1. I. STATUS PASIEN
Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan : Puskesmas Kelurahan Malaka
Sari
No. Rekam Medis : -
Pasien : 34
Data Administrasi
Hari/ Tanggal : Rabu, 17 April 2013
Diisi oleh : Philjeuwbens A Rahantoknam (07 016)
Pasien Keterangan
Nama tn. Mahmud
Umur / Tanggal Lahir 52 tahun
Alamat Jl Cilungkup Indah II Rt.
004/002 No. 5 Duren Sawit –
Jakarta Timur
Jenis kelamin Laki - laki
Agama Islam
Pendidikan SLTA Tamat
Kedatangan yang ke 3
Telah diobati
sebelumnya
YA
Alergi Obat Tidak ada
Sistem Pembayaran Pribadi Gratis
II. ANAMNESIS
(dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal)
A. Keluhan Utama
Timbul bercak kemerahan diseluruh tubuh
B. Keluhan Tambahan
Terasa baal, badan sering pegal – pegal badan teras lemas
C. Riwayat Perjalanan Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Balai pengobatan Puskesmas Kelurahan Duren
Sawit Dengan Keluhan Timbul kemerahan di seluruh tubuh dua bulan
terakhir, kemerahan pertama kali muncul dua tahun yang lalu timbul
bercak seukuran koin lama – lama menjadi semain membesar di paha
2. sebelah kanan, berwarna merah, bercak merah tersebut terasa kebas
terhadap sakit, apabila di garuk dan di tusuk.
Bercak yang dua bulan ini bermula dari bercak di tangan sebelah
kiri berwarana merah, sebesar biji jagung namun semakin lama semakin
besar seperti uang koin, kemudian timbul bercak yang serupa namun
timbul di seluruh tubuh dan makin lama semakin banyak. Pasien sudah
mengobati bercak itu dengan pengobatan tradisional tetapi bercak
tersebut tidak sembuh. Bercak tersebut tersasa kebas. Selain itu di kaki
pasien menjadi bengkak dan mati rasa, berat badan pasien semakin
menurun. Pasien juga sekarang mengeluh mata merah dan berair dan
penglihatan mulai berkurang. Badan terasa pegal terutama di persendian,
kadang – kadang tersasa keram di tubuh.
Pasien menyangkal adanya demam selama bercak kemerahan itu
timbul. Pasien juga menolak adanya kontak dengan serangga atau hewan
sebelum timbulnya keluhan ini. Pasien juga menyangkal adanya riwayat
alergi makanan maupun obat – obatan.
D. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasein mengaku tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan
yang sama seperti pasien rasakan. Pasien merupakan anak pertama dari
lima bersaudara. Ayah dan ibu pasien sampai sekarang masih hidup
hipertensi disangkal, alergi disangkal, penyakit gula disangkal, stroke
disangkal, asma disangkal
E. Riwayat penyakit terdahulu
Setahun yang lalu timbul bercak kemerahan di paha sebelah kanan,
pernah diterapi dnagna meggunaka kunyit tetapi tidak sembuh, Pasien
menyangkal belom pernah di rawat di rumah sakit. Menyangkal pernah
megalami operasi, menyangkal pernah kecelakaan, dan meyangkal
mempunyai riwayat asma, menyangkal memiliki riwayat penyakit gula,
menyangkal riwayat penyakit jantung, menyangkal penyakit jantung,
menyangkal riwayat stroke, menyangkal riwayat penyakit ginjal.
F. Riwayat Sosial dan Ekonomi
Pasien tinggal di rumah bersama istri dan kedua orang anaknya.
Hubungan pasien dengan istri dan anaknya baik. Pasien tinggal di rumah
pribadinya. Rumah pasien terdiri dari 10 ruangan, terdiri dari lantai
bawah ruang tempat warung, gudang, ruang tamu, ruang usaha
perlengkapan pernikahan, dapur, dan kamar mandi. Sedangkan di lantai
atas terdapat dua kamar tidur, dan gudang rumah pasien bersekatkan
tembok dan beralaskan lantai. Rumah pasien cukup bersih, namun ada
3. barang yang kelihatan tidak ditata dengan rapi. Pencahayaan baik di ruang
tamu dan di ruang depan tempat mantu pasien berjualan akan tetapi
kurang di kamar tidur di lantai atas dan di ruangan tempat anak ke tiga
membuka usaha peralatan pernikahan yang terletak di antara ruang tamu
dan dapur.
