SlideShare a Scribd company logo
1 of 52
OMSK MALIGNA
Pembimbing:
dr. Yan Edwin Bunde, Sp.THT-KL, MH.Kes
Penyusun:
ClarissaAmantha Rizky - 1315016
Bagian Ilmu Kesehatan THT-KL
Universitas Kristen Maranatha - RS Immanuel
Bandung
2019
ANAMNESIS
• Identitas pasien (nama, usia, jenis kelamin, alamt, pekerjaan, status menikah)
• Keluhan utama?
• Keluar cairan dari telinga?
• Dari kedua telinga atau hanya satu?
• Sejak kapan?
• Warnanya apa?
• Berbau?
• Kekentalan?
• Terus menerus ? Atau hilang timbul?
• Keluhan tambahan?
• Disertai nyeri?
• Disertai demam?
• Disertai penurunan pendengaran?
lanjutan
• Sebelumnya apakah ada trauma di daerah telinga?
• Sebelumnya sering batuk dan pilek?
• Apakah disertai dengan keluhan bibir mencong atau alis tidak dapat di angkat ?
• Riwayat penyakit dahulu:
• Sebelumnya pernah seperti ini?
• Riwayat penyakit keluarga:
• Apakah di keluarga ada yang pernah mengeluh keluhan serupa?
• Riwayat pengobatan:
• Apakah sudah pergi ke dokter sebelumnya?
• Apakah sudah di berikan obat sendiri?
• Riwayat alergi obat?
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan umum, kesadaran, kesan sakit, tanda vital
• Kepala: bentuk dan ukuran
• Mata : conjungtiva, sklera, refleks cahaya
• Hidung: nyeri tekan sinus paranasal? Deviasi septum? Sekret?
• Mulut : mukosa, tonsil, uvula, dinding post faring, deviasi?
• Telinga : pemeriksaan telinga luar, nyeri tekan tragus, MAE, serumen, sekret,
membran timpani
• Otoskopi: apakah membran timpani intak?Apabila terdapat perforasi, tipe
perforasi? Edema? Jaringan granulasi? Kolesteatoma?
PEMERIKSAAN FISIK
• Leher: letak trakea, KGB membesar?
• Thoraks:
• Pulmo:
• Inspeksi : bentuk dan pergerakan?
• Palpasi: bentuk dan pergerakan, taktil?
• Perkusi: sonor?
• Auskultasi:VBS kanan dan kiri, suara nafas tambahan, vocal fremitus, wheezing?
Ronchi?
• Cor
• Inspeksi: ictus cordis?
• Palpasi: incus cordis teraba?
• Perkusi: batas jantung
• Auskultasi: bunyi jantung S1, S2, murmur?
PEMERIKSAAN FISIK
• Abdomen:
• Inspeksi: datar/cembung?
• Auskultasi: bising usus?
• Perkusi: timpani?
• Palpasi: soepel? Hepar? Lien? Nyeri tekan?
• Ekstremitas: akral hangat/dingin?CRT? Edem? Refleks patologis? Refleks fisiologis?
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan audiologi
• pada emeriksaan ini akan dijumpai hasil tuli konduktif atau campur.
• Pemeriksaannya : tes garpu tala,TPA, speech reception test (SRT), word discimination score (WDS)
• Terjadinya suli sensorineural merupakan tanda bahwa penyakit sudah dalam tahap lanjut
• Evaluasi vestibular
• Bukan merupakan pemeriksaan rutin pada OMSK
• Dilakukan jika terdapat vertigo
• Dilakukan pemeriksaan : tes rotasi sinusoidal, nistagmus spontan dan posisional dan fistula tes
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan radiologi
• Dilakukan jika terdapat otorrhea berlebihan dan kemungkinan terjadinya komplikasi
• Pemeriksaannya : lateral view, stenver’s view, schuller view, submentovertical view
• CT-SCAN
• Untuk menilai sejauh mana proses perluasan dan pengaruhnya terhadap jaringan sekitar
• Untuk menilai komplikasi
DIAGNOSIS
• Diagnosis banding :
• OMSK maligna
• OMSK benign
• Diagnosis kerja : OMSK maligna
PENATALAKSANAAN
ANATOMITELINGA
AnatomiTelinga
Telinga luar
FossaTriangularis Antihelix
Perdarahan:
- Arteri temporalis superficialis
- Arteri auricularis posterior
Persarafan Kulit:
- N. auricularis magnus
- N. auriculotemporalis
Auricula
Meatus Acusticus Externus
• Panjang ± 25 mm, memanjang ke arah
medio-inferior
• Dilapisi kulit tipis dan terdapat glandula
ceruminosa yang menghasilkan cerumen
• 1/3 saluran luar pars cartilaginea; 2/3
saluran dalam pars ossea
MembranaTimpani
- Pars tensa : mukosa, lapisan fibrosa,
kutan
- Pars flaccid (membran Shrapnell) :
mukosa, kutan
Persarafan :
- Permukaan externa :
n. auriculotemporalis
- Permukaan interna : n.
glossopharyngeus
Telinga tengah
Terdiri dari :
- CavitasTympani
- Tuba Auditiva
- OssiculaAuditus
CavitasTympani
Tuba Auditiva
Fungsi :
- Menyamakan tekanan auris media dengan
tekanan atmosfer  memungkinkan gerakan
membran timpani
- Proteksi terhadap sekret nasofaring
- Drainase sekret yang dibentuk telinga tengah ke
nasofaring
OssiculaAuditus
Telinga dalam
Utriculus
Sacculus
Labyrinthus Membranaceus
MeatusAcusticus Internus
OTITIS MEDIA
SUPURATIF KRONIK
DEFINISI
• Otitis Media Supuratif kronik (OMSK) : proses peradangan akibat infeksi
