SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
VI. KEPEMIMPINAN PAMONG PRAJA
A. Pengertian & Penggunaan Istilah Pamong Praja
1. Pengertian Pamong Praja
Asal kata "pamong" berasal dari bahasa Jawa "among" atau “emong”.
Dari kata among atau emong kemudian menjadi pangamong atau
pangemong artinya orang yang mengasuh atau orang yang
membimbing atau orang yang mendidik.
Adapun istilah “praja" berasai dari bahasa Jawa kuno yang diartikan
kerajaan atau negara, misalnya Praja Ngamarto artinya Kerajaan
Ngamarto atau Pendowo .
Kata pamong praja diartikan sbg :
a. pembimbing kerajaan,
b. pengasuh negara,
c. pendidik negara.
Dalam sejarah tercatat bahwa kata among
merupakan metode terkenal sebagai
pendidikan Nasional Taman Siswo yang
didirikan oleh Ki Hajar Dewantoro di
Yogyakarta tanggal 3 Juli 1992.
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Pamong Praja
berarti pegawai - Negeri yang
mengurus pemerintahan Negara.
Dalam Kamus Indonesia-Inggris
diterjemahkan Pamong Praja
sebagai Civil Service. Jadi
Pamong Praja dapat diartikan
sebagai pengasuh pemerintahan,
atau abdi mayarakat.
Dari istilah dan makna pamong praja
di atas dapat disimpulkan bahwa
pengertian pamong praja meliputi :
a. Pembimbing kerajaan artinya pembimbing
masyarakat kerajaan;
b. Pengasuh negara artinya pengasuh
masyarakat negara;
c. Pendidik negara artinya pendidik
masyarakat negara.
Pada masa kini Pamong Praia menurut Sadu
Wasistiono pada Temu Akbar Alumni Pendidikan
Pamong Praja Propinsi Jawa Barat pada tanggal
29 Maret 1999 dengan judul Redefinisi, Reposisi
dan Refungsianalisasi Korps Pamong Praia
(Wasistiono, 1999). Ditawarkannya definisi
Pamong Praja dengan paradigma baru, yaitu
sebagai berikut :
Pamong Praja adalah Aparatur (pusat maupun Daerah) yang
dididik secara khusus untuk menjalankan tugas-lugas
pemerintahan dengan kompetensi dasar Koordinasi,
Kolaborasi dan Konsensus (3K) dalam rangka memberikan
pelayanan umum serta menjaga keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Korps Pamong Praja juga harus melakukan
reposisi, dalam arti menata ulang kedudukan
dan hubungannya dengan pemerintah serta
partai yang berkuasa, sejalan dengan
kebijakan pemerintah nasional sebagaimana
yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 5 Tahun 1999 yang diperbaiki dengan
Peraturan Pemerintah Nornor 12 Tahun1999
Tentang Netralitas Pegawai Negeri Sipil.
Selain itu, Korps Pamong Praja harus
melakukan refungsionalisasi, yaitu menata
lagi fungsi-fungsi yang selama ini
dijalankan oleh pamong praja.
Perlu diakui secara jujur hahwa
selama ini fungsi-fungsi yang
dijalankan oleh Korps Pamong
Praja belum tampak secara jelas,
bercampur aduk karena adanya
pengembangan karier secara lintas
keahlian. Pada akhimya
pengetahuan dan kemahiran yang
dimiliki Korps Pamong Praja
menjadi tidak jelas juga,
sehingga sulit untuk
dikategorikan sebagai sebuah
profesi yang utuh dan mandiri.
Syarat untuk menjadi sebuah
profesi yang utuh dan mandiri
adalah:1. Disiapkan melalui pendidikan khusus;
2. Mengembangkan pekerjaan dan kariernya
melalui kegiatan-kegiatan yang bersifat
khusus berkaitan dengan pendidikannya;
3. Tergabung dalam sebuah organisasi profesi;
4. Terikat pada kode etik.
Pada akhimya telah diperoleh sebuah
pengertian bahwa Pamong Praja
merupakan sebuah profesi umum
(general profession). Konsekuensi
logisnya profesi umum tersebut
dapat masuk ke mana-mana (fidak
spesifik) dan dapat dimasuki oieh
siapapun yang berminat dan memenuhi
syarat yang bersifat sangat
longgar.
B. Penggunaan istilah "Pamong Praja".
1. lnstitusi dan korps Pangreh Praja - istilah pada zaman penjajahan Belanda -
disebut dengan Binnenfanas Besfuvr (BB), terdiri dari para pejabat departemen
dalam negeri yang ditempatkan di daerah yang bertugas memelihara
ketentraman dan ketertiban serta menyelenggarakan kesejahteraan umum.
Tugas korps Pangreh Praja mencakup bidang yang sangat luas. Pada masa itu,
korps Pangreh Praja merupakan alat pemerintahan asing (Koesoemahatrnadja,
1979-44).
2. Pada masa sesudah kemerdekaan, istilah Pangreh Praja diganti menjadi Pamong
Praja dengan alasan bahwa kedudukan dan tugas Pangreh Praja dalam Negara
yang merdeka berbeda dengan pada masa penjajahan. Presiden R1 pada tahun
1953 mengatakan bahwa pengertian pamong lebih dalam artinya dari pada
pengertian pemimpin ataupun pengasuh. Prinsip pokok dalam mengemong
adaJah TUT WURI HANDAYANI, mengikuti di belakang tetapi tetap
mempengaruhi (dalam The Liang Gie, 1988:170);
Menurut Wajong (1972:13), bahwa dinas pemerintahan umum
dengan Pamong Prajanya merupakan organisasi tua, dimulai
dari kedatangan Belanda pada tahun 1596.
Adapun sejarah penggunaan istilah pamong antara lain :
3. Dalam statuta 1PDN ditetapkan bahwa IPDN merupakan komponen
Kementrian Dalam Negeri yang menyelenggarakan pendidikan
kedinasan Kader Pamong Praja.
4. Istilah Pamong Praja menurut Samadikoen (dalam The Liang Gie,
1988:171), tugas Pamong Praja dalam rangka dekosentrasi pada awal
kemerdekaan dapat diringkas menjadi tiga macam, yaitu:
a. Sebagai instansi penengah (arbiter), di antara
kepentingan-kepentingan yang saling bertentangan
dan bermusuhan;
b. Sebagai instansi penghubung di antara lingkungan
hukum tata Negara yang berlain-lainan;
