Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
1. PENGEMBANGAN MODUL AJAR
(ASESMEN-BERDIFERENSIASI-KOLABORATIF)
Disajikan pada In HouseTraining (IHT)
SMAN 1 Tarumajaya Kabupaten Bekasi
Bekasi, 1 Maret 2024
Dr. Idi Jahidi, S.Pd., M.Si.
Pelatih Ahli/Fasilitator Sekolah Penggerak
Balai Besar Guru Penggerak
Kemdikbud Ristek Republik Indonesia
2. Jenis dan Fungsi Asesmen
Paradigma Asesmen
Pada akhir sesi ini, Bapak/Ibu
dapat memahami tentang… .
Prinsip Asesmen
Langkah-Langkah Perencanaan, Pelaksanaan,
dan Pengolahan Asesmen Formatif dan Sumatif
Prinsip-prinsip Pelaporan Asesmen
3. Jenis dan Fungsi Asesmen
Paradigma Asesmen
Prinsip Asesmen
• 5 Prinsip asesmen
• Keterkaitan asesmen dengan
prinsip pembelajaran
Pertama-tama mari kita
pelajari tentang…
4. 1. Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, memfasilitasi pembelajaran, menyediakan
informasi sebagai umpan balik untuk guru, peserta didik, dan orang tua.
2. Asesmen perlu dirancang dan dilakukan sesuai dengan tujuan.
3. Asesmen dirancang secara adil, valid dan dapat dipercaya, memberikan informasi yang kaya bagi guru, peserta
didik dan orang tua mengenai kemajuan dan pencapaian pembelajaran, serta keputusan tentang langkah
selanjutnya.
4. Asesmen sebaiknya meliputi berbagai bentuk tugas, instrumen, dan teknik yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang ditargetkan.
5. Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif, memberikan
informasi yang bermanfaat untuk peserta didik dan orang tua, dan data yang berguna untuk penjaminan dan
peningkatan mutu pembelajaran.
5PRINSIP ASESMEN
6. Paradigma Asesmen
Langkah-Langkah Perencanaan, Pelaksanaan,
dan Pengolahan Asesmen Formatif dan Sumatif
• Jenis Asesmen berdasarkan
fungsinya
Selanjutnya mari kita
pelajari tentang…
Jenis dan Fungsi Asesmen
7. Jenis Asesmen berdasarkan fungsinya:
Assessment as Learning: asesmen sebagai proses
pembelajaran
Assessment for Learning: asesmen untuk proses
pembelajaran
Assessment of learning: asesmen pada akhir proses
pembelajaran
Selama ini pelaksanaan asesmen cenderung
berfokus pada asesmen sumatif (assessment OF
learning) yang dijadikan acuan untuk mengisi
laporan hasil belajar, sehingga hasil asesmen
belum dimanfaatkan sebagai umpan balik untuk
perbaikan pembelajaran.
Pada pembelajaran paradigma baru,
pendidik diharapkan
menyelenggarakan lebih banyak
asesmen formatif untuk
meningkatkan kualitas
pembelajaran.
8. Asesmen SEBAGAI
Proses Pembelajaran
(Assessment AS Learning)
Asesmen UNTUK
Proses Pembelajaran
(Assessment FOR Learning)
Asesmen PADA AKHIR
Proses Pembelajaran
(Assessment OF Learning)
• Asesmen untuk refleksi
proses pembelajaran
• Berfungsi sebagai asesmen
formatif
• Asesmen untuk perbaikan
proses pembelajaran
• Berfungsi sebagai asesmen
formatif
• Asesmen untuk evaluasi
pada akhir proses
pembelajaran
• Berfungsi sebagai asesmen
sumatif
Perbedaan assessment as dan for learning adalah assessment as
learning lebih melibatkan peserta didik secara aktif dalam kegiatan
asesmen tersebut. Peserta didik diberi pengalaman untuk belajar
menjadi penilai bagi diri sendiri dan temannya. Penilaian diri (self
assessment) dan penilaian antar teman merupakan contoh
assessment as learning.
Dalam assessment as learning peserta didik sebaiknya dilibatkan
dalam merumuskan prosedur, kriteria, maupun rubrik/pedoman
asesmen sehingga mereka mengetahui dengan pasti apa yang harus
dilakukan agar memperoleh capaian belajar yang maksimal.
