SlideShare a Scribd company logo
1 of 45
Download to read offline
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM BIOKIMIA DASAR
Disusun Oleh :
Kelompok IXB
Rahastoni Widya U 23010112120071
Kartini 23010112120075
Erlina Ayu Aryanti 23010112140090
Muhammad Luthfi Ariadi 23010112140091
Dewi Purwati 23010112130115
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOKIMIA DASAR
Kelompok : IXB
( SEMBILAN B)
Tanggal Pengesahan : April 2013
Menyetujui,
Koordinator Umum Asisten Praktikum Asisten Pembimbing
Biokimia Dasar
Liana Eka Lestaningtyas Diana Nur Fitri
NIM. 23010110130245 NIM. H2A 009 076
Mengetahui,
Koordinator Praktikum Biokimia Dasar
Dr. Ir. Retno Murwani, Msc. MappSc.
NIP. 19601313 198603 2 014
RINGKASAN
Kelompok 9B
. 2013. Laporan Resmi Praktikum Biokimia Dasar. (Asisten : Diana
Nur Fitri).
Praktikum mengenai Pencernaan Karbohidrat, Pencernaan Protein,
Pencernaan Lemak, dan Penetapan Kadar Asam Total dilaksanakan pada hari
Minggu, 14 April 2013, pukul 14.00–17.00 WIB di Laboratorium Fisiologi dan
Biokimia Ternak, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro,
Semarang.
Praktikum Biokimia Dasar dengan materi Pencernaan Karbohidrat, alat
yang digunakan adalah tabung reaksi, rak tabung reaksi, gelas ukur, gelas beker,
lampu bunsen, penjepit, pipet tetes, dan inkubator. Praktikum Biokimia Dasar
dengan materi Pencernaan Protein, alat yang digunakan adalah tabung reaksi, rak
tabung reaksi, gelas ukur, lampu bunsen, penjepit, pipet tetes, mortal, pisau,
inkubator Praktikum Biokimia Dasar dengan materi Pencernaan Lemak, alat yang
digunakan adalah tabung reaksi, rak tabung reaksi, gelas ukur, pipet tetes, dan
inkubator. Praktikum Biokimia Dasar dengan materi Penentuan Kadar Asam
Total, alat yang digunakan gelas erlenmeyer, gelas ukur, labu ukur, pipet,
pengaduk magnetik, buret, dan statif. Sedangkan bahan yang digunakan adalah
larutan amilum 1% yang telah dimasak, larutan lugol, larutan HCl 0,1N, larutan
HCl 0,45%, larutan NaOH 0,1N, larutan NaCl 0,1%, saliva, ekstrak pankreas,
potongan gumpalan putih telur, aquades, larutan pepsin, minyak goreng, cairan
empedu, larutan fenoltalein (PP 1%), susu segar, yoghurt, tape ubi kayu, dan ubi
kayu kukus.
Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa Pencernaan
Karbohidrat adalah Menguji daya amilolitik amilase saliva, pencernaan amilum
oleh ekstrak pankreas, dan pencernaan amilum masak oleh asam. Pada
Pencernaan Protein dapat disimpulkan bahwa Mengetahui proses hidrolisis
protein oleh pepsin dan Mengetahui proses hidrolisis protein oleh enzim-enzim
proteolitik pankreas. Sedangkan pada Pencernaan Lemak dapat disimpulkan
bahwa mengetahui pencernaan lemak oleh pankreas. Pada Penetapan Kadar Asam
Total dapat disimpulkan bahwa Mengetahui cara pengujian kadar asam laktat
pada susu dan yoghurt, dan Mengetahui kadar asam asetat pada ubi kayu kukus
dan tape ubi kayu.
Kata kunci : Pencernaan Karbohidrat, Pencernaaan Protein, Pencernaan
Lemak, Penentuan Kadar Asam Total.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
Rahmat, Taufik, dan Hidayah-Nya. Sehingga penyusun dapat menyelesaikan
Laporan Biokimia Dasar ini dengan sebaik-baiknya.
Penulis ucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Ir. Retno Murwani, Msc.
MappSc. selaku Koordinator Praktikum Biokimia Dasar, Liana Eka
Lestariningtyas selaku Koordinator Umum Praktikum Biokimia Dasar, dan Diana
Nur Fitri selaku asisten pembimbing Praktikum Biokimia Dasar yang telah
membimbing dan membantu penyusun selama praktikum berlangsung sampai
penyusunan laporan praktikum Biokimia Dasar ini selesai. Harapan penulis
semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Demikian kata pengantar dari penulis, penulis menyampaikan terima kasih
atas perhatian dan koreksi dari berbagai pihak
Semarang, April 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………..….. ii
RINGKASAN…………………………………………………............. iii
KATA PENGANTAR………………………………………………..... iv
DAFTAR ISI………………………………………………………….... v
DAFTAR TABEL…………………………………………………….... vi
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………….... vii
BAB I. PENDAHULUAN……………………………………………... 1
BAB II. MATERI DAN METODE......................................................... 3
2.1. Materi.......................................................................................... 3
2.2. Metode........................................................................................ 4
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN................................................ 9
3.1. Pencernaan Karbohidrat……………………………………...... 9
3.2. Pencernaan Protein…………………………………………...... 14
3.3. Pencernaan Lemak…………………………………………...... 16
3.4. Penentuan Kadar Asam Total......................................……....... 18
BAB IV. SIMPULAN DAN SARAN..................................................... 23
4.1. Simpulan...................................................................................... 23
4.2. Saran............................................................................................ 23
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………... 24
LAMPIRAN……………………………………………………………. 25
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Data Hasil Percobaan Pencernaan Karbohidrat 15 menit pertama ..... 9
2. Data Hasil Percobaan Pencernaan Karbohidrat 15 menit kedua ........ 11
3. Data Hasil Percobaan Pencernaan Karbohidrat 15 menit ketiga ........ 13
4. Data Hasil Percobaan Pencernaan Protein Putih Telur tiap 30 menit. 15
5. Data Hasil Percobaan Pencernaan Lemak oleh ekstrak pankreas....... 16
7. Data Hasil Percobaan Kadar Asam Laktat pada Susu ....................... 18
8. Data Hasil Percobaan Kadar Asam Laktat pada Yoghurt .................. 19
9. Data Hasil Percobaan Kadar Asam Asetat pada Tape ....................... 20
10. Data Hasil Percobaan Kadar Asam Asetat pada Ubi kayu ................ 21
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Fotocopy Hasil Praktikum Sementara.............................................. 25
2. Jawaban Pertanyaan Pencernaan Karbohidrat................................. 31
3. Jawaban Pertanyaan Pencernaan Lemak........................................ 32
4. Jawaban Pertanyaan Pencernaan Protein ....................................... 34
5. Jawaban Pertanyaan Penentuan Kadar Total Asam........................ 35
6. Perhitungan Standarisasi NaOH dengan Asam Oksalat Standar..... 35
7. Perhitungan Kadar Total Asam Laktat pada Susu........................... 36
8. Perhitungan Kadar Total Asam Laktat padaYoghurt...................... 37
9. Perhitungan Kadar Total Asam Asetat pada Tape.......................... 38
10. Perhitungan Kadar Total Asam Asetat pada Ubi kayu .................. 39
11. Gambar dan Fungsi Alat Praktikum................................................. 40
12. Fotocopy Cover Buku dan Isi sebagai Sitasi.................................... 44
BAB I
PENDAHULUAN
Pencernaan adalah proses perubahan berbagai senyawa kompleks
(misalnya polisakarida, protein, lemak) menjadi senyawa-senyawa yang lebih
sederhana sehingga mudah diserap oleh dinding usus dan kemudian sari-sarinya
akan diedarkan ke seluruh tubuh. Pencernaan di dalam tubuh dibantu oleh enzim.
Enzim di dalam tubuh akan mencerna karbohidrat misalnya pati atau amilum yang
berlangsung dari mulut oleh enzim ptialin atau alfa amylase sampai usus.
Karbohidrat merupakan sumber energi utama. Karbohidrat adalah
polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton yang memiliki rumus Cn(H2O)m.
Karbohidrat berdasarkan penyusunannya terbagi menjadi monosakarida,
disakarida, polisakarida (glukosa, galaktosa, fruktosa), oligosakarida. Protein
adalah senyawa organik yang molekulnya sangat besar dan susunannya sangat
kompleks serta merupakan polimer dari alfa asam-asam basa. Protein berperan
sebagai sumber asam amino bagi organisme. Lemak adalah ester antara gliserol dan
asam lemak, diman ketiga radikal hidroksil dari gliserol semuanya diesterkan.
Lemak yang menjadi makanan bagi manusia dan hewan lain adalah trigliserida,
sterol, dan fosfolipid membran yang ada pada hewan dan tumbuhan. Asam laktat
(lactic acid) adalah salah satu asam organik yang penting di industri, terutama di
industri makanan. Asam asetat merupakan produk katabolisme aerob dalam jalur
glikolisis atau perombakan glukosa.
Tujuan Praktikum Biokimia adalah untuk mengetahui daya amilolitik
amilase saliva, mengetahui pencernaan amilum masak oleh ekstrak pankreas dan
asam, mengetahui proses hidrolisis protein oleh pepsin dan enzim-enzim
proteolitik pankreas, mengetahui pencernaan lemak oleh ekstrak pankreas,
mengetahui cara pengujian dan perhitungan kadar total asam pada susu, yoghurt,
ubi kayu dan tape. Manfaat dari Praktikum Biokimia ini adalah memberikan
pengetahuan kepada praktikan mengenai proses pencernaan karbohidrat,
pencernaan protein, pencernaan lemak, dan kadar asam total serta praktikan
mengetahui reaksi-reaksi pencernaan bahan makanan yang terjadi dalam tubuh.
BAB II
MATERI DAN METODE
Praktikum Biokimia Dasar dengan materi Pencernaan Karbohidrat,
Pencernaan Protein, Pencernaan Lemak, dan Penentuan Kadar Asam Total
dilaksanakan pada hari Minggu, 14 April 2013, pukul 14.00–17.00 WIB di
Laboratorium Fisiologi dan Biokimia Ternak, Fakultas Peternakan dan Pertanian,
Universitas Diponegoro, Semarang.
2.1. Materi
Praktikum Pencernaan Karbohidrat, Pencernaan Protein, Pencernaan
Lemak dan Penentuan Kadar Asam Total menggunakan alat dan bahan sebagai
berikut, tabung reaksi berfungsi sebagai tempat mereaksikan zat, rak tabung reaksi
berfungsi sebagai tempat meletakkan tabung reaksi, gelas ukur untuk mengukur
volume suatu zat, gelas beker berfungsi untuk menampung air kumur, lampu
bunsen berfungsi untuk meningkatkan suhu suatu zat, penjepit fungsinya untuk
menjepit kertas saringan, pipet tetes untuk mengambil larutan dalam jumlah
sedikit, inkubator berfungsi untuk menginkubasi larutan yang akan diuji, mortal
berfungsi untuk menghancurkan ekstrak pankreas, pisau berfungsi memotong
putih telur, gelas erlenmeyer berfungsi sebagai menampung filtrat hasil
penyaringan dan menampung titran (larutan yang dititrasi) pada proses titrasi,
pengaduk magnetik berfungsi untuk mengaduk larutan kimia, buret berfungsi
untuk mengeluarkan larutan yang akan dititrasi, labu ukur berfungsi untuk
membuat larutan atau mengencerkan larutan, dan statif berfungsi alat penyangga
buret. Bahan yang digunakan adalah larutan amilum 1% yang telah dimasak,
larutan lugol, larutan HCl 0,1N dan larutan HCl 0,45% , larutan NaOH 0,1N,
larutan NaCl 0,1%, saliva, ekstrak pankreas (pankreazim), potongan gumpalan
putih telur, aquades, larutan pepsin, cairan empedu, larutan fenolftalein (PP) 1%,
minyak goreng, susu segar, yoghurt, ubi kayu, dan tape.
2.2. Metode
2.2.1. Pengumpulan saliva, Metode yang digunakan dalam pengumpulan saliva
yaitu membersihkan mulut dengan cara berkumur dengen air bersih. Mengambil
20 ml NaCl 0,1% dan kumur selama satu menit. Mengumpulkan air kumuran pada
gelas beker dan menyaringnya untuk menghilangkan sel-sel epitel rongga mulut
dan kotoran-kotoran lainnya.
2.2.2. Percobaan daya amilolitik amilum saliva, Metode yang digunakan
dalam percobaan daya amilolitik amilum saliva yaitu mengambil empat buah
tabung reaksi, kemudian memberi nomor satu, dua, tiga, dan empat pada masing-
masing tabung. Mengambil 5 ml saliva dan menambahkan 5 ml larutan amilum
1% yang telah dimasak ke dalam tabung pertama, Mengambil 5 ml saliva yang
telah dididihkan dan setelah dingin, kemudian menambahkan 5 ml larutan amilum
1% masak ke dalam tabung kedua, selanjutnya mengambil 5 ml saliva,
mengasamkannya dengan 5 tetes larutan HCl 0,1N, kemudian menambahkan
dengan 5 ml larutan amilum 1% masak ke dalam tabung ketiga. Mengambil 5 ml
larutan amilum 1% masak (tanpa menambah saliva) ke dalam tabung keempat,
setelah semua tabung siap kemudian memasukkan keempat tabung reaksi tersebut
ke dalam inkubator yang bersuhu 37o
C. Setiap 15 menit mengambil 2 tetes dari
masing-masing tabung untuk melakukan uji Iod menggunakan larutan lugol 2
tetes dan mengamatinya setiap 15 menit pertama sampai 15 menit ketiga.
2.2.3. Pencernaan amilum masak oleh ekstrak pankreas, Metode yang
digunakan dalam pencernaan amilum masak oleh larutan pankreazim yaitu
mengambil tiga buah tabung reaksi, memberi nomor lima, enam, dan tujuh pada
masing-masing tabung. Mengambil 1 ml larutan pankreazim dan menambahkan 5
ml larutan amilum 1% masak ke dalam tabung kelima. Mengambil 1 ml larutan
pankreazim, menambahkan 5 tetes larutan HCl 0,1N dan 5 ml larutan amilum 1%
masak ke dalam tabung keenam. Mengambil 1 ml larutan pankreazim,
menambahkan 5 ml larutan amilum 1% masak, dan 5 tetes larutan NaOH 0,1N ke
dalam tabung ketujuh. Meletakkan tabung reaksi tersebut ke dalam inkubator
yang bersuhu 37o
C lalu mengikuti hidrolisisnya dengan uji Iod tiap 15 menit
pertama sampai 15 menit ketiga.
2.2.4. Pencernaan amilum masak oleh asam, Metode yang digunakan dalam
pencernaan amilum masak oleh asam yaitu mengambil dua buah tabung reaksi,
kemudian memberi nomor delapan dan sembilan pada masing-masing tabung.
Mengambil larutan HCl 0,45% dan 5 ml larutan amilum 1% masak ke dalam
tabung kedelapan, selanjutnya memasukkan tabung kedelapan ke dalam inkubator
bersuhu 37o
C. Mengambil HCl 0,45% dan 5 ml larutan amilum 1% masak ke
dalam tabung kesembilan. Tabung kesembilan tidak dimasukkan ke dalam
inkubator. Mengikuti hidrolisis masing-masing tabung dengan uji Iod setiap 15
menit pertama hingga 15 menit ketiga.
2.2.5. Pencernaan protein oleh pepsin, Metode yang dilakukan dalam
pencernaan protein oleh pepsin adalah mengambil 3 tabung reaksi, lalu memberi
nomor 1, 2, dan 3. Tabung pertama, mengisi 1 ml larutan pepsin, dan
menambahkan 1 ml larutan HCl 0,45%, kemudian menambahkan potongan
gumpalan putih telur. Tabung kedua, mengisi 1 ml larutan pepsin, dan
menambahkan 1 ml air, kemudian menambahkan potongan gumpalan putih telur.
Tabung ketiga, mengisi 1 ml larutan pepsin, kemudian mendidihkannya, setelah
dingin menambahkan 1 ml larutan HCl 0,45% serta menambahkan potongan
gumpalan putih telur, setelah menyiapkan ketiga tabung, lalu memasukkan ketiga
tabung tersebut kedalam inkubator dengan suhu 37o
C. Mengamati dan mencatat
dengan cermat perubahan yang terjadi setiap 30 menit. Melihat pencernaan
protein putih telur dengan hancurnya putih telur (biasanya keruh). Mengamati
hingga 30 menit kedua.
2.2.6. Pencernaan protein oleh ekstrak pankreas, Metode yang dilakukan
dalam pencernaan protein oleh ekstrak pankreas adalah mengambil 3 tabung
reaksi, memberi nomor 4, 5 dan 7. Tabung keempat, mengisi 2 ml larutan ekstrak
pankreas dan menambahkan 1 ml larutan HCl 0,1N, kemudian menambahkan
potongan gumpalan putih telur. Tabung kelima, mengisi 2 ml larutan ekstrak
pankreas dan menambahkan 1 ml larutan NaOH 0,1N, kemudian menambahkan
potongan gumpalan putih telur. Tabung keenam, mengisi 2 ml larutan ekstrak
pankreas yang didihkan, setelah dingin menambahkan 1 ml larutan NaOH 0,1N
kemudian menambahkan potongan gumpalan putih telur. Memasukkan ketiga
tabung reaksi kedalam inkubator dengan suhu 37o
C. Mengamati perubahan
protein putih telur hingga 30 menit kedua.
2.2.7. Pencernaan lemak oleh ekstrak pankreas, Metode yang digunakan
dalam pencernaan lemak oleh adalah Mengambil tiga tabung reaksi, memberi