Pasien sebelumnya bekerja sebagai pembuat perabotan rumah
tangga seperti lemari, kursi, dan meja. Namun sejak setahun yang lalu
pasein berhenti karena penyakit yang dialami.
G. Riwayat Kebiasaan Pribadi
Setiap hari pasien hanya beristirahat Karena penyakit yang pasien
derita menyebabkan pasien malas untuk melakukan aktifitas sehingga
pasien sekarang tudak bekerja, istri pasien mengurusi rumah tangga dan
mengurusi usaha warung yang dilakukan di rumah. Pasien mandi sehari
dua kali. Sehari pasien mandi dua kali pasien makan secukupnya
Data keluarga : memiliki/tidak memiliki keluhan yang sama dengan
pasien
No Nama Umur Status
dalam
keluarga
Jenis
kelamin
Memiliki /
tidak
memiliki
keluhan yang
sama
1 Mahmud 52 thn Suami L Memiliki
2 Irfan 50 thn Istri P Tidak memiliki
3 Salim 30 thn Anak pertama L Tidak memiliki
4 Herman 27 thn Anak kedua L Tidak memiliki
5 Muh Safari 22 thn Anak ketiga L Tidak memiliki
III. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan umum dan tanda – tanda vital termasuk status gizi
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda – tanda vital : tekanan darah 120/70 mmHg
: suhu 36,4°
: Frekuensi nadi 88x/menit
: Frekuensi napas 22 x/menit
Status Gizi
TB : 150 cm
BB : 51 kg
IMT : BB (kg) 51
4. ________ = _____ = 22,7
(TB (m))2 (1,5)2
Status : normal (baik)
Nilai rujukan
a. Kurang < 18,5
b. Normal 18,5 – 22,9
c. Lebih > 23 – 24,9
d. Pre – obese 23 – 24,9
e. Obese kelas I 25 – 29,9
f. Obese Kelas II > 30
B. Status Generalis
Kepala Normocepali, wajah simetris kanan dan kiri, tidak
terdapat deformitas
Rambut Lurus pendek, warna hitam, distribusi merata
Mata Visus secara kasar baik, lapangan pandang tidak
menyempit pergerakan bola mata simetris kanan dan
kiri, pupil isokor diameter 3 mm / 3 mm, refleks
cahaya langsung dan tidak langsung, konjungtiva
kanan dan kiri tidak pucat, selera kanan dan kiri tidak
ikterik, tidak terdapat eksoftalmus, tidak terdapat
ptosis, tidak terdapat deviasio konjugae.
Telinga Normotia, tidak terdapat kelainan pada daun telinga,
liang telinga kanan dan kiri lapang, warna epidermis
merah muda, tidak terdapat enoftalamus, tidak
terdapat ptosis, tidak terdapat serumen pada telinga
kanan dan kiri, membrane timpani kanan dan kiri,
membrane timpani kanan dan kiri intak, warna seperti
mutiara, refleks cahaya positif, posisi tidak retraksi
tidak bombans, tidak terlihat perforasi dan kelainan
lainnya.
hidung Bentuk hidung simetris kanan dan kiri, tidak terdapat
deformitas septum, cavum nasi lapang, warna mukosa
merah muda, konka media dan inferior eutropi, warna
merah muda, tidak terdapat secret dan kelainan
lainnya.
Tenggorok Mukosa faring merah muda, dinding faring tidak
bergranul, uvula ditengah, arcus faring simetris, tonsil
besarnya T1 – T1, tidak hiperemis, tidak terlihat kripta
5. dan detritus, tenang.
Gigi dan mulut Gigi geligi lengkap, tidak terlihat caries, gigi tiga
berlubang, lidah tidak kotor. Gusi tidak hiperemis dan
tidak oedema, bau, mulut tidak tercium.
