SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
MANAJEMEN NYERI
ILMU KEPANITERAAANAN ANASTESI PERIODE 20 JANUARI – 15
FEBRUARI 2014
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
Pembimbing
dr. Ganda Sibabiat, Sp An.
Penyusun
Philjeuwbens A Rahantoknam (07 -016)
Keithy Dorothy Sirait (08 – 101)
Christy Imelda Margaretha (08 – 007)
DEFENISI
 Definisi nyeri berdasarkan International
Association for the Study of Pain (IASP, 1979)
adalah pengalaman sensori dan emosi yang
tidak menyenangkan dimana berhubungan
dengan kerusakan jaringan atau potensial
terjadi kerusakan jaringan.
Respon Stress Metabolik
 Perubahan kognitif (sentral) : kecemasan,
ketakutan, gangguan tidur dan putus asa
 Perubahan neurohumoral : hiperalgesia perifer,
peningkatan kepekaan luka
 Plastisitas neural (kornudorsalis), transmisi
nosiseptif yg difasilitasi sehingga meningkatkan
kepekaan nyeri
 Aktivasi simpatoadrenal : pelepasan renin,
angiotensin, hipertensi, takikardi
 Perubahan neuroendokrin : peningkatan kortisol,
hiperglikemi, katabolisme
TISSUE
INJURY
Central processing
(Cognitive changes)
Neurohumoral
aletrations
Neural plasticity
(dorsal hom
Symphatoadermal
activation
Neuroendocrine
alterations
Peripheral
hyperalgesia
Facilitated
Nociceptive
transmission
Renin
angiontensin
release
Tachycardia
hypertension
Increased cortisol,
Hyperglicemia,
catabolism
Increased
Wound
sensitivity
Decreased
regional
blood flow
Platelet
agregation
Sodium
retention
Immunosupression,
Increased risk of
infection
Increased oxygen
concumption
Sleep deprivation
MUSCLE SPLINTING
ANXIETY
Fear, helplessness
DEMORALISATION
IMMOBALISATION
Venous
statis
Diminished
Pulmonary
function
DEEPVEIN
THROMBOSIS Atelectasis
CORONARRY ISCHEMIA
Hypoxia
PNEUMONIA
POORWOUND HEALING
pelepasan zat-zat kimia yg berhubungan dgn
transduksi nyeri
 Prostaglandin,
 Histamin,
 Serotonin,
 Bradikinin,
 Substansi P dan
 Lekotrein)
Perjalanan nyeri
PERJALANAN NYERI (NOCICEPTIVE PATHWAY)
ProsesTransduksi Proses dimana stimulus noksius diubah ke impuls elektrikal pada
ujung saraf. Suatu stimuli kuat (noxion stimuli) seperti tekanan
fisik kimia, suhu dirubah → suatu aktifitas listrik yg akan diterima
ujung - ujung saraf perifer (nerve ending) / organ-organ tubuh
(reseptor meisneri, merkel, corpusculum paccini, golgi mazoni).
ProsesTransmisi Proses penyaluran impuls melalui saraf sensori sebagai lanjutan
proses transduksi melalui serabut A-delta dan serabut C dari
perifer ke medulla spinalis, dimana impuls tersebut mengalami
modulasi sebelum diteruskan ke thalamus oleh tractus
spinothalamicus dan sebagian ke traktus spinoretikularis
Proses Medulasi Proses perubahan transmisi nyeri yang terjadi disusunan saraf
pusat (medulla spinalis dan otak).
Presepsi Hasil akhir dari proses interaksi yang kompleks dari proses
tranduksi,transmisi dan modulasi yang pada akhirnya akan
menghasilkan suatu proses subjektif yang dikenal sebagai
persepsi nyeri, yang diperkirakan terjadi pada thalamus dengan
korteks sebagai diskriminasi dari sensorik1
Mekanisme Nyeri Nosiseptor
Stimulasi
 Sebagian besar jaringan dan organ di inervasi
reseptor khusus nyeri → nociceptor →
berhubungan dgn saraf aferen primer dan
berujung di spinal cord.
 Jika suatu stimuli (kimiawi, mekanik, panas)
datang → diubah menjadi impuls saraf pada
saraf aferen primer
 Ditransmisikan sepanjang saraf aferen ke spinal
cord → SSP
Transmisi dan presepsi nyeri
 Transmisi nyeri terjadi melalui serabut saraf aferen
(serabut nociceptor), yang terdiri dari dua macam:
 Serabut A-δ (A-δ fiber) → peka thd nyeri tajam, panas → first
pain
 Serabut C (C fiber) → peka thd nyeri tumpul dan lama → second
pain contoh: nyeri cedera, nyeri inflamasi
 Mediator inflamasi dapat meningkatkan sensitivitas
nociceptor → ambang rasa nyeri turun → nyeri
 Contoh:
 prostaglandin, leukotrien, bradikinin → pada nyeri inflamasi
 substance P, CGRP (calcitoningene-related peptide) → pada nyeri
neurogenik
 Persepsi nyeri
 Setelah sampai di otak → nyeri dirasakan secara sadar →
Menimbulkan respon : Aduuh..!!
Nyeri Neuropati
 Berbeda dari nyeri nosiseptif
 Nyeri biasanya bertahan lebih lama dan
merupakan proses Input sensorik yang abnormal
oleh sistem saraf perifer atau CNS
 Biasanya lebih sulit diobati
 Mekanismenya mungkin karena dinamika alami
pada sistem saraf
 Pasien mungkin akan mengalami: rasa terbakar,
tingling, shock like, shooting, hyperalgesia atau
allodynia
Mekanisme Nyeri
PERIPHERAL SENSITIZATION
Tissue Damage Inflamation Symphatic
terminals
SENSITIZING “SOUP”
Hidrogens Histamine Purines Leukothriens
Norepinephrine Potassium ions Cytokines NerveGrowth Factor
Bradykinin Prostaglandins 5-HT Neuropeptides
Transduction Sensitivity
High –Threshold Nociceptor
Low –Threshold Nociceptor
CENTRAL SENSITIZATION
Nociceptor input
Activity – Dependent
Increase in Exotability
Of dorsal Hom Neurons
Modified
Responsiveness
PAIN
(Mechanical Allodynia
LowThreshold
Mechanoreceptors
(A-Beta fibers)
Perjalanan Nyeri
Nyeri Akut & Kronik
Nyeri kronis Nyeri Akut
Pengalaman Satu situasi, status eksistensi Satu kejadian
Sumber Tidak diketahui/ pengobatan
yang terlalu lama
Sebab eksternal atau penyakit dari
dalam
Waktu 1 – 6 bulan mendadak, sampai 7 hari post op
Pernyataan
nyeri
Daerah yang sulit dibedakan
intensitasnya, sehingga sulit
dievaluasi
Daerah nyeri terkadang tidak
diketahui
Gejala – gejala
klinis
Pola respon yang bervariasi
dengan sedikit gejala
Pola respon yang khas dengan
gejala yang lebih jelas
Pola Berlangsungnya terus, dapat
bervariasi.
Terbatas
Perjalanan Penderitaan meningkat setelah
beberapa saat.
Biasanya berkurang setelah
beberapa saat
Nyeri Akut Dan Kronik
 Nyeri bisa berupa nyeri tajam, tumpul, rasa terbakar,
geli (tingling), menyentak (shooting) yang bervariasi
dalam intensitas dan lokasinya
 Suatus timulus yang sama dapat menyebabkan
gejala nyeri yang berubah sama sekali (mis. Tajam
menjadi tumpul)
 Gejala kadang bersifat nonspesifik
 Nyeri akut dpt mencetus kan hipertensi, takikardi,
midriasis → tapi tidak bersifat diagnostik
 Untuk nyeri kronis seringkali tidak ada tanda yang
nyata
 Perlu diingat: nyeri bersifat subyektif!!
Nyeri Somatik Dan Visceral
Nyeri somatik superficial NyeriViseral
Kualitas Tajam, menusuk, membakar Tajam, tumpul, nyeri terus,
kejang.
Menjalar Tidak Ya
Stimulasi Torehan, abrasi terlalu panas
dan dingin
Distensi, iskemia, spasmus.
Reaksi otonom Tidak Ya
Refleks kontraksi otot Tidak Ya
Skala Nyeri
Gbr.Wong Baker Faces Rating Scale : expresi wajah
dimulai dari senyuman – menangis kesakitan
Gbr.Verbal rating scale : tidak nyeri, sedang, berat dan