9. Langkah-Langkah Perencanaan, Pelaksanaan,
dan Pengolahan Asesmen Formatif dan Sumatif
Prinsip-prinsip Pelaporan Asesmen
• Pemahaman yang perlu dimiliki
pendidik untuk melaksanakan
asesmen dengan efektif
Paradigma Asesmen
10. 1 Penerapan pola berpikir bertumbuh
(growth mindset)
kesalahan akan menstimulasi
perkembangan otak peserta didik
jika diterima, dikomunikasikan dan
dicarikan solusi
Kesalahan dalam belajar itu
wajar.
Tetapi tentang pemahaman,
penalaran, penerapan, serta
kemampuan menilai dan berkarya
secara mendalam.
Belajar bukan tentang
kecepatan,
Pengondisian lingkungan belajar
(fisik dan psikis) di sekolah dan
rumah akan mempengaruhi
pencapaian hasil belajar
Lingkungan belajar
akan sangat mempengaruhi
performa peserta didik.
Ekspektasi pendidik yang positif
membiasakan peserta didik untuk
melakukan asesmen diri, asesmen
antarteman, refleksi diri, dan
pemberian umpan balik
antarteman.
Berlatih melakukan asesmen
Paradigma Asesmen Mereka memiliki peta jalan belajar
yang berbeda, dan tidak perlu
dibandingkan dengan teman-
temannya.
Setiap peserta didik unik,
Pemberian umpan balik yang tepat
akan berpengaruh pada motivasi
belajar peserta didik.
Apresiasi /Umpan Balik
11. Ladder of Feedback
Klarifikasi
Penilaian
Perhatian
Saran
Apresiasi
• Apa yang kamu
maksud dengan …
• Bisa tolong jelaskan
lagi tentang …
• Bagaimana itu bisa
terjadi?
• Bagian ini efektif
karena …
• Ini menarik karena …
• Ini ide yang bagus
untuk …
• Saya membayangkan
bagaimana jika …
• Apakah mungkin jika
…
• Saya belum paham
bagaimana …
• Bagaimana kamu
bisa…
• Pernahkah kamu
berpikir tentang …
• Bagaimana kalau
menambahkan …
• Bisakah kamu
menghapus bagian
…
• Idemu mengingatkan
saya pada …
• Saya bisa melihat
pekerjaan …ini bisa
saya gunakan juga
• Saya belajar … dari
jawabanmu
Dikutip dari https://sonyaterborg.com/2018/10/21/ladder-of-feedback/
Contoh praktik baik memberikan umpan balik secara berjenjang
12. Paradigma Asesmen
Terpadu
Asesmen dilaksanakan terpadu dengan pembelajaran
mencakup kompetensi pada ranah sikap, pengetahuan,
dan keterampilan yang saling terkait. Rumusan capaian
pembelajaran telah mengakomodasi tiga ranah
tersebut.
02
Keleluasaan dalam Menentukan
Waktu Asesmen
Asesmen diagnostic
• Awal pembelajaran
• Awal lingkup materi
Asesmen formatif
• Selama proses pembelajaran
Asesmen sumatif
• Selesai 1 lingkup materi (terdiri beberapa tujuan pembelajaran)
• Pada akhir fase
• Jika diperlukan untuk menguatkan konfirmasi capaian hasil
belajar, asesmen sumatif dapat dilakukan pada akhir semester,
berfokus pada kompetensi yang dipelajari selama satu
semester.
03
13. Paradigma Asesmen
Keleluasaan dalam
Menentukan Jenis Asesmen
Pendidik diberikan keleluasaan dalam merencanakan dan
menggunakan jenis asesmen dengan mempertimbangkan:
karakteristik mata pelajaran, karakteristik dan
kemampuan peserta didik, capaian pembelajaran, dan
tujuan pembelajaran, serta sumber daya pendukung
yang tersedia.
04
Keleluasaan dalam Menggunakan
Teknik dan Instrumen Asesmen
Pendidik diberikan keleluasaan dalam menggunakan
Teknik (cth: observasi, performa, tes tertulis/lisan) dan
instrumen penilaian (cth: rubrik, eksemplar, ceklist, catatan
anekdotal, grafik perkembangan peserta didik).
