Dokumen tersebut membahas beberapa metode dalam mempelajari ilmu pemerintahan, yaitu studi kasus, studi sejarah, dan studi perbandingan. Metode-metode tersebut digunakan beserta pendekatan legalistik, sistemik, dan paradigmatik. Dibahas pula analisis studi kasus yang meliputi pengujian bukti, tabulasi, klasifikasi, dan analisis data."
3. BEBERAPA METODE DI DALAM
MEMPELAJARI ILMU
PEMERINTAHAN
Metode
Pendekatan
Legalistik
Pendekatan
Sistem
Pendekatan
Paradigmatik
Studi Kasus
Studi Sejarah
Studi Banding
5. Studi kasus
KASUS ADALAH SESUATUYANGTERJADI
SESUSAH PERISTIWATERJADI (AD DE FACTO) (BUKAN
SELALU BERTENDENSI NEGATIF )
PERISTIWA ITU BERMAKNA BAGI MANUSIA
STUDI KASUS PD MIP BERANGKAT PADA SUATU
ADANYA MASALAHTERTETU KEMUDIAN
DILANJUTKAN UTK MENGADAKAN PENELITIAN UTK
MENDPT JLN KELUAR
Contoh, implementasi aturan baru, kebijaka n publik (perburuhan,
kesehatan, narkotika, perdagangan ekspor impor,
Kasus akuntabilitas pelayanan publik : pelayanan jamkesmas, pela
Kasus kebijakan fiskal dan monoter
Kasus penyalahgunaan wewenang/kkn,
Kasus kebasaan akses telekomunikasi dan informatika, dampaknya
Hubungan antar pusat dan daerah
7. ANALISIS STUDI KASUS
Analisis bukti (data) studi kasus terdiri atas pengujian,
pengkategorian, pentabulasian, ataupun
pengombinasian kembali bukti-bukti untuk menunjuk
proposisi awal suatu penelitian
Menganalisis data studi kasus adalah suatu pekerjaan
yang sulit karena strategi dan tekniknya belum
teridentifikasikan secara memadai di masa lalu
Digunkan utk bidang psikologi, sosiologi, ilmu politik,
pemerintahan dan perencanaan, perekonomian.
TIGATEKNIK ANALISIS STUDI KASUSYANG
MENENTUKAN: Penjodohan Pola, Pembuatan
Penjelasan, dan Analisis deret waktu
10. SSUEWARGONO - STUDI KASUS
Soewargono (1995) menekankan bahwa salah
satu metodologi penting yang digunakan untuk
menganalisis gejala pemerintahan adalah metode
studi kasus
13. Kelemahan Metode Studi Kasus
Meskipun menjadi salah satu strategi rujukan
bagi penelitian sosial, studi kasus banyak
menuai kritik dan diremehkan oleh beberapa
ahli dikarenakan:
1.Terkadang peneliti dengan metode studi kasus
mengizinkan bukti yang samar dan pandangan
yang bias mempengaruhi arah temuan dan
kesimpulannya. Hasil penelitian maupun
eksperimen menjadi tidak netral dan
terpengaruh oleh keadaan internal si peneliti.
2. Studi kasus terlalu sedikit memberikan
landasan bagi generalisasi ilmiah, dalam hal ini
studi kasus tidak menunjukkan sampel dan
bertujuan mengembangkan dan
menggeneralisasikan teori (generalisasi analitis)
dan bukan menghitung frekuensi (generalisasi
statistik).
3. Penelitian dengan menggunakan metode
studi kasus membutuhkan waktu yang lama dan
menghasilkan dokumen yang berlebihan,
sehingga mempersulit fokus peneliti.
MASIHADA
BUKTI SAMAR
TERLALU
SEDIKIT
MEMBERI
GENERALISASI
MENGGUNAK
ANWAKTU
LAMA
14. Creswell dalam bukunya yang berjudul “Qualitative
Inquiry And Research Design” mengungkapkan lima
tradisi penelitian, yaitu:
biografi, fenomenologi,. grounded theory study,
studi kasus. dan etnografi.
Salah satu tradisi yang akan dikaji dalam tulisan ini
adalah studi kasus yang telah lama dipandang
sebagai metode penelitian yang “amat lemah”.
STUDI KASUS –AMAT LEMAH
Biografi adalah kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang
Fenomenologi adalah sebuah studi dalam bidang filsafat yang mempelajari manu
fenomena
Etnografi (Yunani ἔθνος ethnos = rakyat dan γραφία graphia = tulisan) adalah strat
yang sering digunakan dalam ilmu sosial, terutama dalam antropologi
15. Biografi adalah kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang
Fenomenologi adalah sebuah studi dalam bidang filsafat yang mempelajari manusia sebagai
sebuah fenomena
Etnografi (Yunani ἔθνος ethnos = rakyat dan γραφία graphia = tulisan) adalah strategi penelitian
ilmiah yang sering digunakan dalam ilmu sosial, terutama dalam antropologi dan beberapa
cabang sosiologi[1], juga dikenal sebagai bagian dari ilmu sejarah yang mempelajari masyarakat,
kelompok etnis dan formasi etnis lainnya
GroundedTheory (GT) yang kemudian dalam metoda penelitian
disebutGrounded Research (GR) adalah metodologi penelitian
kualitatif yang menekankan penemuan teori dari data observasi
empirik di lapangan dengan metoda induktif (menemukan teori dari
sejumlah data), generatif yaitu penemuan atau konstruksi teori
menggunakan data sebagai evidensi, konstruktif menemukan
konstruksi teori atau kategori lewat analisis dan proses mengabstraksi,
dan subyektif yaitu merekonstruksi penafsiran dan pemaknaan hasil
penelitian berdasarkan konseptualisasi masyarakat yang dijadikan
subyek studi.GT fokus pada gerakan teori konstruksi dan verifikasi.
