SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
PEDOMAN NASIONAL PELAYANAN KEDOKTERAN
TATALAKSANA NYERI
Oleh:
Wa Ode Meutya Zawawi
Pembimbing:
dr. Samuel A. Wagiu, Sp.S
Ilmu Penyakit Saraf
FK UNPATTI
Journal Reading
• Nyeri  keluhan yang paling banyak dialami oleh pasien di RS  konsekuensi fisiologis dan
psikologis bagi pasien dan bahkan dapat berdampak sosial.
• Dengan semakin bertambahnya umur harapan hidup masyarakat Indonesia, meningkatnya penyakit
degeneratif dan trauma serta masih tingginya prevalensi kanker di Indonesia  jumlah pasien
dengan nyeri di RS akan semakin meningkat.
• Penanganan tidak adekuat  dampak yang sangat merugikan, bukan hanya bagi pasien
(morbiditas dan mortalitas) namun juga bagi RS (segi pengeluaran pembiayaan) untuk mengatasi
komplikasi  menurunkan kualitas layanan rumah sakit dan menurunkan tingkat kepuasan pasien
pada pelayanan RS
• Nyeri  perhatian utama dalam pelayanan di RS  penilaian dan tata laksana nyeri  bagian
dari hak pasien dalam pelayanan rumah sakit sesuai dengan persyaratan akreditasi RS.
• Dalam upaya meningkatkan pelayanan penanganan nyeri di RS  para pengambil kebijakan dan
tenaga kesehatan perlu memahami konsep dasar tentang nyeri dan tata laksananya sesuai dengan
pengetahuan kedokteran berbasis ilmiah dan bukti
PENDAHULUAN
DEFINISI DAN KONSEP
NYERI
Nyeri adalah pengalaman sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan sehubungan dengan
adanya atau berpotensi terjadinya kerusakan jaringan atau tergambarkan seperti ada kerusakan. Nyeri
melibatkan aspek persepsi subyektif sehingga nyeri merupakan apa yang dilaporkan oleh pasien
Suatu sensasi yang tidak menyenangkan sebagai
aktivasi nosiseptor perifer yang terletak di
jaringan lain di luar sistem saraf dan dapat
berasal dari struktur somatik dan viseral.
Contoh: nyeri pasca bedah, fraktur, inflamasi,
abstruksi sal.cerna, miofasial, luka bakar.
sensasi nyeri akibat adanya trauma atau
disfungsi pada saraf sensorik sentral atau sistem
saraf perifer.
Contoh: neuralgia postherpetik, causalgia, CRPS
(complex regional pain syndrome), nyeri
phantom limb, neuropati entrapment dan
neuropati perifer.
kondisi nyeri yang kompleks  melibatkan
nyeri nosiseptif dan nyeri neuropatik pada saat
yang bersamaan.
Disfungsi atau kerusakan susunan saraf perifer
 memicu terjadinya pelepasan mediator
inflamasi dan selanjutnya inflamasi saraf.
nyeri kronik  tidak dapat didentifikasi
penyebabnya (pain of unknown origin) 
melibatkan mekanisme psikogenik sentral
maupun perifer dan berhubungan dengan
kondisi psikologis seperti depresi.
Contoh: sindrom fibromyalgia, irritable bowel
syndrome (IBS).
terjadi segera setelah adanya kerusakan atau
berpotensi untuk mengalami kerusakan dan
dimulai dengan terjadi rangsangan pada
reseptor nyeri.
Contoh: nyeri paska bedah, nyeri pada trauma
atau nyeri pada luka bakar.
nyeri yang telah berlangsung 3-6 bulan dengan
etiologi yang berhubungan kelainan neoplastik
atau berhubungan dengan penyakit kronis; atau
nyeri dengan durasi yang melebihi masa
penyembuhan jaringan pada suatu kerusakan
jaringan yang menyebabkan gangguan fungsi
serta keadaan umum pasien.
ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI
Rangsangan
nosiseptif
Rangsangan
listrik
(transduksi)
Susunan saraf
perifer
Medulla spinalis
(konduksi)
Modulasi di kornu
dorsalis medulla
spinalis dan SPP
yang lebih tinggi
Persepsi  nyeri
di SPP (korteks
somatosensorik
dan struktur lain
KLASIFIKASI
TATALAKSANA
Alur pasien dengan nyeri
Alur tatalaksana
nyeri di rawat inap