mukoperiosteum rongga telinga tengah yang ditandai oleh perforasi
membran timpani, keluar sekret yang terus menerus atau hilang timbul, dan
dapat menyebabkan perubahan patologik yang permanen.
• Kolesteatoma adalah lesi kistik non-kanker yang berasal dari pertumbuhan
abnormal epitel skuamosa berkeratin di tulang temporal
ETIOLOGI
• Masih menjadi perdebatan
• Para ahli mengatakan terjadinya proses efusi di telinga tengah yang
berlangsung lama, baik efusi yang bersifat purule, serous, maupun mukoid
• Adanya perforasi membran timpani yang permanen
• Terdapat sumber infeksi di tellinga tengah dan mastoid
• Pseudomonas aeruginosa 40%-65%
• Staphylococcus aerius 10%-20%
KLASIFIKASI
• OMSK terbagi menjadi 2 bagian, berdaarkan ada tidaknya
kolesteatoma
OMSK Benigna OMSK Maligna
Sekret Mukoid, tidak berbau Purulen, berbau busuk
Perforasi Sentral Atik atau marginal
Granulasi Jarang Biasa terjadi
Polip Berwarna pucat Berwarna kemerahan
Kolesteatoma Tidak ada Ada
Komplikasi Jarang terjadi Sering terjadi
Audiogram Tuli konduktif ringan
hingga sedang
Tuli konduktif atau
campuran
KLASIFIKASI
• Kolesteatoma terbagi menjadi 2:
1. Kolesteatom kongenital:
- terbentuk pada masa embrionik
- ditemukan pada telinga dengan MT utuh
- tanda infeksi (-)
- lokasi : cavum timpani  cerebellopontine angle/ daerah petrosus mastoid
2. Kolesteatom akuisital:
- primer: teori invaginasi  terbentuk tanpa didahului oleh perforasi MT.Timbul
akibat adanya proses invaginasi dari MT pars flacid karena tekanan negatif di telinga
tengah.
- sekunder :
teori imigrasi : terbentuk setelah perforasi MT, timbul akibat masuknya epitel kulit
liang telinga/ pinggiran Mt yang perforasi ke telinga tengah
teori metaplasi: terbentuk sebagai metaplasi mukosa cavum timpani karena iritasi
yang berlangsung lama
FAKTOR RISIKO
• Episode berulang dari otitis media akut
• Tinggal di tempat yang ramai
• Menjadi anggota keluarga yang memiliki anggota keluarga banyak
• Mendatangi tempat penitipan anak
• Perokok pasif
• Pengobatan infeksi saluran napas atas yang tidak adekuat
• Breastfeeding
• Pendidikan dan status sosio ekonomi rendah
• Adanya kelainan dari craniofacial : bibir sumbing, celah di palatum, down’s
syndrome, cri du chat syndrome, atresia coana dan mikrosepal
PATOGENESIS
KOLESTEATOMA
Patogenesis
• Kolesteatoma kongenital, secara definisi, berasal dari area epitel
berkeratin di dalam ruang telinga tengah.
• Michaels  Ada area kecil pada daerah anterior tympanum pada
janin yang sedang berkembang sering kali mengandung area kecil
epitel berkeratin
Staging
• Potsic dan kolega mengembangkan sebuah sistem staging
• Stage I : Kolesteatoma yang terbatas pada salah satu kuadran
• Stage II : Melibatkan lebih dari satu kuadran tanpa adanya keterlibatan
tulang pendengaran
• Stage III : Melibatkan tulang pendengaran tanpa penyebaran ke
mastoid
• Stage IV : Merujuk pada keterlibatan mastoid
• Potsic dan kolega sendiri menunjukan korelasi antara stage dan risiko
terjadinya residual disease ; Stage IV memiliki risiko sebesar 67% untuk
mengalami residucal cholesteatoma setelah tindakan reseksi
pembedahan
Teori Dasar Patogenesis Acquired
Cholesteatoma
• Patogenesis kolesteatoma yang didapat  Perdebatan
• 4 teori dasar patogenesis dari acquired aural cholesteatoma telah
diajukan :
• Invaginasi dari membrana tympani (retraction pocket cholesteatoma)
• Hiperplasia sel basal
• Epithelial ingrowth melalui sebuah perforasi (the migration theory)
• Metaplasia sel gepeng dari epitel telinga tengah
TEORI INVAGINASI
Teori Invaginasi
• Teori invaginasi secara umum dianggap sebagai salah satu
mekanisme utama dari pembentukan attic cholesteatoma
• Kantung retraksi dari pars flaccida menjadi lebih dalam
karena tekanan negatif telinga tengah dan kemungkinan
akibat proses inflamasi yang berulang
• Ketika kantung retraksi ini menjadi lebih dalam, keratin yang
mengalami proses deskuamasi tidak dapat dibersihkan dari
celah ini, dan terbentuklah kolesteatoma
Teori Invaginasi
• Asal dari kantung retraksi kolesteatoma sendiri diperkirakan dari disfungsi
tuba eustachii atau Otitis Media with Effusion (OME) dengan resultan
tekanan dalam telinga tengah yang negatif (ex vacuo theory)
• Hasil dari kolesteatoma tipe ini (primary acquired cholesteatoma)  Defek
pada kuadran posteroinferior dari membrana tympani dan erosi dari dinding
kanalis di sekitarnya
