SlideShare a Scribd company logo
1 of 65
KEPANITERAAN PENYAKIT DALAM RS TEBET
PERIODE 27 Mei – 20 Juli 2013
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN
INDONESIA
Case Report Co Assistant
PHILJEUWBENS A RAHANTOKNAM
07 - 016
STATUS PASIEN
Nama Fasilitas
Pelayanan
Kesehatan
No Rekam Medis
RUMAH SAKIT TEBET
JAKARTA
18 55 92
Data
Administrasi
Tanggal
Nama
Dokter
10 juni 2013
Prof. Dr. W . Herdin Sibuea, Sp. PD
IDENTITAS PASIEN
PASIEN KETERANGAN
Nama lengkap Tn Darsono
Umur /Tanggal Lahir 70 tahun, 9 8 1942
Alamat Kampung gudang peluru blokT/473 RT/RW
008/03 kel. Kebon Baru . Kec tebet Jakarta
Status perkawinan Sudah menikah
Pekerjaan Tidak bekerja
Jenis kelamin Laki – laiki
Suku bangsa Jakarta
Agama Islam
Pendidikan -
DATA PELAYANAN
ANAMNESIS ( dilakukan secara autoanamnesis
dengan pasien)
Alasan kedatangan / keluhan
Utama :
Nyeri tertekan di dada
sebelah kanan sejak 1 hari
yang lalu.
Keluhan Lain /Tambahan :
Sesak napas, disertai batuk
Riwayat Penyakit Sekarang
3 hari SMRS pasien mengeluh sesak napas, sesak
bertambah ketika pasien melakukan aktifitas fisik seperti
berjalan dan terkadang – kadang saat istirahat masih terasa
sesak, pasien juga mengaku nyeri seperti tertekan di dada
sebelah kanan, pasien mengeluh batuk sudah lama namun
tidak kunjung sembuh padahal sudah diobati, batuk kadang
disertai dahak, terkadang tidak ada dahak, deman tidak ada,
mual muntah tidak ada.
Sesak napas ketika
melakukan aktifitas,
batuk kadang berdahak
kadang tidak.
Nyeri pada dada kanan
3 hari yang lalu 1 hari SMRS
TIME LINE
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
 10 tahun yang lalu pernah terkena stroke
 10 tahun yang lalu mulai mengalami sesak
napas namun pasien masih bisa melakukan
aktifitas
 Setahun terakhir sesak napas yang diderita
semakin parah sehingga mengganggu
aktifitas pasien.
Cacar - Malaria - Batu ginjal -
Cacar air - Disentri - Burut (hernia) -
Difteri - Hepatitis - Penyakit Prostat -
Batuk rejan - Tifus Abdominalis - Wasir -
Campak - Skrofula - Diabetes -
Influensa - Sifillis - Alergi -
Tonsilitis - Gonore - Tumor -
Khoeren - Hipertensi - Penyakit pembuluh -
Demam rematik akut - UlkusVentrikuli - Perdarahan otak -
Pneumonia - Ulkus Duodeni - Psikosis -
Pleuritis - Gastritis - Neurosis -
Tuberkulosis - Kecelakaan -
PENYAKIT DAHULU
Adakah kerabat yang menderita
Penyakit Ya Tidak Hubungan
Alergi √
Asma √
Tuberkulosis √
Artritis √
Rematisme √
Hipertensi √
Jantung √
Ginjal √
Lambung √
Diabetes √
Kanker √
RIWAYAT KEHIDUPAN SOSIAL DAN
LINGKUNGAN
 Sejak berumur 23 tahun pasien adalah
perokok berat. Bisa menghabiskan 2 bungkus
rokok dalam sehari.
 Pasien mengaku jarang mengkonsumsi
alkohol
 Lingkungan tempat tinggal pasien bersih
 Pasien sudah lama tidak bekerja karena
penyakit yang di derita
ANAMNESIS SISTEM
KEPALA
Trauma (-)
sinkop (-)
Sakit kepala (-)
Nyeri pada sinus (-)
MATA
Nyeri (-)
Sekret (-)
Kuning Ikterus (-)
Radang (-)
Gangguan penglihatan (-)
Ketajaman penglihatan (-)
TELINGA
Nyeri (-)
Sekret (-)
Titinus (-)
Gangguan Pendengaran (-)
Kehilangan pendengaran (-)
HIDUNG
Trauma (-)
Nyeri (-)
Sekret (-)
Epistaksis (-)
Gejala penyumbatan (-)
Gangguan penciuman (-)
Pilek (-)
MULUT
Bibir (-)
Gusi (-)
Selaput (-)
Lidah (-)
Gangguan pengecap (-)
stomatitis (-)
TENGGOROKAN
Nyeri tenggorokan (-)
Perubahan suara (-)
DADA : JANTUNG / PARU - PARU
Nyeri dada (+)
Serangan Asma (-)
Ortopnoe (-)
Sesak napas (+)
Batuk darah (-)
Batuk (+)
ABDOMEN : LAMBUNG / USUS
Rasa kembung (-)
Mual (-)
Muntah (-)
Muntah darah (-)
Sukar menelan (-)
Nyeri perut, kolik (-)
Perut membesar (-)
Wasir (-)
Mencret (-)
Tinja darah (-)
Tinja berwarna dempul (-)
Tinja berwarana ter (-)
Benjolan (-)
LEHER
Benjolan (-)
Nyeri leher (-)
SALURAN KEMIH/ ALAT KELAMIN
Disuria (-)
Stranguri (-)
Poliuria (-)
Polkisuria (-)
Hematuria (-)
Kencing batu (-)
Ngompol (tidak disadari) (-)
Kencing nanah (-)
Kolik (-)
Oligauria (-)
Retensi urin (-)
Kencing menetes (-)
Penyakit prostat (-)
HAID
Haid terakhir (-)
Teratur /tidak (-)
Gangguan haid (-)
Gejala klimaterium (-)
Jumlah dan lamanya (-)
Nyeri (-)
Pasca menopause (-)
Menarche (-)
ANAMNESIS SISTEM
ANAMNESIS SISTEM
SARAF DAN OTOT
Anastesi (-)
Parastesi (-)
Otot lemah (-)
Tidak sadar (-)
Kejang (-)
Afasia (-)
Amnesia (-)
Sukar mengingat (-)
Ataksia (-)
Hipo /hiper-thesi (-)
Pingsan (-)
Kedutan (-)
Pusing (-)
Gangguan bicara
(disarti)
(-)
EKSTREMITAS
Bengkak (-)
Nyeri sendi (-)
Woman washer hands (-)
Deformitas (-)
Sianosis (-)
Turgor (-)
RIWAYAT HIDUP
RIWAYAT KELAHIRAN
Tempat lahir : ( ) Di rumah (√ ) Rumah bersalin
Ditolong Oleh
:
(√ ) Dokter ( ) Bidan ( ) Dukun ( ) Dan lain – lain
RIWAYAT IMUNISASI (pasien tidak ingat)
(√) Hepatitis (√) BCG (√ ) Campak (√) DPT (√) Polio (√) Tetanus
RIWAYAT MAKANAN
Frekwensi/hari Teratur
Jumlah/hari Sehari 2 kali
Variasi /hari Variatif
Nafsu makan Terkadang tidak nafsu makan
PENDIDIKAN
SD SLTP SLTA Sekolah kejuruan
Akademik Universitas (√ ) Kursus Tidak sekolah
RIWAYAT KEHIDUPAN
KESULITAN
Keuangan Menegah kebawah
Pekerjaan Tidak bekerja
Keluarga Hubungan dengan keluarga baik
Lain – lain Tidak ada
PEMERIKSAAN JASMANI
Kesadaran Compos mentis
GCS 15
Keadaan umum Tampak sakit ringan
TANDAVITAL
Tekanan darah 160/100 mmHg
Nadi 80 x/menit
Nafas 20 x/ menit
Suhu 36,5
BB 50 kg
TB 150 cm
BBI
IMT
PEMERIKSAAN JASMANI
KULIT
Warna Kuning langsat
Jaringan parut Tidak ada
Pertumbuhan rambut Merata
Suhu raba Normal
Keringat Umum Tidak ada
Keringat setempat Tidak ada
Lapisan lemak Merata
Effloresensi Tidak ada
Pigmentasi Tidak ada
Pembuluh darah Tidak terlihat
Lembab / kering Lembab
Turgor Normal
Ikterus Tidak ada
Edema Tidak ada
Lain – lain
KELENJAR GETAH BENING
Submandibula Tidak teraba membesar
Supraklavikula Tidak teraba membesar
Lipat paha Tidak teraba membesar
Leher Tidak teraba membesar
Ketiak Tidak teraba membesar
KEPALA
Ekspresi wajah Biasa
Rambut Tidak mudah dicabut
Simetris muka Simetris
PEMERIKSAAN JASMANI
MATA
Eksoftalmus Tidak ada
Enphothamus Tidak ada
Kelopak Lagoftalmus tidak ada
Lensa Keruh / jernih
Konjungtiva Tidak anemis
Visus baik
Sklera SI -/-
Gerakan bola mata baik
Lapangan penglihatan Luas
Tekanan bola mata Tidak ada/tidak ada
Deviatio konjugasi Tidak ada
Nistagmus Tidak ada
PEMERIKSAAN JASMANI
TELINGA
Tuli Tidak ada/ tidak ada
Lubang Lapang / Lapang
Serumen Tidak ada / tidak ada
Cairan Tidak ada / tidak ada
Selaput pendengaran Intake /
Lapangan pandang Tidak ada
Penyumbatan Tidak ada
Perdarahan Tidak ada
HIDUNG
Bagian luar Tidak ada kelainan
Septum Tidak ada deviasi
Sekret Tidak ada
Deformitas Tidak ada
Selaput lendir Tidak ada kelainan
Penyumbatan Tidak ada
Perdarahan Tidak ada
PEMERIKSAAN JASMANI
MULUT
Bibir Tidak dinilai
Langit – langit Tidak dinilai
Gigi geligi Tidak dinilai
Faring Tidak dinilai
Lidah Tidak dinilai
Tonsil Tidak dinilai
Bau pernapasan Tidak dinilai
Trismus Tidak dinilai
Selaput lendir Tidak dinilai
LEHER
Kelenjar gondok Tidak membesar
Kaku kuduk Tidak ada
Tumor Tidak ada
Trakea Di tengah
Vena jugularis 5 - 2 H2O
Lain – lain -
PEMERIKSAAN JASMANI
PARU
Inspeksi Pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri, bentuk dada barel
chest.
Aukultasi BND vesikuler lemah , fremitus suara lemah, ronki +/+, wheezing -/-
Palpasi Vocal fremitus + kanan = kiri
Perkusi Hipersonor kanan = kiri . Batas paru hati garis , midclavicula ics 6. batas
