SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Ny. H DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN DASAR RASA NYAMAN (NYERI)
DIRUANG FLAMBOYAN 2 RSUD SALATIGA
Disusun Oleh :
1. Dwi Bayu Kurniawan
2. Dwi Imrohatin
3. Septiana Lestari
4. Taufiqoh Rizqi Agustini
5. Zoon Argi Saputra
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
STIKES KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap individu pasti pernah mengalami nyeri dalam tingkatan tertentu.
Nyeri merupakan alasan yang paling umum orang mencari perawatan kesehatan.
Walaupun merupakan salah satu dari gejala yang paling sering terjadi di bidang
medis, nyeri merupakan salah satu yang paling sedikit dipahami. Individu yang
merasakan nyeri merasa menderita dan mencari upaya untuk menghilangkannya.
Perawat meggunakan berbagai intervensi untuk dapat menghilangkan nyeri
tersebut dan mengembalikan kenyamanan klien. Perawat tidak dapat melihat dan
merasakan nyeri yang dialami oleh klien karena nyeri bersifat subjektif. Tidak ada
dua individu yang mengalami nyeri yang sama dan tidak ada kejadian nyeri yang
sama menghasilkan respon yang identik pada seseorang.
Nyeri terkait erat dengan kenyamanan karena nyeri merupakan faktor utama
yang menyebabkan ketidaknyamanan pada seorang individu. Pada sebagian besar
klien, sensasi nyeri ditimbulkan oleh suatu cidera atau rangsangan yang cukup kuat
untuk berpotensi mencederai. Bagi dokter nyeri merupakan masalah yang
membingungkan. Tidak ada pemeriksaan untuk mengukur atau memastikan nyeri.
Dokter hampir semata-mata mengandalkan penjelasan dari pasien tentang nyeri dan
keparahannya. Nyeri alasan yang paling sering diberikan oleh klien ditanya kenapa
berobat.
Dampak nyeri pada perasaan sejahtera klien sudah sedemikian luas diterima
sehingga banyak institusi sekarang menyebut nyeri “tanda vital kelima”, dan
mengelompokkannya dengan tanda-tanda klasik suhu, nadi, pernapasan, dan
tekanan darah.
Perawat menghabiskan lebih banyak waktunya bersama pasien yang
mengalami nyeri dibanding tenaga professional perawatan kesehatan lainnya dan
perawat mempunyai kesempatan untuk membantu menghilangkan nyeri dan
efeknya yang membahayakan. Peran pemberi perawatan primer adalah untuk
mengidentifikasi dan mengobati penyebab nyeri dan meresepkan obat-obatan untuk
menghilangkan nyeri. Perawat tidak hanya berkolaborasi dengan tenaga
professional kesehatan lain tetapi juga memberikan intervensi pereda nyeri,
mengevaluasi efektivitas intervensi pereda nyeri, mengevaluasi efektivitas
intervensi, dan bertindak sebagai advokat pasien saat intervensi tidak efektif. Selain
itu, perawat berperan sebagai pendidik untuk pasien dan keluarga, mengajarkan
mereka untuk mengatasi penggunaan analgetik atau regimen pereda nyeri oleh
mereka sendiri jika memungkinkan.
B. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami makna dan konsep nyeri
2. Mengetahui dan memahami asuhan keperawatan pada kasus nyeri
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Nyeri di definisikan sebagai suatu keadaan ynag mempengaruhi seseorang dan
ekstensinya di ketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007).
Nyeri akut adalah Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan yang
muncul akibat kerusakan jaringan aktuan atau potensial yang digambarkan sebagai
kerusakan (International Associsation for the Study of Pain); awitan yang tiba-tiba
atau lambat dari integritas ringan hingga berat dengan akhir yang diantisipasi atau
diprediksi. (Nanda, 2015)
Nyeri kronis adalah pengalaman sensorik dan emosional tidak menyenangkan
dengan kerusakan aktual atau potensial, atau digambarkan sebagai suatu kerusakan
(International Association for the Study of Pain); awitan yang tiba-tiba lambat dengan
integritas dari ringan hingga berat, terjadi konstan atau berulang tanpa akhir yang
dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung lebih dari tiga (>3) bulan. (Nanda,
2015)
B. Etiologi
1. Nyeri Akut
a. Agens cedera biologis (mis., infeksi, iskemia, neoplasma)
b. Agens cedera fisik (mis., abses, amputasi, luka bakar, terpotong, mengangkat
berat, prosedur bedah, trauma, olahraga berlebihan)
c. Agens cedera kimiawi (mis., luka bakar, kapsaisin, metilen klorida, agens
mustard). (Nanda, 2015)
2. Hambatan imobilisasi fisik
a. Agens farmaseutikal
b. Ansietas
c. Intoleran aktivitas
d. Kaku sendi
e. Keengganan memulai pergerakan
f. Nyeri (NANDA, 2015)
C. Patofisiologi dan Pathway
Nyeri dapat muncul karena berbagai faktor yaitu agens cedera biologis
(misalnya infesksi,iskemia,neuplasma), agen cedera fisik(misalnya:
abses,amputasi, luka bakar, trauma bedah) agen cedera kimiawi (misalnya luka
bakar, kapsaisin, dan agen mustard), agen pencedera, dilatasi serviks, ekspulsi
fetal,dan faktor pencetus lainnya yang dapat menciptakan perasaan yang tidak
mnyenangkan bagi seseorang. Saat rangsangan nyeri diterima olek reseptor nyeri
maka seseorang akan mempersepsikan nyeri,nyrti dapat menekan akar saraf dan
dapat dipersepsikan menjadi nyeri akut,nyeri dengan intensitas tinggi dapat
mengganggu pola tidur, saat seseorang mempersepsikan nyeri seseorang cenderung
takut bergerak dan akan mengakibatkan gangguan mobilitas fisik.
Pathway
Faktor presipitasi
(agen cedera fisik, agen cedera biologis, agen cidera kimiawi, agen pencedera, dilatasi
serviks, eksblusi fetal)
Reseptor nyeri
Persepsi nyeri
Nyeri
Menekan saraf mobilitas fisik terganggu
Nyeri di persepsikan
RAS teraktivasi
REM menurun
nyeri
akut
gangguan mobilitas fisik berhubungan
dengan faktor presipitasi
D. Manifestasi Klinik
1. Nyeri Akut
a. Dilatasi pupil
b. Ekspresi wajah nyeri,misal: mata kurang bercahaya, tampak kacau, gerakan
mata berpencar atau tetap pada satu fokus, meringis
c. Perubahan selera makan
2. Hambatan imobilisasi fisik
a. Gerakan lambat
b. Kesulitan membolak-balik posisi
c. Keterbatasan rentang gerak
d. Ketidaknyamanan
e. Penurunan kemampuan melakukan keterampilan motorik kasar. (NANDA,
2015)
3. Deprivasi tidur
a. Apne tidur
b. Demensia
c. Enuresis terkaut tidur
d. Ereksi nyeri terkait tidur
e. Hambatan lingkungan
f. Mimpi buruk
E. Komplikasi
1. Edema pulmonal
2. Kejang
3. Masalah mobilisasi
4. Hipertensi
5. Hipertermi
6. Gangguan pola tidur
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan USG untuk data penunjang apabila ada nyeri tekan abdomen
2. Rontgen untuk mengetahui tulang atau organ dalam yang abnormal
Deprivasi
tidur
3. Pemeriksaan laboratorium sebagai data penunjang pemeriksaan lainnya
4. CT-Scan mengetahui adanya pembuluh darah yang pecah di otak
5. EKG
6. MRI (Hidayat, 2008)
G. Penatalaksanaan (Medis dan Keperawatan)
1. Medis
Pengobatan analgesik dapat dibagi atas 4 golongan (Meliala, 2007)
a. Analgetik non opioid :AINS, asefaminofen, tramadol. Hanya diberikan bila di
duga ada proses peradangan dan adanya kompresi jaringan saraf.
b. Analgesik ajuavan – modikasi neuroaktif : antikonvulsan, anti depresi, anti
histamin, anifefamin, steroit, benjodia zepin, simpotolitik, obat anti spasnio
otot dan neuroteptika, anti konvulsan dan anti depresan yang paling sering
digunakan karena mempunyai efek sentral dan memperbaki mood dan depresi
carbama zepin telan diinenkan oleh FDA untuk terapi nyeri.
c. Analgesik opiold : kedein, morfin, oksikodon kurang responsif untuk nn,
sehingga cadang dibutuhkan dosis tinggi.
d. Analgesik topikal : capsalan topikal menghilangkan substansi p.
Mempengaruhi nosiseptor serabut c dan reseptor panas. Banyak digunakan
pada neruralgia herpotik akut dan neuralgia post herpetik
2. Keperawatan
Bertujuan untuk merangsang pengeluaran endorfin dan edoefalin yang merupakan
peredaran nyeri alami yang ada dalam tubuh (aulina dkt, 2007)
a. Modifikasi prilaku : relaksasi, terapi musik, biofeedback dan lain-lain
b. Medulasi nyeri :modalitas termal, Transcutaneus Electric Norue Stimulation
(TENS), akupuntur
c. Latihan kondisi otot : peregangan miofastiar release ispray and strech
d. Rehabilitasi Vakosional
Pada tahap ini kapasitas kerja dan semua kemampuan penderita yang masih
tersisa dioptimalkan agar penderita dapat kembali bekerja.
H. Asuhan Keperawatan Sesuai Teori
1. Pengkajian
a. Kaji adanya faktor faktor yang menyebabkan nyeri
1) Pembedahan
2) Prosedur diagnostik invasif
3) Trauma (fraktur, luka bakar)
4) Lamanya penekanan pada bagian tubuh karena imobilitas
5) Penyakit kronik
6) Gangguan akut di tandai oleh sumbatan pada darah atau embolisme paru
b. Kaji nyeri berhubungan dengan:
1) P: pencetus nyeri
a) Apa yang membuat nyeri bertambah buruk
b) Apa yang mengurangi nyeri
2) Q : kualitas nyeri
a) Nyeri dirasakan seperti apa
b) Apakah nyeri di rasakan tajam, tumpul, ditekan dengan berat,
berdenyut seperti di iris, atau tercekik.
3) R: regian, lokasi nyeri
a) Di mana nyeri tersebut di rasakan
b) Apakah nyeri menyebar atau menetap pada satu tempat
4) S : skala nyeri
a) Apakah nyeri ringan, sedang atau berat
b) Seberapa berat nyeri yang di rasakan
5) T: Time, waktu
a) Berapa lama nyeri dirasakan
b) Apakah nyeri terus menerus dan kadang kadang
c. Kaji tanda tanda vital meliputi:
1) Takanan darah
2) Suhu
3) Respirasi
4) Nadi
d. Kaji respon fisiologis
1) Respon simpatik meliputi peningkatan frekuensi pernafasan, denyut
jantung
2) Respon parasimpatik meliputi pucat, ketengangan otot, penurunan denyut
