SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI
PENGOLAHAN MIE MENJADI TEMPE MENGGUNAKAN
RAGI TEMPE (INOKULUM)
Oleh
Nama: Shafrina Win
Kelas: XII MIPA 4
Guru Bidang Study: Ir. Hj. Dwi Uning Hidayati
Departemen Pendidikan Provinsi Jawa Barat
Kabupaten Bekasi
SMAN 1 Cikarang Pusat
2022/2023
I. LATAR BELAKANG
Secara umum, Negara yang beranda di benua Asia, terkenal sebagai Negara dengan
keragaman kuliner. Seperti china, korea, dan lainnya tak terlepas pula di Indonesia. Di Indonesia
sendri hampir disetiap daerah memiliki makanan dengan ciri khas tersendiri. Selain karena
kekhasan dan keunikan makanan tiap daerah, harga makanan yang murah juga membut Indonesia
sebagai Negara wisata kuliner yang tak jarang banyak sekali orang-orang yang melakukan wisata
kuliner yang bahkan pengunjunganya sampai pada warga mancanegara.
Tempe merupakan salah satu makanan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.
Tempe adalah salah satu contoh produk fermentasi. Jamur yang digunakan dalam fermentasi
umumnya adalah Rhizopus sp. Jamur ini menghasilkan enzim-enzim yang mampu merombak
senyawa organik kompleks menjadi senyawa lebih sederhanasehingga dapat dengan mudah
dicerna oleh tubuh. Tempe dapat dibuatdari berbagai macam bahan, tetapi yang paling sering
digunakan sebagaibahan utama tempe adalah biji kedelai.
Jika ditinjau dari proses pembuatan, dapat diketahui bahwa tempe merupakan salah satu
produk bioteknologi berbasis konvensional. Hal ini karena melibatkan mikrobia eukariotik yaitu
kapang yang biasanya diperoleh dari ragi artinya di dalam ragi tersebut mengandung empat jenis
kapang dari kelompok Rhizopus, yaitu Rhyzopus ologosporus, Rhyzopus stolonifer, Rhyzopus
arrhizus, dan Rhizopus oryzae. Hifa dari kapang inilah yang terlihat berwarna pada tempe.
Dapat kita ketahui tempe dapat terbuar dsari segala macam bahan, untuknya kita akan
melakukan praktikum pembuatan tempe dengan menggunakan mie sebagai bahan dasarnya dan
jamur inokulum (rhizopus oryzae) sebagai starter. Dalam percobaan kali ini kita akan mengamati
bagaimana perubahan yang terjadi dan faktor apa saja yang membuat mie dapat menjadi tempe.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Fermentasi pada Tempe
Fermentasi merupakan suatu cara yang telah dikenal dan digunakan sejak lama sejak
jaman kuno. Fermentasi merupakan suatu cara untuk mengubah substrat menjadi produk tertentu
yang dikehendaki dengan menggunakan bantuan mikroba. Bioteknologi berbasis fermentasi
sebagian besar merupakan proses produksi barang dan jasa dengan menerapkan teknologi
fermentasi atau yang menggunakan mikroorganisme untuk memproduksi makanan dan minuman
seperti: keju, yoghurt, minuman beralkohol, cuka, sirkol, acar, sosis, kecap, dll (Nurcahyo, 2011).
Menurut Suprapti (2003) dalam Sukardi (2008) Tempe merupakan salah satu hasil
fermentasi kedelai yang sudah cukup dikenal sebagai makanan yang bermanfaat bagi kesehatan.
Tempe mengandung vitamin B12 yang biasanya terdapat dalam daging dan juga merupakan
sumber protein nabati selain sebagai sumber kalori, vitamin dan mineral (Suprapti, 2003 dalam
Sukardi, 2008).
Kata “tempe” diduga berasal dari bahasa Jawa Kuno. Pada masyarakat Jawa Kuno
terdapat makanan berwarna tan terbuat dari tepung sagu yang disebut tumpi . Makanan bernama
tumpi tersebut terlihat memiliki kesamaan dengan tempe segar yang juga berwarna tan. Boleh jadi,
ini menjadi asal muasal dari mana kata “tempe” berasal (PUSIDO Badan Standardisasi Nasional,
2012).
Tempe merupakan makanan yang terbuat biji kedelai atau beberapa bahan lain yang
diproses melalui fermentasi dari apa yang secara umum dikenal sebagai “ragi tempe”. Lewat
proses fermentasi ini, biji kedelai mengalami proses penguraian menjadi senyawa sederhana
sehingga mudah dicerna (PUSIDO Badan Standardisasi Nasional, 2012).
Secara umum tahu dan tempe dibuat dari bahan baku kedelai. Sekitar 80% kedelai
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan industry tahu dan tempe sedangkan sisanya digunakan
oleh berbagai macam industry seperti kecap, susu kedelai, makanan ringan dan sebagainya.
Dalam beberapa tahun terakhir produksi kedelai di Indonesia terus berkurang dan tidak mampu
memenehui kebutuhan (Haliza, 2007).
Tempe merupakan olahan kedelai dengan fermentasi kapang Rhizopus. Kapang yang
sering digunakan dalam pembuatan tempe, adalah Rhizopus microsporus dan R. oryzae. Kedua
kapang tersebut mempunyai aktivitas enzim β-glukosidase berbeda. Aktivitas enzim β-glukosidase
R. microsporus var. chinensis lebih kuat daripada R. oryzae (Purwoko et al., 2001 dalam Purwoko,
2004).
Proses pembuatan tempe dapat terbilang membutuhkan waktu yang cukup lama. Hingga
diperoleh hasil jadi tempe, waktu yang dibutuhkan yaitu minimal 24 jam dan maksimal 72 jam.
Lamanya proses pembuatan tempe karena proses fermentasi. Fermentasi akan berlangsung baik
dan cepat bila dibantu dengan kondisi suhu yang optimal, jumlah ragi yang tepat dan pH yang
asam (±4-5) (Widayati, 2002 dalam Lumowa, 2014).
Waktu fermentasi memberikan pengaruh dalam kualitas produk suatu produk, produk
fermentasi adalah produk yang dapat diterima baik secara kenampakan, aroma serta nutrisi yang
dihasilkan. Fermentasi dibantu oleh mikroorganisme yang memiliki fase hidu logaritmik.
Sehingga untuk mendapatkan produk fermentasi yang terbaik harus mengetahui fase pertumbuhan
optimal dari mikroorganisme yang dimanfaatkan tersebut (Darajat. 2014).
2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembuatan Tempe
a. Tempat Fermentasi
Kemasan diperlukan karena kapang memerlukan sedikit oksigen untuk
tumbuh. Lubang pada kemasan bertujuan agar oksigen dapat masuk ke dalam kemasan.
Kemasan juga berguna untuk mengkondisikan suhu agar slealu sesuai dengan
pertumbuhan kapang. (Hermana dan Karmini)
b. Oksigen
Oksigen dibutuhkan untuk pertumbuham kapang. Aliran udara yang
terlalucepat menyebabkan proses metabolisme akan berjalan cepat sehingga
dihasilkanpanas yang dapat merusak pertumbuhan kapang. Oleh karena itu, apabila
digunakankantong plastik sebagai bahan pembungkusnya, maka sebaiknya diberi
lubangdengan jarak antar lubang satu dengan yang lain sekitar 2 cm (Suliantri dan
Rahayu,1990). Menurut Hermana dan Karmini (1996) dalam Sapuan dan Soetrisno
(1996),oksigen mempengaruhi kecepatan pertumbuhan kapang. Oksigen yang terlalu
banyakakan menyebabkan pertumbuhan kapang yang terlalu pesat dan cepat,
sedangkan bilaoksigen kurang maka kapang tidak tumbuh dengan baik.
c. Kelembapan
Sama halnya dengan oksigen, Kelembaban juga mempunyai peranan penting dalam
proses fermentasi tempe. Kelembaban yang rendah akan menghambat pertumbuhan
kapang. Sebaliknya, bila keping biji kedelai terlalu basah, bakteri akan tumbuh
mendahului kapang (Hermana dan Karmini, 1996 dalam Sapuan danSoetrisno, 1996).
d. Uap Air
Uap Air yang berlebihan akan menghambat pertumbuhan kapang. Hal inidisebabkan
karena setiap jenis kapang mempunyai aw ( water activity ) optimum untuk
pertumbuhannya, yaitu <0,95 – 0,99 (Suliantri dan Rahayu, 1990).
e. Suhu
Kapang tempe dapat digolongkan kedalam mikroba yang bersifat mesofilik,yaitu dapat
tumbuh baik pada suhu ruang 25 – 27 0 C. Oleh karena itu, pada waktupemeraman
suhu ruangan tempat pemeraman perlu diperhatikan agar prosesfermentasi tempe
berlangsung secara optimal dan didapatkan tempe dengan kualitas baik (Suliantri dan
Rahayu, 1990).
f. Derajat Keasaman
Derajat keasaman dalam pembuatan tempe perlu diperhatikan. Kapang tempepada
umumnya tumbuh dalam suasana asam. Oleh karena itu, dalam perendamankacang
kedelai dicampur dengan larutan asam asetat atau asam laktat dengan pH 4,3 - 4,5.
Dengan adanya asam yang tinggi, maka pertumbuhan bakteri lain dapat dicegah
(Taringan, 1998).
2.3 Ciri-ciri Tempe yang Baik dan Gagal
2.3.1 Ciri-ciri Tempe yang Baik
Menurut Astuti (2009), ciri-ciri tempe yang baik sebagai berikut:
a. Berwarna putih
Warna putih ini disebabkan adanya miselia kapang yang tumbuh pada permukaan
biji kedelai yang bertujuan untuk merekatkan biji – biji kedelai sehingga terbentuk
tekstur yang memadat.
b. Tekstur Tempe Kompak
Kekompakan tekstur tempe juga disebabkan oleh miselia - miselia kapangyang
menghubungkan antara biji-biji kedelai. Kompak tidaknya tekstur tempedapat
diketahui dengan melihat lebat tidaknya miselia yang tumbuh padapermukaan
tempe. Apabila miselia tampak lebat, hal ini menunjukkan bahwa tekstur tempe
telah membentuk masa yang kompak, begitu juga sebaliknya.
c. Aroma dan Rasa Khas Tempe
Aroma tempe yang khas terutama ditentukan oleh pertumbuhan kapang dan
pemecahan komponen-komponen dalam kedelai menjadi senyawa yang lebih