Leher Letak trakea di tengah, tidak teraba pembesaran KGB,
kelenjar thyroid mobile.
Thoraks Inspeksi Bentuk dada normochest, diameter latero
lateral > anterior posterior, sela iga
mengembang saat inspirasi dan
menyempit saat ekspirasi, pergerakan
dinding dada simetris kanan dan kiri,
tidak terlihat adanya retraksi sela iga,
pulsasi iktus kordis tidak terlihat,
bendungan vena tidk terlihat.
Palpasi Pergerakan dada kanan = kiri, perkusi
region supraklavikula sonor kana = kiri,
iktus kordis teraba kuat angkat 1 jari tidak
terdapatnyeri tekan krepitasi
perkusi Perkusi perbandingan sonor kanan = kiri,
perkusi region supraklavikula sonor kanan
= kiri, batas jantung kanan kiri di sela iga
5 di garis midklavikularis sinistra.
Auskultasi Bunyi napas dasar vesicular kanan dan
kiri, tidak terdapat rhonki, tidak terdapat
wheezing, bunyi jantung I dan II normal,
tidak terdengar gallop tidak terdengar
murmur.
Abdomen Inspeksi Perut tampak datar, pusar tidak menonjol,
tidak terlihat pelebaran vena, tidak terlihat
peristaltik, tidak terlihat tumor, tidak
terlihat sikatrik, tidak terlihat striae.
Palpasi Tidak teraba panas, nyeri tekan (-), nyeri
lepas lien (-), defance muskuler (-), hepar
tidak teraba, tidak teraba, ginjal tidak
teraba.
Perkusi Timpani diseluruh lapangan abdomen,
pekak hepar di sela iga 5 garis
midclavikula dextra, region suprabik
timpani, nyeri ketuk (-)
Auskultasi Bising usus (+) 6x/ menit, bising usus dari
6. jauh tidak terdengar, tidak mendengar
clapotage, tidak terdengar bunyi jantung di
abdomen, tidak terdengar bising arteri
(stenosis)
Punggung Vertebrae lurus di tengah , tidak terlihat massa, tidak
terlihat jejas, tidak teraba massa, tidak terdapat nyeri
ketok CVA pada punggung kanan dan kiri.
Punggung Vertebrae lurus di tengah, tidak terlihat massa, tidak
terlihat jejas, tidak teraba massa, tidak terdapat nyeri
ketok CVA pada punggung kanan dan kiri.
Ektremitas Atas Akral hangat, cap refill < 2 detik, terdapat
edema
Bawah Akral hangat, cap refill < 2 detik, terdapat
edema
C. Status Neurologis
Refleks fisiologis
Biseps Kanan Normal Kiri Normal
Triseps Kanan Normal Kiri Normal
APR Kanan Normal Kiri Normal
KPR Kanan Normal Kiri Normal
Refleks patologis tidak ditemukan
Tes sensibilitas (Extremitas Superior et Inferior)
REGIO BRACHII
Rasa raba Kanan Terasa Kiri Terasa
Rasa nyeri Kanan Terasa Kiri Terasa
Rasa Panas Kanan Terasa Kiri Terasa
REGIO ANTEBRACHII
Rasa raba Kanan Terasa Kiri Terasa
Rasa nyeri Kanan Terasa Kiri Terasa
Rasa Panas Kanan Terasa Kiri Terasa
REGIO FEMORIS
Rasa raba Kanan Tidak
Terasa
Kiri terasa
Rasa nyeri Kanan Tidak
terasa
Kiri terasa
Rasa Panas Kanan Tidak
terasa
Kiri terasa
REGIO CRURIS
Rasa raba Kanan Terasa Kiri terasa
7. Rasa nyeri Kanan Terasa Kiri terasa
Rasa Panas Kanan Terasa Kiri terasa
D. Status Dermatologikus
Regio Capitis Regio Colli
Lesi Makula eritema,
menonjol
Lesi Makula eritema,
menonjol
Ukuran Nummular Ukuran Numular
Dasar Eritema Dasar Eritema
Permukaan Licin Permukaan Licin