jantung, mual,muntah dan kelemahan.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera fisik (mis., abses, amputasi, luka
bakar, terpotong, mengangkat berat, prosedur bedah, trauma, olahraga
berlebihan). (Domain 12, kelas 1. 00132)
b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri (Domain 4, kelas 2.
00085)
c. Devrifasi tidur berhubungan dengan faktor presipitasi (Domain 4, kelas
1.00096)
3. Perencanaan Keperawatan
No. Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1. Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 x 24
jam diharapkan masalah
nyeri teratasi dengan kriteria
hasil :
1. Mengenali kapan nyeri
datang dari skala 1
menjadi sakala 4.
2. Menggambarkan faktor
penyebabdari skala 1
menjadi skala 4.
3. Menggunakan tindakan
pencegahan dari skala 1
menjadi skala 4.
(Kontrol Nyeri, 1605)
(Manajemen Nyeri, 1400)
1. Observasi adanya petunjuk non erbal
mengenai ketidaknyamanan terutama
pada mereka yang tidak bisa
berkomunikasi secara efektif.
2. Gali bersama pasien faktor yang
dapat menurunkan dan memperberat
nyeri.
3. Ajarkan prinsip-prinsip manajemen
nyeri.
4. Kolaborasi dengan pasien, keluarga
dan tim medis.
2. Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 x 24
jam diharapkan pasien dapat
bergerak dengan kriteria hasil
:
1. Jari (kanan) dari skala 3
menjadi skala 4
(Peningkatan mekanika tubuh, 0140)
1. Monitor perbaikan postur
(tubuh)/mekanika tubuh pasien
2. Bantu pasien untuk memilih aktivitas
pemanasan sebelum memulai latihan
atau memulai pekerjaan yang tidak
dilakukan secara rutin sebelumnya
2. Pergelangan kaki
(kanan) dari skala 1
menjadi skala 2
3. Lutut (kanan) dari skala
1 menjadi skala 2
(Pergerakan Sendi, 0206)
3. Edukasi pasien/keluarga tentang
frekuensi dan jumlah pengulangan
dari setiap latihan
Kolaborasikan dengan fisioterapis dalam
mengembangkan postur (tubuh) yang
benar
3. Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 x 24
jam diharapkan masalah tidur
teratasi dengan kriteria hasil :
1. Jam tidur dari skala 2
menjadi skala 4
2. Kualitas tidur dari
skala 3 menjadi skala
4
3. Tidur rutin dari skala
2 menjadi skala 4
(Tidur, 0004)
(Peningkatan tidur, 1850)
1. Monitor/catat tidur pasien dan jumlah
jam tidur
2. Dorong penggunaan obat tidur yang
tidak mengandung (zat) penekan tidur
REM
3. Ajarkan untuk tidur siang hari, jika
diindikasikan untuk memenuhi
kebutuhan tidur
4. Diskusikan dengan pasien dan
keluarga mengenai teknik unruk
meningkatkan tidur
4. Evaluasi
a. Dx 1 menunjukkan adanya kemampuan dalam :
1.) Dapat mengenali kapan nyeri datang
2.) Dapat menggambarkan faktor penyebab
3.) Dapat menggunakan tindakan pencegahan
b. Dx 2 menunjukkan adanya kemampuan dalam :
1.) Dapat menggerakkan jari (kanan)
2.) Dapat menggerakkan pergelangan kaki (kanan)
3.) Dapat menggerakkan lutut (kanan)
c. Dx 3 menunjukkan adanya kemampuan dalam :
1.) Jam tidur terpenuhi
2.) Kualitas tidur membaik
3.) Dapat tidur rutin
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS
Tanggal Masuk RS : 20 November 2017
Tanggal/Jam Pengkajian : 22 November 2017/13.00 WIB
Metode Pengkajian : Autoanamnesa
Diagnosa Medis : Post OP tibia tgl 21 November 2017
A. Pengkajian
1. Biodata
a. Identitas Klien
Nama Klien : Ny. H
Jenis Kelamin : perempuan
Alamat : jl. Bengawan no 32
Umur : 32 th
Agama : Katolik
Status Perkawinan : Kawin
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : TKW
b. Identitias Penanggung Jawab
Nama Klien : Tn. K
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : jl. Bengawan no 32
Umur : 40 th
Agama : Katolik
Status Perkawinan : Kawin
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : swasta
Hubungan dengan klien : Suami
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Pasien mengatakan sakit di bagian bekas operasi
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien datang ke RS karena tidak bisa bisa berjalan tegak setelah jatuh dari
motor dengan kondisi nyeri kaki kanan, bengkak, dan jari-jari masih bisa di
gunakan, pasien mengatakan nyeri di bagian bekas operasi di kaki kanan,
skala nyeri 9, kualitas nyeri tajam, muncul setiap 5 menit
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan dahulu pernah jatuh tapi hanya lecet sedikit
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak ada penyakit keturunan, tidak ada alergi obat
Genogram :
Ket :
= orang tua laki2 meninggal
= orang tua perempuan meninggal
= laki-laki
= perempuan
= klien/pasien
= garis keturunan
= menikah
3. Pengkajian Pola Fungsi Gordon
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan sehat itu penting, klien slalu makan dengan teratur
b. Pola Aktifitas dan Latihan
Sebelum sakit
Kemampuan
perawatan diri
0 1 2 3 4
Makan/minum V
Mandi V
Toileting V
Berpakaian V
Mobilitas ditempat
tidur
V
Berpindah V
Ambulasi/ROM V
Sesudah Sakit
Kemampuan
perawatan diri
0 1 2 3 4
Makan/minum V
Mandi V
Toileting V
Berpakaian V
Mobilitas ditempat
tidur
V
Berpindah V
Ambulasi/ROM V
c. Pola istirahat dan tidur
1.) Sebelum sakit : tidur 7 jam di malam hari, tanpa terbangun
2.) Sesudah sakit : tidur 5 jam di malam hari, terbangun karena nyeri di
kaki, tidur 2 jam di siang hari tanpa tebangun
d. Pola nutrisi metabolik
1.) Pengkajian Nutrisi
A : 145cm/ 55kg
B :HB : 13,7 gr/dl ; Leukosit: 0,04 ribul/ul ; eritrosit: 4,34 juta/ul
hematokrit: 39,2 vol%
C : konjungtiva ananemis, rambut di warna pirang mudah patah, badan
berisi
D: makan 3x sehari, nasi, lauk, sayur, air putih
2.) Pola Nutrisi
Sebelum sakit
a.) Frekuensi : 3x sehari
b.) Jenis : nasi, lauk, sayur, air putih
c.) Porsi : 1 porsi habis
d.) Keluhan : tidak ada keluhan
Selama sakit
a) Frekuensi : 3x sehari
b) Jenis : nasi, lauk, sayur, air putih
c) Porsi : 1 porsi habis
d) Keluhan : tidak ada keluhan
e. Pola eliminasi
BAB
Sebelum Sakit
1.) Frekuensi BAB : 1x/hari pagi
2.) Konsistensi : lunak berbentuk
3.) Warna : kuning kecoklatan
4.) Keluhan : tidak ada keluhan
5.) Penggunaan obat pencahar: -
Selama Sakit
1) Frekuensi BAB : 2 hari sekali pagi
2) Konsistensi : lunak berbentuk
3) Warna : kuning kecoklatan
4) Keluhan : paien BAB di pempers
5) Penggunaan obat pencahar: -
BAK
Sebelum Sakit
1.) Frekuensi BAB : 1x/hari pagi
2.) Jumlah Urine : lunak berbentuk
3.) Warna : kuning kecoklatan
4.) Keluhan : tidak ada keluhan
Selama Sakit
1) Frekuensi BAB : 1x/hari pagi
2) Jumlah Urine : lunak berbentuk
3) Warna : kuning kecoklatan
4) Keluhan : tidak ada keluhan
f. Pola kognitif dan perseptual
P : nyeri bertambah saat kaki di gerakkan
Q : dapat di tolerir
R : tibia dekstra
S : 5
T : timbul 5 menit sekali
Pasien mengatakan untuk mengurangi nyeri yaitu dengan cara mengipasi
kakinya, Tidak ada gangguan panca indra, dan tidak ada gangguan
kemampuan bicara dan membaca.
g. Pola konsep diri
1.) harga diri : pasien mengatakan bahwa saya dan suami saya sama sama
berkerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
2.) ideal diri : pasien mengatakan sebenarnya bulan depan ia akan
berangkat ke Singapura
3.) identitas diri : pasien mengatakan ia adalah seorang istri dan anak
4.) gambaran diri : pasien suka mempercantik dirinya, rmabutnya di
warna, dan kukunya di cat
5.) peran : saya tidak bisa bekerja selama sakit
h. Pola koping
Pasien mengatakan tidak memiliki biaya untuk membayar rumah sakit
i. Pola seksual-reproduksi
pasien memiliki siklus menstruasi yang normal, memakai kontrasepsi
spiral, memiliki sorang suami dan 2 orang anak.
j. Pola peran hubungan
pasien mengatakan memiliki teman dekat dan mempercayainya
k. Pola nilai dan kepercayaan
Pasien mengatakan beragama katolik, dan percaya adanya mukzizat dan
menganggap bahwa sakit adalah penebus dosa-dosa.
B. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan/Penampilan Umum
Kesadaran : Composmetis
Tanda-Tanda Vital :
a. Tekanan Darah : 120/70
b. Nadi
Frekuensi : 78x/menit
Irama : Teratur
Kekuatan : Kuat
c. Pernafasan
Frekuensi : 21x/menit
Irama : Teratur
d. Suhu : 37 derajat celcius
2. Pemeriksaan Head To Toe
a. Kepala, rambut : kulit kepala bersih,rambut bersih berwarna pirang
b. Muka
1) Mata
- Kebersihan : tidak terdapat kotoran
- Palpebra : -
- Konjungtiva : ananemis
- Pupil : isokor
- Sclera : non ikterik
- Reflek terhadap cahaya : (+/+)
- penggunaan alat bantu :-
2) Hidung : simetris,tidak ada penggunan cuping hidung
3) Mulut : mukosa lembab,bibir lembab lembab,lidah berwarna merah
muda
4) Telinga : Mikro
c. Leher : tidak ada oedema, tidak ada lesi,tidak ada JVP, simetris
d. Dada (Thorax)
1) Paru paru:
Inspeksi: Simetris
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan , vokal premitus kanan=kiri
Perkusi : Sonor
Aukultasi: Vesikuler
3) Jantung
Inspeksi: Ictus cordis tidak nampak
Palpasi: Ictus Cordis di ICS 5
Perkusi: Tidak ada perbesaran jantung
Aukultasi: Tidak ada bunyi tambahan
e. Abdomen
Inspeksi : Tidak ada bekas luka
Auskultasi : Bising usu 8x/menit
Palpasi : Tidak ada udim,tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : Thympany
f. Genitalia : Tidak ada kelainan
g. Anus rektum : Tidak ada kelainan
h. Ekstremitas
1) Atas :
Kekuatan otot kanan dan kiri : 5
ROM kanan kiri : Tidak ada gangguan
Perubahan bentuk tulang : -
Pergerakan sendi bahu : Leluasa
Perabaan akral : Dingin
Pitting edema : -
Terpasang infus : Tangan kanan
2) Bawah :
Kekuatan otot kanan dan kiri : Kanan 1, kiri 5
ROM kanan kiri : Terdapat gangguan ROM pada kaki