nomor 1, 2, 3 kemudian mengisi tabung tersebut dengan bahan-bahan yang sudah
disiapkan. Mengisi tabung pertama dengan 2 ml minyak goreng dan 1 ml ekstrak
pankreas. Pada tabung kedua berisi dengan 2 ml minyak goreng, 1 ml ekstrak
pankreas dan 3 tetes cairan empedu, selanjutnya pada tabung ketiga berisi 2 ml
minyak goreng dan 1 ml air, setelah itu memasukkan ketiga tabung reaksi tersebut
ke dalam inkubator yang bersuhu 37o
C selama 60 menit. Menambahkan 5 tetes
larutan fenolftalein (PP) 1% ke setiap masing-masing tabung reaksi, setelah 60
menit menambahkan tetesan demi tetesan larutan NaOH 0,1 N kedalam setiap
tabung reaksi sampai berubah warna menjadi warna merah muda. Menghitung
jumlah tetesan NaOH yang diperlukan pada titrasi tiap-tiap tabung.
2.2.8. Penentuan kadar asam laktat, Metode yang digunakan dalam penentuan
kadar asam laktat pada susu dan yoghurt adalah Memasukkan 10 ml susu dan
yoghurt ke dalam gelas erlenmeyer, kemudian menambahkan 3 tetes larutan
fenolftalein (PP) 1%. Mentitrasi larutan tersebut dengan menambahkan larutan
NaOH 0.1 N, sampai titik akhir titrasi berwarna merah muda. Mengulangi titrasi
ini sampai 2 kali. Menghitung volume NaOH yang tercatat dan merata-rata hasil
volume keduanya.
2.2.9. Penentuan kadar asam asetat, Metode yang digunakan dalam penentuan
kadar asam asetat pada tape dan ubi kayu adalah menimbang 25 g tape dan ubi
kayu. Memasukkan tape dan ubi kayu tersebut ke dalam gelas ukur 250 ml dalam
wadah yang berbeda. Menambahkan air sampai tanda tera. Menghomogenkan
tape dan ubi kayu dengan menggunakan pengaduk magnetik. Menyaring dengan
menggunakan kapas. Mengambil filtrat dari bahan yang sudah di saring.
Memasukkan 10 ml filtrat ke dalam gelas erlenmeyer. Menambahkan 3 tetes
larutan fenolftalein (PP) 1%. Mentitrasi larutan tersebut dengan menambahkan
larutan NaOH 0.1 N hingga berwarna merah muda. Mengulangi titrasi sampai 2
kali. Menghitung volume NaOH yang tertera dan merata-rata hasil volume
keduanya.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Pencernaan Karbohidrat
Hasil yang diperoleh dari percobaan Pencernaan daya amilolitik saliva,
Percernaan amilum masak oleh ekstrak pankreas, dan Percernaan amilum masak
oleh asam sebagai berikut.
Tabel 1. Hasil Percobaan Pencernaan Karbohidrat pada 15 menit pertama
Reaksi
(+/-)
Uji Iod
KeteranganSebelum ditetesi
lugol
Setelah ditetesi
lugol
Tabung 1 + Tidak berwarna Coklat muda
Terjadi
pencernaan
Tabung 2 + Tidak berwarna Coklat muda
Terjadi
pencernaan
Tabung 3 - Tidak berwarna Coklat Tua
Tidak Terjadi
Pencernaan
Tabung 4 - Tidak berwarna Hitam
Tidak Terjadi
Pencernaan
Tabung 5 - Kuning Keruh Coklat Tua
Tidak Terjadi
Pencernaan
Tabung 6 - Kuning Keruh Coklat Kehitaman
Tidak Terjadi
Pencernaan
Tabung 7 - Orange Coklat Kebiruan
Tidak Terjadi
Pencernaan
Tabung 8 - Tidak berwarna Biru Kehitaman
Tidak Terjadi
Pencernaan
Tabung 9 - Tidak berwarna Biru Kehitaman
Tidak Terjadi
Pencernaan
Sumber : Data Primer Praktikum Biokimia Dasar, 2013.
Berdasarkan hasil pengamatan bahwa tabung 1, dan 2 membentuk warna
coklat muda, reaksi ini berjalan positif karena terjadi proses pencernaan yang
disebabkan oleh enzim ptialin atau α-amilase yang dihasilkan oleh saliva sehingga
memecah amilum menjadi dekstrin. Hal ini sesuai dengan pendapat Poedjiadi
(2007) yang menyatakan bahwa enzim amilase mengubah polisakarida yang
berukuran besar (pati) menjadi polisakarida yang berukuran kecil yang disebut
dekstrin. Tabung 4 terbentuk warna hitam terjadi karena kerusakan enzim amilase
yang disebabkan oleh pH yang rendah dan suhu yang tinggi. Hal ini sesuai dengan
pendapat (Martoharsono, 2006) yang menyatakan bahwa sebagian besar molekul
protein menampakan aktivitas pada kisaran pH dan suhu tertentu.
Tabung 3 ,6, dan 7 terbentuk warna coklat kehitaman, coklat kebiruan
(gelap) dan coklat tua, reaksi berjalan negatif karena adanya penambahan HCL.
Hal ini sesuai dengan pendapat Martoharsono (1994) yang menyatakan bahwa
enzim ptialin mampu mencerna pati menjadi dekstrin dan maltosa pada suasana
basa dan tidak aktif pada suasana asam karena asam klorida (HCl) yang
diproduksi lambung. Tabung 8 dan 9 terbentuk warna biru kehitaman, reaksi ini
berjalan negatif karena tidak adanya α-amilase yang mempengaruhi proses
pencernaan amilum. Ditambahkan oleh Lehninger (1982) bahwa di dalam mulut
dan terjadi sekresi saliva umumnya mengandung enzim amilase.
Tabel 2. Hasil Percobaan Pencernaan Karbohidrat pada 15 menit kedua
Rea
ksi
(+/-)
Uji Iod
KeteranganSebelum ditetesi
lugol
Setelah ditetesi
lugol
Tabung 1 + Tidak berwarna Coklat muda
Terjadi
pencernaan
Tabung 2 - Tidak berwarna Hitam
Tidak Terjadi
pencernaan
Tabung 3 - Tidak berwarna Coklat tua
Tidak Terjadi
Pencernaan
Tabung 4 - Tidak berwarna Hitam
Tidak Terjadi
Pencernaan
Tabung 5 - Kuning Keruh Coklat Tua
Tidak Terjadi
Pencernaan
Tabung 6 - Kuning Keruh Coklat Kehitaman
Tidak Terjadi
Pencernaan
Tabung 7 - Orange Hitam Kehijauan
Tidak Terjadi
Pencernaan
Tabung 8 - Tidak berwarna Biru Kehitaman
Tidak Terjadi
Pencernaan
Tabung 9 - Tidak berwarna Biru Kehitaman
Tidak Terjadi
Pencernaan
Sumber : Data Primer Praktikum Biokimia Dasar, 2013.
Berdasarkan hasil pengamatan bahwa tabung 1 terbentuk warna coklat muda
menunjukkan terjadinya pencernaan karena adanya proses pengubahan dari
akrodekstrin menjadi maltosa dengan bantuan enzim alfa amilase. Enzim ptialin
dalam saliva adalah suatu enzim amilase, yang berfungsi untuk memecah
molekul-molekul amilum menjadi maltosa dengan proses hidrolisis. Hal ini juga
sesuai dengan pendapat Sumardjo (1992) bahwa didalam usus proses pencernaan
pati akan dilanjutkan oleh getah pankreas dan getah usus yang mengandung
enzim-enzim amilase yang dapat menghidrolisis pati atu dekstrin atau maltosa
menjadi glukosa. Pada tabung 2 dan 4 terbentuk warna hitam, reaksi berjalan
negatif karena enzim pankreas terdenaturasi oleh larutan yang bersifat asam HCl
sehingga tidak terjadi pencernaan. Reaksi ini negatif karena terjadi perubahan
warna yang menandakan bahwa amilum telah terhidrolisis oleh asam HCl. Hal ini
sesuai dengan pendapat Martoharsono (2006) yang menambahkan bahwa enzim
bekerja pada kisaran pH tertentu. Bila dilakukan pengukuran aktifitas enzim pada
beberapa macam pH yang berlainan, maka sebagian besar enzim didalam tubuh
akan menunjukan aktifitas maksimum antara pH 5,0-9,0.
Tabung 3, 5, dan 6 terbentuk warna coklat kehitaman, coklat (gelap) dan
coklat tua, reaksi berjalan negatif karena adanya penambahan HCL. Hal ini sesuai
dengan pendapat Martoharsono (1994) yang menyatakan bahwa enzim ptialin
mampu mencerna pati menjadi dekstrin dan maltosa pada suasana basa dan tidak
aktif pada suasana asam karena asam klorida (HCl) yang diproduksi lambung.
Tabung 7 terbentuk warna menjadi hitam kehijauan. Hasil percobaanya tidak
terjadi pencernaan, karena larutan mengalami proses hidrolisis disakarida dan
polisakarida dengan bantuan enzim alfa amilase. Hal ini menunjukkan bahwa jika
larutan tidak bersifat terlalu asam sehingga reaksi ekstrak pankreas dapat
berlangsung dengan sempurna yang sesuai dengan pendapat Anggorodi (1994)
menyatakan bahwa larutan yang tidak terlalu asam dapat bereaksi dengan ekstrak
pankreas. Tabung 8 dan 9 terbentuk warna biru kehitaman, reaksi ini berjalan
negatif karena tidak adanya α-amilase yang mempengaruhi proses pencernaan
amilum. Ditambahkan oleh Lehninger (1982) bahwa didalam mulut dan terjadi
sekresi saliva umumnya mengandung enzim amilase.
Tabel 3. Hasil Percobaan Pencernaan Karbohidrat pada 15 menit ketiga
Reaksi
(+/-)
Uji Iod
KeteranganSebelum ditetesi
lugol
Setelah ditetesi
lugol
Tabung 1 + Tidak berwarna Coklat muda
Terjadi
pencernaan
Tabung 2 - Tidak berwarna Hitam
Tidak Terjadi
pencernaan
Tabung 3 - Tidak berwarna Coklat tua
Tidak Terjadi
Pencernaan
Tabung 4 - Tidak berwarna Hitam
Tidak Terjadi
Pencernaan
Tabung 5 - Kuning Keruh Coklat Tua
Tidak Terjadi
Pencernaan
Tabung 6 - Kuning Keruh Coklat Kehitaman
Tidak Terjadi
Pencernaan
Tabung 7 - Orange Hijau Kehitaman
Tidak Terjadi
Pencernaan
Tabung 8 - Tidak berwarna Biru Kehitaman
Tidak Terjadi
Pencernaan
Tabung 9 - Tidak berwarna Biru Kehitaman
Tidak Terjadi
Pencernaan
Sumber : Data Primer Praktikum Biokimia Dasar, 2013.
Berdasarkan hasil pengamatan bahwa tabung 1 terbentuk warna coklat
muda menunjukkan terjadinya pencernaan karena adanya proses pengubahan dari
akrodekstrin menjadi maltosa dengan bantuan enzim alfa amilase. Enzim ptialin
dalam saliva adalah suatu enzim amilase, yang berfungsi untuk memecah
molekul-molekul amilum menjadi maltosa dengan proses hidrolisis. Hal ini juga
sesuai dengan pendapat Sumardjo (1992) bahwa didalam usus proses pencernaan
pati akan dilanjutkan oleh getah pankreas dan getah usus yang mengandung
enzim-enzim amilase yang dapat menghidrolisis pati atu dekstrin atau maltosa
menjadi glukosa. Pada tabung 2 dan 4 terbentuk warna hitam, reaksi berjalan
negatif karena enzim pankreas terdenaturasi oleh larutan yang bersifat asam HCl
sehingga tidak terjadi pencernaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Martoharsono
(2006) yang menambahkan bahwa enzim bekerja pada kisaran pH tertentu. Bila
dilakukan pengukuran aktifitas enzim pada beberapa macam pH yang berlainan,
maka sebagian besar enzim didalam tubuh akan menunjukan aktifitas maksimum
antara pH 5,0-9,0.
Tabung 3, 5, dan 6 terbentuk warna coklat kehitaman, coklat (gelap) dan
coklat tua, reaksi berjalan negatif karena adanya penambahan HCL. Hal ini sesuai
engan pendapat Martoharsono (1994) yang menyatakan bahwa enzim ptialin
mampu mencerna pati menjadi dekstrin dan maltosa pada suasana basa dan tida
aktif pada suasana asam karena asam klorida (HCl) yang diproduksi lambung.
Tabung 7 terbentuk warna menjadi hitam kehijauan. Hasil percobaanya tidak
terjadi pencernaan, karena larutan mengalami proses hidrolisis disakarida dan
polisakarida dengan bantuan enzim alfa amilase. Hal ini menunjukkan bahwa jika
larutan tidak bersifat terlalu asam sehingga reaksi ekstrak pankreas dapat
berlangsung dengan sempurna yang sesuai dengan pendapat Anggorodi (1994)
yang menyatakan bahwa larutan yang tidak terlalu asam dapat bereaksi dengan
ekstrak pankreas. Tabung 8 dan 9 terbentuk warna biru kehitaman, reaksi ini
berjalan negatif karena tidak adanya α-amilase yang mempengaruhi proses
pencernaan amilum. Ditambahkan oleh Lehninger (1982) bahwa didalam mulut
dan terjadi sekresi saliva umumnya mengandung enzim amilase.
3.2. Pencernaan Protein
Hasil yang diperoleh dari percobaan Percernaan protein oleh pepsin dan
Percernaan protein oleh ekstrak pankreas sebagai berikut.
Tabel 4. Data Hasil Percobaan Protein Keadaan Putih Telur Tiap 30 menit
Keadaan Putih Telur
Keterangan
30 Menit Pertama 30 Menit Kedua
Tabung 1
Agak Keruh,
Agak Hancur
Agak Keruh,
Agak Hancur
Terhidrolisis
Sebagian
Tabung 2
Agak Keruh,
Agak Hancur
Agak Keruh,
Agak Hancur
Terhidrolisis
Sebagian
Tabung 3
Agak Keruh,
Agak Hancur
Agak Keruh,
Agak Hancur
Terhidrolisis
Sebagian
Tabung 4
Agak Keruh,
Agak Hancur
Keruh,
Hancur
Terhidrolisis
Sempurna
Tabung 5
Keruh,
Agak Hancur
Keruh,
Agak Hancur
Terhidrolisis
Sebagian
Tabung 6
Keruh,
Agak Hancur
Keruh,
Agak Hancur
Terhidrolisis
Sebagian
Sumber : Data Primer Praktikum Biokimia Dasar, 2013.
Berdasarkan hasil pengamatan bahwa pada percobaan pencernaan protein
oleh pepsin yaitu tabung 1, 2 dan 3, dan percobaan pencernaan protein oleh
ekstrak pankreas yaitu tabung 5 dan 6 pada 30 menit pertama dan 30 menit kedua
didapatkan hasil putih telur dalam keadaan agak hancur dan larutan yang
merendamnya tampak agak keruh. Hal itu dikarenakan protein pada putih telur
mengalami hidrolisis oleh pepsin. Protein yang terhidrolisis berubah menjadi
senyawa asam amino yang memiliki molekul mikriskopis dan terlarut dalam
larutan pepsin, sehingga menyebabkan larutan dalam tabung reaksi menjadi
keruh. Hal ini menandakan adanya pankrezim yang mencerna putih telur dengan
cara memutus gugus fungsional karbonil ( COOH ) dan ( NH2 ) yang dimiliki oleh
putih telur tersebut. Terjadi pencernaan karena adanya penambahan NaOH yang
bersifat basa. Hal ini sesuai dengan pendapat Poedjiadi (1994) bahwa pencernaan
protein oleh ekstrak pankreas paling baik bekerja dalam suasana basa, bila
dipanaskan enzim tersebut mengalami kerusakan. Pada tabung 4 pada 30 menit
kedua keadaan putih telur telah hancur dan keruh, hal ini dikarenakan aktifitas
enzim proteolitik pankreas meningkat pada suasana basa, oleh karena itu
penambahan larutan NaOH 0,1 N pada larutan ekstrak pankreas mengakibatkan
peningkatan hidrolisis protein putih telur oleh enzim proteolitik pankreas,
sehingga keadaan putih telur hancur. Hal ini sesuai pendapat Lehninger (1982)
yang menambahkan bahwa bagian eksokrin pankreas menghasilkan getah
pankreas yang basa dan mengandung enzim pencernaan.
3.3. Pencernaan Lemak
Hasil yang diperoleh dari percobaan Percernaan Lemak oleh ekstrak
pankreas sebagai berikut.
Tabel 5. Data Hasil Percobaan Lemak oleh Ekstrak Pankreas
Jumlah NaOH 0,1 N (tetes) Keterangan
Tabung 1 6 Terjadi Hidrolisis
Tabung 2 4 Terjadi Hidrolisis
Tabung 3 1 Terjadi Hidrolisis
Sumber : Data Primer Praktikum Biokimia Dasar, 2013.
Berdasarkan hasil pengamatan bahwa tabung 1 mengalami hidrolisis karena
terjadi penambahan 6 tetes cairan NaOH. Tabung 1 dan 2 menghasilkan warna
pink atau merah muda yang menandakan reaksi adalah positif. Pencernaan lemak
terjadi apabila lemak dihidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol, semakin
banyak asam lemak dan gliserol terurai maka semakin banyak NaOH yang
dibutuhkan untuk membuat larutan menjadi berwarna merah muda. Hal ini sesuai
dengan pendapat Poedjiadi (2007) yang menambahkan bahwa lipase dalam cairan
pankreas berfungsi sebagai katalis dalam proses hidrolisis lemak menjadi asam
lemak, gliserol, monoasilgliserol dan diasilgliserol. Pada tabung 3 yang berisi 2
ml yang dicampur dengan 1ml aquades ternyata lebih sedikit membutuhkan
larutan NaOH 0,1 N yaitu hanya 1 tetes untuk mendapatkan warna merah muda.
Perubahan warna merah muda dalam percobaan lemak ini karena terjadi hidrolisis
lemak menjadi asam lemak dan gliserol, semakin banyak asam lemak yang
dibebaskan maka semakin banyak pula larutan NaOH 0,1N untuk menetralisir.
Hal ini sesuai dengan pendapat Sumardjo (2009) yang menyatakan bahwa larutan
basa kuat, misalnya larutan natrium hidroksida atau larutan kalium hidrokisda
yang panas, apabila dicampur dengan lemak, lemak tersebut akan mengalami
pemecahan secara hidrolisis.
3.4. Penentuan Kadar Asam Total
Hasil percobaan Kadar Asam Laktat pada Susu diperoleh hasil sebagai
berikut.
Tabel 6. Data Hasil Percobaan Kadar Asam Laktat pada Susu
Volume NaOH (ml)
Titrasi I 1,6
Titrasi II 1,5
Rata-rata 1,55
Sumber : Data Primer Praktikum Biokimia Dasar, 2013.
Berdasarkan hasil praktikum, didapatkan hasil rata-rata titrasi kadar asam
laktat susu sebesar 1,55 ml dan di dapatkan kadar asam laktat pada susu adalah
0,13%. Standar kadar asam laktat pada susu pada kisaran normal 0,6-1,1% pada
suhu kamar selama 4 hari dan 10 hari. Hasil kadar asam laktat pada susu dalam
percobaan belum memenuhi standar normalnya kadar asam laktat. Pada asam
laktat yang terkandung dalam susu terdapat mikroorganisme tersebut mampu
merubah laktosa dalam susu sebagai sumber energi untuk melakukan proses
fermentasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Hidayat et al., (2006) menyatakan
bahwa proses fermentasi yang penting dalam industri komersial adalah produksi
sel mikrobia, produksi enzim mikrobia, produksi hasil metabolisme mikrobia.
Asam laktat yang terkandung dalam susu, berasal dari laktosa yang dihidrolisis
menjadi glukosa dan galaktosa oleh enzim laktase. Glukosa dan galaktosa ini akan
mengalami glikolisis sehingga akan menghasilkan asam laktat (Martoharsono,
1994).
Hasil percobaan Kadar Asam Laktat pada yoghurt diperoleh hasil sebagai
berikut.
Tabel 7. Data Hasil Percobaan Kadar Asam Laktat pada Yoghurt
Volume NaOH (ml)
Titrasi I 0,8
Titrasi II 1
Rata-rata 0,9
Sumber : Data Primer Praktikum Biokimia Dasar, 2013.
Berdasarkan hasil praktikum mendapatkan hasil rata-rata titrasi kadar
asam laktat yoghurt sebesar 0,9 ml dan setelah dihitung dengan rumus kadar asam
laktat didapatkan kadar asam laktat sebesar 0,077 %. Standar nilai total asam yang
diperoleh dari yoghurt berkisar antara 0,5%-2%. Kadar asam laktat pada yoghurt
belum memenuhi standar normal nilai total asam disebabkan oleh nilai keasaman
atau pH dan suhu pada saat fermentasi. Titrasi yogurt membutuhkan lebih banyak
NaOH dibanding dengan susu karena yoghurt merupakan produk fermentasi yang
menghasilkan asam laktat karena bantuan mikrobia. Hal ini sesuai dengan
pendapat Buckle et al., yang menyatakan bahwa jenis bakteri Lactobacillus lactis
pada yoghurt umumnya lebih tahan terhadap asam daripada jenis Streptococcus
dan menyebabkan banyaknya fermentasi asam laktat yang sering digunakan pada
fermentasi susu. Faktor keberhasilan fermentasi asam laktat sangat ditentukan
jenis bahan pangan (substrat). Mikroba membutuhkan energi yang berasal dari
karbohidrat, protein, lemak, mineral dan zat-zat gizi lainnya yang ada dalam
bahan pangan. Demikian pula dengan macam mikroba, adapun yang perlu
dimiliki mikroba dalam fermentasi adalah harus mampu tumbuh pada substrat dan
mudah beradaptasi dengan lingkungannya, dan mikroba harus mampu
mengeluarkan enzim-enzim penting yang dapat melakukan perubahan yang
dikehendaki secara kimia (Hidayat et al., 2006).
Hasil percobaan Kadar Asam Asetat pada Tape diperoleh hasil sebagai
berikut.
Tabel 8. Data Hasil Percobaan Kadar Asam Laktat pada Tape
Volume NaOH (ml)
Titrasi I 1
Titrasi II 0,5
Rata-rata 0,75
Sumber : Data Primer Praktikum Biokimia Dasar, 2013.
Berdasarkan hasil praktikum mendapatkan hasil rata-rata titrasi kadar
asam laktat pada tape sebesar 0,75 ml dan setelah dihitung dengan rumus kadar
asam laktat didapatkan kadar asam laktat pada tape sebesar 0,171 %. Hal ini
terjadi dari ubi kayu yang telah dibungkus dan difermentasikan oleh mikroba
amiliolotik menjadi tape. Mikroba tersebut menghasilkan enzim amiliolotik yang
dapat memecah pati menjadi dekskrin, maltotrosa, maltosa, dan glukosa. Hal ini
sesuai dengan pendapat Lehninger (1982) menyatakan bahwa mikroba dapat
mengasilkan enzim amilolitik yang dapat memecah pati menjadi dekstrin,
maltotrosa, maltosa. Mikrobia amilolitik (pemecah karbohidrat atau pati) mampu
menghasikan enzim amilase atau amilolitik yang dapat memecah pati menjadi
dekstrin, maltosa, maltriosa dan glukosa. Glukosa dimanfaatkan oleh mikrobia
untuk pertumbuhan dengan mengeluarkan hasil sampingan berupa alkohol.
Alkohol dapat dimanfaatkan lebih lanjut oleh bakteri pembentuk asam asetat
untuk pertumbuhan dengan mengeluarkan hasil sampingan berupa asam asetat
(Sumardjo, 2009).
Hasil percobaan Kadar Asam Asetat pada Ubi Kayu diperoleh hasil sebagai
berikut.
Tabel 9. Data Hasil Percobaan Kadar Asam Laktat pada Ubi Kayu
Sumber : Data Primer Praktikum Biokimia Dasar, 2013.
Berdasarkan hasil praktikum, rata-rata titrasi percobaan kadar asam asetat
ubi kayu adalah 0,15 ml dan setelah dihitung dengan menggunakan rumus asam
asetat didapatkan kadar asam asetat adalah 0,0342 %. Ubi kayu mengandung
karbohidrat dimana zat ini memiliki potensi berubah menjadi asam asetat.
Mikroba amilolitik menghasilkan amilase yang dapat memecah pati menjadi
dekstrin, maltotriosa, maltosa dan glukosa, selanjutnya glukosa dimanfaatkan oleh
mikroba untuk pertumbuhan dengan mengeluarkan hasil samping berupa alkohol.
Alkohol dapat dimanfaatkan lebih lanjut oleh bakteri asam asetat untuk
pertumbuhan dan mengeluarkan hasil samping berupa asam asetat. Sumardjo
(2009) menyatakan bahwa mikrobia amilolitik (pemecah karbohidrat atau pati)
mampu menghasikan enzim amilase atau amilolitik yang dapat memecah pati
menjadi dekstrin, maltosa, maltriosa dan glukosa. Hal ini terjadi dari ubi kayu
yang telah dikukus dan difermentasikan oleh mikroba amiliolotik menjadi tapai.
Mikroba tersebut menghasilkan enzim amiliolotik yang dapat memecah pati
menjadi dekskrin, maltotrosa, maltosa, dan glukosa, kemudian melalui jalur
glikolisis yang mengeluarkan hasil samping berupa alkohol, kemudian dengan
bantuan enzim, alkohol dapat mengeluarkan hasil samping berupa asam asetat.
Volume NaOH (ml)
Titrasi I 0,1
Titrasi II 0,2
Rata-rata 0,15
Fermentasi tape terjadi perubahan biokimia yaitu perubahan pati menjadi glukosa
dan maltosa, serta perubahan gula menjadi alkohol dan asam organik ( Hidayat et
al., 2006).
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
4.1. Simpulan
Berdasarkan praktikum Biokimia Dasar dapat disimpulkan bahwa pada
pencernaan karbohidrat dilakukan uji iod dengan NaOH, berubah warna menjadi
warna terang adanya enzim yang aktif dalam pencernaan karbohidrat dinyatakan
reaksi positif, sedangkan reaksi di katakan negatif karena enzim tidak aktif dalam
proses pencernaan karbohidrat. Pencernaan protein menggunakan pepsin biasanya
bisa tercena dengan kondisi yang asam. Pencernaan protein menggunakan ekstrak
penkreas bisa tercena dalam kondisi basa. Pencernaan lemak menggunakan
ekstrak pankreas terjadi jika semakin banyak asam lemak yang dibebaskan, maka
semakin banyak tetesan larutan NaOH yang dibutuhkan untuk menetralisir.
Penentuan kadar asam total, kalau asam laktat pada susu lebih tinggi daripada
yoghurt, sedangkan kadar asam asetat tape lebih tinggi dibandingkan ubi kayu.
4.2. Saran
Metode dalam paktikum berjalan kurang efektif karena ada beberapa alat
yang rusak sehingga saat pengambilan sampel harus bergantian yang
mengakibatkan waktu menjadi tidak efektif. Saat melakukan praktikum
seharusnya lebih teliti sehingga mendapatkan hasil yang tepat dan maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi, R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Buckle, K.A, R.A Edward, G.H. Fleet dan M. Wooton. 1987. Ilmu Pangan.
Diterjemahkan oleh H. Purnomo dan Adiono. Universitas Indonesia Press:
Jakarta.
Hidayat, N., Padaga Masdiana C., Sri Suhartini. 2006. Mikrobiologi Industri.
Andy Offset, Yogyakarta.
Lehninger. 1982. Dasar - dasar Biokimia. Erlangga, Jakarta.
Martoharsono, S. 1994. Biokimia Jilid I. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Martoharsono, S. 2006. Biokimia I. UGM Press, Yogyakarta.
Poedjiadi, A. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Universitas Indonesia, Jakarta.
Poedjiadi, Ana.2007. Dasar-Dasar Biokimia. Universitas Indonesia, Jakarta.
Sumardjo, Damin.1992. Kimia Kedokteran.Universitas Diponegoro, Semarang.
Sumardjo, D. 2009. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran dan Program Strata 1 Fakultas Bioeksata. Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
LAMPIRAN
Lampiran 2. Jawaban Pertanyaan Pencernaan Karbohidrat
1. Contoh monosakarida :
a) Pentosa : ribosa, xilosa, arabinosa
b) heksosa : glukosa, fruktosa, laktosa
2. Contoh disakarida pereduksi dan bukan pereduksi :
a) pereduksi : maltosa, sellobisa, maltosa
b) bukan pereduksi : sakarosa dan threhalosa
3. Oligosakarida yaitu karbohidrat yang tersusun atas 2 molekul sampai 10
molekul monosakarida. Contoh oligosakarida :
a) disakarida : maltosa, sellobisa,laktosa
b) trisakarida : robinosa, sakarosa, gentibiosa
c) tetrasakarida : skorodosa, stachiosa
4. Contoh polisakarida :
a) pentosa : xylan dan araban
b) heksosan : glukosan, fruktosan, mannan, galaktosan
5. Uji benedict positif : jika pada akhir raksi terbentuk endapan merah
bata.
Uji benedict negatif : jika pada akhir reasi tidak terbentuk endapan
merah bata.
6. Uji untuk mengidentifikasi karbohidrat selain uji benedict :
a. uji molish : positif jika terbentuk larutan berwarna ungu
b. uji anthrone : positif jika terbentuk larutan berwarna hijau
c. uji asam pikrat : positif jika terbentuk larutan berwarna merah
d. uji seliwanorf : positif jika terbentuk larutan berwarna merah
e. uji fehling : positif jika terbentuk endapan merah bata
f. uji tollens : positif jika terbentuk cincin perak pada tabung
7. Pencernaan amilum masak dipengaruhi faktor suhu dan suasana
lingkungan. Amilum dapat dicerna pada suhu kamar, karena enzim yang
mencernanya aktif pada suhu itu dan juga suasana yang basa. Pada tabung
9, kondisi suasananya asam dan tidak sesuai dengan suhu kamar sehingga
tidak terjadi hidrolisis karbohidrat. Hal ini ditandai warna larutan yang
berwarna cokelat kehitaman.
Lampiran 3. Jawaban Pertanyaan Pencernaan Protein
1. Sebutkan 20 macam asam amino penyusun protein !
Jawab :
Asam gutamat, Asam aspartat, Lysine, Histin, Arginin, Serin, Theorin,
Cistin, Aspargin, Glutamin, Phenilalanin, Tirosin, Triptophan, Glisin,
Alanin, Valin, Proin, Leusin, Isleusin, Metionin.
2. Sebutkan asam-asam amino yang mengandung gugus S dan bagaimana
rumus bangunnya!
Jawab :
Asam amino yang mengandung unsur S adalah Sistein dan Methionin.
Rumus bangun:
Sistein H
HSCH3COOH
NH2
Metionin.
CH3SCH2CH2CH─ COOH
NH2
3. Berdasarkan hasil percobaan pencernaan protein diatas (tabung 1 s.d 6)
kesimpulan apa yang dapat anda tarik?
Jawab :
Kesimpulan yang dapat ditarik jika pada lambung protein akan tercerna
karna adanya enzim pepsin dalam kondisi asam, sementara di pankreas
protein akan tercerna pada kondisi basa. Namun, jika enzim itu dipanaskan
maka enzim itu akan terdenaturasi atau rusak akibatnya enzim tidak bisa
melakukan proses pencernaan.
Lampiran 4. Jawaban Pertanyaan Pencernaan Lemak
1. Tuliskan rumus umum lemak sederhana ( trigliserida )
Jawab : O
H2C O C R1
O
H2C O C R2
O
H2C O C R3
2. Berdasarkan percobaan pencernaan lemak tersebut diatas mana dan mengapa
yang pencernaan lemaknya terbaik ?
Jawab :
Pencernaan lemak yang baik adalah jika banyak ditetesi oleh NaOH karena
semakin banyak tetesan NaOH maka semakin banyak juga asam lemak yang
terbebaskan.
3. Bagaimana reaksi biokimia perubahan lemak (trigliserida) menjadi asam
lemak dan gliserol?
Jawab :
Lampiran 5. Jawaban Pertanyaan Penentuan Kadar Asam Total
1. Bagaimana reaksi ringkas perubahan glukosa menjadi alcohol ?
Jawab :
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP
2. Bagaimana perubahan reaksi secara lengkap dari laktosa menjadi asam
laktat ?
Jawab :
C12H22O11 + H2O → 4C3H6O3
Laktosa air asam laktat
3. Dari percobaan kadar asam total tersebut diatas, kesimpulan apa yang anda
peroleh ?
Jawab :
Proses fermentasi menyebabkan adanya peningkatan kadar asam total pada
bahan makanan karena dibantu dengan kerja mikroorganisme
Lampiran 6. Standarisasi NaOH dengan Larutan Asam Oksalat Standar
Perhitungan standarisasi NaOH dengan larutan asam oksalat standar perhitungan
normalitas NaOH, Rumus : V1 x N 1= V2 x N2
Keterangan :
N1= 0.1 (normal asam oksalat)
V1= volume asam oksalat (ml)
N2=Normalitas NaOH
V2= Volume NaOH
Normalitas NaOH :
V1xN1 = V2xN2
N1.10 = 0,1x9,5
N1 =
0.1 × 9,5
10
N1 = 0.095N
Jadi, normalitas NaOH sesungguhnya adalah 0,095N
Lampiran 7. Perhitungan Kadar Asam Laktat Susu
Pada air susu setelah dititrasi diperoleh data untuk menghitung kadar total asam
adalah sebagai berikut :
- volume NaOH titrasi I = 1,6 ml.
- volume NaOH titrasi II = 1,5 ml.
Volume rata-rata NaOH =
2
5,16,1 
= 1,55 ml
V1 x B x N
L = ---------------------- x 100 %
V2 x 1000
Keterangan : L = Kadar asam laktat
V1 = Volume larutan NaOH (ml)
V2 = Volume air susu yang dititrasi (ml)
N = Normalitas larutan NaOH
B = Bobot molekul asam laktat (90)
V1 x B x N
L = ------------------- x 100 %
V2 x 1000
1,55 x 0,095 x 90
= -------------------- x 100 %
10 x 1000
= 0,128 %
Lampiran 8. Perhitungan Kadar Total Asam Laktat Pada Yoghurt
Pada air susu basi setelah titrasi diperoleh data sebagai berikut :
- volume NaOH titrasi I = 0,8 ml.
- volume NaOH titrasi II = 1 ml.
Volume rata-rata NaOH =
2
18,0 
= 0,9 ml
V1 x B x N
L = --------------------- x 100 %
V2 x 1000
0,9x 0,095 x 90
= -------------------- x 100 %
10 x 1000
= 0,07695%
Lampiran 9. Perhitungan Kadar Total Asam Asetat pada Tape
Pada tape setelah dititrasi diperoleh data sebagai berikut :
- volume NaOH titrasi I = 1 ml
- volume NaOH titrasi II = 0,5 ml
volume rata-rata NaOH =
2
5,01
= 0,75 ml
V x N x P x B
A = ---------------------- x 100 %
G x 1000
Keterangan : A = Kadar asam asetat
V = Volume larutan NaOH (ml)
N = Normalitas larutan NaOH
B = Bobot molekul asam asetat (60)
G = Berat tape
P = Faktor pengenceran (250/25 =10)
V x N x P x B
A = ---------------------------- x 100 %
G x 1000
0,75 x 0,095 x 10 x 60
= ------------------------------- x 100 %
25 x 1000
= 0, 171 %
Lampiran 10. Perhitungan Kadar Total Asam Asetat pada Ubi Kayu
Pada ubi kayu setelah dititrasi diperoleh data sebagai berikut :
- volume NaOH titrasi I = 0,1 ml
- volume NaOH titrasi II = 0,2 ml
volume rata-rata NaOH =
2
2,01,0 
= 0,15 ml
V x N x P x B
A = ---------------------- x 100 %
G x 1000
Keterangan : A = Kadar asam asetat
V = Volume larutan NaOH (ml)
N = Normalitas larutan NaOH
B = Bobot molekul asam asetat (60)
G = Berat tape
P = Faktor pengenceran (250/25 =10)
V x N x P x B
A = ---------------------------- x 100 %
G x 1000
0,15 x 0,095 x 10 x 60
= ------------------------------- x 100 %
25 x 1000
= 0,0342 %
Lampiran 11. Gambar dan Fungsi Alat
ALAT FUNGSI
Tabung Reaksi Tabung berbentuk lonjong yang
digunakan sebagai wadah atau tempat
untuk menaruh larutan yang akan diuji
pada praktikum.
Rak Tabung Reaksi Rak dengan lobang-lobang bulat yang
akan digunakan sebagai tempat
meletakkan tabung reaksi.
Gelas Ukur Gelas dengan garis-garis ukuran
volume yang digunakan untuk
mengukur volume larutan yang akan
diuji pada praktikum.
Gelas Beker Gelas kaca yang digunakan untuk
wadah larutan atau sejenisnya pada
praktikum.
Lampu Bunsen Lampu dengan bahan bakar spritus
yang berfungsi untuk memanaskan atau
mendidihkan larutan yang akan diuj
pada praktikum.
Penjepit Penjepit dari kayu yang digunakan
untuk menjepit tabung reaksi yang
akan dipanaskan pada lampu Bunsen
Pipet Tetes Pipet kaca yang digunakan untuk
menyedot atau meneteskan larutan
yang dibutuhkan.
Mortal Alat yang digunakan untuk
menghancurkan ekstrak pancreas atau
bahan lain yang akan dibutuhkan
dalam praktikum.
Gelas erlemeyer Gelas kaca yang digunakan untuk
meletakkan larutan pada saat titrasi
pada buret
Pengaduk magnetic Alat yang digunakan untuk mengaduk
larutan yang akan diuji dengan
menggunakan elemen alumunium.
Buret Alat yang digunakan untuk mentitrasi
larutan dengan NaOH atau bahan yang
lainnya yang akan diuji.
Statif Alat yang digunakan sebagai gagang
untuk penyangga buret
Silet Alat yang digunakan untuk memotong
bahan-bahan yang diperlukan dalam
praktikum
Timbangan analitik Timbagan digital dengan ketelitian
tinggi yang digunakan untuk
menimbang bahan-bahan yang
digunakan pada praktikum.
Lampiran 12. Fotocopy Cover Buku dan Isi sebagai Sitasi