05
14. Paradigma Asesmen
6. Keleluasaan dalam Menentukan Kriteria
Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran
menjadi sumber informasi atau data bagi pendidik
untuk menentukan tindak lanjut penyesuaian
pembelajaran sesuai kondisi peserta didik.
8. Keleluasaan dalam Menentukan Kriteria
Kenaikan Kelas
Pendidik dan satuan pendidikan diberikan
keleluasaan untuk menentukan kriteria kenaikan
kelas, dengan mempertimbangkan:
• Laporan Kemajuan Belajar
• Laporan Pencapaian Projek Profil Pelajar Pancasila
• Portofolio peserta didik
• Ekstrakurikuler/prestasi/penghargaan peserta didik
• Tingkat kehadiran
7. Keleluasaan dalam Mengolah
Hasil Asesmen
Pengolahan hasil asesmen dilakukan dengan
memanfaatkan hasil formatif dan sumatif.
Terdapat 2 jenis data yaitu data hasil
asesmen yang berupa angka (kuantitatif)
serta data hasil asesmen yang berupa narasi
(kualitatif).
15. Pengolahan dan Pelaporan Hasil
Asesmen
Refleksi dan Tindak Lanjut
Pembelajaran dan Asesmen
Pelaksanaan Pembelajaran
Terdiferensiasi dan Asesmen
• Alternatif pendekatan
pembelajaran
• Contoh pembelajaran
diferensiasi
Selanjutnya mari kita
pelajari tentang…
16. Dalam melakukan pembelajaran terdiferensiasi, perlu melakukan asesmen awal.
● Asesmen awal pembelajaran sangat perlu dilakukan karena untuk mengidentifikasi kebutuhan
belajar peserta didik, dan hasilnya digunakan untuk merancang pembelajaran yang sesuai
dengan tahap capaian peserta didik.
● Asesmen awal dilakukan untuk mengetahui kesiapan dan kebutuhan peserta didik untuk
mempelajari sebuah kompetensi dan materi ajar yang telah dirancang dan membantu guru
merancang and/atau membuat penyesuaian untuk sebagian peserta didik.
● Asesmen pada awal pembelajaran diharapkan dapat dilakukan secara natural, seperti diskusi
ringan pemantik di awal kegiatan permainan, kuis sederhana , atau dapat dilihat juga dari hasil
asesmen sebelumnya (untuk kompetensi prasyarat)
Tentang Asesmen Awal
19. Apa saja yang dapat di diferensiasikan?
Konten (materi yang akan diajarkan).
Bagi peserta didik yang memerlukan bimbingan dapat
mempelajari 3 (tiga) hal terpenting terkait materi, bagi
siswa yang cukup mahir dapat mempelajari keseluruhan
materi dan bagi peserta didik yang sudah sangat mahir
dapat diberikan pengayaan.
Proses (cara mengajarkan).
Proses pembelajaran dan bentuk pendampingan dapat
didiferensiasi sesuai kesiapan peserta didik, bagi siswa yang
membutuhkan bimbingan pendidik perlu mengajarkan secara
langsung, bagi peserta didik yang cukup mahir dapat diawali
dengan Modeling yang dikombinasi dengan kerja mandiri,
praktik, dan peninjauan ulang (review), bagi peserta didik
yang sangat mahir dapat diberikan beberapa pemantik untuk
tugas mandiri kepada peserta didik yang sangat mahir.
Produk (luaran atau performa
yang akan dihasilkan).
Diferensiasi pembelajaran juga dapat
dilakukan melalui produk yang
dihasilkan. Contohnya, bagi peserta
didik yang memerlukan bimbingan
bisa menjawab pertanyaan-
pertanyaan mengenai konten inti
materi, sedangkan bagi peserta didik
yang cukup mahir dapat membuat
presentasi yang menjelaskan
penyelesaian masalah sederhana, dan
bagi peserta yang sangat mahir bisa
membuat sebuah inovasi atau
menelaah permasalahan yang lebih
kompleks.
