SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
LAPORAN KASUS
OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIS
TIPE BENIGNA
Verdy Prananda
Feri Handuga
Asti Sauna Mentari
Cut Raysa Anggita
Pembimbing :
dr. Ikbal Ismail, M. Kes. Sp. THT-KL, FICS
BAB 1
PENDAHULUAN
– Otitis media supuratif yang kronik atau OMSK merupakan proses peradangan yang disebabkan
oleh infeksi pada rongga telinga tengah yang ditandai oleh perforasi membran timpani, keluarnya
sekret yang terus menerus atau hilang timbul, dan dapat menyebabkan perubahan patologik yang
permanen.
– Berdasarkan Survei Nasional Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran oleh Departemen
Kesehatan RI tahun 1994-1996, didapatkan di Indonesia sebesar 38,6% dengan prevalensi
morbiditas tertinggi pada gangguan pendengaran yaitu sebesar 38,6% dan prevalensi otitis media
supuratif kronis antara 2,1-5,2%.
– Penelitian di Pakistan mendapatkan 88,5% penderita OMSK merupakan tipe aman dan 11,5% tipe
bahaya.
– Penelitian di RSUP H. Adam Malik Medan juga mendapatkan angka kejadian OMSK tipe aman
lebih banyak (69,6%) dibandingkan dari OMSK tipe bahaya (30,4%).
• Prevalensi OMSK di dunia adalah
65.000.000-330.000.000 jiwa, 94%
diantaranya terdapat di negara
berkembang. Jumlah pasien OMSK tipe
maligna adalah 64 setiap tahunnya
• Prevalensi OMSK di Indonesia adalah
3,8% dan termasuk dalam klasifikasi
tinggi dibandingkan dengan beberapa
negara lain.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi Telinga Tengah
Telinga tengah berbentuk kubus dengan batas-batasnya adalah sebagai berikut1:
– Batas luar: membrane timpani
– Batas depan: tuba eustachius
– Batas bawah: vena jugularis (bulbus jugularis)
– Batas belakang: aditus ad antrum, kanalis facialis pars vertikalis
– Batas atas: tegmen timpani (meningen/otak)
– Batas dalam: berturut-turut dari atas ke bawah kanalis semisirkularis horizontal,
kanalis facialis, tingkap lonjong (oval window), tingkap bundar (round window)
dan promontorium.
Anatomi Telinga Tengah
– Telinga terngah terdiri dari suatu ruang yang terletak antara
membrane timpani dan kapsul telinga dalam, tulang-tulang dan otot
yang terdapat didalamnya beserta penunjangnya, tuba eustachius dan
system sel-sel udara mastoid. Bagian ini dipisahkan dari dunia luar
oleh suatu membrane timpani dengan diameter kurang lebig setengah
inci.
DEFINISI
Otitis media supuratif kronik adalah infeksi kronis ditelinga tengah dengan
perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus
menerus atau hilang timbul. Sekret yang keluar mungkin encer atau kental,
bening atau berupa nanah. Otitis media akut dengan perforasi membran
timpani dapat menjadi otitis media supuratif kronis bila prosesnya sudah lebih
dari 2 bulan. Bila proses infeksi kurang dari 2 bulan, disebut sebagai otitis
media supuratif subakut.
ETIOLOGI
– Faktor infeksi
– Gangguan fungsi tuba
– Faktor host ( defisiensi imun sistemik)
– Allergi
– Genetik
– Lingkungan
PATOFISIOLOGI
KLASIFIKASI
TIPE AMAN TIPE BAHAYA
– Peradangan terbatas pada
mukosa
– Perforasi sentral
– Komplikasi bahaya (-),
kolesteatoma (-)
– Proses peradangan mengenai
tulang
– Perforasi marginal atau atik
– Komplikasi bahaya (+),
kolesteatoma (+/-)
GEJALA KLINIS
– Telinga berair (otorrhea)
– Gangguan pendengaran
– Nyeri telinga (otalgia)
– Vertigo
DIAGNOSIS
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan otoskopi
- Pemeriksaan audiologi
3. Pemeriksaan Penunjang
-Pemeriksaan radiologi
-Pemeriksaan bakteriologik
PENATALAKSANAAN
TIPE AMAN TIPE BAHAYA
– Konservatif dan medikamentosa
– Jika banyak sekret berikan H2O2
– Antibotik (ampisilin/ ampisislin + as
klavulanat)
– Bila sekret kering, perforasi (+)setelah
di obs 2 bulan maka dilakukan tindakan
miringoplasti atau timpanoplasti.
– Obati kemungkinan sumber infeksi lain
– Prinsip terapi tipe bahaya berupa terapi
