SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
KATA PENGANTAR
Kami ucapkan Puji Syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Rahmat dan
Karunia_Nya sehingga Makalah ini dapat terwujud. Paparan materi yang kami sajikan dalam
makalah ini mengacu pada “Addison disease”.
Makalah ini kami buat dengan sebaik-baiknya agar dapat dimengerti oleh seluruh
pembacanya. Namun, kami sadar bahwa Makalah ini masih banyak kekurangannya, sehingga
saran pembaca sangat kami harapkan untuk pembuatan Makalah selanjutnya.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat terselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.Harapan kami
kiranya Makalah ini dapat bermanfaat serta dapat meningkatkan mutu dan daya saing
pendidikan kesehatan.
Makassar, 04 maret 2014
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit yang pertama kali ditemukan oleh Addison tahun 1885 ini disebabkan oleh
kerusakan jaringan adrenal. Penyakit ini biasanya bersifat autoimun dan autoantibodi adrenal
dalam plasma ditemukan pada 75-80% pasien. Penyakit Addison sangat jarang ditemukan.
Dari hasil penelitian di Inggris didapatkan hasil dari satu juta orang hanya terjadi 8 kasus
saja. Kebanyakan kasus terjadi antara umur 20 sampai 50 tahun, tetapi dapat pula terjadi pada
semua umur. Penyakit ini dapat muncul pertama kali sebagai krisis addison dengan demam,
nyeri abdomen, kolaps hipotensi, serta pigmentasi kulit dan membran mukosa akibat
konsentrasi ACTH yang sangat tinggi dalam sirkulasi.
Area yang sering terkena dini adalah kulit bantalan kuku, jaringan parut dan mukosa
bukal. Adanya autoantibodi adrenal merupakan indikator diagnostik yang berguna. Dapat
terjadi hiperkalemia, hiponatremia, hipoglikemia dan Na+ urin yang tinggi. Sekitar 50%
pasien dengan penyakit addison autoimun memiliki antibodi tiroid yang positif dan feomena
endokrin autoimun lainnya. Di negara barat, penyakit autoimun merupakan penyebab
sebagian besar insufisiensi adrenal, walaupun di seluruh dunia tuberkulosis, yang
menyebabkan infeksi dan selanjutnya fibrosis kelenjar adrenal, tetapi merupakan diagnosis
yang sering.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Konsep Medis
A. Defenisi
 Penyakit Addison adalah gangguan yang melibatkan terganggu fungsi bagian dari
kelenjar adrenal disebut korteks. Hal ini menyebabkan penurunan produksi dua
penting bahan kimia (hormon) biasanya dirilis oleh korteks adrenal: kortisol dan
aldosteron.
 Penyakit Addison adalah penyakit yang terjadi akibat rusaknya korteks adrenal.
 Addison Disease merupakan suatu penyakit hormonal yang disebabkan karena
sekresi hormon korteks adrenal menurun karena penyakit primer atau insufisiensi
korteks adrenal dan kekurangan sekresi ACTH.
 Penyakit Addison terjadi bila fungsi korteks adrenal tidak adekuat untuk
memenuhi kebutuhan pasien akan kebutuhan hormon – hormon korteks
adrenal. (Bruner, dan Suddart Edisi 8 hal 1325)
B. Etiologi
Penyebab paling umum penyakit Addison adalah Kerusakan dan menyusut (atrofi)
dari adrenal korteks. Namun, penyebab lainnya adalah operasi dua keelenjar adrenal
atau infeksi kelenjar adrenal, TB kelenjar adrenal, sekresi ACTH tidak adekuat.
Penghentian mendadak terapi hormon adrenokortika akan menekan respon normal
tubuh terhadap stress dan menggangu mekanisme umpan balik normal.
C. Patofisiologi
Kerusakan pada korteks adrenal mempengaruhi insufisiensi kortisol yang
menyebabkan hilangnya glukoneogenesis, glikogen hati menurun yang
mengakibatkan hipoglikemia, insufisiensi kortisol mengakibatkan ACTH
dan sehingga merangsang sekresi melanin meningkat sehingga
hiperpigmentasi. Defisiensi aldosteron dimanifestasikan dengan
peningkatan kehilangan natrium melalui ginjal dan peningkatan reabsorpsi kalium
oleh ginjal kekurangan garam dapat dikaitkan dengan kekurangan air dan volume.
Penurunan volume plasma yang bersirkulasi akan dikaitkan dengan kekurangan air
dan volume mengakibatkan hipotensi.
Pada sekitar 70% dari semua kasus, atrofi ini diduga terjadi karena adanya
gangguan autoimun. Dalam gangguan autoimun, sistem kekebalan tubuh,
bertanggung jawab untuk mengidentifikasi penyerbu asing seperti virus atau bakteri
dan membunuh mereka, sengaja dimulai untuk mengidentifikasi sel-sel dari korteks
adrenal sebagai asing, dan menghancurkan mereka. Pada sekitar 20% dari semua
kasus, perusakan korteks adrenal disebabkan oleh tuberkulosis. Itu sisa kasus penyakit
Addison dapat disebabkan oleh infeksi jamur, seperti histoplasmosis,
coccidiomycosis, dan kriptokokosis, yang mempengaruhi adrenal kelenjar dengan
memproduksi merusak, massa tumor seperti disebut Granuloma; penyakit amiloidosis
disebut, di zat tepung yang disebut amiloid diendapkan pada abnormal tempat seluruh
tubuh, mengganggu fungsi apa struktur itu hadir dalam; atau Invasi kelenjar adrenal
oleh kanker.
Pada sekitar 75% dari semua pasien, penyakit Addison cenderung menjadi sangat
bertahap,
perlahan-lahan berkembang penyakit. gejala signifikan tidak dicatat sampai sekitar
90% dari korteks adrenal telah dihancurkan. Yang paling umumtermasuk gejala
kelelahan dan hilangnya energi, penurunan nafsu makan, mual, muntah, diare, sakit
perut, penurunan berat badan, lemah otot, pusing ketika berdiri, dehidrasi, tidak biasa
bidang gelap (pigmen) kulit, dan freckling gelap. Sebagai penyakit berlangsung,
pasien mungkin tampak telah sangat disamak, atau kulit berwarna perunggu, dengan
penggelapan lapisan mulut, vagina, dan rektum, dan gelap pigmentasi daerah sekitar
puting susu (aereola). Sebagai dehidrasi menjadi lebih parah, tekanan darah akan terus
untuk drop dan pasien akan merasa semakin lemah dan pusing. Beberapa pasien
memiliki gejala kejiwaan, termasuk depresi dan mudah tersinggung.Perempuan
kehilangan kemaluan dan rambut ketiak, dan berhenti setelah menstruasi
normal periode.
Ketika pasien menjadi sakit dengan infeksi, atau ditekankan oleh cedera, penyakit ini
tiba-tiba dan kemajuan pesat, menjadi hidup mengancam. Gejala dari krisis
"Addisonian" termasuk jantung abnormal irama, rasa sakit parah di punggung dan
perut, tak terkendali mual dan muntah, penurunan drastis dalam darah tekanan, gagal
ginjal, dan pingsan. Tentang25% dari pasien penyakit semua Addison diidentifikasi
karena terhadap perkembangan krisis Addisonian.
D. Manifestasi Klinik
1) Hipotensi
2) Pusing
3) Hiperpigmentasi pada kulit
4) Hipoglikemia
5) Anoreksia
6) Dehidrasi
7) Mual muntah
8) Cemas
9) Kelelahan dan kelemahan otot
10) Keringat dingin dan gemetar
11) Penurunan kesadaran
E. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium Darah
a. Penurunan konsentrasi glukosa dan natrium (hipoglikemia dan hiponatrium)
b. Peningkatan konsentrasi kalium serum (hiperkalemia)
c. Peningkatan jumlah sel darah putih (leukositosis)
d. Penurunan kadar kortisol serum
e. Kadar kortisol plasma rendah
f. ADH meningkat
g. Analisa gas darah: asidosis metabolik
h. Sel darah merah (eritrosit): anemia numokronik, Ht meningkat (karena
hemokonsentrasi) jumlah limfosit mungkin rendah, eosinofil meningkat.
