Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang melibatkan pengumpulan data berupa narasi, deskripsi, dan dokumen untuk memahami fenomena sosial tanpa menguji hipotesis atau membuat prediksi. Metode ini digunakan untuk mengeksplorasi masalah, memahami makna subjektif, atau mengembangkan teori.
1. Penelitian atau biasa disebut dengan kata riset merupakan terjemahan dari
bahasa Inggris yaitu dari kata “research” yang merupakan gabungan dari kata re
(kembali) dan to search (mencari). Intinya hakekat penelitian adalah “mencari
kembali”. Beberapa pengertian tentang konsep penelitian secara teoritis menurut
para ahli, antara lain sebagai berikut:
1. Soerjono Soekanto. Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang
didasarkan pada analisis dan konstruksi yang dilakukan
secara sistematis, metodologis dan konsisten dan bertujuan
untuk mengungkapkan kebenaran sebagai salah satu manifestasi keinginan
manusia untuk mengetahui apa yang sedang dihadapinya.
2. Sanapiah Faisal. Mengemukakan bahwa penelitian merupakan suatu aktivitas
dalam menelaah suatu problem dengan menggunakan metode ilmiah secara
tertata dan sistematis untuk menemukan pengetahuan baru yang dapat
diandalkan kebenarannya mengenai dunia alam dan dunia sosial.
3. Soetrisno Hadi. Menurutnya, penelitian ialah usaha dalam menemukan segala
sesuatu untuk mengisi kekosongan atau kekurangan yang ada, menggali lebih
dalam apa yang telah ada, mengembangkan dan memperluas, serta menguji
kebenaran dari apa yang telah ada namun kebenarannya masih diragukan.
4. Donald Ary. Penelitian merupakan penerapan dari pendekatan ilmiah pada
suatu pengkajian masalah dalam memperoleh informasi yang berguna dan hasil
yang dapat dipertanggungjawabkan.
5. John. Penelitian ialah pencarian fakta menurut metode objektif yang jelas
dalam menemukan hubungan antara fakta dan menghasilkan hukum tertentu.
6. Woody. Mengungkapkan bahwa penelitian adalah suatu metode untuk
menemukan sebuah pemikiran yang kritis. Penelitian ini meliputi pemberian
definisi dan redefinisi terhadap masalah, membuat formulasi hipotesis atau
mengadakan uji coba yang sangat hati-hati atas segala kesimpulan yang
diambil dalam menentukan apakah kesimpulan tersebut sesuai dengan
hipotesis.
2. Dari beberapa pendapat dari para ahli diatas mengenai pengertian penelitian
tersebut, maka kesimpulan dari pengertian penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah
yang dilakukan dalam rangka penyidikan atau pemeriksaan bersungguh-sungguh
dalam memperoleh informasi, khususnya investigasi atau eksperimen yang
bertujuan untuk menemukan dan menafsirkan fakta, revisi atas teori atau dalil
yang telah diterima dengan menggunakan metode objektif yang jelas”.
Penelitian pada hakikatnya adalah berusaha mendapatkan informasi tentang
sistem yang ada (beroperasi) pada objek yang sedang diteliti, maka peneliti perlu
menentukan cara menemukan informasi tentang sistem yang sedang dicari itu.
Cara menemukan informasi itulah yang bervariasi baik dengan menggunakan
metode kuantitatif, kualitatif, maupun menggabungkan dari kedua metode
tersebut. Setiap metode yang diambil memerlukan rancangan atau prosedur
penelitian.Penelitian kualitatif memiliki dua ciri utama, yaitu:
1. Pertama, data tidak berbentuk angka, lebih banyak berupa narasi, deskripsi,
cerita, dokumen tertulis dan tidak tertulis.
2. Kedua, penelitian kualitatif tidak memiliki rumus atau aturan absolut untuk
mengolah dan menganalisis data. Pada riset kualitatif, eksplorasi
permasalahan, identifikasi faktor dan penyusunan teori menjadi ciri-khas
utama. Riset kuantitatif berciri-khas menstrukturkan hubungan antar faktor
atau mengklarifikasi hubungan antar faktor.
Riset kuantitatif sering dikatakan membuktikan hipotesis atau teori, bukan
menyusun teori. Kehadiran hipotesis atau teori, sebelum memulai riset, mutlak
dibutuhkan pada riset kuantitatif. Sebaliknya hipotesis atau teori tidak mutlak
dibutuhkan pada riset kualitatif.Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi
alamiah dan bersifat penemuan. Dalam penelitian kualitatif, peneliti sebagai
instrumen kunci. Oleh karena itu, peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan
yang luas jadi bisa bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi obyek yang
diteliti menjadi lebih jelas. Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan
terikat nilai. Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas, untuk
3. mengetahui makna yang tersembunyi, untuk memahami interaksi sosial, untuk
mengembangkan teori, untuk memastikan kebenaran data, dan meneliti sejarah
perkembangan. Istilah penelitian kualitatif pada mulanya bersumber pada
pengamatan kualitatif yang dipertentangkan dengan pengamatan kuantitatif bahwa
metodologi kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang
secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dan berhubungan
dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya.
