Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Klp cerdas
1. LAPORAN KASUS
OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIS
TIPE BENIGNA
Verdy Prananda
Feri Handuga
Asti Sauna Mentari
Cut Raysa Anggita
Pembimbing :
dr. Ikbal Ismail, M. Kes. Sp. THT-KL, FICS
3. – Otitis media supuratif yang kronik atau OMSK merupakan proses peradangan yang disebabkan
oleh infeksi pada rongga telinga tengah yang ditandai oleh perforasi membran timpani, keluarnya
sekret yang terus menerus atau hilang timbul, dan dapat menyebabkan perubahan patologik yang
permanen.
– Berdasarkan Survei Nasional Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran oleh Departemen
Kesehatan RI tahun 1994-1996, didapatkan di Indonesia sebesar 38,6% dengan prevalensi
morbiditas tertinggi pada gangguan pendengaran yaitu sebesar 38,6% dan prevalensi otitis media
supuratif kronis antara 2,1-5,2%.
– Penelitian di Pakistan mendapatkan 88,5% penderita OMSK merupakan tipe aman dan 11,5% tipe
bahaya.
– Penelitian di RSUP H. Adam Malik Medan juga mendapatkan angka kejadian OMSK tipe aman
lebih banyak (69,6%) dibandingkan dari OMSK tipe bahaya (30,4%).
4. • Prevalensi OMSK di dunia adalah
65.000.000-330.000.000 jiwa, 94%
diantaranya terdapat di negara
berkembang. Jumlah pasien OMSK tipe
maligna adalah 64 setiap tahunnya
• Prevalensi OMSK di Indonesia adalah
3,8% dan termasuk dalam klasifikasi
tinggi dibandingkan dengan beberapa
negara lain.
6. Anatomi Telinga Tengah
Telinga tengah berbentuk kubus dengan batas-batasnya adalah sebagai berikut1:
– Batas luar: membrane timpani
– Batas depan: tuba eustachius
– Batas bawah: vena jugularis (bulbus jugularis)
– Batas belakang: aditus ad antrum, kanalis facialis pars vertikalis
– Batas atas: tegmen timpani (meningen/otak)
– Batas dalam: berturut-turut dari atas ke bawah kanalis semisirkularis horizontal,
kanalis facialis, tingkap lonjong (oval window), tingkap bundar (round window)
dan promontorium.
7. Anatomi Telinga Tengah
– Telinga terngah terdiri dari suatu ruang yang terletak antara
membrane timpani dan kapsul telinga dalam, tulang-tulang dan otot
yang terdapat didalamnya beserta penunjangnya, tuba eustachius dan
system sel-sel udara mastoid. Bagian ini dipisahkan dari dunia luar
oleh suatu membrane timpani dengan diameter kurang lebig setengah
inci.
8. DEFINISI
Otitis media supuratif kronik adalah infeksi kronis ditelinga tengah dengan
perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus
menerus atau hilang timbul. Sekret yang keluar mungkin encer atau kental,
bening atau berupa nanah. Otitis media akut dengan perforasi membran
timpani dapat menjadi otitis media supuratif kronis bila prosesnya sudah lebih
dari 2 bulan. Bila proses infeksi kurang dari 2 bulan, disebut sebagai otitis
media supuratif subakut.
9. ETIOLOGI
– Faktor infeksi
– Gangguan fungsi tuba
– Faktor host ( defisiensi imun sistemik)
– Allergi
– Genetik
– Lingkungan
14. PENATALAKSANAAN
TIPE AMAN TIPE BAHAYA
– Konservatif dan medikamentosa
– Jika banyak sekret berikan H2O2
– Antibotik (ampisilin/ ampisislin + as
klavulanat)
– Bila sekret kering, perforasi (+)setelah
di obs 2 bulan maka dilakukan tindakan
miringoplasti atau timpanoplasti.
– Obati kemungkinan sumber infeksi lain
– Prinsip terapi tipe bahaya berupa terapi
pembedahan yaitu tindakan
mastoidektomi dengan atau tanpa
timpanoplasti
– Terapi medikamentosa adalah terapi
sementara sebelum dilakukannya terapi
pembedahan.