2) Pemeriksaan radiografi abdominal menunjukan adanya klasifikasi di adrenal.
3) CT Scan
Detektor klasifikasi adrenal dan pembesaran yang sensitive hubungannya dengan
insufisiensi pada tuberculosis, infeksi, jamur, penyakit infiltrasi malignan dan non
malignan dan hemoragik adrenal
4) Gambaran EKG
Tegangan rendah aksis QRS vertical dan gelombang ST non spesifik abnormal
sekunder akibat adanya abnormalitas elektrolik
5) Tes stimulating ACTH
Cortisol darah dan urin diukur sebelum dan setelah suatu bentuk sintetik dari ACTH
diberikan dengan suntikan. Pada tes ACTH yang disebut pendekcepat. Penyukuran
cortisol dalam darah di ulang 30 sampai 60 menit setelah suatu suntikan ACTH
adalah suatu kenaikan tingkatan – tingkatan cortisol dalam darah dan urin.
6) Tes Stimulating CRH
Ketika respon pada tes pendek ACTH adalah abnormal, suatu tes stimulasi CRH
“Panjang” diperlukan untuk menentukan penyebab dari ketidak cukupan adrenal.
Pada tes ini, CRH sintetik di suntikkan secara intravena dan cortisol darah diukur
sebelum dan 30, 60 ,90 dan 120 menit setelah suntikan. Pasien – pasien dengan
ketidak cukupan adrenal seunder memp. Respon kekurangan cortisol namun tidak
hadir / penundaan respon – respon ACTH. Ketidakhadiran respon – respon ACTH
menunjuk pada pituitary sebagai penyebab suatu penundaan respon ACTH
menunjukan pada hypothalamus sebagai penyebab.
F. Komplikasi
1) Syok, (akibat dari infeksi akut atau penurunan asupan garam)
2) Kolaps sirkulasi
3) Dehidrasi
4) Hiperkalemiae
5) Sepsis
6) Ca. Paru
7) Diabetes melitus
G. Penatalaksanaan Medis
1) Terapi dengan pemberian kortikostiroid setiap hari selama 2 sampai 4 minggu dosis
12,5 – 50 mg/hr
2) Hidrkortison (solu – cortef) disuntikan secara IV
3) Prednison (7,5 mg/hr) dalam dosis terbagi diberikan untuk terapi pengganti kortisol
4) Pemberian infus dekstrose 5% dalam larutan saline
5) Fludrukortison : 0,05 – 0,1 mg/hr diberikan per oral
2. Konsep Keperawatan
A. Pengkajian
1) Identitas
Penyakit Addison bisa terjadi pada laki – laki maupun perempuan yang mengalami
krisis adrenal
2) Keluhan Utama
Pada umumnya pasien mengeluh kelemahan, fatique, nausea dan muntah.
3) Riwayat Penyakit Dahulu
Perlu dikaji apakah klien pernah menderita tuberkulosis, hipoglikemia maupun Ca
paru, payudara dan limpoma
4) Riwayat Penyakit Sekarang
Pada pasien dengan penyakit Addison gejala yang sering muncul ialah pada gejala
awal : kelemahan, fatiquw, anoreksia, nausea, muntah, BB turun, hipotensi dan
hipoglikemi, astenia (gejala cardinal). Pasien lemah yang berlebih, hiperpigmentasi,
rambut pubis dan axila berkurang pada perempuan, hipotensi arterial (TD : 80/50
mm/Hg)
5) Riwayat Penyakit Keluarga
Perlu dikaji apakah dalam keluarga ada yang pernah mengalami penyakit yang sama /
penyakit autoimun yang lain.
B. Pemeriksaan Fisik ( Body Of System)
1) Sistem Pernapasan
I : Bentuk dada simetris, pergerakan dada cepat, adanya kontraksi otot bantu
pernapasan (dispneu), terdapat pergerakan cuping hidung
P : Terdapat pergesekan dada tinggi
P : Resonan
A : Terdapat suara ronkhi, krekels pada keadaan infeksi
2) Sistem Cardiovaskuler
I : Ictus Cordis tidak tampak
P : Ictus cordis teraba pada ICS 5-6 mid clavikula line sinistra
P : Redup
A : Suara jantung melemah
3) Sistem Pencernaan
Mulut dan tenggorokan : nafsu makan menurun, bibir kering
Abdomen :
I : Bentuk simetris
A: Bising usus meningkat
P : Nyeri tekan karena ada kram abdomen
P : Timpani
4) Sistem muskuluskeletal dan integumen
Ekstremitas atas : terdapat nyeri
Ekstremitas bawah : terdapat nyeri
Penurunan tonus otot
5) Sistem Endokrin
Destruksi kortek adrenal dapat dilihat dari foto abdomen, Lab. Diagnostik ACTH
meningkat. Integumen Turgor kulit jelek, membran mukosa kering, ekstremitas
dingin, cyanosis, pucat, terjadi hiperpigmentasi di bagian distal ekstremitas dan buku
– buku pad ajari, siku dan mebran mukosa.
6) Sistem Eliminasi Urin
Diuresis yang diikuti oliguria, perubahan frekuensi dan krakteristik urin
Eliminasi Alvi
Diare sampai terjadi konstipasi, kram abdomen
7) Sistem Neurosensori
Pusing, sinkope, gemetar, kelemahan otot, kesemutan terjadi disorientasi waktu,
tempat, ruang (karena kadar natrium rendah), letargi, kelelahan mental, peka
rangsangan, cemas, koma ( dalam keadaan krisi)
8) Nyeri / kenyamanan
Nyeri otot, kaku perut, nyeri kepala, nyeri tulang belakang, abdomen, ekstremitas
9) Keamanan
Tidak toleran terhadap panas, cuaca udaha panas, penngkatan suhu, demam yang
diikuti hipotermi (keadaan krisis)
10) Aktivitas / Istirahat
Lelah, nyeri / kelemahan pada otot terjadi perburukan setiap hari, tidak mampu
beraktivitas / bekerja. Peningkatan denyut jantung / denyut nadi pada aktivitas yang
minimal, penurunan kekuatan dan rentang gerak sendi.
11) Seksualitas
Adanya riwayat menopouse dini, aminore, hilangnya tanda – tanda seks sekunder
(berkurang rambut – rambut pada tubuh terutama pada wanita) hilangnya libido
12) Integritas Ego
Adanya riwayat – riwayat fasctros stress yang baru dialami, termasuk sakit fisik atau
pembedahan, ansietas, peka rangsang, depresi, emosi tidak stabil.
C. Diagnosa Keperawatan
1) Kekurangan volume cairan (00027) b/d kehilangan cairan aktif melalui ginjal,
kelenjar keringat, saluran GIT ( karena kekurangan aldosteron)
2) Intoleransi aktivitas(00092) b/d penurunan produksi metabolisme, ketidakseimbangan
cairan elektrolit dan glukosa
3) Harga diri rendah situasional (00120) b/d gangguan citra tubuh (hiperpigmentasi)
4) Ansietas (00146) berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan perubahan fungsi
fisiologi
D. Intervensi
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria
hasil
Intervensi Rasional
1. Kekurangan volume
cairan (00027)
- Defenisi:
Penurunan cairan
intravaskuler, interstisial,
dan/atau intraseluler.
Faktor yang
berhubungan: kehilangan
cairan aktif melalui
ginjal, kelenjar keringat,
saluran GIT ( karena
kekurangan aldosteron)
Batasan karakteristik:
- Peningkatan
konsentrasi urine
- Penurunan tanda-tanda
vital
- Penurunan BB
- Penurunan turgor kulit
- Haus
- Membran mukosa
kering
Setelah dilakukan
perawatan 3x24 jam,
masalah klien dapat
teratasi dengan kliean
menunjukkan adanya
perbaikan
keseimbangan cairan.
Dengan kriteria hasil:
- pengeluaran urine
yang adekuat (1 cc/kg
BB/jam)
- - TTV stabil
- (N : 80 – 100 x/menit
- S : 36 – 37’C
TD : 120/80 mmHg)
- BB ideal
- turgor kulit baik
- tidak mengalami haus
yang tidak normal
- membran mukosa
lembab
-
1. Pantau TTV, catat
perubahan tekanan
darah pada
perubahan posisi,
kekuatan dari nadi
perifer
2. Timbang BB setiap
hari dan pantau
kecenderungannya
3. Pantau status hidrasi
(mis, membran
mukosa lembab,
rasa haus,membran
kulit jelek)
4. Pantau hasil LAB
yang relevan
dengan
keseimbangan
cairan (mis: kadar
hematokrit)
5. Anjurkan pasien
untuk minum bila
haus
6. Kolaboratif dalam
pemberian cairan,
larutan gula dan
1. Hipotensi postural
merupakan bagian
hipovolemia akibat
kekurangan hormon
aldosteron dan
penurunan curah