Tujuan --> tercapainya kondisi bebas nyeri yang optimal dalam jangka waktu lama atau
permanen bagi pasien nyeri, apapun diagnosis dan patologi yang mendasari --> diagnosis
sangat penting
Tatalaksana nyeri awalnya bersifat paliatif dan mengobati gejala --> bergeser menjadi
kuratif --> adanya kemampuan dan keterampilan diagnosis klinis yang tajam dan
menentukan sumber nyeri --> tatalaksana diagnosis-based care model
Asesmen Awal, Perencanaan Terapi
Anamnesis/histori taking pada tatalaksana
nyeri
menegakkan diagnosis dan menentukan pain generator atau sumber nyeri, serta menghindari
pemeriksaan penunjang yang tidak relevan dan tidak diperlukan.
1. Anamnesis tentang nyeri sebagai keluhan utama
2. Anamnesis yang rinci tentang riwayat nyeri, yang meliputi:
• Kuantitas atau intensitas nyeri menggunakan: verbal rating
scale (VRS): tidak nyeri, nyeri ringan–sedang–berat
• Kualitas atau jenis nyeri, apakah nosiseptif, neuropatik, atau
campuran
• Onset dan lokasi serta distribusi nyeri
• Durasi atau kronisitas
• Faktor-faktor yang memperberat dan meringankan nyeri
• Karakter nyeri khusus sesuai dengan etiologinya
• Waktu timbulnya nyeri
• Keterkaitan dengan postur
• Keluhan penyerta seperti gangguan fungsi dan disabilitas
akibat nyeri
3. Riwayat penyakit dahulu
4. Riwayat trauma
5. Riwayat pembedahan, menstruasi, kehamilan dan persalinan
6. Riwayat pengobatan
7. Riwayat penyakit di keluarga
8. Riwayat pribadi seperti kebiasaan tidur, buang air besar dan kecil
9. Riwayat aktivitas fungsional sehari-hari sebelum dan setelah gangguan
nyeri timbul.
10. Riwayat psikologis, sosioekonomi dan lingkungan, vokasional-
okupasional dan kebiasaan rohani
11. Riwayat tambahan dapat diambil dari pelaku rawat.
Pemeriksaan fisik atau klinis
• Pengamatan umum: tanda-tanda distres (mengernyit, berkeringat, sesak nafas, memproteksi bagian
tubuh yang nyeri), Tampilan wajah (depresi, moon face, mask-like-face, Posture and gait dan atau
mobilisasi, mental State Examination, Status gizi, cara berpakaian.
• Penilaian intensitas nyeri
• Pemeriksaan umum: tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu), tinggi badan,berat badan, dan
body mass index (BMI).
• Pemeriksaan lengkap dari kepala sampai jari kaki
• Pemeriksan khusus
• Asesmen fungsional menggunakan skala yang terukur dan terstandar misalnya fungsional
independence measure (FIM), barthel index (BI).
• Penilaian psikologi
Pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan ultrasonografi musculoskeletal,
pemeriksaan radiologis (X-ray, magnetic resonance imaging,
computerized tomography, discography), dan lectromyography dan
nerve conduction study.
Pemeriksaan penunjang
Tatalaksana Non-Farmakologi
Kasus nyeri  golongan analgesik paling sering dipakai
Kesuksesan  pemberian analgesik yang memadai tanpa
menimbulkan efek samping yang berlebihan.
Tatalaksana Farmakologi
- Tata laksana nyeri yang rasional  berdasarkan mekanisme
terjadinya nyeri.
- Nyeri inflamasi dan nosiseptif  obat anti inflamasi non steroid
(OAINs) dan analgesik non opioid
- Nyeri neuropatik  analgesik ajuvan.
Tatalaksana Farmakologi
Non opioid
Analgetik antipiretik Asetaminofen (paracetamol)
OAINS
Natrium/kalium diklofenak, ibuprofen,
etodolak, deksketoprofen dan celecoxib,
etoricoxib
Spesifik COX-2
inhibitor
Opioid
Opioid lemah Kodein, Tramadol
Opioid kuat
Morfin, Fentanil, Oksikodon,
Hidromorphone, Pentidin
Tatalaksana Farmakologi
Adjuvan
Anti konvulsan
Fenitoin, Karbamasepin, Gabapentin,
Pregabalin, Lamotrigin
Anti depresan
Tricyclic antidepresant (TCA), Selective serotonin
