2. DEFINISI
Nyeri menurut International Association for Study of Pain/IASP yang dikutuip oleh
Kuntono (2011) adalah suatu pengalaman sensoris dan emosional yang tidak
menyenangkan yang terkait dengan kerusakan jaringan atau yang cenderung merusak
jaringan.
SDKI, 2016 membagi nyeri menjadi dua pengertian :
1. Nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan
2. Nyeri kronis adalah pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung lebih dari 3 bulan
3. PENYEBAB ATAU FAKTOR PREDISPOSISI NYERI
Penyebab atau faktor predisposisi gangguan rasa aman nyaman berdasarkan SDKI, 2016
A. NYERI AKUT
Agen pencedera fisiologis (misalnya inflamasi, iskemia, neoplasma)
Agen pencedera kimiawi (misalnya terbakar, bahan kimia iritan)
Agen pencedera fisik (misalnya abses, amputasi, terbakar, terpotong, mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan)
B. NYERI KRONIS
Kondisi musculoskeletal kronis
Kerusakan sistem saraf dan Penekanan saraf
Ketidakseimbangan neurotransmitter, neuromodulator, dan reseptor
Gangguan imunitas (misalnya neuropati terkait HIV, virus varicella-zoster)
Gangguan fungsi metabolic
Riwayat posisi kerja statis
Peningkatan indeks massa tubuh
Kondisi pasca trauma
Tekanan emosional
Riwayat penganiayaan (misalnya fisik, psikologis, seksual) dan penyalahgunaan obat/zat
4. POHON MASALAH
Pohon masalah gangguan rasa aman nyaman sebagai berikut
KDP MBOK NONIKhiperlink Pohon Masalah aman nyaman.doc
5. KLASIFIKASI NYERI
NYERI DIBAGI MENJADI BERDASARKAN SUMBER, JENIS NYERI, DAN TIMBULNYA NYERI
A. BERDASARKAN SUMBER
• NYERI SOMATIK LUAR
• NYERI SOMATIK DALAM
• NYERI VISERAL
B. BERDASARKAN JENIS NYERI
• NYERI NOSISEPTIF
• NYERI NEUROGENIK
• NYERI PSIKOGENIK
C. BERDASARKAN LAMA NYERI
• NYERI AKUT
• NYERI KRONIS
6. TANDA DAN GEJALA KLINIS
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif:
Mengeluh Nyeri
Objektif:
Tampak meringis
Bersikap protektif (mis. waspada, posisi
menghindar nyeri)
Gelisah
Frekuensi nadi meningkat
Sulit tidur.
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif -
Objektif:
TD meningkat
Pola napas berubah
Nafsu makan berubah
Proses berpikir terganggu
Menarik diri
Berfokus pada diri sendiri
Diaforesis.
Tanda dan gejala klinis nyeri, dibagi menjadi lama timbul nyeri yaitu
nyeri akut dan kronis
NYERI AKUT
7. TANDA DAN GEJALA KLINIS
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif:
Mengeluh nyeri, merasa depresi (tertekan)
Objektif:
Tampak meringis
Gelisah
Tidak mampu menuntaskan aktivitas
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif:
Merasa takut mengalami cedera berulang
Objektif:
Bersikap protektif (mis. posisi menghindari
nyeri)
Waspada
Pola tidur berubah
Anoreksia
Fokus menyempit
Berfokus pada diri sendiri
NYERI KRONIS
8. PEMERIKSAAN NYERI
Menurut Wardani (2014), pemeriksaan nyeri dapat dilakukan dengan:
1. Anamnesis secara teliti
Tanyakan kepada pasien secara teliti yaitu : lokasi, intesitas, derajat, keadaan yang memperberat
dan memperingan nyeri serta penggobatan yang pernah dijalani, dan alergi obat
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan vital sign sangat penting dilakukan untuk mendapatkan hubungannya dengan
intensitas nyeri karena nyeri menyebabkan stimulus simpatik seperti takikardia, hiperventilasi dan
hipertensi.
3. Pemeriksaan GCS secara rutin
Pemeriksaan khusus neurologi seperti adanya gangguan sensorik sangat penting dilakukan dan
yang perlu diperhatikan adalah adanya hipoastesia, hiperastesia, hiperpatia dan alodinia pada
daerah nyeri yang penting menggambarkan kemungkinan nyeri neurogenik.
9. PEMERIKSAAN NYERI
Menurut Wardani (2014), pemeriksaan nyeri dapat dilakukan dengan:
4. Pemeriksaan Psikologis
Faktor psikologis berperan dalam manifestasi nyeri yang subjektif, dapat dilakukan dengan
pemeriksaan berupa the Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI)
5. Pemeriksaan dengan skala nyeri
Pemeriksaan skala nyeri dengan
• Verbal Descriptive Scale
• Faces Rating Scale
• Numeric Rating Scale (NRS)
• Visual Analog Scale (VAS)
6. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan bertujuan untuk mengatahui penyebab dari nyeri.
Pemeriksaan yang dilakukan seperti pemeriksaan laboratorium dan imaging seperti foto polos, CT
scan, MRI atau bone scan.
10. PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksanaan medis dalam nyeri dapat dibagi menjadi 2, dengan farmakologis dan
nonfarmakologis :
1. Farmakologis
Menurut Wahyudi dan Wahid (2016) menjelaskan bahwa penanganan nyeri secara
farmakologi adalah dengan :
• Analgetik Narkotik
contohnya morfin dan kodein. Narkotik memberikan efek penurunan nyeri dan
kegembiraan, namun penggunaan obat ini menimbulkan efek menekan pusat
pernapasan dimedulla batang otak
• Analgetik non narkotik
Contoh aspirin, asetaminifen dan ibuprofen selain memiliki efek anti nyeri juga
memiliki efek anti inflamasi dan antipiretik
11. PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksanaan medis dalam nyeri dapat dibagi menjadi 2, dengan farmakologis dan
nonfarmakologis :
2. Non farmakologis
• Hubungan dan komunikasi terapeutik perawat dan pasien
• Terapi relaksasi
• Membangun imajinasi secara terbimbing
• Terapi distraksi
• Akupuntur
• Acupressure
• Biofeedback
• Stimulasi kutaneus
• Terapi psikoteapi
12. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian identitas
2. Riwayat Kesehatan
3. Pengkajian Fungsional
4. Pengkajian Fisik
5. Pengkajian Nyeri dengan PQRST :
P (Provocate): Respon paliatif meliputi factor pencetus nyeri
Q (Quality): Kualitas nyeri meliputi nyeri uka post operasil
R (Region): Lokasi nyeri, meliputi nyeri luka post operasi
S (Skala): Skala nyeri ringan, sedang, berat atau sangat nyeri
T (Time): Waktu meliputi kapan, berapa lama dan terakhir dirasakan
13. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
masalah keperawatan yang mungkin muncul
1. Nyeri Akut
2. Nyeri Kronis
14. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
Intervensi atau perencanaan asuhan keperawatan didsarkan pada Standar
Luaran dan Standar Intervensi Keperawatan Infdonesia (SLKI dan SIKI)
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi atau pelaksanaan asuhan didasarkan pada rencana asuhan
keperawatan
EVALUASI KEPERAWATAN
a. Evaluasi Formatif (Merefleksikan observasi perawat dan analisi
terhadap klien terhadap responlangsung pada intervensi keperawatan),
b. Evaluasi Sumatif (Merefleksikan rekapitulasi dan sinopsi observasi dan analisis mengenai
status kesehatan klien terhadap waktu)