Penelitian kualitatif memiliki ciri atau karakteristik yang membedakan dengan
penelitian jenis lainnya.Secara umum definisi penelitian kualitatif merupakan
suatu metode berganda dalam fokus, yang melibatkan suatu pendekatan
interpretatif dan wajib terhadap setiap pokok permasalahannya. Ini berarti
penelitian kualitatif bekerja dalam setting yang alami, yang berupaya untuk
memahami, memberi tafsiran pada fenomena yang dilihat dari arti yang diberikan
orang-orang kepadanya.
Penelitian kualitatif melibatkan penggunaan dan pengumpulan berbagai
bahan empiris, seperti studi kasus, pengalaman pribadi, instropeksi, riwayat hidup,
wawancara, pengamatan, teks sejarah, interaksional dan visual: yang
menggambarkan momen rutin dan problematis, serta maknanya dalam kehidupan
individual dan kolektif. Penelitian kualitatif secara inheren merupakan multi-
metode di dalam satu fokus, yaitu yang dikendalikan oleh masalah yang
diteliti.Penggunaan multi-metode atau yang lebih dikenal triangulation,
mencerminkan suatu upaya untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam
mengenai fenomena yang sedang diteliti. Yang bernama realitas obyektif
sebetulnya tidak pernah bisa ditangkap. Triangulation bukanlah alat atau strategi
untuk pembuktian, tetapi hanyalah suatu alternatif terhadap pembuktian.
Kombinasi yang dilakukan dengan multi-metode, bahan-bahan empiris, sudut
pandang dan pengamatan yang teratur tampaknya menjadi strategi yang lebih baik
untuk menambah kekuatan, keluasan dan kedalaman suatu penelitian. Untuk
memahami jenis penelitian, kita harus mengetahui dasar atau acuan yang
digunakan dalam membedakan jenis penelitian satu sama lain diantaranya :
4. 1. Penelitian Berdasarkan Tujuan
2. Penelitian Berdasarkan Kegunaan Atau Manfaat
3. Penelitian Berdasarkan Sifat Data
4. Penelitian Berdasarkan Tempat
5. Penelitian Berdasarkan Pendekatan Atau Dimensi Waktu
6. Penelitian Berdasarkan Bidang Ilmu
7. Penelitian Berdasarkan Tingkat Eksplanasi (Level Of Explanation)
8. Penelitian Berdasarkan Jenis Data
9. Penelitian Berdasarkan Sifat Masalah
Berdasarkan penggolongan jenis penelitian diatas, maka akan dibahas
lebih dalam menurut Sifat Permasalahannya. Ini dapat dipilih rancangan
penelitian yang sesuai. Adapun tugas penelitian itu untuk memberikan,
menerangkan, meramalkan dan mengatasi permasalahan atau persoalan-persoalan
dan jenis penelitian ini sering diacu didalam kebanyakan penelitian, terkhusus
pada penulisan skripsi,thesis maupun disertasi. Ada enam jenis penelitian itu
yakni :
1) Penelitian Deskriptif
Penelitian Deskriptif adalah jenis penelitian yang dimaksudkan untuk
mendeskripsikan individu, kelompok individu, lembaga, fenomena tertentu dan
sebagainya secara sistematis, akurat dan objektif. Penelitian deskriptif tidak
dimaksudkan untuk menentukan hubungan maupun pengaruh antara 2 variabel
atau lebih. Meskipun demikian, penelitian deskriptif dapat saja mengkaji lebih
dari satu variabel tapi masing-masing variabel berdiri sendiri.
Adapun pengertian dari penelitian deskriptif ini menurut beberapa ahli
diantaranya:
a. Menurut Hidayat syah, Penelitian deskriptif adalah “Metode penelitian
yang digunakan untuk menemukan pengetahuan yang sekuas-luasnya
terhadap objek penelitian pada suatu masa tertentu”.
b. Menurut Punaji Setyosari, ia menjelaskan bahwa Penelitian deskriptif
adalah “Penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan atau
5. mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa, objek apakah orang, atau
segala sesuatu yang terkait dengan variabel-variebel yang bisa dijelaskan
baik dengan angka-angka maupun kata-kata”.
c. Menurut Sukmadinata , menjelaskan Penelitian deskriptif adalah suatu
bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-
fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan
manusia”.
Penelitian deskriptif seringkali didahului oleh penelitian eksploratif dan
memberi bahan yang memungkinkan penelitian eksperimental. Penelitian
deskriptif (descriptive research), yang biasa disebut juga penelitian taksonomik
(taxonomic research), seperti telah disebutkan sebelumnya, dimaksudkan untuk
eksplorasi dan klarifikasi mengenai sesuatu fenomena atau kenyataan sosial,
dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah
dan unit yang diteliti.
Jenis penelitian ini tidak sampai mempersoalkan hubungan antar-variabel
yang ada; tidak dimaksudkan untuk menarik generalisasi yang menjelaskan
variabel-variabel antecedent/independent yang menyebabkan sesuatu gejala
kenyataan sosial terjadi (consequence/dependent). Hasil penelitian hanyalah
berupa deskripsi mengenai variable-variabel tertentu, dengan menyajikan
frekuensi, angka rata-rata, atau kualifikasi lainnya untuk masing-masing kategori
di suatu variabel.