GT disebut juga dengan local theory, patterned theory yang bersifat
open ended dapat diperluas tanpa batas
16. mekonstruksi teori atau kategori lewat analisis dan proses mengabstraksi,
dan subyektif yaitu merekonstruksi penafsiran dan pemaknaan hasil
penelitian berdasarkan konseptualisasi masyarakat yang dijadikan
subyek studi.GT fokus pada gerakan teori konstruksi dan verifikasi.
GT disebut juga dengan local theory, patterned theory yang bersifat
open ended dapat diperluas tanpa batas
STUDI KASUS
BIOGRAFI
FENOMENOLOGI
ETNOGRAFI
GROUNDED
THEORY
GROUNDED
RESERCH KUALITATIF
DATA SBG EVIDENSI
17. ( Kasus = sesuatu yang telah terjadi (AD
POST FACTO)
Jenis-jenis Studi Kasus
Menurut Yin (1996)
Ada 3 tipe studi kasus
1) eksplanatoris
2) eksploratoris
3) deskriptif
Studi kasus adalah strategi penelitian sosial atau suatu
metode penelitian yang mempelajari kejadian-
kejadian (cases) pada fenomena kontemporer di dalam
kehidupan nyata.
18. A.1. Studi Kasus Ekplanatoris
- Bersifat menjelaskan gejala atau kasus yang diamati;
- Pertanyaan utama yang ingin dijawab adalah :
* MENGAPA ………..?
* BAGAIMANA……..?
A.2. Studi Kasus Ekploratoris
- Bersifat menggali informasi yang melatarbelakangi terjadinya
suatu kasus;
- Pertanyaan utama yang ingin dijawab adalah :
* BERAPA BANYAKAH………..?
* SIAPAKAH……………………..?
A.3. Studi Kasus Deskriptif :
- Bersifat menggambarkan sesuatu kasus
- Pertanyaan utama yang ingin dijawab adalah :
* APAKAH………..?
ROBERT KYIN 1996
19. DILIHAT OBYEKNYA, DIBEDAKAN ANTARA :
STUDI KASUSTUNGGAL;
(Kasus berdiri sendiri, dalam ruang lingkup yang terbatas)
Contoh: Pengunduran diri seorang PNS
STUDI KASUS BERGANDA;
(Kasus berkaitan satu dengan lainnya, sehingga menjadi sangat rumit)
Contoh: Pengunduran diri Jaksa agung
20. DESIGN PENELITIAN STUDI KASUS
5 KOMPONEN
PENTING
PERTANYAAN
PENELITIAN
PROPOSISI
UNIT ANALISIS
LOGIKA
KRITERIA
INTERPRETASI
21. Tipe-tipe Dasar Desain Studi Kasus
Desain kaSus
tunggal
Desain multikasus
Holistik
(unit analisis
tunggal)
Tipe –1 Tipe –3
TerpanCang
(unit multianalisis)
Tipe –2 Tipe –4
22. Tipe studi kasus
Studi kasus tipe 1 yaitu kasus tunggal dengan analisis
tunggal, misal analisis peristiwa demonstrasi menolak hasil
pilkada di satu kabupaten
Studi kasus tipe 2 : kasus tunggal dgn multi analisis, jika
demonstrasi tsb di analis dari berbagai sudut Pandang,
kajian hukum, kajian politis dan kajian keamanan
Studi kasus tipe 3 : menganalisis multi kasus tetapi dgn unit
analisis tunggal, Kasus korupsi yg dilakukan oleh kepala
daerah dr sudut penyalah gunaan kekuasaan
Studi kasus 4 : menganalisis multi kasus dengan unit multi
analisis/ terpancang, contoh: jika kasus korupsi kdh tsb
dilihat dr berbagi susut pandang , kajian pengaruh sistem
politik
23. Enam sumber bukti untuk studi
kasus
1) Dokumen;
2) Rekaman Arsip;
3) Wawancara
4) Observasi Langsung;
5) Observasi Peran Serta;
6) Perangkat Fisik.
24. Teknik Analisis Data
Terdapat tiga analisis data dalam
metode studi kasus,
1. yaitu perjodohan pola,
2. pembuatan penjelasan
3. dan analisis deret waktu (Yin,
2002)
25. Teknik penjodohan Pola
yaitu membandingkan pola yang didasar atas kenyataan dengan
pola yang diprediksikan. Jika terdapat kesamaan dengan pola
yang diprediksikan. Jika terdapat kesamaan dalam kedua pola,
akan menguatkan validitas internal studi kasus.
Teknik pembuatan penjelasan,
yaitu dengan membuat penjabaran mengenai kasus yang
bersangkutan.