– Bila terdapat abses periosteal
retroaurikuler, maka insisi abses
sebaiknya dilakukan tersendiri sebelum
mastoidektomi.
15. KOMPLIKASI
– Komplikasi intratemporal (komplikasi ekstrakranial) terdiri dari parese
n. Fasial dan labirinitis.
– Komplikasi ekstratemporal (komplikasi intrakranial) terdiri dari abses
ekstradural, abses subdural, tromboflebitis sinus lateral, meningitis, abses
otak, hidrosefalus otitis.
17. IDENTITAS PASIEN
Nama : R.A
Usia : 20 tahun
Jenis Kelamin : Laki – laki
No CM : 1-20-01-50
Alamat : Aceh Besar
Tanggal Masuk : 26-06-2019
Tanggal Periksa : 26-06-2019
18. ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Keluarnya cairan dari liang telinga
kanan
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien dating ke IGD RSUDZA dengan keluhan
keluarnya cairan dari liang telinga kanan sejak 1
bulan terakhir, cairan yang keluar berwarna kuning
kehijauan, kental dan berbau, selama ini keluhan
dirasakan hilang timbul. Pasien mengaku 2 tahun
yang lalu pernah keluar cairan bercampur darah
dari telinga kanan. Nyeri telinga dan penurunan
pendengaran dirasakan dalam 1 minggu terakhir.
Sejak satu minggu ini pasien juga mengeluh sulit
membuka mulut, terutama saat hendak makan.
19. ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu
• DM (-)
• Hipertensi (-)
Riwayat Penggunaan Obat
• Pasien belum pernah berobat
sebelumnya
Riwayat Kebiasaan
• Pasien sering mencongkel telinga
dengan menggunakan cotton bud
dan kertas
Riwayat Penyakit Keluarga
• Tidak ada keluarga yang memiliki
keluhan yang sama dengan pasien
20. Pemeriksaan Fisik
• Kadaan Umum : Sedang
• Kesadaran : Compos mentis
• Tekanan darah : 120/70 mmHg
• Nadi : 85 kali/menit
• Suhu : 36,5oC
• Pernapasan : 20 kali/menit
• Tinggi badan : 170 cm
• Berat badan : 90 kg
21. Pemeriksaan Fisik
• Kepala dan leher
Normotia, Tidak ada pembesaran KGB regional
• Paru
Inspeksi : Simetris, statis dan dinamis
Palpasi : Stem fremitus kanan sama
dengan kiri
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan
paru
Auskultasi : Vesikular (+/+), rhonki dan
wheezing (-/-)
• Jantung
BJI>BJII, murmur jantung tidak ditemukan
• Perut dan Pinggang
Inspeksi : tidak ada pembesaran massa
Auskultasi : peristaltik kesan normal
Palpasi : soepel
Perkusi : timpani
22. Pemeriksaan Fisik
• Anggota gerak
Sianosis dan edema tidak ditemukan
pada ekstremitas superior dan inferior,
kekuatan otot pada keempat
ekstremitas bernilai 5
• Genitalia dan Anus
Tidak dilakukan pemeriksaan
23. Pemeriksaan Fisik
Ar auris
• CAE (lapang/lapang), serumen
(minimal/minimal), sekret (+/-), membran
timpani (sulit dinilai/intak), refleks cahaya
(hilang/+), granulasi (+/-)
Ar nasal
• Cavum nasi (lapang/lapang), konka
inferior eutrofia(+/+), sekret (-), septum
deviasi (-)
Ar orofaring
• Trismus lebih kurang 2 cm, Tonsil
(T1/T1), detritus (-), arcus faring simetris
(+/+), tidak hiperemis, granul (-/-)
Ar colli
• Tidak ada pembesaran kelenjar getah
bening maupun massa
27. • Diagnosis Kerja
Otitis Media Supuratif Kronik Tipe Aman Fase Aktif Auricula Dextra
• Diagnosis Banding
OMSK Tipe Aman Fase Aktif
OMSK Tipe Bahaya
OMA Stadium Perforasi
29. • Prognosis
o Quo ad vitam : bonam
o Quo ad fungsionam: bonam
o Quo ad sanationam : bonam
• Edukasi
o Menjaga telinga agar tidak masuk air, lembab atau basah
o Menjaga kebersihan telinga
o Menjelaskan kepada pasien tentang penyakit dan komplikasinya
o Menjelaskan kepada pasien cara penggunaan obat
31. ANALISA KASUS
Kasus
• Telah diperiksa pasien laki-laki berusia 20
tahun yang datang ke rumah sakit dengan
keluhan keluar cairan dari telinga kanan yang
dirasakan hilang timbul sejak 1 bulan yang
lalu. Pasien mengaku sudah sering keluar
cairan bercampur darah dari telinga kanan
sejak 2 tahun yang lalu.