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu
gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang dan penelitian deskriptif ini
memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada
saat penelitian berlangsung.
Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun
fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas,
karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena
yang satu dengan fenomena lainnya. Penelitian deskriptif merupakan penelitian
yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnya
6. kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang
berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang kecendrungan yang tengah
berlangsung. Bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang dirancang untuk
memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan. Lebih
lanjut dijelaskan, dalam penelitian deskriptif tidak ada perlakuan yang diberikan
atau dikendalikan serta tidak ada uji hipotesis sebagaimana yang terdapat pada
penelitian eksperiman. Metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan
interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam
masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi
tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-
pandangan serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh
dari suatu fenomena.
Keuntungan Metode deskriptif lebih banyak disukai berbagai bidang
penyelidikan. Hasil-hasil penelitian yang diperoleh melalui percobaan
dilaboratorium tetap menggunakan metode ini untuk mengecek dan membuktikan
tingkat reliabilitasnya. Penelitian ini sangat logis dalam menyebarluaskan
informasi. Akhirnya metode deskriptif sangat cocok untuk penelitian yang
menyediakan standar ukuran normative berdasarkan hal-hal yang umum.
Kerugian Penelitian yang biasa bisa terjadi karena dua aspek,yaitu:1.Kesalahan
memilih metode-metode.Kesalahan metode yang timbul karena salah
menggunakannya.Salah satu kesalahan yang sering kita lakukan dalam
menggunakan metode deskriptif adalah adanya kecendrungan untuk
menyalahgunakan dalam pemakaiannya. Dan adanya kecendrungan bahwa
dengan memilih metode ini dapat meghindari penggunaan statistic. Bila hal ini
terjadi maka penelitian kita tidak dapat diklasifikasikan sebagai suatu
penelitian,akan tetapi hanya merupakan kegiatan pengumpulan informasi
saja.Kerugian lain dari penelitian deskriptif adalah bahwa penelitian tersebut
memberikan informasi yang terbatas tentang pengaruh variabel-variabel yang
diteliti.karena kita tidak dapat mengisolasi atau menekan variabel-variabel lain
yang konstan,maka kita tidak dapat mengharapkan bukti nyata tentang sebab-
akibat.Kerugian selanjutnya motivasi subjek yang tidak konsisten,sebagai peneliti
7. kita perlu memastikan bahwa jawaban responden dapat dipercaya. Ini sangat
tergantung pada perhatian, simpati, minat, dan kerjasama para subjek penelitian.
a) Tujuan :
Penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis,
faktual, dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi atau daerah tertentu.
b) Ciri-ciri :
Tidak perlu mencari hubungan, menguji hipotesa, dan membuat ramalan.
c) Langkah-langkah Pokok :
Perumusan masalah.
Metode penelitian manapun harus diawali dengan adanya masalah,
yakni pengajuan pertanyaan-pertanyaan penelitian yang jawabannya harus
dicari menggunakan data dari lapangan. Pertanyaan masalah mengandung
variabel-variabel yang menjadi kajian dalam studi ini. Dalam penelitian
deskriptif peneliti dapat menentukan status variabel atau mempelajari
hubungan antara variabel.
Menentukan jenis informasi yang diperlukan
Dalam hal ini peneliti perlu menetapkan informasi apa yang
diperlukan untuk menjawab pertanyaan atau masalah yang telah
dirumuskan. Apakah informasi kuantitatif ataukah kualitatif. Informasi
kuantitatif berkenaan dengan data atau informasi dalam bentuk
bilangan/angka seperti.
Menentukan prosedur pengumpulan data
Ada dua unsur penelitian yang diperlukan, yakni instrumen atau
alat pengumpul data dan sumber data atau sampel yakni dari mana
informasi itu sebaiknya diperoleh. Dalam penelitian ada sejumlah alat
pengumpul data antaralain tes, wawancara, observasi, kuesioner,
sosiometri. Alat-alat tersebut lazim digunakan dalam penelitian deskriptif.
Misalnya untuk memperoleh informasi mengenai langkah-langkah guru
mengajar, alat atau instrumen yang tepat digunakan adalah observasi atau
pengamatan. Cara lain yang mungkin dipakai adalah wawancara dengan
guru mengenai langkah-langkah mengajar. Agar diperoleh sampel yang
8. jelas, permasalahan penelitian harus dirumuskan sekhusus mungkin
sehingga memberikan arah yang pasti terhadap instrumen dan sumber
data.
prosedur pengolahan informasi atau data.
Data dan informasi yang telah diperoleh dengan instrumen yang
dipilih dan sumber data atau sampel tertentu masih merupakan informasi
atau data kasar. Informasi dan data tersebut perlu diolah agar dapat
dijadikan bahan untuk menjawab pertanyaan penelitian.
Menarik kesimpulan penelitian.
