2. OVERVIEW
Case Study
Jenis Case Study
Research Question
Study of Single Case or Multiple Case
literature Review
Method of Data Collection
Analyze Case Study
Reporting Case Study
Contoh Case Study
3. Case Study merupakan suatu metode dalam penelitian dengan tujuan untuk
memecahkan suatu masalah. Case Study digunakan untuk memberikan
pemahaman akan sesuatu yang menarik perhatian, proses sosial yang terjadi,
peristiwa konkret, atau pengalaman orang yang menjadi latar dari sebuah kasus.
Menurut Johanson dalam Prihatsanti, Case study diharapkan dapat menangkap
kompleksitas satu kasus dan metodologi ini semakin berkembang dalam ilmu-
ilmu sosial, termasuk dalam bidang yang berorientasi pada praktik seperti studi
lingkungan, pendidikan maupun bisnis. Lebih lanjut Yin (2018) menjelaskan
bahwa case study merupakan metode empiris yang menyelidiki fenomena
kontemporer secara mendalam dan dalam konteks dunia nyata (real life context).
CASE STUDY
1
4. Case study adalah salah satu metode yang sering digunakan dalam penelitian
kualitatif. Dengan mengikuti perkembangan yang sekarang dalam penerapannya
dapat digunakan dalam beberapa ilmu sosial seperti sosiologi, manajemen serta
psikologi (Priya,2021). Namun, terdapat beberapa case study yang dilakukan pada
penelitian kuantitatif contohnya pada bidang kedokteran serta rekam medis.
CASE STUDY
2
5. Case Study merupakan cara penelitian ilmu sosial yang mempunyai khas. Case
study bukanlah sebuah metode data koleksi, melainkan strategi atau metode
penelitian untuk mempelajari suatu unit sosial. Unit sosial yang dimaksud dapat
berupa individu, keluarga, rumah tangga, komunitas, organisasi, peristiwa atau
bahkan keputusan. Case Study merupakan strategi penelitian, bukan
metode/teknik/proses dalam pengumpulan data. Dalam penelitian Case Study
memungkinkan peneliti untuk menggunakan metode pengumpulan data apapun
yang sesuai tujuannya (asalkan metodenya layak dan etis). Metode pengumpulan
data dapat berupa kuesioner, survey, wawancara mendalam, observasi, studi
dokumen (naskah arsip, rekaman) dan sebagainya.
CASE STUDY
3
6. JENIS CASE STUDY
4
Tujuannya adalah untuk
mendeskripsikan suatu fenomena
secara rinci dalam konteks dunia
nyata. Dapat digunakan dalam
penelitian bidang ilmu sosiologi dan
Atropologi
DESCRIPTIVE
Tujuannya untuk mempelajari suatu
fenomena dengan niat menjelajahi
atau mengidentifikasi pertanyaan
penelitian baru yang dapat digunakan
studi penelitian selanjutnya secara
ekstensif.
EXPLORATORY
Tujuannya untuk mengkaji faktor-faktor penyebab guna menjelaskan suatu
fenomena tertentu. Dalam studi ini fokus untuk menjelaskan “how” dan “why”
alasan urutan tertentu peristiwa terjadi atau tidak terjadi.
EXPLANATORY
7. RESEARCH QUESTION
5
Menurut (Hedrick, Bickman, & Rog, 1993) sebuah penelitian mencakup beberapa
pertanyaan. Bentuk pertanyaan dasar seperti, “who”, “what”, “where”, “how”,
dan “why”. Dalam case study, pertanyaan yang dilakukan adalah dengan
menggunakan “how” dan “why”.
Pertanyaan “how” dan “why” bersifat menjelaskan dan mengarah pada
penggunaan studi kasus, sejarah, atau eksperimen sebagai penelitian pilihan
metode. Semakin banyak pertanyaan “how” dan “why” menjelaskan beberapa
hal keadaan (misalnya, “bagaimana” atau “mengapa” suatu situasi sosial
fenomena berhasil), maka akan semakin relevan penelitian studi kasus tersebut.
