askep pada otitis eksterna atau furunkel AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada otitis eksterna atau furunkel  AKPER PEMKAB MUNA Askep pada otitis eksterna atau furunkel  AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada otitis eksterna atau furunkel AKPER PEMKAB MUNA
 
THT Bimbingan [Autosaved].pptx
THT Bimbingan [Autosaved].pptxTHT Bimbingan [Autosaved].pptx
THT Bimbingan [Autosaved].pptx
 
Askep oma omk
Askep oma omkAskep oma omk
Askep oma omk
 
Penumpukan serumen AKPER PEMKAB MUNA
Penumpukan serumen AKPER PEMKAB MUNAPenumpukan serumen AKPER PEMKAB MUNA
Penumpukan serumen AKPER PEMKAB MUNA
 
Sap omsk
Sap omskSap omsk
Sap omsk
 
otitismediaakut-170326050829.pptx
otitismediaakut-170326050829.pptxotitismediaakut-170326050829.pptx
otitismediaakut-170326050829.pptx
 
OMSK
OMSKOMSK
OMSK
 
oma (otitis media akut)
oma (otitis media akut)oma (otitis media akut)
oma (otitis media akut)
 

Recently uploaded

anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 

Recently uploaded (19)

anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 

Askep indera pendengaran

  • 1. ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN INDERA PENDENGARAN OLEH: Ns. Hardin, S.Kep
  • 2. IMPAKSI SERUMEN Pengertian Ad/ g3 pendengaran yg timbul akibat penumpukan serumen di liang telinga & menyebabkan rasa t’tekan yg m’ganggu. Faktor predisposisi  Dermatitis kronik liang telinga luar  Liang telinga sempit  Produksi serumen banyak & kental  Adax benda asing di liang telinga  T’dorongx serumen o/ jari tangan at/ handuk stlh mandi  Kebiasaan mengorek telinga
  • 3. Manifestasi klinik  Telinga t’sumbat shg pendengaran b’kurang  Otalgia  serumen keras, m’batu & menekan dinding telinga  Rasa penuh dlm telinga  Tinitus  serumen menekan membran timpani
  • 4. Penetalaksanaan Tindakan pengeluaran Serumen pd Kanal Auditorius  Terlihat jelas  Serumen cair  kapas lidi  Serumen keras pengait  bila serumen sukar dikeluarkan dpt ditetesi karbogliserin 10% selama 3 hari shg mjd lunak  Bila serumen t’lalu dlm shg m’dekati membaran timpani  irigasi telinga dgn air sesuai suhu tubuh klien m’cegah timbulx vertigo 
  • 5. KORPUS ALEINUM TELINGA Deskripsi  Pd org dewasa  Benda asing dpt masuk tanpa sengaja ke dlm telinga ketika m’bersihkan kanalis eksternus at/ mengurangi rasa gatal.  Pd anak-anak  Sengaja memasukkan benda asing ke dlm telinga sendiri.  Benda asing spt serangga dpt masuk sendiri dlm kanal auditorius.  Efekx dpt b’kisar dr tanpa gejala sampai gejala nyeri berat & penurunan pendengaran
  • 6. Menifastasi klinis  Rasa tdk enak pd telinga spt tersumbat & pendengaran terganggu  Rasa nyeri akan timbul bila benda asing tsb ad/ serangga yg masuk & bergerak serta melukai dinding liang telinga  Pd inspeksi  tampak benda asing tsb
  • 7. Penatalaksanaan Tiga metode pengambilan benda asing dr liang telinga  Irigasi  Pengisapan  Instrumentasi (pengait)  Membutuhkan keahlian khusus  Benda asing spt kerikil, mainan, manik-manik at/ penghapus dpt diambil dgn irigasi, kecuali ada riwayat perforasi membran timpani  Benda asing tumbuhan (biji-bijian, kacang-kacangan) & serangga cenderung membengkak, maka irigasi mrpkn kontraindikasi.  Metode penghisapan at/ instrumentasi