Teknis analisis deret waktu,
yaitu dengan menganalisis deret waktu secara langsung dan
analog dengan analisis deret waktu yang diselenggarakan
dengan eksperikmen dan kuasi eksperimen. Semakin rumit dan
tepatnya pola yang ditemukan, maka makin tertumpu analisis
deret waktu dan menjadikan landasan yang kokoh untuk
26. eksperimen kuasi
adalah eksperimen yang memiliki perlakuan (treatments),
pengukuran-pengukuran dampak (outcome measures), dan
unit-unit eksperiment (experimental units) namun tidak
menggunakan penempatan secara acak. Pada penelitian
lapangan biasanya menggunakan rancangan eksperiment
semu (kuasi eksperimen). Desain tidak mempunyai
pembatasan yang ketat terhadap randomisasi, dan pada saat
yang sama dapat mengontrol ancaman-ancaman validitas.
Di sebut eksperimen semu karena eksperimen ini belum atau
tidak memiliki cir-ciri rancangan eksperimen yang
sebenarnya, karena variabel-variabel yang seharusnya
dikontrol atau di manipulasi.Oleh sebab itu validitas
penelitian menjadi kurang cukup untuk disebut sebagai
eksperimen yang sebenarnya.
27. Bentuk-bentuk analisis studi kasus yang dominan :
1) Penjodohan pola, terbagi atas :
a. variabel-variabel non-equivalen sebagai pola
b. penjelasa tandingan sebagai pola;
c. pola-pola yang lebih sederhana.
2) Pembuatan penjelasan, yang meliputi :
a. Unsur-unsur penjelasan;
b. Hakikat perulangan dalam pembuatan
penjelasan;
c. Persoalan potensial di dalam pengembangan
penjelasan.
3) Analisis deret waktu, terdiri dari :
a. deret waktu sederhana;
b. deret waktu yang kompleks;
28. Bentuk studi kasus
Kesejarahan organisasi
Kemasyarakatan
Observasi
Sejarah hidup
Analisis situasi
mikroetnografi
29. Bentuk studi kasus
A.Studi kasus kesejarahan mengenai organisasi, dipusatkan
pada perhatian organisasi tertentu dan dalam kurun waktu tertentu, dengan
rnenelusuni perkembangan organisasinya. Studi mi sening kunang memungkinkan
untuk diselenggarakan, karena sumbernya kunang mencukupi untuk dikerjakan
secara minimal.
b. Studi kasus observasi, mengutamakan teknik pengumpulan
datanya melalul observasi peran-senta atau pelibatan (participant observation),
sedangkan fokus studinya pada suatu organisasi tertentu.. Bagian-bagian organisasi
yang menjadi fokus studinya antara lain: (a) suatu tempat tertentu di dalam sekolah;
(b) satu kelompok siswa; (c) kegiatan sekolah.
c. Studi kasus sejarah hidup, yang mencoba
mewawancarai satu onang dengan maksud mengumpulkan narasi orang pertama
dengan kepemilikan sejarah yang khas. Wawancara sejarah hiclup biasanya
mengungkap konsep karier, pengabdian hidup seseorang, dan lahir hingga sekarang.
masa remaja, sekolah. topik persahabatan dan topik tertentu lainnya.d. Studi kasus
kemasyarakatan, merupakan studi tentang kasus kemasyarakatan (community study)
yang dipusatkan pada suatu lingkungan tetangga atau masyarakat sekitar
(kornunitas), bukannya pada satu organisasi tertentu bagaimana studi kasus
organisasi dan studi kasus observasi.
30. Ketiga, studi kasus life history.Studi ini mencoba
menyingkap dengan lengkap dan rinci kisah perjalanan hidup seseorang sesuai
dengan tahap-tahap, dinamika dan liku-liku yang mengharu biru kehidupan.
Seseorang yang dimaksud tentu tidak sembarang orang melainkan yang
memiliki keunikan yang menonjol dan luar biasa dalam konteks kehidupan
masyarakat. Misalnya, tentang kehadirannya memberi makna tersendiri
sekaligus sangat mewarnai perubahan-perubahan dalam masyarakat.
Melakukan studi kasus life history dapat bersandar pada dokumen-dokumen
pribadi yang bersangkutan serta dengan melakukan wawancara mendalam
kepada orang pertama sebagai sumber utama.
Keempat, studi kasus komunitas social atau
kemasyarakatan.
Seorang peneliti yang berpengalaman serta memiliki kepekaan dan ketajaman
naluriah sebagai peneliti seringkali mampu melihat sisi-sisi unik tapi bermakna
dadri lingkungan sosial sekitarnya di dalam komunitas dimana dia hidup dan
bergaul sehari-hari. Kenyataan tersebut dapat dijadikan pusat perhatian untuk
melakukan studi kasus komunitas sosial atau kemasyarakatan.
31. Kelima, studi kasus analisa situasional. Kehidupan sosial
yang dinamis dan selalu menggapai perubahan demi perubahan tentu saja
mengisyaratkan adanya letusan-letusan situasi dalam bentuk peristiwa-peristiwa
atau katakanlah fenomena sosial tertentu. Misalnya, krisis politik yang melanda
negeri ini disertai berbagai isu berseliweran tak karuan seperti akan adanya
kerusuhan, penjarahan massal dan sebagainya, telah membuat orang-orang
keturunan Cina diberbagai kota besar ramai-ramai mengungsi ke kota lain yang
dianggap aman, bahkan tidak sedikit yang keluar negeri.
Keenam, studi kasus mikroetnografi. Studi kasus tataran ini
dilakukan terhadap sebuah unit sosial terkecil. Katakanlah sebuah sisi tertentu dalam
kehidupan sebuah komunitas atau organisasi atau bahkan seorang individu.