Studi kasus juga semakin relevan jika pertanyaan memerlukan deskripsi yang
luas dan mendalam tentang beberapa fenomena sosial.
8. RESEARCH QUESTION
6
Kelebihan metode studi kasus adalah pertanyaan penelitian “how” atau “why”
diarahkan pada peristiwa kontemporer sehingga peneliti tidak sedikit atau tidak
perlu waktu banyak untuk mengontrolnya. Perumusan pertanyaan penelitian
dengan meninjau kembali bahan-bahan pustaka untuk mencapai tujuan
penelitian.
9. STUDY OF SINGLE CASE
Kritis merupakan alasan pertama dalam memilih single case. Kritis sangat
penting bagi teori atau proposisi teoretis. Teori ini menetapkan
serangkaian keadaan yang jelas di mana proposisinya diyakini benar.
Menggunakan kasus tunggal untuk menentukan apakah proposisi tersebut
benar atau apakah beberapa penjelasan alternatif lebih relevan. kasus
tunggal dapat mewakili kontribusi yang signifikan terhadap pengetahuan
dan pembangunan teori dengan mengkonfirmasi, menantang, atau
memperluas teori tersebut
kritis
7
Pemilihan kasus tunggal biasanya terjadi pada pengujian kritis teori yang
signifikan
10. STUDY OF SINGLE CASE
Alasan kedua untuk single case muncul ketika kasus tersebut merupakan
kasus ekstrim atau kasus yang tidak biasa, menyimpang dari norma teoritis
atau bahkan kejadian sehari-hari. Misalnya, kasus seperti ini dapat terjadi
dalam psikologi klinis, di mana cedera atau kelainan tertentu mungkin
menawarkan peluang tersendiri yang layak untuk didokumentasikan dan
dianalisis. Dalam penelitian klinis, strategi penelitian yang umum
memerlukan studi kasus-kasus yang tidak biasa ini karena temuannya
dapat mengungkapkan wawasan tentang proses normal
Kasus ekstrem atau tidak biasa
8
11. STUDY OF SINGLE CASE
Alasan ketiga dalam single case adalah kasus yang umum. Tujuannya adalah
untuk menangkap kembali keadaan dan kondisi situasi sehari-hari karena
pelajaran yang mungkin diberikan tentang proses sosial terkait dengan
beberapa kepentingan teoretis.
Umum
9
Alasan keempat dalam single study case adalah kasus pengungkapan
(revelatory case). Situasi ini terjadi ketika seorang peneliti mempunyai
kesempatan untuk mengamati dan menganalisis suatu fenomena yang
sebelumnya tidak dapat diakses oleh penyelidikan ilmu sosial.
Pengungkapan
12. STUDY OF SINGLE CASE
Alasan kelima dalam single study case adalah kasus longitudinal:
mempelajari kasus tunggal yang sama pada dua atau lebih titik waktu yang
berbeda. Teori kepentingan kemungkinan besar akan menentukan
bagaimana kondisi tertentu dan proses yang mendasarinya berubah seiring
waktu.
Longitudinal
10
13. STUDY OF MULTIPLE CASE
11
Model multi-kasus yang lebih rumit kemungkinan besar disebabkan oleh jumlah
dan jenis replikasi teoritis yang ingin akan liput. Misalnya, peneliti menggunakan
desain “dua sisi” yang mana kasus-kasus dari kedua ekstrem (dari beberapa
kondisi teoritis penting, seperti hasil yang sangat baik dan sangat buruk) telah
dipilih secara sengaja.
Alasan multi-kasus juga dapat berasal dari hipotesis sebelumnya mengenai
berbagai jenis kondisi dan keinginan untuk memiliki subkelompok kasus yang
mencakup masing-masing jenis. Desain ini dan desain serupa lainnya lebih rumit
karena penelitian ini masih harus memiliki setidaknya dua kasus individual dalam
masing-masing subkelompok, sehingga replikasi teoretis antar subkelompok
dilengkapi dengan replikasi literal dalam setiap subkelompok.