sangat berat
Gbr. Numerical Rating Scale (NRS) Derajat nyeri : 0
tidak nyeri 5 – 10 menunjukan nyeri berat
Gbr.VisualAnalogue Scale (VAS)
Penanganan Nyeri
 FARMAKOLOGIS
 NON - FARMAKOLOGIS
Arachodonic Acid
COX - 1 COX- 2
constitutive Induced
Inhibition
desirable
Inhibition
undesirable
Homeostatic Functions
Gastrointestinal tract Renal tract
renal tract Platelet Function
Machrophage differentiation
Inflamation
Constitutive : concentarion in the
body is stable regardless of stimulus
Induced : Increadsed concentration
response to stimulus (up – regulated).
Cytokines IL – 1,TNF
Growth Factor
Glucocortiroids
Cytokines IL-4
Konsep tentang Enzim COX
COX-I vs COX-II
COX-I
 Bersifat konstitutif
 Menghasilkan prostaglandin yang bertanggung jawab
terhadap keutuhan mukosa gastro intestinal dan
tromboxan yang memperantarai agregasi platelet
 PenghambatanCOX-I menyebabkan kerusakan GI
COX-II
 Diinduksi (up-regulated) oleh adanya asam arakidonat dan
beberapa sitokin. Dihambat oleh keberadaan
glukokortikoid.
 Menghasilkan protaglandin yang bertanggungjawab pada
peristiwa inflamasi.
 PenghambatanCOX-II dapat mencegah nyeri
Farmakologis
Non OpioidAnalgetik Paracetamol
NSAIDs, including,COX-2 inhibitors*
Gabapentin, Pregabalin
Weak Opioid Codein
Tramadol
Paracetamol combined with Codeine
OrTramadol
Strong Opioid Morphine
Diamorphine
Pethidine
Piritramide
Oxycodone
Adjuvants Ketamine
Clonidine
Terapi penanganan nyeri berdasarkan operasi
Mild Intensity Pain Moderate intensity pain Severe intensity pain
For example
Inguinal herniaVarices
laparoscopy
For example
Hip replacement
Hysterectomy Jaw surgery
For example
Thoracotomy upper
abdominal surgery aortic
surgery knee replacement
i. Paracetamol and wound
infiltration with local
anasthetic
ii. NASAIDs (unless
contraindicated) and
iii. Epidural local analgesia or
major peripheral nerver
or plexus block or opiod
injection (IV PCA)
I. Paracetamol and wound infiltration anaesthetic
II. NSAIDs (unless contraindicated) and
III. Peripheral nerve block (single shot or continous infusion or
opioid injection (IV PCA)
I. Paracetamol and wound infiltration with local anaesthetic
II. NSAIDs (unless contraindicated) and
III. Regional block analgesia . Add weak rescue analgesia with small increments of intravenous
strong opioid if necessary
Analgesia Multimodal
Analgesia multimodal menggunakan dua / lebih obat analgetik yg
memiliki mekanisme kerja yg berbeda utk mencapai efek analgetik yg
maksimal tanpa dijumpainya ↑ efek samping dibandingkan dgn ↑
dosis pd satu obat saja.
 Penekanan pada proses tranduksi dgn menggunakan AINS
 Penekanan pada proses transmisi dgn anestetik lokal (regional)
 Peningkatan proses modulasi dgn opioid
 Analgesia multimodal merupakan suatu pilihan yg dimungkinkan dgn
penggunaan parasetamol dan AINS sebagai kombinasi dgn opioid atau
anestesi lokal utk ↓ intensitas nyeri pd pasien-pasien yg mengalami
nyeri paska pembedahan ditingkat sedang s/d berat .
 Analgesia multimodal
 diberikan secepatnya (early analgesia),
 juga harus disertai dengan inforced mobilization (early ambulation)
 disertai dengan pemberian nutrisi nutrisi oral secepatnya (early alimentation).
Analgesia Preemptif
 Analgesia preemptif artinya mengobati nyeri sebelum
terjadi
 Ditujukan pada pasien sebelum dilakukan tindakan operasi
(pre-operasi).
 Tujuan mencegah sensistisasi sentral dan membatasi
pengalaman nyeri selanjutnya.
 Analgesia preemptif mencegah kaskade neural awal yg dapat
membawa keuntungan jangka panjang dgn menghilangkan
hipersensitifitas yg ditimbulkan oleh rangsangan luka.
 Dengan cara demikian keluhan nyeri paska bedah akan
sangat menurun dibandingkan dengan keluhan nyeri paska
pembedahan tanpa memakai cara analgesia preemptif. Bisa
diberikan obat tunggal, misalnya opioid, ketorolak, maupun
dikombinasikan dengan opioid atau AINS lainnya, dilakukan
20 – 30 menit sebelum tindakan operasi
PCA (Patient Control Analgesia)
 Pasien dikontrol nyerinya dengan obat
analgesik itu dengan memakai alat (pump)
 Dosis diberikan sesuai dengan tingkatan
nyeri yang dirasakan.
 PCA bisa diberikan dengan cara Intravenous
Patient Control Analgesia (IVPCA) atau
Patient Control Epidural Analgesia (PCEA).
 Namun dengan cara ini memerlukan biaya
yang mahal baik peralatan maupun
tindakannya.
Parasetamol
 PCT → obat analgetik dan antipiretik,
 kombinasi PCT dgn opioid → penanganan nyeri berat paska
pembedahan dan terapi paliatif pada pasien-pasien penderita kanker.
 Onset analgesia dari PCT 8 menit setelah pemberian IV,
 Efek puncak tercapai dalam 30 – 45 menit dan durasi analgesia 4 – 6
jam serta waktu pemberian intravena 2 – 15 menit.
 PCT termasuk dalam kelas “aniline analgesics” dan termasuk dalam
golongan obat antiinflamasi non steroid (masih ada perbedaan
pendapat).
 PCT memiliki efek anti inflamasi yg sedikit dibandingkan dgn obat
AINS lainnya.
 Akan tetapi PCT bekerja dgn mekanisme yg = obat AINS lainnya
(menghambat sintesa prostaglandin).
 PCT juga lebih baik ditoleransi dibandingkan aspirin dan obat AINS
lainnya pada pasien-pasien dgn sekresi asam lambung ↑ atau pasien
dengan masa perdarahan yang memanjang
Ketorolak
 Ketorolak atau ketorolak trometamin merupakan obat
golongan anti inflamasi non steroid, masuk dalam gol.
derivate heterocyclic acetic acid dimana secara struktur
kimia berhubungan dgn indometasin. Ketorolak
menunjukkan efek analgesia yg poten tetapi hanya
memiliki aktifitas anti inflamasi yg sedang bila diberikan
secara IM atau IV.
 Dpt dipakai sebagai analgesia paska pembedahan sebagai
obat tunggal maupun kombinasi dgn opioid, dimana
ketorolak mempotensiasi aksi nosiseptif dari opioid.
 (±) – 5 – benzoyl - 2,3 – dihydro - 1H – pyrrolizine – 1 –
carboxylic acid, 2 - amino – 2 (hydroxymethyl) - 1,3 –
propanediol
Ketorolak
Mekanisme kerja utama
 menghambat sistesa prostaglandin dgn
berperan sebagai penghambat kompetitif dari
enzim siklooksigenase (COX) dan menghasilkan
efek analgesia.
 Seperti AINS pd umumnya, ketorolak
merupakan penghambat COX non selektif.
 Efek analgesianya 200 – 800 kali lebih poten
dibandingkan dgn pemberian aspirin,
indometasin, naproksen dan fenil butazon pada
beberapa percobaan di hewan.
Non-Farmakologis
Ada beberapa metode metode non-farmakologi
→ nyeri paska pembedahan
 Terapi fisik (dingin, panas) → mengurangi
spasme otot,
 Akupunktur → nyeri kronik (gangguan
muskuloskletal, nyeri kepala),
 Terapi psikologis (musik, hipnosis, terapi
kognitif, terapi tingkah laku) dan
 Rangsangan elektrik → sistem saraf (TENS,
Spinal Cord Stimulation, Intracerebral
Stimulation).
Management Pain