reuptake inhibitor (SSRI), Serotonin noradrenalin re-
uptake inhibitor (SNRI)
Anestesi lokal Lidokain
Steroid Dexamethason
Muscle relaksant Eperisone HCL
NMDA antagonist Ketamin
Gen tunggal kurang efektif atau dibatasi oleh efek
samping yang berhubungan dengan dosis  Kombinasi
Obat Nyeri Neuropatik
Tatalaksana Farmakologi
Khasiat dan keamanan obat kombinasi untuk nyeri neuropatik
- Anti konvulsan-opioid (gabapentin-oksikodon)  efektif menghilangkan nyeri,
sebagai obat rescue, dan memperbaiki gangguan tidur  efek samping yang
lebih buruk.
- Antikonvulsan-antidepresan  intensitas nyeri lebih rendah
- Antidepresan-opioid  memiliki efektivitas terbatas dalam terapi skiatika kronis
Tatalaksana Farmakologi
Analgesik lini
pertama
• (TCA)
• Antikonvulsant
Analgesik lini
kedua
• Antidepresant SNRI
• Lidokain
Analgesik lini
ketiga
• Tramadol
• Analgesik opioid
Analgesik lini
keempat
• Kanabinoid
• Metadon
• SSRI
• Antikonvulsan
lainnya
Tatalaksana Nyeri Intervensi
- Prosedur minimal invasif termasuk penempatan obat pada
target area  system persyarafan, muskuloskeletal dan tulang
belakang menggunakan jarum; dan ablasi serta beberapa teknik
pembedahan seperti laser atau discectomi endoskopi, implantasi
pompa infus intratekal, vertebroplasti, kifoplasti, dan stimulasi
saraf spinal untuk diagnostik dan tata laksana nyeri kronik,
persisten atau sulit diatasi.
- Indikasi:
1)Nyeri tidak teratasi dengan terapi konvensional analgesia
yang optimal
2)Efek samping terapi konvensional sistemik yang tidak dapat
ditoleransi
3)Krisis nyeri yang membutuhkan analgesia segera yang
adekuat
- Dilakukan oleh dokter spesialis
Tatalaksana Nyeri Intervensi
Prosedur
intervensi
Caranya  mengintervensi jalur nyeri mulai dari reseptor sampai ke pusat penerimaan dan persepsi
Beberapa prosedur bedah saraf (dekompresi, stabilisasi, ablasi ataupun stimulasi)  pilihan logis untuk nyeri
“intractable”  kemampuannya untuk mengganggu/membebaskan jalur nosiseptif aferen  mencegah transmisi
sinyal nyeri ke otak  memberikan persepsi analgesia (pain relieve/pain free).
Tatalaksana Nyeri Operatif
1. Prinsip Tindakan bedah untuk nyeri neuropatik
2. Prinsip Tindakan bedah untuknyeri nosiseptif
Penanganan nyeri menjadi penting dalam pelayanan pasien di rumah sakit sehubungan dengan
morbiditas dan mortalitas yang diakibatkan oleh penanganan nyeri yang tidak adekuat. Kasus nyeri
semakin hari semakin meningkat sehubungan dengan semakin meningkatnya angka harapan hidup,
perubahan pola hidupasyarakat dan masih tingginya prevalence kanker di Indonesia.
Penanganan nyeri yang optimal dimulai dengan penegakan diagnosis nyeri diikuti dengan
penatalaksanaan nyeri dengan pendekatan farmakologi, non farmakologi, tindakan intervensi nyeri
dan pembedahan yang masing-masing memiliki peranan dan indikasi berbasis ilmiah. Namun
sebagian besar nyeri teruama nyeri kronik dan kanker membutuhkan penanganan nyeri
multidisplin untuk hasil yang optimal. Untuk itu diperlukan pula sistem pelayanan nyeri di rumah
sakit yang menjamin optimalisasi sumber daya yang ada sesuai kompetensi di bidang penanganan
nyeri sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pasien.
Adanya tim penanganan nyeri dan pelayanan nyeri di rumah sakit yang ditunjang oleh sarana
peralatan dan obat-obat analgesia akan memberikan hasil penanganan nyeri yang optimal pada
pasien dengan nyeri akut, kronik dan kanker.
KESIMPULAN
Any questions?
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Obat antihipertensi
Obat antihipertensiObat antihipertensi
Obat antihipertensiDenindra Tea
 