14. STUDY OF MULTIPLE CASE
12
Jenis model ini menjadi lebih umum, namun lebih mahal dan memakan waktu
lama untuk dilakukan. Setiap penggunaan desain kasus ganda harus mengikuti
replikasi, bukan pengambilan sampel, logika, dan peneliti harus memilih setiap
kasus dengan hati-hati. Kasus-kasus tersebut harus disajikan dengan cara yang
mirip dengan beberapa eksperimen, dengan hasil yang serupa (replikasi literal)
atau hasil yang kontras (replikasi teoretis) yang diprediksi secara eksplisit pada
awal penyelidikan.
15. LITERATURE REVIEW
13
Literature review untuk makalah penelitian studi kasus umumnya memiliki
struktur yang sama dengan makalah penelitian tingkat perguruan tinggi lainnya.
Namun, perbedaannya terletak pada fokus ulasan literatur yang ditujukan untuk
memberikan informasi latar belakang dan memungkinkan interpretasi sejarah
terhadap subjek analisis sehubungan dengan masalah penelitian yang ingin
diselesaikan oleh studi kasus tersebut.
16. LITERATURE REVIEW
14
Untuk menentukan pertanyaan-pertanyaan yang paling mendesak pada suatu
topik, serta untuk memperoleh ketelitian dalam merumuskan pertanyaan-
pertanyaan tersebut, seorang peneliti memerlukan banyak persiapan. Salah satu
caranya adalah dengan meninjau literatur mengenai topik tersebut (Cooper,
1984). Perlu dicatat bahwa tinjauan literatur merupakan sarana untuk mencapai
tujuan dan bukan sebuah tujuan itu sendiri. Dengan kata lain, peneliti pemula
mungkin berpikir bahwa tujuan tinjauan literatur adalah untuk menentukan
jawaban tentang apa yang diketahui tentang suatu topik, namun sebaliknya,
peneliti berpengalaman meninjau penelitian sebelumnya untuk
mengembangkan pertanyaan yang lebih tajam dan mendalam tentang topik
tersebut.
17. LITERATURE REVIEW
15
Sebagai contoh, Seorang peneliti bisnis ingin melakukan penelitian tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan kampanye pemasaran digital.
Sebagai langkah awal, peneliti tersebut melakukan tinjauan literatur untuk
memahami apa yang telah diketahui dari penelitian-penelitian sebelumnya
tentang pemasaran digital. Pada awalnya, peneliti pemula mungkin hanya
menyusun informasi tentang strategi pemasaran digital yang efektif dan hasil-
hasil riset terdahulu. Namun, seorang peneliti berpengalaman dapat
menggunakan tinjauan literatur untuk mengidentifikasi kekosongan
pengetahuan, kontradiksi, atau aspek-aspek yang belum dipahami sepenuhnya
dari topik tersebut.
18. LITERATURE REVIEW
1
2
Bagaimana faktor demografis pengguna internet mempengaruhi respons terhadap
kampanye pemasaran digital?
Apa peran pengaruh media sosial dalam meningkatkan keberhasilan kampanye
pemasaran digital?
16
Dengan melibatkan tinjauan literatur secara kritis, peneliti dapat
mengembangkan pertanyaan penelitian yang lebih spesifik, misalnya:
Dengan demikian, tujuan tinjauan literatur bukan hanya untuk menyusun
informasi yang sudah ada, tetapi untuk membimbing peneliti menuju
pertanyaan-pertanyaan penelitian yang lebih mendalam dan memberikan
kontribusi baru terhadap pemahaman dalam bidang pemasaran digital.
19. METHOD OF DATA COLLECTION
17
Creswell (2014, hlm. 241) memberikan definisi yang jelas dan komprehensif
mengenai strategi studi kasus, “Studi Kasus adalah desain kualitatif di mana
peneliti secara mendalam mengeksplorasi suatu program, peristiwa, aktivitas,
proses, atau satu atau lebih individu. Kasus-kasus tersebut dibatasi oleh waktu
dan aktivitas, dan para peneliti mengumpulkan informasi terperinci
menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data selama periode waktu yang
berkelanjutan.”