More Related Content

What's hot

Angina pectoris stabil
Angina pectoris stabilAngina pectoris stabil
Angina pectoris stabilfikri asyura
 
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerJafar Nyan
 
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)Adam Muhammad
 
Stroke case Philjeuwbens
Stroke case Philjeuwbens Stroke case Philjeuwbens
Stroke case Philjeuwbens Phil Adit R
 
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAISeascape Surveys
 
Visum Gantung Diri
Visum Gantung DiriVisum Gantung Diri
Visum Gantung DiriPhil Adit R
 
Mekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektilMekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektilAgus Gunardi
 
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptxPerbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptxAditAditya19
 
Tekanan Intrakranial
Tekanan IntrakranialTekanan Intrakranial
Tekanan IntrakranialAris Rahmanda
 
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke HemoragikLaporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke HemoragikAulia Amani
 
1. perbedaan antara skizoafektif
1. perbedaan antara skizoafektif1. perbedaan antara skizoafektif
1. perbedaan antara skizoafektifAmelia Rahmadiyan
 
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULERMODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULERRindang Abas
 
Ppt peritonitis ec app
Ppt peritonitis ec appPpt peritonitis ec app
Ppt peritonitis ec appPuteri Mentira
 
Parese nervus fasialis
Parese nervus fasialisParese nervus fasialis
Parese nervus fasialisfikri asyura
 
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusOrkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusAris Rahmanda
 

What's hot (20)

Angina pectoris stabil
Angina pectoris stabilAngina pectoris stabil
Angina pectoris stabil
 
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskuler
 
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
 
Stroke case Philjeuwbens
Stroke case Philjeuwbens Stroke case Philjeuwbens
Stroke case Philjeuwbens
 
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
 
Giovanni status bedah
Giovanni   status bedahGiovanni   status bedah
Giovanni status bedah
 
Visum Gantung Diri
Visum Gantung DiriVisum Gantung Diri
Visum Gantung Diri
 
Mekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektilMekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektil
 
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptxPerbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
 
Hemoroid
HemoroidHemoroid
Hemoroid
 
Tekanan Intrakranial
Tekanan IntrakranialTekanan Intrakranial
Tekanan Intrakranial
 
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke HemoragikLaporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
 
1. perbedaan antara skizoafektif
1. perbedaan antara skizoafektif1. perbedaan antara skizoafektif
1. perbedaan antara skizoafektif
 
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULERMODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
 
Ppt peritonitis ec app
Ppt peritonitis ec appPpt peritonitis ec app
Ppt peritonitis ec app
 