• Walaupun defek ini memiliki gambaran sebagai perforasi tipe marginal,
defek ini bukanlah perforasi, melainkan invaginasi
Teori Invaginasi
• Sadé  Pola migrasi epitel di dalam kantung retraksi pada
bagian attic mengalami gangguan  Akumulasi keratin di dalam
kantung retraksi, yang kemudian menjadi perbesaran, hanya
dari akumulasi keratin di dalam ruang yang cukup tertutup
TEORI HIPERPLASIA
SEL BASAL
Hiperplasia Sel Basal
• Lange  Sel epitel (“prickle cells”) dari pars flaccida dapat
menginvasi jaringan subepitel melalui kolom proliferasi sel epitel
• Hampir 40 tahun kemudian, Ruedi mendukung hipotesis ini
dengan bukti klinis dan eksperimental  Untuk epitel dapat
menginvasi ke dalam lamina propria, basal lamina (membrana
basalis) harus mengalami gangguan
Hiperplasia Sel Basal
• Huang dan kolega & Masaki dan kolega  Epithelial ingrowth dari
membrana tympani dapat diinduksi dengan penetesan propylene glycol ke
dalam telinga tengah dari chinchilla
• Zat ini menyebabkan pemecahan basal lamina untuk menimbulkan invasi
dari epithelial cone ke dalam jaringan pengikat subepitel dan mendorong
pembentukan microcholesteatoma
Hiperplasia Sel Basal
• Mekanisme ini dapat menjelaskan beberapa tipe kolesteatoma pada
manusia, bahkan yang terjadi di balik membrana tympani yang intak
• Menurut teori ini, microcholesteatoma dapat membesar dan
menyebabkan perforasi sekunder melalui membrana tympani,
meninggalkan gambaran khas pada attic cholesteatoma
• Chole dan kolega menemukan bahwa fibroblast normal dan fibroblast dari
kolesteatoma yang diinduksi tidak menunjukan adanya karakteristik
fenotip yang invasif dari sel neoplastik sejati
TEORI INVASI EPITEL
Teori Invasi Epitel
• Teori ini menyatakan bahwa epitel gepeng berkeratin dari permukaan
membrana tympani menginvasi atau bermigrasi ke dalam telinga
tengah melalui perforasi pada membrana tympani
• Weiss  Sel epitel dapat bermigrasi di sepanjang permukaan melalui
sebuah proses yang disebut sebagai contact guidance, dan ketika sel epitel
ini bertemu dengan permukaan epitel lainnya, maka sel-sel ini akan
berhenti bermigrasi, sehingga Weiss menyebutnya sebagai contact
inhibition
Teori Invasi Epitel
• van Blitterswijk dan Grote  Cytokeratin-10 (CK-10) yang ditemukan pada
epidermis meatus dan epitel yang bermigrasi, secara istimewa
diekspresikan pada matriks kolesteatoma daripada pada mukosa telinga
tengah  Menunjukan epidermal origin dari kolesteatoma
• Penelitian ini juga mendukung hipotesis hiperplasia sel basal untuk
patogenesis dari kolesteatoma telinga dengan mengacu pada
hiperproliferasi, migrasi, dan gangguan diferensiasi keratinosit
Teori Invasi Epitel
• Fibronectin dan tenascin dalam kadar yang tinggi dan gangguan fokal dari
membrana basalis dilaporkan ditemukan pada kolesteatoma telinga
tengah, yang mendukung teori invasi
• Palva dan kawan-kawan  Pada beberapa perforasi membrana tympani,
inflamasi menyebabkan kerusakan pada lapisan mukosa bagian dalam dari
membrana tympani  Epitel berkeratin bagian luar dapat bermigrasi ke
dalam dan menyebabkan kolesteatoma
TEORI METAPLASIA
SEL GEPENG
Teori Metaplasia Sel Gepeng
• Wendt  Epitel selapis gepeng atau epitel kuboid dari telinga tengah
dapat mengalami transformasi metaplasia menjadi epitel berkeratin
• Mengacu pada teori ini, area epitel berkeratin di dalam telinga tengah
dapat membesar karena akumulasi debris dan kontak dengan membrana
tympani
• Infeksi dan inflamasi yang berulang-ulang  Kolesteatoma dapat
menyebabkan lisis dari membrana tympani dan menyebabkan terjadi
perforasi sekunder, memberikan gambaran khas dari attic cholesteatoma
GAMBARAN KLINIK OMSK
• gejala:
• Chronically draining ear (> 2 minggu) dengan riwayat OMSA yang
berulang ataupun traumatik perforasi
• Keluarnya ottorhea tanpa disertai otalgia ataupun demam
• Penurunan pendengaran  ganngguan bicara, prestasi
• Tanda:
• Tampak edema pada canalis auditory externa
• Tampak ottorhea purulen, serous dan cheesy-like
• Tampak jaringan granulasi pada telinga tengah
KOMPLIKASI
o Komplikasi intratemporal
• Perforasi membran timpani
• Mastoiditis akut
• Paresis nervus facialis
• Labirinitis
• Petrositis
• Tuli sensorineural
• Kolesteatoma
• Paralisis nervus fasialis
• Komplikasi ekstratemporal
• Abses subperiosteal
• Abses Benzold
• Komplikasi intrakrnial
• Abses epidural
• Trombosis sinus lateralis
• Menngitis
• Abses otak
• Abses subdural
TERIMAKASIH

