SlideShare a Scribd company logo
1 of 82
Metode- mempelajari Ilmu
Pemerintahan
OLEH :
SRI SUWANTI
Metode- mempelajari Ilmu
Pemerintahan
STUDI KASUS
STUDI
PERBANDINGAN
STUDI SEJARAH
PENDEKATAN
LEGALISTIK
PENDEKATAN
SISTEMIK
PENDEKATAN
PARADIGMATIK
BEBERAPA METODE DI DALAM
MEMPELAJARI ILMU
PEMERINTAHAN
Metode
Pendekatan
Legalistik
Pendekatan
Sistem
Pendekatan
Paradigmatik
Studi Kasus   
Studi Sejarah   
Studi Banding   
APA ITU
ANALISIS STUDI
KASUS ?
Studi kasus
 KASUS ADALAH SESUATUYANGTERJADI
 SESUSAH PERISTIWATERJADI (AD DE FACTO) (BUKAN
SELALU BERTENDENSI NEGATIF )
 PERISTIWA ITU BERMAKNA BAGI MANUSIA
 STUDI KASUS PD MIP BERANGKAT PADA SUATU
ADANYA MASALAHTERTETU KEMUDIAN
DILANJUTKAN UTK MENGADAKAN PENELITIAN UTK
MENDPT JLN KELUAR
Contoh, implementasi aturan baru, kebijaka n publik (perburuhan,
kesehatan, narkotika, perdagangan ekspor impor,
Kasus akuntabilitas pelayanan publik : pelayanan jamkesmas, pela
Kasus kebijakan fiskal dan monoter
Kasus penyalahgunaan wewenang/kkn,
Kasus kebasaan akses telekomunikasi dan informatika, dampaknya
Hubungan antar pusat dan daerah
STUDI KASUS
`
ANALISIS BUKTI
PENGUJIAN
TABULASI
KLASIFIKASI
KOMBINASI
ANALISIS
DATA
ANALISIS STUDI KASUS
 Analisis bukti (data) studi kasus terdiri atas pengujian,
pengkategorian, pentabulasian, ataupun
pengombinasian kembali bukti-bukti untuk menunjuk
proposisi awal suatu penelitian
 Menganalisis data studi kasus adalah suatu pekerjaan
yang sulit karena strategi dan tekniknya belum
teridentifikasikan secara memadai di masa lalu
 Digunkan utk bidang psikologi, sosiologi, ilmu politik,
pemerintahan dan perencanaan, perekonomian.
 TIGATEKNIK ANALISIS STUDI KASUSYANG
MENENTUKAN: Penjodohan Pola, Pembuatan
Penjelasan, dan Analisis deret waktu
BAGAIMANA PERANANANALISIS STUDI
KASUS
PENTING
LEMAH
STUDI KASUS
METODOLOGI
PENTING
SSUEWARGONO - STUDI KASUS
Soewargono (1995) menekankan bahwa salah
satu metodologi penting yang digunakan untuk
menganalisis gejala pemerintahan adalah metode
studi kasus
STUDI KASUS
MENGAPA DIANGGAP
SANGAT LEMAH ?
(CRESWELL)
Kelemahan Metode Studi Kasus
 Meskipun menjadi salah satu strategi rujukan
bagi penelitian sosial, studi kasus banyak
menuai kritik dan diremehkan oleh beberapa
ahli dikarenakan:
 1.Terkadang peneliti dengan metode studi kasus
mengizinkan bukti yang samar dan pandangan
yang bias mempengaruhi arah temuan dan
kesimpulannya. Hasil penelitian maupun
eksperimen menjadi tidak netral dan
terpengaruh oleh keadaan internal si peneliti.
 2. Studi kasus terlalu sedikit memberikan
landasan bagi generalisasi ilmiah, dalam hal ini
studi kasus tidak menunjukkan sampel dan
bertujuan mengembangkan dan
menggeneralisasikan teori (generalisasi analitis)
dan bukan menghitung frekuensi (generalisasi
statistik).
 3. Penelitian dengan menggunakan metode
studi kasus membutuhkan waktu yang lama dan
menghasilkan dokumen yang berlebihan,
sehingga mempersulit fokus peneliti.
MASIHADA
BUKTI SAMAR
TERLALU
SEDIKIT
MEMBERI
GENERALISASI
MENGGUNAK
ANWAKTU
LAMA
Creswell dalam bukunya yang berjudul “Qualitative
Inquiry And Research Design” mengungkapkan lima
tradisi penelitian, yaitu:
biografi, fenomenologi,. grounded theory study,
studi kasus. dan etnografi.
Salah satu tradisi yang akan dikaji dalam tulisan ini
adalah studi kasus yang telah lama dipandang
sebagai metode penelitian yang “amat lemah”.
STUDI KASUS –AMAT LEMAH
Biografi adalah kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang
Fenomenologi adalah sebuah studi dalam bidang filsafat yang mempelajari manu
fenomena
Etnografi (Yunani ἔθνος ethnos = rakyat dan γραφία graphia = tulisan) adalah strat
yang sering digunakan dalam ilmu sosial, terutama dalam antropologi
 Biografi adalah kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang
 Fenomenologi adalah sebuah studi dalam bidang filsafat yang mempelajari manusia sebagai
sebuah fenomena
 Etnografi (Yunani ἔθνος ethnos = rakyat dan γραφία graphia = tulisan) adalah strategi penelitian
ilmiah yang sering digunakan dalam ilmu sosial, terutama dalam antropologi dan beberapa
cabang sosiologi[1], juga dikenal sebagai bagian dari ilmu sejarah yang mempelajari masyarakat,
kelompok etnis dan formasi etnis lainnya
 GroundedTheory (GT) yang kemudian dalam metoda penelitian
 disebutGrounded Research (GR) adalah metodologi penelitian
 kualitatif yang menekankan penemuan teori dari data observasi
 empirik di lapangan dengan metoda induktif (menemukan teori dari
 sejumlah data), generatif yaitu penemuan atau konstruksi teori
 menggunakan data sebagai evidensi, konstruktif menemukan
 konstruksi teori atau kategori lewat analisis dan proses mengabstraksi,
 dan subyektif yaitu merekonstruksi penafsiran dan pemaknaan hasil
 penelitian berdasarkan konseptualisasi masyarakat yang dijadikan
 subyek studi.GT fokus pada gerakan teori konstruksi dan verifikasi.
 GT disebut juga dengan local theory, patterned theory yang bersifat
 open ended dapat diperluas tanpa batas
 mekonstruksi teori atau kategori lewat analisis dan proses mengabstraksi,
 dan subyektif yaitu merekonstruksi penafsiran dan pemaknaan hasil
 penelitian berdasarkan konseptualisasi masyarakat yang dijadikan
 subyek studi.GT fokus pada gerakan teori konstruksi dan verifikasi.
 GT disebut juga dengan local theory, patterned theory yang bersifat
 open ended dapat diperluas tanpa batas
STUDI KASUS
BIOGRAFI
FENOMENOLOGI
ETNOGRAFI
GROUNDED
THEORY
GROUNDED
RESERCH KUALITATIF
DATA SBG EVIDENSI
( Kasus = sesuatu yang telah terjadi (AD
POST FACTO)
Jenis-jenis Studi Kasus
Menurut Yin (1996)
Ada 3 tipe studi kasus
1) eksplanatoris
2) eksploratoris
3) deskriptif
Studi kasus adalah strategi penelitian sosial atau suatu
metode penelitian yang mempelajari kejadian-
kejadian (cases) pada fenomena kontemporer di dalam
kehidupan nyata.
A.1. Studi Kasus Ekplanatoris
- Bersifat menjelaskan gejala atau kasus yang diamati;
- Pertanyaan utama yang ingin dijawab adalah :
* MENGAPA ………..?
* BAGAIMANA……..?
A.2. Studi Kasus Ekploratoris
- Bersifat menggali informasi yang melatarbelakangi terjadinya
suatu kasus;
- Pertanyaan utama yang ingin dijawab adalah :
* BERAPA BANYAKAH………..?
* SIAPAKAH……………………..?
A.3. Studi Kasus Deskriptif :
- Bersifat menggambarkan sesuatu kasus
- Pertanyaan utama yang ingin dijawab adalah :
* APAKAH………..?
ROBERT KYIN 1996
DILIHAT OBYEKNYA, DIBEDAKAN ANTARA :
STUDI KASUSTUNGGAL;
(Kasus berdiri sendiri, dalam ruang lingkup yang terbatas)
Contoh: Pengunduran diri seorang PNS
STUDI KASUS BERGANDA;
(Kasus berkaitan satu dengan lainnya, sehingga menjadi sangat rumit)
Contoh: Pengunduran diri Jaksa agung
DESIGN PENELITIAN STUDI KASUS
5 KOMPONEN
PENTING
PERTANYAAN
PENELITIAN
PROPOSISI
UNIT ANALISIS
LOGIKA
KRITERIA
INTERPRETASI
Tipe-tipe Dasar Desain Studi Kasus
Desain kaSus
tunggal
Desain multikasus
Holistik
(unit analisis
tunggal)
Tipe –1 Tipe –3
TerpanCang
(unit multianalisis)
Tipe –2 Tipe –4
Tipe studi kasus
 Studi kasus tipe 1 yaitu kasus tunggal dengan analisis
tunggal, misal analisis peristiwa demonstrasi menolak hasil
pilkada di satu kabupaten
 Studi kasus tipe 2 : kasus tunggal dgn multi analisis, jika
demonstrasi tsb di analis dari berbagai sudut Pandang,
kajian hukum, kajian politis dan kajian keamanan
 Studi kasus tipe 3 : menganalisis multi kasus tetapi dgn unit
analisis tunggal, Kasus korupsi yg dilakukan oleh kepala
daerah dr sudut penyalah gunaan kekuasaan
 Studi kasus 4 : menganalisis multi kasus dengan unit multi
analisis/ terpancang, contoh: jika kasus korupsi kdh tsb
dilihat dr berbagi susut pandang , kajian pengaruh sistem
politik
Enam sumber bukti untuk studi
kasus
1) Dokumen;
2) Rekaman Arsip;
3) Wawancara
4) Observasi Langsung;
5) Observasi Peran Serta;
6) Perangkat Fisik.
Teknik Analisis Data
Terdapat tiga analisis data dalam
metode studi kasus,
1. yaitu perjodohan pola,
2. pembuatan penjelasan
3. dan analisis deret waktu (Yin,
2002)
Teknik penjodohan Pola
yaitu membandingkan pola yang didasar atas kenyataan dengan
pola yang diprediksikan. Jika terdapat kesamaan dengan pola
yang diprediksikan. Jika terdapat kesamaan dalam kedua pola,
akan menguatkan validitas internal studi kasus.
Teknik pembuatan penjelasan,
yaitu dengan membuat penjabaran mengenai kasus yang
bersangkutan.
Teknis analisis deret waktu,
yaitu dengan menganalisis deret waktu secara langsung dan
analog dengan analisis deret waktu yang diselenggarakan
dengan eksperikmen dan kuasi eksperimen. Semakin rumit dan
tepatnya pola yang ditemukan, maka makin tertumpu analisis
deret waktu dan menjadikan landasan yang kokoh untuk
eksperimen kuasi
adalah eksperimen yang memiliki perlakuan (treatments),
pengukuran-pengukuran dampak (outcome measures), dan
unit-unit eksperiment (experimental units) namun tidak
menggunakan penempatan secara acak. Pada penelitian
lapangan biasanya menggunakan rancangan eksperiment
semu (kuasi eksperimen). Desain tidak mempunyai
pembatasan yang ketat terhadap randomisasi, dan pada saat
yang sama dapat mengontrol ancaman-ancaman validitas.
Di sebut eksperimen semu karena eksperimen ini belum atau
tidak memiliki cir-ciri rancangan eksperimen yang
sebenarnya, karena variabel-variabel yang seharusnya
dikontrol atau di manipulasi.Oleh sebab itu validitas
penelitian menjadi kurang cukup untuk disebut sebagai
eksperimen yang sebenarnya.
Bentuk-bentuk analisis studi kasus yang dominan :
1) Penjodohan pola, terbagi atas :
a. variabel-variabel non-equivalen sebagai pola
b. penjelasa tandingan sebagai pola;
c. pola-pola yang lebih sederhana.
2) Pembuatan penjelasan, yang meliputi :
a. Unsur-unsur penjelasan;
b. Hakikat perulangan dalam pembuatan
penjelasan;
c. Persoalan potensial di dalam pengembangan
penjelasan.
3) Analisis deret waktu, terdiri dari :
a. deret waktu sederhana;
b. deret waktu yang kompleks;
Bentuk studi kasus
 Kesejarahan organisasi
 Kemasyarakatan
 Observasi
 Sejarah hidup
 Analisis situasi
 mikroetnografi
Bentuk studi kasus
 A.Studi kasus kesejarahan mengenai organisasi, dipusatkan
pada perhatian organisasi tertentu dan dalam kurun waktu tertentu, dengan
rnenelusuni perkembangan organisasinya. Studi mi sening kunang memungkinkan
untuk diselenggarakan, karena sumbernya kunang mencukupi untuk dikerjakan
secara minimal.
 b. Studi kasus observasi, mengutamakan teknik pengumpulan
datanya melalul observasi peran-senta atau pelibatan (participant observation),
sedangkan fokus studinya pada suatu organisasi tertentu.. Bagian-bagian organisasi
yang menjadi fokus studinya antara lain: (a) suatu tempat tertentu di dalam sekolah;
(b) satu kelompok siswa; (c) kegiatan sekolah.
 c. Studi kasus sejarah hidup, yang mencoba
mewawancarai satu onang dengan maksud mengumpulkan narasi orang pertama
dengan kepemilikan sejarah yang khas. Wawancara sejarah hiclup biasanya
mengungkap konsep karier, pengabdian hidup seseorang, dan lahir hingga sekarang.
masa remaja, sekolah. topik persahabatan dan topik tertentu lainnya.d. Studi kasus
kemasyarakatan, merupakan studi tentang kasus kemasyarakatan (community study)
yang dipusatkan pada suatu lingkungan tetangga atau masyarakat sekitar
(kornunitas), bukannya pada satu organisasi tertentu bagaimana studi kasus
organisasi dan studi kasus observasi.
 Ketiga, studi kasus life history.Studi ini mencoba
menyingkap dengan lengkap dan rinci kisah perjalanan hidup seseorang sesuai
dengan tahap-tahap, dinamika dan liku-liku yang mengharu biru kehidupan.
Seseorang yang dimaksud tentu tidak sembarang orang melainkan yang
memiliki keunikan yang menonjol dan luar biasa dalam konteks kehidupan
masyarakat. Misalnya, tentang kehadirannya memberi makna tersendiri
sekaligus sangat mewarnai perubahan-perubahan dalam masyarakat.
Melakukan studi kasus life history dapat bersandar pada dokumen-dokumen
pribadi yang bersangkutan serta dengan melakukan wawancara mendalam
kepada orang pertama sebagai sumber utama.
 Keempat, studi kasus komunitas social atau
kemasyarakatan.
 Seorang peneliti yang berpengalaman serta memiliki kepekaan dan ketajaman
naluriah sebagai peneliti seringkali mampu melihat sisi-sisi unik tapi bermakna
dadri lingkungan sosial sekitarnya di dalam komunitas dimana dia hidup dan
bergaul sehari-hari. Kenyataan tersebut dapat dijadikan pusat perhatian untuk
melakukan studi kasus komunitas sosial atau kemasyarakatan.
 Kelima, studi kasus analisa situasional. Kehidupan sosial
yang dinamis dan selalu menggapai perubahan demi perubahan tentu saja
mengisyaratkan adanya letusan-letusan situasi dalam bentuk peristiwa-peristiwa
atau katakanlah fenomena sosial tertentu. Misalnya, krisis politik yang melanda
negeri ini disertai berbagai isu berseliweran tak karuan seperti akan adanya
kerusuhan, penjarahan massal dan sebagainya, telah membuat orang-orang
keturunan Cina diberbagai kota besar ramai-ramai mengungsi ke kota lain yang
dianggap aman, bahkan tidak sedikit yang keluar negeri.
 Keenam, studi kasus mikroetnografi. Studi kasus tataran ini
dilakukan terhadap sebuah unit sosial terkecil. Katakanlah sebuah sisi tertentu dalam
kehidupan sebuah komunitas atau organisasi atau bahkan seorang individu.
Mengenai analisanya, setiap analisis kasus mengandung data berdasarkan
wawancara, data berdasarkan pengamatan, data dokumenter, kesan dan pernyataan
orang lain mengenai kasus tersebut. Khusus mengenai individu, datanya dapat
mencakup catatan klinis, data statistik mengenai orang yang bersangkutan, informasi
mengenai latar belakangnya, profil riwayat hidupnya, dan catatan hariannya. Akan
tetapi semua informasi itu harus disunting, sementara bagian-bagian yang relevan
dipadukan baik secara kronologis ataupun secara tematik, sehingga siap dianalisis.
Sering pula peneliti langsung menggunakan data mentah yang masih tercecer itu
untuk menuliskannya langsung dalam laporan penelitian.
STUDI KASUS
 . Studi kasus kemasyarakatan, merupakan studi tentang kasus
kemasyarakatan (community study) yang dipusatkan pada suatu
lingkungan tetangga atau masyarakat sekitar (kornunitas),
bukannya pada satu organisasi tertentu bagaimana studi kasus
organisasi dan studi kasus observasi.
 e. Studi kasus analisis situasi, jenis studi kasus ini mencoba
menganalisis situasi terhadap peristiwa atau kejadian tertentu.
Misalnya terjadinya pengeluaran siswa pada sekolah tertentu,
maka haruslah dipelajari dari sudut pandang semua pihak yang
terkait, mulai dari siswa itu sendiri, teman-temannya, orang
tuanya, kepala sekolah, guru dan mungkin tokoh kunci lainnya.
 f. Mikroethnografi, merupakan jenis studi kasus yang dilakukan
pada unit organisasi yang sangat kecil, seperti suatu bagian
sebuah ruang kelas atau suatu kegiatan organisasi yang sangat
spesifik pada anak-anak yang sedang belajar menggambar.
. 3 Prinsip pengumpulan data
1. Menggunakan multi sumber
bukti, .
2. Menciptakan data dasar studi
kasus,
3. Memelihara rangkaian bukti
Contoh FAKTOR-FAKTORYAN
KAWASAN PERMUKIMAN KU
. 3 Prinsip pengumpulan data
1. Menggunakan multi sumber bukti, menggunakan banyak
informan dan memperhatikan sumber-sumber bukti
lainnya.
2. Menciptakan data dasar studi kasus, mengorganisir dan
mengkoordinasikan data yang telah terkumpul, biasanya
studi kasus memakan waktu yang cukup lama dan data
yang diperolehnya pun cukup banyak sehingga perlu
dilakukan pengorganisasian data agar data yang
terkumpul tidak
3. Memelihara rangkaian bukti, tujuannya agar bisa
ditelusuri dari bukti-bukti yang ada, berkenaan dengan
studi kasus yang sedang dijalankan. Penting ketika
menelusuri kekurangan data lapangan.
Contoh studi kasus
 Kawasan Permukiman Pancuran adalah kawasan permukiman yang terletak di pusat Kota Salatiga yang dikelilingi
oleh kawasan pertokoan Jend. Sudirman, Pasar Raya I dan II, Pasar Gedhe dan Pasar Blauran.
 Dalam perkembangannya, kawasan permukiman Pancuran ini dipengaruhi oleh interaksi kawasan perdagangan
tersebut.
 Yang menjadi pertanyaan studi disini adalah: mengapa kawasan ini menjadi kumuh dan faktor apa saja yang
mempengaruhinya ?
 Analisis kajian secara kualitatif menjelaskan ada dua alasan dari pernyataan tersebut yaitu pengaruh dari dalam
dan luar kawasan tersebut.
 Pengaruh dari dalam yaitu: karakteristik hunian, penghuni dan sarana dan prasarana. Karakteristik hunian yaitu
kondisi rumah yang tidak sehat baik pencahayaan, udara dan toilet serta bersifat temporer, dimana tidak
diperbaiki dengan baik. Hal ini sangat rentan terhadap kebakaran.
 Karakteristik penghuni: masyarakat kawasan Pancuran ini sebagian besar berpenghasilan rendah dan bekerja di
bidang informal sektor.
 Karakteristik sarana dan prasarana seperti air bersih, sanitasi, jalan lingkungan dan drainase di kawasan ini
kondisinya juga minim. Sedangkan pengaruh dari luar kawasan Pancuran antara lain adalah regulasi dan urbanisasi
yang terjadi. Dari data survei dapat kita lihat banyak sekali kaum urbanis yang tinggal di kawasan ini. Para
pendatang ini hanya tinggal sementara di kawasan ini karena kebanyakan mereka adalah pedagang yang
mempunyai usaha di kawasan perdagangan di sekitar kawasan permukiman Pancuran. Para pendatang itu
menyewa rumah ataupun kamar dengan pembanyaran harian maupun bulanan atau bahkan tahunan.
Kebanyakan mereka berasal dari luar pinggiran kota ataupun luar daerah Salatiga. Sedangkan pada analisis
kuantitatif dilakukan dengan metode analisis regresi dan diperoleh hasil bahwa faktor yang mempunyai pengaruh
kuat penyebab Kawasan Permukiman Pancuran menjadi kumuh adalah tingkat penghasilan, status kepemilikan
hunian, dan lama tinggal. Dari hasil analisis studi dapat disimpulkan bahwa faktor yang menyebabkan kawasan
Pancuran menjadi kumuh adalah faktor tingkat penghasilan, status kepemilikan hunian, dan lama tinggal.
 Dari hasil analisis tersebut, maka dapat direkomendasikan upaya perbaikan kualitas lingkungan perumahan dan
permukiman di kawasan Pancuran ke arah yang lebih baik. Salah satu diantaranya adalah penataan kawasan
melalui pembangunan RUSUNWAMA.
ANALISIS STUDI KASUS
 (1) penjodohan pola, yaitu dengan menggunakan logika
penjodohan pola. Logika seperti ini membandingkan pola
yang didasarkan atas data empirik dengan pola yang
diprediksikan (atau dengan beberapa prediksi alternatif).
Jika kedua pola ini ada persamaan, hasilnya dapat
menguatkan validitas internal studi kasus yang
bersangkutan;
 (2) pembuatan eksplanasi, yang bertujuan untuk
menganalisis data studi kasus dengan cara membuat suatu
eksplanasi tentang kasus yang bersangkutan dan
 (3) analisis deret waktu, yang banyak dipergunakan untuk
 studi kasus yang menggunakan pendekatan eksperimen
dan kuasi eksperimen.
Studi kasus merupakan pengujian secara rinci terhadap satu
latar atau satu orang subjek atau satu tempat penyimpanan
dokumen atau satu peristiwa tertentu (Bogdan dan Bikien :
1982 ).

Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam Studi Kasus :
1. Seseorang harus mampu mengajukan pertanyaan
yang baik dan mampu untuk menginterpretasikan
jawaban-jawaban.
2. Seseorang harus dapat menjadi pendengar yang
baik dan tidak terperangkap oleh prakonsepsi sendiri.
3. Seseorang diharapkan mampu menyesuaikan diri
dan fleksibel agar situasi yang baru dialami dapat
dipandang sebagai kesempatan/ peluang bukan
ancaman.
4. Seseorang harus memiliki daya tangkap yang kuat
terhadap isu-isu yang akan diteliti, apakah hal ini
merupakan orientasi teoritis atau kebijakan.
5. Sesorang harus tidak bias, oleh anggapan-anggapan
yang sudah ada sebelumnya, seseorang harus peka dan
pendekatan
Kronologis sbg analisis deret waktu
 Beberapa peristiwa harus selalu terjadi sebelum peristiwa yang
lain, dimana aturan kebalikannnya tidak mungkin terjadi.
 Beberapa kejadian harus selalu diikuti oleh kejadian yg lain atas
dasar kontingensi;
 Beberapa peristiwa hanya dapat mengikuti peristiwa lain setelah
suatu lintasan waktu yang diprediksi;
 Periode-periode waktu tertentu dalam suatu studi kasus
mungkin ditandai oleh beberapa kelompok kejadian yang
berbeda secara substansial dari kejadian pada periode waktu
lainnya.
(Robert. K. Yin, 1996: 157)
Bentuk-bentuk Analisis yang tidak
Dominan :
 Analisis unit-unit terpancang;
 Observasi ulang;
 Pendekatan survey kasus.
B. Metode Komparasi (Perbandingan)
Menurut Ridley dalam “The Study of
Government” (1975),
 Fokus studi pemerintahan : institusional
 Metodenya : perbandingan
(comparative)
 Kegunaan : praktikal
Metode perbandingan yang dimnaksud di sini adalah
membandingakan suatu institusi lainnya yang
sejenis. Di dalam pengertian perbandingan,
terkandung adanya unsur yang sama dan adanya
unsur yang berbeda.
Ridley (1975) menyarankan di dalam mempelajari
pemerintahan, lebih mudah apabila digunakan
pendekatan institusional (institusional approach). Sebab
pada dasarnya pemerintah adalah sebuah organisasi
formal yang kompleks (lihat pendapat Alfred Kuhn,
1974: The Logic of Social Systems).
Perbandingan kelembagaan pemerintah dapat
dilakukan dengan melihat aspek-aspek :
- Kedudukan & kewenangannya;
- Organisasinya;
- Kualitas dan kuantitas sumber daya aparatur;
- Kinerjanya.
Metode sejarah
Metode sejarah
 Gejala dan peristiwa pemerintahan
merupakan sebuah kontinum.
 Menurut wikipedia, gejala atau fenomenon
adalah an observed event of quiet literally,
something that is seen.
 Sebagai sebuah kontinum pemerintahan mrp
kelanjutan dari peristiwa yg berkaitan dr
waktu ke waktu. Apa yg terjadi hari ini mrp
kelajutan dr peristiwa lalu dan memberi
kontribusi pada peristiwa yg akan datang
Fernand –abad 20
 Ahli sejarah yang berpengaruh pada abad 20
 Pendiri madzhab annale dalam ilmu sejarah di
perancis
 Mengemansipasi sejarah dari pembagian
traditionalnya menjadi sejarah politik ekonomi dan
kebudayaan dan mencari sejarah total dari
masyarakat
 Tujuannya mengintegrasikan segenap aspek masa
alu manusia dgn ttk berat pada perub link, gaya hdp
baik orang awam maupun masy keseluruhan shg
mau tidk mau menimbulkan pergeseran dari titik
berat sejaah politik dan kosntitutional selama ini yg
mnjd pusat kajian sejarawan.
Studi Sejarah (Historis)
Gejala pemerintahan adalah aktivitas
sosial yang berkelanjutan dan terus-
menerus mengalami perubahan – baik
secara evolutif, evolutif dipercepat ataupun
revolutif.
Perubahan gejala pemerintahan dapat
mengikuti tiga kecenderungan sebagai
berikut :
 Linier
Gejala pemerintahan menurut
metode sejarah
 Perubahan evolutif : perubahan yg berjalan secara
ilmiah dan bebas tanpa sebuah skenario dan aktor
pengubah yg sgt berperan aktif u/ melak perub.
(contoh suku badui, suku anak dalam di jambi)
 Perubahan evolutif yg dipercepat adalah sebuah
proses perub dgn sebuah skenario dan dgn
kecepatan prubahan terukur, ttp tdk sampai
merombak total dasarnya (contoh reformasi di
indonesia)
 Perubahan revolutif adalah perub yg dilakukan
secara mendasar, menyeluruh dgn kecepatan tinggi
(revolusi kaum buruh di uni soviet, revolusi
kebuadayaan cina)
pola linier
 Menggambarkan sesutu berunah mengikti
garis lurus dan tidak pernah terlang
 (contoh penjajahan di tanah air, olehVOC ,
belanda, Jepang
Pola siklus
 Perubahan yang mengikuti sklus tertentu
dengan kurun waktutertentu
 (contoh, perubahan sistem pemerintahan
daerah di indonesia , setralistik, -
desentralistik, ->sentralistik ,-> desentralistik)
Pola perubahan spiral
 Perubahan mengikuti siklus tertentu dengan
nuasa yang berbeda
 (contoh:
 1995-pemilu muti partai
 Orde baru pemilu dgn partai terbatas
 Reformasi – multi partai
 1998-sekarang cederung kembali pada
pemilu dgn partai terbatas
MODEL U/ MEMAHAMI ILMU
SOSIAL
 Untuk memahami pemerintahan semacam
itu, dapat pula digunakan studi sejarah
(historis). Secara umum, sistem sosial
dapat pula dipahami melalui dua model
yakni :
 model sinkronis;
 model diakronis.