Mengenai analisanya, setiap analisis kasus mengandung data berdasarkan
wawancara, data berdasarkan pengamatan, data dokumenter, kesan dan pernyataan
orang lain mengenai kasus tersebut. Khusus mengenai individu, datanya dapat
mencakup catatan klinis, data statistik mengenai orang yang bersangkutan, informasi
mengenai latar belakangnya, profil riwayat hidupnya, dan catatan hariannya. Akan
tetapi semua informasi itu harus disunting, sementara bagian-bagian yang relevan
dipadukan baik secara kronologis ataupun secara tematik, sehingga siap dianalisis.
Sering pula peneliti langsung menggunakan data mentah yang masih tercecer itu
untuk menuliskannya langsung dalam laporan penelitian.
32. STUDI KASUS
. Studi kasus kemasyarakatan, merupakan studi tentang kasus
kemasyarakatan (community study) yang dipusatkan pada suatu
lingkungan tetangga atau masyarakat sekitar (kornunitas),
bukannya pada satu organisasi tertentu bagaimana studi kasus
organisasi dan studi kasus observasi.
e. Studi kasus analisis situasi, jenis studi kasus ini mencoba
menganalisis situasi terhadap peristiwa atau kejadian tertentu.
Misalnya terjadinya pengeluaran siswa pada sekolah tertentu,
maka haruslah dipelajari dari sudut pandang semua pihak yang
terkait, mulai dari siswa itu sendiri, teman-temannya, orang
tuanya, kepala sekolah, guru dan mungkin tokoh kunci lainnya.
f. Mikroethnografi, merupakan jenis studi kasus yang dilakukan
pada unit organisasi yang sangat kecil, seperti suatu bagian
sebuah ruang kelas atau suatu kegiatan organisasi yang sangat
spesifik pada anak-anak yang sedang belajar menggambar.
33. . 3 Prinsip pengumpulan data
1. Menggunakan multi sumber
bukti, .
2. Menciptakan data dasar studi
kasus,
3. Memelihara rangkaian bukti
Contoh FAKTOR-FAKTORYAN
KAWASAN PERMUKIMAN KU
34. . 3 Prinsip pengumpulan data
1. Menggunakan multi sumber bukti, menggunakan banyak
informan dan memperhatikan sumber-sumber bukti
lainnya.
2. Menciptakan data dasar studi kasus, mengorganisir dan
mengkoordinasikan data yang telah terkumpul, biasanya
studi kasus memakan waktu yang cukup lama dan data
yang diperolehnya pun cukup banyak sehingga perlu
dilakukan pengorganisasian data agar data yang
terkumpul tidak
3. Memelihara rangkaian bukti, tujuannya agar bisa
ditelusuri dari bukti-bukti yang ada, berkenaan dengan
studi kasus yang sedang dijalankan. Penting ketika
menelusuri kekurangan data lapangan.
35. Contoh studi kasus
Kawasan Permukiman Pancuran adalah kawasan permukiman yang terletak di pusat Kota Salatiga yang dikelilingi
oleh kawasan pertokoan Jend. Sudirman, Pasar Raya I dan II, Pasar Gedhe dan Pasar Blauran.
Dalam perkembangannya, kawasan permukiman Pancuran ini dipengaruhi oleh interaksi kawasan perdagangan
tersebut.
Yang menjadi pertanyaan studi disini adalah: mengapa kawasan ini menjadi kumuh dan faktor apa saja yang
mempengaruhinya ?
Analisis kajian secara kualitatif menjelaskan ada dua alasan dari pernyataan tersebut yaitu pengaruh dari dalam
dan luar kawasan tersebut.
Pengaruh dari dalam yaitu: karakteristik hunian, penghuni dan sarana dan prasarana. Karakteristik hunian yaitu
kondisi rumah yang tidak sehat baik pencahayaan, udara dan toilet serta bersifat temporer, dimana tidak
diperbaiki dengan baik. Hal ini sangat rentan terhadap kebakaran.
Karakteristik penghuni: masyarakat kawasan Pancuran ini sebagian besar berpenghasilan rendah dan bekerja di
bidang informal sektor.
Karakteristik sarana dan prasarana seperti air bersih, sanitasi, jalan lingkungan dan drainase di kawasan ini
kondisinya juga minim. Sedangkan pengaruh dari luar kawasan Pancuran antara lain adalah regulasi dan urbanisasi
yang terjadi. Dari data survei dapat kita lihat banyak sekali kaum urbanis yang tinggal di kawasan ini. Para
pendatang ini hanya tinggal sementara di kawasan ini karena kebanyakan mereka adalah pedagang yang
mempunyai usaha di kawasan perdagangan di sekitar kawasan permukiman Pancuran. Para pendatang itu
menyewa rumah ataupun kamar dengan pembanyaran harian maupun bulanan atau bahkan tahunan.
Kebanyakan mereka berasal dari luar pinggiran kota ataupun luar daerah Salatiga. Sedangkan pada analisis
kuantitatif dilakukan dengan metode analisis regresi dan diperoleh hasil bahwa faktor yang mempunyai pengaruh
kuat penyebab Kawasan Permukiman Pancuran menjadi kumuh adalah tingkat penghasilan, status kepemilikan
hunian, dan lama tinggal. Dari hasil analisis studi dapat disimpulkan bahwa faktor yang menyebabkan kawasan
Pancuran menjadi kumuh adalah faktor tingkat penghasilan, status kepemilikan hunian, dan lama tinggal.