kanan
Perubahan bentuk tulang : -
Varises : -
Perabaan akral : Dingin
Pitting edema : -
i. Integumen : Kulit tampak bersih, tidak ada lesi
Hari/Tgl /
Jam
Jenis
Pemeriksaan
Nilai Normal Hasil Satuan Ket
Selasa/21
November
2017/
09:38
Wib
HEMATOLOGI
Hb
L: 13-18/
P: 11,5-16,5
13,7 g/dl Normal
Leukosit 4,5-11,0 6,04 Ribu/ul Normal
Eritrosit
L: 4,50-6,5
W: 3,8-5,8
4,34 Juta/ul Normal
Hematokrit
P: 40-54
W: 37-47
39,2 Vol% Normal
MCV 85-100 90,4 Fl Normal
MCH 28-31 31,6 Pg Tinggi
MCHC 30-35 34,9 g/dl Normal
Trombosit 150-450 271 Ribu/ul Normal
Gol darah
ABO
B
HITUNG JENIS
Eosinofil% 1-6 3,6 % Normal
Basofil% 0,0-1,0 0,7 % Normal
Limfosit % 20-45 22,6 % Normal
Monosit 2-8 5,7 % Normal
Neutrofil 40-75 67,2 % Normal
KIMIA DARAH
Gula darah
sewaktu
<140 90 Mg/dl Normal
Ureum 10-50 26 Mg/dl Normal
Creatinin 0,6-1,1 1,1 Mg/dl Normal
Cholesterol
total
< 200 236 Tinggi
trigliserida <150 254 Tinggi
HDL
cholesterol
>45 46 Normal
LDL
cholesterol
<100 182 Tinggi
SGOT
L: <37
W: <31
21 U/L Normal
SGPT
L: <42
W: <32
16 U/L Normal
SEROLOGI
HbsAg Negatif Negatif
C. Analisa Data
No
Hari/Tgl/
Jam
Data Fokus Masalah Etiologi
Diagnosa
Keperawatan
1. Rabu,22
November
2017
Ds: Pasien
mengatankan
nyeri pada bekas
operasi di
kakikanan
bagian
betis,nyeri terasa
sangat
tajam,muncul
setiap 5 menit.
Do: Pasien
nampak
menahan
nyeri,Skala
nyeri 9. Ekspresi
nyeri wajah
skala 1
Nyeri akut Agen
cedera fisik
Nyeri akut
berhubungan
agen cedera
fisik (prosedur
bedah)
2. Rabu,22
November
2017
Ds: Pasien
mengatakan
tidak bisa
menggerakan
pergelangan
kaki kananya
Do:
gerakan sendi
skala 1 (sangat
terganggu)
pergerakan
pergelangan
kaki kanan skala
1 (deviasi berat
dari skala
normal)
Hambatan
mobilitas
fisik
nyeri Hambatan
mobilitas fisik
berhubungan
dengan nyeri
D. Prioritas Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera fisik (prosedur bedah)
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri
E. Rencana Keperawatan
Hari/
Tgl
No.
Dx
Tujuan dan Kriteria
Hasil
Intervensi
Keperawatan
TTd
Rabu, 22
November
2017
1. Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam
diharapkan masalah nyeri
teratasi dengan kriteria
hasil :
1. Mengenali kapan
nyeri datang dari
skala 1 menjadi
sakala 4.
2. Menggambarkan
faktor penyebabdari
skala 1 menjadi
skala 4.
3. Menggunakan
tindakan pencegahan
dari skala 1 menjadi
skala 4.
(Kontrol Nyeri, 1605)
(Manajemen Nyeri, 1400)
1. Observasi adanya
petunjuk non verbal
mengenai
ketidaknyamanan
terutama pada mereka
yang tidak bisa
berkomunikasi secara
efektif.
2. Gali bersama pasien
faktor yang dapat
menurunkan dan
memperberat nyeri.
3. Ajarkan prinsip-prinsip
manajemen nyeri.
4. Kolaborasi dengan
pasien, keluarga dan tim
medis.
2. Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam
diharapkan pasien dapat
bergerak dengan kriteria
hasil :
1. Jari (kanan) dari
skala 3 menjadi
skala 4
2. Pergelangan kaki
(kanan) dari skala 1
menjadi skala 2
(Peningkatan mekanika
tubuh, 0140)
1. Monitor perbaikan
postur (tubuh)/mekanika
tubuh pasien
2. Bantu pasien untuk
memilih aktivitas
pemanasan sebelum
memulai latihan atau
memulai pekerjaan yang
tidak dilakukan secara
rutin sebelumnya
3. Lutut (kanan) dari
skala 1 menjadi
skala 2
(Pergerakan Sendi, 0206)
3. Edukasi pasien/keluarga
tentang frekuensi dan
jumlah pengulangan dari
setiap latihan
4. Kolaborasikan dengan
fisioterapis dalam
mengembangkan postur
(tubuh) yang benar
F. Tindakan Keperawatan
Hari/Tgl
No.
Dx
Implementasi Respon TTd
Rabu, 22
November
2017
1. Mengobservasi adanya
petunjuk non verbal mengenai
ketidaknyamanan terutama
pada mereka yang tidak bisa
berkomunikasi secara efektif.
Ds : pasien
mengatakan nyeri
hilang setelah dikipasi
Do : pasien terlihat
mengipasi kaki
kanannya
Menggali bersama pasien
faktor yang dapat menurunkan
dan memperberat nyeri.
Ds : pasien
mengatakan nyeri
berkurang setelah
dikipasi dan
bertambah saat kaki
digerakkan
Do :pasien terlihan
mengipasi kakinya
dan tidak
menggerakkan
kakinya sama sekali
Mengajarkan prinsip-prinsip
manajemen nyeri.
Ds : pasien
mengatakan nyerinya
berkurang setelah
melakukan nafas
dalam
Do : pasienterlihat
melakukan nafas
dalam beberapa kali
Mengkolaborasi dengan
pasien, keluarga dan tim
medis.
Ds : Pasien
mengatakan kakinya
terasa nyeri apabila
digerakkan dokter
Do : pasien tampak
menahan sakit
Rabu, 22 2. Memonitor perbaikan postur Ds : pasien
November
2017
(tubuh)/mekanika tubuh pasien mengatakan lebih
nyaman saat kakinya
di beri bantal
Do: terdapat bantal di
samping kaki pasien
Membantu pasien untuk
memilih aktivitas pemanasan
sebelum memulai latihan atau
memulai pekerjaan yang tidak
dilakukan secara rutin
sebelumnya
Ds : pasien
mengatakan belajar
menggerakkan
kakinya
Do: pergelangan kaki
skala 3
Edukasi pasien/keluarga
tentang frekuensi dan jumlah
pengulangan dari setiap latihan
Ds: Pasien
mengatakan akan
berlatih
menggerakkan
kakinya setiap pagi
Do: Pasien kooperatif
saat menggerakkan
kaki
Berkolaborasikan dengan
fisioterapis dalam
mengembangkan postur
(tubuh) yang benar
Ds: Pasien
mengatakan kakinya
terasa sakit saat
dibantu
menggerakkan oleh
dokter
Do: Pasien tampak
menahan sakit
G. Catatan Keperawatan/Evaluasi
No.
Dx
Hari/Tgl Evaluasi TTd
1. Jumat, 24
November
2017
S : Pasien mengatakan sudah mampu mengurangi
nyeri post op sedikit-sedikit
O : Pasien tampak mempraktikkan cara mengurangi
nyeri yaitu nafas dalam
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri.
2. Jum’at,24
November
2017
S: Pasien mengatakan sudah mampu menggerakkan
pergelangan kakinya sedikit
O: Pasien tampak belajar menggerakkan kaki
A: Masalah hambatan mobilitas fisik berhubungan
dengan program pembatasan gerak belum teratasi
P: Intervensi di lanjutkan
1. Monitor perbaikan postur(tubuh)/mekanika
tubuh pasien
2. Bantu pasien untuk memilih aktivitas pemanasan
sebelum memulai latihan atau memulai
pekerjaan yang tidak dilakukan secara rutin
sebelumnya
3. Edukasi pasien/keluarga tentang frekuensi dan
jumlah pengulangan dari setiap latihan
4. Kolaborasikan dengan fisioterapis dalam
mengembangkan postur (tubuh) yang benar
BAB IV
PEMBAHASAN
A.TEORI
Nyeri dapat muncul karena berbagai faktor yaitu agens cedera biologis
(misalnya infesksi,iskemia,neuplasma), agen cedera fisik(misalnya:
abses,amputasi, luka bakar, trauma bedah) agen cedera kimiawi (misalnya luka
bakar, kapsaisin, dan agen mustard), agen pencedera, dilatasi serviks, ekspulsi
fetal,dan faktor pencetus lainnya yang dapat menciptakan perasaan yang tidak
meyenangkan bagi seseorang. Saat rangsangan nyeri diterima olek reseptor nyeri
maka seseorang akan mempersepsikan nyeri,nyeti dapat menekan akar saraf dan
dapat dipersepsikan menjadi nyeri akut,nyeri dengan intensitas tinggi dapat
mengganggu pola tidur, saat seseorang mempersepsikan nyeri seseorang cenderung
takut bergerak dan akan mengakibatkan gangguan mobilitas fisik.
Pathway
Faktor presipitasi
(agen cedera fisik, agen cedera biologis, agen cidera kimiawi, agen pencedera, dilatasi
serviks, eksblusi fetal)
Reseptor nyeri
Persepsi nyeri
Nyeri
Menekan saraf mobilitas fisik terganggu
Nyeri di persepsikan
RAS teraktivasi
nyeri
akut
gangguan mobilitas fisik berhubungan
dengan faktor presipitasi
REM menurun
B.PRAKTEK
Dalam realita (praktek) pada pasien di RS, riwayat penyebab terjadinya
nyeri akut pada pasien disebabkan oleh trauma kecelakaan dan prosedur bedah
sehingga saat pasien post op pasien merasakan nyeri pada bagian kaki yang telah
mengalami prosedur bedah (operasi). Dalam teori disebutkan mekanisme terjadinya
nyeri karena fraktur, sedangkan pada realita pasien nyeri juga disebabkan dari
prosedur pembedahan (operasi).
Sedangkan untuk hambatan mobilitas fisikpada teori memang disebutkan
disebabkan karena nyeri yang dialami pasien, namun dalam realita (praktek)
hambatan juga disebbakan karena tidak adanya kolaborasi dengan keluarga, karena
selama sakit pasien tidak ada yang menjaga, baru saat pasien akan pulang keluarga
baru ada dan keluarga diberatahu untuk berkolabora mengurangi hambatan
mobilitas fisik pada pasien.
Deprivasi
tidur
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada Asuhan Keperawatan Pada Ny. H didapatkan catatan keperawatan
bahwa intervensi keperawatan belum tercapai semua, yang diajarkan pada pasien
baru relaksai nafas dalam dan juga pengurangan hambatana imobilitas fisik.
Untuk pengurangan hambatan mobilitas fisik baru diedukasikan pada
keluarga saat pasien akan dibawa pulang, namun pasien sudah diedukasi terlebih
dahulu tentang pengurangan hambatan mobilitas fisik.
B. SARAN
Dalam pembutan asuhan keperawatan kami dari kelompok masih banyak
kekurangan. Untuk itu mohon saran dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Budi Anna., Akemat., Helena, Novy., Nurhaeni, Heni. (2011). Keperawatan
Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta : EGC.
Fitria, Nita. (2009). Prinsip Dasar Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta : Salemba Medika.
Wilkinson, J,M., & Ahern, Nancy R. (2012). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. (9th
ed.).
(Penerjemah : Wahyuningsih, Esty.). Jakarta: EGC.
Tarwoto dan Wartonah. (2000). Kebutuhan Dasar Manusia : Jakarta
Kozier, Barbara. (2010). Fundamental Keperawatan. (7th
ed.). Vol 1. (Penerjemah:
Karyuni, Pamilih Eko.). Jakarta: EGC
NYERI KEPERAWATAN