ASKEP SOL DI RSUP. Dr. WAHIDDIN SUDIROHUODO
ASKEP SOL DI RSUP. Dr. WAHIDDIN SUDIROHUODOASKEP SOL DI RSUP. Dr. WAHIDDIN SUDIROHUODO
ASKEP SOL DI RSUP. Dr. WAHIDDIN SUDIROHUODOWawan Akibu
 
Gastritis/Penyakit maag
Gastritis/Penyakit maagGastritis/Penyakit maag
Gastritis/Penyakit maagMeironi Waimir
 
Pedoman Visite Untuk Apoteker
Pedoman Visite Untuk Apoteker Pedoman Visite Untuk Apoteker
Pedoman Visite Untuk Apoteker Surya Amal
 
Askep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brAskep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brTeye Onti
 
Obat saluran pernafasan
Obat saluran pernafasan Obat saluran pernafasan
Obat saluran pernafasan Dedi Kun
 
Prinsip pemberian obat
Prinsip pemberian obatPrinsip pemberian obat
Prinsip pemberian obatary Camba
 
3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev
3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev
3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018revDokter Tekno
 
konseling hipertensi
konseling hipertensikonseling hipertensi
konseling hipertensiwitanurma
 

What's hot (20)

Obat antihipertensi
Obat antihipertensiObat antihipertensi
Obat antihipertensi
 
Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri
 
LP NYERI.docx
LP NYERI.docxLP NYERI.docx
LP NYERI.docx
 
Konsep dan Teori Nyeri
Konsep dan Teori NyeriKonsep dan Teori Nyeri
Konsep dan Teori Nyeri
 
Askep demam tifoid
Askep demam tifoidAskep demam tifoid
Askep demam tifoid
 
ASKEP SOL DI RSUP. Dr. WAHIDDIN SUDIROHUODO
ASKEP SOL DI RSUP. Dr. WAHIDDIN SUDIROHUODOASKEP SOL DI RSUP. Dr. WAHIDDIN SUDIROHUODO
ASKEP SOL DI RSUP. Dr. WAHIDDIN SUDIROHUODO
 
Gastritis/Penyakit maag
Gastritis/Penyakit maagGastritis/Penyakit maag
Gastritis/Penyakit maag
 
Pedoman Visite Untuk Apoteker
Pedoman Visite Untuk Apoteker Pedoman Visite Untuk Apoteker
Pedoman Visite Untuk Apoteker
 
Askep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brAskep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen br
 
Farmakologi cara pemberian obat
Farmakologi cara pemberian obatFarmakologi cara pemberian obat
Farmakologi cara pemberian obat
 
Obat saluran pernafasan
Obat saluran pernafasan Obat saluran pernafasan
Obat saluran pernafasan
 
SWAMEDIKASI
SWAMEDIKASISWAMEDIKASI
SWAMEDIKASI
 
sirosis hepatis
sirosis hepatissirosis hepatis
sirosis hepatis
 
Prinsip pemberian obat
Prinsip pemberian obatPrinsip pemberian obat
Prinsip pemberian obat
 
3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev
3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev
3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev
 
Migrain
MigrainMigrain
Migrain
 
Farmakologi pengertian obat.pdf
Farmakologi   pengertian obat.pdfFarmakologi   pengertian obat.pdf
Farmakologi pengertian obat.pdf
 
Ppt fraktur
Ppt frakturPpt fraktur
Ppt fraktur
 
konseling hipertensi
konseling hipertensikonseling hipertensi
konseling hipertensi
 
Hukum kesehatan
Hukum kesehatanHukum kesehatan
Hukum kesehatan
 

Similar to NYERI DI RS

dr Hamzah Shatri - Pendekatan terapi Nyeri,Paliatif.pdf
dr Hamzah Shatri - Pendekatan terapi  Nyeri,Paliatif.pdfdr Hamzah Shatri - Pendekatan terapi  Nyeri,Paliatif.pdf
dr Hamzah Shatri - Pendekatan terapi Nyeri,Paliatif.pdfNursela13
 
Panduan Manajemen Nyeri.docx
Panduan Manajemen Nyeri.docxPanduan Manajemen Nyeri.docx
Panduan Manajemen Nyeri.docxPassedQC
 
KB 1 Konsep Perawatan Paliatif
KB 1 Konsep Perawatan PaliatifKB 1 Konsep Perawatan Paliatif
KB 1 Konsep Perawatan PaliatifUwes Chaeruman
 
Berbagai Jenis Nyeri.pdf
Berbagai Jenis Nyeri.pdfBerbagai Jenis Nyeri.pdf
Berbagai Jenis Nyeri.pdfpapahku123
 