c. Sebagai pemelihara dari penegak ketentraman dan
keamanan umum dan dalam hubungan ini memiliki
hubungan yang erat sekali dengan jawatan kepolisian.
Konsep kepamongprajaan sebagai kualitas
berkembang sepanjang sejarah dan oleh sebab itu
mengandung arti:
a. Sebagai nomina (nama) beberapa institusi di lingkungan
Departemen Dalam Negeri, yaitu sebutan bagi pejabat pusat di
daerah pada zaman dahulu sampai sekitar tahun enam-puluhan
(korps Pangreh, kemudian Pamong Praja), sesudah itu dijadikan
sebutan sebagai unit kerja penegak hukum di lingkungan
pemerintah daerah, yaitu Polisi Pamong Praja.
b. Sebagai fungsi objektif di lingkungan Pemerintahan Dalam Negeri,
yang menjembatani tiap komponen dengan komponen lain, dan
hadir antara komponen sebuah system. Pemerintahan terdiri dari
beberapa kualitas ini sekaligus fungsi utama yang harus dipenuhi
agar kinerja pemerintahan berkualitas yaitu conducting,
coordinating, dan "all weather serving."
c. Sebagai lembaga di lingkungan Departemen Dalam Negeri.
Kualitas lembaga diharapkan profesional agar kinerjanya dapat
lebih baik dan berkualitas tinggi.
d. Sebagai kekuatan visioner yang mengatasi waktu dan tempat,
yaitu membaca tanda-tanda zaman, bersikap dalam ketidak-
pastian, dan mengantisipasi sejauh mungkin masa depan,
sehingga proses kesebangsaan dari kebhinekaan menuju
ketunggal-ikaan terus-menerus berjalan. Berdasarkan kekuatan
itu, kepamong-prajaan mengemban misi suci (mission sacre)
bangsa dan negara, yaitu mengelola keunikan tiap masyarakat
menjadi kekuatan mata-rantai nusantara, mengurangi
kesenjangan vertikal dan horizontal antar masyarakat
secepatnya dan memproses kesebangsaan guna mewujudkan
Bhineka Tunggal Ika. Misi itu diselenggarakan melalui strategi
pemerintahan yaitu redistribusi nilai--nilai yang dihasilkan oleh
subkultur ekonomi melalui pelayanan kepada subkultur
pelanggan, baik pelayanan civil sebagai kewajiban Negara
maupun pelayanan publik sebagai kewenangan pemerintah.
e. Sebagai pioner pertama, buah pemikiran besar, roh zaman,
yang berkualitas sebagai kenegerawanan, maka
kepamongprajaan berarti kemampuan membuat sejarah
(history making), sehingga buah pemikiran besar pamong praja
Indonesia - yaitu mereka yang memiliki kualitas
kepamongprajaan yang dapat mempengaruhi perjalanan
sejarah Indonesia di tengah-tengah dunia beratus-ratus tahun
kemudian.
Kepamong-prajaan pada puncak kualitasnya yaitu kenegarawanan, bukanlah
hanya milik Kementrian Dalam Negeri akan tetapi milik dunia.
C. Makna Strategis Pamong
PrajaPamong Praja tidak boleh diombang-ambingkan oleh pergolakan
politik di daerah, karena instansi ini ialah membina atau mendukung
dari ideologi Negara, alat dari Pancasila.
D. Standar Pamong Praja
Pamudji datam Pidato Ilmiah pada Hari Wisuda APDN Malang dan
Peresmian IIP Tanggal 25 Mei 1967 di Malang Berjudul “ Membina
Dinas Pamong Praja Ke Arah Dinas Karier Datam Administrasi
Negara “, menyatakan bahwa kepamongprajaan itu adalah "kualitas
kinerja yang secara objektif dibutuhkan,": profesi berkualitas
generalist, dan pertu dilembagakan menjadi dinas karier.
Pamong praja adalah aparatur pemerintah harus
mempunyai standar yang dapat diandalkan, guna
menunjang pelaksanaan pemerintahan, baik di pusat
maupun di daerah. Adapun standar Kepamongprajaan
Dalam Statuta IPDN dijelaskan bahwa standar
pamong praja adalah :
1. Pamong praja sebagai kader pemerintahan sipil di
lingkungan Kementrian Dalam Negeri dan Pemerintah
Daerah.
2. Pamong praja sebagai kader pemerintahan sipil
diperlukan pada setiap jenjang administratif
pemerintahan. Strukturya mengerucut. Di tingkat
Desa/Kelurahan diperlukan ribuan orang Pamong
Desa/Pamong Kelurahan, dan dipuncaknya Pamong
Bangsa/Negara, yaitu Presiden.
3. Pamong praja generalis yang mengetahui dan mengenal sedikit
demi sedikit tentang semakin banyak hal. Dalam hubungan ini,
kepamongprajaan lebih sebagai seni (art) dan kreativitas
ketimbang tekhnik dan spesialisasi. Kualitas ini tidak dapat
dipenuhi oleh perguruan tinggi umum yang cenderung
spesialistik.
4. Pamong praja adalah dinas karier. Kesinambungan,
konsistensi, keselarasan, keseimbangan dan keserasian
program memberikan tenaga yang bebas dari pengaruh rezim
politik lima tahunan seperti yang terjadi selama ini. Hubungan
antara pamong praja dengan politisi harus bersifat
transformasional, bukan transaksional. Selama ini masing-
masing unsur struktur supra (trias politika) asik bertransaksi
antara mereka, sehingga stuktur infra terlupakan. Pamong
praja sendiri harus selektif, bukan elektif.
5. Pamong praja memerlukan kecerdasan. Kecerdasan tidak
dapat terbentuk melalui diklat jangka pendek, doktrin,
instruksional, dan rekrutmen berdasarkan spoil system,
bersifat insidental, tetapi melalui pendidikan formal berijazah
dan pengalaman yang luas.
6. Pamong praja adalah tenaga pemikir dan perancang
pemerintahan. Kemampuan berpikir teoritik dan konseptual
tidak dapat terbentuk rnelalui pendidikan profesional
berprogram diploma atau spesialis. Pendidikan seperti itu
ditujukan pada profesi dan job tertentu yang ditawarkan pasar.
Sebaliknya profesi dan job pamong praja bersifat publik, sudah
tersedia. Oleh sebab itu, kualitas pamong praja dibentuk
melalui program pendidikan akademik.