jantung sebagai
akibat dari
penurunan kortisol.
Nadi mungkin
melemah yang
mudah dapat hilang.
2. Memberikan
perkiraan kebutuhan
akan penggantian
volume cairan dan
keefektifan
pengobatan.
Peningkatan berat
badan yang cepat
disebabkan oleh
adanya retensi
cairan dan natrium
yang berhubungan
dengan pengobatan
steroid.
obat-obatan.
7. Pasang kateter urine
8. Lakukan higiene
oral secara sering
9. Tentukan jumlah
cairan yang masuk
dalam 24jam,
hitung asupan yang
diinginkan
sepanjang sif
pagi,siang,malam
3. Untuk
mengindikasikan
berlanjutnya
hipovolemia dan
mempengaruhi
kebutuhan volume
pengganti
4. peningkatan kadar
Ht darah merupakan
indikasi terjadinya
hemokonsentrasi
yang akan kembali
normal sesuai
dengan terjadinya
dehidrasi pada tubuh
5. Mencegah
terjadinya
kekurangan volume
cairan
6. Cairan dan obat-
obatan akan
membantu
pemenuhan
kekurangan cairan
dan elektrolit tubuh
7. dapat menfasilitasi
pengukuran
haluaran urine
dengan baik.
8. membantu
menurunkan rasa
tidak nyaman akibat
dari dehidrasi dan
mempertahankan
kerusakan
membrane mukosa
9. Jumlah cairan yang
masuk terpantau
2.
Intoleransi
aktivitas(00092)
Defenisi:
ketidakcukupan energi
psikologis atau fisiologis
untuk melanjutkan atau
mnyelesaikan aktivitas
kehidupan sehari-hari
yang harus atau yang
ingin dilakukan.
Berhubungan dengan:
penurunan suplai O2 ke
jaringan otot kedalam
metabolisme, ketidak
seimbangan cairan
elektrolit dan glukosa
Batasan karakteristik:
- ketidaknyamanan
setelah beraktivitas
- menyatakan merasa
letih
- menyatak merasa
Setelah dilakukan
perawatan 3x24 jam,
masalah klien teratasi
dengan suplai O2 yag
adekuat
Dengan kriteria hasil:
- Klien menunjukan
peningkatan dan
partisipasi dalam
melakukan aktivitas
- TTV N : 80 – 100
x/menit RR : 16 – 20
x/menit TD : 120/80
mmHg
1. Kaji tingkat
kelemahan klien
dan identifikasi
aktivitas yang
dapat dilakukan
oleh klien
2. Tentukan penyebab
keletihan (mis:
perawatan, nyeri,
dan pengobatan)
3. Pantau asupan
nutrisi untuk
memastikan
sumber-sumber
energi yang
adekuat
4. Ajarkan tentang
pengaturan
aktivitas dan teknik
menajemen waktu
untuk mencegah
kelemahan
5. Kolaborasikan
dengan ahli terapi
okupasi, fisik( mis,
untuk latihan
1. pasien biasanya
telah mengalami
penurunan tenaga
kelemahan otot,
menjadi terus
memburuk setiap
hari karena proses
penyakit dan
munculnya
ketidakseimbangan
natrium kalium
2. dapat melakukan
tindakan sesuai
dengan penyebab
keletihan yang
dialami pasien
3. Kebutuhan nutrisi
klien terpenuhi
untuk melakukan
aktivitas
4. mengurangi
kelelahan dan
menjaga
ketenangan pada
jantung
5. pasien akan dapat
melakukan
lemah ketahanan), atau
rekreasi untuk
merencanakan dan
memantau program
aktivitas,jika perlu
6. Pantau tanda-tanda
vital sebelum,
selama dan setelah
aktivitas
aktivitas yang lebih
banyak dengan
mengurangi
pengeluaran tenaga
pada setiap
kegiatan yang
dilakukan
6. kolapsnya sirkulasi
dapat terjadi
sebagai dari stress,
aktivitas jika curah
jantung berkurang
3.
Harga diri rendah
situasional (00120)
Defenisi: Perkembangan
presepsi negatif tentang
harga diri sebagai
respons terhadap situasi
saat ini (hiperpigmentasi)
Berhubungan dengan:
gangguan citra tubuh
(hiperpigmentasi)
Batasan karakteristik:
- Evaluasi diri bahwa
individu tidak mampu
menghadapi situasi atau
Setelah dilakukan
perawatan 3x24
jam,diharapkan klien
dapat menunjukan
harga diri.
Dengan kriteria hasil:
- Klien
mengungkapkan
penerimaan diri
- Penerimaan kritik dari
orang lain
- Melakukan perilaku
yang dapat
meningkatkan
kepercayaan diri
1. Pantau ungkapan
perasaan tentang
keadaannya misal :
perubahan
penampilan dan
peran
2. Ajarkan pasien
untuk melakukan
manajemen stress
misal :
- Teknik relaksasi
- Visualisasi
- Imaginasi
3. Rujuk kepelayanan
sosial konseling,
dan kelompok
pendukung yang
1. Membantu
mengevaluasi
berapa banyak
masalah yang dapat
diubah oleh pasien
2. Meminimalkan
perasaan stress,
frustasi,
meningkatkan
kemampuan
koping.
3. pendekatan secara
koprehensif dapat
membantu
memnuhi
kebutuhan pasien
untuk memelihara
peristiwa
- Perilaku bimbang
sesuai
4. Dorongan pasien
untuk membuat
pilihan guna
berpartisipasi
dalam penampilan
diri sendiri
5. Fokus pada
perbaikan yang
sedang terjadi dan
pengobatan misal
menurunkan
pigmentasi kulit
tingkah laku
pasien.
4. Agar pasien lebih
percaya diri dengan
penamilan dirinya
sendiri
5. ungkapkan seperti
ini dapat
mengangkat
semangat pasien
dan meningkatkan
harga diri pasien
4.
Ansietas (00146)
Defensi : perasaan tidak
nyaman atau
kekhawatiran yang samar
disertai respons
autonom, perasaan takut
yang disebabkan oleh
antisipasi terhadap
bahaya
Berhubungan dengan:
status kesehatan, stres
Batasan karakteristik:
- gelisah
- ketakutan
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
3x 24 jam, klien
diharapkan mampu
menunjukan
pengendalian diri
terhadap ansietas
Dengan kriteria hasil:
- meneruskan aktivitas
yang dibutuhkan
meskipun mengalami
kecemasan
- mengkomunikasikan
kebutuhan dan
perasaan negatif
secara tepat
- tanda-tanda vital
1. Gali bersama
pasien metode
untuk menhindari
atau mengubah
episode stres,
diskusi teknik
relaksasi
2. Kaji dan
dokumentasikan
tingkat kecemasan
pasien
3. Ajarkan anggota
keluarga
bagaimana
membedakan
antara serangan
panik dan gejala
1. Penurunan stress
dapat membatasi
pengeluaran
katekolamin oleh
sistem saraf
simatis, sehingga
membatasi /
mencegah respon
vasokonstriksi
2. Mengetahui derajat
kecemasan klien
3. Pengetahuan klien
dan keluarga
bertambah
sehingga tidak
meningkatkan
kecemasan klien
- menyadari gejala
fisiologis
- ketidakseimbangan
tanda-tanda vital
dalam batas normal penyakit fisik
4. Kolaborasi dengan
dokter tentang
pemberian anti
depresan,
diazepam
5. Sarankan klien
tetap menetapkan
jadwal yang teratur
untuk makan, tidur
dan latihan
6. Beri dorongan
kepada pasien
untuk
mengungkapkan
secara verbal
pikiran dan
perasaan untuk
mengekstranalisasi
kan ansientas
4. Mengurangi
depresi yang
dialami klien
5. Membantu
meningkatkan
perasaan
menyenangkan
sehat, dan untuk
emmahami bahwa
aktivitas fisik yag
tidak teratur dapat
meningkatkan
kebutuhan hormon
6. Dengan
mendiskusikan
fakta – fakta
tersebut dapat
membantu Px
untuk memasukkan
perubahan perilaku
yang perlu ke
dalam gaya hidup
E. Implementasi
Disesuaikan dengan intervensi yang ada
F. Evaluasi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit Addison adalah penyakit yang terjadi akibat fungsi korteks tidak adekuat
untuk memenuhi kebutuhan pasienakan hormon-hormon korteks adrenal. Jadi tetaplah
menjalankan pola hidup sehat untuk meminimalisir terinfeksinya penyakit. Terutama
terhadap penyakit Penyakit Addison ini.
Penyakit addison merupakan insufiensi adrenal yang berat dengan ekserbasi yang
tiba-tiba. Hal ini dapat menimbulkan kematian apabila tidak segera ditangani.
B. Saran
Sebagai generasi penerus di bidang keperawatan kita hrus lebih memahami dan lebih
mnegerti apa , mengapa dan bagaimana terjadinya adrenal hipofungsi. Agar kita bisa
memberikan penanganan yang tepat kepada pasien kita kelak.