Susunan berkelompok Susunan Berkelompok
Distribusi Universalis Distribusi Universalis
Regio Brachi Dektra et Sinistra Regio Antebrachii et manus
dextra et sinistra
Lesi Makula eritema,
menonjol
Lesi Makula eritema,
menonjol
Ukuran Nummular Ukuran Lentikular, numular
Dasar Eritema Dasar Eritema
Permukaan Licin Permukaan licin
Susunan Berkelompok Susunan Berkelompok
Distribusi Universal Distribusi Universal
Truncus Anterior Truncus Posterior
Lesi Makula eritema,
menonjol
Lesi Makula eritema,
menonjol
Ukuran Lentikular, Nummular,
plakat
Ukuran Lentikular, nummular,
plakat
Dasar Eritema Dasar Eritema
Permukaan Licin Permukaan licin
Susunan Berkelompok Susunan Berkelompok
Distribusi Universal Distribusi Universal
RegioFemoralis dextra Regio femoralis sinistra
Lesi Makula eritema,
eskoriasi, nodus,
Lesi Makula eritema, nodus
Ukuran Lentikular, Nummular,
plakat
Ukuran Lentikular, nummular,
plakat
Dasar Eritema Dasar Eritema
Permukaan Licin, kasar Permukaan licin
Susunan Berkelompok Susunan Berkelompok
Distribusi Universal Distribusi Universal
Regio crus dextra et sinistra
Lesi Makula
hiperpigmentasi
Lesi
Ukuran Lentikular, Nummular, Ukuran
8. Dasar Eritema Dasar
Permukaan Licin, kasar Permukaan
Susunan menyebar Susunan
Distribusi Universal Distribusi
E. DIAGNOSTIK HOLISTIK
Aspek Personal
Pasien datang dengan keluhan timbul bercak kemerahan di seluruh
tubuh dan terasa baal sejak dua bulan yang lalu, semakin lama bercak
tersebut semakin banyak dan terdapat di seluruh tubuh, bercak timbul
pertama kali di paha sebelah kanan, setahun yang lalu kemudian 2 bulan
terakhir timbul di tangan kiri dan menyebar ke seluruh tubuh. Pasien
berhara penyakitnya tidak semakin parah.
Aspek klinis
Morbus Hansen multi basiler
Aspek Risiko Internal
Pasien bosan atau lupa untuk teratur mengkonsumsi obat yang
diberikan oleh dokter
Pasien tidak rajin dalam menjaga kebersihan diri.
Pola makan dan tidur mulai berkurang sejak pasien menderita
penyakit ini.
Aspek Psikososial Keluarga dan Lingkungan
Pasien sadar akan penyakitnya dan bersama istri secara teratur
berobat demi kesembuhannya
Anak – anak beserta kelurga berharap agar dengan pengobatan
secara teratur ayahnya cepat sembuh.
Derajat Fungsional
IV. RENCANA PENATALAKSANAAN
No Aspek Rencana Intervensi Sasaran Waktu Hasil yang
diharapkan
1 Aspek
Personal
Evaluasi
Keluhan,
kekhawatiran,
Pasien Dalam
proses
perawatan
Keluhan dan
kekhwatiran
9. dan harapan
pasien.
Intervensi
Edukasi bahwa
penyakit
disebabkan oleh
bakteriyang
berkembang
dalam tubuh dan
dapat
menyebabkan
gejala kemerahan
pada seluruh
tubuh kita
disertai rasa baal.
pasien dapat
berkurang
Pasien
mengerti
tentang
penyakit dan
faktor
resikonya
Pasien
mengubah
perilaku yang
beresiko dan
meminum
obat secara
teratur serta
menjaga daya
tahan
tubuhnya
2 Aspek Klinik
Morbus Hansen
Multi Basiler
Edukasi
Memberikan
informasi kepada
pasien bahwa
penyebab adalah
bakteri, dan
penyakitnya
tergolong
penyakit dapat
menular,
pengobatan
memerlukan
waktu yang
cukup lama.