More Related Content

What's hot

Fimosis NRA (etika, faizatun,faulivian)
Fimosis NRA (etika, faizatun,faulivian)Fimosis NRA (etika, faizatun,faulivian)
Fimosis NRA (etika, faizatun,faulivian)Etika Soraya
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akutAriesta Mp
 
Referat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur GinjalReferat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur GinjalKharima SD
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHKharima SD
 
Perianal fistula
Perianal fistulaPerianal fistula
Perianal fistulaSany Agnia
 
Aspek Anamnesis Pasien Nyeri Ulu Hati
Aspek Anamnesis Pasien Nyeri Ulu HatiAspek Anamnesis Pasien Nyeri Ulu Hati
Aspek Anamnesis Pasien Nyeri Ulu Hatiandikabudiarto
 
147325776 case-report-omsk
147325776 case-report-omsk147325776 case-report-omsk
147325776 case-report-omskhomeworkping3
 
Epistaksis posterior
Epistaksis posteriorEpistaksis posterior
Epistaksis posteriorAriesta Mp
 
Ketuban pecah dini ppt
Ketuban pecah dini pptKetuban pecah dini ppt
Ketuban pecah dini pptTaufik Tias
 
Tumor mammae kuliah
Tumor mammae kuliahTumor mammae kuliah
Tumor mammae kuliahfikri asyura
 
Vulvitis & servisitis
Vulvitis & servisitisVulvitis & servisitis
Vulvitis & servisitisPradasary
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisyudhasetya01
 

What's hot (20)

Fimosis NRA (etika, faizatun,faulivian)
Fimosis NRA (etika, faizatun,faulivian)Fimosis NRA (etika, faizatun,faulivian)
Fimosis NRA (etika, faizatun,faulivian)
 
Invaginasi
InvaginasiInvaginasi
Invaginasi
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
Referat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur GinjalReferat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur Ginjal
 
Otitis Media Akut
Otitis Media AkutOtitis Media Akut
Otitis Media Akut
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPH
 
Perianal fistula
Perianal fistulaPerianal fistula
Perianal fistula
 
Prolaps hemoroid
Prolaps hemoroidProlaps hemoroid
Prolaps hemoroid
 
Hemoroid
HemoroidHemoroid
Hemoroid
 
Epistaksis
EpistaksisEpistaksis
Epistaksis
 
Anatomi hidung
Anatomi hidungAnatomi hidung
Anatomi hidung
 
Aspek Anamnesis Pasien Nyeri Ulu Hati
Aspek Anamnesis Pasien Nyeri Ulu HatiAspek Anamnesis Pasien Nyeri Ulu Hati
Aspek Anamnesis Pasien Nyeri Ulu Hati
 
147325776 case-report-omsk
147325776 case-report-omsk147325776 case-report-omsk
147325776 case-report-omsk
 
Perforasi gaster
Perforasi gasterPerforasi gaster
Perforasi gaster
 
Epistaksis posterior
Epistaksis posteriorEpistaksis posterior
Epistaksis posterior
 
Ketuban pecah dini ppt
Ketuban pecah dini pptKetuban pecah dini ppt
Ketuban pecah dini ppt
 
Tumor mammae kuliah
Tumor mammae kuliahTumor mammae kuliah
Tumor mammae kuliah
 
Vulvitis & servisitis
Vulvitis & servisitisVulvitis & servisitis
Vulvitis & servisitis
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
 
Hemoroid
HemoroidHemoroid
Hemoroid
 

Similar to otitis media supuratif kronik tipe maligna

CBD OMSK Maligna
CBD OMSK MalignaCBD OMSK Maligna
CBD OMSK MalignaCoassTHT
 
Cbd epiglotitis akut
Cbd epiglotitis akutCbd epiglotitis akut
Cbd epiglotitis akutvinavina25
 
Cbd angiofibroma nasofaring belia (Gerasimos Hasiholan)
Cbd angiofibroma nasofaring belia (Gerasimos Hasiholan) Cbd angiofibroma nasofaring belia (Gerasimos Hasiholan)
Cbd angiofibroma nasofaring belia (Gerasimos Hasiholan) gerasimoos
 
AUDIT MEDIS KET.JELIYA(2).pptx
AUDIT MEDIS KET.JELIYA(2).pptxAUDIT MEDIS KET.JELIYA(2).pptx
AUDIT MEDIS KET.JELIYA(2).pptxmaya551368
 
Tht kl (emergency) dr.novialdi sp.tht-kl
Tht kl (emergency) dr.novialdi sp.tht-klTht kl (emergency) dr.novialdi sp.tht-kl
Tht kl (emergency) dr.novialdi sp.tht-klronaldRonald35
 
Herpes zoster oticus
Herpes zoster oticusHerpes zoster oticus
Herpes zoster oticusEnceselamat
 
PPT BEDAH ONKOLOGI, DIGESTIF, ORTHOPEDI - MEDSTAR X CHIEF UKDI.pptx
PPT BEDAH ONKOLOGI, DIGESTIF, ORTHOPEDI - MEDSTAR X CHIEF UKDI.pptxPPT BEDAH ONKOLOGI, DIGESTIF, ORTHOPEDI - MEDSTAR X CHIEF UKDI.pptx
PPT BEDAH ONKOLOGI, DIGESTIF, ORTHOPEDI - MEDSTAR X CHIEF UKDI.pptxAdindaNurulHuda1
 
fdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.ppt
fdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.pptfdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.ppt
fdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.pptRandiDoank2
 
Cbd tht tuli mendadak veby b.m. marewa 1415112
Cbd tht tuli mendadak veby b.m. marewa 1415112Cbd tht tuli mendadak veby b.m. marewa 1415112
Cbd tht tuli mendadak veby b.m. marewa 1415112VebyBeloMusuMarewa
 
Cbd epiglotitis akut
Cbd epiglotitis akutCbd epiglotitis akut
Cbd epiglotitis akutCoassTHT
 
Cbd abses peritonsiler
Cbd  abses peritonsilerCbd  abses peritonsiler
Cbd abses peritonsilerastritkasandra
 
Peradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengahPeradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengahYohanita Tengku
 
Neuritis vestibular
Neuritis vestibularNeuritis vestibular
Neuritis vestibularEnceselamat
 
Aspek klinis dan penanganan infeksi organ reproduksi wanita
Aspek klinis dan penanganan infeksi organ reproduksi wanitaAspek klinis dan penanganan infeksi organ reproduksi wanita
Aspek klinis dan penanganan infeksi organ reproduksi wanitaDhila Fadhila
 

Similar to otitis media supuratif kronik tipe maligna (20)