paru lambung ics 5 garis axila anterior
PEMERIKSAAN JASMANI
JANTUNG
Inspeksi Iktus kordis ICS 5 di garis midclavicula sinistra
Palpasi Iktus kordis teraba ICS 5 di garis midclavicula sinistra
Perksusi Batas jantung kanan digaris sternalis dextra, batas jantung kiri ICS 5 garis
midclavicula sinistra Kesan: jantung tidak membesar
Auskultasi Bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
PEMERIKSAAN JASMANI
PERUT
Inspeksi Tampak datar
Auskultasi Bising usus normal 3 kali/ menit
Perkusi Bising usus normal 3 kali/ menit
Palpasi Dinding Perut Supel nyeri tekan +
Hati Tidak teraba
Limpa Tidak membesar
Ginjal
Lain - lain
PEMERIKSAAN JASMANI
PEMBULUH DARAH
ArteriTemporalis Teraba
Arteri Karotis Teraba
Arteri Brakhialis Teraba
Arteri Radialis Teraba
Arteri Femoralis Arteri Poplitea Teraba
ArteriTibialis Posterior Teraba
Arteri tibialis anterior Teraba
Arteri Dorsalis Pedis Teraba
PEMERIKSAAN JASMANI
ANGGOTA GERAK
Lengan Kanan Kiri
Otot Tonus Normotonus Normotonus
Inflamasi - -
Kekuatan 5555 5555
Sendi Gerakan
ANGGOTA GERAK
Tungkai Kanan Kiri
Otot Tonus Normotonus Normotonus
Inflamasi - -
Kekuatan 5555 5555
Sendi Gerakan
PEMERIKSAAN JASMANI
TUNGKAI DAN KAKI
Luka Tidak ada
Varises Tidak ada
Otot Baik
Sendi Baik
Gerakan Baik
Kekuatan Baik
Edema baik
Lain - lain
Refleks Kanan Kiri
Refleksi Tendon + +
Bisep + +
Trisep + +
Patela + +
Achiles + +
Refleks Patologis - -
DIAGNOSA BANDING
 Penyakit paru obstruktif kronis
 Asma
 Gagal jantung kanan
LABORATORIUM RUTIN Tanggal 12 juni 2013
Jenis Pemeriksaan Hasil Jenis Pemeriksaan hasil
URINE MIKROKOPIS URINE
URINE ANALISYS Lekosit (0 – 5) 25 – 30
Warna (kuning) Kuning Eritrosit (0 – 3) 1 – 2
Kejernihan (jernih) Keruh Silinder 0
pH (4,5 – 8,0) 6,00 Sel epitel (5 – 15) 3 – 4
Berat jenis (1,005 – 1,025) 1,025 Bakteri (negatif) p0sitif
Protein (negatif) negatif Kristal (negatif) negatif
Reduksi (negatif) Positif 1 Jamur (negatif) negatif
Billirubin (negatif) negatif Trichomonas (negatif) negatif
Urobilinogen (<0,2) 0,2
Keton (negatif) negatif
Blood (negatif) Trace
Lekosit (negatif) Negatif
Nitrit (negatif) Negatif
LABORATORIUM RUTIN Tanggal 11 juni 2013
Jenis Pemeriksaan Hasil
KIMIA KLINIK
FUNGSI JANTUNG
CPK <190 U/L 70
CK MB <24 U/L 22,80
TroponinT Negatif < 50 ng/L
•Positif 1 50 – 100 kemungkinan miocard
infark
•Positif 2 : 100- 2000 ng/L kemungkinan
myocard infark
•Positif 3 > 2000 ng/L kemungkinan Myocard
infark
< 50
LABORA
TORIUM
RUTIN
12
JUNI
2013
Jenis Pemeriksaan Hasil Jenis Pemeriksaan hasil
DARAH LENGKAP KIMIA KLINIK
Hemoglobin (12-16 gr/dl) 15,30
Eritrosit (4,2-5,4 jt) 5,28
Leukosit (5000-10000/mm3) 8,92
HITUNG JENIS
Basofil (0-1%) 0 FUNGSI HATI
Eosinofil (2 – 4 %) 4 SGOT (<37) 19
Batang (3 – 5 %) 0 SGPT (<41) 11
Segmen (50 – 70 %) 73 FUNGSIGINJAL
Limfosit (25 – 40 %) 18 BUN (6 – 20 mg/dl) 7,56
Monosit (2 – 8 %) 5 Kreatinin (0,70 – 1,36 mg/dl) 0,63
Hematokrit (40 – 52 %) 45,5
MCV-MCH-MCHC ELEKTROLIT
MCV (80 – 100 fl) 86,2 Natrium (Na) (135 – 145) 139,2
MCH (26 – 34 pg) 29,0 Kalium (K) (3.5 – 5.0) 3,79
MCHC (32 – 36%) 33,6 Klorida (Cl) (97 – 110) 98,6
Trombosit (150 – 400) 352,0
Laju endap darah ( <15 mm/jam) 57
RINGKASAN
 Pasien nyeri pada dada kanan 3 hari SMRS,
sesak napas (+) batuk (+), demam (-),
 PJ : TD : 160/100
Nadi :
RR : 20 x/m
S : 36,5
dada barel chest, rhonki +/+
DIAGNOSA
Penyakit Paru Obtruktif Kronik
PENATALAKSANAAN
O2 2 LPM
Azytromycin 1 x 500 mg
Levofloxocin 1 x 500 mg
Nebu : ( c : NaCl pulmicont : Bisolvon ) 5 x 1 hari
Spiriva 1 x 1
Symbifort 1 x 1
PENCEGAHAN
 Mengehentikan kebiasaan merokok
 Mengkonsumsi makanan yang bergizi
 Rajin berolahraga
 Survei th 2001 : Di US, kira-kira 12.1 jt pasien
menderita PPOK, 9 juta menderita bronkitis
kronis, dan sisanya menderita emphysema, atau
kombinasi keduanya.
 The Asia Pacific CPOD Roundtable Group
memperkirakan, jumlah Penderita PPOK sedang
hingga berat di negara - negara Asia Pasifik
mencapai 56, 6 juta penderita dengan angka
prevalensi 6,3 persen (Kompas, 2006).
 Angka prevalensi bagi masing-masing negara
berkisar 3,5-6,7%, antaralain China dengan
angka kasus mencapai 38,160 juta jiwa,
Jepang(5,014 jutaorang), danVietnam (2,068
penderita).
 Sementara itu, diIndonesia diperkirakan
terdapat 4,8 juta Penderita dengan prevalensi
5,6 persen.
 Kejadian meningkat dengan makin banyaknya
jumlah perokok (90% penderita COPD adalah
smoker ataue x- smoker)
Epidemiologi
DEFENISI
Penyakit obstruksi saluran nafas kronis dan
progresif yang dikarakterisir oleh adanya
keterbatasan aliran udarayang bersifat
irreversibel, yang disebabkan oleh bronkitis
kronis, emphysema atau keduanya.
BRONKITIS KRONIS
Bronkitis kronik adalah
keadaan pengeluaran mukus
secara. Berlebihan ke batang
bronchial secara kronik atau
berulang dengan disertai
batuk, yang terjadi hampir
setiap hari selama sekurangnya
tiga bulan dalam 1 tahun
selama 2 tahun berturut turut.
DEFENISI LANJUTAN
EMPHYSEMA
Kelainan paru-paru yang
ditandai dengan
pembesaran jalan nafas
yang sifatnya permanen
mulai dari terminal bronchial
sampai bagian distal (alveoli
: saluran, kantong udara dan
dinding alveoli)
ETIOLOGI BRONKITIS
Faktor lingkungan :
 Merokok
 Pekerjaan
 Polusi udara
 Infeksi
Faktor host :
usia
- jenis kelamin
- penyakit paru yang sudah
ada
Hambatan mucociliary
clearance
Iritasi bronchiole
Hiperplasia, hipertrofi
dan proliferasi kelenjar mukus
Hiperplasia, hipertrofi
dan proliferasi kelenjar mukus
Hipersekresi mukus
OBSTRUKSI
ASAP ROKOK, POLUTAN
Resiko infeksi berulang
PATOGENESIS BRONKITIS KRONIS
Etiologi Emphysema
 Smoking
 Polusi udara
 Defisiensi α1
antitripsin (faktor
genetik)
PATOGENESIS EMPHYSEMA
LUNG INFLAMATION
if alpha antitrypsin low
makrofag,
neutrofil
FIG. 1. Inflammatory mechanisms in COPD. Cigarette smoke (and other irritants) activate macrophages
in the respiratory tract that release neutrophil chemotactic factors, including IL-8 and LTB4. These cells
then release proteases that break down connective tissue in the lung parenchyma, resulting in
emphysema, and also stimulate mucus hypersecretion. These enzymes are normally counteracted by
protease inhibitors, including 1-antitrypsin, SLPI, and TIMP. Cytotoxic T cells (CD8) may also be recruited
and may be involved in alveolar wall destruction. Fibroblasts may be activated by growth factors releases
from macrophages and epithelial cells. CTG, connective tissue growth factor; COB, chronic obstructive
bronchiolitis.
What happened with smoking ?
Penelitian telah menunjukkan bahwa merokok dalam
jangka panjang dapat menyebabkan aneka efek, a.l. :
• Mengganggu pergerakan rambut getar epitel saluran
nafas (respiratory epithelial cilliary)
• Menghambat fungsi alveolar macrophages,
Menyebabkan hypertrophy dan hyperplasia kelenjar
penghasil mukus;
• Juga menghambat anti proteases dan menyebabkan
leukosit melepaskan enzim proteolitik secara akut
• Merusak elastin, suatu protein yang membangun
kantong alveolar
Gambaran klinik serangan akut PPOK
Gejala: Pemeriksaan
 Peningkatan volume
sputum
 Sesak nafas yang progresif
 Dada terasa sesak (chest
tightness)
 Sputum yang purulen
 Meningkatnya kebutuhan
bronkodilator
 Lemah, lesu, Mudah lelah
 Demam
 Mengi (wheezing)
PULMONARY FUNCTION TEST
GAS DARAH ARTERI
LABORATORY TEST
CHEST X-RAY
Derajat keparahan PPOK
Tingkat Nilai FEV1 dan gejala