sederhana yang bersifat volatil seperti amonia, aldehid, dan keton (Shurtleff dan
Aoyagi, 1979).
2.3.2 Ciri-ciri Tempe yang Gagal
Tempe dengan kualitas buruk ditandai dengan permukaannya yang basah,struktur tidak
kompak, adanya bercak bercak hitam, adanya bau amoniak danalkohol, serta beracun
(Astuti, 2009). Menurut Hayati (2009), sering kalididapatkan tempe yang pecah- pecah,
pertumbuhan kapang yang tidak merata ataubahkan tidak tumbuh sama sekali, kedelai
menjadu busuk dan berbau amoniak ataualkohol bahkan kedelai menjadi berlendir,
asam dan penyimpangan lainnya. Beberapa penyimpangan dan penyebab gegagalan
pembuatan tempe adalah sebagai berikut:
a. Tempe terlalu basah : suhu fermentasi terlalu tinggi, kelembaban udara
terlalutinggi, kedelai terlalu basah karena kurang tiris, lubang pembungkus
terlalukecil, alat tidak bersih dan tidak higienis.
b. Tempe tidak kompak : kapang tidak aktif atau sudah mati, laru terlalu
sedikit,laru terlalu tua, pengadukan lari tidak merata, waktu fermentasi kurang
lama,suhu fermentasi terlalu rendah.
c. Permukaan tempe bercak – bercak : pembentukan sporakapang akibat
bercakhitam yang disebabkan oksigen terlalu banyak, fermentasi terlalu lama,
suhuterlalu tinggi, kualitas laru rendah, kelembaban terlalu kering.
d. Tempe berbau: terlalu lama fermentasi amoniak atau alkohol, suhu terlalu
tinggi,alat tidak bersih, kadar air terlalu tinggi.
e. Tempe pecah – pecah : pencampuran laru tidak merata, pertumbuhan
kapangtidak merata, suhu ruang inkubasi tidak merata, lubang aerasi dan
pergerakanudara dalam ruang tidak merata.
f. Tempe terlalu panas : pengatur suhu, kelembaban, ventilasi tidak baik,
suhuterlalu tinggi, inkubasi terlalu tertutup, bahan terlalu banyak
g. Tempe beracun : bahan atau laru terkontaminasi mikroba patogen,
bahanberacun, laru terlalu lemah keaktifannya/terlalu sedikit sehingga justru
mikrobaberbahaya yang tumbuh, ruang dan alat kurang higienis.
III. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Menganalisis prinsip-prinsip bioteknologi yang menerapkan bioproses dalam
menghasilkan produk baru untuk meningkatkan kesejahteraan manusia;
2. Merencanakan dan melakukan percobaan dalam penerapan prinsip-prinsip bioteknologi
konvensial untuk menghasilkan produk dan mengevaluasi produk yang dihasilkan serta
prosedur yang dilaksanakan, dan
3. Mengembangkan nilai-nilai karakter budaya bangsa, seperti gemar membaca, pedulu
sosial, peduli lingkungan, kerja keras, dan kewirausahaan.
IV. METODOLOGI
A. Alat
No. Nama Gambar
1. Piring
2. Garpu
3. Plastik Bening
4. Tutup Panci
B. Bahan
No. Nama Takaran Gambar
1. Mie (sudah di rebus)
250 gram
2. Jamur Inokulum 5 gram
C. Cara Kerja
No. Langkah Kerja Gambar
1. Rebus Mie terlebih dahulu. Tiriskan dan
tunggu dalam keadaan ruang (dingin).
Mie dibuat dalam kondisi kering dan
tanpa rasa.
2. Siapkan jamur inokulum (Rhizopus
oryzae). Jamur dalam keadan ruang juga.
3. Taburkan 5 gram jamur inokulum
(rhizopus oryzae) secara merata
(menyebar).
4. Aduk rata menggunakan garpu.
5. Masukan ke dalam plastik hingga rapat.
Keluarkan udara, dan kunci plastik
dengan cara memanaskan ujung plastik
ke api hingga plastik tertutup rapat.
6. Tusuk-tusuk permukaan plastik
menggunakan garpu atau tusuk sate agar
sedikit berlubang. Buat sekitar 6 lubang
saja.
7. Taruh mie di tempat yang kering. Tutup
mie dengan penutup panci.
8. Diamkan mie dalam keadaan tertutup
kurang lebih 24 jam. Amati perubahan
setelah 24 jam. Pengamatan setelah 24
jam berada di hasil dan pembahasan.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
No. Pengamatan Gambar Keterangan
1. Tampak mie selama 12
jam
Spora jamur mulai tampak
memenuhi. Plastik
mengembun (terlihat dari
butir air di dalam).
2. Tampak mie tempe
selama 24 jam
Spora jamur sepenuhnya
menelingkupi. Sudut mie pun
tampak sudah memutih. Bau
mie tempe ini lumayan bau,
seperti tape atau telah
mengalami proses fermentasi.
3. Tampak tempe mie yang
di belah
Jamur mengisi bagian cela
diantara mie dan menjadikan
mie padat.
4. Tampak permukaan
tempe mie
Terlihat spora jamur inokulum
yang halus dari permukaan
atas.
Permukaan jamur terlihat
lebih jelas, seperti butiran
kapas, terasa sangat lembut.
5. Pengolahan tempe mie
dengan menggoreng
potongan kecil
Layaknya tempe dari kedelai,
pengolahan dilakukan dengan
cara di goreng, dan tempe mie
pun dapat digoreng dengan
baik.
6. Hasil Pengolahan tempe
mie setelah di goreng
Warna dan aroma persis mirip
seperti tempe dengan bahan
dasar kedelai. Pun rasa khas
tempe juga ada, namun yang
membedakan bagian dalam
tempe terdapat rasa kenyal
dan lembut yang berasal dari
mie.
B. Pembahasan
Proses pembuatan tempe terbilang membutuhkan waktu yang cukup lama. Waktu yang
diperlukan minimal dari 24 jam hingga maksimalnya 72 jam. Hal ini dikarenakan pembuatan
tempe termasuk ke dalam proses fermentasi. Fermentasi yang baik akan berjalan di kondisi yang
optimal apabila jumlah ragi yang diberikan tepat dan pH yang asam. Pada percoban kali ini, ragi
yang diberikan sekitar 5 gram dari 250 gram mie yang digunakan. Penaburan ragi dilakukan
dengan menyebar dan dapat dilihat bahwa jamur mekar dengan merata. Suhu yang diperlukan
dalam fermentasi ragi adalah suhu ruang 25 – 27 C. fermentasi tempe juga memerluakan kondisi
kering atau rendah kelembapan, oleh sebabnya, dalam proses fermentasi mie ditutup oleh panci
(dalam keadaan gelap) agar menghindari oksigen yang lembab. Dan pelubangan yang dilakukan
agar oksigen tetap bisa masuk dan tidak kekurangan maupun terlalu kering.
Pada tampak setelah 12 jam, dapat terlihat banyaknya uap air yang dihasilkan. Keadaan ini
disebabkan adanya aktivitasi ragi pada ekstrasi karbohidrat mie. Gelembung-gelembung
karbondioksida dihasilkan dari katabolisme anaerobik terhadap kandungan gula. Karena yang
digunakan disini adalah mie dengan kadar karbohidrat tinggi, uap air yang dihasilkan pun cukup
banyak. Karena terlalu banyak menghasilkan membuat tempe dalam keadaan yang lebih lembab
dari seharusnya. Meski tidak berpengaruh pada tekstur yang dihasilkan, namun bau tempe menjadi
lebih asam dan lebih berbau seperti mengandung alkohol.
Mie yang sebelumnya tidak begitu padat, menjadi padat dan diisi oleh spora dari jamur.
Spora-spora ini yang menyebabkan cela dari mie menjadi berwarna putih yang bertujuan untuk
merekatkan mie sehingga terbentuk tekstur yang memadat. Miselia tampak lebat menunjukan
bahwa tempe telah membentuk masa yang kompak.
Tempe mie yang sudah jadi juga mengalami kenaikan suhu. Tidak terlalu panas namun
tidak berada di suhu ruangnya sekitar 25 – 27 derajat celcius. Seperti sebelumnya, kenaikan suhu
ini disebabkan adanya kelembapan yang tinggi karena karbohidrat di tempe yang cukup tinggi
beserta kurang optimalnya dalam mengeringkan bahan baku.
Tempe mie yang sudah jadi dan digoreng kemudian dirasakan rasanya. Awalnya agak
skeptis karena baunya cukup asam dari tempe biasa. Namun saat dirasakan, cita rasa yang
diberikan cukup unik. Tempe mie mendapatkan sensasi kering seperti tempe dari keledai, dan rasa
khas tempe, namun yang membedakan adalah dalamnya yang kenyal dan lembut selayaknya mie.
VI. KESIMPULAN
Pembuatan tempe melalui proses fermentasi dengan bantuan jamur inokulum (rhizopus oryzae). .
Jamur ini menghasilkan enzim-enzim yang mampu merombak senyawa organik kompleks menjadi
senyawa lebih sederhanasehingga dapat dengan mudah dicerna oleh tubuh. Oleh karenanya tempe
dapat berbahan dasar apapun tak terkecuali mie yang biasa kita makan.
Proses pembuatan mie menjadi tempe tidak beda jauh dengan proses pembuatan tempe dengan
kedelai. Namun yang perlu diperhatikan adalah kelembapan yang ada dan karbohidrat pada tepung
mie lebih tinggi daripada di kedelai membuat tempe mie lebih berbau asam. Berdasarkan
pengamatan yang ada, percobaan tempe berbahan dasar tempe ini berhasil dilakukan.
Selain bahan dasar, seperti keatifan ragi dan kualitas bahan pokok (yang digunakan disini mie),
banyak hal lain yang mempengaruhi proses pembuatan tempe mie ini. Mulai dari oksigen dimana
proses ini memerlukan oksigen yang sedikit, suhu udara yang ruang, kelembapan yang kering,
tempat fermentasi, uap air, dan derajat keasaman.
VII. DAFTAR PUSTAKA.
Jatmiko Eko Witoyo (16 September 2016): PERUBAHAN BIOKIMIA SELAMA PROSES :
TEMPE, retrieved January 22, 2023, from internet:
https://www.academia.edu/28545782/PERUBAHAN_BIOKIMIA_SELAMA_PROSES_T
EMPE.
LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI PEMBUATAN TEMPE. (2023): , retrieved
January 22, 2023, from internet: http://kotakmipa.blogspot.com/2017/01/laporan-
praktikum-bioteknologi.html.