  • 8. OTITIS MEDIA AKUT Pengertian Otitis media akut (OMA) ad/ peradangan akut sebagian atau seluruh periosteum telinga. Etiologi  Penyebab utama OMA ad/ masukx bakteri patogenik ke dlm telinga tengah yg normalx steril.  Bakteri yg umum ditemukan sbg organisme penyebab ad/ streptococcus hemolyticus, staphylococcus, pneumokok, H. influenza, E. coli,
  • 9. Patofisiologi  Tjd akibat faktor p’tahanan tubuh me yg bertugas mjg kesterilan telinga tengah.  Faktor penyebab utama ad/ sumbatan tuba eustachius shg pencegahan invasi kuman terganggu. Pencetusx ad/ infeksi saluran nafas atas.  Bakteri juga dpt masuk telinga tengah bila ada perforasi membran tymphani. Eksudat purulen biasax ada dlm telinga tengah & m’akibatkan kehilangan pendengaran konduktif.  Penyakit ini mudah tjd pd bayi krn tuba eustachiusx pendek, lebar dan letaknya agak horizontal.
  • 10. Manifestasi klinik Gejala klinis OMA t’gantung pd stadium penyakit & umur pasien. Stadium OMA berdasarkan perubahan mukosa telinga yaitu :  Stadium oklusi tuba eustachius • Tdp gambaran retraksi membran timpani akibat tekanan negatif di dlm telinga tengah. • Kadang berwarna normal at/ keruh pucat. • Efusi tidak dapat dideteksi. • Sukar dibedakan dengan otitis media serosa akibat virus atau alergi.
  • 11. Lanjutan…….  Stadium hiperemis (presupurasi) Tampak pembuluh darah yg melebar di membran timpani at/ seluruh membran timpani, tampak hiperemis at/ edema. Sekret yg telah t’bentuk mgkn masih b’sifat eksudat serosa sehingga sukar t’lihat.  Stadium supurasi  Membran timpani menonjol kearah telinga luar akibat edema yg hebat pd mukosa telinga tengah & hancurx sel epitel serta t’bentukx eksudat purulen di cavum timpani.  Pasien sangat sakit, nadi & suhu meningkat serta nyeri di telinga bertambah hebat.  Apabila tekanan tdk b’kurang akan tjd iskemia, tromboplebitis & nekrosis mukosa serta submukosa. Nekrosis ini terlihat sbg daerah yg lebih lembek & kekuningan pd membran timpani.
  • 12. Lanjutan……  Stadium perforasi Krn pemberian antibiotik yg t’lambat at/ virulensi kuman yg tinggi, dpt tjd ruptur membran timpani & nanah keluar mengalir dr telinga tengah ke telinga luar pasien yg semula galisah mjd tenang, suhu badan turun & dpt tidur nyenyak.  Stadium resolusi • Bila membran timpani tetap utuh, maka perlahan-lahan akan normal kembali. Sembu h • Bila tjd perforasi, maka sekret akan berkurang & mengering. • Bila sekret keluar terus menerus (1 ½ sampai 2 bulan) dpt b’lanjut mjd OMK
  • 13.  Gambaran umum OMA  Membran timpani merah, sering m’gelembung tanpa tonjolan tulang yg dpt dilihat, tdk bergerak pd otoskopi pneumatik & dpt mengalami perforasi.  Otorrhea, bila tjd ruptur membran tmpani  Keluhan nyeri telinga (otalgia)  Demam  Anoreksia  Limfadenopati servikal anterior
  • 14. Penatalaksanaan  Stadium oklusi Terapi ditujukan utk m’buka kmbali tuba eustachius shg tekanan negatif di telinga tengah hilang. Diberikan obat tetes hidung HCl efedrin 0,5 % utk anak < 12 thn at/ HCl efedrin 1% dlm larutan fisiologis utk anak > 2 thn & dewasa. Antibiotik diberikan bila penyebabnya kuman.  Stadium presupurasi Diberikan antibiotik, obat tetes hidung dan analgetik. Bila membran timpani sdh terlihat hiperemis difus, sebaikx dilakukan miringiotomi dilanjutkan pemberian antibiotik gol. penicillin atau eritromisin. Jika tdpt resistensi, dpt diberikan kombinasi dgn asam klavulanat at/ sefalosporin. Terapi awal diberikan penicillin IM agar konsentrasix adekuat di dlm darah tdk tjd mastoiditis terselubung. Antibiotik diberikan minimal selama 7 hari.