Parese nervus fasialis
Parese nervus fasialisParese nervus fasialis
Parese nervus fasialis
 
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusOrkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
 
Skdi tahun-2012
Skdi tahun-2012Skdi tahun-2012
Skdi tahun-2012
 
Hernia 2
Hernia 2Hernia 2
Hernia 2
 
Demam tifoid anak
Demam tifoid anakDemam tifoid anak
Demam tifoid anak
 

Viewers also liked

Anamnesis ujian psikiatri depresi
Anamnesis ujian psikiatri depresiAnamnesis ujian psikiatri depresi
Anamnesis ujian psikiatri depresiPhil Adit R
 
Case and Home Visit
Case and Home VisitCase and Home Visit
Case and Home VisitPhil Adit R
 
Impetigo Bullosa
Impetigo BullosaImpetigo Bullosa
Impetigo BullosaPhil Adit R
 
Fakomatosis Presentation
Fakomatosis PresentationFakomatosis Presentation
Fakomatosis PresentationPhil Adit R
 
Morning Report Neurology
Morning Report NeurologyMorning Report Neurology
Morning Report NeurologyPhil Adit R
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akutPhil Adit R
 
Thalasemia Case Report
Thalasemia Case ReportThalasemia Case Report
Thalasemia Case ReportPhil Adit R
 

Viewers also liked (12)

Anamnesis ujian psikiatri depresi
Anamnesis ujian psikiatri depresiAnamnesis ujian psikiatri depresi
Anamnesis ujian psikiatri depresi
 
Abses hati
Abses hatiAbses hati
Abses hati
 
Case and Home Visit
Case and Home VisitCase and Home Visit
Case and Home Visit
 
PPOK Case
PPOK CasePPOK Case
PPOK Case
 
Impetigo Bullosa
Impetigo BullosaImpetigo Bullosa
Impetigo Bullosa
 
Fakomatosis Presentation
Fakomatosis PresentationFakomatosis Presentation
Fakomatosis Presentation
 
Morning Report Neurology
Morning Report NeurologyMorning Report Neurology
Morning Report Neurology
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
Farewell
FarewellFarewell
Farewell
 
TB Case
TB CaseTB Case
TB Case
 
Thalasemia Case Report
Thalasemia Case ReportThalasemia Case Report
Thalasemia Case Report
 
Power point nyeri
Power point nyeriPower point nyeri
Power point nyeri
 

Similar to Management Pain

Konsep dasar nyaman nyeri
Konsep dasar nyaman nyeriKonsep dasar nyaman nyeri
Konsep dasar nyaman nyeriCepot Aldrin
 
Multimodal Analgesia-nkkjjjbbbbb we1bbb.pptx
Multimodal Analgesia-nkkjjjbbbbb we1bbb.pptxMultimodal Analgesia-nkkjjjbbbbb we1bbb.pptx
Multimodal Analgesia-nkkjjjbbbbb we1bbb.pptxdenjow87
 
Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2
Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2
Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2Monita Ningtyas
 
KULIAH-NYERI-SAfkfkfjkfkfkckfkfkfkfkfkgk.pdf
KULIAH-NYERI-SAfkfkfjkfkfkckfkfkfkfkfkgk.pdfKULIAH-NYERI-SAfkfkfjkfkfkckfkfkfkfkfkgk.pdf
KULIAH-NYERI-SAfkfkfjkfkfkckfkfkfkfkfkgk.pdfeka kurniati
 
GANGGUAN Rasa nyaman nyeri
GANGGUAN Rasa nyaman nyeriGANGGUAN Rasa nyaman nyeri
GANGGUAN Rasa nyaman nyeriAan Trainstation
 
KELOMPOK 6 - Respon Sakit atau Nyeri Pasien.pptx
KELOMPOK 6 - Respon Sakit atau Nyeri Pasien.pptxKELOMPOK 6 - Respon Sakit atau Nyeri Pasien.pptx
KELOMPOK 6 - Respon Sakit atau Nyeri Pasien.pptxmohzulkiflibiahimo
 
LAPORAN PENDAHULUAN RASA AMAN NYAMAN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN RASA AMAN NYAMAN.pptxLAPORAN PENDAHULUAN RASA AMAN NYAMAN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN RASA AMAN NYAMAN.pptxnovithaputri2
 
dr Hamzah Shatri - Pendekatan terapi Nyeri,Paliatif.pdf
dr Hamzah Shatri - Pendekatan terapi  Nyeri,Paliatif.pdfdr Hamzah Shatri - Pendekatan terapi  Nyeri,Paliatif.pdf
dr Hamzah Shatri - Pendekatan terapi Nyeri,Paliatif.pdfNursela13
 
Definisi kenyamanan
Definisi kenyamananDefinisi kenyamanan
Definisi kenyamanantyasseptya
 
Konsep dasar nyeri
Konsep dasar nyeriKonsep dasar nyeri
Konsep dasar nyeriMoch Rachman
 

Similar to Management Pain (20)

Apa itu nyeri, perinsip dasar nurs
Apa itu nyeri, perinsip dasar nursApa itu nyeri, perinsip dasar nurs
Apa itu nyeri, perinsip dasar nurs
 
Konsep dasar nyaman nyeri
Konsep dasar nyaman nyeriKonsep dasar nyaman nyeri
Konsep dasar nyaman nyeri
 
Multimodal Analgesia-nkkjjjbbbbb we1bbb.pptx
Multimodal Analgesia-nkkjjjbbbbb we1bbb.pptxMultimodal Analgesia-nkkjjjbbbbb we1bbb.pptx
Multimodal Analgesia-nkkjjjbbbbb we1bbb.pptx
 
Nyeri bukan hanya sekedar jenis rasa
Nyeri bukan hanya sekedar jenis rasaNyeri bukan hanya sekedar jenis rasa
Nyeri bukan hanya sekedar jenis rasa
 
Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2
Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2
Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2
 
KULIAH-NYERI-SAfkfkfjkfkfkckfkfkfkfkfkgk.pdf
KULIAH-NYERI-SAfkfkfjkfkfkckfkfkfkfkfkgk.pdfKULIAH-NYERI-SAfkfkfjkfkfkckfkfkfkfkfkgk.pdf
KULIAH-NYERI-SAfkfkfjkfkfkckfkfkfkfkfkgk.pdf
 
Kenyamanan dalam asuhan keperawatan
Kenyamanan dalam asuhan keperawatanKenyamanan dalam asuhan keperawatan
Kenyamanan dalam asuhan keperawatan
 