Pengertian diakronis dan
sinkronis
 Menurut Galtung, sejarah adalah ilmu
diakronis berasal dari kata diachronich; ( dia
dalam bahasa latin artinya melalui/ melampaui
dan chronicus artinya waktu ).
 Diakronis artinya memanjang dalam waktu
tetapi terbatas dalam ruang.
 Sinkronis artinya meluas dalam ruang tetapi
terbatas dalam waktu.
MODEL U/ MEMAHAMI ILMU
SOSIAL
 Model sinkronis menggambarkan masyarakat sebagai
sebuah sistem yang terdiri dari struktur dan bagiannya.
Pendekatan struktural dan fungsional dalam ilmu sosial
merujuk pada model sinkronis. (ilmu politik, sosiologi,
ekonomi, antropologi).
 Model diakronis lebih mengutamakan memanjangnya
lukisan berdimensi waktu, dengan sedikit saja luasan
ruangan. (Ilmu sejarah).
 Melihat karakteristiknya, ilmu pemerintahan lebih
banyak merijuk pada model sinkronis, meskipun sangat
terbuka kemungkinan untuk menggunakan model
diakronis.

.
 Sejarah itu diakronis maksudnya me-
manjang dalam waktu,
 sedangkan ilmu-ilmu sosial itu sinkronis
maksudnya melebar dalam ruang.
 Sejarah mementingkan proses, sejarah akan
membicarakan satu peristiwa tertentu
dengan tempat tertentu, dari waktu A
sampai waktu B.
sinkronis
 Sejarah berupaya melihat segala sesuatu dari
sudut rentang waktu.
 Pendekatan diakronis adalah salah satu yang
menganalisis evolusi/perubahan sesuatu dari
waktu ke waktu, yang memungkinkan seseorang
untuk menilai bagaimana bahwa sesuatu
perubahan itu terjadi sepanjang masa.
 Sejarawan akan menggunakan pendekatan ini
untuk menganalisis dampak perubahan variabel
pada sesuatu, sehingga memungkinkan
sejarawan untuk mendalilkan MENGAPA
keadaan tertentu lahir dari keadaan sebelumnya
atau MENGAPA keadaan tertentu berkembang /
berkelanjutan.
sinkronis
 Contoh:
 Perkembangan Sarekat Islam di Solo,
1911-1920
 Terjadinya Perang Diponegaro, 1925-1930;
 Revolusi Fisik di Indonesia, 1945-1949;
 Gerakan Zionisme 1897-1948 dan
sebagainya.
Diakronik
 Kedua ilmu ini saling berhubungan ( ilmu sejarah dan
ilmu – ilmu sosial ). Kita ingin mencatat bahwa ada
persilangan antara sejarah yang diakronis dan ilmu
sosial lain yang sinkronis Artinya ada kalanya sejarah
menggunakan ilmu sosial, dan sebaliknya, ilmu
sosial menggunakan sejarah Ilmu diakronis
bercampur dengan sinkronis
 Contoh:
 - Peranan militer dalam politik,1945-1999 ( yang
ditulis seorang ahli ilmu politik )
 - Elit Agama dan Politik 1945- 2003 (yang ditulis ahli
sosiologi )
Gambar : Hubungan Ilmu Sosial
Sinkronis dan Diakronis
Sumber: John GaLtung, Theory and
Methode of Social Reseach,
Waktu
Sinkronis
Sosiologi
ilmu politik
Ekonomi
Antropolog
i
arkeologi
diakronis
sejarah
ruang
sosial
diakronis
sejarah
Menurut Kuntowijoyo (1994), sejarah sosial
dapat dipahami melalui 6 (enam) model yaitu
sebagai berikut :
- Model evolusi
-Model lingkaran sentral
-Model interval
-Model tingkat perkembangan
-Model jangka panjang, menengah, pendek
-Model sistematik.
- Model Evolusi
Gambar: Model Evolusi
A
B’
A’
ruang
sosial
Waktu
- Model Lingkaran Sentral
Waktu
Ruang sosial
F
E
D
C
B
A
- Model Interval
Waktu
Ruang sosial
A’’’’ B’’’’ C’’’’
A’’’ B’’’ C’’’
A’’ B’’ C’’
A B C
- Model Jangka Panjang, Menengah, Pendek
Waktu
Ruang sosial
-Model Sistematis
Waktu
Ruang sosial
A’’ B’’ C’’
A’’
A’
B’’
B’
C’’
C’
A B C
 Revolusi komunis merupakan revolusi kaum
proletar yang diilhami dari gagasan Marxisme
yang bertujuan untuk mengganti kapitalisme
dengan komunisme, umumnya dengan
sosialisme sebagai tahap peralihan. Gagasan
mengenai perlu adanya revolusi dari kaum
proletar merupakan landasan bagi Marxisme.
Kaum Marxis percaya bahwa kaum buruh di
dunia harus bersatu dan membebaskan diri
mereka masing-masing dari penindasan kaum
kapitalis untuk menciptakan dunia yang
dikendalikan oleh dan untuk kaum buruh. Oleh
karena itu, dalam pandangan Marxis, revolusi
kaum proletar harus terjadi di semua negara di
dunia (lihat: revolusi dunia).
C. Pendekatan Legalistik:
Pemerintahan adalah gejala kekuasaan yang sah
(kewenangan). Jadi kegiatan pemerintah selalu
berkaitan dengan peraturan perundang yang
berlaku. Gejala semacam itu dapat dipahami
dengan pendekatan legalistik formal, dalam arti
menggunakan rujukan berbagai peraturan yang
digunakan pemerintah pada saat :
 Membuat kebijakan
 Memberikan pelayanan kepada masyarakat
 Menegakkan aturan
Pada saat menggunakan pendekatan legalistik,
kajian ilmu pemerintahan dapat meminjam
berbagai teori, paradigma, konsepm definisi yang
digunakan ilmu hukum.
7. MEMAHAMI GEJALA PEMERINTAHAN
MELALUI PARADIGMA
Selain metodologi sebagaimana dikemukakan di atas, dewasa ini
berkembang pendekatan “baru” untuk memahami gejala pemerintahan,
yakni menggunakan PARADIGMA.
Istilah paradigma mula-mula dikembangkan oleh sosiolog Robert K.
Merton. Paradigma secara umum diartikan sebagai MODEL atau
SKEMA.
”A paradigm is a compact outline of the major concepts, assumption,
procedures, propositions, and problems of subtantive area or a theorical
approach in sociological analisys”,
(Thedorson, George A and Achilles G. Theodorson, 1969, A Modern
Dictionary of Sociology, A Barnes & Noble Reference Book, USA)
Penggunaan paradigma dipopulerkan oleh Thomas Kuhn dalam
bukunya berjudul “The Strucrture of Scientific Revolutions.
MODEL PERUBAHAN PARADIGMA
Sumber : Thomas. S. Kuhn, 1970. The Structure
of Scientific Revolutions, dimodifikasi
Paradigma
I
Pengetahuan
yang normal
Penyimpangan Krisis Revolusi Paradigma
II
Beberapa buku yang menggunakan paradigma
sebagai pendekatan teoritis berkaitan dengan gejala
pemerintahan, misalnya :
1) Osborne, David and Ted Gaebler, 1992, Reinvernting
Government-How the Entrepreneurial Spirit is Transforming
the Public Sector. A Willam Patrick Book. USA.
2) Barzelay, Michael, 1992, Breaking Through Bureaucracy – A
New Vision for Managing in Government. University
California Press. USA.
3) Ingraham. Patricia W; Barbara S. Romzek and Associates.
1994. New Paradigm for Government – Issues for the
Changing Public Service. Jossey-Bass Publisher. San
Fransisco.
4) Garton, Neil, Editor, 1993. Bureaucracy: Three Paradigma.
Kluwer Academi Publisher. USA.
Osborne dan Gaebler menawarkan
paradigma REGOM sebagai antitesis dari
paradigma birokrasi yang dikembangkan oleh
Max Weber. Intinya adalah pembaharuan
manajemen pemerintahan dengan menggunakan
sepuluh prinsip yang dipadukan dengan strategi
5 C.
Barzelay (1992) bekerjasama dengan Babrak
Armani menawarkan paradigma
PASCABIROKRASI (Post-Bureaucratic
Paradigm), yang intinya mempengaruhi visi
dalam mengelola pemerintahan. (lihat tabel
perbandingan paradigma)
Ingraham dan Romzek dkk (1994) menawarkan konsep
pengelolaan pemerintahan baru yang disebutnya paradigma
HOLLOW-STATE, dimana pekerjaan pemerintah akan lebih
banyak dikontrakkan keluar (contracting out). Aparat
pemerintah hanya menangani urusan yang benar-benar
bersifat esensial.
Ciri lainnya dari para digma “hollow-state” adalah :
1) looking to the private sector for models of success;
2) the management environment of public organizations;
3) changing became the learning organization :
a. the end of hierarchy;
b. govermental reliance on external expertise;
c. the decline of confidence in science;
d. decentralization of knowledge.
Garston (1993) mengemukakan tiga paradigma birokrasi
yaitu :
1) Neoklasikal;
2) Marxis;
3) Institusionalis.
Pada saat mempelajari gejala pemerintahan di satu
negara atau daerah, perhatian paradigma yang
digunakannya sehingga akan diperoleh analisis yang
akurat, yang pada gilirannya akan diperoleh pengetahuan
yang benar. Dalam hal ini kebenaran bukan hanya
menurut pendapat pengkaji saja, melainkan kebenaran
menurut kaidah-kaidah ilmiah maupun kebenaran
menurut kalangan luas.
PERUBAHAN PARADIGMA
DI BIDANG PEMERINTAHAN
1. Birokrasi (max
Weber)
2. Sentralistik
Reinventing Government
(Osborne & Gaebler)
Pasca birokrasi
(Barzelay)
Desentralistik
3. Government Governance
4. Serbanegara Mekanisme Pasar
5. Demokrasi
Perwakilan
Demokrasi Langsung
Privatisasi
SEPULUH PRINSIP REINVENTING GOVERNMENT
1. Pemerintahan Katalis : Lebih baik
mengendalikan daripada mengerjakan
sendiri
2. Pemerintahan yang dimiliki oleh
masyarakat: Memberdayakan daripada
memberikan pelayanan
3. Pemerintahan Kompetitif : Memasukkan
semangat kompetisi ke dalam
pemberian pelayanan
4. Pemerintahan yang didorong oleh misi :
Mentransformasi organisasi yang
didorong oleh peraturan
5. Pemerintahan yang Berorientasi pada hasil:
6. Pemerintahan yang didorong oleh Pelanggan :
mempertemukan kebutuhan pelanggan,
bukan kebutuhan birokrasi.
7. Pemerintahan yang bersifat Aktif : menghasilkan
daripada hanya menghabiskan anggaran.
8. Pemerintahan yang bersifat antisipatif : mencegah
daripada mengobati
9. Pemerintahan yang terdesentralisasi : dari
hirarkhi ke partisipasi dan tim kerja
10. Pemerintahan yang berorientasi pada pasar :
mengungkit perubahan melalui pasar.
(11. Laksanakan prinsip secara bersama-sama dan
komprehensif)
TABEL PERBANDINGAN PARADIGMA
Nomor
PARADIGMA
BIROKRASI
PARADIGMA
PASCABIROKRASI
1. Keinginan Publik Hasil-hasil nilai warganegara
2. Efisiensi Kualitas dan nilai
3. Administrasi Produksi
4. Pengendalian Mendorong ketaatan pada
norma
5. Fungsi,
kewenangan dan
struktur spesifik
Mengidentifikasi misi,
pelayanan, pelanggan, dan
nilai guna
6. Membenarkan
pembiayaan-
pembiayaan
Memindahkan nilai
7. Menekankan pada
tanggung jawab
Membangun akuntabilitas
Memperkuat hubungan kerja
8. Mengikuti aturan dan
prosedur
Memahami dan
menerapkan norma
Mengidentifikasi dan
memecahkan masalah
Terus menerus
meningkatkan proses
9. Menjalankan sistem
administrasi
Memisahkan pelayanan
dari pengendalian
Membangun dukungan
berdasarkan norma
Memperluas pilihan
konsumen
Mendorong tindakan
kolektif
Memberikan insentif
Mengukur dan
menganalisis hasil
Memperkaya umpan balik
Sumber : Michael Barzelay, Breaking Through Bureaucracy
CATEGORY OF SOCIAL CHANGE
Level of Society
Time
Dimension
Micro
(Individual)
Intermediate
(Group)
Macro (Society)
Type 1 Type 3 Type 5
Short
Term
(1) Attitude
Change
(1) Normative
change
(1) Invention-
inovation
(2) Behaviour
change
(2)Administrative
change
(2) Revolution
Type 2 Type 4 Type 6
Long Term Life-cycle
change
Organizational
change
Sociocultural
change
Source : Zaltman & Duncan, 1977, tabel 1.1. page 11.
Gambar : Model Transformasi semangat Kewirausahaan
bagi Sektor Publik.
Disusun oleh : Sadu Wasistiono
1. Catalytic Government
2. Community – Owned
Government
3. Competitive Government
4. Mission – Driven Government
5. Result – Oriented Government
6. Customer – Driven Government
7. Enterprising Government
8. Anticipatory Government
9. Decentralized Government
10.Market – Oriented Government
Sektor Publik dgn
Paradigma lama
Sektor Publik dgn
Paradigma baru
Good
Governanc
e
People become more
- Welfare
- Democrate
Work better & Costs Less
(Common sense
Government)
Transformer
(4)
Control Strategy
(5)
Culture Strategy
(2)
Consequences Strategy
THE FIVE S’s STRATEGY
(1)
Core Strategy
(3)
Customer Strategy
Alasan kita membutuhkan
berpikir sistem :
 Meningkatnya kompleksitas di dalam
kehidupan kita
 Tumbuhnya saling ketergantungan di
dunia
 Terjadinya revolusi di dalam teori dan
praktek manajemen
 Meningkatnya “kesadaran global” dan
“lokal” di dalam pengambilan keputusan
 Meningkatnya pengakuan pembelajaran
sebagai kunci kapabilitas organisasional
Apa yang dimaksud dengan
berpikir sistem ?
Berpikir sistem adalah sebuah disiplin yang
sedang berkembang untuk memahami
kompleksitas dan perubahan
Berpikir Sistem Memiliki Tiga Dimensi yaitu :
Paradigma;
Bahasa;
Metodologi.