More Related Content

What's hot

Bioteknologi pembuatan tempe
Bioteknologi pembuatan tempe Bioteknologi pembuatan tempe
Bioteknologi pembuatan tempe Anisa Mu'asomah
 
Proses Fermentasi Mikroba - Kimchi Sawi Putih
Proses Fermentasi Mikroba - Kimchi Sawi PutihProses Fermentasi Mikroba - Kimchi Sawi Putih
Proses Fermentasi Mikroba - Kimchi Sawi PutihNuruliswati
 
Teknologi Fermentasi pada Khimci
Teknologi Fermentasi pada KhimciTeknologi Fermentasi pada Khimci
Teknologi Fermentasi pada KhimciNuruliswati
 
Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arin
Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arinLaporan praktikum kerusakan b. pangan bu arin
Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arinramdhanisari
 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikumputrisagut
 
MAKALAH PENELITIAN TENTANG FERMENTASI PADA TAPE SINGKONG
MAKALAH PENELITIAN TENTANG FERMENTASI PADA TAPE SINGKONGMAKALAH PENELITIAN TENTANG FERMENTASI PADA TAPE SINGKONG
MAKALAH PENELITIAN TENTANG FERMENTASI PADA TAPE SINGKONGFirdika Arini
 
KARYA ILMIAH PEMBUSUKAN TOMAT
KARYA ILMIAH PEMBUSUKAN TOMAT KARYA ILMIAH PEMBUSUKAN TOMAT
KARYA ILMIAH PEMBUSUKAN TOMAT Siti Jum'atun
 
Laporan praktikum peristiwa osmosis pada kentang
Laporan praktikum peristiwa osmosis pada kentangLaporan praktikum peristiwa osmosis pada kentang
Laporan praktikum peristiwa osmosis pada kentangYasinta Surya
 
Materi 4 komponen dan kerusakan bahan pangan
Materi 4 komponen dan kerusakan bahan panganMateri 4 komponen dan kerusakan bahan pangan
Materi 4 komponen dan kerusakan bahan panganSutyawan
 
Praktikum bio protista
Praktikum bio protistaPraktikum bio protista
Praktikum bio protistanailun
 
Laporan Praktikum Yoghurt
Laporan Praktikum YoghurtLaporan Praktikum Yoghurt
Laporan Praktikum YoghurtErnalia Rosita
 
Laporan siklus hidup lalat buah " DROSOPHILA MELANOGASTER
Laporan siklus hidup lalat buah " DROSOPHILA MELANOGASTERLaporan siklus hidup lalat buah " DROSOPHILA MELANOGASTER
Laporan siklus hidup lalat buah " DROSOPHILA MELANOGASTERnurahlina08
 