0 berisiko Memiliki satu atau lebih gejala batuk kronis, produksi sputum, dan
dispnea. Ada paparan terhadap faktor resiko (rokok, polusi), spirometri
normal
I ringan FEV1/FVC < 70%, FEV1 ≥ 80%, dan umumnya, tapi tidak selalu, ada gejala
batuk kronis dan produksi sputum. Pada tahap ini, pasien biasanya
bahkan belum merasa bahwa paru parunya bermasalah
II sedang FEV1/FVC < 70%; 50% < FEV1 < 80%, gejala biasanya mulai
progresif/memburuk, dengan nafas pendek - pendek.
III berat FEV1/FVC < 70%; 30% < FEV1 < 50%. Terjadi eksaserbasi berulang yang
mulai mempengaruhi kualitas hidup pasien. Pada tahap ini pasien mulai
mencari pengobatan karena mulai dirasakan sesak nafas atau serangan
penyakit.
IV Sangat
berat
FEV1/FVC < 70%; FEV1 < 30% atau < 50% plus kegagalan respirasi kronis.
Pasien bisa digolongkan masuk tahap IV jika walaupun FEV1 > 30%, tapi
pasien mengalami kegagalan pernafasan atau gagal jantung kanan/cor
pulmonale. Pada tahap ini, kualitas hidup sangat terganggu dan serangan
mungkin mengancam jiwa.
Normally, the left side of the heart produces a higher level of blood pressure in order to
pump blood to the body; the right side pumps blood through the lungs under much
lower pressure. Any condition that leads to prolonged high blood pressure in the
arteries or veins of the lungs (called pulmonary hypertension) will be poorly tolerated
by the right ventricle of the heart. When this right ventricle fails or is unable to properly
pump against these abnormally high pressures, this is called cor pulmonale.
Prognosis
 Indikator : umur dan keparahan
 Jika ada hipoksia dan corpulmonale
prognosis → jelek
 Dyspnea, obstruksi berat saluran nafas, FEV1
< 0.75 L (20%) → angka kematian meningkat,
50%
 Pasien berisiko meninggal dalam waktu 5
tahun
Tujuan Terapi
 Memperbaiki keadaan obstruksi saluran nafas
 Mencegah dan mengatasi eksaserbasi akut
 Menurunkan progresivitas penyakit
 Meningkatkan keadaan fisik dan psikis
 Menurunkan jumlah hari tidak masuk kerja
 Menurunkan lama tinggal di RS
 Menurunkan angka kematian
TATA LAKSANA
TERAPI
Menghentikan kebiasaan merokok
Rehabilitasi paru-paru secara
Komprehensif dengan OR dan latihan
pernafasan
Perbaikan nutrisi
NON FARMAKOLOGIK
Tidak ada obat yang dapat menunda
memburuknya fungsi paru jika pasien
tetap merokok
TATA LAKSANA TERAPI
 Antikolinergik inhalasi → first line therapy, dosis harus cukup
tinggi: 2 puff 4 – 6x/day; jika sulit, gunakan nebulizer 0.5 mg
setiap 4 - 6 jam prn, exp: ipratropiumor oxytropium bromide
 Simpatomimetik → second line therapy : terbutalin,
salbutamol
 Kombinasi antikolinergik dan simpatomimetik → untuk
meningkatkan efektifitas
 Metilksantin → banyak ADR, dipakai jika yang lain tidak
mempan
 Mukolitik → membantu pengenceran dahak, namuntidak
memperbaik ialiran udara → masih kontroversi, apakah
bermanfaat secara klinis atau tidak
FARMAKOLOGI
lanjutan
 Kortikosteroid → benefit is very limited, laporan tentang
efektivitasnya masih bervariasi, kecuali jika pasien juga
memiliki riwayat asma
 Oksigen → untuk pasien hipoksemia, cor pulmonale.
Digunakan jika baseline PaO2 turun sampai < 55 mmHg
 Antibiotik digunakan bila ada tanda infeksi, bukan untuk
maintenance therapy
 Vaksinasi → direkomendasikan untuk high-risk patients:
vaksin pneumococcus (tiap 5 - 10 th) dan vaksin influenza (tiap
tahun)
 α1-proteinase inhibitor → utk pasien yang defisiensi α1-
antitripsin / digunakan per minggu, masih mahal → contoh :
Prolastin
Table 8 :Terapy at each stage of COPD
Old 0 : At risk I : Mild II : moderate III : Severe
IIA IIB
New 0 : at risk I : Mild II Moderate III : Severe IV : very Severe
Characteristic •Chronic
Symptoms
•Exposure to
risk factor
•Normal
spirometry
•FEV1/FVC <
70%
•FEV1 ≥ 80%
•with or without
symptoms
•FEV1/FVC <
70%
•50% ≤ FEV1 <
80%
•with or without
symptoms
•FEV1/FVC <
70%
•30% ≤ FEV1 <
50 %
•with or without
symptoms
•FEV1/FVC < 70%
•FEV 1<30% or FEV<
50% predicted plus
chronic respiratory
failure
Avoidance of risk factor (s): influensa vaccination
Add short acting bronchodilator when needed
Add reguler treatment with one or more long acting
bronchodilator s
Add rehabilitation
Add inhaled glucocorticisteroid if
repeated exacerbations
Add long term
oxygen if chronic
respiratory failure
consider surical
treatment
Algoritma terapi berdasarkan keparahan PPOK
Tahap terapi pada PPOK yang stabil
 Tahap 1 : Ipratropium bromida (MDI) atau nebulizer, 2-6
puff 4 x sehari, tunjukkan cara penggunaan yang tepat,
advis pasien ttg pentingnya penggunaan teratur dan efek
samping yg mungkin timbul (mulut kering & rasa pahit),
jika hasil trial : perbaikan FEV1 < 20% → step 2
 Tahap 2 : Tambahkan β-agonis MDI atau nebulizer,
tunjukkan cara penggunaan yang tepat, advis pasien ttg
pentingnya penggunaan teratur dan efek samping yg
mungkin timbul (takikardi, tremor) → jika tidak ada
perkembangan: hentikan β-agonis, jika ada perbaikan
tapikecil → step 3
 Tahap 3 : Tambah teofilin, mulai dari 400 mg/hari dlm
bentuk sustained released, sesuaikan dosis setiap interval
3 hari untuk menjaga serum level antara 10-15 μg/ml,
pantau ESO takikardi, tremor, nervous, efek GI; jika tidak
ada perbaikan Hentikan teofilin dan → go to step 4
 Tahap 4: Coba dengan kortikosteroid: prednison 30 - 40
mg/hari selama 2 - 4 minggu, cek dengan spirometer
(perbaikan ≥ 20%), Titrasidosis ke dosis efek tifter kecil (
< 10 μg sehari), pertimbangkan penggunaan
kortikosteroid inhalasi → jika pasien tidak berespon baik
→ kembali ke steroid oral
Terapi antibiotika
Berdasarkan evidence terbaru yang tersedia,
antibiotika harus diberikan pada pasien-pasien
PPOK yang :
 Pasien dengan eksaserbasi akut dengan 3 tan da
utama yaitu: increased dyspnea, increased sputum
volume, increased sputum purulence (Evidence B),
atau
 Pasien dengan eksaserbasi akut dengan 2 tanda
utama, jika peningkatan purulensi sputum
merupakan salah satunya (EvidenceC)
 Pasien dengan eksaserbasi parah yang
membutuhkan ventilasi mekanik, baik invasif
maupun non-infvasif (Evidence B)
Terapi antibiotika yang direkomendasikan untuk
eksaserbasi akut PPOK
Karakteristik pasien Patogen penyebab yang
mungkin
Terapi yang direkomendasikan
•Eksaserbasi tanpa
komplikasi
• < 4 x eksaserbasi setahun
•tidak ada penyakit penyerta
•FEV1 > 50%
S. pneumoniae, H. influenzae,
H. parainfluenzae,dan M.
catarrhalis umumnya tidak
resisten
•makrolid (azitromisin,
klaritromisin)
•sefalosporin generasi 2 atau 3
•doksisiklin
•Eksaserbasi kompleks
•umur> 65 th,
•> 4 eksaserbasi pertahun
•FEV1 < 50% tapi > 35 %
Seperti di atas, ditambah H.
influenza dan M. Catarrhali sp
enghasil beta-laktamase
•Amoksisilin/klavulanat
•Fluorokuinolon (levofloksasin,
gatiflokasin, moksifloksasin
•Eksaserbasi kompleks
dengan risiko P. aeruginosa
Seperti di atas, ditambah P.
aeruginosa
•Fluorokuinolon (levofloksasin,
gatiflokasin, moksifloksasin)
•TerapiI.V. Jika diperlukan:
sefalosporin generasi 3 atau 4
Key points
 PPOK adalah penyakit yang sebenarnya secara potensial
dapat dicegah → stop smoking
 Sekali PPOK terjadi → penderita akan memerlukan
terapi yang kompleks → yang efikasinya masih
diperdebatkan para ahli
 Penyakit ini bersifat progresif dan ireversibel → berbiaya
besar baik baik personal maupun masyarakat
PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS

More Related Content

What's hot

SINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKSINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKPhil Adit R
 
206432773 case-varicella-kulkel-1
206432773 case-varicella-kulkel-1206432773 case-varicella-kulkel-1
206432773 case-varicella-kulkel-1homeworkping7
 
Presentasi Kasus - Campak / Morbili
Presentasi Kasus - Campak / MorbiliPresentasi Kasus - Campak / Morbili
Presentasi Kasus - Campak / MorbiliAris Rahmanda
 
ppt ht krisis PKB 2020 -final-edit.pptx
ppt ht krisis PKB 2020 -final-edit.pptxppt ht krisis PKB 2020 -final-edit.pptx
ppt ht krisis PKB 2020 -final-edit.pptxHafdziMaulana1
 
Materi ii gejala klinis gizi buruk
Materi ii gejala klinis gizi burukMateri ii gejala klinis gizi buruk
Materi ii gejala klinis gizi burukJoni Iswanto
 
Stroke case Philjeuwbens
Stroke case Philjeuwbens Stroke case Philjeuwbens
Stroke case Philjeuwbens Phil Adit R
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHKharima SD
 
Patofisiologi dhf
Patofisiologi dhfPatofisiologi dhf
Patofisiologi dhfDwi Andini
 
Prurigo hebra
Prurigo hebraPrurigo hebra
Prurigo hebraKindal
 
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI Suharti Wairagya
 
Stroke 2003-151219052420
Stroke 2003-151219052420Stroke 2003-151219052420
Stroke 2003-151219052420yuli anggraeni
 

What's hot (20)

SINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKSINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIK
 
Ppt campak
Ppt campakPpt campak
Ppt campak
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
206432773 case-varicella-kulkel-1
206432773 case-varicella-kulkel-1206432773 case-varicella-kulkel-1
206432773 case-varicella-kulkel-1
 
Presentasi Kasus - Campak / Morbili
Presentasi Kasus - Campak / MorbiliPresentasi Kasus - Campak / Morbili
Presentasi Kasus - Campak / Morbili
 
ppt ht krisis PKB 2020 -final-edit.pptx
ppt ht krisis PKB 2020 -final-edit.pptxppt ht krisis PKB 2020 -final-edit.pptx
ppt ht krisis PKB 2020 -final-edit.pptx
 
Resusitasi cairan
Resusitasi cairanResusitasi cairan
Resusitasi cairan
 
Prurigo nodularis
Prurigo nodularisPrurigo nodularis
Prurigo nodularis
 
Demam tifoid anak
Demam tifoid anakDemam tifoid anak
Demam tifoid anak
 
Materi ii gejala klinis gizi buruk
Materi ii gejala klinis gizi burukMateri ii gejala klinis gizi buruk
Materi ii gejala klinis gizi buruk
 
Stroke case Philjeuwbens
Stroke case Philjeuwbens Stroke case Philjeuwbens
Stroke case Philjeuwbens
 
Bronkopneumonia
BronkopneumoniaBronkopneumonia
Bronkopneumonia
 
Syok pada anak
Syok pada anak Syok pada anak
Syok pada anak
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPH
 
Patofisiologi dhf
Patofisiologi dhfPatofisiologi dhf
Patofisiologi dhf
 
Prurigo hebra
Prurigo hebraPrurigo hebra
Prurigo hebra
 
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
 
Bronko pneumonia
Bronko pneumoniaBronko pneumonia
Bronko pneumonia
 
Laporan kasus gastritis
Laporan kasus gastritisLaporan kasus gastritis
Laporan kasus gastritis
 
Stroke 2003-151219052420
Stroke 2003-151219052420Stroke 2003-151219052420
Stroke 2003-151219052420
 

Similar to PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS

236597716 case-besar-chf-finish
236597716 case-besar-chf-finish236597716 case-besar-chf-finish
236597716 case-besar-chf-finishhomeworkping3
 
Status pasien ipd
Status pasien ipdStatus pasien ipd
Status pasien ipdviadolor
 
vdokumen.com_case-report-558464ad79559.pptx
vdokumen.com_case-report-558464ad79559.pptxvdokumen.com_case-report-558464ad79559.pptx
vdokumen.com_case-report-558464ad79559.pptxRioPutraPamungkas
 
lapkas pendamping 2.docx
lapkas pendamping 2.docxlapkas pendamping 2.docx
lapkas pendamping 2.docxLucianaThio
 
Case Thyroid Heart Disease
Case Thyroid Heart DiseaseCase Thyroid Heart Disease
Case Thyroid Heart DiseaseDondy Juliansyah
 
Dokumen tips laporan_kasus_ckd_562babf2d
Dokumen tips laporan_kasus_ckd_562babf2dDokumen tips laporan_kasus_ckd_562babf2d
Dokumen tips laporan_kasus_ckd_562babf2dnajmiatulislami
 
LAPKAS 1_Sepsis.pptx
LAPKAS 1_Sepsis.pptxLAPKAS 1_Sepsis.pptx
LAPKAS 1_Sepsis.pptxMichaelJosia2
 
POMR Minggu Pagi edit 1.pptx
POMR Minggu Pagi edit 1.pptxPOMR Minggu Pagi edit 1.pptx
POMR Minggu Pagi edit 1.pptxSyahrulAdzim
 
Presentasi kasus congestive heart failure
Presentasi kasus congestive heart failurePresentasi kasus congestive heart failure
Presentasi kasus congestive heart failureLetta Samudra
 
manajemen kasus tetanus.pdf
manajemen kasus tetanus.pdfmanajemen kasus tetanus.pdf
manajemen kasus tetanus.pdfanonym45
 
Parade Ameloblastoma
Parade AmeloblastomaParade Ameloblastoma
Parade AmeloblastomaBahar Maresho
 
Presentasi tanpa judul,,, ,,lmll9u9un.pptx
Presentasi tanpa judul,,, ,,lmll9u9un.pptxPresentasi tanpa judul,,, ,,lmll9u9un.pptx
Presentasi tanpa judul,,, ,,lmll9u9un.pptxShodiqulAmin2
 

Similar to PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS (20)

TB Case
TB CaseTB Case
TB Case
 
Abses hati
Abses hatiAbses hati
Abses hati
 
236597716 case-besar-chf-finish
236597716 case-besar-chf-finish236597716 case-besar-chf-finish
236597716 case-besar-chf-finish
 
Status pasien ipd
Status pasien ipdStatus pasien ipd
Status pasien ipd
 
vdokumen.com_case-report-558464ad79559.pptx
vdokumen.com_case-report-558464ad79559.pptxvdokumen.com_case-report-558464ad79559.pptx
vdokumen.com_case-report-558464ad79559.pptx
 
lapkas pendamping 2.docx
lapkas pendamping 2.docxlapkas pendamping 2.docx
lapkas pendamping 2.docx
 
Case Thyroid Heart Disease
Case Thyroid Heart DiseaseCase Thyroid Heart Disease
Case Thyroid Heart Disease
 
osler
oslerosler
osler
 
Dokumen tips laporan_kasus_ckd_562babf2d
Dokumen tips laporan_kasus_ckd_562babf2dDokumen tips laporan_kasus_ckd_562babf2d
Dokumen tips laporan_kasus_ckd_562babf2d
 
LAPKAS 1_Sepsis.pptx
LAPKAS 1_Sepsis.pptxLAPKAS 1_Sepsis.pptx
LAPKAS 1_Sepsis.pptx
 
