Dokumen tersebut merupakan ringkasan tentang anamnesis dan pemeriksaan fisik pasien yang mengalami epitaksis posterior akibat hipertensi. Dokumen tersebut menjelaskan tentang riwayat medis pasien, gejala utama, hasil pemeriksaan fisik, diagnosa banding, diagnosa kerja, dan penatalaksanaan epitaksis posterior pada pasien hipertensi.
2. Anamnesis
Identitas
Nama, usia, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, status pernikahan.
Keluhan utama Keluar darah dari hidung?
Sejak Kapan?
Apakah ini perdarahan pertama kali atau sudah pernah sebelumnya? Jika ya, kapan terakhir
terjadinya?
Darah mengalir ke luar hidung atau ke dalam tenggorokan? Mana yang dirasakan lebih awal ?
Lama perdarahan? Terjadi tiba-tiba?
Satu sisi atau keduanya?
Penyebab terjadinya perdarahan? Sebelumnya sedang apa, apakah terjadi benturan,
mengorek hidung, bersin, dipukul?
3. Anamnesis
• Perkiraan banyak darah yang keluar?
• Apakah sedang pilek?
• Apakah ada demam? Jika ya, sejak kapan?
• Apakah nyeri kepala, nyeri dibelakang bola mata? mual-muntah, batuk berdarah,
perdarahan di tempat lain?
• Adakah benjolan pada daerah/dalam hidung?
• Sebelumnya terjadi trauma hidung/wajah? Infeksi sinus? Riwayat operasi hidung
atau sinus?
• Apakah dipengaruhi cuaca dan suhu?
4. • Riwayat penyakit dahulu :
• Pernah sakit seperti ini sebelumnya? Darah tinggi? Kencing
manis? Penyakit jantung? Riwayat gangguan perdarahan?
Kolesterol?
• Riwayat penyakit keluarga :
• Apakah ada anggota keluarga yang mengalami hal serupa?
Riwayat gangguan perdarahan? Darah tinggi? Kencing manis?
Penyakit jantung? Riwayat gangguan perdarahan? Kolesterol?
5. • Riwayat Kebiasaan :
• Merokok? Alkohol?
• Riwayat pengobatan :
• Penggunaan obat pengencer darah? Pemakaian semprot
hidung steroid jangka lama? obat darah tinggi?
• Sudah berobat sebelumnya? Jika sudah, pakai obat apa? Apa
ada perbaikan?
• Riwayat alergi? Makanan, obat-obatan, debu, suhu?
6. Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum : kesadaran, kesan sakit?
• Status gizi : BB, TB, BMI
• Tanda vital : Tekanan darah? Nadi? Respirasi? Suhu?
• Status Generalis
• Kepala : bentuk dan ukuran
• Mata : conjunctiva, sklera, refleks cahaya
• Hidung :
Inspeksi : Deviasi septum atau deformitas hidung?
7. Palpasi :
Rhinoskopi anterior: Apakah terdapat massa? (konsistensi,
permukaan, mobilitas, nyeri tekan, ukuran) Apakah ada
luka? Sumber perdarahan? (Darah +)
Rhinoskopi posterior: Apakah terdapat massa? (konsistensi,
permukaan, mobilitas, nyeri tekan, ukuran) Luka? Sumber
perdarahan? (Darah +)
14. Penatalaksanaan Epistaksis Anterior
1. Menekan hidung luar selama 10-15 menit
2. Bila sumber perdarahan dikaustik dengan larutan AgNO3 25-30%, sesudahnya
diberi krim antibiotik
3. Pemasangan tampon anterior dengan kasa/kapas + pelumas vaselin/salep
antibiotik (agar tidak menyebabkan luka baru), dipertahankan 2x24 jam jika
belum berhenti, pasang lagi yang baru
16. Penatalaksanaan Epistaksis Posterior
Tampon Posterior (Tampon Bellocq)
• Tampon dibentuk dari kasa padat dibentuk kubus atau bulat dengan diameter
3 cm.
• Tampon ini terikat 3 utas benang, 2 buah di satu sisi dan sebuah di satu sisi
berlawanan.