20. METHOD OF DATA COLLECTION
1
2
Studi kasus merupakan strategi penelitian, bukan hanya suatu
metode/teknik/proses pengumpulan data.
Studi kasus melibatkan studi rinci terhadap unit analisis yang bersangkutan dalam
pengaturan alaminya. Studi yang terlepas dari konteks tidak memiliki relevansi
dalam penelitian studi kasus.
18
Adapun atribut kunci dari metodologi studi kasus yang dapat digarisbawahi
antara lain:
21. METHOD OF DATA COLLECTION
3
Karena studi kasus bersifat mendalam, penelitian studi kasus memberikan peneliti
keleluasaan untuk menggunakan metode pengumpulan data apa pun yang sesuai
dengan tujuan mereka (asalkan metodenya dapat dijalankan dan bersifat etis).
Secara umum, untuk penelitian fenomena yang baik, tidak tercemar, dan tidak bias,
beberapa teknik pengumpulan data digunakan, seperti kuesioner, survei,
wawancara mendalam, observasi partisipan/non-partisipan, dan studi dokumen
(baik berupa buku, manuskrip arsip, atau rekaman audio-visual), percakapan dalam
pengaturan alami, tanda, artefak fisik, dan sebagainya.
4
De Vaus (2001, hlm. 220) menyatakan bahwa 'unit analisis' dalam penelitian studi
kasus bisa berupa individu, keluarga, rumah tangga, komunitas, organisasi,
peristiwa, atau bahkan keputusan.
19
22. ANALYZE CASE STUDY
20
Analisis studi kasus dapat dimulai dengan sebuah pertanyaan yang menunjang
studi kasus, mulai dengan pertanyaan kecil terlebih dahulu dan kemudian
disesuaikan dan diidentifikasi dengan bukti yang telah didapatkan, lanjutkan ke
pertanyaan yang lebih besar sampai dengan pertanyaan diawal telah terjawab.
Analisis data terdiri dari pengujian, pengkategorian, pentabulasian ataupun
pengombinasian kembali bukti-bukti untuk menunjuk proposisi awal suatu
penelitian.
23. ANALYZE CASE STUDY
21
Teknik analisis data menurut Miles & Huberman (1984, Yin 2018) :
Memasukkan informasi ke dalam daftar (berdasarkan tema dan sub tema)’
Membuat matriks kategori
Analisis data flowchart
Tabulasi frekuensi peristiwa
Memeriksa tabulasi yang kompleks dan mengkalkulasi angka urutan kedua
Memasukkan informasi ke dalam urutan kronologis
Persiapan terbaik untuk melakukan analisis studi kasus adalah dengan memiliki
gambaran umum strategi analisis. Tujuan dari strategi analisis adalah untuk
menghubungkan data studi kasus ke konsep penting yang menarik, agar konsep
tersebut dapat memberikan arah dalam menganalisis data. Peneliti dapat
mengembangkan strategi sendiri tetapi juga dapat mempertimbangkan empat
strategi umum tersebut.
24. ANALYZE CASE STUDY
Penjodohan pola merupakan teknik dengan membandingkan pola empiris
atau dari temuan studi kasus berdasarkan pada pola yang diperkirakan
sebelumnya. Hasil validitas akan menjadi kuat apabila terdapat kesamaan
antara pola empiris dengan prediksi.
Penjodohan Pola (Pattern Matching)
22
Dalam strategi umum apa pun, termasuk strategi yang mungkin peneliti
kembangkan sendiri, peneliti perlu juga mempertimbangkan untuk
menggunakan salah satu dari lima teknik analisis (Yin, 2018) :
25. ANALYZE CASE STUDY
Tujuan dari metode Explanation Building adalah untuk menganalisa data
studi kasus dengan memberikan penjelasan mengenai kasus tersebut.