Berdasarkan hasil pengolahan data di atas, peneliti menyimpulkan
hasil penelitian deskriptif dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan
penelitian dan mensintesiskan semua jawaban tersebut dalam satu
kesimpulan yang merangkum permasalahan penelitian secara keseluruhan
2) Penelitian Korelasional
Penelitian korelasional merupakan jenis penelitian yang mempelajari
hubungan dua variabel atau lebih,yakni sejauh mana variasi dalam satu
variabel berhubungan dengan variasi dalam variabel lain. Derajat hubungan
variabel-variabel dunyatakan dalam satu indeks yang dinamakan koefisien
korelasi. Koefisien korelasi dapat digunakan untuk menguji hipotesis tentang
hubungan antar variabel atau untuk menyatakan besar kecilnya hubungan
antara kedua variabel.
Hubungan korelatif mengacu pada kecenderungan bahwa variasi suatu
variabel diikuti oleh variasi variabel yang lain dan dengan demikian dalam
rancangan korelasional peneliti melibatkan paling tidak dua variabel. Jika
variabel yang diteliti ada dua, maka masing-masing merupakan variabel bebas
dan variabel terikat. Bila variabel yang diteliti lebih dari dua, maka dua atau
lebih variabel sebagai variabel bebas atau prediktor dan satu variabel sebagai
variabel terikat atau kriterium.
Korelasi sederhana digunakan untuk mengetahui hubungan di antara dua
variabel, dan jika ada hubungan,bagaimana arah hubungan tersebut. Keeratan
9. hubungan antara satu variabledengan variable yang lain biasa disebut dengan
Koefisien Korelasi yang ditandai dengan “r“. Validitas didefinisikan sebagai
ukuran seberapa akurat suatu alat tersebut melakukan fungsi ukurnya. Apabila
variabel yang didapat semakin mengenai sasarannya dan semakin
menunjukkan apa yang seharusnya dilakukan. Pengujian validitas ini dilakukan
dengan internal validity, dimana kriteria yang dipakai berasal dari dalam alat
tes itu sendiri dan masing – masing item tiap variabel dikorelasikan dengan
nilai total yang diperoleh dari koefisien korelasi produk moment. Apabila
koefisien korelasi rendah dan tidak signifikan, maka item yang bersangkutan
gugur, taraf signifikan yang digunakan adalah 5 %.
Kekuatan hubungan antar variabel penelitian ditunjukkan oleh koefisien
korelasi yang angkanya bervariasi antara -1 sampai +1. Koefisien korelasi
adalah besaran yang diperoleh melalui perhitungan statistik berdasarkan
kumpulan data hasil pengukuran dari setiap variabel. Koefisien korelasi positif
menunjukkan hubungan yang berbanding lurus atau kesejajaran, koefisien
korelasi negatif menunjukkan hubungan yang berbading terbalik atau ketidak-
sejajaran. Angka 0 untuk koefisien korelasi menunjukkan tidak ada hubungan
antar variabel. Makin besar koefisien korelasi baik itu pada arah positif
ataupun negatif, makin besar kekuatan hubungan antar variabel.
Metode yang sering digunakan dalam pendidikan adalah studi korelasi.
Studi ini mempelajari hubungan dua variabel atau lebih, yakni sejauh mana
variasi dalam satu variabel berhubungan dengan variasi dalam variabel lain.
Derajat hubungan variabel variabel dinyatakan dalam satu indeks yang
dinamakan koefisien korelasi. Koefisien korelasi dapat digunakan untuk
menguji hipotesis tentang hubungan antar variabel atau untuk menyatakan
besar-kecilnya hubungan antara kedua variabel.
Dalam suatu penelitian korelasional, paling tidak terdapat dua variabel
yang harus diukur sehingga dapat diketahui hubungannya. Di samping itu
dapat pula dianalisis hubungan antara dari tiga variabel atau lebih. Faktor yang
cukup berpengaruh terhadap besar kecilnya koefisien korelasi adalah
keterandalan instrumen yang digunakan dalam pengukuran. Tes hasil belajar
10. yang terlalu mudah bagi anak pandai dan terlalu sukar untuk anak bodoh akan
menghasilkan koefisien korelasi yang kecil. Oleh karena itu instrumen yang
tidak memiliki keterandalan yang tinggi tidak akan mampu mengungkapkan
derajat hubungan yang bermakna atau signifikan.
Penelitian korelasional mengandung kelebihan-kelebihan, antara lain:
kemampuannya untuk menyelidiki hubungan antara beberapa variabel secara
bersama-sama (simultan); dan Penelitian korelasional juga dapat memberikan
informasi tentang derajat (kekuatan) hubungan antara variabel-variabel yang
diteliti. Selanjutnya, Sukardi menambahkan kelebihan penelitian ini adalah
penelitian ini berguna untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan bidang
pendidikan, ekonomi, sosial. Dengan penelitian ini juga memungkinkan untuk
menyelidiki beberapa variabel untuk diselidiki secara intensif dan penelitian
ini dapat melakukan analisis prediksi tanpa memerlukan sampel yang besar.
kelemahan penelitian korelasional, antara lain: Hasilnya cuma
mengidentifikasi apa sejalan dengan apa, tidak mesti menunjukkan saling
hubungan yang bersifat kausal; Jika dibandingkan dengan penelitian
eksperimental, penelitian korelasional itu kurang tertib- ketat, karena kurang
melakukan kontrol terhadap variabel-variabel bebas; Pola saling hubungan itu
sering tak menentu dan kabur; ering merangsang penggunaannya sebagai
semacam short-gun approach, yaitu memasukkan berbagai data tanpa pilih-
pilih dan menggunakan setiap interpretasi yang berguna atau bermakna.
a) Tujuan
Untuk mengkaji tingkat keterkaitan antara variasi suatu faktor
dengan variasi faktor lain berdasarkan koefisien korelasi.
b) Ciri-ciri
Dilakukan untuk variabel yang diteliti rumit
Memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan saling hubungannya
secara serentak.