More Related Content

What's hot

LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUSLAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUSMenanti Senja
 
Asuhan Keperawatan GOUT (Asam Urat)
Asuhan Keperawatan GOUT (Asam Urat)Asuhan Keperawatan GOUT (Asam Urat)
Asuhan Keperawatan GOUT (Asam Urat)Sinta Sari
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolitmasantian
 
Transkultural nursing
Transkultural nursingTranskultural nursing
Transkultural nursingCahya
 
Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien AnemiaAsuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemiaandalizah
 
Lp hipertensi pada kehamilan
Lp hipertensi pada kehamilanLp hipertensi pada kehamilan
Lp hipertensi pada kehamilanNovita Novita
 
Woc diabetes-melitus
Woc diabetes-melitusWoc diabetes-melitus
Woc diabetes-melitusdian sanjaya
 
Perawatan paliatif
Perawatan paliatif Perawatan paliatif
Perawatan paliatif Agus Prayogi
 
Asuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAsuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAbdul Ghony
 

What's hot (20)

141050362 kasus-pelanggaran-etika-keperawatan(1)
141050362 kasus-pelanggaran-etika-keperawatan(1)141050362 kasus-pelanggaran-etika-keperawatan(1)
141050362 kasus-pelanggaran-etika-keperawatan(1)
 
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUSLAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
 
Askep hipertensi
Askep hipertensiAskep hipertensi
Askep hipertensi
 
Sp isolasi sosial
Sp isolasi sosialSp isolasi sosial
Sp isolasi sosial
 
Asuhan Keperawatan GOUT (Asam Urat)
Asuhan Keperawatan GOUT (Asam Urat)Asuhan Keperawatan GOUT (Asam Urat)
Asuhan Keperawatan GOUT (Asam Urat)
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
 
Transkultural nursing
Transkultural nursingTranskultural nursing
Transkultural nursing
 
Woc kista ovarium
Woc kista ovariumWoc kista ovarium
Woc kista ovarium
 
3. asuhan keperawatan pada batu ginjal
3. asuhan keperawatan pada batu ginjal3. asuhan keperawatan pada batu ginjal
3. asuhan keperawatan pada batu ginjal
 
Askep lupus
Askep lupusAskep lupus
Askep lupus
 
Pathways diabetes
Pathways diabetesPathways diabetes
Pathways diabetes
 
Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien AnemiaAsuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
 
Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA
Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA
Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA
 
Askep diabetes mellitus AKPER PEMDA MUNA
Askep diabetes mellitus AKPER PEMDA MUNA Askep diabetes mellitus AKPER PEMDA MUNA
Askep diabetes mellitus AKPER PEMDA MUNA
 
Woc stroke
Woc strokeWoc stroke
Woc stroke
 
Tipe keluarga
Tipe keluargaTipe keluarga
Tipe keluarga
 
Lp hipertensi pada kehamilan
Lp hipertensi pada kehamilanLp hipertensi pada kehamilan
Lp hipertensi pada kehamilan
 
Woc diabetes-melitus
Woc diabetes-melitusWoc diabetes-melitus
Woc diabetes-melitus
 
Perawatan paliatif
Perawatan paliatif Perawatan paliatif
Perawatan paliatif
 
Asuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAsuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumonia
 

Viewers also liked (20)

Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Addison
Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan AddisonAsuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Addison
Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Addison
 
Askep klien dengan addison AKPER SUBANG
Askep klien dengan addison AKPER SUBANGAskep klien dengan addison AKPER SUBANG
Askep klien dengan addison AKPER SUBANG
 
Addison disease
Addison diseaseAddison disease
Addison disease
 
Askep Chusing Sindrom
Askep Chusing SindromAskep Chusing Sindrom
Askep Chusing Sindrom
 
Addison disease
Addison diseaseAddison disease
Addison disease
 
Gangguan hormon adrenal
Gangguan hormon adrenalGangguan hormon adrenal
Gangguan hormon adrenal
 
Addison’s disease
Addison’s diseaseAddison’s disease
Addison’s disease
 
Dian
DianDian
Dian
 
Askep idiopathic thrombocytopenic purpura
Askep idiopathic thrombocytopenic purpuraAskep idiopathic thrombocytopenic purpura
Askep idiopathic thrombocytopenic purpura
 
Asuhan keperawatan pada dekubitus
Asuhan keperawatan pada dekubitusAsuhan keperawatan pada dekubitus
Asuhan keperawatan pada dekubitus
 
Lp askep otitis media kronik
Lp askep otitis media kronikLp askep otitis media kronik
Lp askep otitis media kronik
 
Perawatan Dekubitus
Perawatan DekubitusPerawatan Dekubitus
Perawatan Dekubitus
 
Autoimunitas power point
Autoimunitas power pointAutoimunitas power point
Autoimunitas power point
 
Makalah sindrom cushing
Makalah sindrom cushingMakalah sindrom cushing
Makalah sindrom cushing
 
Cushing sindrom
Cushing sindrom Cushing sindrom
Cushing sindrom
 
Askep indera pendengaran
Askep indera pendengaranAskep indera pendengaran
Askep indera pendengaran
 
Ppt sindrom cushing
Ppt sindrom cushingPpt sindrom cushing
Ppt sindrom cushing
 
Addison disease
Addison diseaseAddison disease
Addison disease
 
Gangguan kelenjar adrenal.ppt
Gangguan kelenjar adrenal.pptGangguan kelenjar adrenal.ppt
Gangguan kelenjar adrenal.ppt
 
KELAINAN & PENYAKIT PADA SISTEM KOORDINASI (SARAF, ENDOKRIN, INDRA)
KELAINAN & PENYAKIT PADA SISTEM KOORDINASI (SARAF, ENDOKRIN, INDRA)KELAINAN & PENYAKIT PADA SISTEM KOORDINASI (SARAF, ENDOKRIN, INDRA)
KELAINAN & PENYAKIT PADA SISTEM KOORDINASI (SARAF, ENDOKRIN, INDRA)
 

Similar to Askep addison disease

Penyakit Addison Syndrome (Endokrin).pptx
Penyakit Addison Syndrome (Endokrin).pptxPenyakit Addison Syndrome (Endokrin).pptx
Penyakit Addison Syndrome (Endokrin).pptxliterasikesehatanhus
 
Asaesmen ulkus kaki diabetic
Asaesmen ulkus kaki diabeticAsaesmen ulkus kaki diabetic
Asaesmen ulkus kaki diabeticArnika Andiawan
 
ASKEP Insufisiensi Adrenal.pptx
ASKEP Insufisiensi Adrenal.pptxASKEP Insufisiensi Adrenal.pptx
ASKEP Insufisiensi Adrenal.pptxastuti16
 
Chronic kidney disease
Chronic kidney diseaseChronic kidney disease
Chronic kidney diseaseAni Nuraeni
 
