1. LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOLOGI
PERISTIWA PLAMOLISIS DAN
DEPLASMOLISIS
Oleh :
Dhiarrafii Bintang Matahari
XI IPA 6 / 09
SMA NEGERI 6 YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2015/2016
2. LEMBAR PENGESAHAN
PRAKTIKUM BIOLOGI PERISTIWA PLASMOLISIS DAN
DEPLASMOLISIS
Oleh :
Nama : Dhiarrafii Bintang Matahari
Kelas : XI IPA 6
No. Presensi : 09
Telah diperiksa oleh :
Guru pembimbing Praktikum Biologi, Dra. Riadiani
Disahkan pada :
Hari, tanggal : Jumat, 22 Januari 2016
Yogyakarta, 22 Januari 2016
Pembimbing Praktikan
( Dra. Riadiani ) ( Dhiarrafii Bintang Matahari )
3. KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, serta junjungan kami
Rasulullah SAW karena atas limpahan berkah, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan Laporan Resmi Praktikum Biologi dengan lancar dan baik tanpa adanya
hambatan. Dengan judul :
PERISTIWA PLASMOLISIS DAN DEPLASMOLISIS
Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi nilai tugas
Praktikum Mata Pelajaran Biologi
Laporan ini dapat terselesaikan atas bantuan yang diberikan berbagai pihak, maka taklupa
saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Miftakodin, M.M. selaku Kepala SMA Negeri 6 Yogyakarta;
2. Ibu Dra. Riadiani, selaku pembimbing praktikum;
3. Orang tua, yang telah memberikan dukungan, masukan dan dorongan moriil maupun
materiil dalam pembuatan laporan ini, serta atas segala keikhlasan, kesabaran, dan
kesetiaannya dalam mendidik dan mendampingi.
4. Seluruh keluarga besar SMA N 6 Yogyakarta;
5. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan
bantuan dan dukungan sehingga dapat terselesaikannya laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala kritikan dan saran yang sifatnya konstruktif dari
berbagai pihak sangat diharapakan demi kesempurnaan laporan ini.
Yogyakarta, Januari 2016
Penulis
4. DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………...…………………………………………………………… i
LEMBAR PENGESAHAN ………...…………………………………………………… ii
KATA PENGANTAR …………………………………………..…………………. iii
DAFTAR ISI ………...………………………………………………………………..….. iv
I. TUJUAN ………...…………………………………………………………………… 1
II. DASAR TEORI ………………………………………………………………...…… 2
III. ALAT DAN BAHAN ………...…………………………………………………… 3
IV. CARA KERJA ………...…………………………………………………………… 4
V. HASIL PENGAMATAN ………...…………………………………………………… 5
VI. DISKUSI DAN PERTANYAAN ………...…………………………………………… 9
VII. PEMBAHASAN ………...…………………………………………………………… 11
VIII. KESIMPULAN ………...…………………………………………………………… 13
DAFTAR PUSTAKA …...………………………………………………………… 14
LAMPIRAN ………...…………………………………………………………………… 15
5. I. TUJUAN
1. Mengetahui peristiwa plasmolisis pada sel tombuhan.
2. Mengetahui pengaruh perbedaan kadar glukosa/ sukrosa terhadap plasmolisis.
3. Mengetahui peristiwa deplasmolisis pada sel tumbuhan.
6. II. DASAR TEORI
Tumbuhan memerlukan air dan garam mineral dari dalam tanah. Air dan garam mineral
diserap oleh bulu akar dan diangkut ke daun sehingga tanaman menjadi segar. Tanaman segar
terjadi karena isi sel menekan dinding sel sehingga tegang (tekanan turgor tinggi). Tetapi
sebaliknya jika isi keluar maka tekanan isis terhadap dinding sel menjadi rendah, akibatnya
tanaman tampak layu, keadaan demikian disebut mengalami plasmolisis, jika ditinjau dari
tekanan plasmolisis memiliki osmosis tinggi. Tekanan osmosis yaitu kemampuan sel menyerap
air dari lingkungannya.
Tanaman yang layu dikatakan memiliki tekanan osmosis tinggi atau disebut pula memiliki
tekanan turgor rendah.
Larutan yang memiliki konsentrasi tinggi disebut hipertonis, sedang yang memiliki
konsentrasi rendah disebut hipotonis. Jika sel tanaman ditempatkan dalam larutan hipertonis
maka akan mengalami plasmolis/ lisis. Jika sel yang mengalami plasmolisis dimasukkan ke
dalam air maka akan mengalami deplasmolisis, karena sel menyerap air secara osmosis dari
lingkungan sehingga isi sel penuh dan membran menempel ke dinding sel lagi.