PKM-K tentang Pemanfaatan Kulit Buah Naga
PKM-K tentang Pemanfaatan Kulit Buah NagaPKM-K tentang Pemanfaatan Kulit Buah Naga
PKM-K tentang Pemanfaatan Kulit Buah NagaInas Suha
 

What's hot (20)

Laporan fermentasi pembuatan yoghurt
Laporan fermentasi pembuatan yoghurtLaporan fermentasi pembuatan yoghurt
Laporan fermentasi pembuatan yoghurt
 
Bioteknologi pembuatan tempe
Bioteknologi pembuatan tempe Bioteknologi pembuatan tempe
Bioteknologi pembuatan tempe
 
DASAR DASAR BIOMOLEKULER
DASAR DASAR BIOMOLEKULERDASAR DASAR BIOMOLEKULER
DASAR DASAR BIOMOLEKULER
 
Soal dan Pembahasan Sistem Koordinasi pada Manusia
Soal dan Pembahasan Sistem Koordinasi pada ManusiaSoal dan Pembahasan Sistem Koordinasi pada Manusia
Soal dan Pembahasan Sistem Koordinasi pada Manusia
 
Proses Fermentasi Mikroba - Kimchi Sawi Putih
Proses Fermentasi Mikroba - Kimchi Sawi PutihProses Fermentasi Mikroba - Kimchi Sawi Putih
Proses Fermentasi Mikroba - Kimchi Sawi Putih
 
Teknologi Fermentasi pada Khimci
Teknologi Fermentasi pada KhimciTeknologi Fermentasi pada Khimci
Teknologi Fermentasi pada Khimci
 
Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arin
Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arinLaporan praktikum kerusakan b. pangan bu arin
Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arin
 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikum
 
MAKALAH PENELITIAN TENTANG FERMENTASI PADA TAPE SINGKONG
MAKALAH PENELITIAN TENTANG FERMENTASI PADA TAPE SINGKONGMAKALAH PENELITIAN TENTANG FERMENTASI PADA TAPE SINGKONG
MAKALAH PENELITIAN TENTANG FERMENTASI PADA TAPE SINGKONG
 
Tape
TapeTape
Tape
 
KARYA ILMIAH PEMBUSUKAN TOMAT
KARYA ILMIAH PEMBUSUKAN TOMAT KARYA ILMIAH PEMBUSUKAN TOMAT
KARYA ILMIAH PEMBUSUKAN TOMAT
 
Laporan praktikum peristiwa osmosis pada kentang
Laporan praktikum peristiwa osmosis pada kentangLaporan praktikum peristiwa osmosis pada kentang
Laporan praktikum peristiwa osmosis pada kentang
 
Pengertian hibridoma
Pengertian hibridomaPengertian hibridoma
Pengertian hibridoma
 
Materi 4 komponen dan kerusakan bahan pangan
Materi 4 komponen dan kerusakan bahan panganMateri 4 komponen dan kerusakan bahan pangan
Materi 4 komponen dan kerusakan bahan pangan
 
kerusakan bahan pangan
kerusakan bahan pangankerusakan bahan pangan
kerusakan bahan pangan
 
Pembuatan Tempe
Pembuatan TempePembuatan Tempe
Pembuatan Tempe
 
Praktikum bio protista
Praktikum bio protistaPraktikum bio protista
Praktikum bio protista
 
Laporan Praktikum Yoghurt
Laporan Praktikum YoghurtLaporan Praktikum Yoghurt
Laporan Praktikum Yoghurt
 
Laporan siklus hidup lalat buah " DROSOPHILA MELANOGASTER
Laporan siklus hidup lalat buah " DROSOPHILA MELANOGASTERLaporan siklus hidup lalat buah " DROSOPHILA MELANOGASTER
Laporan siklus hidup lalat buah " DROSOPHILA MELANOGASTER
 
PKM-K tentang Pemanfaatan Kulit Buah Naga
PKM-K tentang Pemanfaatan Kulit Buah NagaPKM-K tentang Pemanfaatan Kulit Buah Naga
PKM-K tentang Pemanfaatan Kulit Buah Naga
 

Similar to LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI.docx

BAB I - IV (PEMBUATAN TAUCO) WINDI DKK.
BAB I - IV (PEMBUATAN TAUCO) WINDI DKK.BAB I - IV (PEMBUATAN TAUCO) WINDI DKK.
BAB I - IV (PEMBUATAN TAUCO) WINDI DKK.Phaphy Wahyudhi
 
klpk_4_mikrobiologi_industri-klpk_4_mikrobiologi_industri.docx
klpk_4_mikrobiologi_industri-klpk_4_mikrobiologi_industri.docxklpk_4_mikrobiologi_industri-klpk_4_mikrobiologi_industri.docx
klpk_4_mikrobiologi_industri-klpk_4_mikrobiologi_industri.docxAgathaHaselvin
 
Kelompok 05_PPT_Peranan Mikroorganisme dalam Pembuatan Makanan Fermentasi.pdf
Kelompok 05_PPT_Peranan Mikroorganisme dalam Pembuatan Makanan Fermentasi.pdfKelompok 05_PPT_Peranan Mikroorganisme dalam Pembuatan Makanan Fermentasi.pdf
Kelompok 05_PPT_Peranan Mikroorganisme dalam Pembuatan Makanan Fermentasi.pdfnahdi1
 
Teknologi Fermentasi padaTempe
Teknologi Fermentasi padaTempeTeknologi Fermentasi padaTempe
Teknologi Fermentasi padaTempeNuruliswati
 
Rancangan Percobaan Tape Singkong
Rancangan Percobaan Tape SingkongRancangan Percobaan Tape Singkong
Rancangan Percobaan Tape SingkongIswi Haniffah
 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPASRahma Sagistiva Sari
 
Laporan Praktikum Tempe
Laporan Praktikum TempeLaporan Praktikum Tempe
Laporan Praktikum TempeErnalia Rosita
 
Cara membuat ragi tape
Cara membuat ragi tapeCara membuat ragi tape
Cara membuat ragi tapehasan ckp
 
Tapai dari beras jagung
Tapai dari beras jagungTapai dari beras jagung
Tapai dari beras jagungSilvi Natalia
 
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE RiaAnggun
 
Bioteknologi
Bioteknologi Bioteknologi
Bioteknologi Anisa II
 
Bab I-IV (PEMBUATAN ROTI TAPE-9D)
Bab I-IV (PEMBUATAN ROTI TAPE-9D)Bab I-IV (PEMBUATAN ROTI TAPE-9D)
Bab I-IV (PEMBUATAN ROTI TAPE-9D)Phaphy Wahyudhi
 
bioteknologipembuatantempekel-161125205757.pptx
bioteknologipembuatantempekel-161125205757.pptxbioteknologipembuatantempekel-161125205757.pptx
bioteknologipembuatantempekel-161125205757.pptxwinnygardiani
 
Bab I-IV (PEMBUATAN TEMPE KACANG OTOK-9D)
Bab I-IV (PEMBUATAN TEMPE KACANG OTOK-9D)Bab I-IV (PEMBUATAN TEMPE KACANG OTOK-9D)
Bab I-IV (PEMBUATAN TEMPE KACANG OTOK-9D)Phaphy Wahyudhi
 

Similar to LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI.docx (20)

BAB I - IV (PEMBUATAN TAUCO) WINDI DKK.
BAB I - IV (PEMBUATAN TAUCO) WINDI DKK.BAB I - IV (PEMBUATAN TAUCO) WINDI DKK.
BAB I - IV (PEMBUATAN TAUCO) WINDI DKK.
 
klpk_4_mikrobiologi_industri-klpk_4_mikrobiologi_industri.docx
klpk_4_mikrobiologi_industri-klpk_4_mikrobiologi_industri.docxklpk_4_mikrobiologi_industri-klpk_4_mikrobiologi_industri.docx
klpk_4_mikrobiologi_industri-klpk_4_mikrobiologi_industri.docx
 