Dari hasil analisis tersebut, maka dapat direkomendasikan upaya perbaikan kualitas lingkungan perumahan dan
permukiman di kawasan Pancuran ke arah yang lebih baik. Salah satu diantaranya adalah penataan kawasan
melalui pembangunan RUSUNWAMA.
36. ANALISIS STUDI KASUS
(1) penjodohan pola, yaitu dengan menggunakan logika
penjodohan pola. Logika seperti ini membandingkan pola
yang didasarkan atas data empirik dengan pola yang
diprediksikan (atau dengan beberapa prediksi alternatif).
Jika kedua pola ini ada persamaan, hasilnya dapat
menguatkan validitas internal studi kasus yang
bersangkutan;
(2) pembuatan eksplanasi, yang bertujuan untuk
menganalisis data studi kasus dengan cara membuat suatu
eksplanasi tentang kasus yang bersangkutan dan
(3) analisis deret waktu, yang banyak dipergunakan untuk
studi kasus yang menggunakan pendekatan eksperimen
dan kuasi eksperimen.
37. Studi kasus merupakan pengujian secara rinci terhadap satu
latar atau satu orang subjek atau satu tempat penyimpanan
dokumen atau satu peristiwa tertentu (Bogdan dan Bikien :
1982 ).
Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam Studi Kasus :
1. Seseorang harus mampu mengajukan pertanyaan
yang baik dan mampu untuk menginterpretasikan
jawaban-jawaban.
2. Seseorang harus dapat menjadi pendengar yang
baik dan tidak terperangkap oleh prakonsepsi sendiri.
3. Seseorang diharapkan mampu menyesuaikan diri
dan fleksibel agar situasi yang baru dialami dapat
dipandang sebagai kesempatan/ peluang bukan
ancaman.
4. Seseorang harus memiliki daya tangkap yang kuat
terhadap isu-isu yang akan diteliti, apakah hal ini
merupakan orientasi teoritis atau kebijakan.
5. Sesorang harus tidak bias, oleh anggapan-anggapan
yang sudah ada sebelumnya, seseorang harus peka dan
38. pendekatan
Kronologis sbg analisis deret waktu
Beberapa peristiwa harus selalu terjadi sebelum peristiwa yang
lain, dimana aturan kebalikannnya tidak mungkin terjadi.
Beberapa kejadian harus selalu diikuti oleh kejadian yg lain atas
dasar kontingensi;
Beberapa peristiwa hanya dapat mengikuti peristiwa lain setelah
suatu lintasan waktu yang diprediksi;
Periode-periode waktu tertentu dalam suatu studi kasus
mungkin ditandai oleh beberapa kelompok kejadian yang
berbeda secara substansial dari kejadian pada periode waktu
lainnya.
(Robert. K. Yin, 1996: 157)
39. Bentuk-bentuk Analisis yang tidak
Dominan :
Analisis unit-unit terpancang;
Observasi ulang;
Pendekatan survey kasus.
40. B. Metode Komparasi (Perbandingan)
Menurut Ridley dalam “The Study of
Government” (1975),
Fokus studi pemerintahan : institusional
Metodenya : perbandingan
(comparative)
Kegunaan : praktikal
41. Metode perbandingan yang dimnaksud di sini adalah
membandingakan suatu institusi lainnya yang
sejenis. Di dalam pengertian perbandingan,
terkandung adanya unsur yang sama dan adanya
unsur yang berbeda.
Ridley (1975) menyarankan di dalam mempelajari
pemerintahan, lebih mudah apabila digunakan
pendekatan institusional (institusional approach). Sebab
pada dasarnya pemerintah adalah sebuah organisasi
formal yang kompleks (lihat pendapat Alfred Kuhn,
1974: The Logic of Social Systems).
42. Perbandingan kelembagaan pemerintah dapat
dilakukan dengan melihat aspek-aspek :
- Kedudukan & kewenangannya;
- Organisasinya;
- Kualitas dan kuantitas sumber daya aparatur;
- Kinerjanya.
44. Metode sejarah
Gejala dan peristiwa pemerintahan
merupakan sebuah kontinum.
Menurut wikipedia, gejala atau fenomenon
adalah an observed event of quiet literally,
something that is seen.
Sebagai sebuah kontinum pemerintahan mrp
kelanjutan dari peristiwa yg berkaitan dr
waktu ke waktu. Apa yg terjadi hari ini mrp
kelajutan dr peristiwa lalu dan memberi
kontribusi pada peristiwa yg akan datang
45. Fernand –abad 20
Ahli sejarah yang berpengaruh pada abad 20
Pendiri madzhab annale dalam ilmu sejarah di
perancis
Mengemansipasi sejarah dari pembagian
traditionalnya menjadi sejarah politik ekonomi dan
kebudayaan dan mencari sejarah total dari
masyarakat
Tujuannya mengintegrasikan segenap aspek masa
alu manusia dgn ttk berat pada perub link, gaya hdp
baik orang awam maupun masy keseluruhan shg
mau tidk mau menimbulkan pergeseran dari titik
berat sejaah politik dan kosntitutional selama ini yg
mnjd pusat kajian sejarawan.
46. Studi Sejarah (Historis)
Gejala pemerintahan adalah aktivitas
sosial yang berkelanjutan dan terus-
menerus mengalami perubahan – baik
secara evolutif, evolutif dipercepat ataupun
revolutif.