More Related Content

What's hot

Praktikum ketiga kelompok 4
Praktikum ketiga kelompok 4Praktikum ketiga kelompok 4
Praktikum ketiga kelompok 4Monalisa Pirade
 
Laporan praktikum uji asam amino
Laporan praktikum uji asam aminoLaporan praktikum uji asam amino
Laporan praktikum uji asam aminoPujiati Puu
 
Uji Ketidakjenuhan Lemak
Uji Ketidakjenuhan LemakUji Ketidakjenuhan Lemak
Uji Ketidakjenuhan LemakErnalia Rosita
 
Laporan biokimia bab 2 agta
Laporan biokimia bab 2 agtaLaporan biokimia bab 2 agta
Laporan biokimia bab 2 agtaagta liem agta
 
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...UNESA
 
Laporan uji ninhidrin
Laporan  uji ninhidrinLaporan  uji ninhidrin
Laporan uji ninhidrinAstri Maulida
 
1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidrat1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidratalvi lmp
 
Uji Protein Biokimia
Uji Protein BiokimiaUji Protein Biokimia
Uji Protein Biokimiapure chems
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaFransiska Puteri
 

What's hot (20)

Praktikum ketiga kelompok 4
Praktikum ketiga kelompok 4Praktikum ketiga kelompok 4
Praktikum ketiga kelompok 4
 
Laporan biokima bab 4
Laporan biokima bab 4Laporan biokima bab 4
Laporan biokima bab 4
 
Laporan praktikum uji asam amino
Laporan praktikum uji asam aminoLaporan praktikum uji asam amino
Laporan praktikum uji asam amino
 
Lipid
LipidLipid
Lipid
 
lipid- biokimia
lipid- biokimialipid- biokimia
lipid- biokimia
 
Uji Ketidakjenuhan Lemak
Uji Ketidakjenuhan LemakUji Ketidakjenuhan Lemak
Uji Ketidakjenuhan Lemak
 
Uji Vitamin B
Uji Vitamin BUji Vitamin B
Uji Vitamin B
 
Laporan biokimia bab 2 agta
Laporan biokimia bab 2 agtaLaporan biokimia bab 2 agta
Laporan biokimia bab 2 agta
 
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
 
Laporan uji ninhidrin
Laporan  uji ninhidrinLaporan  uji ninhidrin
Laporan uji ninhidrin
 
1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidrat1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidrat
 
Protein
ProteinProtein
Protein
 
Enzim
EnzimEnzim
Enzim
 
Uji Protein Biokimia
Uji Protein BiokimiaUji Protein Biokimia
Uji Protein Biokimia
 
Uji Biuret
Uji BiuretUji Biuret
Uji Biuret
 
Uji molisch
Uji molischUji molisch
Uji molisch
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
 
Karbohidrat i
Karbohidrat iKarbohidrat i
Karbohidrat i
 
Vitamin kel 2
Vitamin kel 2Vitamin kel 2
Vitamin kel 2
 
Laporan lipid
Laporan lipidLaporan lipid
Laporan lipid
 

Viewers also liked

Acara i karbohidrat
Acara i karbohidratAcara i karbohidrat
Acara i karbohidratUfi Ufy
 
Metabolizam aminokiselina
Metabolizam aminokiselinaMetabolizam aminokiselina
Metabolizam aminokiselinaKlara Kakučka
 
MANAJEMEN MIKROKLIMAT PADA PEMELIHARAAN AYAM PEMBIBIT BROILER FASE LAYER DI F...
MANAJEMEN MIKROKLIMAT PADA PEMELIHARAAN AYAM PEMBIBIT BROILER FASE LAYER DI F...MANAJEMEN MIKROKLIMAT PADA PEMELIHARAAN AYAM PEMBIBIT BROILER FASE LAYER DI F...
MANAJEMEN MIKROKLIMAT PADA PEMELIHARAAN AYAM PEMBIBIT BROILER FASE LAYER DI F...Dewi Purwati
 
Praktikum Kimia - Uji Protein
Praktikum Kimia - Uji ProteinPraktikum Kimia - Uji Protein
Praktikum Kimia - Uji ProteinThoyib Antarnusa
 
Osnovi kliničke enzimologije_2014
Osnovi kliničke enzimologije_2014Osnovi kliničke enzimologije_2014
Osnovi kliničke enzimologije_2014Dama Kamelijama
 
PPT Uji Protein
PPT Uji ProteinPPT Uji Protein
PPT Uji ProteinParanody
 
LAPORAN RESMI TANAMAN PAKAN (ISI)
LAPORAN RESMI TANAMAN PAKAN (ISI)LAPORAN RESMI TANAMAN PAKAN (ISI)
LAPORAN RESMI TANAMAN PAKAN (ISI)Dewi Purwati
 
Dijagnosticko znacajni enzimi
Dijagnosticko znacajni enzimiDijagnosticko znacajni enzimi
Dijagnosticko znacajni enzimiLe Li
 
LAPORAN RESMI ILMU TANAMAN PAKAN
LAPORAN RESMI ILMU TANAMAN PAKANLAPORAN RESMI ILMU TANAMAN PAKAN
LAPORAN RESMI ILMU TANAMAN PAKANDewi Purwati
 
Infarctus myocardii
 Infarctus myocardii Infarctus myocardii
Infarctus myocardiidr Šarac
 

Viewers also liked (15)

Laju digesti
Laju digestiLaju digesti
Laju digesti
 
Acara i karbohidrat
Acara i karbohidratAcara i karbohidrat
Acara i karbohidrat
 
Metabolizam aminokiselina
Metabolizam aminokiselinaMetabolizam aminokiselina
Metabolizam aminokiselina
 
3 tlo
3 tlo3 tlo
3 tlo
 
Embolija
EmbolijaEmbolija
Embolija
 
Laporan Resmi Praktikum Biologi Uji Makanan
Laporan Resmi Praktikum Biologi Uji MakananLaporan Resmi Praktikum Biologi Uji Makanan
Laporan Resmi Praktikum Biologi Uji Makanan
 
MANAJEMEN MIKROKLIMAT PADA PEMELIHARAAN AYAM PEMBIBIT BROILER FASE LAYER DI F...
MANAJEMEN MIKROKLIMAT PADA PEMELIHARAAN AYAM PEMBIBIT BROILER FASE LAYER DI F...MANAJEMEN MIKROKLIMAT PADA PEMELIHARAAN AYAM PEMBIBIT BROILER FASE LAYER DI F...
MANAJEMEN MIKROKLIMAT PADA PEMELIHARAAN AYAM PEMBIBIT BROILER FASE LAYER DI F...
 