PPT TUGAS BIOTEKNOLOGI PEMBUATAN PRODUK TAPE UBI KAYU.pptx
PPT TUGAS BIOTEKNOLOGI PEMBUATAN PRODUK TAPE UBI KAYU.pptxPPT TUGAS BIOTEKNOLOGI PEMBUATAN PRODUK TAPE UBI KAYU.pptx
PPT TUGAS BIOTEKNOLOGI PEMBUATAN PRODUK TAPE UBI KAYU.pptx
 
Kelompok 05_PPT_Peranan Mikroorganisme dalam Pembuatan Makanan Fermentasi.pdf
Kelompok 05_PPT_Peranan Mikroorganisme dalam Pembuatan Makanan Fermentasi.pdfKelompok 05_PPT_Peranan Mikroorganisme dalam Pembuatan Makanan Fermentasi.pdf
Kelompok 05_PPT_Peranan Mikroorganisme dalam Pembuatan Makanan Fermentasi.pdf
 
Teknologi Fermentasi padaTempe
Teknologi Fermentasi padaTempeTeknologi Fermentasi padaTempe
Teknologi Fermentasi padaTempe
 
Rancangan Percobaan Tape Singkong
Rancangan Percobaan Tape SingkongRancangan Percobaan Tape Singkong
Rancangan Percobaan Tape Singkong
 
Laporan Tugas Bioteknologi Farmasi Tape Ubi Jalar_Kelompok 12_Kelas 5J.pptx
Laporan Tugas Bioteknologi Farmasi Tape Ubi Jalar_Kelompok 12_Kelas 5J.pptxLaporan Tugas Bioteknologi Farmasi Tape Ubi Jalar_Kelompok 12_Kelas 5J.pptx
Laporan Tugas Bioteknologi Farmasi Tape Ubi Jalar_Kelompok 12_Kelas 5J.pptx
 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPAS
 
Laporan Praktikum Tempe
Laporan Praktikum TempeLaporan Praktikum Tempe
Laporan Praktikum Tempe
 
Cara membuat ragi tape
Cara membuat ragi tapeCara membuat ragi tape
Cara membuat ragi tape
 
Tapai dari beras jagung
Tapai dari beras jagungTapai dari beras jagung
Tapai dari beras jagung
 
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE
 
Bioteknologi
Bioteknologi Bioteknologi
Bioteknologi
 
Bab I-IV (PEMBUATAN ROTI TAPE-9D)
Bab I-IV (PEMBUATAN ROTI TAPE-9D)Bab I-IV (PEMBUATAN ROTI TAPE-9D)
Bab I-IV (PEMBUATAN ROTI TAPE-9D)
 
bioteknologipembuatantempekel-161125205757.pptx
bioteknologipembuatantempekel-161125205757.pptxbioteknologipembuatantempekel-161125205757.pptx
bioteknologipembuatantempekel-161125205757.pptx
 
Bab i iv
Bab i ivBab i iv
Bab i iv
 
Bab I-IV (PEMBUATAN TEMPE KACANG OTOK-9D)
Bab I-IV (PEMBUATAN TEMPE KACANG OTOK-9D)Bab I-IV (PEMBUATAN TEMPE KACANG OTOK-9D)
Bab I-IV (PEMBUATAN TEMPE KACANG OTOK-9D)
 
Ppt.pembuatan tempe
Ppt.pembuatan tempePpt.pembuatan tempe
Ppt.pembuatan tempe
 
Pkmk
Pkmk Pkmk
Pkmk
 
PPT BIOTEKNOLOGI FARMASI_5J_PRODUK TEMPE KACANG KELEDAI.pptx
PPT BIOTEKNOLOGI FARMASI_5J_PRODUK TEMPE KACANG KELEDAI.pptxPPT BIOTEKNOLOGI FARMASI_5J_PRODUK TEMPE KACANG KELEDAI.pptx
PPT BIOTEKNOLOGI FARMASI_5J_PRODUK TEMPE KACANG KELEDAI.pptx
 

More from ShafrinaLee

PPT FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12
PPT FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12PPT FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12
PPT FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12ShafrinaLee
 
Proposal Sponsorship Rohis SMA.pdf
Proposal Sponsorship Rohis SMA.pdfProposal Sponsorship Rohis SMA.pdf
Proposal Sponsorship Rohis SMA.pdfShafrinaLee
 
PPT BIOLOGI POLA-POLA HEREDITAS KELOMPOK 5.pdf
PPT BIOLOGI POLA-POLA HEREDITAS KELOMPOK 5.pdfPPT BIOLOGI POLA-POLA HEREDITAS KELOMPOK 5.pdf
PPT BIOLOGI POLA-POLA HEREDITAS KELOMPOK 5.pdfShafrinaLee
 
PPT KIMIA HALOGEN
PPT KIMIA HALOGENPPT KIMIA HALOGEN
PPT KIMIA HALOGENShafrinaLee
 
Ukuran Penyebaran Data
Ukuran Penyebaran DataUkuran Penyebaran Data
Ukuran Penyebaran DataShafrinaLee
 
KIMIA PPT KOROSI KEL LITHIUM.pdf
KIMIA PPT KOROSI KEL LITHIUM.pdfKIMIA PPT KOROSI KEL LITHIUM.pdf
KIMIA PPT KOROSI KEL LITHIUM.pdfShafrinaLee
 
yamanouchi ryokou no keikaku
yamanouchi ryokou no keikakuyamanouchi ryokou no keikaku
yamanouchi ryokou no keikakuShafrinaLee
 
ppt trigonometri analitik kelas 12.pdf
ppt trigonometri analitik kelas 12.pdfppt trigonometri analitik kelas 12.pdf
ppt trigonometri analitik kelas 12.pdfShafrinaLee
 
MAKALAH PERADILAN AGAMA DI INDONESIA
MAKALAH PERADILAN AGAMA DI INDONESIAMAKALAH PERADILAN AGAMA DI INDONESIA
MAKALAH PERADILAN AGAMA DI INDONESIAShafrinaLee
 
PPT BAHASA JEPANG MATERI ICHIBAN SUKI DESU (YANG PALING DISUKAI)
PPT BAHASA JEPANG MATERI ICHIBAN SUKI DESU (YANG PALING DISUKAI)PPT BAHASA JEPANG MATERI ICHIBAN SUKI DESU (YANG PALING DISUKAI)
PPT BAHASA JEPANG MATERI ICHIBAN SUKI DESU (YANG PALING DISUKAI)ShafrinaLee
 
(ROHANI ISLAM) Proposal Maulid Nabi Muhammad SAW 1444H - SMAN 1 CIKARANG PUSA...
(ROHANI ISLAM) Proposal Maulid Nabi Muhammad SAW 1444H - SMAN 1 CIKARANG PUSA...(ROHANI ISLAM) Proposal Maulid Nabi Muhammad SAW 1444H - SMAN 1 CIKARANG PUSA...
(ROHANI ISLAM) Proposal Maulid Nabi Muhammad SAW 1444H - SMAN 1 CIKARANG PUSA...ShafrinaLee
 
RESUME FILM G30S/PKI.docx
RESUME FILM G30S/PKI.docxRESUME FILM G30S/PKI.docx
RESUME FILM G30S/PKI.docxShafrinaLee
 
SEJARAH INDONESIA PERLAWANAN NUSANTARA.docx
SEJARAH INDONESIA PERLAWANAN NUSANTARA.docxSEJARAH INDONESIA PERLAWANAN NUSANTARA.docx
SEJARAH INDONESIA PERLAWANAN NUSANTARA.docxShafrinaLee
 

More from ShafrinaLee (13)

PPT FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12
PPT FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12PPT FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12
PPT FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12
 
Proposal Sponsorship Rohis SMA.pdf
Proposal Sponsorship Rohis SMA.pdfProposal Sponsorship Rohis SMA.pdf
Proposal Sponsorship Rohis SMA.pdf
 