7. Pamong praja perlu dibekali dengan llmu Pemerintahan
sebagai pedoman dalam menjalankan tugas-tugasnya.
8. Pamong praja adalah profesional. Seorang profesional
mengabdi pada profesi (pekerjaan), bukan pada orang.
Pengabdian tersebut bersumber pada pertimbangan- -
pertimbangan ilmiah (teoritik), dan karena ilmu yang menjadi
andalan adalah Kybernologi, maka pertimbangan-
pertimbangan itu demi perlindungan kemanusiaan dan
pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat.
9. Pamong praja adalah kepala, manajer, pemirnpin, koordinator, conductor
(dirigen), penyelamat, dan pengelola sisa. Pemerintahan dapat dipandang
sebagai organisasi, usaha, dan komunitas, yang terdiri dari komponen yang
berbeda-beda dengan kondisi yang berlain-lainan. Gerakan komponen-
komponen itu harus harmoni satu dengan yang lain agar bersama-sama
menghasilkan kinerja optimal. Oleh sebab itu, pamong praja harus memiliki
kekepalaan, manajemen, dan kepemimpinan.
10. Pamomg praja sebagai kenegarawanan. Kualitas tertinggi kepamongprajaan
adalah kenegarawanan. Seorang negarawan menghasilkan pikiran-pikiran
besar (magnanimous), memandang sejauh mungkin ke depan, berwatak
impartial, dan non partisan. Berperan menjalankan misi pemerintahan
Indonesia yaitu mengelola keunikan tiap mayarakat menjadi keuatan mata
rantai nusantara, rnengurangi kesenjangan vertical antar lapisan masyarakat
dan mengurangi kesenjangan horizontal antar daerah secepatnya, sehingga "
the people who get the pain are the people who share the gain," dan memproses
kesebangsaan guna mewujudkan Bhinneka Tunggat lka, adalah Departemen
Da1am Negeri.
11. Kepamong-prajaan dibentuk melalui pendidikan kedinasan di bawah
Kementrian Dalam Negeri yaitu lnstitut Pemerintahan Dalam Negeri (1PDN)
rnelalui jenjang pendidikan D4, S1, S2 dan S3.
12. Kepamongprajaan adalah jiwa kerja korps yang berwawasan nusantara dan
bersemangat kesebangsaan.
E. Pamong Praja Masa Depan
1. Pemimpin Transformasional
Pada masa yang akan datang aktivitas kepamongprajaan di Indonesia
sudah dipastikan akan mengalami perubahan-2 yg cepat sebagai
konsekuensi logis dari adanya pembaruan pemerintahan dan reformasi
Pamong Praja.
Beberapa karakteristik penting dari
pemimpin transformasional diperlukan
dalam dinamika perbaikan manajemen
kualitas (Gaspersz, 1997:197), yaitu :
1. Memiliki visi yang kuat
2. Memiliki peta tindakan (map for action)
3. Memiliki kerangka untuk visi (frame for the
vision)
4. Memiliki kepercayaan diri (self confidence)
5. Berani mengambil resiko
6. Memiliki gaya pribadi inspirasional
7. Memiliki kemampuan merangsang usaha-usaha
individual
8. Memiliki kemampuan mengidentifikasikan
manfaat-manfaat
2. Pemimpin Visioner
Pamong Praja merupakan Leader (Pemimpin) maupun Headship
(Kepala). Kepemimpinan dalam mewujudkan pemerintahan yang baik
adalah kepemimpinan yang harus memenuhi syarat berakhlak bersih dan
tidak cacat moral (Thoha, 1997:112). visi mencakup upaya
yang mampu melihat jangkauan ke depan yang berskala nasional
maupun global. Ia menanamkan "Kepemimpinan Visioner" atau
dengan kata lain seorang pemimpin yang mampu melihat jangkauan ke
depan secara "Glokal (bervisi global-action lokal).
Menurut Suradinata (Abdi Praja 1997:11), ada
lima fenomena kualitas Pamong Praja, yaitu:
1. Memberikan pelayanan pada masyarakat baik dalam lingkup
aparatur maupun masyarakat umum.
2. Pengembangan diri, tuntunan terhadap kemampuan setiap
Pamong Praja. Untuk itu, mereka harus terus belajar dan
meningkatkan pendidikan dan pelatihan baik melalui
penjenjangan maupun diklat teknis fungsional.
3. Pelaksanaan tugas, yaitu melaksanakan tugas tanggung
jawabnya selaku aparatur pemerintah dalam negeri yang lebih
mengutamakan tugas pokok.
4. Keteladanan. Sebagai seorang Pamong Praja, keteladanan
merupakan aspek yang menentukan. Dalam Kepemimpinan
Pancasila, keteladanan merupakan sikap konsisten dan
konsekuen dalam menghayati dan mengamalkan nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya.
5. Lingkungan, mencakup faktor alam dan sosial yang antara lain
terdiri dari etika, moral, budaya, serta jati diri bangsa Indonesia.
Merujuk pada uraian di atas maka dapatlah
disusun Visi Pamong Praja Abad Ke-21, sebagai
berikut :
1. Profesionalisme Korps Pamong Praja sudah lebih
meningkat dengan karakteristik utama berupa
pemberian pelayanan kepada masyarakat
2. Koordinasi menjadi alat utama guna meningkatkan
efisiensi pemberi pelayanan kepada masyarakat
3. Selain mempunyai kemampuan dan pengetahuan yang
bersifat umum (generalis), Pamong Praja juga
mempunyai keahlian khusus (spesialisasi) yang bisa
diandalkan.
4. Memiliki semangat dan jiwa kewirausahaan guna
meningkatkan kesejahteraan rnasyarakat
5. Memiliki kemampuan bernegosiasi yang telah menjadi
satu keahlian Korps Pamong Praja yang dapat
ditonjolkan
6. Menjalankan Kepemimpinan Transformasional yang
bersifat mengayomi, adil dan jujur serta berakhlak yang
baik tanpa ada cacat moral
7. Mengutamakan kualitas kerja dan kualitas pelayanan,
baik pada instansi pemerintah maupun pelayanan
prima kepada masyarakat
8. Mempunyai Strategic Vision dalam mengantisipasi
perubahan pemerintahan maupun perubahan
masyarakat yang semakin cepat dan mengalami
pasang-surut.