  • 15. Lanjutan…….  Stadium supuratif Selain antibiotik, pasien hrs dirujuk utk dilakukan miringiotomi bila membran timpani masih utuh shg gejala cepat hilang & tdk tjd ruptur.  Stadium perforasi Terlihat secret byk keluar, kadang sec. b’denyut diberikan obat cuci telinga H2O2 3 % selama 3-5 hari serta antibiotik yg adekuat sampai 3 minggu. Biasax secret akan hilang & perforasi akan menutup sendiri dlm 7-10 hari.  Stadium resolusi Membran timpani b’langsung normal kembali, secret tdk ada lagi & perforasi menutup. Antibiotik dapat dilanjutkan sampai 3 minggu. Bila tetap, mungkin telah terjadi mastoiditis.
  • 16. OTITIS MEDIA KRONIK Pengertian OMK ad/ infeksi kronik telinga tengah dgn perforasi membran tympani & keluarx secret dr telinga tengah sec. terus-menerus at/ hilang timbul. Etiologi  Sbgn besar OMK mrpkn kelanjutan OMA yg prosesx sdh b’jalan > 2 bulan.  Kuman penyebab dr OMK biasax gram positif aerob, sdgkn pd infeksi yg b’langsung lama sering juga tdpt gram negatif at/ anaerob.
  • 17. Faktor penyebab  Terapi yg lambat & tdk adekuat  Virulensi kuman lebih tinggi  Daya tahan tubuh rendah  Kebersihan buruk
  • 18. Patofisiologi  OMK dibagi dlm dua jenis yt: Benigna at/ tipe mukosa & Maligna atau tipe tulang.  Berdasarkan secret yg keluar dari cavum tympani sec. aktif juga dikenal tipe aktif & tenang.  Pd OMK benigna yt: peradangan t’batas pd mukosa saja, tdk mengenai tulang. Perforasi t’letak di sentral & jarang menimbulkan komplikasi b’bahaya & tdk tdpt kolesteatom.  Pd OMK maligna disertai kolesteatom. Perforasi terletak marginal, subtotal at/ atik, srg menimbulkan komplikasi yg berbahaya at/ fatal.
  • 19. Manifestasi klinik  Otore : Pengeluaran secret dr dlm meatus auditorius eksternal.  Vertigo : Perasaan berputar, pening, perasaan subjektif ketidakseimbangan, sering seperti berputar.  Tinitus : Suara b’denging at/ b’gemuruh di dlm telinga.  Pd saat dilakukan tind. operasi, diagnosis dpt ditegakkan sec. pasti dgn tanda klinis yt: perforasi pd marginal at/ atik, abses at/ fiskel retroaurokuler, polip at/ jar. granulasi di liang telinga luar yg berasal dr telinga tengah, kolesteatom pd telinga tengah, sekret b’bentuk
  • 20. Penatalaksanaan  OMK Benigna  Prinsip terapi OMK benigna ad/ konservatif at/ medikamentosa. Bila secret keluar terus, beri obat cuci telinga yt: larutan H2O2 3% selama 3 -5 hari. Setelah sekret b’kurang, dilanjutkan obat tetes telinga yg mengandung antibiotik dan kortikosteroid selama 1 minggu. Antibiotik oral dr gol. ampisilin at/ eritromisin diberikan sebelum hasil test resistensi diterima. Pasien dianjurkan tdk berenang & m’hindari masukx air ke dlm telinga. Bila sekret tlh kering namun perforasi tetap ada stlh diobservasi selama 2 bulan, maka harus dirujuk untuk miringoplasti atau timpanoplasti.