More Related Content

What's hot

Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan KebijakanContoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan KebijakanTri Widodo W. UTOMO
 
Organisasi & Manajemen Pemerintahan
Organisasi & Manajemen PemerintahanOrganisasi & Manajemen Pemerintahan
Organisasi & Manajemen PemerintahanTri Widodo W. UTOMO
 
Perbandingan Sistem Administrasi Negara
Perbandingan Sistem Administrasi NegaraPerbandingan Sistem Administrasi Negara
Perbandingan Sistem Administrasi NegaraSiti Sahati
 
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...Ian Setiawan
 
LANDASAN SISTEM ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LANDASAN SISTEM ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIALANDASAN SISTEM ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LANDASAN SISTEM ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIASiti Sahati
 
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)Tri Widodo W. UTOMO
 
ADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEM
ADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEMADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEM
ADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEMSiti Sahati
 
Sejarah new public service
Sejarah new public serviceSejarah new public service
Sejarah new public servicePutra Manurung
 
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRISistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRITri Widodo W. UTOMO
 
Manajemen strategis pada pemerintah daerah
Manajemen strategis pada pemerintah daerahManajemen strategis pada pemerintah daerah
Manajemen strategis pada pemerintah daerahArief H
 
Pengantar Ilmu Pemerintahan
Pengantar Ilmu PemerintahanPengantar Ilmu Pemerintahan
Pengantar Ilmu PemerintahanMuhamad Yogi
 
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan Publik
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan PublikAgenda Setting & Perumusan Kebijakan Publik
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan PublikTri Widodo W. UTOMO
 
Analisis sistem politik
Analisis sistem politikAnalisis sistem politik
Analisis sistem politikbedhess
 
Modul 3 mengenal ilmu pemerintahan
Modul 3 mengenal ilmu pemerintahanModul 3 mengenal ilmu pemerintahan
Modul 3 mengenal ilmu pemerintahanSri Suwanti
 

What's hot (20)

Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan KebijakanContoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
 
Organisasi & Manajemen Pemerintahan
Organisasi & Manajemen PemerintahanOrganisasi & Manajemen Pemerintahan
Organisasi & Manajemen Pemerintahan
 
Perbandingan Sistem Administrasi Negara
Perbandingan Sistem Administrasi NegaraPerbandingan Sistem Administrasi Negara
Perbandingan Sistem Administrasi Negara
 
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
 
LANDASAN SISTEM ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LANDASAN SISTEM ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIALANDASAN SISTEM ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LANDASAN SISTEM ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA
 
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
 
Metodologi ilmu pemerintahan
Metodologi ilmu pemerintahanMetodologi ilmu pemerintahan
Metodologi ilmu pemerintahan
 
Administrasi Pembangunan
Administrasi PembangunanAdministrasi Pembangunan
Administrasi Pembangunan
 
ADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEM
ADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEMADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEM
ADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEM
 
Sejarah new public service
Sejarah new public serviceSejarah new public service
Sejarah new public service
 
Analisis Kebijakan Publik
Analisis Kebijakan PublikAnalisis Kebijakan Publik
Analisis Kebijakan Publik
 
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRISistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
 
Manajemen strategis pada pemerintah daerah
Manajemen strategis pada pemerintah daerahManajemen strategis pada pemerintah daerah
Manajemen strategis pada pemerintah daerah
 
Pengantar Ilmu Pemerintahan
Pengantar Ilmu PemerintahanPengantar Ilmu Pemerintahan
Pengantar Ilmu Pemerintahan
 
Organisasi Pemerintahan
Organisasi PemerintahanOrganisasi Pemerintahan
Organisasi Pemerintahan
 
Pamong praja 1
Pamong praja 1Pamong praja 1
Pamong praja 1
 
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan Publik
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan PublikAgenda Setting & Perumusan Kebijakan Publik
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan Publik
 
Etika Pemerintahan
Etika PemerintahanEtika Pemerintahan
Etika Pemerintahan
 
Analisis sistem politik
Analisis sistem politikAnalisis sistem politik
Analisis sistem politik
 
Modul 3 mengenal ilmu pemerintahan
Modul 3 mengenal ilmu pemerintahanModul 3 mengenal ilmu pemerintahan
Modul 3 mengenal ilmu pemerintahan
 

Viewers also liked

Ilmu pemerintahan (s3 ipdn)
Ilmu pemerintahan (s3 ipdn)Ilmu pemerintahan (s3 ipdn)
Ilmu pemerintahan (s3 ipdn)pumdatin
 
KEBIJAKAN DAN UPAYA INDONESIA MENANGANI TRANSNASIONAL CRIME (STUDI KASUS TENT...
KEBIJAKAN DAN UPAYA INDONESIA MENANGANI TRANSNASIONAL CRIME (STUDI KASUS TENT...KEBIJAKAN DAN UPAYA INDONESIA MENANGANI TRANSNASIONAL CRIME (STUDI KASUS TENT...
KEBIJAKAN DAN UPAYA INDONESIA MENANGANI TRANSNASIONAL CRIME (STUDI KASUS TENT...Ahirul Habib Padilah
 
Studi Kasus Keyakinan dan Pengetahuan Guru: Pada Praktek Error-Handling selam...
Studi Kasus Keyakinan dan Pengetahuan Guru: Pada Praktek Error-Handling selam...Studi Kasus Keyakinan dan Pengetahuan Guru: Pada Praktek Error-Handling selam...
Studi Kasus Keyakinan dan Pengetahuan Guru: Pada Praktek Error-Handling selam...adi wibawa
 
Tata Kelolah Pemerintahan (Studi Kasus : Kabupaten Solok )
Tata Kelolah Pemerintahan (Studi Kasus : Kabupaten Solok ) Tata Kelolah Pemerintahan (Studi Kasus : Kabupaten Solok )
Tata Kelolah Pemerintahan (Studi Kasus : Kabupaten Solok ) Indra Yu
 
Analisis terhadap penerapan hukum tipikor
Analisis terhadap penerapan hukum tipikorAnalisis terhadap penerapan hukum tipikor
Analisis terhadap penerapan hukum tipikorAkhmad Nur Fauzan
 
Konsep pembelajaran di lab nur lathifah
Konsep pembelajaran di lab nur lathifahKonsep pembelajaran di lab nur lathifah
Konsep pembelajaran di lab nur lathifahKiky- Agustina
 
The origin of government
The origin of governmentThe origin of government
The origin of governmentprofcredo
 
Sistem Cerdas Untuk Menemukan Behavioral Similarity Pada Model Proses Bisnis ...
Sistem Cerdas Untuk Menemukan Behavioral Similarity Pada Model Proses Bisnis ...Sistem Cerdas Untuk Menemukan Behavioral Similarity Pada Model Proses Bisnis ...
Sistem Cerdas Untuk Menemukan Behavioral Similarity Pada Model Proses Bisnis ...Ainul Yaqin
 
The Origins of Democratic Thought in America
The Origins of Democratic Thought in AmericaThe Origins of Democratic Thought in America
The Origins of Democratic Thought in AmericaCraig Collins, Ph.D.
 
Wie wird man Politik im Unternehmen los? – German Testing Day 2014
Wie wird man Politik im Unternehmen los? – German Testing Day 2014Wie wird man Politik im Unternehmen los? – German Testing Day 2014
Wie wird man Politik im Unternehmen los? – German Testing Day 2014Olaf Lewitz
 
UGM 2015 Manager's Track
UGM 2015 Manager's TrackUGM 2015 Manager's Track
UGM 2015 Manager's TrackInterlatin
 
Modul 4 pemerintah sbg sistem sosil
Modul 4 pemerintah sbg sistem sosilModul 4 pemerintah sbg sistem sosil
Modul 4 pemerintah sbg sistem sosilSri Suwanti
 
Dasar Manajemen (Harold Koontz) Lanjutan Model Tradisional
Dasar Manajemen (Harold Koontz) Lanjutan Model TradisionalDasar Manajemen (Harold Koontz) Lanjutan Model Tradisional
Dasar Manajemen (Harold Koontz) Lanjutan Model TradisionalDeni Insan Fahmiady
 

Viewers also liked (20)

Penelitian Studi Kasus
Penelitian Studi KasusPenelitian Studi Kasus
Penelitian Studi Kasus
 
Studi Kasus (Contoh Kasus
Studi Kasus (Contoh Kasus Studi Kasus (Contoh Kasus
Studi Kasus (Contoh Kasus
 
Ilmu pemerintahan (s3 ipdn)
Ilmu pemerintahan (s3 ipdn)Ilmu pemerintahan (s3 ipdn)
Ilmu pemerintahan (s3 ipdn)
 
Studi kasus
Studi kasusStudi kasus
Studi kasus
 
Studi kasus
Studi kasusStudi kasus
Studi kasus
 
KEBIJAKAN DAN UPAYA INDONESIA MENANGANI TRANSNASIONAL CRIME (STUDI KASUS TENT...
KEBIJAKAN DAN UPAYA INDONESIA MENANGANI TRANSNASIONAL CRIME (STUDI KASUS TENT...KEBIJAKAN DAN UPAYA INDONESIA MENANGANI TRANSNASIONAL CRIME (STUDI KASUS TENT...
KEBIJAKAN DAN UPAYA INDONESIA MENANGANI TRANSNASIONAL CRIME (STUDI KASUS TENT...
 
Studi Kasus Keyakinan dan Pengetahuan Guru: Pada Praktek Error-Handling selam...
Studi Kasus Keyakinan dan Pengetahuan Guru: Pada Praktek Error-Handling selam...Studi Kasus Keyakinan dan Pengetahuan Guru: Pada Praktek Error-Handling selam...
Studi Kasus Keyakinan dan Pengetahuan Guru: Pada Praktek Error-Handling selam...
 
Tata Kelolah Pemerintahan (Studi Kasus : Kabupaten Solok )
Tata Kelolah Pemerintahan (Studi Kasus : Kabupaten Solok ) Tata Kelolah Pemerintahan (Studi Kasus : Kabupaten Solok )
Tata Kelolah Pemerintahan (Studi Kasus : Kabupaten Solok )
 
Analisis terhadap penerapan hukum tipikor
Analisis terhadap penerapan hukum tipikorAnalisis terhadap penerapan hukum tipikor
Analisis terhadap penerapan hukum tipikor
 
Konsep pembelajaran di lab nur lathifah
Konsep pembelajaran di lab nur lathifahKonsep pembelajaran di lab nur lathifah
Konsep pembelajaran di lab nur lathifah
 
Skripsi
SkripsiSkripsi
Skripsi
 
The origin of government
The origin of governmentThe origin of government
The origin of government
 
Sistem Cerdas Untuk Menemukan Behavioral Similarity Pada Model Proses Bisnis ...
Sistem Cerdas Untuk Menemukan Behavioral Similarity Pada Model Proses Bisnis ...Sistem Cerdas Untuk Menemukan Behavioral Similarity Pada Model Proses Bisnis ...
Sistem Cerdas Untuk Menemukan Behavioral Similarity Pada Model Proses Bisnis ...
 