Perubahan gejala pemerintahan dapat
mengikuti tiga kecenderungan sebagai
berikut :
Linier
47. Gejala pemerintahan menurut
metode sejarah
Perubahan evolutif : perubahan yg berjalan secara
ilmiah dan bebas tanpa sebuah skenario dan aktor
pengubah yg sgt berperan aktif u/ melak perub.
(contoh suku badui, suku anak dalam di jambi)
Perubahan evolutif yg dipercepat adalah sebuah
proses perub dgn sebuah skenario dan dgn
kecepatan prubahan terukur, ttp tdk sampai
merombak total dasarnya (contoh reformasi di
indonesia)
Perubahan revolutif adalah perub yg dilakukan
secara mendasar, menyeluruh dgn kecepatan tinggi
(revolusi kaum buruh di uni soviet, revolusi
kebuadayaan cina)
48. pola linier
Menggambarkan sesutu berunah mengikti
garis lurus dan tidak pernah terlang
(contoh penjajahan di tanah air, olehVOC ,
belanda, Jepang
49. Pola siklus
Perubahan yang mengikuti sklus tertentu
dengan kurun waktutertentu
(contoh, perubahan sistem pemerintahan
daerah di indonesia , setralistik, -
desentralistik, ->sentralistik ,-> desentralistik)
50. Pola perubahan spiral
Perubahan mengikuti siklus tertentu dengan
nuasa yang berbeda
(contoh:
1995-pemilu muti partai
Orde baru pemilu dgn partai terbatas
Reformasi – multi partai
1998-sekarang cederung kembali pada
pemilu dgn partai terbatas
51. MODEL U/ MEMAHAMI ILMU
SOSIAL
Untuk memahami pemerintahan semacam
itu, dapat pula digunakan studi sejarah
(historis). Secara umum, sistem sosial
dapat pula dipahami melalui dua model
yakni :
model sinkronis;
model diakronis.
52. Pengertian diakronis dan
sinkronis
Menurut Galtung, sejarah adalah ilmu
diakronis berasal dari kata diachronich; ( dia
dalam bahasa latin artinya melalui/ melampaui
dan chronicus artinya waktu ).
Diakronis artinya memanjang dalam waktu
tetapi terbatas dalam ruang.
Sinkronis artinya meluas dalam ruang tetapi
terbatas dalam waktu.
53. MODEL U/ MEMAHAMI ILMU
SOSIAL
Model sinkronis menggambarkan masyarakat sebagai
sebuah sistem yang terdiri dari struktur dan bagiannya.
Pendekatan struktural dan fungsional dalam ilmu sosial
merujuk pada model sinkronis. (ilmu politik, sosiologi,
ekonomi, antropologi).
Model diakronis lebih mengutamakan memanjangnya
lukisan berdimensi waktu, dengan sedikit saja luasan
ruangan. (Ilmu sejarah).
Melihat karakteristiknya, ilmu pemerintahan lebih
banyak merijuk pada model sinkronis, meskipun sangat
terbuka kemungkinan untuk menggunakan model
diakronis.
54. .
Sejarah itu diakronis maksudnya me-
manjang dalam waktu,
sedangkan ilmu-ilmu sosial itu sinkronis
maksudnya melebar dalam ruang.
Sejarah mementingkan proses, sejarah akan
membicarakan satu peristiwa tertentu
dengan tempat tertentu, dari waktu A
sampai waktu B.
55. sinkronis
Sejarah berupaya melihat segala sesuatu dari
sudut rentang waktu.
Pendekatan diakronis adalah salah satu yang
menganalisis evolusi/perubahan sesuatu dari
waktu ke waktu, yang memungkinkan seseorang
untuk menilai bagaimana bahwa sesuatu
perubahan itu terjadi sepanjang masa.
Sejarawan akan menggunakan pendekatan ini
untuk menganalisis dampak perubahan variabel
pada sesuatu, sehingga memungkinkan
sejarawan untuk mendalilkan MENGAPA
keadaan tertentu lahir dari keadaan sebelumnya
atau MENGAPA keadaan tertentu berkembang /
berkelanjutan.
56. sinkronis
Contoh:
Perkembangan Sarekat Islam di Solo,
1911-1920
Terjadinya Perang Diponegaro, 1925-1930;
Revolusi Fisik di Indonesia, 1945-1949;
Gerakan Zionisme 1897-1948 dan
sebagainya.
57. Diakronik
Kedua ilmu ini saling berhubungan ( ilmu sejarah dan
ilmu – ilmu sosial ). Kita ingin mencatat bahwa ada
persilangan antara sejarah yang diakronis dan ilmu
sosial lain yang sinkronis Artinya ada kalanya sejarah
menggunakan ilmu sosial, dan sebaliknya, ilmu
sosial menggunakan sejarah Ilmu diakronis
bercampur dengan sinkronis
Contoh:
- Peranan militer dalam politik,1945-1999 ( yang
ditulis seorang ahli ilmu politik )
- Elit Agama dan Politik 1945- 2003 (yang ditulis ahli
sosiologi )
58. Gambar : Hubungan Ilmu Sosial
Sinkronis dan Diakronis
Sumber: John GaLtung, Theory and
Methode of Social Reseach,
Waktu
Sinkronis
Sosiologi
ilmu politik
Ekonomi
Antropolog
i
arkeologi
diakronis
sejarah
ruang
sosial
diakronis
sejarah
59. Menurut Kuntowijoyo (1994), sejarah sosial
dapat dipahami melalui 6 (enam) model yaitu
sebagai berikut :
- Model evolusi
-Model lingkaran sentral
-Model interval
-Model tingkat perkembangan
-Model jangka panjang, menengah, pendek
-Model sistematik.