Multimodal Analgesia-nkkjjjbbbbb we1bbb.pptx
Multimodal Analgesia-nkkjjjbbbbb we1bbb.pptxMultimodal Analgesia-nkkjjjbbbbb we1bbb.pptx
Multimodal Analgesia-nkkjjjbbbbb we1bbb.pptxdenjow87
 
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyaman
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyamanAsuhan keperawatan gangguan_rasa_nyaman
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyamanMeidaElliaPuspita
 
LAPORAN PENDAHULUAN RASA AMAN NYAMAN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN RASA AMAN NYAMAN.pptxLAPORAN PENDAHULUAN RASA AMAN NYAMAN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN RASA AMAN NYAMAN.pptxnovithaputri2
 
KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptx
KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptxKONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptx
KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptxLEILISETIAWANROSYID
 
Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2
Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2
Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2Monita Ningtyas
 
perbandingan ketoprofen oral dan ibuprofen oral
perbandingan ketoprofen oral dan ibuprofen oralperbandingan ketoprofen oral dan ibuprofen oral
perbandingan ketoprofen oral dan ibuprofen oralshelvytucunan1
 
Penanganan Nyeri (body pain) fix.pdf
Penanganan Nyeri (body pain) fix.pdfPenanganan Nyeri (body pain) fix.pdf
Penanganan Nyeri (body pain) fix.pdfayirahmatilah
 
Menajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptx
Menajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptxMenajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptx
Menajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptxrazgrizamora
 
GANGGUAN Rasa nyaman nyeri
GANGGUAN Rasa nyaman nyeriGANGGUAN Rasa nyaman nyeri
GANGGUAN Rasa nyaman nyeriAan Trainstation
 
Penilaian Nyeri_udayana.pdf
Penilaian Nyeri_udayana.pdfPenilaian Nyeri_udayana.pdf
Penilaian Nyeri_udayana.pdfErnieTandiAyu
 

Similar to NYERI DI RS (20)

dr Hamzah Shatri - Pendekatan terapi Nyeri,Paliatif.pdf
dr Hamzah Shatri - Pendekatan terapi  Nyeri,Paliatif.pdfdr Hamzah Shatri - Pendekatan terapi  Nyeri,Paliatif.pdf
dr Hamzah Shatri - Pendekatan terapi Nyeri,Paliatif.pdf
 
Nyeri Kanker.pptx
Nyeri Kanker.pptxNyeri Kanker.pptx
Nyeri Kanker.pptx
 
nyeri kanker.pptx
nyeri kanker.pptxnyeri kanker.pptx
nyeri kanker.pptx
 
Tatalaksana Nyeri.pptx
Tatalaksana Nyeri.pptxTatalaksana Nyeri.pptx
Tatalaksana Nyeri.pptx
 
Panduan Manajemen Nyeri.docx
Panduan Manajemen Nyeri.docxPanduan Manajemen Nyeri.docx
Panduan Manajemen Nyeri.docx
 
Apa itu nyeri, perinsip dasar nurs
Apa itu nyeri, perinsip dasar nursApa itu nyeri, perinsip dasar nurs
Apa itu nyeri, perinsip dasar nurs
 
KB 1 Konsep Perawatan Paliatif
KB 1 Konsep Perawatan PaliatifKB 1 Konsep Perawatan Paliatif
KB 1 Konsep Perawatan Paliatif
 
Berbagai Jenis Nyeri.pdf
Berbagai Jenis Nyeri.pdfBerbagai Jenis Nyeri.pdf
Berbagai Jenis Nyeri.pdf
 
Multimodal Analgesia-nkkjjjbbbbb we1bbb.pptx
Multimodal Analgesia-nkkjjjbbbbb we1bbb.pptxMultimodal Analgesia-nkkjjjbbbbb we1bbb.pptx
Multimodal Analgesia-nkkjjjbbbbb we1bbb.pptx
 
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyaman
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyamanAsuhan keperawatan gangguan_rasa_nyaman
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyaman
 
LAPORAN PENDAHULUAN RASA AMAN NYAMAN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN RASA AMAN NYAMAN.pptxLAPORAN PENDAHULUAN RASA AMAN NYAMAN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN RASA AMAN NYAMAN.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptx
KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptxKONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptx
KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptx
 
Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2
Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2
Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2
 
perbandingan ketoprofen oral dan ibuprofen oral
perbandingan ketoprofen oral dan ibuprofen oralperbandingan ketoprofen oral dan ibuprofen oral
perbandingan ketoprofen oral dan ibuprofen oral
 