CBD OMSK Maligna
CBD OMSK MalignaCBD OMSK Maligna
CBD OMSK Maligna
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
Cbd epiglotitis akut
Cbd epiglotitis akutCbd epiglotitis akut
Cbd epiglotitis akut
 
Cbd angiofibroma nasofaring belia (Gerasimos Hasiholan)
Cbd angiofibroma nasofaring belia (Gerasimos Hasiholan) Cbd angiofibroma nasofaring belia (Gerasimos Hasiholan)
Cbd angiofibroma nasofaring belia (Gerasimos Hasiholan)
 
Klp cerdas
Klp cerdasKlp cerdas
Klp cerdas
 
AUDIT MEDIS KET.JELIYA(2).pptx
AUDIT MEDIS KET.JELIYA(2).pptxAUDIT MEDIS KET.JELIYA(2).pptx
AUDIT MEDIS KET.JELIYA(2).pptx
 
Tht kl (emergency) dr.novialdi sp.tht-kl
Tht kl (emergency) dr.novialdi sp.tht-klTht kl (emergency) dr.novialdi sp.tht-kl
Tht kl (emergency) dr.novialdi sp.tht-kl
 
fisiologi -patofisiologi sistem fonasi.pdf
fisiologi -patofisiologi sistem fonasi.pdffisiologi -patofisiologi sistem fonasi.pdf
fisiologi -patofisiologi sistem fonasi.pdf
 
Herpes zoster oticus
Herpes zoster oticusHerpes zoster oticus
Herpes zoster oticus
 
PPT BEDAH ONKOLOGI, DIGESTIF, ORTHOPEDI - MEDSTAR X CHIEF UKDI.pptx
PPT BEDAH ONKOLOGI, DIGESTIF, ORTHOPEDI - MEDSTAR X CHIEF UKDI.pptxPPT BEDAH ONKOLOGI, DIGESTIF, ORTHOPEDI - MEDSTAR X CHIEF UKDI.pptx
PPT BEDAH ONKOLOGI, DIGESTIF, ORTHOPEDI - MEDSTAR X CHIEF UKDI.pptx
 
fdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.ppt
fdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.pptfdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.ppt
fdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.ppt
 
Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA
Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA
Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA
 
Cbd tht tuli mendadak veby b.m. marewa 1415112
Cbd tht tuli mendadak veby b.m. marewa 1415112Cbd tht tuli mendadak veby b.m. marewa 1415112
Cbd tht tuli mendadak veby b.m. marewa 1415112
 
Cbd epiglotitis akut
Cbd epiglotitis akutCbd epiglotitis akut
Cbd epiglotitis akut
 
Cbd abses peritonsiler
Cbd  abses peritonsilerCbd  abses peritonsiler
Cbd abses peritonsiler
 
Peradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengahPeradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengah
 
cacat bawaan
cacat bawaancacat bawaan
cacat bawaan
 
Neuritis vestibular
Neuritis vestibularNeuritis vestibular
Neuritis vestibular
 
Belajar THT.pdf
Belajar THT.pdfBelajar THT.pdf
Belajar THT.pdf
 
Aspek klinis dan penanganan infeksi organ reproduksi wanita
Aspek klinis dan penanganan infeksi organ reproduksi wanitaAspek klinis dan penanganan infeksi organ reproduksi wanita
Aspek klinis dan penanganan infeksi organ reproduksi wanita
 

Recently uploaded

anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfAyundaHennaPelalawan
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxCahyaRizal1
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptxAzwarArifkiSurg
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 

Recently uploaded (20)

anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 

otitis media supuratif kronik tipe maligna

  • 1. OMSK MALIGNA Pembimbing: dr. Yan Edwin Bunde, Sp.THT-KL, MH.Kes Penyusun: ClarissaAmantha Rizky - 1315016 Bagian Ilmu Kesehatan THT-KL Universitas Kristen Maranatha - RS Immanuel Bandung 2019
  • 2. ANAMNESIS • Identitas pasien (nama, usia, jenis kelamin, alamt, pekerjaan, status menikah) • Keluhan utama? • Keluar cairan dari telinga? • Dari kedua telinga atau hanya satu? • Sejak kapan? • Warnanya apa? • Berbau? • Kekentalan? • Terus menerus ? Atau hilang timbul? • Keluhan tambahan? • Disertai nyeri? • Disertai demam? • Disertai penurunan pendengaran?
  • 3. lanjutan • Sebelumnya apakah ada trauma di daerah telinga? • Sebelumnya sering batuk dan pilek? • Apakah disertai dengan keluhan bibir mencong atau alis tidak dapat di angkat ? • Riwayat penyakit dahulu: • Sebelumnya pernah seperti ini? • Riwayat penyakit keluarga: • Apakah di keluarga ada yang pernah mengeluh keluhan serupa? • Riwayat pengobatan: • Apakah sudah pergi ke dokter sebelumnya? • Apakah sudah di berikan obat sendiri? • Riwayat alergi obat?
  • 4. PEMERIKSAAN FISIK • Keadaan umum, kesadaran, kesan sakit, tanda vital • Kepala: bentuk dan ukuran • Mata : conjungtiva, sklera, refleks cahaya • Hidung: nyeri tekan sinus paranasal? Deviasi septum? Sekret? • Mulut : mukosa, tonsil, uvula, dinding post faring, deviasi? • Telinga : pemeriksaan telinga luar, nyeri tekan tragus, MAE, serumen, sekret, membran timpani • Otoskopi: apakah membran timpani intak?Apabila terdapat perforasi, tipe perforasi? Edema? Jaringan granulasi? Kolesteatoma?
  • 5. PEMERIKSAAN FISIK • Leher: letak trakea, KGB membesar? • Thoraks: • Pulmo: • Inspeksi : bentuk dan pergerakan? • Palpasi: bentuk dan pergerakan, taktil? • Perkusi: sonor? • Auskultasi:VBS kanan dan kiri, suara nafas tambahan, vocal fremitus, wheezing? Ronchi? • Cor • Inspeksi: ictus cordis? • Palpasi: incus cordis teraba? • Perkusi: batas jantung • Auskultasi: bunyi jantung S1, S2, murmur?
  • 6. PEMERIKSAAN FISIK • Abdomen: • Inspeksi: datar/cembung? • Auskultasi: bising usus? • Perkusi: timpani? • Palpasi: soepel? Hepar? Lien? Nyeri tekan? • Ekstremitas: akral hangat/dingin?CRT? Edem? Refleks patologis? Refleks fisiologis?
  • 7. PEMERIKSAAN PENUNJANG • Pemeriksaan audiologi • pada emeriksaan ini akan dijumpai hasil tuli konduktif atau campur. • Pemeriksaannya : tes garpu tala,TPA, speech reception test (SRT), word discimination score (WDS) • Terjadinya suli sensorineural merupakan tanda bahwa penyakit sudah dalam tahap lanjut • Evaluasi vestibular • Bukan merupakan pemeriksaan rutin pada OMSK • Dilakukan jika terdapat vertigo • Dilakukan pemeriksaan : tes rotasi sinusoidal, nistagmus spontan dan posisional dan fistula tes
  • 8. PEMERIKSAAN PENUNJANG • Pemeriksaan radiologi • Dilakukan jika terdapat otorrhea berlebihan dan kemungkinan terjadinya komplikasi • Pemeriksaannya : lateral view, stenver’s view, schuller view, submentovertical view • CT-SCAN • Untuk menilai sejauh mana proses perluasan dan pengaruhnya terhadap jaringan sekitar • Untuk menilai komplikasi
  • 9. DIAGNOSIS • Diagnosis banding : • OMSK maligna • OMSK benign • Diagnosis kerja : OMSK maligna
  • 11.
  • 14. Telinga luar FossaTriangularis Antihelix Perdarahan: - Arteri temporalis superficialis - Arteri auricularis posterior Persarafan Kulit: - N. auricularis magnus - N. auriculotemporalis Auricula
  • 15. Meatus Acusticus Externus • Panjang ± 25 mm, memanjang ke arah medio-inferior • Dilapisi kulit tipis dan terdapat glandula ceruminosa yang menghasilkan cerumen • 1/3 saluran luar pars cartilaginea; 2/3 saluran dalam pars ossea
  • 16. MembranaTimpani - Pars tensa : mukosa, lapisan fibrosa, kutan - Pars flaccid (membran Shrapnell) : mukosa, kutan Persarafan : - Permukaan externa : n. auriculotemporalis - Permukaan interna : n. glossopharyngeus
  • 17. Telinga tengah Terdiri dari : - CavitasTympani - Tuba Auditiva - OssiculaAuditus
  • 19. Tuba Auditiva Fungsi : - Menyamakan tekanan auris media dengan tekanan atmosfer  memungkinkan gerakan membran timpani - Proteksi terhadap sekret nasofaring - Drainase sekret yang dibentuk telinga tengah ke nasofaring
  • 25. DEFINISI • Otitis Media Supuratif kronik (OMSK) : proses peradangan akibat infeksi mukoperiosteum rongga telinga tengah yang ditandai oleh perforasi membran timpani, keluar sekret yang terus menerus atau hilang timbul, dan dapat menyebabkan perubahan patologik yang permanen. • Kolesteatoma adalah lesi kistik non-kanker yang berasal dari pertumbuhan abnormal epitel skuamosa berkeratin di tulang temporal
  • 26. ETIOLOGI • Masih menjadi perdebatan • Para ahli mengatakan terjadinya proses efusi di telinga tengah yang berlangsung lama, baik efusi yang bersifat purule, serous, maupun mukoid • Adanya perforasi membran timpani yang permanen • Terdapat sumber infeksi di tellinga tengah dan mastoid • Pseudomonas aeruginosa 40%-65% • Staphylococcus aerius 10%-20%
  • 27. KLASIFIKASI • OMSK terbagi menjadi 2 bagian, berdaarkan ada tidaknya kolesteatoma OMSK Benigna OMSK Maligna Sekret Mukoid, tidak berbau Purulen, berbau busuk Perforasi Sentral Atik atau marginal Granulasi Jarang Biasa terjadi Polip Berwarna pucat Berwarna kemerahan Kolesteatoma Tidak ada Ada Komplikasi Jarang terjadi Sering terjadi Audiogram Tuli konduktif ringan hingga sedang Tuli konduktif atau campuran
  • 28.
  • 29. KLASIFIKASI • Kolesteatoma terbagi menjadi 2: 1. Kolesteatom kongenital: - terbentuk pada masa embrionik - ditemukan pada telinga dengan MT utuh - tanda infeksi (-) - lokasi : cavum timpani  cerebellopontine angle/ daerah petrosus mastoid 2. Kolesteatom akuisital: - primer: teori invaginasi  terbentuk tanpa didahului oleh perforasi MT.Timbul akibat adanya proses invaginasi dari MT pars flacid karena tekanan negatif di telinga tengah. - sekunder : teori imigrasi : terbentuk setelah perforasi MT, timbul akibat masuknya epitel kulit liang telinga/ pinggiran Mt yang perforasi ke telinga tengah teori metaplasi: terbentuk sebagai metaplasi mukosa cavum timpani karena iritasi yang berlangsung lama
  • 30. FAKTOR RISIKO • Episode berulang dari otitis media akut • Tinggal di tempat yang ramai • Menjadi anggota keluarga yang memiliki anggota keluarga banyak • Mendatangi tempat penitipan anak • Perokok pasif • Pengobatan infeksi saluran napas atas yang tidak adekuat • Breastfeeding • Pendidikan dan status sosio ekonomi rendah • Adanya kelainan dari craniofacial : bibir sumbing, celah di palatum, down’s syndrome, cri du chat syndrome, atresia coana dan mikrosepal