More Related Content

What's hot

Konsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah DaerahKonsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah DaerahSiti Sahati
 
reinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted Gaebler
reinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted Gaeblerreinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted Gaebler
reinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted GaeblerBhaskoro Utomo
 
Etika Administrasi Publik
Etika Administrasi PublikEtika Administrasi Publik
Etika Administrasi PublikSiti Sahati
 
Sistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan DaerahSistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan DaerahDadang Solihin
 
Pengertian pemerintah dan pemerintahan
Pengertian pemerintah dan pemerintahanPengertian pemerintah dan pemerintahan
Pengertian pemerintah dan pemerintahanNina Muhaemin
 
Organisasi Administrasi Negara
Organisasi Administrasi NegaraOrganisasi Administrasi Negara
Organisasi Administrasi NegaraSiti Sahati
 
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...Oswar Mungkasa
 
Tatanan organisasi pemerintahan negara
Tatanan organisasi pemerintahan negaraTatanan organisasi pemerintahan negara
Tatanan organisasi pemerintahan negaraendahmustika
 
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSES
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSESKEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSES
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSESListiana Nurwati
 
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan Publik
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan PublikAgenda Setting & Perumusan Kebijakan Publik
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan PublikTri Widodo W. UTOMO
 
Definisi dan ruang lingkup ilmu pemerintahan
Definisi dan ruang lingkup ilmu pemerintahanDefinisi dan ruang lingkup ilmu pemerintahan
Definisi dan ruang lingkup ilmu pemerintahanNina Muhaemin
 
Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah
Hubungan  Pemerintah Pusat dan DaerahHubungan  Pemerintah Pusat dan Daerah
Hubungan Pemerintah Pusat dan DaerahDadang Solihin
 
Pengertian Kebijakan Publik
Pengertian Kebijakan PublikPengertian Kebijakan Publik
Pengertian Kebijakan PublikMuh Firyal Akbar
 
3 proses perumusan kebijakan
3 proses perumusan kebijakan3 proses perumusan kebijakan
3 proses perumusan kebijakanMuh Firyal Akbar
 

What's hot (20)

Slide UU 23/2014
Slide UU 23/2014Slide UU 23/2014
Slide UU 23/2014
 
Pamong praja 4
Pamong praja 4Pamong praja 4
Pamong praja 4
 
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah DaerahKonsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
 
Pemerintah Pusat dan Daerah
Pemerintah Pusat dan DaerahPemerintah Pusat dan Daerah
Pemerintah Pusat dan Daerah
 
Sistem Administrasi Negara RI
Sistem Administrasi Negara RISistem Administrasi Negara RI
Sistem Administrasi Negara RI
 
reinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted Gaebler
reinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted Gaeblerreinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted Gaebler
reinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted Gaebler
 
Etika Administrasi Publik
Etika Administrasi PublikEtika Administrasi Publik
Etika Administrasi Publik
 
Sistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan DaerahSistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan Daerah
 
Pengertian pemerintah dan pemerintahan
Pengertian pemerintah dan pemerintahanPengertian pemerintah dan pemerintahan
Pengertian pemerintah dan pemerintahan
 
Organisasi Administrasi Negara
Organisasi Administrasi NegaraOrganisasi Administrasi Negara
Organisasi Administrasi Negara
 
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...
 
Tatanan organisasi pemerintahan negara
Tatanan organisasi pemerintahan negaraTatanan organisasi pemerintahan negara
Tatanan organisasi pemerintahan negara
 
New public Service
New public ServiceNew public Service
New public Service
 
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSES
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSESKEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSES
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSES
 
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan Publik
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan PublikAgenda Setting & Perumusan Kebijakan Publik
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan Publik
 
Definisi dan ruang lingkup ilmu pemerintahan
Definisi dan ruang lingkup ilmu pemerintahanDefinisi dan ruang lingkup ilmu pemerintahan
Definisi dan ruang lingkup ilmu pemerintahan
 
Formulasi kebijakan
Formulasi kebijakanFormulasi kebijakan
Formulasi kebijakan
 
Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah
Hubungan  Pemerintah Pusat dan DaerahHubungan  Pemerintah Pusat dan Daerah
Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah
 
Pengertian Kebijakan Publik
Pengertian Kebijakan PublikPengertian Kebijakan Publik
Pengertian Kebijakan Publik
 
3 proses perumusan kebijakan
3 proses perumusan kebijakan3 proses perumusan kebijakan
3 proses perumusan kebijakan
 

Similar to Pamong praja 1

JURNAL_IIS SUKARSIH.pdf
JURNAL_IIS SUKARSIH.pdfJURNAL_IIS SUKARSIH.pdf
JURNAL_IIS SUKARSIH.pdfyudiwahyudin25
 
PUBLIC RELATIONS PEMERINTAHAN DAN KORPORASI Part 1.pptx
PUBLIC RELATIONS PEMERINTAHAN DAN KORPORASI Part 1.pptxPUBLIC RELATIONS PEMERINTAHAN DAN KORPORASI Part 1.pptx
PUBLIC RELATIONS PEMERINTAHAN DAN KORPORASI Part 1.pptxRastriKusumaningrum
 
Be gg, basrizal, hapzi ali, penerapan ggg di baintelkam, univ.mercubuana, 2017
Be gg, basrizal, hapzi ali, penerapan ggg di baintelkam, univ.mercubuana, 2017Be gg, basrizal, hapzi ali, penerapan ggg di baintelkam, univ.mercubuana, 2017
Be gg, basrizal, hapzi ali, penerapan ggg di baintelkam, univ.mercubuana, 2017basrizal82
 
Senin 23 Mei 2022.docx
Senin 23 Mei 2022.docxSenin 23 Mei 2022.docx
Senin 23 Mei 2022.docxLeksana1
 
Rancangan dilla aprilya muchtar paramedis
Rancangan dilla aprilya muchtar paramedisRancangan dilla aprilya muchtar paramedis
Rancangan dilla aprilya muchtar paramedistemanna #LABEDDU
 
Rancangan aktualisasi suriyanto lopang
Rancangan aktualisasi suriyanto lopangRancangan aktualisasi suriyanto lopang
Rancangan aktualisasi suriyanto lopangtemanna #LABEDDU
 
Learning Journal Agenda I etika dan kepemimpinan pancasi fix jornal.docx
Learning Journal Agenda I etika dan kepemimpinan pancasi fix jornal.docxLearning Journal Agenda I etika dan kepemimpinan pancasi fix jornal.docx
Learning Journal Agenda I etika dan kepemimpinan pancasi fix jornal.docxherlina887172
 
Quovadispamongpraja
QuovadispamongprajaQuovadispamongpraja
QuovadispamongprajaIlham Ismail
 
032 reformasi absolut birokrasi
032 reformasi absolut birokrasi032 reformasi absolut birokrasi
032 reformasi absolut birokrasikanghari kumis
 
Matrikulasi 3
Matrikulasi 3Matrikulasi 3
Matrikulasi 3pumdatin
 
Sejarah perkembangan administrasi publik di indonesia
Sejarah perkembangan administrasi publik di indonesiaSejarah perkembangan administrasi publik di indonesia
Sejarah perkembangan administrasi publik di indonesiataufin
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxBudyHermawan3
 
RESUME MATERI UJIAN MOOCK TAHUN 2024 P3K
RESUME MATERI UJIAN MOOCK TAHUN 2024 P3KRESUME MATERI UJIAN MOOCK TAHUN 2024 P3K
RESUME MATERI UJIAN MOOCK TAHUN 2024 P3Kiyzaputri
 