Penanganan Nyeri (body pain) fix.pdf
Penanganan Nyeri (body pain) fix.pdfPenanganan Nyeri (body pain) fix.pdf
Penanganan Nyeri (body pain) fix.pdf
 
Mekanisme nyeri
Mekanisme nyeriMekanisme nyeri
Mekanisme nyeri
 
Menajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptx
Menajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptxMenajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptx
Menajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptx
 
GANGGUAN Rasa nyaman nyeri
GANGGUAN Rasa nyaman nyeriGANGGUAN Rasa nyaman nyeri
GANGGUAN Rasa nyaman nyeri
 
Penilaian Nyeri_udayana.pdf
Penilaian Nyeri_udayana.pdfPenilaian Nyeri_udayana.pdf
Penilaian Nyeri_udayana.pdf
 
Kenyamanan dalam asuhan keperawatan
Kenyamanan dalam asuhan keperawatanKenyamanan dalam asuhan keperawatan
Kenyamanan dalam asuhan keperawatan
 

Recently uploaded

05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 

Recently uploaded (20)

05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 

NYERI DI RS

  • 1. PEDOMAN NASIONAL PELAYANAN KEDOKTERAN TATALAKSANA NYERI Oleh: Wa Ode Meutya Zawawi Pembimbing: dr. Samuel A. Wagiu, Sp.S Ilmu Penyakit Saraf FK UNPATTI Journal Reading
  • 2. • Nyeri  keluhan yang paling banyak dialami oleh pasien di RS  konsekuensi fisiologis dan psikologis bagi pasien dan bahkan dapat berdampak sosial. • Dengan semakin bertambahnya umur harapan hidup masyarakat Indonesia, meningkatnya penyakit degeneratif dan trauma serta masih tingginya prevalensi kanker di Indonesia  jumlah pasien dengan nyeri di RS akan semakin meningkat. • Penanganan tidak adekuat  dampak yang sangat merugikan, bukan hanya bagi pasien (morbiditas dan mortalitas) namun juga bagi RS (segi pengeluaran pembiayaan) untuk mengatasi komplikasi  menurunkan kualitas layanan rumah sakit dan menurunkan tingkat kepuasan pasien pada pelayanan RS • Nyeri  perhatian utama dalam pelayanan di RS  penilaian dan tata laksana nyeri  bagian dari hak pasien dalam pelayanan rumah sakit sesuai dengan persyaratan akreditasi RS. • Dalam upaya meningkatkan pelayanan penanganan nyeri di RS  para pengambil kebijakan dan tenaga kesehatan perlu memahami konsep dasar tentang nyeri dan tata laksananya sesuai dengan pengetahuan kedokteran berbasis ilmiah dan bukti PENDAHULUAN
  • 3.
  • 4. DEFINISI DAN KONSEP NYERI Nyeri adalah pengalaman sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan sehubungan dengan adanya atau berpotensi terjadinya kerusakan jaringan atau tergambarkan seperti ada kerusakan. Nyeri melibatkan aspek persepsi subyektif sehingga nyeri merupakan apa yang dilaporkan oleh pasien Suatu sensasi yang tidak menyenangkan sebagai aktivasi nosiseptor perifer yang terletak di jaringan lain di luar sistem saraf dan dapat berasal dari struktur somatik dan viseral. Contoh: nyeri pasca bedah, fraktur, inflamasi, abstruksi sal.cerna, miofasial, luka bakar. sensasi nyeri akibat adanya trauma atau disfungsi pada saraf sensorik sentral atau sistem saraf perifer. Contoh: neuralgia postherpetik, causalgia, CRPS (complex regional pain syndrome), nyeri phantom limb, neuropati entrapment dan neuropati perifer. kondisi nyeri yang kompleks  melibatkan nyeri nosiseptif dan nyeri neuropatik pada saat yang bersamaan. Disfungsi atau kerusakan susunan saraf perifer  memicu terjadinya pelepasan mediator inflamasi dan selanjutnya inflamasi saraf. nyeri kronik  tidak dapat didentifikasi penyebabnya (pain of unknown origin)  melibatkan mekanisme psikogenik sentral maupun perifer dan berhubungan dengan kondisi psikologis seperti depresi. Contoh: sindrom fibromyalgia, irritable bowel syndrome (IBS). terjadi segera setelah adanya kerusakan atau berpotensi untuk mengalami kerusakan dan dimulai dengan terjadi rangsangan pada reseptor nyeri. Contoh: nyeri paska bedah, nyeri pada trauma atau nyeri pada luka bakar. nyeri yang telah berlangsung 3-6 bulan dengan etiologi yang berhubungan kelainan neoplastik atau berhubungan dengan penyakit kronis; atau nyeri dengan durasi yang melebihi masa penyembuhan jaringan pada suatu kerusakan jaringan yang menyebabkan gangguan fungsi serta keadaan umum pasien.