Teori Hukum Pembangunan
Teori Hukum PembangunanTeori Hukum Pembangunan
Teori Hukum Pembangunan
 
The Origins of Democratic Thought in America
The Origins of Democratic Thought in AmericaThe Origins of Democratic Thought in America
The Origins of Democratic Thought in America
 
Wie wird man Politik im Unternehmen los? – German Testing Day 2014
Wie wird man Politik im Unternehmen los? – German Testing Day 2014Wie wird man Politik im Unternehmen los? – German Testing Day 2014
Wie wird man Politik im Unternehmen los? – German Testing Day 2014
 
UGM 2015 Manager's Track
UGM 2015 Manager's TrackUGM 2015 Manager's Track
UGM 2015 Manager's Track
 
02 d dasar manajemen rev 10 09-2014
02 d dasar manajemen rev 10 09-201402 d dasar manajemen rev 10 09-2014
02 d dasar manajemen rev 10 09-2014
 
Modul 4 pemerintah sbg sistem sosil
Modul 4 pemerintah sbg sistem sosilModul 4 pemerintah sbg sistem sosil
Modul 4 pemerintah sbg sistem sosil
 
Dasar Manajemen (Harold Koontz) Lanjutan Model Tradisional
Dasar Manajemen (Harold Koontz) Lanjutan Model TradisionalDasar Manajemen (Harold Koontz) Lanjutan Model Tradisional
Dasar Manajemen (Harold Koontz) Lanjutan Model Tradisional
 

Similar to JUDUL

Metode Studi kasus.ppt
Metode Studi kasus.pptMetode Studi kasus.ppt
Metode Studi kasus.pptsalman330082
 
Kajian Kes : Kajian Pendidikan Orang Asli Di Malaysia
Kajian Kes : Kajian Pendidikan Orang Asli Di MalaysiaKajian Kes : Kajian Pendidikan Orang Asli Di Malaysia
Kajian Kes : Kajian Pendidikan Orang Asli Di MalaysiaAzuan Hafifi
 
PENULISAN KARYA ILMIAH - Jenis Jenis Penelitian Ilmiah
PENULISAN KARYA ILMIAH - Jenis Jenis Penelitian IlmiahPENULISAN KARYA ILMIAH - Jenis Jenis Penelitian Ilmiah
PENULISAN KARYA ILMIAH - Jenis Jenis Penelitian IlmiahDiana Amelia Bagti
 
538763920-Pertemuan-III-Ragam-Penelitian.ppt
538763920-Pertemuan-III-Ragam-Penelitian.ppt538763920-Pertemuan-III-Ragam-Penelitian.ppt
538763920-Pertemuan-III-Ragam-Penelitian.pptNurulSepriza
 
1 konsep dasar penelitian [compatibility mode]
1 konsep dasar penelitian [compatibility mode]1 konsep dasar penelitian [compatibility mode]
1 konsep dasar penelitian [compatibility mode]Fauzul Blanco
 
Penelitian Kualitatif Berbasis Grounded theory 9...pptx
Penelitian Kualitatif Berbasis Grounded theory 9...pptxPenelitian Kualitatif Berbasis Grounded theory 9...pptx
Penelitian Kualitatif Berbasis Grounded theory 9...pptxHeliyantiHeliyanti
 
metodologi penelitian
metodologi penelitianmetodologi penelitian
metodologi penelitianhasbiaahasbi
 
Unp cio-topik khusus-researchmethod-group 5
Unp cio-topik khusus-researchmethod-group 5Unp cio-topik khusus-researchmethod-group 5
Unp cio-topik khusus-researchmethod-group 5ALMAISYA
 
sebuah materi tentang metodologi penelitian
sebuah materi tentang metodologi penelitiansebuah materi tentang metodologi penelitian
sebuah materi tentang metodologi penelitianVeniaMursalim
 
Metode penelitian sosial
Metode penelitian sosialMetode penelitian sosial
Metode penelitian sosialpycnat
 
Beberapa model analisis data
Beberapa model analisis dataBeberapa model analisis data
Beberapa model analisis dataIr. Zakaria, M.M
 
Kelompok 6_Study Case MSDM & KEuangan mm
Kelompok 6_Study Case MSDM & KEuangan mmKelompok 6_Study Case MSDM & KEuangan mm
Kelompok 6_Study Case MSDM & KEuangan mmMisbahAlMunir1
 
Urgensi dan jenis Penelitian
Urgensi dan jenis PenelitianUrgensi dan jenis Penelitian
Urgensi dan jenis PenelitianAlfaze Ghautama
 

Similar to JUDUL (20)

Metode Studi kasus.ppt
Metode Studi kasus.pptMetode Studi kasus.ppt
Metode Studi kasus.ppt
 
Kul metpen1
Kul metpen1Kul metpen1
Kul metpen1
 
Kajian Kes : Kajian Pendidikan Orang Asli Di Malaysia
Kajian Kes : Kajian Pendidikan Orang Asli Di MalaysiaKajian Kes : Kajian Pendidikan Orang Asli Di Malaysia
Kajian Kes : Kajian Pendidikan Orang Asli Di Malaysia
 
Study kasus
Study kasusStudy kasus
Study kasus
 
Filosofi penelitian
Filosofi penelitianFilosofi penelitian
Filosofi penelitian
 
PENULISAN KARYA ILMIAH - Jenis Jenis Penelitian Ilmiah
PENULISAN KARYA ILMIAH - Jenis Jenis Penelitian IlmiahPENULISAN KARYA ILMIAH - Jenis Jenis Penelitian Ilmiah
PENULISAN KARYA ILMIAH - Jenis Jenis Penelitian Ilmiah
 
538763920-Pertemuan-III-Ragam-Penelitian.ppt
538763920-Pertemuan-III-Ragam-Penelitian.ppt538763920-Pertemuan-III-Ragam-Penelitian.ppt
538763920-Pertemuan-III-Ragam-Penelitian.ppt
 
1 konsep dasar penelitian [compatibility mode]
1 konsep dasar penelitian [compatibility mode]1 konsep dasar penelitian [compatibility mode]
1 konsep dasar penelitian [compatibility mode]
 
Studi kasus
Studi kasusStudi kasus
Studi kasus
 
Penelitian Kualitatif Berbasis Grounded theory 9...pptx
Penelitian Kualitatif Berbasis Grounded theory 9...pptxPenelitian Kualitatif Berbasis Grounded theory 9...pptx
Penelitian Kualitatif Berbasis Grounded theory 9...pptx
 
metodologi penelitian
metodologi penelitianmetodologi penelitian
metodologi penelitian
 
Unp cio-topik khusus-researchmethod-group 5
Unp cio-topik khusus-researchmethod-group 5Unp cio-topik khusus-researchmethod-group 5
Unp cio-topik khusus-researchmethod-group 5
 
sebuah materi tentang metodologi penelitian
sebuah materi tentang metodologi penelitiansebuah materi tentang metodologi penelitian
sebuah materi tentang metodologi penelitian
 
Studi kasus
Studi kasusStudi kasus
Studi kasus
 
Metode penelitian
Metode penelitianMetode penelitian
Metode penelitian
 
Metode penelitian sosial
Metode penelitian sosialMetode penelitian sosial
Metode penelitian sosial
 
Beberapa model analisis data
Beberapa model analisis dataBeberapa model analisis data
Beberapa model analisis data
 
Kelompok 6_Study Case MSDM & KEuangan mm
Kelompok 6_Study Case MSDM & KEuangan mmKelompok 6_Study Case MSDM & KEuangan mm
Kelompok 6_Study Case MSDM & KEuangan mm
 
METODE PENELITIAN.pptx
METODE PENELITIAN.pptxMETODE PENELITIAN.pptx
METODE PENELITIAN.pptx
 
Urgensi dan jenis Penelitian
Urgensi dan jenis PenelitianUrgensi dan jenis Penelitian
Urgensi dan jenis Penelitian
 

More from Sri Suwanti

Dr zul materi webinar kudus 1 agustus 2020
Dr zul materi webinar kudus 1 agustus 2020Dr zul materi webinar kudus 1 agustus 2020
Dr zul materi webinar kudus 1 agustus 2020Sri Suwanti
 
Presentasi pelatihan guru dr ayat
Presentasi pelatihan guru dr ayatPresentasi pelatihan guru dr ayat
Presentasi pelatihan guru dr ayatSri Suwanti
 
Pengumuman kabupaten kudus.scan
Pengumuman kabupaten kudus.scanPengumuman kabupaten kudus.scan
Pengumuman kabupaten kudus.scanSri Suwanti
 
islamic worldview 15 feb upload slideshare
islamic worldview 15 feb upload slideshareislamic worldview 15 feb upload slideshare
islamic worldview 15 feb upload slideshareSri Suwanti
 
Jadwal latsar CPNS
Jadwal  latsar CPNSJadwal  latsar CPNS
Jadwal latsar CPNSSri Suwanti
 
3 manaj-islami-2 + trans
3   manaj-islami-2 + trans3   manaj-islami-2 + trans
3 manaj-islami-2 + transSri Suwanti
 
2 manajemen islami
2  manajemen islami2  manajemen islami
2 manajemen islamiSri Suwanti
 
1 managing in global environment
1 managing in global environment1 managing in global environment
1 managing in global environmentSri Suwanti
 
Sri suwanti - PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA & JAMINAN KEMATIAN APARATUR...
Sri suwanti   - PROGRAM JAMINAN  KECELAKAAN KERJA & JAMINAN KEMATIAN APARATUR...Sri suwanti   - PROGRAM JAMINAN  KECELAKAAN KERJA & JAMINAN KEMATIAN APARATUR...
Sri suwanti - PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA & JAMINAN KEMATIAN APARATUR...Sri Suwanti
 
Sri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdp
Sri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdpSri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdp
Sri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdpSri Suwanti
 
Sri suwanti jurnal standar - Akuntansi Pemerintahan Daerah
Sri suwanti    jurnal standar - Akuntansi Pemerintahan DaerahSri suwanti    jurnal standar - Akuntansi Pemerintahan Daerah
Sri suwanti jurnal standar - Akuntansi Pemerintahan DaerahSri Suwanti
 
SRI SUWANTI - LAPORAN REALISASI ANGGARAN DAN LAPORAN OPERASIONAL
SRI SUWANTI - LAPORAN REALISASI ANGGARAN DAN LAPORAN OPERASIONALSRI SUWANTI - LAPORAN REALISASI ANGGARAN DAN LAPORAN OPERASIONAL
SRI SUWANTI - LAPORAN REALISASI ANGGARAN DAN LAPORAN OPERASIONALSri Suwanti
 
Sri suwanti 01- konsep dan siklus akuntansi
Sri suwanti   01-  konsep dan siklus akuntansiSri suwanti   01-  konsep dan siklus akuntansi
Sri suwanti 01- konsep dan siklus akuntansiSri Suwanti
 
SRI SUWANTI - ISU DAN PROGRAM TIM PENGGERAK PKK JAWA TENGAH 2016 - 2017
SRI SUWANTI - ISU DAN PROGRAM TIM PENGGERAK PKK JAWA TENGAH 2016 - 2017 SRI SUWANTI - ISU DAN PROGRAM TIM PENGGERAK PKK JAWA TENGAH 2016 - 2017
SRI SUWANTI - ISU DAN PROGRAM TIM PENGGERAK PKK JAWA TENGAH 2016 - 2017 Sri Suwanti
 
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 44
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 44SRI SUWANTI - MIP - Latihan 44
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 44Sri Suwanti
 
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 43
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 43SRI SUWANTI - MIP - Latihan 43
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 43Sri Suwanti
 
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 42
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 42SRI SUWANTI - MIP - Latihan 42
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 42Sri Suwanti
 
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 41
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 41SRI SUWANTI - MIP - Latihan 41
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 41Sri Suwanti
 
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 40
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 40SRI SUWANTI - MIP - Latihan 40
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 40Sri Suwanti
 
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 39
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 39SRI SUWANTI - MIP - Latihan 39
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 39Sri Suwanti
 

More from Sri Suwanti (20)

Dr zul materi webinar kudus 1 agustus 2020
Dr zul materi webinar kudus 1 agustus 2020Dr zul materi webinar kudus 1 agustus 2020
Dr zul materi webinar kudus 1 agustus 2020
 
Presentasi pelatihan guru dr ayat
Presentasi pelatihan guru dr ayatPresentasi pelatihan guru dr ayat
Presentasi pelatihan guru dr ayat
 
Pengumuman kabupaten kudus.scan
Pengumuman kabupaten kudus.scanPengumuman kabupaten kudus.scan
Pengumuman kabupaten kudus.scan
 
islamic worldview 15 feb upload slideshare
islamic worldview 15 feb upload slideshareislamic worldview 15 feb upload slideshare
islamic worldview 15 feb upload slideshare
 
Jadwal latsar CPNS
Jadwal  latsar CPNSJadwal  latsar CPNS
Jadwal latsar CPNS
 
3 manaj-islami-2 + trans
3   manaj-islami-2 + trans3   manaj-islami-2 + trans
3 manaj-islami-2 + trans
 
2 manajemen islami
2  manajemen islami2  manajemen islami
2 manajemen islami
 
1 managing in global environment
1 managing in global environment1 managing in global environment
1 managing in global environment
 
Sri suwanti - PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA & JAMINAN KEMATIAN APARATUR...
Sri suwanti   - PROGRAM JAMINAN  KECELAKAAN KERJA & JAMINAN KEMATIAN APARATUR...Sri suwanti   - PROGRAM JAMINAN  KECELAKAAN KERJA & JAMINAN KEMATIAN APARATUR...
Sri suwanti - PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA & JAMINAN KEMATIAN APARATUR...
 
Sri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdp
Sri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdpSri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdp
Sri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdp
 
Sri suwanti jurnal standar - Akuntansi Pemerintahan Daerah
Sri suwanti    jurnal standar - Akuntansi Pemerintahan DaerahSri suwanti    jurnal standar - Akuntansi Pemerintahan Daerah
Sri suwanti jurnal standar - Akuntansi Pemerintahan Daerah
 
SRI SUWANTI - LAPORAN REALISASI ANGGARAN DAN LAPORAN OPERASIONAL
SRI SUWANTI - LAPORAN REALISASI ANGGARAN DAN LAPORAN OPERASIONALSRI SUWANTI - LAPORAN REALISASI ANGGARAN DAN LAPORAN OPERASIONAL
SRI SUWANTI - LAPORAN REALISASI ANGGARAN DAN LAPORAN OPERASIONAL
 
Sri suwanti 01- konsep dan siklus akuntansi
Sri suwanti   01-  konsep dan siklus akuntansiSri suwanti   01-  konsep dan siklus akuntansi
Sri suwanti 01- konsep dan siklus akuntansi
 
SRI SUWANTI - ISU DAN PROGRAM TIM PENGGERAK PKK JAWA TENGAH 2016 - 2017
SRI SUWANTI - ISU DAN PROGRAM TIM PENGGERAK PKK JAWA TENGAH 2016 - 2017 SRI SUWANTI - ISU DAN PROGRAM TIM PENGGERAK PKK JAWA TENGAH 2016 - 2017
SRI SUWANTI - ISU DAN PROGRAM TIM PENGGERAK PKK JAWA TENGAH 2016 - 2017
 
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 44
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 44SRI SUWANTI - MIP - Latihan 44
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 44
 
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 43
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 43SRI SUWANTI - MIP - Latihan 43
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 43
 
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 42
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 42SRI SUWANTI - MIP - Latihan 42
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 42
 
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 41
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 41SRI SUWANTI - MIP - Latihan 41
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 41
 
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 40
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 40SRI SUWANTI - MIP - Latihan 40
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 40
 
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 39
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 39SRI SUWANTI - MIP - Latihan 39
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 39
 

