SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
Oleh: dr. Slamet Hadi Santoso
Pembimbing
dr Taufiq Agus Siswagama, Sp.An, KMN
MULTIMODAL ANALGESIA
Program Pendidikan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
RSUD dr. Saiful Anwar Malang
2021
• Menurut International Association for Study of Pain (IASP) nyeri adalah pengalaman sensoris
subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan, yang didapat terkait dengan kerusakan
jaringan yang nyata, berpotensi rusak, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan
• Nyeri dibagi menjadi 2, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis
• Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), jumlah pasien nyeri bedah telah mening
kat dari tahun ke tahun, dengan 140 juta pasien di seluruh dunia atau sekitar 1,9% pada 2011 dan
148 juta pada 2011.
• Tatalaksana nyeri dibagi menjadi 2, yaitu terapi farmakologis dan non farmakologis.
• Konsep multimodal analgesia diperkenalkan di akhir 1990-an sebagai teknik untuk meningkatkan
efek analgesia dan mengurangi efek samping akibat penggunaan opioid.
• Multimodal Analgesia yang sedang dikembangkan saat ini melibatkan penggunaan lebih dari satu
macam obat analgetik.
Pendahuluan
(Adiyani, 2019).
Fisiologi Nyeri
Transduksi
Proses dimana suatu rangsang nyeri
(noxious stimuli) diubah menjadi
suatu aktifitas listrik pada ujung-ujung
saraf sensoris.
Pressure
Heat
Chemical
TRANSDUCTION
(Dharmono, 2017)
Fisiologi Nyeri
Transmisi
Proses perambatan suatu impuls
nyeri melalui serabut saraf sensoris
menyusul proses transduksi.
TRANSMISSION
(Dharmono, 2017)
Fisiologi Nyeri
Modulasi
Merupakan interaksi antara system
analgesik endogen (endogen opioid,
seretonergik dan noradrenergik) dengan
input nyeri yang masuk ke kornu posterior.
MODULATION
(Dharmono, 2017)
Fisiologi Nyeri
Persepsi
Hasil akhir dari proses interaksi yang
kompleks dan unik yang dimulai dari
transduksi, transmisi & modulasi yang
menghasilkan persepsi nyeri yang amat
subyektif
Pain
Perception
Brain
PERCEPTION
(Dharmono, 2017)
Mekanisme Nyeri
(Dharmono, 2017)
Spinothalamic
tract
Peripheral
nerve
Dorsal Horn
Dorsal root gangli
on
Pain
Modulasi
Transduksi
Ascending
input
Descending
modulation
Peripheral
nociceptors
Trauma
Adapted from Gottschalk A et al. Am Fam Physician. 2001;63:1981, and Kehlet H et al. Anesth Analg. 1993;77:1049.
Persepsi
Transmisi
Mekanisme Nyeri
(Dharmono, 2017)
Pain Pathway
( David Klemm, 2002)
Nyeri Kronik
Hiperalgesia Allodinea
Peranan Plastisitas pada Nyeri Kronik
Kerusakan
Nyeri Akut
Penyembuhan dengan Plastisitas
Penyembuhan Normal
Pembebasan Nyeri
Adapted from Marcus DM. Am Fam Physician. 2000;61:1331-1338.
Sensitization
Gottschalk A et al. Am Fam Physician. 2001;63:1979-84.
Kerusakan
Pain
Intensity
10
8
6
4
2
0
Stimulus Intensity
Respon nyeri normal
Allodynia
Hyperalgesia
Hyperalgesia—peningkata
n rangsangan nyeri terha
dao stimulus noxious
Allodynia—nyeri yang diha
silkan dari stimulus nonny
eri yang sebenarnya nor
mal
Berdasarkan patofisiologi
– Nyeri nosiseptive
• Nyeri somatic
• Nyeri visceral
– Nyeri neuropatic
– Kombinasi
Berdasarkan lama nyeri
– Nyeri akut
– Nyeri kronik
Klasifikasi Nyeri
Pilihan terapi : terapi topical, NSAID, asetaminofen, opioid, anestesi local dan
anestesi local intraspinal
Disebabkan oleh kerusakan atau perubahan patologis sistem saraf
perifer atau saraf sentral.
Penyebab : trauma, inflamasi, penyakit metabolik (diabetes), infeksi
(herpes zoster), tumor, toksin dan penyakit neurologi primer.
Nyeri ini sering digambarkan dengan rasa elektrik, rasa terbakar, mati
rasa/kebas, rasa gatal dan rasa tidak nyaman.
Pilihan terapi : antikonvulsan dan antidepresan.
Resisten terhadap opioid
Nyeri Neuropatik
Nyeri yang baru terjadi dan kemungkinan tidak
berlangsung lama.
– Bisa diidentifikasi
– Umumnya adalah nociceptive tetapi bisa juga neuropathic
– Penyebab : trauma, pembedahan, persalinan, prosedur medik,
kondisi akut penyakit
