Makalah ini membahas penyakit Addison yang disebabkan oleh kerusakan korteks adrenal sehingga menurunkan produksi hormon kortisol dan aldosteron. Gejala penyakit ini antara lain hipotensi, hiperpigmentasi kulit, hipoglikemia, dan anoreksia. Diagnosa didukung dengan pemeriksaan laboratorium seperti kadar hormon yang rendah dan tes stimulasi ACTH. Penatalaksanaan berupa penggantian hormon kortikosteroid.
1. KATA PENGANTAR
Kami ucapkan Puji Syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Rahmat dan
Karunia_Nya sehingga Makalah ini dapat terwujud. Paparan materi yang kami sajikan dalam
makalah ini mengacu pada “Addison disease”.
Makalah ini kami buat dengan sebaik-baiknya agar dapat dimengerti oleh seluruh
pembacanya. Namun, kami sadar bahwa Makalah ini masih banyak kekurangannya, sehingga
saran pembaca sangat kami harapkan untuk pembuatan Makalah selanjutnya.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat terselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.Harapan kami
kiranya Makalah ini dapat bermanfaat serta dapat meningkatkan mutu dan daya saing
pendidikan kesehatan.
Makassar, 04 maret 2014
Penyusun
2. BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit yang pertama kali ditemukan oleh Addison tahun 1885 ini disebabkan oleh
kerusakan jaringan adrenal. Penyakit ini biasanya bersifat autoimun dan autoantibodi adrenal
dalam plasma ditemukan pada 75-80% pasien. Penyakit Addison sangat jarang ditemukan.
Dari hasil penelitian di Inggris didapatkan hasil dari satu juta orang hanya terjadi 8 kasus
saja. Kebanyakan kasus terjadi antara umur 20 sampai 50 tahun, tetapi dapat pula terjadi pada
semua umur. Penyakit ini dapat muncul pertama kali sebagai krisis addison dengan demam,
nyeri abdomen, kolaps hipotensi, serta pigmentasi kulit dan membran mukosa akibat
konsentrasi ACTH yang sangat tinggi dalam sirkulasi.
Area yang sering terkena dini adalah kulit bantalan kuku, jaringan parut dan mukosa
bukal. Adanya autoantibodi adrenal merupakan indikator diagnostik yang berguna. Dapat
terjadi hiperkalemia, hiponatremia, hipoglikemia dan Na+ urin yang tinggi. Sekitar 50%
pasien dengan penyakit addison autoimun memiliki antibodi tiroid yang positif dan feomena
endokrin autoimun lainnya. Di negara barat, penyakit autoimun merupakan penyebab
sebagian besar insufisiensi adrenal, walaupun di seluruh dunia tuberkulosis, yang
menyebabkan infeksi dan selanjutnya fibrosis kelenjar adrenal, tetapi merupakan diagnosis
yang sering.
3. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Konsep Medis
A. Defenisi
Penyakit Addison adalah gangguan yang melibatkan terganggu fungsi bagian dari
kelenjar adrenal disebut korteks. Hal ini menyebabkan penurunan produksi dua
penting bahan kimia (hormon) biasanya dirilis oleh korteks adrenal: kortisol dan
aldosteron.
Penyakit Addison adalah penyakit yang terjadi akibat rusaknya korteks adrenal.
Addison Disease merupakan suatu penyakit hormonal yang disebabkan karena
sekresi hormon korteks adrenal menurun karena penyakit primer atau insufisiensi
korteks adrenal dan kekurangan sekresi ACTH.
Penyakit Addison terjadi bila fungsi korteks adrenal tidak adekuat untuk
memenuhi kebutuhan pasien akan kebutuhan hormon – hormon korteks
adrenal. (Bruner, dan Suddart Edisi 8 hal 1325)
B. Etiologi
Penyebab paling umum penyakit Addison adalah Kerusakan dan menyusut (atrofi)
dari adrenal korteks. Namun, penyebab lainnya adalah operasi dua keelenjar adrenal
atau infeksi kelenjar adrenal, TB kelenjar adrenal, sekresi ACTH tidak adekuat.
Penghentian mendadak terapi hormon adrenokortika akan menekan respon normal
tubuh terhadap stress dan menggangu mekanisme umpan balik normal.