  • 5. ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI Rangsangan nosiseptif Rangsangan listrik (transduksi) Susunan saraf perifer Medulla spinalis (konduksi) Modulasi di kornu dorsalis medulla spinalis dan SPP yang lebih tinggi Persepsi  nyeri di SPP (korteks somatosensorik dan struktur lain
  • 10. Tujuan --> tercapainya kondisi bebas nyeri yang optimal dalam jangka waktu lama atau permanen bagi pasien nyeri, apapun diagnosis dan patologi yang mendasari --> diagnosis sangat penting Tatalaksana nyeri awalnya bersifat paliatif dan mengobati gejala --> bergeser menjadi kuratif --> adanya kemampuan dan keterampilan diagnosis klinis yang tajam dan menentukan sumber nyeri --> tatalaksana diagnosis-based care model Asesmen Awal, Perencanaan Terapi
  • 11. Anamnesis/histori taking pada tatalaksana nyeri menegakkan diagnosis dan menentukan pain generator atau sumber nyeri, serta menghindari pemeriksaan penunjang yang tidak relevan dan tidak diperlukan. 1. Anamnesis tentang nyeri sebagai keluhan utama 2. Anamnesis yang rinci tentang riwayat nyeri, yang meliputi: • Kuantitas atau intensitas nyeri menggunakan: verbal rating scale (VRS): tidak nyeri, nyeri ringan–sedang–berat • Kualitas atau jenis nyeri, apakah nosiseptif, neuropatik, atau campuran • Onset dan lokasi serta distribusi nyeri • Durasi atau kronisitas • Faktor-faktor yang memperberat dan meringankan nyeri • Karakter nyeri khusus sesuai dengan etiologinya • Waktu timbulnya nyeri • Keterkaitan dengan postur • Keluhan penyerta seperti gangguan fungsi dan disabilitas akibat nyeri 3. Riwayat penyakit dahulu 4. Riwayat trauma 5. Riwayat pembedahan, menstruasi, kehamilan dan persalinan 6. Riwayat pengobatan 7. Riwayat penyakit di keluarga 8. Riwayat pribadi seperti kebiasaan tidur, buang air besar dan kecil 9. Riwayat aktivitas fungsional sehari-hari sebelum dan setelah gangguan nyeri timbul. 10. Riwayat psikologis, sosioekonomi dan lingkungan, vokasional- okupasional dan kebiasaan rohani 11. Riwayat tambahan dapat diambil dari pelaku rawat.
  • 12. Pemeriksaan fisik atau klinis • Pengamatan umum: tanda-tanda distres (mengernyit, berkeringat, sesak nafas, memproteksi bagian tubuh yang nyeri), Tampilan wajah (depresi, moon face, mask-like-face, Posture and gait dan atau mobilisasi, mental State Examination, Status gizi, cara berpakaian. • Penilaian intensitas nyeri • Pemeriksaan umum: tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu), tinggi badan,berat badan, dan body mass index (BMI). • Pemeriksaan lengkap dari kepala sampai jari kaki • Pemeriksan khusus • Asesmen fungsional menggunakan skala yang terukur dan terstandar misalnya fungsional independence measure (FIM), barthel index (BI). • Penilaian psikologi Pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan ultrasonografi musculoskeletal, pemeriksaan radiologis (X-ray, magnetic resonance imaging, computerized tomography, discography), dan lectromyography dan nerve conduction study. Pemeriksaan penunjang
  • 14. Kasus nyeri  golongan analgesik paling sering dipakai Kesuksesan  pemberian analgesik yang memadai tanpa menimbulkan efek samping yang berlebihan. Tatalaksana Farmakologi - Tata laksana nyeri yang rasional  berdasarkan mekanisme terjadinya nyeri. - Nyeri inflamasi dan nosiseptif  obat anti inflamasi non steroid (OAINs) dan analgesik non opioid - Nyeri neuropatik  analgesik ajuvan.