Dengan memberikan penjelasan, teknik ini memiliki tujuan untuk
mengembangkan ide-ide untuk studi lebih lanjut sehingga lebih tepat
digunakan pada studi kasus eksplorasi. Metode ini dapat dimulai dengan
beberapa hal sebagai berikut :
Membuat pernyataan teoritis awal namun tentatif
Membandingkan data dari studi kasus dengan pernyataan
Merevisi pernyataan atau proposisi sebelumnya
Membandingkan rincian kasus lainnya dengan revisi
Mengulangi proses ini dengan kasus lain sebanyak yang diperlukan
Pembuatan Eksplanasi (Explanation Building)
23
26. ANALYZE CASE STUDY
Ketepatan pola pada analisis deret waktu diukur dari kerumitannya. Apabila
pola semakin sulit maka akan semakin tepat dan semakin kuat kesimpulan
studi kasus yang dibuat. Teknik ini dilakukan dengan menganalisa sesuai
dengan urutan waktu, analog dengan analisis deret waktu dalam
eksperimen. Analisis deret waktu dapat menjadi lebih kompleks ketika tren
terjadi pada suatu waktu tertentu. Apapun sifat rangkaian waktu yang
ditetapkan, studi kasus yang penting Tujuannya adalah untuk menguji
beberapa pertanyaan “bagaimana” dan “mengapa” yang relevan mengenai
hubungan peristiwa-peristiwa dari waktu ke waktu, tidak hanya sekedar
mengamati tren waktu saja. Tujuan analisis deret waktu adalah
membandingkan kronologi yang diprediksi dengan beberapa teori
penjelasan.
Analisis Deret Waktu (Time-Series Analysis)
24
27. ANALYZE CASE STUDY
Proses model logika ini dapat membantu organisasi untuk mendefinisikan
lebih jelas visi dan tujuannya, serta prioritas tindakan terprogramnya
berdasar logika yang dapat didukung dalam mencapai tujuan. Analisis
model logika ini dapat diterapkan pada berbagai situasi, seperti penelitian
perubahan organisasi atau pada komunitas dan pembangunan ekonomi.
Model Logika
25
Teknik sintesis lintas kasus ini hanya berlaku untuk analisis studi kasus ganda
yakni studi kasus yang paling tidak terdiri dari dua kasus. Teknik ini
memperlakukan setiap studi kasus individu sebagai studi terpisah dan lalu
menggabungkan temuan dari seluruh rangkaian studi individu. Analisis lintas
kasus meningkatkan keandalan teori yang muncul karena teori tersebut
dikuatkan oleh analisis terstruktur ganda dan meningkatkan kemungkinan
menemukan pola-pola baru yang mungkin luput dari perhatian.
Sintesis Lintas Kasus (Cross-Case Synthesis)
28. REPORTING CASE STUDY
Struktur ini merupakan pendekatan
standar untuk membuat laporan
penelitian. Urutan sub topiknya
mencakup isu atau permasalahan yang
diteliti, metode yang digunakan,
temuan data yang dikumpulkan dan
dianalisis, konklusi serta implikasi dari
temuan terhadap permasalahn awal.
Untuk struktur ini berlaku untuk studi
kasus penjelasan, deskriptif atau
eksploratif.
Linear - Analytic
Pada struktur komparatif mengulangi
studi kasus yang sama sebanyak 2
(dua) kali atau lebih dengan
membandingkan alternative
deskriptif atau eksplanasi kasus yang
sama. Struktur ini dapat diterapkan
dengan baik pada studi kasus yang
berbasis pada pertanyaan realis atau
relativis. Tujuan pengulangan tersebut
untuk menunjukkan tingkat di mana
fakta-fakta berkesesuaian dengan
masing-masing model. Untuk struktur
ini berlaku untuk studi kasus
penjelasan, deskriptif atau eksploratif.
Comparative
26
29. REPORTING CASE STUDY
Jenis pendekatan dalam struktur ini
adalah urutan kronologis. Urutan bab
atau bagian mengikuti tahap
permulaan, pertengahan dan akhir
dari suatu sejarah kasus. Pendekatan
ini dapat memberikan tujuan penting
dalam melakukan studi kasus yang
bersifat menjelaskan karena dugaan
rangkaian sebab akibat harus terjadi
secara linier sepanjang waktu.