Recently uploaded

PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxBudyHermawan3
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxBudyHermawan3
 
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptxPerencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptxBudyHermawan3
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxBudyHermawan3
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxBudyHermawan3
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxBudyHermawan3
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxBudyHermawan3
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxBudyHermawan3
 
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptxPPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptxssuser8905b3
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxBudyHermawan3
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxBudyHermawan3
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxBudyHermawan3
 

Recently uploaded (14)

PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
 
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptxPerencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
 
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptxPPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
 

JUDUL

  • 2. Metode- mempelajari Ilmu Pemerintahan STUDI KASUS STUDI PERBANDINGAN STUDI SEJARAH PENDEKATAN LEGALISTIK PENDEKATAN SISTEMIK PENDEKATAN PARADIGMATIK
  • 3. BEBERAPA METODE DI DALAM MEMPELAJARI ILMU PEMERINTAHAN Metode Pendekatan Legalistik Pendekatan Sistem Pendekatan Paradigmatik Studi Kasus    Studi Sejarah    Studi Banding   
  • 5. Studi kasus  KASUS ADALAH SESUATUYANGTERJADI  SESUSAH PERISTIWATERJADI (AD DE FACTO) (BUKAN SELALU BERTENDENSI NEGATIF )  PERISTIWA ITU BERMAKNA BAGI MANUSIA  STUDI KASUS PD MIP BERANGKAT PADA SUATU ADANYA MASALAHTERTETU KEMUDIAN DILANJUTKAN UTK MENGADAKAN PENELITIAN UTK MENDPT JLN KELUAR Contoh, implementasi aturan baru, kebijaka n publik (perburuhan, kesehatan, narkotika, perdagangan ekspor impor, Kasus akuntabilitas pelayanan publik : pelayanan jamkesmas, pela Kasus kebijakan fiskal dan monoter Kasus penyalahgunaan wewenang/kkn, Kasus kebasaan akses telekomunikasi dan informatika, dampaknya Hubungan antar pusat dan daerah
  • 7. ANALISIS STUDI KASUS  Analisis bukti (data) studi kasus terdiri atas pengujian, pengkategorian, pentabulasian, ataupun pengombinasian kembali bukti-bukti untuk menunjuk proposisi awal suatu penelitian  Menganalisis data studi kasus adalah suatu pekerjaan yang sulit karena strategi dan tekniknya belum teridentifikasikan secara memadai di masa lalu  Digunkan utk bidang psikologi, sosiologi, ilmu politik, pemerintahan dan perencanaan, perekonomian.  TIGATEKNIK ANALISIS STUDI KASUSYANG MENENTUKAN: Penjodohan Pola, Pembuatan Penjelasan, dan Analisis deret waktu
  • 10. SSUEWARGONO - STUDI KASUS Soewargono (1995) menekankan bahwa salah satu metodologi penting yang digunakan untuk menganalisis gejala pemerintahan adalah metode studi kasus
  • 12.
  • 13. Kelemahan Metode Studi Kasus  Meskipun menjadi salah satu strategi rujukan bagi penelitian sosial, studi kasus banyak menuai kritik dan diremehkan oleh beberapa ahli dikarenakan:  1.Terkadang peneliti dengan metode studi kasus mengizinkan bukti yang samar dan pandangan yang bias mempengaruhi arah temuan dan kesimpulannya. Hasil penelitian maupun eksperimen menjadi tidak netral dan terpengaruh oleh keadaan internal si peneliti.  2. Studi kasus terlalu sedikit memberikan landasan bagi generalisasi ilmiah, dalam hal ini studi kasus tidak menunjukkan sampel dan bertujuan mengembangkan dan menggeneralisasikan teori (generalisasi analitis) dan bukan menghitung frekuensi (generalisasi statistik).  3. Penelitian dengan menggunakan metode studi kasus membutuhkan waktu yang lama dan menghasilkan dokumen yang berlebihan, sehingga mempersulit fokus peneliti. MASIHADA BUKTI SAMAR TERLALU SEDIKIT MEMBERI GENERALISASI MENGGUNAK ANWAKTU LAMA
  • 14. Creswell dalam bukunya yang berjudul “Qualitative Inquiry And Research Design” mengungkapkan lima tradisi penelitian, yaitu: biografi, fenomenologi,. grounded theory study, studi kasus. dan etnografi. Salah satu tradisi yang akan dikaji dalam tulisan ini adalah studi kasus yang telah lama dipandang sebagai metode penelitian yang “amat lemah”. STUDI KASUS –AMAT LEMAH Biografi adalah kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang Fenomenologi adalah sebuah studi dalam bidang filsafat yang mempelajari manu fenomena Etnografi (Yunani ἔθνος ethnos = rakyat dan γραφία graphia = tulisan) adalah strat yang sering digunakan dalam ilmu sosial, terutama dalam antropologi
  • 15.  Biografi adalah kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang  Fenomenologi adalah sebuah studi dalam bidang filsafat yang mempelajari manusia sebagai sebuah fenomena  Etnografi (Yunani ἔθνος ethnos = rakyat dan γραφία graphia = tulisan) adalah strategi penelitian ilmiah yang sering digunakan dalam ilmu sosial, terutama dalam antropologi dan beberapa cabang sosiologi[1], juga dikenal sebagai bagian dari ilmu sejarah yang mempelajari masyarakat, kelompok etnis dan formasi etnis lainnya  GroundedTheory (GT) yang kemudian dalam metoda penelitian  disebutGrounded Research (GR) adalah metodologi penelitian  kualitatif yang menekankan penemuan teori dari data observasi  empirik di lapangan dengan metoda induktif (menemukan teori dari  sejumlah data), generatif yaitu penemuan atau konstruksi teori  menggunakan data sebagai evidensi, konstruktif menemukan  konstruksi teori atau kategori lewat analisis dan proses mengabstraksi,  dan subyektif yaitu merekonstruksi penafsiran dan pemaknaan hasil  penelitian berdasarkan konseptualisasi masyarakat yang dijadikan  subyek studi.GT fokus pada gerakan teori konstruksi dan verifikasi.  GT disebut juga dengan local theory, patterned theory yang bersifat  open ended dapat diperluas tanpa batas
  • 16.  mekonstruksi teori atau kategori lewat analisis dan proses mengabstraksi,  dan subyektif yaitu merekonstruksi penafsiran dan pemaknaan hasil  penelitian berdasarkan konseptualisasi masyarakat yang dijadikan  subyek studi.GT fokus pada gerakan teori konstruksi dan verifikasi.  GT disebut juga dengan local theory, patterned theory yang bersifat  open ended dapat diperluas tanpa batas STUDI KASUS BIOGRAFI FENOMENOLOGI ETNOGRAFI GROUNDED THEORY GROUNDED RESERCH KUALITATIF DATA SBG EVIDENSI
  • 17. ( Kasus = sesuatu yang telah terjadi (AD POST FACTO) Jenis-jenis Studi Kasus Menurut Yin (1996) Ada 3 tipe studi kasus 1) eksplanatoris 2) eksploratoris 3) deskriptif Studi kasus adalah strategi penelitian sosial atau suatu metode penelitian yang mempelajari kejadian- kejadian (cases) pada fenomena kontemporer di dalam kehidupan nyata.
  • 18. A.1. Studi Kasus Ekplanatoris - Bersifat menjelaskan gejala atau kasus yang diamati; - Pertanyaan utama yang ingin dijawab adalah : * MENGAPA ………..? * BAGAIMANA……..? A.2. Studi Kasus Ekploratoris - Bersifat menggali informasi yang melatarbelakangi terjadinya suatu kasus; - Pertanyaan utama yang ingin dijawab adalah : * BERAPA BANYAKAH………..? * SIAPAKAH……………………..? A.3. Studi Kasus Deskriptif : - Bersifat menggambarkan sesuatu kasus - Pertanyaan utama yang ingin dijawab adalah : * APAKAH………..? ROBERT KYIN 1996
  • 19. DILIHAT OBYEKNYA, DIBEDAKAN ANTARA : STUDI KASUSTUNGGAL; (Kasus berdiri sendiri, dalam ruang lingkup yang terbatas) Contoh: Pengunduran diri seorang PNS STUDI KASUS BERGANDA; (Kasus berkaitan satu dengan lainnya, sehingga menjadi sangat rumit) Contoh: Pengunduran diri Jaksa agung
  • 20. DESIGN PENELITIAN STUDI KASUS 5 KOMPONEN PENTING PERTANYAAN PENELITIAN PROPOSISI UNIT ANALISIS LOGIKA KRITERIA INTERPRETASI
  • 21. Tipe-tipe Dasar Desain Studi Kasus Desain kaSus tunggal Desain multikasus Holistik (unit analisis tunggal) Tipe –1 Tipe –3 TerpanCang (unit multianalisis) Tipe –2 Tipe –4
  • 22. Tipe studi kasus  Studi kasus tipe 1 yaitu kasus tunggal dengan analisis tunggal, misal analisis peristiwa demonstrasi menolak hasil pilkada di satu kabupaten  Studi kasus tipe 2 : kasus tunggal dgn multi analisis, jika demonstrasi tsb di analis dari berbagai sudut Pandang, kajian hukum, kajian politis dan kajian keamanan  Studi kasus tipe 3 : menganalisis multi kasus tetapi dgn unit analisis tunggal, Kasus korupsi yg dilakukan oleh kepala daerah dr sudut penyalah gunaan kekuasaan  Studi kasus 4 : menganalisis multi kasus dengan unit multi analisis/ terpancang, contoh: jika kasus korupsi kdh tsb dilihat dr berbagi susut pandang , kajian pengaruh sistem politik
  • 23. Enam sumber bukti untuk studi kasus 1) Dokumen; 2) Rekaman Arsip; 3) Wawancara 4) Observasi Langsung; 5) Observasi Peran Serta; 6) Perangkat Fisik.
  • 24. Teknik Analisis Data Terdapat tiga analisis data dalam metode studi kasus, 1. yaitu perjodohan pola, 2. pembuatan penjelasan 3. dan analisis deret waktu (Yin, 2002)
  • 25. Teknik penjodohan Pola yaitu membandingkan pola yang didasar atas kenyataan dengan pola yang diprediksikan. Jika terdapat kesamaan dengan pola yang diprediksikan. Jika terdapat kesamaan dalam kedua pola, akan menguatkan validitas internal studi kasus. Teknik pembuatan penjelasan, yaitu dengan membuat penjabaran mengenai kasus yang bersangkutan. Teknis analisis deret waktu, yaitu dengan menganalisis deret waktu secara langsung dan analog dengan analisis deret waktu yang diselenggarakan dengan eksperikmen dan kuasi eksperimen. Semakin rumit dan tepatnya pola yang ditemukan, maka makin tertumpu analisis deret waktu dan menjadikan landasan yang kokoh untuk
  • 26. eksperimen kuasi adalah eksperimen yang memiliki perlakuan (treatments), pengukuran-pengukuran dampak (outcome measures), dan unit-unit eksperiment (experimental units) namun tidak menggunakan penempatan secara acak. Pada penelitian lapangan biasanya menggunakan rancangan eksperiment semu (kuasi eksperimen). Desain tidak mempunyai pembatasan yang ketat terhadap randomisasi, dan pada saat yang sama dapat mengontrol ancaman-ancaman validitas. Di sebut eksperimen semu karena eksperimen ini belum atau tidak memiliki cir-ciri rancangan eksperimen yang sebenarnya, karena variabel-variabel yang seharusnya dikontrol atau di manipulasi.Oleh sebab itu validitas penelitian menjadi kurang cukup untuk disebut sebagai eksperimen yang sebenarnya.
  • 27. Bentuk-bentuk analisis studi kasus yang dominan : 1) Penjodohan pola, terbagi atas : a. variabel-variabel non-equivalen sebagai pola b. penjelasa tandingan sebagai pola; c. pola-pola yang lebih sederhana. 2) Pembuatan penjelasan, yang meliputi : a. Unsur-unsur penjelasan; b. Hakikat perulangan dalam pembuatan penjelasan; c. Persoalan potensial di dalam pengembangan penjelasan. 3) Analisis deret waktu, terdiri dari : a. deret waktu sederhana; b. deret waktu yang kompleks;
  • 28. Bentuk studi kasus  Kesejarahan organisasi  Kemasyarakatan  Observasi  Sejarah hidup  Analisis situasi  mikroetnografi
  • 29. Bentuk studi kasus  A.Studi kasus kesejarahan mengenai organisasi, dipusatkan pada perhatian organisasi tertentu dan dalam kurun waktu tertentu, dengan rnenelusuni perkembangan organisasinya. Studi mi sening kunang memungkinkan untuk diselenggarakan, karena sumbernya kunang mencukupi untuk dikerjakan secara minimal.  b. Studi kasus observasi, mengutamakan teknik pengumpulan datanya melalul observasi peran-senta atau pelibatan (participant observation), sedangkan fokus studinya pada suatu organisasi tertentu.. Bagian-bagian organisasi yang menjadi fokus studinya antara lain: (a) suatu tempat tertentu di dalam sekolah; (b) satu kelompok siswa; (c) kegiatan sekolah.  c. Studi kasus sejarah hidup, yang mencoba mewawancarai satu onang dengan maksud mengumpulkan narasi orang pertama dengan kepemilikan sejarah yang khas. Wawancara sejarah hiclup biasanya mengungkap konsep karier, pengabdian hidup seseorang, dan lahir hingga sekarang. masa remaja, sekolah. topik persahabatan dan topik tertentu lainnya.d. Studi kasus kemasyarakatan, merupakan studi tentang kasus kemasyarakatan (community study) yang dipusatkan pada suatu lingkungan tetangga atau masyarakat sekitar (kornunitas), bukannya pada satu organisasi tertentu bagaimana studi kasus organisasi dan studi kasus observasi.