  • 15. Tatalaksana Farmakologi Non opioid Analgetik antipiretik Asetaminofen (paracetamol) OAINS Natrium/kalium diklofenak, ibuprofen, etodolak, deksketoprofen dan celecoxib, etoricoxib Spesifik COX-2 inhibitor Opioid Opioid lemah Kodein, Tramadol Opioid kuat Morfin, Fentanil, Oksikodon, Hidromorphone, Pentidin
  • 16. Tatalaksana Farmakologi Adjuvan Anti konvulsan Fenitoin, Karbamasepin, Gabapentin, Pregabalin, Lamotrigin Anti depresan Tricyclic antidepresant (TCA), Selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI), Serotonin noradrenalin re- uptake inhibitor (SNRI) Anestesi lokal Lidokain Steroid Dexamethason Muscle relaksant Eperisone HCL NMDA antagonist Ketamin
  • 17. Gen tunggal kurang efektif atau dibatasi oleh efek samping yang berhubungan dengan dosis  Kombinasi Obat Nyeri Neuropatik Tatalaksana Farmakologi Khasiat dan keamanan obat kombinasi untuk nyeri neuropatik - Anti konvulsan-opioid (gabapentin-oksikodon)  efektif menghilangkan nyeri, sebagai obat rescue, dan memperbaiki gangguan tidur  efek samping yang lebih buruk. - Antikonvulsan-antidepresan  intensitas nyeri lebih rendah - Antidepresan-opioid  memiliki efektivitas terbatas dalam terapi skiatika kronis
  • 18. Tatalaksana Farmakologi Analgesik lini pertama • (TCA) • Antikonvulsant Analgesik lini kedua • Antidepresant SNRI • Lidokain Analgesik lini ketiga • Tramadol • Analgesik opioid Analgesik lini keempat • Kanabinoid • Metadon • SSRI • Antikonvulsan lainnya
  • 19. Tatalaksana Nyeri Intervensi - Prosedur minimal invasif termasuk penempatan obat pada target area  system persyarafan, muskuloskeletal dan tulang belakang menggunakan jarum; dan ablasi serta beberapa teknik pembedahan seperti laser atau discectomi endoskopi, implantasi pompa infus intratekal, vertebroplasti, kifoplasti, dan stimulasi saraf spinal untuk diagnostik dan tata laksana nyeri kronik, persisten atau sulit diatasi. - Indikasi: 1)Nyeri tidak teratasi dengan terapi konvensional analgesia yang optimal 2)Efek samping terapi konvensional sistemik yang tidak dapat ditoleransi 3)Krisis nyeri yang membutuhkan analgesia segera yang adekuat - Dilakukan oleh dokter spesialis
  • 21. Caranya  mengintervensi jalur nyeri mulai dari reseptor sampai ke pusat penerimaan dan persepsi Beberapa prosedur bedah saraf (dekompresi, stabilisasi, ablasi ataupun stimulasi)  pilihan logis untuk nyeri “intractable”  kemampuannya untuk mengganggu/membebaskan jalur nosiseptif aferen  mencegah transmisi sinyal nyeri ke otak  memberikan persepsi analgesia (pain relieve/pain free). Tatalaksana Nyeri Operatif 1. Prinsip Tindakan bedah untuk nyeri neuropatik 2. Prinsip Tindakan bedah untuknyeri nosiseptif
  • 22. Penanganan nyeri menjadi penting dalam pelayanan pasien di rumah sakit sehubungan dengan morbiditas dan mortalitas yang diakibatkan oleh penanganan nyeri yang tidak adekuat. Kasus nyeri semakin hari semakin meningkat sehubungan dengan semakin meningkatnya angka harapan hidup, perubahan pola hidupasyarakat dan masih tingginya prevalence kanker di Indonesia. Penanganan nyeri yang optimal dimulai dengan penegakan diagnosis nyeri diikuti dengan penatalaksanaan nyeri dengan pendekatan farmakologi, non farmakologi, tindakan intervensi nyeri dan pembedahan yang masing-masing memiliki peranan dan indikasi berbasis ilmiah. Namun sebagian besar nyeri teruama nyeri kronik dan kanker membutuhkan penanganan nyeri multidisplin untuk hasil yang optimal. Untuk itu diperlukan pula sistem pelayanan nyeri di rumah sakit yang menjamin optimalisasi sumber daya yang ada sesuai kompetensi di bidang penanganan nyeri sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pasien. Adanya tim penanganan nyeri dan pelayanan nyeri di rumah sakit yang ditunjang oleh sarana peralatan dan obat-obat analgesia akan memberikan hasil penanganan nyeri yang optimal pada pasien dengan nyeri akut, kronik dan kanker. KESIMPULAN