20. Pembelajaran Berdiferensiasi
● Proses belajar mengajar dimana peserta didik
dapat mempelajari materi pelajaran sesuai
dengan kemampuan, apa yang disukai, dan
kebutuhannya masing-masing sehingga
mereka tidak frustrasi dan merasa gagal dalam
pengalaman belajarnya (Breaux dan Magee,
2010; Fox & Hoffman, 2011; Tomlinson, 2017)
22. Ciri-ciri Pembelajaran Berdiferensiasi
Ciri-ciri Penjelasan dari ciri-ciri
Bersifat proaktif Guru secara proaktif dari awal sudah
mengantisipasi kelas yang akan diajarnya
dengan merencanakan pembelajaran untuk
peserta didik yang berbeda-beda. Jadi bukan
menyesuaikan pembelajarannya dengan
peserta didik sebagai reaksi dari evaluasi
tentang ketidakberhasilan pelajaran
sebelumnya.
Menekankan
kualitas daripada
kuantitas
Dalam pembelajaran berdiferensiasi, kualitas
dari tugas lebih disesuaikan dengan kebutuhan
peserta didik. Jadi bukan berarti anak yang
pandai setelah selesai mengerjakan tugasnya
akan diberi lagi tugas tambahan yang sama,
namun ia diberikan tugas lain yang dapat
menambah keterampilannya.
Berakar pada
asesmen
Guru selalu mengases para peserta didik
dengan berbagai cara untuk mengetahui
keadaan mereka dalam setiap pembelajaran
sehingga berdasarkan hasil asesmen tersebut,
guru dapat menyesuaikan pembelajarannya
dengan kebutuhan mereka.
Menyediakan
berbagai
pendekatan dalam
konten, proses
pembelajaran,
produk yang
dihasilkan, dan
juga lingkungan
belajar.
Dalam pembelajaran berdiferensiasi ada 4
unsur yang dapat disesuaikan dengan tingkat
kesiapan peserta didik dalam mempelajari
materi, minat, dan gaya belajar mereka. Ke
empat unsur yang disesuaikan adalah konten
(apa yang dipelajari), proses (bagaimana
mempelajarinya), produk (apa yang dihasilkan
setelah mempelajarinya), dan lingkungan
belajar (iklim belajarnya)
Berorientasi pada
peserta didik
Tugas diberikan berdasarkan tingkat
pengetahuan awal peserta didik terhadap
materi yang akan diajarkan sehingga guru
merancang pembelajaran sesuai dengan level
kebutuhan peserta didik. Guru lebihbanyak
mengatur waktu, ruang, dan kegiatan yang
akan dilakukan peserta didik daripada
menyajikan informasi kepada peserta didik.
Merupakan
campuran dari
pembelajaran
individu dan
klasikal
Guru memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk kadang-kadang belajar bersama-
sama secara klasikal dan dapat juga belajar
secara individu.
Bersifat hidup Guru berkolaborasi dengan peserta didik terus
menerus termasuk untuk menyusun tujuan
kelas maupun individu dari para peserta
didik. Guru memonitor bagaimana pelajaran
dapat cocok dengan para peserta didik dan
bagaimana penyesuaiannya.
29. Menilik Proses Asesmen K13 dan
Kurikulum di Program Sekolah penggerak
Perubahan
Persamaan
Kumpulan portofolio
anak
Jumlah kumpulan portofolio anak
lebih sedikit: Tidak harus ada data
setiap hari Deskripsi narasi lebih
berkualitas:
a. memilih satu instrumen yang
paling cocok dalam satu hari
b. deskripsi dapat beragam,
tidak harus menyoroti hal
yang sama antara satu
anak dengan anak yang
lain
30. Alur Asesmen
1. Menggunakan alur tujuan pembelajaran yang telah disusun,
kemudian identifikasi tujuan pembelajaran yang menjadi kompetensi
yang diinginkan.
2. Mengidentifikasi bentuk asesmen yang hendak dilakukan untuk
mengukur pembelajaran secara formatif maupun sumatif.
3. Membuat instrumen asesmen formatif dan sumatif bersamaan
dengan menyusun modul ajar.
4. Pelaksanaan Asesmen Formatif dan Sumatif
5. Mengolah Hasil Asesmen
31. Menggunakan alur tujuan pembelajaran yang telah disusun, kemudian identifikasi
tujuan pembelajaran yang menjadi kompetensi yang diinginkan. → misalnya
menyajikan, menggeneralisasi, membandingkan, memperkirakan, mengukur,
mengobservasi, dan lain-lain.