C. Patofisiologi
Kerusakan pada korteks adrenal mempengaruhi insufisiensi kortisol yang
menyebabkan hilangnya glukoneogenesis, glikogen hati menurun yang
mengakibatkan hipoglikemia, insufisiensi kortisol mengakibatkan ACTH
dan sehingga merangsang sekresi melanin meningkat sehingga
4. hiperpigmentasi. Defisiensi aldosteron dimanifestasikan dengan
peningkatan kehilangan natrium melalui ginjal dan peningkatan reabsorpsi kalium
oleh ginjal kekurangan garam dapat dikaitkan dengan kekurangan air dan volume.
Penurunan volume plasma yang bersirkulasi akan dikaitkan dengan kekurangan air
dan volume mengakibatkan hipotensi.
Pada sekitar 70% dari semua kasus, atrofi ini diduga terjadi karena adanya
gangguan autoimun. Dalam gangguan autoimun, sistem kekebalan tubuh,
bertanggung jawab untuk mengidentifikasi penyerbu asing seperti virus atau bakteri
dan membunuh mereka, sengaja dimulai untuk mengidentifikasi sel-sel dari korteks
adrenal sebagai asing, dan menghancurkan mereka. Pada sekitar 20% dari semua
kasus, perusakan korteks adrenal disebabkan oleh tuberkulosis. Itu sisa kasus penyakit
Addison dapat disebabkan oleh infeksi jamur, seperti histoplasmosis,
coccidiomycosis, dan kriptokokosis, yang mempengaruhi adrenal kelenjar dengan
memproduksi merusak, massa tumor seperti disebut Granuloma; penyakit amiloidosis
disebut, di zat tepung yang disebut amiloid diendapkan pada abnormal tempat seluruh
tubuh, mengganggu fungsi apa struktur itu hadir dalam; atau Invasi kelenjar adrenal
oleh kanker.
Pada sekitar 75% dari semua pasien, penyakit Addison cenderung menjadi sangat
bertahap,
perlahan-lahan berkembang penyakit. gejala signifikan tidak dicatat sampai sekitar
90% dari korteks adrenal telah dihancurkan. Yang paling umumtermasuk gejala
kelelahan dan hilangnya energi, penurunan nafsu makan, mual, muntah, diare, sakit
perut, penurunan berat badan, lemah otot, pusing ketika berdiri, dehidrasi, tidak biasa
bidang gelap (pigmen) kulit, dan freckling gelap. Sebagai penyakit berlangsung,
pasien mungkin tampak telah sangat disamak, atau kulit berwarna perunggu, dengan
penggelapan lapisan mulut, vagina, dan rektum, dan gelap pigmentasi daerah sekitar
puting susu (aereola). Sebagai dehidrasi menjadi lebih parah, tekanan darah akan terus
untuk drop dan pasien akan merasa semakin lemah dan pusing. Beberapa pasien
memiliki gejala kejiwaan, termasuk depresi dan mudah tersinggung.Perempuan
kehilangan kemaluan dan rambut ketiak, dan berhenti setelah menstruasi
normal periode.
Ketika pasien menjadi sakit dengan infeksi, atau ditekankan oleh cedera, penyakit ini
tiba-tiba dan kemajuan pesat, menjadi hidup mengancam. Gejala dari krisis
"Addisonian" termasuk jantung abnormal irama, rasa sakit parah di punggung dan
5. perut, tak terkendali mual dan muntah, penurunan drastis dalam darah tekanan, gagal
ginjal, dan pingsan. Tentang25% dari pasien penyakit semua Addison diidentifikasi
karena terhadap perkembangan krisis Addisonian.
D. Manifestasi Klinik
1) Hipotensi
2) Pusing
3) Hiperpigmentasi pada kulit
4) Hipoglikemia
5) Anoreksia
6) Dehidrasi
7) Mual muntah
8) Cemas
9) Kelelahan dan kelemahan otot
10) Keringat dingin dan gemetar
11) Penurunan kesadaran
E. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium Darah
a. Penurunan konsentrasi glukosa dan natrium (hipoglikemia dan hiponatrium)
b. Peningkatan konsentrasi kalium serum (hiperkalemia)
c. Peningkatan jumlah sel darah putih (leukositosis)
d. Penurunan kadar kortisol serum
e. Kadar kortisol plasma rendah
f. ADH meningkat
g. Analisa gas darah: asidosis metabolik
h. Sel darah merah (eritrosit): anemia numokronik, Ht meningkat (karena
hemokonsentrasi) jumlah limfosit mungkin rendah, eosinofil meningkat.
2) Pemeriksaan radiografi abdominal menunjukan adanya klasifikasi di adrenal.