PPT BIOLOGI POLA-POLA HEREDITAS KELOMPOK 5.pdf
PPT BIOLOGI POLA-POLA HEREDITAS KELOMPOK 5.pdfPPT BIOLOGI POLA-POLA HEREDITAS KELOMPOK 5.pdf
PPT BIOLOGI POLA-POLA HEREDITAS KELOMPOK 5.pdf
 
PPT KIMIA HALOGEN
PPT KIMIA HALOGENPPT KIMIA HALOGEN
PPT KIMIA HALOGEN
 
Ukuran Penyebaran Data
Ukuran Penyebaran DataUkuran Penyebaran Data
Ukuran Penyebaran Data
 
KIMIA PPT KOROSI KEL LITHIUM.pdf
KIMIA PPT KOROSI KEL LITHIUM.pdfKIMIA PPT KOROSI KEL LITHIUM.pdf
KIMIA PPT KOROSI KEL LITHIUM.pdf
 
yamanouchi ryokou no keikaku
yamanouchi ryokou no keikakuyamanouchi ryokou no keikaku
yamanouchi ryokou no keikaku
 
ppt trigonometri analitik kelas 12.pdf
ppt trigonometri analitik kelas 12.pdfppt trigonometri analitik kelas 12.pdf
ppt trigonometri analitik kelas 12.pdf
 
MAKALAH PERADILAN AGAMA DI INDONESIA
MAKALAH PERADILAN AGAMA DI INDONESIAMAKALAH PERADILAN AGAMA DI INDONESIA
MAKALAH PERADILAN AGAMA DI INDONESIA
 
PPT BAHASA JEPANG MATERI ICHIBAN SUKI DESU (YANG PALING DISUKAI)
PPT BAHASA JEPANG MATERI ICHIBAN SUKI DESU (YANG PALING DISUKAI)PPT BAHASA JEPANG MATERI ICHIBAN SUKI DESU (YANG PALING DISUKAI)
PPT BAHASA JEPANG MATERI ICHIBAN SUKI DESU (YANG PALING DISUKAI)
 
(ROHANI ISLAM) Proposal Maulid Nabi Muhammad SAW 1444H - SMAN 1 CIKARANG PUSA...
(ROHANI ISLAM) Proposal Maulid Nabi Muhammad SAW 1444H - SMAN 1 CIKARANG PUSA...(ROHANI ISLAM) Proposal Maulid Nabi Muhammad SAW 1444H - SMAN 1 CIKARANG PUSA...
(ROHANI ISLAM) Proposal Maulid Nabi Muhammad SAW 1444H - SMAN 1 CIKARANG PUSA...
 
RESUME FILM G30S/PKI.docx
RESUME FILM G30S/PKI.docxRESUME FILM G30S/PKI.docx
RESUME FILM G30S/PKI.docx
 
SEJARAH INDONESIA PERLAWANAN NUSANTARA.docx
SEJARAH INDONESIA PERLAWANAN NUSANTARA.docxSEJARAH INDONESIA PERLAWANAN NUSANTARA.docx
SEJARAH INDONESIA PERLAWANAN NUSANTARA.docx
 