  • 30.  Ketiga, studi kasus life history.Studi ini mencoba menyingkap dengan lengkap dan rinci kisah perjalanan hidup seseorang sesuai dengan tahap-tahap, dinamika dan liku-liku yang mengharu biru kehidupan. Seseorang yang dimaksud tentu tidak sembarang orang melainkan yang memiliki keunikan yang menonjol dan luar biasa dalam konteks kehidupan masyarakat. Misalnya, tentang kehadirannya memberi makna tersendiri sekaligus sangat mewarnai perubahan-perubahan dalam masyarakat. Melakukan studi kasus life history dapat bersandar pada dokumen-dokumen pribadi yang bersangkutan serta dengan melakukan wawancara mendalam kepada orang pertama sebagai sumber utama.  Keempat, studi kasus komunitas social atau kemasyarakatan.  Seorang peneliti yang berpengalaman serta memiliki kepekaan dan ketajaman naluriah sebagai peneliti seringkali mampu melihat sisi-sisi unik tapi bermakna dadri lingkungan sosial sekitarnya di dalam komunitas dimana dia hidup dan bergaul sehari-hari. Kenyataan tersebut dapat dijadikan pusat perhatian untuk melakukan studi kasus komunitas sosial atau kemasyarakatan.
  • 31.  Kelima, studi kasus analisa situasional. Kehidupan sosial yang dinamis dan selalu menggapai perubahan demi perubahan tentu saja mengisyaratkan adanya letusan-letusan situasi dalam bentuk peristiwa-peristiwa atau katakanlah fenomena sosial tertentu. Misalnya, krisis politik yang melanda negeri ini disertai berbagai isu berseliweran tak karuan seperti akan adanya kerusuhan, penjarahan massal dan sebagainya, telah membuat orang-orang keturunan Cina diberbagai kota besar ramai-ramai mengungsi ke kota lain yang dianggap aman, bahkan tidak sedikit yang keluar negeri.  Keenam, studi kasus mikroetnografi. Studi kasus tataran ini dilakukan terhadap sebuah unit sosial terkecil. Katakanlah sebuah sisi tertentu dalam kehidupan sebuah komunitas atau organisasi atau bahkan seorang individu. Mengenai analisanya, setiap analisis kasus mengandung data berdasarkan wawancara, data berdasarkan pengamatan, data dokumenter, kesan dan pernyataan orang lain mengenai kasus tersebut. Khusus mengenai individu, datanya dapat mencakup catatan klinis, data statistik mengenai orang yang bersangkutan, informasi mengenai latar belakangnya, profil riwayat hidupnya, dan catatan hariannya. Akan tetapi semua informasi itu harus disunting, sementara bagian-bagian yang relevan dipadukan baik secara kronologis ataupun secara tematik, sehingga siap dianalisis. Sering pula peneliti langsung menggunakan data mentah yang masih tercecer itu untuk menuliskannya langsung dalam laporan penelitian.
  • 32. STUDI KASUS  . Studi kasus kemasyarakatan, merupakan studi tentang kasus kemasyarakatan (community study) yang dipusatkan pada suatu lingkungan tetangga atau masyarakat sekitar (kornunitas), bukannya pada satu organisasi tertentu bagaimana studi kasus organisasi dan studi kasus observasi.  e. Studi kasus analisis situasi, jenis studi kasus ini mencoba menganalisis situasi terhadap peristiwa atau kejadian tertentu. Misalnya terjadinya pengeluaran siswa pada sekolah tertentu, maka haruslah dipelajari dari sudut pandang semua pihak yang terkait, mulai dari siswa itu sendiri, teman-temannya, orang tuanya, kepala sekolah, guru dan mungkin tokoh kunci lainnya.  f. Mikroethnografi, merupakan jenis studi kasus yang dilakukan pada unit organisasi yang sangat kecil, seperti suatu bagian sebuah ruang kelas atau suatu kegiatan organisasi yang sangat spesifik pada anak-anak yang sedang belajar menggambar.
  • 33. . 3 Prinsip pengumpulan data 1. Menggunakan multi sumber bukti, . 2. Menciptakan data dasar studi kasus, 3. Memelihara rangkaian bukti Contoh FAKTOR-FAKTORYAN KAWASAN PERMUKIMAN KU
  • 34. . 3 Prinsip pengumpulan data 1. Menggunakan multi sumber bukti, menggunakan banyak informan dan memperhatikan sumber-sumber bukti lainnya. 2. Menciptakan data dasar studi kasus, mengorganisir dan mengkoordinasikan data yang telah terkumpul, biasanya studi kasus memakan waktu yang cukup lama dan data yang diperolehnya pun cukup banyak sehingga perlu dilakukan pengorganisasian data agar data yang terkumpul tidak 3. Memelihara rangkaian bukti, tujuannya agar bisa ditelusuri dari bukti-bukti yang ada, berkenaan dengan studi kasus yang sedang dijalankan. Penting ketika menelusuri kekurangan data lapangan.
  • 35. Contoh studi kasus  Kawasan Permukiman Pancuran adalah kawasan permukiman yang terletak di pusat Kota Salatiga yang dikelilingi oleh kawasan pertokoan Jend. Sudirman, Pasar Raya I dan II, Pasar Gedhe dan Pasar Blauran.  Dalam perkembangannya, kawasan permukiman Pancuran ini dipengaruhi oleh interaksi kawasan perdagangan tersebut.  Yang menjadi pertanyaan studi disini adalah: mengapa kawasan ini menjadi kumuh dan faktor apa saja yang mempengaruhinya ?  Analisis kajian secara kualitatif menjelaskan ada dua alasan dari pernyataan tersebut yaitu pengaruh dari dalam dan luar kawasan tersebut.  Pengaruh dari dalam yaitu: karakteristik hunian, penghuni dan sarana dan prasarana. Karakteristik hunian yaitu kondisi rumah yang tidak sehat baik pencahayaan, udara dan toilet serta bersifat temporer, dimana tidak diperbaiki dengan baik. Hal ini sangat rentan terhadap kebakaran.  Karakteristik penghuni: masyarakat kawasan Pancuran ini sebagian besar berpenghasilan rendah dan bekerja di bidang informal sektor.  Karakteristik sarana dan prasarana seperti air bersih, sanitasi, jalan lingkungan dan drainase di kawasan ini kondisinya juga minim. Sedangkan pengaruh dari luar kawasan Pancuran antara lain adalah regulasi dan urbanisasi yang terjadi. Dari data survei dapat kita lihat banyak sekali kaum urbanis yang tinggal di kawasan ini. Para pendatang ini hanya tinggal sementara di kawasan ini karena kebanyakan mereka adalah pedagang yang mempunyai usaha di kawasan perdagangan di sekitar kawasan permukiman Pancuran. Para pendatang itu menyewa rumah ataupun kamar dengan pembanyaran harian maupun bulanan atau bahkan tahunan. Kebanyakan mereka berasal dari luar pinggiran kota ataupun luar daerah Salatiga. Sedangkan pada analisis kuantitatif dilakukan dengan metode analisis regresi dan diperoleh hasil bahwa faktor yang mempunyai pengaruh kuat penyebab Kawasan Permukiman Pancuran menjadi kumuh adalah tingkat penghasilan, status kepemilikan hunian, dan lama tinggal. Dari hasil analisis studi dapat disimpulkan bahwa faktor yang menyebabkan kawasan Pancuran menjadi kumuh adalah faktor tingkat penghasilan, status kepemilikan hunian, dan lama tinggal.  Dari hasil analisis tersebut, maka dapat direkomendasikan upaya perbaikan kualitas lingkungan perumahan dan permukiman di kawasan Pancuran ke arah yang lebih baik. Salah satu diantaranya adalah penataan kawasan melalui pembangunan RUSUNWAMA.
  • 36. ANALISIS STUDI KASUS  (1) penjodohan pola, yaitu dengan menggunakan logika penjodohan pola. Logika seperti ini membandingkan pola yang didasarkan atas data empirik dengan pola yang diprediksikan (atau dengan beberapa prediksi alternatif). Jika kedua pola ini ada persamaan, hasilnya dapat menguatkan validitas internal studi kasus yang bersangkutan;  (2) pembuatan eksplanasi, yang bertujuan untuk menganalisis data studi kasus dengan cara membuat suatu eksplanasi tentang kasus yang bersangkutan dan  (3) analisis deret waktu, yang banyak dipergunakan untuk  studi kasus yang menggunakan pendekatan eksperimen dan kuasi eksperimen.
  • 37. Studi kasus merupakan pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu orang subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu (Bogdan dan Bikien : 1982 ).  Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Studi Kasus : 1. Seseorang harus mampu mengajukan pertanyaan yang baik dan mampu untuk menginterpretasikan jawaban-jawaban. 2. Seseorang harus dapat menjadi pendengar yang baik dan tidak terperangkap oleh prakonsepsi sendiri. 3. Seseorang diharapkan mampu menyesuaikan diri dan fleksibel agar situasi yang baru dialami dapat dipandang sebagai kesempatan/ peluang bukan ancaman. 4. Seseorang harus memiliki daya tangkap yang kuat terhadap isu-isu yang akan diteliti, apakah hal ini merupakan orientasi teoritis atau kebijakan. 5. Sesorang harus tidak bias, oleh anggapan-anggapan yang sudah ada sebelumnya, seseorang harus peka dan
  • 38. pendekatan Kronologis sbg analisis deret waktu  Beberapa peristiwa harus selalu terjadi sebelum peristiwa yang lain, dimana aturan kebalikannnya tidak mungkin terjadi.  Beberapa kejadian harus selalu diikuti oleh kejadian yg lain atas dasar kontingensi;  Beberapa peristiwa hanya dapat mengikuti peristiwa lain setelah suatu lintasan waktu yang diprediksi;  Periode-periode waktu tertentu dalam suatu studi kasus mungkin ditandai oleh beberapa kelompok kejadian yang berbeda secara substansial dari kejadian pada periode waktu lainnya. (Robert. K. Yin, 1996: 157)
  • 39. Bentuk-bentuk Analisis yang tidak Dominan :  Analisis unit-unit terpancang;  Observasi ulang;  Pendekatan survey kasus.
  • 40. B. Metode Komparasi (Perbandingan) Menurut Ridley dalam “The Study of Government” (1975),  Fokus studi pemerintahan : institusional  Metodenya : perbandingan (comparative)  Kegunaan : praktikal
  • 41. Metode perbandingan yang dimnaksud di sini adalah membandingakan suatu institusi lainnya yang sejenis. Di dalam pengertian perbandingan, terkandung adanya unsur yang sama dan adanya unsur yang berbeda. Ridley (1975) menyarankan di dalam mempelajari pemerintahan, lebih mudah apabila digunakan pendekatan institusional (institusional approach). Sebab pada dasarnya pemerintah adalah sebuah organisasi formal yang kompleks (lihat pendapat Alfred Kuhn, 1974: The Logic of Social Systems).
  • 42. Perbandingan kelembagaan pemerintah dapat dilakukan dengan melihat aspek-aspek : - Kedudukan & kewenangannya; - Organisasinya; - Kualitas dan kuantitas sumber daya aparatur; - Kinerjanya.
  • 44. Metode sejarah  Gejala dan peristiwa pemerintahan merupakan sebuah kontinum.  Menurut wikipedia, gejala atau fenomenon adalah an observed event of quiet literally, something that is seen.  Sebagai sebuah kontinum pemerintahan mrp kelanjutan dari peristiwa yg berkaitan dr waktu ke waktu. Apa yg terjadi hari ini mrp kelajutan dr peristiwa lalu dan memberi kontribusi pada peristiwa yg akan datang
  • 45. Fernand –abad 20  Ahli sejarah yang berpengaruh pada abad 20  Pendiri madzhab annale dalam ilmu sejarah di perancis  Mengemansipasi sejarah dari pembagian traditionalnya menjadi sejarah politik ekonomi dan kebudayaan dan mencari sejarah total dari masyarakat  Tujuannya mengintegrasikan segenap aspek masa alu manusia dgn ttk berat pada perub link, gaya hdp baik orang awam maupun masy keseluruhan shg mau tidk mau menimbulkan pergeseran dari titik berat sejaah politik dan kosntitutional selama ini yg mnjd pusat kajian sejarawan.
  • 46. Studi Sejarah (Historis) Gejala pemerintahan adalah aktivitas sosial yang berkelanjutan dan terus- menerus mengalami perubahan – baik secara evolutif, evolutif dipercepat ataupun revolutif. Perubahan gejala pemerintahan dapat mengikuti tiga kecenderungan sebagai berikut :  Linier
  • 47. Gejala pemerintahan menurut metode sejarah  Perubahan evolutif : perubahan yg berjalan secara ilmiah dan bebas tanpa sebuah skenario dan aktor pengubah yg sgt berperan aktif u/ melak perub. (contoh suku badui, suku anak dalam di jambi)  Perubahan evolutif yg dipercepat adalah sebuah proses perub dgn sebuah skenario dan dgn kecepatan prubahan terukur, ttp tdk sampai merombak total dasarnya (contoh reformasi di indonesia)  Perubahan revolutif adalah perub yg dilakukan secara mendasar, menyeluruh dgn kecepatan tinggi (revolusi kaum buruh di uni soviet, revolusi kebuadayaan cina)
  • 48. pola linier  Menggambarkan sesutu berunah mengikti garis lurus dan tidak pernah terlang  (contoh penjajahan di tanah air, olehVOC , belanda, Jepang
  • 49. Pola siklus  Perubahan yang mengikuti sklus tertentu dengan kurun waktutertentu  (contoh, perubahan sistem pemerintahan daerah di indonesia , setralistik, - desentralistik, ->sentralistik ,-> desentralistik)