Menyarankan
kepada pasien
untuk
mengkonsumsi
obat secara
teratur dan tidak
menghentikan
Pasien 2 hari
Pasien lebih
teratur
mengkonsums
i obat
Pasien dapat
mengatur pola
makannya
dengan baik
Pasien dapat
beristirahat
dengan cukup
10. pengobatan
tanpa seizin
dokter.
Menyarankan
kepada pasien
untuk
menggunakan
alas kaki dengan
bantalan yang
lembut ketika
berjalan,
menjaga
kebersihan diri.
Menjaga pola
makan yang
teratur dan
beristirahat
secara teratur
dan seimbang.
Terapi
Obat lepra
MDT (Multi
Drugs Therapy)
MB Satu strip
untuk 1 bulan
diminum setiap
hari.
3 Aspek Risiko Internal
Malas
minum obat
Karen
abosan
penyakitnya
tidak
sembuh
Pasien
mengaku
Edukasi
Menyarankan
kepada pasien
agar selalu
minum obat agar
efek yang
ditimbulkan oleh
peyakit ini tidak
menjadi lebih
parah
Pasien 5 hari Pasien tetap
meminum
obatnya agar
efek yang
ditimbulkan
oleh penyakit
yang di derita
bisa
berkurang.
11. tidak nafsu
makan dan
tidurnya
terganggu
karena
memikirkan
tentang
penyakitnya
Menyarankan
pasien agar tetap
menjaga pola
makan dan waktu
istirahat selalu di
jaga agar tetap
baik karena
berpengaruh bagi
daya tahan tubuh
pasien
Pasien dapat
mengatur pola
makannya
dengan baik
dan dapat
beristirahat
dengan cukup
4 Aspek Psikososial
Pasien memiliki
istri dan anak –
anak yang
perhatian
terhadap pasien
dan mendukung
proses
kesembuhan
pasien.
Edukasi
Mengingatkan
pasien untuk
makan dan
beristirahat
dengan cukup
Mengingatkan
pasien untuk
rajin minum obat
Mengingatkan
pasien untuk
selalu menjaga
kebersihan diri
Menyarankan
keluarga agar
selalu menjadi
sarana bagi
pasien untuk
mencurahkan isi
hatinya
Lebih
mendekatkan diri
dengan Tuhan
agar pasien lebih
tenang.
Pasien
dan
keluarga
5 hari Tubuh pasien
dapat baik
karena makan
dan istirahat
yang cukup
Pasien teratur
mengkonsums
i obat yang
diberikan
Kebersihan
diri pasien
tetap terjaga
Pasien tetap
terbuka
terhadap
keluarga ini
mencegah
pasien agar
tidak depresi
terhadap
penyakit yang
di derita
V. TINDAK LANJUT DAN HASIL INTERVENSI (Kunjungan Pertama)
12. Tanggal Intervensi yang dilakukan, diagnosis holistik, dan rencana
selanjutnya
Kedatangan
pertama 17 April
2013
Saat kedatangan pertama, dilakukan beberapa hal yaitu :
1. Memperkenalkan diri dan menjalin hubungan yang baik
dengan pasien.
2. Menjelaskan pada pasien agar pasien dapat mengerti apa yang
dilakukan oleh pemeriksa.
3. Melakukan anamnesis lengkap mengenai keluhan utama
pasien, keluhan tambahan, riwayat penyakit sekarang, riwayat
penyakit terdahulu, riwayat kehidupan social, dan kebiasaan
pribadi pasien serta melakukan pemeriksaan fisik lengkap
4. Membuat diagnosis holistic pada pasien.
5. Menyusun dan member tata laksana farmakologis
6. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan jasmani terhadap
anggota keluarga pasien yang lainnya
7. Melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap kondisi rumah
dan lingkungan tempat tinggal pasien.
Intervensi yang diberikan
1. Edukasi mengenai tinea korporis (penyebab, gejala klinis,
diagnosis banding, tatalaksana, komplikasi, dan prognosis).
Edukasi dilakukan pada pasien dan keluarganya.