1
Contoh
32. 2. Mengidentifikasi bentuk asesmen yang hendak dilakukan
untuk mengukur pembelajaran secara formatif maupun sumatif.
Contoh
35. 4. Pelaksanaan Asesmen Formatif dan Sumatif
Asesmen Sumatif
• Sumatif dilakukan pada akhir lingkup
materi untuk mengukur kompetensi
yang dikehendaki dalam tujuan
pembelajaran dan pada akhir semester
• Pendidik dapat menggunakan berbagai
teknik seperti portofolio, performa
(kinerja, produk, proyek, portofolio),
maupun tes.
• Hasil sumatif dapat ditindak lanjuti
dengan memberikan umpan balik atau
melakukan intervensi kepada peserta
didik maupun proses pembelajaran yang
telah dilakukan.
Asesmen Formatif
• Dilaksanakan bersamaan dalam proses pembelajaran,
yang, kemudian ditindaklanjuti untuk memberi perlakuan
berdasarkan kebutuhan peserta didik serta perbaikan
proses pembelajaran.
• Pendidik dapat menggunakan berbagai teknik seperti
observasi, performa (kinerja, produk, proyek, portofolio),
maupun tes.
• Tindak lanjut yang dilakukan bisa dilakukan langsung
dengan memberikan umpan balik atau melakukan
intervensi.
• Pendidik dapat mempersiapkan berbagai instrumen
seperti rubrik, catatan anekdotal, lembar ceklist untuk
mencatat informasi yang terjadi selama pembelajaran
berlangsung.
36. Bentuk Asesmen Formatif dan Sumatif
Contoh bentuk asesmen tidak tertulis
Diskusi kelas
• Mengembangkan kemampuan berkomunikasi murid
di depan publik dan mengemukakan pendapat.
• Melatih murid untuk belajar berdemokrasi,
mendengarkan dan menerima pendapat orang lain
yang mungkin berbeda dengannya, juga merespons
pendapat tersebut dengan cara yang sopan dan
simpatis.
Drama
• Mengembangkan kemampuan seni peran dan
berkomunikasi murid.
• Mendorong murid untuk melihat sebuah masalah
dari perspektif yang berbeda sehingga dapat
menumbuhkan jiwa empati dan berpikiran kritis
murid.
Produk
• Membuat model miniatur 3
dimensi (diorama), produk digital,
produk seni, dll.
• Mengembangkan kreativitas
• Menanamkan pengertian
mengenai sebuah peristiwa
Presentasi
• Mengembangkan
kemampuan berkomunikasi
• Mendorong murid untuk
memahami topik presentasi
dengan mendalam
Tes Lisan
• Kuis tanya jawab secara
lisan
• Mengonfirmasi pemahaman
murid
• Menerapkan umpan balik
37. Bentuk Asesmen Formatif dan Sumatif
Contoh bentuk asesmen tertulis
Refleksi
• Melatih murid untuk berperan aktif dalam
mengevaluasi pembelajaran mereka sendiri dan
memikirkan bagaimana cara mereka dapat
memperbaiki diri.
• Hasil refleksi ini dapat digunakan guru untuk melihat
sisi lain proses pembelajaran murid
Jurnal
• Melatih kemampuan murid untuk
mengorganisasi dan mengekspresikan
ide/pemikiran mereka dalam bentuk tulisan.
• Biasanya ditulis dengan bahasa yang kurang
formal sehingga memberikan murid kebebasan
berpikir kreatif.
• Menjadi alat untuk murid merefleksikan
perkembangan mereka secara
berkesinambungan.
Esai
• Mengasah keterampilan menulis
akademis murid, seperti
mengembangkan argumen,
menyajikan bukti, mencari sumber
terpercaya untuk mendukung
argumen, dan menggunakan
referensi dengan tepat.
• Mengembangkan cara berpikir kritis
dan daya analisis murid.
Poster
• Mendorong kemampuan
murid untuk mengeksplorasi
topik dan
mengkomunikasikan
pemahaman mereka dengan
cara semenarik mungkin
Tes Tertulis
• Kuis pilihan ganda
• Kuis pertanyaan
• Menerapkan umpan balik
38. Terdapat tiga alternatif pengolahan hasil asesmen yang dapat dijadikan inspirasi
satuan pendidikan, antara lain:
Alternatif 1: Mengolah seluruh data formatif dan sumatif, untuk dijadikan nilai rapor.