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus  AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan diabetes mellitus  AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Gadar ''ketoasidosis diabetik'' AKPER PEMKAB MUNA
Gadar ''ketoasidosis diabetik'' AKPER PEMKAB MUNA Gadar ''ketoasidosis diabetik'' AKPER PEMKAB MUNA
Gadar ''ketoasidosis diabetik'' AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Ainun Najmah A. (3) XI MIPA 1 PPT Kelainan Ekskresi.pptx
Ainun Najmah A. (3) XI MIPA 1 PPT Kelainan Ekskresi.pptxAinun Najmah A. (3) XI MIPA 1 PPT Kelainan Ekskresi.pptx
Ainun Najmah A. (3) XI MIPA 1 PPT Kelainan Ekskresi.pptxAinunNajmah1
 
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUSLAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUSAulia Kauri
 
Kelainan sistem ekskresi
Kelainan sistem ekskresiKelainan sistem ekskresi
Kelainan sistem ekskresiVJ Asenk
 

Similar to Askep addison disease (20)

Addison
AddisonAddison
Addison
 
Penyakit Addison Syndrome (Endokrin).pptx
Penyakit Addison Syndrome (Endokrin).pptxPenyakit Addison Syndrome (Endokrin).pptx
Penyakit Addison Syndrome (Endokrin).pptx
 
Asaesmen ulkus kaki diabetic
Asaesmen ulkus kaki diabeticAsaesmen ulkus kaki diabetic
Asaesmen ulkus kaki diabetic
 
ASKEP Insufisiensi Adrenal.pptx
ASKEP Insufisiensi Adrenal.pptxASKEP Insufisiensi Adrenal.pptx
ASKEP Insufisiensi Adrenal.pptx
 
Askep anemia
Askep anemiaAskep anemia
Askep anemia
 
Askep anemia
Askep anemiaAskep anemia
Askep anemia
 
Askep anemia
Askep anemiaAskep anemia
Askep anemia
 
Askep dm
Askep dmAskep dm
Askep dm
 
CKD-on-HD.docx
CKD-on-HD.docxCKD-on-HD.docx
CKD-on-HD.docx
 
Chronic kidney disease
Chronic kidney diseaseChronic kidney disease
Chronic kidney disease
 
Konsep keperawtan dm
Konsep keperawtan dmKonsep keperawtan dm
Konsep keperawtan dm
 
Bab i gout AKPER PEMKAB MUNA
Bab i gout AKPER PEMKAB MUNA Bab i gout AKPER PEMKAB MUNA
Bab i gout AKPER PEMKAB MUNA
 
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus  AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan diabetes mellitus  AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
 
Bab i gout AKPER PEMKAB MUNA
Bab i gout AKPER PEMKAB MUNA Bab i gout AKPER PEMKAB MUNA
Bab i gout AKPER PEMKAB MUNA
 
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
 
Gadar ''ketoasidosis diabetik'' AKPER PEMKAB MUNA
Gadar ''ketoasidosis diabetik'' AKPER PEMKAB MUNA Gadar ''ketoasidosis diabetik'' AKPER PEMKAB MUNA
Gadar ''ketoasidosis diabetik'' AKPER PEMKAB MUNA
 
Ainun Najmah A. (3) XI MIPA 1 PPT Kelainan Ekskresi.pptx
Ainun Najmah A. (3) XI MIPA 1 PPT Kelainan Ekskresi.pptxAinun Najmah A. (3) XI MIPA 1 PPT Kelainan Ekskresi.pptx
Ainun Najmah A. (3) XI MIPA 1 PPT Kelainan Ekskresi.pptx
 
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUSLAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
 
Kelainan sistem ekskresi
Kelainan sistem ekskresiKelainan sistem ekskresi
Kelainan sistem ekskresi
 
Askep dm
Askep dmAskep dm
Askep dm
 

More from Sri Nala

Askep Retinoblastoma
Askep RetinoblastomaAskep Retinoblastoma
Askep RetinoblastomaSri Nala
 
Askep Mastoiditis
Askep MastoiditisAskep Mastoiditis
Askep MastoiditisSri Nala
 
Askep Karsinoma Laring
Askep Karsinoma LaringAskep Karsinoma Laring
Askep Karsinoma LaringSri Nala
 
Askep Kolitis Ulseratif
Askep Kolitis UlseratifAskep Kolitis Ulseratif
Askep Kolitis UlseratifSri Nala
 
Askep disentri
Askep disentriAskep disentri
Askep disentriSri Nala
 
Askep Demam Thypoid
Askep Demam ThypoidAskep Demam Thypoid
Askep Demam ThypoidSri Nala
 
Asuhan Keperawatan Hiperparatiroid dan Hipoparatiroid
Asuhan Keperawatan Hiperparatiroid dan HipoparatiroidAsuhan Keperawatan Hiperparatiroid dan Hipoparatiroid
Asuhan Keperawatan Hiperparatiroid dan HipoparatiroidSri Nala
 
Makalah gagal jantung kongestif (chf)
Makalah gagal jantung kongestif (chf)Makalah gagal jantung kongestif (chf)
Makalah gagal jantung kongestif (chf)Sri Nala
 
Teknik mobilisasi pada pasien dekubitus
Teknik mobilisasi pada pasien dekubitusTeknik mobilisasi pada pasien dekubitus
Teknik mobilisasi pada pasien dekubitusSri Nala
 
Narkolepsi dan sleep apnea
Narkolepsi dan sleep apneaNarkolepsi dan sleep apnea
Narkolepsi dan sleep apneaSri Nala
 
Askep pada pasien apnea sleep
Askep pada pasien apnea sleepAskep pada pasien apnea sleep
Askep pada pasien apnea sleepSri Nala
 
stenosis aorta dan mitral
stenosis aorta dan mitralstenosis aorta dan mitral
stenosis aorta dan mitralSri Nala
 
Stenosis nanda oleh kelompok III
Stenosis nanda oleh kelompok IIIStenosis nanda oleh kelompok III
Stenosis nanda oleh kelompok IIISri Nala
 

More from Sri Nala (13)

Askep Retinoblastoma
Askep RetinoblastomaAskep Retinoblastoma
Askep Retinoblastoma
 
Askep Mastoiditis
Askep MastoiditisAskep Mastoiditis
Askep Mastoiditis
 
Askep Karsinoma Laring
Askep Karsinoma LaringAskep Karsinoma Laring
Askep Karsinoma Laring
 
Askep Kolitis Ulseratif
Askep Kolitis UlseratifAskep Kolitis Ulseratif
Askep Kolitis Ulseratif
 
Askep disentri
Askep disentriAskep disentri
Askep disentri
 
Askep Demam Thypoid
Askep Demam ThypoidAskep Demam Thypoid
Askep Demam Thypoid
 
Asuhan Keperawatan Hiperparatiroid dan Hipoparatiroid
Asuhan Keperawatan Hiperparatiroid dan HipoparatiroidAsuhan Keperawatan Hiperparatiroid dan Hipoparatiroid
Asuhan Keperawatan Hiperparatiroid dan Hipoparatiroid
 
Makalah gagal jantung kongestif (chf)
Makalah gagal jantung kongestif (chf)Makalah gagal jantung kongestif (chf)
Makalah gagal jantung kongestif (chf)
 
Teknik mobilisasi pada pasien dekubitus
Teknik mobilisasi pada pasien dekubitusTeknik mobilisasi pada pasien dekubitus
Teknik mobilisasi pada pasien dekubitus
 
Narkolepsi dan sleep apnea
Narkolepsi dan sleep apneaNarkolepsi dan sleep apnea
Narkolepsi dan sleep apnea
 
Askep pada pasien apnea sleep
Askep pada pasien apnea sleepAskep pada pasien apnea sleep
Askep pada pasien apnea sleep
 
stenosis aorta dan mitral
stenosis aorta dan mitralstenosis aorta dan mitral
stenosis aorta dan mitral
 
Stenosis nanda oleh kelompok III
Stenosis nanda oleh kelompok IIIStenosis nanda oleh kelompok III
Stenosis nanda oleh kelompok III
 

Recently uploaded

Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasariSatya2
 
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdfnoviarani6
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...IdjaMarasabessy
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxkemenaghajids83
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALBagasTriNugroho5
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptkhalid1276
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATIPPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATIMuhammadAlfiannur2
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxfachrulshidiq3
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfBangKoko
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxIrfanNersMaulana
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdfbendaharadakpkmbajay
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptAcephasan2
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptUserTank2
 