More Related Content

What's hot

Asuhan keperawatan
Asuhan keperawatanAsuhan keperawatan
Asuhan keperawatanari saputra
 
Evaluasi keperawatan
 Evaluasi keperawatan Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatanpjj_kemenkes
 
Syok hipovolemik
Syok hipovolemikSyok hipovolemik
Syok hipovolemikgustians
 
ASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIAASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIAMas Mawon
 
Pengkajian keperawatan Keluarga
Pengkajian keperawatan KeluargaPengkajian keperawatan Keluarga
Pengkajian keperawatan KeluargaNs.Heri Saputro
 
Kebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyamanKebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyamanCahya
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolitmasantian
 
Asuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan InfeksiAsuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan InfeksiAmee Hidayat
 
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada LukaKonsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada LukaSulistia Rini
 
Skenario metode tim dalam keperawatan
Skenario metode tim dalam keperawatanSkenario metode tim dalam keperawatan
Skenario metode tim dalam keperawatanSulistia Rini
 
Sistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT)
Sistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT) Sistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT)
Sistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT) Maria Haryanthi Butar-Butar
 
Laporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensiLaporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensiYabniel Lit Jingga
 

What's hot (20)

Asuhan Keperawatan Gerontik
Asuhan Keperawatan GerontikAsuhan Keperawatan Gerontik
Asuhan Keperawatan Gerontik
 
Asuhan keperawatan
Asuhan keperawatanAsuhan keperawatan
Asuhan keperawatan
 
Evaluasi keperawatan
 Evaluasi keperawatan Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan
 
Ii. askep hipertensi
Ii. askep hipertensiIi. askep hipertensi
Ii. askep hipertensi
 
Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri
 
Resume pasien ny. j
Resume pasien ny. jResume pasien ny. j
Resume pasien ny. j
 
Syok hipovolemik
Syok hipovolemikSyok hipovolemik
Syok hipovolemik
 
ASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIAASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIA
 
Pengkajian keperawatan Keluarga
Pengkajian keperawatan KeluargaPengkajian keperawatan Keluarga
Pengkajian keperawatan Keluarga
 
Kebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyamanKebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyaman
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
 
Sp isolasi sosial
Sp isolasi sosialSp isolasi sosial
Sp isolasi sosial
 
Form askep JIWA
Form askep JIWAForm askep JIWA
Form askep JIWA
 
Asuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan InfeksiAsuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan Infeksi
 
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada LukaKonsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
 
Skenario metode tim dalam keperawatan
Skenario metode tim dalam keperawatanSkenario metode tim dalam keperawatan
Skenario metode tim dalam keperawatan
 
Keperawatan jiwa
Keperawatan jiwaKeperawatan jiwa
Keperawatan jiwa
 
Sistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT)
Sistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT) Sistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT)
Sistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT)
 
7. asuhan keperawatan pada tonsilitis
7. asuhan keperawatan pada tonsilitis7. asuhan keperawatan pada tonsilitis
7. asuhan keperawatan pada tonsilitis
 
Laporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensiLaporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensi
 

Similar to NYERI KEPERAWATAN

Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyaman
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyamanAsuhan keperawatan gangguan_rasa_nyaman
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyamanMeidaElliaPuspita
 
Definisi kenyamanan
Definisi kenyamananDefinisi kenyamanan
Definisi kenyamanantyasseptya
 
KONSEP DASAR KENYAMANAN (NYERI).pptx
KONSEP DASAR KENYAMANAN (NYERI).pptxKONSEP DASAR KENYAMANAN (NYERI).pptx
KONSEP DASAR KENYAMANAN (NYERI).pptxEpaUliPangaribuan
 