Struktur ini baik digunakan untuk
studi kasus penjelasan, deskriptif,
atau eksploratif.
Chronological
Pada struktur ini urutan bab atau
bagian mengikuti logika
pengembangan teori. Logika tersebut
tergantung kepada topik dan teori
yang spesifik. Jika terstruktur dengan
baik, keseluruhan rangkaian dan
pengungkapan ide-ide kuncinya bisa
menghasilkan studi kasus yang
menarik dan mengesankan.
Pendekatan ini relevan baik untuk
studi kasus eksplanatori maupun
eksploratif yang dapat berkaitan
dengan pembangunan teori.
Theory Building
27
30. REPORTING CASE STUDY
Struktur ini berlawanan arah dengan
pendekatan analitis. Hasil langsung
suatu studi kasus secara paradox
disajikan di dalam bab atau bagian
pendahuluan. Bagian yang paling
menegangkan disajikan pada
pengembangan eksplanasi hasilnya
dengan altenatif penjelasan yang
dipertimbangkan di dalam bab atau
bagian berikutnya. Jenis struktur ini
relevan untuk studi kasus
eksplanatoris.
Suspense
Struktur ini urutan bab atau bagiannya
mengasumsikan tidak adanya
kepentingan khusus. Struktur ini
relevan untuk studi kasus deskriptif.
Pada penggunaan struktur yang tidak
berurutan ini peneliti perlu
memperhatikan uji kelengkapan
secara keseluruhan. Jika studi kasus
gagal disajikan uraian yang lengkap,
peneliti dapat dituduh telah
menyusun versi kasus yang tidak tepat
—walaupun studi kasus ini hanya
bersifat deskriptif.
Unsequenced
28
32. REPORTING CASE STUDY
30
Dalam melakukan penelitian studi kasus, tugas paling menantang adalah
mendefinisikan sebuah studi kasus yang dapat dicontoh. Studi kasus yang patut
dicontoh ini sudah melampaui prosedur metodologis yang disorot di seluruh
buku. Menurut Yin (2018) berikut lima karakteristik umum dari studi kasus
teladan, dimaksudkan untuk membantu studi kasus menjadi kontirbusi
penelitian yang bertahan lama :
Studi kasus harus signifikan atau memiliki makna yang berarti. Sebelum
mendefinisikan studi kasus, Anda harus menjelaskan secara rinci, kontribusi
yang akan diberikan, dengan asumsi bahwa studi kasus yang dimaksud
memang demikian untuk diselesaikan.
Studi kasus harus signifikan
33. Untuk studi kasus, kelengkapan dapat dicirikan setidaknya dalam tiga cara.
Pertama, kasus yang lengkap adalah kasus di mana peneliti memberikan
perhatian yang jelas terhadapnya batas-batas kasusnya—yaitu, perbedaan
antara fenomena yang dipelajari dan konteksnya. Kedua melibatkan bukti
yang relevan dengan permasalahan awal. Ketiga, berkaitan dengan tidak
adanya kondisi artifaktual tertentu.
Studi kasus harus “Lengkap”
31
REPORTING CASE STUDY
Untuk studi kasus, pendekatan yang sangat berharga adalah pertimbangan
pesaing proposisi dan analisis bukti dalam kaitannya dengan saingan
tersebut. Untuk mewakili perspektif yang berbeda secara memadai,
penyelidik harus mencari perspektif tersebut alternatif yang paling
menantang asumsi studi kasus atau, sebagai dalam mode relativis,
menggambarkan perspektif yang sangat berwawasan luas.
Studi kasus harus Mempertimbangkan Alternatif Perspektif
34. Studi kasus teladan dengan bijaksana dan secara efektif menyajikan bukti
yang paling relevan, termasuk “bagaimana penyelidikannya dilakukan dan
bagaimana bukti yang dikumpulkan ditangani dan diinterpretasikan”.
Bukti-bukti harus disajikan secara netral, dengan baik data pendukung
maupun data menantang. Dengan tujuan untuk meyakinkan pembaca akan
hal peneliti “mengetahui” subjeknya.