Giovanni status bedah
Giovanni   status bedahGiovanni   status bedah
Giovanni status bedah
 
dd
dddd
dd
 
POMR Minggu Pagi edit 1.pptx
POMR Minggu Pagi edit 1.pptxPOMR Minggu Pagi edit 1.pptx
POMR Minggu Pagi edit 1.pptx
 
Presentasi kasus congestive heart failure
Presentasi kasus congestive heart failurePresentasi kasus congestive heart failure
Presentasi kasus congestive heart failure
 
LAPSUS SH RISDA.pptx
LAPSUS SH RISDA.pptxLAPSUS SH RISDA.pptx
LAPSUS SH RISDA.pptx
 
manajemen kasus tetanus.pdf
manajemen kasus tetanus.pdfmanajemen kasus tetanus.pdf
manajemen kasus tetanus.pdf
 
Parade Ameloblastoma
Parade AmeloblastomaParade Ameloblastoma
Parade Ameloblastoma
 
Belajar i.pptx
 Belajar i.pptx Belajar i.pptx
Belajar i.pptx
 
Ppt bronkopneumonia
Ppt bronkopneumoniaPpt bronkopneumonia
Ppt bronkopneumonia
 
Presentasi tanpa judul,,, ,,lmll9u9un.pptx
Presentasi tanpa judul,,, ,,lmll9u9un.pptxPresentasi tanpa judul,,, ,,lmll9u9un.pptx
Presentasi tanpa judul,,, ,,lmll9u9un.pptx
 

More from Phil Adit R

Format Fee Klinik Umum Wera Medika (in tabel)
Format Fee Klinik Umum Wera Medika (in tabel)Format Fee Klinik Umum Wera Medika (in tabel)
Format Fee Klinik Umum Wera Medika (in tabel)Phil Adit R
 
Fee Jaga Dokter In Tabel
Fee Jaga Dokter In TabelFee Jaga Dokter In Tabel
Fee Jaga Dokter In TabelPhil Adit R
 
This is my honor for few days work as doctor in 2015
This is my honor for few days work as doctor in 2015This is my honor for few days work as doctor in 2015
This is my honor for few days work as doctor in 2015Phil Adit R
 
Working And Learning As Physichian
Working And Learning As PhysichianWorking And Learning As Physichian
Working And Learning As PhysichianPhil Adit R
 
Klinik umum wera medika
Klinik umum wera medikaKlinik umum wera medika
Klinik umum wera medikaPhil Adit R
 
Tuberculosis Pada Ginjal
Tuberculosis Pada GinjalTuberculosis Pada Ginjal
Tuberculosis Pada GinjalPhil Adit R
 
Apendisitis Akut Pada Kehamilan
Apendisitis Akut Pada KehamilanApendisitis Akut Pada Kehamilan
Apendisitis Akut Pada KehamilanPhil Adit R
 
Sindrom Guillain Bare
Sindrom Guillain BareSindrom Guillain Bare
Sindrom Guillain BarePhil Adit R
 
Laporan Team advance PKM Kepulauan Riau
Laporan Team advance PKM Kepulauan RiauLaporan Team advance PKM Kepulauan Riau
Laporan Team advance PKM Kepulauan RiauPhil Adit R
 
Laporan Operasi Bedah Orthopedi RSU FK UKI
Laporan Operasi Bedah Orthopedi RSU FK UKILaporan Operasi Bedah Orthopedi RSU FK UKI
Laporan Operasi Bedah Orthopedi RSU FK UKIPhil Adit R
 
Laporan Operasi RSU FK UKI
Laporan Operasi RSU FK UKILaporan Operasi RSU FK UKI
Laporan Operasi RSU FK UKIPhil Adit R
 
Visum et Repertum Luka Tembak RSUP Dr Kariadi Semarang
Visum et Repertum Luka Tembak RSUP Dr Kariadi SemarangVisum et Repertum Luka Tembak RSUP Dr Kariadi Semarang
Visum et Repertum Luka Tembak RSUP Dr Kariadi SemarangPhil Adit R
 
Visum Gantung Diri
Visum Gantung DiriVisum Gantung Diri
Visum Gantung DiriPhil Adit R
 
CONFRENCE BEDAH UMUM 9 NOVEMER 2012
CONFRENCE BEDAH UMUM 9 NOVEMER 2012CONFRENCE BEDAH UMUM 9 NOVEMER 2012
CONFRENCE BEDAH UMUM 9 NOVEMER 2012Phil Adit R
 
CONFRENCE ORTHOPEDI 9 NOVEMER 2012
CONFRENCE ORTHOPEDI 9 NOVEMER 2012CONFRENCE ORTHOPEDI 9 NOVEMER 2012
CONFRENCE ORTHOPEDI 9 NOVEMER 2012Phil Adit R
 
Anaphylaxis Pediatric
Anaphylaxis PediatricAnaphylaxis Pediatric
Anaphylaxis PediatricPhil Adit R
 
PEDIATRIC ANAPHYLAXIS
PEDIATRIC ANAPHYLAXISPEDIATRIC ANAPHYLAXIS
PEDIATRIC ANAPHYLAXISPhil Adit R
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akutPhil Adit R
 

More from Phil Adit R (20)

Format Fee Klinik Umum Wera Medika (in tabel)
Format Fee Klinik Umum Wera Medika (in tabel)Format Fee Klinik Umum Wera Medika (in tabel)
Format Fee Klinik Umum Wera Medika (in tabel)
 
Fee Jaga Dokter In Tabel
Fee Jaga Dokter In TabelFee Jaga Dokter In Tabel
Fee Jaga Dokter In Tabel
 
This is my honor for few days work as doctor in 2015
This is my honor for few days work as doctor in 2015This is my honor for few days work as doctor in 2015
This is my honor for few days work as doctor in 2015
 
Working And Learning As Physichian
Working And Learning As PhysichianWorking And Learning As Physichian
Working And Learning As Physichian
 
Klinik umum wera medika
Klinik umum wera medikaKlinik umum wera medika
Klinik umum wera medika
 
Plasenta Previa
Plasenta PreviaPlasenta Previa
Plasenta Previa
 
Tuberculosis Pada Ginjal
Tuberculosis Pada GinjalTuberculosis Pada Ginjal
Tuberculosis Pada Ginjal
 
Apendisitis Akut Pada Kehamilan
Apendisitis Akut Pada KehamilanApendisitis Akut Pada Kehamilan
Apendisitis Akut Pada Kehamilan
 
Sindrom Guillain Bare
Sindrom Guillain BareSindrom Guillain Bare
Sindrom Guillain Bare
 
Laporan Team advance PKM Kepulauan Riau
Laporan Team advance PKM Kepulauan RiauLaporan Team advance PKM Kepulauan Riau
Laporan Team advance PKM Kepulauan Riau
 
Laporan Operasi Bedah Orthopedi RSU FK UKI
Laporan Operasi Bedah Orthopedi RSU FK UKILaporan Operasi Bedah Orthopedi RSU FK UKI
Laporan Operasi Bedah Orthopedi RSU FK UKI
 
Laporan Operasi RSU FK UKI
Laporan Operasi RSU FK UKILaporan Operasi RSU FK UKI
Laporan Operasi RSU FK UKI
 
Visum et Repertum Luka Tembak RSUP Dr Kariadi Semarang
Visum et Repertum Luka Tembak RSUP Dr Kariadi SemarangVisum et Repertum Luka Tembak RSUP Dr Kariadi Semarang
Visum et Repertum Luka Tembak RSUP Dr Kariadi Semarang
 
Visum Gantung Diri
Visum Gantung DiriVisum Gantung Diri
Visum Gantung Diri
 
CONFRENCE BEDAH UMUM 9 NOVEMER 2012
CONFRENCE BEDAH UMUM 9 NOVEMER 2012CONFRENCE BEDAH UMUM 9 NOVEMER 2012
CONFRENCE BEDAH UMUM 9 NOVEMER 2012
 
CONFRENCE ORTHOPEDI 9 NOVEMER 2012
CONFRENCE ORTHOPEDI 9 NOVEMER 2012CONFRENCE ORTHOPEDI 9 NOVEMER 2012
CONFRENCE ORTHOPEDI 9 NOVEMER 2012
 
Anaphylaxis Pediatric
Anaphylaxis PediatricAnaphylaxis Pediatric
Anaphylaxis Pediatric
 
PEDIATRIC ANAPHYLAXIS
PEDIATRIC ANAPHYLAXISPEDIATRIC ANAPHYLAXIS
PEDIATRIC ANAPHYLAXIS
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
Management Pain
Management PainManagement Pain
Management Pain
 

Recently uploaded

JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 

Recently uploaded (20)

JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 

PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS

  • 1. KEPANITERAAN PENYAKIT DALAM RS TEBET PERIODE 27 Mei – 20 Juli 2013 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA Case Report Co Assistant PHILJEUWBENS A RAHANTOKNAM 07 - 016
  • 2. STATUS PASIEN Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan No Rekam Medis RUMAH SAKIT TEBET JAKARTA 18 55 92
  • 4. IDENTITAS PASIEN PASIEN KETERANGAN Nama lengkap Tn Darsono Umur /Tanggal Lahir 70 tahun, 9 8 1942 Alamat Kampung gudang peluru blokT/473 RT/RW 008/03 kel. Kebon Baru . Kec tebet Jakarta Status perkawinan Sudah menikah Pekerjaan Tidak bekerja Jenis kelamin Laki – laiki Suku bangsa Jakarta Agama Islam Pendidikan -
  • 5. DATA PELAYANAN ANAMNESIS ( dilakukan secara autoanamnesis dengan pasien) Alasan kedatangan / keluhan Utama : Nyeri tertekan di dada sebelah kanan sejak 1 hari yang lalu. Keluhan Lain /Tambahan : Sesak napas, disertai batuk
  • 6. Riwayat Penyakit Sekarang 3 hari SMRS pasien mengeluh sesak napas, sesak bertambah ketika pasien melakukan aktifitas fisik seperti berjalan dan terkadang – kadang saat istirahat masih terasa sesak, pasien juga mengaku nyeri seperti tertekan di dada sebelah kanan, pasien mengeluh batuk sudah lama namun tidak kunjung sembuh padahal sudah diobati, batuk kadang disertai dahak, terkadang tidak ada dahak, deman tidak ada, mual muntah tidak ada.
  • 7. Sesak napas ketika melakukan aktifitas, batuk kadang berdahak kadang tidak. Nyeri pada dada kanan 3 hari yang lalu 1 hari SMRS TIME LINE
  • 8. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU  10 tahun yang lalu pernah terkena stroke  10 tahun yang lalu mulai mengalami sesak napas namun pasien masih bisa melakukan aktifitas  Setahun terakhir sesak napas yang diderita semakin parah sehingga mengganggu aktifitas pasien.
  • 9. Cacar - Malaria - Batu ginjal - Cacar air - Disentri - Burut (hernia) - Difteri - Hepatitis - Penyakit Prostat - Batuk rejan - Tifus Abdominalis - Wasir - Campak - Skrofula - Diabetes - Influensa - Sifillis - Alergi - Tonsilitis - Gonore - Tumor - Khoeren - Hipertensi - Penyakit pembuluh - Demam rematik akut - UlkusVentrikuli - Perdarahan otak - Pneumonia - Ulkus Duodeni - Psikosis - Pleuritis - Gastritis - Neurosis - Tuberkulosis - Kecelakaan - PENYAKIT DAHULU
  • 10. Adakah kerabat yang menderita Penyakit Ya Tidak Hubungan Alergi √ Asma √ Tuberkulosis √ Artritis √ Rematisme √ Hipertensi √ Jantung √ Ginjal √ Lambung √ Diabetes √ Kanker √
  • 11. RIWAYAT KEHIDUPAN SOSIAL DAN LINGKUNGAN  Sejak berumur 23 tahun pasien adalah perokok berat. Bisa menghabiskan 2 bungkus rokok dalam sehari.  Pasien mengaku jarang mengkonsumsi alkohol  Lingkungan tempat tinggal pasien bersih  Pasien sudah lama tidak bekerja karena penyakit yang di derita
  • 12. ANAMNESIS SISTEM KEPALA Trauma (-) sinkop (-) Sakit kepala (-) Nyeri pada sinus (-) MATA Nyeri (-) Sekret (-) Kuning Ikterus (-) Radang (-) Gangguan penglihatan (-) Ketajaman penglihatan (-) TELINGA Nyeri (-) Sekret (-) Titinus (-) Gangguan Pendengaran (-) Kehilangan pendengaran (-) HIDUNG Trauma (-) Nyeri (-) Sekret (-) Epistaksis (-) Gejala penyumbatan (-) Gangguan penciuman (-) Pilek (-)
  • 13. MULUT Bibir (-) Gusi (-) Selaput (-) Lidah (-) Gangguan pengecap (-) stomatitis (-) TENGGOROKAN Nyeri tenggorokan (-) Perubahan suara (-) DADA : JANTUNG / PARU - PARU Nyeri dada (+) Serangan Asma (-) Ortopnoe (-) Sesak napas (+) Batuk darah (-) Batuk (+) ABDOMEN : LAMBUNG / USUS Rasa kembung (-) Mual (-) Muntah (-) Muntah darah (-) Sukar menelan (-) Nyeri perut, kolik (-) Perut membesar (-) Wasir (-) Mencret (-) Tinja darah (-) Tinja berwarna dempul (-) Tinja berwarana ter (-) Benjolan (-) LEHER Benjolan (-) Nyeri leher (-)
  • 14. SALURAN KEMIH/ ALAT KELAMIN Disuria (-) Stranguri (-) Poliuria (-) Polkisuria (-) Hematuria (-) Kencing batu (-) Ngompol (tidak disadari) (-) Kencing nanah (-) Kolik (-) Oligauria (-) Retensi urin (-) Kencing menetes (-) Penyakit prostat (-) HAID Haid terakhir (-) Teratur /tidak (-) Gangguan haid (-) Gejala klimaterium (-) Jumlah dan lamanya (-) Nyeri (-) Pasca menopause (-) Menarche (-) ANAMNESIS SISTEM
  • 15. ANAMNESIS SISTEM SARAF DAN OTOT Anastesi (-) Parastesi (-) Otot lemah (-) Tidak sadar (-) Kejang (-) Afasia (-) Amnesia (-) Sukar mengingat (-) Ataksia (-) Hipo /hiper-thesi (-) Pingsan (-) Kedutan (-) Pusing (-) Gangguan bicara (disarti) (-) EKSTREMITAS Bengkak (-) Nyeri sendi (-) Woman washer hands (-) Deformitas (-) Sianosis (-) Turgor (-)
  • 16. RIWAYAT HIDUP RIWAYAT KELAHIRAN Tempat lahir : ( ) Di rumah (√ ) Rumah bersalin Ditolong Oleh : (√ ) Dokter ( ) Bidan ( ) Dukun ( ) Dan lain – lain RIWAYAT IMUNISASI (pasien tidak ingat) (√) Hepatitis (√) BCG (√ ) Campak (√) DPT (√) Polio (√) Tetanus RIWAYAT MAKANAN Frekwensi/hari Teratur Jumlah/hari Sehari 2 kali Variasi /hari Variatif Nafsu makan Terkadang tidak nafsu makan PENDIDIKAN SD SLTP SLTA Sekolah kejuruan Akademik Universitas (√ ) Kursus Tidak sekolah
  • 17. RIWAYAT KEHIDUPAN KESULITAN Keuangan Menegah kebawah Pekerjaan Tidak bekerja Keluarga Hubungan dengan keluarga baik Lain – lain Tidak ada
  • 18. PEMERIKSAAN JASMANI Kesadaran Compos mentis GCS 15 Keadaan umum Tampak sakit ringan TANDAVITAL Tekanan darah 160/100 mmHg Nadi 80 x/menit Nafas 20 x/ menit Suhu 36,5 BB 50 kg TB 150 cm BBI IMT
  • 19. PEMERIKSAAN JASMANI KULIT Warna Kuning langsat Jaringan parut Tidak ada Pertumbuhan rambut Merata Suhu raba Normal Keringat Umum Tidak ada Keringat setempat Tidak ada Lapisan lemak Merata Effloresensi Tidak ada Pigmentasi Tidak ada Pembuluh darah Tidak terlihat Lembab / kering Lembab Turgor Normal Ikterus Tidak ada Edema Tidak ada Lain – lain KELENJAR GETAH BENING Submandibula Tidak teraba membesar Supraklavikula Tidak teraba membesar Lipat paha Tidak teraba membesar Leher Tidak teraba membesar Ketiak Tidak teraba membesar KEPALA Ekspresi wajah Biasa Rambut Tidak mudah dicabut Simetris muka Simetris
  • 20. PEMERIKSAAN JASMANI MATA Eksoftalmus Tidak ada Enphothamus Tidak ada Kelopak Lagoftalmus tidak ada Lensa Keruh / jernih Konjungtiva Tidak anemis Visus baik Sklera SI -/- Gerakan bola mata baik Lapangan penglihatan Luas Tekanan bola mata Tidak ada/tidak ada Deviatio konjugasi Tidak ada Nistagmus Tidak ada
  • 21. PEMERIKSAAN JASMANI TELINGA Tuli Tidak ada/ tidak ada Lubang Lapang / Lapang Serumen Tidak ada / tidak ada Cairan Tidak ada / tidak ada Selaput pendengaran Intake / Lapangan pandang Tidak ada Penyumbatan Tidak ada Perdarahan Tidak ada HIDUNG Bagian luar Tidak ada kelainan Septum Tidak ada deviasi Sekret Tidak ada Deformitas Tidak ada Selaput lendir Tidak ada kelainan Penyumbatan Tidak ada Perdarahan Tidak ada
  • 22. PEMERIKSAAN JASMANI MULUT Bibir Tidak dinilai Langit – langit Tidak dinilai Gigi geligi Tidak dinilai Faring Tidak dinilai Lidah Tidak dinilai Tonsil Tidak dinilai Bau pernapasan Tidak dinilai Trismus Tidak dinilai Selaput lendir Tidak dinilai LEHER Kelenjar gondok Tidak membesar Kaku kuduk Tidak ada Tumor Tidak ada Trakea Di tengah Vena jugularis 5 - 2 H2O Lain – lain -
  • 23. PEMERIKSAAN JASMANI PARU Inspeksi Pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri, bentuk dada barel chest. Aukultasi BND vesikuler lemah , fremitus suara lemah, ronki +/+, wheezing -/- Palpasi Vocal fremitus + kanan = kiri Perkusi Hipersonor kanan = kiri . Batas paru hati garis , midclavicula ics 6. batas paru lambung ics 5 garis axila anterior