65. Revolusi komunis merupakan revolusi kaum
proletar yang diilhami dari gagasan Marxisme
yang bertujuan untuk mengganti kapitalisme
dengan komunisme, umumnya dengan
sosialisme sebagai tahap peralihan. Gagasan
mengenai perlu adanya revolusi dari kaum
proletar merupakan landasan bagi Marxisme.
Kaum Marxis percaya bahwa kaum buruh di
dunia harus bersatu dan membebaskan diri
mereka masing-masing dari penindasan kaum
kapitalis untuk menciptakan dunia yang
dikendalikan oleh dan untuk kaum buruh. Oleh
karena itu, dalam pandangan Marxis, revolusi
kaum proletar harus terjadi di semua negara di
dunia (lihat: revolusi dunia).
66. C. Pendekatan Legalistik:
Pemerintahan adalah gejala kekuasaan yang sah
(kewenangan). Jadi kegiatan pemerintah selalu
berkaitan dengan peraturan perundang yang
berlaku. Gejala semacam itu dapat dipahami
dengan pendekatan legalistik formal, dalam arti
menggunakan rujukan berbagai peraturan yang
digunakan pemerintah pada saat :
Membuat kebijakan
Memberikan pelayanan kepada masyarakat
Menegakkan aturan
Pada saat menggunakan pendekatan legalistik,
kajian ilmu pemerintahan dapat meminjam
berbagai teori, paradigma, konsepm definisi yang
digunakan ilmu hukum.
67. 7. MEMAHAMI GEJALA PEMERINTAHAN
MELALUI PARADIGMA
Selain metodologi sebagaimana dikemukakan di atas, dewasa ini
berkembang pendekatan “baru” untuk memahami gejala pemerintahan,
yakni menggunakan PARADIGMA.
Istilah paradigma mula-mula dikembangkan oleh sosiolog Robert K.
Merton. Paradigma secara umum diartikan sebagai MODEL atau
SKEMA.
”A paradigm is a compact outline of the major concepts, assumption,
procedures, propositions, and problems of subtantive area or a theorical
approach in sociological analisys”,
(Thedorson, George A and Achilles G. Theodorson, 1969, A Modern
Dictionary of Sociology, A Barnes & Noble Reference Book, USA)
Penggunaan paradigma dipopulerkan oleh Thomas Kuhn dalam
bukunya berjudul “The Strucrture of Scientific Revolutions.
68. MODEL PERUBAHAN PARADIGMA
Sumber : Thomas. S. Kuhn, 1970. The Structure
of Scientific Revolutions, dimodifikasi
Paradigma
I
Pengetahuan
yang normal
Penyimpangan Krisis Revolusi Paradigma
II
69. Beberapa buku yang menggunakan paradigma
sebagai pendekatan teoritis berkaitan dengan gejala
pemerintahan, misalnya :
1) Osborne, David and Ted Gaebler, 1992, Reinvernting
Government-How the Entrepreneurial Spirit is Transforming
the Public Sector. A Willam Patrick Book. USA.
2) Barzelay, Michael, 1992, Breaking Through Bureaucracy – A
New Vision for Managing in Government. University
California Press. USA.
3) Ingraham. Patricia W; Barbara S. Romzek and Associates.
1994. New Paradigm for Government – Issues for the
Changing Public Service. Jossey-Bass Publisher. San
Fransisco.
4) Garton, Neil, Editor, 1993. Bureaucracy: Three Paradigma.
Kluwer Academi Publisher. USA.
70. Osborne dan Gaebler menawarkan
paradigma REGOM sebagai antitesis dari
paradigma birokrasi yang dikembangkan oleh
Max Weber. Intinya adalah pembaharuan
manajemen pemerintahan dengan menggunakan
sepuluh prinsip yang dipadukan dengan strategi
5 C.
71. Barzelay (1992) bekerjasama dengan Babrak
Armani menawarkan paradigma
PASCABIROKRASI (Post-Bureaucratic
Paradigm), yang intinya mempengaruhi visi
dalam mengelola pemerintahan. (lihat tabel
perbandingan paradigma)
72. Ingraham dan Romzek dkk (1994) menawarkan konsep
pengelolaan pemerintahan baru yang disebutnya paradigma
HOLLOW-STATE, dimana pekerjaan pemerintah akan lebih
banyak dikontrakkan keluar (contracting out). Aparat
pemerintah hanya menangani urusan yang benar-benar
bersifat esensial.
Ciri lainnya dari para digma “hollow-state” adalah :
1) looking to the private sector for models of success;
2) the management environment of public organizations;
3) changing became the learning organization :
a. the end of hierarchy;
b. govermental reliance on external expertise;
c. the decline of confidence in science;
d. decentralization of knowledge.
73. Garston (1993) mengemukakan tiga paradigma birokrasi
yaitu :
1) Neoklasikal;
2) Marxis;
3) Institusionalis.