3) CT Scan
6. Detektor klasifikasi adrenal dan pembesaran yang sensitive hubungannya dengan
insufisiensi pada tuberculosis, infeksi, jamur, penyakit infiltrasi malignan dan non
malignan dan hemoragik adrenal
4) Gambaran EKG
Tegangan rendah aksis QRS vertical dan gelombang ST non spesifik abnormal
sekunder akibat adanya abnormalitas elektrolik
5) Tes stimulating ACTH
Cortisol darah dan urin diukur sebelum dan setelah suatu bentuk sintetik dari ACTH
diberikan dengan suntikan. Pada tes ACTH yang disebut pendekcepat. Penyukuran
cortisol dalam darah di ulang 30 sampai 60 menit setelah suatu suntikan ACTH
adalah suatu kenaikan tingkatan – tingkatan cortisol dalam darah dan urin.
6) Tes Stimulating CRH
Ketika respon pada tes pendek ACTH adalah abnormal, suatu tes stimulasi CRH
“Panjang” diperlukan untuk menentukan penyebab dari ketidak cukupan adrenal.
Pada tes ini, CRH sintetik di suntikkan secara intravena dan cortisol darah diukur
sebelum dan 30, 60 ,90 dan 120 menit setelah suntikan. Pasien – pasien dengan
ketidak cukupan adrenal seunder memp. Respon kekurangan cortisol namun tidak
hadir / penundaan respon – respon ACTH. Ketidakhadiran respon – respon ACTH
menunjuk pada pituitary sebagai penyebab suatu penundaan respon ACTH
menunjukan pada hypothalamus sebagai penyebab.
F. Komplikasi
1) Syok, (akibat dari infeksi akut atau penurunan asupan garam)
2) Kolaps sirkulasi
3) Dehidrasi
4) Hiperkalemiae
5) Sepsis
6) Ca. Paru
7) Diabetes melitus
G. Penatalaksanaan Medis
1) Terapi dengan pemberian kortikostiroid setiap hari selama 2 sampai 4 minggu dosis
12,5 – 50 mg/hr
2) Hidrkortison (solu – cortef) disuntikan secara IV
7. 3) Prednison (7,5 mg/hr) dalam dosis terbagi diberikan untuk terapi pengganti kortisol
4) Pemberian infus dekstrose 5% dalam larutan saline
5) Fludrukortison : 0,05 – 0,1 mg/hr diberikan per oral
2. Konsep Keperawatan
A. Pengkajian
1) Identitas
Penyakit Addison bisa terjadi pada laki – laki maupun perempuan yang mengalami
krisis adrenal
2) Keluhan Utama
Pada umumnya pasien mengeluh kelemahan, fatique, nausea dan muntah.
3) Riwayat Penyakit Dahulu
Perlu dikaji apakah klien pernah menderita tuberkulosis, hipoglikemia maupun Ca
paru, payudara dan limpoma
4) Riwayat Penyakit Sekarang
8. Pada pasien dengan penyakit Addison gejala yang sering muncul ialah pada gejala
awal : kelemahan, fatiquw, anoreksia, nausea, muntah, BB turun, hipotensi dan
hipoglikemi, astenia (gejala cardinal). Pasien lemah yang berlebih, hiperpigmentasi,
rambut pubis dan axila berkurang pada perempuan, hipotensi arterial (TD : 80/50
mm/Hg)
5) Riwayat Penyakit Keluarga
Perlu dikaji apakah dalam keluarga ada yang pernah mengalami penyakit yang sama /
penyakit autoimun yang lain.
B. Pemeriksaan Fisik ( Body Of System)
1) Sistem Pernapasan
I : Bentuk dada simetris, pergerakan dada cepat, adanya kontraksi otot bantu
pernapasan (dispneu), terdapat pergerakan cuping hidung
P : Terdapat pergesekan dada tinggi
P : Resonan
A : Terdapat suara ronkhi, krekels pada keadaan infeksi
2) Sistem Cardiovaskuler
I : Ictus Cordis tidak tampak
P : Ictus cordis teraba pada ICS 5-6 mid clavikula line sinistra
P : Redup
A : Suara jantung melemah
3) Sistem Pencernaan
Mulut dan tenggorokan : nafsu makan menurun, bibir kering
Abdomen :
I : Bentuk simetris
A: Bising usus meningkat
P : Nyeri tekan karena ada kram abdomen
P : Timpani
4) Sistem muskuluskeletal dan integumen
Ekstremitas atas : terdapat nyeri
Ekstremitas bawah : terdapat nyeri
Penurunan tonus otot
5) Sistem Endokrin
9. Destruksi kortek adrenal dapat dilihat dari foto abdomen, Lab. Diagnostik ACTH
meningkat. Integumen Turgor kulit jelek, membran mukosa kering, ekstremitas
dingin, cyanosis, pucat, terjadi hiperpigmentasi di bagian distal ekstremitas dan buku
– buku pad ajari, siku dan mebran mukosa.