  • 24. PEMERIKSAAN JASMANI JANTUNG Inspeksi Iktus kordis ICS 5 di garis midclavicula sinistra Palpasi Iktus kordis teraba ICS 5 di garis midclavicula sinistra Perksusi Batas jantung kanan digaris sternalis dextra, batas jantung kiri ICS 5 garis midclavicula sinistra Kesan: jantung tidak membesar Auskultasi Bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
  • 25. PEMERIKSAAN JASMANI PERUT Inspeksi Tampak datar Auskultasi Bising usus normal 3 kali/ menit Perkusi Bising usus normal 3 kali/ menit Palpasi Dinding Perut Supel nyeri tekan + Hati Tidak teraba Limpa Tidak membesar Ginjal Lain - lain
  • 26. PEMERIKSAAN JASMANI PEMBULUH DARAH ArteriTemporalis Teraba Arteri Karotis Teraba Arteri Brakhialis Teraba Arteri Radialis Teraba Arteri Femoralis Arteri Poplitea Teraba ArteriTibialis Posterior Teraba Arteri tibialis anterior Teraba Arteri Dorsalis Pedis Teraba
  • 27. PEMERIKSAAN JASMANI ANGGOTA GERAK Lengan Kanan Kiri Otot Tonus Normotonus Normotonus Inflamasi - - Kekuatan 5555 5555 Sendi Gerakan ANGGOTA GERAK Tungkai Kanan Kiri Otot Tonus Normotonus Normotonus Inflamasi - - Kekuatan 5555 5555 Sendi Gerakan
  • 28. PEMERIKSAAN JASMANI TUNGKAI DAN KAKI Luka Tidak ada Varises Tidak ada Otot Baik Sendi Baik Gerakan Baik Kekuatan Baik Edema baik Lain - lain Refleks Kanan Kiri Refleksi Tendon + + Bisep + + Trisep + + Patela + + Achiles + + Refleks Patologis - -
  • 29. DIAGNOSA BANDING  Penyakit paru obstruktif kronis  Asma  Gagal jantung kanan
  • 30. LABORATORIUM RUTIN Tanggal 12 juni 2013 Jenis Pemeriksaan Hasil Jenis Pemeriksaan hasil URINE MIKROKOPIS URINE URINE ANALISYS Lekosit (0 – 5) 25 – 30 Warna (kuning) Kuning Eritrosit (0 – 3) 1 – 2 Kejernihan (jernih) Keruh Silinder 0 pH (4,5 – 8,0) 6,00 Sel epitel (5 – 15) 3 – 4 Berat jenis (1,005 – 1,025) 1,025 Bakteri (negatif) p0sitif Protein (negatif) negatif Kristal (negatif) negatif Reduksi (negatif) Positif 1 Jamur (negatif) negatif Billirubin (negatif) negatif Trichomonas (negatif) negatif Urobilinogen (<0,2) 0,2 Keton (negatif) negatif Blood (negatif) Trace Lekosit (negatif) Negatif Nitrit (negatif) Negatif
  • 31. LABORATORIUM RUTIN Tanggal 11 juni 2013 Jenis Pemeriksaan Hasil KIMIA KLINIK FUNGSI JANTUNG CPK <190 U/L 70 CK MB <24 U/L 22,80 TroponinT Negatif < 50 ng/L •Positif 1 50 – 100 kemungkinan miocard infark •Positif 2 : 100- 2000 ng/L kemungkinan myocard infark •Positif 3 > 2000 ng/L kemungkinan Myocard infark < 50
  • 32. LABORA TORIUM RUTIN 12 JUNI 2013 Jenis Pemeriksaan Hasil Jenis Pemeriksaan hasil DARAH LENGKAP KIMIA KLINIK Hemoglobin (12-16 gr/dl) 15,30 Eritrosit (4,2-5,4 jt) 5,28 Leukosit (5000-10000/mm3) 8,92 HITUNG JENIS Basofil (0-1%) 0 FUNGSI HATI Eosinofil (2 – 4 %) 4 SGOT (<37) 19 Batang (3 – 5 %) 0 SGPT (<41) 11 Segmen (50 – 70 %) 73 FUNGSIGINJAL Limfosit (25 – 40 %) 18 BUN (6 – 20 mg/dl) 7,56 Monosit (2 – 8 %) 5 Kreatinin (0,70 – 1,36 mg/dl) 0,63 Hematokrit (40 – 52 %) 45,5 MCV-MCH-MCHC ELEKTROLIT MCV (80 – 100 fl) 86,2 Natrium (Na) (135 – 145) 139,2 MCH (26 – 34 pg) 29,0 Kalium (K) (3.5 – 5.0) 3,79 MCHC (32 – 36%) 33,6 Klorida (Cl) (97 – 110) 98,6 Trombosit (150 – 400) 352,0 Laju endap darah ( <15 mm/jam) 57
  • 33. RINGKASAN  Pasien nyeri pada dada kanan 3 hari SMRS, sesak napas (+) batuk (+), demam (-),  PJ : TD : 160/100 Nadi : RR : 20 x/m S : 36,5 dada barel chest, rhonki +/+
  • 35. PENATALAKSANAAN O2 2 LPM Azytromycin 1 x 500 mg Levofloxocin 1 x 500 mg Nebu : ( c : NaCl pulmicont : Bisolvon ) 5 x 1 hari Spiriva 1 x 1 Symbifort 1 x 1
  • 36. PENCEGAHAN  Mengehentikan kebiasaan merokok  Mengkonsumsi makanan yang bergizi  Rajin berolahraga
  • 37.
  • 38.  Survei th 2001 : Di US, kira-kira 12.1 jt pasien menderita PPOK, 9 juta menderita bronkitis kronis, dan sisanya menderita emphysema, atau kombinasi keduanya.  The Asia Pacific CPOD Roundtable Group memperkirakan, jumlah Penderita PPOK sedang hingga berat di negara - negara Asia Pasifik mencapai 56, 6 juta penderita dengan angka prevalensi 6,3 persen (Kompas, 2006).  Angka prevalensi bagi masing-masing negara berkisar 3,5-6,7%, antaralain China dengan angka kasus mencapai 38,160 juta jiwa, Jepang(5,014 jutaorang), danVietnam (2,068 penderita).  Sementara itu, diIndonesia diperkirakan terdapat 4,8 juta Penderita dengan prevalensi 5,6 persen.  Kejadian meningkat dengan makin banyaknya jumlah perokok (90% penderita COPD adalah smoker ataue x- smoker) Epidemiologi
  • 39. DEFENISI Penyakit obstruksi saluran nafas kronis dan progresif yang dikarakterisir oleh adanya keterbatasan aliran udarayang bersifat irreversibel, yang disebabkan oleh bronkitis kronis, emphysema atau keduanya.
  • 40.
  • 41. BRONKITIS KRONIS Bronkitis kronik adalah keadaan pengeluaran mukus secara. Berlebihan ke batang bronchial secara kronik atau berulang dengan disertai batuk, yang terjadi hampir setiap hari selama sekurangnya tiga bulan dalam 1 tahun selama 2 tahun berturut turut. DEFENISI LANJUTAN
  • 42. EMPHYSEMA Kelainan paru-paru yang ditandai dengan pembesaran jalan nafas yang sifatnya permanen mulai dari terminal bronchial sampai bagian distal (alveoli : saluran, kantong udara dan dinding alveoli)
  • 43. ETIOLOGI BRONKITIS Faktor lingkungan :  Merokok  Pekerjaan  Polusi udara  Infeksi Faktor host : usia - jenis kelamin - penyakit paru yang sudah ada
  • 44. Hambatan mucociliary clearance Iritasi bronchiole Hiperplasia, hipertrofi dan proliferasi kelenjar mukus Hiperplasia, hipertrofi dan proliferasi kelenjar mukus Hipersekresi mukus OBSTRUKSI ASAP ROKOK, POLUTAN Resiko infeksi berulang PATOGENESIS BRONKITIS KRONIS
  • 45. Etiologi Emphysema  Smoking  Polusi udara  Defisiensi α1 antitripsin (faktor genetik)
  • 46. PATOGENESIS EMPHYSEMA LUNG INFLAMATION if alpha antitrypsin low makrofag, neutrofil
  • 47. FIG. 1. Inflammatory mechanisms in COPD. Cigarette smoke (and other irritants) activate macrophages in the respiratory tract that release neutrophil chemotactic factors, including IL-8 and LTB4. These cells then release proteases that break down connective tissue in the lung parenchyma, resulting in emphysema, and also stimulate mucus hypersecretion. These enzymes are normally counteracted by protease inhibitors, including 1-antitrypsin, SLPI, and TIMP. Cytotoxic T cells (CD8) may also be recruited and may be involved in alveolar wall destruction. Fibroblasts may be activated by growth factors releases from macrophages and epithelial cells. CTG, connective tissue growth factor; COB, chronic obstructive bronchiolitis.
  • 48. What happened with smoking ? Penelitian telah menunjukkan bahwa merokok dalam jangka panjang dapat menyebabkan aneka efek, a.l. : • Mengganggu pergerakan rambut getar epitel saluran nafas (respiratory epithelial cilliary) • Menghambat fungsi alveolar macrophages, Menyebabkan hypertrophy dan hyperplasia kelenjar penghasil mukus; • Juga menghambat anti proteases dan menyebabkan leukosit melepaskan enzim proteolitik secara akut • Merusak elastin, suatu protein yang membangun kantong alveolar
  • 49.
  • 50. Gambaran klinik serangan akut PPOK Gejala: Pemeriksaan  Peningkatan volume sputum  Sesak nafas yang progresif  Dada terasa sesak (chest tightness)  Sputum yang purulen  Meningkatnya kebutuhan bronkodilator  Lemah, lesu, Mudah lelah  Demam  Mengi (wheezing)
  • 51. PULMONARY FUNCTION TEST GAS DARAH ARTERI LABORATORY TEST CHEST X-RAY