Praktikum Kimia - Uji Protein
Praktikum Kimia - Uji ProteinPraktikum Kimia - Uji Protein
Praktikum Kimia - Uji Protein
 
Osnovi kliničke enzimologije_2014
Osnovi kliničke enzimologije_2014Osnovi kliničke enzimologije_2014
Osnovi kliničke enzimologije_2014
 
PPT Uji Protein
PPT Uji ProteinPPT Uji Protein
PPT Uji Protein
 
LAPORAN RESMI TANAMAN PAKAN (ISI)
LAPORAN RESMI TANAMAN PAKAN (ISI)LAPORAN RESMI TANAMAN PAKAN (ISI)
LAPORAN RESMI TANAMAN PAKAN (ISI)
 
Dijagnosticko znacajni enzimi
Dijagnosticko znacajni enzimiDijagnosticko znacajni enzimi
Dijagnosticko znacajni enzimi
 
LAPORAN RESMI ILMU TANAMAN PAKAN
LAPORAN RESMI ILMU TANAMAN PAKANLAPORAN RESMI ILMU TANAMAN PAKAN
LAPORAN RESMI ILMU TANAMAN PAKAN
 
Aritmije
Aritmije Aritmije
Aritmije
 
Infarctus myocardii
 Infarctus myocardii Infarctus myocardii
Infarctus myocardii
 

Similar to LAPORAN BIOLOGI 2013

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE RiaAnggun
 
Tik riska tugas 4
Tik riska tugas 4Tik riska tugas 4
Tik riska tugas 4riskamul
 
Lieur pisan ap_uji_kuantitatif_kh
Lieur pisan ap_uji_kuantitatif_khLieur pisan ap_uji_kuantitatif_kh
Lieur pisan ap_uji_kuantitatif_khHasan Basri Zulkhan
 
Diktat Teknoloni pengolahan hasil ternak (TPHT) 2015
Diktat Teknoloni pengolahan hasil ternak (TPHT) 2015Diktat Teknoloni pengolahan hasil ternak (TPHT) 2015
Diktat Teknoloni pengolahan hasil ternak (TPHT) 2015Muhammad Eko
 
laporan praktikum ternak potong mey. pdf
laporan praktikum ternak potong mey. pdflaporan praktikum ternak potong mey. pdf
laporan praktikum ternak potong mey. pdfMei
 
BUKU PELAJARAN TENTANG SISTEM PENCERNAAN MAKANAN
BUKU PELAJARAN TENTANG SISTEM PENCERNAAN MAKANANBUKU PELAJARAN TENTANG SISTEM PENCERNAAN MAKANAN
BUKU PELAJARAN TENTANG SISTEM PENCERNAAN MAKANANghina_rahma
 
Tugas 6 q1 a117036_tri asmayanti
Tugas 6 q1 a117036_tri asmayantiTugas 6 q1 a117036_tri asmayanti
Tugas 6 q1 a117036_tri asmayantiTri Asmayanti
 
Laporan praktikum pembuatan_yoghurt
Laporan praktikum pembuatan_yoghurtLaporan praktikum pembuatan_yoghurt
Laporan praktikum pembuatan_yoghurtSTF YPIB CIREBON
 
Bioteknologi biology
Bioteknologi biologyBioteknologi biology
Bioteknologi biologypemi p
 
Laporan tutorial fisiologi sistem pencernaan
Laporan tutorial fisiologi sistem pencernaanLaporan tutorial fisiologi sistem pencernaan
Laporan tutorial fisiologi sistem pencernaanFerdiana Agustin
 

Similar to LAPORAN BIOLOGI 2013 (20)

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE
 
Lap.yeast
Lap.yeastLap.yeast
Lap.yeast
 
Tik riska tugas 4
Tik riska tugas 4Tik riska tugas 4
Tik riska tugas 4
 
Lieur pisan ap_uji_kuantitatif_kh
Lieur pisan ap_uji_kuantitatif_khLieur pisan ap_uji_kuantitatif_kh
Lieur pisan ap_uji_kuantitatif_kh
 
Diktat Teknoloni pengolahan hasil ternak (TPHT) 2015
Diktat Teknoloni pengolahan hasil ternak (TPHT) 2015Diktat Teknoloni pengolahan hasil ternak (TPHT) 2015
Diktat Teknoloni pengolahan hasil ternak (TPHT) 2015
 
laporan praktikum ternak potong mey. pdf
laporan praktikum ternak potong mey. pdflaporan praktikum ternak potong mey. pdf
laporan praktikum ternak potong mey. pdf
 
Bioteknologi tape
Bioteknologi tapeBioteknologi tape
Bioteknologi tape
 
Laporan fermentasi pembuatan yoghurt
Laporan fermentasi pembuatan yoghurtLaporan fermentasi pembuatan yoghurt
Laporan fermentasi pembuatan yoghurt
 
BUKU PELAJARAN TENTANG SISTEM PENCERNAAN MAKANAN
BUKU PELAJARAN TENTANG SISTEM PENCERNAAN MAKANANBUKU PELAJARAN TENTANG SISTEM PENCERNAAN MAKANAN
BUKU PELAJARAN TENTANG SISTEM PENCERNAAN MAKANAN
 
Tugas 6 q1 a117036_tri asmayanti
Tugas 6 q1 a117036_tri asmayantiTugas 6 q1 a117036_tri asmayanti
Tugas 6 q1 a117036_tri asmayanti
 
Laporan resmi praktikum int
Laporan resmi praktikum intLaporan resmi praktikum int
Laporan resmi praktikum int
 
Laporan praktikum pembuatan_yoghurt
Laporan praktikum pembuatan_yoghurtLaporan praktikum pembuatan_yoghurt
Laporan praktikum pembuatan_yoghurt
 
Makalah protein pada yogurt
Makalah protein pada yogurtMakalah protein pada yogurt
Makalah protein pada yogurt
 
Laporan pht
Laporan phtLaporan pht
Laporan pht
 
Bioteknologi biology
Bioteknologi biologyBioteknologi biology
Bioteknologi biology
 
KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN ...
KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN ...KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN ...
KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN ...
 
Nurrokhim pkm-k-unila
Nurrokhim pkm-k-unilaNurrokhim pkm-k-unila
Nurrokhim pkm-k-unila
 
Nata de Bankin
Nata de BankinNata de Bankin
Nata de Bankin
 
Laporan tutorial fisiologi sistem pencernaan
Laporan tutorial fisiologi sistem pencernaanLaporan tutorial fisiologi sistem pencernaan
Laporan tutorial fisiologi sistem pencernaan
 
Probiotik
ProbiotikProbiotik
Probiotik
 

More from Dewi Purwati

LAPORAN RESMI BIOKIMIA FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN 2013
LAPORAN RESMI BIOKIMIA FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN 2013LAPORAN RESMI BIOKIMIA FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN 2013
LAPORAN RESMI BIOKIMIA FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN 2013Dewi Purwati
 
Laporan Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak
Laporan Praktikum Ilmu Nutrisi TernakLaporan Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak
Laporan Praktikum Ilmu Nutrisi TernakDewi Purwati
 
Laporan Praktikum Matakuliah Fisiologi Ternak Semester 2 Tahun 2013
Laporan Praktikum Matakuliah Fisiologi Ternak Semester 2 Tahun 2013 Laporan Praktikum Matakuliah Fisiologi Ternak Semester 2 Tahun 2013
Laporan Praktikum Matakuliah Fisiologi Ternak Semester 2 Tahun 2013 Dewi Purwati
 
Kelompok vi b fister
Kelompok vi b fisterKelompok vi b fister
Kelompok vi b fisterDewi Purwati
 
Hukum Gravitsi Umum
Hukum Gravitsi Umum Hukum Gravitsi Umum
Hukum Gravitsi Umum Dewi Purwati
 
Laporan Praktikum Matakuliah Biologi Semester 1 Tahun 2012 FPP UNDIP
Laporan Praktikum Matakuliah Biologi Semester 1 Tahun 2012 FPP UNDIPLaporan Praktikum Matakuliah Biologi Semester 1 Tahun 2012 FPP UNDIP
Laporan Praktikum Matakuliah Biologi Semester 1 Tahun 2012 FPP UNDIPDewi Purwati
 
Produksi Ternak Perah
Produksi Ternak Perah Produksi Ternak Perah
Produksi Ternak Perah Dewi Purwati
 

More from Dewi Purwati (9)

LAPORAN RESMI BIOKIMIA FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN 2013
LAPORAN RESMI BIOKIMIA FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN 2013LAPORAN RESMI BIOKIMIA FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN 2013
LAPORAN RESMI BIOKIMIA FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN 2013
 
Laporan Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak
Laporan Praktikum Ilmu Nutrisi TernakLaporan Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak
Laporan Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak
 
Laporan Praktikum Matakuliah Fisiologi Ternak Semester 2 Tahun 2013
Laporan Praktikum Matakuliah Fisiologi Ternak Semester 2 Tahun 2013 Laporan Praktikum Matakuliah Fisiologi Ternak Semester 2 Tahun 2013
Laporan Praktikum Matakuliah Fisiologi Ternak Semester 2 Tahun 2013
 
Kelompok vi b fister
Kelompok vi b fisterKelompok vi b fister
Kelompok vi b fister
 
Hukum Gravitsi Umum
Hukum Gravitsi Umum Hukum Gravitsi Umum
Hukum Gravitsi Umum
 
Laporan Praktikum Matakuliah Biologi Semester 1 Tahun 2012 FPP UNDIP
Laporan Praktikum Matakuliah Biologi Semester 1 Tahun 2012 FPP UNDIPLaporan Praktikum Matakuliah Biologi Semester 1 Tahun 2012 FPP UNDIP
Laporan Praktikum Matakuliah Biologi Semester 1 Tahun 2012 FPP UNDIP
 
Lembar pengesahan1
Lembar pengesahan1Lembar pengesahan1
Lembar pengesahan1
 
Pigeons
PigeonsPigeons
Pigeons
 
Produksi Ternak Perah
Produksi Ternak Perah Produksi Ternak Perah
Produksi Ternak Perah
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 