Kebijakan otonomi daerah_dalam_kerangka_nkri
Kebijakan otonomi daerah_dalam_kerangka_nkriKebijakan otonomi daerah_dalam_kerangka_nkri
Kebijakan otonomi daerah_dalam_kerangka_nkriHendra Nugraha
 

Similar to Pamong praja 1 (20)

JURNAL_IIS SUKARSIH.pdf
JURNAL_IIS SUKARSIH.pdfJURNAL_IIS SUKARSIH.pdf
JURNAL_IIS SUKARSIH.pdf
 
PUBLIC RELATIONS PEMERINTAHAN DAN KORPORASI Part 1.pptx
PUBLIC RELATIONS PEMERINTAHAN DAN KORPORASI Part 1.pptxPUBLIC RELATIONS PEMERINTAHAN DAN KORPORASI Part 1.pptx
PUBLIC RELATIONS PEMERINTAHAN DAN KORPORASI Part 1.pptx
 
Nasionalisme
NasionalismeNasionalisme
Nasionalisme
 
Etika humas
Etika humasEtika humas
Etika humas
 
pengantar Public Relations
pengantar Public Relationspengantar Public Relations
pengantar Public Relations
 
Be gg, basrizal, hapzi ali, penerapan ggg di baintelkam, univ.mercubuana, 2017
Be gg, basrizal, hapzi ali, penerapan ggg di baintelkam, univ.mercubuana, 2017Be gg, basrizal, hapzi ali, penerapan ggg di baintelkam, univ.mercubuana, 2017
Be gg, basrizal, hapzi ali, penerapan ggg di baintelkam, univ.mercubuana, 2017
 
Senin 23 Mei 2022.docx
Senin 23 Mei 2022.docxSenin 23 Mei 2022.docx
Senin 23 Mei 2022.docx
 
Rancangan dilla aprilya muchtar paramedis
Rancangan dilla aprilya muchtar paramedisRancangan dilla aprilya muchtar paramedis
Rancangan dilla aprilya muchtar paramedis
 
Rancangan aktualisasi suriyanto lopang
Rancangan aktualisasi suriyanto lopangRancangan aktualisasi suriyanto lopang
Rancangan aktualisasi suriyanto lopang
 
Learning Journal Agenda I etika dan kepemimpinan pancasi fix jornal.docx
Learning Journal Agenda I etika dan kepemimpinan pancasi fix jornal.docxLearning Journal Agenda I etika dan kepemimpinan pancasi fix jornal.docx
Learning Journal Agenda I etika dan kepemimpinan pancasi fix jornal.docx
 
Quovadispamongpraja
QuovadispamongprajaQuovadispamongpraja
Quovadispamongpraja
 
032 reformasi absolut birokrasi
032 reformasi absolut birokrasi032 reformasi absolut birokrasi
032 reformasi absolut birokrasi
 
Matrikulasi 3
Matrikulasi 3Matrikulasi 3
Matrikulasi 3
 
Sejarah perkembangan administrasi publik di indonesia
Sejarah perkembangan administrasi publik di indonesiaSejarah perkembangan administrasi publik di indonesia
Sejarah perkembangan administrasi publik di indonesia
 
04 yanti way
04 yanti way04 yanti way
04 yanti way
 
Falsafah pelayanan publik
Falsafah pelayanan publikFalsafah pelayanan publik
Falsafah pelayanan publik
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
 
Otonomi Daerah.docx
Otonomi Daerah.docxOtonomi Daerah.docx
Otonomi Daerah.docx
 
RESUME MATERI UJIAN MOOCK TAHUN 2024 P3K
RESUME MATERI UJIAN MOOCK TAHUN 2024 P3KRESUME MATERI UJIAN MOOCK TAHUN 2024 P3K
RESUME MATERI UJIAN MOOCK TAHUN 2024 P3K
 
Kebijakan otonomi daerah_dalam_kerangka_nkri
Kebijakan otonomi daerah_dalam_kerangka_nkriKebijakan otonomi daerah_dalam_kerangka_nkri
Kebijakan otonomi daerah_dalam_kerangka_nkri
 

More from Transmission Music Group

Mewirausahakan Birokrasi - REINVENTING GOVERNMEN
Mewirausahakan Birokrasi - REINVENTING GOVERNMENMewirausahakan Birokrasi - REINVENTING GOVERNMEN
Mewirausahakan Birokrasi - REINVENTING GOVERNMENTransmission Music Group
 
teory-teori Pembaharuan Pemerintah Daerah - by Ornes kogoya
teory-teori Pembaharuan Pemerintah Daerah - by Ornes kogoyateory-teori Pembaharuan Pemerintah Daerah - by Ornes kogoya
teory-teori Pembaharuan Pemerintah Daerah - by Ornes kogoyaTransmission Music Group
 
Pembaharuan pemerintah daerah BY ORNES KOGOYA S.STP
Pembaharuan pemerintah daerah BY ORNES KOGOYA S.STPPembaharuan pemerintah daerah BY ORNES KOGOYA S.STP
Pembaharuan pemerintah daerah BY ORNES KOGOYA S.STPTransmission Music Group
 
Implementasi entrepreneurial-government-dan-kinerja-pemerintah-daerah-suatu-t...
Implementasi entrepreneurial-government-dan-kinerja-pemerintah-daerah-suatu-t...Implementasi entrepreneurial-government-dan-kinerja-pemerintah-daerah-suatu-t...
Implementasi entrepreneurial-government-dan-kinerja-pemerintah-daerah-suatu-t...Transmission Music Group
 

More from Transmission Music Group (19)

Mewirausahakan Birokrasi - REINVENTING GOVERNMEN
Mewirausahakan Birokrasi - REINVENTING GOVERNMENMewirausahakan Birokrasi - REINVENTING GOVERNMEN
Mewirausahakan Birokrasi - REINVENTING GOVERNMEN
 
teory-teori Pembaharuan Pemerintah Daerah - by Ornes kogoya
teory-teori Pembaharuan Pemerintah Daerah - by Ornes kogoyateory-teori Pembaharuan Pemerintah Daerah - by Ornes kogoya
teory-teori Pembaharuan Pemerintah Daerah - by Ornes kogoya
 
Pembaharuan pemerintah daerah BY ORNES KOGOYA S.STP
Pembaharuan pemerintah daerah BY ORNES KOGOYA S.STPPembaharuan pemerintah daerah BY ORNES KOGOYA S.STP
Pembaharuan pemerintah daerah BY ORNES KOGOYA S.STP
 
Teori teori pembaharuan pem-da -all teory
Teori teori pembaharuan pem-da -all teoryTeori teori pembaharuan pem-da -all teory
Teori teori pembaharuan pem-da -all teory
 
Reinventing Government
Reinventing GovernmentReinventing Government
Reinventing Government
 