  • 21. Lanjutan……  OMK Maligna Prinsip terapi OMK maligna ad/ pembedahan yt: mastoidektomi dgn at/ tanpa timpanoplasti  m’perkecil resiko komplikasi. Terapi medikamentosa hanya b’sifat sementara sblm pembedahan. Bila tdpt abses subperiosteal retroaurikular, maka dilakukan insisi abses t’sendiri sblm masteodektomi.
  • 22. Penyebab OMK terapix sering lama & harus berulang-ulang  Adax perforasi membran tympani yg permanen  Terdapat sumber infeksi di faring, nasofaring, hidung & sinus paranasal  Telah t’bentuk jar. patologik yg iriversibel dlm rongga mastoid  Gizi dan kebersihan yang kurang
  • 23. LABIRINTITIS Pengertian Labirintitis ad/ st/ proses radang yg melibatkan mekanisme telinga dlm yg disebabkan o/ bakteri at/ virus. Etiologi  Labirintitis bakterial Meskipun jarang sejak dikenalx antibiotika, paling sering tjd sbg komplikasi meningitis bakterial. Infeksi b’kembang ke telinga dlm mll kanalis auditorius internus at/ aquaduct koklear. Infeksi bakteri yg disebabkan OM at/ kolesteoma dpt memasuki telinga tengah dgn menembus membran jendela bulat at/oval.
  • 24. Lanjutan…….  Labirintitis viral Mrpkn diagnosis medis yg sering, namun hanya sedikit yg diketahui mengenai kelainan ini, mempengaruhi baik keseimbangan maupun pendengaran. Virus penyebab yg paling sering t’identifikasi ad/ gondongan, rubella dan influenza. Penyakit viral sal. napas atas juga diketahui sbgi penyebab penyakit labirintitis.
  • 25. Klasifikasi Macam Labirintitis Patologi Gambaran Klinik 1. Paralabirintitis 2. Labirintitis serosa 3. Labirintitis supuratif Mukoperiosteum kanal tetapi tdk ada sel diperilimfatik. Terdapat eksudat serosa diperilimfatik. Nanah di labirin. Tanda fistula positif. Mual dan muntah spontan dengan nistagmus iritatif disisi yang terreleversibel. Gejala kegagalan keseim-bangan dengan nistagmus paralitik menjauhi sisi yang terinfeksi iriversibel.
  • 26. Manifestasi klinik  Labirintitis ditandai oleh awitan mendadak vertigo yg melumpuhkan, biasax disertai o/ mual & muntah, kehilangan pendengaran derajat tertentu & mgkn tinitus.  Episode pertama biasax serangan mendadak paling berat, yg biasax tjd periode selama bbrp minggu sampai bulan yg lebih ringan.  Gejala umum yg sering didapati yt: tuli mendadak yg hilang timbul, vertigo, mgkn tdpt cairan di telinga tengah, test fistula mgkn positif.  Audiogram nada murni m’perlihatkan adax tuli sensori-neural at/ tuli campuran.
  • 27. Penatalaksanaan  Labirintitis bakterial Meliputi terapi antibiotik IV, penggantian cairan & p’berian supresan vestibular maupun obat anti muntah.  Labirintitis viral Pengobatan simptomatik dgn m’gunakan obat anti muntah & anti vertigo.
  • 28. PENYAKIT MENIERE Pengertian  Penyakit meniere ad/ st/ penyakit kronis kanalis semi sirkularis & labirin telinga dlm.  Penyakit meniere ad/ st/ kelainan labirin yg etiologix blm diketahui & m’punyai trias gejala khas, yt: gangguan pendengaran, tinitus & serangan vertigo. Etiologi Belum diketahui, namun tdpt b’bagai teori t’masuk pengaruh neurokimia & hormon abnormal pd aliran darah yg menuju ke labirin, reaksi alergi & gangguan autoimun.
  • 29. Patofisiologi  Hidrops (pembengkakan) endolimfe akibat penyerapan endolimfe dlm skala media o/ stria vaskularis t’hambat.  Penyakit meniere  ketidakseimbangan cairan telinga tengah yg abnormal  disebabkan o/ malabsobsi dlm sakus endolimfatikus.  Bukti menunjukkan bhw byk org menderita penyakit meniere mengalami sumbatan pd duktus endolimfatikus.