System of Neuromuskuloskeletal
System  of NeuromuskuloskeletalSystem  of Neuromuskuloskeletal
System of Neuromuskuloskeletal
 
Chronic pain management
Chronic pain managementChronic pain management
Chronic pain management
 
Nyeri
NyeriNyeri
Nyeri
 
GANGGUAN Rasa nyaman nyeri
GANGGUAN Rasa nyaman nyeriGANGGUAN Rasa nyaman nyeri
GANGGUAN Rasa nyaman nyeri
 
KELOMPOK 6 - Respon Sakit atau Nyeri Pasien.pptx
KELOMPOK 6 - Respon Sakit atau Nyeri Pasien.pptxKELOMPOK 6 - Respon Sakit atau Nyeri Pasien.pptx
KELOMPOK 6 - Respon Sakit atau Nyeri Pasien.pptx
 
LAPORAN PENDAHULUAN RASA AMAN NYAMAN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN RASA AMAN NYAMAN.pptxLAPORAN PENDAHULUAN RASA AMAN NYAMAN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN RASA AMAN NYAMAN.pptx
 
dr Hamzah Shatri - Pendekatan terapi Nyeri,Paliatif.pdf
dr Hamzah Shatri - Pendekatan terapi  Nyeri,Paliatif.pdfdr Hamzah Shatri - Pendekatan terapi  Nyeri,Paliatif.pdf
dr Hamzah Shatri - Pendekatan terapi Nyeri,Paliatif.pdf
 
Pain management
Pain managementPain management
Pain management
 
Tatalaksana Nyeri.pptx
Tatalaksana Nyeri.pptxTatalaksana Nyeri.pptx
Tatalaksana Nyeri.pptx
 
Definisi kenyamanan
Definisi kenyamananDefinisi kenyamanan
Definisi kenyamanan
 
Gejala fisik
Gejala fisikGejala fisik
Gejala fisik
 
Tatalaksana nyeri.pptx
Tatalaksana nyeri.pptxTatalaksana nyeri.pptx
Tatalaksana nyeri.pptx
 
Konsep dasar nyeri
Konsep dasar nyeriKonsep dasar nyeri
Konsep dasar nyeri
 

More from Phil Adit R

Format Fee Klinik Umum Wera Medika (in tabel)
Format Fee Klinik Umum Wera Medika (in tabel)Format Fee Klinik Umum Wera Medika (in tabel)
Format Fee Klinik Umum Wera Medika (in tabel)Phil Adit R
 
Fee Jaga Dokter In Tabel
Fee Jaga Dokter In TabelFee Jaga Dokter In Tabel
Fee Jaga Dokter In TabelPhil Adit R
 
This is my honor for few days work as doctor in 2015
This is my honor for few days work as doctor in 2015This is my honor for few days work as doctor in 2015
This is my honor for few days work as doctor in 2015Phil Adit R
 
Working And Learning As Physichian
Working And Learning As PhysichianWorking And Learning As Physichian
Working And Learning As PhysichianPhil Adit R
 
Klinik umum wera medika
Klinik umum wera medikaKlinik umum wera medika
Klinik umum wera medikaPhil Adit R
 
Tuberculosis Pada Ginjal
Tuberculosis Pada GinjalTuberculosis Pada Ginjal
Tuberculosis Pada GinjalPhil Adit R
 
Apendisitis Akut Pada Kehamilan
Apendisitis Akut Pada KehamilanApendisitis Akut Pada Kehamilan
Apendisitis Akut Pada KehamilanPhil Adit R
 
Sindrom Guillain Bare
Sindrom Guillain BareSindrom Guillain Bare
Sindrom Guillain BarePhil Adit R
 
Laporan Team advance PKM Kepulauan Riau
Laporan Team advance PKM Kepulauan RiauLaporan Team advance PKM Kepulauan Riau
Laporan Team advance PKM Kepulauan RiauPhil Adit R
 
Laporan Operasi Bedah Orthopedi RSU FK UKI
Laporan Operasi Bedah Orthopedi RSU FK UKILaporan Operasi Bedah Orthopedi RSU FK UKI
Laporan Operasi Bedah Orthopedi RSU FK UKIPhil Adit R
 
Laporan Operasi RSU FK UKI
Laporan Operasi RSU FK UKILaporan Operasi RSU FK UKI
Laporan Operasi RSU FK UKIPhil Adit R
 
Visum et Repertum Luka Tembak RSUP Dr Kariadi Semarang
Visum et Repertum Luka Tembak RSUP Dr Kariadi SemarangVisum et Repertum Luka Tembak RSUP Dr Kariadi Semarang
Visum et Repertum Luka Tembak RSUP Dr Kariadi SemarangPhil Adit R
 
CONFRENCE BEDAH UMUM 9 NOVEMER 2012
CONFRENCE BEDAH UMUM 9 NOVEMER 2012CONFRENCE BEDAH UMUM 9 NOVEMER 2012
CONFRENCE BEDAH UMUM 9 NOVEMER 2012Phil Adit R
 
CONFRENCE ORTHOPEDI 9 NOVEMER 2012
CONFRENCE ORTHOPEDI 9 NOVEMER 2012CONFRENCE ORTHOPEDI 9 NOVEMER 2012
CONFRENCE ORTHOPEDI 9 NOVEMER 2012Phil Adit R
 
SINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKSINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKPhil Adit R
 
Anaphylaxis Pediatric
Anaphylaxis PediatricAnaphylaxis Pediatric
Anaphylaxis PediatricPhil Adit R
 
PEDIATRIC ANAPHYLAXIS
PEDIATRIC ANAPHYLAXISPEDIATRIC ANAPHYLAXIS
PEDIATRIC ANAPHYLAXISPhil Adit R
 

More from Phil Adit R (18)

Format Fee Klinik Umum Wera Medika (in tabel)
Format Fee Klinik Umum Wera Medika (in tabel)Format Fee Klinik Umum Wera Medika (in tabel)
Format Fee Klinik Umum Wera Medika (in tabel)
 
Fee Jaga Dokter In Tabel
Fee Jaga Dokter In TabelFee Jaga Dokter In Tabel
Fee Jaga Dokter In Tabel
 
This is my honor for few days work as doctor in 2015
This is my honor for few days work as doctor in 2015This is my honor for few days work as doctor in 2015
This is my honor for few days work as doctor in 2015
 