6) Sistem Eliminasi Urin
Diuresis yang diikuti oliguria, perubahan frekuensi dan krakteristik urin
Eliminasi Alvi
Diare sampai terjadi konstipasi, kram abdomen
7) Sistem Neurosensori
Pusing, sinkope, gemetar, kelemahan otot, kesemutan terjadi disorientasi waktu,
tempat, ruang (karena kadar natrium rendah), letargi, kelelahan mental, peka
rangsangan, cemas, koma ( dalam keadaan krisi)
8) Nyeri / kenyamanan
Nyeri otot, kaku perut, nyeri kepala, nyeri tulang belakang, abdomen, ekstremitas
9) Keamanan
Tidak toleran terhadap panas, cuaca udaha panas, penngkatan suhu, demam yang
diikuti hipotermi (keadaan krisis)
10) Aktivitas / Istirahat
Lelah, nyeri / kelemahan pada otot terjadi perburukan setiap hari, tidak mampu
beraktivitas / bekerja. Peningkatan denyut jantung / denyut nadi pada aktivitas yang
minimal, penurunan kekuatan dan rentang gerak sendi.
11) Seksualitas
Adanya riwayat menopouse dini, aminore, hilangnya tanda – tanda seks sekunder
(berkurang rambut – rambut pada tubuh terutama pada wanita) hilangnya libido
12) Integritas Ego
Adanya riwayat – riwayat fasctros stress yang baru dialami, termasuk sakit fisik atau
pembedahan, ansietas, peka rangsang, depresi, emosi tidak stabil.
C. Diagnosa Keperawatan
1) Kekurangan volume cairan (00027) b/d kehilangan cairan aktif melalui ginjal,
kelenjar keringat, saluran GIT ( karena kekurangan aldosteron)
2) Intoleransi aktivitas(00092) b/d penurunan produksi metabolisme, ketidakseimbangan
cairan elektrolit dan glukosa
10. 3) Harga diri rendah situasional (00120) b/d gangguan citra tubuh (hiperpigmentasi)
4) Ansietas (00146) berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan perubahan fungsi
fisiologi
D. Intervensi
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria
hasil
Intervensi Rasional
1. Kekurangan volume
cairan (00027)
- Defenisi:
Penurunan cairan
intravaskuler, interstisial,
dan/atau intraseluler.
Faktor yang
berhubungan: kehilangan
cairan aktif melalui
ginjal, kelenjar keringat,
saluran GIT ( karena
kekurangan aldosteron)
Batasan karakteristik:
- Peningkatan
konsentrasi urine
- Penurunan tanda-tanda
vital
- Penurunan BB
- Penurunan turgor kulit
- Haus
- Membran mukosa
kering
Setelah dilakukan
perawatan 3x24 jam,
masalah klien dapat
teratasi dengan kliean
menunjukkan adanya
perbaikan
keseimbangan cairan.
Dengan kriteria hasil:
- pengeluaran urine
yang adekuat (1 cc/kg
BB/jam)
- - TTV stabil
- (N : 80 – 100 x/menit
- S : 36 – 37’C
TD : 120/80 mmHg)
- BB ideal
- turgor kulit baik
- tidak mengalami haus
yang tidak normal
- membran mukosa
lembab
-
1. Pantau TTV, catat
perubahan tekanan
darah pada
perubahan posisi,
kekuatan dari nadi
perifer
2. Timbang BB setiap
hari dan pantau
kecenderungannya
3. Pantau status hidrasi
(mis, membran
mukosa lembab,
rasa haus,membran
kulit jelek)
4. Pantau hasil LAB
yang relevan
dengan
keseimbangan
cairan (mis: kadar
hematokrit)
5. Anjurkan pasien
untuk minum bila
haus
6. Kolaboratif dalam
pemberian cairan,
larutan gula dan
1. Hipotensi postural
merupakan bagian
hipovolemia akibat
kekurangan hormon
aldosteron dan
penurunan curah
jantung sebagai
akibat dari
penurunan kortisol.
Nadi mungkin
melemah yang
mudah dapat hilang.