  • 52. Derajat keparahan PPOK Tingkat Nilai FEV1 dan gejala 0 berisiko Memiliki satu atau lebih gejala batuk kronis, produksi sputum, dan dispnea. Ada paparan terhadap faktor resiko (rokok, polusi), spirometri normal I ringan FEV1/FVC < 70%, FEV1 ≥ 80%, dan umumnya, tapi tidak selalu, ada gejala batuk kronis dan produksi sputum. Pada tahap ini, pasien biasanya bahkan belum merasa bahwa paru parunya bermasalah II sedang FEV1/FVC < 70%; 50% < FEV1 < 80%, gejala biasanya mulai progresif/memburuk, dengan nafas pendek - pendek. III berat FEV1/FVC < 70%; 30% < FEV1 < 50%. Terjadi eksaserbasi berulang yang mulai mempengaruhi kualitas hidup pasien. Pada tahap ini pasien mulai mencari pengobatan karena mulai dirasakan sesak nafas atau serangan penyakit. IV Sangat berat FEV1/FVC < 70%; FEV1 < 30% atau < 50% plus kegagalan respirasi kronis. Pasien bisa digolongkan masuk tahap IV jika walaupun FEV1 > 30%, tapi pasien mengalami kegagalan pernafasan atau gagal jantung kanan/cor pulmonale. Pada tahap ini, kualitas hidup sangat terganggu dan serangan mungkin mengancam jiwa.
  • 53. Normally, the left side of the heart produces a higher level of blood pressure in order to pump blood to the body; the right side pumps blood through the lungs under much lower pressure. Any condition that leads to prolonged high blood pressure in the arteries or veins of the lungs (called pulmonary hypertension) will be poorly tolerated by the right ventricle of the heart. When this right ventricle fails or is unable to properly pump against these abnormally high pressures, this is called cor pulmonale.
  • 54. Prognosis  Indikator : umur dan keparahan  Jika ada hipoksia dan corpulmonale prognosis → jelek  Dyspnea, obstruksi berat saluran nafas, FEV1 < 0.75 L (20%) → angka kematian meningkat, 50%  Pasien berisiko meninggal dalam waktu 5 tahun
  • 55. Tujuan Terapi  Memperbaiki keadaan obstruksi saluran nafas  Mencegah dan mengatasi eksaserbasi akut  Menurunkan progresivitas penyakit  Meningkatkan keadaan fisik dan psikis  Menurunkan jumlah hari tidak masuk kerja  Menurunkan lama tinggal di RS  Menurunkan angka kematian
  • 56. TATA LAKSANA TERAPI Menghentikan kebiasaan merokok Rehabilitasi paru-paru secara Komprehensif dengan OR dan latihan pernafasan Perbaikan nutrisi NON FARMAKOLOGIK Tidak ada obat yang dapat menunda memburuknya fungsi paru jika pasien tetap merokok
  • 57. TATA LAKSANA TERAPI  Antikolinergik inhalasi → first line therapy, dosis harus cukup tinggi: 2 puff 4 – 6x/day; jika sulit, gunakan nebulizer 0.5 mg setiap 4 - 6 jam prn, exp: ipratropiumor oxytropium bromide  Simpatomimetik → second line therapy : terbutalin, salbutamol  Kombinasi antikolinergik dan simpatomimetik → untuk meningkatkan efektifitas  Metilksantin → banyak ADR, dipakai jika yang lain tidak mempan  Mukolitik → membantu pengenceran dahak, namuntidak memperbaik ialiran udara → masih kontroversi, apakah bermanfaat secara klinis atau tidak FARMAKOLOGI
  • 58. lanjutan  Kortikosteroid → benefit is very limited, laporan tentang efektivitasnya masih bervariasi, kecuali jika pasien juga memiliki riwayat asma  Oksigen → untuk pasien hipoksemia, cor pulmonale. Digunakan jika baseline PaO2 turun sampai < 55 mmHg  Antibiotik digunakan bila ada tanda infeksi, bukan untuk maintenance therapy  Vaksinasi → direkomendasikan untuk high-risk patients: vaksin pneumococcus (tiap 5 - 10 th) dan vaksin influenza (tiap tahun)  α1-proteinase inhibitor → utk pasien yang defisiensi α1- antitripsin / digunakan per minggu, masih mahal → contoh : Prolastin
  • 59. Table 8 :Terapy at each stage of COPD Old 0 : At risk I : Mild II : moderate III : Severe IIA IIB New 0 : at risk I : Mild II Moderate III : Severe IV : very Severe Characteristic •Chronic Symptoms •Exposure to risk factor •Normal spirometry •FEV1/FVC < 70% •FEV1 ≥ 80% •with or without symptoms •FEV1/FVC < 70% •50% ≤ FEV1 < 80% •with or without symptoms •FEV1/FVC < 70% •30% ≤ FEV1 < 50 % •with or without symptoms •FEV1/FVC < 70% •FEV 1<30% or FEV< 50% predicted plus chronic respiratory failure Avoidance of risk factor (s): influensa vaccination Add short acting bronchodilator when needed Add reguler treatment with one or more long acting bronchodilator s Add rehabilitation Add inhaled glucocorticisteroid if repeated exacerbations Add long term oxygen if chronic respiratory failure consider surical treatment Algoritma terapi berdasarkan keparahan PPOK
  • 60. Tahap terapi pada PPOK yang stabil  Tahap 1 : Ipratropium bromida (MDI) atau nebulizer, 2-6 puff 4 x sehari, tunjukkan cara penggunaan yang tepat, advis pasien ttg pentingnya penggunaan teratur dan efek samping yg mungkin timbul (mulut kering & rasa pahit), jika hasil trial : perbaikan FEV1 < 20% → step 2  Tahap 2 : Tambahkan β-agonis MDI atau nebulizer, tunjukkan cara penggunaan yang tepat, advis pasien ttg pentingnya penggunaan teratur dan efek samping yg mungkin timbul (takikardi, tremor) → jika tidak ada perkembangan: hentikan β-agonis, jika ada perbaikan tapikecil → step 3
  • 61.  Tahap 3 : Tambah teofilin, mulai dari 400 mg/hari dlm bentuk sustained released, sesuaikan dosis setiap interval 3 hari untuk menjaga serum level antara 10-15 μg/ml, pantau ESO takikardi, tremor, nervous, efek GI; jika tidak ada perbaikan Hentikan teofilin dan → go to step 4  Tahap 4: Coba dengan kortikosteroid: prednison 30 - 40 mg/hari selama 2 - 4 minggu, cek dengan spirometer (perbaikan ≥ 20%), Titrasidosis ke dosis efek tifter kecil ( < 10 μg sehari), pertimbangkan penggunaan kortikosteroid inhalasi → jika pasien tidak berespon baik → kembali ke steroid oral
  • 62. Terapi antibiotika Berdasarkan evidence terbaru yang tersedia, antibiotika harus diberikan pada pasien-pasien PPOK yang :  Pasien dengan eksaserbasi akut dengan 3 tan da utama yaitu: increased dyspnea, increased sputum volume, increased sputum purulence (Evidence B), atau  Pasien dengan eksaserbasi akut dengan 2 tanda utama, jika peningkatan purulensi sputum merupakan salah satunya (EvidenceC)  Pasien dengan eksaserbasi parah yang membutuhkan ventilasi mekanik, baik invasif maupun non-infvasif (Evidence B)
  • 63. Terapi antibiotika yang direkomendasikan untuk eksaserbasi akut PPOK Karakteristik pasien Patogen penyebab yang mungkin Terapi yang direkomendasikan •Eksaserbasi tanpa komplikasi • < 4 x eksaserbasi setahun •tidak ada penyakit penyerta •FEV1 > 50% S. pneumoniae, H. influenzae, H. parainfluenzae,dan M. catarrhalis umumnya tidak resisten •makrolid (azitromisin, klaritromisin) •sefalosporin generasi 2 atau 3 •doksisiklin •Eksaserbasi kompleks •umur> 65 th, •> 4 eksaserbasi pertahun •FEV1 < 50% tapi > 35 % Seperti di atas, ditambah H. influenza dan M. Catarrhali sp enghasil beta-laktamase •Amoksisilin/klavulanat •Fluorokuinolon (levofloksasin, gatiflokasin, moksifloksasin •Eksaserbasi kompleks dengan risiko P. aeruginosa Seperti di atas, ditambah P. aeruginosa •Fluorokuinolon (levofloksasin, gatiflokasin, moksifloksasin) •TerapiI.V. Jika diperlukan: sefalosporin generasi 3 atau 4
  • 64. Key points  PPOK adalah penyakit yang sebenarnya secara potensial dapat dicegah → stop smoking  Sekali PPOK terjadi → penderita akan memerlukan terapi yang kompleks → yang efikasinya masih diperdebatkan para ahli  Penyakit ini bersifat progresif dan ireversibel → berbiaya besar baik baik personal maupun masyarakat