Working And Learning As Physichian
Working And Learning As PhysichianWorking And Learning As Physichian
Working And Learning As Physichian
 
Klinik umum wera medika
Klinik umum wera medikaKlinik umum wera medika
Klinik umum wera medika
 
Plasenta Previa
Plasenta PreviaPlasenta Previa
Plasenta Previa
 
Tuberculosis Pada Ginjal
Tuberculosis Pada GinjalTuberculosis Pada Ginjal
Tuberculosis Pada Ginjal
 
Apendisitis Akut Pada Kehamilan
Apendisitis Akut Pada KehamilanApendisitis Akut Pada Kehamilan
Apendisitis Akut Pada Kehamilan
 
Sindrom Guillain Bare
Sindrom Guillain BareSindrom Guillain Bare
Sindrom Guillain Bare
 
Laporan Team advance PKM Kepulauan Riau
Laporan Team advance PKM Kepulauan RiauLaporan Team advance PKM Kepulauan Riau
Laporan Team advance PKM Kepulauan Riau
 
Laporan Operasi Bedah Orthopedi RSU FK UKI
Laporan Operasi Bedah Orthopedi RSU FK UKILaporan Operasi Bedah Orthopedi RSU FK UKI
Laporan Operasi Bedah Orthopedi RSU FK UKI
 
Laporan Operasi RSU FK UKI
Laporan Operasi RSU FK UKILaporan Operasi RSU FK UKI
Laporan Operasi RSU FK UKI
 
Visum et Repertum Luka Tembak RSUP Dr Kariadi Semarang
Visum et Repertum Luka Tembak RSUP Dr Kariadi SemarangVisum et Repertum Luka Tembak RSUP Dr Kariadi Semarang
Visum et Repertum Luka Tembak RSUP Dr Kariadi Semarang
 
CONFRENCE BEDAH UMUM 9 NOVEMER 2012
CONFRENCE BEDAH UMUM 9 NOVEMER 2012CONFRENCE BEDAH UMUM 9 NOVEMER 2012
CONFRENCE BEDAH UMUM 9 NOVEMER 2012
 
CONFRENCE ORTHOPEDI 9 NOVEMER 2012
CONFRENCE ORTHOPEDI 9 NOVEMER 2012CONFRENCE ORTHOPEDI 9 NOVEMER 2012
CONFRENCE ORTHOPEDI 9 NOVEMER 2012
 
SINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKSINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIK
 
Anaphylaxis Pediatric
Anaphylaxis PediatricAnaphylaxis Pediatric
Anaphylaxis Pediatric
 
PEDIATRIC ANAPHYLAXIS
PEDIATRIC ANAPHYLAXISPEDIATRIC ANAPHYLAXIS
PEDIATRIC ANAPHYLAXIS
 

Recently uploaded

sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppthidayatn24
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxdedyfirgiawan
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptxErikaPutriJayantini
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfEirinELS
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945nrein671
 
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxKegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxWulanEnggarAnaskaPut
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerakputus34
 
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANIPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANGilangNandiaputri1
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxFitriaSarmida1
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxTekiMulyani
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfTeukuEriSyahputra
 
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa  PemrogramanMateri Bab 6 Algoritma dan bahasa  Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa PemrogramanSaeranSaeran1
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfssuser29a952
 
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)BashoriAlwi4
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...luqmanhakimkhairudin
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanAyuApriliyanti6
 

Recently uploaded (20)

sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
 
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxKegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANIPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa  PemrogramanMateri Bab 6 Algoritma dan bahasa  Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
 