LAPORAN BIOLOGI 2013

  • 1. LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOKIMIA DASAR Disusun Oleh : Kelompok IXB Rahastoni Widya U 23010112120071 Kartini 23010112120075 Erlina Ayu Aryanti 23010112140090 Muhammad Luthfi Ariadi 23010112140091 Dewi Purwati 23010112130115 FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013
  • 2. LEMBAR PENGESAHAN Judul : LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOKIMIA DASAR Kelompok : IXB ( SEMBILAN B) Tanggal Pengesahan : April 2013 Menyetujui, Koordinator Umum Asisten Praktikum Asisten Pembimbing Biokimia Dasar Liana Eka Lestaningtyas Diana Nur Fitri NIM. 23010110130245 NIM. H2A 009 076 Mengetahui, Koordinator Praktikum Biokimia Dasar Dr. Ir. Retno Murwani, Msc. MappSc. NIP. 19601313 198603 2 014
  • 3. RINGKASAN Kelompok 9B . 2013. Laporan Resmi Praktikum Biokimia Dasar. (Asisten : Diana Nur Fitri). Praktikum mengenai Pencernaan Karbohidrat, Pencernaan Protein, Pencernaan Lemak, dan Penetapan Kadar Asam Total dilaksanakan pada hari Minggu, 14 April 2013, pukul 14.00–17.00 WIB di Laboratorium Fisiologi dan Biokimia Ternak, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang. Praktikum Biokimia Dasar dengan materi Pencernaan Karbohidrat, alat yang digunakan adalah tabung reaksi, rak tabung reaksi, gelas ukur, gelas beker, lampu bunsen, penjepit, pipet tetes, dan inkubator. Praktikum Biokimia Dasar dengan materi Pencernaan Protein, alat yang digunakan adalah tabung reaksi, rak tabung reaksi, gelas ukur, lampu bunsen, penjepit, pipet tetes, mortal, pisau, inkubator Praktikum Biokimia Dasar dengan materi Pencernaan Lemak, alat yang digunakan adalah tabung reaksi, rak tabung reaksi, gelas ukur, pipet tetes, dan inkubator. Praktikum Biokimia Dasar dengan materi Penentuan Kadar Asam Total, alat yang digunakan gelas erlenmeyer, gelas ukur, labu ukur, pipet, pengaduk magnetik, buret, dan statif. Sedangkan bahan yang digunakan adalah larutan amilum 1% yang telah dimasak, larutan lugol, larutan HCl 0,1N, larutan HCl 0,45%, larutan NaOH 0,1N, larutan NaCl 0,1%, saliva, ekstrak pankreas, potongan gumpalan putih telur, aquades, larutan pepsin, minyak goreng, cairan empedu, larutan fenoltalein (PP 1%), susu segar, yoghurt, tape ubi kayu, dan ubi kayu kukus. Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa Pencernaan Karbohidrat adalah Menguji daya amilolitik amilase saliva, pencernaan amilum oleh ekstrak pankreas, dan pencernaan amilum masak oleh asam. Pada Pencernaan Protein dapat disimpulkan bahwa Mengetahui proses hidrolisis protein oleh pepsin dan Mengetahui proses hidrolisis protein oleh enzim-enzim proteolitik pankreas. Sedangkan pada Pencernaan Lemak dapat disimpulkan bahwa mengetahui pencernaan lemak oleh pankreas. Pada Penetapan Kadar Asam Total dapat disimpulkan bahwa Mengetahui cara pengujian kadar asam laktat pada susu dan yoghurt, dan Mengetahui kadar asam asetat pada ubi kayu kukus dan tape ubi kayu. Kata kunci : Pencernaan Karbohidrat, Pencernaaan Protein, Pencernaan Lemak, Penentuan Kadar Asam Total.
  • 4. KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat, Taufik, dan Hidayah-Nya. Sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Biokimia Dasar ini dengan sebaik-baiknya. Penulis ucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Ir. Retno Murwani, Msc. MappSc. selaku Koordinator Praktikum Biokimia Dasar, Liana Eka Lestariningtyas selaku Koordinator Umum Praktikum Biokimia Dasar, dan Diana Nur Fitri selaku asisten pembimbing Praktikum Biokimia Dasar yang telah membimbing dan membantu penyusun selama praktikum berlangsung sampai penyusunan laporan praktikum Biokimia Dasar ini selesai. Harapan penulis semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Demikian kata pengantar dari penulis, penulis menyampaikan terima kasih atas perhatian dan koreksi dari berbagai pihak Semarang, April 2013 Penulis
  • 5. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL............................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN………………………………………..….. ii RINGKASAN…………………………………………………............. iii KATA PENGANTAR………………………………………………..... iv DAFTAR ISI………………………………………………………….... v DAFTAR TABEL…………………………………………………….... vi DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………….... vii BAB I. PENDAHULUAN……………………………………………... 1 BAB II. MATERI DAN METODE......................................................... 3 2.1. Materi.......................................................................................... 3 2.2. Metode........................................................................................ 4 BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN................................................ 9 3.1. Pencernaan Karbohidrat……………………………………...... 9 3.2. Pencernaan Protein…………………………………………...... 14 3.3. Pencernaan Lemak…………………………………………...... 16 3.4. Penentuan Kadar Asam Total......................................……....... 18 BAB IV. SIMPULAN DAN SARAN..................................................... 23 4.1. Simpulan...................................................................................... 23 4.2. Saran............................................................................................ 23 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………... 24 LAMPIRAN……………………………………………………………. 25
  • 6. DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Data Hasil Percobaan Pencernaan Karbohidrat 15 menit pertama ..... 9 2. Data Hasil Percobaan Pencernaan Karbohidrat 15 menit kedua ........ 11 3. Data Hasil Percobaan Pencernaan Karbohidrat 15 menit ketiga ........ 13 4. Data Hasil Percobaan Pencernaan Protein Putih Telur tiap 30 menit. 15 5. Data Hasil Percobaan Pencernaan Lemak oleh ekstrak pankreas....... 16 7. Data Hasil Percobaan Kadar Asam Laktat pada Susu ....................... 18 8. Data Hasil Percobaan Kadar Asam Laktat pada Yoghurt .................. 19 9. Data Hasil Percobaan Kadar Asam Asetat pada Tape ....................... 20 10. Data Hasil Percobaan Kadar Asam Asetat pada Ubi kayu ................ 21
  • 7. DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Fotocopy Hasil Praktikum Sementara.............................................. 25 2. Jawaban Pertanyaan Pencernaan Karbohidrat................................. 31 3. Jawaban Pertanyaan Pencernaan Lemak........................................ 32 4. Jawaban Pertanyaan Pencernaan Protein ....................................... 34 5. Jawaban Pertanyaan Penentuan Kadar Total Asam........................ 35 6. Perhitungan Standarisasi NaOH dengan Asam Oksalat Standar..... 35 7. Perhitungan Kadar Total Asam Laktat pada Susu........................... 36 8. Perhitungan Kadar Total Asam Laktat padaYoghurt...................... 37 9. Perhitungan Kadar Total Asam Asetat pada Tape.......................... 38 10. Perhitungan Kadar Total Asam Asetat pada Ubi kayu .................. 39 11. Gambar dan Fungsi Alat Praktikum................................................. 40 12. Fotocopy Cover Buku dan Isi sebagai Sitasi.................................... 44
  • 8. BAB I PENDAHULUAN Pencernaan adalah proses perubahan berbagai senyawa kompleks (misalnya polisakarida, protein, lemak) menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana sehingga mudah diserap oleh dinding usus dan kemudian sari-sarinya akan diedarkan ke seluruh tubuh. Pencernaan di dalam tubuh dibantu oleh enzim. Enzim di dalam tubuh akan mencerna karbohidrat misalnya pati atau amilum yang berlangsung dari mulut oleh enzim ptialin atau alfa amylase sampai usus. Karbohidrat merupakan sumber energi utama. Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton yang memiliki rumus Cn(H2O)m. Karbohidrat berdasarkan penyusunannya terbagi menjadi monosakarida, disakarida, polisakarida (glukosa, galaktosa, fruktosa), oligosakarida. Protein adalah senyawa organik yang molekulnya sangat besar dan susunannya sangat kompleks serta merupakan polimer dari alfa asam-asam basa. Protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme. Lemak adalah ester antara gliserol dan asam lemak, diman ketiga radikal hidroksil dari gliserol semuanya diesterkan. Lemak yang menjadi makanan bagi manusia dan hewan lain adalah trigliserida, sterol, dan fosfolipid membran yang ada pada hewan dan tumbuhan. Asam laktat (lactic acid) adalah salah satu asam organik yang penting di industri, terutama di industri makanan. Asam asetat merupakan produk katabolisme aerob dalam jalur glikolisis atau perombakan glukosa.
  • 9. Tujuan Praktikum Biokimia adalah untuk mengetahui daya amilolitik amilase saliva, mengetahui pencernaan amilum masak oleh ekstrak pankreas dan asam, mengetahui proses hidrolisis protein oleh pepsin dan enzim-enzim proteolitik pankreas, mengetahui pencernaan lemak oleh ekstrak pankreas, mengetahui cara pengujian dan perhitungan kadar total asam pada susu, yoghurt, ubi kayu dan tape. Manfaat dari Praktikum Biokimia ini adalah memberikan pengetahuan kepada praktikan mengenai proses pencernaan karbohidrat, pencernaan protein, pencernaan lemak, dan kadar asam total serta praktikan mengetahui reaksi-reaksi pencernaan bahan makanan yang terjadi dalam tubuh.
  • 10. BAB II MATERI DAN METODE Praktikum Biokimia Dasar dengan materi Pencernaan Karbohidrat, Pencernaan Protein, Pencernaan Lemak, dan Penentuan Kadar Asam Total dilaksanakan pada hari Minggu, 14 April 2013, pukul 14.00–17.00 WIB di Laboratorium Fisiologi dan Biokimia Ternak, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang. 2.1. Materi Praktikum Pencernaan Karbohidrat, Pencernaan Protein, Pencernaan Lemak dan Penentuan Kadar Asam Total menggunakan alat dan bahan sebagai berikut, tabung reaksi berfungsi sebagai tempat mereaksikan zat, rak tabung reaksi berfungsi sebagai tempat meletakkan tabung reaksi, gelas ukur untuk mengukur volume suatu zat, gelas beker berfungsi untuk menampung air kumur, lampu bunsen berfungsi untuk meningkatkan suhu suatu zat, penjepit fungsinya untuk menjepit kertas saringan, pipet tetes untuk mengambil larutan dalam jumlah sedikit, inkubator berfungsi untuk menginkubasi larutan yang akan diuji, mortal berfungsi untuk menghancurkan ekstrak pankreas, pisau berfungsi memotong putih telur, gelas erlenmeyer berfungsi sebagai menampung filtrat hasil penyaringan dan menampung titran (larutan yang dititrasi) pada proses titrasi, pengaduk magnetik berfungsi untuk mengaduk larutan kimia, buret berfungsi untuk mengeluarkan larutan yang akan dititrasi, labu ukur berfungsi untuk
  • 11. membuat larutan atau mengencerkan larutan, dan statif berfungsi alat penyangga buret. Bahan yang digunakan adalah larutan amilum 1% yang telah dimasak, larutan lugol, larutan HCl 0,1N dan larutan HCl 0,45% , larutan NaOH 0,1N, larutan NaCl 0,1%, saliva, ekstrak pankreas (pankreazim), potongan gumpalan putih telur, aquades, larutan pepsin, cairan empedu, larutan fenolftalein (PP) 1%, minyak goreng, susu segar, yoghurt, ubi kayu, dan tape. 2.2. Metode 2.2.1. Pengumpulan saliva, Metode yang digunakan dalam pengumpulan saliva yaitu membersihkan mulut dengan cara berkumur dengen air bersih. Mengambil 20 ml NaCl 0,1% dan kumur selama satu menit. Mengumpulkan air kumuran pada gelas beker dan menyaringnya untuk menghilangkan sel-sel epitel rongga mulut dan kotoran-kotoran lainnya. 2.2.2. Percobaan daya amilolitik amilum saliva, Metode yang digunakan dalam percobaan daya amilolitik amilum saliva yaitu mengambil empat buah tabung reaksi, kemudian memberi nomor satu, dua, tiga, dan empat pada masing- masing tabung. Mengambil 5 ml saliva dan menambahkan 5 ml larutan amilum 1% yang telah dimasak ke dalam tabung pertama, Mengambil 5 ml saliva yang telah dididihkan dan setelah dingin, kemudian menambahkan 5 ml larutan amilum 1% masak ke dalam tabung kedua, selanjutnya mengambil 5 ml saliva, mengasamkannya dengan 5 tetes larutan HCl 0,1N, kemudian menambahkan dengan 5 ml larutan amilum 1% masak ke dalam tabung ketiga. Mengambil 5 ml larutan amilum 1% masak (tanpa menambah saliva) ke dalam tabung keempat,
  • 12. setelah semua tabung siap kemudian memasukkan keempat tabung reaksi tersebut ke dalam inkubator yang bersuhu 37o C. Setiap 15 menit mengambil 2 tetes dari masing-masing tabung untuk melakukan uji Iod menggunakan larutan lugol 2 tetes dan mengamatinya setiap 15 menit pertama sampai 15 menit ketiga. 2.2.3. Pencernaan amilum masak oleh ekstrak pankreas, Metode yang digunakan dalam pencernaan amilum masak oleh larutan pankreazim yaitu mengambil tiga buah tabung reaksi, memberi nomor lima, enam, dan tujuh pada masing-masing tabung. Mengambil 1 ml larutan pankreazim dan menambahkan 5 ml larutan amilum 1% masak ke dalam tabung kelima. Mengambil 1 ml larutan pankreazim, menambahkan 5 tetes larutan HCl 0,1N dan 5 ml larutan amilum 1% masak ke dalam tabung keenam. Mengambil 1 ml larutan pankreazim, menambahkan 5 ml larutan amilum 1% masak, dan 5 tetes larutan NaOH 0,1N ke dalam tabung ketujuh. Meletakkan tabung reaksi tersebut ke dalam inkubator yang bersuhu 37o C lalu mengikuti hidrolisisnya dengan uji Iod tiap 15 menit pertama sampai 15 menit ketiga. 2.2.4. Pencernaan amilum masak oleh asam, Metode yang digunakan dalam pencernaan amilum masak oleh asam yaitu mengambil dua buah tabung reaksi, kemudian memberi nomor delapan dan sembilan pada masing-masing tabung. Mengambil larutan HCl 0,45% dan 5 ml larutan amilum 1% masak ke dalam tabung kedelapan, selanjutnya memasukkan tabung kedelapan ke dalam inkubator bersuhu 37o C. Mengambil HCl 0,45% dan 5 ml larutan amilum 1% masak ke dalam tabung kesembilan. Tabung kesembilan tidak dimasukkan ke dalam
  • 13. inkubator. Mengikuti hidrolisis masing-masing tabung dengan uji Iod setiap 15 menit pertama hingga 15 menit ketiga. 2.2.5. Pencernaan protein oleh pepsin, Metode yang dilakukan dalam pencernaan protein oleh pepsin adalah mengambil 3 tabung reaksi, lalu memberi nomor 1, 2, dan 3. Tabung pertama, mengisi 1 ml larutan pepsin, dan menambahkan 1 ml larutan HCl 0,45%, kemudian menambahkan potongan gumpalan putih telur. Tabung kedua, mengisi 1 ml larutan pepsin, dan menambahkan 1 ml air, kemudian menambahkan potongan gumpalan putih telur. Tabung ketiga, mengisi 1 ml larutan pepsin, kemudian mendidihkannya, setelah dingin menambahkan 1 ml larutan HCl 0,45% serta menambahkan potongan gumpalan putih telur, setelah menyiapkan ketiga tabung, lalu memasukkan ketiga tabung tersebut kedalam inkubator dengan suhu 37o C. Mengamati dan mencatat dengan cermat perubahan yang terjadi setiap 30 menit. Melihat pencernaan protein putih telur dengan hancurnya putih telur (biasanya keruh). Mengamati hingga 30 menit kedua. 2.2.6. Pencernaan protein oleh ekstrak pankreas, Metode yang dilakukan dalam pencernaan protein oleh ekstrak pankreas adalah mengambil 3 tabung reaksi, memberi nomor 4, 5 dan 7. Tabung keempat, mengisi 2 ml larutan ekstrak pankreas dan menambahkan 1 ml larutan HCl 0,1N, kemudian menambahkan potongan gumpalan putih telur. Tabung kelima, mengisi 2 ml larutan ekstrak pankreas dan menambahkan 1 ml larutan NaOH 0,1N, kemudian menambahkan potongan gumpalan putih telur. Tabung keenam, mengisi 2 ml larutan ekstrak