Pada saat mempelajari gejala pemerintahan di satu
negara atau daerah, perhatian paradigma yang
digunakannya sehingga akan diperoleh analisis yang
akurat, yang pada gilirannya akan diperoleh pengetahuan
yang benar. Dalam hal ini kebenaran bukan hanya
menurut pendapat pengkaji saja, melainkan kebenaran
menurut kaidah-kaidah ilmiah maupun kebenaran
menurut kalangan luas.
74. PERUBAHAN PARADIGMA
DI BIDANG PEMERINTAHAN
1. Birokrasi (max
Weber)
2. Sentralistik
Reinventing Government
(Osborne & Gaebler)
Pasca birokrasi
(Barzelay)
Desentralistik
3. Government Governance
4. Serbanegara Mekanisme Pasar
5. Demokrasi
Perwakilan
Demokrasi Langsung
Privatisasi
75. SEPULUH PRINSIP REINVENTING GOVERNMENT
1. Pemerintahan Katalis : Lebih baik
mengendalikan daripada mengerjakan
sendiri
2. Pemerintahan yang dimiliki oleh
masyarakat: Memberdayakan daripada
memberikan pelayanan
3. Pemerintahan Kompetitif : Memasukkan
semangat kompetisi ke dalam
pemberian pelayanan
4. Pemerintahan yang didorong oleh misi :
Mentransformasi organisasi yang
didorong oleh peraturan
5. Pemerintahan yang Berorientasi pada hasil:
76. 6. Pemerintahan yang didorong oleh Pelanggan :
mempertemukan kebutuhan pelanggan,
bukan kebutuhan birokrasi.
7. Pemerintahan yang bersifat Aktif : menghasilkan
daripada hanya menghabiskan anggaran.
8. Pemerintahan yang bersifat antisipatif : mencegah
daripada mengobati
9. Pemerintahan yang terdesentralisasi : dari
hirarkhi ke partisipasi dan tim kerja
10. Pemerintahan yang berorientasi pada pasar :
mengungkit perubahan melalui pasar.
(11. Laksanakan prinsip secara bersama-sama dan
komprehensif)
77. TABEL PERBANDINGAN PARADIGMA
Nomor
PARADIGMA
BIROKRASI
PARADIGMA
PASCABIROKRASI
1. Keinginan Publik Hasil-hasil nilai warganegara
2. Efisiensi Kualitas dan nilai
3. Administrasi Produksi
4. Pengendalian Mendorong ketaatan pada
norma
5. Fungsi,
kewenangan dan
struktur spesifik
Mengidentifikasi misi,
pelayanan, pelanggan, dan
nilai guna
6. Membenarkan
pembiayaan-
pembiayaan
Memindahkan nilai
7. Menekankan pada
tanggung jawab
Membangun akuntabilitas
Memperkuat hubungan kerja
78. 8. Mengikuti aturan dan
prosedur
Memahami dan
menerapkan norma
Mengidentifikasi dan
memecahkan masalah
Terus menerus
meningkatkan proses
9. Menjalankan sistem
administrasi
Memisahkan pelayanan
dari pengendalian
Membangun dukungan
berdasarkan norma
Memperluas pilihan
konsumen
Mendorong tindakan
kolektif
Memberikan insentif
Mengukur dan
menganalisis hasil
Memperkaya umpan balik
Sumber : Michael Barzelay, Breaking Through Bureaucracy
79. CATEGORY OF SOCIAL CHANGE
Level of Society
Time
Dimension
Micro
(Individual)
Intermediate
(Group)
Macro (Society)
Type 1 Type 3 Type 5
Short
Term
(1) Attitude
Change
(1) Normative
change
(1) Invention-
inovation
(2) Behaviour
change
(2)Administrative
change
(2) Revolution
Type 2 Type 4 Type 6
Long Term Life-cycle
change
Organizational
change
Sociocultural
change
Source : Zaltman & Duncan, 1977, tabel 1.1. page 11.
80. Gambar : Model Transformasi semangat Kewirausahaan
bagi Sektor Publik.
Disusun oleh : Sadu Wasistiono
1. Catalytic Government
2. Community – Owned
Government
3. Competitive Government
4. Mission – Driven Government
5. Result – Oriented Government
6. Customer – Driven Government
7. Enterprising Government
8. Anticipatory Government
9. Decentralized Government
10.Market – Oriented Government
Sektor Publik dgn
Paradigma lama
Sektor Publik dgn
Paradigma baru
Good
Governanc
e
People become more
- Welfare
- Democrate
Work better & Costs Less
(Common sense
Government)
Transformer
(4)
Control Strategy
(5)
Culture Strategy
(2)
Consequences Strategy
THE FIVE S’s STRATEGY
(1)
Core Strategy
(3)
Customer Strategy
81. Alasan kita membutuhkan
berpikir sistem :
Meningkatnya kompleksitas di dalam
kehidupan kita
Tumbuhnya saling ketergantungan di
dunia
Terjadinya revolusi di dalam teori dan
praktek manajemen
Meningkatnya “kesadaran global” dan
“lokal” di dalam pengambilan keputusan
Meningkatnya pengakuan pembelajaran
sebagai kunci kapabilitas organisasional
82. Apa yang dimaksud dengan
berpikir sistem ?
Berpikir sistem adalah sebuah disiplin yang
sedang berkembang untuk memahami
kompleksitas dan perubahan
Berpikir Sistem Memiliki Tiga Dimensi yaitu :
Paradigma;
Bahasa;
Metodologi.