1. TUGAS KELOMPOK
PEMBUATAN PRODUK BIOTEKNOLOGI:
Produk Tempe Kacang Kedelai
PROGRAM SARJANA
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA
AL-WASHLIYAH
MEDAN
2022
2. DIPERSENTASIKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS
KELOMPOK
MATA KULIAH :BIOTEKNOLOGI FARMASI
DOSEN PENGAMPU :YAYUK PUTRI RAHAYU, S.Si., M.Si.
OLEH :
KELAS - 5J / KELOMPOK 7
4. 1.1 Latar Belakang
Tempe merupakan hasil bioteknologi khas dari Indonesia dengan bahan dasar kacang-kacangan. Tempe secara
umum dibuat dari bahan dasar kacang kedelai yang difermentasi dengan jenis kapang Rhizopus sp. Kandungan
protein dalam tempe kedelai merupakan alternatif sumber protein nabati, yang kini semakin populer dalam
gaya hidup manusia modern. Kebutuhan kedelai yang tinggi mengakibatkan produsen tempe juga kesulitan
dalam mendapatkan bahan baku tempe tersebut, sehingga perlu impor kedelai dari negara lain. Tempe adalah
makanan yang mengandung zat gizi yang tinggi. Kandungan protein dalam tempe sama dengan kandungan
protein dalam daging sapi juga mengandung vitamin B, mineral, lemak dan karbohidrat.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana peran Rhizopus Oligosporus dalam pembuatan tempe?
Bagaimana prinsip fermentasi dalam pembuatan tempe
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui peran Rhizopus oligosporus dalam pembuatan tempe
Untuk mengetahui prinsip fermentasi dalam pembuatan tempe
1.4 Manfaat
Mengetahui peran Rhizopus oligosporus dalam pembuatan tempe
Mengetahui prinsip fermentasi dalam pembuatan tempe
5. Morfologi Tumbuhan
Tanaman kedelai umumnya tumbuh tegak, berbentuk semak, dan merupakan tanaman semusim. Morfologi
tanaman kedelai didukung oleh komponen utamanya, yaitu akar, daun, batang, polong, dan biji sehingga
pertumbuhannya bisa optimal. Sistem perakaran kedelai terdiri dari dua macam, yaitu akar tunggang dan
akar sekunder (serabut) yang tumbuh dari akar tunggang, Batang dan cabang Hipokotil, Tanaman
kedelai mempunyai dua bentuk daun yang dominan, yaitu stadia kotiledon dan daun bertangkai tiga
(trifoliate leaves). Bentuk biji bervariasi, tergantung pada varietas tanaman, yaitu bulat, agak gepeng, dan
bulat telur. Namun demikian, sebagian besar biji berbentuk bulat telur. Biji kedelai terbagi menjadi dua
bagian utama, yaitu kulit biji dan janin (embrio). Pada kulit biji terdapat bagian yang disebut pusar
(hilum) yang berwarna coklat, hitam, atau putih. Pada ujung hilum terdapat mikrofil, berupa lubang
kecil yang terbentuk pada saat proses pembentukan biji. Warna kulit biji bervariasi, mulai dari kuning,
hijau, coklat, hitam, atau kombinasi campuran dari warnawarna tersebut
6. Unsur dasar pembentuk sel-sel tubuh
Sumber chlorine (memperbaiki fungsi lever, jantung, dll) dan inositol (kelainan pada hati)
Sebagai antioksidan untuk mencegah penyakit kanker
Untuk menurunkan kolesterol
Meningkatkan imunitas dalam tubuh
Melindungi kardiovaskuler
Sebagai obat awet muda
Untuk penderita gagal ginjal dan diabetes
Untuk menanggulangi stress
Untuk impotensi
Membangun kecerdasan dan daya ingat
7. Fermentasi menurut ahli biokimia ialah proses menghasilkan energi dengan perombakan
senyawa-senyawa organik. Sedangkan menurut ahli mikrobiologi industri, fermentasi
yaitu segala proses untuk menghasilkan suatu produk dari kultur mikroorganisme.