  • 32. Patogenesis • Kolesteatoma kongenital, secara definisi, berasal dari area epitel berkeratin di dalam ruang telinga tengah. • Michaels  Ada area kecil pada daerah anterior tympanum pada janin yang sedang berkembang sering kali mengandung area kecil epitel berkeratin
  • 33. Staging • Potsic dan kolega mengembangkan sebuah sistem staging • Stage I : Kolesteatoma yang terbatas pada salah satu kuadran • Stage II : Melibatkan lebih dari satu kuadran tanpa adanya keterlibatan tulang pendengaran • Stage III : Melibatkan tulang pendengaran tanpa penyebaran ke mastoid • Stage IV : Merujuk pada keterlibatan mastoid • Potsic dan kolega sendiri menunjukan korelasi antara stage dan risiko terjadinya residual disease ; Stage IV memiliki risiko sebesar 67% untuk mengalami residucal cholesteatoma setelah tindakan reseksi pembedahan
  • 34. Teori Dasar Patogenesis Acquired Cholesteatoma • Patogenesis kolesteatoma yang didapat  Perdebatan • 4 teori dasar patogenesis dari acquired aural cholesteatoma telah diajukan : • Invaginasi dari membrana tympani (retraction pocket cholesteatoma) • Hiperplasia sel basal • Epithelial ingrowth melalui sebuah perforasi (the migration theory) • Metaplasia sel gepeng dari epitel telinga tengah
  • 36. Teori Invaginasi • Teori invaginasi secara umum dianggap sebagai salah satu mekanisme utama dari pembentukan attic cholesteatoma • Kantung retraksi dari pars flaccida menjadi lebih dalam karena tekanan negatif telinga tengah dan kemungkinan akibat proses inflamasi yang berulang • Ketika kantung retraksi ini menjadi lebih dalam, keratin yang mengalami proses deskuamasi tidak dapat dibersihkan dari celah ini, dan terbentuklah kolesteatoma
  • 37. Teori Invaginasi • Asal dari kantung retraksi kolesteatoma sendiri diperkirakan dari disfungsi tuba eustachii atau Otitis Media with Effusion (OME) dengan resultan tekanan dalam telinga tengah yang negatif (ex vacuo theory) • Hasil dari kolesteatoma tipe ini (primary acquired cholesteatoma)  Defek pada kuadran posteroinferior dari membrana tympani dan erosi dari dinding kanalis di sekitarnya • Walaupun defek ini memiliki gambaran sebagai perforasi tipe marginal, defek ini bukanlah perforasi, melainkan invaginasi
  • 38. Teori Invaginasi • Sadé  Pola migrasi epitel di dalam kantung retraksi pada bagian attic mengalami gangguan  Akumulasi keratin di dalam kantung retraksi, yang kemudian menjadi perbesaran, hanya dari akumulasi keratin di dalam ruang yang cukup tertutup
  • 40. Hiperplasia Sel Basal • Lange  Sel epitel (“prickle cells”) dari pars flaccida dapat menginvasi jaringan subepitel melalui kolom proliferasi sel epitel • Hampir 40 tahun kemudian, Ruedi mendukung hipotesis ini dengan bukti klinis dan eksperimental  Untuk epitel dapat menginvasi ke dalam lamina propria, basal lamina (membrana basalis) harus mengalami gangguan
  • 41. Hiperplasia Sel Basal • Huang dan kolega & Masaki dan kolega  Epithelial ingrowth dari membrana tympani dapat diinduksi dengan penetesan propylene glycol ke dalam telinga tengah dari chinchilla • Zat ini menyebabkan pemecahan basal lamina untuk menimbulkan invasi dari epithelial cone ke dalam jaringan pengikat subepitel dan mendorong pembentukan microcholesteatoma
  • 42. Hiperplasia Sel Basal • Mekanisme ini dapat menjelaskan beberapa tipe kolesteatoma pada manusia, bahkan yang terjadi di balik membrana tympani yang intak • Menurut teori ini, microcholesteatoma dapat membesar dan menyebabkan perforasi sekunder melalui membrana tympani, meninggalkan gambaran khas pada attic cholesteatoma • Chole dan kolega menemukan bahwa fibroblast normal dan fibroblast dari kolesteatoma yang diinduksi tidak menunjukan adanya karakteristik fenotip yang invasif dari sel neoplastik sejati
  • 44. Teori Invasi Epitel • Teori ini menyatakan bahwa epitel gepeng berkeratin dari permukaan membrana tympani menginvasi atau bermigrasi ke dalam telinga tengah melalui perforasi pada membrana tympani • Weiss  Sel epitel dapat bermigrasi di sepanjang permukaan melalui sebuah proses yang disebut sebagai contact guidance, dan ketika sel epitel ini bertemu dengan permukaan epitel lainnya, maka sel-sel ini akan berhenti bermigrasi, sehingga Weiss menyebutnya sebagai contact inhibition
  • 45. Teori Invasi Epitel • van Blitterswijk dan Grote  Cytokeratin-10 (CK-10) yang ditemukan pada epidermis meatus dan epitel yang bermigrasi, secara istimewa diekspresikan pada matriks kolesteatoma daripada pada mukosa telinga tengah  Menunjukan epidermal origin dari kolesteatoma • Penelitian ini juga mendukung hipotesis hiperplasia sel basal untuk patogenesis dari kolesteatoma telinga dengan mengacu pada hiperproliferasi, migrasi, dan gangguan diferensiasi keratinosit
  • 46. Teori Invasi Epitel • Fibronectin dan tenascin dalam kadar yang tinggi dan gangguan fokal dari membrana basalis dilaporkan ditemukan pada kolesteatoma telinga tengah, yang mendukung teori invasi • Palva dan kawan-kawan  Pada beberapa perforasi membrana tympani, inflamasi menyebabkan kerusakan pada lapisan mukosa bagian dalam dari membrana tympani  Epitel berkeratin bagian luar dapat bermigrasi ke dalam dan menyebabkan kolesteatoma
  • 48. Teori Metaplasia Sel Gepeng • Wendt  Epitel selapis gepeng atau epitel kuboid dari telinga tengah dapat mengalami transformasi metaplasia menjadi epitel berkeratin • Mengacu pada teori ini, area epitel berkeratin di dalam telinga tengah dapat membesar karena akumulasi debris dan kontak dengan membrana tympani • Infeksi dan inflamasi yang berulang-ulang  Kolesteatoma dapat menyebabkan lisis dari membrana tympani dan menyebabkan terjadi perforasi sekunder, memberikan gambaran khas dari attic cholesteatoma
  • 49.
  • 50. GAMBARAN KLINIK OMSK • gejala: • Chronically draining ear (> 2 minggu) dengan riwayat OMSA yang berulang ataupun traumatik perforasi • Keluarnya ottorhea tanpa disertai otalgia ataupun demam • Penurunan pendengaran  ganngguan bicara, prestasi • Tanda: • Tampak edema pada canalis auditory externa • Tampak ottorhea purulen, serous dan cheesy-like • Tampak jaringan granulasi pada telinga tengah
  • 51. KOMPLIKASI o Komplikasi intratemporal • Perforasi membran timpani • Mastoiditis akut • Paresis nervus facialis • Labirinitis • Petrositis • Tuli sensorineural • Kolesteatoma • Paralisis nervus fasialis • Komplikasi ekstratemporal • Abses subperiosteal • Abses Benzold • Komplikasi intrakrnial • Abses epidural • Trombosis sinus lateralis • Menngitis • Abses otak • Abses subdural