– Bila tidak dikelola dengan baik bisa jadi nyeri kronik
Nyeri Akut
• Nyeri akut
• Diawali dengan trauma operasi dan inflamasi, biasanya diakhiri dengan
penyembuhan luka
• Biasanya keadaan lebih buruk pada beberapa hari
pertama operasi “Sembuh dengan sendirinya”
Nyeri Post Operasi
• Nyeri yang berlangsung lama setelah terjadi penyembuhan cedera
atau kerusakan jaringan
– penyebabnya tidak jelas bisa diidentifikasi.
• Disebut juga “persistent pain”
• Bisa nociceptive, neuropathic atau kombinasi.
• Penyebab : bisa trauma, pembedahan, keganasan, arthritis,
fibromyalgia, neuropathy
• Pemberian segera analgetika adekuat perioperative dapat
mengurangi kekerapan terjadinya nyeri kronik.
Nyeri Kronik
Chronic pain was once defined as pain that extends 3 or 6 month
s beyond onset or beyond the expected period of healing
PAIN
PERSISTING
PHYSICAL
DETERIORATION
(eg. muscle wasting,
joint stiffness)
FEELINGS OF
DEPRESSION,
HELPLESSNESS,
IRRITABILITY
SIDE EFFECTS
(eg. stomach problems
lethargy, constipation)
© M K Nicholas PhD
Pain Management & Research Centre
Royal North Shore Hospital
St Leonards NSW 2065
AUSTRALIA
EXCESSIVE
SUFFERING
& DISABILITY
Problem Chronic Pain
Influence of workplace, home
, treatment providers
CHRONIC PAIN SYNDROME
REDUCED
ACTIVITY
UNHELPFUL
BELIEFS &
THOUGHTS
REPEATED
TREATMENT
FAILURES
LONG-TERM
USE OF ANALGESIC,
SEDATIVE DRUGS
LOSS OF JOB, FINANCIAL
DIFFICULTIES, FAMILY
STRESS
Multimodal Analgesia
Analgesia multimodal menggunakan dua atau lebih obat analgetik yang memiliki
mekanisme kerja yang berbeda untuk mencapai efek analgetik yang maksimal tanpa di
jumpainya peningkatan efek samping dibandingkan dengan peningkatan dosis pada
satu obat saja.
Analgesia multimodal selain harus diberikan secepatnya (early analgesia), juga harus
disertai dengan inforced mobilization (early ambulation) disertai dengan pemberian nut
risi nutrisi oral secepatnya (early alimentation).
(Meliala, 2018)
Terapi Farmakologis
(Santoso, 2004)
Terapi Farmakologis
(Santoso, 2004)
Terapi Non Farmakologis
Relaksasi
Metode ini menggunakan pendidikan dan latihan pernafasan dengan
prinsip dapat mengurangi nyeri dengan cara mengurangi sensasi nyeri
dan mengontrol intensitas reaksi terhadap nyeri, relaksasi dapat
dilakukan dengan cara ciptakan lingkungan yang tenang, tentukan
posisi yang nyaman, konsentrasi pada suatu obyek atau bayangan
visual, dan melepaskan ketegangan (Smeltzer, 2013).
Terapi Non Farmakologis
Distraksi
Distraksi merupakan tindakan yang memfokuskan perhatian
pada sesuatu selain pada nyeri misalnya menonton film.
Distraksi diduga dapat menurunkan persepsi nyeri dengan
menstimulasi sitem kontrol desendens yang mengakibatkan
lebih sedikit stimuli nyeri yang ditransmisikan ke otak
(Smeltzer, 2013).
Terapi Non Farmakologis
TENS (Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation)
TENS merupakan salah satu teknik pengendalian nyeri non farmakologik
karena teknik tersebut menyebakan pelepasan endorphin, seperti
penggunaan placebo (substansi Inert). Efek placebo timbul dari produksi
alamiah (endogen) endorfin dalam dalam sistem kontrol desenden. Efek
ini merupakan respon fisiologis sejati yang dapat di putar balik oleh
nalokson, suatu antagonis narkotik (Smeltzer, 2013).
Terapi Non Farmakologis
Terapi Es
Terapi es dapat menurunkan prostaglandin yang memperkuat sensivitas
reseptor nyeri dan subkutan lain pada tempat cedera dengan
menghambat proses inflamasi.(Smeltzer, 2013).
Ada beberapa teknik pijatan yang dapat dilakukan yaitu, remasan pada
otot bahu, selang seling tangan memijat punggung dengan tekanan
pendek, cepat dan bergantian tangan, petriasi dengan menekan
punggung secara horizontal kemudian pindah tangan dengan arah yang
berlawanan dengan mengguakan gerakan meremas, tekanan menyikat
secara halus tekan punggung dengan menggunakan ujung-ujung jari
untuk mengakhiri pijatan (Smeltzer,2001).
Massage (pijatan)
Multimodal Analgesia-nkkjjjbbbbb we1bbb.pptx

