1. Dampak
Bioteknologi di
Bidang Pertanian
Kiky Mey Putranty
Presented by
Disampaikan pada Matakuliah Bioteknologi Pertanian
Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Makassar
2. Bahasan
Dampak positif Bioteknologi di Bidang
Pertanian
Dampak negatif Bioteknologi di Bidang
Pertanian
Kebijakan Internasional dan sistem
standard untuk kemanan pangan
4. Dampak Positif
Bioteknologi di Bidang
Pertanian
Berikut adalah beberapa manfaat teknik rekayasa genetika dalam bioteknologi
pertanian:
Meningkatkan Produktivitas Tanaman
Bioteknologi membantu meningkatkan produktivitas tanaman dengan meningkatkan
kualitas tanaman seperti resisten penyakit dan meningkatkan toleransi terhadap
lingkungan yang kering. Peneliti dapat memilih gen untuk ketahanan terhadap penyakit
dari spesies lain dan memindahkan ke dalam tanaman target yang akan direkayasa.
5. Mengingkatkan Perlindungan Tanaman
Hal ini menyediakan solusi yang efektif terhadap
permasalahan hamanyang menyerang tanaman
seperti jagung, kapas, dan kentang telah berhasil
direkayasa genetiknya untuk menghasilkan protein
yang dapat membunuh serangga yang menjadi
hama
Dampak Positif Bioteknologi
di Bidang Pertanian
6. Meningkatkan Nilai Gizi
Bioteknologi dapat menjadi pilihan baru untuk meningkatkan nilai gizi, rasa
dan tekstur dari makanan.
Salah satu contoh tanaman transgenik yang berkembang adalah kedelai
dengan kandungan protein yang tinggi, kentang dengan kandungan
nutrisi yang lebih selain mengandung pati dan kacang-kacangan dengan
asam amino essensial yang lebih banyak.
Dampak Positif Bioteknologi
di Bidang Pertanian
7. Rasa yang lebih baik
Rasa dapat diubah dengan meningkatkan
aktivitas dari enzim tanaman yang mengubah
senyawa aroma menjadi senyawa yang
mempengarugi rasa. Salah satu contoh adalah
melon transgenik dengan rasa yang lebih manis
Dampak Positif Bioteknologi
di Bidang Pertanian
8. Buah yang lebih segar
Dengan rekayasa genetika dapat menghasilkan
buah yang tahan lama kesegarannya. sehingga
ketika sampai ditangan konsumen, nutrisi buah
nasih utuh dan tidak rusak
Dampak Positif Bioteknologi
di Bidang Pertanian
9. Toleran Herbisida
Herbisida umumnya merupakan senyawa kmia yang
digunakan untuk mengontrol tanaman hama. Peneliti
menyadari bahwa jika tanaman secra genetik di
rekayasa untuk dapat resisten terhadap herbisida ,
manajemen pengontrolan tanaman hama akan lebih
mudah dan lebih aman dibandingkan menggunakan
senyawa kimia.
Dampak Positif
Bioteknologi di Bidang
Pertanian
10. Tahan Virus
Bayak tanaman yang terinfeksi penyakit dikarenakan
virus, yang biasanya menyebar melalui isekta
(seperti aphids) dari satu tanaman ke tanaman yang
lain dalam satu lahan yang sama. Insektisida sering
hanya berdampak kecil pada penyebaran penyakit
yang disebabkan oleh virus ini. Sehingga teknik
rekayasa dapat menjadi solusi
Dampak Positif
Bioteknologi di Bidang
Pertanian
11. Menghambat pemasakan buah
Penghambatan pemasakan buah menarik bagi
produsen karena hal ini memungkinkan ada lebih
banyak waktu untuk pengiriman dari ladang
petani ke distributor maupun konsumen, dan
meningkatkan shelf life dari buah tersebut.