2. Memberikan
perkiraan kebutuhan
akan penggantian
volume cairan dan
keefektifan
pengobatan.
Peningkatan berat
badan yang cepat
disebabkan oleh
adanya retensi
cairan dan natrium
yang berhubungan
dengan pengobatan
steroid.
11. obat-obatan.
7. Pasang kateter urine
8. Lakukan higiene
oral secara sering
9. Tentukan jumlah
cairan yang masuk
dalam 24jam,
hitung asupan yang
diinginkan
sepanjang sif
pagi,siang,malam
3. Untuk
mengindikasikan
berlanjutnya
hipovolemia dan
mempengaruhi
kebutuhan volume
pengganti
4. peningkatan kadar
Ht darah merupakan
indikasi terjadinya
hemokonsentrasi
yang akan kembali
normal sesuai
dengan terjadinya
dehidrasi pada tubuh
5. Mencegah
terjadinya
kekurangan volume
cairan
6. Cairan dan obat-
obatan akan
membantu
pemenuhan
kekurangan cairan
dan elektrolit tubuh
7. dapat menfasilitasi
pengukuran
haluaran urine
dengan baik.
8. membantu
menurunkan rasa
tidak nyaman akibat
dari dehidrasi dan
12. mempertahankan
kerusakan
membrane mukosa
9. Jumlah cairan yang
masuk terpantau
2.
Intoleransi
aktivitas(00092)
Defenisi:
ketidakcukupan energi
psikologis atau fisiologis
untuk melanjutkan atau
mnyelesaikan aktivitas
kehidupan sehari-hari
yang harus atau yang
ingin dilakukan.
Berhubungan dengan:
penurunan suplai O2 ke
jaringan otot kedalam
metabolisme, ketidak
seimbangan cairan
elektrolit dan glukosa
Batasan karakteristik:
- ketidaknyamanan
setelah beraktivitas
- menyatakan merasa
letih
- menyatak merasa
Setelah dilakukan
perawatan 3x24 jam,
masalah klien teratasi
dengan suplai O2 yag
adekuat
Dengan kriteria hasil:
- Klien menunjukan
peningkatan dan
partisipasi dalam
melakukan aktivitas
- TTV N : 80 – 100
x/menit RR : 16 – 20
x/menit TD : 120/80
mmHg
1. Kaji tingkat
kelemahan klien
dan identifikasi
aktivitas yang
dapat dilakukan
oleh klien
2. Tentukan penyebab
keletihan (mis:
perawatan, nyeri,
dan pengobatan)
3. Pantau asupan
nutrisi untuk
memastikan
sumber-sumber
energi yang
adekuat
4. Ajarkan tentang
pengaturan
aktivitas dan teknik
menajemen waktu
untuk mencegah
kelemahan
5. Kolaborasikan
dengan ahli terapi
okupasi, fisik( mis,
untuk latihan
1. pasien biasanya
telah mengalami
penurunan tenaga
kelemahan otot,
menjadi terus
memburuk setiap
hari karena proses
penyakit dan
munculnya
ketidakseimbangan
natrium kalium
2. dapat melakukan
tindakan sesuai
dengan penyebab
keletihan yang
dialami pasien
3. Kebutuhan nutrisi
klien terpenuhi
untuk melakukan
aktivitas
4. mengurangi
kelelahan dan
menjaga
ketenangan pada
jantung
5. pasien akan dapat
melakukan
13. lemah ketahanan), atau
rekreasi untuk
merencanakan dan
memantau program
aktivitas,jika perlu
6. Pantau tanda-tanda
vital sebelum,
selama dan setelah
aktivitas
aktivitas yang lebih
banyak dengan
mengurangi
pengeluaran tenaga
pada setiap
kegiatan yang
dilakukan
6. kolapsnya sirkulasi
dapat terjadi
sebagai dari stress,
aktivitas jika curah
jantung berkurang
3.
Harga diri rendah
situasional (00120)
Defenisi: Perkembangan
presepsi negatif tentang
harga diri sebagai
respons terhadap situasi
saat ini (hiperpigmentasi)
Berhubungan dengan:
gangguan citra tubuh
(hiperpigmentasi)
Batasan karakteristik:
- Evaluasi diri bahwa
individu tidak mampu
menghadapi situasi atau
Setelah dilakukan
perawatan 3x24
jam,diharapkan klien
dapat menunjukan
harga diri.