• Seluruh hasil asesmen formatif dan sumatif berupa angka diolah menjadi nilai akhir
Alternatif 2: Mengolah seluruh data formatif dan sumatif, untuk dijadikan nilai rapor.
• Hasil formatif berupa angka dan hasil sumatif diolah menjadi nilai akhir.
• Data berupa narasi (kualitatif) digunakan sebagai pertimbangan deskripsi Capaian Kompetensi dalam rapor.
Alternatif 3: Mengolah seluruh data formatif dan sumatif, untuk dijadikan nilai rapor.
• Hasil asesmen sumatif diolah menjadi nilai akhir.
• Hasil asesmen formatif digunakan sebagai pertimbangan deskripsi Capaian Kompetensi dalam rapor.
Mengolah Hasil Asesmen
39. Keunggulan:
• Asesmen didasarkan pada data
yang lengkap dari formatif dan
sumatif sehingga pendidik memiliki
informasi yang lebih banyak untuk
menentukan nilai akhir.
• Data berupa angka lebih mudah
untuk diolah.
Kelemahan:
• Upaya yang dilakukan pendidik lebih
banyak.
• Waktu yang diperlukan untuk
mengumpulkan dan mengolah data lebih
lama.
• Penilaian berupa angka, belum
mencerminkan kompetensi secara utuh.
Alternatif 1: Mengolah seluruh data formatif dan sumatif, untuk dijadikan nilai rapor.
Hal yang Harus Ditinggalkan:
• Asesmen formatif hanya dengan mengambil nilai berupa angka.
• Hanya menggunakan teknik tes tertulis atau lisan dan mengabaikan teknik penilaian lain, misalnya observasi,
produk, praktik, projek, dan portofolio.
• Berfokus pada nilai tanpa memberikan umpan balik dan tindak lanjut untuk perbaikan proses pembelajaran.
• Pendidik menghabiskan waktu untuk menangani administrasi dan pengolahan penilaian sehingga kehilangan
fokus untuk melaksanakan pembelajaran bermakna.
41. Keunggulan:
• Waktu yang diperlukan untuk
mengumpulkan dan mengolah nilai
lebih singkat.
• Informasi kemajuan belajar peserta
didik lebih bervariasi karena
menggabungkan data kuantitatif dan
kualitatif.
Kelemahan:
• Berpotensi terjadi kesalahan dalam menentukan
tujuan pembelajaran yang akan dinilai secara
kuantitatif.
• Upaya pendidik bertambah karena harus
mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif.
• Kesulitan menentukan deskripsi, jika data
asesmen formatif kurang lengkap dan tidak
terdokumentasikan dengan baik.
Alternatif 2: Mengolah seluruh data formatif dan sumatif, untuk dijadikan nilai rapor.
Hal yang Harus Ditinggalkan:
• Tidak melakukan analisis yang mendalam atas keterkaitan tujuan pembelajaran dan CP ketika menentukan tujuan
pembelajaran yang akan dinilai berupa angka.
• Dengan menilai tujuan pembelajaran berupa angka, pendidik tidak melakukan asesmen kualitatif karena tidak
menjadi komponen penyusun nilai rapor.
44. Keunggulan:
• Waktu yang diperlukan untuk
mengumpulkan dan mengolah nilai
lebih singkat.
• Informasi kemajuan belajar peserta
didik lebih bervariasi karena
menggabungkan data kuantitatif dan
kualitatif.
Kelemahan:
• Berpotensi terjadi kesalahan dalam
menentukan tujuan pembelajaran yang akan
dinilai secara kuantitatif.
• Upaya pendidik bertambah karena harus
mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif.
• Kesulitan menentukan deskripsi, jika data
asesmen formatif kurang lengkap dan tidak
terdokumentasikan dengan baik.
Alternatif 3: Mengolah seluruh data formatif dan sumatif, untuk dijadikan
nilai rapor.
Hal yang Harus Ditinggalkan:
• Tidak melakukan analisis yang mendalam atas keterkaitan tujuan pembelajaran dan CP ketika menentukan
tujuan pembelajaran yang akan dinilai berupa angka.