LAPORAN PENDAHULUAN RASA AMAN NYAMAN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN RASA AMAN NYAMAN.pptxLAPORAN PENDAHULUAN RASA AMAN NYAMAN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN RASA AMAN NYAMAN.pptxnovithaputri2
 
Ppt rasa nyaman dan nyeri
Ppt rasa nyaman dan nyeriPpt rasa nyaman dan nyeri
Ppt rasa nyaman dan nyeriWidya Marwah
 
GANGGUAN Rasa nyaman nyeri
GANGGUAN Rasa nyaman nyeriGANGGUAN Rasa nyaman nyeri
GANGGUAN Rasa nyaman nyeriAan Trainstation
 
Berbagai Jenis Nyeri.pdf
Berbagai Jenis Nyeri.pdfBerbagai Jenis Nyeri.pdf
Berbagai Jenis Nyeri.pdfpapahku123
 
Asuhan keperawatan pada ny m dengan gangguan rasa aman nyeri
Asuhan keperawatan pada ny m dengan gangguan rasa aman nyeri Asuhan keperawatan pada ny m dengan gangguan rasa aman nyeri
Asuhan keperawatan pada ny m dengan gangguan rasa aman nyeri muhamadimran7
 
ASKEP NYERI.ppt
ASKEP NYERI.pptASKEP NYERI.ppt
ASKEP NYERI.pptsri syla
 
Multimodal Analgesia-nkkjjjbbbbb we1bbb.pptx
Multimodal Analgesia-nkkjjjbbbbb we1bbb.pptxMultimodal Analgesia-nkkjjjbbbbb we1bbb.pptx
Multimodal Analgesia-nkkjjjbbbbb we1bbb.pptxdenjow87
 
KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptx
KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptxKONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptx
KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptxLEILISETIAWANROSYID
 

Similar to NYERI KEPERAWATAN (20)

LP NYERI.docx
LP NYERI.docxLP NYERI.docx
LP NYERI.docx
 
Konsep dan Teori Nyeri
Konsep dan Teori NyeriKonsep dan Teori Nyeri
Konsep dan Teori Nyeri
 
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyaman
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyamanAsuhan keperawatan gangguan_rasa_nyaman
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyaman
 
Kenyamanan dalam asuhan keperawatan
Kenyamanan dalam asuhan keperawatanKenyamanan dalam asuhan keperawatan
Kenyamanan dalam asuhan keperawatan
 
Definisi kenyamanan
Definisi kenyamananDefinisi kenyamanan
Definisi kenyamanan
 
KONSEP DASAR KENYAMANAN (NYERI).pptx
KONSEP DASAR KENYAMANAN (NYERI).pptxKONSEP DASAR KENYAMANAN (NYERI).pptx
KONSEP DASAR KENYAMANAN (NYERI).pptx
 
Nyeri
NyeriNyeri
Nyeri
 
LAPORAN PENDAHULUAN RASA AMAN NYAMAN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN RASA AMAN NYAMAN.pptxLAPORAN PENDAHULUAN RASA AMAN NYAMAN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN RASA AMAN NYAMAN.pptx
 
Apa itu nyeri, perinsip dasar nurs
Apa itu nyeri, perinsip dasar nursApa itu nyeri, perinsip dasar nurs
Apa itu nyeri, perinsip dasar nurs
 
Ppt rasa nyaman dan nyeri
Ppt rasa nyaman dan nyeriPpt rasa nyaman dan nyeri
Ppt rasa nyaman dan nyeri
 
GANGGUAN Rasa nyaman nyeri
GANGGUAN Rasa nyaman nyeriGANGGUAN Rasa nyaman nyeri
GANGGUAN Rasa nyaman nyeri
 
Berbagai Jenis Nyeri.pdf
Berbagai Jenis Nyeri.pdfBerbagai Jenis Nyeri.pdf
Berbagai Jenis Nyeri.pdf
 
Asuhan keperawatan pada ny m dengan gangguan rasa aman nyeri
Asuhan keperawatan pada ny m dengan gangguan rasa aman nyeri Asuhan keperawatan pada ny m dengan gangguan rasa aman nyeri
Asuhan keperawatan pada ny m dengan gangguan rasa aman nyeri
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
ASKEP NYERI.ppt
ASKEP NYERI.pptASKEP NYERI.ppt
ASKEP NYERI.ppt
 
Multimodal Analgesia-nkkjjjbbbbb we1bbb.pptx
Multimodal Analgesia-nkkjjjbbbbb we1bbb.pptxMultimodal Analgesia-nkkjjjbbbbb we1bbb.pptx
Multimodal Analgesia-nkkjjjbbbbb we1bbb.pptx
 
Gejala fisik
Gejala fisikGejala fisik
Gejala fisik
 
System of Neuromuskuloskeletal
System  of NeuromuskuloskeletalSystem  of Neuromuskuloskeletal
System of Neuromuskuloskeletal
 
Power point nyeri
Power point nyeriPower point nyeri
Power point nyeri
 
KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptx
KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptxKONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptx
KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptx
 

Recently uploaded

PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 

Recently uploaded (18)

PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 

NYERI KEPERAWATAN

  • 1. ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. H DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR RASA NYAMAN (NYERI) DIRUANG FLAMBOYAN 2 RSUD SALATIGA Disusun Oleh : 1. Dwi Bayu Kurniawan 2. Dwi Imrohatin 3. Septiana Lestari 4. Taufiqoh Rizqi Agustini 5. Zoon Argi Saputra PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2017
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap individu pasti pernah mengalami nyeri dalam tingkatan tertentu. Nyeri merupakan alasan yang paling umum orang mencari perawatan kesehatan. Walaupun merupakan salah satu dari gejala yang paling sering terjadi di bidang medis, nyeri merupakan salah satu yang paling sedikit dipahami. Individu yang merasakan nyeri merasa menderita dan mencari upaya untuk menghilangkannya. Perawat meggunakan berbagai intervensi untuk dapat menghilangkan nyeri tersebut dan mengembalikan kenyamanan klien. Perawat tidak dapat melihat dan merasakan nyeri yang dialami oleh klien karena nyeri bersifat subjektif. Tidak ada dua individu yang mengalami nyeri yang sama dan tidak ada kejadian nyeri yang sama menghasilkan respon yang identik pada seseorang. Nyeri terkait erat dengan kenyamanan karena nyeri merupakan faktor utama yang menyebabkan ketidaknyamanan pada seorang individu. Pada sebagian besar klien, sensasi nyeri ditimbulkan oleh suatu cidera atau rangsangan yang cukup kuat untuk berpotensi mencederai. Bagi dokter nyeri merupakan masalah yang membingungkan. Tidak ada pemeriksaan untuk mengukur atau memastikan nyeri. Dokter hampir semata-mata mengandalkan penjelasan dari pasien tentang nyeri dan keparahannya. Nyeri alasan yang paling sering diberikan oleh klien ditanya kenapa berobat. Dampak nyeri pada perasaan sejahtera klien sudah sedemikian luas diterima sehingga banyak institusi sekarang menyebut nyeri “tanda vital kelima”, dan mengelompokkannya dengan tanda-tanda klasik suhu, nadi, pernapasan, dan tekanan darah. Perawat menghabiskan lebih banyak waktunya bersama pasien yang mengalami nyeri dibanding tenaga professional perawatan kesehatan lainnya dan perawat mempunyai kesempatan untuk membantu menghilangkan nyeri dan efeknya yang membahayakan. Peran pemberi perawatan primer adalah untuk mengidentifikasi dan mengobati penyebab nyeri dan meresepkan obat-obatan untuk menghilangkan nyeri. Perawat tidak hanya berkolaborasi dengan tenaga professional kesehatan lain tetapi juga memberikan intervensi pereda nyeri, mengevaluasi efektivitas intervensi pereda nyeri, mengevaluasi efektivitas
  • 3. intervensi, dan bertindak sebagai advokat pasien saat intervensi tidak efektif. Selain itu, perawat berperan sebagai pendidik untuk pasien dan keluarga, mengajarkan mereka untuk mengatasi penggunaan analgetik atau regimen pereda nyeri oleh mereka sendiri jika memungkinkan. B. Tujuan 1. Mengetahui dan memahami makna dan konsep nyeri 2. Mengetahui dan memahami asuhan keperawatan pada kasus nyeri
  • 4. BAB II TINJAUAN TEORI A. Definisi Nyeri di definisikan sebagai suatu keadaan ynag mempengaruhi seseorang dan ekstensinya di ketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007). Nyeri akut adalah Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan aktuan atau potensial yang digambarkan sebagai kerusakan (International Associsation for the Study of Pain); awitan yang tiba-tiba atau lambat dari integritas ringan hingga berat dengan akhir yang diantisipasi atau diprediksi. (Nanda, 2015) Nyeri kronis adalah pengalaman sensorik dan emosional tidak menyenangkan dengan kerusakan aktual atau potensial, atau digambarkan sebagai suatu kerusakan (International Association for the Study of Pain); awitan yang tiba-tiba lambat dengan integritas dari ringan hingga berat, terjadi konstan atau berulang tanpa akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung lebih dari tiga (>3) bulan. (Nanda, 2015) B. Etiologi 1. Nyeri Akut a. Agens cedera biologis (mis., infeksi, iskemia, neoplasma) b. Agens cedera fisik (mis., abses, amputasi, luka bakar, terpotong, mengangkat berat, prosedur bedah, trauma, olahraga berlebihan) c. Agens cedera kimiawi (mis., luka bakar, kapsaisin, metilen klorida, agens mustard). (Nanda, 2015) 2. Hambatan imobilisasi fisik a. Agens farmaseutikal b. Ansietas c. Intoleran aktivitas d. Kaku sendi e. Keengganan memulai pergerakan
  • 5. f. Nyeri (NANDA, 2015) C. Patofisiologi dan Pathway Nyeri dapat muncul karena berbagai faktor yaitu agens cedera biologis (misalnya infesksi,iskemia,neuplasma), agen cedera fisik(misalnya: abses,amputasi, luka bakar, trauma bedah) agen cedera kimiawi (misalnya luka bakar, kapsaisin, dan agen mustard), agen pencedera, dilatasi serviks, ekspulsi fetal,dan faktor pencetus lainnya yang dapat menciptakan perasaan yang tidak mnyenangkan bagi seseorang. Saat rangsangan nyeri diterima olek reseptor nyeri maka seseorang akan mempersepsikan nyeri,nyrti dapat menekan akar saraf dan dapat dipersepsikan menjadi nyeri akut,nyeri dengan intensitas tinggi dapat mengganggu pola tidur, saat seseorang mempersepsikan nyeri seseorang cenderung takut bergerak dan akan mengakibatkan gangguan mobilitas fisik. Pathway Faktor presipitasi (agen cedera fisik, agen cedera biologis, agen cidera kimiawi, agen pencedera, dilatasi serviks, eksblusi fetal) Reseptor nyeri Persepsi nyeri Nyeri Menekan saraf mobilitas fisik terganggu Nyeri di persepsikan RAS teraktivasi REM menurun nyeri akut gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan faktor presipitasi
  • 6. D. Manifestasi Klinik 1. Nyeri Akut a. Dilatasi pupil b. Ekspresi wajah nyeri,misal: mata kurang bercahaya, tampak kacau, gerakan mata berpencar atau tetap pada satu fokus, meringis c. Perubahan selera makan 2. Hambatan imobilisasi fisik a. Gerakan lambat b. Kesulitan membolak-balik posisi c. Keterbatasan rentang gerak d. Ketidaknyamanan e. Penurunan kemampuan melakukan keterampilan motorik kasar. (NANDA, 2015) 3. Deprivasi tidur a. Apne tidur b. Demensia c. Enuresis terkaut tidur d. Ereksi nyeri terkait tidur e. Hambatan lingkungan f. Mimpi buruk E. Komplikasi 1. Edema pulmonal 2. Kejang 3. Masalah mobilisasi 4. Hipertensi 5. Hipertermi 6. Gangguan pola tidur F. Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan USG untuk data penunjang apabila ada nyeri tekan abdomen 2. Rontgen untuk mengetahui tulang atau organ dalam yang abnormal Deprivasi tidur
  • 7. 3. Pemeriksaan laboratorium sebagai data penunjang pemeriksaan lainnya 4. CT-Scan mengetahui adanya pembuluh darah yang pecah di otak 5. EKG 6. MRI (Hidayat, 2008) G. Penatalaksanaan (Medis dan Keperawatan) 1. Medis Pengobatan analgesik dapat dibagi atas 4 golongan (Meliala, 2007) a. Analgetik non opioid :AINS, asefaminofen, tramadol. Hanya diberikan bila di duga ada proses peradangan dan adanya kompresi jaringan saraf. b. Analgesik ajuavan – modikasi neuroaktif : antikonvulsan, anti depresi, anti histamin, anifefamin, steroit, benjodia zepin, simpotolitik, obat anti spasnio otot dan neuroteptika, anti konvulsan dan anti depresan yang paling sering digunakan karena mempunyai efek sentral dan memperbaki mood dan depresi carbama zepin telan diinenkan oleh FDA untuk terapi nyeri. c. Analgesik opiold : kedein, morfin, oksikodon kurang responsif untuk nn, sehingga cadang dibutuhkan dosis tinggi. d. Analgesik topikal : capsalan topikal menghilangkan substansi p. Mempengaruhi nosiseptor serabut c dan reseptor panas. Banyak digunakan pada neruralgia herpotik akut dan neuralgia post herpetik 2. Keperawatan Bertujuan untuk merangsang pengeluaran endorfin dan edoefalin yang merupakan peredaran nyeri alami yang ada dalam tubuh (aulina dkt, 2007) a. Modifikasi prilaku : relaksasi, terapi musik, biofeedback dan lain-lain b. Medulasi nyeri :modalitas termal, Transcutaneus Electric Norue Stimulation (TENS), akupuntur c. Latihan kondisi otot : peregangan miofastiar release ispray and strech d. Rehabilitasi Vakosional Pada tahap ini kapasitas kerja dan semua kemampuan penderita yang masih tersisa dioptimalkan agar penderita dapat kembali bekerja. H. Asuhan Keperawatan Sesuai Teori 1. Pengkajian a. Kaji adanya faktor faktor yang menyebabkan nyeri
  • 8. 1) Pembedahan 2) Prosedur diagnostik invasif 3) Trauma (fraktur, luka bakar) 4) Lamanya penekanan pada bagian tubuh karena imobilitas 5) Penyakit kronik 6) Gangguan akut di tandai oleh sumbatan pada darah atau embolisme paru b. Kaji nyeri berhubungan dengan: 1) P: pencetus nyeri a) Apa yang membuat nyeri bertambah buruk b) Apa yang mengurangi nyeri 2) Q : kualitas nyeri a) Nyeri dirasakan seperti apa b) Apakah nyeri di rasakan tajam, tumpul, ditekan dengan berat, berdenyut seperti di iris, atau tercekik. 3) R: regian, lokasi nyeri a) Di mana nyeri tersebut di rasakan b) Apakah nyeri menyebar atau menetap pada satu tempat 4) S : skala nyeri a) Apakah nyeri ringan, sedang atau berat b) Seberapa berat nyeri yang di rasakan 5) T: Time, waktu a) Berapa lama nyeri dirasakan b) Apakah nyeri terus menerus dan kadang kadang c. Kaji tanda tanda vital meliputi: 1) Takanan darah 2) Suhu 3) Respirasi 4) Nadi d. Kaji respon fisiologis 1) Respon simpatik meliputi peningkatan frekuensi pernafasan, denyut jantung 2) Respon parasimpatik meliputi pucat, ketengangan otot, penurunan denyut jantung, mual,muntah dan kelemahan.