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 

Management Pain

  • 1. MANAJEMEN NYERI ILMU KEPANITERAAANAN ANASTESI PERIODE 20 JANUARI – 15 FEBRUARI 2014 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA Pembimbing dr. Ganda Sibabiat, Sp An. Penyusun Philjeuwbens A Rahantoknam (07 -016) Keithy Dorothy Sirait (08 – 101) Christy Imelda Margaretha (08 – 007)
  • 2. DEFENISI  Definisi nyeri berdasarkan International Association for the Study of Pain (IASP, 1979) adalah pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan dimana berhubungan dengan kerusakan jaringan atau potensial terjadi kerusakan jaringan.
  • 3. Respon Stress Metabolik  Perubahan kognitif (sentral) : kecemasan, ketakutan, gangguan tidur dan putus asa  Perubahan neurohumoral : hiperalgesia perifer, peningkatan kepekaan luka  Plastisitas neural (kornudorsalis), transmisi nosiseptif yg difasilitasi sehingga meningkatkan kepekaan nyeri  Aktivasi simpatoadrenal : pelepasan renin, angiotensin, hipertensi, takikardi  Perubahan neuroendokrin : peningkatan kortisol, hiperglikemi, katabolisme
  • 4. TISSUE INJURY Central processing (Cognitive changes) Neurohumoral aletrations Neural plasticity (dorsal hom Symphatoadermal activation Neuroendocrine alterations Peripheral hyperalgesia Facilitated Nociceptive transmission Renin angiontensin release Tachycardia hypertension Increased cortisol, Hyperglicemia, catabolism Increased Wound sensitivity Decreased regional blood flow Platelet agregation Sodium retention Immunosupression, Increased risk of infection Increased oxygen concumption Sleep deprivation MUSCLE SPLINTING ANXIETY Fear, helplessness DEMORALISATION IMMOBALISATION Venous statis Diminished Pulmonary function DEEPVEIN THROMBOSIS Atelectasis CORONARRY ISCHEMIA Hypoxia PNEUMONIA POORWOUND HEALING
  • 5. pelepasan zat-zat kimia yg berhubungan dgn transduksi nyeri  Prostaglandin,  Histamin,  Serotonin,  Bradikinin,  Substansi P dan  Lekotrein)
  • 7. PERJALANAN NYERI (NOCICEPTIVE PATHWAY) ProsesTransduksi Proses dimana stimulus noksius diubah ke impuls elektrikal pada ujung saraf. Suatu stimuli kuat (noxion stimuli) seperti tekanan fisik kimia, suhu dirubah → suatu aktifitas listrik yg akan diterima ujung - ujung saraf perifer (nerve ending) / organ-organ tubuh (reseptor meisneri, merkel, corpusculum paccini, golgi mazoni). ProsesTransmisi Proses penyaluran impuls melalui saraf sensori sebagai lanjutan proses transduksi melalui serabut A-delta dan serabut C dari perifer ke medulla spinalis, dimana impuls tersebut mengalami modulasi sebelum diteruskan ke thalamus oleh tractus spinothalamicus dan sebagian ke traktus spinoretikularis Proses Medulasi Proses perubahan transmisi nyeri yang terjadi disusunan saraf pusat (medulla spinalis dan otak). Presepsi Hasil akhir dari proses interaksi yang kompleks dari proses tranduksi,transmisi dan modulasi yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu proses subjektif yang dikenal sebagai persepsi nyeri, yang diperkirakan terjadi pada thalamus dengan korteks sebagai diskriminasi dari sensorik1
  • 8. Mekanisme Nyeri Nosiseptor Stimulasi  Sebagian besar jaringan dan organ di inervasi reseptor khusus nyeri → nociceptor → berhubungan dgn saraf aferen primer dan berujung di spinal cord.  Jika suatu stimuli (kimiawi, mekanik, panas) datang → diubah menjadi impuls saraf pada saraf aferen primer  Ditransmisikan sepanjang saraf aferen ke spinal cord → SSP
  • 9. Transmisi dan presepsi nyeri  Transmisi nyeri terjadi melalui serabut saraf aferen (serabut nociceptor), yang terdiri dari dua macam:  Serabut A-δ (A-δ fiber) → peka thd nyeri tajam, panas → first pain  Serabut C (C fiber) → peka thd nyeri tumpul dan lama → second pain contoh: nyeri cedera, nyeri inflamasi  Mediator inflamasi dapat meningkatkan sensitivitas nociceptor → ambang rasa nyeri turun → nyeri  Contoh:  prostaglandin, leukotrien, bradikinin → pada nyeri inflamasi  substance P, CGRP (calcitoningene-related peptide) → pada nyeri neurogenik  Persepsi nyeri  Setelah sampai di otak → nyeri dirasakan secara sadar → Menimbulkan respon : Aduuh..!!
  • 10. Nyeri Neuropati  Berbeda dari nyeri nosiseptif  Nyeri biasanya bertahan lebih lama dan merupakan proses Input sensorik yang abnormal oleh sistem saraf perifer atau CNS  Biasanya lebih sulit diobati  Mekanismenya mungkin karena dinamika alami pada sistem saraf  Pasien mungkin akan mengalami: rasa terbakar, tingling, shock like, shooting, hyperalgesia atau allodynia
  • 11. Mekanisme Nyeri PERIPHERAL SENSITIZATION Tissue Damage Inflamation Symphatic terminals SENSITIZING “SOUP” Hidrogens Histamine Purines Leukothriens Norepinephrine Potassium ions Cytokines NerveGrowth Factor Bradykinin Prostaglandins 5-HT Neuropeptides Transduction Sensitivity High –Threshold Nociceptor Low –Threshold Nociceptor CENTRAL SENSITIZATION Nociceptor input Activity – Dependent Increase in Exotability Of dorsal Hom Neurons Modified Responsiveness PAIN (Mechanical Allodynia LowThreshold Mechanoreceptors (A-Beta fibers)
  • 12.
  • 14. Nyeri Akut & Kronik Nyeri kronis Nyeri Akut Pengalaman Satu situasi, status eksistensi Satu kejadian Sumber Tidak diketahui/ pengobatan yang terlalu lama Sebab eksternal atau penyakit dari dalam Waktu 1 – 6 bulan mendadak, sampai 7 hari post op Pernyataan nyeri Daerah yang sulit dibedakan intensitasnya, sehingga sulit dievaluasi Daerah nyeri terkadang tidak diketahui Gejala – gejala klinis Pola respon yang bervariasi dengan sedikit gejala Pola respon yang khas dengan gejala yang lebih jelas Pola Berlangsungnya terus, dapat bervariasi. Terbatas Perjalanan Penderitaan meningkat setelah beberapa saat. Biasanya berkurang setelah beberapa saat
  • 15. Nyeri Akut Dan Kronik  Nyeri bisa berupa nyeri tajam, tumpul, rasa terbakar, geli (tingling), menyentak (shooting) yang bervariasi dalam intensitas dan lokasinya  Suatus timulus yang sama dapat menyebabkan gejala nyeri yang berubah sama sekali (mis. Tajam menjadi tumpul)  Gejala kadang bersifat nonspesifik  Nyeri akut dpt mencetus kan hipertensi, takikardi, midriasis → tapi tidak bersifat diagnostik  Untuk nyeri kronis seringkali tidak ada tanda yang nyata  Perlu diingat: nyeri bersifat subyektif!!
  • 16. Nyeri Somatik Dan Visceral Nyeri somatik superficial NyeriViseral Kualitas Tajam, menusuk, membakar Tajam, tumpul, nyeri terus, kejang. Menjalar Tidak Ya Stimulasi Torehan, abrasi terlalu panas dan dingin Distensi, iskemia, spasmus. Reaksi otonom Tidak Ya Refleks kontraksi otot Tidak Ya