• Dengan menilai tujuan pembelajaran berupa angka, pendidik tidak melakukan asesmen kualitatif karena tidak
menjadi komponen penyusun nilai rapor.
46. Lanjutan Alternatif 3
Catatan:
• Sajian berikut
merupakan contoh
rekapan formatif yang
berupa data kuantitatif
(narasi) berdasarkan
lembar observasi,
catatan anekdotal, dsb.
• Hasil asesmen formatif
akan digunakan
sebagai pertimbangan
deskripsi Capaian
Kompetensi dalam
rapor.
50. • Pelaporan asesmen dan
umpan balik
Selanjutnya mari kita
pelajari tentang…
Prinsip-prinsip Pelaporan Asesmen
51. Pelaporan Hasil Belajar
• Pelaporan hasil adalah bagaimana sekolah
mengkomunikasikan apa yang peserta didik ketahui, pahami,
dan bisa lakukan.
• Pelaporan menggambarkan perkembangan dari proses
pembelajaran peserta didik, mengidentifikasi area yang perlu
dikembangkan, dan berkontribusi pada efektivitas
pembelajaran.
52. Bentuk Pelaporan Hasil Belajar yang Efektif
Melibatkan orang-tua peserta didik, peserta didik dan pendidik
sebagai partner.
Merefleksikan nilai-nilai yang dianut oleh sekolah.
Menyeluruh, jujur, adil dan dapat dipertanggung jawabkan.
Jelas dan mudah dipahami oleh semua pihak.
53. Perbedaan pelaporan belajar dan pelaporan
hasil belajar
• Dalam bentuk pelaporan belajar, peserta didik lebih banyak
berperan dalam aktivitasnya.
• Pelaporan hasil belajar (rapor), dibuat oleh pendidik sebagai
analisis hasil belajar dalam bentuk tertulis dan langsung
dilaporkan ke orang tua peserta didik. Laporan hasil belajar
biasanya diberikan di akhir semester dan akhir tahun ajaran.
54. Pelaporan
Hasil Belajar (Rapor)
Rapor peserta didik PAUD minimal meliputi komponen:
1. Identitas peserta Didik,
2. Nama satuan pendidikan,
3. Kelompok usia,
4. Semester,
5. Informasi tumbuh kembang anak,
6. Deskripsi capaian pembelajaran, dan
7. Deskripsi perkembangan projek penguatan profil pelajar Pancasila
8. Refleksi orang tua
Komponen rapor peserta didik SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan MK/MAK
atau sederajat minimal memuat informasi mengenai:
1. Identitas peserta didik, 6. Nilai,
2. Nama satuan pendidikan, 7. Deskripsi,
3. Kelas, 8. Catatan guru,
4. Semester, 9. Presensi, dan
5. Mata pelajaran, 10. Kegiatan ekstrakurikuler.
Pada SD/MI, SMP/MTs,
SMA/MA dan SMK/MAK atau
sederajat, satuan pendidikan
dan pendidik memiliki
keleluasaan untuk menentukan
deskripsi dalam menjelaskan
makna nilai yang diperoleh
peserta didik.
Satuan pendidikan memiliki
keleluasaan untuk menentukan
mekanisme dan format
pelaporan hasil belajar kepada
orang tua/wali.
55. Bentuk Pelaporan selain Rapor
Contoh bentuk Pelaporan selain rapor
Portofolio
• Sebagai dokumentasi dari
hasil karya peserta didik.
• Isi portofolio adalah hasil
karya peserta didik yang
dipilih oleh peserta didik,
berdasarkan hasil diskusi
dengan pendidik.
• Portfolio bisa berupa foto,
video, infografis, poster atau
karya apapun yang bukan
berupa lembar soal -
jawaban. Portofolio peserta
didik SMK bisa berupa benda
kerja/produk hasil praktik.
Diskusi / Konferensi
• Berbagi informasi antara pendidik,
peserta didik dan orang tua.
• Sekolah perlu menentukan fungsi
dari suatu diskusi untuk dapat
mengembangkan struktur, dan
kegiatannya melibatkan menentukan
target belajar.
• Diskusi atau konferensi bisa dalam
struktur formal maupun informal.