  • 9. 2. Diagnosa Keperawatan a. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera fisik (mis., abses, amputasi, luka bakar, terpotong, mengangkat berat, prosedur bedah, trauma, olahraga berlebihan). (Domain 12, kelas 1. 00132) b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri (Domain 4, kelas 2. 00085) c. Devrifasi tidur berhubungan dengan faktor presipitasi (Domain 4, kelas 1.00096) 3. Perencanaan Keperawatan No. Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi 1. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan masalah nyeri teratasi dengan kriteria hasil : 1. Mengenali kapan nyeri datang dari skala 1 menjadi sakala 4. 2. Menggambarkan faktor penyebabdari skala 1 menjadi skala 4. 3. Menggunakan tindakan pencegahan dari skala 1 menjadi skala 4. (Kontrol Nyeri, 1605) (Manajemen Nyeri, 1400) 1. Observasi adanya petunjuk non erbal mengenai ketidaknyamanan terutama pada mereka yang tidak bisa berkomunikasi secara efektif. 2. Gali bersama pasien faktor yang dapat menurunkan dan memperberat nyeri. 3. Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri. 4. Kolaborasi dengan pasien, keluarga dan tim medis. 2. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan pasien dapat bergerak dengan kriteria hasil : 1. Jari (kanan) dari skala 3 menjadi skala 4 (Peningkatan mekanika tubuh, 0140) 1. Monitor perbaikan postur (tubuh)/mekanika tubuh pasien 2. Bantu pasien untuk memilih aktivitas pemanasan sebelum memulai latihan atau memulai pekerjaan yang tidak dilakukan secara rutin sebelumnya
  • 10. 2. Pergelangan kaki (kanan) dari skala 1 menjadi skala 2 3. Lutut (kanan) dari skala 1 menjadi skala 2 (Pergerakan Sendi, 0206) 3. Edukasi pasien/keluarga tentang frekuensi dan jumlah pengulangan dari setiap latihan Kolaborasikan dengan fisioterapis dalam mengembangkan postur (tubuh) yang benar 3. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan masalah tidur teratasi dengan kriteria hasil : 1. Jam tidur dari skala 2 menjadi skala 4 2. Kualitas tidur dari skala 3 menjadi skala 4 3. Tidur rutin dari skala 2 menjadi skala 4 (Tidur, 0004) (Peningkatan tidur, 1850) 1. Monitor/catat tidur pasien dan jumlah jam tidur 2. Dorong penggunaan obat tidur yang tidak mengandung (zat) penekan tidur REM 3. Ajarkan untuk tidur siang hari, jika diindikasikan untuk memenuhi kebutuhan tidur 4. Diskusikan dengan pasien dan keluarga mengenai teknik unruk meningkatkan tidur 4. Evaluasi a. Dx 1 menunjukkan adanya kemampuan dalam : 1.) Dapat mengenali kapan nyeri datang 2.) Dapat menggambarkan faktor penyebab 3.) Dapat menggunakan tindakan pencegahan b. Dx 2 menunjukkan adanya kemampuan dalam : 1.) Dapat menggerakkan jari (kanan) 2.) Dapat menggerakkan pergelangan kaki (kanan) 3.) Dapat menggerakkan lutut (kanan) c. Dx 3 menunjukkan adanya kemampuan dalam : 1.) Jam tidur terpenuhi 2.) Kualitas tidur membaik 3.) Dapat tidur rutin
  • 11. BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KASUS Tanggal Masuk RS : 20 November 2017 Tanggal/Jam Pengkajian : 22 November 2017/13.00 WIB Metode Pengkajian : Autoanamnesa Diagnosa Medis : Post OP tibia tgl 21 November 2017 A. Pengkajian 1. Biodata a. Identitas Klien Nama Klien : Ny. H Jenis Kelamin : perempuan Alamat : jl. Bengawan no 32 Umur : 32 th Agama : Katolik Status Perkawinan : Kawin Pendidikan : SMA Pekerjaan : TKW b. Identitias Penanggung Jawab Nama Klien : Tn. K Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat : jl. Bengawan no 32 Umur : 40 th Agama : Katolik Status Perkawinan : Kawin Pendidikan : SMA Pekerjaan : swasta Hubungan dengan klien : Suami
  • 12. 2. Riwayat Kesehatan a. Keluhan Utama Pasien mengatakan sakit di bagian bekas operasi b. Riwayat Kesehatan Sekarang Pasien datang ke RS karena tidak bisa bisa berjalan tegak setelah jatuh dari motor dengan kondisi nyeri kaki kanan, bengkak, dan jari-jari masih bisa di gunakan, pasien mengatakan nyeri di bagian bekas operasi di kaki kanan, skala nyeri 9, kualitas nyeri tajam, muncul setiap 5 menit c. Riwayat Kesehatan Dahulu Pasien mengatakan dahulu pernah jatuh tapi hanya lecet sedikit d. Riwayat Kesehatan Keluarga Tidak ada penyakit keturunan, tidak ada alergi obat Genogram : Ket : = orang tua laki2 meninggal = orang tua perempuan meninggal = laki-laki = perempuan = klien/pasien = garis keturunan = menikah
  • 13. 3. Pengkajian Pola Fungsi Gordon a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan Klien mengatakan sehat itu penting, klien slalu makan dengan teratur b. Pola Aktifitas dan Latihan Sebelum sakit Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4 Makan/minum V Mandi V Toileting V Berpakaian V Mobilitas ditempat tidur V Berpindah V Ambulasi/ROM V Sesudah Sakit Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4 Makan/minum V Mandi V Toileting V Berpakaian V Mobilitas ditempat tidur V Berpindah V Ambulasi/ROM V c. Pola istirahat dan tidur 1.) Sebelum sakit : tidur 7 jam di malam hari, tanpa terbangun 2.) Sesudah sakit : tidur 5 jam di malam hari, terbangun karena nyeri di kaki, tidur 2 jam di siang hari tanpa tebangun d. Pola nutrisi metabolik 1.) Pengkajian Nutrisi A : 145cm/ 55kg B :HB : 13,7 gr/dl ; Leukosit: 0,04 ribul/ul ; eritrosit: 4,34 juta/ul hematokrit: 39,2 vol%
  • 14. C : konjungtiva ananemis, rambut di warna pirang mudah patah, badan berisi D: makan 3x sehari, nasi, lauk, sayur, air putih 2.) Pola Nutrisi Sebelum sakit a.) Frekuensi : 3x sehari b.) Jenis : nasi, lauk, sayur, air putih c.) Porsi : 1 porsi habis d.) Keluhan : tidak ada keluhan Selama sakit a) Frekuensi : 3x sehari b) Jenis : nasi, lauk, sayur, air putih c) Porsi : 1 porsi habis d) Keluhan : tidak ada keluhan e. Pola eliminasi BAB Sebelum Sakit 1.) Frekuensi BAB : 1x/hari pagi 2.) Konsistensi : lunak berbentuk 3.) Warna : kuning kecoklatan 4.) Keluhan : tidak ada keluhan 5.) Penggunaan obat pencahar: - Selama Sakit 1) Frekuensi BAB : 2 hari sekali pagi 2) Konsistensi : lunak berbentuk 3) Warna : kuning kecoklatan 4) Keluhan : paien BAB di pempers 5) Penggunaan obat pencahar: - BAK Sebelum Sakit 1.) Frekuensi BAB : 1x/hari pagi 2.) Jumlah Urine : lunak berbentuk 3.) Warna : kuning kecoklatan 4.) Keluhan : tidak ada keluhan
  • 15. Selama Sakit 1) Frekuensi BAB : 1x/hari pagi 2) Jumlah Urine : lunak berbentuk 3) Warna : kuning kecoklatan 4) Keluhan : tidak ada keluhan f. Pola kognitif dan perseptual P : nyeri bertambah saat kaki di gerakkan Q : dapat di tolerir R : tibia dekstra S : 5 T : timbul 5 menit sekali Pasien mengatakan untuk mengurangi nyeri yaitu dengan cara mengipasi kakinya, Tidak ada gangguan panca indra, dan tidak ada gangguan kemampuan bicara dan membaca. g. Pola konsep diri 1.) harga diri : pasien mengatakan bahwa saya dan suami saya sama sama berkerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya 2.) ideal diri : pasien mengatakan sebenarnya bulan depan ia akan berangkat ke Singapura 3.) identitas diri : pasien mengatakan ia adalah seorang istri dan anak 4.) gambaran diri : pasien suka mempercantik dirinya, rmabutnya di warna, dan kukunya di cat 5.) peran : saya tidak bisa bekerja selama sakit h. Pola koping Pasien mengatakan tidak memiliki biaya untuk membayar rumah sakit i. Pola seksual-reproduksi pasien memiliki siklus menstruasi yang normal, memakai kontrasepsi spiral, memiliki sorang suami dan 2 orang anak. j. Pola peran hubungan pasien mengatakan memiliki teman dekat dan mempercayainya k. Pola nilai dan kepercayaan Pasien mengatakan beragama katolik, dan percaya adanya mukzizat dan menganggap bahwa sakit adalah penebus dosa-dosa.
  • 16. B. Pemeriksaan Fisik 1. Keadaan/Penampilan Umum Kesadaran : Composmetis Tanda-Tanda Vital : a. Tekanan Darah : 120/70 b. Nadi Frekuensi : 78x/menit Irama : Teratur Kekuatan : Kuat c. Pernafasan Frekuensi : 21x/menit Irama : Teratur d. Suhu : 37 derajat celcius 2. Pemeriksaan Head To Toe a. Kepala, rambut : kulit kepala bersih,rambut bersih berwarna pirang b. Muka 1) Mata - Kebersihan : tidak terdapat kotoran - Palpebra : - - Konjungtiva : ananemis - Pupil : isokor - Sclera : non ikterik - Reflek terhadap cahaya : (+/+) - penggunaan alat bantu :- 2) Hidung : simetris,tidak ada penggunan cuping hidung 3) Mulut : mukosa lembab,bibir lembab lembab,lidah berwarna merah muda 4) Telinga : Mikro c. Leher : tidak ada oedema, tidak ada lesi,tidak ada JVP, simetris d. Dada (Thorax) 1) Paru paru: Inspeksi: Simetris
  • 17. Palpasi: Tidak ada nyeri tekan , vokal premitus kanan=kiri Perkusi : Sonor Aukultasi: Vesikuler 3) Jantung Inspeksi: Ictus cordis tidak nampak Palpasi: Ictus Cordis di ICS 5 Perkusi: Tidak ada perbesaran jantung Aukultasi: Tidak ada bunyi tambahan e. Abdomen Inspeksi : Tidak ada bekas luka Auskultasi : Bising usu 8x/menit Palpasi : Tidak ada udim,tidak terdapat nyeri tekan Perkusi : Thympany f. Genitalia : Tidak ada kelainan g. Anus rektum : Tidak ada kelainan h. Ekstremitas 1) Atas : Kekuatan otot kanan dan kiri : 5 ROM kanan kiri : Tidak ada gangguan Perubahan bentuk tulang : - Pergerakan sendi bahu : Leluasa Perabaan akral : Dingin Pitting edema : - Terpasang infus : Tangan kanan 2) Bawah : Kekuatan otot kanan dan kiri : Kanan 1, kiri 5 ROM kanan kiri : Terdapat gangguan ROM pada kaki kanan Perubahan bentuk tulang : - Varises : - Perabaan akral : Dingin Pitting edema : - i. Integumen : Kulit tampak bersih, tidak ada lesi