Recently uploaded

PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 

LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI.docx

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI PENGOLAHAN MIE MENJADI TEMPE MENGGUNAKAN RAGI TEMPE (INOKULUM) Oleh Nama: Shafrina Win Kelas: XII MIPA 4 Guru Bidang Study: Ir. Hj. Dwi Uning Hidayati Departemen Pendidikan Provinsi Jawa Barat Kabupaten Bekasi SMAN 1 Cikarang Pusat 2022/2023
  • 2. I. LATAR BELAKANG Secara umum, Negara yang beranda di benua Asia, terkenal sebagai Negara dengan keragaman kuliner. Seperti china, korea, dan lainnya tak terlepas pula di Indonesia. Di Indonesia sendri hampir disetiap daerah memiliki makanan dengan ciri khas tersendiri. Selain karena kekhasan dan keunikan makanan tiap daerah, harga makanan yang murah juga membut Indonesia sebagai Negara wisata kuliner yang tak jarang banyak sekali orang-orang yang melakukan wisata kuliner yang bahkan pengunjunganya sampai pada warga mancanegara. Tempe merupakan salah satu makanan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Tempe adalah salah satu contoh produk fermentasi. Jamur yang digunakan dalam fermentasi umumnya adalah Rhizopus sp. Jamur ini menghasilkan enzim-enzim yang mampu merombak senyawa organik kompleks menjadi senyawa lebih sederhanasehingga dapat dengan mudah dicerna oleh tubuh. Tempe dapat dibuatdari berbagai macam bahan, tetapi yang paling sering digunakan sebagaibahan utama tempe adalah biji kedelai. Jika ditinjau dari proses pembuatan, dapat diketahui bahwa tempe merupakan salah satu produk bioteknologi berbasis konvensional. Hal ini karena melibatkan mikrobia eukariotik yaitu kapang yang biasanya diperoleh dari ragi artinya di dalam ragi tersebut mengandung empat jenis kapang dari kelompok Rhizopus, yaitu Rhyzopus ologosporus, Rhyzopus stolonifer, Rhyzopus arrhizus, dan Rhizopus oryzae. Hifa dari kapang inilah yang terlihat berwarna pada tempe. Dapat kita ketahui tempe dapat terbuar dsari segala macam bahan, untuknya kita akan melakukan praktikum pembuatan tempe dengan menggunakan mie sebagai bahan dasarnya dan jamur inokulum (rhizopus oryzae) sebagai starter. Dalam percobaan kali ini kita akan mengamati bagaimana perubahan yang terjadi dan faktor apa saja yang membuat mie dapat menjadi tempe. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Fermentasi pada Tempe Fermentasi merupakan suatu cara yang telah dikenal dan digunakan sejak lama sejak jaman kuno. Fermentasi merupakan suatu cara untuk mengubah substrat menjadi produk tertentu yang dikehendaki dengan menggunakan bantuan mikroba. Bioteknologi berbasis fermentasi sebagian besar merupakan proses produksi barang dan jasa dengan menerapkan teknologi fermentasi atau yang menggunakan mikroorganisme untuk memproduksi makanan dan minuman seperti: keju, yoghurt, minuman beralkohol, cuka, sirkol, acar, sosis, kecap, dll (Nurcahyo, 2011). Menurut Suprapti (2003) dalam Sukardi (2008) Tempe merupakan salah satu hasil fermentasi kedelai yang sudah cukup dikenal sebagai makanan yang bermanfaat bagi kesehatan. Tempe mengandung vitamin B12 yang biasanya terdapat dalam daging dan juga merupakan sumber protein nabati selain sebagai sumber kalori, vitamin dan mineral (Suprapti, 2003 dalam Sukardi, 2008). Kata “tempe” diduga berasal dari bahasa Jawa Kuno. Pada masyarakat Jawa Kuno terdapat makanan berwarna tan terbuat dari tepung sagu yang disebut tumpi . Makanan bernama
  • 3. tumpi tersebut terlihat memiliki kesamaan dengan tempe segar yang juga berwarna tan. Boleh jadi, ini menjadi asal muasal dari mana kata “tempe” berasal (PUSIDO Badan Standardisasi Nasional, 2012). Tempe merupakan makanan yang terbuat biji kedelai atau beberapa bahan lain yang diproses melalui fermentasi dari apa yang secara umum dikenal sebagai “ragi tempe”. Lewat proses fermentasi ini, biji kedelai mengalami proses penguraian menjadi senyawa sederhana sehingga mudah dicerna (PUSIDO Badan Standardisasi Nasional, 2012). Secara umum tahu dan tempe dibuat dari bahan baku kedelai. Sekitar 80% kedelai dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan industry tahu dan tempe sedangkan sisanya digunakan oleh berbagai macam industry seperti kecap, susu kedelai, makanan ringan dan sebagainya. Dalam beberapa tahun terakhir produksi kedelai di Indonesia terus berkurang dan tidak mampu memenehui kebutuhan (Haliza, 2007). Tempe merupakan olahan kedelai dengan fermentasi kapang Rhizopus. Kapang yang sering digunakan dalam pembuatan tempe, adalah Rhizopus microsporus dan R. oryzae. Kedua kapang tersebut mempunyai aktivitas enzim β-glukosidase berbeda. Aktivitas enzim β-glukosidase R. microsporus var. chinensis lebih kuat daripada R. oryzae (Purwoko et al., 2001 dalam Purwoko, 2004). Proses pembuatan tempe dapat terbilang membutuhkan waktu yang cukup lama. Hingga diperoleh hasil jadi tempe, waktu yang dibutuhkan yaitu minimal 24 jam dan maksimal 72 jam. Lamanya proses pembuatan tempe karena proses fermentasi. Fermentasi akan berlangsung baik dan cepat bila dibantu dengan kondisi suhu yang optimal, jumlah ragi yang tepat dan pH yang asam (±4-5) (Widayati, 2002 dalam Lumowa, 2014). Waktu fermentasi memberikan pengaruh dalam kualitas produk suatu produk, produk fermentasi adalah produk yang dapat diterima baik secara kenampakan, aroma serta nutrisi yang dihasilkan. Fermentasi dibantu oleh mikroorganisme yang memiliki fase hidu logaritmik. Sehingga untuk mendapatkan produk fermentasi yang terbaik harus mengetahui fase pertumbuhan optimal dari mikroorganisme yang dimanfaatkan tersebut (Darajat. 2014). 2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembuatan Tempe a. Tempat Fermentasi Kemasan diperlukan karena kapang memerlukan sedikit oksigen untuk tumbuh. Lubang pada kemasan bertujuan agar oksigen dapat masuk ke dalam kemasan. Kemasan juga berguna untuk mengkondisikan suhu agar slealu sesuai dengan pertumbuhan kapang. (Hermana dan Karmini) b. Oksigen Oksigen dibutuhkan untuk pertumbuham kapang. Aliran udara yang terlalucepat menyebabkan proses metabolisme akan berjalan cepat sehingga dihasilkanpanas yang dapat merusak pertumbuhan kapang. Oleh karena itu, apabila digunakankantong plastik sebagai bahan pembungkusnya, maka sebaiknya diberi
  • 4. lubangdengan jarak antar lubang satu dengan yang lain sekitar 2 cm (Suliantri dan Rahayu,1990). Menurut Hermana dan Karmini (1996) dalam Sapuan dan Soetrisno (1996),oksigen mempengaruhi kecepatan pertumbuhan kapang. Oksigen yang terlalu banyakakan menyebabkan pertumbuhan kapang yang terlalu pesat dan cepat, sedangkan bilaoksigen kurang maka kapang tidak tumbuh dengan baik. c. Kelembapan Sama halnya dengan oksigen, Kelembaban juga mempunyai peranan penting dalam proses fermentasi tempe. Kelembaban yang rendah akan menghambat pertumbuhan kapang. Sebaliknya, bila keping biji kedelai terlalu basah, bakteri akan tumbuh mendahului kapang (Hermana dan Karmini, 1996 dalam Sapuan danSoetrisno, 1996). d. Uap Air Uap Air yang berlebihan akan menghambat pertumbuhan kapang. Hal inidisebabkan karena setiap jenis kapang mempunyai aw ( water activity ) optimum untuk pertumbuhannya, yaitu <0,95 – 0,99 (Suliantri dan Rahayu, 1990). e. Suhu Kapang tempe dapat digolongkan kedalam mikroba yang bersifat mesofilik,yaitu dapat tumbuh baik pada suhu ruang 25 – 27 0 C. Oleh karena itu, pada waktupemeraman suhu ruangan tempat pemeraman perlu diperhatikan agar prosesfermentasi tempe berlangsung secara optimal dan didapatkan tempe dengan kualitas baik (Suliantri dan Rahayu, 1990). f. Derajat Keasaman Derajat keasaman dalam pembuatan tempe perlu diperhatikan. Kapang tempepada umumnya tumbuh dalam suasana asam. Oleh karena itu, dalam perendamankacang kedelai dicampur dengan larutan asam asetat atau asam laktat dengan pH 4,3 - 4,5. Dengan adanya asam yang tinggi, maka pertumbuhan bakteri lain dapat dicegah (Taringan, 1998). 2.3 Ciri-ciri Tempe yang Baik dan Gagal 2.3.1 Ciri-ciri Tempe yang Baik Menurut Astuti (2009), ciri-ciri tempe yang baik sebagai berikut: a. Berwarna putih Warna putih ini disebabkan adanya miselia kapang yang tumbuh pada permukaan biji kedelai yang bertujuan untuk merekatkan biji – biji kedelai sehingga terbentuk tekstur yang memadat. b. Tekstur Tempe Kompak Kekompakan tekstur tempe juga disebabkan oleh miselia - miselia kapangyang menghubungkan antara biji-biji kedelai. Kompak tidaknya tekstur tempedapat diketahui dengan melihat lebat tidaknya miselia yang tumbuh padapermukaan tempe. Apabila miselia tampak lebat, hal ini menunjukkan bahwa tekstur tempe telah membentuk masa yang kompak, begitu juga sebaliknya. c. Aroma dan Rasa Khas Tempe Aroma tempe yang khas terutama ditentukan oleh pertumbuhan kapang dan pemecahan komponen-komponen dalam kedelai menjadi senyawa yang lebih