Recently uploaded (20)

Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATIPPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 

Askep addison disease

  • 1. KATA PENGANTAR Kami ucapkan Puji Syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Rahmat dan Karunia_Nya sehingga Makalah ini dapat terwujud. Paparan materi yang kami sajikan dalam makalah ini mengacu pada “Addison disease”. Makalah ini kami buat dengan sebaik-baiknya agar dapat dimengerti oleh seluruh pembacanya. Namun, kami sadar bahwa Makalah ini masih banyak kekurangannya, sehingga saran pembaca sangat kami harapkan untuk pembuatan Makalah selanjutnya. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.Harapan kami kiranya Makalah ini dapat bermanfaat serta dapat meningkatkan mutu dan daya saing pendidikan kesehatan. Makassar, 04 maret 2014 Penyusun
  • 2. BAB I PENDAHULUAN Penyakit yang pertama kali ditemukan oleh Addison tahun 1885 ini disebabkan oleh kerusakan jaringan adrenal. Penyakit ini biasanya bersifat autoimun dan autoantibodi adrenal dalam plasma ditemukan pada 75-80% pasien. Penyakit Addison sangat jarang ditemukan. Dari hasil penelitian di Inggris didapatkan hasil dari satu juta orang hanya terjadi 8 kasus saja. Kebanyakan kasus terjadi antara umur 20 sampai 50 tahun, tetapi dapat pula terjadi pada semua umur. Penyakit ini dapat muncul pertama kali sebagai krisis addison dengan demam, nyeri abdomen, kolaps hipotensi, serta pigmentasi kulit dan membran mukosa akibat konsentrasi ACTH yang sangat tinggi dalam sirkulasi. Area yang sering terkena dini adalah kulit bantalan kuku, jaringan parut dan mukosa bukal. Adanya autoantibodi adrenal merupakan indikator diagnostik yang berguna. Dapat terjadi hiperkalemia, hiponatremia, hipoglikemia dan Na+ urin yang tinggi. Sekitar 50% pasien dengan penyakit addison autoimun memiliki antibodi tiroid yang positif dan feomena endokrin autoimun lainnya. Di negara barat, penyakit autoimun merupakan penyebab sebagian besar insufisiensi adrenal, walaupun di seluruh dunia tuberkulosis, yang menyebabkan infeksi dan selanjutnya fibrosis kelenjar adrenal, tetapi merupakan diagnosis yang sering.
  • 3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Medis A. Defenisi  Penyakit Addison adalah gangguan yang melibatkan terganggu fungsi bagian dari kelenjar adrenal disebut korteks. Hal ini menyebabkan penurunan produksi dua penting bahan kimia (hormon) biasanya dirilis oleh korteks adrenal: kortisol dan aldosteron.  Penyakit Addison adalah penyakit yang terjadi akibat rusaknya korteks adrenal.  Addison Disease merupakan suatu penyakit hormonal yang disebabkan karena sekresi hormon korteks adrenal menurun karena penyakit primer atau insufisiensi korteks adrenal dan kekurangan sekresi ACTH.  Penyakit Addison terjadi bila fungsi korteks adrenal tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan pasien akan kebutuhan hormon – hormon korteks adrenal. (Bruner, dan Suddart Edisi 8 hal 1325) B. Etiologi Penyebab paling umum penyakit Addison adalah Kerusakan dan menyusut (atrofi) dari adrenal korteks. Namun, penyebab lainnya adalah operasi dua keelenjar adrenal atau infeksi kelenjar adrenal, TB kelenjar adrenal, sekresi ACTH tidak adekuat. Penghentian mendadak terapi hormon adrenokortika akan menekan respon normal tubuh terhadap stress dan menggangu mekanisme umpan balik normal. C. Patofisiologi Kerusakan pada korteks adrenal mempengaruhi insufisiensi kortisol yang menyebabkan hilangnya glukoneogenesis, glikogen hati menurun yang mengakibatkan hipoglikemia, insufisiensi kortisol mengakibatkan ACTH dan sehingga merangsang sekresi melanin meningkat sehingga
  • 4. hiperpigmentasi. Defisiensi aldosteron dimanifestasikan dengan peningkatan kehilangan natrium melalui ginjal dan peningkatan reabsorpsi kalium oleh ginjal kekurangan garam dapat dikaitkan dengan kekurangan air dan volume. Penurunan volume plasma yang bersirkulasi akan dikaitkan dengan kekurangan air dan volume mengakibatkan hipotensi. Pada sekitar 70% dari semua kasus, atrofi ini diduga terjadi karena adanya gangguan autoimun. Dalam gangguan autoimun, sistem kekebalan tubuh, bertanggung jawab untuk mengidentifikasi penyerbu asing seperti virus atau bakteri dan membunuh mereka, sengaja dimulai untuk mengidentifikasi sel-sel dari korteks adrenal sebagai asing, dan menghancurkan mereka. Pada sekitar 20% dari semua kasus, perusakan korteks adrenal disebabkan oleh tuberkulosis. Itu sisa kasus penyakit Addison dapat disebabkan oleh infeksi jamur, seperti histoplasmosis, coccidiomycosis, dan kriptokokosis, yang mempengaruhi adrenal kelenjar dengan memproduksi merusak, massa tumor seperti disebut Granuloma; penyakit amiloidosis disebut, di zat tepung yang disebut amiloid diendapkan pada abnormal tempat seluruh tubuh, mengganggu fungsi apa struktur itu hadir dalam; atau Invasi kelenjar adrenal oleh kanker. Pada sekitar 75% dari semua pasien, penyakit Addison cenderung menjadi sangat bertahap, perlahan-lahan berkembang penyakit. gejala signifikan tidak dicatat sampai sekitar 90% dari korteks adrenal telah dihancurkan. Yang paling umumtermasuk gejala kelelahan dan hilangnya energi, penurunan nafsu makan, mual, muntah, diare, sakit perut, penurunan berat badan, lemah otot, pusing ketika berdiri, dehidrasi, tidak biasa bidang gelap (pigmen) kulit, dan freckling gelap. Sebagai penyakit berlangsung, pasien mungkin tampak telah sangat disamak, atau kulit berwarna perunggu, dengan penggelapan lapisan mulut, vagina, dan rektum, dan gelap pigmentasi daerah sekitar puting susu (aereola). Sebagai dehidrasi menjadi lebih parah, tekanan darah akan terus untuk drop dan pasien akan merasa semakin lemah dan pusing. Beberapa pasien memiliki gejala kejiwaan, termasuk depresi dan mudah tersinggung.Perempuan kehilangan kemaluan dan rambut ketiak, dan berhenti setelah menstruasi normal periode. Ketika pasien menjadi sakit dengan infeksi, atau ditekankan oleh cedera, penyakit ini tiba-tiba dan kemajuan pesat, menjadi hidup mengancam. Gejala dari krisis "Addisonian" termasuk jantung abnormal irama, rasa sakit parah di punggung dan
  • 5. perut, tak terkendali mual dan muntah, penurunan drastis dalam darah tekanan, gagal ginjal, dan pingsan. Tentang25% dari pasien penyakit semua Addison diidentifikasi karena terhadap perkembangan krisis Addisonian. D. Manifestasi Klinik 1) Hipotensi 2) Pusing 3) Hiperpigmentasi pada kulit 4) Hipoglikemia 5) Anoreksia 6) Dehidrasi 7) Mual muntah 8) Cemas 9) Kelelahan dan kelemahan otot 10) Keringat dingin dan gemetar 11) Penurunan kesadaran E. Pemeriksaan Penunjang 1) Pemeriksaan Laboratorium Darah a. Penurunan konsentrasi glukosa dan natrium (hipoglikemia dan hiponatrium) b. Peningkatan konsentrasi kalium serum (hiperkalemia) c. Peningkatan jumlah sel darah putih (leukositosis) d. Penurunan kadar kortisol serum e. Kadar kortisol plasma rendah f. ADH meningkat g. Analisa gas darah: asidosis metabolik h. Sel darah merah (eritrosit): anemia numokronik, Ht meningkat (karena hemokonsentrasi) jumlah limfosit mungkin rendah, eosinofil meningkat. 2) Pemeriksaan radiografi abdominal menunjukan adanya klasifikasi di adrenal. 3) CT Scan