  • 14. pankreas yang didihkan, setelah dingin menambahkan 1 ml larutan NaOH 0,1N kemudian menambahkan potongan gumpalan putih telur. Memasukkan ketiga tabung reaksi kedalam inkubator dengan suhu 37o C. Mengamati perubahan protein putih telur hingga 30 menit kedua. 2.2.7. Pencernaan lemak oleh ekstrak pankreas, Metode yang digunakan dalam pencernaan lemak oleh adalah Mengambil tiga tabung reaksi, memberi nomor 1, 2, 3 kemudian mengisi tabung tersebut dengan bahan-bahan yang sudah disiapkan. Mengisi tabung pertama dengan 2 ml minyak goreng dan 1 ml ekstrak pankreas. Pada tabung kedua berisi dengan 2 ml minyak goreng, 1 ml ekstrak pankreas dan 3 tetes cairan empedu, selanjutnya pada tabung ketiga berisi 2 ml minyak goreng dan 1 ml air, setelah itu memasukkan ketiga tabung reaksi tersebut ke dalam inkubator yang bersuhu 37o C selama 60 menit. Menambahkan 5 tetes larutan fenolftalein (PP) 1% ke setiap masing-masing tabung reaksi, setelah 60 menit menambahkan tetesan demi tetesan larutan NaOH 0,1 N kedalam setiap tabung reaksi sampai berubah warna menjadi warna merah muda. Menghitung jumlah tetesan NaOH yang diperlukan pada titrasi tiap-tiap tabung. 2.2.8. Penentuan kadar asam laktat, Metode yang digunakan dalam penentuan kadar asam laktat pada susu dan yoghurt adalah Memasukkan 10 ml susu dan yoghurt ke dalam gelas erlenmeyer, kemudian menambahkan 3 tetes larutan fenolftalein (PP) 1%. Mentitrasi larutan tersebut dengan menambahkan larutan NaOH 0.1 N, sampai titik akhir titrasi berwarna merah muda. Mengulangi titrasi
  • 15. ini sampai 2 kali. Menghitung volume NaOH yang tercatat dan merata-rata hasil volume keduanya. 2.2.9. Penentuan kadar asam asetat, Metode yang digunakan dalam penentuan kadar asam asetat pada tape dan ubi kayu adalah menimbang 25 g tape dan ubi kayu. Memasukkan tape dan ubi kayu tersebut ke dalam gelas ukur 250 ml dalam wadah yang berbeda. Menambahkan air sampai tanda tera. Menghomogenkan tape dan ubi kayu dengan menggunakan pengaduk magnetik. Menyaring dengan menggunakan kapas. Mengambil filtrat dari bahan yang sudah di saring. Memasukkan 10 ml filtrat ke dalam gelas erlenmeyer. Menambahkan 3 tetes larutan fenolftalein (PP) 1%. Mentitrasi larutan tersebut dengan menambahkan larutan NaOH 0.1 N hingga berwarna merah muda. Mengulangi titrasi sampai 2 kali. Menghitung volume NaOH yang tertera dan merata-rata hasil volume keduanya.
  • 16. BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Pencernaan Karbohidrat Hasil yang diperoleh dari percobaan Pencernaan daya amilolitik saliva, Percernaan amilum masak oleh ekstrak pankreas, dan Percernaan amilum masak oleh asam sebagai berikut. Tabel 1. Hasil Percobaan Pencernaan Karbohidrat pada 15 menit pertama Reaksi (+/-) Uji Iod KeteranganSebelum ditetesi lugol Setelah ditetesi lugol Tabung 1 + Tidak berwarna Coklat muda Terjadi pencernaan Tabung 2 + Tidak berwarna Coklat muda Terjadi pencernaan Tabung 3 - Tidak berwarna Coklat Tua Tidak Terjadi Pencernaan Tabung 4 - Tidak berwarna Hitam Tidak Terjadi Pencernaan Tabung 5 - Kuning Keruh Coklat Tua Tidak Terjadi Pencernaan Tabung 6 - Kuning Keruh Coklat Kehitaman Tidak Terjadi Pencernaan Tabung 7 - Orange Coklat Kebiruan Tidak Terjadi Pencernaan Tabung 8 - Tidak berwarna Biru Kehitaman Tidak Terjadi Pencernaan Tabung 9 - Tidak berwarna Biru Kehitaman Tidak Terjadi Pencernaan Sumber : Data Primer Praktikum Biokimia Dasar, 2013. Berdasarkan hasil pengamatan bahwa tabung 1, dan 2 membentuk warna coklat muda, reaksi ini berjalan positif karena terjadi proses pencernaan yang disebabkan oleh enzim ptialin atau α-amilase yang dihasilkan oleh saliva sehingga
  • 17. memecah amilum menjadi dekstrin. Hal ini sesuai dengan pendapat Poedjiadi (2007) yang menyatakan bahwa enzim amilase mengubah polisakarida yang berukuran besar (pati) menjadi polisakarida yang berukuran kecil yang disebut dekstrin. Tabung 4 terbentuk warna hitam terjadi karena kerusakan enzim amilase yang disebabkan oleh pH yang rendah dan suhu yang tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat (Martoharsono, 2006) yang menyatakan bahwa sebagian besar molekul protein menampakan aktivitas pada kisaran pH dan suhu tertentu. Tabung 3 ,6, dan 7 terbentuk warna coklat kehitaman, coklat kebiruan (gelap) dan coklat tua, reaksi berjalan negatif karena adanya penambahan HCL. Hal ini sesuai dengan pendapat Martoharsono (1994) yang menyatakan bahwa enzim ptialin mampu mencerna pati menjadi dekstrin dan maltosa pada suasana basa dan tidak aktif pada suasana asam karena asam klorida (HCl) yang diproduksi lambung. Tabung 8 dan 9 terbentuk warna biru kehitaman, reaksi ini berjalan negatif karena tidak adanya α-amilase yang mempengaruhi proses pencernaan amilum. Ditambahkan oleh Lehninger (1982) bahwa di dalam mulut dan terjadi sekresi saliva umumnya mengandung enzim amilase.
  • 18. Tabel 2. Hasil Percobaan Pencernaan Karbohidrat pada 15 menit kedua Rea ksi (+/-) Uji Iod KeteranganSebelum ditetesi lugol Setelah ditetesi lugol Tabung 1 + Tidak berwarna Coklat muda Terjadi pencernaan Tabung 2 - Tidak berwarna Hitam Tidak Terjadi pencernaan Tabung 3 - Tidak berwarna Coklat tua Tidak Terjadi Pencernaan Tabung 4 - Tidak berwarna Hitam Tidak Terjadi Pencernaan Tabung 5 - Kuning Keruh Coklat Tua Tidak Terjadi Pencernaan Tabung 6 - Kuning Keruh Coklat Kehitaman Tidak Terjadi Pencernaan Tabung 7 - Orange Hitam Kehijauan Tidak Terjadi Pencernaan Tabung 8 - Tidak berwarna Biru Kehitaman Tidak Terjadi Pencernaan Tabung 9 - Tidak berwarna Biru Kehitaman Tidak Terjadi Pencernaan Sumber : Data Primer Praktikum Biokimia Dasar, 2013. Berdasarkan hasil pengamatan bahwa tabung 1 terbentuk warna coklat muda menunjukkan terjadinya pencernaan karena adanya proses pengubahan dari akrodekstrin menjadi maltosa dengan bantuan enzim alfa amilase. Enzim ptialin dalam saliva adalah suatu enzim amilase, yang berfungsi untuk memecah molekul-molekul amilum menjadi maltosa dengan proses hidrolisis. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Sumardjo (1992) bahwa didalam usus proses pencernaan pati akan dilanjutkan oleh getah pankreas dan getah usus yang mengandung enzim-enzim amilase yang dapat menghidrolisis pati atu dekstrin atau maltosa menjadi glukosa. Pada tabung 2 dan 4 terbentuk warna hitam, reaksi berjalan negatif karena enzim pankreas terdenaturasi oleh larutan yang bersifat asam HCl sehingga tidak terjadi pencernaan. Reaksi ini negatif karena terjadi perubahan
  • 19. warna yang menandakan bahwa amilum telah terhidrolisis oleh asam HCl. Hal ini sesuai dengan pendapat Martoharsono (2006) yang menambahkan bahwa enzim bekerja pada kisaran pH tertentu. Bila dilakukan pengukuran aktifitas enzim pada beberapa macam pH yang berlainan, maka sebagian besar enzim didalam tubuh akan menunjukan aktifitas maksimum antara pH 5,0-9,0. Tabung 3, 5, dan 6 terbentuk warna coklat kehitaman, coklat (gelap) dan coklat tua, reaksi berjalan negatif karena adanya penambahan HCL. Hal ini sesuai dengan pendapat Martoharsono (1994) yang menyatakan bahwa enzim ptialin mampu mencerna pati menjadi dekstrin dan maltosa pada suasana basa dan tidak aktif pada suasana asam karena asam klorida (HCl) yang diproduksi lambung. Tabung 7 terbentuk warna menjadi hitam kehijauan. Hasil percobaanya tidak terjadi pencernaan, karena larutan mengalami proses hidrolisis disakarida dan polisakarida dengan bantuan enzim alfa amilase. Hal ini menunjukkan bahwa jika larutan tidak bersifat terlalu asam sehingga reaksi ekstrak pankreas dapat berlangsung dengan sempurna yang sesuai dengan pendapat Anggorodi (1994) menyatakan bahwa larutan yang tidak terlalu asam dapat bereaksi dengan ekstrak pankreas. Tabung 8 dan 9 terbentuk warna biru kehitaman, reaksi ini berjalan negatif karena tidak adanya α-amilase yang mempengaruhi proses pencernaan amilum. Ditambahkan oleh Lehninger (1982) bahwa didalam mulut dan terjadi sekresi saliva umumnya mengandung enzim amilase.
  • 20. Tabel 3. Hasil Percobaan Pencernaan Karbohidrat pada 15 menit ketiga Reaksi (+/-) Uji Iod KeteranganSebelum ditetesi lugol Setelah ditetesi lugol Tabung 1 + Tidak berwarna Coklat muda Terjadi pencernaan Tabung 2 - Tidak berwarna Hitam Tidak Terjadi pencernaan Tabung 3 - Tidak berwarna Coklat tua Tidak Terjadi Pencernaan Tabung 4 - Tidak berwarna Hitam Tidak Terjadi Pencernaan Tabung 5 - Kuning Keruh Coklat Tua Tidak Terjadi Pencernaan Tabung 6 - Kuning Keruh Coklat Kehitaman Tidak Terjadi Pencernaan Tabung 7 - Orange Hijau Kehitaman Tidak Terjadi Pencernaan Tabung 8 - Tidak berwarna Biru Kehitaman Tidak Terjadi Pencernaan Tabung 9 - Tidak berwarna Biru Kehitaman Tidak Terjadi Pencernaan Sumber : Data Primer Praktikum Biokimia Dasar, 2013. Berdasarkan hasil pengamatan bahwa tabung 1 terbentuk warna coklat muda menunjukkan terjadinya pencernaan karena adanya proses pengubahan dari akrodekstrin menjadi maltosa dengan bantuan enzim alfa amilase. Enzim ptialin dalam saliva adalah suatu enzim amilase, yang berfungsi untuk memecah molekul-molekul amilum menjadi maltosa dengan proses hidrolisis. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Sumardjo (1992) bahwa didalam usus proses pencernaan pati akan dilanjutkan oleh getah pankreas dan getah usus yang mengandung enzim-enzim amilase yang dapat menghidrolisis pati atu dekstrin atau maltosa menjadi glukosa. Pada tabung 2 dan 4 terbentuk warna hitam, reaksi berjalan negatif karena enzim pankreas terdenaturasi oleh larutan yang bersifat asam HCl sehingga tidak terjadi pencernaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Martoharsono
  • 21. (2006) yang menambahkan bahwa enzim bekerja pada kisaran pH tertentu. Bila dilakukan pengukuran aktifitas enzim pada beberapa macam pH yang berlainan, maka sebagian besar enzim didalam tubuh akan menunjukan aktifitas maksimum antara pH 5,0-9,0. Tabung 3, 5, dan 6 terbentuk warna coklat kehitaman, coklat (gelap) dan coklat tua, reaksi berjalan negatif karena adanya penambahan HCL. Hal ini sesuai engan pendapat Martoharsono (1994) yang menyatakan bahwa enzim ptialin mampu mencerna pati menjadi dekstrin dan maltosa pada suasana basa dan tida aktif pada suasana asam karena asam klorida (HCl) yang diproduksi lambung. Tabung 7 terbentuk warna menjadi hitam kehijauan. Hasil percobaanya tidak terjadi pencernaan, karena larutan mengalami proses hidrolisis disakarida dan polisakarida dengan bantuan enzim alfa amilase. Hal ini menunjukkan bahwa jika larutan tidak bersifat terlalu asam sehingga reaksi ekstrak pankreas dapat berlangsung dengan sempurna yang sesuai dengan pendapat Anggorodi (1994) yang menyatakan bahwa larutan yang tidak terlalu asam dapat bereaksi dengan ekstrak pankreas. Tabung 8 dan 9 terbentuk warna biru kehitaman, reaksi ini berjalan negatif karena tidak adanya α-amilase yang mempengaruhi proses pencernaan amilum. Ditambahkan oleh Lehninger (1982) bahwa didalam mulut dan terjadi sekresi saliva umumnya mengandung enzim amilase.
  • 22. 3.2. Pencernaan Protein Hasil yang diperoleh dari percobaan Percernaan protein oleh pepsin dan Percernaan protein oleh ekstrak pankreas sebagai berikut. Tabel 4. Data Hasil Percobaan Protein Keadaan Putih Telur Tiap 30 menit Keadaan Putih Telur Keterangan 30 Menit Pertama 30 Menit Kedua Tabung 1 Agak Keruh, Agak Hancur Agak Keruh, Agak Hancur Terhidrolisis Sebagian Tabung 2 Agak Keruh, Agak Hancur Agak Keruh, Agak Hancur Terhidrolisis Sebagian Tabung 3 Agak Keruh, Agak Hancur Agak Keruh, Agak Hancur Terhidrolisis Sebagian Tabung 4 Agak Keruh, Agak Hancur Keruh, Hancur Terhidrolisis Sempurna Tabung 5 Keruh, Agak Hancur Keruh, Agak Hancur Terhidrolisis Sebagian Tabung 6 Keruh, Agak Hancur Keruh, Agak Hancur Terhidrolisis Sebagian Sumber : Data Primer Praktikum Biokimia Dasar, 2013. Berdasarkan hasil pengamatan bahwa pada percobaan pencernaan protein oleh pepsin yaitu tabung 1, 2 dan 3, dan percobaan pencernaan protein oleh ekstrak pankreas yaitu tabung 5 dan 6 pada 30 menit pertama dan 30 menit kedua didapatkan hasil putih telur dalam keadaan agak hancur dan larutan yang merendamnya tampak agak keruh. Hal itu dikarenakan protein pada putih telur mengalami hidrolisis oleh pepsin. Protein yang terhidrolisis berubah menjadi senyawa asam amino yang memiliki molekul mikriskopis dan terlarut dalam larutan pepsin, sehingga menyebabkan larutan dalam tabung reaksi menjadi keruh. Hal ini menandakan adanya pankrezim yang mencerna putih telur dengan
  • 23. cara memutus gugus fungsional karbonil ( COOH ) dan ( NH2 ) yang dimiliki oleh putih telur tersebut. Terjadi pencernaan karena adanya penambahan NaOH yang bersifat basa. Hal ini sesuai dengan pendapat Poedjiadi (1994) bahwa pencernaan protein oleh ekstrak pankreas paling baik bekerja dalam suasana basa, bila dipanaskan enzim tersebut mengalami kerusakan. Pada tabung 4 pada 30 menit kedua keadaan putih telur telah hancur dan keruh, hal ini dikarenakan aktifitas enzim proteolitik pankreas meningkat pada suasana basa, oleh karena itu penambahan larutan NaOH 0,1 N pada larutan ekstrak pankreas mengakibatkan peningkatan hidrolisis protein putih telur oleh enzim proteolitik pankreas, sehingga keadaan putih telur hancur. Hal ini sesuai pendapat Lehninger (1982) yang menambahkan bahwa bagian eksokrin pankreas menghasilkan getah pankreas yang basa dan mengandung enzim pencernaan. 3.3. Pencernaan Lemak Hasil yang diperoleh dari percobaan Percernaan Lemak oleh ekstrak pankreas sebagai berikut. Tabel 5. Data Hasil Percobaan Lemak oleh Ekstrak Pankreas Jumlah NaOH 0,1 N (tetes) Keterangan Tabung 1 6 Terjadi Hidrolisis Tabung 2 4 Terjadi Hidrolisis Tabung 3 1 Terjadi Hidrolisis Sumber : Data Primer Praktikum Biokimia Dasar, 2013. Berdasarkan hasil pengamatan bahwa tabung 1 mengalami hidrolisis karena terjadi penambahan 6 tetes cairan NaOH. Tabung 1 dan 2 menghasilkan warna pink atau merah muda yang menandakan reaksi adalah positif. Pencernaan lemak
  • 24. terjadi apabila lemak dihidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol, semakin banyak asam lemak dan gliserol terurai maka semakin banyak NaOH yang dibutuhkan untuk membuat larutan menjadi berwarna merah muda. Hal ini sesuai dengan pendapat Poedjiadi (2007) yang menambahkan bahwa lipase dalam cairan pankreas berfungsi sebagai katalis dalam proses hidrolisis lemak menjadi asam lemak, gliserol, monoasilgliserol dan diasilgliserol. Pada tabung 3 yang berisi 2 ml yang dicampur dengan 1ml aquades ternyata lebih sedikit membutuhkan larutan NaOH 0,1 N yaitu hanya 1 tetes untuk mendapatkan warna merah muda. Perubahan warna merah muda dalam percobaan lemak ini karena terjadi hidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol, semakin banyak asam lemak yang dibebaskan maka semakin banyak pula larutan NaOH 0,1N untuk menetralisir. Hal ini sesuai dengan pendapat Sumardjo (2009) yang menyatakan bahwa larutan basa kuat, misalnya larutan natrium hidroksida atau larutan kalium hidrokisda yang panas, apabila dicampur dengan lemak, lemak tersebut akan mengalami pemecahan secara hidrolisis.
  • 25. 3.4. Penentuan Kadar Asam Total Hasil percobaan Kadar Asam Laktat pada Susu diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 6. Data Hasil Percobaan Kadar Asam Laktat pada Susu Volume NaOH (ml) Titrasi I 1,6 Titrasi II 1,5 Rata-rata 1,55 Sumber : Data Primer Praktikum Biokimia Dasar, 2013. Berdasarkan hasil praktikum, didapatkan hasil rata-rata titrasi kadar asam laktat susu sebesar 1,55 ml dan di dapatkan kadar asam laktat pada susu adalah 0,13%. Standar kadar asam laktat pada susu pada kisaran normal 0,6-1,1% pada suhu kamar selama 4 hari dan 10 hari. Hasil kadar asam laktat pada susu dalam percobaan belum memenuhi standar normalnya kadar asam laktat. Pada asam laktat yang terkandung dalam susu terdapat mikroorganisme tersebut mampu merubah laktosa dalam susu sebagai sumber energi untuk melakukan proses fermentasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Hidayat et al., (2006) menyatakan bahwa proses fermentasi yang penting dalam industri komersial adalah produksi sel mikrobia, produksi enzim mikrobia, produksi hasil metabolisme mikrobia. Asam laktat yang terkandung dalam susu, berasal dari laktosa yang dihidrolisis menjadi glukosa dan galaktosa oleh enzim laktase. Glukosa dan galaktosa ini akan mengalami glikolisis sehingga akan menghasilkan asam laktat (Martoharsono, 1994).