7. III. ALAT DAN BAHAN
3.1. Alat
1. Daun Rhodescolor
2. Silet
3. Cawan petridish
4. Pipet
5. Mikroskop
6. Obyek glass
7. Deck glass
8. Tissue
9. Stopwatch
3.2. Bahan
1. Larutan glukosa/ sukrosa 0,16 M
2. Larutan glukosa/ sukrosa 0,18 M
3. Larutan glukosa/ sukrosa 0,22 M
4. Larutan glukosa/ sukrosa 0,24 M
5. Air
8. IV. CARA KERJA
Mengambil larutan glukosa/ sukrosa dari konsentrasi 0,14 s.d. 0,24 dengan pipet
masing masing 3 tetes dan masing-masing letakaan ke cawan petridish.
Mengambil daun Rhodescolor permukaan bawah dan menyayat setipis mungkin
dengan silet, kemudian meletakkan di masing-masing cawan petridish.
Membiarkan preparat berada dalam larutan sukrosa/ glukosa selama 20 menit.
Mengambil preparat satu persatu secara berurutan mengamati di bawah mikroskop,
menggambar dan menghitung jumlah total sel yang masih ada warna ungu, kemudian
menghitung yang berwarna ungu penuh dan menghitung sel yang warna ungunya
tinggal sebagian (mengalami plasmolisis), menggambar sel secara proporsional.
Catatan, warna sel kosng/ putih tak dihitung, mengapa?
Mengulangi kegiatan (4) untuk preparat yang direndam dalam glukosa/ sukrosa 0,14
M, 0,16 M, 0,18 M, 0,20 M, 0,22 M, dan 0,24 M.
Mengambil preparat dari salah satu cawan petridish, misalnya 0,24 M, mengamati
dibawah mikroskop, menghitung sel yang mengalami plasmolisis kemudian tetesi
dengan 2 tetes air amati sehingga warna ungu muncul penuh, lalu menghitung waktu
yang diperlukan dari plasmolisis ditetesi air menjadi deplasmolisis.
Menghitung presentase sel yang mengalami plasmolisis yaitu = sel yang mengalami
plasmolisis dibagi total dikalikan 100%.
Membuat grafik hubungan antara molaritas dengan persentase plasmolisis
9. V. HASIL PENGAMATAN
5.1. PreparatEpidermis Rhodescolordalam larutan sukrosa 0,16M
(Plasmolisis)
Keterangan :
1.
Total sel = 112
Sel normal = 74
Sel terplasmolisis = 38
Presentase plasmolysis = 34%
5.2. PreparatEpidermis Rhodescolordalam larutan sukrosa 0,18M
(Plasmolisis)
10. Keterangan :
1.
Total sel = 124
Sel normal = 108
Sel terplasmolisis = 16
Presentase plasmolysis = 13%
5.3. PreparatEpidermis Rhodescolordalam larutan sukrosa 0,22M
(Plasmolisis)
Keterangan :
1.
Total sel = 120
Sel normal = 171
Sel terplasmolisis = 49
Presentase plasmolysis = 40%
5.4. PreparatEpidermis Rhodescolordalam larutan sukrosa 0,22M
(Deplasmolisis Awal)
11. Keterangan :
1.
Total sel = 120
Sel normal = 94
Sel terplasmolisis = 26
Presentase plasmolysis = 21%
5.5. PreparatEpidermis Rhodescolordalam larutan sukrosa 0,22M
(Deplasmolisis Akhir)
Keterangan :
1.
Total sel = 120
Sel normal = 120
Sel terplasmolisis = 0
Presentase plasmolysis = 0%
12. 5.6. PreparatEpidermis Rhodescolordalam larutan sukrosa 0,24M
(Plasmolisis)
Keterangan :
1.
Total sel = 208
Sel normal = 156
Sel terplasmolisis = 28
Presentase plasmolysis = 18%
13. VI. DISKUSI DAN PERTANYAAN
6.1. Pertanyaan
1. Dari kegiatan yang anda lakukan, tentukan yang disebut :
a. Variabel control : Sel pada daun Rhodescolor
b. Variabel manipulasi : Diirendam dalam larutan glukosa/ sukrosa sesuai dengan
tingkat kemolaran yang dinginkan
c. Variabel terikat : Sel pada daun Rhodescolor setelah direndam dalam larutan
glukosa yang akan mengalami plasmolisis
2. Dari kegiatan ini mana sel yang paling banyak mengalami plasmolysis dan yang paling
sedikit mengalami plasmolisis? Jelaskan!
3. Buatlah grafik hasil kegiatan antara molaritas dengan prosentase plasmolisis!
4. Apa yang terjadi jika tanaman kekurangan air? Dan mengapa setelah disiram menjadi
segar?