• Dengan bantuan kateter, diikatkan 2 benang tampon, kemudian kateter ditarik
kembali melalui hidung, sampai benang keluar dan dapat ditarik.
• Tampon didorong dengan jaritelunjuk untuk dapat melewati palatum molle
masuk ke nasofaring.
17. • Bila masih terjadi
perdarahan, dipakaikan
tampon anterior dalam
kavum nasi.
• Benang lain yang keluar
dari mulutdiikatkan secara
longgar pada pipi pasien
menarik keluar Dipakai
2-3 hari
• Dapat diganti Kateter
foley dengan balon
19. Definisi
• Epistaksis keluarnya darah dari hidung yang penyebabnya bisa lokal atau
sistemik.
• Epitaksis anterior dari Pleksus Kiesselbach
• Epistaksis posterior dari a. sphenopalatina dan a.ethmoid posterior.
• Perdarahan cenderung lebih berat dan jarang berhenti sendirianemia,
hipovolemi dan syok.
• Sering ditemukan pada pasien dengan penyakit kardiovaskular seperti hipertensi
dan aterosklerosis.
20. Klasifikasi
• Berdasarkan letak perdarahan
1. Epitaksis anterior berasal dari pleksus
Kiesselbach yang terdiri dari ujung-
ujung a.ethmoidalis, a.sfenopalatina,
a.palatine major, dan a.labialis superior.
2. Epitaksis posterior berasal dari
a.sfenopalatina atau a.ethmoidalis
posterior. Biasanya jarang dapat
berhenti sendiri.
21. Etiologi
Lokal
• Trauma
• Infeksi
• Neoplasma
• Kelainan kongenital
• Abnormalitas septum nasi
• Pengaruh lingkungan seperti
udara atau pajanan zat kimiawi
Sistemik
• Infeksi
• Kelainan darah
• Penyakit kardiovaskular
• Penyakit hati
• Hipertensi
• Obat-obatan
23. Penatalaksanaan Epistaksis Anterior
1. Menekan hidung luar selama 10-15 menit
2. Bila sumber perdarahan dikaustik dengan larutan AgNO3 25-30%, sesudahnya
diberi krim antibiotik
3. Pemasangan tampon anterior dengan kasa/kapas + pelumas vaselin/salep
antibiotik (agar tidak menyebabkan luka baru), dipertahankan 2x24 jam jika
belum berhenti, pasang lagi yang baru
25. Penatalaksanaan Epistaksis Posterior
Tampon Posterior (Tampon Bellocq)
• Tampon dibentuk dari kasa padat dibentuk kubus atau bulat dengan diameter
3 cm.
• Tampon ini terikat 3 utas benang, 2 buah di satu sisi dan sebuah di satu sisi
berlawanan.
• Dengan bantuan kateter, diikatkan 2 benang tampon, kemudian kateter ditarik
kembali melalui hidung, sampai benang keluar dan dapat ditarik.
• Tampon didorong dengan jaritelunjuk untuk dapat melewati palatum molle
masuk ke nasofaring.
26. • Bila masih terjadi
perdarahan, dipakaikan
tampon anterior dalam
kavum nasi.
• Benang lain yang keluar
dari mulutdiikatkan secara
longgar pada pipi pasien
menarik keluar Dipakai
2-3 hari
• Dapat diganti Kateter
foley dengan balon
27. Prognosis
• Komplikasi dapat terjadi sebagai akibat dari epitaksisnya sendiri atau
sebagai akibat dari usaha penanggulangan epitaksis.
• Akibat perdarahan yang hebat dapat terjadi aspirasi darah ke dalam
saluran napas bawah, juga dapat menyebabkan syok, anemia, dan gagal
ginjal. Turunnya tekanan darah secara mendadak dapat menimbulkan
hipotensi, hipoksia, iskemia cerebri, insufisiensi coroner dampai infark
miokard sehingga dapat menyebabkan kematian. Dalam hal ini pemberian
infus atau transfusi darah harus dilakukan secepatnya.
• Akibat pembuluh darah yang terbuka dapat terjadi infeksi, sehingga perlu
diberikan antibiotic
• Pemasangan tampon posterior (tampon Belloq) dapat menyebabkan
laserasi palatum mole atau sudut bibir.