  • 26. Hasil percobaan Kadar Asam Laktat pada yoghurt diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 7. Data Hasil Percobaan Kadar Asam Laktat pada Yoghurt Volume NaOH (ml) Titrasi I 0,8 Titrasi II 1 Rata-rata 0,9 Sumber : Data Primer Praktikum Biokimia Dasar, 2013. Berdasarkan hasil praktikum mendapatkan hasil rata-rata titrasi kadar asam laktat yoghurt sebesar 0,9 ml dan setelah dihitung dengan rumus kadar asam laktat didapatkan kadar asam laktat sebesar 0,077 %. Standar nilai total asam yang diperoleh dari yoghurt berkisar antara 0,5%-2%. Kadar asam laktat pada yoghurt belum memenuhi standar normal nilai total asam disebabkan oleh nilai keasaman atau pH dan suhu pada saat fermentasi. Titrasi yogurt membutuhkan lebih banyak NaOH dibanding dengan susu karena yoghurt merupakan produk fermentasi yang menghasilkan asam laktat karena bantuan mikrobia. Hal ini sesuai dengan pendapat Buckle et al., yang menyatakan bahwa jenis bakteri Lactobacillus lactis pada yoghurt umumnya lebih tahan terhadap asam daripada jenis Streptococcus dan menyebabkan banyaknya fermentasi asam laktat yang sering digunakan pada fermentasi susu. Faktor keberhasilan fermentasi asam laktat sangat ditentukan jenis bahan pangan (substrat). Mikroba membutuhkan energi yang berasal dari karbohidrat, protein, lemak, mineral dan zat-zat gizi lainnya yang ada dalam bahan pangan. Demikian pula dengan macam mikroba, adapun yang perlu dimiliki mikroba dalam fermentasi adalah harus mampu tumbuh pada substrat dan mudah beradaptasi dengan lingkungannya, dan mikroba harus mampu
  • 27. mengeluarkan enzim-enzim penting yang dapat melakukan perubahan yang dikehendaki secara kimia (Hidayat et al., 2006). Hasil percobaan Kadar Asam Asetat pada Tape diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 8. Data Hasil Percobaan Kadar Asam Laktat pada Tape Volume NaOH (ml) Titrasi I 1 Titrasi II 0,5 Rata-rata 0,75 Sumber : Data Primer Praktikum Biokimia Dasar, 2013. Berdasarkan hasil praktikum mendapatkan hasil rata-rata titrasi kadar asam laktat pada tape sebesar 0,75 ml dan setelah dihitung dengan rumus kadar asam laktat didapatkan kadar asam laktat pada tape sebesar 0,171 %. Hal ini terjadi dari ubi kayu yang telah dibungkus dan difermentasikan oleh mikroba amiliolotik menjadi tape. Mikroba tersebut menghasilkan enzim amiliolotik yang dapat memecah pati menjadi dekskrin, maltotrosa, maltosa, dan glukosa. Hal ini sesuai dengan pendapat Lehninger (1982) menyatakan bahwa mikroba dapat mengasilkan enzim amilolitik yang dapat memecah pati menjadi dekstrin, maltotrosa, maltosa. Mikrobia amilolitik (pemecah karbohidrat atau pati) mampu menghasikan enzim amilase atau amilolitik yang dapat memecah pati menjadi dekstrin, maltosa, maltriosa dan glukosa. Glukosa dimanfaatkan oleh mikrobia untuk pertumbuhan dengan mengeluarkan hasil sampingan berupa alkohol. Alkohol dapat dimanfaatkan lebih lanjut oleh bakteri pembentuk asam asetat untuk pertumbuhan dengan mengeluarkan hasil sampingan berupa asam asetat (Sumardjo, 2009).
  • 28. Hasil percobaan Kadar Asam Asetat pada Ubi Kayu diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 9. Data Hasil Percobaan Kadar Asam Laktat pada Ubi Kayu Sumber : Data Primer Praktikum Biokimia Dasar, 2013. Berdasarkan hasil praktikum, rata-rata titrasi percobaan kadar asam asetat ubi kayu adalah 0,15 ml dan setelah dihitung dengan menggunakan rumus asam asetat didapatkan kadar asam asetat adalah 0,0342 %. Ubi kayu mengandung karbohidrat dimana zat ini memiliki potensi berubah menjadi asam asetat. Mikroba amilolitik menghasilkan amilase yang dapat memecah pati menjadi dekstrin, maltotriosa, maltosa dan glukosa, selanjutnya glukosa dimanfaatkan oleh mikroba untuk pertumbuhan dengan mengeluarkan hasil samping berupa alkohol. Alkohol dapat dimanfaatkan lebih lanjut oleh bakteri asam asetat untuk pertumbuhan dan mengeluarkan hasil samping berupa asam asetat. Sumardjo (2009) menyatakan bahwa mikrobia amilolitik (pemecah karbohidrat atau pati) mampu menghasikan enzim amilase atau amilolitik yang dapat memecah pati menjadi dekstrin, maltosa, maltriosa dan glukosa. Hal ini terjadi dari ubi kayu yang telah dikukus dan difermentasikan oleh mikroba amiliolotik menjadi tapai. Mikroba tersebut menghasilkan enzim amiliolotik yang dapat memecah pati menjadi dekskrin, maltotrosa, maltosa, dan glukosa, kemudian melalui jalur glikolisis yang mengeluarkan hasil samping berupa alkohol, kemudian dengan bantuan enzim, alkohol dapat mengeluarkan hasil samping berupa asam asetat. Volume NaOH (ml) Titrasi I 0,1 Titrasi II 0,2 Rata-rata 0,15
  • 29. Fermentasi tape terjadi perubahan biokimia yaitu perubahan pati menjadi glukosa dan maltosa, serta perubahan gula menjadi alkohol dan asam organik ( Hidayat et al., 2006).
  • 30. BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 4.1. Simpulan Berdasarkan praktikum Biokimia Dasar dapat disimpulkan bahwa pada pencernaan karbohidrat dilakukan uji iod dengan NaOH, berubah warna menjadi warna terang adanya enzim yang aktif dalam pencernaan karbohidrat dinyatakan reaksi positif, sedangkan reaksi di katakan negatif karena enzim tidak aktif dalam proses pencernaan karbohidrat. Pencernaan protein menggunakan pepsin biasanya bisa tercena dengan kondisi yang asam. Pencernaan protein menggunakan ekstrak penkreas bisa tercena dalam kondisi basa. Pencernaan lemak menggunakan ekstrak pankreas terjadi jika semakin banyak asam lemak yang dibebaskan, maka semakin banyak tetesan larutan NaOH yang dibutuhkan untuk menetralisir. Penentuan kadar asam total, kalau asam laktat pada susu lebih tinggi daripada yoghurt, sedangkan kadar asam asetat tape lebih tinggi dibandingkan ubi kayu. 4.2. Saran Metode dalam paktikum berjalan kurang efektif karena ada beberapa alat yang rusak sehingga saat pengambilan sampel harus bergantian yang mengakibatkan waktu menjadi tidak efektif. Saat melakukan praktikum seharusnya lebih teliti sehingga mendapatkan hasil yang tepat dan maksimal.
  • 31. DAFTAR PUSTAKA Anggorodi, R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Buckle, K.A, R.A Edward, G.H. Fleet dan M. Wooton. 1987. Ilmu Pangan. Diterjemahkan oleh H. Purnomo dan Adiono. Universitas Indonesia Press: Jakarta. Hidayat, N., Padaga Masdiana C., Sri Suhartini. 2006. Mikrobiologi Industri. Andy Offset, Yogyakarta. Lehninger. 1982. Dasar - dasar Biokimia. Erlangga, Jakarta. Martoharsono, S. 1994. Biokimia Jilid I. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Martoharsono, S. 2006. Biokimia I. UGM Press, Yogyakarta. Poedjiadi, A. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Universitas Indonesia, Jakarta. Poedjiadi, Ana.2007. Dasar-Dasar Biokimia. Universitas Indonesia, Jakarta. Sumardjo, Damin.1992. Kimia Kedokteran.Universitas Diponegoro, Semarang. Sumardjo, D. 2009. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan Program Strata 1 Fakultas Bioeksata. Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
  • 32. LAMPIRAN Lampiran 2. Jawaban Pertanyaan Pencernaan Karbohidrat 1. Contoh monosakarida : a) Pentosa : ribosa, xilosa, arabinosa b) heksosa : glukosa, fruktosa, laktosa 2. Contoh disakarida pereduksi dan bukan pereduksi : a) pereduksi : maltosa, sellobisa, maltosa b) bukan pereduksi : sakarosa dan threhalosa 3. Oligosakarida yaitu karbohidrat yang tersusun atas 2 molekul sampai 10 molekul monosakarida. Contoh oligosakarida : a) disakarida : maltosa, sellobisa,laktosa b) trisakarida : robinosa, sakarosa, gentibiosa c) tetrasakarida : skorodosa, stachiosa 4. Contoh polisakarida : a) pentosa : xylan dan araban b) heksosan : glukosan, fruktosan, mannan, galaktosan 5. Uji benedict positif : jika pada akhir raksi terbentuk endapan merah bata. Uji benedict negatif : jika pada akhir reasi tidak terbentuk endapan merah bata. 6. Uji untuk mengidentifikasi karbohidrat selain uji benedict : a. uji molish : positif jika terbentuk larutan berwarna ungu
  • 33. b. uji anthrone : positif jika terbentuk larutan berwarna hijau c. uji asam pikrat : positif jika terbentuk larutan berwarna merah d. uji seliwanorf : positif jika terbentuk larutan berwarna merah e. uji fehling : positif jika terbentuk endapan merah bata f. uji tollens : positif jika terbentuk cincin perak pada tabung 7. Pencernaan amilum masak dipengaruhi faktor suhu dan suasana lingkungan. Amilum dapat dicerna pada suhu kamar, karena enzim yang mencernanya aktif pada suhu itu dan juga suasana yang basa. Pada tabung 9, kondisi suasananya asam dan tidak sesuai dengan suhu kamar sehingga tidak terjadi hidrolisis karbohidrat. Hal ini ditandai warna larutan yang berwarna cokelat kehitaman. Lampiran 3. Jawaban Pertanyaan Pencernaan Protein 1. Sebutkan 20 macam asam amino penyusun protein ! Jawab : Asam gutamat, Asam aspartat, Lysine, Histin, Arginin, Serin, Theorin, Cistin, Aspargin, Glutamin, Phenilalanin, Tirosin, Triptophan, Glisin, Alanin, Valin, Proin, Leusin, Isleusin, Metionin. 2. Sebutkan asam-asam amino yang mengandung gugus S dan bagaimana rumus bangunnya! Jawab : Asam amino yang mengandung unsur S adalah Sistein dan Methionin.
  • 34. Rumus bangun: Sistein H HSCH3COOH NH2 Metionin. CH3SCH2CH2CH─ COOH NH2 3. Berdasarkan hasil percobaan pencernaan protein diatas (tabung 1 s.d 6) kesimpulan apa yang dapat anda tarik? Jawab : Kesimpulan yang dapat ditarik jika pada lambung protein akan tercerna karna adanya enzim pepsin dalam kondisi asam, sementara di pankreas protein akan tercerna pada kondisi basa. Namun, jika enzim itu dipanaskan maka enzim itu akan terdenaturasi atau rusak akibatnya enzim tidak bisa melakukan proses pencernaan.
  • 35. Lampiran 4. Jawaban Pertanyaan Pencernaan Lemak 1. Tuliskan rumus umum lemak sederhana ( trigliserida ) Jawab : O H2C O C R1 O H2C O C R2 O H2C O C R3 2. Berdasarkan percobaan pencernaan lemak tersebut diatas mana dan mengapa yang pencernaan lemaknya terbaik ? Jawab : Pencernaan lemak yang baik adalah jika banyak ditetesi oleh NaOH karena semakin banyak tetesan NaOH maka semakin banyak juga asam lemak yang terbebaskan. 3. Bagaimana reaksi biokimia perubahan lemak (trigliserida) menjadi asam lemak dan gliserol? Jawab :
  • 36. Lampiran 5. Jawaban Pertanyaan Penentuan Kadar Asam Total 1. Bagaimana reaksi ringkas perubahan glukosa menjadi alcohol ? Jawab : C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP 2. Bagaimana perubahan reaksi secara lengkap dari laktosa menjadi asam laktat ? Jawab : C12H22O11 + H2O → 4C3H6O3 Laktosa air asam laktat 3. Dari percobaan kadar asam total tersebut diatas, kesimpulan apa yang anda peroleh ? Jawab : Proses fermentasi menyebabkan adanya peningkatan kadar asam total pada bahan makanan karena dibantu dengan kerja mikroorganisme Lampiran 6. Standarisasi NaOH dengan Larutan Asam Oksalat Standar Perhitungan standarisasi NaOH dengan larutan asam oksalat standar perhitungan normalitas NaOH, Rumus : V1 x N 1= V2 x N2 Keterangan : N1= 0.1 (normal asam oksalat) V1= volume asam oksalat (ml) N2=Normalitas NaOH V2= Volume NaOH
  • 37. Normalitas NaOH : V1xN1 = V2xN2 N1.10 = 0,1x9,5 N1 = 0.1 × 9,5 10 N1 = 0.095N Jadi, normalitas NaOH sesungguhnya adalah 0,095N Lampiran 7. Perhitungan Kadar Asam Laktat Susu Pada air susu setelah dititrasi diperoleh data untuk menghitung kadar total asam adalah sebagai berikut : - volume NaOH titrasi I = 1,6 ml. - volume NaOH titrasi II = 1,5 ml. Volume rata-rata NaOH = 2 5,16,1  = 1,55 ml V1 x B x N L = ---------------------- x 100 % V2 x 1000 Keterangan : L = Kadar asam laktat V1 = Volume larutan NaOH (ml) V2 = Volume air susu yang dititrasi (ml) N = Normalitas larutan NaOH B = Bobot molekul asam laktat (90)
  • 38. V1 x B x N L = ------------------- x 100 % V2 x 1000 1,55 x 0,095 x 90 = -------------------- x 100 % 10 x 1000 = 0,128 % Lampiran 8. Perhitungan Kadar Total Asam Laktat Pada Yoghurt Pada air susu basi setelah titrasi diperoleh data sebagai berikut : - volume NaOH titrasi I = 0,8 ml. - volume NaOH titrasi II = 1 ml. Volume rata-rata NaOH = 2 18,0  = 0,9 ml V1 x B x N L = --------------------- x 100 % V2 x 1000 0,9x 0,095 x 90 = -------------------- x 100 % 10 x 1000 = 0,07695%
  • 39. Lampiran 9. Perhitungan Kadar Total Asam Asetat pada Tape Pada tape setelah dititrasi diperoleh data sebagai berikut : - volume NaOH titrasi I = 1 ml - volume NaOH titrasi II = 0,5 ml volume rata-rata NaOH = 2 5,01 = 0,75 ml V x N x P x B A = ---------------------- x 100 % G x 1000 Keterangan : A = Kadar asam asetat V = Volume larutan NaOH (ml) N = Normalitas larutan NaOH B = Bobot molekul asam asetat (60) G = Berat tape P = Faktor pengenceran (250/25 =10) V x N x P x B A = ---------------------------- x 100 % G x 1000 0,75 x 0,095 x 10 x 60 = ------------------------------- x 100 % 25 x 1000 = 0, 171 %
  • 40. Lampiran 10. Perhitungan Kadar Total Asam Asetat pada Ubi Kayu Pada ubi kayu setelah dititrasi diperoleh data sebagai berikut : - volume NaOH titrasi I = 0,1 ml - volume NaOH titrasi II = 0,2 ml volume rata-rata NaOH = 2 2,01,0  = 0,15 ml V x N x P x B A = ---------------------- x 100 % G x 1000 Keterangan : A = Kadar asam asetat V = Volume larutan NaOH (ml) N = Normalitas larutan NaOH B = Bobot molekul asam asetat (60) G = Berat tape P = Faktor pengenceran (250/25 =10) V x N x P x B A = ---------------------------- x 100 % G x 1000 0,15 x 0,095 x 10 x 60 = ------------------------------- x 100 % 25 x 1000 = 0,0342 %
  • 41. Lampiran 11. Gambar dan Fungsi Alat ALAT FUNGSI Tabung Reaksi Tabung berbentuk lonjong yang digunakan sebagai wadah atau tempat untuk menaruh larutan yang akan diuji pada praktikum. Rak Tabung Reaksi Rak dengan lobang-lobang bulat yang akan digunakan sebagai tempat meletakkan tabung reaksi. Gelas Ukur Gelas dengan garis-garis ukuran volume yang digunakan untuk mengukur volume larutan yang akan diuji pada praktikum.
  • 42. Gelas Beker Gelas kaca yang digunakan untuk wadah larutan atau sejenisnya pada praktikum. Lampu Bunsen Lampu dengan bahan bakar spritus yang berfungsi untuk memanaskan atau mendidihkan larutan yang akan diuj pada praktikum. Penjepit Penjepit dari kayu yang digunakan untuk menjepit tabung reaksi yang akan dipanaskan pada lampu Bunsen Pipet Tetes Pipet kaca yang digunakan untuk menyedot atau meneteskan larutan yang dibutuhkan.
  • 43. Mortal Alat yang digunakan untuk menghancurkan ekstrak pancreas atau bahan lain yang akan dibutuhkan dalam praktikum. Gelas erlemeyer Gelas kaca yang digunakan untuk meletakkan larutan pada saat titrasi pada buret Pengaduk magnetic Alat yang digunakan untuk mengaduk larutan yang akan diuji dengan menggunakan elemen alumunium. Buret Alat yang digunakan untuk mentitrasi larutan dengan NaOH atau bahan yang lainnya yang akan diuji.
  • 44. Statif Alat yang digunakan sebagai gagang untuk penyangga buret Silet Alat yang digunakan untuk memotong bahan-bahan yang diperlukan dalam praktikum Timbangan analitik Timbagan digital dengan ketelitian tinggi yang digunakan untuk menimbang bahan-bahan yang digunakan pada praktikum.
  • 45. Lampiran 12. Fotocopy Cover Buku dan Isi sebagai Sitasi