Definisi fermentasi lain yaitu suatu disimilasi senyawa-senyawa organik yang disebabkan
oleh aktivitas dari mikroorganisme. Fermentasi berlangsung baik secara alami oleh
bakteri asam laktat yang terkandung dalam bahan pangan ataupun dengan penambahan
mikroba dari luar. Produk fermentasi menjadi awet karena adanya aktivitas antibakteri
dari bakteri asam laktat. Aktivitas tersebut dapat menghambat dan membunuh bakteri
yang tidak diharapkan. Sebagai salah satu metode untuk memperpanjang umur simpan
bahan pangan fermentasi telah diterapkan terhadap berbagai produk pengolahan pangan.
Salah satunya fermentasi bawang merah.
8. BAB III
APLIKASI BIOTEKNOLOGI
Dalam bidang makanan Proses yang dibantu mikroorganisme, misalnya dengan fermentasi, hasilnya antara lain : tempe
dan kecap
a. Tempe
Tempe adalah makanan tradisional khas Indonesia yang sering dikonsumsi menjadi salah satu makanan favorit. Pada
dasarnya proses produksi tempe ini menggunakan teknik fermentasi. Fermentasi dilakukan dengan menumbuhkan jamur
Rhizopus oryzae dan Rhizopus oligosporus pada biji kedelai. Pada proses pertumbuhan, jamur akan menghasilkan benang-
benang yang disebut dengan hifa. Benang-benang itu mengakibatkan biji-bijian kedelai saling terikat dan membentuk
struktur yang kompak. Pada waktu pertumbuhan jamur, jamur juga akan membuat suatu enzim protease yang dapat
menguraikan protein kompleks yang ada pada kedelai menjadi asam amino yang lebih mudah dicerna oleh tubuh kita.
b. Kecap
Kecap merupakan salah satu produk hasil bioteknologi yang terbuat dari kacang kedelai. Pada tahap awal kedelai akan
difermentasi dengan menggunakan jamur Aspergillus wentii. Tahap selanjutnya kedelai yang sudah difermentasikan akan
dikeringkan dan direndam di dalam larutan garam. Pembuatan kecap dilakukan melalui proses perendaman kedelai dengan
larutan garam, sehingga pembuatan kecap dinamakan fermentasi garam. Jamur Aspergillus wentii akan merombak protein
menjadi asam-asam amino, komponen rasa, asam, dan aroma khas.
9. BAB IV
PENUTUP
Protein kedelai dengan adanya aktivitas proteolitik kapang
akan diuraikan menjadi asan-asam amino, sehingga nitrogen
terlarutnya akan mengalami peningkatan.
Fermentasi pada pembuatan tempe terjadi karena aktivitas
kapang Rhizopus oligosporus. Fermentasi pada tempe dapat
menghilangkan bau langu dari kedelai yang disebabkan oleh
aktivitas dari enzim lipoksigenase. Fermentasi kedelai menjadi
tempe akan meningkatkan kandungan fosfor.
10. Anggraeni, L., Lubis, N., & Junaedi, E. C. (2021). Review: Pengaruh Konsentrasi Garam
Terhadap Produk Fermentasi Sayuran. Jurnal Sains Dan Kesehatan, 3(6), 891–899.
https://doi.org/10.25026/jsk.v3i6.459
Ninla Elmawati Falabiba. (2019). Bab II Kacang Kedelai. 4–18. http://repository.unimus.ac.id
Safitry, A., Pramadani, M., Febriani, W., Achyar, A., & Fevria, R. (2021). Uji Organoleptik
Tempe dari Kacang Kedelai ( Glycine max ) dan Kacang Merah ( Phaseolus vulgaris ). Jurnal
Prosiding SEMNAS BIO 2021, 1(1), 358–368.
Yakub dan Herman. (2011). Morfologi Kedelai. Convention Center Di Kota Tegal, 4(80), 4.