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan :
a. Plasmolisis
b. Deplasmolisis
c. Turgor
d. Tekanan osmosis
6. Apa manfaat kegiatan ini dalam kehidupan sehari-hari? Jelaskan!
6.2. Jawaban
1. Dari hasil pengamatan, bagian-bagian sel yang teramat adalah dinding sel, membran
plasma, sitoplasma, ruang antar sel, rongga sel, dan nukleus.
2. Dari kegiatan yang kami lakukan, yang dimaksud dengan :
a. Variabel control : Sel pada daun Rhodescolor
b. Variabel manipulasi : Diirendam dalam larutan glukosa/ sukrosa sesuai
dengan tingkat kemolaran yang dinginkan
c. Variabel terikat : Sel pada daun Rhodescolor setelah direndam dalam larutan
glukosa yang akan mengalami plasmolisis
3. Dari kegiatan ini sel yang paling banyak mengalami plasmolisis adalah saat ditetesi
larutan sukrosa 0,24 M, sedangkan yang paling sedikit mengalami plasmolisis adalah
14. preparat saat ditetesi dengan larutan sukrosa 0,14 M dan 0,16 M dikarenakan pengaruh
tekanan osmosis.
4. Jika tanaman kekurangan air, maka tanaman akan menjadi layu. Tanaman akan tampak
segar jika disiram air karena isi sel menekan dinding sel sehingga tegang (tekanan
turgor tinggi).
5. Yang dimaksud dengan:
i. Plasmolisis :Keadaan dimana cairan sel keluar sehingga tekanan isi
terhadap dinding sel menjadi rendah.
ii. Deplasmolisis : Peristiwa sel menyerap air sehingga membran sel kembali
seperti semula.
iii. Turgor : Tekanan air di dalam sel.
iv. Tekanan osmosis : Kemampuan sel menyerap air dari lingkungan.
6. Apa manfaat kegiatan ini dalam kehidupan sehari-hari ?
a. Mengetahui peristiwa plasmolisis dan deplasmolisis.
b. Mengetahui pengaruh tekanan osmosis dan turgor dalam plasmolisis dan
deplasmolisis.
c. Mengetahui mengapa tanaman layu bila kekurangan air dan segar jika disiram
oleh air.
15. VII. PEMBAHASAN
Dari hasil pengamatan diatas dapat diketahui bahwa berbedaan konsentrasi maka berbeda
pula tinngkat plasmolisis dan deplasmolisisnya. Dalam pengamatan ini yang digunakan yaitu
sel epidermis daun Rhodescolor.
Preparat yang kami amati adalah preparat epidermis daun Rhodescolor yang telah diberi
beberapa perlakuan yang berbeda, perlakuan yang berbeda yaitu dengan ditetesi bermacam-
macam larutan sukrosa 0,16 ; 0,18 ; 0,22 ; 0,24 M dan juga air.
Pengamatan menggunakan mikroskop dimulai dari preparat epidermis daun rhodescolor
yang ditetesi lautan sukrosa 0,16 – 0,24 M secara berurutan dan didiperoleh hasil pengamatan
sel sel yang ditetesi sukrosa sel-selnya mengalami pengerutan karena air yang berada didalam
sel rhodescolor terebut konsentrasinya rendah. Sel-sel terlihat seperti tidak terisi penuh dengan
warna ungu itu menandakan bahwa sel-sel tersebut mengalami peristiwa plasmolisis. Warna
ungu menjadi tidak merata, mengumpul di tengah atau tepi, menunjukkan adanya pelepasan
membran sel dari dinding sel. Presentase sel yang terplasmolisis berbeda-beda preparat yang
ditetesi larutan sukrosa 0,16M = 34% ; 0,18M = 13% ; 0,22 = 40% ; 0,24 = 18%.
Percobaan yang kedua adalah kami memilih 1 jenis preparat yang tadinya ditetesi larutan
sukrosa untuk mengamati peristiwa deplamolisis yang terjadi. Dalam pengamatan ini kami
memilih preparat epidermis daun rhodescolor yang telah ditetesi dengan larutan sukrosa 0,22
M. pada preparat tersebut diteteskan satu tetes air menggunakan pipet tetes dan mulai
menjalankan timer untuk kemudian kami amati perubahan bentuk sel yang terjadi.
Dalam penamatan ini kami mendapati bahwa semakin lama warna ungu pada sel semakin
banyak dan mulai memenuhi sel yang dapat disebut juga dengan peristiwa deplasmolisis.