2. Edukasi agar pasien mau segera berobat jika ada keluhan yang
sama timbul kembali, mengingat masa penyembuhan penyakit
ini tidak sebentar.
3. Edukasi agar pasien teratur mengkonsumsi obat yang diberikan
4. Edukasi agar pasien mengkonsumsi makanan dengan gizi
seimbang dan pola tidur yang cukup agar daya tahan tubuh
pasien tetap terjaga.
5. Melakukan pengaturan waktu kunjungan berikutnya untuk
dilakukan evaluasi intervensi dari kunjungan pertama dan
rencana intervensi berikutnya
6. Intervensi untuk menjaga kebersihan rumahnya
KESIMPULAN PENATALAKSANAAN PASIEN DALAM BINAAN
PERTAMA
Aspek Holitik pada saat berakhirnya pembinaan pertama
Aspek Personal
Pasien datang dengan keluhan tibul bercak kemerahan dan rasa
baal di bercak tersebut di seluruh tubuh sejak dua bulan terkahir.
13. Pasien takut bercak kemerahan ini semakin banyak, dan berharap
bisa dapat meneruskan obat agar bercak kemerahan tersebut cepat
sembuh.
Aspek Klinis
Morbus Hansen Multi Basilar
Terapi
MDT (Multi Drugs Therapy) MB
Yang adalah kombinasi dari rimfampicin, clofazimine, dan dapson
diberi dalam 24 dosis yang harus diselesaikan dalam waktu
maksimal 36 bulan. Satu dosis/ satu srip untuk 1 bulan diminum
setiap hari.
Aspek Resiko Internal
Pasien sudah menjaga pola makannya dengan baik
beristirahat yang cukup, dan berusaha untuk selalu menjaga
keberihan diri
Pasien selalu rajin minum obat supaya gejala yang timbul
dapat berkurang
Aspek Psikososial Keluarga dan Lingkungan
Pasein cukup sadar dengan penyakitnya sehingga teratur
dalam meminum dan menggunakan obat yang telah
diberikan sesuai intruksi dokter.
Keluarga pasien mendukung kesembuhan pasien dengan
memberi dorongan kepada pasien agar teratur meminum
dan menggunakan obat sehingga dapat cepat sembuh serta
menjaga pola makan dan tidurnya dengan baik, dan tidak
lupa mengingatkan pasien untuk selalu menjaga kebersihan
diri.
Derajat Fungsional
1 (pasien tetap bisa beraktifitas seperti biasa)
Faktor Pendukung Terselesaikan Masalah Kesehatan Pasien
Pasien mau mengkonsumsi obat – obatan secara teratur
Pasien mengikuti anjuran pemeriksa untuk menggunakan alas kaki
setiap saat agar kakinya tidak terluka, karena kaki pasien mati rasa
Pasien mengikuti anjuran pemeriksa agar selau menjaga pola
makan dengan gizi seimbang.
14. VI. TINDAK LANJUT DAN HASIL INTERVENSI (Kunjungan Kedua)
Tanggal Intervensi yang dilakukan, diagnosis holistic, dan
rencana selanjutnya
Kedatangan
kedua 21
april 2013
Saat kedatangan kedua, dilakukan beberapa hal
Menjalin hubungan yang lebih baik dengan pasien dan
keluarga pasien
Member penjelasan padapasien agar pasien dapat
Pasien mengikuti anjuran pemeriksa untuk tetap beristirahat yang
cukup dan teratur
Keluarga pasien memberikan dukungan yang baik kepada pasien
serta mau membantu pasien menyelesaikanmasalah yang dialami
pasien.
Faktor penghambat Terselesaikannya Masalah Kesehatan
Pasien
-
Rencana Penatalaksanaan Pasien Selanjutnya
Memantau pola makan – minum dan pola istirahat pasien
Mendukung pasien untuk tetap mengkonsumsi obatnya karena
obat ini dibutuhkan untuk menjaga agar gejala yang di derita oleh
pasien tidak semakin parah
Tetap menasihati pasien agar tetap menjaga kebersihan diri
15. mengerti apa yang dilakukan oleh pemeriksa
Melakukan anamnesis mengenai keluhan yang dialami
setelah diberikan pengobatan, dan keluhan pada hari
kunjungan, serta mengontrol pasien sudah melakukan
atau belum sesuai dengan yang pemeriksa anjurkan
Intervensi yang diberikan
Menfollow up keluhan pasien yang sekarang dialami
setelah diberikan pengobatan.