pembedahan yaitu tindakan
mastoidektomi dengan atau tanpa
timpanoplasti
– Terapi medikamentosa adalah terapi
sementara sebelum dilakukannya terapi
pembedahan.
– Bila terdapat abses periosteal
retroaurikuler, maka insisi abses
sebaiknya dilakukan tersendiri sebelum
mastoidektomi.
KOMPLIKASI
– Komplikasi intratemporal (komplikasi ekstrakranial) terdiri dari parese
n. Fasial dan labirinitis.
– Komplikasi ekstratemporal (komplikasi intrakranial) terdiri dari abses
ekstradural, abses subdural, tromboflebitis sinus lateral, meningitis, abses
otak, hidrosefalus otitis.
BAB 3
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : R.A
Usia : 20 tahun
Jenis Kelamin : Laki – laki
No CM : 1-20-01-50
Alamat : Aceh Besar
Tanggal Masuk : 26-06-2019
Tanggal Periksa : 26-06-2019
ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Keluarnya cairan dari liang telinga
kanan
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien dating ke IGD RSUDZA dengan keluhan
keluarnya cairan dari liang telinga kanan sejak 1
bulan terakhir, cairan yang keluar berwarna kuning
kehijauan, kental dan berbau, selama ini keluhan
dirasakan hilang timbul. Pasien mengaku 2 tahun
yang lalu pernah keluar cairan bercampur darah
dari telinga kanan. Nyeri telinga dan penurunan
pendengaran dirasakan dalam 1 minggu terakhir.
Sejak satu minggu ini pasien juga mengeluh sulit
membuka mulut, terutama saat hendak makan.
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu
• DM (-)
• Hipertensi (-)
Riwayat Penggunaan Obat
• Pasien belum pernah berobat
sebelumnya
Riwayat Kebiasaan
• Pasien sering mencongkel telinga
dengan menggunakan cotton bud
dan kertas
Riwayat Penyakit Keluarga
• Tidak ada keluarga yang memiliki
keluhan yang sama dengan pasien
Pemeriksaan Fisik
• Kadaan Umum : Sedang
• Kesadaran : Compos mentis
• Tekanan darah : 120/70 mmHg
• Nadi : 85 kali/menit
• Suhu : 36,5oC
• Pernapasan : 20 kali/menit
• Tinggi badan : 170 cm
• Berat badan : 90 kg
Pemeriksaan Fisik
• Kepala dan leher
Normotia, Tidak ada pembesaran KGB regional
• Paru
Inspeksi : Simetris, statis dan dinamis
Palpasi : Stem fremitus kanan sama
dengan kiri
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan
paru
Auskultasi : Vesikular (+/+), rhonki dan
wheezing (-/-)
• Jantung
BJI>BJII, murmur jantung tidak ditemukan
• Perut dan Pinggang
Inspeksi : tidak ada pembesaran massa
Auskultasi : peristaltik kesan normal
Palpasi : soepel
Perkusi : timpani
Pemeriksaan Fisik
• Anggota gerak
Sianosis dan edema tidak ditemukan
pada ekstremitas superior dan inferior,
kekuatan otot pada keempat
ekstremitas bernilai 5
• Genitalia dan Anus
Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan Fisik
Ar auris
• CAE (lapang/lapang), serumen
(minimal/minimal), sekret (+/-), membran
timpani (sulit dinilai/intak), refleks cahaya
(hilang/+), granulasi (+/-)
Ar nasal
• Cavum nasi (lapang/lapang), konka
inferior eutrofia(+/+), sekret (-), septum
deviasi (-)
Ar orofaring
• Trismus lebih kurang 2 cm, Tonsil
(T1/T1), detritus (-), arcus faring simetris
(+/+), tidak hiperemis, granul (-/-)
Ar colli
• Tidak ada pembesaran kelenjar getah
bening maupun massa
Pemeriksaan
Penunjang
• Laboratorium
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan
Hematologi
Hemoglobin 14,3 14-17 g/dL
Hematokrit 41 45-55 %
Eritrosit 4,9 4,7-6,1 106/mm3
Leukosit 7 4,5-10,5 103/mm3
Trombosit 399 150-450 103/mm3
MCV 84 80-100 fL
MCH 29 27-31 Pg
MCHC 35 32-36 %
RDW 13,1 11,5-14,5 %
MPV 8,9 7,2-11,1 fL
PDW 9,8 fL
Hitung jenis
Eosinofil 6 0-6 %
Basofil 1 0-2 %
Netrofil batang 0 2-6 %
Netrofil segmen 42 50-70 %
Limfosit 41 20-40 %
Monosit 10 2-8 %
Pemeriksaan Penunjang
• Foto CT-Scan Mastoid dan Kepala
• Kesan :
Mastoiditis Kronis
Hasil Tes Audiometri
• Diagnosis Kerja
Otitis Media Supuratif Kronik Tipe Aman Fase Aktif Auricula Dextra
• Diagnosis Banding
OMSK Tipe Aman Fase Aktif