11. Apa yang diperoleh adalah taraf atau tinggi rendahnya hubungan atau
tidak adanya hubungan.
c) Langkah-langkah Pokok :
Definisikan masalah
Lakukan penelaahan kepustakaan
Rancang cara pendekatannya
Kumpulkan data
Analisis data
Tuliskan laporannya
3) Penelitian Studi Kasus
Studi Kasus berasal dari terjemahan dalam bahasa Inggris “A Case
Study” atau “Case Studies”. Kata “Kasus” diambil dari kata “Case” yang
menurut Kamus Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English
(1989; 173), diartikan sebagai 1). “instance or example of the occurance of
sth., 2). “actual state of affairs; situation”, dan 3). “circumstances or special
conditions relating to a person or thing”. Secara berurutan artinya ialah 1).
contoh kejadian sesuatu, 2). kondisi aktual dari keadaan atau situasi, dan 3).
lingkungan atau kondisi tertentu tentang orang atau sesuatu.
Dari penjabaran definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Studi
Kasus ialah suatu serangkaian kegiatan ilmiah yang dilakukan secara intensif,
terinci dan mendalam tentang suatu program, peristiwa, dan aktivitas, baik
pada tingkat perorangan, sekelompok orang, lembaga, atau organisasi untuk
memperoleh pengetahuan mendalam tentang peristiwa tersebut. Biasanya,
peristiwa yang dipilih yang selanjutnya disebut kasus adalah hal yang aktual
(real-life events), yang sedang berlangsung, bukan sesuatu yang sudah lewat.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan strategi studi kasus.
Pendekatan kualitatif digunakan untuk dapat menjawab pertanyaan penelitian
yang mengharuskan peneliti untuk melakukan eksplorasi secara mendalam
terhadap permasalahan yang diajukan. Studi kasus sebagai suatu strategi
penelitian digunakan dalam penelitian ini dengan beberapa alasan.
12. Pertama,berkaitan dengan pertanyaan penelitian. Penjelasan bahwa studi kasus
dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian berupa bagaimana
(how) dan mengapa (why). Ia berargumen bahwa kedua pertanyaan tersebut
mengindikasikan perlunya eksplorasi terhadap permasalahan yang ingin
dijawab melalui penelitian. Kedua adalah berkaitan dengan kontrol terhadap
perilaku yang akan diteliti. Studi kasus umum digunakan ketika perilaku
subyek yang akan diteliti tidak dapat dimanipulasi. Alasan ketiga berkaitan
dengan fokus terhadap kontemporeritas. Diuraikan oleh Yin bahwa studi kasus
memfokuskan diri untuk meneliti fenomena‐fenomena yang cukup
kontemporer. Beberapa kasus yang amat jarang ditemui (suatu penyakit atau
kejadian langka) dan karenanya belum banyak penelitian yang berusaha
mengungkapnya menjadi hal yang mendasari seorang penelitian menggunakan
studi kasus. Hal yang terakhir tersebut peneliti jadikan alasan utama
penggunaan studi kasus dalam penelitian ini. Hal ini dikarenakan berbagai
penelitian yang ada baru sampai menjawab pertanyaa mengapa seseorang
berpindah pekerjaan, dan bukan berpindah‐pindah pekerjaan.
Dilihat dari kasus yang diteliti, Studi Kasus dapat dibagi menjadi dua
golongan, yaitu Studi Kasus berupa penyimpangan dari kewajaran dan Studi
Kasus ke arah perkembangan yang positif. Studi Kasus pertama bersifat
kuratif, dan disebut Studi Kasus Retrospektif (Retrospective Case Study), yang
memungkinkan ada tindak lanjut penyembuhan atau perbaikan dari suatu kasus
(treatment). Tindak penyembuhan tidak harus dilakukan oleh peneliti, tetapi
oleh orang lain yang kompeten. Peneliti hanya memberikan masukan dari hasil
penelitian.
Studi kasus yang kedua disebut Studi Kasus Prospektif (Prospective Case
Study). Jenis Studi Kasus ini diperlukan untuk menemukan kecenderungan dan
arah perkembangan suatu kasus. Tindak lanjutnya berupa Penelitian Tindakan
(Action Research) yang dilakukan juga oleh pihak lain yang berkompeten.