Studi kasus harus Menampilkan Bukti yang Cukup
32
REPORTING CASE STUDY
Karakteristik global terakhir berkaitan dengan komposisi studi kasus.
Untuk laporan tertulis, ini berarti gaya penulisan yang jelas, namun terus-
menerus memikat pembaca untuk terus membaca. Naskah yang baik adalah
yang “menggoda” mata.
Studi Kasus harus Disusun dengan Cara yang Menarik
35. Penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan case study sebagai metode penelitian.
Penelitian ini menjelaskan lebih dalam terkait faktor-faktor perpindahan satu pekerjaan ke
pekerjaan lain seperti faktor motivasi, kebutuhan, serta faktor pendukung lainnya. Penelitian ini
difokuskan pada satu macam responden. Penelitian ini termasuk pada single case study yang mana
model analisis data menggunakan theoretical coding guna untuk mengembangkan grounded
theory.
CONTOH CASE STUDY
33
36. 34
INTRODUCTION
Seperti pada umumnya makalah penelitian, bagian
pendahuluan harus bersifat sebagai peta jalan untuk
pembaca yang berisikan ruang lingkup dan tujuan penelitian.
Namun untuk pendahuluan pada studi kasus tidak hanya
menggambarkan masalah penelitian dan signifikansinya,
namun penulis perlu menjelaskan secara ringkas mengapa
kasus tersebut digunakan dan bagaimana kaitannya dengan
penanganan masalah.
37. 35
Tinjauan pustaka pada studi kasus umumnya disusun
sama seperti makalah penelitian tingkat perguruan
tinggi. Namun perbedaannya adalah tinjauan literatur
studi kasus difokuskan pada penyediaan informasi latar
belakang dan memungkinkan interpretasi historis dari
subjek analisis yang berkaitan dengan masalah
penelitian yang ingin ditangani.
LITERATURE REVIEW
38. 36
Berikut beberapa analisis untuk tinjauan pustaka yang dapat ditambahkan :
Tempatkan karya-karya yang relevan dalam konteks yang sesuai terhadap
pemahaman studi kasus yang sedang diselidiki.
Jelaskan hubungan setiap karya dengan karya lain yang sedang
dipertimbangkan sehingga dapat memberi tahu pembaca mengapa kasus
ini dapat diterapkan.
Identifikasi cara baru untuk menafsirkan penelitian sebelumnya
menggunakan studi kasus.
Menunjukkan cara untuk memenuhi kebutuhan akan penelitian tambahan.
Menyelesaikan konflik di antara penelitian-penelitian sebelumnya yang
bertentangan
Mengekspos kesenjangan apa pun yang ada dalam literatur yang dapat
dipenuhi oleh studi kasus
Temukan penelitian sendiri dalam konteks literatur yang ada
LITERATURE REVIEW
39. 37
METHOD
Pada bagian ini, penulis dapat menjelaskan mengapa memilih kasus tertentu (subjek
analisis) dan strategi yang digunakan untuk mengidentifikasi dan pada akhirnya
memutuskan untuk mengatasi masalah tersebut. Metode yang digunakan pastinya
berbeda-beda bergantung pada jenis subjek analisis yang mendasari studi kasus.
41. 39
DISCUSSION
Elemen utama dari bagian diskusi
berpusat pada penafsiran dan penarikan
kesimpulan tentang temuan dari analisis
terhadap studi kasus.
Makalah yang dirancang berdasarkan
studi kasus, biasanya deskripsi hasil
digabungkan dengan diskusi tentang
implikasinya.
42. 40
CONCLUSION
Fungsi kesimpulan untuk:
mengulangi argumen utama yang
didukung oleh temuan studi kasus
menyatakan dengan jelas konteks,
latar belakang, dan kebutuhan untuk
mengangkat masalah penelitian
dengan menggunakan desain studi
kasus
menyediakan tempat untuk
menyatakan kembali secara persuasif
dan ringkas pentingnya masalah
penelitian