Studi kasus merupakan pendekatan yang digunakan untuk mengkaji suatu objek tertentu secara mendalam. Terdapat beberapa pilihan penting bagi peneliti dalam menggunakan pendekatan ini, seperti memilih fenomena atau isu yang akan difokuskan, menggunakan teknik triangulasi untuk memperkaya interpretasi data, serta menentukan berapa banyak waktu yang dibutuhkan untuk membuat laporan hasil penelitian.
2. STUDI KASUS
Sebagian studi kasus berciri
kualitatif/kuantitatif
Studi kasus bukanlah sebuah pilihan
metodelogis,
namun lebih sebagai pilihan objek yang
diteliti
3. CONTOH KASUS
Dokter memeriksa anak
karena sianak sakit, gejala
yang tampak pada seorang
anak berciri kualitatif sekaligus
kuantitatif. Rekam seorang
medis/ dokter lebih bercorak
kuantitatif daripada kualitaf.
4. Pekerja social meneliti
anak karena si anak
ditelantarkan, gejala –
gejala ketelantaran
tersebut berciri kuantitatif
sekaligus kualitatif.
Catatan resminya seorang
pekerja social lebih berciri
kualitatif daripada
5. PROSES IDENTIFIKASI
KASUS
Kasus adalah suatu” system yang
terbatas”
( a bounded system)
Kasus memiliki, pola, Konsistensi,dan
sekuensi sangat menonjol.
Pola-pola perilaku system adalah
factor kunci dalam memahami sebuah
kasus, (Stake 1988)
6. MINAT INTRISIK DAN INSTRUMENTAL PADA
KASUS
Peneliti yang berbeda tentu memiliki
tujuan tujuan yang berbeda pula
ketika mengkaji kasus
1. Studi kasus intrisik, Jenis ini
ditempuh bukan karena suatu kasus
mewakili kasus-kasus lain atau
kerana menggambarkan sifat atau
problem tertentu, namun karena
seluruh aspek kekhususan dan
7. Lanjutan
2. Instrumental case study.
Jenis ini digunakan untuk meneliti suatu
kasus tertentu agar tersaji sebuah
perspektif tentang isu dan perbaikan
suatu teori.
* Jika soerang peneliti merasa kurang
tertarik mengakji suatu kasus tertentu, dia
dapat meneliti sejumlah kasus secara
bersamaan agar dia bisa meneliti
fenomena, populasi, atau kondisi umum,
jenis ini disebut studi kasus keloketif.
8. Kajian tentang partikularitas
Seorang peneliti kasus biasanya mencari Sesutu
yang umum dan khusus dari sebuah kasus, namun
hasil akhirnya sering kaii memberikan sesuatu yang
unik & menarik (Stoufer, 1941). Keunikan itu
mencakup;
1. Ciri khas/hakikat kasus
2. Latar belakang historisnya
3. Konteks/Setting fisik
4. Konteks lainnya mencakup ekonomi, politik, hukum,
dan estetika.
5. Kasus-kasus lain yang dengannya suatu kasus
dapat dikenali.
6. Para informan yang menjadi sumber dikenalinya
9. Keunikan. partikularitas, dan
keragaman tidak selalu disenangi
oleh semua orang secara
universal.
Metodologi studi kasus agak
terabaikan karena terkadang
peneliti yang menggunakan teknik
ini kurang begitu tertarik untuk
meneliti partikularitas
(Denzrn,1989; Glaser & Strausls,
10. Keunikan Situasi
Berkat keunikan sejarahnya,
suatu kasus menjadi sebuah
entitas kompleks yang
beroperasi dalam sejumlah
konteks, meliputi konteks
fisik, ekonomi, etika, dan
estetika.
11. ISU
Terlepas benar atau salah tema atau
",dimensi abstrak" seorang peneliti
sering kali berupa "isu"
Dalam memilih isu untuk merancang
penelitiannya, seorang peneliti bisa saja
memfokuskan diri pada satu kasus
tertentu atau yang lain.
Isu-isu dipilih berdasarkan pada apa
yang dapat dikaji dalam kesempatan
melakukan penelitian.
12. Menuturkan Kisah
Dalam studi kasus, sudah lazim
khususnya bagi para peneliti kasus
kualitatif yang menuntut agar kasus
"menuturkan kisahnya senrdiri,
John Van Maanen (1988)
mengidentifikasi tujuh macam: realistik,
impresionistik,konfesional, kritis, formal,
literer, dan kombinatif' Dalam hal ini,
seorang Peneliti tidak bisa memastikan
13. Muatan suatu kasus berkembang seiring dengan
proses penulisan itu sendiri.
Belajar dari suatu kasus Partikular
Transfer Pengetahuan dari Peneliti kepada
Pembaca
Teknik Triangulasi (Teknik triangulasi digunakan
untuk mengklarifikasi makna dengan cara
mengidentifikasi cara pandang yang berbeda
terhadap berbagai fenomena (Flick,1992).
Teknik Perbandingan (Sebagian besar peneliti
yang bercorak naturalistik, ethnografik, dan
fenomenologis akan cenderung mengulas suatu
kasus secara detail sehingga mempermudah
pembaca ketika melakukan perbandingan yang baik.
14. Metode Kajian
Mengkonsentrasikan perhatian
pada seluruh kasus , Studi kasus
kualitatif memiliki ciri bahwa sang
peneliti menghabiskan waktu
secukupnya di lapangan,dan
secara langsung terjun dan
bersentuhan dengan berbagai
aktivitas dan operasi kasus yang
diteliti, sambil merefleksikan dan
15. Pemilihan Kasus
Pada awalnya, suatu fenornena itu
muncul dengan sendirinya; maka
munculnya kasus kasus adalah
peluang bagi peneliti untuk meneliti
fenomena/gejala.
Biasanya lebih baik mengkaji
sejurnlah besar isu dari satu kasus
umum daripada mengkaji sejumlah
kecil isu dari satu kasus khusus
17. RINGKASAN
ulasan saya di atas tanggunng jawab bagi
seorang'peneliti kualitatif akan pendekatan studi kasus
adalah berikut:
Membingkai kasus dan mengonseptualisasikan objek
penelitian.
Memilih fenomena :(gejala), menentukan tema tema atau
isu-isu yang menjadi fokus pertanyaan riset.
Melacak pola-pola data untuk memperkaya isu isu dalam
penelitian.
menggunakan teknik triangulasi untuk hasil hasil
observasi pernting dan landasan interpretasi,
Menghadirkan beberapa altenratif penafsiran,
18. Beberapa pilihan kajian penting bagi peneliti yang
menggunakan pendekartan studi kasus adalah sebagai
berikut:
Berapa banyak waktu yang dibutuhkan untuk membuat
laporan kisah.
Berapa banyak waktu yang dibutuhkan untuk
membandingkannya dengan kasus lain.
Berapa banyak waktu yang diburuhkan untuk
merumuskan berbagai generalisasi, atau apakah tugas
tersebut akan diserahkan kepada para pembaca,
Berapa banyak waktu yang dihutuhkan untuk membuat
ulasan (dalam laporan) tentang peneliti yang sekaligus
sebagai partisipan.
Apakah perlu atau tidak, dan seberapa jauh