More Related Content

Similar to Multimodal Analgesia-nkkjjjbbbbb we1bbb.pptx

Similar to Multimodal Analgesia-nkkjjjbbbbb we1bbb.pptx (20)

Menajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptx
Menajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptxMenajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptx
Menajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptx
 
KONSEP DASAR KENYAMANAN (NYERI).pptx
KONSEP DASAR KENYAMANAN (NYERI).pptxKONSEP DASAR KENYAMANAN (NYERI).pptx
KONSEP DASAR KENYAMANAN (NYERI).pptx
 
LAPORAN_PENDAHULUAN_NYERI.docx
LAPORAN_PENDAHULUAN_NYERI.docxLAPORAN_PENDAHULUAN_NYERI.docx
LAPORAN_PENDAHULUAN_NYERI.docx
 
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyaman
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyamanAsuhan keperawatan gangguan_rasa_nyaman
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyaman
 
LAPORAN PENDAHULUAN RASA AMAN NYAMAN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN RASA AMAN NYAMAN.pptxLAPORAN PENDAHULUAN RASA AMAN NYAMAN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN RASA AMAN NYAMAN.pptx
 
Tatalaksana Nyeri.pptx
Tatalaksana Nyeri.pptxTatalaksana Nyeri.pptx
Tatalaksana Nyeri.pptx
 
Tatalaksana nyeri.pptx
Tatalaksana nyeri.pptxTatalaksana nyeri.pptx
Tatalaksana nyeri.pptx
 
Manajemen Nyeri Non Farmakologis.ppt
Manajemen Nyeri Non Farmakologis.pptManajemen Nyeri Non Farmakologis.ppt
Manajemen Nyeri Non Farmakologis.ppt
 
97035240 makalah-morfin-fix
97035240 makalah-morfin-fix97035240 makalah-morfin-fix
97035240 makalah-morfin-fix
 
Management Pain
Management PainManagement Pain
Management Pain
 
Definisi kenyamanan
Definisi kenyamananDefinisi kenyamanan
Definisi kenyamanan
 
Chapter ii 9
Chapter ii 9Chapter ii 9
Chapter ii 9
 
Gejala fisik
Gejala fisikGejala fisik
Gejala fisik
 
Manajemen nyeri
Manajemen nyeriManajemen nyeri
Manajemen nyeri
 
Mekanisme nyeri
Mekanisme nyeriMekanisme nyeri
Mekanisme nyeri
 
Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)
Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)
Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)
 
Satpel hernia
Satpel herniaSatpel hernia
Satpel hernia
 
Kenyamanan dalam asuhan keperawatan
Kenyamanan dalam asuhan keperawatanKenyamanan dalam asuhan keperawatan
Kenyamanan dalam asuhan keperawatan
 
70593200 nyeri-persalinan
70593200 nyeri-persalinan70593200 nyeri-persalinan
70593200 nyeri-persalinan
 
Penanganan Nyeri (body pain) fix.pdf
Penanganan Nyeri (body pain) fix.pdfPenanganan Nyeri (body pain) fix.pdf
Penanganan Nyeri (body pain) fix.pdf
 

Recently uploaded

Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 

Recently uploaded (18)

Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 

Multimodal Analgesia-nkkjjjbbbbb we1bbb.pptx

  • 1. Oleh: dr. Slamet Hadi Santoso Pembimbing dr Taufiq Agus Siswagama, Sp.An, KMN MULTIMODAL ANALGESIA Program Pendidikan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya RSUD dr. Saiful Anwar Malang 2021
  • 2. • Menurut International Association for Study of Pain (IASP) nyeri adalah pengalaman sensoris subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan, yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan yang nyata, berpotensi rusak, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan • Nyeri dibagi menjadi 2, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis • Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), jumlah pasien nyeri bedah telah mening kat dari tahun ke tahun, dengan 140 juta pasien di seluruh dunia atau sekitar 1,9% pada 2011 dan 148 juta pada 2011. • Tatalaksana nyeri dibagi menjadi 2, yaitu terapi farmakologis dan non farmakologis. • Konsep multimodal analgesia diperkenalkan di akhir 1990-an sebagai teknik untuk meningkatkan efek analgesia dan mengurangi efek samping akibat penggunaan opioid. • Multimodal Analgesia yang sedang dikembangkan saat ini melibatkan penggunaan lebih dari satu macam obat analgetik. Pendahuluan (Adiyani, 2019).
  • 3. Fisiologi Nyeri Transduksi Proses dimana suatu rangsang nyeri (noxious stimuli) diubah menjadi suatu aktifitas listrik pada ujung-ujung saraf sensoris. Pressure Heat Chemical TRANSDUCTION (Dharmono, 2017)
  • 4. Fisiologi Nyeri Transmisi Proses perambatan suatu impuls nyeri melalui serabut saraf sensoris menyusul proses transduksi. TRANSMISSION (Dharmono, 2017)
  • 5. Fisiologi Nyeri Modulasi Merupakan interaksi antara system analgesik endogen (endogen opioid, seretonergik dan noradrenergik) dengan input nyeri yang masuk ke kornu posterior. MODULATION (Dharmono, 2017)
  • 6. Fisiologi Nyeri Persepsi Hasil akhir dari proses interaksi yang kompleks dan unik yang dimulai dari transduksi, transmisi & modulasi yang menghasilkan persepsi nyeri yang amat subyektif Pain Perception Brain PERCEPTION (Dharmono, 2017)
  • 8. Spinothalamic tract Peripheral nerve Dorsal Horn Dorsal root gangli on Pain Modulasi Transduksi Ascending input Descending modulation Peripheral nociceptors Trauma Adapted from Gottschalk A et al. Am Fam Physician. 2001;63:1981, and Kehlet H et al. Anesth Analg. 1993;77:1049. Persepsi Transmisi Mekanisme Nyeri (Dharmono, 2017)
  • 9. Pain Pathway ( David Klemm, 2002)
  • 10. Nyeri Kronik Hiperalgesia Allodinea Peranan Plastisitas pada Nyeri Kronik Kerusakan Nyeri Akut Penyembuhan dengan Plastisitas Penyembuhan Normal Pembebasan Nyeri Adapted from Marcus DM. Am Fam Physician. 2000;61:1331-1338.
  • 11. Sensitization Gottschalk A et al. Am Fam Physician. 2001;63:1979-84. Kerusakan Pain Intensity 10 8 6 4 2 0 Stimulus Intensity Respon nyeri normal Allodynia Hyperalgesia Hyperalgesia—peningkata n rangsangan nyeri terha dao stimulus noxious Allodynia—nyeri yang diha silkan dari stimulus nonny eri yang sebenarnya nor mal
  • 12. Berdasarkan patofisiologi – Nyeri nosiseptive • Nyeri somatic • Nyeri visceral – Nyeri neuropatic – Kombinasi Berdasarkan lama nyeri – Nyeri akut – Nyeri kronik Klasifikasi Nyeri
  • 13. Pilihan terapi : terapi topical, NSAID, asetaminofen, opioid, anestesi local dan anestesi local intraspinal
  • 14. Disebabkan oleh kerusakan atau perubahan patologis sistem saraf perifer atau saraf sentral. Penyebab : trauma, inflamasi, penyakit metabolik (diabetes), infeksi (herpes zoster), tumor, toksin dan penyakit neurologi primer. Nyeri ini sering digambarkan dengan rasa elektrik, rasa terbakar, mati rasa/kebas, rasa gatal dan rasa tidak nyaman. Pilihan terapi : antikonvulsan dan antidepresan. Resisten terhadap opioid Nyeri Neuropatik
  • 15. Nyeri yang baru terjadi dan kemungkinan tidak berlangsung lama. – Bisa diidentifikasi – Umumnya adalah nociceptive tetapi bisa juga neuropathic – Penyebab : trauma, pembedahan, persalinan, prosedur medik, kondisi akut penyakit – Bila tidak dikelola dengan baik bisa jadi nyeri kronik Nyeri Akut