Metode studi kasus ini juga semakin diminati banyak peneliti untuk
kepentingan penyusunan karya ilmiah seperti tesis dan disertasi karena dapat
mengeksplorasi dan mengelaborasi suatu kasus secara mendalam dan
13. komprehensif. Tulisan ini secara khusus hanya membahas Studi Kasus yang
digunakan dalam metode penelitian kualitatif. Sebab, realitanya Studi Kasus
juga dapat digunakan dalam metode penelitian kuantitatif, yakni Ex Post Facto
Research. Dari penelitian ini diharapkan dapat diambil pelajaran atau hikmah
untuk generasi yang akan datang agar tidak terulang. Karena peristiwanya
sudah selesai, maka penelitiannya disebut Ex Post Facto Research.
Sebagaimana diketahui, Ex Post Facto Research merupakan salah satu
jenis penelitian Kuantitatif selain Penelitian Korelasional, Survei, Polling
Pendapat, dan Sensus. Studi Kasus juga dilakukan dalam latar alamiah, holistik
dan mendalam. Alamiah artinya kegiatan pemerolehan data dilakukan dalam
konteks kehidupan nyata (real-lifeevents). Tidak perlu ada perlakuan-perlakuan
tertentu baik terhadap subjek penelitian maupun konteks di mana penelitian
dilakukan. Biarkan semuanya berlangsung secara alamiah.
Terkait itu, penggambaran objek yang diteliti dalam penelitian Studi
Kasus hanya mencitrakan dirinya sendiri secara mendalam/detail/lengkap
untuk memperoleh gambaran yang utuh dari objek (wholeness) dalam artian
bahwa data yang dikumpulkan dalam studi dipelajari sebagai suatu
keseluruhan, utuh yang terintegrasi. Itu sebabnya penelitian Studi Kasus
bersifat eksploratif. Sifat objek kajian yang sangat khusus menjadi bahan
pertimbangan utama peneliti untuk mengelaborasinya dengan cara
mengeksplorasi secara mendalam. Peneliti tidak hanya memahami kasus dari
luarnya saja, tetapi juga dari dalam sebagai entitas yang utuh dan detail.
Studi kasus pada dasarnya mempelajari secara intensif seseorang
individu atau kelompok yang dipandang mengalami kasus tertentu. Misalnya,
mempelajari secara khusus kepala sekolah yang tidak disiplin dalam bekerja .
Terhadap kasus tersebut peneliti mempelajarinya secara mendalam dan dalam
kurun waktu cukup lama. Mendalam, artinya mengungkap semua variabel
yang dapat menyebabkan terjadinya kasus tersebut dari berbagai aspek.
Tekanan utama dalam studi kasus adalah mengapa individu melakukan apa
yang dia lakukan dan bagaimana tingkah lakunya dalam kondisi dan
pengaruhnya terhadap lingkungan.
14. Studi kasus ini juga memiliki kelebihan seperti jenis penelitian yang lain
yaitu, bahwa peneliti dapat mempelajari subjek secara mendalam dan
menyeluruh. Adapun kelemahan dari penelitian ini sesuai dengan sifat studi
kasus bahwa informasi yang diperoleh sifatnya subyektif, artinya hanya untuk
individu yang bersangkutan dan belum tentu dapat digunakan untuk kasus
yang sama pada individu yang lain. Dengan kata lain, generalisasi informasi
sangat terbatas penggunaannya. Studi kasus tujuannya bukan untuk menguji
hipotesis, namun sebaliknya hasil studi kasus dapat menghasilkan hipotesis
yang dapat diuji melalui penelitian lebih lanjut. Banyak teori, konsep dan
prinsip dapat dihasilkan dan temuan studi kasus.
Kelebihan studi kasus diantaranya yaitu studi kasus mampu
mengungkapkan hal-hal yang spesifik,unik dan hal-hal yang amat mendetail
yang tidak dapat diungkap oleh studi yang lain. Studi kasus mampu
mengungkap makna di balik fenomena dalam kondisi apa adanya atau natural.
Dan studi kasus tidak sekedar memberi laporan faktual,tetapi juga memberi
nuansa,suasana kebatinan dan pikiran-pikiran yang berkembang dalam kasus
yang menjadi bahan studi yang tidak dapat ditangkap oleh penelitian
kuantitatif yang sangat ketat. Adapun Kelemahan dari studi kasus Dari
kacamata penelitian kualitatif,studi kasus di persoalkan dari segi
validitas,reliabilitas dan generalilsasi. Namun studi kasus yang sifatnya unik
dan kualitatif tidak dapat diukur dengan parameter yang digunakan dalam
penelitian kuantitatif, yang bertujuan untuk mencari generalisasi.
a) Tujuan
Untuk mempelajari secara intensif latar belakang keadaan sekarang
dan interaksi lingkungan suatu objek.
b) Ciri-ciri :
Penelitian mendalam mengenai unit sosial yang hasilnya merupakan
gambaran lengkap tentang unit tersebut.
Meneliti jumah unit yang kecil tetapi mengenai variabel-variabel dan
kondisi yang besar jumlahnya.
15. c) Langkah-langkah Pokok :
1. Pemilihan Tema, Topik dan Kasus. Pada tahap pertama ini peneliti
harus yakin bahwa dia akan memilih kasus tertentu yang merupakan
bagian dari “body of knowledge”nya bidang yang dipelajari.