Pameran Karya
• Sebagai perayaan proses
belajar peserta didik dan juga
sebagai asesmen sumatif.
• Pameran karya berisi proses
dari pembelajaran hingga
produk dari sebuah proyek
belajar.
• Pameran karya bisa
mengundang orang tua
peserta didik, komunitas
sekolah maupun
mengundang peserta didik
dan pendidik dari sekolah
lain untuk saling belajar dan
mendapatkan umpan balik
dari audiens yang lebih luas
selain pendidik kelas.
56. Laporan Hasil Belajar (Rapor)
Yang perlu diperhatikan dalam melaporkan hasil belajar:
• Waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan dan mengolah nilai lebih
singkat.
• Pengumpulan dan pengolahan hasil akhir lebih mudah.
Yang sebaiknya dihindari:
• Merekayasa hasil tanpa adanya bukti perkembangan pembelajaran.
• Bahasa yang kompleks dan terlalu ilmiah.
• Penggunaan kata atau kalimat negatif.
• Menilai dengan skor atau angka tanpa deskripsi kriteria.
58. Evaluasi Pembelajaran dan Asesmen
Melakukan refleksi pembelajaran dan asesmen pada masing-masing modul ajar.
• Pada kegiatan ini pendidik perlu melakukan refleksi terhadap pembelajaran dan asesmen yang telah
dilakukan pada masing-masing modul ajar, cermati bagian manakah yang telah tercapai dan belum.
Hasil asesmen formatif dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan kegiatan refleksi.
Mengidentifikasi apa saja yang sudah berhasil dan apa saja yang perlu diperbaiki.
• Identifikasi keberhasilan dapat dilakukan dengan memanfaatkan berbagai sudut pandang, seperti
kegiatan diskusi dengan teman sejawat, menggunakan data asesmen, maupun penilaian dari peserta
didik.
Menindaklanjuti dengan memodifikasi modul ajar selanjutnya.
• Modifikasi modul ajar tentunya dilakukan setelah kegiatan evaluasi pembelajaran dan asesmen,
pendidik dapat bekerja sama dengan teman sejawat untuk melakukan pengembangan berdasarkan
kebutuhannya.
59. Refleksi dan Tindak Lanjut
Pembelajaran dan Asesmen
Selanjutnya mari kita
pelajari tentang…
60. Refleksi dan Tindak Lanjut
Pembelajaran dan Asesmen
Refleksi Diri
1. Apa tujuan saya mengajar semester/tahun ini?
2. Apa yang saya sukai dari proses belajar mengajar semester/tahun ini?
3. Aspek/hal apa dalam pengajaran dan asesmen yang berhasil?
4. Aspek/hal apa dalam pengajaran dan asesmen yang perlu peningkatan?
5. Apa yang perlu saya lakukan tahun ini untuk hal yang lebih baik tahun
depan?
6. Apa saja tantangan terbesar yang saya hadapi dalam semester/tahun ini?
7. Bagaimana cara saya mengatasi tantangan-tantangan tersebut?
Kepala Sekolah bertujuan :
1. Membangun budaya reflektif, untuk
mendorong terjadinya refleksi atas proses
pembelajaran secara terus menerus dan
menjadi bagian yang menjadi bagian yang
tidak terpisahkan dari proses pembelajaran
itu sendiri.
2. Memberi umpan balik yang konstruktif,
untuk memberi masukan, saran, dan
keteladanan kepada pendidik untuk
peningkatan kualitas pembelajaran.
Refleksi Sesama Pendidik
1. Berdiskusi mengenai proses perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran (dapat menggunakan/menyesuaikan pertanyaan
untuk refleksi diri).
2. Mengamati proses pelaksanaan pembelajaran.
3. Melakukan refleksi terhadap perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran.
Refleksi oleh Peserta Didik bertujuan:
1. Membangun kemandirian dan tanggung jawab dalam proses
pembelajaran dan kehidupan sehari-hari.
2. Membangun budaya transparansi, objektivitas, saling menghargai, dan
mengapresiasi keragaman pendapat dalam menilai proses
pembelajaran.
3. Membangun suasana pembelajaran yang partisipatif dan untuk
memberi umpan balik kepada pendidik dan peserta didik.
4. Melatih peserta didik untuk mampu berpikir kritis.