OMSK Tipe Bahaya
OMA Stadium Perforasi
PENATALAKSANAAN
Terapi Suportif
• IVFD Ringer Lactate 20 gtt/menit
Terapi awal (medikamentosa)
• Ceftazidin 1 gr/12 jam
• Inj. Ketorolac 3% amp/8 jam
• Inj. Methylprednisolon 125 mg/8jam
Terapi Operatif
• Timpanoplasti
• Prognosis
o Quo ad vitam : bonam
o Quo ad fungsionam: bonam
o Quo ad sanationam : bonam
• Edukasi
o Menjaga telinga agar tidak masuk air, lembab atau basah
o Menjaga kebersihan telinga
o Menjelaskan kepada pasien tentang penyakit dan komplikasinya
o Menjelaskan kepada pasien cara penggunaan obat
BAB IV
PEMBAHASAN
ANALISA KASUS
Kasus
• Telah diperiksa pasien laki-laki berusia 20
tahun yang datang ke rumah sakit dengan
keluhan keluar cairan dari telinga kanan yang
dirasakan hilang timbul sejak 1 bulan yang
lalu. Pasien mengaku sudah sering keluar
cairan bercampur darah dari telinga kanan
sejak 2 tahun yang lalu.
Pembahasan
• Otitis media supuratif kronik adalah infeksi
kronis di telinga tengah dengan perforasi
membran timpani dan sekret yang keluar dari
telinga tengah terus menerus atau hilang
timbul. Sekret yang keluar mungkin encer
atau kental, bening atau berupa nanah. Otitis
media akut dengan perforasi membran
timpani dapat menjadi otitis media supuratif
kronis bila prosesnya sudah lebih dari 2
bulan.
ANALISA KASUS
Kasus
• Pada pemeriksaan fisik
dijumpai pada telinga kanan
adanya sekret pada liang telinga
serta membran timpani
perforasi sentral
Pembahasan
• Sekret yang mukus dihasilkan oleh aktivitas
kelenjar sekretorik telinga tengah dan
mastoid. Pada OMSK tipe jinak, cairan
yang keluar mukopus yang tidak berbau
busuk yang sering kali sebagai reaksi iritasi
mukosa telinga tengah oleh perforasi
membran timpani dan infeksi. Perforasi
sentral menandakan OMSK tipe aman
karena proses peradangannya terbatas pada
mukosa saja dan biasanya tidak mengenai
tulang.
ANALISA KASUS
Kasus
• Pada pasien ini didapatkan trismus.
Pembahasan
• Trismus yang terjadi pada pasien
kemungkinan akibat tekanan dan
adanya lesi pada nervus trigeminus,
dimana nervus trigeminus memiliki
percabangan menjadi nervus
mandibula yang menggerakkan otot
mastikasi (masetter).
ANALISA KASUS
Kasus
• Berdasarkan pemeriksaan
laboratorium darah,
dijumpai sedikit kenaikan
pada limfosit dan
monosit serta penurunan
netrofil segmen dan
netrofil batang.
Pembahasan
• Pada saat peradangan leukosit akan
meningkat untuk melakukan fagositosis
di daerah yang terinfeksi. Aktivasi
neutrofil juga berperan untuk melawan
infeksi secara efektif, bersama monosit
dan makrofag lewat fagositosis dan
mikroorganisme atau lewat
pengeluaran komponen inflamasi
seperti radikal oksigen, protease, atau
peroksidase.
ANALISA KASUS
Kasus
• Pasien didiagnosis dengan Otitis
Media Supuratif Kronik tipe aman
fase aktif Dextra
Pembahasan
• OMSK di diagnosis berdasarkan
gejala klinis dan pemeriksaan THT
terutama pemeriksaan otoskopi.
Untuk mengetahui jenis dan derajat
gangguan pendengaran dapat
dilakukan pemeriksaan audiometri.
Pemeriksaan penunjang lain berupa
foto rontgen mastoid serta kultur dan
uji resistensi kuman dari sekret
telinga. trismus yang terjadi pada
pasien akibat komplikasi yang muncul
karena infeksi yang terjadi.
BAB V
KESIMPULAN
Otitis media supuratif yang kronik atau OMSK merupakan proses peradangan
yang disebabkan oleh infeksi pada rongga telinga tengah yang ditandai oleh
perforasi membran timpani, keluarnya sekret yang terus menerus atau hilang
timbul, dan dapat menyebabkan perubahan patologik yang permanen. OMSK
dapat dibagi atas 2 jenis, yaitu OMSK tipe aman (tipe mukosa = tipe benigna) dan
OMSK tipe bahaya (tipe tulang = tipe maligna). Terapi pada OMSK tipe aman
adalah konservatif atau dengan medikamentosa. Bila sekret telah kering tetapi
perforasi masih ada setelah diobservasi selama 2 bulan maka dapat dilakukan
miringoplasti atau timpanoplasti.