Dengan kriteria hasil:
- Klien
mengungkapkan
penerimaan diri
- Penerimaan kritik dari
orang lain
- Melakukan perilaku
yang dapat
meningkatkan
kepercayaan diri
1. Pantau ungkapan
perasaan tentang
keadaannya misal :
perubahan
penampilan dan
peran
2. Ajarkan pasien
untuk melakukan
manajemen stress
misal :
- Teknik relaksasi
- Visualisasi
- Imaginasi
3. Rujuk kepelayanan
sosial konseling,
dan kelompok
pendukung yang
1. Membantu
mengevaluasi
berapa banyak
masalah yang dapat
diubah oleh pasien
2. Meminimalkan
perasaan stress,
frustasi,
meningkatkan
kemampuan
koping.
3. pendekatan secara
koprehensif dapat
membantu
memnuhi
kebutuhan pasien
untuk memelihara
14. peristiwa
- Perilaku bimbang
sesuai
4. Dorongan pasien
untuk membuat
pilihan guna
berpartisipasi
dalam penampilan
diri sendiri
5. Fokus pada
perbaikan yang
sedang terjadi dan
pengobatan misal
menurunkan
pigmentasi kulit
tingkah laku
pasien.
4. Agar pasien lebih
percaya diri dengan
penamilan dirinya
sendiri
5. ungkapkan seperti
ini dapat
mengangkat
semangat pasien
dan meningkatkan
harga diri pasien
4.
Ansietas (00146)
Defensi : perasaan tidak
nyaman atau
kekhawatiran yang samar
disertai respons
autonom, perasaan takut
yang disebabkan oleh
antisipasi terhadap
bahaya
Berhubungan dengan:
status kesehatan, stres
Batasan karakteristik:
- gelisah
- ketakutan
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
3x 24 jam, klien
diharapkan mampu
menunjukan
pengendalian diri
terhadap ansietas
Dengan kriteria hasil:
- meneruskan aktivitas
yang dibutuhkan
meskipun mengalami
kecemasan
- mengkomunikasikan
kebutuhan dan
perasaan negatif
secara tepat
- tanda-tanda vital
1. Gali bersama
pasien metode
untuk menhindari
atau mengubah
episode stres,
diskusi teknik
relaksasi
2. Kaji dan
dokumentasikan
tingkat kecemasan
pasien
3. Ajarkan anggota
keluarga
bagaimana
membedakan
antara serangan
panik dan gejala
1. Penurunan stress
dapat membatasi
pengeluaran
katekolamin oleh
sistem saraf
simatis, sehingga
membatasi /
mencegah respon
vasokonstriksi
2. Mengetahui derajat
kecemasan klien
3. Pengetahuan klien
dan keluarga
bertambah
sehingga tidak
meningkatkan
kecemasan klien
15. - menyadari gejala
fisiologis
- ketidakseimbangan
tanda-tanda vital
dalam batas normal penyakit fisik
4. Kolaborasi dengan
dokter tentang
pemberian anti
depresan,
diazepam
5. Sarankan klien
tetap menetapkan
jadwal yang teratur
untuk makan, tidur
dan latihan
6. Beri dorongan
kepada pasien
untuk
mengungkapkan
secara verbal
pikiran dan
perasaan untuk
mengekstranalisasi
kan ansientas
4. Mengurangi
depresi yang
dialami klien
5. Membantu
meningkatkan
perasaan
menyenangkan
sehat, dan untuk
emmahami bahwa
aktivitas fisik yag
tidak teratur dapat
meningkatkan
kebutuhan hormon
6. Dengan
mendiskusikan
fakta – fakta
tersebut dapat
membantu Px
untuk memasukkan
perubahan perilaku
yang perlu ke
dalam gaya hidup
E. Implementasi
Disesuaikan dengan intervensi yang ada
F. Evaluasi
16. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit Addison adalah penyakit yang terjadi akibat fungsi korteks tidak adekuat
untuk memenuhi kebutuhan pasienakan hormon-hormon korteks adrenal. Jadi tetaplah
menjalankan pola hidup sehat untuk meminimalisir terinfeksinya penyakit. Terutama
terhadap penyakit Penyakit Addison ini.
Penyakit addison merupakan insufiensi adrenal yang berat dengan ekserbasi yang
tiba-tiba. Hal ini dapat menimbulkan kematian apabila tidak segera ditangani.
B. Saran
Sebagai generasi penerus di bidang keperawatan kita hrus lebih memahami dan lebih
mnegerti apa , mengapa dan bagaimana terjadinya adrenal hipofungsi. Agar kita bisa
memberikan penanganan yang tepat kepada pasien kita kelak.