  • 30. Tipe Penyakit Meniere No No TiTpiepe GejalaG&e jTaalan &da Tanda 1 Penyakit Meniere Vestibular  Vertigo hanya b’sifat episodik  Pe respon vestibular at/ tak ada respon total pada telinga yg sakit  Tak ada gejala koklear  Tak ada kehilangan pendengaran objektif  Kelak dpt m’alami gejala & tanda koklear 2 Penyakit Meniere Klasik  Mengeluh vertigo  Kehilangan pendengaran sensoneural b’fluktuasi  Tinitus 3 Penyakit Meniere Koklea  Kehilangan pendengaran b’fluktuasi  Tekanan at/ rasa penuh aural  Kehilangan pendengaran t’lihat pd tes hasil uji  Tak ada vertigo  Uji labiran vestibuler normal
  • 31. Manifestasi klinik  Kehilangan pendengaran sensoneural progresif & b’fluktuatif  Tinitus at/ suara berdenging  Perasaan adanya tekanan at/ rasa penuh dlm telinga  Vertigo yg tak tertahankan, episodik yg sering disertai mual & muntah
  • 32. Penatalaksanaan  Anti histamin spt: Meklizin (Antivert)  menekan sistem vestibular  Tranquelizer spt: Diazepam (Valium)  m’bantu mengontrol vertigo  Anti emetik spt: Supositoria Prometazin (Phenergan)  mengurangi mual & muntah, sekaligus mengontrol vertigo krn efek anti histaminnya.  Diuretika (Dyazide at/ Hidroklortiazid)  menurunkan tekanan dlm sistem endolimfe.  Pasien hrs diingatkan u/ makan makanan yg mengandung kalium spt: pisang, tomat & jeruk ketika menggunakan diuretik yg menyebabkan kehilangan kalium.
  • 33. PENGKAJIAN  Riwayat kes meluputi: penggambaran lengkap mslh telinga, t’masuk infeksi, otalgia, otorea, tinitus, vertigo & kehilangan pendengaran.  Data dikumpulkan mengenai durasi & intensitas mslh, penyebab & penanganan sebelumx.  Informasi perlu diperoleh mengenai mslh kes lain & semua obat yg diminum pasien. Selain itu, pertanyaan mengenai alergi obat & riwayat keluarga penyakit telinga hrs ditanyakan.  Pengkajian fisik meliputi: observasi adax eritema, edema, otorea, lesi & bau cairan yg keluar.  Hasil audiogram hrs dikaji.
  • 34. DIAGNOSA KEPERAWATAN  Nyeri b/d inflamasi pada jaringan telinga  Perubahan sensori-persepsi (auditorius) b/d gangguan penghantaran bunyi pada organ pendengaran  Ansietas b/d prosedur pembedahan: miringoplasty/ mastoidektomi  Risiko tinggi cedera b/d perubahan mobilitas krn gangguan cara jalan & vertigo  Koping individu tdk efektif b/d kepekaan diri & harapan keteguhan yg tak tercapai
  • 35. INTERVENSI KEPERAWATAN Nyeri b/d inflamasi pada jaringan telinga 1. Kaji tingkat intensitas klien & mekanisme koping klien 2. Alihkan perhatian klien dgn menggunakan teknik-teknik relaksasi, distraksi & imajinasi terbimbing 3. Anjurkan pd klien & keluarga utk tdk m’gerakkan kepala klien. 4. Pertahankan tirah baring selama fase akut. 5. Berikan analgetik sesuai indikasi
  • 36. Lanjutan…… Perubahan sensori-persepsi (auditorius) b/d gangguan penghantaran bunyi pada organ pendengaran 1. Mengurangi kegaduhan pd lingk klien 2. Memandang klien ketika sedang berbicara 3. Berbicara jelas & tegas pd klien tanpa perlu berteriak 4. Memberikan pencahayaan yg memadai bila klien b’gantung pd gerak bibir 5. Menggunakan tanda-tanda nonverbal (mis: ekspresi wajah, menunjuk at/ gerakan tubuh) & bentuk komunikasi lainnya. 6. Instruksikan kpd keluarga at/ org t’dekat klien ttg bgmn teknik komunikasi yg efektif shg mereka dpt saling b’interaksi dgn klien 7. Lakukan irigasi pd telinga dgn m’gunakan H2O2 3%.