More Related Content

What's hot

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)pjj_kemenkes
 
Askep otitis media akut 2222222222 AKPER PEMDA MUN
Askep otitis media akut 2222222222 AKPER PEMDA MUNAskep otitis media akut 2222222222 AKPER PEMDA MUN
Askep otitis media akut 2222222222 AKPER PEMDA MUNOperator Warnet Vast Raha
 
Peradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengahPeradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengahYohanita Tengku
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akutPhil Adit R
 
Epistaksis posterior
Epistaksis posteriorEpistaksis posterior
Epistaksis posteriorAriesta Mp
 
oma (otitis media akut)
oma (otitis media akut)oma (otitis media akut)
oma (otitis media akut)Riedha Poenya
 
Otitis media supuratif akut ok
Otitis media supuratif akut okOtitis media supuratif akut ok
Otitis media supuratif akut okpaktotok
 
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Peradangan Pada Telinga (Otitis Media)
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan  Peradangan Pada Telinga (Otitis Media)Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan  Peradangan Pada Telinga (Otitis Media)
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Peradangan Pada Telinga (Otitis Media)pjj_kemenkes
 
CBD othematoma
CBD othematomaCBD othematoma
CBD othematomaCoassTHT
 

What's hot (20)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)
 
Askep oma omk
Askep oma omkAskep oma omk
Askep oma omk
 
Askep otitis media akut 2222222222 AKPER PEMDA MUN
Askep otitis media akut 2222222222 AKPER PEMDA MUNAskep otitis media akut 2222222222 AKPER PEMDA MUN
Askep otitis media akut 2222222222 AKPER PEMDA MUN
 
Peradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengahPeradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengah
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
OMA OMSK
OMA OMSKOMA OMSK
OMA OMSK
 
Epistaksis posterior
Epistaksis posteriorEpistaksis posterior
Epistaksis posterior
 
Omsk
OmskOmsk
Omsk
 
oma (otitis media akut)
oma (otitis media akut)oma (otitis media akut)
oma (otitis media akut)
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
Otitis Media Akut
Otitis Media AkutOtitis Media Akut
Otitis Media Akut
 
Sap omsk
Sap omskSap omsk
Sap omsk
 
Otitis media supuratif akut ok
Otitis media supuratif akut okOtitis media supuratif akut ok
Otitis media supuratif akut ok
 
Otitis media akut
Otitis  media  akutOtitis  media  akut
Otitis media akut
 
Css
CssCss
Css
 
Lp askep otitis media kronik
Lp askep otitis media kronikLp askep otitis media kronik
Lp askep otitis media kronik
 
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Peradangan Pada Telinga (Otitis Media)
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan  Peradangan Pada Telinga (Otitis Media)Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan  Peradangan Pada Telinga (Otitis Media)
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Peradangan Pada Telinga (Otitis Media)
 
Askepfaringitis
AskepfaringitisAskepfaringitis
Askepfaringitis
 
Anis furunkel AKPER PEMKAB MUNA
Anis furunkel AKPER PEMKAB MUNAAnis furunkel AKPER PEMKAB MUNA
Anis furunkel AKPER PEMKAB MUNA
 
CBD othematoma
CBD othematomaCBD othematoma
CBD othematoma
 

Similar to Klp cerdas

Askep indera pendengaran
Askep indera pendengaranAskep indera pendengaran
Askep indera pendengaranadrianto2013001
 
fdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.ppt
fdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.pptfdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.ppt
fdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.pptRandiDoank2
 
177722298 case-omsk-thtotitis-media
177722298 case-omsk-thtotitis-media177722298 case-omsk-thtotitis-media
177722298 case-omsk-thtotitis-mediahomeworkping10
 
Otitis_Eksterna_Maligna_Cecilia_b23_ppt.pptx
Otitis_Eksterna_Maligna_Cecilia_b23_ppt.pptxOtitis_Eksterna_Maligna_Cecilia_b23_ppt.pptx
Otitis_Eksterna_Maligna_Cecilia_b23_ppt.pptxjonathan9410
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA) ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA) pjj_kemenkes
 