Dampak Positif Bioteknologi
di Bidang Pertanian
12. Ketika rekayasa genetika menghasilkan tanaman yang tidak
tergantung dgn penggunaan pestisida, kita telah mengurangi residu
pestisida di alam, kita mengurangi residu pestisida yang terlarut dlm air
tanah, dan meminimalisir petani terpapar senyawa berbahaya yg
terkandung dlm pestisida
Membantu meningkatkan kondisi kesehatan di negara berkembang
Manfaat bagi lingkungan
Manfaat bagi Negara Berkembang
Dampak Positif Bioteknologi
di Bidang Pertanian
Pertumbuhan tanaman panenan di negara industri dan negara
berkembang
13. Dampak Negatif Bioteknologi di
Bidang Pertanian
Masalah
sosial
Masalah yang
berkaitan
dengan Ekologi
dan Lingkungan
Dampak negatif yang ditimbulkan berpotensi merupakan dampak yang bersifat jangka panjang. Beberapa kelompok
pembela konsumen dan lingkungan hidup menuntut ditinggalkannya penelitian dan pengembangan rekayasa genetika.
yang mencakup beberapa masalah dan ketakutan :
Masalah yang
berkaitan
dengan
kesehatan
14. Masalah yang berkaitan dengan Kesehatan
Allergen dan Toksin
Resisten Antibiotik
Orang dengan allergi terhadap makanan biasanya tidak hanya bereaksi
dengan hanya satu atau beberapa jenis allergen pada satu atau dua jenis
makanan yang spesifik.
Masalah keamanan utama yang muncul sehubungan dengan teknologi
rekayasa genetika adalah risiko masuknya alergen dan racun ke dalam
makanan yang aman.
Gen resisten antibiotik adalah teknik yang memastikan bahwa suatu
pemindahan gen saat proses modifikasi genetik berhasil
Penggunaan penanda ini telah menimbulkan kekhawatiran akan munculnya
strain bakteri baru yang resisten terhadap antibiotik.
Meningkatnya penyakit yang resisten terhadap pengobatan dengan antibiotik
umum merupakan masalah medis yang serius bagi beberapa penentang
teknologi rekayasa genetika.
15. Ada keyakinan di antara beberapa penentang teknologi rekayasa genetika bahwa tanaman transgenik
mungkin melakukan penyerbukan silang dengan gulma sejenis, sehingga mungkin menghasilkan
“gulma super” yang menjadi lebih sulit dikendalikan.
Masalah yang Berkaitan dengan Ekologi dan
Lingkungan
potensi pelepasan gen dan gulma super
Kekhawatiran lainnya adalah pertanyaan apakah serangga hama dapat mengembangkan resistensi
terhadap fitur perlindungan tanaman dari tanaman transgenik.
Ada kekhawatiran bahwa adopsi tanaman Bt dalam skala besar akan mengakibatkan peningkatan
resistensi populasi hama secara cepat. Serangga memiliki kapasitas luar biasa untuk beradaptasi secara
selektif tekanan, namun sampai saat ini, meskipun penanaman sudah meluas tanaman Bt, tidak ada
toleransi Bt pada serangga hama sasaran telah terdeteksi.
resisten insektisida
Hilangnya Biodeversitas
Banyak pemerhati lingkungan, termasuk petani, sangat prihatin dengan hilangnya keanekaragaman
hayati di lingkungan alam kita. Meningkatnya adopsi tanaman yang dibudidayakan secara konvensional
menimbulkan kekhawatiran serupa pada abad yang lalu, yang menyebabkan upaya ekstensif untuk
mengumpulkan dan menyimpan benih dari sebanyak mungkin varietas tanaman utama.
16. Masalah Sosial
Teknologi “Terminor”
Pelabelan
Kebanyakan petani di AS dan negara lain membeli benih segar setiap
musim, khususnya tanaman seperti jagung, paprika hijau, dan tomat.
Siapapun yang menanam varietas hibrida harus membeli benih baru setiap
tahunnya, karena benih dari hibrida tahun lalu yang ditanam di pertanian
tidak akan menghasilkan tanaman yang identik dengan induknya.
Beberapa kelompok konsumen berpendapat bahwa makanan yang berasal
dari tanaman rekayasa genetika harus diberi label khusus. Di AS, makanan
tersebut saat ini harus diberi label hanya jika nutrisinya berbeda dari
makanan konvensional
17. Pada tahun 2005, dalam program internasional untuk
pengembangan masa depan Organisasi untuk Kerja Sama
dan Pembangunan Ekonomi, sebuah proyek diluncurkan:
“Prospek Pengembangan Bioekonomi pada tahun 2030”.
Prasyarat utama bagi pengembangan bioekonomi dalam
skala global adalah:
pertumbuhan populasi, pendapatan per kapita dan tingkat
pendidikan, terutama di negara-negara berkembang, di
mana, menurut perkiraan, pada tahun 2030, 97% dari 8,3
miliar penduduk dunia akan hidup;
peningkatan permintaan energi disertai dengan perlunya
tindakan untuk mengurangi efek rumah kaca;
penuaan populasi di UE, negara-negara BRIC, serta
meningkatnya kebutuhan pangan, sehingga tanaman dan
hewan transgenik akan digunakan untuk memproduksinya.