  • 37. Lanjutan…… Ansietas b/d prosedur pembedahan: miringoplasty/ mastoidektomi 1. Kaji tingkat kecemasan klien & anjurkan klien utk m’ungkapkan kecemasan serta keprihatinanx mengenai pembedahan. 2. Berikan upaya kenyamanan & hindari aktivitas yg menye-babkan stress. 3. Informasi mengenai pembedahan & lingk ruang operasi penting utk diketahui klien sblm pembedahan 4. Mendiskusikan harapan pasca operatif dpt m’bantu mengurangi ansietas mengenai hal-hal yg tdk diketahui klien.
  • 38. Lanjutan….. Risiko tinggi cedera b/d perubahan mobilitas krn gangguan cara jalan & vertigo 1. Lakukan pengkajian u/ g3 keseimbangan at/ vertigo dgn menarik riwayat & dgn pemeriksaan adax nistagmus, romberg positif & ketidakmampuan melakukan romberg tandem. 2. Bantu ambulasi jika ada indikasi. 3. Lakukan pengkajian ketajaman penglihatan dan defisit proprioseptif 4. Dorong peningkatan tk. aktivitas dgn tanpa m’gunakan alat bantu. 5. Bantu m’identifikasi bahaya di lingkungan rumah.
  • 39. Lanjutan….. Koping individu tdk efektif b/d kepekaan diri & harapan keteguhan yg tak tercapai 1. Kaji penilain kognitif klien mengenai penyakitx & faktor yg mgkn m’perberat ketidakmampuan klien mengembangkan koping. 2. Berikan informasi faktual mengenai penanganan & status kes di masa depan. 3. Dorong & bantu klien berpartisipasi p’buatan keputusan mengenai penyesuaian gaya hidup. 4. Bantu klien m’identifikasi kekuatan personal & kembangkan strategi koping b’dasar pd pengalaman positif t’dahulu dlm m’hadapi stress & dukungan situasional.
  • 40. PROSEDUR PEMBERIAN OBAT TETES TELINGA  Tinjau ulang kembali program obat dari dokter, meliputi nama klien, nama obat, konsentrasi obat, waktu pemberian, jumlah tetesan, telinga kanan/kiri yg akan menerima obat. Cuci tangan  Siapkan peralatan  Botol obat dan alat tetes.  Kartu, format, huruf, cetak nama obat  Lidi kapas  Tisu  Bola kapas  Sarung tangan
  • 41. Lanjutan….  Periksa/identifikasi klien  Kenakan sarung tangan  Kaji kondisi sturuktur telinga luar & saluranx  Jelaskan prosedur pada klien  Minta klien mengambil posisi miring dgn telinga yg akan diobati berada diatas  Jika serumen at/ drainase menyumbat bagian paling luar sal. telinga, seka dgn lembut m’gunakan lidi kapas. Jgn m’dorong serumen ke dlm yg dpt menyumbat sal. telinga.  Luruskan sal. telinga dgn menarik daun telinga kebawah & kebelakang (anak-anak)  Masukkan obat tetesan obat yg diresepkan, pegang alat tetes 1 cm di atas sal.
  • 42. Lanjutan…..  Minta klien posisi miring selama 2-3 menit.  Beri pijatan at/ tekanan lembut pd tragus telinga dgn m’gunakan jari tangan  Kadang-kadang dokter m’intruksikan penempatan kapas ke bagian t’luar sal. telinga, jgn menekan kapas kebagian t’dalam saluran  Lepaskan kapas dlm 15 menit  Buang sarung tangan kotor & cuci tangan  Bantu klien mengambil posisi yg nyaman stlh tetesan diabsorbsi  Evaluasi kondisi telinga luar di antara pemasukan obat  Catat obat, konsentrasix, jml tetesan, waktu pemberian  Catat kondisi sal. telinga pd catatan kep.