Annurev orgpsych-032414-111449
Annurev orgpsych-032414-111449Annurev orgpsych-032414-111449
Annurev orgpsych-032414-111449
 
2623054
26230542623054
2623054
 
1992825
19928251992825
1992825
 
1959589
19595891959589
1959589
 
03. modul-3-mps-bl-2012 revisi
03. modul-3-mps-bl-2012 revisi03. modul-3-mps-bl-2012 revisi
03. modul-3-mps-bl-2012 revisi
 
Pamong praja 6
Pamong praja 6Pamong praja 6
Pamong praja 6
 
Pamong praja 5
Pamong praja 5Pamong praja 5
Pamong praja 5
 
Pamong praja 3
Pamong praja 3Pamong praja 3
Pamong praja 3
 
Analisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publikAnalisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publik
 
Dasar dasar managemen
Dasar dasar managemenDasar dasar managemen
Dasar dasar managemen
 
Etika pemerintahan
Etika pemerintahanEtika pemerintahan
Etika pemerintahan
 
Analisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publikAnalisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publik
 
Analisis wilayah
Analisis wilayahAnalisis wilayah
Analisis wilayah
 
Implementasi entrepreneurial-government-dan-kinerja-pemerintah-daerah-suatu-t...
Implementasi entrepreneurial-government-dan-kinerja-pemerintah-daerah-suatu-t...Implementasi entrepreneurial-government-dan-kinerja-pemerintah-daerah-suatu-t...
Implementasi entrepreneurial-government-dan-kinerja-pemerintah-daerah-suatu-t...
 