2. Pembacaan Literatur. Setelah kasus diperoleh, peneliti mengumpulkan
literatur atau bahan bacaan sebanyak-banyaknya berupa jurnal,
majalah ilmiah, hasil-hasil penelitian terdahulu, buku, majalah, surat
kabar yang terkait dengan kasus tersebut.
3. Perumusan Fokus dan Masalah Penelitian. Langkah sangat penting
dalam setiap penelitian ialah merumuskan fokus dan masalah. Fokus
penelitian perlu dibuat agar peneliti bisa berkonsentrasi pada satu titik
yang menjadi pusat perhatian. Di muka telah dibahas bagaimana
rumusan masalah penelitian dibuat. Satu hal penting lainnya terkait
dengan rumusan masalah.
4. Pengumpulan Data. Sebagaimana telah ditulis di muka, data penelitian
Studi Kasus dapat diperoleh dari beberapa teknik, seperti wawancara,
observasi pelibatan (participant observation), dan dokumentasi.
5. Penyempurnaan Data. Data yang telah terkumpul perlu
disempurnakan. Bagaimana caranya peneliti mengetahui datanya
kurang atau belum sempurna? Caranya ialah dengan membaca
keseluruhan data dengan merujuk ke rumusan masalah yang diajukan.
Jika rumusan masalah diyakini dapat dijawab dengan data yang
tersedia, maka data dianggap sempurna.
6. Pengolahan Data. Setelah data dianggap sempurna, peneliti melakukan
pengolahan data, yakni melakukan pengecekan kebenaran data,
menyusun data, melaksanakan penyandian (coding), mengklasifikasi
data, mengoreksi jawaban wawancara yang kurang jelas. Tahap ini
dilakukan untuk memudahkan tahap analisis.
7. Analisis Data. Analisis data merupakan tahap paling penting di setiap
penelitian dan sekaligus paling sulit. Sebab, dari tahap ini akan
diperoleh informasi penting berupa temuan penelitian. Kegagalan
16. analisis data berarti kegagalan penelitian secara keseluruhan.
Kemampuan analisis data sangat ditentukan oleh keluasan wawasan
teoretik peneliti pada bidang yang diteliti, pengalaman penelitian,
bimbingan dosen, dan minat yang kuat peneliti untuk menghasilkan
penelitian yang berkualitas.
8. Proses Analisis Data. Pada hakikatnya analisis data adalah sebuah
kegiatan untuk memberikan makna atau memaknai data dengan
mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode atau tanda,
dan mengkategorikannya menjadi bagian-bagian berdasarkan
pengelompokan tertentu sehingga diperoleh suatu temuan terhadap
rumusan masalah yang diajukan.
9. Simpulan Hasil Penelitian. Kesalahan umum yang sering terjadi pada
bagain ini ialah peneliti mengulang atau meringkas apa yang telah
dikemukakan pada bagian-bagian sebelumnya, tetapi membuat sintesis
dari semua yang telah dikemukakan sebelumnya. Pada bagian ini
peneliti mencantumkan implikasi teoretik.
4) Penelitian Kausal Komparatif
Studi untuk menemukan penyebab subjek-subjek yang memiliki yang
tidak memiliki atau kurang memiliki tersebut. Sebutan ini sesuai dengan
metode yang mengungkap penyebab setelah diduga bahwa satu variabel
membawa dampak terhadap variabel lain.
Penelitian ini dimaksudkan untuk menyelidiki kemungkinan adanya
sebab akibat antara 2 atau lebih variabel berdasarkan pengamatan terhadap
akibat yang ada kemudian mencari kemungkinan penyebabnya. Karena dalam
penelitian ini, fakta atau gejala sudah diketahui dan yang dicari adalah
penyebabnya maka penelitian ini tergolong “Ex-Post Facto”.
Ex Post Facto secara harfiah berarti “sesudah fakta”, karena kausa atau
sebab yang diselidiki tersebut sudah berpengaruh terhadap variabel lain.
Penelitian ini disebut penelitian kausal komparatif karena dimaksud untuk
menyelidiki kausa yang mungkin untuk suatu pola prilaku yang dilakukan
17. dengan cara membandingkan subjek di mana pola tersebut ada dengan subjek
yang serupa dsi mana pola tersebut tidak ada atau berbeda.
Penyebab ?
Causal comparative faktor/gejala
Keterangan :
Variabel bebas : penyebab
Variabel terikat : faktor/ gejala
a) Tujuan
Untuk menyelidiki apakah satu atau lebih kondisi yang sudah
terjadi mungkin menyebabkan perbedaan prilaku pada subjek. Dengan
kata lain, penelitian ini untuk menentukan apakah perbedaan yang terjadi
antar kelompok subjek ( dalam variabel independen ) menyebabkan
terjadinya perbedaan pada variabel/dependen.
b) Ciri-ciri
Bersifat Ex Post Facto, artinya data dikumpulkan setelah semua
kejadian yang dipersoalkan berlangsung.
c) Langkah-langkah Pokok :
Definisikan masalah
Lakukan penelaahan kepustakaan
Rumuskan hipotesis
Rancang cara pendekatannya
Validasikan teknik untuk mengumpulkan data dan interpretasikan
dalam cara yang jelas dan cermat
Kumpulkan dan analisis data
Susun laporannya.