  • 6. Detektor klasifikasi adrenal dan pembesaran yang sensitive hubungannya dengan insufisiensi pada tuberculosis, infeksi, jamur, penyakit infiltrasi malignan dan non malignan dan hemoragik adrenal 4) Gambaran EKG Tegangan rendah aksis QRS vertical dan gelombang ST non spesifik abnormal sekunder akibat adanya abnormalitas elektrolik 5) Tes stimulating ACTH Cortisol darah dan urin diukur sebelum dan setelah suatu bentuk sintetik dari ACTH diberikan dengan suntikan. Pada tes ACTH yang disebut pendekcepat. Penyukuran cortisol dalam darah di ulang 30 sampai 60 menit setelah suatu suntikan ACTH adalah suatu kenaikan tingkatan – tingkatan cortisol dalam darah dan urin. 6) Tes Stimulating CRH Ketika respon pada tes pendek ACTH adalah abnormal, suatu tes stimulasi CRH “Panjang” diperlukan untuk menentukan penyebab dari ketidak cukupan adrenal. Pada tes ini, CRH sintetik di suntikkan secara intravena dan cortisol darah diukur sebelum dan 30, 60 ,90 dan 120 menit setelah suntikan. Pasien – pasien dengan ketidak cukupan adrenal seunder memp. Respon kekurangan cortisol namun tidak hadir / penundaan respon – respon ACTH. Ketidakhadiran respon – respon ACTH menunjuk pada pituitary sebagai penyebab suatu penundaan respon ACTH menunjukan pada hypothalamus sebagai penyebab. F. Komplikasi 1) Syok, (akibat dari infeksi akut atau penurunan asupan garam) 2) Kolaps sirkulasi 3) Dehidrasi 4) Hiperkalemiae 5) Sepsis 6) Ca. Paru 7) Diabetes melitus G. Penatalaksanaan Medis 1) Terapi dengan pemberian kortikostiroid setiap hari selama 2 sampai 4 minggu dosis 12,5 – 50 mg/hr 2) Hidrkortison (solu – cortef) disuntikan secara IV
  • 7. 3) Prednison (7,5 mg/hr) dalam dosis terbagi diberikan untuk terapi pengganti kortisol 4) Pemberian infus dekstrose 5% dalam larutan saline 5) Fludrukortison : 0,05 – 0,1 mg/hr diberikan per oral 2. Konsep Keperawatan A. Pengkajian 1) Identitas Penyakit Addison bisa terjadi pada laki – laki maupun perempuan yang mengalami krisis adrenal 2) Keluhan Utama Pada umumnya pasien mengeluh kelemahan, fatique, nausea dan muntah. 3) Riwayat Penyakit Dahulu Perlu dikaji apakah klien pernah menderita tuberkulosis, hipoglikemia maupun Ca paru, payudara dan limpoma 4) Riwayat Penyakit Sekarang
  • 8. Pada pasien dengan penyakit Addison gejala yang sering muncul ialah pada gejala awal : kelemahan, fatiquw, anoreksia, nausea, muntah, BB turun, hipotensi dan hipoglikemi, astenia (gejala cardinal). Pasien lemah yang berlebih, hiperpigmentasi, rambut pubis dan axila berkurang pada perempuan, hipotensi arterial (TD : 80/50 mm/Hg) 5) Riwayat Penyakit Keluarga Perlu dikaji apakah dalam keluarga ada yang pernah mengalami penyakit yang sama / penyakit autoimun yang lain. B. Pemeriksaan Fisik ( Body Of System) 1) Sistem Pernapasan I : Bentuk dada simetris, pergerakan dada cepat, adanya kontraksi otot bantu pernapasan (dispneu), terdapat pergerakan cuping hidung P : Terdapat pergesekan dada tinggi P : Resonan A : Terdapat suara ronkhi, krekels pada keadaan infeksi 2) Sistem Cardiovaskuler I : Ictus Cordis tidak tampak P : Ictus cordis teraba pada ICS 5-6 mid clavikula line sinistra P : Redup A : Suara jantung melemah 3) Sistem Pencernaan Mulut dan tenggorokan : nafsu makan menurun, bibir kering Abdomen : I : Bentuk simetris A: Bising usus meningkat P : Nyeri tekan karena ada kram abdomen P : Timpani 4) Sistem muskuluskeletal dan integumen Ekstremitas atas : terdapat nyeri Ekstremitas bawah : terdapat nyeri Penurunan tonus otot 5) Sistem Endokrin
  • 9. Destruksi kortek adrenal dapat dilihat dari foto abdomen, Lab. Diagnostik ACTH meningkat. Integumen Turgor kulit jelek, membran mukosa kering, ekstremitas dingin, cyanosis, pucat, terjadi hiperpigmentasi di bagian distal ekstremitas dan buku – buku pad ajari, siku dan mebran mukosa. 6) Sistem Eliminasi Urin Diuresis yang diikuti oliguria, perubahan frekuensi dan krakteristik urin Eliminasi Alvi Diare sampai terjadi konstipasi, kram abdomen 7) Sistem Neurosensori Pusing, sinkope, gemetar, kelemahan otot, kesemutan terjadi disorientasi waktu, tempat, ruang (karena kadar natrium rendah), letargi, kelelahan mental, peka rangsangan, cemas, koma ( dalam keadaan krisi) 8) Nyeri / kenyamanan Nyeri otot, kaku perut, nyeri kepala, nyeri tulang belakang, abdomen, ekstremitas 9) Keamanan Tidak toleran terhadap panas, cuaca udaha panas, penngkatan suhu, demam yang diikuti hipotermi (keadaan krisis) 10) Aktivitas / Istirahat Lelah, nyeri / kelemahan pada otot terjadi perburukan setiap hari, tidak mampu beraktivitas / bekerja. Peningkatan denyut jantung / denyut nadi pada aktivitas yang minimal, penurunan kekuatan dan rentang gerak sendi. 11) Seksualitas Adanya riwayat menopouse dini, aminore, hilangnya tanda – tanda seks sekunder (berkurang rambut – rambut pada tubuh terutama pada wanita) hilangnya libido 12) Integritas Ego Adanya riwayat – riwayat fasctros stress yang baru dialami, termasuk sakit fisik atau pembedahan, ansietas, peka rangsang, depresi, emosi tidak stabil. C. Diagnosa Keperawatan 1) Kekurangan volume cairan (00027) b/d kehilangan cairan aktif melalui ginjal, kelenjar keringat, saluran GIT ( karena kekurangan aldosteron) 2) Intoleransi aktivitas(00092) b/d penurunan produksi metabolisme, ketidakseimbangan cairan elektrolit dan glukosa
  • 10. 3) Harga diri rendah situasional (00120) b/d gangguan citra tubuh (hiperpigmentasi) 4) Ansietas (00146) berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan perubahan fungsi fisiologi D. Intervensi No Diagnosa Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi Rasional 1. Kekurangan volume cairan (00027) - Defenisi: Penurunan cairan intravaskuler, interstisial, dan/atau intraseluler. Faktor yang berhubungan: kehilangan cairan aktif melalui ginjal, kelenjar keringat, saluran GIT ( karena kekurangan aldosteron) Batasan karakteristik: - Peningkatan konsentrasi urine - Penurunan tanda-tanda vital - Penurunan BB - Penurunan turgor kulit - Haus - Membran mukosa kering Setelah dilakukan perawatan 3x24 jam, masalah klien dapat teratasi dengan kliean menunjukkan adanya perbaikan keseimbangan cairan. Dengan kriteria hasil: - pengeluaran urine yang adekuat (1 cc/kg BB/jam) - - TTV stabil - (N : 80 – 100 x/menit - S : 36 – 37’C TD : 120/80 mmHg) - BB ideal - turgor kulit baik - tidak mengalami haus yang tidak normal - membran mukosa lembab - 1. Pantau TTV, catat perubahan tekanan darah pada perubahan posisi, kekuatan dari nadi perifer 2. Timbang BB setiap hari dan pantau kecenderungannya 3. Pantau status hidrasi (mis, membran mukosa lembab, rasa haus,membran kulit jelek) 4. Pantau hasil LAB yang relevan dengan keseimbangan cairan (mis: kadar hematokrit) 5. Anjurkan pasien untuk minum bila haus 6. Kolaboratif dalam pemberian cairan, larutan gula dan 1. Hipotensi postural merupakan bagian hipovolemia akibat kekurangan hormon aldosteron dan penurunan curah jantung sebagai akibat dari penurunan kortisol. Nadi mungkin melemah yang mudah dapat hilang. 2. Memberikan perkiraan kebutuhan akan penggantian volume cairan dan keefektifan pengobatan. Peningkatan berat badan yang cepat disebabkan oleh adanya retensi cairan dan natrium yang berhubungan dengan pengobatan steroid.