Pamong praja 1

  • 1. VI. KEPEMIMPINAN PAMONG PRAJA A. Pengertian & Penggunaan Istilah Pamong Praja 1. Pengertian Pamong Praja Asal kata "pamong" berasal dari bahasa Jawa "among" atau “emong”. Dari kata among atau emong kemudian menjadi pangamong atau pangemong artinya orang yang mengasuh atau orang yang membimbing atau orang yang mendidik. Adapun istilah “praja" berasai dari bahasa Jawa kuno yang diartikan kerajaan atau negara, misalnya Praja Ngamarto artinya Kerajaan Ngamarto atau Pendowo .
  • 2. Kata pamong praja diartikan sbg : a. pembimbing kerajaan, b. pengasuh negara, c. pendidik negara. Dalam sejarah tercatat bahwa kata among merupakan metode terkenal sebagai pendidikan Nasional Taman Siswo yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantoro di Yogyakarta tanggal 3 Juli 1992.
  • 3. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pamong Praja berarti pegawai - Negeri yang mengurus pemerintahan Negara. Dalam Kamus Indonesia-Inggris diterjemahkan Pamong Praja sebagai Civil Service. Jadi Pamong Praja dapat diartikan sebagai pengasuh pemerintahan, atau abdi mayarakat.
  • 4. Dari istilah dan makna pamong praja di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian pamong praja meliputi : a. Pembimbing kerajaan artinya pembimbing masyarakat kerajaan; b. Pengasuh negara artinya pengasuh masyarakat negara; c. Pendidik negara artinya pendidik masyarakat negara.
  • 5. Pada masa kini Pamong Praia menurut Sadu Wasistiono pada Temu Akbar Alumni Pendidikan Pamong Praja Propinsi Jawa Barat pada tanggal 29 Maret 1999 dengan judul Redefinisi, Reposisi dan Refungsianalisasi Korps Pamong Praia (Wasistiono, 1999). Ditawarkannya definisi Pamong Praja dengan paradigma baru, yaitu sebagai berikut : Pamong Praja adalah Aparatur (pusat maupun Daerah) yang dididik secara khusus untuk menjalankan tugas-lugas pemerintahan dengan kompetensi dasar Koordinasi, Kolaborasi dan Konsensus (3K) dalam rangka memberikan pelayanan umum serta menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
  • 6. Korps Pamong Praja juga harus melakukan reposisi, dalam arti menata ulang kedudukan dan hubungannya dengan pemerintah serta partai yang berkuasa, sejalan dengan kebijakan pemerintah nasional sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1999 yang diperbaiki dengan Peraturan Pemerintah Nornor 12 Tahun1999 Tentang Netralitas Pegawai Negeri Sipil. Selain itu, Korps Pamong Praja harus melakukan refungsionalisasi, yaitu menata lagi fungsi-fungsi yang selama ini dijalankan oleh pamong praja.
  • 7. Perlu diakui secara jujur hahwa selama ini fungsi-fungsi yang dijalankan oleh Korps Pamong Praja belum tampak secara jelas, bercampur aduk karena adanya pengembangan karier secara lintas keahlian. Pada akhimya pengetahuan dan kemahiran yang dimiliki Korps Pamong Praja menjadi tidak jelas juga, sehingga sulit untuk dikategorikan sebagai sebuah profesi yang utuh dan mandiri.
  • 8. Syarat untuk menjadi sebuah profesi yang utuh dan mandiri adalah:1. Disiapkan melalui pendidikan khusus; 2. Mengembangkan pekerjaan dan kariernya melalui kegiatan-kegiatan yang bersifat khusus berkaitan dengan pendidikannya; 3. Tergabung dalam sebuah organisasi profesi; 4. Terikat pada kode etik.
  • 9. Pada akhimya telah diperoleh sebuah pengertian bahwa Pamong Praja merupakan sebuah profesi umum (general profession). Konsekuensi logisnya profesi umum tersebut dapat masuk ke mana-mana (fidak spesifik) dan dapat dimasuki oieh siapapun yang berminat dan memenuhi syarat yang bersifat sangat longgar.
  • 10. B. Penggunaan istilah "Pamong Praja". 1. lnstitusi dan korps Pangreh Praja - istilah pada zaman penjajahan Belanda - disebut dengan Binnenfanas Besfuvr (BB), terdiri dari para pejabat departemen dalam negeri yang ditempatkan di daerah yang bertugas memelihara ketentraman dan ketertiban serta menyelenggarakan kesejahteraan umum. Tugas korps Pangreh Praja mencakup bidang yang sangat luas. Pada masa itu, korps Pangreh Praja merupakan alat pemerintahan asing (Koesoemahatrnadja, 1979-44). 2. Pada masa sesudah kemerdekaan, istilah Pangreh Praja diganti menjadi Pamong Praja dengan alasan bahwa kedudukan dan tugas Pangreh Praja dalam Negara yang merdeka berbeda dengan pada masa penjajahan. Presiden R1 pada tahun 1953 mengatakan bahwa pengertian pamong lebih dalam artinya dari pada pengertian pemimpin ataupun pengasuh. Prinsip pokok dalam mengemong adaJah TUT WURI HANDAYANI, mengikuti di belakang tetapi tetap mempengaruhi (dalam The Liang Gie, 1988:170); Menurut Wajong (1972:13), bahwa dinas pemerintahan umum dengan Pamong Prajanya merupakan organisasi tua, dimulai dari kedatangan Belanda pada tahun 1596. Adapun sejarah penggunaan istilah pamong antara lain :
  • 11. 3. Dalam statuta 1PDN ditetapkan bahwa IPDN merupakan komponen Kementrian Dalam Negeri yang menyelenggarakan pendidikan kedinasan Kader Pamong Praja. 4. Istilah Pamong Praja menurut Samadikoen (dalam The Liang Gie, 1988:171), tugas Pamong Praja dalam rangka dekosentrasi pada awal kemerdekaan dapat diringkas menjadi tiga macam, yaitu: a. Sebagai instansi penengah (arbiter), di antara kepentingan-kepentingan yang saling bertentangan dan bermusuhan; b. Sebagai instansi penghubung di antara lingkungan hukum tata Negara yang berlain-lainan; c. Sebagai pemelihara dari penegak ketentraman dan keamanan umum dan dalam hubungan ini memiliki hubungan yang erat sekali dengan jawatan kepolisian.
  • 12. Konsep kepamongprajaan sebagai kualitas berkembang sepanjang sejarah dan oleh sebab itu mengandung arti: a. Sebagai nomina (nama) beberapa institusi di lingkungan Departemen Dalam Negeri, yaitu sebutan bagi pejabat pusat di daerah pada zaman dahulu sampai sekitar tahun enam-puluhan (korps Pangreh, kemudian Pamong Praja), sesudah itu dijadikan sebutan sebagai unit kerja penegak hukum di lingkungan pemerintah daerah, yaitu Polisi Pamong Praja. b. Sebagai fungsi objektif di lingkungan Pemerintahan Dalam Negeri, yang menjembatani tiap komponen dengan komponen lain, dan hadir antara komponen sebuah system. Pemerintahan terdiri dari beberapa kualitas ini sekaligus fungsi utama yang harus dipenuhi agar kinerja pemerintahan berkualitas yaitu conducting, coordinating, dan "all weather serving."
  • 13. c. Sebagai lembaga di lingkungan Departemen Dalam Negeri. Kualitas lembaga diharapkan profesional agar kinerjanya dapat lebih baik dan berkualitas tinggi. d. Sebagai kekuatan visioner yang mengatasi waktu dan tempat, yaitu membaca tanda-tanda zaman, bersikap dalam ketidak- pastian, dan mengantisipasi sejauh mungkin masa depan, sehingga proses kesebangsaan dari kebhinekaan menuju ketunggal-ikaan terus-menerus berjalan. Berdasarkan kekuatan itu, kepamong-prajaan mengemban misi suci (mission sacre) bangsa dan negara, yaitu mengelola keunikan tiap masyarakat menjadi kekuatan mata-rantai nusantara, mengurangi kesenjangan vertikal dan horizontal antar masyarakat secepatnya dan memproses kesebangsaan guna mewujudkan Bhineka Tunggal Ika. Misi itu diselenggarakan melalui strategi pemerintahan yaitu redistribusi nilai--nilai yang dihasilkan oleh subkultur ekonomi melalui pelayanan kepada subkultur pelanggan, baik pelayanan civil sebagai kewajiban Negara maupun pelayanan publik sebagai kewenangan pemerintah.
  • 14. e. Sebagai pioner pertama, buah pemikiran besar, roh zaman, yang berkualitas sebagai kenegerawanan, maka kepamongprajaan berarti kemampuan membuat sejarah (history making), sehingga buah pemikiran besar pamong praja Indonesia - yaitu mereka yang memiliki kualitas kepamongprajaan yang dapat mempengaruhi perjalanan sejarah Indonesia di tengah-tengah dunia beratus-ratus tahun kemudian. Kepamong-prajaan pada puncak kualitasnya yaitu kenegarawanan, bukanlah hanya milik Kementrian Dalam Negeri akan tetapi milik dunia.