5) Penelitian Eksperimen Sungguhan (True Eksperiment)
Penelitian eksperimen sungguhan adalah jenis penelitian yang menyelidiki
kemungkinan hubungan sebab akibat dengan desain di mana secara nyata ada
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dan membandingkan hasil
perlakuan dengan kontrol secara ketat.
18. Penelitian ini dimaksudkan untuk mencari kemungkinan hubungan sebab
akibat antara 2 atau lebih variabel dengan cara memberikan perlakuan
(Treatment) sebagai variabel bebas kemudian mengamati efeknya atau
pengaruhnya terhadap variabel terikat. Penelitian ini dapat mengontrol faktor
eksternal secara ketat sehingga jika terjadi perbedaan pada variabel terikat,
maka perbedaan itu disebabkan oleh diberikannya perlakuan atau treatment.
Penelitian eksperimen sungguhan ini merupakan kebalikan dari penelitian
kausal komparatif sebelumnya. Pada penelitian kausal ini, perlakuan
“treatment” yang merupakan variabel bebas ini yang ingin diketahui
pengaruhnya setelah penelitian sedangkan pada ppenelitian eksperimen
sungguhan yang ingin diteliti adalah faktor atau gejala yang ditimbulkan
setelah diberikan perlakuan atau treatment.
Perlakuan
True experiment faktor/gejala ?
Keterangan :
Variabel bebas : perlakuan
Variabel terikat : faktor/gejala
a) Tujuan
Untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat dengan
melakukan kontrol/kendali
b) Ciri-ciri :
Memusatkan usaha pada pengontrolan varians
c) Langkah-langkah Pokok :
Penentuan fokus penelitian.
Penyesuaian paradigma dengan fokus penelitian
Melakukan survai lapangan dan kepustakaan yang relevan bagi masalah
yang akan digarap.
Mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah
Merumuskan hipotesis, berdasarkan atas penelaahan kepustakaan
Mendefinisikan pengertian dasar dan variabel penelitian
19. Menyusun rencana penelitian
Melaksanakan eksperimen
Mengatur data kasar untuk dianalisa, selanjutnya dengan menempatkan
dalam rancangan yang memungkinkan memperhatikan efek yang
diperhatikan akan ada.
6) Penelitian Eksperimen Semu (Quasi Eksperiment)
Penelitian eksperimen semu merupakan jenis penelitian yang mendekati
percobaan sungguhan dimana tidak mungkin mengadakan kontrol atau
memanipulasikan semua variabel yang relevan. Penelitian ini secara khas
mengenai keadaan praktis yang didalamnya tidak mungkin untuk mengontrol
semua variabel kecuali beberapa variabel saja.
Peneliti dalam hal ini tidak dapat mengontrol secara ketat faktor-faktor
lain yang secara teoritis dapat mempengaruhi variabel terikat namun tidak
merupakan faktor yang diteliti. Variabel yang dimaksud sering disebut variabel
“Extrane”. Oleh karena itu penelitian eksperimen yang subjeknya adalah
manusia lebih tepatnya menggunakan eksperimen semu.
Desain penelitian eksperimen semu berupaya mengungkap hubungan
sebab akibat dengan cara melibatkan kelompok kontrol dan kelompok
ekperimen tetapi pemilihan kedua kelompok tersebut tidak dilakukan secara
acak . Kedua kelompok tersebut ada secara alami.
Penelitian ini merupakan quasi experiment, dengan rancangan penelitian
The Posttest Only Control Group Design
Gambar 1. Skema Rancangan Penelitian (Adaptasi dari Sugiyono, 2010)
20. Quasi eksperimen juga memiliki keuntungan. Adapun keuntungannya
yaitu pada penelitian ekperimen semu ini tidak mempunyai batasan yang ketat
terhadap randomisasi dan pada saat yang sama dapat mengontrol ancama-
ancaman validitas. Adapun beberapa kelemahan/keterbatasan yang dimiliki
oleh desain quasi eksperimen adalah terlalu fokus terhadap kejadian yang tidak
dapat diperkirakan dan tidak berkelanjutan sehingga dapat mengaburkan tujuan
jika terjadi perubahan yang tidak terduga akibat faktor fenomena ekonomi atau
perkembangan politik. Dan juga kurang kuatnya pengukuran dalam hal asosiasi
yang menjadikan beberapa efek yang terjadi pengukurannya terbatas.
a) Tujuan
Untuk mengkaji kemungkinan hubungan sebab-akibat dalam
keadaan yang tidak memungkinkan ada kontrol/kendali, tapi dapat
diperoleh informasi pengganti bagi situasi dengan pengendalian.
b) Ciri-ciri
Secara khas mengenai keadaan praktis.
Mempunyai perbedaan yang kecil dengan penelitian eksperimen
sungguhan.
c) Langkah-langkah Pokok
Langkah pokok dalam penelitian eksperimen semu hampir sama
dengan penelitian eksperimen sungguhan, karena kecuali memberikan
perlakuan dengan pengalaman sungguhan secara teliti terhadap masing-
masing keterbatasan dalam hal validitas internal dan eksternalnya.