  • 16. • Nyeri akut • Diawali dengan trauma operasi dan inflamasi, biasanya diakhiri dengan penyembuhan luka • Biasanya keadaan lebih buruk pada beberapa hari pertama operasi “Sembuh dengan sendirinya” Nyeri Post Operasi
  • 17. • Nyeri yang berlangsung lama setelah terjadi penyembuhan cedera atau kerusakan jaringan – penyebabnya tidak jelas bisa diidentifikasi. • Disebut juga “persistent pain” • Bisa nociceptive, neuropathic atau kombinasi. • Penyebab : bisa trauma, pembedahan, keganasan, arthritis, fibromyalgia, neuropathy • Pemberian segera analgetika adekuat perioperative dapat mengurangi kekerapan terjadinya nyeri kronik. Nyeri Kronik
  • 18. Chronic pain was once defined as pain that extends 3 or 6 month s beyond onset or beyond the expected period of healing
  • 19. PAIN PERSISTING PHYSICAL DETERIORATION (eg. muscle wasting, joint stiffness) FEELINGS OF DEPRESSION, HELPLESSNESS, IRRITABILITY SIDE EFFECTS (eg. stomach problems lethargy, constipation) © M K Nicholas PhD Pain Management & Research Centre Royal North Shore Hospital St Leonards NSW 2065 AUSTRALIA EXCESSIVE SUFFERING & DISABILITY Problem Chronic Pain Influence of workplace, home , treatment providers CHRONIC PAIN SYNDROME REDUCED ACTIVITY UNHELPFUL BELIEFS & THOUGHTS REPEATED TREATMENT FAILURES LONG-TERM USE OF ANALGESIC, SEDATIVE DRUGS LOSS OF JOB, FINANCIAL DIFFICULTIES, FAMILY STRESS
  • 20.
  • 21.
  • 22.
  • 23.
  • 24. Multimodal Analgesia Analgesia multimodal menggunakan dua atau lebih obat analgetik yang memiliki mekanisme kerja yang berbeda untuk mencapai efek analgetik yang maksimal tanpa di jumpainya peningkatan efek samping dibandingkan dengan peningkatan dosis pada satu obat saja. Analgesia multimodal selain harus diberikan secepatnya (early analgesia), juga harus disertai dengan inforced mobilization (early ambulation) disertai dengan pemberian nut risi nutrisi oral secepatnya (early alimentation). (Meliala, 2018)
  • 27. Terapi Non Farmakologis Relaksasi Metode ini menggunakan pendidikan dan latihan pernafasan dengan prinsip dapat mengurangi nyeri dengan cara mengurangi sensasi nyeri dan mengontrol intensitas reaksi terhadap nyeri, relaksasi dapat dilakukan dengan cara ciptakan lingkungan yang tenang, tentukan posisi yang nyaman, konsentrasi pada suatu obyek atau bayangan visual, dan melepaskan ketegangan (Smeltzer, 2013).
  • 28. Terapi Non Farmakologis Distraksi Distraksi merupakan tindakan yang memfokuskan perhatian pada sesuatu selain pada nyeri misalnya menonton film. Distraksi diduga dapat menurunkan persepsi nyeri dengan menstimulasi sitem kontrol desendens yang mengakibatkan lebih sedikit stimuli nyeri yang ditransmisikan ke otak (Smeltzer, 2013).
  • 29. Terapi Non Farmakologis TENS (Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation) TENS merupakan salah satu teknik pengendalian nyeri non farmakologik karena teknik tersebut menyebakan pelepasan endorphin, seperti penggunaan placebo (substansi Inert). Efek placebo timbul dari produksi alamiah (endogen) endorfin dalam dalam sistem kontrol desenden. Efek ini merupakan respon fisiologis sejati yang dapat di putar balik oleh nalokson, suatu antagonis narkotik (Smeltzer, 2013).
  • 30. Terapi Non Farmakologis Terapi Es Terapi es dapat menurunkan prostaglandin yang memperkuat sensivitas reseptor nyeri dan subkutan lain pada tempat cedera dengan menghambat proses inflamasi.(Smeltzer, 2013). Ada beberapa teknik pijatan yang dapat dilakukan yaitu, remasan pada otot bahu, selang seling tangan memijat punggung dengan tekanan pendek, cepat dan bergantian tangan, petriasi dengan menekan punggung secara horizontal kemudian pindah tangan dengan arah yang berlawanan dengan mengguakan gerakan meremas, tekanan menyikat secara halus tekan punggung dengan menggunakan ujung-ujung jari untuk mengakhiri pijatan (Smeltzer,2001). Massage (pijatan)