  • 11. obat-obatan. 7. Pasang kateter urine 8. Lakukan higiene oral secara sering 9. Tentukan jumlah cairan yang masuk dalam 24jam, hitung asupan yang diinginkan sepanjang sif pagi,siang,malam 3. Untuk mengindikasikan berlanjutnya hipovolemia dan mempengaruhi kebutuhan volume pengganti 4. peningkatan kadar Ht darah merupakan indikasi terjadinya hemokonsentrasi yang akan kembali normal sesuai dengan terjadinya dehidrasi pada tubuh 5. Mencegah terjadinya kekurangan volume cairan 6. Cairan dan obat- obatan akan membantu pemenuhan kekurangan cairan dan elektrolit tubuh 7. dapat menfasilitasi pengukuran haluaran urine dengan baik. 8. membantu menurunkan rasa tidak nyaman akibat dari dehidrasi dan
  • 12. mempertahankan kerusakan membrane mukosa 9. Jumlah cairan yang masuk terpantau 2. Intoleransi aktivitas(00092) Defenisi: ketidakcukupan energi psikologis atau fisiologis untuk melanjutkan atau mnyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari yang harus atau yang ingin dilakukan. Berhubungan dengan: penurunan suplai O2 ke jaringan otot kedalam metabolisme, ketidak seimbangan cairan elektrolit dan glukosa Batasan karakteristik: - ketidaknyamanan setelah beraktivitas - menyatakan merasa letih - menyatak merasa Setelah dilakukan perawatan 3x24 jam, masalah klien teratasi dengan suplai O2 yag adekuat Dengan kriteria hasil: - Klien menunjukan peningkatan dan partisipasi dalam melakukan aktivitas - TTV N : 80 – 100 x/menit RR : 16 – 20 x/menit TD : 120/80 mmHg 1. Kaji tingkat kelemahan klien dan identifikasi aktivitas yang dapat dilakukan oleh klien 2. Tentukan penyebab keletihan (mis: perawatan, nyeri, dan pengobatan) 3. Pantau asupan nutrisi untuk memastikan sumber-sumber energi yang adekuat 4. Ajarkan tentang pengaturan aktivitas dan teknik menajemen waktu untuk mencegah kelemahan 5. Kolaborasikan dengan ahli terapi okupasi, fisik( mis, untuk latihan 1. pasien biasanya telah mengalami penurunan tenaga kelemahan otot, menjadi terus memburuk setiap hari karena proses penyakit dan munculnya ketidakseimbangan natrium kalium 2. dapat melakukan tindakan sesuai dengan penyebab keletihan yang dialami pasien 3. Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi untuk melakukan aktivitas 4. mengurangi kelelahan dan menjaga ketenangan pada jantung 5. pasien akan dapat melakukan
  • 13. lemah ketahanan), atau rekreasi untuk merencanakan dan memantau program aktivitas,jika perlu 6. Pantau tanda-tanda vital sebelum, selama dan setelah aktivitas aktivitas yang lebih banyak dengan mengurangi pengeluaran tenaga pada setiap kegiatan yang dilakukan 6. kolapsnya sirkulasi dapat terjadi sebagai dari stress, aktivitas jika curah jantung berkurang 3. Harga diri rendah situasional (00120) Defenisi: Perkembangan presepsi negatif tentang harga diri sebagai respons terhadap situasi saat ini (hiperpigmentasi) Berhubungan dengan: gangguan citra tubuh (hiperpigmentasi) Batasan karakteristik: - Evaluasi diri bahwa individu tidak mampu menghadapi situasi atau Setelah dilakukan perawatan 3x24 jam,diharapkan klien dapat menunjukan harga diri. Dengan kriteria hasil: - Klien mengungkapkan penerimaan diri - Penerimaan kritik dari orang lain - Melakukan perilaku yang dapat meningkatkan kepercayaan diri 1. Pantau ungkapan perasaan tentang keadaannya misal : perubahan penampilan dan peran 2. Ajarkan pasien untuk melakukan manajemen stress misal : - Teknik relaksasi - Visualisasi - Imaginasi 3. Rujuk kepelayanan sosial konseling, dan kelompok pendukung yang 1. Membantu mengevaluasi berapa banyak masalah yang dapat diubah oleh pasien 2. Meminimalkan perasaan stress, frustasi, meningkatkan kemampuan koping. 3. pendekatan secara koprehensif dapat membantu memnuhi kebutuhan pasien untuk memelihara
  • 14. peristiwa - Perilaku bimbang sesuai 4. Dorongan pasien untuk membuat pilihan guna berpartisipasi dalam penampilan diri sendiri 5. Fokus pada perbaikan yang sedang terjadi dan pengobatan misal menurunkan pigmentasi kulit tingkah laku pasien. 4. Agar pasien lebih percaya diri dengan penamilan dirinya sendiri 5. ungkapkan seperti ini dapat mengangkat semangat pasien dan meningkatkan harga diri pasien 4. Ansietas (00146) Defensi : perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respons autonom, perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya Berhubungan dengan: status kesehatan, stres Batasan karakteristik: - gelisah - ketakutan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x 24 jam, klien diharapkan mampu menunjukan pengendalian diri terhadap ansietas Dengan kriteria hasil: - meneruskan aktivitas yang dibutuhkan meskipun mengalami kecemasan - mengkomunikasikan kebutuhan dan perasaan negatif secara tepat - tanda-tanda vital 1. Gali bersama pasien metode untuk menhindari atau mengubah episode stres, diskusi teknik relaksasi 2. Kaji dan dokumentasikan tingkat kecemasan pasien 3. Ajarkan anggota keluarga bagaimana membedakan antara serangan panik dan gejala 1. Penurunan stress dapat membatasi pengeluaran katekolamin oleh sistem saraf simatis, sehingga membatasi / mencegah respon vasokonstriksi 2. Mengetahui derajat kecemasan klien 3. Pengetahuan klien dan keluarga bertambah sehingga tidak meningkatkan kecemasan klien
  • 15. - menyadari gejala fisiologis - ketidakseimbangan tanda-tanda vital dalam batas normal penyakit fisik 4. Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian anti depresan, diazepam 5. Sarankan klien tetap menetapkan jadwal yang teratur untuk makan, tidur dan latihan 6. Beri dorongan kepada pasien untuk mengungkapkan secara verbal pikiran dan perasaan untuk mengekstranalisasi kan ansientas 4. Mengurangi depresi yang dialami klien 5. Membantu meningkatkan perasaan menyenangkan sehat, dan untuk emmahami bahwa aktivitas fisik yag tidak teratur dapat meningkatkan kebutuhan hormon 6. Dengan mendiskusikan fakta – fakta tersebut dapat membantu Px untuk memasukkan perubahan perilaku yang perlu ke dalam gaya hidup E. Implementasi Disesuaikan dengan intervensi yang ada F. Evaluasi
  • 16. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Penyakit Addison adalah penyakit yang terjadi akibat fungsi korteks tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan pasienakan hormon-hormon korteks adrenal. Jadi tetaplah menjalankan pola hidup sehat untuk meminimalisir terinfeksinya penyakit. Terutama terhadap penyakit Penyakit Addison ini. Penyakit addison merupakan insufiensi adrenal yang berat dengan ekserbasi yang tiba-tiba. Hal ini dapat menimbulkan kematian apabila tidak segera ditangani. B. Saran Sebagai generasi penerus di bidang keperawatan kita hrus lebih memahami dan lebih mnegerti apa , mengapa dan bagaimana terjadinya adrenal hipofungsi. Agar kita bisa memberikan penanganan yang tepat kepada pasien kita kelak.