Pembahasan
• Otitis media supuratif kronik adalah infeksi
kronis di telinga tengah dengan perforasi
membran timpani dan sekret yang keluar dari
telinga tengah terus menerus atau hilang
timbul. Sekret yang keluar mungkin encer
atau kental, bening atau berupa nanah. Otitis
media akut dengan perforasi membran
timpani dapat menjadi otitis media supuratif
kronis bila prosesnya sudah lebih dari 2
bulan.
32. ANALISA KASUS
Kasus
• Pada pemeriksaan fisik
dijumpai pada telinga kanan
adanya sekret pada liang telinga
serta membran timpani
perforasi sentral
Pembahasan
• Sekret yang mukus dihasilkan oleh aktivitas
kelenjar sekretorik telinga tengah dan
mastoid. Pada OMSK tipe jinak, cairan
yang keluar mukopus yang tidak berbau
busuk yang sering kali sebagai reaksi iritasi
mukosa telinga tengah oleh perforasi
membran timpani dan infeksi. Perforasi
sentral menandakan OMSK tipe aman
karena proses peradangannya terbatas pada
mukosa saja dan biasanya tidak mengenai
tulang.
33. ANALISA KASUS
Kasus
• Pada pasien ini didapatkan trismus.
Pembahasan
• Trismus yang terjadi pada pasien
kemungkinan akibat tekanan dan
adanya lesi pada nervus trigeminus,
dimana nervus trigeminus memiliki
percabangan menjadi nervus
mandibula yang menggerakkan otot
mastikasi (masetter).
34. ANALISA KASUS
Kasus
• Berdasarkan pemeriksaan
laboratorium darah,
dijumpai sedikit kenaikan
pada limfosit dan
monosit serta penurunan
netrofil segmen dan
netrofil batang.
Pembahasan
• Pada saat peradangan leukosit akan
meningkat untuk melakukan fagositosis
di daerah yang terinfeksi. Aktivasi
neutrofil juga berperan untuk melawan
infeksi secara efektif, bersama monosit
dan makrofag lewat fagositosis dan
mikroorganisme atau lewat
pengeluaran komponen inflamasi
seperti radikal oksigen, protease, atau
peroksidase.
35. ANALISA KASUS
Kasus
• Pasien didiagnosis dengan Otitis
Media Supuratif Kronik tipe aman
fase aktif Dextra
Pembahasan
• OMSK di diagnosis berdasarkan
gejala klinis dan pemeriksaan THT
terutama pemeriksaan otoskopi.
Untuk mengetahui jenis dan derajat
gangguan pendengaran dapat
dilakukan pemeriksaan audiometri.
Pemeriksaan penunjang lain berupa
foto rontgen mastoid serta kultur dan
uji resistensi kuman dari sekret
telinga. trismus yang terjadi pada
pasien akibat komplikasi yang muncul
karena infeksi yang terjadi.
37. Otitis media supuratif yang kronik atau OMSK merupakan proses peradangan
yang disebabkan oleh infeksi pada rongga telinga tengah yang ditandai oleh
perforasi membran timpani, keluarnya sekret yang terus menerus atau hilang
timbul, dan dapat menyebabkan perubahan patologik yang permanen. OMSK
dapat dibagi atas 2 jenis, yaitu OMSK tipe aman (tipe mukosa = tipe benigna) dan
OMSK tipe bahaya (tipe tulang = tipe maligna). Terapi pada OMSK tipe aman
adalah konservatif atau dengan medikamentosa. Bila sekret telah kering tetapi
perforasi masih ada setelah diobservasi selama 2 bulan maka dapat dilakukan
miringoplasti atau timpanoplasti.