  • 50. Pola perubahan spiral  Perubahan mengikuti siklus tertentu dengan nuasa yang berbeda  (contoh:  1995-pemilu muti partai  Orde baru pemilu dgn partai terbatas  Reformasi – multi partai  1998-sekarang cederung kembali pada pemilu dgn partai terbatas
  • 51. MODEL U/ MEMAHAMI ILMU SOSIAL  Untuk memahami pemerintahan semacam itu, dapat pula digunakan studi sejarah (historis). Secara umum, sistem sosial dapat pula dipahami melalui dua model yakni :  model sinkronis;  model diakronis. 
  • 52. Pengertian diakronis dan sinkronis  Menurut Galtung, sejarah adalah ilmu diakronis berasal dari kata diachronich; ( dia dalam bahasa latin artinya melalui/ melampaui dan chronicus artinya waktu ).  Diakronis artinya memanjang dalam waktu tetapi terbatas dalam ruang.  Sinkronis artinya meluas dalam ruang tetapi terbatas dalam waktu.
  • 53. MODEL U/ MEMAHAMI ILMU SOSIAL  Model sinkronis menggambarkan masyarakat sebagai sebuah sistem yang terdiri dari struktur dan bagiannya. Pendekatan struktural dan fungsional dalam ilmu sosial merujuk pada model sinkronis. (ilmu politik, sosiologi, ekonomi, antropologi).  Model diakronis lebih mengutamakan memanjangnya lukisan berdimensi waktu, dengan sedikit saja luasan ruangan. (Ilmu sejarah).  Melihat karakteristiknya, ilmu pemerintahan lebih banyak merijuk pada model sinkronis, meskipun sangat terbuka kemungkinan untuk menggunakan model diakronis. 
  • 54. .  Sejarah itu diakronis maksudnya me- manjang dalam waktu,  sedangkan ilmu-ilmu sosial itu sinkronis maksudnya melebar dalam ruang.  Sejarah mementingkan proses, sejarah akan membicarakan satu peristiwa tertentu dengan tempat tertentu, dari waktu A sampai waktu B.
  • 55. sinkronis  Sejarah berupaya melihat segala sesuatu dari sudut rentang waktu.  Pendekatan diakronis adalah salah satu yang menganalisis evolusi/perubahan sesuatu dari waktu ke waktu, yang memungkinkan seseorang untuk menilai bagaimana bahwa sesuatu perubahan itu terjadi sepanjang masa.  Sejarawan akan menggunakan pendekatan ini untuk menganalisis dampak perubahan variabel pada sesuatu, sehingga memungkinkan sejarawan untuk mendalilkan MENGAPA keadaan tertentu lahir dari keadaan sebelumnya atau MENGAPA keadaan tertentu berkembang / berkelanjutan.
  • 56. sinkronis  Contoh:  Perkembangan Sarekat Islam di Solo, 1911-1920  Terjadinya Perang Diponegaro, 1925-1930;  Revolusi Fisik di Indonesia, 1945-1949;  Gerakan Zionisme 1897-1948 dan sebagainya.
  • 57. Diakronik  Kedua ilmu ini saling berhubungan ( ilmu sejarah dan ilmu – ilmu sosial ). Kita ingin mencatat bahwa ada persilangan antara sejarah yang diakronis dan ilmu sosial lain yang sinkronis Artinya ada kalanya sejarah menggunakan ilmu sosial, dan sebaliknya, ilmu sosial menggunakan sejarah Ilmu diakronis bercampur dengan sinkronis  Contoh:  - Peranan militer dalam politik,1945-1999 ( yang ditulis seorang ahli ilmu politik )  - Elit Agama dan Politik 1945- 2003 (yang ditulis ahli sosiologi )
  • 58. Gambar : Hubungan Ilmu Sosial Sinkronis dan Diakronis Sumber: John GaLtung, Theory and Methode of Social Reseach, Waktu Sinkronis Sosiologi ilmu politik Ekonomi Antropolog i arkeologi diakronis sejarah ruang sosial diakronis sejarah
  • 59. Menurut Kuntowijoyo (1994), sejarah sosial dapat dipahami melalui 6 (enam) model yaitu sebagai berikut : - Model evolusi -Model lingkaran sentral -Model interval -Model tingkat perkembangan -Model jangka panjang, menengah, pendek -Model sistematik.
  • 60. - Model Evolusi Gambar: Model Evolusi A B’ A’ ruang sosial Waktu
  • 61. - Model Lingkaran Sentral Waktu Ruang sosial F E D C B A
  • 62. - Model Interval Waktu Ruang sosial A’’’’ B’’’’ C’’’’ A’’’ B’’’ C’’’ A’’ B’’ C’’ A B C
  • 63. - Model Jangka Panjang, Menengah, Pendek Waktu Ruang sosial
  • 64. -Model Sistematis Waktu Ruang sosial A’’ B’’ C’’ A’’ A’ B’’ B’ C’’ C’ A B C
  • 65.  Revolusi komunis merupakan revolusi kaum proletar yang diilhami dari gagasan Marxisme yang bertujuan untuk mengganti kapitalisme dengan komunisme, umumnya dengan sosialisme sebagai tahap peralihan. Gagasan mengenai perlu adanya revolusi dari kaum proletar merupakan landasan bagi Marxisme. Kaum Marxis percaya bahwa kaum buruh di dunia harus bersatu dan membebaskan diri mereka masing-masing dari penindasan kaum kapitalis untuk menciptakan dunia yang dikendalikan oleh dan untuk kaum buruh. Oleh karena itu, dalam pandangan Marxis, revolusi kaum proletar harus terjadi di semua negara di dunia (lihat: revolusi dunia).
  • 66. C. Pendekatan Legalistik: Pemerintahan adalah gejala kekuasaan yang sah (kewenangan). Jadi kegiatan pemerintah selalu berkaitan dengan peraturan perundang yang berlaku. Gejala semacam itu dapat dipahami dengan pendekatan legalistik formal, dalam arti menggunakan rujukan berbagai peraturan yang digunakan pemerintah pada saat :  Membuat kebijakan  Memberikan pelayanan kepada masyarakat  Menegakkan aturan Pada saat menggunakan pendekatan legalistik, kajian ilmu pemerintahan dapat meminjam berbagai teori, paradigma, konsepm definisi yang digunakan ilmu hukum.
  • 67. 7. MEMAHAMI GEJALA PEMERINTAHAN MELALUI PARADIGMA Selain metodologi sebagaimana dikemukakan di atas, dewasa ini berkembang pendekatan “baru” untuk memahami gejala pemerintahan, yakni menggunakan PARADIGMA. Istilah paradigma mula-mula dikembangkan oleh sosiolog Robert K. Merton. Paradigma secara umum diartikan sebagai MODEL atau SKEMA. ”A paradigm is a compact outline of the major concepts, assumption, procedures, propositions, and problems of subtantive area or a theorical approach in sociological analisys”, (Thedorson, George A and Achilles G. Theodorson, 1969, A Modern Dictionary of Sociology, A Barnes & Noble Reference Book, USA) Penggunaan paradigma dipopulerkan oleh Thomas Kuhn dalam bukunya berjudul “The Strucrture of Scientific Revolutions.
  • 68. MODEL PERUBAHAN PARADIGMA Sumber : Thomas. S. Kuhn, 1970. The Structure of Scientific Revolutions, dimodifikasi Paradigma I Pengetahuan yang normal Penyimpangan Krisis Revolusi Paradigma II
  • 69. Beberapa buku yang menggunakan paradigma sebagai pendekatan teoritis berkaitan dengan gejala pemerintahan, misalnya : 1) Osborne, David and Ted Gaebler, 1992, Reinvernting Government-How the Entrepreneurial Spirit is Transforming the Public Sector. A Willam Patrick Book. USA. 2) Barzelay, Michael, 1992, Breaking Through Bureaucracy – A New Vision for Managing in Government. University California Press. USA. 3) Ingraham. Patricia W; Barbara S. Romzek and Associates. 1994. New Paradigm for Government – Issues for the Changing Public Service. Jossey-Bass Publisher. San Fransisco. 4) Garton, Neil, Editor, 1993. Bureaucracy: Three Paradigma. Kluwer Academi Publisher. USA.
  • 70. Osborne dan Gaebler menawarkan paradigma REGOM sebagai antitesis dari paradigma birokrasi yang dikembangkan oleh Max Weber. Intinya adalah pembaharuan manajemen pemerintahan dengan menggunakan sepuluh prinsip yang dipadukan dengan strategi 5 C.
  • 71. Barzelay (1992) bekerjasama dengan Babrak Armani menawarkan paradigma PASCABIROKRASI (Post-Bureaucratic Paradigm), yang intinya mempengaruhi visi dalam mengelola pemerintahan. (lihat tabel perbandingan paradigma)
  • 72. Ingraham dan Romzek dkk (1994) menawarkan konsep pengelolaan pemerintahan baru yang disebutnya paradigma HOLLOW-STATE, dimana pekerjaan pemerintah akan lebih banyak dikontrakkan keluar (contracting out). Aparat pemerintah hanya menangani urusan yang benar-benar bersifat esensial. Ciri lainnya dari para digma “hollow-state” adalah : 1) looking to the private sector for models of success; 2) the management environment of public organizations; 3) changing became the learning organization : a. the end of hierarchy; b. govermental reliance on external expertise; c. the decline of confidence in science; d. decentralization of knowledge.
  • 73. Garston (1993) mengemukakan tiga paradigma birokrasi yaitu : 1) Neoklasikal; 2) Marxis; 3) Institusionalis. Pada saat mempelajari gejala pemerintahan di satu negara atau daerah, perhatian paradigma yang digunakannya sehingga akan diperoleh analisis yang akurat, yang pada gilirannya akan diperoleh pengetahuan yang benar. Dalam hal ini kebenaran bukan hanya menurut pendapat pengkaji saja, melainkan kebenaran menurut kaidah-kaidah ilmiah maupun kebenaran menurut kalangan luas.
  • 74. PERUBAHAN PARADIGMA DI BIDANG PEMERINTAHAN 1. Birokrasi (max Weber) 2. Sentralistik Reinventing Government (Osborne & Gaebler) Pasca birokrasi (Barzelay) Desentralistik 3. Government Governance 4. Serbanegara Mekanisme Pasar 5. Demokrasi Perwakilan Demokrasi Langsung Privatisasi
  • 75. SEPULUH PRINSIP REINVENTING GOVERNMENT 1. Pemerintahan Katalis : Lebih baik mengendalikan daripada mengerjakan sendiri 2. Pemerintahan yang dimiliki oleh masyarakat: Memberdayakan daripada memberikan pelayanan 3. Pemerintahan Kompetitif : Memasukkan semangat kompetisi ke dalam pemberian pelayanan 4. Pemerintahan yang didorong oleh misi : Mentransformasi organisasi yang didorong oleh peraturan 5. Pemerintahan yang Berorientasi pada hasil:
  • 76. 6. Pemerintahan yang didorong oleh Pelanggan : mempertemukan kebutuhan pelanggan, bukan kebutuhan birokrasi. 7. Pemerintahan yang bersifat Aktif : menghasilkan daripada hanya menghabiskan anggaran. 8. Pemerintahan yang bersifat antisipatif : mencegah daripada mengobati 9. Pemerintahan yang terdesentralisasi : dari hirarkhi ke partisipasi dan tim kerja 10. Pemerintahan yang berorientasi pada pasar : mengungkit perubahan melalui pasar. (11. Laksanakan prinsip secara bersama-sama dan komprehensif)
  • 77. TABEL PERBANDINGAN PARADIGMA Nomor PARADIGMA BIROKRASI PARADIGMA PASCABIROKRASI 1. Keinginan Publik Hasil-hasil nilai warganegara 2. Efisiensi Kualitas dan nilai 3. Administrasi Produksi 4. Pengendalian Mendorong ketaatan pada norma 5. Fungsi, kewenangan dan struktur spesifik Mengidentifikasi misi, pelayanan, pelanggan, dan nilai guna 6. Membenarkan pembiayaan- pembiayaan Memindahkan nilai 7. Menekankan pada tanggung jawab Membangun akuntabilitas Memperkuat hubungan kerja
  • 78. 8. Mengikuti aturan dan prosedur Memahami dan menerapkan norma Mengidentifikasi dan memecahkan masalah Terus menerus meningkatkan proses 9. Menjalankan sistem administrasi Memisahkan pelayanan dari pengendalian Membangun dukungan berdasarkan norma Memperluas pilihan konsumen Mendorong tindakan kolektif Memberikan insentif Mengukur dan menganalisis hasil Memperkaya umpan balik Sumber : Michael Barzelay, Breaking Through Bureaucracy
  • 79. CATEGORY OF SOCIAL CHANGE Level of Society Time Dimension Micro (Individual) Intermediate (Group) Macro (Society) Type 1 Type 3 Type 5 Short Term (1) Attitude Change (1) Normative change (1) Invention- inovation (2) Behaviour change (2)Administrative change (2) Revolution Type 2 Type 4 Type 6 Long Term Life-cycle change Organizational change Sociocultural change Source : Zaltman & Duncan, 1977, tabel 1.1. page 11.
  • 80. Gambar : Model Transformasi semangat Kewirausahaan bagi Sektor Publik. Disusun oleh : Sadu Wasistiono 1. Catalytic Government 2. Community – Owned Government 3. Competitive Government 4. Mission – Driven Government 5. Result – Oriented Government 6. Customer – Driven Government 7. Enterprising Government 8. Anticipatory Government 9. Decentralized Government 10.Market – Oriented Government Sektor Publik dgn Paradigma lama Sektor Publik dgn Paradigma baru Good Governanc e People become more - Welfare - Democrate Work better & Costs Less (Common sense Government) Transformer (4) Control Strategy (5) Culture Strategy (2) Consequences Strategy THE FIVE S’s STRATEGY (1) Core Strategy (3) Customer Strategy
  • 81. Alasan kita membutuhkan berpikir sistem :  Meningkatnya kompleksitas di dalam kehidupan kita  Tumbuhnya saling ketergantungan di dunia  Terjadinya revolusi di dalam teori dan praktek manajemen  Meningkatnya “kesadaran global” dan “lokal” di dalam pengambilan keputusan  Meningkatnya pengakuan pembelajaran sebagai kunci kapabilitas organisasional
  • 82. Apa yang dimaksud dengan berpikir sistem ? Berpikir sistem adalah sebuah disiplin yang sedang berkembang untuk memahami kompleksitas dan perubahan Berpikir Sistem Memiliki Tiga Dimensi yaitu : Paradigma; Bahasa; Metodologi.