Kami mengamati peristiwa deplasmolisis secara berkala dan terus memantau stopwatch. Saat
stopwatch menunjukan angka 9.26 (deplasmolisis awal) presentase sel terplasmolisis sebanyak
21% sehingga masih ada sel yang terlihat belum utuh atau normal dan pada saat sopwatch
menunjukan angka 11.53 (deplasmolisis akhir) presentase sel terplasmolisis sebanyak 0%
sehingga semua sel-sel epidermis daun rhodescolor terlihat berwarna ungu penuh dan itu yang
dinamakan keadaan normal sel tidak terplasmolisis.
Dari penjelasan diatas terlihat jelas bahwa perbeaan konsentrasi mempengaruhi
kecepatan plasmolisis dan deplasmolisis. Semakin tinggi konsentrasi maka semakin cepat pula
terjadi plasmolisis dan deplasmolisis.
16. Pada sel tumbuhan, keluarnya air dari sitoplasma keluar sel menyebabkan volume
sitoplasma mengecil. Akibatnya, membrane plasma akan terlepas dari dinding sel. Pristiwa
keluarnya air dari sel disebut plasmolisis (Istamar Syamsuri, 2002).
Tidak ada mekanisme didalam sel tumbuhan untuk mencegah kehilangan air secara
berlebian, juga mendapatkan air secara berlebihan. Tetapi plasmolisis dapat dibalikkan jika
diletakkan dilarutan hipotonik. Plasmolisis biasanya terjadi pada kondisi yang ekstrim dan
jarang terjadi didalam. Biasanya terjadi secara sengaja dilaboratorium dengan meletakkan sel
pada larutan bersalinitas tinggi ataupun larutan gula untuk menyebabkan ekoosmosis
(Rochmah agustriana, 2006).
Jika sel tumbuhan diletakkan di larutan hipertonik, sel tumbuhan akan kehilangan air
dan juga tekanan turgor, menyebabkan sel tumbuhan lemah. Tumbuhan dengan sel dalam
kondisi seperti ini layu. Kehilangan air lebih banyak akan menyebabkan terjadinya plasmolisis:
tekanan terus berkurang sampai di suatu titik di mana protoplasma sel terkelupas dari dinding
sel, menyebabkan adanya jarak antara dinding sel dan membran. Akhirnya cytorrhysis -
runtuhnya seluruh dinding sel - dapat terjadi. Tidak ada mekanisme di dalam sel tumbuhan
untuk mencegah kehilangan air secara berlebihan, juga mendapatkan air secara berlebihan,
tetapi plasmolisis dapat dibalikkan jika sel diletakkan di larutan hipotonik. Proses sama pada
sel hewan disebut krenasi. Cairan di dalam sel hewan keluar karena peristiwa difusi
(www.wikipedia.com/plasmolisis ).
Plasmolisis hanya terjadi pada kondisi ekstrem, dan jarang terjadi di alam. Biasanya
terjadi secara sengaja di laboratorium dengan meletakkan sel pada larutan bersalinitas tinggi
atau larutan gula untuk menyebabkan ekosmosis, seringkali menggunakan tanaman sel
epidermal bawang yang memiliki pigmen warna sehingga proses dapat diamati dengan jelas
(Diah aryulina, 2007).
Apabila suatu sel direndam didalam suatu larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih
tinggi dibandingkan dengan sel itu sendiri karena larutan eksternal memiliki potensial air yang
lebih kecil (lebih negative), air akan meninggalkan sel itu dengan cara osmosis, sehingga sel
itu akan mengalami plasmolisis atau mengkerut dan menjauh dari dindingnya. Apabila sel
tersebut diletakkan pada larutan yang mempunyai potensial air lebih kecil maka air akan
memasuki sel dngan cara osmosis. Sel tersebut akan mulai mengembang dan memberikan
dorongan melawan dinding selnya menghasilkan tekanan turgor. Dinding yang elastic parsial
itu mendorong kembali melawan sel yang membengkak tersebut. Ketika tekanan dinding ini
cukup besar untuk mengimbangi kecendrungan air untuk memasuk karena zat-zat terlarut
dalam sel (Campbeel, 2002).
17. VIII.KESIMPULAN
1. Plasmolisis adalah peristiwa keluarnya air dalam sel sehingga membran sel menjadi
mengkerut dan lepas dari dindisng sel karena tekanan turgornya rendah.
2. Kadar glukosa/sukrosa dapat mempengaruhi plasmolisis karena semakin tinggi
kadarnya maka semakin banyak sel terplasmolissis karena tekanan osmosisnya semakin
tinggi.
3. Deplasmolisis adalah peristiwa sel menyerap air masuk ke dalam sel dan menyebabkan
membran sel menjadi tegang dan menempel kembali ke dinding sel karena tekanan
turgor tinggi.