Askep pada otitis eksterna atau furunkel AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada otitis eksterna atau furunkel AKPER PEMKAB MUNA Askep pada otitis eksterna atau furunkel AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada otitis eksterna atau furunkel AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Askep pada otitis eksterna atau furunkel AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada otitis eksterna atau furunkel  AKPER PEMKAB MUNA Askep pada otitis eksterna atau furunkel  AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada otitis eksterna atau furunkel AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
OTITIS_MEDIA_AKUT_OMA.pptx
OTITIS_MEDIA_AKUT_OMA.pptxOTITIS_MEDIA_AKUT_OMA.pptx
OTITIS_MEDIA_AKUT_OMA.pptxZulAme
 
Asuhan keperawatan gg. pendengaran&wicara
Asuhan keperawatan gg. pendengaran&wicaraAsuhan keperawatan gg. pendengaran&wicara
Asuhan keperawatan gg. pendengaran&wicaraGina Nd
 
LAPORAN KASUS tonsiltis.pptx
LAPORAN KASUS tonsiltis.pptxLAPORAN KASUS tonsiltis.pptx
LAPORAN KASUS tonsiltis.pptxMuhammadIzwarHadi
 
THT Bimbingan [Autosaved].pptx
THT Bimbingan [Autosaved].pptxTHT Bimbingan [Autosaved].pptx
THT Bimbingan [Autosaved].pptxLettaCoffee
 

Similar to Klp cerdas (20)

Askep indera pendengaran
Askep indera pendengaranAskep indera pendengaran
Askep indera pendengaran
 
fdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.ppt
fdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.pptfdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.ppt
fdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.ppt
 
177722298 case-omsk-thtotitis-media
177722298 case-omsk-thtotitis-media177722298 case-omsk-thtotitis-media
177722298 case-omsk-thtotitis-media
 
otitis Media Akut.pptx
otitis Media Akut.pptxotitis Media Akut.pptx
otitis Media Akut.pptx
 
Otitis_Eksterna_Maligna_Cecilia_b23_ppt.pptx
Otitis_Eksterna_Maligna_Cecilia_b23_ppt.pptxOtitis_Eksterna_Maligna_Cecilia_b23_ppt.pptx
Otitis_Eksterna_Maligna_Cecilia_b23_ppt.pptx
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA) ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)
 
OMSK
OMSKOMSK
OMSK
 
Askep pada otitis eksterna atau furunkel AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada otitis eksterna atau furunkel AKPER PEMKAB MUNA Askep pada otitis eksterna atau furunkel AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada otitis eksterna atau furunkel AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep pada otitis eksterna atau furunkel
Askep pada otitis eksterna atau furunkelAskep pada otitis eksterna atau furunkel
Askep pada otitis eksterna atau furunkel
 
Askep pada otitis eksterna atau furunkel AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada otitis eksterna atau furunkel  AKPER PEMKAB MUNA Askep pada otitis eksterna atau furunkel  AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada otitis eksterna atau furunkel AKPER PEMKAB MUNA
 
OTITIS_MEDIA_AKUT_OMA.pptx
OTITIS_MEDIA_AKUT_OMA.pptxOTITIS_MEDIA_AKUT_OMA.pptx
OTITIS_MEDIA_AKUT_OMA.pptx
 
lapkas dellla.pptx
lapkas dellla.pptxlapkas dellla.pptx
lapkas dellla.pptx
 
IPE Pancaindra otalgia (skenario 3)
IPE Pancaindra otalgia (skenario 3)IPE Pancaindra otalgia (skenario 3)
IPE Pancaindra otalgia (skenario 3)
 
Askep pada otitis eksterna atau furunkel
Askep pada otitis eksterna atau furunkelAskep pada otitis eksterna atau furunkel
Askep pada otitis eksterna atau furunkel
 
Asuhan keperawatan gg. pendengaran&wicara
Asuhan keperawatan gg. pendengaran&wicaraAsuhan keperawatan gg. pendengaran&wicara
Asuhan keperawatan gg. pendengaran&wicara
 
LAPORAN KASUS tonsiltis.pptx
LAPORAN KASUS tonsiltis.pptxLAPORAN KASUS tonsiltis.pptx
LAPORAN KASUS tonsiltis.pptx
 
Otitis Media Supuratif Kronis
Otitis Media Supuratif KronisOtitis Media Supuratif Kronis
Otitis Media Supuratif Kronis
 
THT Bimbingan [Autosaved].pptx
THT Bimbingan [Autosaved].pptxTHT Bimbingan [Autosaved].pptx
THT Bimbingan [Autosaved].pptx
 
Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA
Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA
Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA
Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA
Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA
 

Recently uploaded

Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxSaefAhmad
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 

Recently uploaded (20)

Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 

Klp cerdas

  • 1. LAPORAN KASUS OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIS TIPE BENIGNA Verdy Prananda Feri Handuga Asti Sauna Mentari Cut Raysa Anggita Pembimbing : dr. Ikbal Ismail, M. Kes. Sp. THT-KL, FICS
  • 3. – Otitis media supuratif yang kronik atau OMSK merupakan proses peradangan yang disebabkan oleh infeksi pada rongga telinga tengah yang ditandai oleh perforasi membran timpani, keluarnya sekret yang terus menerus atau hilang timbul, dan dapat menyebabkan perubahan patologik yang permanen. – Berdasarkan Survei Nasional Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran oleh Departemen Kesehatan RI tahun 1994-1996, didapatkan di Indonesia sebesar 38,6% dengan prevalensi morbiditas tertinggi pada gangguan pendengaran yaitu sebesar 38,6% dan prevalensi otitis media supuratif kronis antara 2,1-5,2%. – Penelitian di Pakistan mendapatkan 88,5% penderita OMSK merupakan tipe aman dan 11,5% tipe bahaya. – Penelitian di RSUP H. Adam Malik Medan juga mendapatkan angka kejadian OMSK tipe aman lebih banyak (69,6%) dibandingkan dari OMSK tipe bahaya (30,4%).
  • 4. • Prevalensi OMSK di dunia adalah 65.000.000-330.000.000 jiwa, 94% diantaranya terdapat di negara berkembang. Jumlah pasien OMSK tipe maligna adalah 64 setiap tahunnya • Prevalensi OMSK di Indonesia adalah 3,8% dan termasuk dalam klasifikasi tinggi dibandingkan dengan beberapa negara lain.
  • 6. Anatomi Telinga Tengah Telinga tengah berbentuk kubus dengan batas-batasnya adalah sebagai berikut1: – Batas luar: membrane timpani – Batas depan: tuba eustachius – Batas bawah: vena jugularis (bulbus jugularis) – Batas belakang: aditus ad antrum, kanalis facialis pars vertikalis – Batas atas: tegmen timpani (meningen/otak) – Batas dalam: berturut-turut dari atas ke bawah kanalis semisirkularis horizontal, kanalis facialis, tingkap lonjong (oval window), tingkap bundar (round window) dan promontorium.
  • 7. Anatomi Telinga Tengah – Telinga terngah terdiri dari suatu ruang yang terletak antara membrane timpani dan kapsul telinga dalam, tulang-tulang dan otot yang terdapat didalamnya beserta penunjangnya, tuba eustachius dan system sel-sel udara mastoid. Bagian ini dipisahkan dari dunia luar oleh suatu membrane timpani dengan diameter kurang lebig setengah inci.
  • 8. DEFINISI Otitis media supuratif kronik adalah infeksi kronis ditelinga tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus menerus atau hilang timbul. Sekret yang keluar mungkin encer atau kental, bening atau berupa nanah. Otitis media akut dengan perforasi membran timpani dapat menjadi otitis media supuratif kronis bila prosesnya sudah lebih dari 2 bulan. Bila proses infeksi kurang dari 2 bulan, disebut sebagai otitis media supuratif subakut.
  • 9. ETIOLOGI – Faktor infeksi – Gangguan fungsi tuba – Faktor host ( defisiensi imun sistemik) – Allergi – Genetik – Lingkungan
  • 11. KLASIFIKASI TIPE AMAN TIPE BAHAYA – Peradangan terbatas pada mukosa – Perforasi sentral – Komplikasi bahaya (-), kolesteatoma (-) – Proses peradangan mengenai tulang – Perforasi marginal atau atik – Komplikasi bahaya (+), kolesteatoma (+/-)
  • 12. GEJALA KLINIS – Telinga berair (otorrhea) – Gangguan pendengaran – Nyeri telinga (otalgia) – Vertigo
  • 13. DIAGNOSIS 1. Anamnesis 2. Pemeriksaan fisik - Pemeriksaan otoskopi - Pemeriksaan audiologi 3. Pemeriksaan Penunjang -Pemeriksaan radiologi -Pemeriksaan bakteriologik
  • 14. PENATALAKSANAAN TIPE AMAN TIPE BAHAYA – Konservatif dan medikamentosa – Jika banyak sekret berikan H2O2 – Antibotik (ampisilin/ ampisislin + as klavulanat) – Bila sekret kering, perforasi (+)setelah di obs 2 bulan maka dilakukan tindakan miringoplasti atau timpanoplasti. – Obati kemungkinan sumber infeksi lain – Prinsip terapi tipe bahaya berupa terapi pembedahan yaitu tindakan mastoidektomi dengan atau tanpa timpanoplasti – Terapi medikamentosa adalah terapi sementara sebelum dilakukannya terapi pembedahan. – Bila terdapat abses periosteal retroaurikuler, maka insisi abses sebaiknya dilakukan tersendiri sebelum mastoidektomi.