  • 18. Hari/Tgl / Jam Jenis Pemeriksaan Nilai Normal Hasil Satuan Ket Selasa/21 November 2017/ 09:38 Wib HEMATOLOGI Hb L: 13-18/ P: 11,5-16,5 13,7 g/dl Normal Leukosit 4,5-11,0 6,04 Ribu/ul Normal Eritrosit L: 4,50-6,5 W: 3,8-5,8 4,34 Juta/ul Normal Hematokrit P: 40-54 W: 37-47 39,2 Vol% Normal MCV 85-100 90,4 Fl Normal MCH 28-31 31,6 Pg Tinggi MCHC 30-35 34,9 g/dl Normal Trombosit 150-450 271 Ribu/ul Normal Gol darah ABO B HITUNG JENIS Eosinofil% 1-6 3,6 % Normal Basofil% 0,0-1,0 0,7 % Normal Limfosit % 20-45 22,6 % Normal Monosit 2-8 5,7 % Normal Neutrofil 40-75 67,2 % Normal KIMIA DARAH Gula darah sewaktu <140 90 Mg/dl Normal Ureum 10-50 26 Mg/dl Normal Creatinin 0,6-1,1 1,1 Mg/dl Normal Cholesterol total < 200 236 Tinggi trigliserida <150 254 Tinggi HDL cholesterol >45 46 Normal LDL cholesterol <100 182 Tinggi SGOT L: <37 W: <31 21 U/L Normal SGPT L: <42 W: <32 16 U/L Normal SEROLOGI HbsAg Negatif Negatif
  • 19. C. Analisa Data No Hari/Tgl/ Jam Data Fokus Masalah Etiologi Diagnosa Keperawatan 1. Rabu,22 November 2017 Ds: Pasien mengatankan nyeri pada bekas operasi di kakikanan bagian betis,nyeri terasa sangat tajam,muncul setiap 5 menit. Do: Pasien nampak menahan nyeri,Skala nyeri 9. Ekspresi nyeri wajah skala 1 Nyeri akut Agen cedera fisik Nyeri akut berhubungan agen cedera fisik (prosedur bedah) 2. Rabu,22 November 2017 Ds: Pasien mengatakan tidak bisa menggerakan pergelangan kaki kananya Do: gerakan sendi skala 1 (sangat terganggu) pergerakan pergelangan kaki kanan skala 1 (deviasi berat dari skala normal) Hambatan mobilitas fisik nyeri Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri D. Prioritas Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera fisik (prosedur bedah) 2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri
  • 20. E. Rencana Keperawatan Hari/ Tgl No. Dx Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan TTd Rabu, 22 November 2017 1. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan masalah nyeri teratasi dengan kriteria hasil : 1. Mengenali kapan nyeri datang dari skala 1 menjadi sakala 4. 2. Menggambarkan faktor penyebabdari skala 1 menjadi skala 4. 3. Menggunakan tindakan pencegahan dari skala 1 menjadi skala 4. (Kontrol Nyeri, 1605) (Manajemen Nyeri, 1400) 1. Observasi adanya petunjuk non verbal mengenai ketidaknyamanan terutama pada mereka yang tidak bisa berkomunikasi secara efektif. 2. Gali bersama pasien faktor yang dapat menurunkan dan memperberat nyeri. 3. Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri. 4. Kolaborasi dengan pasien, keluarga dan tim medis. 2. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan pasien dapat bergerak dengan kriteria hasil : 1. Jari (kanan) dari skala 3 menjadi skala 4 2. Pergelangan kaki (kanan) dari skala 1 menjadi skala 2 (Peningkatan mekanika tubuh, 0140) 1. Monitor perbaikan postur (tubuh)/mekanika tubuh pasien 2. Bantu pasien untuk memilih aktivitas pemanasan sebelum memulai latihan atau memulai pekerjaan yang tidak dilakukan secara rutin sebelumnya
  • 21. 3. Lutut (kanan) dari skala 1 menjadi skala 2 (Pergerakan Sendi, 0206) 3. Edukasi pasien/keluarga tentang frekuensi dan jumlah pengulangan dari setiap latihan 4. Kolaborasikan dengan fisioterapis dalam mengembangkan postur (tubuh) yang benar F. Tindakan Keperawatan Hari/Tgl No. Dx Implementasi Respon TTd Rabu, 22 November 2017 1. Mengobservasi adanya petunjuk non verbal mengenai ketidaknyamanan terutama pada mereka yang tidak bisa berkomunikasi secara efektif. Ds : pasien mengatakan nyeri hilang setelah dikipasi Do : pasien terlihat mengipasi kaki kanannya Menggali bersama pasien faktor yang dapat menurunkan dan memperberat nyeri. Ds : pasien mengatakan nyeri berkurang setelah dikipasi dan bertambah saat kaki digerakkan Do :pasien terlihan mengipasi kakinya dan tidak menggerakkan kakinya sama sekali Mengajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri. Ds : pasien mengatakan nyerinya berkurang setelah melakukan nafas dalam Do : pasienterlihat melakukan nafas dalam beberapa kali Mengkolaborasi dengan pasien, keluarga dan tim medis. Ds : Pasien mengatakan kakinya terasa nyeri apabila digerakkan dokter Do : pasien tampak menahan sakit Rabu, 22 2. Memonitor perbaikan postur Ds : pasien
  • 22. November 2017 (tubuh)/mekanika tubuh pasien mengatakan lebih nyaman saat kakinya di beri bantal Do: terdapat bantal di samping kaki pasien Membantu pasien untuk memilih aktivitas pemanasan sebelum memulai latihan atau memulai pekerjaan yang tidak dilakukan secara rutin sebelumnya Ds : pasien mengatakan belajar menggerakkan kakinya Do: pergelangan kaki skala 3 Edukasi pasien/keluarga tentang frekuensi dan jumlah pengulangan dari setiap latihan Ds: Pasien mengatakan akan berlatih menggerakkan kakinya setiap pagi Do: Pasien kooperatif saat menggerakkan kaki Berkolaborasikan dengan fisioterapis dalam mengembangkan postur (tubuh) yang benar Ds: Pasien mengatakan kakinya terasa sakit saat dibantu menggerakkan oleh dokter Do: Pasien tampak menahan sakit G. Catatan Keperawatan/Evaluasi No. Dx Hari/Tgl Evaluasi TTd 1. Jumat, 24 November 2017 S : Pasien mengatakan sudah mampu mengurangi nyeri post op sedikit-sedikit O : Pasien tampak mempraktikkan cara mengurangi nyeri yaitu nafas dalam A : Masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri.
  • 23. 2. Jum’at,24 November 2017 S: Pasien mengatakan sudah mampu menggerakkan pergelangan kakinya sedikit O: Pasien tampak belajar menggerakkan kaki A: Masalah hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan program pembatasan gerak belum teratasi P: Intervensi di lanjutkan 1. Monitor perbaikan postur(tubuh)/mekanika tubuh pasien 2. Bantu pasien untuk memilih aktivitas pemanasan sebelum memulai latihan atau memulai pekerjaan yang tidak dilakukan secara rutin sebelumnya 3. Edukasi pasien/keluarga tentang frekuensi dan jumlah pengulangan dari setiap latihan 4. Kolaborasikan dengan fisioterapis dalam mengembangkan postur (tubuh) yang benar
  • 24. BAB IV PEMBAHASAN A.TEORI Nyeri dapat muncul karena berbagai faktor yaitu agens cedera biologis (misalnya infesksi,iskemia,neuplasma), agen cedera fisik(misalnya: abses,amputasi, luka bakar, trauma bedah) agen cedera kimiawi (misalnya luka bakar, kapsaisin, dan agen mustard), agen pencedera, dilatasi serviks, ekspulsi fetal,dan faktor pencetus lainnya yang dapat menciptakan perasaan yang tidak meyenangkan bagi seseorang. Saat rangsangan nyeri diterima olek reseptor nyeri maka seseorang akan mempersepsikan nyeri,nyeti dapat menekan akar saraf dan dapat dipersepsikan menjadi nyeri akut,nyeri dengan intensitas tinggi dapat mengganggu pola tidur, saat seseorang mempersepsikan nyeri seseorang cenderung takut bergerak dan akan mengakibatkan gangguan mobilitas fisik. Pathway Faktor presipitasi (agen cedera fisik, agen cedera biologis, agen cidera kimiawi, agen pencedera, dilatasi serviks, eksblusi fetal) Reseptor nyeri Persepsi nyeri Nyeri Menekan saraf mobilitas fisik terganggu Nyeri di persepsikan RAS teraktivasi nyeri akut gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan faktor presipitasi
  • 25. REM menurun B.PRAKTEK Dalam realita (praktek) pada pasien di RS, riwayat penyebab terjadinya nyeri akut pada pasien disebabkan oleh trauma kecelakaan dan prosedur bedah sehingga saat pasien post op pasien merasakan nyeri pada bagian kaki yang telah mengalami prosedur bedah (operasi). Dalam teori disebutkan mekanisme terjadinya nyeri karena fraktur, sedangkan pada realita pasien nyeri juga disebabkan dari prosedur pembedahan (operasi). Sedangkan untuk hambatan mobilitas fisikpada teori memang disebutkan disebabkan karena nyeri yang dialami pasien, namun dalam realita (praktek) hambatan juga disebbakan karena tidak adanya kolaborasi dengan keluarga, karena selama sakit pasien tidak ada yang menjaga, baru saat pasien akan pulang keluarga baru ada dan keluarga diberatahu untuk berkolabora mengurangi hambatan mobilitas fisik pada pasien. Deprivasi tidur
  • 26. BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Pada Asuhan Keperawatan Pada Ny. H didapatkan catatan keperawatan bahwa intervensi keperawatan belum tercapai semua, yang diajarkan pada pasien baru relaksai nafas dalam dan juga pengurangan hambatana imobilitas fisik. Untuk pengurangan hambatan mobilitas fisik baru diedukasikan pada keluarga saat pasien akan dibawa pulang, namun pasien sudah diedukasi terlebih dahulu tentang pengurangan hambatan mobilitas fisik. B. SARAN Dalam pembutan asuhan keperawatan kami dari kelompok masih banyak kekurangan. Untuk itu mohon saran dari para pembaca.
  • 27. DAFTAR PUSTAKA Keliat, Budi Anna., Akemat., Helena, Novy., Nurhaeni, Heni. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta : EGC. Fitria, Nita. (2009). Prinsip Dasar Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta : Salemba Medika. Wilkinson, J,M., & Ahern, Nancy R. (2012). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. (9th ed.). (Penerjemah : Wahyuningsih, Esty.). Jakarta: EGC. Tarwoto dan Wartonah. (2000). Kebutuhan Dasar Manusia : Jakarta Kozier, Barbara. (2010). Fundamental Keperawatan. (7th ed.). Vol 1. (Penerjemah: Karyuni, Pamilih Eko.). Jakarta: EGC