  • 17. Skala Nyeri Gbr.Wong Baker Faces Rating Scale : expresi wajah dimulai dari senyuman – menangis kesakitan Gbr.Verbal rating scale : tidak nyeri, sedang, berat dan sangat berat Gbr. Numerical Rating Scale (NRS) Derajat nyeri : 0 tidak nyeri 5 – 10 menunjukan nyeri berat Gbr.VisualAnalogue Scale (VAS)
  • 19. Arachodonic Acid COX - 1 COX- 2 constitutive Induced Inhibition desirable Inhibition undesirable Homeostatic Functions Gastrointestinal tract Renal tract renal tract Platelet Function Machrophage differentiation Inflamation Constitutive : concentarion in the body is stable regardless of stimulus Induced : Increadsed concentration response to stimulus (up – regulated). Cytokines IL – 1,TNF Growth Factor Glucocortiroids Cytokines IL-4 Konsep tentang Enzim COX
  • 20. COX-I vs COX-II COX-I  Bersifat konstitutif  Menghasilkan prostaglandin yang bertanggung jawab terhadap keutuhan mukosa gastro intestinal dan tromboxan yang memperantarai agregasi platelet  PenghambatanCOX-I menyebabkan kerusakan GI COX-II  Diinduksi (up-regulated) oleh adanya asam arakidonat dan beberapa sitokin. Dihambat oleh keberadaan glukokortikoid.  Menghasilkan protaglandin yang bertanggungjawab pada peristiwa inflamasi.  PenghambatanCOX-II dapat mencegah nyeri
  • 21. Farmakologis Non OpioidAnalgetik Paracetamol NSAIDs, including,COX-2 inhibitors* Gabapentin, Pregabalin Weak Opioid Codein Tramadol Paracetamol combined with Codeine OrTramadol Strong Opioid Morphine Diamorphine Pethidine Piritramide Oxycodone Adjuvants Ketamine Clonidine
  • 22. Terapi penanganan nyeri berdasarkan operasi Mild Intensity Pain Moderate intensity pain Severe intensity pain For example Inguinal herniaVarices laparoscopy For example Hip replacement Hysterectomy Jaw surgery For example Thoracotomy upper abdominal surgery aortic surgery knee replacement i. Paracetamol and wound infiltration with local anasthetic ii. NASAIDs (unless contraindicated) and iii. Epidural local analgesia or major peripheral nerver or plexus block or opiod injection (IV PCA) I. Paracetamol and wound infiltration anaesthetic II. NSAIDs (unless contraindicated) and III. Peripheral nerve block (single shot or continous infusion or opioid injection (IV PCA) I. Paracetamol and wound infiltration with local anaesthetic II. NSAIDs (unless contraindicated) and III. Regional block analgesia . Add weak rescue analgesia with small increments of intravenous strong opioid if necessary
  • 23.
  • 24. Analgesia Multimodal Analgesia multimodal menggunakan dua / lebih obat analgetik yg memiliki mekanisme kerja yg berbeda utk mencapai efek analgetik yg maksimal tanpa dijumpainya ↑ efek samping dibandingkan dgn ↑ dosis pd satu obat saja.  Penekanan pada proses tranduksi dgn menggunakan AINS  Penekanan pada proses transmisi dgn anestetik lokal (regional)  Peningkatan proses modulasi dgn opioid  Analgesia multimodal merupakan suatu pilihan yg dimungkinkan dgn penggunaan parasetamol dan AINS sebagai kombinasi dgn opioid atau anestesi lokal utk ↓ intensitas nyeri pd pasien-pasien yg mengalami nyeri paska pembedahan ditingkat sedang s/d berat .  Analgesia multimodal  diberikan secepatnya (early analgesia),  juga harus disertai dengan inforced mobilization (early ambulation)  disertai dengan pemberian nutrisi nutrisi oral secepatnya (early alimentation).
  • 25. Analgesia Preemptif  Analgesia preemptif artinya mengobati nyeri sebelum terjadi  Ditujukan pada pasien sebelum dilakukan tindakan operasi (pre-operasi).  Tujuan mencegah sensistisasi sentral dan membatasi pengalaman nyeri selanjutnya.  Analgesia preemptif mencegah kaskade neural awal yg dapat membawa keuntungan jangka panjang dgn menghilangkan hipersensitifitas yg ditimbulkan oleh rangsangan luka.  Dengan cara demikian keluhan nyeri paska bedah akan sangat menurun dibandingkan dengan keluhan nyeri paska pembedahan tanpa memakai cara analgesia preemptif. Bisa diberikan obat tunggal, misalnya opioid, ketorolak, maupun dikombinasikan dengan opioid atau AINS lainnya, dilakukan 20 – 30 menit sebelum tindakan operasi
  • 26. PCA (Patient Control Analgesia)  Pasien dikontrol nyerinya dengan obat analgesik itu dengan memakai alat (pump)  Dosis diberikan sesuai dengan tingkatan nyeri yang dirasakan.  PCA bisa diberikan dengan cara Intravenous Patient Control Analgesia (IVPCA) atau Patient Control Epidural Analgesia (PCEA).  Namun dengan cara ini memerlukan biaya yang mahal baik peralatan maupun tindakannya.
  • 27. Parasetamol  PCT → obat analgetik dan antipiretik,  kombinasi PCT dgn opioid → penanganan nyeri berat paska pembedahan dan terapi paliatif pada pasien-pasien penderita kanker.  Onset analgesia dari PCT 8 menit setelah pemberian IV,  Efek puncak tercapai dalam 30 – 45 menit dan durasi analgesia 4 – 6 jam serta waktu pemberian intravena 2 – 15 menit.  PCT termasuk dalam kelas “aniline analgesics” dan termasuk dalam golongan obat antiinflamasi non steroid (masih ada perbedaan pendapat).  PCT memiliki efek anti inflamasi yg sedikit dibandingkan dgn obat AINS lainnya.  Akan tetapi PCT bekerja dgn mekanisme yg = obat AINS lainnya (menghambat sintesa prostaglandin).  PCT juga lebih baik ditoleransi dibandingkan aspirin dan obat AINS lainnya pada pasien-pasien dgn sekresi asam lambung ↑ atau pasien dengan masa perdarahan yang memanjang
  • 28. Ketorolak  Ketorolak atau ketorolak trometamin merupakan obat golongan anti inflamasi non steroid, masuk dalam gol. derivate heterocyclic acetic acid dimana secara struktur kimia berhubungan dgn indometasin. Ketorolak menunjukkan efek analgesia yg poten tetapi hanya memiliki aktifitas anti inflamasi yg sedang bila diberikan secara IM atau IV.  Dpt dipakai sebagai analgesia paska pembedahan sebagai obat tunggal maupun kombinasi dgn opioid, dimana ketorolak mempotensiasi aksi nosiseptif dari opioid.  (±) – 5 – benzoyl - 2,3 – dihydro - 1H – pyrrolizine – 1 – carboxylic acid, 2 - amino – 2 (hydroxymethyl) - 1,3 – propanediol
  • 29. Ketorolak Mekanisme kerja utama  menghambat sistesa prostaglandin dgn berperan sebagai penghambat kompetitif dari enzim siklooksigenase (COX) dan menghasilkan efek analgesia.  Seperti AINS pd umumnya, ketorolak merupakan penghambat COX non selektif.  Efek analgesianya 200 – 800 kali lebih poten dibandingkan dgn pemberian aspirin, indometasin, naproksen dan fenil butazon pada beberapa percobaan di hewan.
  • 30. Non-Farmakologis Ada beberapa metode metode non-farmakologi → nyeri paska pembedahan  Terapi fisik (dingin, panas) → mengurangi spasme otot,  Akupunktur → nyeri kronik (gangguan muskuloskletal, nyeri kepala),  Terapi psikologis (musik, hipnosis, terapi kognitif, terapi tingkah laku) dan  Rangsangan elektrik → sistem saraf (TENS, Spinal Cord Stimulation, Intracerebral Stimulation).