  • 5. sederhana yang bersifat volatil seperti amonia, aldehid, dan keton (Shurtleff dan Aoyagi, 1979). 2.3.2 Ciri-ciri Tempe yang Gagal Tempe dengan kualitas buruk ditandai dengan permukaannya yang basah,struktur tidak kompak, adanya bercak bercak hitam, adanya bau amoniak danalkohol, serta beracun (Astuti, 2009). Menurut Hayati (2009), sering kalididapatkan tempe yang pecah- pecah, pertumbuhan kapang yang tidak merata ataubahkan tidak tumbuh sama sekali, kedelai menjadu busuk dan berbau amoniak ataualkohol bahkan kedelai menjadi berlendir, asam dan penyimpangan lainnya. Beberapa penyimpangan dan penyebab gegagalan pembuatan tempe adalah sebagai berikut: a. Tempe terlalu basah : suhu fermentasi terlalu tinggi, kelembaban udara terlalutinggi, kedelai terlalu basah karena kurang tiris, lubang pembungkus terlalukecil, alat tidak bersih dan tidak higienis. b. Tempe tidak kompak : kapang tidak aktif atau sudah mati, laru terlalu sedikit,laru terlalu tua, pengadukan lari tidak merata, waktu fermentasi kurang lama,suhu fermentasi terlalu rendah. c. Permukaan tempe bercak – bercak : pembentukan sporakapang akibat bercakhitam yang disebabkan oksigen terlalu banyak, fermentasi terlalu lama, suhuterlalu tinggi, kualitas laru rendah, kelembaban terlalu kering. d. Tempe berbau: terlalu lama fermentasi amoniak atau alkohol, suhu terlalu tinggi,alat tidak bersih, kadar air terlalu tinggi. e. Tempe pecah – pecah : pencampuran laru tidak merata, pertumbuhan kapangtidak merata, suhu ruang inkubasi tidak merata, lubang aerasi dan pergerakanudara dalam ruang tidak merata. f. Tempe terlalu panas : pengatur suhu, kelembaban, ventilasi tidak baik, suhuterlalu tinggi, inkubasi terlalu tertutup, bahan terlalu banyak g. Tempe beracun : bahan atau laru terkontaminasi mikroba patogen, bahanberacun, laru terlalu lemah keaktifannya/terlalu sedikit sehingga justru mikrobaberbahaya yang tumbuh, ruang dan alat kurang higienis. III. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Menganalisis prinsip-prinsip bioteknologi yang menerapkan bioproses dalam menghasilkan produk baru untuk meningkatkan kesejahteraan manusia; 2. Merencanakan dan melakukan percobaan dalam penerapan prinsip-prinsip bioteknologi konvensial untuk menghasilkan produk dan mengevaluasi produk yang dihasilkan serta prosedur yang dilaksanakan, dan 3. Mengembangkan nilai-nilai karakter budaya bangsa, seperti gemar membaca, pedulu sosial, peduli lingkungan, kerja keras, dan kewirausahaan. IV. METODOLOGI
  • 6. A. Alat No. Nama Gambar 1. Piring 2. Garpu 3. Plastik Bening 4. Tutup Panci
  • 7. B. Bahan No. Nama Takaran Gambar 1. Mie (sudah di rebus) 250 gram 2. Jamur Inokulum 5 gram C. Cara Kerja No. Langkah Kerja Gambar 1. Rebus Mie terlebih dahulu. Tiriskan dan tunggu dalam keadaan ruang (dingin). Mie dibuat dalam kondisi kering dan tanpa rasa.
  • 8. 2. Siapkan jamur inokulum (Rhizopus oryzae). Jamur dalam keadan ruang juga. 3. Taburkan 5 gram jamur inokulum (rhizopus oryzae) secara merata (menyebar). 4. Aduk rata menggunakan garpu.
  • 9. 5. Masukan ke dalam plastik hingga rapat. Keluarkan udara, dan kunci plastik dengan cara memanaskan ujung plastik ke api hingga plastik tertutup rapat. 6. Tusuk-tusuk permukaan plastik menggunakan garpu atau tusuk sate agar sedikit berlubang. Buat sekitar 6 lubang saja. 7. Taruh mie di tempat yang kering. Tutup mie dengan penutup panci.
  • 10. 8. Diamkan mie dalam keadaan tertutup kurang lebih 24 jam. Amati perubahan setelah 24 jam. Pengamatan setelah 24 jam berada di hasil dan pembahasan. V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil No. Pengamatan Gambar Keterangan 1. Tampak mie selama 12 jam Spora jamur mulai tampak memenuhi. Plastik mengembun (terlihat dari butir air di dalam). 2. Tampak mie tempe selama 24 jam Spora jamur sepenuhnya menelingkupi. Sudut mie pun tampak sudah memutih. Bau mie tempe ini lumayan bau, seperti tape atau telah mengalami proses fermentasi.
  • 11. 3. Tampak tempe mie yang di belah Jamur mengisi bagian cela diantara mie dan menjadikan mie padat. 4. Tampak permukaan tempe mie Terlihat spora jamur inokulum yang halus dari permukaan atas. Permukaan jamur terlihat lebih jelas, seperti butiran kapas, terasa sangat lembut.
  • 12. 5. Pengolahan tempe mie dengan menggoreng potongan kecil Layaknya tempe dari kedelai, pengolahan dilakukan dengan cara di goreng, dan tempe mie pun dapat digoreng dengan baik. 6. Hasil Pengolahan tempe mie setelah di goreng Warna dan aroma persis mirip seperti tempe dengan bahan dasar kedelai. Pun rasa khas tempe juga ada, namun yang membedakan bagian dalam tempe terdapat rasa kenyal dan lembut yang berasal dari mie. B. Pembahasan Proses pembuatan tempe terbilang membutuhkan waktu yang cukup lama. Waktu yang diperlukan minimal dari 24 jam hingga maksimalnya 72 jam. Hal ini dikarenakan pembuatan tempe termasuk ke dalam proses fermentasi. Fermentasi yang baik akan berjalan di kondisi yang optimal apabila jumlah ragi yang diberikan tepat dan pH yang asam. Pada percoban kali ini, ragi yang diberikan sekitar 5 gram dari 250 gram mie yang digunakan. Penaburan ragi dilakukan dengan menyebar dan dapat dilihat bahwa jamur mekar dengan merata. Suhu yang diperlukan dalam fermentasi ragi adalah suhu ruang 25 – 27 C. fermentasi tempe juga memerluakan kondisi kering atau rendah kelembapan, oleh sebabnya, dalam proses fermentasi mie ditutup oleh panci (dalam keadaan gelap) agar menghindari oksigen yang lembab. Dan pelubangan yang dilakukan agar oksigen tetap bisa masuk dan tidak kekurangan maupun terlalu kering. Pada tampak setelah 12 jam, dapat terlihat banyaknya uap air yang dihasilkan. Keadaan ini disebabkan adanya aktivitasi ragi pada ekstrasi karbohidrat mie. Gelembung-gelembung karbondioksida dihasilkan dari katabolisme anaerobik terhadap kandungan gula. Karena yang
  • 13. digunakan disini adalah mie dengan kadar karbohidrat tinggi, uap air yang dihasilkan pun cukup banyak. Karena terlalu banyak menghasilkan membuat tempe dalam keadaan yang lebih lembab dari seharusnya. Meski tidak berpengaruh pada tekstur yang dihasilkan, namun bau tempe menjadi lebih asam dan lebih berbau seperti mengandung alkohol. Mie yang sebelumnya tidak begitu padat, menjadi padat dan diisi oleh spora dari jamur. Spora-spora ini yang menyebabkan cela dari mie menjadi berwarna putih yang bertujuan untuk merekatkan mie sehingga terbentuk tekstur yang memadat. Miselia tampak lebat menunjukan bahwa tempe telah membentuk masa yang kompak. Tempe mie yang sudah jadi juga mengalami kenaikan suhu. Tidak terlalu panas namun tidak berada di suhu ruangnya sekitar 25 – 27 derajat celcius. Seperti sebelumnya, kenaikan suhu ini disebabkan adanya kelembapan yang tinggi karena karbohidrat di tempe yang cukup tinggi beserta kurang optimalnya dalam mengeringkan bahan baku. Tempe mie yang sudah jadi dan digoreng kemudian dirasakan rasanya. Awalnya agak skeptis karena baunya cukup asam dari tempe biasa. Namun saat dirasakan, cita rasa yang diberikan cukup unik. Tempe mie mendapatkan sensasi kering seperti tempe dari keledai, dan rasa khas tempe, namun yang membedakan adalah dalamnya yang kenyal dan lembut selayaknya mie. VI. KESIMPULAN Pembuatan tempe melalui proses fermentasi dengan bantuan jamur inokulum (rhizopus oryzae). . Jamur ini menghasilkan enzim-enzim yang mampu merombak senyawa organik kompleks menjadi senyawa lebih sederhanasehingga dapat dengan mudah dicerna oleh tubuh. Oleh karenanya tempe dapat berbahan dasar apapun tak terkecuali mie yang biasa kita makan. Proses pembuatan mie menjadi tempe tidak beda jauh dengan proses pembuatan tempe dengan kedelai. Namun yang perlu diperhatikan adalah kelembapan yang ada dan karbohidrat pada tepung mie lebih tinggi daripada di kedelai membuat tempe mie lebih berbau asam. Berdasarkan pengamatan yang ada, percobaan tempe berbahan dasar tempe ini berhasil dilakukan. Selain bahan dasar, seperti keatifan ragi dan kualitas bahan pokok (yang digunakan disini mie), banyak hal lain yang mempengaruhi proses pembuatan tempe mie ini. Mulai dari oksigen dimana proses ini memerlukan oksigen yang sedikit, suhu udara yang ruang, kelembapan yang kering, tempat fermentasi, uap air, dan derajat keasaman. VII. DAFTAR PUSTAKA. Jatmiko Eko Witoyo (16 September 2016): PERUBAHAN BIOKIMIA SELAMA PROSES : TEMPE, retrieved January 22, 2023, from internet: https://www.academia.edu/28545782/PERUBAHAN_BIOKIMIA_SELAMA_PROSES_T EMPE. LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI PEMBUATAN TEMPE. (2023): , retrieved January 22, 2023, from internet: http://kotakmipa.blogspot.com/2017/01/laporan- praktikum-bioteknologi.html.