Edukasi mengenai tinea korporis (penyebab, gejala
klinis, diagnosis banding, tatalaksana, komplikasi, dan
prognosis). Edukasi dilakukan kepada pasien dan
keluarganya.
Edukasi agar pasien tetap mau segera berobat jika ada
keluhan yang sama timbul kembali, mengingat masa
penyembuhan penyakit ini tidak sebentar.
Edukasi agar pasien tetap menjaga kebersihan diri
Edukasi agar pasien tetap teratur mengkonsumsi obat
yang diberikan.
Edukasi agar pasien tetap mengkonsumsi makan dengan
gizi seimbang dan pola tidur yang cukup agar daya tahan
tubuh pasien tetap terjaga.
KESIMPULAN PENATALAKSANAAN PASIEN DALAM BINAAN KEDUA
Aspek Holitik pada saat berakhirnya pembinaan pertama
Aspek Personal
Pasien masih rutin minum obat kemudian rajin istirahat paien juga
menjaga kebersihan, makan dan minum dengan pola yang teratur,
istirahat yang cukup
Aspek Klinis
Morbus Hansen
Terapi
MDT (Multi Drugs Therapy) MB
Yang adalah kombinasi dari rimfampicin, clofazimine, dan dapson
diberi dalam 24 dosis yang harus diselesaikan dalam waktu
maksimal 36 bulan. Satu dosis/ satu srip untuk 1 bulan diminum
setiap hari.
Aspek Resiko Internal
Pasien tetap menjaga pola makannya dengan baik
beristirahat yang cukup, dan berusaha untuk selalu menjaga
16. keberihan diri
Pasien selalu rajin minum obat supaya gejala yang timbul
dapat berkurang
Aspek Psikososial Keluarga dan Lingkungan
Pasein cukup sadar dengan penyakitnya sehingga teratur
dalam meminum dan menggunakan obat yang telah
diberikan sesuai intruksi dokter, sehingga gejala yang
ditimbulkan mulai berkurang.
Keluarga pasien mendukung kesembuhan pasien dengan
memberi dorongan kepada pasien agar teratur meminum
dan menggunakan obat sehingga dapat cepat sembuh serta
menjaga pola makan dan tidurnya dengan baik, dan tidak
lupa mengingatkan pasien untuk selalu menjaga kebersihan
diri.
Derajat Fungsional
1 (pasien tetap bisa beraktifitas seperti biasa)
Faktor Pendukung Terselesaikan Masalah Kesehatan Pasien
Pasien mau mengkonsumsi obat – obatan secara teratur
Pasien mengikuti anjuran pemeriksa untuk menggunakan alas kaki
setiap saat agar kakinya tidak terluka, karena kaki pasien mati rasa
Pasien mengikuti anjuran pemeriksa agar selau menjaga pola
makan dengan gizi seimbang.
Pasien mengikuti anjuran pemeriksa untuk tetap beristirahat yang
cukup dan teratur
Keluarga pasien memberikan dukungan yang baik kepada pasien
serta mau membantu pasien menyelesaikanmasalah yang dialami
pasien.
Faktor penghambat Terselesaikannya Masalah Kesehatan
Pasien
-
Rencana Penatalaksanaan Pasien Selanjutnya
Memantau pola makan – minum dan pola istirahat pasien
Mendukung pasien untuk tetap mengkonsumsi obatnya karena
obat ini dibutuhkan untuk menjaga agar gejala yang di derita oleh
pasien tidak semakin parah
Tetap menasihati pasien agar tetap menjaga kebersihan diri
17. Persetujuan ( Dokter PJ Klinik )
Nama Lengkap : dr.R.Imelda.H.B
Tanda tangan :
Tanggal :
LAMPIRAN FOTO