  • 15. KOMPLIKASI – Komplikasi intratemporal (komplikasi ekstrakranial) terdiri dari parese n. Fasial dan labirinitis. – Komplikasi ekstratemporal (komplikasi intrakranial) terdiri dari abses ekstradural, abses subdural, tromboflebitis sinus lateral, meningitis, abses otak, hidrosefalus otitis.
  • 17. IDENTITAS PASIEN Nama : R.A Usia : 20 tahun Jenis Kelamin : Laki – laki No CM : 1-20-01-50 Alamat : Aceh Besar Tanggal Masuk : 26-06-2019 Tanggal Periksa : 26-06-2019
  • 18. ANAMNESIS Keluhan Utama : Keluarnya cairan dari liang telinga kanan Riwayat Penyakit Sekarang Pasien dating ke IGD RSUDZA dengan keluhan keluarnya cairan dari liang telinga kanan sejak 1 bulan terakhir, cairan yang keluar berwarna kuning kehijauan, kental dan berbau, selama ini keluhan dirasakan hilang timbul. Pasien mengaku 2 tahun yang lalu pernah keluar cairan bercampur darah dari telinga kanan. Nyeri telinga dan penurunan pendengaran dirasakan dalam 1 minggu terakhir. Sejak satu minggu ini pasien juga mengeluh sulit membuka mulut, terutama saat hendak makan.
  • 19. ANAMNESIS Riwayat Penyakit Dahulu • DM (-) • Hipertensi (-) Riwayat Penggunaan Obat • Pasien belum pernah berobat sebelumnya Riwayat Kebiasaan • Pasien sering mencongkel telinga dengan menggunakan cotton bud dan kertas Riwayat Penyakit Keluarga • Tidak ada keluarga yang memiliki keluhan yang sama dengan pasien
  • 20. Pemeriksaan Fisik • Kadaan Umum : Sedang • Kesadaran : Compos mentis • Tekanan darah : 120/70 mmHg • Nadi : 85 kali/menit • Suhu : 36,5oC • Pernapasan : 20 kali/menit • Tinggi badan : 170 cm • Berat badan : 90 kg
  • 21. Pemeriksaan Fisik • Kepala dan leher Normotia, Tidak ada pembesaran KGB regional • Paru Inspeksi : Simetris, statis dan dinamis Palpasi : Stem fremitus kanan sama dengan kiri Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru Auskultasi : Vesikular (+/+), rhonki dan wheezing (-/-) • Jantung BJI>BJII, murmur jantung tidak ditemukan • Perut dan Pinggang Inspeksi : tidak ada pembesaran massa Auskultasi : peristaltik kesan normal Palpasi : soepel Perkusi : timpani
  • 22. Pemeriksaan Fisik • Anggota gerak Sianosis dan edema tidak ditemukan pada ekstremitas superior dan inferior, kekuatan otot pada keempat ekstremitas bernilai 5 • Genitalia dan Anus Tidak dilakukan pemeriksaan
  • 23. Pemeriksaan Fisik Ar auris • CAE (lapang/lapang), serumen (minimal/minimal), sekret (+/-), membran timpani (sulit dinilai/intak), refleks cahaya (hilang/+), granulasi (+/-) Ar nasal • Cavum nasi (lapang/lapang), konka inferior eutrofia(+/+), sekret (-), septum deviasi (-) Ar orofaring • Trismus lebih kurang 2 cm, Tonsil (T1/T1), detritus (-), arcus faring simetris (+/+), tidak hiperemis, granul (-/-) Ar colli • Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening maupun massa
  • 24. Pemeriksaan Penunjang • Laboratorium Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan Hematologi Hemoglobin 14,3 14-17 g/dL Hematokrit 41 45-55 % Eritrosit 4,9 4,7-6,1 106/mm3 Leukosit 7 4,5-10,5 103/mm3 Trombosit 399 150-450 103/mm3 MCV 84 80-100 fL MCH 29 27-31 Pg MCHC 35 32-36 % RDW 13,1 11,5-14,5 % MPV 8,9 7,2-11,1 fL PDW 9,8 fL Hitung jenis Eosinofil 6 0-6 % Basofil 1 0-2 % Netrofil batang 0 2-6 % Netrofil segmen 42 50-70 % Limfosit 41 20-40 % Monosit 10 2-8 %
  • 25. Pemeriksaan Penunjang • Foto CT-Scan Mastoid dan Kepala • Kesan : Mastoiditis Kronis
  • 27. • Diagnosis Kerja Otitis Media Supuratif Kronik Tipe Aman Fase Aktif Auricula Dextra • Diagnosis Banding OMSK Tipe Aman Fase Aktif OMSK Tipe Bahaya OMA Stadium Perforasi