Editor's Notes

  1. Auricula (pinnas,daun telinga) Tulang rawan elastik Bagian-bagiannya : helix, antihelix, tragus,antitragus, concha auricularis. Concha: bagian yang melekuk paling dalam Helix: bagian pinggir auricula yang meninggi Tragus: proyeksi menyerupai lidah menutupi porus acusticus externus n. Auricularis magnus: bag medial dan lateral n. auriculotemporalis: cabang n.V3; persarafi kulit auricula di anterior meatus acusticus externus Pemb. Limf: nodi lymphatici superficiales (lateral superior) nodi mastoidei (medial superior) nodi lymphatici cervicales superficiales (bagian lain auricula + lobulus)
  2. Meatus acusticus externus Saluran berbentuk S-shaped mulai dari concha ke arah membrana tympani. Terdapat rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar serumen yang menghasilkan sekret serumen yang bersifat bakterisid. Persyarafan dari percabanyan n.IX dan n.X
  3. Memisahkan auris eksterna dengan auris media Berbentuk agak konkaf Melekat pada manubrium mallei Lekukan membrana tympani pada ujung manubrium mallei :umbo Pada bagian seperior, tampak kurang meregang dan lebih banyak vaskularisasi : pars flacida Pada bagian lain, tampak lebih meregang , di bawah pars flacida : pars tensa Permukaan luar diliputi epidermis tipis tanpa rambut dan kelenjar. Permukaan dalamnya diliputi epitel selapis gepeng sampai kuboid (selaput lendir auris interna) Buat bedain telinga kiri/kanan liat reflex cahaya Persarafan: n. auriculotemporalis (bag. Externa) dan n.glossopharyngeus (bag. Interna)
  4. Berisi udara,dilapisi mucosa yang terdiri dari epitel selapis gepeng sampai kuboid dan lamina propria yang tipis. 1 (Atap): paries tegmentalis -> memisahkan dengan durameter pada basis fossa cranii media 2 (Dasar): paries jugularis -> memisahkan dengan bulbus superior v. jugularis interna 3 (Lateral): paries membranaceus 4 (Medial): paries labyrinthicus -> memisahkan dengan auris interna 5 (Posterior): paries mastoideus 6 (Anterior): paries caroticus (bag yang diangkat, supaya keliatan kotak ini) Dihubungkan ke : Anteromedial (dengan nasopharing) : tuba auditiva Posterior (dengan mastoid) : antrum mastoideum
  5. Bagian : 1/3 posterolateral : tulang (pars ossea) 2/3 medial : cartilago (pars cartilaginea) Otot yang berperan dalam pembukaan tuba auditiva pars cartilaginea : Musculus levator veli palatini Musculus tensor veli palatini Vaskularisasi Arteri pharingea ascendens dan arteri canalis pterydoideus. Persafaran : Plexus timpanicus dan ganglion pterigopalatina (di anterior tuba)
  6. Saluran yang terbentuk oleh tulang,berisi cairan perilimf Merupakan penunjang labyrinthus membranasea Terdiri atas : cochlea,vestibulum,tiga canalis semicircularis Telinga dalam - Labirin tulang : vestibuli, kanalis semisirkularis, koklea - Labirim membran : duktus koklearis/skala media, utrikulus dan sakulus, duktus semisirkularis, duktus dan sakus endolimfatik
  7. penelitian lain mendapatkan adanya keterlibatan enzim yang dapat mengubah mukosa pada telinga tengah termasuk permukaan lateral dan membran timpani, sehingga menyebabkan kelemahan dari membran timpani dan meyebabkan terjadinya kolaps adan perforasi kronis membran timpani Mengakibatkan adanya edema dan degenerasi polipoid pada mukosa telinga tengah, yang mengakibatkan terjadinya obliterasi sebagian atau total dari antrum mastoid drainase dari sel mastoid terganggu  peradangan pada mastoid terjadiya perubahan sel-sel udara pada rongga mastoid secara peristen.