  • 15. C. Makna Strategis Pamong PrajaPamong Praja tidak boleh diombang-ambingkan oleh pergolakan politik di daerah, karena instansi ini ialah membina atau mendukung dari ideologi Negara, alat dari Pancasila. D. Standar Pamong Praja Pamudji datam Pidato Ilmiah pada Hari Wisuda APDN Malang dan Peresmian IIP Tanggal 25 Mei 1967 di Malang Berjudul “ Membina Dinas Pamong Praja Ke Arah Dinas Karier Datam Administrasi Negara “, menyatakan bahwa kepamongprajaan itu adalah "kualitas kinerja yang secara objektif dibutuhkan,": profesi berkualitas generalist, dan pertu dilembagakan menjadi dinas karier.
  • 16. Pamong praja adalah aparatur pemerintah harus mempunyai standar yang dapat diandalkan, guna menunjang pelaksanaan pemerintahan, baik di pusat maupun di daerah. Adapun standar Kepamongprajaan Dalam Statuta IPDN dijelaskan bahwa standar pamong praja adalah : 1. Pamong praja sebagai kader pemerintahan sipil di lingkungan Kementrian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah. 2. Pamong praja sebagai kader pemerintahan sipil diperlukan pada setiap jenjang administratif pemerintahan. Strukturya mengerucut. Di tingkat Desa/Kelurahan diperlukan ribuan orang Pamong Desa/Pamong Kelurahan, dan dipuncaknya Pamong Bangsa/Negara, yaitu Presiden.
  • 17. 3. Pamong praja generalis yang mengetahui dan mengenal sedikit demi sedikit tentang semakin banyak hal. Dalam hubungan ini, kepamongprajaan lebih sebagai seni (art) dan kreativitas ketimbang tekhnik dan spesialisasi. Kualitas ini tidak dapat dipenuhi oleh perguruan tinggi umum yang cenderung spesialistik. 4. Pamong praja adalah dinas karier. Kesinambungan, konsistensi, keselarasan, keseimbangan dan keserasian program memberikan tenaga yang bebas dari pengaruh rezim politik lima tahunan seperti yang terjadi selama ini. Hubungan antara pamong praja dengan politisi harus bersifat transformasional, bukan transaksional. Selama ini masing- masing unsur struktur supra (trias politika) asik bertransaksi antara mereka, sehingga stuktur infra terlupakan. Pamong praja sendiri harus selektif, bukan elektif. 5. Pamong praja memerlukan kecerdasan. Kecerdasan tidak dapat terbentuk melalui diklat jangka pendek, doktrin, instruksional, dan rekrutmen berdasarkan spoil system, bersifat insidental, tetapi melalui pendidikan formal berijazah dan pengalaman yang luas.
  • 18. 6. Pamong praja adalah tenaga pemikir dan perancang pemerintahan. Kemampuan berpikir teoritik dan konseptual tidak dapat terbentuk rnelalui pendidikan profesional berprogram diploma atau spesialis. Pendidikan seperti itu ditujukan pada profesi dan job tertentu yang ditawarkan pasar. Sebaliknya profesi dan job pamong praja bersifat publik, sudah tersedia. Oleh sebab itu, kualitas pamong praja dibentuk melalui program pendidikan akademik. 7. Pamong praja perlu dibekali dengan llmu Pemerintahan sebagai pedoman dalam menjalankan tugas-tugasnya. 8. Pamong praja adalah profesional. Seorang profesional mengabdi pada profesi (pekerjaan), bukan pada orang. Pengabdian tersebut bersumber pada pertimbangan- - pertimbangan ilmiah (teoritik), dan karena ilmu yang menjadi andalan adalah Kybernologi, maka pertimbangan- pertimbangan itu demi perlindungan kemanusiaan dan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat.
  • 19. 9. Pamong praja adalah kepala, manajer, pemirnpin, koordinator, conductor (dirigen), penyelamat, dan pengelola sisa. Pemerintahan dapat dipandang sebagai organisasi, usaha, dan komunitas, yang terdiri dari komponen yang berbeda-beda dengan kondisi yang berlain-lainan. Gerakan komponen- komponen itu harus harmoni satu dengan yang lain agar bersama-sama menghasilkan kinerja optimal. Oleh sebab itu, pamong praja harus memiliki kekepalaan, manajemen, dan kepemimpinan. 10. Pamomg praja sebagai kenegarawanan. Kualitas tertinggi kepamongprajaan adalah kenegarawanan. Seorang negarawan menghasilkan pikiran-pikiran besar (magnanimous), memandang sejauh mungkin ke depan, berwatak impartial, dan non partisan. Berperan menjalankan misi pemerintahan Indonesia yaitu mengelola keunikan tiap mayarakat menjadi keuatan mata rantai nusantara, rnengurangi kesenjangan vertical antar lapisan masyarakat dan mengurangi kesenjangan horizontal antar daerah secepatnya, sehingga " the people who get the pain are the people who share the gain," dan memproses kesebangsaan guna mewujudkan Bhinneka Tunggat lka, adalah Departemen Da1am Negeri. 11. Kepamong-prajaan dibentuk melalui pendidikan kedinasan di bawah Kementrian Dalam Negeri yaitu lnstitut Pemerintahan Dalam Negeri (1PDN) rnelalui jenjang pendidikan D4, S1, S2 dan S3. 12. Kepamongprajaan adalah jiwa kerja korps yang berwawasan nusantara dan bersemangat kesebangsaan.
  • 20. E. Pamong Praja Masa Depan 1. Pemimpin Transformasional Pada masa yang akan datang aktivitas kepamongprajaan di Indonesia sudah dipastikan akan mengalami perubahan-2 yg cepat sebagai konsekuensi logis dari adanya pembaruan pemerintahan dan reformasi Pamong Praja. Beberapa karakteristik penting dari pemimpin transformasional diperlukan dalam dinamika perbaikan manajemen kualitas (Gaspersz, 1997:197), yaitu :
  • 21. 1. Memiliki visi yang kuat 2. Memiliki peta tindakan (map for action) 3. Memiliki kerangka untuk visi (frame for the vision) 4. Memiliki kepercayaan diri (self confidence) 5. Berani mengambil resiko 6. Memiliki gaya pribadi inspirasional 7. Memiliki kemampuan merangsang usaha-usaha individual 8. Memiliki kemampuan mengidentifikasikan manfaat-manfaat
  • 22. 2. Pemimpin Visioner Pamong Praja merupakan Leader (Pemimpin) maupun Headship (Kepala). Kepemimpinan dalam mewujudkan pemerintahan yang baik adalah kepemimpinan yang harus memenuhi syarat berakhlak bersih dan tidak cacat moral (Thoha, 1997:112). visi mencakup upaya yang mampu melihat jangkauan ke depan yang berskala nasional maupun global. Ia menanamkan "Kepemimpinan Visioner" atau dengan kata lain seorang pemimpin yang mampu melihat jangkauan ke depan secara "Glokal (bervisi global-action lokal).
  • 23. Menurut Suradinata (Abdi Praja 1997:11), ada lima fenomena kualitas Pamong Praja, yaitu: 1. Memberikan pelayanan pada masyarakat baik dalam lingkup aparatur maupun masyarakat umum. 2. Pengembangan diri, tuntunan terhadap kemampuan setiap Pamong Praja. Untuk itu, mereka harus terus belajar dan meningkatkan pendidikan dan pelatihan baik melalui penjenjangan maupun diklat teknis fungsional. 3. Pelaksanaan tugas, yaitu melaksanakan tugas tanggung jawabnya selaku aparatur pemerintah dalam negeri yang lebih mengutamakan tugas pokok. 4. Keteladanan. Sebagai seorang Pamong Praja, keteladanan merupakan aspek yang menentukan. Dalam Kepemimpinan Pancasila, keteladanan merupakan sikap konsisten dan konsekuen dalam menghayati dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. 5. Lingkungan, mencakup faktor alam dan sosial yang antara lain terdiri dari etika, moral, budaya, serta jati diri bangsa Indonesia.
  • 24. Merujuk pada uraian di atas maka dapatlah disusun Visi Pamong Praja Abad Ke-21, sebagai berikut : 1. Profesionalisme Korps Pamong Praja sudah lebih meningkat dengan karakteristik utama berupa pemberian pelayanan kepada masyarakat 2. Koordinasi menjadi alat utama guna meningkatkan efisiensi pemberi pelayanan kepada masyarakat 3. Selain mempunyai kemampuan dan pengetahuan yang bersifat umum (generalis), Pamong Praja juga mempunyai keahlian khusus (spesialisasi) yang bisa diandalkan. 4. Memiliki semangat dan jiwa kewirausahaan guna meningkatkan kesejahteraan rnasyarakat
  • 25. 5. Memiliki kemampuan bernegosiasi yang telah menjadi satu keahlian Korps Pamong Praja yang dapat ditonjolkan 6. Menjalankan Kepemimpinan Transformasional yang bersifat mengayomi, adil dan jujur serta berakhlak yang baik tanpa ada cacat moral 7. Mengutamakan kualitas kerja dan kualitas pelayanan, baik pada instansi pemerintah maupun pelayanan prima kepada masyarakat 8. Mempunyai Strategic Vision dalam mengantisipasi perubahan pemerintahan maupun perubahan masyarakat yang semakin cepat dan mengalami pasang-surut.