  • 28. PENATALAKSANAAN Terapi Suportif • IVFD Ringer Lactate 20 gtt/menit Terapi awal (medikamentosa) • Ceftazidin 1 gr/12 jam • Inj. Ketorolac 3% amp/8 jam • Inj. Methylprednisolon 125 mg/8jam Terapi Operatif • Timpanoplasti
  • 29. • Prognosis o Quo ad vitam : bonam o Quo ad fungsionam: bonam o Quo ad sanationam : bonam • Edukasi o Menjaga telinga agar tidak masuk air, lembab atau basah o Menjaga kebersihan telinga o Menjelaskan kepada pasien tentang penyakit dan komplikasinya o Menjelaskan kepada pasien cara penggunaan obat
  • 31. ANALISA KASUS Kasus • Telah diperiksa pasien laki-laki berusia 20 tahun yang datang ke rumah sakit dengan keluhan keluar cairan dari telinga kanan yang dirasakan hilang timbul sejak 1 bulan yang lalu. Pasien mengaku sudah sering keluar cairan bercampur darah dari telinga kanan sejak 2 tahun yang lalu. Pembahasan • Otitis media supuratif kronik adalah infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus menerus atau hilang timbul. Sekret yang keluar mungkin encer atau kental, bening atau berupa nanah. Otitis media akut dengan perforasi membran timpani dapat menjadi otitis media supuratif kronis bila prosesnya sudah lebih dari 2 bulan.
  • 32. ANALISA KASUS Kasus • Pada pemeriksaan fisik dijumpai pada telinga kanan adanya sekret pada liang telinga serta membran timpani perforasi sentral Pembahasan • Sekret yang mukus dihasilkan oleh aktivitas kelenjar sekretorik telinga tengah dan mastoid. Pada OMSK tipe jinak, cairan yang keluar mukopus yang tidak berbau busuk yang sering kali sebagai reaksi iritasi mukosa telinga tengah oleh perforasi membran timpani dan infeksi. Perforasi sentral menandakan OMSK tipe aman karena proses peradangannya terbatas pada mukosa saja dan biasanya tidak mengenai tulang.
  • 33. ANALISA KASUS Kasus • Pada pasien ini didapatkan trismus. Pembahasan • Trismus yang terjadi pada pasien kemungkinan akibat tekanan dan adanya lesi pada nervus trigeminus, dimana nervus trigeminus memiliki percabangan menjadi nervus mandibula yang menggerakkan otot mastikasi (masetter).
  • 34. ANALISA KASUS Kasus • Berdasarkan pemeriksaan laboratorium darah, dijumpai sedikit kenaikan pada limfosit dan monosit serta penurunan netrofil segmen dan netrofil batang. Pembahasan • Pada saat peradangan leukosit akan meningkat untuk melakukan fagositosis di daerah yang terinfeksi. Aktivasi neutrofil juga berperan untuk melawan infeksi secara efektif, bersama monosit dan makrofag lewat fagositosis dan mikroorganisme atau lewat pengeluaran komponen inflamasi seperti radikal oksigen, protease, atau peroksidase.
  • 35. ANALISA KASUS Kasus • Pasien didiagnosis dengan Otitis Media Supuratif Kronik tipe aman fase aktif Dextra Pembahasan • OMSK di diagnosis berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan THT terutama pemeriksaan otoskopi. Untuk mengetahui jenis dan derajat gangguan pendengaran dapat dilakukan pemeriksaan audiometri. Pemeriksaan penunjang lain berupa foto rontgen mastoid serta kultur dan uji resistensi kuman dari sekret telinga. trismus yang terjadi pada pasien akibat komplikasi yang muncul karena infeksi yang terjadi.
  • 37. Otitis media supuratif yang kronik atau OMSK merupakan proses peradangan yang disebabkan oleh infeksi pada rongga telinga tengah yang ditandai oleh perforasi membran timpani, keluarnya sekret yang terus menerus atau hilang timbul, dan dapat menyebabkan perubahan patologik yang permanen. OMSK dapat dibagi atas 2 jenis, yaitu OMSK tipe aman (tipe mukosa = tipe benigna) dan OMSK tipe bahaya (tipe tulang = tipe maligna). Terapi pada OMSK tipe aman adalah konservatif atau dengan medikamentosa. Bila sekret telah kering tetapi perforasi masih ada setelah diobservasi selama 2 bulan maka dapat dilakukan miringoplasti atau timpanoplasti.