Kebijakan Internasional
dan Sistem Standard
untuk Keamanan pangan
18. Kebijakan Internasional dan Sistem Standard
untuk Keamanan pangan
Di tingkat internasional, Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) bertanggung jawab untuk
mengembangkan peraturan mengenai kebersihan dan keamanan pangan. Perjanjian Sanitasi
dan Fitosanitasi (Perjanjian SPE), yang disepakati oleh anggota WTO, mencakup berbagai
kegiatan yang berkaitan dengan perlindungan manusia dan hewan dari penyakit yang terkait
dengan penggunaan produk makanan. Perundang-undangan UE mencerminkan
kewajibannya terhadap Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan mematuhi persyaratan
Komisi Codex Alimentarius jika diperlukan
Perundang-undangan Eropa mengenai produk makanan dapat dibagi menjadi tiga
komponen utama berikut. Peraturan keamanan produk pangan yang mencakup bidang-
bidang seperti kebersihan produk pangan, bahan tambahan pangan, bahan yang
bersentuhan dengan produk pangan, jenis produk pangan baru, serta sistem pengendalian.
Kelompok hukum yang kedua berkaitan dengan informasi bagi konsumen, yang sebagian
besar disajikan pada label. Kelompok undang-undang ketiga yang menetapkan persyaratan
kualitas ditujukan untuk melindungi kualitas dan mencakup arahan “vertikal”, yaitu arahan
untuk produk susu, produk makanan, dan produk spesifik yang diproduksi di wilayah tertentu
19. Kebijakan Internasional dan Sistem Standard
untuk Keamanan pangan
Selama 15 tahun terakhir, pendekatan baru dan prinsip baru sistem standar keamanan
pangan internasional telah dikembangkan, yaitu:
Prinsip “dari pertanian ke meja (farm-to-table)” – sebuah pendekatan sistematis yang
mengontrol parameter keamanan pangan di semua tahap produksi – mulai dari perolehan
bahan mentah hingga konsumsi produk oleh pengguna akhir. Konsep farm-to-table adalah
sistem kendali mutu pangan dan pakan ternak terpadu yang dapat ditelusuri di semua tahap
produksi dan pengiriman pangan. Pangan yang aman adalah pangan yang tidak
menimbulkan risiko bagi kesehatan manusia dan hewan.
Prinsip “Ketertelusuran” dalam rantai pakan ternak dan produksi pangan. “Ketertelusuran”
adalah pendekatan sistematis yang mengontrol parameter keamanan pangan di semua
tahap produksi – mulai dari perolehan bahan mentah hingga konsumsi produk oleh pengguna
akhir.
Sistem Codex Alimentarius dan HACCP merupakan mekanisme utama untuk menjamin
kualitas dan keamanan pangan di WTO.
20. Kebijakan Internasional dan Sistem Standard
untuk Keamanan pangan
Undang-undang Rusia di bidang keamanan pangan memiliki struktur dan parameter kuantitatif
sebagai berikut:
Di bidang pengawasan veteriner (39, 10 di antaranya adalah Undang-undang Federal).
Di bidang pengawasan fitosanitasi (36, 5 di antaranya adalah Undang-undang Federal).
Di bidang penanganan pestisida, bahan kimia pertanian, dan pengendalian benih yang aman
(25, 3 di antaranya adalah Undang-undang Federal)
Di bidang perlindungan hak konsumen dan lingkungan hidup (22, 3 di antaranya adalah
Undang-undang Federal).
Total: lebih dari 120 dokumen hukum dasar, tidak termasuk peraturan teknis dan peraturan
sanitasi.
21. Kebijakan Internasional dan Sistem Standard
untuk Keamanan pangan
Di Indonesiakebijakan tentang tanaman transgenik diatur dalam:
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2005 TENTANG KEAMANAN
HAYATI PRODUK REKAYASA GENETIK
Ruang lingkup Peraturan Pemerintah ini mencakup pengaturan mengenai:
a. jenis dan persyaratan PRG;
b. penelitian dan pengembangan PRG;
c. pemasukan PRG dari luar negeri;
d. pengkajian, pelepasan dan peredaran, serta pemanfaatan PRG;
e. pengawasan dan pengendalian PRG;
f. kelembagaan; dan
g. pembiayaan.